You are on page 1of 20

MAKALAH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

“ BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY) ”


( Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Sumber Daya Air )
Dosen Pengampu : Dr. Eng. Bambang Bakri, ST., MT.

Oleh Kelompok 3 :

RIVALDO TANDI BUNGIN D011201161


MUHAMMAD AHSAN D011181357
GUSMIANTO BANGUN D011201012
DHYLAND AJHI PUTRA D011201046
ALIF REZQI ZUHAIR SADILI D011201079
JEREMI RAINART MALAFRUAN PAKONDO D011201097
NUR FADLY RAHMAN D011201138

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
SEMESTER AKHIR 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat
yang tidak ternilai harganya. Atas izinNya, penulis dapat yang berjudul Bangunan
Pelimpah (Spillway) dapat di selesaikan.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas akhir semester 2022/2023 dari
mata kuliah pengembangan sumber daya air. Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Bangunan Pelimpah
(Spillway).
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Eng. Bambang
Bakri, ST., MT. selaku dosen pengampu mata kuliah pengembangan sumber daya
air. Penulis juga mengucapkan terima aksih kepada pihak yang membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan
banyak kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahaan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
menghargai adanya kritik serta saran yang membangun dari pembaca apabila
menemukan kesalahaan dalam makalah ini.

Gowa, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

1.3 Tujuan dan Manfaat ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

2.1 Pengertian Bangunan Pelimpah (Spillway) .............................................. 3

2.2 Jenis dan Klarifikasi Bnagunan Pelimpah (Spillway) .............................. 8

BAB III Penutup ............................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 14

3.2 Saran ...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bangunan pelimpah berpintu Bendungan Sei Gong di

Kepulauan Riau Sumber: Media Indonesia, 2018 ..................................... 4

Gambar 2.2 Macam-macam jenis pintu Sumber: (Kumala, 2019) ................................ 5

Gambar 2.3 Peredam Energi USBR Tipe I .................................................................... 7

Gambar 2.4 Peredam Energi USBR Tipe II................................................................... 7

Gambar 2.5 Peredam Energi USBR Tipe III ................................................................. 8

Gambar 2.6 Peredam Energi USBR Tipe Iv .................................................................. 8

Gambar 2.7 Contoh ambang bebas.............................................................................. 10

Gambar 2.8 Contoh Bangunan Pelimpah Ogee ........................................................... 10

Gambar 2.9 Contoh Bangunan Pelimpah Luncur ........................................................ 11

Gambar 2.10 Contoh Bangunan Pelimpah Samping ................................................... 11

Gambar 2.11 Contoh Bangunan Pelimpah Corong...................................................... 12

Gambar 2.12 Contoh Bangunan Sifon......................................................................... 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangunan pelimpah atau spillway merupakan bangunan yang memiliki fungsi


untuk membuang kelebihan air waduk , sehingga air tidak melimpas dipuncak
bendungan (overtopping) yang dapat membahayakan bendungan, terutama
bendungan tipe urugan tanah. Kapasitas pelimpah tersebut harus didesain
menggunakan banjir dengan kala ulang tertentu, sesuai dengan NSPM
(Misalnya, untuk bendungan dengan tinggi > 40 m dan di hilirnya mempunyai
resiko tinggi, kapasitas pelimpah didesain dengan PMF). Bangunan pelimpah
tersebut juga dapat didesain dan dikombinasikan dengan bangunan pengeluaran
(pusat Pendidikan dan pelatihan sumber daya air dan konstruksi, 2017. hlm 25).

Bangunan pelimpah (spillway) adalah adalah bangunan hidrolik yang dibangun


untuk menyalurkan aliran banjir lewat bendungan dengan tanpa membahayakan
keamanan bendungan. Bangunan pelimpah (spillway) dapat berupa terkontrol
atau tidak terkontrol. Saluran pelimpah yang terkontrol dilengkapi dengan
gerbang yang dapat dinaikkan atau diturunkan. Sebaliknya, saluran pelimpah
yang tidak terkontrol tidak memiliki gerbang. Saluran tumpah yang terkontrol
memiliki keuntungan tertentu. Saat waduk penuh, level airnya akan sama
dengan level puncak spillway (bangunan pelimpah “spillway”,sisipil.com, 28
mei 2023,13:41).

Bangunan pelimpah adalah komponen yang paling utama pada sebuah embung,
sebab bangunan pelimpah akan membuang air yang berlebihan dari embung.
Ketika banjir terjadi arus akan berubah dari lambat menjadi cepat dengan energi
yang tinggi yang akan menyebabkan erosi pada alur di hilir kolam olak. Air
mengalir dengan kecepatan tinggi adalah dalam kondisi super kritik, harus
diperlambat dan diubah untuk menjadi aliran sub kritik, sehingga energi dapat
dikurangi agar air tidak mengikis alur di hilir kolam olak. Chanson (1992)
dalam Ari Praja (2009), melakukan penelitian tentang Stepped Spillway, dan
menghasilkan kesimpulan bahwa Stepped Spillway merupakan cara yang
sangat efektif untuk mengendalikan debit banjir dan secara signifikan dapat
meningkatkan kehilangan energi dan juga mereduksi panjang kolam olak
(Budinetro,Hermono suroto dkk, hlm.2).

1
Jadi bangunan pemlimpah atau spillway sendiri memounyai fungsi untuk
membuang kelebihan aliran air dengan tetap memperthanakan ketinggian air
yang telah di sesuaikan, agar dapat melindungi bendungan dari beban
maksimum yang dpat diterima oleh bendungan itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1) Apakah yang dimaksud dengan Bangunan Pelimpah (Spillway)?
2) Bagaimana dengan jenis-jenis bangunan pelimpah (spillway) pada kondisi
lapangan?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Sesuai dengan judul dan uraian di atas, maka tujuan yang diharapkan pada
penulisan tugas akhir ini adalah :
1) Untuk mengetahui definisi dari bangunan pelimpah sendiri
2) Untuk mengetahui jenis-jenis bangunan pelimpah (spillway)

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari “bangunan pelimpah (spillway)”


adalah:

1) Dapat dijadikan referensi tambahan untuk Mahasiswa Universitas


Hasanuddin dalam menyusun tugas akhir yang berkaitan dengan
perencanaan bangunan pelimpah (spillway) bendungan
2) Dapat menjadi bahan pelajaran bagi mahasiswa, terkhusus untuk kelas
pengembangan sumber daya air dalam mengenal bangunan pelimpah
(Spillway)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bangunan Pelimpah (Spillway)


Pelimpah (Spillway) merupakan salah satu bangunan pelengkap dari
bendungan yang berfungsi sebagai pengaman terhadap bahaya air banjir yang
melimpas diatas bendungan (overtopping). Selain itu, bangunan pelimpah juga
berfungsi agar debit hujan rancangan yang terjadi cepat mengalir sehingga debit
air tidak sempat meluas. Karakteristik aliran yang melewati bangunan pelimpah
akan tergantung kepada bentuk dan sifat pelimpah itu sendiri. Untuk
kepentingan bangunan air seperti bendungan dan bangunan air lainnya maka
perihal karakteristik aliran sangatlah penting untuk menentukan bangunan yang
akan dipilih sesuai kebutuhannya. Pengkajian tentang hal ini dapat dilakukan
melalui suatu penelitian terhadap aliran pada saluran terbuka berukuran kecil
yang melewati pelimpah dengan model bangunan pelimpah type ogee. Adapun
tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik aliran, pola aliran
dan energy spesifik yang terjadi pada bangunan tersebut. Pada penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa aliran air dapat mengalami perubahan ketinggian
karena adanya bangunan pelimpah dan berpengaruh pada karakteristik
alirannya. Dimana semakin tinggi muka air maka semakin besar kecepatan yang
terjadi.Pola aliran pada daerah hulu merupakan aliran sub kritis (FR<1)
kemudian menjadi kritis (FR = 1) pada saat melewati bangunan pelimpah.
Setelah melewati bangunan pelimpah maka aliran menjadi super kritis (FR > 1)
dan berangsur-angsur menjadi normal kembali pada saat berada di daerah
hilir.Energi spesifik yang dihasilkan pada bangunan pelimpah tipe Ogee juga
bergantung pada jenis pelimpah yang diberikan.

Bangunan pelimpah merupakan bangunan hidraulik yang digunakan untuk


melindungi kesatuan bangunan pada bendungan. Bangunan pelimpah berfungsi
untuk membuang kelebihan air pada bendungan sehingga terhindar dari
melimpasnya air pada puncak bendungan (overtopping). Pengendalian
pembuangan air pada pelimpah dibedakan menjadi dua jenis yaitu pelimpah
berpintu (gated spillway) dan pelimpah bebas (free overflow spillway) yang
cukup dikendalikan oleh mercu pelimpah itu sendiri. Dalam beberapa kasus
tertentu memungkinkan juga untuk merencanakan bangunan campuran
(sebagian berpintu dan sebagian tak berpintu). Kondisi ini terjadi apabila
bangunan dibuat di sungai yang sangat lebar dengan perbedaan debit yang
besar, atau bangunan dibuat di sungai dengan dasar air normal yang sempit
tetapi memiliki bantaran lebar yang digunakan jika harus mengalirkan banjir

3
tinggi. Berikut merupakan salah satu contoh bangunan pelimpah yang ada di
Indonesia yang ditunjukan oleh Gambar 2.1

Gambar 2.1 Bangunan pelimpah berpintu Bendungan Sei Gong di


Kepulauan Riau Sumber: Media Indonesia, 2018

Kapasitas suatu pelimpah didesain menggunakan banjir dengan kala


ulang tertentu sesuai dengan pedoman yang berlaku. Berikut merupakan
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain bangunan
pelimpah, seperti:
1) Debit inflow, frekuensi dan bentuk hidrografnya.
2) Tinggi mercu pelimpah rencana.
3) Kapasitas bendungan pada beberapa variasi permukaan.
4) Kondisi geologi dan kondisi lapangan lainnya.
5) Lokasi berupa lereng yang terjal atau curam.
6) Bekas galian yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan.
7) Daya dukung, stabilitas lereng, rembesan, uplift, dll.
Kondisi daerah hilir saat pelepasan air banjir juga perlu
mendapatkan perhatian khusus, terutama bila cukup padat populasinya
(resiko sangat tingi). Bangunan pelimpah terdiri dari beberapa bagian utama
diantara lain adalah pintu (gate), saluran pengarah aliran (controle
structures), saluran pengatur, saluran peluncur (chute, discharge carrier,
flood way), dan bangunan peredam energi (energy dissipator).
2.1.1 Pintu (Gate)
Bangunan pelimpah berpintu berfungsi untuk mengatur debit yang akan
dialirkan dari bendungan, sehingga perancangan dimensi sebuah pintu dan
cara pengoperasiannya harus sangat di perhatikan. Pelimpah berpintu ini
paling sedikit harus memiliki 2 pintu agar bangunan itu tetap dapat

4
berfungsi bila salah satu pintunya rusak. Oleh karena itu bangunan ini harus
teruji keamanannya saat mengalirkan debit maksimum apabila terjadi
kerusakan pada salah satu pintunya. Dalam pembuatan sebuah pelimpah
berpintu harus dirancang dalam kondisi kritis dimana sebuah pintu akan
rusak dalam kondisi tertutup. Ada berbagai jenis pintu yang dapat
digunakan diantaranya adalah pintu sorong, pintu rangkap, pintu radial, dan
lainnya yang dapat dilihat pada Gambar 2.2. Pada pintu radial (pintu
segmen) memiliki keuntungan yaitu tidak adanya gaya gesek yang harus
diperhitungkan. Oleh karena itu alat-alat angkatnya bisa dibuat kecil dan
ringan (Kumala, 2019).

Gambar 2.2 Macam-macam jenis pintu Sumber: (Kumala, 2019)


2.1.2 Saluran Pengarah Aliran
Saluran pengarah aliran bertujuan untuk mengarahkan aliran air agar
selalu tetap dalam kondisi hidraulik yang baik. Pada saluran ini kecepatan
aliran air yang masuk tidak boleh melebihi 4m/s dan lebar saluran didesain
semakin mengecil ke hilir. Kedalaman dasar saluran pengarah aliran harus
dibuat 1,5 kali lebih besar, atau sama dengan tinggi rencana limpasan di atas
mercu ambang pelimpah.
Perencanaan pengarah aliran tidak memiliki acuan yang digunakan
sebagai landasan pembuatannya, sehingga perencanaan saluran ini biasanya
didasarkan pada hasil pengujian model hidraulik.

2.1.3 Saluran Pengatur


Saluran pengatur merupakan bagian yang berfungsi untuk mengatur
debit air yang melewati bangunan pelimpah. Saluran ini digunakan untuk
menghantarkan air dari saluran pengarah menuju saluran peluncur.

5
2.1.4 Saluran Peluncur
Saluran peluncur merupakan bagian dari bangunan pelimpah yang
berfungsi untuk mengatur air agar tetap mengalir tanpa hambatan dari
saluran pengatur menuju bangunan peredam energi. Saluran ini harus dibuat
sedemikian agar aliran merata dengan tidak menimbulkan aliran silang dan
gejala kavitasi, juga harus dibuat dengan biaya ekonomis namun tanpa
mengurangi faktor keamanannya.

2.1.5 Bangunan Peredam Energi


Bangunan peredam energi adalah bagian dari bendungan yang
berfungsi untuk meredam energi air yang timbul akibat pembendungan agar
aliran air tidak menimbulkan penggerusan setempat yang membahayakan
bendungan dan kelengkapannya (Kumala, 2019). Aliran air yang datang
dari saluran peluncur merupakan aliran dengan kecepatan tinggi dengan
kondisi superkritis, jika aliran ini langsung mengalir kembali kedalam
sungai akan membahayakan kestabilan alur sungai tersebut. Oleh karena itu
dibutuhkannya bangunan peredam energi untuk memperlambat aliran
tersebut dari yang semula berjenis superkritis menjadi aliran subkritis,
sehingga energi dan daya gerusan yang besar bisa berkurang hingga
mencapai tingkat aliran yang normal kembali dengan adanya bangunan ini.
Pada dasarnya upaya untuk mengurangi energi pada suatu aliran air oleh
bangunan peredam energi ini adalah sebagai berikut:
1) Membuat loncatan air (hydraulic jump) di dalam ruang olakan.
2) Membuat gesekan antara air dan permukaan dengan menambah
kekasaran pada lantai dan dinding struktur salurannya.
3) Mengurangi energi pada air dengan membenturkannya baik itu dengan
udara maupun dengan benda fisik agar energinya berpindah ke benda
yang ditabraknya tersebut.
Peredam tipe USBR merupakan salah satu jenis bangunan peredam
energi, yang dikembangkan oleh United States Bureau of Reclamation
(USBR). Peredam energi tipe ini mempunyai tembok vertikal dengan lantai
yang biasanya panjang dan pada beberapa tipe dilengkapi blok-blok dan
ambang hilir biasa atau ambang hilir bergigi.
Pada tipe USBR sendiri terbagi lagi menjadi beberapa tipe yang
dibedakan berdasarkan alirannya dan kondisi konstruksinya sebagai
berikut:
1) USBR tipe I
Pada tipe ini memiliki ruang olakan datar dan bekerja dengan cara
melakukan benturan langsung antara aliran air dengan permukaan dasar
kolam sehingga 9 diperlukannya ruang olak yang lebih panjang. Peredam
energi tipe ini biasanya berdimensi kecil karena hanya sesuai dipakai

6
untuk debit aliran yang relative rendah (Q < 18,5 m3 /s/m), dengan
tekanan hidrostatis kecil (Pw < 60 m), dan bilangan Froude < 4,5.
Peredam energi tipe ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Peredam Energi USBR Tipe I


Sumber: (Sosrodarsono dan Takeda, 1977)

2) USBR tipe II
Pada tipe ini dilengkapi dengan gigi –gigi pemencar di pinggir udik dasar
kolam dan ambang bergerigi di bagian hilirnya. Tipe ini cocok untuk
aliran dengan tekanan hidraustatis yang tinggi (Pw > 60 m) , dengan debit
besar (Q > 45 m3 /s/m), dan bilangan Froude > 4,5. (Kumala, 2019).
Peredam energi tipe ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Peredam Energi USBR Tipe II


Sumber: (Sosrodarsono dan Takeda, 1977)

3) USBR tipe III


Tipe ini biasanya digunakan untuk bangunan pelimpah bendungan
urugan rendah, pada prinsipnya kerja ruang olakan ini sama dengan tipe
II tetapi biasanya digunakan untuk mengalirkan air dengan tekanan lebih
rendah, debit yang lebih kecil (Q < 18,5 m3 /s/m), kecepatan 4,5.
Biasanya ruang olakan tipe ini juga dipasang gigi pemancar aliran di tepi
udik dasar yang biasa disebut balok muka (chute blocks) dan gigi
penghadang aliran (gigi benturan) pada dasar ruang olakan yang biasa
disebut balok lantai (floor blocks/buffle blocks) untuk mengurangi

7
panjang ruang olakan. Peredam energi tipe ini dapat dilihat pada
Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Peredam energi USBR tipe III


Sumber: (Sosrodarsono dan Takeda, 1977)

4) USBR tipe IV
Pada tipe ini ruang olak di desain dengan gigi pemancar balok muka di
ujung hulunya yang bertujuan agar meratakan aliran air. Penggunaan tipe
ini cocok untuk aliran dengan tekanan hidrostatis yang rendah, debit yang
besar, dan untuk aliran super kritis dengan bilangan Froude antara 2,5 -
4,5. (Kumala, 2019). Peredam energi tipe ini dapat dilihat pada Gambar
2.6.

Gambar 2.6 Peredam energi USBR tipe IV


Sumber: (Sosrodarsono dan Takeda, 1977)

2.2 Jenis dan Klasifikasi Bangunan Pelimpah (Spillway)


Bangunan pelimpah (spillway) dapat berupa terkontrol atau tidak terkontrol.
Saluran pelimpah yang terkontrol dilengkapi dengan gerbang yang dapat
dinaikkan atau diturunkan. Sebaliknya, saluran pelimpah yang tidak terkontrol
tidak memiliki gerbang. Saluran tumpah yang terkontrol memiliki keuntungan
tertentu. Saat waduk penuh, level airnya akan sama dengan level puncak
spillway.

8
2.2.1 Jenis Pelimpah Berdasarkan fungsinya penggunaannya
Spillway diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Pelimpah Utama (Service Spillway)


Pelimpah utama dirancang untuk menyalurkan suatu aliran normal
atau banjir rencana. Jalur pelimpah ini diperlukan untuk semua
bendungan. Sebagian besar bendungan hanya menggunakan bangunan
pelimpah utama. Saluran pelimpah utama biasanya sangat kuat, struktur
tahan erosi yang sebagian besar terdiri dari beton bertulang dan lapis
pelindung rip-rap.

2) Pelompah Tambahan (Auxiliary Spillway)


Beberapa bendungan dengan lokasi yang tidak mencukupi
membangun bangunan pelimpah utama sendiri dengan kapasitas besar,
memerlukan jalur pelimpah tambahan. Umumnya, jalur pelimpah
tambahan dibangun secara bersamaan dengan bangunan pelimpah
utama. Walaupun jarang digunakan, pelimpah tambahan dioperasikan
sebagai saluran pelimpah sekunder untuk menambah kapasitas saluran
pelimpah utama, jika pelimpah utama tidak mencukupi mengalirkan
banjir desain. Spillway tambahan ini tidak dapat dibangun sendiri tanpa
adanya pelimpah utama.

3) Pelimpah Darurat (Ermegency Spillway)


Pelimpah darurat dirancang untuk memberikan perlindungan
tambahan terhadap perluapan bendungan atau mengalirkan muka air
waduk pada kondisi darurat. Dalam hal ini, pelimpah darurat beroperasi
ketika adanya keadaan darurat seperti kesalahan operasi atau tidak
berpungsinya pelimpah utama yang mungkin bisa terjadi kapan saja
selama umur bendungan.

2.2.2 Jenis Pelimpah Berdasarkan Bentuknya


Ada beberapa jenis bangunan pelimpah atau spillway berdasarkan
bentuknya yang akan dibahas secara singkat di bawah ini:

1) Ambang Jatuh Bebas (Free Overfall atau Straight Drop Spillway


Pada spillway jenis ini, air dengan jatuh bebas dari mercu pelimpah.
Kadang-kadang, mercu pelimpah diperpanjang dalam bentuk bibir yang
menjorok ke depan untuk mengarahkan aliran cukup jauh dari
permukaan bendungan. Bagian bawah tempatnya air yang jatuh
dilengkapi dengan ventilasi sehingga dapat mencegah terjadinya
pusaran air. Aliran biasanya terjun langsung ke dasar hilirnya, sehingga
dapat membentuk kolam dengan kedalaman tertentu. Sehingga, lantai

9
pelindung (apron) yang kedap air harus dibangun di sisi hilir untuk
melindungi struktur dari pengaruh gerusan. Terkadang, pada bagian sisi
hilir dibangun kolam olak (stilling basin) yang merupakan kolam buatan
kecil berfungsi sebagai peredam energi.

Gambar 2.7 Contoh ambang bebas

2) Ogee ( Overflow Spillway)

Gambar 2.8 Contoh Bangunan Pelimpah Ogee

Sebuah pelimpah ogee memiliki ambang yang bentuknya


menyerupai huruf S atau yang disebut dengan Ogee. Mercu pelimpah
dibuat menyesuaikan dengan profil nappe pada bagian bawah dari
semburan air dilengkapi dengan ventilasi/aerasi yang jatuh bebas dari
ambang yang tajam. Bagian bawah permukaan spillway bersinggungan
dengan kurva atas dan menopang lembaran air yang jatuh. Sehingga
mercu ini tidak akan memberikan tekanan sub atmosfer pada permukaan

10
mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencananya. Untuk
bagian hulu mercu bervariasi sesuai dengan kemiringan permukaan hilir.

3) Pelimpah Luncur (Chute Spiullway)

Gambar 2.9 Contoh Bangunan Pelimpah Luncur

Pelimpah luncur adalah saluran yang pembuangannya dialirkan dari


waduk ke bagian hilir permukaan sungai melalui saluran terbuka.
Biasanya, ditempatkan pada tumpuan yang berdekatan dengan
bendungan atau melalui pelana yang jauh dari lokasi struktur
bendungan. Saluran pelimpah ini biasanya terdiri dari saluran masuk,
struktur kontrol, saluran pembuangan, struktur terminal, dan saluran
keluar. Seringkali, sumbu saluran masuk atau saluran pembuangan harus
melengkung menyesuaikan dengan topografi lokasi. Kemiringan
saluran pelimpah dirancang sedemikian rupa sehingga aliran harus
selalu dalam kondisi superkritis. Untuk meredam energi dari loncatan
air di bawah mercu, sehingga peredam energi harus dibangun pada
pelimpah luncur.

4) Pelimpah Samping (Side channel Spillway)

Gambar 2.10 Contoh Bangunan Pelimpah Samping

11
Pelimpah ini mirip dengan pelimpah luncur, perbedaan antara
keduanya terletak pada sistem pengaliran airnya. Puncak pelimpah
samping terletak di salah satu sisinya, sedangkan puncak pelimpah
luncur terletak pada dinding kanan dan kiri pelimpah. Limpahan air
dialirkan ke bak bandungan yang sempit hingga membentuk sudut siku-
siku dan mengalir sejajar dengan puncak pelimpah.

5) Pelimpoah corong (Shaft Spillway)

Gambar 2.11 Contoh Bangunan Pelimpah Corong

Pelimpah corong adalah salah satu tempat aliran air masuk melalui
lubang yang posisinya horizontal, turun melalui corong vertikal atau
miring, dan kemudian mengalir melalui saluran atau terowongan
horizontal atau hampir horizontal hingga mencapai bagian hilir. Corong
yang dibangun dapat berupa buatan atau alami. Penggalian untuk corong
alami hanya mungkin dilakukan jika terdapat lapisan batuan keras di sisi
hulu. Saluran horizontal melewati badan bendungan atau melalui
fondasi bendungan.

6) Pelimpah Sifon (Siphon Spillway)

Gambar 2.12 Contoh Bangunan Sifon

12
Pelimpah sifon pada dasarnya adalah sistem saluran tertutup yang
berdasarkan prinsio aksi/tarikan sifon. Sistem saluran berbentuk tabung
U terbalik dengan kaki yang tidak sama dengan ujung saluran masuknya
pada tingkat penyimpanan waduk normal. Ketika permukaan air waduk
naik di atas permukaan normal, aliran air awal serupa dengan aliran di
mercu bendung. Aksi sifon terjadi setelah udara di belokan melalui
mercu ditarik oleh aliran air. Setiap kali tingkat naik di atas permukaan
normal, air masuk ke saluran dan dibuang ke hilir saluran dengan aksi
sifonik.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini, telah dijelaskan tentang bangunan pelimpah dan
peran pentingnya dalam mengatur aliran air. Bangunan pelimpah
berperan dalam mengendalikan banjir, menjaga keberlanjutan
sumber daya air, dan melindungi lingkungan dan masyarakat.
Berdasarkan hasil anilisi yang kami lakukan mengenai bangunan
pelimpah (Spillway) dapat di simpulkan sebagai berikut:
1) Pelimpah (Spillway) merupakan salah satu bangunan
pelengkap dari bendungan yang berfungsi sebagai pengaman
terhadap bahaya air banjir yang melimpas diatas bendungan
(overtopping). Selain itu, bangunan pelimpah juga berfungsi
agar debit hujan rancangan yang terjadi cepat mengalir
sehingga debit air tidak sempat meluas. Karakteristik aliran
yang melewati bangunan pelimpah akan tergantung kepada
bentuk dan sifat pelimpah itu sendiri.
2) Bangunan pelimpah terdiri dari beberapa bagian utama
diantara lain adalah pintu (gate), saluran pengarah aliran
(controle structures), saluran pengatur, saluran peluncur
(chute, discharge carrier, flood way), dan bangunan peredam
energi (energy dissipator).
3) Bangunan Pelimpah di bagi berdasarkan fungsinya dan
bentuknya. Berdasarkan fungsinya, bangunan pelimpah
terbagi atas 3 yaitu: (1) Pelimpah utama;(2) Pelimpah
tambahan,(3) Pelimpah darurat. Sedangkan berdasarkan
bentuknya terbagi atas 6, yaitu; (1) ambang jatuh bebas;(2)
Ogee; (3) Pelimpah Luncur;(4) Pelimpah samping; (5)
Pelimpah corong;dan (6) Pelimpah sifon.

3.2 Saran
1) Terus Tingkatkan Inovasi: Dalam penelitian dan
pengembangan bangunan pelimpah, diperlukan upaya untuk
terus meningkatkan inovasi. Dorong penelitian lebih lanjut
dalam bidang desain bangunan pelimpah yang lebih efisien,
menggunakan material yang lebih ramah lingkungan, dan
memanfaatkan teknologi canggih untuk mengoptimalkan
kinerja dan keberlanjutannya.

2) Bangunan pelimpah adalah proyek yang melibatkan


berbagai disiplin ilmu, seperti hidrologi, hidrolika,

14
rekayasa struktural, dan manajemen lingkungan. Sarankan
untuk mendorong kolaborasi dan pertukaran pengetahuan
antar disiplin ilmu ini guna memperoleh pemahaman yang
lebih holistik dan menghasilkan solusi yang lebih baik.

3) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya


bangunan pelimpah dan manajemen air yang berkelanjutan
penting untuk mencapai keberhasilan jangka panjang.
Sarankan penyuluhan dan pendidikan yang lebih luas
mengenai peran bangunan pelimpah dalam melindungi
masyarakat dari banjir, memastikan pasokan air yang
aman, dan menjaga keseimbangan ekos

15
DAFTAR PUSTAKA

BUDINETRO, Hermono Suroto, et al. A spillway structure with stilling basin type solid
roller bucket and baffle block at Embung Wonosari. 2010.

Kementrian PUPR. 2017. MODUL DESAIN BANGUNAN PELENGKAP PELATIHAN


PERENCANAAN BENDUNGAN TINGKAT DASAR. Pusat Pendidikan Dan
Pelatihan Sumber Daya Air Dan Konstruksi.

Sisipil.com.2021. Bangunan Pelimpah (Spillway): Jenis dan Klasifikasinya diakses pada


28 Mei 2023 dari https://www.sisipil.com/spillway-jenis-klasifikasi/.

SARWONO, Sarwono; KIRNO, Kirno. Penyempurnaan Desain Bangunan Pelimpah


Cileuweung Dengan Uji Model Hidraulik Fisik. Jurnal Teknik Hidraulik, 2014, 5.2:
139-150.

SALEH, Syam Sunniati; MUSA, Ratna; AS' AD, Hanafi. Kajian Karakteristik Aliran
Terhadap Bangunan Pelimpah Pada Saluran Terbuka. Teknik hidro, 2019, 12.2: 40-
52.

16

You might also like