Professional Documents
Culture Documents
Vxant
Komite Akreditasi Nasional
Lembaga Sertlfikasi Sistem Mutu
Certificate No. QSC 01469
LSSM-002-lDN
-2-
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
11. Manggala Agni Daerah Operasi yang selanjutnya disebut Manggala Agni Daops adalah
organisasi pelaksana operasional dalkarhutla yang dipimpin oleh Kepala Manggala Agni
Daops.
12. Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang selanjutnya disebut
Brigdalkarhutla adalah satuan kerja yang mempunyai tugas dan tanggung jawabuntuk
melaksanakan kegiatan pencegahan, pemadaman, penanganan pasca kebakaran, serta
dukungan evakuasi dan penyelamatan dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan
di lapangan.
13. Masyarakat PeduliApi yang selanjutnya disingkat MPA adalah masyarakat yang secara
sukarela peduli terhadap pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang telah dilatih
atau diberi pembekalan serta dapat diberdayakan untuk membantu pengendalian
kebakaran hutan dan lahan.
14. Sarana Prasarana yang selanjutnya disingkat sarpras adalah peralatan dan fasilitas yang
digunakan untuk mendukung pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
15. Sarpras Lainnya adalah sarpras untuk mendukung kegiatan pencegahan dan
pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
16. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi Sumberdaya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang
satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
17. Lahan adalah suatu hamparan ekosistem daratan diluar kawasan hutan yang
peruntukannya untuk usaha dan atau kegiatan ladang dan atau kebun bagi masyarakat.
18. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
19. Unit Pengelolaan adalah kesatuan pengelolaan hutan dan/atau lahan terkecil sesuai
fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.
20. Kesatuan Pengelolaan Hutan yang selanjutnya disingkat KPH adalah wilayah
pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara
efisien dan lestari, meliputi hutan produksi, lindung dan konservasi.
21. Direktur adalah direktur yang diserahi tugas dan tanggung jawab dibidang pengendalian
kebakaran hutan dan lahan.
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pada saat Peraturan ini berlaku, maka Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
KonservasiAlam Nomor P.4/lV-PKH 12013 tentang Prosedur Tetap Pengendalian Kebakaran
Hutan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal ADesember 2020
L,
SUGARDIMAN
:'.
iiurl
Tembusan Kepada Yth.:
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
2. Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
3. Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
4. lnspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
5. Eselon ll Lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan lklim;
6. Kepala Balai Lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan lklim;
7. Kepala Daops Lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan lklim.
Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan lklim
Nomor " ?'\a I Rt, lsek / K{'n^-( I pl aoat
Tentang Standar Operasional Prosedur Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan
DI DERAL
:t
t.-
SUGARDIMAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDI'P DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAIIAN II{IIM
DIREKTORAT PENGENDALIAN KEBAXARAN HUTIIN DAN LNIAN
2. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan patroli rutin dila-kukal secara harian dengan
Surat Tugas yang ditandatangani oleh Kepala Balai Unit
Pelaksana Teknis/ Kepala Satker pelaksana.
b. Koordinasi dengan para pihak.
c. Melakukan pergerakan sesuai rencana dan dapat meninjau
ulang perencanaan pergerakan sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat.
d. Mencatat semua data dan informasi dilapangan sesuai dengan
yang direncanakan atau menyesuaikarr dengan kondisi
setempat serta melakukan inventarisasi lokasi sumber-sumber
air.
e. Melakukan sosialisasi/ penyadartahuan/ kampalye melalui
anjangsana/ kunjungan ke rumah-ruma-h/ lapangan pada rute
patroli atau sasaran lokasi pelaksanaan kegtatan patroii.
f. Melakukan penyebarluasan informasi kepada pihak terkait
terhadap informasi SPBK, cuaca, kondisi ganbut, elnino,
resiko kerentalan kejadian karhutla darr lain-lain melalui
pemasangan bendera/ papan PBK/ metode lain yang sesuai.
g. Apabila menemukan api kecil, lakukan: Si-ze up, pemadaman
awa-[, pencatatan dan pelaporan. Apabila dinilai personil tidak
dapat mengendalikan api agar sesegera mungkin melaporkan
kepada pimpinan secara berj enjang.
3. Pelaporan
a. Membuat laporan insidentil (iangsung atau tidak langsung)
apabila diperlukan.
b. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan
c. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAI{AN IKLIM
DIREKTORAT PENGENDATIAN KEBAIGRAN TTUTAN DAN LAHAN
2. Bahan:
Bahan patroli mandid pencegahan karhutla, antara lain :
A. ATK;
b. Blalgko pelaporan;
c. Peta Wilayah Ke{a Daops dan peta lain yang diperlukan;
d. Setiap desa disediakan Sekretadat Posko Desa sebagai sarana
berkumpul, melakukan briefrng/ diskusi, dan tempat
beristirahat
e. Poster, IeaJlet, stiker dan sebagainya.
Hal Penting Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
patroli maldiri pencegahan karhutla yaitu :
1. Pelaksanaal kegiatan selalu menggacu pada protokol kesehatan
yang berlaku.
2. Melakukan monitoring dan informasi hotspot, cuaca, informasi
Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (SPBK) dari BMKG melalui
website http: / /siponsi.menlhk go.id serta informasi situasi
upd.ate lapangan, dan informasi lainnya terkait karhutla.
3. Memastikan sarana dan prasar€rna da-lkarhutla, personil, logistik,
anggaran dan sarpras pendukung lainnya memadai dal siap
digunakan.
4. Mengutamakan keselamatan kerj a
-2
5. Menyampaikal laporan perkembalgaa di lapangan secara cepat
dan berjenjaag baik secara lisan, tertulis, foto maupun video.
6. Melengkapi dokumen administrasi kegiatan seperti Surat Tugas,
dokumentasi kegiatal dan Jurnal hariaa.
Pengertian Beberapa pengertian terka-lt dengan patroli mandiri pencegahan
karhutla yaitu:
1. Hutan adalah suatu kesatuar ekosistem berupa hamparan Iahan
berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya, ya.ng satu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan.
2. Lahan ada-la-h suatu hamparan ekosistem daratal diluar kawasan
hutan yang peruntukannya untuk usaha dan atau kegiatan
ladang dan atau kebun bagi masyarakat.
3. Manggala Agni ada.lah organisasi pengenda-1ian kebakaran hutan
dal lahan pada tingkat Pemerintahan Pusat yang mempunyai
tugas dan fungsi pencegahal, pemadaman, penanganan pasca
kebakaran, dukungan evakuasi dan penyelamatan, serta
dukungan manajemen yang dibentuk dan menj adi tanggung
j awab Menteri.
4. Daerah Operasi yang selanjutnya disebut Daops adalali organisasi
pelaksana tugas teknis Manggala Agni di lapangan yang dipimpin
oleh Kepala Daops yang bertanggung jawab pada Direktur
Jenderal;
5. Masyarakat Peduli Api yang selanjutnya disingkat MPA adalah
masyarakat y€rng secara sukarela peduli terhadap pengendalian
kebakarar hutan dan lahan yang telah dilatih atau diberi
pembekalan serta dapat drberdayakan untuk membantu
pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
6. Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahal yang
selanjutnya disebut Brigdalkarhutla ada.lah satuan kerja yang
mempunyai tugas dart tanggunglawab untuk melaksanakan
kegiatan pencegahan, pemadarnan, penanganan paska
kebakarar, serta dukungan evakuasi dan penyelamatan dalam
pengenda-1ian kebakaran hutan dan lahan di lapangan.
7. Patroli adalah kegiatar pengawasan yang dilakukan oleh
Manggala Agni dan semua pihak dalam rangka pencegahan dan
pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
8. Patroli Mandiri Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan adalah
pergerakan trm yang terdiri dari Manggala Agni/ ASN/
Brigdalkarhutla, MPA, Tokoh Masyarakat/ LSM serta pihak
terkait ke wilayah ke{a untuk mencegah, mengetahui, dan
memadamkan secara dini kebakaran hutan, dengan
menggunakan sarana sesua-i dengan kondisi setempat.
9. Pengenda-lian Kebakaran Hutan dan Lahan atau selarrjutnya
disebut Dalkarhutla adalah semua usaha pencega-hall,
pemadaman, penanganan pasca kebakaran, dukungan evakuasi
dan penyelamatan, dal dukungan manajemen pengendalial
kebalaran hutan dan/atau lahal.
l0.Pencegahan kebakaran hutan dan lahaa adalal semua usaha,
tindakan atau kegiatan yang dilakukan untuk mencegah atau
menguran gi kemun gkrnan terj adinya keba-karan hutan dan / atau
1ahan.
I l.Tim Patroli Mandiri Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan
adalah tim yang beranggotakan 5 orangr yang dapat berasal dari
komponen Malggala Agni, ASN, Brigdalkarhutla, MPA, Tokoh
-3
Masyarakat/LSM serta pihak terkait yang ditugaskan oleh Kepala
Unit Pelaksana Teknis/ Satker.
Prosedur 1 Persiapan
a. Menetapkan desa sasaran patroli;
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatal meliputi: tata
waktu, lokasi sasaran, jumlah personil, kebutuhan logistik,
bahan dan alat yang diperlukan, arrggalar, / pembiayaan,
sarana transportasi perlengkapan diri maupun kelompok dan
dokumen administrasi pendukung.
c. Merencanakan koordinasi dengan para pihak dalam rangka
dukungan petugas dalam tim patroli
d. Tim pelaksana menyiapkan Surat Tugas (ST), Peta Kerja,
blanko pelaporar pelaksanaan kegiatan, dan berkas-berkas
lainnya yang diperlukar.
e. Menyiapkan a-[at dan bahan.
f. Menyiapkan anggota tim sebanyak 5 (lima) orang yang terdiri
dari Manggala Agni dan atau unsur lainnya seperti ASN,
Brigdalkarhutla, MPA, Tokoh Masyarakat/ LSM serta pihak
terkait
2. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan patroli dilakukan dengan jangka wa-ktu 5 (lima)
atau 10 (sepuluh) hari yang ditetapkan dengan Surat Tugas
yang ditandatangani oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis/
Satker.
b. Tahapar pelaksarraan patroli terdiri dari:
1) Melakukan koordinasi dengan para pihak di tingkat desa;
2) Melakukan pertemuan dengan masyarakat dengan tujuan
memperkenalkan kegiatan dan pelaksana, memfasilitasi
diskusi pemetaan wilaya-I. rawar desa secara paftisipatif,
memetakan stakeholder terkait da.lam pelal<sa-naan
pengendalian kebakaran hutan dan lahan tingkat desa,
mendorong pembentukan organisasi pengendalian
kebakaran hutan dan lahan di tingkat desa.
3) Pelaksanaa,n kegiatan:
a) Mendatangt sasaran terpilih dan memberikan
sosia-lisasi, penyuluhan serta membagikan brosur,
leaI1et, dsb;
b) Mengumpulkan informasi terkait kebakaran hutan
dan lahan;
c) Mengumpulkan/menginventarisasi datapotensi desa;
d) Memantau kondisi lingkungan terutama pada wilayah
rawan kebakaran dan aktivitas yang ada di lokasi
tersebut;
e) Mela-kukan pemadarnan awal pada saat menemukan
kebalaran awal;
f) Melaporkan pelaksanaan tugas sesuai format
terlampir secara harian dan setiap pergantian tugas.
3. Pelaporan
4
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat
Pusat, Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan Daops Manggala Agni/ Brigade
Pengendalian Karhutla/Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan I para pihak
terkait da-1am melakukan patroli terpadu pencegahan kebakatan hutan dan
lahan.
Tujuan Agar kegiatan patroli terpadu pencegahan keba-karan hutan dan lahan yang
dilakukan dapat berja.lan secara efektif dan efisien serta mencapai tujuan
pelaksanaan kegiatan ya-kni:
1. Meningkatkan upaya deteksi dini pada area-l rawan kebakaral meliputi :
a. Area bekas terbakar (desa rawan, APL, kawasan konservasi, dan
hutan lindung)
b. Kawasan yang diberi salksi (pencabutan hak penguasaan hutan,
pencabutan izin lingkungan, pembekuan izin, dan paksaan
pemerintah).
2. Memperkuat kegiatan sosia-lisasi pencegahan karhutla
3. Mewujudkan kehadkan pemerintah dalam pencegahan karhutla
4. Melakukan pemadarnan dini kebakaran hutan da-n lahan
Ruang Seluruh Kegiatan yang terkait dengan proses patroli terpadu pencegahan
Lingkup kebalaran hutan dan lahan
Alat dan Alat yang dibutuhkan dalam kegiatan ini ada.lah sebagai berikut:
Bahan
1. Kendaraan Patroli roda 2 dan atau moda transportasi larnnya;
2. F-J,at Komunikasi, navigasi dan dokumentasi;
3. Peta Wilayah Ke{a Daops;
4. ATK;
5. Blangko pelaporan;
6. Perlengkapan pribadi lapalgan (sepatu, pakaian lapangan, dan lain
sebagainya); dan
7. Logistik personil.
8. Setiap desa disediakan Sekretariat Posko Desa sebagai sarana berkumpul,
melakukan briefing, dan tempat beristirahat
Bahan yang dibutuhkan berupa bahan-bahan sosia-lisasi altara lain berupa
poster, leaJlet, stiker dan sebagarnya.
HaJ Penting Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan patroli
terpadu pencegahan kebakaran hutan dan lahan yaitu:
3-
d. Surat permohonan anggota tim dari kepa.la UPT lingkup Kementerian
LHK kepada pihak terkait;
e. Tim pelaksana menyiapkan Surat Tugas (ST), Peta Kerja, blanko
pelaporan, dan berkas larnnya yang diperlukan.
f. Pembiayaal diselesaikar mela-lui penanggung j awab kegiatan setelah
penanggung jawab kegiatal menerima dari bendahara.
C. Penyrapan alat dan bahan.
2. Pelaksarraan
a Pelaksanaal patroli dilakukan secara bergantian tim dengan jangka
waktu 5 (lima) atau 10 (sepuluh) hari yang ditetapkal dengan Surat
Tugas yang ditandatangani oleh Direktur PKHL sebagai KPA atau
Kepala Balai PPI dan KHL untuk anggaran pelaksanaan bersumber dari
DIPA Balai PPI dan KHL;
b Tim pelaksana:
1. Komposisi tim 6 (enam) orang:
Rincial anggota tim pelaksana patroli terpadu adalah Manggala
Agni/ Brigdalkarhutla (2 orang), unsur pemerintahan daerah (1
orang), anggota TNI (1 orarrg), anggota POLRI (1 orang), tokoh
masyarakat (1 orang).
2. Komposisi tim 5 (hma) orang:
Rincian anggota tim pelaks
Agni/ Brigdalkarhutla (2 or
POLRI (1 oraltg), dan tokoh
3. Komposisi tim ini bersifat
kebutuhan di lapangan dan k
mewakili unsur KLHK (M
POLRI dan masyarakat (d
masyarakat / aparat desa/a
I
e)
kebakaran awal;
fl Melaporkan pelaksanaan tugas sesuai format terlampir secara
hariaa dan setiap pergantian tugas.
3. Pelaporar
a. Pen5rusunan dan penyampaian laporan pelaksanaan patroli harian :
4-
1) Laporan harian disampaikan secara bertingkat mulai dari Posko
desa ke Posko Daops/ Brigdalkarhutla dan dari Daops/
Brigdalkarhutla ke Posko Pusat PKHL, tembusan ke Balai;
2) Laporan dari Posko Daops/ Brigdalkarhutla ke Posko Pusat PKHL
dalam bentuk rekap laporan dari posko desa dan disampaikan di
kana-1 WAG Forum Kadaops/ media komunikasi yang telah
ditentukan/ disepakati;
3) Data inventarisasi kondisi dan potensi desa diinput meldtti google
sheet oleh admin yang telah ditunjuk oleh Direktur PKHL;
4) Laporan harian tiap posko desa dilampiri dengan dokumentasi
kegiatan pada hari tersebut;
5) Setiap fase 30 hari kerja dilakukan eva-Luasi penyimpulan kegiatan
dr setiap desa dal dilaporkan ke Direktorat PKHL;
b. Penyusunan dan penyampaian laporan pelaksanaan tugas patroli
dikirimkan ke Balai/ Satker pada setiap akhir fase kegiatan;
4. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk mengevaluasi
pelaksanaan patroli terpadu pencegahal kebakaran hutan dan lahan
sebagai bahan rekomendasi pelaksanaan kegiataa selanjutnya.
5-
FORMAT LAPORAN HARIAN VIA WHATAPPS GRuP
TIM PATROLI TERPAI)U PENCEGAHAN
I{EBAXARAN HUTAN DAN LAHAN
Regu
Hari/Tgl
l.PELAKSANA PATROLI
c. Tindak lanjut
6. I{EGIATAN PEMADAMAN
a. Koordinat:. Desa........Kec.......Kab.....
b. Kondrsi lokasr :
c. Tindak lanjut
7. KEGIATAN SOSIALISASI DAN PENYADARTAHUAN
8, KESIMPULAN
9. DOKTIMENTASI KEGIATAN
6-
DATA D/IN INFORMASI DESA RAWAN KEBAKARAN IIUTAN DAN LAHAN
Daops :
PROVINSI
Kabupaten/ Kota I
Kecamatan I
Desa/Kelurahan
a. Bumbg Bucket
b. Camera
c. GPS
d. Kompas
e. Alat komunikasi darat-udara
f. Drone/ ultra light tike/ helikopter lfxed uings
2. Bahan :
Bahan patroli udara da.lam rangka pencegahan karhutla, antara
lain:
a. ATK
b. Koordinat Hot spot
c. Peta
d. Form isian
Ha1 Penting Hal-hal penting yang perlu diperhatikal dalam pelaksanaan
kegiatan patroli udara dalam rangka pencegahal karhutla yaitu :
2-
1. Pelaksanaan kegiatan selalu menggacu pada protokol kesehatal
yang berlaku.
2. Pelaksalaan kegiatan harus memperhatrkarr kondisi cuaca,
besaran kebakaran, kabut asap, topograpi dan j arak tempuh.
3. Memperhatikan sistem komando insiden (ICS).
4, Komunikasi yang intensif antara kru darat darr udara.
5, Koordinasikal kegiatan patroli pencegahal dengan instansi
terkait.
Pengertian Patroli udara adalah suatu kegiatan pengawasan wilayah kerja
dengan menggunakan pesawat ftxed wings, helikopter, uttra light
tike, atan pesawat tanpa awak/drone dan fasilitas pendukung
larnnya seperti kamera, GPS, peta dll untuk mengecek dan
mengetahui kondisi aktual karhutla terkini serta upaya
penanganannya.
Prosedur 1. Persiapan
a. Mempersiapkan dan mengecek kelengkapal a-lat dan bahan.
b. Mempersiapkan dokumen administrasi.
c. Mempersiapkan kebutuhan logistik selama tugas.
d. Mempersiapkan personil (dapat lintas instansi/ sektoral)
e. Melaksalakan koordinasi interna.l maupun eksternal sej ak
awa.l.
f. Menyusun rencana tata waktu, anggaran, target dan rute
lokasi yang akan diawasi atau akal ditangani
2. Pelaksanaan
a. Pengecekan kesrapan dan kelengkapan sebagaimana
dimaksud pada butir t huruf a,b,c darr d.
b. Pengecekan ulang rute wilayah yang akan dilakukan
pengawasan.
c. Melaksanakan koordinasi lanjutan intemal dan eksternal.
d. Melakukan briehng personil patroli udara.
e. Hal-ha1 yang harus dikerj akan dalam pelaksanaan patroli
udara meliputi :
I. Pengawasan udara sesuai dengan rute yang
direncana-kan dal bilamana diperlukan dapat dilakukart
perubahan rute sesuai situasi dan kondisi.
2. Mengumpulkan data dan informasi melalui pengamatan
visual dan pemotretan dari udara (Foto udara)
3. Membuat deskripsi lapangan terhadap titik-titik yang
diawasi.
4. Melaporkan hasil deskripsi secara lalgsung melalui radio
komunikasi atau secara tidak langsung.
5. Jika ditemukan titik api, bagi patroli udara yang
menggunakal helikopter atau .frxed uings dapat
melakukal water bombrng.
3. Pelaporan dan dokumentasi
a. Membuat laporan insidentil (langsung atau tidak langsung)
apabila diperlukan.
b. Membuat laporan pelaksanaan patroli udara
c. Dokumentasi pelaksanaan patroli udara
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM
DIR.EKTORAT PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Maksud Memberikal pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komaldo Tingkat
Pusat, Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan Daops Manggala Agni/ Brigade
Pengendalian Karhutla/Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan / para pihak
terkait da-lam pembuatan peta rawan kebakaran hutan dan lallan.
Tujuan SOP ini dibuat dengan tujuan agar pembuatal peta rawan karhutla sesuai
dengan tata cara pembuatan peta yang baik da;r dapat
dipertanggungjawabkan, serta dapat menghasilkan jenis peta rawan
karhutla yang:
1. Informatif (mudah dipahami) dan up to date lmenyesuaikan dengan
perkembargan situasi dan kondrsi terkini)
2. Dapat menj adi dasar pelaksanaan kerja tugas lajnnya
Ruang Peta rawan karhutla di lingkup wilayah kerjanya masing-masing, yang
Lingkup bersifat sederhana dan merupakan penjabaran dari peta rawan karhutla
yang resmi dikeluarkan oleh Direktorat PKHL secara periodik.
Metode Pembuatan Peta dilakukan dengan manual atau dengan komputerisasi
Alat dan 1. Alat :
bahan Peralatan pembuatar peta rawan karhutla antara lain :
a. Perangkat komputer dengan program/aplikasi khusus pemetaan
b. Printer
c. Plotter
d. Alat gambar manua-1 (pensil, pulpen, penggaris dll)
2. Bahan
Bahan pembuatan peta rawan karhutla, antara lain
a. ATK
b. Peta dasar dengan skala minimal I : 25O.OOO/ 1 : 5O.OOO, dsb
HaI Penting Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatal
pembuatan peta rawan karhutla yaitu:
1. Pelaksanaan kegiatan selalu mengacu pada protokol kesehatan yang
berlaku.
2. Peta rawan karhutla yalg resmi drkeluarkal oleh Direktorat PKHL
secara periodik untuk memberikan arahan operasional tingkat Balai
PPIKHL/ Daops/ Brigade Pengenda-1ian Kebakaran Hutan dan Lahan /
Unit Pengelolaan Hutan.
3. Sejarah karhutla di wilayah ke{a.
4. Seiarah distribusi hot spot dt wilayah keria.
2-
5. Dinamika masyarakat.
6. Peta FDRS setahun atau beberapa tahun.
7. Catatan partauan cctv di wilayah kerja masing-masing
8. Laporal masya-ralat.
9. Informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkal.
Pengertian Peta rawan kebakaran sederhala adalah peta yang memuat informasi
pokok indikasi wilayah rawan karhutla di wilayah keda Balai PPIKHL/
Daops/ Brigade Pengenda.lian Kebakaran Hutan darr Lahan/ Unit
Pengelolaan Hutan.
Prosedur 1. Persiapan
a. Alat
1) Memastikan komputer telah terinstall aplikasi khusus
pemetaan (Arch GIS, Arch View).
2 Memastikan printer dapat berfungsi secara baik.
3 Penyediaan alat gambar manua-l (pensil, pulpen, penggaris dll)
b. Bahan
1) Menyiapkan ATK
2) Menyiapkan peta dasar dengan minimal skala 1 : 50.000.
3) Peta \,\rilayah kerj a Balaj PPIKHL Non Daops/ Daops/Brigade
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan/Unit Pengelolaan
Hutan
4) Peta titik lokasi kejadian kebakaran hutar tiga tahun terakhir
5) Peta sebaran kedalaman gambu t
6) Peta fungsi kawasar hutan dan lahan
7l Peta hujan di Indonesia berdasarkal stasiun pengamatan
hujan (BMKG)
8) Peta tutupan lahalr
9) Peta dasar tematik kehutanan ska-1a 1 :50.000
10) Peta RBI ska-la 1:50.OOO
1 1) Peta batas administrasi pemerintahan desa
12) Informasi pendukung lainnya : aksesbilitas penduduk, data izin
pemanfaatan hutan, dan data lainnya.
2. Pelaksanaan
a. Mengeplotkan ke dalam peta dasar minima-l ska-la 1 : 5O.OOO
meliputi :
1) Peta wilayah kerja Balai PPIKHL/ Daops/ Brigade Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan/ Unit Pengelolaan Hutan
2l Peta titik lokasi pemantauan hotspot tiga tahun terakhir
3) Peta trtrk lokasi kei adian kebakaran hutan tiga tahun terakhir
3-
I
3. Pelaporan dan Dokumentasi
4-
a. Alat peraga
b. Clip chart
c. Papan tulis
d. Alat pendukung kegiatan PLTB (menyesuaikan)
2. Bahan
Bahan pendampingan pembukaan/penyiapan/pengelolaan lahan
tanpa bakar (PLTB) antara lain :
A. ATK
b. Buku panduan.
HaJ Penting Hal-hal penting terkait dengarr pendampingan pembukaan/ penyiapan/
pengelolaal lahan tanpa bakar (PLTB) antara lain :
1. Pemahaman terhadap kondisi sosial ekonomi budaya karakteristik
masyarakat
2. Memahami pelaksanaan PRA
3. Memahami teknik fasrlitasi dan dampingarr
2-
4. Dukungan kebij akan pelaksanaan PLTB.
Pengertian Beberapa pengertian terkait dengan pendampingan pembukaan/
penyiapa-n/pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB) antara lain :
1. Pendampingar ada1ah suatu proses pemberian kemudahal (fasilitas)
yang diberikan pendamping kepada masyarakat (MPA) da-lam
mengidentifrkasi kebutuhan dan memecahkan masa-lah serta
mendorong tumbuhnya inisiatif dalam proses pengambilan
keputusan dalam hal PLTB, sehingga kemandirian masyarakat (MPA)
dalam hal peiaksanaan PLTB secara berkeianjutan dapat diwujudkan
2. Masyarakat Peduli Api (MPA) ada.lah masyarakat yang secara
sukarela peduli terhadap pengendalian kebakaran hutan dan lahan
yalg telah dilatih atau diberi pembekal.an serta dapat diberdayakan
untuk membaltu pengendalian kebakaran hutan dan lahan
Prosedur 1. Persiapan
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
b. Menyiapkan administrasi persuratan
c. Menetapkan alternatif beberapa calon lokasi dan sasaran peserta
pendampingan PLTB
d. Mengumpulkan data dan informasi
e. Menginventarisasi kebutuhan bahan darr peralata-n serta
perlengkapan.
f. Koordinasi awal dengan para pihak.
2. Baharr
Bahan pembuatan briket, maggot, cuka kay'u dan kompos dalam
ralgka pendampingan/pembinaal PLTB antara Iain :
a. ATK
b. Briket arang meliputi ranting kayrr, daun atau potonga-n kaJru,
kertas, kompos, limbah pertanian lainnya
c. Maggot meliputi la-lat BSF
d. Cuka kayu meliputi potongarl kayu, ranting kayu
e. Kompos meliputi bekatul, pupuk kandang, Larutan EM.4,
plastik/terpaJ.
Ha1 Penting Hal-hal penting terkait pembuatar briket, maggot, cuka ka),u dan
kompos dalam rangka pendampingaa/pembinaan PLTB antara lain :
1. Pelaksanaan kegiatan se1a1u mengacu pada protokol kesehatan
yang berlaku.
2. DaJa,rn teori segitrga api terdapat 3 unsur utama untuk terjadinya
kebakaran hutan dan lahan yakni oksigen, sumber panas dan
bahan bakaran
2-
3. Sa-lah satu bentuk pengelolaar bahar bakaran adalah dengan
memanfaatkan bahan bakaran tersebut menjadi briket, maggot,
cuka kayr dan kompos, dengan harapan akan menurunkan tingkat
kerawanan ka-rhutla.
4. Pengetahuan tentang briket, maggot, cuka kay.u dan kompos
meliputi bahan baku yang baik, proses yang benar, kualitas hasil,
pengemasan dan pemasaran.
5. Pengetahuan tentang kompos meliputi bahan baku yang baik,
proses y€rng benar, kualitas hasil, pengemasan dan pemasaran.
6. Pemilihan lokasi untuk demonstrasi plot.
7. Pemilihan kader yang tepat sasa-ran.
8. Pemilihan waktu yang memungkinkan partisipasi masyarakat
besar.
Pengertian Pelatihan pembuatan briket, maggot, cuka kayrr dan kompos
merupakal sa.lah satu kegiatan dalam pendampingan/pembinaan PLTB
dilingkungan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Prosedur 1. Persiapan
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan sekurang-kurangnya
memuat latar, belakang, maksud dan tujuan, waktu, lokasi,
calon peserta, narasumber, kurikulum silabus, Rincian
Anggaran dan rencarra pelaksalaan.
b. Menyrrsun materi bahan aj ar sesuai kurikuium dan silabus.
c. Menyiapkan administrasi persuratan sesuai dengan rencana
pelaksana kegiatan.
d. MenJrusun SK KPA tentang penunjukan dan besaran honorarium
partitia, narasumber, instruktur dan peserta dan surat-surat
terkait keuangan lainnya.
e. Koordinasi dengan para pihat yang terkait.
f. Survey lokasi tempat pelatihan/ simulasi/demontrasi plot.
g. Menentukan target desa-desa sasaran dan kelompok masyarakat
yang akan diberikan pelatihan/inhouse training PLTB.
Diprioritaskan bagi anggota MPA/kelompok masyarakat lainnya
yang peduli dan aktif bekerjasama dengan Manggala Agni dalam
pengendalian kebakaran hutan dan la-["an.
h. Melakukan kemitraan dengan pihakterkait
(perusahaan/lembaga swadaya masyarakat/pemerintah daerah)
pendampingan dan peningkatan pedapatan masyarakat.
2. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan kegiatan selalu mengacu pada protokol kesehatan
yang berlaku
b. Memastikan tempat/lokasi kegratan, a-lat bantu peraga, alat
belaj ar mengajar tersedia.
c. Memastikan kehadrran narasumber/tim instruktur, pendamping
instruktur dan peserta.
d. Memastikan kegiatan pelatihan (teori dan praktek) sesuai dengErn
susunan aca-ra, j adwa.l pelatihan, kurikulum/ silabus yang
direncanakan. Da-lam kondisi tertentu dapat dilakukan
penyesuaian terhadap rencana pelaksanaan.
e. Melakukan evaluasi kegiatan.
f. Penutupan.
3
SOP PELATIHAN PEMBUATAN DAI{ KEUIIRAUSAHAAN ASAP CAIR ICUI{A KAYUI DALAM
RANGKA PEI{DAMPINGAN / PEMBINAAN PLTB
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat
Pusat, Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan Daops Manggala Agni/ Brigade
Pengendalian Karhutla/Unit Pengelolaal Hutan atau Lahaon I para pihak
terkait lainnya dalam melakukan pelatihan pembuatan asap cair (cuka kayr:)
da-1am rangka pendampingan / pembinaan penyiapan lahan tanpa bakar.
Tujuan SOP ini dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan pelatihar pembuatan asap
cair (cuka kay.r) PLTB dapat berjalan dengan benar, terarah dan tepat
sasarzrn, serta mencapai tujuan pelaksanaannya dalam rangka untuk:
1. Berubahnya pola berflkir dan perilaku masyarakat da,lam membuka la.l.an
dari cara membakar menjadi lebih ramah lingkungan dalam rangka
pencegahan kebakaran hutan dan la.l.an.
2. Adanya nilai tambah bagi kehidupan masyarakat baik dalam segi
penghasilal maupun lapangal pekerJaan.
3. Meminimalisir daerah rawan karhutla yang berasal dari lahan tidur secara
temporal.
4. Terjalinnya hubungan kemitraan yang baik dengar basis
kemasyarakatan.
Ruangl,ingkup Seluruh tahapan dan proses pelaksanaan peladhan pembuatan asap cair
(cuka kayu) mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, pelaporan dan
dokumentasi.
Metode Ceramah, diskusi, praktek pendampingan dan simulasi/demonstrasi plot.
Alat dan 1. Alat
Bahan
Peralatan yang diperlukan antara lain :
A. ATK
b. Proyektor
c. Pengeras suara
2-
d. Bahan baku asap cair me[puti daun, rantrng dan atau potongan
kayu,
e. Bahan pengemasan asap cair (cuka kayrr) meliputi Botol Plastik Kap.
1 Liter, Jirigen Kap. 2 Liter, Segel Penutup dan Label.
HaJ Penting Ha-ha1 penting yang perlu diperhatikan dalam pelatihan pembuatan dan
kewirau sahaan asap carr (cuka kayu) da.lam rangka
pendampingan/pembinaan PLTB yaitu :
l. Masyarakat pada dasarnya membuka lahan dengan cara ditebas,
penebalgan dan da-lam pemusnahal limbah biomassa bekas tebangan
dengan cara dibakar.
2. Sa-lah satu bentuk pengelolaan limbah biomassa bekas tebangan adalah
dengan memanfaatkan bahan bakaran tersebut menjadi asap cair (cuka
kayu), dengan harapan akan menurunkan tingkat kerawanan karhutla.
3. Pengetahuan analisa nilai guna/manfaat dan ekonomis pembuatan cuka
kayu.
4. Pengetahuan tentang pembuatan asap cair (cuka kayu) meliputi
Penarrgaran dan penyiapar bahan baku yang baik, proses yang benar,
kua.litas hasi1, pengemasan dan pemasaran.
5. Pemilihan lokasi untuk demonstrasi plot.
6. Pemilihan kader yang tepat sasaran.
7. Pemilihan waktu yang memungkinkan partisipasi masyarakat besar.
8. Pendamprngan dan kemitraan dengan perusahaan/ stakeholders.
Pengertian Beberapa pengenrtian yalg perlu di perhatikan dalam pelatrhan pembuatan
dan kewirausahaan asap cair (cuka kal,u) dalam rangka
pendampingan/pembinaan PLTB yaitu :
1. Pelaksanaan kegiatan selalu mengacu pada protokol kesehatan yang
berlaku.
2, Pelauhan pembuatan asap cair (cuka kay,u) merupakan salah satu
kegiatan dalam pendampingan/pembinaan PLTB di lingkungan
Masyarakat Peduli Api (MPA).
3. Masyarakat Peduli Api (MPA) ada.lah masyarakat yang seca-ra sukarela
peduli terhadap pengendahan kebakaran hutan dan lahan yang telah
dilalih atau diberi pembekalan serta dapat diberdayakan untuk
membantu pengendahan kebakaran hutan dan lahan.
4. Cuka kayrr (Wood Vinegar) adalah produk cair yang terbentuk mela-lui
proses Destilasi (Penyulingan) / Kondensasi (Pengembunan) asap sisa
proses pembuatan arang (Kayrr, bambu, tempurung kelapa, dll).
5. Cuka kayu (Wood Vinegar) disebut juga Asap Cair (Liquid Smoke) dan
atau Asam $rroligneous (furoligneous Acid).
Prosedur 1 Persiapan
a. Men)'usun Rencana Pelaksanaal Kegiatal sekurang-kurangnya
memuat latar, belakalg, ma-ksud dan tujual, waktu, lokasi, calon
peserta, narasumber, kurikulum silabus, Rincian Anggaran dal
rencana pelaksanaan.
b, Meny,usun materi bahal aj a-r sesuai kurikulum dan silabus.
c. Menyiapkan administrasi persuratan sesuai dengan rencana
pelaksana kegiatan.
d. Menyusun SK KPA tentang penunjukal dan besaran honorarium
panitia, narasumber, instruktur dal peserta dan surat-surat terkait
keuangal lainnya.
e. Koordinasi dengan para pihak yang terkait.
3-
f. Survey lokasi tempat pelatihan / srmulasi/ demontrasi plot.
g. Menentukan target desa-desa sasaran dan kelompok masyarakat yang
akan dibenkan pelatihan / in house tra-rning PLTB. Diprioritaskan bagi
anggota MPA/kelompok masyarakat lainnya yang peduli dan aktif
bekerjasama dengarr ManggaJa Agni dalam pengendalian kebakaraa
hutan dan lahan.
2. Pelaksanaarr
a. Pelaksanaal kegiatan selalu mengacu pada protokol kesehatan yang
berlaku
b. Memastrkan tempat/lokasi kegiatan, alat baltu peraga, alat belajar
mengajar tersedia.
c. Memastikan kehadiran narasumber/tim instruktur, pendamping
instruktur dan peserta.
d. Memastikan kegiatan peladhan (teori dan praktek) sesuai dengan
susunan acara, jadwa-l pelatihan, kurikulum/ silabus yarlg
direncanakan. Dalam kondisi tertentu dapat dilakukan penyesuaian
terhadap rencana pelaksanaan.
e. Melakukan eva-luasi kegiatan.
f. Penutupan.
a. Manual
1) Alat yang berfungsi potong (kapak 1 mata, kapak 2 mata,
pulaski, parang, pengait semak, gergaji dan sejenisnya)
2 Alat yang berfungsi garuk (garu, garu tajam dan sejenisnya)
3 Alat yang berfungsi gali (sekop, pacul dan sejenisnya)
4 Alat yang berfungsi bakar (obor tetes darl sejenisnya)
b. Mekanis
1) Gergaji mesin
2) Alat berat (hand traktor, traktor, eskavator dan sejenisnya)
3) Mesin pencacah kayu (chipper machine)
c. Biologis
Untuk persiapan pembersihan lahan menggunakan alat
sebagaimana tersebut pada butir a dan b.
d. Kimiawi
7) Handsprayer dan sejenisnya.
2) Ember
3) Alat pelindung keselematan kerja (Masker, kaca mata dan
sejenisnya)
-2-
2. Bahan
Ba-[.al pengelolaal bahan bakar antara lain :
a. ATK
b. Tali rapia
c. Peta
d. Bahan P3K
e. Benih / bibit
f. Herbisida atau sejenisnya yang lebih ramah lingkungan
HaJ Penting Hal-Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
pengelolaan bahan bakar antara lain ;
2. Pelaksanaan
a. Umum
1) Pelaksanaan kegiatal selalu mengacu pada protokol
kesehatan yang berlaku
2) Gunakarr perlengkapan diri untuk kenyamanal dan
keselamatan keqa.
3) Lakukan pembagian tugas dan briefrng
4) Lakukan penyesuaial metode pengeloaan bahan bakaran
terpilih dengan situasi dan kondisi aktual di lapangan.
5) Melakukan penandaan dilapangan (patok dan sejenisnya)
6) Terapkan metode pengelolaan bahan bakaran terpilih
(manual, mekanis atau gabungan).
7) Koordinasi lanjutan
3
b. Spesifik
I) Pengelolaan bahan bakaran secara manual
a) Aplikasikan semua pera.latan manual untuk kerja
pengelolaan bahan bakaran sepanjang jalur/ruang yang
telah diberi penandaan.
b) Lakukan penjarangan, jika peraturan memperbolehkan.
c) Lakukan pemalgkasan cabang.
d) Lakukan pembersihan 1iana.
e) Lakukan penebasan semak sehingga berkurang volume
dal ketinggial semak/ bahan bakaran.
2) Pengelolaan bahan bakaran secara mekanis
a) Aplikasikan semua peralatan mekanis untuk kerj a
pengelolaan bahan bakaran sepanjang jalur/ruang yang
telah diberi penandaan.
b) Lakukan penj arangan, jika peraturan memperbolehkan.
c) Lakukan pemangkasan cabang,
d) Lakukan pembersihan liana.
e) Lakukan penebasan semak sehingga berkurang volume
dan ketinggian semak/ba-han bakaran (fuel break).
f) Penebasan semak dapat dilakukan dengal menggunakal
alat berat.
3) Pengelolaan bahan bakaran secara biologis
a) Semua pekerjaaa dilakukan pada jalur/ruang yang telah
diberi penandaan.
b) Aplikasikan semua peralatan tarrgan dan mekalis untuk
kerja pengelolaan ba-[.an bakaran secara bilogis.
c) Bersihkan semua bahan bakaran yang tidak dikehendaki.
d) Tanami dengan tanaman yang berfungsi sebagai tanaman
penutup (couer crop) dan lakukan pemeliharaan rutin.
4) Pengelolaan bahan bakaran secara krmiawi
a) Semua pekerj aan dilakukan pada ja-lur/ruang yang telah
drberi penandaal.
b) Aplikasikan bahan krmia pada vegetasi yang berada dalam
jalur/ruang yang telah diberi penandaan.
c) Jika diperlukan, aplikasi pera-1atan tangan dan mekanis
untuk optimaJisasi hasil
3. Pelaporan dan dokumentasi.
a. Membuat laporan pelaksanaan
b. Dokumentasi pelaksalaan
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDT'P DAN KEITUTANAN
DIRIKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM
DIRTKTORAT PENGENDALTAN KEBAI(ARAN HUTAN DAN LAIIAN
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat
Pusat, Unit Pelaksaaa Teknis (UPT), dan Daops Manggala Agni/ Brigade
Pengendalian Karhutla/Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan I para pihak
terkait lainnya dalam pemeliharaan sekat bakar
Tujuan SOP ini dibuat dengan tujuan agar pemeliharaan sekat bakar berjalan
dengan aman, benar, terarah dan tepat sasarar, serta mencapai tujuan
pelaksanaan kegiatan yakni te{aga dan terpeliharanya fungsi jalur sekat
bakar.
Ruang Lingkup Seluruh tahapan dan proses pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sekat
bakar meliputi penyrrsunan pemeliharaan sekat bakar dan pelaksaaaan
pemeliharaan sekat bakar.
Metode Metode pemeliharaan sekat bakar terdiri dari :
1. Manual
2. Mekanis
Alat dan 1. AIat
bahan Pera.latan pemeliharaan sekat bakar antara lain :
2. Bahan
Bahan pemeliharaan sekat bakar antara lain :
a. ATK
b. Obat-obatan (P3K)
c. Tali
d. Peta
HaJ Penting Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan sekat bakar adalah :
1. Pelaksanaan kegiatan selalu menggacu pada protokol kesehatan yang
berlaku
2. Keselamatan kerja
3. Menguasai penggunaan peralatan mekanik
4. Menguasai penggunaan peralatan tangan sesuai fungsinya (fungsi
potong, fungsi gali, fungsi garuk)
5. Memahami kepemimpinan
6. Mengena-l jenis-jems sekat bakar (sekat bakar buatan, sekat bakar
alami)
Pengertian Bebepara pengertian yarrg terkart dengan kegiatan pemeliharaan sekat
bakar yaitu :
1. Sekat Bakar adalah sekat aIami atau buatan da-1am hamparan ba-han
ba-kar yang dibuat sebelum terj adi kebakaral untuk mencegah
2-
dan/atau mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran yalg lebih
luas.
2. Sekat Bakar Alami adalah bentang alam yang difungsikan sebagai sekat
bakar.
3. Sekat Bakar Buatar adalah jalur yang dibuat dan difungsikan sebagai
sekat bakar berupa sekat bakar jalur hijau dan sekat bakar jalur
kuning.
4. Sekat Bakar Buatan Jalur Hijau selanjutnya disebut Jalur Hijau adalah
jalur sekat bakar yang memiliki vegetasi seperti pohon, semak atau
tarraman lain yang telah dimodrfrkasi sehingga kemampuaa penjalaran
api terbatas dan dapat dikenda-likan.
5. Sekat Bakar Buatan Jalur Kuning selanjutnya disebut Jalur Kuning
adalah jalur sekat bakar dengan area yang bersih dari bahan bakar.
Prosedur 1 Persiapan
a. Membuat Rencala Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
b. Mempersiapkan dokumen administrasi.
c. Mempersrapkan kebutuhan logistik selama tugas.
d. Mengidentifrkasi kondisi kelayal<al fungsi sebagai sekat bakar.
e. Mengidentifrkasi kondisi lapangan terkait topografi, vegetasi, sosial
budaya dart ekonomi masyarakat.
f. Menyrrsun Rancangan teknis pemeliha.raan sekat bakar.
g. Penyediaan peta lokasi
h. Menyiapkan a-1at dan bahan yang diperlukal untuk pemeliharaan
sekat bakar
2 Pelaksanaan
a. Lokasi pemeliharaan sekat bakar ditetapkan sesuai dengan
rencana pemeliharaan.
b. Pelaksanaal pemeliharaan sekat bakar dengan tahapan
pelaksanaan sebagai berikut ;
1) Pelaksanaan kegiatan selalu mengacu pada protokol kesehatan
yalg berlaku
2) Menuju lokasi pemeliharaan
3) Gunalan perlengkapan diri untuk kenyamanan dan
keselamatan kerja.
4 Menilai kondisi fisik sekat bakar
5 Lakukan pembagian tugas dan briefing
6 Terapkan metode pemeliharaar sekat bakar terpilih (malua-i,
mekanis atau gabungan)
a. Malua-1
Pembersrhal vegetasi dalam jalur sekat bakar dengaa
menggunakan peralatan tangan dengan ketentuar
penggunaan alat potong di depan (parang, gergaji mesin.
dsb), yang diikuti dengan penggunaan alat pembersih
serasah dan bahan bakararr lainnya (garu, cangkul, sekop,
dsb).
b. Mekanrs
Pembersihan vegetasi dalam jalur sekat bakar dengan
menggunakan traktor, eksavator, chainsaw dan a-lat mesin
lainnya.
3-
3. Pelaporan dan dokumentasi
a. Membuat laporan pelaksanaan
b. Dokumentasi pelaksanaan
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALTAN PERUBAIIAN IKLIM
DIREKTORAT PENGENDALIAN KEBAIMRAN HUTAN DAN LAI{AN
Maksud Memberikal pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat
Pusat, Unit Pelaksana Teknis (UPT), darr Daops Manggala Agni/ Brigade
PengendaJian Karhutla/Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan / para pihak
terkait lainnya dalam melakukal sosia.lisasi pengendalian kebakara.n
hutan dan lahan untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
T\rjuan SOP ini dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan sosialisasi pengendalian
kebakaran hutan da-n .lal.an dapat dilakukan dengan benar, terarah dan
tepat sasaran, serta mencapai tujuan pelaksanaan kegiatan sosialisasi
pengendalian kebakaran hutan dan lahan yaitu tersampaikannya
informasi kepada masyarakat dan para pihak sebagai upaya pencegahan
kebakaran hutan dan lahan.
Ruartg Setiap tahapan kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan
Lingkup Sosialisasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, yaitu meliputi :
1. Persiapan
2. Pelaksanaal
3. Pelaporan dan dokumentasi
Metode Metode pelaksanaan Sosialisasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahan, terdiri dari :
1. Pendekatan Peroralgan.
2. Pendekatan Kelompok.
3. Pendekatan Massal.
Alat dan 1 . Alat
2. Bahan
Bahan sosialisasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan antara
lain :
a. ATK
b. Bahan sosia-lisasi
c. Media sosialisasi
d. dll
Hal Penting Hal-hal penting yarrg perlu diperhatrkan dalam pelaksanaan kegiataa
sosialisasi pengendalian kebakararr hutal dan lahan yaitu:
1. Pelaksanaan kegiatan selalu menggacu pada protokol kesehatan yang
berlaku
2-
2. Berkoordinasi/ berkomunikasi dengan instansi terkait pada wilayah
kerjanya dalam setiap pelaksanaan sosialisasi pengendalial kebakaran
hutal dan iahan.
3. Memahami sasaran dengan pendekatan karakter sosial, budaya,
ekonomi, politik dan keamanan.
4. Bahary alat peraga dan media sosia-lisasi mudah dimengerti/dipahami,
dan tepat sasaran.
5. Pengetahuan, pengalaman dan kemampuan petugas da.1am melakukan
komunikasi/ sosialisasi yang bark dengan audlen.
6. Bentuk atau jenis kegiatan dapat dikembangkan sesuai dengan
karakteristik sasaran dan kondisi setempat.
2. Pelal<sanaan
a. Lakukal sosialisasi dengan pendekatan yang mempertimbangkan
psikososial sasarart yartu:
1) Perorangan: melalui kegiatan kunjungarr dari rumah ke rumah
masyarakat, khususnya yang bermukrm di sekitar kawasan
hutan/ lal,al.
2) Kelompok: melalui kegiatan pertemuar formal, diskusi
kelompok informal, apel siaga, kampanye, demonstrasi,
perlombaan yang melibatkan instansi terkalt dan atau
kelompok masyarakat.
3) Massal: melalui pameran, media cetak, maupun elektronik.
b. Lakukal sosia-Lisasi disepanjang ta-hun, khususnya saat menjelang
dan pada musim kemarau utamarya pada daerah rawan karhutla.
c. Pelaporan dan dokumentasi
1) Membuat laporan pelaksanaal
2) Dokumentasi pelaksalaan
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDT'P DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PIRUBAHAN IKLIM
DIREKTORAT PENGENDALIAN KEBAI(ARAN HUTAN DAN LAIIAN
b. Bahan:
2-
Bahan kampanye langsung pencegahan kebakaran hutan dan
lahan anta.ra larn:
1) Materi kampanye
2) Konsumsi
3) ATK
4) Bahan pendukung lainnya
a Persiapan
1) Menyiapkan rencana pelaksanaan kegiatan dengarr
menentukan lokasi, sasaran, pelaksana, wa-ktu
pelaksanaan, dan anggaran.
2 Menyiapkan materi kampanye
.) Menyiapkan a-lat dan bahan kampanye
4 Melakukan koordinasi dengal para pihak terkait
b. Pelaksanaal
1) Kampanye dilakukan dengan memperhatikan karakteristik
sasaran dan kondisi setempat.
2) Penyampaian materi kampanye dengan didukung oleh alat
dan ba-han yang tersedia.
3) Penyampaian materi dapat dikemas dalam berbagai bentuk
aLternatif acara yang dapat menarik perhatian sasaran.
C Laporan dan Dokumentasi
1) Menyrrsun laporan sebagai pertanggung j awaban kegiatan
2) Mengumpulkan dokumentasi kegiatan
Maksud Memberikan pedoman dan acuan bagi petugas Pos Komando Tingkat
Pusat, Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan Daops Manggala Agni/ Brigade
Pengenda-1ian Karhutla/ Unit Pengelolaal Huta:r atau Lahan/ pihak
terkart lainnya dalam melaksanakal kegiatan gerakal pencegahan
kebakaran hutan dal lahan.
Tujuan Agar pelaksanaal kegiatan gerakan pencegahan kebakaran hutan dan
lahan dapat dilaksanakan dengan bena,r, terarah dan tepat sasaran,
serta mencapai tujuan pelaksanaan kegiatan untuk menumbuhkan dan
mengarahkan persepsr, sikap dan perilaku yang mendukung pencegahan
kebakaran hutan darr laharr.
Ruaag Lingkup Setiap ta-hapan kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan aksi
Gerakan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan, meliputi :
1. Persiapal
2. Pelaksanaal
3. Pelaporan dan dokumentasi
Metode Gerakan Pencegahan Kebakaran Hutarr dal La-halr dapat dilakukan pada
skala nasiona,l/ regional/ loka1. Metode yang diialcukan antara lain:
1. Menentukan judul atau slogan gerakan
2. Menentukan simbol yang dapat menandakan secara khusus gerakan
3. Menentukan tujuan dari geraka-n
4. Menentukan lokasr darr sasaran kegiatan
5. Menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan sebagar aksi
nyata
6. Dapat berkerja sama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan
kegiatan
7. Dapat melibatkan tokoh atau sosok yang cukup dikenal dan
dianggap memiliki pengaruh
8. Membuat publikasi dan penyebaran informasi terkart gerakan yalg
dilaksanakan.
Alat dan Baharr 1 Alat :
Peralatan da.lam rangka pelaksanaal aksi Gerakan Pencega-han
Kebakaran Hutan dan Lahan antara lain :
a. Alat peraga
b. Perangkat komputer/ laptop
c. Perangkat alat komunikasi
d. Pengeras suara
e. LCD
f. Projector
g. Screen
h. Video player
i. Kamera
Alat endukun lainn a.
2
2. Bahar, :
a. Spanduk
b. Umbul-umbul
c. Materi kamparrye
d. Konsumsi
e. ATK
f. Bahan pendukung larnnya
HaI Penting Hal-hat penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
gerakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan yaitu :
1. Pelaksarraan kegiatan selalu menggacu pada protokol kesehatan
yang berlaku;
2. Tidak bertentangan dengan aturan, norma dan nilar yang berlaku;
3. Disusun secara terencana dan sistematis;
4. Menimbulkan ketertarikan sasaran;
5. Bekerja sama dengan tokoh atau sosok yang memiliki pengaruh;
6. Bermanfaat bagi sasara-n dan lingkungan sekitamya;
7. Keberhasilan ditandai dengan adalya perubahan persepsi, sikap dan
perilaku
8. Bentuk atau jenis kegiatan dapat dikembangkan sesuai dengan
karakteristik sasaran dan kondisi setempat;
Pengertian Gerakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan adalah serangkaian
a-ksi yartg dilakukan secara terencana yang bertujuan untuk
menumbuhkan dan mengarahkarr pada perubahan persepsi, sikap
maupun perilaku yang mendukung pada pencegahan kebakaran hutan
dan lahan.
Prosedur 1. Persiapan
a. Menyiapkan rencana pelaksanaan aksi kegratan dengan
menentukan lokasi, sasaral, pelaksana, waktu pelaksanaan,
dan anggaran.
b. Menyiapkan materi
c. Menyiapkan alat dan bahan
d. Melakukan koordinasi dengan para pihak terkait
2. Pelaksalaan
a. Dilakukan dengan memperhatikal kara-kteristik sasaran dan
kondisi setempat.
b. Pelaksanaan aksi dapat dikemas dalam berbagai bentuk
alternatif acara yalg sekiranya menarik perhatian.
Maksud Memberikan pedoman bagi petugas Pos Komando Tingkat Pusat, Unit
Pelaksana Teknis (UPl), dan Daops Manggala Agni/ Brigade Pengendalian
Karhutla/Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan / pihak terkait lainnya dalam
pembuatan bahan dan/atau a.lat peraga kampanye pencegahan kebakaran
hutan dan lahan.
Tujuan Agar pelaksanaan kegiatan pembuatan bahan dal/atau alat peraga
kampanye pencegahan kebakaran hutan dan lahan dapat dilaksanakan
dengan benar, terarah dan tepat sasaran, serta mencapai tujuan
pelaksanaan kegiatan untuk mendukung kegiatan kampanye
penyadartahuan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Ruang Seluruh tahapan kegiatan yang dilakukan dalam rangka kegiatan
Lingkup pembuatan bahan dan/atau alat peraga kampanye pencegahan kebakaran
hutan darr lahan meliputi:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Pelaporan
Metode Ba1:an dan/ atau alat peraga kampanye pencegahan kebakaran hutan dan
lahan dibuat da.lam bentuk :
1 . Cetak
Bahan kampanye dalam bentuk cetak meliputi : selebaran, leallet,
booklet, buku, poster, spanduk, baliho, dan sebagainya
2. Elektronik
Bahan kampalye dalam bentuk elektronik meliputi : siaran radio,
tayangan televisi, film, LED display, teleconference, message service,
cybernet, media sosial dan sebagainya
Alat dan 1. Alat :
2. Bahan:
Bahan pembuatan bahan dal/atau alat peraga kampalye pencegahan
kebakaran hutan da.rr lahan anatara lain :
Maksud Memberikan pedomal atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat
Pusat, Unit Pelaksarra Teknis (UPT), dan Daops Malggala Agni/ Brigade
Pengendalian Karhutla/Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan I para pihak
terkait dalam pembuatan, pemasangan dan sosia.lisasi rambu dan papan
peringatan pencegahan karhutla.
Tujuan Agar pelaksanaan kegratan pembuatan, pemasangan dan sosialisasi rambu
dan papan peringatan pencegahan karhutla dapat dilaksanakan dengan
benar, terarah dan tepat sasaran, serta mencapai tu.luan pelaksanaart
kegiatan untuk mendukung upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Ruang Seluruh tahapal dan proses pelaksanaan kegiatan pembuatan, pemasangan
Lingkup dan sosialisasi rambu dan papan peringatan pencegahan karhutla meliputi:
1. Pembuatan rambu dan papan perrngatan pencegahan karhutla;
a. Persiapan dan pembuatan rancang€rn
b. Pelaksanaan pembuatan rambu dan papan peringatan
2. Pemasalgan rambu dan papan peringatan pencegahan karhutla;
a. Persiapal pemasangan
b. Pelaksanaan pemasangan
3. Sosialisasi rambu dan papan peringatan pencegahan karhutla.
a. Persiapan kegiatan sosialisasi
b. Pelaksanaan sosialisasi
c. Pelaporal kegiatarr
d. Evaluasi kegiatarr
Metode Beberapa metode yalg perlu di perhatikan yaitu :
2, Bahan
Ba.l"al pembuatan, pemasangar dan sosialisasi rambu dan papan
peringatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan anatara lain :
LAMPIRAN
FORMAT BLANKO DISEMINASI SPBK KEPADA INSTANSI TERKAIT
Tg1
Input Data Cuaca ,..nurrr*r.,', D.,, rsr BU, ,f KLAS KLAS
| I I | KK ICK
Kele
Suhu
Angm Huja
mbab KKA KKA
(c) ll<n/Ja n KK
an S H
m) (mm)
l"/rl
H-1 I I
Keterangan :
KKAS (Kode Kadar Air Serasar), KKAH (Kode Kadar Air Hiajauan), KK (kode Kekeringan),
ISI (Indek perambatan Api/Spread Indek), BIJI (indeks Pembesaran Api), ICK (lndeks
Cuaca Kebakaran)
Ka. Daops / Ka
Brigdalkarhut
(......................... .....)
I
LAMPIRAN
CONTOH CARA PENGISIAN FORMAT BLANKO DISEMINASI SPBK KEPADA INSTANSI
TERKAIT
Tg1 Input Data Cuaca Perhitungan ISI BIJI IC KLAS KLAS KLAS
Data ICK K KKAS KK ICK
Suh Kele Angin Huja KKA KKA KK 70-83 <17 0 2-6
u mbab (Km/ n S H
(c) an Jarn) (mm)
fk)
H-
1
H 30 62 8,0 3,6 75 t2 15 I 1 20, I 2 Tingg Renda Sedan
0 5 1 h s,
Ketera;rgan:
KKAS (Kode Kadar Air Serasar), KKAH (Kode Kadar Air Hiajauan), KK (kode Kekeringan),
ISI (Indek perambatan Api/Spread Indek), BIJI (indeks Pembesaran Api), ICK (Indeks
Cuaca Kebakaran)
( )
7
LAMPIRAN
FORMAT BLANKO DISEMINASI SPBK KEPADA MASYARAKAT
DAOPS
Alamat
Wilayah Kerja
Koordinat
Pengambilan Data Tarlggal. Jam l2:OO WIB
Operator SPBK
Sedang Tinggi
Rendah
Ekstrim
Keterangan:
Rendah = u)arrla biru, Sedang = t ama hijau, Tinggi : wama kuning, Ekstim=u)arrla
merah
2
3
( )
LAMPIRAN
CONTOH CARA PENGISIAN FORMAT BLANKO DISEMINASI SPBK KEPADA
MASYARAKAT
8
Tinggi
sedang
Rendah
Keterangan:
Rendoh = u)arrLa bint, Sedong : wqrrla hijau, Tinggi = u)arrLo kuning, Ekst.im=u)arrLa
merah
( )
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM
DIREKTORAT PENGENDALIAN KEBAI$RAN HUTAN DAN LAIIAI{
2. Pelaksanaal
a. Monitoring Hotspot di Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan
darr Lahan (Pusat)
1) Kumpulkan data hotspot harian dari hasil pemantauan satelit
dan lakukan pemrosesan data harian tersebut.
I
2) Pada saat "Siaga 1", lakukan pengumpulan dan pemrosesan
data monitoring hotspot harian setiap hari (termasuk Sabtu
dan Minggu).
3) Lakukan pemantauan terhadap kondisi asap dan kondisi
awa_n.
4) Lakukan proses sistem peringatan dini dengan
mempergunakan Peta Resiko Penyebaran Kebakaran (FSRM)
1O harian.
5) Kumpulkan informasi cuaca da-n iklim khususnya yang
berkaitan dengan:
a) Peringatan cuaca ekstri.m
b) Perkiraarr cuaca j angka panjang dan menengah
c) Perubahan curah huj arr saat ini dan yang lalu
6) Lakukan analisis data hotspot berdasarkan penggunaan lahan.
7) Lakukal perkiraal wilayah dan periode waklu rawan
kebakaran (resiko penyebaran kebakaran) berdasarkan analisa
data monitoring hotspot.
SOP APEL PAGI DAN SORE PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAIIAN
Maksud Memberikal pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komaldo Tingkat
Pusat, Unit Pelaksana Teknis (UPl), dan Daops Manggala Agni/ Brigade
Pengendalian Karhutla/Unit Pengelolaan Hutan atau Lahat I para pihak
terkait da.lam melaksanakan kegratan apel pagi dal apel sore
pengendalian karhutla.
Tujuan SOP ini dibuat dengan tujuan agar kegiatan apel pagi dan sore
pengendalian karhutla dapat berjalal dengan terarah, tertib dal lancar,
serta mencapai tujuan pelaksanaan kegiatan meliputi :
1. Memberikan arahan pelaksanaan tugas/ kegiatan harian dan
evaluasi pelaksanaan tugas / kegiatan harian.
2. Sarana membangun komitmen
3. Membentuk sikap dan perilaku disiplin
4. Melatih untuk memimpin atau drpimpin oleh temannya sendiri
5. Mempertahankan dan meningkatkan kebersamaan dan kekompakan.
6. Sarana untuk menyampaikan informasi.
Ruang Lingkup Seluruh tahapan dan proses pelaksanaan kegiatan apel pagr dan apel
sore pengendalian karhutla, mulai dari tahap persiapan barisan,
pelaksanaan apel, pelaporan dan dokumentasi.
Metode Metode pelaksanaan kegiatan apel pagi dan apel sore pengendalian
karhutla dilakukan dengan pemeriksaan kehadiran dalam bentuk
barisan per-regu pemadam, dal pemberian arahan.
Alat dan Bahan 1 . Alat
Pengeras suara dan a.lat-alat larn yang mendukung pelaksanaan
kegiatan
2. Bahar,
. ATK
b. Daftar kehadiralr
Hal Penting Ha-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan apel
pagi dan apel sore kegratan pengendalian karhutla yaitu:
1. Pelaksanaan kegiatan selalu mengacu pada protokol kesehatan yang
berlaku
2. Sebagai pimprnan apel pagi dan sore adalah Kepala Daops/ Kepala
Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan / Kepala Unit
Pengelolaan atau personil yang ditunjuk.
3. Arahan/ informasi yang disampaikan jelas, terarah, dan terukur.
4. Jika memungkinkan dalam pelaksanaannya selalu membuka ruang
diskusi
Pengertran Apel pagl dan sore pengendaliaa karhutla ada-1ah kegiatan
mengumpulkan anggota Manggala Agni/ Brigade Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan pada jam kerj a untuk memantau kehadiran
2-
2. Pelaksanaan
a. Apel dimulai : Pemimpin Apel memasuki tempat Apel.
b. Persiapan : Pemimpin Apel mengambil alih pimpinan seluruh
barisan dan merapikan barisan.
c. Pembina/Penerima Apel memasuki tempat apel.
d. Penghormatan Peserta Apel kepada Pembina/ Penerima Apel.
(Pembina/ Penerima ApeI telah berada pada posisi yang telah
ditetapkan dan sudah dalam posisi siap).
e. Laporan Pemrmprn Apel kepada Pembina/Penerima Apel bahwa
Apel siap dilaksanakan.
f. Amalat Pembina/Penerima Apel. (Pasukan dalam posisi istirahat
di tempat).
g. Ucapkan Deklarasi Mangga-1a Agni dan nyanyikan Mars Manggala
Agni secara bersama-sama pada apel pagi.
h. Do'a
i. Laporal Pemimpin Apel kepada Pembina/Penerima Apel bahwa
Apel telah selesai drlaksanakan.
j. Penghormatan Peserta Apel kepada Pembina/Penerima Apel.
k. Pembina/ Penerima Apel meninggalkan tempat apel.
1. Apel Selesai
m. Tanpa penghormatan, Pemrmpin Apel membubarkan pasukan.
Bahan
a. Alat komunikasi (radio, telepon, smartphonel
b. Perangkat komputer,
c. GPS
d. Kompas
e. Drone
f. Handy Talkie
g. Alat pendukung lainnya
2. Bahan
2-
a. Informasi yang didapat dari media sosia-l maupun call center dengal
fasilitas internet dan soTtuare GIS.
b. DaJtar nama dan jadwal petugas
c. Peta kerj a
d. Data hotspot
e. Buku catatan
f. Data terkait lainnya.
Ha1 Penting Hal-hal penting yalg perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan pos
komando yaitu:
1. Posko dilakukan sepanjang tahun saat memasuki musim kemarau,
atau dari penetapan dimularnya hingga bera-khirnya siaga kebakaran
intensitas pelaksanaannya ditingkatkan sesuai dengan status
kesiagaan.
2. Penyesuaran dengan Posko Siaga Darurat dan Tanggap Darurat yalg
ditetapkan Nasional/ Provinsi/ Lapangal.
3. Aktualisasi data drla-kukan setlap hari berdasarkan data-informasi dari
sumber yang dapat dipertanggunglawabkan.
4. Tidak terpantaunya laporan karhutla dan hotspot pada suatu wilayah
dan waktu tertentu bukan berarti tidak terdapat kejadian kebakaran di
suatu wlayah. Hal tersebut bisa saja disebabkal oleh berbagai hal,
sehingga informasi tersebut tidak tersampaikan ke Posko.
5. Kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan groundcheck
karhutla dan pasca karhutla.
6. Pengetahuan dan keterampilan petugas dalam pengoperasian GIS.
7. Pengetahuan tentang laman terkait.
Pengertian Pos Komando (Posko) adalah kegratan yang dilakukan oleh petugas dalam
kurun waktu yang telah ditetapkan, untuk memantau dan menyampaikan
informasi berkartan dengarr kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan
lahan. Tema Posko menyesuaikan dengan situasi dan kondisi seperti
Posko Pencegahan/ Siaga/ Krisis.
Prosedur 1 Persiapan
a. Berlaku untuk semua Posko di semua tingkatan kecuali Poskolap :
2. Pelaksanaan
a. Berlaku untuk semua Posko di semua tingkatan kecuali Poskolap :
Ma-ksud Memberikan pedoman atau acuar kepada petugas Pos Komando Tingkat
Pusat, Unit Pelaksana Teknis (UPf), dan Daops Martggala Agni/ Brigade
Pengendalian Karhutla/Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan/ para pihak
terkait lainnya dalam melakukan penjagaan di menara pengawasan api
sebagai bagian dari kegiatar pencegahan kebakaran hutan dan laharr
Tujuan SOP ini dibuat dengar tujuan agar kegiatan penjagaan di menara
pengawasan api dapat berjalart dengan amar, benar, terarah dart tepat
sasaran, serta mencapai tujuan pelaksanaan kegiatan yaitu untuk
mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahar sedini
mungkin.
Lingkup Seluruh tahapan dan proses pelaksanaan kegiatan penjagaan di menara
pengaurasan api mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, pelaporar dal
dokumentasi.
Metode Metode pelaksanaan kegiatan penj agaan di menara pengawasan api
dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pengawasan secara
lalgsung maupun tidak langsung, dan dapat menggunakal alat bantu
manual ataupun elektronik terhadap suatu area-l yang berpotensi terjadi
karhutla.
Alat dan Ba-han 1 . Alat
a. Menara Pengawas
b. Binokuler (teropong)
c. Kamera
d. Alat Komunikasi
e. Alat ukur (Kompas, alat penentu j arak)
2. Bahan
A. ATK
b. Peta kerja
c. Form Isian / Form Laporan
Hal hal penting Ha-ha1 penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
penj agaan di menara pengawasar api yaitu:
1. Keselamatan kerja.
2. Koordinasi petugas pengawas dan petugas di darat.
3. Pengetahuan dan Kemarnpuan petugas dalam menganalisa situasi dan
kondisi wilayah pengawasar.
2
A. SPBK
b. Penetapan waktu siaga
c. Insidentil atau sewaktu-waktu apabila dianggap diperlukan
Pengerliarl Penjagaan di menara pengawasan api adalah penganatan dan
pengawasan suatu areal yang berpotensi terjadi karhutla yang dilakukan
oleh petugas di atas menara.
Prosedur 1 Persiapan
a. Memastikar menara pengawas da.lam kondisi baik/layak pakai.
b. Memastikan alat berfungsi denan baik
c. Memastikan bahan tersedia dalam jumlah dan kualitas yang
memadai.
d. Lakukan pembagian regu dan jadwd kerja penjagaarr di menara
pengawas€rn api (3 orang/regu).
e. Melakukar briefrng pelaksanaan kegiatan
2. Pelaksalraan
a. Lakukan penjagaan sekali/minggu atau sesuai kebutuhar pada
kondisi Siaga ll atau Siaga III.
b. Lakukan penj agaan 24 Janll^an pada kondisi Siaga I.
c. Lakukan pencatatan kegiatan dan hasil selama melakukan
penj agaa-n.
d. Laporkan segera kepada petugas Posko Daops/Brigade
Pengendalial Kebakaran Hutar dan Lahal/Unit Pengelolaan,
apabila terdeteksi te{adi kebakaran.
SOP KF^SAMAPTAAN
Mal<sud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komaldo Tingkat
Pusat, Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan Daops Manggala Agni/ Brigade
Pengendalian Karhutla/ Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan/ para pihak
terkart dalam pelaksanaan kegiataa kesamaptaan.
Tujuan SOP ini dibuat dengan tujuan agar kegiatan kesamaptaan dapat berjalan
dengan benar dan terarah, serta mencapai tujuan pelaksanaan kegiatan
kesamaptaan yaitu untuk:
1. Mewujudkan anggota Manggala Agni di Daops/ Brrgade Pengendalian
Kebakaran Hutan dan Lahan / Unit Pengelolaan Hutan/ Pengguna
lainnya yang terampil, patuh, tanggap, disiplin serta berdedikasi
tinggi dalam melaksanakan tugas.
2. Menanamkan sikap samapta dal memiliki tingkat disiplin dalam
menjalankan tugas.
3. Memberikan pengetahuan dasar tanggung j awab dal sikap samapta
dalam menj alankarr tugas.
4. Peningkatan mutu kemampuan darr ketrampilan para anggota
Manggala Agni di Daops/ Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan
Lahat I Unit Pengelolaal Hutan/ Pengguna lainnya.
Ruang Seluruh tahapalr dan proses pelaksaraan kegiatan kesamaptaan bidang
Lingkup dalkarhutla, mular dari tahap persiapan, pelaksanaan, pelaporan dan
dokumentasi dilakukan secara terukur dan tepat.
Metode Metode pelaksanaan kegiatan kesamaptaan dilakukan secara periodik
dan bertahap, mela.lui:
l Kesamaptaan Jasmani
2. Kesamaptaan Mental
Alat dan I . A-lat
Bahan a. Pera.latan / sarana kesamaptaan.
b. Alat pengendalian kebakaral hutan dan la.l.an (khususnya alat
pemadarnan kebal<aran hutan dan lahan).
c. Peralatan olah raga
d. Sarana halang rintang
e. Alat pendukung lainnya yang masih terkait.
2. Bahan
a. ATK
b.Blanko isian
Hal Penting Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
pertolongan mandiri pada korban pingsan dalam pemadaman kebakaran
hutan dan lahan yaitu:
1. Membuat jadwal/ prograrn kesamaptaan jasmani (jenis dan rencana
kesamaptaan)
2. Kesamaptaan jasmani dapat berbentuk olahraga fisik / permainart
kesamaptaan.
2
2. Pelaksanaan
Kesamaptaan Jasmani
Kesamaptaal jasmani dapat dilakukan dalam bentuk olahraga atau
dalam bentuk permainan menarik kesamaptaan.
a. Kesamaptaan Jasmani da-lam bentuk Olahraga
1) Persiapan
a) Pastikan tubuh da-lam kondisi sehat (tekanan darah normal)
b) Pastikan alat dan bahan telah tersedia dan siap digunakan.
c) Sebelum melaksanakan Iatihan, lakukan pemanasan
minimal selama 5 menit.
2) Pelaksanaan Latihan selama 15 - 35 menit
a) Lari 12 menit
bl Pull up flaki-laki) dan chining (perempuan) selama I menit.
c) Sit up selama I menit.
d) Ptrsh up selama 1 menit.
el Shutle Run sebanyak 3 kali putaran.
f) Lari membentuk angka 8 diantara 2 buah tiang yang
berjarak 10 meter sebanyak 3 kali putaran.
g)Apabila memungkinkan ditambah latihan dengan alat dalam
bentuk latihan beban.
3) Pendinginal / Cooling down minimal selama 5 menit
b. Jenis Permainan Menarik Kesamaptaan
-3
Tabel 1
Sekali Kurang
Tabel 2
Tabel Penilaian Metode Cooper pada Perempuan
Sangat
[Jmur Baik Cukup Kurang
Kurang
SOP PEMADAMAN KTBAXARAN HUTAI{ D/IN LAIIAN PAI)A TANAH MINERAL SDCARA
LANGSUNG
Maksud Memberikan pedoman atau acuar kepada petugas Pos Komaldo Tingkat
Pusat, Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan Daops Mangga-la Agni/ Brigade
Pengendaliar Karhutla/ Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan/ para pihak
terkart dalam melakukan pemadaman kebaka-ran hutan dan laharr pada
tanah mineral secara langsung.
Tujuan Agar upaya pemadaman secara langsung dapat dilakukan dengan amarr,
be{alan secara efektif dan efisien sesuai dengan kondisi di lapangarr
Ruang Lingkup Wilayah kerja Balai PPIKHL/ Daops/ Brigade Pengendalian Kebakaran
Hutan/ Unit Pengelolaan Hutan
Metode Pemadaman kebakaran hutan dan lahan pada tanah minera-l secara
langsung dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu pemadamal dari
samping (sayap api), dan pemadaman dari belakang (ekor api) dan
pemadamal dari kepala api yang disesuaikan kondisi ara.l' angin.
Alat dan Bahan 1. Peralatarr kelengkapan personil berupa alat-alat pelindung diri (helm
peng€rman, kacamata pengaman, masker/respirator, sepatu
pelindung, sarung tangan, senter, dsb)
2. Peralatan tangan : parang/golok, kapak, kapak pulaski, sekop,
cangkul, garu cangkul, garu tajam, kepyok (flappel, ponpa
punggung, obor tetes ldip torchl, dan sunbut (apabila diperlukan).
3. Pompa dan kelengkapannya: pompa pemadam tr.duk lfxed pumpl,
pompa pemadam jinjing (portable pumpl, pompa apung, selang hisap,
selang kirim, nozzle, cabartg penyambung selang (Y connectot),
adaptor coupling, direct ualue, dan tempat arr portabel (collapsible
tank).
4. Sarana transportasi dal pemadaman: Mobil personii dan logistik
(Monilog), Mobil pengangkut peralatan, speed boat/kapal tempel,
sepeda motor, slip on unit dan mobil tanki air.
5. Peralatan dan bahan navigasi (GPS, kompas, Peta Kerja, dsb).
6. Sarana komunikasi: Radio komunikasrl Lwndg-talkie, telepon seluler,
dsb
7. Pera-latan dokumentasi (kamera/kamera video).
Bahan pemadaman kebakaran hutan dan la.l.an antara lain meliputi:
a. Alat tulis kantor (ATK)
b. Tallg Sheet (form isian)
c. Peta ke{a
d. Logistik (BBM, bahan makanan, akomodasi, perlengkapan obat-
obatan/P3K, dll)
e. Bahan aditif pemadaman
Ha-l Penting Hal-hal penting yalg perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
pemadaman kebakaran hutan dan lahan pada talah mineral secara
langsung yaitu:
2
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat Pusat,
Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan Daops Mangga-la Agni/ Brigade Pengendalian
Karhutla/ Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan / para pihak terkait dalam
melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di areal gambut.
Tujuan Agar upaya pemadaman dapat dilakukan dengan aman dan efektif sesuar
dengan kondisi di lapangan
Ruang Pemadaman kebakaran hutan dan lahan di areal gambut
Lingkup
Metode Pemadamal kebakaran hutan dan lahan pada tanah gambut dilakukan secara
lalgsung pada permukaan darr pemadaman bawah
Alat dan 1. Peralatan tangan : parang/golok, kapak, kapak pulaski, sekop, cangkul,
Bahan garu cangkul, garu tajam, pompa punggung, dan suntlkan gambut (sunbut)
2. Pompa dan kelengkapannya: pompa pemadam tndu,k (fixed pumpl, pompa
pemadam jrnjing @ortable pumpl, pompa apung, selang hisap, selang kirim,
nozzle, cabang penyambung selang (Y connector), adaptor coupling, direct
uaLue, dam tempat air portabel (collopsible tankl.
3. Sarana tralsportasi dan pemadaman: mobrl personil dan logrstik (monilog),
mobil pengangkut peralatan, speed boat lkapal tempel, sepeda motor, s&p-on
unit dan mobil tanki air.
4. Peralatan dan ba-Lan navigasi (GPS, kompas, Peta Kerja, dsb).
5. Pera-latan dokumentasi (kamera/kamera video).
Hal Hal-hal penting yang perlu diperhatikal dalam pelaksanaan kegiatan
Penting pemadaman kebakaran hutan dan lahan pada lahan gambut yaitu:
1. Pelaksanaan kegiata-n selalu menggacu pada protokol kesehatan yang
berlaku
2. Utamakan keselamatan dalam kegiatan pemadamal.
3. Persediaan logistik harus dipastikan selalu tersedia.
4. Pelaksanaan pemadaman harus disertai surat tugas.
5. Pelaksanaan pemadaman didasarkan pada tipe kebakaran, apakah
keba-karal permukaan, kebakaran tajuk, atau kebakaran bawah.
Personil 1. Seluruh personil UPT Kementerian LHK
2. Manggala Agrri/ Brigdalkarhutla
3. Babinsa TNI
4. Babinkamtibmas Polri
5. Pemda (BPBD dan OPD terkait)
6. Pengelola Tapak (UPl Ditjen. KSDAE, KPH P/L, Pemegang Izin Usaha/
Pengelola)
7. Masyaralat Peduli Api (MPA)
8. Masyarakat umum
Pengertia I Pemadaman kebakaran adalah seluruh aktivitas pemadaman yang dimulai
n dari kegiatan size-up, perencanaan pemadamal, pemadaman awal,
pemadaman larriutan, pengerahan regu, hingga mopping-up darr p atroli darr
2
Ttaggt Intensltas
Permukaan Tindakan
Kebakaran
Alr
< 10 cm l,emah 1. Dapat menggunakan nozzle saja dengan kombinasi peralatan
tangan untuk memba.lik-balikkan gambut.
2. Jika menggunakan SUNBUT posisikan miring atau tegak
dengan memanfaatkan lubang terbawah. Tidak seluruh bagian
SUNBUT dimasukkan.
1O-25 cm Sedang L.Nozzle digunakan untuk mengurangi panas di permukaan
lahan gambut sehingga mudah dila.lui untuk memilih saluran
gambut yang berasap dominan.
2. Gunakan SUNBUT dan maksimal masukkan 25 cm ke dalam
gambut. Posisi SUNBUT miring akal memberikan hasil
optimal.
3. Lakukan secara sistematis lubang per lubang pada lokasi
sumber asap.
4. Jika gambut matang hati-hati, karena regu pemadam dapat
terperosok ke da.lam lubang bara.
>25 cm Kuat l. Nozzle digunakan untuk mengurangi panas di permukaan
lahan gambut sehingga mudah dilalui untuk memilih saluran
gambut yang berasap dominal.
2. Posisi SUNBUT tegak akan m€rmpu menjangkau hingga
kedalaman 1,5 meter.
3. Lakukan secara sistematis lubang per lubang pada lokasi
sumber asap.
4. Waspadai gambut matang, karena regu pemadam dapat
terperosok ke dalam luba-ng bara.
Mampu Berpindah
Ratusan.Kiloan Mgter
Mampu Berpindah
Jalan dan Parit
- Penyebaran Api Secara Ratusan-Kiloan Meter
Horizontal (Puluhan M/Jam) dalam Hitungan Jam
- Penyebaran api secara vertical
ke Baurah Areal Gambut
Menyebabkan Perluasan
Kebakaran Gambut,
-4-
I )
, I
t
\--=, ,
Jalan dan Parit Berair
Masukao:
Untuk keseragaman menghadapi kondisi kebakarart gambut cantumkan apakah
diperkenankan pemadaman lahan gambut malam hari Atau drperkenankan dengan
kondisi tertentu. Ha-l ini penting untuk keselamatan dan keputusan tinclakal di
lapalgan.
1-
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat
Pusat, Unit Pelaksarra Teknis (UPT), dan Daops Manggala Agni/ Brigade
Pengendalian Karhutla/ Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan/ para pihak
terkait dalam kegiatan pemadaman karhutla dari udara
Tujuan Agar pemadaman yang dilakukan dengan menggunakan pesawat dapat
dilakukan dengan koordinasi yang baik dan tepat sasaran.
Ruang Segala kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemadaman dari udara
Lingkup
Metode Penyiraman air dari udara dengan mengggunakan pesawat helikopter
lrotary u-tingl maupun pesawat berbaling ba-1ing tetap l"fixed uing) dengan
tujuan membantu kegiatal pemadaman maupun keselamataa petugas
pemadaman darat
Alat dan 1. Helikopter, dengan spesifikasi :
Bahan
a. Double engine f totor
b. Memiliki kemapual mengangkut sekrtar 12 personil smoke jumper
dan pera-1atannya..
c. Memilki kemampuan mengangkut air sekitar 500 liter (dengan
bambi bucket) dan sekitar 1.000 liter (dengan bellg tankl.
d. Memilki kemampuan terbang minima-1 2 jam non stop.
e. Memilki kemampual scooping di perairan.
f. Dilengkapi dengan kamera infra merah untuk mendeteksi panas
dan mengambil gambar lokasi kebakaran.
g. Dilengkapi dengal GPS yang terintegrasi.
h. Dilengkapi dengan radio komunikasi darat udara.
i. Dilengkapi dengan detektor cuaca yang bisa mendeteksi ketebalan
asap dan suhu udara di sekitar titik api.
2. Pesawat fixed uing, dengar, spesifikasi:
a. Double engine frolor
b. Memiliki kemampuan mengangkut sekitar 30 personil smoke
jumper dan peralatannya.
c. Memiliki kemampuan mengangkut air sekitar 3.OOO-6.000 liter.
j. Memilki kemampuan terbang mrnimal 2 jam non stop.
k. Memilki kemampuan mendarat di landasan rumput dan scooping
di peraira-n.
L Dilengkapi dengan kamera infra merah untuk mendeteksi panas
dal mengambil gambar lokasi kebakaran.
m. Dilengkapi dengan GPS yang terintegrasi.
n. Dilengkapi dengan radio komunikasi darat udara.
o. Dilengkapi dengan detektor cuaca yang bisa mendeteksi ketebalan
-2
LAMPIRAN
PENILAIAN/PENGUKURAN
l. Penilaian atau pengukural adalah salah satu proses yarg berjalan seiring dengan
proses pemadaman kebakaran hutan secara utuh.
2. Perkerjaan ini dilakukan pada akhir kegiatan pemadaman, termasuk di dalamnya
adalah mop-up. Ini ada-lah proses pengumpulan dan evaluasi informasi untuk
memantapkan rencana operasi tindak.
3. Dalam mop-up, penilaian temasuk mempelajari ukuran, bentuk, resiko-resiko
(seperti log yang menggelinding), pola angin darr topografr pada lokasi kebakaran.
4. Kepala Regu bersama-sama dengan regunya membuat rencana dan memantapkan
rencana mop-up
5. Pada kebakaran kecil biasanya regu lalgsung menuju lokasi sesegera mungkin.
Rencananya adalah sederhana. Tata kerja yang harus dilakukan adalah membagi
tugas sesuai sumberdaya yang dipunyai oleh regu seperti jumlah orang dal alat,
sehingga peke{aan menjadi efisien dan efektif.
Cara menqatasi :
i Cara Mengatasi :
3. Bagaiman mengatasi bahan bakar berbahaya di lua-r api tetapi berdekatan dengan
ilaran api
Cara Mengatasi
4. Bagarmana mengatasi pohon mati yang masih membara di atau dekat rlaran api
Cara Mensatasi :
Jika seba8larr besar pohon terbakar, maka pinda-hkan semua bahar bakar di
sekeliling pohon mati tersebut. Tutupi dasar pohon yang paras dengan air atau
jatuhkan pohon mati tersebut ke dalam lokasi terbakar, j algal sampai jatuh
pada ilaran api ka-rena akan membuat kondisi semakin berbahaya.
i
r,,r, r,.tfIr4J'';'f
i
.) -
fi
Cara MenRatasi :
Pindahkan akar yang terbakar dan gali serta putuskan akarnya yang berada pada
5
Cara Mengatasi
- :-'-j;-
Jika kayu tersebut
mudah dipindahkan
maka pindahkan dan
letakkan searah lereng
f serta buatkan galian
dibawahnya. Garuklah
semua bara dan abu
pa,nas pada dasarnya
dan gunakan tanah
',
?+.:, -..( untuk
i mendinginkannya
:.,.....,....,....................,.
'ti1
.tl Irt Cara Menqatasi :
tt Biarkan tunggak
tersebut terbakar,
namun untuk
menghindari
meluncurnya materia.l
lain ada baiknya
disekeliling tunggak
digali
Cara Menqatasi :
Cara Menqatasi :
Tinggalkan sejenak
pemadaman api utama,
dan pindahkan pada
spot fire. Buat lingkaran
pai melingkar kemudian
dipadamkan baik dengan
air ataupun dengarr
tanah
1
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komaldo Tingkat Pusat,
Unit Pelaksana Teknis (UPl), dan Daops Manggala Agni/ Brigade Pengendalian
Karhutla/ Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan / para pihak terkait dalam da-lam
rangka pemulihan hutan dan atau lahal yalg terba-kar (restorasi)
Tujuan SOP ini dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan kegiatan
pengawasal/monitoring pada areal bekas kebakaran hutan dan lahan terlaksana
dengan baik dal dapat dipertanggungjawabkan, serta pelaksanaannya dapat
mencapai tujuar pelaksanaan kegiatan yang meliputi;
1. Tersedianya data dal informasi kej adial kebakararr hutan dan lalan yang
lengkap dan detail.
2. Dapat mengeta-hui dampak kerugiarr dari kej adian kebakaran hutan dan
1a-hal.
3. Menj adi bahan evaluasi kegiatan pencegahan dan penanggulangan karhutla
yang telah dilakukan, dan
4. Menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait upaya
pengendalian kebakaran hutan dan lahan selanjutnya.
Ruang Seluruh tahapan dan proses pelaksalaan kegratan pengawasan/monitoring pada
Lingkup area,l bekas kebakaran hutan dan lahan.
Metode Metode yang digunakan dalam kegiatan pengawasaa/monitoring kebakaran
hutan dan lahan, ia.lah observasi, pengukuran, penghitungan, dan wawancara
langsung di lapangan.
AIat dan 1. AIat
Bahan a. Alat ukur (meteran dll),
b. Pera-latan Navigasi (GPS dan kompas),
c. Alat komunikasi,
d. A.lat dokumentasi (kamera I drone, dlll,
e. Alat pengolah data, d11.
2. Bahan
a. Buku catatan dan ATK (Alat Tulis Kantor),
b. Blanko rsiat I tally sheet,
c. Peta ke{a,
d. Perangkat lunak pengolah data (SiG, d11)
Hat Hal-hal penting yang perlu diperhatikal dalam pelaksanaart kegiatan
Penting pengawasal/monitoring areal bekas kebakaran hutan dan lahan yaitu:
I. Koordinasi dengal instansi atau pihak terkart/ berkepentingan lokasi
kebakaran hutan dan lahan terjadi.
2. Kecermatan da]am melakukan identifrkasi area-l bekas kebakaran hutan darr
lahan berdasarkan data dal informasi yarrg terpercaya.
3. Ketelitian da;r kecermatan dalam penghitungan dalt penentuan luas
kebakaran hutan dan lahan.
4. Ketelitial dan kecermatan dalam pengump ulan data dan p enaksiran kerugian
I
-2-
akibat kebakaran.
Pengertian Pengawasan/ monitoring area-1 bekas kebakaran hutan dal lahan adalah upaya
yang dilakukan untuk mengetahui keadaan areal setelah terjadr kebakaral
hutan dal lahal da.lam rangka pemulihan hutan/lahan.
Prosedur Beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam pengawasan/ monitoring areal
bekas kebakaran hutan dal lahan vaitu:
1. Persiapan
a. Mempersiapkan personiJ
b. Mempersiapkan dan mengecek kelengkapal alat dan bahan.
c. Mempersiapkar dokumen administrasi.
d. Mempersiapkan kebutuhan logistik selama tugas.
e. Melaksanakan koordinasi interna-l maupun eksternal dengan para pihak
terkait.
f. Menyusun rencana tata waktu, arrggarar, dal teknis pelaksanaan
kegiatan pengawasan/monitoring areal bekas kebakaran.
2. Pelaksanaal
a. Merekam koordinat geografis lokasi yang akan dilakukan
pengawasan/monitoring areal bekas kebakaral.
b. Mencatat ha-l hal yalrg berkaitan dengan terj adinya kebakaran hutan dan
Iahan meliputi :
1) Waktu kej adian kebakaran (tangga1, bulan, tahun).
2) Lokasi kebakaran (Blok, Zona, Desa, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi).
3) Vegetasi dominan di lokasi kebakaral.
4) Status dan fungsi kawasan hutan atau status Kepemilikan dart
pemanfaatan lahan
5) Laporan kej adian terjadinya keba-karan yang mencakup kronologis dart
upaya pemadaman yang telah dilakukan.
6) Informasi penunjang lainnya, seperti penyebab kebakaran atau sumber
api, jalur aksesibilitas, ketersediaal dan kondisi sumber air terdekat,
hingga kondisi sosial-budaya sekitar areal hutan/lahan yang terbakar
(seperti pemukima-rl terdekat dan lain-1ain)
c. Lakukan pengukuran, penaksiran dan ana-lisis kerugian akibat kebakaran
yang dapat berupa:
1) Pengukuran luas areal terbakar, baik dengan menggunakan metode
konvensiona-l (GPS atau meteran) ataupun secara modern dengan
bantuan drone yatg kemudian diolah dengan aplikasi SIG (Sistem
Informasi Geospasial) atau peranti lunak larnnya,
2) Identihkasi tingkat kerusaka:n vegetasi yang terdampak karhutla,
3) Pengamatan kualitatif maupun kuantitatif terhadap kondrsi tanah
pada areal terjadinya kebakaral yang dilakukan dengan metode
pengambilan conto}l I sampling.
d. Lakukan pencatatan tindakan ataupun kegiatan lain yang berkaitan
dengan pen.rnganan setelah terjadinya kebakaran
e. Koordinasikaa dengan instansi terkait terhadap rekomendasi hasil
kegiatan monitoring area.l berkas kebakaran.
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat
Pusat, Unit Pelaksana Teknis (UPl), dan Daops Manggala Agni/ Brigade
Pengendalian Karhutla/ Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan/ para pihak
terkait dalam pemeliharaan peralatan pemadaman
Trrjuan SOP ini dibuat dengan tujuan agar kegiatan kegiatan pemeliharaan
peralatan pemadaman karhutla sesuai dengan tata cara pemeliharaan
peralatan yang benar, tepat waktu, efektif dan elisien, serta mencapai
tujuan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan peralatan pemadaman
karhutla yaitu
1. Memastikan peralatan pemadaman karhutla selalu dalam kondisi baik
dan siap pakai, sehingga pada saat digunakan tidak ada kendala dan
masalah di lapangan.
2. Kualitas dan kuantitas peralatan pemadaman karhutla selalu
termonitor.
3. Memperpanjang umur pakai (keawetan) peralatan pemadaman
karhutla.
Ruang Seluruh tahapan pemeliharaan peralatan pemadam yang meliputi
Lingkup pengecekan, pembersihan, perbaikan hingga uji pakai guna memastikan
kesiapan peralatan.
Metode Metode pemeliharaan peralatan pemadaman meliputi antara lain :
Bahan a. Toolkit
b. Sikat besi
c. Kikir
d. Kuas cat
e. Ember
f. Sikat
I
-2-
g Peralatan lainnya sesuai dengan tipe dan jenis peralatan
a. Air
b.OIi pelumas
c.Bahan bakar berupa premium dan solar
d.Suku cadang peralatan mesin pompa dan transportasi
e.Cat minyak
f.Bahan lainn ya sesuai dengan tipe dan jenis peralatan
Hal Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
Penting pemeliharaan peralatan pemadam kebakaran hutan dan lahan yaitu:
1. Agar memperhatikan jadwal penggantian o1i mesin
2. Agar memperhatikan perbandingan campuran bahan bakar dan oli 2T
3. Agar memperhatikan bagian-bagian yang memerlukan pelumasan
4. Selang jangan disimpan dalam kondisi basah atau lembab
5. Peralatan setelah dipakai wajib dibersihkan
Pengerti Pemeliharaan peralatan pemadaman adalah kegiatan yang mencakup
an perawatan dan perbaikan agar kondisinya dapat berfungsi dengan baik.
Prosedur Beberapa prosedur yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan peralatan
pemadam yaitu :
1. Persiapan
a. Alat
Memastikan peralatan yang diperlukan tersedia dan dapat berfungsi
dengan baik seperti toolkit, sikat besi, kikir, kuas cat dan peralatan
lainnya sesuai dengan tipe dan jenis peralatan
b. Bahan
Memastikan bahan yang diperlukan tersedia dalam jumlah yang
cukup seperti air, oli pelumas, bahan bakar berupa premium dan
solar, suku cadang peralatan mesin pompa dan transportasi, cat
minyak dan bahan lainnya sesuai dengan tipe dan jenis peralatan
2. Pelaksanaan
a. Pemeiiharaan peralatan pompa, selang, nozzle dan asesori lainnya
a. Pemeliharaan peralatan pompa pemadam, selang, nozzle dan asesori
lainnya merupakan bagian dari sistem kerja rutin untuk
meningkatkan kesiapsiagaan peralatan menjelang musim kemarau.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Membentuk skill personil, memberikan pembekalan dan
pemahaman tata cara yang baik dan benar mengenai
pemeliharaan dan perawatan alat pemadaman
2) Pemantapan pengenalan peralatan sesuai dengan kegunaan dan
fungsinya
3) Mempersiapkan suku cadang pengganti pada saat operasi untuk
spare part yang gampang rusak
b. Identifikasi kondisi peralatan pompa pemadam pada kondisi Siaga II
dengan cara:
-3-
1) Memberi label warna biru untuk kondisi peralatan yang baru dan
belum pernah digunakan.
2) Memberi label warna hijau untuk kondisi peralatan yang siap
pakai.
3) Memberi labe1 warna kuning untuk kondisi peralatan yarlg nrsak
tapi masih dapat diperbaiki
4) Memberi label warna merah untuk kondisi peralatan yallg rusak
berat.
5) Melaporkan secara tertulis hasil identifikasi kepada Kepala
Daops/Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan/Unit
Pengelolaan.
c. Setiap regu diberi tanggung jawab terhadap pemeliharaan rutin
peralatan pemadam
d. Pemeliharaan rutin pompa pemadam meliputi:
1) Menghidupkan mesin setiap 3 hari sekali, selama 3 menit atau
disesuaikan dengan spesihkasi mesin.
2) Mengganti oli yang disesuaikan denga L kondisi pemakaian
(diganti atau ditambah).
3) Merawat dan atau mengganti komponen pompa sesuai
kebutuhan
4) Membersihkan karburator sesuai kebutuhan.
5) Pada saat SIAGA II dan I, tangki minyak pompa pemadam diisi
secukupnya
6) Memberikan minyak pelumas pada bagian-bagian yang
diperkenankan untuk mencegah karat.
e. Setiap Regu bertanggung jawab terhadap peralatan pemadam
setelah pemakaian, baik untuk pelatihan maupun pemadaman yang
meliputi kegiatan:
1) Pembersihan peralatan pemadaman
2l Kran minyak, kran pembuangan air dalam konsidi tertutup
3) Memberikan catatan pada labe1 hijau tentang lama pemakaian
(dinyatakan dalam jam pemakaian)
f. Pemeliharaan besar dilakukan apabila pompa diberikan label
merah dengan cara membongkar dan mengganti komponen
peralatan yang rusak.
g. Pemeliharaan selang meliputi perlakuan selang setelah dipakai
untuk pemadaman atau pelatihan, dan perbaikan selang rusak.
Setiap anggota regu bertanggungjawab terhadap keutuhan dan
kebersihan selang setelah pakai, yang meliputi kegiatan: mencuci
selang, menjemur, memberikan minyak pelumas pada coupling,
menggulung selang dengan teknik gulungan 2 alau gulung kerja,
disimpan di rak.
h. Perlakuan nozzle setelah pemakaian adalah dicuci dan pemberian
minyak pelumas.
Maksud Memberikan pedoman atau acual kepada petugas Pos Komando Tingkat Pusat,
Unit Pelaksana Teknis (UPl), dan Daops Manggala Agni/ Brigade Pengendalial
Karhutla/ Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan / para pihak terkait dalam
melakukan pemeliharaan pera-latan tangan dalkarhutla
Tujuart SOP ini dibuat dengan maksud agar kegiatan pemeliharaan peralatan tangan
pengendalian kebakaran hutan dan lahan sesuai dengan tata cara pemeliharaan
peralatan tarlgan yang benar, tepat waktu, efektif dan efisien, serta mencapai
tujuan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan peralatan tarrgan pengendaliart
kebakaran hutan dan lahan yaitu meliputi
1. Memastikal pera-latan tangan kebakaran hutal dal lahan selalu dalam
kondisi baik dan siap pakai, sehingga pada saat akan digunakan tidak ada
kendala dan masalah di lapanga-n.
2. Kualitas dan kuantitas peralatan tangan pengendalian kebakaran hutan dan
lahan selalu termonitor.
3. Memperpanjang umur pakai (keawetan) peralatan tangan pengendalian
kebakaran hutan dan lahan.
Ruang Seluruh tahapan pemeliharaan peralatan tangan yang meliputi pengecekan,
Lingkup pembersihan, perbaikan hingga uji pakai guna memastikan kesiapan peralatan.
Metode Metode pemeliharaan peralatan pemadaman meliputi antara lain :
Bahan
a. Gerinda mesin
b. Bor mesin
c. Sikat besi
d. Kikir
e. Gergaji
f. Parang/Golok
g. Ember
h. Sikat
i. Peralatan lainnya
2. Bahan pada pemeliharaan perlatan pemadam meliputi :
a. Oli pelumas
b. Lem
2
c. Kawat
d. Paku
e. Cat Minyak
f. Bahan lainnya
Hal Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
Penting pemeliharaan peralatan tangan pengenda-lian kebakaran hutan dan lahal yaitu:
1. Menl'usun j adwal pengecekan kondisi dan jumlah secara berka.la setiap jenis
pera-latan
2. mekalik terampil dan kreatif di setiap Daops
Tersedianya
3. Menyiapkan personil khusus untuk bertanggung jawab pada setiap jenis
pera-iatan
Pengertia Pemeliharaan peralatan talgan da.lkarhutla adalah suatu kegiatan untuk
n merawat peralatan sehingga dapat mengoptimalkan masa pakai peralatan dan
selalu dapat berfungsi dengan baik, serta menjamin kesiapan penggunaan
peralatan.
Prosedur Beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan peralatarr
tangan dalkarhutla yaitu:
1. Persiapan
a. Alat
Memastikan peralatan yang diperlukan tersedia dan dapat berfungsi
dengan baik seperti gennda mesin, bor mesin, sikat besi, kikir, gergaji,
parang/ golok dll
b. Bahan
Memastikan bahan yang diperlukan tersedia dalam jumlah yang cukup
seperti oli pelumas, 1em, kawat, paku, cat minyak
2. Pelaksalaan
a. Membersihkal/ mengikir/ mengasah/ menggerinda sekop, parang, garu
tajam, kapak, dan a-lat potong lainnya
b. Memberikan minyak pelumas pada bagian logam agar tidak berkarat.
c. Mengecek bagial pegangal (kayu) agar tidak membahayakan/melukai
pada saat penggunaan di lapangarr
d. Mengecat bagran mata pera.latan sekop, garu taj arn, garu cangkul, kapak
dan pegangan pera.latan
e. Menyimpan berdasarkan kelompoknya, yaitu : kelompok alat potong, alat
garu, alat gali, alat semprot, alat pukul, dan alat bakar.
f. Setiap pera.latan dicatat da-1am buku jurnal pera-latan
g. Dalam penyimpanan pera.latan tangan, perlu dilakukan labelisasi dengan
kriteria sebagai berikut :
- Pemberian label biru untuk pera-latan yang masih baru
- Pemberian label hijau untuk kondisi peralatan yang siap pakai
- Pemberian label kuning untuk kondisi peralatan rusat ringan yang
masih dapat diperbaiki
- Pemberial label merah untuk kondrsi yang rusak berat dal tidak
dapat diperbarki sama seka-1i
- Pemberian label coklat pada peralatan pemadam yang baru digunakan
di lapangan belum diperiksa kondisrnya dan belum dibersihkan
3. Pelaporan dan dokumentasi
a. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan
b. Dokumentasi pelaksanaan kegratan
1
Bahan
a. Gunting
b. Handgrip
c. Pisau cutter
d. dsb
2. Bahan label pada peralatan pemadam meliputi :
a. Plastik warna
b. Kain
c. Besi kawat
d. ATK
Hal Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemberian label pada peralatan
Penting pemadam kebakaraa hutan dan lahan yaitu:
1. Pemberian warna label pada peralatan pemadam kebakaran hutan dan lahan
sesuai dengan kondisi pera-latan
2. Label pada peralatan pemadam terpasang pada bagian yang aman dan
mudah terlihat.
Pengertian Pemberian label pada peralatan pemadam kebakaran hutan dan laha-n adalah
pengelompokan peralatan pemadam kebakaran hutan dan lahan di gudang
2
2. Pelaksanaan
Kelompokkar peralatan pemadam kebakaran hutan dan la-han di gudang
peralatan berdasarkan kondisi peralatan, yakni:
a. Peralatan baru (belum pernah digunakan);
b. Pera-latan yarrg dalam kondisi baik dan siap untuk digunakan;
c. Peralatan yang memerlukan perbaikan ringan; dan
d. Peralatar yang memerlukan perbaikan berat maupun yang sudah tidak
dapat digunakan lagi;
e. Pera.latan pemadam yang baru digunakan di lapangan, belum diperiksa
kondisinya, dan belum dibersihkan
3. Berikan/ ikatkan label warna biru pada peralatan pemadam yang dalam
kondisi baru (belum pernah digunakan).
4. Berlkan / ikatkan labe1 hij au pada peralatan pemadam yang dalam kondisi
baik dan siap untuk digunakan ke lapangan.
5. Berikan/ ikatkan 1abel kuning pada peralatan pemadam yang daiam kondisi
kurang baik dan memerlukan perbaikan ringan.
6. Berikal/ ikatkan 1abe1 merah pada peralatan pemadam yang dalam kondisi
rusak berat dan memerlukan perbaikal berat, maupun yarrg sudah tidak
dapat digunakan lagi.
7. Berikal. I ikatka-n label cokiat pada peralatan pemadam yang baru digunakart
di laparrga.rr, belum diperiksa kondisinya, dan belum dibersihkan.
8. Buatkan register pencatatan untuk masing-masing kelompok kondisi
peralatan pemadam yang ada pada gudang peralatan.
9. Pastikan warna lembar register sama dengan warna label yang diberikan/
diikatkan pada kelompok peralatan pemadam yang ada pada gudang
peralatan.
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat
Pusat, Unit Pelaksana Teknis (UPl), dan Daops Manggala Agni/ Brigade
Pengendalian Karhutla/ Unit Pengelolaan Hutan atau Lahar. / para pihak
terkait lainnya dalam pelaksanaan kodefrkasi daops dan personil regu
pemadam
Tujuart SOP ini dibuat dengan tujuan agar Kodefrkasi Daops dan Personil Regu
Pemadam dapat berjalan dengan benar darr tepat sasaran, serta mencapai
tujuan pela-ksanaan kegratan Kodefrkasi Daops dan Personil Regu Pemadam
yaitu untuk memberikan keseragaman dalam kodefrkasi Daops dan Personil
Regu Pemadam dalam raagka mewujudkan tertib administrasi dan
mendukung terwujudnya tertib pengelolaan Daops dal Personil Regu
Pemadam.
Ruang Seluruh tahapal dan proses pelaksanaan kegiatan Kodefrkasi Daops dan
Lingkup Personil Regu Pemadam
Metode Metode kodefikasi daops dari personil regu pemadam terdiri dari :
2. Bahat
ATK
Hal Penting Ha-l-ha-l penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
Kodefrkasi Daops dan Personil Regu Pemadam yaitu:
1. Dalam hal pergantian personil regu pemadam (Kepala Regu dan Anggota
Regu), perubahan kode register hanya dilakukan pada tahun masuk
personi.l
2. Brigade Pengendaliarr Kebakaran Hutan dan Lahan/Unit Pengelolaan
Hutan/ Pengguna lainnya dapat mengemban gkan/ melakukal modifrkasi
kodefftasi ini sesuai kebutuhan.
Pengertian Kodefikasi adalah pemtrerian pengkodean Daops / personil regu pemadam.
Prosedur 1. Kodefrkasi Daops
Pemberian kode register Daops mengikuti format: OO-XXX, dimana :
OO = dua angka yang menunjukan nomor urutan provinsi dimana Daops
berada sebagaimana lampiran.
XXX = tiga huruf yang menunjukan singkataa nama Daops sebagaimana
lampiran.
-2
Contoh : Kode register untuk Daops Sibolangit, Provinsi Sumatera Utara
adalah 02-SBL
2. Kodefrkasi Personil Regu Pemadaman
a. Pemberian kode register Personil Regu Pemadam secara umum
mengikuti format : OO-XXX-OO-OO/ OOOO, dimana :
KODEFIKASI KODEFIKASI
NO PROVINSI DAOPS
PROVINSI DAOPS
I Sumatera Utara I
01 Sibolangit SBL
I Pematang Siantar PSR
Labuhan Batu LBT
2 Kep. Riau o2 Batam BTM
3 Riau o3 Pekanbaru PKU
Siak SSI
Rengat RGT
Dumar DMI
4. Jambi o4 Kota Jambi KJB
Muara Bulial MBL
Bukrt Tempurung BTP
Muara Tebo MTB
Sarolangun SRL
5 Sumatera Selatarr o5 Barrt'uasin BYS
Musi Bantrrasin MBY
Lahat LHT
Ogarr Komering Ilir I OKI
6 Kahmantan Barat 06 Ketaparrg KTP
I
Pontianak PNK
Singkawang SKG
Sintang STG
7 Kalimaltan Tengah 07 Pa]angkaraya PKY
Kapuas KPS
Pangkalan Bun PKB
Muara Teweh MTW
8 Kalimantan Selatar o8 Barriar BJR
Tanah Laut THL
Tanah Bumbu THB
9 Kahmantan Trmur 09 Paser PSR
Sangkrma Kutai SKK
10. Sulawesi Selatan 10 Gowa GWA
i Mali1i MLL
11. Sulawesi Tengqara 11 Tinanggea Rawa Aopa TRA
12. Sulawesi Utara t2 Bitung BTG
1
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat
Pusat, Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan Daops Manggala Agrri/ Brigade
Pengendalian Karhutla/ Unit Pengelolaan Hutan atau La-han/ para pihak
terkait dalam peminjaman kendaraan pengendalian kebakaran hutan darr
lahan.
Tujuan Agar peminjaman kendaraan pengendalian kebalaral hutan dan lahan tepat
sasarErn dan secara administratrf terorganisir dengan baik, sehingga semua
prasarana dapat digunakan secara optimal dan terpelihara dengan baik.
Rualg Peminj aman kendaraal Dalkarhutla
Linekup
Metode Peminjaman yang didahului dengan pengajual permohonan peminjaman
secara lisan dan tertulis.
AIat dan ATK, surat permohonan peminjaman, blanko pinjam pakai dsb.
Bahan
Ha-l Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
Penting pemberian label pada pera.latan pemadam kebakaran hutan dal lahan yaitu:
I. Kendaraan roda empat yang dipinjam harus dikemudikan oleh anggota
Manggala Agni/ Brigdalkarhutla yang ditunjuk oleh Pimpinan.
2. Kendaraan yang dipinj am harus dikembaiikan dalam kondisi baik dan
bersih. Segala resiko yang terjadi selama masa peminj aman menjadi
tanggungawab peminjam (ditulis dalam form peminjaman).
3. Peminj aman dilakukan untuk kebutuhan terkait da-lkarhutla dan
kegiatan sosial.
Pengertian Kendaraan pengendalian kebalaran hutaa dan lahan adalah kendaraan
operasional dal kendaraan khusus bermotor yang digunakan untuk kegiatan
pengendaliaa kebakaran hutan dan lahal.
Prosedur Beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam peminjaman kendaraan
pengendalian kebakaran hutan dan lahan ya-rtu
1. Peminjam mengajukan permohonan secara lisan dan atau tertulis yang
ditujukan kepada Kepala Balai PPIKHL/Kepala UPT/ Kepala Daops.
2. Peminjam melal<ukan pengisian formulir peminjaman kendaraan
operasional sesuai dengan form terlampir, dengan format formulir yang
mencantumkan: Nama Peminjam, Nama Pengemudi, Tanggal
Peminjaman, Tanggal Pengembalian, Jenis Kendaraal, Nomor Polisi
Kendaraarr, Tujuan Peminjaman, Kondisi Kendaraal, Tanda tangan
petugas logistik dan Tanda Tangan Peminjam yang diketahui oleh Kepala
Balar PPIKHL/ Kepa,la UPT/ Kepala Daops.
3. Setelah dikembalikan, penanggung j awab kendaraan memastikan bahwa
kendaraaan dikemba-likan da-1am kondisi yang baik dan bersih, dan
melaporkan kepada Kepa-ia Balai PPIKHL/ Kepala UPT/ Kepala Daops.
1
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat Pusat,
Unit Pela-ksana Teknis (UPT), dan Daops Manggala Agni/ Brigade Pengendalian
Karhutla/ Unit Pengelolaar Hutan atau Lahan / para pihak terkait dalam
pengoperasian mesin pompa pemadam.
Tujuan Agar pengoperasial mesin pompa pemadam dilakukan secara benar.
Ruang Pengoperasian Mesin Pompa
Linskup
Metode Mempersiapkan, mengoperasikal, dan memelihara/menyi mpan mesinpompa.
Alat dan Pompa induk, pompa jinjing, pompa apung, oli, ba}tan bal<ar,
Bahan peralatanmekanik, dsb.
Ha.l Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
Penting pengoperasian pompa mesin pemadam kebakaran hutan dan lahan yaitu:
1. Agar sela-lu memperhatikan buku manual pengoperasian mesin pompa.
2. Apabila mesin pompa tidak digunakan, dilakukan pemeriksaan mingguan
mesin pompa selama sekitar 10 menit, dengan mengisi form pengetesal
sebagaimana terlampir.
3. Mesin pompa diberikan label kondisi pasca pemeriksaan mingguan, yaitu:
label hijau untuk kondisi baik, label kuning untuk kondisi rusak dapat
diperbaiki, dan label merah untuk kondisi rusak tidak dapat diperbaiki.
4. Harus ada riwayat penggunaan mesin pompa.
Pengertian Pengoperasian mesin pompa pemadam adalah kegiatan sebelum, saat,dan
setelah mesin pompa dioperasikan.
Prosedur Beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin pompa
pemadam kebakaran hutan dal lahan yaitu:
1. Sebelum Mesin Pompa Dioperasik
a. Pastikan oli mesin telah diganti sesuai ketentuan (setiap 8 s/d 12 jam
pakai/ setiap 6 bulan apabila tidak dipergunakan), dal pada level yang
cukup.
b. Pastikan oli pencampur bahaa bakar sesuai dengan ta-karar standar
(untuk mesin 2 tak).
c. Pastikan bahal bakar mesin cukup (minimal 7r volume tangki).
d. Pastikan tidak ada bocoran oli maupun bahan bakar.
e. Pastikan air pendingin mesin da.lam keadaan penuh dan tidak bocor.
f. Pastikan air baterai cukup dan ikatan kabelnya kuat (tidak kendor).
g. Pastikan voltage baterai sesuai dengan kapasitas.
h. Pastikan tombol STOP dapat berfungsi dengan baik.
i. Pastikan secara keseluruhan mesin dalam kondisi bersih.
j. Pastikan selang hisap, selang kirim, konektor dan nozzle dapatberfungsi
dengan baik.
k. Pastikan kran bahan bakar pada posisi On atau terbuka.
1. Pastikan posisi On sebelum di Starter.
2
LAMPIRAN
FORM PEMERIKSAAN MINGGUAN MESIN POMPA AIR
Daops :
Unit Kerja :
Jenis Pompa :
Hasil
Keterangan
NO. BAGIAN YANG DIPERIKSA Pemeriksaaan*l
Ya Tidak
SEBELUM MESIN POMPA DIOPERASIKAN
Kapan penggantian oli mesin terakhir? I
Tanggal
(catat pada keterangan) penggantian
1
terakhir:
I
4 ?
a
Apakan terdapat bocoran air pendingin
mesin?
4 Apakah terdapat kabel yang terbakar ?
2. Bahatt
a. Bahan makanan
b. Obat-obatan
c. ATK
Hal Hal-hal penting yang perlu diperhatrkan dalam pelaksanaan kegiatan
Penting Keselamatan dal Kesehatarr Kerja (K3) da.lam Pemadaman kebakaran hutan
dan lahal yaitu:
1. Pengenalal kondisi frsik lapangan atau area-l yang terbakar
2. Mengetahui kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat
3. Rute penyelamatan diri/Jalur Navigasi
4. Setiap personil regu pemadamal harus selalu waspada dan peka terhadap
kondisi lingkungan yang memba-haya-kan pada saat pelaksanaan
pemadamal.
5. Ketepatan menerapkan K3 da.lam pengendalial kebakaran hutan dan
Iahal.
Pengertian Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pemadaman kebakaran hutan darr
la-han adalah keselamatan dan kesehatan ke{a para personil regu pemadam
pada saat mela-ksalakan pra pemadaman, pemadaman dan pasca kebakaran
hutan dan lahan
2-
Prosedur 1. Menyiapkan Perlindungan Diri
a. Perhatikan faktor lingkungan yang dapat menimbulkan bahaya.
Identifrkasi kondisi bahaya sesuai tingkat bahayanya, misalnya
pemadaman dilakukan malam/siang hari, kondisi cuaca (hujan,
kecepatan angin, dan arah arrgin), kondisi lokasi (aksesibilitas, jenis
vegetasi, jenis tanah, topografi, bentang alam, sumber air) dal perilaku
api (tipe keba-karan, tingkat penyalaan api, asap, intensitas, jarak
pandalg, kecepatan penjalaran api).
b. Lakukan aktua-lisasi informasi menyangkut faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi membesarnya api.
c. Perhatikan kesehatan frsik dan mental masing masing personil untuk
menghindari kecela-kaan akibat kelalaian manusia (human enor ).
d. Berikan briefng I at ahan sebelum melakukan pemadamal, informasikaa
rute penyelamatan diri bila terjadi hat hal yang membahayakal.
e. Yakinkan bahwa setiap personil dalam regu pemadam mengetahui cara
dan rute menyelamatkan diri.
f. Siapkan peralatan dan perlengkapan perlindungan sesuai dengan
prosedur.
2. Menerapkan Prosedur K3
a. Identifrkasi kondisi lokasi kebakaran sesuaijenis kebalarannya
b. Gunakan peralatan dal perlengkapan perlindungan diri sesuai dengan
kondisi lokasi kebakaran.
c. Hindarkan melakukan pemadaman dimalam hari bila belum mengenal
betul iokasi tersebut.
d. Jaga komunikasi dengan sesarna personil regu pemadam maupun
dengan personil regu pemadam larnnya bila melakukan pemadamaa
gabungan.
e. Lakukan pergaltian personil yarrg telah merasa lelah. Hindari bekerja
secara terus menerus untuk menjaga kebugaran.
f. Hindari beristirahat di tempat yang dapat menimbulkarr ba-haya.
g. Berikan dukungan logistik yang memadai dengan asupan energi yang
seimbang.
h. Lakukan evakuasi dan perawatan dengan segera bila terjadi kecelakaan
kerja.
7
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat
Pusat, Unit Pelaksana Teknis (UPT), darr Daops Manggala Agni/ Brigade
Pengendalian Karhutla/Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan / para pihak
terkait dalam melakukan pertolongan pertama pada korban luka berdarah.
T\rjuan Agar penanganarr pertolongan mandiri korban luka berdarah dapat dilakukan
dengan cepat dan tepat sebelum mendapat tindakan medis untuk menj amin
keselamatan personil pemadaman kebakaran hutan dan lahan akibat
kecelakaan kerja.
Ruang Pertolongan pertama pada korban luka berdarah akibat kecelakaan kerja
Lingkup
Metode Pertolongan pertErma pada luka berdarah dalam pemadaman kebakaran hutan
dan lahan meliputi :
1. Penilaian situasi lokasi kecelakaan kerja
2. Penilaian korban
3. Penalga-nan korban
Alat dan 1. Alat
Bahan
a. Sarung tangan lateks
b. Masker
c. Gunting
2. Bahan
a. Betadine
b. Alkohol
c. Perban
d. Plaster
Ha-1 Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan keBiatan
Penting pertolongan pertama pada luka berdarah dalam pemadaman kebakaran hutan
dan lahan yaitu:
1. Ketepatan dan kecermatan da1am melakukan penghentian luka berdara-h
2. Ditangani oleh tenaga yang terlatih
3. IImu dan pengetahuan tentang pertolongan pertama
4. Mengetahui rekam medis korban
5. Mencatat tinda-kal pertolongan pertama yang dilakukan
Pengertian 1. Darah adalah cairan berwama mera-h cerah di dalam arteri (sudah
dioksigenasi) darr berwarna merah gelap di dalam vena (deoksigenasi),
setelah melepas sebag:an oksigen ke jaringan (menyebabkan perubahan
warna) dan menerima produk sisa dari jaringan.
2. Pengertian Pendara-han adalah keluarnya darah dari pembuluh darah
karena adalya luka terbuka=
Prosedur Beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam pertolongan pertama pada
2
-1-
Maksud Memberikan pedomal atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat Pusat,
Unit Pelaksana Teknis (UPf), dan Daops Manggala Agni / Bngade Pengendalian
Karhutla/Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan / para pihak terkait dalam
penyelamatan korban saat terjadinya kebakaran hutan dal laharr dan / atau
bencana lainnya.
Tujuan Agar korban dapat terselamatkan dari kebakaran hutan dan lahan serta bencana
lainnya.
Ruang Segala tindakan yang dilakukan dalam rangka penyelamatal korban.
Lingkup
Metode Melakukan dengan prinsip prinsip penyelamatan (rescuel.
Alat dan 1. Peralatan rescue
Bahan 2. Tempat penampungan sementara.
Hal Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
Penting penyelamatan korban yaitu:
1. Pastikan personil memiliki keterampilan penyelamatan korban.
2. Penetapan strategl yang jelas dan mudah dipahami oleh seluruh petugas
penyelamatan.
3. Koordinasikan dengan instansi terkait secara intensif, khususnya saat
penyelamatan korban manusia.
Pengertian Penyelamatan korban adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menyelamatkan
maausia, satwa, dan tumbuhal yang ada dan menjadi korban akibat kebakaran
hutan dal Iahan serta bencana lainnya.
Prosedur Beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam penyelamatan korban yaitu:
1. Penyelamatan Manusia :
2. Penyelamatan Satwa :
Maksud Memberika-n pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat Pusat,
Unit Pelaksana Teknis (UPl), dan Daops ManggaJa Agni/ Brigade Pengendalian
Karhutla/Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan I para pihak terkait dalam
melakukan pertolongan pertama pada korban luka berdarah.
Tujuan Agar penarrganan pertolongan mandiri korban luka berdarah dapat dilakukan
dengan cepat dan tepat sehingga keselamatan kerja personil regu pemadam
kebakaran hutan dan lahan tetap terjaga dan tidak terjadi ha1-hal yang tidak
diinginkan yang akan menyebabkan kondrsi yalg lebih buruk bagr korban.
Ruang Pertolongal pertama pada korban luka berdarah.
Lingkup
Metode Mengikuti kaidah kaidah keselamatan kerja dalam melakukan tindakan
pertolongan pertama pada korban luka berdaral.
Alat dan 1. P3K
Bahan 2. Perlengkapan pribadi
Hal Ha-l-ha-l penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaal kegiatan
Penting pertolongan pertama pada luka berdarah dalam pemadaman kebakaran hutan
darr lahal yaitu:
1. Ketepatan dan kecermatal dalarn melakukan penghentian luka berdarah
2. Ditangani oleh tenaga yang terlatih
Pengertian 1. Darah adalah cairan berwarna merah cerah di dalam arteri (sudah
dioksigenasi) dan berwarna mera-h gelap di dalam vena (deoksigenasi),
setelah melepas sebagian oksigen ke j aringal (menyebabkan perubahan
warna) dan menerima produk sisa dari jaringan.
2. Pengertian Pendarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah
karena adanya luka terbuka-
Prosedur Beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam pertolongan pertama pada
luka berdarah dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan yaitu:
1. Menyiapkal tindal<an pertolongan
a. identilikasi luka berdarah pada bagian tubuh korban (kepala, leher,
ketiak, bahu, lengan, badan, tangan, da-n kaki)
b. Siapkan dan gunakan peralatan dan perlengkapan pertolongan (Kotak
P3K)
2. Melakukan pertolongan sesaat korban luka berdarah
a. Hentikansegera pendarahan dengal menekan langsung pada bagtan
tubuh yang terluka, jika luka berada pada bagian talgan sebaiknya
tangan diangkat diatas kepala dan jantung tujuannya agar menghrndari
darah yang keluar terus-menerus. dengan telapak tangan dulu, lalu
dengan kassa atau kain kemudian diikat dan diba-lut agar pendarahan
berhenti. Jika luka tersebut berada pada kaki, maka kaki korban harus
2
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat Pusat,
Unit Pelaksana Teknis (UPl), dan Daops Manggala Ag'ni,I Brigade Pengendalian
Karhutla/Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan / para pihak terkait, dalam
melakukan pertolongan pertama pada korban luka bakar
Tujuan Agar penanganan pertolongal mandiri korban luka bakar dapat dilakukan
dengan cepat dan tepat sehingga keselamatan kerja personil regu pemadam
kebakaran hutan dan lahan tetap terjaga dan tidak terj adi hal-hal yang tidak
diinginkan yang dapat menyebabkan kondisi yang lebih buruk bagi korban
Ruang Pertolongan mandiri korban luka bakar
Lingkup
Metode Mengikuti kaidah kaidah keselamatan kerja dalam melakukan tindakan
pertolongal pertama pada korban luka bakar
Alat dan 1. P3K
Bahan 2. Perlengkapan pribadi
3. Gel pendinqin atau krim khusus
Ha-l Ha-l-ha-l penting yang perlu diperhatrkan dalam pelaksanaan kegiatan
Penting pertolongan maldiri pada korban luka bakar dalam pemadaman kebakaran
hutan dan lahan yaitu
1. Ketepatan penanganan korban da-lam melakukan pendinginan luka bakar
2. Dilakukan oleh personil yang telah terlatih.
Pengertian Luka Bakar adalah luka atau terjadinya kerusakan kulit akibat panas yang
disebabkan oleh api, bara, uap, air mendidih, sengatan listrik atau zat kimia
lainnya.
Prosedur Beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam pertolongan maadiri pada
korban luka bakar dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan yaitu:
1. Menyiapkan tindakan pertolongan sesaat setela-h luka bakar
a. Identifikasi jenis luka bakar terlebih dahulu yaitu, luka bakar ringal,
luka bakar sedang, dal luka bakar berat.
b. Siapkan dan gunakaa peralatan dan perlengkapan pertolongan (Kotak
P3K)
c. Lepaskal semua benda yaig mengganggu/menutupi daerah luka secara
hati-hati (crncin, gelang, arloji dll).
d. Identifrkasi sumber mata air di sekitar lokasi korban luka bakar.
2. Melakukan pertolongan sesaat setelah luka bakar
a. Semua luka bakar harus dirawat dengan pendinginan segera, untuk
meminimalkan kerusakan jaringan.
b. Arahkan bagian yang terbakar di bawah keran air dingrn, pancuran
mandi, penyiram tarrarnan, dan ahrkan air pada bagian itu sekurang-
kurangrya selama 10 menit. Gunakan gel lidah buaya atau krim khusus
untuk membuat luka bakar menjadi dingrn
c. Jangan mengoleskal mentega, salep, atau lotion
d. Balut bagian yang terbakar dengan kain yang bersih dan tidak berbulu
e. Berikan obat pereda nyeri jika luka bakar terasa sakit yalg menyebabkan
tidak bisa beristirahat.
f. Pada luka bakar tingkat 1 (luka bakar ringan) de gejala kulit
I
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat Pusat,
Unit Pelaksana Teknis (UPI), dan Daops Manggala Agni/ Brigade Pengendalian
Karhutla/Unit Pengelolaan Hutan atau Lahan I para pihak terkait, khususnya
personil regu pemadam dalam melakukan pertolongan pertama pada korban
pingsan dalam pemadamal keba-karan hutan dan lahan
Tujuarr Agar penanganan pertolongal mandiri korban pingsan dapat dilakukan dengan
cepat dan tepat sehingga keselamatan ke{a personil regu pemadam kebakaran
hutan dan lahan tetap terjaga dan tidak terj adi ha1-hal yang tidak diinginkan
yang akan menyebabkan sesuatu yang buruk bagi korban
Ruang Meliputi kegiatan pengamanan korbal dan tempat kej adian dan melakukan
Lingkup tindakan pertolongan sesaat korban pingsan yang dilaksalakan oleh personil
Manggala Agni/ Brigda-lkarhutla dalam pemadaman kebakaran hutan dan
lahan
Metode Mengikuti kaidah kaidah keselamatal kerja dalam melakukal tindakan
pertolongan sesaat korban pingsan
Alat dan 1. P3K
Bahan 2. Tandu dan peralatan evakuasi
3. Perlengkapan pribadi
4. Tabung oksigen mini
HaI Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
Penting kesamaptaan yaitu:
1. Kecermatan dalam memposisikan korban pingsan
2. Ketepatan da.lam melakukan tindakan pertama
3. Dilakukan oleh personil yang telah terlatih.
Pengertian 1. Pertolongan Pertama adalah pertolongan mandiri yang diberikan kepada
seseorang yang mendadak/menderita sakit atau mendapat kecelakaan/
cedera yarrg memerlukar penanganan medis dasar.
2. Medis dasar adalah tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang
dapat dimiliki oleh awam atau awam yalg terlatih secara khusus.
3. Pingsan adalah suatu keadaan dimala korban dalam kondisi yang tidak ada
respon atau tidak sadar diri sepertr orang tidur pada seseorang, tetapi
aktivitas organ vital (jantung, paru) tubuh masih berfungsi.
Prosedur Beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam pertolongan mandiri pada
korban pingsaa dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan yaitu:
1. Melakukan pengamanan korban dan tempat kejadial
a. Perhatikan tempat sekitar kej adian korban pingsan.
b. Amankan korban pingsan ke tempat yang datar dan teduh serta tidak
kerumuni orang banyak agar dapat menghirup udara segar.
c. Bila pakaial atau aksesoris yang dipakai di tubuh terlalu ketat, maka
buka baju korban (khususnya dr sekrtar leher), buka atau longgarkan
2
pengikat tubuh korban seperti ikat pinggang atau BH pada wanita agar
dara-h dapat mudah mengalir dan korban mudah berna-fas serta udara
bisa menyegarkannya. Perhatikan gerakan dada, jika dada terlihat
mengembang dan mengempis artinya orang tersebut masih dapat
bernapas dengan spontan. Rasakan pernapasan dengarr meleta-kkan
kedua telapak tangan pada dada orang pingsan. Jika tidak ditemukan
tanda pernapasan setelah melakukan tindakan tersebut segera panggil
bantuan darurat. Lakukan resusrtasi jaltung paru sampai petugas medis
gawat darurat datang atau orang tesebut dapat kembali bernapas.
d. Pastikal mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau benda lain
yang mungkin men).umbat sa-lural napas, jika ada maka benda tersebut
harus dikeluarkan secepat mungkin.
2. Mela-kukan tindakan pertolongan sesaat korbar pingsan
a. Siapkan dal gunakan pera-latan dan perlengkapan pertolongaa (Kotak
P3K)
b. Rebahkan korban, angkat kaki setinggl 15 - 25 cm meskipun ada
kemungkinan kepalanya terluka.
c. Periksa realsi pupil mata dan denyrrt nadi serta buka j a.lan pemapasan.
Untuk membuka sa.lural udara, angkat rahang keatas dan tarik kepala
ke belalang - lidah akan terletak seperti semula dan sa-luran udara akarr
terbuka.
d. Jika wajah orang pingsan itu pucat fasih maka sebaiknya buat badannya
lebih tinggr dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat
mengalir ke kepala korban pingsan tersebut.
e. Jika muka orang yang pingsal itu merah maka sanggah kepalalya
dengan banta.l atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke
tubuhnya secara normal.
f. Kompres kepala korban dengan kain basah yang dingin/secara pelan-
pelan usap wajahnya dengan menggunakan air dingrn dan jangan
disiramkan ke muka korban
g. Jika korban muntah hendaknya kepala dimiringkan kekanan agar
muntah tidak masuk ke saluran pernafasan dan paru-paru tida-k
tersedak muntahan. Untuk menghindari hal tersebut, letakkan korban
pada posisi yang tepat dan memastikai saluran udara terbuka, yaitu
dengan cara posisi miring stabil. Posisi ini berguna agar muntah tidak
tertelal oleh korban dan menjauhkan lidah dari pintu saluran udara.
h. Untuk mengembalikan kesadaral orarg yang mengalami kepingsanan
dapat menggunakan bau-bauan yarlg menyengat dan merangsalg seperti
minyak wangi, minyak angin, amoniak, durian dan lain-lain.
i. Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diben minum seperti
air hangat.
j. Periksa kembali seluruh tubuh untuk melihat apakah terdapat bengkak
atau perubahal bentuk yang disebabkan karena jatuh. Ketika korban
sadar segera memberikan minuman manis, agar dapat mengembalikan
gula darah dan mengembalikan energi yang dibutuhkan. Orang yang
telah sadar dari pingsan disarankarr untuk tidak cepat bangkit dan
berdiri, korban perlu didudukkan atau beristirahat setidaknya selama
15-2O menit agar pingsa;r tidak terulang kemba-li.
k. Bila pertoiongan tidak berhasil dalam beberapa menit/bera:ngsur-angsur
membaik/putih maka sebaiknya hubungi ambulan atau dibawa ke pusat
kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik, dokter, rumah sakit, dsb
agar mendapatkan perawatal yang lebih baik. Pada saat korban akan
dibawa ke tenaga medis terdekat, posisi korban harus tetap pada posisi
miring.
tt
Maksud Memberikan pedoman atau acuan kepada petugas Pos Komando Tingkat Pusat,
Unlt Pelaksana Teknis (UPT), dan Daops Mangga.la Agni/ Brigade Pengendalian
Karhutla/ Untt Pengelolaar Hutan atau Lahan/ para pihak terkart da-lam
pelaksanaan penjagaan di pos jaga
Tujuan Agar pelaksanaan penjagaan di pos jaga dapat berj alan dengan efektif
Rualg Penjagaan di Pos Jaga
Lingkup
Metode Pengamatan dalr pencatatan
Alat dan ATK, Alat komunikasi, pluit, senter, buku tamu, buku piket, kendaraan roda
Bahan dua, ban piket, dan form isian pemantauan
Hal Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam penjagaan di posjaga yaitu:
Penting 1. Setiap petugas penjagaan di pos jaga wajib menggunakan seragam PDL
Manggala Agni/ Brigdalkarhutla da.rt ban piket
2. Petugas penjagaan di posjaga dibagi dalam 2 shift/hari.
3. Jumlah petugas penjagaan di pos jaga minimal 2 orang/shift.
4. Buatkan daJtar no kontak/telepon penting.
Pengertian Penjagaan di pos jaga adalah kegiatar yang dila-kukan oleh petugas di gardu
jaga yang dibangun di samping pintu masuk Kantor UPT/ Daops, untuk
menjaga keamanan lingkungan kantor UPT/ Daops.
Prosedur Beberapa prosedur yarrg perlu diperhatikal dalam penj agaan di pos jaga yaitu:
1. Buatkan daftar petugas penjagaan di posjaga
2. Buatkan format pemantauan/pencatatan untuk petugas penjagaan di pos
j aga sebagaimana lampiran.
3. Lakukan penjagaan dr pos jaga dengan sistem shrf selama 24 jam
4. Lakukan pencatatan terhadap semua kegiatan yang terpantau oieh petugas
jaga.
5. Lakukan pencatatan terhadap masuk dan keluarnya kendaraan.
6. Lakukan penerimaan awal dan pencatatan informasi/laporan dari pihak
terkait lainnya, untuk kemudian diteru skan ke ka-ntor UPT/ Daops.
7. Gunakan alat komunikasi / ptuit untuk memberi peringatan bila terjadi
keadaan yang mengganggu keamanan.
8. Lakukan serah terima tugas saat pergantian shit penj agaan, yarrg
ditandatangani oleh petugas yang menyerahkan darr yang menerima, disertai
dengan catatan situasi dan kondisi.
9. Bila terdapat informasi kebakaran, petugas pos jaga menyalakan alarm atau
memukul lonceng sebagai tanda personil berkumpul.
tt
(g
t
!
^o
u-
=d
(nL
E€
6
o a
(-
N
d ah
o .v, a
x d-1
d
5v
6
h
f .-:i
I
C)
36
cd cd
B>
o.
z^ ;
(E
ruLJ
.) d
a (E
0. o.
F
IJ j(
(E
s n- ts
d
t E o
o
a u 5V
rt1
H
6
F d d
a
0. :
.rl liq)
iJ
z
:
i
o .v6
dd
-l
t4 u0 :
F :
B> (! --:
:
--
F a (n (E
o b0 u0
O
z :
:
= .a
o o
ii< c;
6 6
\t (,
j z (E
<- j d
b!
(!
'=
(E
<X ur
gi-
b0
lv 'r o cE
Hrd i
(g
i; i(
<E
>:
.. (5
(E og
dtr a (!d:
:
&"8
t-\ a =bn
bo >o F !, tt trL
tu (.) 6
( li O. H'E o.i
v< r-
Y
*<'
_(E0r
0)
a" ) .^0Jo
"rA> z 0) .9
da z
(5
o.>
2X
iZ \-! d
6
u0 -^--i
9oo-1
<orn
JtLO. E6=
d
z O
(! od
Or C.l
ar(!
.i N
'\i
rl
Maksud Memberikal pedoman atau acuan bagi Manggala Agni dan atau Pihak terkait
lainnya dalam pemeliharaan Sarpras Deteksi Drni Karhutla CCTV Thermal
Camera.
T\rjuan agar sarpras deteksi dini karhutla CCTV thermal carnera dapat berfungsi secara
optimal
Ruang calnera therma,l, tower, pc client dan server
Lingkup
Metode Pemeriksaan sarpras secara periodik atau apabila terjadi kondisi alam yang
berpengaruh terhadap sarpras (hui ari lebat, petir, gempa bumi).
Alat dan Alat:
Bahan 1. Blanko checklist
2. ATK
Bahan :
1. Teropong
2. A)at kalibrasi
Hal 1. Tangkapan carnera
Penting 2. Kondisi balgunal tower
3. Kondisi computer
4. Manua-l book
Pengertian Sarpras deteksi dini karhutla CCTV therma-l carnera adalah alat untuk mendeteksi
karhutla dengan menggunakan metode deteksi parras darr deteksi asap.
Prosedur Beberapa prosedur ya;rg perlu diperhatikaa dalam pemeliharaan sarpras deteksi
dini karhutla cctv therma.l camera yaitu:
1. Persiapan
a. Alat
Memastikan peralatan yang diperlukan tersedia dan dapat berfungsi
dengan baik seperti gunting, handgrip, pisau cutter
b. Bahan
Memastikan bahal yalg diperlukan tersedia dalam jumlah yang cukup
seperti plastic warna, kain, besi kawat, ATK
2. Pelaksanaan
A. Pemeliharaan Camera Thermal
a. Pengecekan daya dengan melakukan Cek voltase / tegangan daya listrik
(22OY ac +-5o/o)
b. Setelan UPS : Pastikan UPS terkoneksi ke server dan sudah dikonfigurasi
untuk mematikan server jika daya baterai kurang dari persentase yarrg
direkomendasi
c. Pemeliharaan carnera thermal dilakukan melalui pengecekan secara
berkala terhadap visual camera yang terlihat dalam layar monitor PC
Client
d. Cek Jaringan : Tes ping ke semua perangkat (server, FD) dengan latency
(< 80ms).
e. Anti petir & Grounding : Pastikan kabel sesuai diagram yang dilakukan
pada awal instalasi.
f. Ruangan operator : Pastikan monitor dan komputer desktop bisa
digunakan secara baik..
I
sesuai.. I
f. Cek kalibrasi FoV pada SmokeUI : Pada SmokeUI, klik objek yang
dikenali pada bagian gambar yang overlap dengan gambar sebelahnya,
dan pastikan icon hij au berada pada objek yang sama di kedua gambar.
g. Pengecekar sesuai blanko lampiran 2.
C. Pemeliharaan Tower
a. Kelayakan Tower : Tes pandang untuk kemiringan tower, seperti: karat
yang berlebih, sling
b. Dokumentasi foto tower: Ambil foto tower secara keseluruhan, beton
pondasi, komponen anti-petrr, sling, kelengkapart
c. Kelayakan daya fistrik : Cek voltase/tegangan daya listrik (22OY ac + -5o/ol
d. Cek jaringar : Tes ping ke semua perangkat (server, FD) dengan latency
(< SOms)
e. Kalibrasi mekanika-l
f. (Dilakukar jika gambar panorarna tidak lurus) : Pastikan level plat PTZ
sudah terka.librasi dengan mlar kurang dari 0.05" pada kemiringan dan
keolengan digrtal axis.
g. Dokumentasi foto hasil kalibrasr dengan dual-axis : Foto nilai dari x-
axis dan y-axrs pada plat
h. Penutup anti air : Pastikan FD tertutup dengan baik dan sudah terkunci.
i. Dokumentasi foto FD dari empat arah : Ambil gambar dari penutup FD
sudah ditekan, terkunci dengal butterfly clip dari kanan, kiri, depan,
dan belakarg
j. Anti petir & Grounding : Pastikan kabel sesuai diagram yang dilakukan
pada awal instalasi
k. Pengecekan UPS : Pastikan UPS sudah terkoneksi ke Server dan
terkonfigurasi untuk mematikan InsightFD jika listrik sudah dalam
batas yang tidak direkomendasikan.
1. Pengecekan sesuai blanko lampiran 3.
D. Pelaporan dan Dokumentasi
a. Membuat laporan hasil pemeriksaarr sesuai dengan blanko.
b. Membuat dokumentasi hasil pemeriksaan
I
Lampiran 1.
Jenle l
No.
Pemerlksaan
Cara Pengetesan Hasil Masalah PenJelasan
Normal /
Pengecekan Cek voltase/tegangan daya Bermasa-la-h (Ditolak
1
daya listrik (22OVac +-5%) / Cek ulang /
Kalibrasi ulang)
Pastikan UPS terkoneksi ke
server dan sudah
Normal /
dikonfrgurasi untuk
Bermasalah (Ditolak
2 Setelan UPS mematikan server jika daya
baterai kurang dari / Cek ulang /
Kalibrasi ulang)
persentase yang
direkomendasi
Normal /
Tes ping ke semua perangkat
(server, FD) dengan latency
Bermasalah (Ditolak
3 Cek Jaringan
(. 80ms) / Cek ulang /
Kalibrasi ulang)
Normal /
Pastikan kabel sesuai
Anti petir & Bermasalah (Ditolak
4 diagram yang dilakukan
Grounding pada awa.l instalasr / Cek ularg /
Kalibrasi ulang)
Normal /
Pastikan monitor dan
Ruangan Bermasa-1ah (Ditolak
5 komputer desktop bisa
operator
digunakan secara bark. / Cek ulang /
Kalibrasi ulang)
Dokumentasi Ambil foto ruang monitoring
6 foto ruang termasuk PC, Server, dan 3 Ada / Tidak ada
monitoring monitornya
Normal /
Konfigurasi Backup folder C: \Insight Bermasalah (Ditolak
7
FD Program \frontend / Cek ularrg /
Kalbrasi ulang)
Pastikan konfigurasi di Normal /
Pengaturan Control Palel IG sudal Bermasalah (Ditolak
8
IG sesuai dengan saat pertama / Cek ulang /
instalasi Kalibrasi ulang)
Tes restart server dan Normal /
Tes
pastikan IG tetap bisa Bermasalah (Ditolak
9 Operasional
digunakan setelah restart ICek .ulang /
Server
Cek sisa hardisk pada IG. Kalibrasi ulartg)
Normal /
Tes kontrol kamera da.lam
Tes Bermasalah (Ditolak
10 mode manual, cek deteksi
Fungsional
api pada laporan kej adian / Cek ulang /
Kalibrasi ulang)
4
Lampiran 2.
Pemeriksaan Kalibrasi Kamera
No.
Jenls Cara Petrgetesan Hasil Tindakan PenJelasan
Pemerlksaan
Pastikan gambar pada Normal /
Leveling keseluruh panorama tidak Bermasalah (Ditolak
1
Kamera melengkung, atau gambar / Cek ulang /
tiap frame tidak miring. Kalibrasi ulang)
Pada SmokeUI, klik obj ek Normal /
Kalibrasi yang dikenali pada gambar, Bermasalah (Ditolak
2
Arah Utara lalu pastikan arahnya pada I Cek lulang /
peta di iG sudah sesuaj Kalibrasi ularts)
Normal /
Pemilihan Pastikan area yang ingin
BermasaJah (Ditoiak
Area discan pada panorama [G
Scanning sudah sesuai kebutuhan / Cek ulang /
Kalibrasi ulang)
Fokus
Normal /
Kamera Pastikan gambar termal
Bermasalah (Ditolak
4 Terma], dan dal visual sudah cukup
Kamera jelas / Cek ulang /
Kalibrasi ulang)
VisuaI
Cek Kalibrasi Pada IG, cek beberapa
Informasi gambar yarrg mudah
Jarak dikena-li lalu ldik tombol
Normal /
jarak, arahkaa pointer Bermasa-lah (Ditolak
5 Gambar
Termal dan mouse ke gambar (IR & VIS) / Cek ulans /
Ka-librasi ulang)
Visual pada dan periksa j aralnya suda-h
IG sesuai.
Pada SmokeUI, klik objek
yang dikenali pada bagran
gambar yalg overlap
Normal /
Cek ka-librasi
Bermasalah (Ditolak
6 FoV pada dengan gambar sebelahnya,
SmokeUI dan pastikan icon hij au / Cek ulang /
Kalibrasi ulang)
berada pada objek yang
sama di kedua gambar.
5
l,ampiran 3
Pemeriksaan Tower
Jenls
No.
Pemerlksaan
Cara Pengecekan Hasil Masalah PenJelasan
Normal /
Kelayakan
Tes pandang untuk Bermasala-h (Ditolak /
1 kemiringan tower, seperti:
Tower Cek ulang / Kalibrasi
karat yang berlebih, sling
ulalg
Ambil foto tower secara
Dokumentasi keseluruhan, beton
2
pondasi, komponen anti- Ada / Tidak ada
foto tower
petir, sling, kelengkapan
Normal /
Kelayakan Cek voltase/tegangan Bermasalah (Ditolak /
3
daya listrik daya listrik (22OY ac + -5o/ol Cek ulang / Kalibrasi
ulalg
Normal /
Tes ping ke semua
Bermasalah (Dito1ak /
4 Cek jaringan perangkat (server, FD)
Cek ulang / Kalibrasi
dengan latency (< 80ms)
ulang"
Kalibrasi
Pastikan level plat YTZ
mekanikal Normal
(Dilakukan sudah terkalibrasi dengan
Bermasalah (Ditolak /
5
jika gambar nilar kurang dari 0.05"
Cek ulang / Kalibrasi
pada kemiringan dan
paiorama ulang
keolengan digital axis
tidak lurus) I
Dokumentasi I
foto hasil
Foto nilar dari x-a-xrs dan
6 kalibrasi y-axis pada plat Ada / Tidak ada
dengal dual-
axrs
Normal /
Pastikan FD tertutup
Penutup anti Bermasalah (Ditolak /
7 dengan baik dan sudah
arr Cek ulang / Kalibrasi
terkunci
ulang
Ambil gambar dari
Dokumentasi penutup FD suda-h
8 foto FD dari ditekan, terkunci dengan Ada / Tidak ada
empat arah butterfly clip dari kkanan,
kiri, depan, dan belakang
Normal
Pastikan kabei sesuai
Anti petir & Bermasalah (Ditolak /
I Grounding
diagram yang dilakukan
Cek ulang / Kalibrasi
pada awal instalasi
ulang
-6
Maksud Memberikan pedomar atau acua.n bagi Petugas Pos Komaldo Tingkat Pusat, Unit
Pelaksana Teknis dan Daops/ Brigade Pengendalian Karhutla/ Unit Pengelolaan
Hutan/ Pengguna larnnya dalam melakukan pendampingan di tingkat desa dalam
upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan untuk pengenda-lian kebakaran
hutan dan lahan.
Tujuan SOP ini dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan pendampingan tingkat desa
dalam upaya pengenda-lian kebakaran hutan dan lahan dapat dilakukan dengaa
benar, terarah dan tepat sasaran, serta mencapaj tujuan pelaksanaan kegiatan
pengendalian kebakaran hutal dan lahan yang meliputi tersampaikannya
informasi kepada masyarakat dan para pihak serta penyadartahuan kepada
masyarakat sebagai upaya pencegahan kebakaran hutal dan lahan.
Rualg Setiap tahapan kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan
Lingkup Pendampingan Desa meliputi :
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Pelaporan dan dokumentasi
Metode Metode pelaksanaan Pendampingan terdiri dari :
bahan
1. ATK
2. Bahan sosialisasi
3. Media sosialisasi
4. Alat Pendukung lainya
Hal 1. Berkoordinasi/berkomunikasi dengan instansi terkait pada wilayah tugas
Penting Manggala Agni Pendamping Desa.
2. Memahami karakteristik Desa sasaral dengal pendekatan karakter sosial,
budaya, ekonomi, politik dal keamanal.
3. Media sosialisasi yang digunakan mudah dimengerti/ dipahami, dan tepat
sasaran.
4. dal kemampuan komunikasi petugas adalah faktor
Pengetahuarr, pengalamarr
utama daiam melakukan komunikasi/ sosia-lisasi baik kepada individu atau
Massa/ Audiens.
Pengertian MABPD ada.lah Anggota Manggala Agni yang ditugaskan sebagai Pendamping
-2
disuatu wilayah ke4a (Desa /Kecamatan) yang ditetapkan sebagai salah satu
daera-h rawal Karhutla guna mempermudah dalam memperoleh data dan
informasi di wilayah kerja (Desa/Kecamatan) tersebut yang nantinya :
2. Pelaksanaan
a. Lakukan Koordinasi/ Sosialisasi mela-lui pendekatan kepada Masyarakat
dengan mempertimbangkan Psikososial sasaral yaitu:
l) Instansi/Kelompok : Pemerintah Desa dan Intansi terkait yang ada di
Desa atau Kelompok Masyarakat.
2) Perorangan: melalui kegiatan kunjungan dari rumah ke rumah
masyarakat di Desa sasaran.
3) Massa-l: kegiatan yang dilaksanakan oleh Masyarakat Desa.
b. Lakukan sosialisasi, kerjasama dan pendekatan kepada masyarakat
sepanjang tahun, khususnya saat menjelang dal pada musim kemarau.
c. Pelaporan dan dokumentasi
1) Membuat laporan pelaksanaal
2) Membuat Dokumentasi pelaksalaan