Professional Documents
Culture Documents
Firdhaaksari,+8 +andi
Firdhaaksari,+8 +andi
Abstract
dari kuartal I tahun 1985 sampai kuartal Tahapan kedua yang perlu
I 2010 adalah pada tahun setelah diketahui adalah melihat dari discount
dikeluarkannya paket oktober 1998 rate dan GWM terhadap JUB. Telah
kebijakan reserve requirement dijelaskan di bab II sebelumnya bahwa
perubahannya sangat tinggi, berikutnya JUB dipengaruhi oleh money multiplier,
kebijakan moneter melalui reserve dan besarnya money multiplier
requirement tidak mudah untuk diubah- dipengaruhi oleh discount rate dan
ubah karena kebijakan ini melibatkan GWM. Berikut persamaan discount rate
banyak lembaga dan kebijakan ini dan GWM terhadap JUB:
bersifat jangka panjang. M = f(mm, H) ........................... (5)
Alat analisis yang digunakan yaitu
analisis regresi. Analisa regresi M = f(discount rate, GWM) ..... (6)
dilakukan untuk melihat pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat
baik secara parsial maupun bersama-
sama. Dalam penelitian ini kebijakan Dari persamaan (6), dapat disusun
moneter melalui discount rate dan GWM sebuah persamaan regresi sebagai
tidak berpengaruh secara langsung, berikut:
dengan demikian perlu melihat pengaruh JUB = β0 + β1(discount rate) +
dari variabel yang mempengaruhi secara β2(GWM) + e ........................... (7)
langsung terhadap inflasi yaitu JUB. Untuk mengetahui besarnya
Karena apabila variabel yang pengaruh antara variabel bebas dengan
berpengaruh langsung yaitu JUB tidak variabel terikat baik secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap inflasi maupun simultan atau bersama-sama,
maka variabel yang berpengaruh tidak maka metode yang digunakan adalah
langsung yaitu discount rate dan GWM analisa Partial Adjustment Model
juga tidak berpengaruh signifikan (PAM), karena model ini sesuai dengan
terhadap inflasi. Adapun tahapan yang penelitian yang dilakukan, yaitu
dilakukan adalah: memasukkan inflasi sebelumnya diantara
Tahapan pertama yang perlu variabel bebas lainnya dan terdapat
diketahui adalah melihat pengaruh JUB kelambanan kebijakan moneter untuk
terhadap inflasi. Berikut persamaan JUB direspon oleh para pelaku ekonomi.
terhadap inflasi: Adapun tahapan yang akan dilakukan
M x V = P x T ........................... (1) yaitu pertama, pembentukan model.
Dari persamaan (1) diatas Penelitian ini dilihat dari sudut
diturunkan menjadi: pandang monetaris, adapun dasar
P = V/T x M .............................. (2) persamaan yang digunakan dalam
Dalam jangka pendek V dan T penelitian adalah sebagai berikut:
diasumsikan tetap pada kondisi M x V = P x T .......................... (8)
kesempatan kerja penuh, sehingga Dari persamaan (1) diatas
diperoleh persamaan baru: diturunkan menjadi:
P = α x M .................................. (3) P = V/T x M ............................. (9)
Dimana P merupakan tingkat Dalam jangka pendek V dan T
harga, α merupakan konstanta dan M diasumsikan tetap pada kondisi
merrupakan jumlah uang beredar. Dari kesempatan kerja penuh, sehingga
persamaan (3), dapat disusun sebuah diperoleh persamaan baru:
persamaan regresi sebagai berikut: P = α x M atau P = F(M) .......... (10)
Inflasi = β0 + β1 (JUB) + e ....... (4)
pendek. Dominasi sektor usaha besar ini kuartal III 2006 sebesar 14.87%. Kuartal
terutama didukung oleh sektor IV tahun 2006 inflasi menurun kembali
perbankan nasional melalui pemberian pada angka satu digit, akan tetapi pada
kredit yang cenderung mengabaikan tahun 2008 inflasi naik kembali pada
prinsip kehati-hatian. Rapuhnya angka dua digit. Inflasi tahun 2008 lebih
ketahanan nasional juga didukung disebabkan oleh kondisi perekonomian
dengan besarnya ketergantungan barang dunia yang sedang mengalami krisis.
impor. Dan kondisi inflasi tersebut kembali
Dari kondisi perekonomian yang turun pada level satu digit mulai kuartal I
rapuh tersebut, pada tahun 1997 tahun 2009 hingga kuartal I tahun 2010.
Indonesia mulai mengalami krisis Dengan melihat kondisi
keuangan. Puncak terjadinya krisis perekonomian diatas khususnya inflasi
ekonomi pada tahun 1998, kondisi sebagai indikatornya, maka dapat
tersebut berangsur-angsur membaik pada dikatakan bahwa kondisi perekonomian
tahun-tahun berkutnya akan tetapi Indonesia relatif kurang stabil dan pada
dampak dari krisis ekonomi tahun 1998 tahun 1998 adalah masa-masa paling
masih dirasakan. Belum lepas dari sulit yang dialami yaitu terjadinya krisis
dampak krisis ekonomi tahun 1998. ekonomi. Sehingga untuk mengantisipasi
Berikut perkembangan kondisi inflasi kondisi perkekonomian yang kurang
serta kebijakan yang diambil Pemerintah stabil dibutuhkan suatu kebijakan yang
guna mengatasi guncangan dapat meredam gejolak perekonomian
perekonomian. baik dari kebijakan moneter.
Kondisi perekonomian Indonesia Fluktusai kebijakan moneter
melalui salah satu indikator ekonomi discount rate dan GWM yang bertujuan
yaitu inflasi mengalami guncangan untuk meredam perubahan tingkat
ekonomi. Perkembangan inflasi kuartal I inflasi. Karena dalam setiap kebijakan
tahun 1985 hingga kuartal IV tahun moneter akan mempengaruhi inflasi,
1997 masih satu digit dan relatif stabil. khususnya dalam penelitian ini bertujuan
Pada kuartal berikutnya guncangan untuk melihat pengaruh kebijakan
ekonomi dari sebelumnya mulai terasa moneter terhadap inflasi. Untuk
dampaknya yaitu mulai kuartal I tahun kebijakan discount rate relatif lebih
1998 tingkat inflasi sebesar 19.83%, fluktuatif dibandingkan dengan
gejolak inflasi terjadi pada periode- kebijakan GWM. Karena kebijakan
periode berikutnya yaitu 18.33% kuartal discount rate mudah direspon para
II 1998, puncak terjadinya krisis pelaku ekonomi. Sedangkan kebijakan
ekonomi terasa pada kuartal III 1998 moneter GWM relatif dari tahun ke
yaitu sebesar 20.01%, dan kuartal IV tahun cenderung konstan. Dari data tabel
1998 inflasi sebesar 4.78%. 4.2 penetapan nilai GWM dari tahun
Pada periode berikutnya kuartal I 1985 hingga tahun 2010 dilakukan
1999 inflasi sudah mengalami penurunan senbanyak empat kali. Hal ini
pada angka 4.76%, dan periode dilaksanakan guna menjaga konsistensi
berikutnya inflasi di Indonesia relatif kebijakan dan untuk menjaga
stabil pada angka satu digit yaitu hingga perekonomian jangka panjang.
kuartal III 2005 dan kuartal berikutnya Dalam penelitian ini kebijakan
infalsi kembali pada angka dua digit. moneter melalui discount rate dan GWM
Pada kuartal IV 2005 inflasi sebesar tidak berpengaruh secara langsung,
10.34%, kuartal I 2006 sebesar 16.9%, dengan demikian perlu melihat pengaruh
kuartal II 2006 sebesar 15.51% dan dari variabel yang mempengaruhi secara
Dari hasil regresi yang disajikan akan turun sebesar 0.061%. Asumsi,
pada tabel 2 dapat disusun persamaan variabel yang lain tetap.
regresi sebagai berikut: e = 0.56 merupakan nilai residu
JUB = 6.058 – 0.020(discount rate) – atau kemungkinan kesalahan dari model
0.061(GWM) + 0.56 persamaan regresi, yang disebabkan
Dimana masing-masing koefisien karena adanya kemungkinan variabel
regresi variabel bebas menunjukkan lainnya yang dapat mempengaruhi
besarnya perubahan yang akan terjadi variabel inflasi tetapi tidak dimasukkan
pada variabel terikat akibat adanya kedalam model persamaan.
perubahan sebesar satu satuan dari Dengan melakukan uji statistik (uji
masing-masing variabel independent t dan uji F) masing-masing adalah
serta diasumsikan variabel bebas lainya sebagai berikut: untuk uji t, dengan
tetap. Masing-masing koefisien variabel derajat kebebasan (degree of freedom)
bebas dari persamaan hasil regresi sebesar 99 dan derajat kepercayaan 95%
dijelaskan sebagai berikut: ( = 5%) diperoleh ttabel sebesar 1.98,
JUB = variabel terikat yang dengan membandingkaan nilai thitung dan
nilainya akan diprediksi oleh variabel ttabel masing-masing variabel yaitu untuk
bebas. Adapun yang menjadi variabel discount rate 2.159 (thitung) > 1.98 (ttabel)
terikat dalam penelitian adalah tingkat dan untuk GWM 4.537 (thitung) > 1.98
inflasi di Indonesia yang besaran nilanya (ttabel) dapat disimpulkan bahwa variabel
diprediksi oleh discount rate dan GWM. discount rate dan GWM secara parsial
β0 = 6.058 merupakan nilai berpengaruh signifikan terhadap JUB di
konstanta, yaitu estimasi inflasi di Indonesia dari kuartal I 1985 sampai
Indonesia, jika variabel bebas discount kuartal I 2010. Sedangkan uji F, dengan
rate dan GWM mempunyai nilai sama n=101, k=2 dan derajat kepercayaan
dengan nol, maka inflasi mengalami 95% ( = 5%) diperoleh Ftabel sebesar
kenaikan sebesar 6.058. 3.07, dengan membandingkaan nilai
β1 = -0.020 merupakan besarnya Fhitung dan Ftabel yaitu 12.926 (Fhitung) >
kontribusi variabel discount rate yang 1.98 (Ftabel), dapat disimpulkan bahwa
mempengaruhi inflasi di Indonesia. variabel discount rate dan GWM secara
Koefisien regresi (β1) sebesar 0,020 simultan berpengaruh signifikan
dengan tanda negatif. Jika variabel terhadap JUB di Indonesia dari kuartal I
discount rate naik 1% maka inflasi di 1985 sampai kuartal I 2010. Untuk
Indonesia akan turun sebesar 0,020%. koefisien determinasinya sebesar 0.209,
Asumsi, variabel yang lain tetap. artinya variabel bebas discount rate dan
β2 = -0.061 merupakan besarnya GWM dapat menjelaskan variabel terikat
kontribusi variabel GWM yang JUB sebesar 20.9%, sedangkan 79.1%
mempengaruhi inflasi di Indonesia. dijelaskan variabel lainnya diluar
Koefisien regresi (β2) sebesar 0.061 variabel bebas yang ada pada model
dengan tanda negatif. Jika variabel persamaan.
GWM naik 1% maka inflasi di Indonesia
Tabel. 3. Hasil Regresi Discount Rate, GWM dan Inflasi Sebelumnya Terhadap Inflasi
Variabel Koefisien Regresi t Hitung Sig.
Discount Rate -0.056 -1.109 0.270
GWM -0.006 -0.085 0.932
Inflasit-1 0.764 10.659 0.000
Constanta : 1.689
Koefisien Determinasi (R2) : 0.555
Durbin Watson : 1.815
F-Statistic : 39.921