Professional Documents
Culture Documents
Bab 123
Bab 123
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
budaya dan kearifan lokal yang tercermin dalam pikiran, sikap, tindakan dan
hasil budaya itu sendiri. Hasil budaya yang dihasilkan oleh masyarakat
Indonesia sangat bervariasi, mulai dari pakaian, kesenian, rumah dan produk
budaya yang terkait dengan kesehatan (Paisal, 2018). Produk budaya yang
memang terasa semakin lama semakin terkikis oleh himpitan kebutuhan hidup,
tradisional (Yamin dkk, 2018). Semua peradaban manusia dengan sistem obat
sumber pengobatan sejak lama dan mempunyai peranan yang sangat penting
2016).
(Nazelia, dkk., 2019). Bentuk pengobatan alternatif menjadi salah satu usaha
sedang mereka alami. Metode pengobatan alternatif yang etnis dan budaya
sehingga, tidak sesuai dengan pengobatan modern dalam kajian ilmu biologi
dan teknik yang telah dikenal, mudah dipahami dan mudah dikuasai
dan bahkan sampai saat ini masih menjadi salah satu pengobatan alternatif
menjadi bagian hidup mereka karena senantiasa digunakan pada setiap saat
hanya bagian organ hewan tertentu saja yang diperlukan. Sumber pengobatan
tumbuhan untuk makanan, pakaian, dan juga obat-obatan (Zayadi, dkk., 2016).
3
sejak lama dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam praktek
sejak lama dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam praktek
terbentuk secara turun temurun ini membentuk suatu pengetahuan lokal yang
dimiliki oleh masyarakat disuatu wilayah (Farida, dkk., 2014). Hal ini juga
mengacu pada pengalaman dan keterampilan dari nenek moyang dan dilakukan
(2019), kegiatan pemanfaatan hewan (baik secara utuh atau beberapa organ
hewan target. Pemanfaatan hewan sebagai obat dan lain-lain tidak hanya pada
hewan di daratan saja tetapi juga sebagian umumnya hewan yang hidup di air
tradisional hanya secara singkat dan sulit untuk dipercaya, namun faktanya
diderita oleh seseorang, banyaknya jenis obat tradisional bergantung juga pada
Banggai Kepulauan.
dimana belum diketahui manfaat dan kegunaan lainya, selain menjadi bahan
domesticus), dan lebah madu (Apis nigrocincta). Hasil survey yang diperoleh
bahan obat tradisional. Untuk mengetahui lebih banyak hewan obat dan
B. Rumusan Masalah
berikut :
1. Jenis hewan apa saja yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat Desa
2. Penyakit apa saja yang dapat diobati melalui pemanfaatan hewan sebagai
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
jenis hewan obat dan manfaatnya, dapat dijadikan data awal untuk masyarakat
dan pemerintah desa mengenai jenis spesies hewan obat yang ada di Desa
2. Bagi Peneliti
hewan obat dan proses pemanfaatan hewan obat tersebut, bagi peneliti lain
3. Bagi Universitas
Hasil laporan penelitian berupa tulisan karya ilmiah atau skripsi ini
bacaan dan sampel hewan obat dapat dijadikan bahan awetan dan disimpan di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sambulangan merupakan salah satu Desa yang menjadi salah satu ibu kota
2020). desa ini merupakan desa yang cukup kaya dengan keanekaragam
hayatinya baik flora maupun fauna. Desa sambulangan merupakan desa yang
sampai saat ini sebagian penduduknya masih menggunakan obat alami yang
maupun hewan.
9
B. Deskrispsi Etnozoologi
dengan hewan pada masa lampau, dan juga pada masa sekarang. Etnozoologi
(Mardiyana, 2019).
10
hiasan, ritual, peralatan dan lain-lainnya. Sehingga timbul suatu teori yang
Persepsi mengenai konsep sakit, sehat, dan keragaman jenis hewan obat
terbentuk melalui suatu proses sosialisasi yang secara turun temurun dipercaya
penggunaan bagian hewan sebagai obat, hiasan, dan estetika; hewan sebagai
dkk., 2015).
C. Pengobatan Tradisional
bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral,
temurun, atau pendidikan/ pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang
pengobatan atau perawatan yang diselenggarakan dengan cara lain diluar ilmu
temurun, dan berguru melalui pendidikan atau pelatihan, baik asli dari
Indonesia atau dari luar Indonesia, dan diterapkan sesuai norma yang berlaku
di luar tubuh yaitu hewan obat digunakan pada bagian luar tubuh dengan cara
D. Hewan Obat
Hewan obat adalah obat berbahan dasar hewan yang dapat digunakan
tumbuk, diolah menjadi masakan, direbus, dioleskan dan lain sebagainya sesuai
Persepsi mengenai konsep sakit, sehat, dan keragaman jenis hewan yang
tradisional adalah semua upaya pengobatan dengan cara lain di luar ilmu
(Sholichin, 2020).
13
E. Kerangka Berpikir
narasi dan grafis disebut kerangka berpikir (Prastikawati, dkk., 2020). Dalam
Pengobatan Tradisional
Hewan Obat
Desa Sambulangan
Pengobatan Obat
Tradisional
Etnozoologi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat tulis,
kamera hp, dan laptop. Alat tulis digunakan untuk mencatat semua informasi
2. Bahan
kantong plastik dan papan identifikasi hewan obat. Kantong plastik digunakan
untuk menyimpan dan membawa hasil pembuatan obat tradisional dari hewan,
yang sudah siap dipakai dan papan identifikasi digunakan sebagai alat untuk
Sambulangan. Sampel dalam penelitian ini adalah individu setiap jenis hewan
Sambulangan.
E. Instrumen Penelitian
instrumen wawancara tersebut berupa jenis, bagian organ, dan manfaat hewan
F. Prosedur Penelitian
1. Survei Pendahuluan
a. Penentuan Responden
cara memilih responden dengan pertimbangan peneliti, dalam hal ini kriteria
responden yang dipilih ialah masyarakat di atas 40 tahun dan yang memiliki
dalam penelitian ini terdiri dari 6 orang yaitu 3 orang yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman (Mongotoian) dari dusun satu sampai dusun dua
b. Wawancara.
Tekhnik ini adalah cara awal yang dilakukan peneliti yaitu dengan
diberikan berupa hal mengenai nama spesies hewan, organ hewan yang dipakai
18
untuk bahan obat, khasiat dari jenis hewan obat dan proses pembuatan ataupun
kehidupan setiap harinya. Nara sumber pada penelitian ini disebut dengan
Mongotoian.
c. Pengamatan
G. Analisis Data
disajikan dalam tabel dan bentuk gambar spesies hewan yang berkhasiat obat
beserta manfaat dan bagian organ hewan yang digunakan sebagai obat serta
proses pengolahanya.
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sambulangan ini adalah desa yang menjadi pusat pemerintahan dan ibukota
merupakan desa yang memiliki potensi-potensi alam yang cukup banyak yang
datang.
pengobatan tradisional. Dari berbagai jenis hewan obat tersebut semuanya tidak
Tabel 4.2 Cara pengelolaan hewan obat dan pengobatan setiap jenis penyakit
Gambar 4.1 Empedu biawak (dokumentasi pribadi 2021) dan bentuk morfologi
hewan Biawak (Nurkarimah, 2019)
Klasifikasi Hewan Biawak (Varanus Salvator)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Autarchoglossa
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : Varanus salvator (Nurkarimah, 2019)
Ciri morfologi dari biawak yaitu memiliki bentuk lubang hidung oval
dengan posisi lubang hidung berada di depan moncong dan juga memiliki leher
serta moncong yang panjang. Biawak dewasa rata-rata berukuran 1.5 meter.
Selain itu, tubuh biawak berwarna hitam dan adanya corak bulat berwarna
kuning. Bentuk sisik di bagian atas kepala lebih besar dan ukuran sisik di
bagian belakang (menuju ekor) semakin kecil. Bentuk ekor pipih, pada sisi
bagian atasnya keras, sangat kokoh, dan panjangnya melebihi dari panjang
Gambar 4.2 Empedu ular piton (dokumentasi pribadi 2021) dan bentuk
morfologi hewan ular piton (Malayophyton reticulatus)
Klasifikasi hewan ular piton (Malayophyton reticulatus)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Famili : Phytonidae
Genus : Malayophyton
Spesies : Malayophyton reticulatus (Raharjo dkk, 2019)
Ular ini memiliki corak sisik yang merupakan perpaduan antara warna
coklat, emas, hitam dan putih, pola sisiknya menyerupai batik, memiliki tubuh
yang panjang, hewan ini berkembang biak dengan cara bertelur, tergolong
hewan reptilia, termasuk hewan yang bisa hidup dimana saja atau disebut
ini tidak seperti hewan lainya yang berjalan sesuai struktur tubuhnya
berbentuk cincin, serta memiliki tubuh yang lunak, bagian kulit selalu
basah atau lembab, tidak memiliki tulang belakang, memiliki mulut pada
Gambar 4.5 Madu lebah (dokumentasi pribadi 2021) dan bentuk morfologi
lebah madu ((Arifa, 2020)
Klasifikasi Lebah madu (Apis nigrocincta)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Family : Apidae
Genus : Apis
Species : Apis nigrocincta (Arifa, 2020)
dibagian kepala lebih dominan hitam dan bagian belakang hitam bergaris
kuning, terdiri dari dua pasang sayap bagian kiri dan kanan, memiliki juga
tiga pasang kaki tidak memiliki tulang belakang, lebah madu juga
Ayam kampung ini memiliki bentuk dan ukuran yang jauh relatif
memiliki warna bulu hitam putih, dan juga warna kombinasi lainnya.
Ayam ini memiliki jengger kecil dan juga tebal serta memiliki warna
merah pucat, warna kaki ayam kampung ini berwarna kuning cerah serta
yang terdapat di perutnya memiliki bentuk muka yang bundar dengan daun
telinga yang kecil, serta bulu yang lebat. kuskus mempunyai ekor yang
panjang dan tidak berbulu, mata berbentuk bulat, serta memiliki kuku yang
bagian atas lebih panjang dari pada tentakel bagian bawak, serta memiliki
sampai hitam dengan pola bercak / garis orange agak lebih terang kadang-
kadang hanya terlihat dalam cahaya terang, terdiri dari tiga pasang kaki,
kaki bagian belakang lebih panjang dibanding bagian depan, memiliki dua
Ikan gabus sedikit memiliki sisik bagian kepala seperti ular. Bahkan,
sisik di bagian kepala ini ukurannya jauh lebih besar daripada di bagian
lainnya, Tubuh ikan ini berwarna cokelat kehitaman. Namun, bagian bawah
perutnya berwarna cokelat pucat keputihan. Selain itu, bagian sisi yang berada
tepat di atas kepala hingga ekornya memiliki warna lebih gelap, yaitu hitam
motif garis abstrak yang cukup tebal. Ikan ini memiliki mulut besar dilengkapi
gigi-gigi tajam. Sirip yang ada di bagian punggungnya juga berukuran panjang
B. Pembahasan
dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dari penyajian data pada tabel tersebut dapat
diketahui bahwa jumlah spesies hewan obat yang digunakan yaitu sebanyak
makanan dan obat-obatan tradisional, serta ada juga yang hidup bebas sesuai
pangan tetapi juga dimanfaatkan untuk bahan pengobatan (Celly dkk, 2020).
penyakit. Hal ini dapat dilihat pada jumlah spesies hewan yang berkhasiat obat
terdapat 10 jenis hewan berkhasiat obat yang digunakan sebagai obat pada
hewan yang bermanfaat sebagai obat, yaitu jumlah jenis hewan berkhasiat
temurun dari orang tua dan mongotoian dan kurangnya informasi masyarakat
bahwa hewan yang ada disekitar tempat tinggal mereka atau yang hidup bebas
dan meyakini hewan yang dapat digunakan sebagai obat adalah hewan yang
diinformasikan oleh orang tua mereka dan mongotoian karena telah terbukti
relative lebih lama. Keempat, pengobatan secara tradisional kurang praktis dan
efisien.
digunakan merupakan hasil warisan dari nenek moyang mereka. Akan tetapi
tidak semua dari keluarga mempunyai minat dan bakat dalam mempelajari dan
tradisional karena memiliki biaya yang tidak mahal, serta obat tradisional
34
memiliki efek samping yang minim bahkan tidak memiliki efek samping
Sambulangan yaitu empedu, telur, daging, madu, dan perut serta ada juga
lainnya. Hal ini disebabkan karena hewan atau organ-organ hewan tersebut
tinggi dan zat asam ini berguna untuk mengobati berbagai masalah penyakit
berobat sebanyak dua sampai tiga kali ke pengobatan medis modern, sebelum
hewan obat yang didapatkan dalam hasil wawancara yaitu dilakukan dengan
cara direbus, dikeringkan, dibalut, bahkan ada juga yang langsung diminum
penyakit seperti liper, sesak napas/asma, jantung, luka oprasi, batuk, asam
urat, mag, tipes, sakit gigi serta penyakit dalam lain pada umumnya.
36
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
penyakit dalam pada umumnya, liper, sesak napas/asma, jantung, luka oprasi,
B. Saran
Sambulangan yaitu :
1. Adanya penelitian lanjutan untuk mengkaji lebih mendalam lagi agar lebih
banyak sumber maupun referensi yang terkait dengan hewan obat agar
DAFTAR PUSTAKA
Arifa, A.F. 2020. Optimasi Isolasi dan Protokol PCR (Polymerase Chain
Reaction) Untuk Identifikasi Khamir Dari Sarang Lebah Madu Apis
mellifera. Skripsi. Surabaya : PPs Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya.
BPS. 2020. Kecamatan Bulagi Utara Dalam Angka 2020. Banggai Kepulauan:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai Kepulauan. ISBN: 978-602-
6385-96-3.
Celly, F., Aprillia., Anwari, S., dan Ardian H. 2020. “Etnozoologi Suku Dayak
Mayan Untuk Obat-Obatan di Desa Mensusai Kecamatan Suhaid
Kabupaten Kapuas Hulu”. Jurnal Hutan Lestari. Vol. 8 (3): 628 – 639.
Hartanto. 2010. Pengaruh Ranggas Paksa (Forced Molting) Metode Puasa dan
Suplementasi Tepung Bekicot (Achatina fulica) Pda Ransum Terhadap
Bobot Ovarium dan Pertumbuhan Folikel Yolk Ayam Arab (Gallus
turcicus). Skripsi. Malang : PPs Universitas Islam Negeri Malang.
Kholifah, S.N. 2015. Pengaruh Pakan Kroto, Kulit Ayam Segar, dan Semut
Rangrang Terhadap KandunganSulfonilurea Pda Undur-Undur
Myrmeleon sp (Neuroptera myrmeleotindae). Skripsi. Jember : PPs
Universitas Jember.
Pratiwi, A.A., Talumepa, R. S., Wungow, Z., Poli, S.C., Rimbing. 2016. Tingkah
Laku Harian Kuskus Beruang (Ailurops ursinus) di Cagar Alam
Tangkoko Batu Angus. Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ). Vol. 36
(1) : 174 – 183.
Prastikawati, W., dan Husain, F. 2020. Pemanfaatan Hewan sebagai Obat dalam
Pengobatan Tradisional Masyarakat Kalipelus Kabupaten Banjar
Negara. Skripsi. Semarang: PPs Universitas Negeri Semarang.
Setyoko., Indriaty., Desy, R., dan Pandia, E.S. 2019. “Etnozoologi Masyarakat
Pesisir Seruway Aceh Tamiang dalam Konservasi Tungtong Laut
(Batagur Borneoensis)”. Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Vol. 16 (1): 46-54.
40
Sholichin, M. 2020. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat oleh Etnis Bali dan Jawa
di Desa Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir Provinsi Sumatera
Selatan. Skripsi. Jambi: PPs Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Wijaya, G.K. 2015. Pengaruh Kapsul Ekstrak Ikan Gabus (Chana striata)
Terhadap Kadar Albumin Pada Pasien Tuberkulosis Paru Pengobatan
Intensif. Skripsi. Jember : PPs Universitas Jember.
Yusuf, M. 2019. Pengaruh Pemberian Ampas Sagu dan Kotoran Ayam dengan
Presentase yang Berbeda Terhadap Pertambahan Populasi Cacing
Tanah (Lumbricus rubellus). Skripsi. Riau : PPs Universitas Islam.
Zayadi, H., Azrianingsih, R., Athiroh, N., dan Sjakoer, A. 2016. Pemanfaatan
Hewan sebagai Obat-Obatan Berdasarkan Persepsi Masyarakat di
Kelurahan Dinoyo Malang. Jurnal Kesehatan Islam. Vol. 10 (1): pp
2303-002.
41
Lampiran 1
Dokumentasi Wawancara
Responden 1
Responden 4
Lampiran 2
Surat Perintah Tugas Penelitian
46
Lampiran 3
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
47
Lampiran 4
INSTRUMEN PENELITIAN
PANDUAN OBSERVASI
PANDUAN WAWANCARA
(Untuk setiap responden)
Fokus penelitian :
1. Pengetahuan masyarakat Sambulangan tentang hewan-hewan yang
dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional.
Indikator Pertanyaan :
1. Jenis hewan apa saja yang biasa digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional masyarakat Desa Sambulangan ?
2. Bagaimana cara mendapatkan hewan obat tersebut ?
3. Bagian organ hewan apa saja yang digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional ?
4. Apa manfaat jenis hewan tersebut sebagai bahan pengobatan tradisional ?
5. Bagaimana cara pengolahan jenis hewan tersebut sebagai pengobatan
tradisional ?
6. bagaimana cara penggunaan atau mengkonsumsi hewan obat yang sudah siap
dipakai ?
7. Darimana mengetahui jenis hewan tersebut dapat digunakan sebagai bahan
pengobatan tradisional ?
8. Apa nama lokal/daerah dan hewan yang digunakan sebagai bahan obat
tersebut ?
50
PANDUAN WAWANCARA
(Untuk setiap responden)
Umur : 48 Tahun
Pendidikan Akhir : Sekolah Dasar (SD)
Pekerjaan : Tani
Fokus penelitian :
1. Pengetahuan masyarakat Sambulangan tentang hewan-hewan yang
dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional.
Indikator Pertanyaan :
1. Jenis hewan apa saja yang biasa digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional masyarakat Desa Sambulangan ?
2. Bagaimana cara mendapatkan hewan obat tersebut ?
3. Bagian organ hewan apa saja yang digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional ?
4. Apa manfaat jenis hewan tersebut sebagai bahan pengobatan tradisional ?
5. Bagaimana cara pengolahan jenis hewan tersebut sebagai pengobatan
tradisional ?
6. bagaimana cara penggunaan atau mengkonsumsi hewan obat yang sudah siap
dipakai ?
7. Darimana mengetahui jenis hewan tersebut dapat digunakan sebagai bahan
pengobatan tradisional ?
8. Apa nama lokal/daerah dan hewan yang digunakan sebagai bahan obat tersebut
?
- Ditelan/diminum
- Diminum
- Diminum/dimakan
Tujuh
54
- Dibalut
Delapan
- Mulut kemulut/turun temurun
PANDUAN WAWANCARA
(Untuk setiap responden)
Fokus penelitian :
1. Pengetahuan masyarakat Sambulangan tentang hewan-hewan yang
dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional.
Indikator Pertanyaan :
1. Jenis hewan apa saja yang biasa digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional masyarakat Desa Sambulangan ?
2. Bagaimana cara mendapatkan hewan obat tersebut ?
3. Bagian organ hewan apa saja yang digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional ?
4. Apa manfaat jenis hewan tersebut sebagai bahan pengobatan tradisional ?
5. Bagaimana cara pengolahan jenis hewan tersebut sebagai pengobatan
tradisional ?
6. bagaimana cara penggunaan atau mengkonsumsi hewan obat yang sudah siap
dipakai ?
7. Darimana mengetahui jenis hewan tersebut dapat digunakan sebagai bahan
pengobatan tradisional ?
8. Apa nama lokal/daerah dan hewan yang digunakan sebagai bahan obat tersebut
?
langsung ditelan
- Ikan gabus disiapkan sekupnya kemudian dibersikan lalu direbus
setelah rebus diambil bagian dagingnya lalu dicampurkan pada
bubur kemudian dikonsumsi.
- Empedu kus-kus yang sudah dikeluarkan pada tubuh kus-kus
Enam dibersihkan lalu dikeringkan setelah kering empedu kus-kus diiris
secukupnya kemudian langsung ditelan.
- Dikonsumsi/dimakan
- Dikonsumsi/dimakan
- Dibalut
Tujuh - Ditelan
- Dikonsumsi/dimakan
Delapan - Ditelan
PANDUAN WAWANCARA
(Untuk setiap responden)
58
Fokus penelitian :
1. Pengetahuan masyarakat Sambulangan tentang hewan-hewan yang
dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional.
Indikator Pertanyaan :
9. Jenis hewan apa saja yang biasa digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional masyarakat Desa Sambulangan ?
10. Bagaimana cara mendapatkan hewan obat tersebut ?
11. Bagian organ hewan apa saja yang digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional ?
12. Apa manfaat jenis hewan tersebut sebagai bahan pengobatan tradisional ?
13. Bagaimana cara pengolahan jenis hewan tersebut sebagai pengobatan
tradisional ?
14. bagaimana cara penggunaan atau mengkonsumsi hewan obat yang sudah siap
dipakai ?
15. Darimana mengetahui jenis hewan tersebut dapat digunakan sebagai bahan
pengobatan tradisional ?
16. Apa nama lokal/daerah dan hewan yang digunakan sebagai bahan obat tersebut
?
- Dikonsumsi/diminum
60
- Dikonsumsi/dimakan
Tujuh - Diminum
- Dibalut langsung
Delapan - Dikonsumsi/dimakan
PANDUAN WAWANCARA
(Untuk setiap responden)
61
Fokus penelitian :
1. Pengetahuan masyarakat Sambulangan tentang hewan-hewan yang
dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional.
Indikator Pertanyaan :
1. Jenis hewan apa saja yang biasa digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional masyarakat Desa Sambulangan ?
2. Bagaimana cara mendapatkan hewan obat tersebut ?
3. Bagian organ hewan apa saja yang digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional ?
4. Apa manfaat jenis hewan tersebut sebagai bahan pengobatan tradisional ?
5. Bagaimana cara pengolahan jenis hewan tersebut sebagai pengobatan
tradisional ?
6. bagaimana cara penggunaan atau mengkonsumsi hewan obat yang sudah siap
dipakai ?
7. Darimana mengetahui jenis hewan tersebut dapat digunakan sebagai bahan
pengobatan tradisional ?
8. Apa nama lokal/daerah dan hewan yang digunakan sebagai bahan obat tersebut
?
Petanyaa
No Nama Jawaban Responden
n ke-
1 Joni Meali Satu - Biawak
- Kus-kus
- Ayam
Dua
- Memburu dihutan
- Didapatkan tanpa sengaja dihutan kemudian ditangkap
- Sudah memelihara sebelumnya sehingga tinggal mengambil pada
tempat ayam bertelur
Tiga
- Empedu
- Empedu
- Telur
PANDUAN WAWANCARA
63
Fokus penelitian :
1. Pengetahuan masyarakat Sambulangan tentang hewan-hewan yang
dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional.
Indikator Pertanyaan :
1. Jenis hewan apa saja yang biasa digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional masyarakat Desa Sambulangan ?
2. Bagaimana cara mendapatkan hewan obat tersebut ?
3. Bagian organ hewan apa saja yang digunakan sebagai bahan pengobatan
tradisional ?
4. Apa manfaat jenis hewan tersebut sebagai bahan pengobatan tradisional ?
5. Bagaimana cara pengolahan jenis hewan tersebut sebagai pengobatan
tradisional ?
6. bagaimana cara penggunaan atau mengkonsumsi hewan obat yang sudah siap
dipakai ?
7. Darimana mengetahui jenis hewan tersebut dapat digunakan sebagai bahan
pengobatan tradisional ?
8. Apa nama lokal/daerah dan hewan yang digunakan sebagai bahan obat tersebut
?
Petanyaa
No Nama Jawaban Responden
n ke-
1 Kores Tindi Satu - Bekicot
- Undur-undur
- Ular
Tiga - daging
- seluruh tubuh
- empedu
- Dikonsumsi/dimakan
- Dikonsumsi/ditelan
- Dikonsumsi/ditelan
Tujuh
- Semua jenis hewan obat tersebut diketahui melalui mulut
Delapan kemulut/turun temurun.