You are on page 1of 365

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI BILANGAN


DI KELAS VII SMP

TESIS

Oleh

AIDIL SAFITRA
NIM 14205006

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam


mendapatkan gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
ABSTRACT

Aidil Safitra. 2016. “Development Constructivism Oriented Mathematics


Learning Device for Material of Numbers in Grade VII Junior High School”.
Thesis. Padang: Graduate Program of Padang State University.

The teachers haven’t helped the students in an optimal way to improve


their knowledge in math lesson, particularly about material of numbers. The
material is still taught conventionally and depended on the compulsory book. The
primary factor to this problem is lack of learning resources which can be a
reference for delivering the lesson constructivismly. The aim of this research is to
develop constructivism-oriented math learning device for a valid, practical and
effective material of numbers.
The type of this research is a developmental research. The research use a
Plomp model which is divided into several phases they are: preliminary research,
prototype phase, and assessment phase. Analysis of curriculum, analysis of
concept, analysis of students’ characteristic and analysis of learning device are
conducted in preliminary research. Lesson plan and constructivism-oriented math
learning device design are conducted in prototype phase. Then, formative
evaluation is also done to determine the validity and practicability of the product.
In assessment phase, assessment is done by evaluating the practicability and
effectiveness. The effectiveness is gained from the result of activity observation
analysis and the final result of learning process.
Data validity analysis showed that constructivism-oriented math learning
device resulting in extremely valid category because the developed learning
device had a good validity both the content and construction side. In data
practicability analysis showed that constructivism-oriented math learning device
is practical because it can be applied well in math learning process. The use of
constructivism-oriented math learning device could make the students more active
in the learning process which can be seen from their classroom activity.
Moreover, the level of final result completeness increased up to 82.35%. It means
that this device is effective in improving students’ final result. In conclusion, this
research, constructivism-oriented math learning device, is valid, practical and
effective.

Key words: Development of math learning device, consctructivism, numbers.

i
ABSTRAK
Aidil Safitra. 2016. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika
Berorientasi Konstruktivisme untuk Materi Bilangan di Kelas VII SMP”.
Tesis. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi bilangan, guru


belum optimal dalam membantu siswa mengkonstruksikan pengetahuannya.
Materi bilangan masih dipelajari dengan cara konvensional yang berpedoman
pada buku paket matematika. Penyebabnya adalah kurangnya sumber belajar yang
dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menyampaikan materi bilangan secara
konstruktivisme. Penelitian ini bertujuan mengembangkan perangkat
pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan
yang valid, praktis, dan efektif.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini
menggunakan model Plomp yang terdiri atas 3 fase, yaitu preliminary research,
prototype phase, dan assessment phase. Pada fase preliminary research dilakukan
analisis kurikulum, analisis konsep, analisis karakteristik siswa, dan analisis
perangkat pembelajaran. Pada fase prototype dilakukan perancangan RPP dan
modul berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan, kemudian dilakukan
evaluasi formatif untuk menentukan kevalidan dan kepraktisan produk. Pada fase
assesment dilakukan penilaian dengan uji praktikalitas dan uji efektivitas.
Keefektifan dilihat melalui hasil analisis observasi aktivitas dan hasil belajar
siswa.
Analisis data validitas menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran
berorientasi konstruktivisme yang dihasilkan dalam kategori sangat valid karena
perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi karakteristik
kevalidan baik dari segi isi maupun dari segi konstruk. Pada analisis data
praktikalitas, diperoleh hasil bahwa perangkat pembelajaran matematika
berorientasi konstruktivisme sudah praktis karena perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dapat diterapkan dengan baik dalam kegiatan pembelajaran
matematika. Penggunaan perangkat pembelajaran berorientasi konstruktivisme
dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar, ini terlihat dari
aktivitas siswa. Selain itu, tingkat ketuntasan hasil belajar siswa mencapai
82,35%. Ini berarti perangkat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran
matematika berorientasi konstruktivisme yang dikembangkan telah valid, praktis
dan efektif.

Kata kunci: Perangkat pembelajaran matematika, konstruktivisme, bilangan.

ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang

berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matamatika Berorientasi

Konstruktivisme untuk Materi Bilangan di Kelas VII SMP”. Penelitian ini

merupakan bagian dari tugas akhir dalam rangka melengkapi persyaratan

penyelesaian pendidikan S2 pada Program Studi Pendidikan Matematika

Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Dalam penyelesaian tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dan

dukungan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan

ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas segala

bantuan yang diberikan, baik moril maupun materil, terutama kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. Ahmad Fauzan, M.Pd, M.Sc., selaku pembimbing 1 yang selalu

berusaha membimbing dan memberikan arahan serta motivasi dalam

penyelesaian tesis ini.

2. Prof. Dr. Syahrul R., M.Pd., selaku pembimbing 2 yang selalu berusaha

membimbing dan memberikan arahan dalam penyelesaian tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. I Made Arnawa, M.Si., Bapak Dr. Edwin Musdi, M.Pd., dan

Ibu Dr. Ratnawulan, M.Si., sebagai kontributor dan penguji.

4. Bapak Prof. Dr. I Made Arnawa, M.Si., Bapak Dr. Edwin Musdi, M.Pd.,

Bapak Drs. Hendra Syarifuddin, M.Si., P.hD., Bapak Drs. Nursaid, M.Pd.,

Bapak Dr. Jasrial, M.Pd., dan Bapak Dr. Ridwan, M.Sc.Ed., sebagai validator

vi
instrumen dan perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme.

5. Ibu Prof. Nurhizrah Gustituati, M.Ed., Ed.D., Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Padang, beserta staf pimpinan/karyawan/karyawati

perpustakaan dan Tata Usaha yang telah memberi fasilitas.

6. Bapak Hasbi, S,Pd., selaku Kepala SMP Negeri 15 Kota Padang yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMP 15.

7. Ibu Ifawani, S.Pd., selaku guru SMP Negeri 15 Kota Padang kelas VII yang

telah banyak membantu dan membimbing selama pelaksanaan penelitian di

sekolah.

8. Bapak dan Ibu guru serta staf TU SMP Negeri 15 Kota Padang.

9. Seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 15 Kota Padang tahun ajaran 2015/2016

dan keluarga besar SMP Negeri 15 Kota Padang.

Penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih banyak kekurangan di

berbagai aspek yang memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

dan pihak-pihak terkait.

Padang, Januari 2016

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT.....................................................................................................i
ABSTRAK.......................................................................................................ii
PERSETUJUAN AKHIR TESIS..................................................................iii
PERSETUJUAN KOMISI.............................................................................iv
SURAT PERNYATAAN................................................................................v
KATA PENGANTAR....................................................................................vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................8
C. Tujuan Penelitian......................................................................8
D. Spesifikasi Produk....................................................................9
E. Pentingnya Penelitian.............................................................12
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian......................................13
G. Definisi Istilah........................................................................14
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................16
A. Landasan Teori.......................................................................16
1. Hakikat Pembelajaran Matematika....................................16
2. Bahan Ajar.........................................................................18
3. Perangkat Pembelajaran Matematika.................................23
4. Pembelajaran Kontruktivisme............................................32
5. Peta Konsep........................................................................36
6. Kualitas Modul Pembelajaran............................................40
7. Aktivitas Belajar Siswa......................................................45

viii
8. Hasil Belajar Siswa............................................................48
9. Model Plomp......................................................................50
B. Penelitian yang Relevan ........................................................52
C. Kerangka Pemikiran ..............................................................54
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................56
A. Jenis Penelitian ......................................................................56
B. Model Pengembangan ...........................................................56
C. Prosedur Penelitian.................................................................58
D. Ujicoba Produk ......................................................................71
E. Subjek Ujicoba.......................................................................72
F. Jenis Data................................................................................72
G. Instrumen Pengumpulan Data................................................73
H. Teknik Analisis Data..............................................................75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................93
A. Hasil Penelitian ......................................................................93
1. Hasil Tahap Preliminary Research....................................93
2. Hasil Tahap Prototype Phase...........................................102
3. Hasil Tahap Asessment Phase..........................................182
B. Pembahasan..........................................................................195
C. Revisi Produk.......................................................................204
D. Keterbatasan Penelitian........................................................206
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN........................207
A. Kesimpulan...........................................................................207
B. Implikasi...............................................................................208
C. Saran.....................................................................................209
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................210

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halama
n
1. Perbedaan Bahan Ajar dan Buku Teks..............................................................19
2. Ciri-Ciri Pembelajaran Konstruktivisme...........................................................35
3. Langkah-Langkah Menyusun Peta Konsep.......................................................37
4. Kriteria Modul yang Berkualitas Tinggi...........................................................41
5. Kriteria pada Setiap Tahap Pengembangan.......................................................57
6. Ringkasan (Summary) Kegiatan pada Tahap Preliminary Research................60
7. Ringkasan (Summary) Kegiatan pada Tahap Prototyping Phase......................65
8. Ringkasan (Summary) Kegiatan pada Tahap Asessment Phase........................68
9. Evaluation Matchboard Penelitian....................................................................71
10. Kategori Validitas 76
11. Hasil Validasi Angket Kepraktisan Modul dan RPP (Respons Guru)..............77
12. Hasil Validasi Angket Kepraktisan Modul (Respons Siswa)............................78
13. Hasil Validasi Instrumen Pengamatan Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) 79
14. Hasil Validasi Lembar Observasi Aktivitas Siswa...........................................80
15. Hasil Validasi Pedoman Wawancara dengan Guru...........................................81
16. Hasil Validasi Pedoman Wawancara dengan Siswa........................................82
17. Hasil Validasi Instrumen Praktikalitas Perangkat Pembelajaran......................83
18. Hasil Validasi Soal Tes Hasil Belajar...............................................................84
19. Hasil Validasi Instrumen Self Evaluation RPP Matematika.............................86
20. Hasil Validasi Instrumen Self Evaluation Modul Bilangan..............................86
21. Kategori Kepraktisan Perangkat Pembelajaran.................................................88
22. Hasil Penghitungan Lembar Praktikalitas Perangkat
Pembelajaran Matematika.................................................................................89
23. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa..................................................90
24. Kriteria Keberhasilan Belajar Siswa.................................................................92
25. Hasil Analisis Saran dan Revisi RPP dari Validator.......................................122
26. Hasil Validasi RPP Secara Keseluruhan.........................................................126

x
27. Hasil Analisis Saran dan Revisi Modul dari Validator...................................129
28. Hasil Validasi Modul Secara Keseluruhan......................................................135
29. Praktikalitas Modul Berdasarkan Rerata Angket Orang Per Orang................145
30. Praktikalitas Modul Berdasarkan Rerata Angket Tahap Kelompok Kecil......152
31. Hasil Analisis Angket Praktikalitas Respons Guru.........................................183
32. Hasil Analisis Angket Praktikalitas Respons Siswa (Field Test)....................184
33. Hasil Analisis Observasi pada Field Test........................................................190
34. Hasil Tes Akhir Siswa Kelas VII(3) SMPN 15 Kota Padang.........................194
35. Hasil Revisi Modul Setelah Uji Lapangan......................................................204

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hasil Kerja Siswa................................................................................................2


2. Contoh Penyajian Materi.....................................................................................4
3. Contoh Peta Konsep pada Materi Trigonometri................................................39
4. Kerangka Berpikir Pengembangan....................................................................54
5. Lapisan Evaluasi Formatif.................................................................................57
6. Rancangan dan Prosedur Penelitian..................................................................70
7. Peta Konsep Materi Bilangan............................................................................97
8. Contoh Bagian Kegiatan Orientasi pada RPP.................................................103
9. Contoh Bagian Kegiatan Elicitasi pada RPP...................................................104
10. Contoh Bagian Kegiatan Restrukturisasi Ide pada RPP...............................105
11. Contoh Bagian Kegiatan Aplikasi Ide pada RPP..........................................106
12. Contoh Bagian Kegiatan Review pada RPP..................................................106
13. Contoh Desain Cover RPP............................................................................107
14. Contoh Bagian Kegiatan Orientasi pada Modul...........................................110
15. Contoh Bagian Kegiatan Elicitasi pada Modul.............................................111
16. Contoh Bagian Kegiatan Restrukturisasi Ide pada Modul............................112
17. Contoh Bagian Kegiatan Aplikasi Ide pada Modul......................................113
18. Contoh Bagian Perintah Kegiatan review pada Modul.................................114
19. Desain Cover Modul Bilangan......................................................................115
20. Contoh Bagian Tujuan Pembelajaran di Setiap Awal Bab...........................116
21. Pedoman Kegiatan Belajar Siswa.................................................................117
22. Contoh Bagian Peta Konsep Materi Pecahan................................................118
23. Bagian Orientasi Sebelum Diperbaiki...........................................................138
24. Bagian Orientasi Setelah Diperbaiki.............................................................139
25. Bagian Orientasi 2.2 Sebelum Diperbaiki.....................................................140
26. Siswa Menjawab dengan Menuliskan Pecahan 1 Bagian Jeruk Saja............140
27. Hasil Revisi pada Bagian Orientasi Kegiatan Belajar 2.2.............................141

xii
28. Pertanyaan pada Orientasi Kegiatan Belajar 2.2 Sebelum Diperbaiki..........141
29. Pertanyaan pada Orientasi Kegiatan Belajar 2.2 Setelah Diperbaiki............142
30. Siswa Menuliskan Jawaban Sama dari 2 Pertanyaan yang Berbeda.............142
31. Perbaikan Pertanyaan pada Restrukturisasi Ide Kegiatan Belajar 2.2..........144
32. Hasil Perbaikan Perintah Soal Bagian Orientasi...........................................147
33. Hasil Perbaikan Perintah Soal.......................................................................148
34. Siswa Menuliskan Kesimpulan tentang Definisi Pecahan............................149
35. Hasil Perbaikan pada Bagian Elicitasi Kegiatan Belajar 2.1........................149
36. Hasil Perbaikan pada Bagian Elicitasi Kegiatan Belajar 2.2........................151
37. Siswa Membagi Apel menjadi Empat Bagian yang Sama Besar..................154
38. Hasil Perbaikan Soal Bagian Orientasi.........................................................154
39. Siswa Menuliskan Definisi Pecahan pada Bagian Elicitasi..........................155
40. Soal pada Bagian Restrukturisasi Ide Kegiatan Belajar 2.1..........................156
41. Variasi Jawaban Siswa pada Restrukturisasi Ide..........................................156
42. Siswa mengerjakan Soal pada Bagian “Ayo Berlatih 2.1”...........................157
43. Hasil Perbaikan “Ayo Berlatih 2.1”..............................................................158
44. Siswa Mempresentasikan Hasil ke Depan Kelas..........................................158
45. Siswa Menuliskan Hubungan Nilai Pecahan untuk Versi 1 dan 2................159
46. Hasil Perbaikan Bagian Elicitasi...................................................................160
47. Restrukturisasi Ide sebelum Diperbaiki .......................................................161
48. Restrukturisasi Ide setekah Diperbaiki..........................................................161
49. Siswa Menjawab Pertanyaan pada Bagian Elicitasi.....................................163
50. Hasil Perbaikan Bagian Elicitasi...................................................................164
51. Siswa Mengerjakan Soal Restrukturisasi Ide................................................165
52. Guru Menyimpulkan Kegiatan Belajar Bersama Siswa................................166
53. Siswa Menuliskan Jawaban pada Pertanyaan Kegiatan Orientasi 2.4..........167
54. Siswa Hanya Menjawab 1 dari 2 Pertanyaan pada Kegiatan Elicitasi..........168
55. Perbaikan pada Kegiatan Elicitasi................................................................169
56. Siswa Bertanya Kepada Guru.......................................................................170
57. Siswa Menjawab Soal Bagian Restrukturisasi Ide........................................170
58. Perbaikan pada Bagian Restrukturisasi Ide...................................................171

xiii
59. Hasil Kerja Siswa pada Bagian Orientasi Kegiatan Belajar 2.5...................173
60. Perbaikan pada Bagian Orientasi Kegiatan Belajar......................................173
61. Siswa Menjawab Semua Pertanyaan pada Bagian Elicitasi 2.5...................174
62. Siswa Menentukan Hasil Pembagian Suatu Pecahan....................................176
63. Siswa Mengerjakan Semua Soal Ayo Berlatih 2.5.......................................176
64. Siswa Mempresentasikan kegiatan Belajar 2.5 ke Depan Kelas...................177
65. Orientasi pada Kegiatan Belajar 2.6..............................................................178
66. Perbaikan Orientasi Kegiatan Belajar 2.6.....................................................179
67. Contoh Jawaban 2 Orang Siswa pada Bagian Elicitasi................................180
68. Siswa Mengerjakan Soal Pada Ayo Berlatih 2.6..........................................181
69. Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Secara Keseluruhan.........................192

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Validator Instrumen dan Perangkat..........................................214


2. Daftar Nama Subjek Penelitian......................................................................215
3. Hasil Saran dan Revisi RPP dari Validator....................................................217
4. Hasil Saran dan Revisi Modul dari Validator................................................223
5. Format Lembar Validari RPP.........................................................................229
6. Format Lembar Validari Modul.....................................................................232
7. Format Lembar Validasi Angket Praktikalitas Respons Guru.......................236
8. Format Lembar Validasi Angket Praktikalitas Respons Siswa......................244
9. Format Lembar Validasi Observasi Aktivitas Belajar Siswa.........................252
10. Format Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar............................................258
11. Format Lembar Validasi Pedoman Wawancara Guru....................................278
12. Format Lembar Validasi Pedoman Wawancara Siswa..................................282
13. Format Lembar Validasi Praktikalitas Expert Perangkat Pembelajaran........286
14. Format Lembar Validasi Self Evaluation RPP...............................................290
15. Format Lembar Validasi Self Evaluation Modul...........................................295
16. Hasil Penghitungan Validasi Modul..............................................................300
17. Hasil Penghitungan Validasi RPP..................................................................303
18. Hasil Penghitungan Validasi Angket Praktikalitas Respons Guru................307
19. Hasil Penghitungan Validasi Angket Praktikalitas Respons Siswa...............308
20. Hasil Penghitungan Validasi Observasi Aktivitas Belajar Siswa..................309
21. Hasil Penghitungan Validasi Soal Tes Hasil Belajar.....................................310
22. Hasil Penghitungan Validasi Pedoman Wawancara Guru.............................311
23. Hasil Penghitungan Validasi Pedoman Wawancara Siswa............................312
24. Hasil Penghitungan Validasi Praktikalitas Expert Perangkat........................313
25. Hasil Penghitungan Validasi Self Evaluation RPP........................................314
26. Hasil Penghitungan Validasi Self Evaluation Modul.....................................315
27. Data Nilai Ulangan Harian Siswa Materi Bilangan Bulat..............................316

xv
28. Hasil Analisis Ujicoba Soal Tes Akhir..........................................................317
29. Skor Tes Hasil Belajar...................................................................................327
30. Skor Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa...............................................328
31. Skor Hasil Angket Praktikalitas Respons Guru.............................................330
32. Skor Hasil Angket Praktikalitas Respons Siswa pada One to One................331
33. Skor Hasil Angket Praktikalitas Respons Siswa pada Small Group..............332
34. Skor Hasil Angket Praktikalitas Respons Siswa pada Field Test..................333
35. Daftar Check List dan Catatan Lapangan.......................................................336
36. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bab Pecahan..............................340
37. Modul Bilangan Berorientasi Konstruktivisme Bab Pecahan........................341
38. Surat Izin Penelitian.......................................................................................342
39. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.........................................344

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bilangan merupakan salah satu materi matematika yang dipelajari di

SMP kelas VII. Bilangan yang dipelajari yaitu bilangan bulat dan pecahan.

Bilangan bulat dan pecahan sangat berperan penting dalam matematika, karena

materi bilangan bulat dan pecahan merupakan materi dasar yang harus dikuasai

oleh siswa, sebelum mempelajari materi lainnya. Walle (2006) menjelaskan

bahwa siswa di sekolah menengah perlu mengembangkan pemahaman yang lebih

lengkap tentang sistem bilangan. Hal ini berarti, siswa sekolah menengah pertama

diharapkan untuk memahami lebih mendalam tentang bilangan bulat dan pecahan,

agar siswa mampu untuk menghadapi materi selanjutnya.

Penguasaan konsep bilangan siswa hingga saat ini masih lemah

khususnya pada materi bilangan di SMP. Kouba dan kawan-kawan (dalam Walle,

2006) menemukan bahwa di dalam National Assesment of educational progress

(NAEP) keempat, sebagian besar siswa kelas VII menggunakan simbol pecahan

tanpa pemahaman. Hal ini ditunjukkan dengan sekitar 80% siswa kelas VII dapat

mengubah pecahan campuran menjadi pecahan tak sempurna, tetapi hanya sedikit

1 +1
diantaranya yang mengetahui bahwa konsep dari 5 adalah sama dengan 5 .
4 4

Kondisi ini menunjukkan bahwa materi bilangan dipahami siswa sebagai suatu

simbol tanpa arti.

1
2

Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Noraida Ariyunita

(2012) tentang analisis kesalahan siswa dalam penyelesaian soal operasi bilangan

pecahan pada siswa kelas VII SMPN 2 Karanggede, diketahui bahwa masih

banyak kesalahan penghitungan yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman

konsep bilangan. Gambar 1 berikut ini merupakan salah satu hasil operasi

bilangan yang dilakukan siswa.

(Sumber: Penelitian Noraida Ariyunita (2012))

Gambar 1. Hasil Kerja Siswa

Pada gambar 1 siswa diminta untuk mencari penyelesaian dari soal perkalian dan

pembagian pada operasi campuran, dalam soal tersebut siswa salah dalam

mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa. Berdasarkan hasil

wawancara dengan siswa, diketahui bahwa mereka lupa serta masih bingung cara

merubah ke bentuk pecahan biasa. Kasus ini memberikan bukti bahwa kesalahan

siswa terjadi karena kurangnya pemahaman tentang konsep bilangan. Selain itu,

dalam penelitian Noraida Ariyunita dari hasil observasi yang dilakukan diperoleh

bahwa aktivitas siswa cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran karena


3

kurangnya rasa percaya diri siswa. Ketika siswa mengalami masalah atau kurang

memahami materi yang diajarkan, siswa enggan dan tidak berani untuk bertanya

dan meminta penjelasan lebih lanjut kepada guru.

Kegiatan belajar matematika yang dilakukan bertujuan untuk mencapai

standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang telah ditetapkan.

Standar kompetensi untuk materi bilangan di SMP yaitu memahami sifat-sifat

operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa yaitu (1) melakukan operasi

hitung bilangan bulat dan pecahan, dan (2) menggunakan sifat-sifat operasi hitung

bilangan bulat dan pecahan dalam pemecahan masalah. Kompetensi dasar yang

disusun belum mewakili standar kompetensi yang telah ditetapkan. Seharusnya

sebelum siswa melakukan operasi hitung bilangan, siswa terlebih dahulu

memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan. Selain itu, kompetensi dasar yang

disusun belum menekankan siswa pada pemahaman konsep. Hal ini terlihat dari

kompetensi dasar (KD) yang akan dicapai.

Proses pembelajaran matematika merupakan salah satu faktor penentu

bagaimana pemahaman konsep siswa terbentuk. Menurut Vygotsky (dalam

Suryadi, 2012), proses peningkatan pemahaman pada diri siswa terjadi sebagai

akibat dari adanya pembelajaran. Kegiatan pembelajaran matematika dapat

didukung oleh beberapa bahan ajar. Bahan ajar yang dimaksud disini adalah

bahan ajar yang dapat membangun pemahaman konsep matematika siswa.

Bahan ajar yang umumnya digunakan oleh guru adalah buku pelajaran

matematika. Proses pembelajaran yang dilakukan guru umumnya bergantung pada


4

bahan ajar yang digunakan. Kondisi ini juga terjadi di SMPN 15 kota Padang.

Berdasarkan hasil analisis terhadap buku pelajaran matematika siswa kelas VII

SMPN 15 Padang, diketahui bahwa isi buku belum membantu siswa dalam

memahami konsep. Isi buku berupa penjelasan rumus dan contoh. Materi

disampaikan secara singkat dan langsung diberi contoh soal. Teknik penyajian

materi pada buku teks belum mampu melibatkan siswa secara aktif dalam

melakukan penemuan-penemuan guna membangun konsep terhadap materi yang

dipelajarinya. Kurangnya keterlibatan siswa dalam membangun pemahaman

konsep mengakibatkan aktivitas siswa menjadi pasif, dan siswa cenderung

menghafal materi tanpa memahaminya. Gambar 2 merupakan salah satu contoh

penyajian materi, yang langsung diikuti dengan contoh soal pada buku siswa.

(Sumber: Buku matematika siswa kelas SMP VII tahun 2015)

Gambar 2. Contoh Penyajian Materi


5

Pada Gambar 2 menunjukkan materi bilangan disampaikan secara

langsung tanpa menjelaskan konsep materi. Materi dijelaskan secara singkat dan

langsung diikuti dengan rumus dan contoh soal. Materi operasi bilangan bulat

disajikan dengan menjelaskan cara mencari nilai bilangan bulat dengan garis

bilangan dan rumus. Selanjutnya diberikan beberapa contoh penyelesaian soal.

Buku juga tidak dilengkapi dengan peta pikiran yang dapat membantu siswa

memahami struktur materi. Salah satu akibat dari proses pembelajaran seperti ini

adalah hasil belajar siswa khususnya materi bilangan tergolong rendah. Hal ini

terlihat dari hasil ulangan harian siswa untuk materi bilangan bulat di kelas VII 3

SMPN 15 kota Padang pada tahun ajaran 2015/2016, yang menunjukkan bahwa

nilai rata-rata hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal

yaitu sebesar 72,77, dan persentase ketuntasan hasil belajar masih dalam kategori

kurang berhasil yaitu sebesar 50%.

Uraian permasalahan di atas menunjukkan bahwa kegiatan belajar yang

dilakukan guru saat ini cenderung sama dengan kegiatan belajar konvensional.

Kegiatan belajar matematika masih didominasi oleh guru dan bahan ajar yang

digunakan hanya sebatas buku atau LKS. Kegiatan belajar seperti ini

mengakibatkan proses pemahaman konsep matematika tidak diberikan. Dewasa

ini, telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menyikapi masalah yang terjadi

dalam proses pembelajaran khususnya matematika. Penelitian dilakukan untuk

menciptakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman

konsep. Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut adalah pendekatan

konstruktivisme.
6

Pendekatan konstruktivisme merupakan suatu pendekatan pembelajaran

yang menekankan pentingnya proses pembentukan pemahaman konsep. Siswa

harus aktif dalam mencari pengetahuan. Prinsip-prinsip konstrukstivisme menurut

Suparno (dalam Trianto, 2012) adalah (1) pengetahuan dibangun oleh siswa

secara aktif, (2) mengajar adalah membantu siswa belajar, (3) tekanan dalam

proses belajar lebih pada proses bukan hasil akhir, (4) kurikulum menekankan

partisipasi siswa, dan (5) guru sebagai fasilitator.

Pendekatan konstruktivisme yang dijalankan sesuai dengan prinsipnya

akan menciptakan kegiatan belajar yang bermakna. Namun, hingga saat ini

pendekatan konvensional masih disenangi oleh guru. Salah satu penyebabnya

adalah karena guru masih tergantung pada penyampaian materi yang diberikan

buku. Ketergantungan guru pada buku ajar yang telah ada menyebabkan

penggunaan pendekatan konstruktivisme tidak banyak digunakan.

Selain buku ajar, masih banyak bahan ajar yang dapat digunakan oleh

guru. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan guru adalah modul. Pada

prinsipnya modul digunakan sebagai media ajar individual. Namun, modul dapat

juga sebagai bahan ajar yang digunakan guru untuk menyajikan materi. Modul

dapat dibuat oleh guru sebagai alat bantu belajar matematika. Untuk mengatasi

permasalahan di atas, modul hendaknya dibuat berlandaskan suatu pendekatan

pembelajaran. Artinya disini adalah modul yang digunakan dapat membantu siswa

memahami konsep.

Konsep baru matematika memiliki hubungan dengan konsep-konsep

sebelumnya. Siswa akan sulit memahami suatu konsep baru jika pemahaman
7

konsep sebelumnya belum dikuasai. Salah satu cara agar siswa dapat memahami

konsep adalah dengan mengetahui dan menguasai konsep-konsep sebelumnya.

Tugas guru matematika untuk membantu siswa dalam memahami konsep adalah

dengan memberi tahu konsep-konsep sebelumnya yang akan digunakan untuk

menemukan konsep baru.

Sebagai bahan ajar, modul digunakan sebagai bahan belajar siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran. Seperti kegiatan pembelajaran yang lain, pelaksanaan

pembelajaran dengan modul juga memerlukan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP). Mulyasa (2009) menjelaskan fungsi penting dari RPP adalah dapat

mendorong guru lebih siap melakukan pembelajaran dengan perencanaan yang

matang dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan harus disesuaikan dengan

kebutuhan lingkungan, sekolah dan daerah tempat mengajar. Dari fungsi ini, dapat

diketahui bahwa RPP mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung

pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas, akan dilakukan penelitian mengenai

perangkat pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme dengan

menggunakan bahan ajar modul pada materi bilangan. Modul dirancang untuk

mengkonstruksi pemahaman siswa tentang materi bilangan, dan RPP dirancang

sebagai pedoman kegiatan belajar di kelas dengan menggunakan modul. Oleh

karena itu, judul penelitian ini adalah “Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Matematika Berorientasi Konstruktivisme untuk Materi Bilangan di Kelas VII

SMP”.
8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana karakteristik perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme untuk materi bilangan yang valid?

2. Bagaimana karakteristik perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme untuk materi bilangan yang praktis?

3. Bagaimana karakteristik perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme untuk materi bilangan yang efektif?

Efektivitas yang diselidiki adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk itu

ditunjukkan sub rumusan masalah sebagai berikut.

a. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama pembelajaran matematika

dengan menggunakan perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme untuk materi bilangan?

b. Bagaimana hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika

dengan menggunakan perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme untuk materi bilangan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan karakteristik perangkat pembelajaran matematika

berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan yang valid.


9

2. Mendeskripsikan karakteristik perangkat pembelajaran matematika

berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan yang praktis.

3. Mendeskripsikan karakteristik perangkat pembelajaran matematika

berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan yang efektif. Keefektifan

dilihat dari,

a. Aktivitas siswa selama pembelajaran matematika dengan menggunakan

perangkat pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme untuk

materi bilangan.

b. Hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika dengan

menggunakan perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme untuk materi bilangan.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini adalah

terbentuknya sebuah perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme untuk materi bilangan yang terdiri dari RPP dan modul bilangan.

Materi pelajaran yang ada pada modul disusun berdasarkan KTSP. Modul yang

dihasilkan adalah modul yang valid, praktis, dan efektif. Adapun karakteristik dari

RPP dan modul tersebut adalah sebagai berikut.

1. RPP disusun berdasarkan silabus agar kompetensi inti dan kompetensi dasar

yang harus dimiliki siswa dapat tercapai dengan maksimal.

2. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih.


10

3. Kegiatan inti pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran dengan

pendekatan konstruktivisme.

4. Aktivitas pada RPP mengacu kepada karakteristik pembelajaran berorientasi

konstruktivisme, yaitu orientasi, elicitasi, restrukturisasi ide, aplikasi ide, dan

review.

5. RPP disusun secara terperinci agar lebih jelas dalam pelaksanaannya.

6. Modul disusun berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

7. Modul yang dikembangkan terdiri atas 2 bab, yaitu bab 1 membahas materi

bilangan bulat dan bab 2 membahas materi pecahan.

8. Materi di dalam modul disajikan berdasarkan ciri-ciri konstruktivisme yaitu

dengan tahapan bimbingan pengembangan pengetahuan yang terdiri dari

orientasi, elicitasi, restrukturisasi ide, aplikasi ide, dan review. Pada

karakteristik orientasi diberikan cerita tentang materi yang sedang dipelajari.

karakteristik elicitasi diberikan pertanyaan untuk siswa mengungkapkan ide

atau kesimpulan dari kegiatan orientasi. Karakteristik restrukturisasi ide

diberikan suatu permasalahan untuk diselesaikan tentang materi yang telah

dipahami. Karakteristik aplikasi ide diberikan soal-soal latihan, yang diberi

nama dengan “Ayo Berlatih”. Karakteristik review, siswa diminta untuk

mempresentasikan hasil yang telah dikerjakan ke depan kelas.

9. Pada bagian pertama dari modul ini berisikan kata pengantar, petunjuk

penggunaan modul yang harus diperhatikan siswa, tujuan pembelajaran


11

dinyatakan dalam bentuk SK, KD, dan indikator yang hendak dicapai,

selanjutnya daftar isi.

10. Di awal bab diberi keterangan apa saja yang akan dipelajari yang bertujuan

sebagai informasi agar siswa mengetahui secara jelas apa saja yang akan

dipelajari.

11. Pada setiap awal bagian sub materi dilengkapi dengan kata-kata penyemangat

(motivasi).

12. Pada akhir bab dilengkapi dengan peta konsep. Peta konsep ini akan

mempermudah siswa dalam memahami konsep materi yang dipelajari.

13. Setiap bab, setelah materi berorientasi konstruktivisme yang disajikan pada

modul, diberikan contoh soal dan latihan pemahaman konsep, serta pada akhir

bab dilengkapi dengan rangkuman materi yang bertujuan agar siswa dapat

mengingat kembali hal yang penting yang telah dipelajari.

14. Setiap akhir bab, pada modul berorientasi konstruktivisme diberi soal uji

kompetensi, yang berisi seluruh materi, yang telah dipelajari dalam 1 bab.

15. Wujud fisik dari produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah

perangkat pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme berbentuk

RPP dan modul berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan.

16. Deskripsi bentuk fisik modul berorientasi konstruktivisme yang dilengkapi

peta konsep menggunakan jenis huruf comic sans dengan sedikit perpaduan

jenis huruf cambria dan times new roman, dan ukuran modul dengan panjang

24 cm dan lebarnya 18 cm.


12

17. Cover modul didesain dengan warna biru dengan sedikit perpaduan warna

orange, dan dilengkapi dengan gambar yang berhubungan dengan bilangan.

18. Warna tulisan pada isi modul didominasi oleh warna hitam dan untuk

memberikan penekanan pada bagian isi modul yang penting diberi warna

merah.

19. Pada sampul bagian belakang modul dilengkapi dengan riwayat hidup

penyusun.

E. Pentingnya Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut.

1. Bagi peneliti, memberikan wawasan baru dalam mengembangkan perangkat

pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme.

2. Bagi guru, memberikan alternatif menerapkan model-model pembelajaran

yang lebih realistik, inovatif, kreatif, efisien, dan menyenangkan untuk

meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa, serta menambah

pengetahuan keterampilan guru dalam merancang, menggunakan dan

mengembangkan pembelajaran.

3. Bagi siswa, dapat digunakan sebagai sumber belajar dalam meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi matematika pada materi bilangan.

4. Bagi sekolah, dapat dijadikan sumbangan pemikiran, referensi dan informasi

untuk melakukan penelitian selanjutnya.


13

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

1. Asumsi Penelitian

Perangkat pembelajaran yang dihasilkan akan diujicoba sehingga

menghasilkan perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme yang valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa. Namun, tidak semua bagian perangkat pembelajaran

yang dihasilkan diujicoba. Perangkat pembelajaran yang diujicoba hanya satu

pokok bahasan. Maka dalam penelitian ini diasumsikan bahwa perangkat

pembelajaran yang tidak diujicoba juga telah valid, praktis, dan efektif untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, karena perangkat pembelajaran

tersebut dibuat dengan karakteristik yang sama.

2. Keterbatasan Penelitian

Dalam pengembangan perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme untuk materi bilangan di kelas VII SMP terdapat keterbatasan

yaitu,

a. Analisis kebutuhan, subjek ujicoba, dan tempat ujicoba hanya dilakukan di

SMPN 15 kota Padang kelas VII semester I.

b. Pengembangan hanya dibatasi pada siswa kelas VII SMP semester I pada

materi bilangan.

c. Pada tahap efektivitas untuk hasil belajar siswa setelah menggunakan

perangkat pembelajaran matematika dalam penelitian ini hanya dilihat dari

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).


14

G. Definisi Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahan pemahaman terhadap istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka didefinisikan istilah-istilah sebagai berikut.

1. Modul bilangan adalah suatu bahan ajar dengan format modul dan digunakan

untuk pembelajaran di kelas, bukan pembelajaran individual.

2. Pendekatan konstruktivisme yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat

pada kegiatan siswa dan menekankan pentingnya proses pembentukan

pengetahuan oleh siswa itu sendiri berdasarkan pengetahuan yang telah

dimiliki sebelumnya.

3. Validitas

Perangkat pembelajaran dikatakan valid jika memenuhi dua hal yaitu (1)

apakah perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasar pada state of

the art pengetahuan; dan (2) apakah berbagai komponen dari perangkat

pembelajaran terkait secara konsisten antara yang satu dengan lainnya.

4. Praktikalitas

Praktikalitas berkaitan dengan kemudahan guru dan siswa dalam

menggunakan perangkat pembelajaran matematika. Aspek praktikalitas

dipenuhi jika (1) ahli dan praktisi menyatakan bahwa perangkat pembelajaran

yang dikembangkan dapat diterapkan, dan (2) kenyataan menunjukkan bahwa

perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan.


15

5. Efektivitas

Ada dua aspek keefektifan yang harus dipenuhi, yaitu (1) Ahli dan praktisi

berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa bahan ajar tersebut efektif,

(2) Secara operasional bahan ajar tersebut memberikan hasil sesuai yang

diharapkan. Efektivitas pada penelitian ini berkaitan dengan hasil belajar dan

aktivitas belajar matematika siswa setelah melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme untuk materi bilangan.


16

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakikat Pembelajaran Matematika

Istilah pembelajaran berkaitan erat dengan pengertian belajar dan

mengajar. Belajar dan mengajar merupakan perangkat komponen yang saling

bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga

pembelajaran sangat erat kaitannya dengan belajar dan mengajar. Menurut

Hamalik (2003: 27), “Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan

suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas

daripada itu, yakni mengalami”. Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009)

mengatakan belajar merupakan perilaku dan tindakan yang kompleks. Setelah

belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

Agar kegiatan belajar terjadi, siswa harus berinteraksi dengan lingkungan

belajarnya. Untuk menimbulkan interaksi yang baik maka diperlukan pengarahan

dan pengaturan. Proses pengaturan dan pengarahan inilah yang dikatakan dengan

kegiatan mengajar. Ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Sudjana (1989: 29),

yaitu “Hakikat mengajar adalah suatu proses yang terdiri dari proses mengatur

dan mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga

menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar mengajar adalah

suatu upaya yang dilakukan untuk membimbing siswa, mengatur, mengorganisasi,

serta menciptakan suasana yang baik di lingkungan sekitar siswa sehingga dapat

16
17

mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Atau dengan kata lain,

pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan

suasana sehingga siswa belajar.

Menurut Johnson dan Myklebust (dalam Abdurrahman, 2009: 252),

“Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan

fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir”. Selain itu, James dan

James dalam Ismail (2004: 1.3), berpendapat bahwa ”Matematika adalah ilmu

tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep

berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi dalam tiga bidang, yaitu

aljabar, analisis, dan geometri”. Dari kedua pendapat di atas maka dapat

dirangkum bahwa matematika dapat dipandang sebagai salah satu cabang ilmu

yang mempunyai fungsi praktis dan teoritis serta ilmu yang mempelajari tentang

logika.

Adapun karakteristik umum matematika menurut Sumardyono (2004),

yaitu (1) memiliki objek kajian yang abstrak; (2) bertumpu pada kesepakatan; (3)

berpola pikir deduktif; (4) konsisten dalam sistemnya; (5) memiliki simbol yang

kosong dari arti; (6) memperhatikan semesta pembicaraan. Karakteristik umum

matematika tersebut menjelaskan bahwa, dalam matematika juga dikenal pola

pikir deduktif. Berpola pikir deduktif maksudnya adalah berpangkal dari hal yang

bersifat umum diterapkan pada hal yang bersifat khusus. Pola pikir deduktif dalam

matematika biasanya digunakan untuk membuktikan suatu teorema. Namun,

untuk memberi pemahaman kepada siswa tentang materi, kegiatan pembelajaran


18

matematika juga dapat digunakan pola pikir induktif. Pola pikir induktif menurut

Sumardyono (2004) adalah pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat

khusus dan diarahkan ke hal yang bersifat umum. Untuk pola pikir induktif dalam

matematika digunakan untuk menyusun suatu definisi, teorema atau rumus.

Dari pengertian tentang matematika dan pembelajaran, Ismail (2004: 1.13)

berpendapat bahwa “hakikat pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja

dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang

memungkinkan seorang melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses

tersebut berpusat pada guru yang mengajar matematika”. Dapat disimpulkan

bahwa hakikat matematika adalah menguraikan dan menjelaskan apa matematika

itu, baik ditinjau dari kata matematika, karakteristik matematika sebagai ilmu,

maupun peran dan kedudukan matematika diantara cabang ilmu pengetahuan serta

manfaatnya.

2. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar siswa merupakan bagian yang penting dalam proses

pembelajaran karena dapat digunakan sebagai sumber belajar baik bagi guru

maupun bagi siswa. Menurut Majid (2006: 173), “Bahan ajar adalah segala bentuk

yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar”. Bahan ajar bisa berupa bahan tertulis ataupun bahan

tidak tertulis. Dalam proses pembelajaran dengan bahan ajar, ada kemungkinan

bagi siswa untuk mempelajari suatu kompetensi dasar tertentu secara runtut dan

sistematis, sehingga siswa dapat menguasainya dengan utuh dan terpadu.


19

Djamarah dan Aswan (2010: 43) menambahkan “Bahan ajar adalah substansi

yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar”. Dari penjelasan di atas

dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk baik tertulis

maupun tidak tertulis yang membantu guru dalam melaksanakan kegiatan proses

pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami dengan mudah materi yang akan

disampaikan.

Adapun tujuan dari bahan ajar adalah (1) membantu siswa dalam dalam

mempelajari sesuatu, (2) menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, (3)

memudahkan guru dalam proses pembelajaran, (4) agar proses pembelajaran

menjadi lebih menarik. Bentuk dari bahan ajar bermacam-macam, ada yang

berbahan cetak, audio, visual, audio visual, dan multimedia (Rosyid, 2010).

Dengan demikian bahan ajar merupakan bahan yang digunakan oleh guru

dalam membantu kegiatan proses pembelajaran dan tidak bisa diabaikan dalam

kegiatan pembelajaran, karena bahan ajar adalah inti dalam proses pembelajaran

yang akan disampaikan kepada siswa. Di dalam bahan ajar diuraikan segala

informasi yang seharusnya diketahui siswa, namun bahan ajar tidak sama dengan

buku teks. Menurut Pannen (1997), perbedaan bahan ajar dengan buku teks dapat

dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Perbedaan Bahan Ajar dan Buku Teks

Bahan Ajar Buku Teks

Menimbulkan minat dari pembaca Mengasumsikan minat dari pembaca

Ditulis dan dirancang untuk siswa Ditulis dan dirancang untuk pengajar
Belum tentu menjelaskan tujuan
Menjelaskan tujuan instruksional
instruksional
20

Berfokus memberi latihan pada siswa Belum tentu memberikan latihan


Selalu memberikan rangkuman Belum tentu memberikan rangkuman

Dikemas untuk kegiatan pembelajaran Dikemas untuk dijual secara umum


Mempunyai mekanisme untuk Tidak mempunyai mekanisme untuk
mengumpulkan umpan balik dari mengumpulkan umpan balik dari
pembaca pembaca
Menjelaskan cara mempelajari bahan Tidak menjelaskan cara mempelajari
ajar buku

Pada tabel 1 tergambar bahwa bahan ajar dibuat dan dirancang untuk

membantu kegiatan pembelajaran. Bahan ajar dikemas sedemikian rupa dengan

penjelasan tentang cara mempelajarinya, tujuan pembelajaran serta latihannya dan

terfokus pada topik tertentu yang akan dibahas. Adapun buku teks banyak

menjelaskan dan meminta pembacanya untuk mengambil sendiri ide atau pokok-

pokok yang dibahas. Dari perbedaan tersebut, tergambar bahwa cakupan bahan

ajar lebih jelas dan terinci secara sistematis.

b. Isi Bahan Ajar

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat bahan ajar adalah

kedalaman materi pembelajaran yang tidak terlalu luas atau tidak terlalu sempit,

urutan penyajiannya harus tepat dan runtut, sumber bahan ajar harus jelas, dan

penyampaian materinya harus tepat. Penyusunan bahan ajar diupayakan agar

semua pesan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa dapat diterima

dengan baik. Selain itu, penggunaan bahasa dalam menyusun bahan ajar

merupakan salah satu yang perlu dipertimbangkan.


21

Hal ini sesuai dengan pendapat Majid (2006), yang menyatakan bahwa

setidaknya sebuah bahan ajar mencakup beberapa hal, sebagai berikut.

1) Petunjuk belajar untuk guru dan siswa yaitu bagaimana mempelajari dan

menggunakan bahan ajar.

2) Kompetensi yang akan dicapai, diambil dari indikator yang telah dirumuskan.

3) Informasi pendukung termasuk uraian materi, gambar, dan ilustrasi.

4) Latihan-latihan yang terdiri dari soal yang berhubungan dengan materi yang

dipelajari.

5) Petunjuk kerja atau lembaran kerja berupa langkah-langkah kegiatan yang

dilakukan siswa apabila pembelajaran memerlukan suatu kerja.

6) Kesimpulan yaitu rangkuman pengetahuan yang diperoleh setelah

pembelajaran.

c. Langkah Penulisan Bahan Ajar

Secara garis besar Lufri (2007) menjelaskan tahapan dalam penulisan

bahan ajar yaitu sebagai berikut.

1) Persiapan

Persiapan yaitu penetapan siswa yang akan menggunakannya,

mengumpulkan literatur, menetapkan tujuan umum, memilih isi, menyusun

strukur atau kerangka.

2) Penulisan

Penulisan yaitu setelah persiapan untuk menulis sebuah bahan ajar sudah

dianggap cukup memadai, maka penulisan sudah dapat dimulai.


22

3) Penyuntingan

Penyuntingan yaitu menyunting (memperbaiki) naskah yang ditulis

sangat penting dalam bahan ajar. Untuk hasil naskah yang baik, tidak

mungkin terjadi sekali saja. Tetapi, memerlukan pembacaan yang berulang-

ulang dan penyuntingan. Penyuntingan bahan ajar meliputi aspek isi dan

bahasa, aspek isi misalnya mengganti kata atau istilah, memperbaiki kalimat

maupun memperbaiki paragraf.

4) Ujicoba Naskah

Ujicoba naskah yaitu naskah yang sudah ditulis diujicobakan kepada

pembaca untuk memperoleh masukan tentang kekurangan, misalnya bagian

yang kurang jelas atau membingungkan.

5) Produk Naskah

Produk naskah yaitu langkah terakhir dari penulisan bahan ajar. Naskah

yang sudah selesai untuk dicetak dan diperbanyak.

d. Jenis Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran terdiri dari

beberapa jenis dan bentuk, baik yang berupa tulisan maupun bukan tulisan. Majid

(2006) menguraikan ada empat bahan ajar yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran yaitu sebagai berikut.

a) Bahan ajar cetak (printed), yang terdiri atas handout, modul, lembar kerja

siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, serta model atau maket.

b) Bahan ajar dengar (audio), seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact

disk audio.
23

c) Bahan ajar pandang dengar (audio visual), seperti video compact disk dan

film.

d) Bahan ajar interaktif seperti compact disk interaktif.

Adapun bahan ajar yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah

bahan ajar cetak (printed) yang berbentuk RPP dan modul pembelajaran

matematika.

3. Perangkat Pembelajaran

a. Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP)

Salah satu komponen dalam pelaksanaan pembelajaran adalah rencana

pelaksanaan pembelaran (RPP). Menurut Sanjaya (2008: 173), RPP merupakan

program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran

untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Menurut Kurniasih dan Sani (2014: 1),

RPP adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan

pembelajaran untuk tiap pertemuan. Dari dua pendapat ini diketahui bahwa RPP

merupakan pedoman pelaksanaan pembelajaran. Sebagai pedoman pelaksanaan

pembelajaran, RPP harus disusun sebaik mungkin agar apa yang menjadi tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

Mulyasa (2009: 154) menjelaskan dua fungsi RPP sebagai berikut.

a) Fungsi perencanaan, rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya dapat

mendorong guru lebih siap melakukan pembelajaran dengan perencanaan

yang matang.
24

b) Fungsi pelaksanaan, maksudnya materi standar yang dikembangkan dan

dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan

lingkungan, sekolah dan daerah.

Berdasarkan definisi dan fungsi dari RPP di atas, dapat dikatakan bahwa

RPP berperan penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Agar RPP yang dibuat

dapat sesuai dengan fungsinya, maka harus diperhatikan prinsip dari penyusunan

RPP. Berdasarkan Permendikbud nomor 103 tahun 2014, prinsip penyusunan RPP

adalah sebagai berikut.

a) Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD

dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan

keterampilan (KD dari KI-4).

b) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

c) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik, artinya RPP disusun dengan

memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat,

motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,

kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,

dan/atau lingkungan peserta didik.

d) Berpusat pada peserta didik, artinya proses pembelajaran dirancang dengan

berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas,

inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan

pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.


25

e) Berbasis konteks, artinya proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan

sekitarnya sebagai sumber belajar.

f) Berorientasi kekinian, artinya pembelajaran yang berorientasi pada

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan

masa kini.

g) Mengembangkan kemandirian belajar, artinya pembelajaran yang

memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri.

h) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran, artinya RPP memuat

rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan

remedi.

i) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan,

artinya RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan

antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran

tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman

budaya.

j) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, artinya RPP disusun

dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi

secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berdasarkan prinsip di atas, maka disusunlah RPP dengan berpedoman

pada komponen RPP. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 komponen RPP terdiri atas identitas mata
26

pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, strategi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Permendikbud nomor 103 tahun 2014 menjelaskan enam komponen utama RPP

sebagai berikut.

a) Identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran atau tema, kelas/semester, dan

alokasi waktu.

b) Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator pencapaian kompetensi.

c) Materi pembelajaran.

d) Kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup.

e) Penilaian, pembelajaran remedial, dan pengayaan.

f) Media, alat, bahan, dan sumber belajar.

Dari komponen RPP yang dijelaskan di atas, dapat dilihat bahwa dalam

permendikbud 103 tahun 2014 terdapat tambahan dari komponen RPP yaitu

adanya kompetensi inti. Namun, secara keseluruhan komponen RPP yang diatur

hampir sama. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dikembangkan RPP sesuai

dengan kurikulum yang sedang berlaku saat ini yaitu menurut permendikbud

nomor 41 tahun 2007.

b. Modul Pembelajaran

Setiap kegiatan pembelajaran membutuhkan bahan ajar untuk

menyampaikan suatu materi. Bahan ajar yang digunakan dalam proses

pembelajaran bervariasi dan salah satu bahan ajar yang dapat digunakan adalah
27

modul pembelajaran. Modul pembelajaran dapat dirancang sebagai paket program

yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Sudjana dan

Rivai (2003: 132) mengatakan bahwa “modul merupakan jenis kesatuan kegiatan

belajar yang terencana, dirancang untuk membantu para siswa secara individu

dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya”. Nasution (2005: 205) menambahkan

bahwa modul merupakan “suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri

atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa

mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan dengan khusus dan jelas”. Sejalan

dengan pendapat di atas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (dalam Sudjana

dan Rivai, 2003: 132-133), modul sebagai satu unit program pembelajaran terkecil

yang secara rinci menggariskan.

1) Tujuan instruksional yang akan dicapai.


2) Topik yang akan dijadikan dalam proses pembelajaran.
3) Pokok-pokok materi yang akan dipelajari.
4) Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih
luas.
5) Peranan guru dan proses pembelajaran.
6) Alat-alat dan sumber yang akan dipergunakan.
7) Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati siswa
secara berurutan.
8) Lembar kerja yang harus diisi oleh siswa.
9) Program evaluasi yang akan dilaksanakan.

Vembriarto (1981) mengatakan bahwa modul harus memenuhi unsur-unsur

sebagai berikut. (1) Rumusan tujuan pembelajaran yang eksplisit dan spesifik, (2)

petunjuk penggunaan modul, (3) lembaran kegiatan siswa, (4) lembaran kerja bagi

siswa, (5) kunci lembaran kerja, (6) lembaran evaluasi, dan (7) kunci lembaran

evaluasi. Dari penjelasan di atas, dapat dirangkum bahwa modul pembelajaran

merupakan bahan ajar yang terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar dan
28

dirancang atau disusun secara jelas, sistematis, dan menarik untuk membantu

siswa dalam memahami materi sehingga siswa termotivasi untuk belajar.

Rosyid (2010) mengemukakan terdapat lima karakteristik modul, yaitu self

instruction, self contained, stand alone, user friendly, dan adaptive. Modul yang

mampu meningkatkan motivasi belajar siswa haruslah memperhatikan

karakteristik-karakteristik modul tersebut. Modul harus memungkinkan siswa

belajar mandiri (self instruction), seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan

termuat dalam modul tersebut (self contained), modul tidak tergantung pada

bahan ajar, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain

(stand alone), dan modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (adaptive), dan penggunaan bahasa pada modul harus

sederhana dan mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum

digunakan. Sudjana dan Rivai (2003: 133) menambahkan karakteristik modul

yaitu,

“modul mempunyai beberapa karakteristik tertentu, misalnya berbentuk


unit pengajaran terkecil dan lengkap, berisi rangkaian kegiatan belajar
yang dirancang secara sistematis, berisi tujuan belajar yang merumuskan
secara jelas dan khusus, memungkinkan siswa belajar mandiri dan
merupakan realisasi perbedaan individual serta perwujudan pengajaran
individual”

Vembriarto (1981) menyatakan ciri-ciri modul sebagai berikut. (1) Modul

merupakan paket pengajaran yang bersifat self-instructional, artinya pengajaran

modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau inti dari pada

bahan pelajaran, (2) pengakuan atas perbedaan-perbedaaan individu, pengajaran

dengan perbedaan-perbedaan individu cenderung bersifat menyamaratakan.

Perbedaan-perbedaan yang mempunyai pengaruh penting terhadap proses belajar


29

adalah perbedaan intelektual, perbedaan latar belakang akademik, dan perbedaan

dalam gaya belajar, (3) memuat rumusan tujuan pengajaran secara eksplisit dan

spesifik. Artinya tujuan yang itu berguna untuk mengarahkan mereka baik guru

maupun siswa dalam hal proses mengajar dan belajar, (4) adanya asosiasi, struktur

dan urutan pengetahuan, modul disusun untuk memudahkan siswa dalam belajar

baik dalam melihat tiruan dari suatu benda, maupun membaca diagram-diagram

yang terdapat dalam modul itu. Materi dalam modul disusun mengikuti sturktur

pengetahuan secara hirarki sehingga siswa mengikuti belajar yang teratur, (5)

penggunaan bermacam media (multimedia), (6) partisipasi aktif dari pada siswa,

(7) adanya reinforcement langsung terhadap respons siswa, (8) adanya evaluasi

terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya.

Tujuan pengajaran dengan modul menurut Sudjana dan Rivai (2003)

adalah (1) para siswa dapat mengikuti program pengajaran sesuai dengan

kecepatan dan kemampuan sendiri; (2) lebih banyak belajar mandiri; (3) dapat

mengetahui hasil belajar sendiri; (4) menekankan penguasaan bahan pelajaran

secara optimal (mastery learning) yaitu dengan tingkat penguasaan 80%.

Pelaksanaan pembelajaran dengan modul di dalam kelas menurut

Vembriarto (1981) melalui tahap-tahap sebagai berikut.

a) Guru mempersiapkan segala perlengkapan yang diperlukan.

b) Guru memberikan pengarahan singkat tugas siswa dalam mengerjakan modul.

c) Siswa mempelajari lembaran kegiatan dan melakukan tugas-tugas dalam

lembaran kerja siswa.


30

d) Siswa memeriksa hasil pekerjaannya dan memperbaiki kesalahan-

kesalahannya.

e) Kepada siswa yang telah menyelesaikan modul inti dengan baik diberikan

modul pengayaan.

f) Guru memberikan tes kepada siswa untuk mengevaluasi penguasaan siswa

atas modul yang telah dipelajari.

Modul memiliki berbagai manfaat baik ditinjau dari kepentingan siswa

maupun dari kepentingan guru. Menurut Suprawoto (2010), bagi siswa modul

bermanfaat antara lain: (1) siswa memiliki kesempatan melatih diri belajar secara

mandiri, (2) belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di dalam dan di

luar kelas jam pelajaran, (3) berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar

yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya, (4) berkesempatan menguji

kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan latihan yang disajikan dengan

modul, dan (5) mampu membelajarkan diri sendiri dan mengembangkan

kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan

sumber belajar lainnya. Bagi guru, ada beberapa manfaat penyusunan modul,

diantaranya adalah: (1) mengurangi ketergantungan terhadap ketersediaan buku

teks, (2) memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai

referensi, (3) menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis

bahan ajar, (4) membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dengan peserta

didik karena pembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka, dan (5)

menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.


31

Pada penelitian ini, modul dikembangkan dengan menggunakan unsur-

unsur modul yang mengacu pada pendapat Vembrianto. Unsur-unsur pada modul

yang dikembangkan yaitu, (1) rumusan tujuan pembelajaran yang eksplisit dan

spesifik, (2) petunjuk penggunaan modul, (3) lembaran kegiatan siswa, (4)

lembaran kerja bagi siswa, (5) kunci lembaran kerja, (6) lembaran evaluasi, dan

(7) kunci lembaran evaluasi. Untuk rumusan tujuan yang eksplisit pada modul

berupa rumusan tujuan pembelajaran secara umum dan rumusan tujuan secara

spesifik pada modul berupa rumusan tujuan yang bersifat khusus untuk setiap sub

bab materi. Modul yang dikembangkan dilengkapi dengan petunjuk penggunaan

modul. Tahapan dari karakteristik konstruktivisme yang terdiri dari orientasi,

elicitasi, dan restrukturisasi ide dirancang dalam lembaran kegiatan siswa. Untuk

karakteristik aplikasi ide dirancang dalam lembaran kerja bagi siswa. Untuk

lembaran evaluasi dirancang dalam bentuk latihan dan uji kompetensi. Modul ini

juga dilengkapi dengan kunci lembaran kerja dan kunci dari lembaran evaluasi.

Dari segi karakteristik modul yang dikemukakan oleh Rosyid, modul yang

dikembangkan ini memiliki karakteristik self contained, stand alone, dan

adaptive. Artinya, modul yang dikembangkan ini memuat seluruh materi bilangan

yang ada di kelas VII SMP. Dalam penggunaannya modul tidak membutuhkan

bahan ajar lainnya seperti buku paket. Modul yang dikembangkan menyesuaikan

dengan perkembangan ilmu yang ada dengan mengadopsi pendekatan

konstruktivisme dalam perancangannya.


32

4. Pembelajaran Konstruktivisme

Menurut Brooks & Brooks (1993), ”Constructivism is not an instructional

strategy to be deployed under appropriate conditions. Rather, constructivism is an

underlying philosophy or way of seeing the world”. Maksudnya, konstruktivisme

adalah lebih merupakan suatu filosofi dan bukan suatu strategi pembelajaran.

Konstruktivisme menurut Aunurrahman (2010) merupakan proses pembelajaran

yang menginginkan peran aktif siswa dalam merekayasa dan memprakarsai

kegiatan belajarnya sendiri. Glasersfeld dalam Quale (2012), membagi

konstruktivisme dalam dua bentuk. Salah satunya adalah bahwa pengetahuan itu

tidak dapat diterima secara pasif, tetapi secara aktif dikonstruksi oleh siswa. Dari

beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konstruktivisme merupakan

suatu filosofi pengetahuan yang menekankan peran aktif siswa dalam membentuk

pengetahuan.

Pendapat yang sama dikemukakan Lufri (2007), pembelajaran

konstruksivisme pada dasarnya menekankan pada pentingnya siswa membangun

sendiri pengetahuannya melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran dan

sebagian besar waktu proses pembelajaran berlangsung dengan berorientasi pada

aktivitas siswa. Selanjutnya Piaget dalam Dahar (1989) mengungkapkan bahwa

konstruksi pertanyaan-pertanyaan dalam konstruksivisme merupakan suatu bagian

yang paling penting dan paling kreatif dari sains.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran

konstruksivisme siswa yang harus aktif mencari, membangun, dan

mengembangkan pengetahuan koginitifnya sendiri dan bertanggung jawab


33

terhadap hasil belajarnya, bukan guru atau orang lain. Guru dalam hal ini hanya

sebagai fasilitator dan menyiapkan kondisi iklim lingkungan, alat dan sarana

belajar yang memungkinkan siswa untuk termotivasi belajar secara sendiri dan

mandiri untuk lebih aktif dan kreatif.

Menurut teori konstruktivistik proses belajar merupakan proses

pembentukan pengetahuan dilakukan oleh siswa. Budiningsih (2012) menjelaskan

bahwa kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya daripada segi

perolehan pengetahuan dan fakta-fakta yang terlepas-lepas. Lebih lanjut

Budiningsih menjelaskan siswa harus berperan aktif melakukan kegiatan belajar,

aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang

dipelajari. Siswa dianggap sudah memiliki pengetahuan awal yang merupakan

dasar dalam pembentukan pengetahuan baru.

Slavin (dalam Trianto, 2012) menjelaskan dalam pembelajaran

konstruktivisme guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa

pada pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang

memanjatnya. Peran guru dalam kegiatan belajar konstruktivistik adalah

membantu siswa dalam proses pengkonstruksian pengetahuan (Budiningsih,

2012). Guru dapat membantu siswa dengan menyediakan bahan belajar pada

siswa. Guru dalam kegiatan belajar berperan sebagai mediator dan fasilitator.

Beberapa wujud tugas guru, dijelaskan oleh Aunurrahman (2010) sebagai berikut.
34

1) Menyediakan pengalaman belajar.

2) Memberikan kegiatan yang dapat merangsang keingintahuan siswa dan

membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya serta ide-ide

ilmiah.

3) Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran-pemikiran

siswa dapat didorong secara aktif.

Aunurrahman (2010) menjelaskan beberapa hal prinsip yang berkaitan dengan

pemahaman tentang belajar, yaitu sebagai berikut.

1) Belajar berarti membentuk makna. Makna yang dimaksud merupakan hasil

bentukan pengetahuan oleh siswa yang bersumber dari apa yang siswa lihat,

rasakan, dan alami.

2) Konstruksi merupakan suatu proses yang berlangsung secara dinamis. Siswa

melakukan rekonstruksi setiap kali berhadapan dengan fenomena baru.

3) Belajar bukanlah proses menghimpun fakta, akan tetapi lebih pada upaya

mengembangkan pemikiran-pemikiran baru.

4) Proses belajar yang sebenarnya akan terjadi bila skema pemikiran seseorang

dalam keraguan yang menstimulir pemikiran-pemikiran lebih lanjut.

5) Pengalaman siswa mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa.

6) Hasil belajar tergantung dari apa yang siswa ketahui, baik berkenaan dengan

pengertian, konsep, rumus, dan lainnya.

Beberapa prinsip pembelajaran konstruktivisme yang dijelaskan

Aunurrahman (2010), yaitu (1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, (2)

tekanan proses belajar terletak pada siswa, (3) mengajar merupakan membantu
35

siswa untuk belajar, (4) proses belajar menekankan pada proses bukan hasil akhir,

(5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, (6) guru adalah fasilitator.

Selain prinsip di atas, Driver dan Oldham (dalam Suparno, 2006)

menjelaskan pembelajaran konstruktivisme tidak hanya mengkonstruksikan

makna dan mengembangkan pikiran, tetapi juga memperdalam proses-proses

pemaknaan tersebut melalui pengekspresian ide-ide. Adapun ciri-ciri

pembelajaran konstruktivisme, yaitu pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Ciri-Ciri Pembelajaran Konstruktivisme

No
Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan
.
1. Orientasi Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk
mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu pokok
bahasan atau suatu topik, kemudian siswa diberi kesempatan
untuk mengadakan observasi terhadap apa yang akan
dipelajari
2. Elicitasi Pada tahap elicitasi, siswa dibantu untuk mengungkapkan
idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, menggambar
dan lainnya. Artinya siswa diberi kesempatan untuk
mengungkapkan kembali apa yang telah dikerjakan dalam
bentuk tulisan, gambar atau poster.
3. Restrukturisasi Pada restrukturisasi ide, ada tiga hal yang perlu diperhatikan
Ide yaitu: (1) adanya klarifikasi ide yang dikontraskan dengan
ide-ide orang lain melalui diskusi atau melalui pengumpulan
ide, (2) mengembangkan ide yang baru, dan (3)
mengevaluasi ide baru dengan menerapkannya dalam suatu
persoalan.
4. Aplikasi Ide Pada tahap ini siswa perlu mengaplikasikan pengetahuan dan
ide yang telah dibentuk pada bermacam-macam situasi yang
dihadapi agar dapat membuat pengetahuan siswa lebih
lengkap dan lebih rinci dengan segala pengecualiannya.
5. Review Pada tahap ini siswa diberi kesempatan apabila ide-ide itu
yang sudah diperoleh berubah. Hal ini dapat terjadi bila
dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang dihadapi
sehari-hari seseorang perlu merevisi gagasannya
36

Dalam penelitian ini, perangkat pembelajaran matematika yang dirancang

menggunakan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme yang dikemukakan oleh

Driver dan Oldham dalam Suparno yaitu adanya orientasi, elicitasi, restrukturisasi

ide, aplikasi ide, dan review. Selain itu, mengacu juga pada prinsip yang

dijelaskan Aunurrahman, yaitu (1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif,

(2) tekanan proses belajar terletak pada siswa, (3) mengajar merupakan membantu

siswa untuk belajar, (4) proses belajar menekankan pada proses bukan hasil akhir,

(5) guru adalah fasilitator.

5. Peta Konsep

Peta konsep menurut Dahar (1989: 123) adalah “Suatu gambar yang

memaparkan struktur konsep yaitu keterkaitan antar konsep dari suatu gambaran

yang menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dari suatu

materi pelajaran yang dihubungkan dengan suatu kata penghubung sehingga

membentuk suatu proposisi”. Karena itu, peta konsep akan mendorong siswa

menghubungkan konsep-konsep selama belajar, sehingga tercapai pembelajaran

yang bermakna.

Dahar (1989) menjelaskan bahwa peta konsep mempunyai empat ciri yaitu,

(1) peta konsep atau pemetaan konsep ialah suatu cara untuk memperlihatkan

konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi. Dengan membuat peta

konsep, siswa akan melihat pembelajaran lebih bermakna, (2) peta konsep

merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi. Ciri inilah yang dapat

memperlihatkan hubungan-hubungan proposional antara konsep-konsep. Hal

inilah yang membedakan belajar bermakna dari belajar mencatat pelajaran tanpa
37

memperlihatkan hubungan antara konsep-konsep, dengan demikian hanya

memperlihatkan gambar satu dimensi saja. Peta konsep ini bukan hanya

menggambarkan konsep-konsep yang penting, melainkan juga hubungan antara

konsep-konsep tersebut, (3) cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep.

Pada hakikatnya, tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama ini berarti,

bahwa ada beberapa konsep yang inklusif diletakkan di puncak, lalu menurun

hingga sampai pada konsep-konsep yang lebih khusus atau contoh-contoh, (4)

peta konsep adalah tentang hierarki. Bila dua atau lebih konsep digambarkan

dibawah suatu konsep yang lebih inklusif, maka terbentuklah hierarki peta

konsep.

Peta konsep mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antar

konsep-konsep. Hubungan antar konsep-konsep dihubungkan dengan garis

penghubung dan pada setiap garis penghubung dibubuhi keterangan yang

menunjukkan hubungan antar konsep. Dengan demikian akan diperoleh hierarki

materi yang mudah dipahami serta mudah diingat. Menurut Dahar (1989),

langkah-langkah dalam menyusun peta konsep adalah pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Langkah-Langkah Menyusun Peta Konsep

Langkah 1 Memilih suatu bacaan.

Langkah 2 Menentukan konsep-konsep yang relevan.


Mengurutkan konsep-konsep dari yang inklusif ke yang
Langkah 3
kurang inklusif.
Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan dengan
Langkah 4
ide utama.
38

Menurut Nur (dalam Trianto, 2007), peta konsep ada empat macam, yaitu

(1) pohon jaringan yaitu, ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat. Beberapa

kata lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis penghubung

memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat menkonstruksi suatu

pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan

dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-

konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep

yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-garis

penghubung. Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisulisasikan hal-hal:

(a) menunjukkan informasi sebab-akibat, (b) suatu hirarki, (c) prosedur yang

bercabang; (2) rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan,

langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses.

Rantai kejadian digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal: (i) tahap-tahap suatu

proses, (ii) langkah-langkah dalam suatu prosedur, (iii) suatu urutan kejadian; (3)

peta konsep siklus. Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak

menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan

kembali pada kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu menghubungkan

kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada

akhirnya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukkan hubungan

bagaimana hasil yang berulang-ulang; (4) peta konsep laba-laba. Peta konsep

laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah

pendapat, ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh

sejumlah besar ide bercampur aduk. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk
39

memvisualisasikan: (a) tidak menurut hiraki, kecuali berada dalam suatu kategori,

(b) kategori yang tidak paralel, (c) hasil curah pendapat. Gambar 3 merupakan

salah satu contoh peta konsep dengan jenis pohon jaringan pada materi

trigonometri tentang turunan fungsi.

Gambar 3. Contoh Peta Konsep Pada Materi Trigonometri

Menurut Dahar (1989), peta konsep berguna bagi siswa. Manfaat bagi siswa

diantaranya yaitu (a) peta konsep dapat membantu siswa dalam mempelajari

konsep-konsep pokok dan proposisi, serta berusaha mengaitkan pengetahuan yang

dimiliki dengan yang sedang dipelajari, sehingga akan terjadi belajar bermakna;

(b) mengembangkan kreatifitas siswa, karena pembuatan peta konsep dapat

membangun aktifitas yang kreatif; (c) mempelajari cara belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas, peta konsep yang digunakan dalam

penelitian ini berbentuk pohon jaringan. Jenis peta konsep ini dipilih karena

pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan suatu yang hirarki dan
40

prosedur yang bercabang. Fungsi peta konsep yang dikembangkan ini adalah

untuk membantu siswa mempelajari cara belajar. Dengan mengetahui cara belajar

siswa dapat mengetahui apa yang harus dilakukan saat belajar. Sesuai dengan

fungsinya, peta konsep dirancang sebagai salah satu bagian dari modul yang

dikembangkan. Hal ini dilakukan karena salah satu karakteristik dari modul

adalah dapat memungkinkan siswa belajar secara sendiri. Kondisi ini juga sejalan

dengan prinsip dari konstruktivisme bahwa dalam belajar siswa yang harus

membangun pengetahuan secara aktif. Dengan demikian, peta konsep akan

membantu kegiatan siswa dalam membangun pengetahuan secara aktif dengan

memahami keterkaitan antar konsep yang dipelajari.

6. Kualitas Perangkat Pembelajaran

Dalam penelitian pengembangan, hasil pengembangan dapat berupa

prototipe model atau perangkat pembelajaran. Untuk memperoleh hasil

pengembangan yang berkualitas diperlukan penilaian. Nieveen (2007)

menyatakan empat kriteria umum dalam pengembangan yang berkualitas tinggi.

Empat kriteria tersebut adalah validitas isi (relevansi), validitas konstruk

(konsistensi), praktikalitas (practicality), dan efektivitas (effectiveness). Adapun

aspek kualitas yang diamati untuk keempat kriteria tersebut yaitu pada Tabel 4

berikut ini.
41

Tabel 4. Kriteria Perangkat yang Berkualitas Tinggi

No. Kriteria Aspek kualitas yang diamati

1. a. Relevansi (validitas isi) Perangkat yang dikembangkan sesuai


dengan prinsip pengetahuan ilmiah.
b. Konsistensi (validitas Perangkat dikembangkan secara logis.
konstruk)
2. Praktikalitas Perangkat dapat digunakan sesuai dengan
pengaturan yang telah dirancang dan
dikembangkan.
3. Efektivitas Perangkat yang dikembangkan dapat
mencapai hasil yang diinginkan.
(Sumber: Modifikasi dan terjemahan dari Nieveen, 2007: 94)

Validitas dalam suatu penelitian pengembangan meliputi validitas isi dan

validitas konstruk. Validitas mengarah ke kelayakan perangkat pembelajaran, baik

dari segi isi maupun konstruk. Suatu perangkat pembelajaran dikatakan valid atau

layak digunakan jika isi maupun formatnya tepat dan saling terhubung untuk

memudahkan pengguna baik dari guru maupun dari siswa (Nieveen, 2007). Aspek

validitas dapat dilihat dari: 1) apakah kurikulum atau model pembelajaran yang

dikembangkan berdasar pada state of the art pengetahuan, dan 2) apakah berbagai

komponen dari perangkat pembelajaran terkait secara konsisten antara satu sama

yang lainnya (Nieveen, 2007). Perangkat pembelajaran dikatakan valid jika

perangkat yang dikembangkan berdasarkan teori yang memadai (validitas isi) dan

semua komponen perangkat pembelajaran satu sama lain yang berhubungan

secara konsisten (validitas konstruk).

Validasi didapatkan dari para pakar atau ahli matematika, karena mereka

adalah ahli yang lebih memahami dan berpengalaman terkait kebenaran konsep

materi. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan konsep dalam perangkat
42

pembelajaran. Aspek penilaian validasi bahan ajar berdasarkan Depdiknas (2008:

28) sebagai berikut.

a) Komponen kelayakan isi yang mencakup, kesesuaian dengan SK dan KD,

kesesuaian dengan perkembangan anak, kesesuaian dengan kebutuhan bahan

ajar, dan kebenaran substansi materi pembelajaran.

b) Komponen kebahasaan yang meliputi, keterbacaan, kejelasan informasi,

kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar,

pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien.

c) Komponen penyajian meliputi, kejelasan tujuan (indikator) yang ingin

dicapai, urutan sajian, pemberian motivasi, dan daya tarik.

d) Komponen kegrafikaan yang meliputi, penggunaan front, jenis dan ukuran

tulisan, lay out atau tata letak, ilustrasi gambar, dan desain tampilan.

Validitas perangkat pembelajaran yang disusun harus memenuhi kriteria valid dari

segi isi dan konstruk. Validitas isi mengenai kesesuaian antara produk yang

dihasilkan dengan tujuan pembelajaran. Validitas konstruk mengenai kesesuaian

antara komponen perangkat yang dihasilkan dengan komponen lainnya.

Praktikalitas berkaitan dengan keterpakaian perangkat pembelajaran oleh

siswa dan guru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), kepraktisan

diartikan bersifat praktis atau efisien, artinya mudah dan senang memakainya.

Nieveen (2007) menyatakan produk hasil pengembangan dapat disimpulkan

praktis jika, 1) ahli dan praktisi menyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang

dikembangkan dapat diterapkan, dan 2) kenyataan menunjukkan bahwa perangkat


43

pembelajaran yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan. Menurut Sukardi

(2008), pertimbangan praktikalitas dapat dilihat dalam aspek-aspek berikut.

a) Penggunaan, meliputi mudah diatur, disimpan, dan dapat digunakan

sewaktu-waktu.

b) Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan sebaiknya singkat, cepat,

dan tepat.

c) Daya tarik perangkat terhadap minat siswa.

d) Mudah diinterpretasikan oleh guru ahli maupun guru lain.

e) Memiliki ekivalensi yang sama, sehingga bisa digunakan sebagai

pengganti atau variasi.

Dengan demikian kepraktisan berkaitan dengan kemudahan baik guru maupun

siswa dalam menggunakan suatu produk yang telah dikembangkan untuk

dilaksanakan di kelas dalam proses pembelajaran.

Efektivitas artinya ada dampak, pengaruh, dan hasil yang ditimbulkan

(KBBI, 1995). Aspek penting dalam keefektifan (efek potensial) dari suatu

instrumen, teori, atau model adalah mengetahui tingkat/derajat dari penerapan

teori, atau model dalam suatu situasi tertentu. Nieveen (2007) menyatakan

berkaitan dengan pengembangan perangkat pembelajaran,untuk mengukur tingkat

keefektifan dapat dilihat dari tingkat penghargaan siswa dalam mempelajari

perangkat dan keinginan siswa untuk terus menggunakan perangkat tersebut.

Nieveen (2007) mengatakan ada dua aspek keefektifan yang harus

dipenuhi oleh suatu bahan ajar, yaitu (1) Ahli dan praktisi berdasarkan

pengalamannya menyatakan bahwa bahan ajar tersebut efektif, (2) Secara


44

operasional bahan ajar tersebut memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Tingkat

keefektifan biasanya dinyatakan dengan skala numerik yang didasarkan pada

kriteria tertentu. Van den Akker (2013) menyatakan: “Effectiveness refer to the

extent that the experiences and outcomes with the intervention are consistent with

the intended aims”. Artinya keefektifan mengacu pada tingkatan bahwa

pengalaman dan hasil intervensi konsisten dengan tujuan yang dimaksud.

Keefektifan suatu perangkat pembelajaran biasanya dapat dilihat dari kualitas

hasil belajar, sikap, dan motivasi peserta didik.

Pada penelitian ini, kriteria untuk mengukur kualitas perangkat

pembelajaran matematika menggunakan empat kriteria menurut Nieveen (2007),

yaitu validitas isi, validitas konstruk, praktikalitas, dan efektivitas. Aspek validitas

dilihat dari, (1) apakah kurikulum atau model pembelajaran yang dikembangkan

berdasar pada state of the art pengetahuan, dan (2) apakah berbagai komponen

dari perangkat pembelajaran terkait secara konsisten antara satu sama yang

lainnya. Aspek praktikalitas dilihat dari, (1) ahli dan praktisi menyatakan bahwa

perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat diterapkan, dan (2) kenyataan

menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut dapat

diterapkan. Aspek efektivitas yang dilihat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan

hasil belajar siswa, setelah siswa menggunakan perangkat pembelajaran

matematika berorientasi konstruktivisme.


45

7. Aktivitas Belajar Siswa

Menurut Sardiman (2011: 20), belajar merupakan “perubahan tingkah laku

atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”. Abdillah (dalam

Aunurrahman, 2010: 35) mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu usaha sadar

yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan

dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik”. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan suatu usaha sadar dalam proses perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang

menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas. Artinya, tanpa aktivitas

belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas

belajar merupakan suatu perilaku yang selalu berusaha belajar dengan sungguh-

sungguh untuk mendapatkan prestasi yang gemilang dan perubahan tingkah laku

diperoleh dari pengalaman belajar itu sendiri. Prinsip-prinsip aktivitas belajar

menurut Sardiman (2011) memiliki dua sudut pandang yaitu menurut sudut

pandang ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. Menurut sudut pandang ilmu jiwa

lama siswa diibaratkan kertas putih, unsur dari luar yang menulisi adalah guru,

sehingga dalam sudut pandang ini guru yang mendominasi aktivitas belajar.

Menurut sudut pandang ilmu jiwa modern anak didik dipandang sebagai

organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang, sehingga menurut sudut

pandang ini siswa yang mendominasi aktivitas belajar.


46

Paul D. Dierich dalam Sardiman (2011) berpendapat aktivitas dalam

pembelajaran dibagi menjadi delapan kelompok yaitu

a. Visual Activities

Kegiatan belajar yang termasuk aktivitas visual diantaranya, membaca,

memperhatikan gambar, demonstrasi, dan percobaan.

b. Oral Activities

Kegiatan di kelas yang dapat diklasifikasikan dalam aktivitas lisan yaitu

memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

bertanya, presentasi dan lain-lain.

c. Listening Activities

Aktivitas mendengarkan dalam belajar meliputi mendengarkan percakapan,

mendengarkan diskusi, mendengarkan presentasi, mendengar pertanyaan

teman di kelas atau di kelompok dan lain-lain.

d. Writing Activities

Siswa yang menulis laporan, membuat tabel, mencatat, dan menyalin

termasuk dalam klasifikasi aktivitas menulis.

e. Drawing Activities

Kegiatan menggambar meliputi menggambar grafik, menggambar peta,

menggambar diagram dan lain-lain.

f. Motor Activities

Kegiatan yang termasuk aktivitas gerak diantaranya adalah melakukan

percobaan, membuat konstruksi/model, dan mengukur.


47

g. Mental Activities

Kegiatan mental dalam belajar diantaranya yaitu menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan,

melengkapi tabel, melengkapi gambar dan lain-lain.

h. Emotional Activities

Kegiatan seperti menaruh minat, bersemangat, berani, antusias dan tenang

merupakan contoh aktivitas emosional.

Dari klasifikasi aktivitas siswa di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam

pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Semakin bervariasi aktivitas siswa

yang diciptakan maka proses pembelajaran semakin efektif dan menjadi pusat

aktivitas pembelajaran yang maksimal.

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi pengamatan aktivitas belajar

siswa terhadap oral activities, motor activities, mental activities, dan emotional

activities. Untuk oral activities meliputi kegiatan mengeluarkan pendapat, diskusi,

dan bertanya. Motor activities meliputi aktivitas siswa dalam melakukan kegiatan

awal dan kegiatan inti pembelajaran yang dirancang guru. Mental activities

meliputi aktivitas siswa mengerjakan soal-soal latihan dengan sungguh-sungguh

(bekerja keras), jujur, dan mandiri. Emotional activities meliputi aktivitas

emosional siswa, seperti menaruh minat, bersemangat, berani, melamun,

mengganggu teman, dan sebagainya.


48

8. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah

proses pembelajaran berlangsung yang dapat memberikan perubahan

pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih

baik dari sebelumnya. Sebagaimana dikemukakan Abdurrahman (2009: 37), hasil

belajar adalah “kemampuan yang diperoleh anak melalui proses kegiatan belajar

mengajar”. Dimyati dan Mudjiono (2009: 3-4) mengatakan bahwa “hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar setelah

proses belajar mengajar”. Tindakan mengajar yang dilakukan guru diakhiri

dengan proses evaluasi hasil belajar. Bagi siswa, hasil belajar merupakan puncak

proses belajar.

Menurut Gagne dalam Dahar (2006), ada lima kemampuan yang dikatakan

sebagai hasil belajar yaitu,

a) Keterampilan Intelektual

Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan

lingkungannya dengan penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan.

b) Strategi Kognitif

Strategi kognitif merupakan keterampilan khusus yang mempunyai

kepentingan tertentu bagi belajar dan berfikir. Strategi kognitif meliputi,

strategi menghafal, elaborasi, pengaturan, metakognitif dan afektif.


49

c) Sikap

Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi

perilaku seseorang terhadap benda, kejadian-kejadian, atau makhluk hidup

lainnya.

d) Informasi Verbal

Informasi verbal disebut juga dengan pengetahuan verbal.

e) Keterampilan Motorik

Keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan fisik, melainkan juga

kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual, misalnya

membaca, menulis dan sebagainya.

Ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor. Ranah kognitif meliputi tujuan-tujuan yang berhubungan dengan

berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Ranah afektif mencakup tujuan-

tujuan yang berkaitan dengan sikap, nilai, minat dan apresiasi. Ranah psikomotor

meliputi tujuan-tujuan yang berhubungan dengan keterampilan manual dan

motorik. Sudjana (2009: 31) menambahkan bahwa “seseorang yang berubah

tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan

perilakunya”. Maksudnya hasil belajar pada ranah kognitif mempengaruhi hasil

belajar pada ranah psikomotor dan afektif. Oleh karena itu, pada penelitian ini

hasil belajar difokuskan pada ranah kognitif yang berhubungan dengan

kemampuan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah.


50

9. Model Plomp

Penelitian pengembangan dapat menggunakan beberapa model

pengembangan, diantaranya model pengembangan Kemp, model pengembangan

Dick & Carey, model pengembangan 4-D models, model pengembangan Borg and

Gall, model pengembangan IDI, model pengembangan Plomp, dan lainnya. Pada

penelitian ini model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan

Plomp, yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap investigasi awal (preliminary

investigation), tahap pembuatan prototipe (prototyping phase), dan tahap

penilaian (assessment phase).

Menurut Plomp (2013), penjelasan tentang desain penelitian

pengembangan sebagai berikut.

1. Investigasi Awal (Preliminary Research),

Aktivitas yang dilakukan dalam fase pertama dengan menggunakan

model ini adalah investigasi awal. Fase ini disebut juga analisis kebutuhan atau

analisis masalah. Hal yang dilakukan dalam fase ini adalah pengumpulan

informasi, menganalisis informasi, pendefinisian masalah, dan perencanaan

kegiatan selanjutnya. Pada tahap ini juga dilakukan analisis tentang materi dan

masalah yang dikaitkan dengan kerangka kerja berdasarkan ulasan literatur.

salah satu unsur penting dalam proses desain adalah mendefinisikan masalah

(defining the problem). Jika masalah merupakan kasus kesenjangan antara apa

yang terjadi dengan situasi yang diinginkan, maka diperlukan penyelidikan

penyebab kesenjangan dan menjabarkannya dengan hati-hati.


51

2. Tahap Prototipe (Prototyping Phase),

Pada tahap ini, peneliti mendesain kerangka acuan awal dan menyusun

prototipe. Kegiatan ini bersifat siklis, dan dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu

perancangan, evaluasi formatif menurut Tessmer, dan revisi. Kegiatan fase ini

bertujuan untuk mendesain pemecahan masalah yang dikemukakan pada fase

investigasi awal. Hasil dari desain adalah cetak-biru dari pemecahan. Plomp

dalam Rochmad (2011: 11) “karakteristik kegiatan dalam tahap ini adalah

generasi dari semua bagian-bagian pemecahan, membandingkan dan

mengevaluasi alternatif-alternatif, menghasilkan pilihan desain yang terbaik

untuk dipromosikan atau merupakan cetak-biru dari solusi”. Hasil dari tahapan

perancangan adalah dihasilkan prototipe produk yang dikembangkan kemudian

dilakukan uji validitas oleh pakar atau ahli.

3. Tahap Penilaian (Assesment Phase)

Pada tahap ini, peneliti melakukan eksplorasi dan penilaian yang

mendalam tentang keefektifan prototipe dengan menggunakan evaluasi

sumatif. Tanpa evaluasi tidak dapat ditentukan apakah suatu masalah telah

dipecahkan dengan memuaskan. Dengan kata lain, apakah situasi yang

diinginkan sebagaimana diuraikan dalam perumusan masalah. Berdasarkan

pada data yang terkumpul dapat ditentukan pemecahan manakah yang

memuaskan dan manakah yang masih perlu dikembangkan. Ini berarti kegiatan

suplemen mungkin diperlukan dalam fase-fase sebelumnya. Pada tahap ini juga

dilakukan uji praktikalitas dan uji efektivitas.


52

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Mhmd. Habibi (2012) dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul

Pecahan Berbasis Konstruktivisme dengan Sisipan Karikatur Untuk Kelas VI

Sekolah Dasar”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul pecahan

berbasis konstruktivisme dengan sisipan karikatur untuk kelas IV SD berada

pada ketegori valid baik ditinjau dari aspek didaktik, konstruk, maupun teknis.

Praktikalitas modul berada pada kategori sangat praktis baik ditinjau dari segi

bentuk, isi, maupun keterpakaian dan keterbacaan modul. Tingkat keefektifan

modul berada pada kategori sangat efektif, karena dengan menggunakan modul

sebagai media belajar dapat meningkatkan aktivitas, motivasi, dan hasil belajar

siswa.

2. Sofia Edriati (2014) dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan Modul

Buku Ajar Metode Numerik Berbasis Konstruktivisme dan Berbantuan ICT”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buku ajar yang dihasilkan dalam

kategori sangat valid. Artinya, dari segi relevansi, materi yang disajikan dalam

buku ajar sudah sesuai dengan materi yang harus dipelajari mahasiswa untuk

memperoleh capaian pembelajaran matakuliah metode numerik. Dari segi

konsistensi, materi yang disajikan pada buku ajar dapat mengarahkan

mahasiswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Hasil analisis

praktikalitas buku ajar menunjukkan bahwa buku ajar tersebut sudah praktis.

Hasil efektivitas menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar mahasiswa


53

mengalami peningkatan sehingga dapat dikatakan buku ajar yang

dikembangkan sudah efektif.

3. Desi, Suharto, dan Dinawati (2012) dengan penelitian yang berjudul

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berorientasi pada

Pendekatan Realistics Mathematics Education Sub Pokok Bahasan Pecahan

Siswa Kelas VII SMP”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu

produk berupa perangkat pembelajaran matematika realistik pada materi

pecahan di kelas VII SMP yang meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), buku siswa, LKS, dan alat evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa perangkat pembelajaran matematika berorientasi pada pendekatan

Realistics Mathematics Education sub pokok bahasan pecahan telah valid,

praktis, dan efektif yang memiliki karakteristik sebagai berikut. Buku siswa

dan LKS memiliki karakteristik berorientasi pada masalah realistik. Rencana

pelaksanaan pembelajaran memiliki karakteristik yaitu disusun sesuai dengan

karakteristik pembelajaran matematika realistik. Alat evaluasi mampu

mengukur hasil belajar siswa setelah menggunakan perangkat pembelajaran

matematika yang dikembangkan.


54

C. Kerangka Pemikiran

MASALAH YANG DIHADAPI

a. Penyampaian materi matematika masih tergantung pada buku pelajaran.


b. Buku dan bahan ajar yang digunakan belum membantu siswa dalam
memahami konsep matematika.

SOLUSI YANG DIBERIKAN

Mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berbentuk RPP dan


modul berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan.

HASIL YANG DIHARAPKAN

Perangkat pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme untuk


materi bilangan yang valid, praktis, dan efektif.

Gambar 4. Kerangka Berpikir Pengembangan

Pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika belum terlalu

ditekankan oleh guru. Guru hanya menggunakan bahan ajar yang berupa buku

pelajaran. Namun, buku yang digunakan tersebut belum menekankan pada

pemahaman konsep siswa. Oleh karena itu, akan dikembangkan sebuah perangkat

pembelajaran matematika yang terdiri dari RPP dan modul. RPP digunakan

sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dengan bahan ajar modul. Modul ini

merupakan modul yang berorientasi konstruktivisme. Mengingat pentingnya

pemahaman konsep pada materi bilangan, maka akan dibuat modul bilangan.
55

Penyusunan perangkat pembelajaran dimulai dengan menganalisis SK dan

KD. Setiap KD akan diuraikan menjadi beberapa indikator. Kemudian dibuat

tujuan pembelajaran berdasarkan indikator yang disusun sebelumnya. Setelah

semua yang diperlukan untuk membuat perangkat pembelajaran dilengkapi,

disusunlah RPP dan modul bilangan. Perangkat pembelajaran matematika

kemudian diuji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifannya agar layak digunakan

dalam pembelajaran.
56

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian yang

digunakan adalah jenis penelitian pengembangan (Development Research).

Penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012).

Sukmadinata (2008: 164) mengatakan bahwa penelitian pengembangan

adalah “suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk

baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat

dipertanggungjawabkan”. Dalam hal ini, penelitian pengembangan yang

dilakukan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran matematika

berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan. Pada penelitian ini diselidiki

aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran

matematika berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan.

B. Model Pengembangan

Model pengembangan dalam penelitian ini mengikuti model umum desain

penelitian menurut Plomp (2013), yang terdiri atas 3 fase yaitu preliminary

research, prototyping phase, dan assessment phase. Masing-masing fase

dijelaskan pada tabel 5 berikut ini.

56
57

Tabel 5. Kriteria pada Setiap Tahap Pengembangan


Fase Kriteria Deskripsi Aktivitas
Preliminary Penekanan pada validitas Analisis masalah dan studi
research isi. literature.
Prototyping phase Fokus pada konsistensi Pengembangan prototype yang
(validitas konstruk) dan akan diujicoba dan direvisi
praktikalitas. Selanjutnya, berdasarkan evaluasi formatif.
mengutamakan
praktikalitas dan secara
bertahap menuju
keefektifan.
Assessment phase Praktikalitas dan Menilai apakah pengguna
keefektifan. dapat menggunakan produk
(praktikalitas) dan
berkeinginan untuk
mengaplikasikannya, juga
apakah produk tersebut efektif.
(Sumber : Terjemahan Plomp, 2013: 30)

Berdasarkan Tabel 5, pada tahap prototyping phase dikembangkan serangkaian

prototype. Prototype dievaluasi dengan mengacu pada formative evaluation

Tessmer. Menurut Tessmer (1993), evaluasi formatif mempunyai beberapa lapisan

seperti dilustrasikan pada gambar 5 berikut ini.

(Sumber : Tessmer, 1993: 35)

Gambar 5. Lapisan Evaluasi Formatif


58

Berdasarkan gambar 5, metode evaluasi formatif yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Evaluasi sendiri (self-evaluation), menggunakan daftar cek dari karakteristik

atau spesifikasi desain.

2. Tinjauan ahli (expert review), kelompok ahli (ahli bidang studi, ahli bahasa,

dan ahli teknologi pendidikan) memberikan penilaian dan saran-saran

terhadap produk yang dikembangkan.

3. Evaluasi orang per orang (one-to-one evaluation), tiga orang pengguna yang

berkemampuan heterogen menggunakan produk dalam situasi normal.

Evaluator memberikan angket dan mewawancarai responden.

4. Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation), sekelompok kecil

pengguna sekitar enam orang peserta didik yang berkemampuan heterogen

menggunakan produk. Evaluator memberi angket dan mewawancarai

responden.

5. Ujicoba kelompok besar (field test), sekelompok pengguna sekitar 36 orang

peserta didik atau 1 kelas menggunakan produk dalam proses pembelajaran.

Dalam hal ini dilihat tingkat kepraktisan dan keefektivitasan produk yang

dikembangkan.

C. Prosedur Penelitian

Pada model Plomp terdiri dari 3 tahap, yaitu fase investigasi awal

(preliminary research), fase pengembangan atau pembuatan prototipe

(development or prototyping phase), dan fase penilaian (assessment phase).

Berikut penjelasan mengenai prosedur penelitian yang akan dilakukan.


59

1. Preliminary Research (Fase Investigasi Awal)

Pada fase investigasi awal terdapat beberapa tahap yaitu sebagai berikut.

a. Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum bertujuan untuk menganalisis kurikulum terhadap

dua aspek yang menunjang yaitu SK dan KD. Pada tahap ini dilakukan telaah

terhadap kurikulum KTSP untuk mata pelajaran matematika kelas VII SMP

pada materi bilangan. Analisis ini dilakukan untuk mempelajari cakupan

materi, tujuan pembelajaran, dan strategi yang dipilih sebagai landasan

mengembangkan modul pembelajaran.

b. Analisis Konsep

Analisis konsep merupakan identifikasi materi-materi yang akan

dibahas pada pembelajaran. Materi-materi ini disusun secara sistematis dengan

mengaitkan suatu konsep dengan konsep lain yang relevan sehingga

membentuk suatu konsep. Analisis ini bertujuan untuk menentukan isi dan

materi pelajaran yang dibutuhkan dalam pengembangan modul pembelajaran

berorientasi konstruktivisme yang dilengkapi peta konsep. Isi dan materi

pelajaran disesuaikan dengan prinsip dan karakteristik dari konstruktivisme dan

dilengkapi dengan peta konsep.

c. Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk menelaah karakter siswa. Analisis siswa

dijadikan pertimbangan dalam merancang perangkat pembelajaran yang

meliputi tingkat kognitif, usia, gaya belajar, dan motivasi terhadap mata
60

pelajaran, serta analisis dilakukan dengan wawancara pada beberapa siswa

kelas VII SMP.

d. Analisis Perangkat Pembelajaran yang Telah Ada

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi mengenai perangkat

pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas.

Pengumpulan informasi dilakukan melalui analisis perangkat pembelajaran dan

daftar check list.

Adapun ringkasan (summary) kegiatan penelitian pada fase investigasi

awal (preliminary research) dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Ringkasan (Summary) Kegiatan pada Tahap Preliminary Research


Metode
Kegiatan
No. Fokus Penelitian Pengumpulan Instrumen
Penelitian
Data
1. Analisis  Apa materi (SK, KD) tentang Analisis dokumen Daftar check
Kurikulum bilangan yang ada dalam dan daftar checklist list
kurikulum? (semua pertanyaan
 Apakah materi tersebut sudah ditulis dalam
memadai untuk mencapai sebuah daftar
tujuan kurikulum? Jika check list)
belum, apa yang perlu
ditambahkan?
 Apakah materi tersebut sudah
terurut dengan baik? Jika
belum, bagaimana urutan
yang sebaiknya? Mengapa
demikian?
2. Analisis  Konsep-konsep esensial apa Analisis berbagai Daftar check
Konsep yang perlu untuk buku teks/sumber list
pembelajaran bilangan di belajar/literatur
kelas VII SMP untuk tentang bilangan
mendukung ketercapaian yang cocok
kompetensi? diberikan untuk
kelas VII SMP
61

Metode
Kegiatan
No. Fokus Penelitian Pengumpulan Instrumen
Penelitian
Data
 Bagaimana peta konsep dari
konsep-konsep tersebut?
3. Analisis  Bagaimana karakteristik Wawancara dan Panduan
Siswa siswa kelas VII SMP terkait observasi wawancara
dengan pembelajaran dan catatan
bilangan? lapangan
 Bagaimana bekal
keterampilan siswa untuk
menggunakan modul
berorientasi konstruktivisme
untuk pembelajaran bilangan?
 Modul seperti apa yang
diinginkan siswa? (apakah
animasi/gambar apa yang
disenangi siswa untuk
muncul di modul
pembelajaran berorientasi
konstruktivisme?
4. Analisis  Inspirasi apa yang dapat Analisis perangkat Daftar check
perangkat diambil dari perangkat pembelajaran yang list
pembelajaran pembelajaran yang telah ada? digunakan guru
yang telah  Perubahan/peningkatan apa dalam proses
ada. yang akan dilakukan untuk pembelajaran di
mengatasi kelemahan yang kelas.
terdapat pada perangkat
pembelajaran yang telah ada?
 Karakteristik apa yang akan
ditonjolkan dalam perangkat
yang dirancang.

2. Prototyping Phase (Fase Pengembangan atau Pembuatan Prototipe)


62

Berdasarkan investigasi awal dilakukan penyusunan prototipe perangkat

pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan,

dimulai dari merancang sistematika dan struktur perangkat pembelajaran

matematika berorientasi konstruktivisme. Evaluasi formatif sangat berperan pada

tahap pembuatan prototipe ini. Kegiatan pembuatan prototipe dan evaluasi

formatif yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Merancang sistematika dan struktur bahan perangkat pembelajaran

matematika berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan dan

melakukan evaluasi diri. Selanjutnya, dilakukan analisis dan revisi desain

sistematika dan struktur perangkat pembelajaran.

b. Menyusun prototipe perangkat pembelajaran berdasarkan desain sistematika

dan struktur perangkat pembelajaran. Hasil rancangan pada tahap ini

menghasilkan prototipe 1 perangkat pembelajaran matematika. Kemudian

dilakukan evaluasi sendiri, yaitu evaluasi terhadap diri sendiri yang dilakukan

oleh peneliti sendiri. Tujuannya adalah untuk mengecek ulang kelengkapan

komponen-komponen yang terdapat dalam perangkat pembelajaran yang

dikembangkan. Setelah hasil evaluasi sendiri dianalisis kemudian dilakukan

revisi.

c. Melakukan validasi isi dan konstruk (tinjauan ahli) terhadap prototipe 1

perangkat pembelajaran, validasi dilakukan oleh pakar dan ahli pendidikan

sesuai dengan kajiannya. Kritikan, masukan, dan saran dari para validator

akan menjadi bahan untuk merevisi prototipe 1 perangkat pembelajaran

matematika yang dikembangkan. Setelah melakukan analisis terhadap hasil


63

validasi dari validator, kegiatan selanjutnya meminta pertimbangan validator

tentang kelayakan prototipe 1, hasil validasi dari validator dapat

diklasifikasikan dalam tiga kemungkinan yaitu,

1) Apabila hasil validasi menujukkan valid dan layak tanpa revisi, maka

prototipe 1 perangkat pembelajaran matematika siap untuk diujicobakan di

lapangan.

2) Apabila hasil validasi menunjukkan valid dan layak digunakan dengan

revisi kecil, maka dilakukan revisi kecil terhadap prototipe 1 perangkat

pembelajaran matematika. Prototipe 1 yang telah direvisi disebut dengan

prototipe 2 perangkat pembelajaran pada materi bilangan dan siap untuk

diujicobakan di lapangan.

3) Apabila hasil validasi menunjukkan tidak valid dan tidak layak, maka

dilakukan revisi besar. Hasil revisi prototipe 1 harus divalidasi kembali

oleh validator. Kegiatan memvalidasi ini memungkinkan terjadinya siklus

(kegiatan validasi secara berulang) sampai diperoleh prototipe yang valid.

Prototipe yang valid ini disebut prototipe 2 perangkat pembelajaran

matematika pada materi bilangan dan siap untuk diujicobakan di lapangan.

d. Setelah prototipe 1 perangkat pembelajaran matematika pada materi bilangan

yang dikembangkan sudah dinyatakan valid dan menghasilkan prototipe 2,

maka dilakukan ujicoba untuk mengevaluasi perangkat pembelajaran.

Prototipe 2 dievaluasi dengan,

1) Evaluasi orang per orang (one-to-one evaluation), evaluasi ini dilakukan

pada tiga orang siswa kelas VII SMP dengan kemampuan belajar yang
64

berbeda yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Siswa tersebut dipilih oleh guru

mata pelajaran matematika yang telah mengajar mereka, hal ini dilakukan

karena guru lebih mengetahui siswa yang tergolong tinggi, sedang, dan

rendah. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan

kesalahan seperti tata bahasa yang kurang dimengerti, ejaan yang salah,

tanda baca, petunjuk yang kurang jelas, kesesuaian contoh, sistematika

materi, kemudahan penggunaan, kemenarikan, dan kepuasaan siswa.

Instrumen yang digunakan berupa angket, dan pedoman wawancara.

Modul pembelajaran pada materi bilangan yang telah direvisi setelah

dilakukan evaluasi orang per orang disebut prototipe 3.

2) Evaluasi kelompok kecil (small group), prototipe 3 perangkat

pembelajaran diujicobakan dalam evaluasi kelompok kecil terhadap 6

orang siswa kelas VII yang berkemampuan heterogen yaitu siswa yang

berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Siswa tersebut dipilih oleh

guru mata pelajaran matematika yang telah mengajar mereka, hal ini

dilakukan karena guru lebih mengetahui siswa yang tergolong tinggi,

sedang, dan rendah. Tujuan evaluasi kelompok kecil adalah

mengidentifikasi kekurangan prototipe 3. Instrumen yang digunakan

angket dan pedoman wawancara. Modul pembelajaran yang telah direvisi

setelah dilakukan evaluasi kelompok kecil disebut prototipe 4. Prototipe 4

ini selanjutnya diujicobakan di lapangan (field test) dan hasilnya direvisi

untuk memperoleh produk akhir.


65

Adapun ringkasan (summary) kegiatan penelitian pada fase prototipe

(Prototyping Phase) dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Ringkasan (Summary) Kegiatan pada Tahap Prototyping Phase


Kegiatan Pengumpulan
No. Fokus Penelitian
Penelitian Data
1. Merancang  Menuangkan semua hasil preliminary phase Check list
prototipe 1 menjadi prototipe 1 perangkat pembelajaran
perangkat matematika berorientasi konstruktivisme
pembelajaran untuk materi bilangan.
matematika  Mendeskripsikan implementasi/implikasi
berorientasi tiap hasil preliminary phase terhadap
konstruktivisme produk yang dirancang.
untuk siswa kelas
VII SMP
2. Melakukan self-  Apakah prototipe 1 perangkat pembelajaran Check list
evaluation terhadap pada materi bilangan sudah disajikan
prototipe 1 berdasarkan prinsip konstruktivisme?
 Apakah prototipe 1 perangkat pembelajaran
sudah sesuai dengan SK, KD, dan
indikator?
 Apakah bagian-bagian dalam modul
pembelajaran sudah konsisten dan
mendukung satu sama lain (misalnya
keterkaitan gambar dengan masalah yang
disajikan).
 Apakah prototipe 1 perangkat pembelajaran
sudah memuat semua konsep-konsep
esensial yang ada pada peta konsep yang
dirancang?
 Apakah penyajian modul pembelajaran
sudah benar dari segi format, isi, penyajian,
bahasa, pengetikan, dll.?

2. Meningkatkan Meningkatkan validitas isi (relevance) dan -


prototipe 1 konstruksi (concistence) prototipe 1
berdasarkan hasil perangkat bilangan berorientasi
self-evaluation konstruktivisme dilengkapi peta konsep
66

Kegiatan Pengumpulan
No. Fokus Penelitian
Penelitian Data
serta meningkatkan keterpakaian dan
keterbacaannya.
3. Memvalidasi  Apakah prototipe 1 perangkat pembelajaran Lembar
prototipe 1 kepada matematika berorientasi konstruktivisme validasi dan
pakar pendidikan untuk materi bilangan? lembar diskusi
matematika, pakar  Apakah bahasa yang digunakan mudah (apa yang
bahasa, dan pakar dipahami siswa? didiskusikan
pendidikan.  Apakah prototipe 1 modul pembelajaran dengan pakar
Kemudian sudah sesuai dengan SK, KD, dan dicatat sebagai
merevisi prototipe indikator? data
1, untuk  Apakah prototipe 1 modul pembelajaran pendukung)
memperoleh sudah memuat semua konsep-konsep
prototipe 2 bilangan yang esensial untuk siswa kelas
VII SMP?
 Apakah penyajian perangkat pembelajaran
sudah benar dari segi format, isi, penyajian,
bahasa, pengetikan, dll.?
4  Melakukan  Apakah petunjuk penggunaan perangkat Angket, dan
evaluasi orang pembelajaran berorientasi konstruktivisme wawancara
per orang. untuk pembelajaran bilangan di kelas VII dengan siswa.
Kemudian SMP jelas?
hasilnya direvisi  Apakah petunjuk aktivitas untuk
untuk menyelesaikan masalah pada modul
memperoleh pembelajaran jelas?
prototipe 3  Apakah perangkat pembelajaran mudah
digunakan?
 Melakukan  Apakah gambar/ilustrasi yang ada pada
evaluasi modul pembelajaran jelas, serta mendukung
kelompok kecil. untuk penyelesaiaan masalah?
Kemudian  Apakah waktu yang disediakan untuk
merevisi melakukan tugas-tugas dalam perangkat
prototipe 3, untuk pembelajaran memadai?
memperoleh
prototipe 4  Apakah contoh-contoh yang disajikan
cukup jelas?
 Apakah jenis huruf yang digunakan pada
modul pembelajaran mudah dibaca?
67

Kegiatan Pengumpulan
No. Fokus Penelitian
Penelitian Data
 Mengujicobakan  Apakah petunjuk penggunaan perangkat Angket,
Prototipe 4 (field- pembelajaran matematika berorientasi lembar
test) konstruktivisme untuk materi bilangan di observasi, dan
 Merevisi kelas VII SMP jelas? wawancara
Prototipe 4,  Apakah petunjuk aktivitas untuk dengan siswa.
untuk menyelesaikan masalah pada modul
memperoleh pembelajaran jelas?
Produk Akhir  Apakah perangkat pembelajaran mudah
digunakan?
 Apakahan gambar/ilustrasi yang ada pada
modul pembelajaran jelas, serta mendukung
untuk penyelesaiaan masalah?
 Apakah waktu yang disediakan untuk
melakukan tugas-tugas dalam modul
pembelajaran memadai?
 Apakah contoh-contoh yang disajikan
cukup jelas?
 Apakah jenis huruf yang digunakan pada
perangkat pembelajaran mudah dibaca?

3. Assesment Phase (Fase Penilaian)

Setelah dilakukan revisi berdasarkan masukkan pada evaluasi orang per

orang dan evaluasi kelompok kecil, maka dilakukan ujicoba lapangan (field test)

pada satu kelas. Pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran matematika yang

dikembangkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil ujicoba satu

kelas, kemudian data hasil ujicoba dianalisis dan modul pembelajaran matematika

direvisi lagi. Pada tahap ini dilakukan dua uji yaitu sebagai berikut.

a) Uji Praktikalitas
68

Uji praktikalitas dilakukan untuk melihat tingkat kepraktisan perangkat

pembelajaran matematika saat digunakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan

ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana manfaat, kemudahan penggunaan,

dan efisiensi waktu penggunaan perangkat pembelajaran matematika oleh guru

dan siswa. Uji praktikalitas dilakukan dengan memberikan angket uji

praktikalitas perangkat pembelajaran matematika kepada guru dan siswa kelas

VII SMP. Untuk melengkapi data angket, dilakukan wawancara dengan

beberapa siswa.

b) Uji Efektivitas

Uji efektivitas yang diamati dalam proses pembelajaran yang

menggunakan perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme untuk materi bilangan di kelas VII SMP adalah aktivitas dan

hasil belajar siswa. Aktivitas peserta didik diukur melalui lembar aktivitas.

Hasil belajar diukur melalui tes hasil belajar siswa.

Adapun ringkasan (summary) kegiatan penelitian pada fase penilaian

(asessment phase) dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Ringkasan (Summary) Kegiatan pada Tahap Asessment Phase


No Pengumpulan
Kegiatan Penelitian Fokus Penelitian Instrumen
. Data
1. Memberikan angket Apakah perangkat Wawancara Pedoman
kepraktisan perangkat pembelajaran yang dan pemberian wawancara
pembelajaran pada guru, digunakan praktis? angket dan angket
dan memberikan angket
kepraktisan modul
pembelajaran pada satu
kelas (field test).
2.  Mengamati aktivitas Apakah perangkat Observasi dan Lembar
belajar siswa selama pembelajaran yang Pemberian tes observasi
69

No Pengumpulan
Kegiatan Penelitian Fokus Penelitian Instrumen
. Data
pembelajaran dengan digunakan efektif untuk dan Tes
menggunakan meningkatkan aktivitas hasil
perangkat dan hasil belajar siswa? belajar
pembelajaran
matematika
berorientasi
konstruktivisme untuk
materi bilangan.
 Memberikan tes akhir
setelah dilakukan
pembelajaran dengan
menggunakan modul
bilangan berorientasi
konstruktivisme.

Secara keseluruhan prosedur penelitian pengembangan perangkat

pembelajaran matematika mengikuti prosedur pengembangan model Plomp,

secara ringkas seperti pada gambar 6 berikut ini.


70

Gambar 6. Rancangan dan Prosedur Penelitian


Secara umum, kegiatan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 9

evaluation matchboard di bawah ini.


71

Tabel 9. Evaluation Matchboard Penelitian

(Sumber: Nieveen dan Folmer, 2013. Diadaptasi sesuai kebutuhan penelitian)

D. Ujicoba Produk

Ujicoba produk merupakan tahap pengujian kelayakan dari produk yang

dikembangkan. Ujicoba yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan ujicoba

terbatas dengan mengoperasionalkan perangkat pembelajaran matematika yang

telah divalidasi oleh pakar ahli kepada salah satu SMP di kota Padang yaitu

SMPN 15 kota Padang. Hasil ujicoba digunakan untuk mengetahui praktikalitas

dan efektivitas bahan ajar berbentuk perangkat pembelajaran matematika

berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan. Data hasil ujicoba ini


72

dijadikan sebagai dasar dalam merevisi produk, sehingga produk yang dihasilkan

benar-benar layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

E. Subjek Ujicoba

Subjek ujicoba pada penelitian ini terdiri atas dua kelas, yaitu siswa kelas

VII(1) SMPN 15 Kota Padang untuk kegiatan one-to-one dan small group, dan

siswa kelas VII(3) SMPN 15 Kota Padang untuk kegiatan uji lapangan (field test).

Hasil ujicoba dianalisis untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan perangkat

pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan

yang dihasilkan. Setelah perangkat pembelajaran dikatakan valid, praktis, dan

efektif maka perangkat pembelajaran dapat diujikan pada siswa kelas VII SMP

lainnya.

F. Jenis Data

Data yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini adalah berupa

penilaian terhadap produk yang diujicobakan yang terangkum melalui instrumen

evaluasi hasil belajar dan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Terdapat dua

jenis data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu data kualitatif dan data

kuantitatif. Data kualitatif didapatkan dari hasil diskusi, observasi, dan wawancara

penulis dengan guru atau siswa. Data kualitatif juga berupa deskripsi dari analisis

hasil angket dan lembar observasi. Data kuantitatif diperoleh dari lembar

observasi, angket, dan tes hasil belajar.

G. Instrumen Pengumpulan Data


73

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

pengembangan ini sebagai berikut.

1. Instrumen Kevalidan

Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data kevalidan dari modul

pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran

Lembar validasi perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme untuk materi bilangan berisi aspek penilaian yang

meliputi materi, bahasa dan keterbacaan, dan penyajian.

b. Lembar Validasi Instrumen

Semua instrumen pengumpulan data divalidasi terlebih dahulu agar

mempunyai kualitas baik untuk digunakan dalam mengumpulkan data-data

penelitian.

2. Instrumen Kepraktisan

Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data kepraktisan

diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Pedoman wawancara untuk guru dan siswa terhadap kepraktisan perangkat

pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme untuk materi

bilangan. Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui

kepraktisan perangkat pembelajaran berorientasi konstruktivisme untuk

materi bilangan.

b. Angket respons siswa terhadap modul pembelajaran matematika

berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan. Angket respons siswa


74

digunakan untuk mendapatkan respons siswa terhadap modul

pembelajaran berorientasi konstruktivisme yang dikembangkan. Instrumen

ini diisi oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

c. Angket respons guru terhadap perangkat pembelajaran matematika

berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan. Angket respons guru

digunakan untuk mendapatkan respons guru terhadap perangkat

pembelajaran berorientasi konstruktivisme yang dikembangkan. Instrumen

ini diisi oleh guru setelah melaksanakan pembelajaran.

3. Instrumen Keefektifan

Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data keefektifan

diantaranya adalah,

a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk merekam aktivitas

siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pemantauan aktivitas

siswa dilakukan oleh dua orang observer dengan mencatat dan

mendaftarkan banyak siswa yang melakukan aktivitas yang diamati. Siswa

yang melakukan aktivitas yang sama lebih dari satu kali hanya dihitung

satu saja untuk setiap kali pertemuan.

b. Tes Hasil Belajar Siswa

Tes hasil belajar digunakan untuk melihat seberapa jauh siswa mampu

menggunakan pengetahuan yang telah mereka miliki untuk menyelesaikan

permasalahan matematika. Tes yang dilakukan berbentuk soal multiple

choice sebanyak 20 soal dan uraian/essay sebanyak 5 soal. Untuk


75

mendapatkan tes yang baik maka dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut.

1) Membuat kisi-kisi soal tes akhir berdasarkan indikator.

2) Menyusun tes akhir sesuai kisi-kisi yang telah dibuat.

3) Memvalidasi tes. Validasi yang digunakan adalah validasi expert,

dimana soal-soal tersebut diberikan kepada tiga orang ahli yaitu dua

orang dosen matematika dan satu orang dosen bahasa.

H. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

pengembangan ini sebagai berikut.

1. Analisis Data Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Matematika Berorientasi

Konstruktivisme untuk Materi Bilangan dan Instrumen Penelitian.

Data hasil validasi dianalisis terhadap seluruh aspek yang disajikan

dalam bentuk tabel dengan menggunakan Skala Likert, selanjutnya dicari rerata

nilai dengan menggunakan rumus berikut.


n

∑ V ij
j=1
R=
mn

Dengan:

R = Rerata hasil penilaian dari validator


Vij = Skor hasil penilaian validator ke-j terhadap kriteria i
n = Banyak validator
m = Banyaknya kriteria
(Muliyardi, 2006: 82)

Rerata yang didapat dikonfirmasi dengan kriteria yang ditetapkan. Cara

mendapatkan kriteria tersebut adalah dengan menetapkan rentang skor dimulai


76

dari 1 (sr = skor rendah) sampai 4 (st = skor tinggi). Rentang skor tersebut

dibagi menjadi lima kelas interval. Kriteria setiap interval dikategorikan atas

lima tingkatan seperti pada Tabel 10.

Tabel 10. Kategori Validitas

Rerata (R) Kriteria


0,00 < R ≤ 0,80 Tidak valid
0,80 < R ≤ 1,60 Kurang valid
1,60 < R ≤ 2,40 Cukup valid
2,40 < R ≤ 3,20 Valid
3,20 < R ≤ 4,00 Sangat valid
(Modifikasi dari Arikunto, 2010: 270-272)

Berdasarkan Tabel 10, perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme untuk materi bilangan dikatakan memenuhi kriteria valid jika

nilai rerata minimal 2,41 dan maksimal 3,20, dan dikatakan sangat valid jika

nilai rerata minimal 3,21 dan maksimal 4,00.

Hasil uji validitas instrumen menunjukkan bahwa semua instrumen

penelitian dinyatakan dalam kategori valid dan sangat valid. Data hasil analisis

skor validasi instrumen penelitian dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

a. Hasil Validasi Angket Kepraktisan Modul dan RPP (Respons Guru)

Hasil validasi angket kepraktisan modul dan RPP dari guru dapat dilihat

pada tabel 11. Berdasarkan hasil penghitungan, angket kepraktisan modul dan

RPP dinyatakan sangat valid dengan skor 3,44.

Tabel 11. Hasil Validasi Angket Kepraktisan Modul dan RPP (Respons Guru)

No. Aspek yang dinilai PENILAIAN Total Rata-rata


77

V1 V2 V3
`1. Pernyataan dalam angket jelas. 4 4 3 11 3,67
Pertanyaan sesuai dengan isi
2. 3 4 3 10 3,33
perangkat pembelajaran.
Urutan pernyataan dalam angket
3. 4 4 4 12 4
terurut dengan jelas.
Pernyataan dalam angket
4. menggunakan bahasa yang 3 4 3 10 3,33
sederhana.
Pernyataan dalam angket sudah dapat
5. 4 3 3 10 3,33
mengungkapkan karakter siswa.
Pernyataan dalam angket
6. menggunakan bahasa yang baik dan 3 3 3 9 3
benar.
TOTAL 20,66
Rata-rata 3,44
Kategori Sangat valid

Selain penilaian di atas, validator juga memberikan saran perbaikan terhadap

instrumen angket kepraktisan perangkat pembelajaran matematika untuk respons

guru. Adapun saran yang diberikan validator adalah pernyataan angket sebaiknya

dibuat dalam dua pernyataan yaitu pernyataan negatif dan pernyataan positif, dan

juga kisi-kisinya dipisahkan untuk pernyataan yang negatif dan pernyaan positif

untuk. Selain itu, diperhatikan lagi EYD dan tanda baca dari setiap pernyataan

angket. Misalnya, kata respon itu harus ada huruf “s” yaitu respons, dan juga

untuk setiap kata asing cetak miring.

b. Hasil Validasi Angket Kepraktisan Modul (Respons Siswa)


78

Hasil validasi angket kepraktisan modul (respons siswa) dapat dilihat pada

Tabel 12. Berdasarkan hasil penghitungan, angket dinyatakan sangat valid dengan

skor 3,38.

Tabel 12. Hasil Validasi Angket Kepraktisan Modul (Respons Siswa)

No Aspek yang dinilai Penilaian Tota Rata-rata


. V1 V2 V3 l
`1. Petunjuk pengisian angket jelas. 4 4 3 11 3,67
2. Pernyataan dalam angket jelas. 3 4 3 10 3,33
Pernyataan sesuai dengan isi modul
3. 4 4 3 11 3,67
bilangan.
Urutan pernyataan dalam angket
4. 4 3 3 10 3,33
terurut dengan jelas.
Pernyataan dalam angket
5. menggunakan bahasa yang 3 3 4 10 3,33
sederhana.
Pernyataan dalam angket
6. menggunakan bahasa Indonesia yang 3 3 3 9 3
baik dan benar.
Total 20,33
Rata-rata 3,38
Kategori Sangat valid

Pada instrumen angket kepraktisan respons siswa ini, validator juga memberikan

saran perbaikan terhadap instrumen angket kepraktisan perangkat pembelajaran

matematika untuk respons guru. Adapun saran yang diberikan validator adalah

pernyataan angket sebaiknya dibuat dalam dua pernyataan yaitu pernyataan

negatif dan pernyataan positif. Selain itu, cermati lagi EYD dan tanda baca dari

setiap pernyataan angket respons siswa.

c. Hasil Validasi Instrumen Pengamatan Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran
79

Hasil validasi instrumen pengamatan keterlaksanaan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada Tabel 13. Berdasarkan hasil penghitungan,

angket dinyatakan sangat valid dengan skor 3,27.

Tabel 13. Hasil Validasi Instrumen Pengamatan Keterlaksanaan Rencana


Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Skor Penilaian Total Rata-rata


No. Aspek yang Dinilai
V1 V2 V3
1. Petunjuk pengisian lembar
pengamatan keterlaksanaan RPP 4 4 3 11 3,67
jelas.
2. Petunjuk pengisian lembar
pengamatan keterlaksanaan RPP 3 4 3 10 3,33
mudah dipahami.
3. Bahasa yang digunakan dalam setiap
pernyatan-pernyataan yang terdapat
di dalam lembar pengamatan
3 3 3 9 3
keterlaksanaan RPP sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
4. Pernyataan-pernyataan yang terdapat
di dalam lembar pengamatan
3 4 3 10 3,33
keterlaksanaan RPP sesuai dengan
indikator penilaian.
5. Pernyataan-pernyataan yang terdapat
di dalam lembar pengamatan
3 3 3 9 3
keterlaksanaan RPP tidak
mengandung makna ganda.
6. Pernyataan-pernyataan yang terdapat
di dalam lembar pengamatan
keterlaksanaan RPP sesuai dengan 3 4 3 10 3,33
tujuan yang ingin dicapai yaitu
mengetahui keterlaksanaan RPP.
Total 19,66
Rata-rata 3,27
Sangat
Kategori
valid
d. Lembar Validasi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa
80

Hasil validasi instrumen lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat

pada Tabel 14. Berdasarkan hasil penghitungan, lembar observasi aktivitas siswa

dinyatakan sangat valid dengan skor 3,37.

Tabel 14. Hasil Validasi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Penilaian Rata-rata
No. Aspek yang Dinilai Total
V1 V2 V3
1. Petunjuk
a. Petunjuk dinyatakan dengan 4 4 3 11 3,67
jelas.
b. Indikator yang diobservasi
3 4 3 10 3,33
mudah diamati.
c. Masing-masing indikator
dapat dibedakan dengan 3 4 3 10 3,33
jelas.
d. Masing-masing indikator
3 3 3 9 3
dapat dilakukan.
2. Isi
a. Indikator yang diamati sudah
mencakup semua aspek yang
4 4 3 11 3,67
mendukung pelaksanaan
pembelajaran dengan bahan
ajar.
b. Indikator yang terdefinisi
4 3 3 10 3,33
jelas
3. Bahasa yang Digunakan
a. Kalimat tersusun berdasarkan
3 3 3 9 3
kaidah bahasa Indonesia
yang benar
b. Menggunakan kalimat yang
3 4 4 11 3,67
mudah dipahami
Total 27
Rata-rata 3,37
Kategori Sangat valid

e. Hasil Validasi Pedoman Wawancara dengan Guru


81

Hasil validasi pedoman wawancara dengan guru dapat dilihat pada Tabel

15. Berdasarkan hasil penghitungan, pedoman wawancara dengan guru

dinyatakan sangat valid dengan skor 3,44.

Tabel 15. Hasil Validasi Pedoman Wawancara dengan Guru

Skor penilaian Rata-


No. Aspek Yang Dinilai Total
V1 V2 V3 rata
1. Pertanyaan menunjukkan kemudahan
dan manfaat penggunaan perangkat 3 4 3 10 3,33
berorientasi konstruktivisme.
2. Pertanyaan menunjukkan peranan
konstruktivisme dan peta konsep dalam
4 3 3 10 3,33
memperjelas dan meningkatkan
pemahaman terhadap materi.
3. Pertanyaan menunjukkan modul yang
digunakan menggunakan bahasa yang 3 3 3 9 3
baik dan benar.
4. Pertanyaan menunjukkan pendapat
4 4 3 11 3,67
guru dalam penggunaan modul.
5. Pertanyaan menunjukkan pendapat
4 4 3 11 3,67
guru mengenai penggunaan RPP.
6. Pertanyaan menunjukkan kesesuaian
waktu yang digunakan dalam 4 4 3 11 3,67
penggunaan modul.
Total 20,67
Rata-rata 3,44
Sangat
Kategori
valid

Pada instrumen pedoman wawancara, validator juga memberikan saran perbaikan

terhadap instrumen pedoman wawancara guru. Adapun saran yang diberikan

validator adalah cermati lagi EYD dan tanda baca dari setiap pertanyaan pada

pedoman wawancara. Misalnya, setiap pertanyaan harus diawal kata “Apakah atau

Bagaimanakah” dan diakhiri dengan tanda Tanya.

f. Hasil Validasi Pedoman Wawancara dengan Siswa


82

Hasil validasi pedoman wawancara dengan siswa dapat dilihat pada Tabel

16. Berdasarkan hasil penghitungan, pedoman wawancara dengan siswa

dinyatakan sangat valid dengan skor 3,44.

Tabel 16. Hasil Validasi Pedoman Wawancara dengan Siswa

Skor Total Rata-


No. Aspek Yang Dinilai penilaian rata
V1 V2 V3
1. Pertanyaan menunjukkan kejelasan
4 3 3 10 3,33
penyajian materi.
2. Pertanyaan menunjukkan peranan
konstruktivisme dan peta konsep dalam
3 4 3 10 3,33
memperjelas dan meningkatkan
pemahaman terhadap materi.
3. Pertanyaan menunjukkan modul yang
digunakan menggunakan bahasa yang 4 3 3 10 3,33
baik dan benar.
4. Pertanyaan menunjukkan jenis item soal
4 4 4 12 4
yang diberikan dalam modul.
5. Pertanyaan menunjukkan kesesuaian
waktu dengan pemahaman materi dalam 4 4 3 11 3,67
modul.
6. Pertanyaan menunjukkan pandangan
siswa tentang modul pembelajaran 3 3 3 9 3
matematika.
Total 20,66
Rata-rata 3,44
Sangat
Kategori
valid

Pada instrumen pedoman wawancara untuk siswa ini, validator juga memberikan

saran perbaikan yang sama seperti pedoman wawancara untuk guru, yaitu

perhatikan lagi EYD dan tanda baca dari setiap pertanyaan pada pedoman

wawancara. Misalnya, setiap pertanyaan harus diawal kata “Apakah atau

Bagaimanakah” dan diakhiri dengan tanda Tanya

g. Hasil Validasi Instrumen Praktikalitas Perangkat Pembelajaran


83

Hasil validasi instrumen praktikalitas perangkat pembelajaran dapat dilihat

pada tabel 17. Berdasarkan hasil penghitungan, instrumen praktikalitas perangkat

pembelajaran dinyatakan sangat valid dengan skor 3,4.

Tabel 17. Hasil Validasi Instrumen Praktikalitas Perangkat Pembelajaran

Skor Total Rata-


No. Aspek yang dinilai Penilaian rata
V1 V2 V3
1. Petunjuk pengisian lembar
praktikalitas perangkat pembelajaran
4 4 3 11 3,67
matematika dari guru jelas dan mudah
dipahami.
2. Bahasa yang digunakan dalam setiap
pernyataan-pernyataan yang terdapat
dalam lembar praktikalitas perangkat
3 4 3 10 3,33
pembelajaran matematika dari guru
sesuai dengan kaidah bahasa
indonesia yang baik dan benar.
3. Pernyataan-pernyataan yang terdapat
dalam lembar praktikalitas sesuai 4 4 3 11 3,67
dengan indikator.
4. Pernyataan-pernyataan yang terdapat
dalam lembar praktikalitas tidak 3 3 3 9 3
mengandung makna ganda.
5. Pernyataan-pernyataan yang terdapat
dalam lembar praktikalitas sesuai
dengan tujuan yaitu mengetahui 4 3 3 10 3,33
praktikalitas RPP dan modul
matematika.
Total 17
Rata-rata 3,4
Sangat
Kategori
valid

h. Hasil Validasi Soal Tes Hasil Belajar Siswa


84

Hasil validasi soal tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel 18. Berdasarkan

hasil penghitungan, soal tes hasil belajar dinyatakan sangat valid dengan skor

3,52.

Tabel 18. Hasil Validasi Soal Tes Hasil Belajar

Skor Total Rata-


No. Aspek yang dinilai Penilaian rata
V1 V2 V3
1. Kelayakan Isi
a. Rumusan soal mengacu pada kurikulum
4 4 3 11 3,67
KTSP.
b. Rumusan soal sesuai dengan karakteristik
4 3 3 10 3,33
peserta didik.
c. Rumusan soal sesuai dengan konsep yang
4 4 3 11 3,67
dipelajari.
d. Rumusan soal sesuai dengan kunci
4 4 4 12 4
jawaban.
e. Pemberian bobot penilaian jelas. 4 4 4 12 4
2. Komponen kebahasaan
a. Kalimat yang digunakan mudah
3 3 3 9 3
dimengerti.
b. Bahasa yang digunakan telah sesuai
3 3 3 9 3
dengan tingkat pemahaman peserta didik.
c. Rumusan soal menggunakan kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar 3 3 3 9 3
atau sesuai EYD.
d. Rumusan soal tidak menimbulkan makna
3 3 3 9 3
ambigu.
3. Komponen Penyajian
a. Lembar soal memiliki identitas yang
4 4 4 12 4
jelas.
b. Lembar soal dilengkapi dengan petunjuk- 4
petunjuk pengisian soal yang jelas. 4 4 4 12

4. Komponen kegrafikan
a. Bentuk dan ukuran huruf proporsional. 4 4 4 12 4
b. Tata letak rumusan soal dan gambar
3 3 4 10 3,33
teratur.
c. Gambar yang disajikan dalam rumusan
4 3 3 10 3,33
soal jelas.
Total 49,33
Rata-rata 3,52
85

Sangat
Kategori
valid

Pada instrumen soal tes hasil belajar, validator juga memberikan saran perbaikan

terhadap soal tes akhir. Adapun saran yang diberikan validator adalah option A,

B, C, D harus terurut baik dari kecil ke besar maupun sebaliknya, kunci jawaban

diperiksa lagi karena masih ada kesalahan untuk kunci jawaban nomor 7, setiap

option harus konsisten apakah semua option dalam bentuk pecahan campuran atau

dalam bentuk pecahan biasa semua, perbaiki lagi karena masih ada option yang

16 1
bernilai sama seperti itu sama dengan 3 , dan pada soal yang menggunakan
5 5

coklat sebaiknya diberi nama merek coklat supaya siswa bisa membayangkan

coklat tersebut. Selain itu, soal untuk nomor 14 tentang “kertas folio berwarna”

sebaiknya diganti dengan kata “kertas karton” karena tidak semua siswa

mengetahui kertas folio berwarna, sehingga siswa sulit membayangkan bentuk

kertas tersebut.

i. Hasil Validasi Instrumen Evaluasi Sendiri (Self Evaluation) RPP Matematika

Hasil validasi instrumen evaluasi sendiri (self evaluation) RPP matematika

dapat dilihat pada tabel 19. Berdasarkan hasil penghitungan, instrumen evaluasi

sendiri (self evaluation) RPP matematika dinyatakan valid dengan skor 3,13.

Tabel 19. Hasil Validasi Instrumen Evaluasi Sendiri (Self Evaluation) RPP
Matematika
86

No Skor Penilaian Total Rata-


Aspek yang Dinilai
. V1 V2 V3 rata
1. Petunjuk pengisian lembar evaluasi
sendiri RPP jelas. 3 4 3 10 3,33

2. Petunjuk pengisian lembar evaluasi


sendiri RPP mudah dipahami. 3 4 3 10 3,33

3. Bahasa yang digunakan dalam


setiap pernyatan-pernyataan yang
terdapat di dalam lembar evaluasi
3 3 3 9 3
sendiri RPP sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
4. Pernyataan-pernyataan yang
terdapat di dalam lembar evaluasi
3 3 3 9 3
sendiri RPP sesuai dengan
indikator penilaian.
5. Pernyataan-pernyataan yang
terdapat di dalam lembar evaluasi
3 3 3 9 3
diri RPP tidak mengandung makna
ganda.
Total 15,66
Rata-rata 3,13
Kategori Valid

j. Hasil Validasi Instrumen Evaluasi Sendiri (Self Evaluatiuon) Modul Bilangan

Hasil validasi instrumen evaluasi sendiri (self evaluation) modul bilangan

dapat dilihat pada tabel 20. Berdasarkan hasil penghitungan, instrumen evaluasi

sendiri (self evaluation) modul bilangan dinyatakan valid dengan skor 3,2.

Tabel 20. Hasil Validasi Instrumen Evaluasi Sendiri (Self Evaluation) Modul
Bilangan

No Skor Penilaian Total Rata-


Aspek yang Dinilai
. V1 V2 V3 rata
1. Petunjuk pengisian lembar evaluasi
sendiri modul bilangan jelas. 4 4 3 11 3,67

2. Petunjuk pengisian lembar evaluasi


sendiri modul bilangan mudah 3 3 3 9 3
dipahami.
87

3. Bahasa yang digunakan dalam


setiap pernyatan-pernyataan yang
terdapat di dalam lembar evaluasi
3 3 3 9 3
sendiri modul bilangan sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
4. Pernyataan-pernyataan yang
terdapat di dalam lembar evaluasi
3 3 4 10 3,33
sendiri modul bilangan sesuai
dengan indikator penilaian.
5. Pernyataan-pernyataan yang
terdapat di dalam lembar evaluasi
3 3 3 9 3
diri modul bilangan tidak
mengandung makna ganda.
Total 16
Rata-rata 3,2
Kategori Valid

2. Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Matematika Berorientasi

Konstruktivisme untuk Materi Bilangan.

Data praktikalitas dikumpulkan melalui pengisian angket dan

wawancara dengan siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket dan

lembar pedoman wawancara.

a. Angket

Data hasil pengisian angket oleh siswa dianalisis dengan terlebih dahulu

diberikan penskoran terhadap pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap

butir pernyataan. Rentang skor dimulai dari 1 (sr = skor rendah) sampai 4

(st = skor tinggi). Angket terdiri dari 20 butir pertanyaan. Kemudian

ditentukan rerata skor yang diperoleh. Angket praktikalitas perangkat

pembelajaran dideskripsikan dengan teknik analisis frekuensi data. Purwanto

(2006: 102) merumuskan nilai praktikalitas sebagai:


88

R
NP= x 100 %
SM

Keterangan:

NP = Nilai Praktikalitas
R = Skor yang diperoleh
SM = Skor Maksimum
Nilai yang didapatkan dikonfirmasi dengan kriteria yang ditetapkan. Cara

mendapatkan kriteria tersebut adalah dengan membagi rentang skor menjadi

lima kelas interval dengan kriteria seperti pada Tabel 21 berikut ini.

Tabel 21. Kategori Kepraktisan Perangkat Pembelajaran

No. Tingkat Pencapaian (%) Kategori


1. 86 ≤ P ≤ 100 Sangat Praktis
2. 76 ≤ P < 86 Praktis
3. 60 ≤ P < 76 Cukup Praktis
4. 55 ≤ P < 60 Kurang Praktis
5. 0 ≤ P < 55 Tidak Praktis
(Purwanto, 2006: 103)

Berdasarkan Tabel 21, perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme untuk materi bilangan dikatakan praktis, jika nilai tingkat

pencapaian kepraktisan pada persentase 76% sampai 100%.

Praktikalitas perangkat juga dilihat dari hasil validasi. Praktikalitas oleh

ahli dilakukan pada tiga orang validator. Berdasarkan hasil penghitungan

diperoleh bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan praktis untuk

digunakan dalam pembelajaran. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa skor

praktikalitas sebesar 83,93%. Berikut hasil analisis lembar praktikalitas

perangkat.

Tabel 22. Hasil Penghitungan Lembar Praktikalitas Perangkat Pembelajaran


Matematika
89

Validator Total
No. Aspek yang dinilai
V1 V2 V3
1. Daya tarik
a. Kegiatan pada RPP membantu guru dalam
3 3 3 9
menarik minat peserta didik untuk belajar.
b. Modul memiliki tampilan yang menarik. 3 4 4 11
c. Peta Konsep yang diberikan pada modul
3 4 4 11
menarik untuk dipahami.
2. Proses Penggunaan
a. Modul sebagai acuan peserta didik dalam
3 3 3 9
menemukan konsep materi yang dipelajari.
b. Peta konsep pada modul membantu
peserta didik memahami konsep materi 3 3 3 9
yang dipelajari.
c. RPP membantu guru dalam menggunakan
Modul Bilangan Berorientasi 4 4 4 12
Konstruktivisme.
d. RPP membantu guru mengajarkan konsep
3 3 3 9
Bilangan Bulat dan Pecahan.
e. Perangkat pembelajaran melibatkan
4 4 3 11
peserta didik aktif dalam pembelajaran.
3. Kemudahan Penggunaan
a. RPP dapat membantu guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang 3 4 4 11
berorientasi konstruktivisme.
b. Modul membantu peserta didik dalam
3 3 3 9
menemukan konsep dari materi.
c. Modul membantu peserta didik dalam
3 3 3 9
mencapai tujuan pembelajaran.
d. Modul mudah untuk digunakan. 3 4 3 11
4. Waktu
a. Langkah-langkah dalam RPP sesuai
3 4 4 11
dengan alokasi waktu yang tersedia.
b. Penggunaan modul sesuai dengan alokasi
3 3 3 9
waktu yang tersedia.
Total 141
Skor Kepraktisan 83,93%
Kategori Praktis
b. Wawancara

Hasil wawancara dianalisis secara kualitatif. Tahapan dalam analisis

data kualitatif yakni, mereduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Reduksi disini diartikan sebagai proses seleksi data yang


90

dibutuhkan untuk melihat kepraktisan modul. Data disajikan secara

deskriptif dan pada akhirnya dibuat kesimpulan dari hasil analisis.

3. Analisis Data Keefektifan Perangkat Pembelajaran

a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Data observasi diperoleh dengan cara menghitung jumlah siswa yang

melakukan aktivitas sebagai indikasi dari efektivitas modul sebagaimana

terdapat pada lembar validasi. Data tersebut dianalisis dengan teknik

persentase yang dinyatakan oleh Sudijono (2005: 43) sebagai berikut:

f
P= x 100 %
N

keterangan:

P = Persentase siswa yang melakukan aktivitas


f = Frekuensi siswa yang melakukan aktivitas
N = Jumlah siswa

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan aktivitas belajar siswa, Dimyati dan

Mudjiono (2009: 125) memberikan kriteria seperti pada tabel 23 berikut.

Tabel 23. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa

Range persentase Kriteria


0 ≤ P < 25 Sedikit sekali
25 ≤ P < 50 Sedikit
50 ≤ P < 75 Banyak
75 ≤ P ≤ 100 Banyak sekali
Berdasarkan Tabel 23, aktivitas belajar siswa pada saat menggunakan

modul bilangan berorientasi konstruktivisme dikatakan efektif, jika siswa

aktif dalam mengerjakan semua kegiatan dari konstruktivisme (orientasi,

elicitasi, restrukturisasi ide, aplikasi ide, dan review) dengan tingkat


91

pencapaian kriteria keberhasilan aktivitas belajar siswa berada pada

persentase 75% sampai 100%. Langkah selanjutnya adalah melakukan

deskripsi terhadap peningkatan atau penurunan aktivitas pada setiap

pertemuan.

b. Tes Hasil Belajar

Tes dilakukan untuk melihat hasil belajar kelas uji lapangan. Namun,

sebelum tes akhir dilaksanakan pada uji lapangan, soal tes akhir tersebut

diujicobakan terlebih dahulu pada kelas yang berbeda untuk mencari

kevalidan, daya pembeda, dan indeks kesukaran. Keefektifan hasil belajar

siswa dilihat dari nilai persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal.

Selain itu, hasil belajar pada uji lapangan juga dibandingkan dengan hasil

nilai ulangan harian siswa sebelumnya pada materi bilangan bulat, dengan

tujuan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa. Adapun KKM yang

telah ditetapkan oleh SMP Negeri 15 kota Padang untuk mata pelajaran

matematika adalah 75. Jika seorang siswa memperoleh nilai sama atau

melebihi KKM maka siswa tersebut dapat dikatakan telah tuntas dalam

belajar. Sebaliknya jika kurang dari KKM maka siswa tersebut belum tuntas

belajar. Data yang diperoleh dari tes hasil belajar dianalisis dengan

menggunakan penghitungan persentase siswa yang memenuhi kriteria

ketuntasan minimal. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa,

Dimyati dan Mudjiono (2009: 125) memberikan kriteria seperti pada Tabel

24 berikut ini.

Tabel 24. Kriteria Keberhasilan Belajar Siswa


92

Kriteria Tingkat keberhasilan Persentase

Sedikit sekali Tidak berhasil 1 ≤ P < 26

Sedikit Kurang berhasil 26 ≤ P < 51


Banyak Berhasil 51 ≤ P < 76
Banyak sekali Sangat berhasil 76 ≤ P ≤ 100

Berdasarkan Tabel 24, perangkat pembelajaran matematika

berorientasi konstruktivisme untuk materi bilangan dikatakan efektif untuk

meningkatkan hasil belajar siswa, jika nilai tingkat pencapaian kriteria

keberhasilan belajar siswa berada pada persentase 76% sampai 100%.

Untuk menghitung ketuntasan individual dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus dalam Trianto (2012: 241) sebagai berikut.

Jumla h skor siswa


Ketuntasan Individual ( KI ) = x 100 %
Jumla h skor total

Untuk menghitung ketuntasan klasikal dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

Jumla h siswa yang lulus KKM


Ketuntasan Klasikal ( KK ) = x 100 %
Jumla h seluru h siswa

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
93

Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan perangkat

pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme pada materi bilangan

untuk siswa kelas VII SMP adalah sebagai berikut.

1. Hasil Tahap Preliminary (Investigasi Awal)

Prototype perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme dirancang berdasarkan analisis pendahuluan. Kegiatan ini dimulai

dengan menganalisis kurikulum, analisis konsep, analisis karakteristik siswa, dan

analisis perangkat pembelajaran.

a. Hasil Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum dilakukan dengan menganalisis apakah SK dan KD

sudah mendukung untuk mencapai tujuan kurikulum. Analisis juga dilakukan

dengan melihat urutan dari KD. Berdasarkan hasil analisis, KD sudah terurut

dengan baik. Sebelum siswa dapat menggunakan sifat-sifat operasi hitung

bilangan bulat dan pecahan, siswa terlebih dahulu memahami operasi hitung

bilangan bulat dan pecahan. Namun, Kompetensi Dasar kurang mendukung

pencapaian Standar Kompetensi. Kompetensi Dasar yang diberikan hanya

menekankan pada penggunaan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam

pemecahan masalah. Untuk sampai pada penggunaan sifat-sifat operasi hitung

bilangan bulat dan pecahan, diperlukan pemahaman mengenai konsep bilangan

bulat dan pecahan itu sendiri. Selain itu, agar siswa dapat memecahkan

masalah, siswa harus memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep bilangan

93
bulat dan pecahan. Oleh karena itu, sebelum siswa melakukan operasi hitung

bilangan bulat dan pecahan ditambahkan indikator menemukan konsep


94

bilangan bulat dan pecahan. Dengan penambahan indikator ini, modul yang

dirancang dapat membantu siswa dalam mencapai standar kompetensi yang

ditetapkan. Standar kompetensi yang ditetapkan dari materi bilangan adalah

memberi pemahaman mengenai sifat-sifat operasi hitung bilangan dan

penggunaannya dalam pemecahan masalah.

b. Hasil Analisis Konsep

Analisis konsep bertujuan untuk menentukan konsep-konsep yang

diperlukan untuk mendukung pencapaian kompetensi. Konsep-konsep yang

telah dianalisis digunakan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran

matematika berorientasi konstruktivisme. Hasil analisis konsep juga untuk

menggambarkan peta konsep dari materi bilangan.

Konsep awal untuk mempelajari bilangan bulat adalah mengenal

bilangan bulat. Proses pengenalan bilangan bulat dilakukan dengan

menggunakan konteks dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu media yang

digunakan untuk mengenal bilangan bulat adalah garis bilangan. Siswa harus

dapat memahami letak bilangan bulat pada garis bilangan. Setelah siswa

mengenal letak bilangan bulat, barulah siswa dapat mempelajari penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat. Untuk menemukan konsep penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat, siswa dapat menggunakan pendekatan benda atau

garis bilangan. Menggunakan konteks ini siswa dapat menentukan sendiri cara

menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Setelah siswa memahami

tentang penjumlahan dan pengurangan, siswa dapat belajar tentang perkalian


95

dan pembagian. Dasar dari perkalian merupakan penjumlahan bilangan dan

dasar dari pembagian merupakan pengurangan bilangan. Memanfaatkan

pengetahuan mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa

dapat menemukan cara perkalian dan pembagian dari bilangan bulat.

Untuk mengajarkan operasi pada pecahan, kegiatan pembelajaran diawali

dengan mengenal pecahan. Siswa mengenal pecahan sebagai bagian dari

keseluruhan bagian dan sama besar. Awalnya siswa diajarkan tentang makna

pecahan dan lambangnya, selanjutnya diajarkan tentang bagaimana menyajikan

pecahan dalam bentuk gambar dan lambang. Dengan menggunakan

pemahaman tentang pecahan, siswa dapat mempelajari pecahan senilai.

Pecahan senilai ini bermanfaat untuk mengubah pecahan ke bentuk lain yang

senilai. Topik ini merupakan dasar untuk dalam menyederhanakan pecahan.

Dengan kemampuan untuk mengubah pecahan ke bentuk lain yang senilai

peserta didik dapat belajar tentang perbandingan pecahan. Topik ini dipelajari

sebagai prasyarat untuk materi mengurutkan pecahan.

Penjumlahan dan pengurangan pecahan dapat dipelajari jika siswa telah

mengenal pecahan dan pecahan senilai. Dengan memanfaatkan kedua materi

ini, peserta didik dapat menemukan algoritma penjumlahan dan pengurangan

pecahan. Pecahan senilai merupakan dasar dalam menjumlahkan pecahan

dengan penyebut yang berbeda.

Topik terakhir dari pecahan merupakan perkalian dan pembagian

pecahan. Penjumlahan pecahan merupakan dasar dari perkalian pecahan.

Pengurangan pecahan merupakan dasar dari pembagian pecahan. Artinya,


96

dengan menggunakan pengetahuan mengenai penjumlahan dan pengurangan

pecahan peserta didik dapat menemukan konsep dari perkalian dan pembagian

pecahan.

Pecahan juga dapat disajikan dalam bilangan desimal, persen dan permil.

Dengan kata lain, materi desimal, persen, dan permil dapat diajarkan setelah

siswa mengenal pecahan dan lambangnya. Berbekal pengetahuan tentang

pecahan dan lambangnya serta pecahan senilai, peserta didik dapat mengubah

pecahan dalam bentuk desimal. Persen merupakan bilangan seperseratus.

Dengan mengubah bentuk pecahan menjadi seperseratus siswa dapat

mendapatkan bentuk persen. Dengan mengubah pecahan menjadi seperseribu

siswa dapat mendapatkan bentuk permil. Mengubah pecahan dalam bentuk

persen dan permil membutuhkan pengetahuan mengenai pecahan senilai.

Adapun konsep pembelajaran pecahan dapat dilihat dari gambar berikut ini.
97

Gambar 7. Peta Konsep Materi Bilangan

c. Hasil Analisis Karakteristik Siswa

Pada penelitian ini yang menjadi subjek ujicoba adalah siswa kelas VII

yang berusia 12-13 tahun. Siswa pada rentang usia ini sudah berada pada tahap

operasi formal. Pada tahap ini siswa sudah mulai mampu berpikir abstrak dan

logis, artinya siswa sudah dapat membayangkan benda-benda yang abstrak.

Selain itu, siswa sudah memiliki kemampuan untuk menarik kesimpulan dan

mengembangkan hipotesisnya secara mandiri.

Untuk mempelajari karakteristik siswa kelas VII dilakukan pengamatan

pada saat pembelajaran. Dari pengamatan terhadap karakteristik siswa kelas

VII(2) SMPN 15 kota Padang, sebagian besar siswa sulit untuk fokus terhadap

apa yang disampaikan guru di depan kelas. Kondisi ini ditunjukkan saat
98

kegiatan pembelajaran, siswa sering merasa bosan, dan terkadang mereka

mengantuk saat guru menjelaskan materi di depan kelas. Tetapi, apabila siswa

diberi tugas untuk mengerjakan soal latihan, siswa mampu dan fokus untuk

menyelesaikannya secara sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu

fokus jika diberikan tugas secara mandiri. Artinya, siswa bertanggung jawab

terhadap tugas yang diberikan. Kondisi ini berarti siswa mampu konsentrasi

terhadap pelajaran saat menyelesaikan tugas.

Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa SMP Negeri 15 Kota

Padang di kelas VII(2) yaitu DRD, AR, dan FA diperoleh informasi bahwa

sebagian besar siswa menyenangi pelajaran matematika. Tetapi, jika guru

menjelaskan dengan metode ceramah, siswa mengakui sulit untuk memahami

materi yang disampaikan tersebut. FA mengatakan bahwa dia dapat

mengerjakan soal matematika seperti contoh yang diberikan guru, sehingga

jika soal itu berbeda maka siswa kesulitan atau tidak bisa menjawab soal yang

diberikan. Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam

memahami materi tergantung dari guru yang mengajar.

Selain itu, dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa siswa

menyukai buku pelajaran yang banyak gambar dan berwarna. Hasil ini

diperoleh dari pertanyaan, “apakah kalian menyukai buku yang bergambar dan

berwarna menarik?”, siswa menjawab, “suka Pak”. Dalam wawancara ini juga

siswa belum mengenal dengan istilah modul. Hasil ini diperoleh dari

pertanyaan “Apakah dalam pembelajaran matematika ananda menggunakan

modul?”. Semua siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan itu merasa


99

binggung dan menatap teman yang ada disebelahnya, mungkin pada saat

belajar di SD mereka tidak dikenalkan dengan modul pembelajaran. Setelah

peneliti jelaskan tentang modul, maka siswa menjawab “belum pernah belajar

matematika dengan modul”.

Berdasarkan hasil analisis karakteristisk siswa, diketahui bahwa siswa

dapat fokus dalam kegiatan belajar jika mereka dilibatkan secara aktif. Siswa

tidak merasa bosan jika mereka melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

bukan menjadi penonton dalam kegiatan belajar. Selain itu, siswa sudah

mampu berpikir secara sendiri secara abstrak, menarik kesimpulan, dan

mengembangkan hipotesis. Oleh karena itu, dirancang modul bilangan

berorientasi konstruktivisme yang memfasilitasi siswa untuk aktif dalam

pembelajaran, dengan menghadirkan kegiatan-kegiatan yang menarik seperti

kegiatan orientasi, elicitasi, restrukturisasi ide, aplikasi ide, dan review.

Sehingga siswa tidak merasa bosan dan selalu aktif dalam pembelajaran

matematika. Dikarenakan dari hasil wawancara siswa suka buku pelajaran yang

ada ceritanya, maka modul yang akan dikembangkan dipaparkan materi dalam

bentuk cerita yang sering mereka temui dalam kehidupan sehari-hari, dan

gambar-gambar yang menarik dalam mendukung penjelasan materi tersebut.

d. Hasil Analisis Perangkat Pembelajaran yang Telah Ada

Perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran di kelas VII SMP Negeri 15 kota Padang adalah buku paket

matematika yang disusun oleh M. Cholik Adinawan dan Sugijono untuk SMP
100

kelas VII, dan RPP untuk memandu jalannya proses pembelajaran. Pada buku

paket ini, khususnya materi bilangan terbagi menjadi dua bab yaitu bab

bilangan bulat dan pecahan. Di setiap awal bab dijelaskan tujuan pembelajaran

dari materi yang akan disampaikan, kompetensi dasar apa yang digunakan, dan

dilengkapi dengan ilustrasi gambar tentang materi yang akan dipelajari.

Namun, sebagaimana yang telah disampaikan pada permasalahan di latar

belakang bahwa buku paket yang digunakan dalam proses pembelajaran di

kelas VII kurang membangun pengetahuan siswa secara mandiri karena pada

buku paket tersebut inti dari materi yang disampaikan hanya berisi penjelasan

materi yang langsung diikuti dengan rumus dan contoh soalnya, kemudian di

akhir materi diberikan latihan uji kompetensi. Begitu juga dengan RPP yang

digunakan belum konstruktivis, kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh

guru yang aktif.

Berdasarkan hasil analisis dari perangkat pembelajaran yang telah ada,

diperoleh inspirasi yang dapat diambil dan digunakan untuk merancang

perangkat pembelajaran matematika yang baru berupa RPP dan modul

pembelajaran untuk materi bilangan. Inspirasi yang diterapkan untuk modul

pembelajaran adalah materi bilangan yang akan dikembangkan terbagi menjadi

dua bab yaitu bab bilangan bulat dan pecahan, dan di awal bab diberikan

penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dipelajari bahkan tujuan

pembelajaran ini akan juga diberikan di awal sub bab atau disetiap awal

kegiatan belajar. Selain itu, modul dilengkapi juga dengan contoh soal, latihan,

dan uji kompetensi di akhir bab. RPP yang akan dikembangkan tetap mengacu
101

pada komponen RPP yang terdiri atas identitas mata pelajaran, standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan

pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, strategi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Perubahan yang dilakukan pada perangkat pembelajaran dari perangkat

yang sebelumnya adalah dari segi konstruktivis. Pada perangkat sebelumnya,

materi yang disampaikan belum membangun pengetahuan siswa secara mandiri

dan siswa kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar, sehingga

perubahan yang dilakukan untuk perangkat yang akan dikembangkan adalah

dengan memanfaatkan pendekatan konstruktivisme. Perangkat pembelajaran

dibuat berdasarkan aspek-aspek konstruktivisme. Hal ini dilakukan karena

pada karakteristik konstruktivisme dapat memfasilitasi siswa untuk

mengembangkan pemahamannya terhadap materi. Jadi karakteristik utama dari

perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah karakteristik pendekatan

konstruktivisme.

Karakteristik konstruktivisme yang dikembangkan pada perangkat

pembelajaran ini adalah orientasi, elicitasi, restrukturisasi ide, aplikasi ide, dan

review. Pada karakteristik pertama yaitu orientasi, berisi pengenalan terhadap

materi yang yang akan disampaikan, materi disusun berdasarkan pada

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari supaya siswa mudah memahami

alur cerita materi tersebut. Karakteristik yang kedua yaitu elicitasi, pada

karakteristik ini siswa diminta untuk mengungkapkan idenya secara jelas

berdasarkan kegiatan orientasi. Untuk membantu siswa mengungkapkan ide


102

yang diperoleh, siswa diberi pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk

menyimpulkan hasil kegiatan orientasi. Karakteristik yang ketiga yaitu

restrukturisasi ide, karakteristik ini merupakan bagian yang mengarahkan siswa

untuk mengembangkan ide-ide baru dengan menerapkannya dalam suatu

persoalan, kemudian membandingkan dan mendiskusikan dengan teman

kelompoknya. Karakteristik yang keempat yaitu aplikasi ide, pada karakteristik

ini siswa mengaplikasikan pemahamannya dengan menyelesaikan beberapa

soal terkait dari yang materi yang disampaikan. Dan karakteristik yang terakhir

adalah review, pada karakteristik ini siswa memprentasikan hasil diskusi ke

depan kelas untuk mencari jawaban yang benar.

2. Prototyping Phase (Tahap Pengembangan Prototipe)

a. Hasil Rancangan RPP dan Modul Berorientasi Konstruktivisme

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dirancang berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) nomor 41 tahun 2007. RPP disusun untuk setiap KD yang

dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen RPP

terdiri atas identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi

waktu, strategi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar. Kegiatan pembelajaran dari RPP yang dikembangkan

didasarkan pada karakteristik pendekatan konstruktivisme dengan bahan ajar

modul, sehingga RPP yang dikembangkan membantu guru melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan bahan ajar modul dan menggunakan pendekatan


103

konstruktivisme. Kegiatan pembelajaran difokuskan pada peran aktif siswa

dalam pembelajaran dengan memahami materi dengan bantuan bahan ajar

modul. Hal ini dilakukan berdasarkan hasil analisis karakter siswa yang lebih

fokus dalam belajar jika mereka dilibatkan secara aktif dalam belajar.

Karakteristik dari pendekatan konstruktivisme yaitu orientasi, elicitasi,

restrukturisasi ide, aplikasi ide, dan review. Pada RPP dijelaskan apa yang

dilaksanakan siswa saat kegiatan orientasi dan apa yang harus dilakukan guru

saat siswa membaca orientasi pada modul. Arahan ini diberikan agar guru

dapat memaksimalkan kegiatan orientasi. Gambar 8 berikut ini adalah salah

satu contoh bagian dari kegiatan orientasi pada RPP.

Gambar
Untuk bagian 8. Contoh
elicitasi, Bagian
dijelaskan Kegiatan
apa Orientasi pada
yang dilakukan siswaRPP
dan apa yang

dilakukan guru untuk membantu siswa yang kesulitan menyelesaikan bagian

elicitasi. Arahan ini dapat membantu siswa membuat suatu kesimpulan

menurut pendapatnya sendiri mengenai materi yang telah dipahaminya


104

sebelumnya pada kegiatan orientasi. Gambar 9 berikut ini adalah salah satu

contoh bagian dari kegiatan elicitasi pada RPP.

Gambar 9. Contoh Bagian Kegiatan Elicitasi pada RPP

Selanjutnya adalah tahap restrukturisasi ide. Pada tahap ini siswa

menyelesaikan soal pemecahan masalah tentang materi yang sedang dipelajari.

Guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan hasil jawaban mereka dengan

teman sebangkunya. Arahan dilakukan agar siswa tidak mengabaikan kegiatan

diskusi yang telah diperintahkan pada modul. Selain itu, dengan adanya siswa

membandingkan jawaban dan berdiskusi dengan teman kelompoknya,

diharapkan siswa dapat lebih memperdalam pengetahuan tentang materi yang

diberikan, sehingga dapat menemukan jawaban yang dianggap benar. Gambar

10 berikut ini adalah salah satu contoh bagian restrukturisasi ide pada RPP.
105

Gambar 10. Contoh Bagian Kegiatan Restrukturisasi Ide pada RPP

Pada RPP juga dijelaskan bahwa guru harus menegaskan kepada siswa

supaya dapat menyelesaikan bagian aplikasi ide yang diberi nama “ayo

berlatih” jika telah menyelesaikan bagian elicitasi dan restrukturisasi ide.

Arahan ini diberikan agar siswa tidak melewati saja bagian sebelumnya.

Karena dengan adanya kegiatan ini siswa dapat mengaplikasikan apa yang

telah mereka pahami dalam bentuk mengerjakan soal-soal yang berkaitan dari

materi yang disampaikan. Guru juga diarahkan untuk berkeliling kelas selama

kegiatan belajar dan membantu siswa yang kesulitan dalam memahami materi.

Gambar 11 berikut ini adalah salah satu contoh bagian aplikasi ide pada RPP.
106

Gambar 11. Contoh Bagian Kegiatan Aplikasi Ide pada RPP

Karakteristik yang terakhir yaitu review. Pada karakteristik ini guru

diarahkan untuk melaksanakan kegiatan review jika sebagian besar siswa telah

menyelesaikan bagian aplikasi ide atau paling tidak semua siswa telah

menyelesaikan modul sampai bagian restrukturisasi ide. Kegiatan ini tidak

dapat dilaksanakan dengan modul. Karena kegiatan review merupakan kegiatan

diskusi kelas dengan membahas apa saja yang telah dilakukan. Gambar 12

berikut ini adalah salah satu contoh bagian review pada RPP.

Gambar 12. Contoh Bagian Kegiatan Review pada RPP


Selain karakteristik konstruktivisme, pada RPP juga dikembangkan

cover. Warna yang dipilih untuk cover adalah perpaduan orange dan biru.

Menurut Basuki dalam artikelnya yang berjudul “makna warna dalam desain”,

warna biru muda akan menenangkan dan menolong konsentrasi dengan tenang
107

serta dapat memberi inspirasi. Untuk warna orange dapat merangsang

kreativitas, daya tarik, kegembiraan, dan membuat otak menjadi aktif bekerja.

Cover RPP dirancang secara sederhana dengan memberikan gambar guru

sedang menjelaskan kepada siswa di depan kelas, hal ini bertujuan supaya guru

yang mengajar harus terlebih dahulu menjelaskan kepada siswa tentang

kegiatan belajar yang akan dilaksanakan dengan menggunakan modul

bilangan, sehingga siswa paham dan siap untuk belajar dengan menggunakan

modul. Desain cover RPP dapat dilihat pada gambar 13 berikut.

Dari hasil analisis kurikulum dan konsep disusun indikator kompetensi.


Gambar 13. Contoh Desain Cover RPP
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja

operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan,

sikap, dan keterampilan. Berdasarkan indikator yang telah dirumuskan,


108

disusunlah tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

Pada kegiatan pendahuluan dirancang kegiatan yang ditujukan untuk

membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini dibutuhkan untuk

meningkatkan konsentrasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dan kesiapan

siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang telah disiapkan untuk

belajar akan lebih mudah diarahkan untuk melaksanakan kegiatan belajar

dengan modul.

Kegiatan penutup diarahkan untuk menyimpulkan kegiatan belajar,

memberi pekerjaan rumah dengan menyelesaikan bagian latihan pada modul.

Guru juga mengarahkan siswa untuk menyiapkan diri pada kegiatan belajar

selanjutnya dengan memberi informasi mengenai materi yang akan dipelajari.

Kegiatan ini dilakukan agar siswa memahami secara keseluruhan apa yang

telah dipahami dan apa yang akan dipelajari, sehingga siswa siap untuk

mengikuti kegiatan belajar selanjutnya. Adapun contoh kegiatan pembelajaran

pada RPP berorientasi konstruktivisme dapat dilihat pada lampiran 36.

2) Modul Bilangan Berorientasi Konstruktivisme

Modul dirancang berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar

agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Modul yang

dikembangkan terdiri atas 2 bab, yaitu bab 1 membahas materi bilangan bulat
109

dan bab 2 membahas materi pecahan. Materi di dalam modul disajikan

berdasarkan ciri-ciri konstruktivisme yang mengacu pada pendapat Driver dan

Oldham dalam Suparno (2006), yaitu modul yang dikembangkan dengan

tahapan bimbingan pengembangan pengetahuan yang terdiri dari orientasi,

elicitasi, restrukturisasi ide, aplikasi ide, dan review. Selain itu, modul yang

dikembangkan juga dilengkapi dengan desain cover, petunjuk penggunaan

modul, tujuan pembelajaran, uji kompetensi, kunci jawaban, dan sebagainya.

Contoh modul bilangan yang dikembangkan dapat dilihat pada lampiran 37.

Berikut ini adalah deskripsi modul yang telah dirancang.

1) Orientasi

Kegiatan ini merupakan pengenalan terhadap materi yang diberikan.

Pada kegiatan orientasi, siswa dapat mengamati dan mengikuti alur cerita yang

diberikan dan menyelesaikan setiap masalah yang ditanyakan. Bagian ini

memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan pemahaman dalam

mempelajari suatu pokok bahasan atau suatu topik. Bagian ini dibuat seperti

sebuah cerita karena siswa senang membaca cerita. Cerita yang dibuat

merupakan cerita yang dikenal siswa dan ditemui siswa dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini dilakukan agar siswa mudah dalam memahami cerita.

Gambar 14 berikut ini adalah salah satu contoh bagian dari kegiatan orientasi

pada modul.
110

Gambar 14. Contoh Bagian Kegiatan Orientasi pada Modul

2) Elicitasi

Pada kegiatan elicitasi, siswa diminta untuk mengungkapkan idenya

secara jelas berdasarkan kegiatan orientasi. Untuk membantu siswa

mengungkapkan ide yang diperoleh, siswa diberi pertanyaan yang

mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan orientasi. Kegiatan ini

bertujuan agar siswa dapat mengungkapkan apa yang telah dipahaminya pada

bagian orientasi. Siswa dianggap mampu menyimpulkan apa yang telah

dipahaminya. Kerana berdasarkan hasil analisis karakteristik siswa, pada kelas

VII siswa telah berada pada tahap operasi formal. Gambar 15 berikut ini adalah

salah satu contoh bagian kegiatan elicitasi pada modul.


111

Gambar 15. Contoh Bagian Kegiatan Elicitasi pada Modul

3) Restrukturisasi Ide

Setelah siswa memahami bagian orientasi dan menyelesaikan tahap

elicitasi, kegiatan dilanjutkan untuk menyelesaikan bagian restrukturisasi ide.

Tahap restrukturisasi ide merupakan bagian yang mengarahkan siswa untuk

mengembangkan ide-ide baru dengan menerapkannya dalam suatu persoalan.

Siswa mampu menyelesaikan masalah yang diberikan karena siswa sudah

berada pada tahap operasi formal, sehingga siswa sudah bisa menyelesaikan

permasalahan berdasarkan pemikirannya sendiri. Gambar 16 berikut ini adalah

salah satu contoh bagian kegiatan restrukturisasi ide pada modul.


112

Gambar 16. Contoh Bagian Kegiatan Restrukturisasi Ide pada Modul

4) Aplikasi Ide

Setelah menyelesaikan bagian restrukturisasi ide siswa mengaplikasikan

pemahamannya pada bagian aplikasi ide. Pada tahap ini siswa perlu

mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh dengan mengerjakan soal-

soal. Bagian aplikasi ide pada modul ini diberi nama ”Ayo Berlatih”. Soal yang

diberikan lebih pada pemahaman konsep dari materi yang sedang dipelajari.

Kegiatan ini dilakukan untuk memperkuat pemahaman siswa tentang materi

yang sedang dipelajari. Gambar 17 berikut ini adalah salah satu contoh bagian

kegiatan aplikasi ide pada modul.


113

Gambar 17. Contoh Bagian Kegiatan Aplikasi Ide pada Modul


5) Review

Pada kegiatan ini siswa diminta untuk memprentasikan hasil diskusi dan

penyelesaian soal aplikasi ide yang telah dikerjakan ke depan kelas. Kelompok

lain diminta untuk menanggapi hasil diskusi yang ditampilkan. Guru membimbing

kegiatan review untuk mengarahkan kepada jawaban yang sebenarnya. Bagian

review dituliskan pada modul, agar siswa dapat menyiapkan diri untuk melakukan

kegiatan presentasi. Kegiatan review sangat diperlukan untuk menyamakan

pemahaman dan memperbaiki pemahaman yang salah dari masing-masing siswa,

sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan. Gambar 18

berikut ini adalah salah satu contoh perintah kegiatan review pada modul.
114

Gambar 18. Contoh Bagian Perintah Kegiatan Review pada Modul

6) Cover Modul

Selain karakteristik konstruktivisme, pada modul juga dikembangkan cover.

Cover dirancang dengan menggunakan program Microsoft office publisher.

Warna yang dipilih untuk cover adalah perpaduan orange dan biru. Menurut

Basuki dalam artikelnya yang berjudul “makna warna dalam desain”, warna biru

muda akan menenangkan dan menolong konsentrasi dengan tenang serta dapat

memberi inspirasi. Untuk warna orange dapat merangsang kreativitas, daya tarik,

kegembiraan, dan membuat otak menjadi aktif bekerja. Warna cover modul juga

diselaraskan dengan cover RPP. Cover modul dirancang secara sederhana dengan

memberikan gambar garis bilangan dan operasi pecahan yang bertujuan

mencirikan modul matematika untuk materi bilangan. Cover dibuat semenarik

mungkin dengan tujuan agar siswa lebih termotivasi untuk belajar dengan modul.

Dari hasil analisis karakteritik siswa, diketahui bahwa siswa menyenangi warna-

warna yang terang. Desain cover modul bilangan dapat dilihat pada gambar 19

berikut.
115

Gambar 19. Cover Modul Bilangan

7) Tujuan Pembelajaran

Pada setiap awal bab bilangan bulat dan pecahan diberikan tujuan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran dituliskan supaya siswa dapat mengetahui dan

memahamai tujuan dari materi yang akan diberikan. Gambar 20 berikut ini adalah

salah satu contoh bagian dari tujuan pembelajaran yang diberikan disetiap awal

bab pada modul.


116

Gambar 20. Contoh Bagian Tujuan Pembelajaran di Awal Bab Pecahan


8) Pedoman Kegiatan Belajar Siswa

Selain itu, modul juga dilengkapi pedoman kegiatan belajar siswa. Bagian

ini berisi langkah-langkah kegiaan belajar dengan modul. Bagian ini ditambahkan

agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan modul secara baik dan

benar. Siswa yang sebelumnya belum pernah belajar dengan modul akan sangat

terbantu dengan pedoman kegiatan belajar ini. Contoh penulisan pedoman

kegiatan belajar siswa pada modul sebagai berikut.


117

Gambar 21. Pedoman Kegiatan Belajar Siswa

9) Peta Konsep

Modul bilangan ini dilengkapi juga peta konsep yang bertujuan untuk

membantu siswa dalam memahami keterkaitan antar konsep materi yang telah

dipelajari. Peta konsep ini diletakkan disetiap akhir bab bilangan bulat dan

pecahan. Jenis peta konsep yang akan digunakan dalam modul ini adalah jenis

pohon jaringan. Karena, peta konsep pohon jaringan memiliki kelebihan,

diantaranya yaitu (a) menunjukkan informasi sebab-akibat, (b) suatu hirarki, (c)

prosedur yang bercabang, yang akan lebih memudahkan dalam proses pembuatan.

Gambar 22 berikut ini adalah salah satu contoh peta konsep pada modul.
118

Gambar 22. Contoh Peta Konsep Materi Pecahan

Modul bilangan berorientasi konstruktivisme yang dikembangkan juga

dilengkapi dengan petunjuk penggunaan modul untuk membantu siswa dalam

menggunakan modul, daftar isi, kata motivasi sebelum kegiatan belajar dimulai,

contoh soal, latihan (soal pengayaan) yang bisa digunakan guru sebagai PR di

rumah, rangkuman semua materi, uji kompetensi bilangan, kunci jawaban setiap

latihan, kunci jawaban uji kompetensi materi bilangan, dan petunjuk untuk

menghitung skor dari setiap soal latihan dan uji kompetensi.

b. Hasil Evaluasi Sendiri (Self Evaluation)

Dari hasil analisis evaluasi sendiri terhadap perangkat pembelajaran

matematika berupa RPP dan modul, diperoleh bahwa prototipe 1 perangkat

pembelajaran sudah sesuai dengan SK, KD, dan indikator untuk materi bilangan.

Bagian-bagian dalam perangkat pembelajaran sudah konsisten dan mendukung

satu sama lain. Misalnya, urutan materi yang akan disampaikan sudah terurut
119

dengan benar, keterkaitan gambar dengan masalah yang disajikan, materi pada

kegiatan kontruktivismenya berkaitan satu sama lain. Selain itu, perangkat

pembelajaran sudah memuat semua konsep-konsep yang ada pada peta konsep

yang dirancang.

Untuk segi penyajian perangkat pembelajaran, ada beberapa aspek yang

dievaluasi pada RPP dan modul. Pada RPP aspek yang diperbaiki yaitu aspek

langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan aspek sumber belajar. Pada aspek

langkah-langkah kegiatan belajar, awalnya tidak menggunakan tabel untuk

kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Selain itu, belum dirincikan waktu untuk

setiap kegiatan pembelajaran. Setelah dievaluasi sendiri dibuat tabel untuk

kegiatan tersebut dan diberi waktu untuk kegiatan pendahulua, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup.

Untuk aspek sumber belajar, awalnya belum dituliskan bahwa sumber

belajar utama adalah modul bilangan berorientasi konstruktivisme yang

dikembangkan. Jadi, pada saat evaluasi sendiri ditambahkan sumber belajar utama

adalah modul bilangan yang dikembangkan.

Ada tiga aspek yang diperbaiki pada modul, yaitu aspek kebahasaan, aspek

penyajian, dan aspek kegrafikaan. Pada aspek kebahasaan yang dievaluasi adalah

masih banyak terdapat bahasa yang tidak efektif, maksudnya penggunaan kalimat

yang terlalu panjang dan maknanya berulang, diantaranya seperti pada elicitasi

untuk materi “arti pecahan dan lambangnya”. Awalnya perintah pada elicitasi

“Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya, coba adik-adik

a
perhatikan angka-angka tersebut. Angka-angka tersebut berbentuk , ada angka
b
120

yang berada di atas dan ada yang berada di bawah. Kemudian setelah dievaluasi

sendiri diperbaiki menjadi “Berdasarkan kegiatan sebelumnya, coba perhatikan

a
setiap bilangan yang kita tulis adalah berbentuk “. Pada aspek penyajian yang
b

diperbaiki adalah judul cover pada modul, awalnya berjudul “modul bilangan”.

Kemudian judulnya diperbaiki supaya lebih rinci menjadi “modul bilangan bulat

dan pecahan”. Untuk aspek kegrafikaan, diberi garis pinggir pada modul supaya

lebih rapi.

Secara umum, kesalahan banyak terjadi pada pengetikan kata dan tanda

baca. Misalnya pada RPP, kesalahan terjadi pada kata “pembelajaran”, ditulis

“pembalajaran”, atau pada kata “restrukturisasi ide” yang ditulis baik pada RPP

maupun pada modul kata “resturtukrisasi ide”. Kesalahan pada tanda baca

misalnya, setelah tanda baca tidak diberi jarak 1 spasi. Selain itu, kesalahan juga

terlihat pada penulisan kalimat. Setelah dibaca berkali-kali, masih ada beberapa

kalimat yang kurang padan dan sulit dipahami.

Setelah dilakukan evaluasi sendiri, dilakukan revisi terhadap perangkat

pembelajaran. Hasil revisi ini kemudian dikonsultasikan dan didiskusikan dengan

pakar atau ahli yang berkompeten.

c. Hasil Expert Review (Tinjauan Ahli)

Uji validitas perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme dilakukan oleh 5 orang dosen. Dosen yang menjadi validator

berasal dari tiga bidang keahlian, yaitu matematika, teknologi pendidikan, dan

bahasa. Berikut diuraikan validasi RPP dan Modul yang dikembangkan.


121

1) Hasil Validasi RPP

Validasi RPP dilakukan oleh 5 orang pakar, yaitu 3 orang dosen

matematika, 1 orang dosen teknologi pendidikan, dan 1 orang dosen bahasa.

Aspek yang diamati adalah identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK) dan

kompetensi dasar (KD), perumusan indikator pembelajaran, perumusan tujuan

pembelajaran, pemilihan materi pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran,

pemilihan sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, penilaian.

Selama tahap validasi RPP terdapat beberapa revisi yang dilakukan

berdasarkan saran-saran dari validator. Setelah dilakukan perbaikan dari saran

validator, maka validator memberikan penilaian terhadap RPP yang dirancang.

Hasil analisis saran dari validator untuk setiap aspek yang dinilai dapat dilihat

pada Tabel 25 berikut ini.

Tabel 25. Hasil Analisis Saran dan Revisi RPP dari Validator
No
Saran Perbaikan Setelah Revisi
.
Aspek Identitas Mata Pelajaran
1. Bedakan RPP pada setiap pertemuan, RPP diberi nama untuk tiap pertemuan.
misalkan dengan RPP 1, RPP 2, RPP Hasil perbaikan seperti gambar di bawah ini.
3, dan seterusnya.
122

Aspek Indikator Pembelajaran


1. Indikator RPP diperbaiki lagi karena Indikator RPP diperbaiki menjadi kata
belum operasional. Adapun indikator operasional. Adapun indikator RPP setelah
RPP 2.1 sebelum dilakukan revisi dilakukan revisi adalah sebagai berikut.
adalah a. Menentukan nilai pecahan dari berbagai
a. Memahami arti pecahan. masalah yang diberikan.
b. Menentukan nilai pecahan dari b. Menentukan nilai pecahan dari gambar
berbagai masalah yang diberikan. yang diberikan.
c. Menuliskan bagian pecahan dari masalah
yang diberikan.
2. Kata operasional “menggambarkan” Kata operasional “menggambarkan” pada
pada indikator kognitif sebaiknya indikator kognitif diganti dengan
diganti dengan “menuliskan”. Seperti “menuliskan”, seperti gambar berikut.
gambar berikut,

Aspek Perumusan Tujuan Pembelajaran


1. Tujuan Pembelajaran diperjelas lagi. Tujuan pembelajaran diperjelas lagi menjadi
Adapun tujuan pembelajaran pada RPP berikut ini.
2.1 sebelum dilakukan revisi adalah 1. Siswa dapat menentukan nilai pecahan
sebagai berikut. dari berbagai masalah yang diberikan.
1. Menemukan konsep pecahan. 2. Siswa dapat menentukan nilai pecahan
123

2. Menentukan simbol pecahan dari dari gambar yang diberikan.


suatu pernyataan atau gambar dan 3. Siswa dapat menuliskan bagian pecahan
sebaliknya. dari maslah yang diberikan.
Aspek Materi Pembelajaran
1. Materi lebih ditekankan lagi pada RPP. Materi pada RPP diperbaiki lagi menjadi
Materi ajar sebelum direvisi seperti seperti pada gambar berikut ini.
gambar berikut.

Aspek Kegiatan Pembelajaran


1. Pada kegiatan inti lebih didetailkan Ciri-ciri konstruktivisme diperjelas lagi pada
lagi ciri-ciri konstruktivisme. Misalkan RPP. Seperti pada bagian “restrukturisasi
pada karakteristik restrukturisasi ide, ide” berikut ini.
dijelaskan permasalahan langsung
pada RPP. Berikut bagian
restrukturisasi sebelum direvisi,
“Siswa kemudian berdiskusi untuk
menyelesaikan soal yang diberikan.
Guru berkeliling untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan.
Siswa diminta untuk menuliskan hasil
diskusi pada bagian penyelesaian.
(Restrukturisasi Ide)”.
2. Pada kegiatan aplikasi ide diberi nama Pada kegiatan aplikasi ide diberi nama “ayo
“ayo berlatih 1, ayo berlatih 2, dan berlatih 2.1, dan seterusnya” seperti pada
seterusnya. gambar berikut.

3. Langkah-langkah kegiatan Kegiatan pembelajaran dirincikan lagi,


pembelajaran lebih dirincikan lagi. adapun salah satu contoh kegiatan yang
diperbaiki adalah sebagai berikut.
124

4. Pada kegiatan penutup diberi juga Diberi nama untuk PR pada kegiatan
nama PR pada latihan 1, latihan 2, penutup seperti pada gambar berikut.
latihan 3, dan seterusnya.

5. Tidak perlu dirincikan waktu pada Waktu pada kegiatan pembelajaran hanya
setiap kegiatan dari konstruktivisme, dirincikan untuk kegiatan pendahuluan, inti,
karena biarkan siswa sendiri yang dan kegiatan penutup, seperti pada gambar
mengerjakan sesuai dengan berikut ini.
kemampuannya masing-masing.
Berikut ini gambar sebelum direvisi,
125

Aspek Sumber Belajar


1. Pada sumber belajar modul bilangan Pada sumber belajar modul yang
yang dikembangkan lebih baik diganti dikembangkan diganti dengan Diktat
dengan “Diktat pelaksanaan Modul Pelaksanaan Modul Bilangan, seperti pada
Bilangan”. Awalnya sumber belajar gambar berikut.
modul yang dikembangkan adalah
seperti gambar berikut.

2. Sumber belajar terlalu minim, Sumber belajar pada RPP ditambah lagi
sebaiknya LKS yang digunakan di dengan LKS yang dibeli oleh siswa, seperti
sekolah dimasukkan juga. pada gambar berikut.

Setelah revisi dilakukan, para validator memberikan penilaian terhadap

RPP berorientasi konstruktivisme yang telah dirancang dan diperbaiki oleh


126

peneliti. Hasil validasi aspek komponen dari RPP kemudian diolah dan

dikategorikan untuk tiap aspek penilaian. Hasil pengolahan data validasi untuk

tiap item penilaian dapat dilihat pada lampiran 17. Berikut ini rekapitulasi dari

hasil pengolahan data validasi untuk tiap aspek penilaian.

Tabel 26. Hasil Validasi RPP Secara Keseluruhan


No
Aspek yang dinilai Skor Validasi Keterangan
.
1. Identitas Mata Pelajaran. 3,6 Sangat Valid
2. Standar Kompetensi (SK) dan
3,5 Sangat Valid
Kompetensi Dasar (KD).
3. Perumusan Indikator
3,4 Sangat Valid
Pembelajaran.
4. Perumusan Tujuan Pembelajaran. 3,2 Valid
5. Pemilihan materi pembelajaran. 3,4 Sangat Valid
6. Pemilihan strategi pembelajaran. 3,4 Sangat Valid
7. Pemilihan sumber belajar. 3,3 Sangat Valid
8. Langkah-langkah kegiatan
3,28 Sangat Valid
pembelajaran.
9. Penilaian. 3 Valid
Total 30,08
Sangat Valid
Rata-Rata Semua Aspek 3,34

Berdasarkan Tabel 26 di atas, diperoleh bahwa skor rata-rata untuk semua

aspek yang dinilai adalah 3,34, hal ini berarti hasil validasi RPP menunjukkan

kategori sangat valid. Untuk aspek identitas mata pelajaran pada RPP dalam

kategori sangat valid. Artinya identitas pada RPP sudah dicantumkan dengan baik.

Pada aspek standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) juga dalam

kategori sangat valid. Indikator SK dan KD yang meliputi kesesuian SK yang

dipilih dengan kurikulum KTSP dan materi bilangan serta kesesuaian KD yang

dipilih dengan kurikulum KTSP dan materi bilangan sudah sesuai.


127

Aspek perumusan indikator pembelajaran yang mencakup kesesuaian

indikator pencapaian kompetensi dengan KD dan kesesuaian kata kerja

operasional dengan kompetensi yang diukur. Dari tabel di atas, aspek perumusan

indikator dinyatakan sangat valid dengan skor 3,4. Hal ini berarti indikator

pencapaian kompetensi sudah sesuai dengan KD dan kata kerja operasional sudah

sesuai dengan kompetensi yang diukur. Aspek yang keempat adalah perumusan

tujuan pembelajaran. Aspek ini dalam kategori valid. Artinya, tujuan

pembelajaran yang dirumuskan sudah sesuai dengan standar kompetensi materi.

perumusan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan

pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.

Perumusan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.

Aspek yang kelima adalah pemilihan materi pembelajaran. Dari tabel di

atas, skor aspek pemilihan materi pembelajaran adalah 3,4 dengan kategori sangat

valid. Dengan demikian materi pembelajaran sudah sesuai dengan kurikulum

KTSP, disajikan secara sistematis, sesuai dengan alokasi waktu, dan mengandung

Permasalahan yang dapat merangsang peserta didik untuk berpikir. Aspek

pemilihan strategi pembelajaran juga dalam kategori sangat valid. Hal ini berarti

bahwa, pendekatan pembelajaran cocok digunakan dalam pembalajaran. Begitu

juga dengan metode dan model pembelajaran dinyatakan cocok dengan

pembelajaran yang dilaksanakan.

Selanjutnya untuk aspek pemilihan sumber belajar. Aspek yang ketujuh ini

masuk dalam kategori sangat valid. Artinya, sumber belajar sesuai dengan tujuan

pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan sumber belajar mendukung materi


128

pembelajaran. aspek kedelapan adalah langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

Aspek ini juga dalam kategori sangat valid, sehingga dapat dikatakan bahwa

kegiatan pendahulian pada RPP dapat mengkondisikan peserta didik untuk belajar

dengan modul. Kegiatan inti sesuai dengan kegiatan pembelajaran dengan

pendekatan pendekatan konstruktivisme. Kegiatan penutup yang mencakup

kegiatan menyimpulkan materi, memberi PR, dan menyampaikan materi untuk

materi selanjutnya. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik

pendekatan konstruktivisme dan sesuai dengan alokasi waktu kegiatan

pembelajaran. Untuk aspek penilaian dari tabel di atas dalam kategori valid. Hal

ini berarti, teknik dan instrumen penilaian lengkap.

2) Hasil Validasi Modul

Validasi Modul dilakukan oleh 5 orang pakar, yaitu 3 orang dosen

matematika, 1 orang dosen teknologi pendidikan, dan 1 orang dosen bahasa.

Aspek yang diamati adalah tujuan, rasional, isi modul, karakteristik modul,

kesesuaian, bahasa, peta konsep, bentuk fisik, dan keluwesan.

Selama tahap validasi modul terdapat beberapa revisi yang dilakukan

berdasarkan saran-saran dari validator. Hasil analisis saran dari validator dilihat

pada Tabel 27 berikut ini.

Tabel 27. Hasil Analisis Saran dan Revisi Modul dari Validator
No
Saran Perbaikan Setelah Revisi
.
Aspek Tujuan
129

1. Tujuan Pembelajaran belum ada dalam Ditambahkan tujuan pembelajaran diawal


modul. pembelajaran dengan modul, seperti pada
gambar berikut.

2. Tambahkan tujuan pembelajaran Disetiap awal materi atau sub bab yang akan
disetiap awal pertemuan terhadap dipelajari ditambahkan tujuan pembelajaran,
materi yang akan dipelajari. seperti contoh pada materi pecahan senilai
yang terlihat pada gambar berikut.

Aspek Isi
1. Pada soal cerita 2.2 yang bergambar Pada orientasi kegiatan belajar 2.2 diubah
kue bolu diubah dengan soal cerita topik materinya dengan buah jeruk Sunkist.
yang lain.
2. Buat kunci Lembar kerja siswa dan Pada modul ditambahakan kunci Lembar
kunci Setiap Latihan Sub Bab. Kerja Siswa dan kunci Setiap Latihan Sub
Bab. Seperti pada gambar berikut.
130

dan,

Aspek Karakteristik Modul


1. Karakteristik pada restrukturisasi ide Karakteristik pada restrukturisasi ide
diperjelas lagi bahwa siswa diperjelas menjadi “Selesaikanlah
menyelesaikan masalah secara individu permasalahan berikut ini secara individu,
dulu, kemudian hasil dari penyelesaian kemudian diskusikanlah ide atau
tersebut dibandingkan atau
jawabanmu tersebut dengan teman
didiskusikan dengan teman
kelompokmu”, hal ini dapat dilihat seperti
kelompoknya. Awalnya perintah pada
pada gambar berikut ini.
restrukturisasi ide adalah langsung
mendiskusikan dengan teman
kelompok seperti gambar berikut.

2. Perbaiki lagi contoh soal 2.1.1 dan Contoh soal 2.1.1 dan 2.1.2 tentang arti
2.1.2 tentang arti pecahan dengan pecahan dan lambangnya, seperti pada
ilustrasi gambar. Awalnya contoh soal gambar berikut.
adalah sebagai berikut.
131

3. Pada karakteristik orientasi diberi Pada kegiatan orientasi ditambah lagi


interaksi lebih banyak lagi dalam interaksi siswa dengan diberi pertanyaan
penyampaian materi. supaya siswa ikut dalam penyampaian
materi pada modul. Seperti pada gambar
berikut.

Aspek Bahasa
1. Beri nama kegiatan disetiap pertemuan Pada setiap pertemuan materi pada modul
pada modul, misalkan pertemuan 1 diberi nama dengan nama “kegiatan belajar
dengan kegiatan 1.1, pertemuan 2 2.1, kegiatan belajar 2.2 dan seterusnya
dengan kegiatan 1.2, dan seterusnya. untuk kegiatan bab 2”. Seperti yang terlihat
pada gambar berikut ini.

2. Diperjelas lagi Penggunaan Petunjuk Petunjuk penggunaan modul diperjelas lagi


menjadi “petunjuk penggunaan modul untuk
132

Modul untuk siapa. siswa”, seperti gambar berikut.

3. Daftar isi diperbaiki. Awalnya daftar Daftar isi diperbaiki lagi dengan
isi seperti pada gambar berikut. menguraikan lebih jelas dari setiap sub
materi, seperti pada gambar berikut.

4. Setiap gambar pada modul harus diberi Setiap gambar pada modul diberi keterangan
keterangan. di bawahnya, seperti contoh pada gambar
berikut.

5. Kalimat pada paragraf pertama kata Paragraph pertma pada kata pengantar
pengantar modul diperbaiki lagi modul diperbaiki menjadi,
yaitu,”Puji syukur penulis haturkan “Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji
kehadirat Allah Yang Maha Kuasa. bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
Karena atas berkah, rahmat, dan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
karuniaNya, penyusunan modul dapat menyelesaikan modul pembelajaran
Matematika dengan materi Bilangan matematika yang berjudul “Modul Bilangan
dapat diselesaikan”. Seperti pada Berorientasi Konstruktivisme Untuk Siswa
gambar berikut. SMP Kelas VII/1”. Seperti pada gambar
berikut.
133

6. Perbaiki aturan penomoran pada Diperbaiki aturan penomoran pada indikator


indikator tujuan pembelajaran pada tujuan pembelajaran pada modul bilangan.
modul bilangan. seperti pada gambar seperti pada gambar berikut.
berikut.

7. Cermati dan perbaiki penerapan EYD Diperbaiki kata-kata yang salah ketik pada
yang disarankan pada modul. modul berdasarkan saran yang diberikan.
8. Font huruf untuk petunjuk penggunaan diperbesar font huruf untuk petunjuk
modul diperbesar/diperjelas lagi. penggunaan modul.

9. Kembangkan lagi pertanyaan- Pertanyaan-pertanyaan pada restrukturisasi


pertanyaan pada restrukturisasi ide, ide dikembangkan lagi. Seperti pada
supaya pertanyaan tersebut dapat pertamyaan berikut berikut.
memancing siswa untuk lebih berpikir “Jika penyebut dari kedua pecahan
dalam melakukan atau mencari berbeda, Apakah bisa dijumlahkan?
penyelesaiannya.
Apa yang harus dilakukan? Buatlah
kesimpulan dari permasalahan di atas”.
Aspek Peta Konsep
1. Peta konsep diperbaiki lagi karena Tampilan Peta konsep diperbaiki menjadi
kurang spesifik dan menarik. lebih menarik. Seperti pada gambar berikut.
134

Aspek Bentuk Fisik


1. Beri tempat nama siswa pada cover Ditambahkan tempat untuk siswa
modul yang dikembangkan. menuliskan nama dan kelas sebagai
kepemilikan modul, seperti pada gambar
berikut.

2. Gambar pada petunjuk penggunaan Gambar pada petunjuk penggunaan modul


modul diperjelas lagi. diperbesar lagi supaya terlihat jelas.

Setelah revisi dilakukan, para validator memberikan penilaian terhadap

modul berorientasi konstruktivisme yang telah dirancang dan diperbaiki oleh

peneliti. Hasil validasi aspek komponen dari modul kemudian diolah dan

dikategorikan untuk tiap aspek penilaian. Hasil pengolahan data validasi untuk

tiap item penilaian dapat dilihat pada lampiran 16. Berikut ini rekapitulasi dari

hasil pengolahan data validasi untuk tiap aspek penilaian tersebut.

Tabel 28. Hasil Validasi Modul Secara Keseluruhan


135

No
Aspek yang dinilai Skor Validasi Keterangan
.
1. Tujuan 3,4 Sangat Valid
2. Rasional 3,2 Valid
3. Isi Modul 3,2 Valid
4. Karakteristik modul 3,27 Sangat Valid
5. Kesesuaian 3,3 Sangat Valid
6. Bahasa 3,15 Valid
7. Peta Konsep 3,13 Valid
8. Bentuk fisik 3,33 Sangat Valid
9. Keluwesan 3,2 Valid
Total 29,18
Sangat Valid
Rata-rata 3,24

Berdasarkan tabel 28, diperoleh bahwa skor rata-rata kevalidan untuk

semua aspek yang dinilai adalah 3,24, hal ini berarti hasil validasi modul

menunjukkan kategori sangat valid. Dari sembilan aspek penilaian ada empat

aspek dalam kategori sangat valid dan lima lainnya dalam kategori valid. Aspek

tujuan dalam kategori sangat valid. Ini berarti bahwa, rumusan indikator sudah

sesuai dengan kompetensi dasar. Kemampuan yang diharapkan sesuai dengan

indikator. Jumlah indikator sesuai dengan alokasi waktu yang diberikan.

Pada aspek rasional masuk dalam ketegori valid. Artinya, isi modul sesuai

dengan ciri khas modul dan modul dapat memotivasi peserta didik untuk belajar.

Aspek yang ketiga yaitu isi modul. Aspek ini dalam kategori valid. Dengan

demikian, materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan dan sesuai dengan

urutan materi. Soal, ringkasan materi, dan peta konsep sesuai dengan materi yang

dipelajari. Dari aspek karakteristik modul diketahui bahwa aspek ini dalam

kategori sangat valid. Hal ini berarti, isi modul dapat merestrukturisasi

pengetahuan, memenuhi semua karakteristik konstruktivis, dan membangun

pemahaman konsep siswa. Selain itu, bahasa yang digunakan pada modul dapat
136

membimbing siswa membangun pengetahuan. Peta konsep dapat membantu siswa

membangun pemahaman konsep. Contoh soal dan latihan yang diberikan pada

modul memenuhi aspek konstruktivisme. Modul juga memberikan pengalaman

belajar dan memunculkan interaksi selama kegiatan belajar. Begitu juga dengan

ringkasan materi. Ringkasan materi pada modul memuat apa yang telah dipelajari.

Aspek yang kelima adalah aspek kesesuaian. Aspek ini dalam kategori

sangat valid. Dengan demikian, materi, soal dan ringkasan pada modul sesuai

dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya adalah aspek bahasa, dari aspek bahasa

diketahui bahwa, pernyataan pada modul memungkinkan timbulnya penalaran dan

argumentasi. Demikian juga dengan bahasa dan huruf yang digunakan, bahasa

yang digunakan mudah dipahami dan huruf yang digunakan proporsional.

Aspek berikutnya adalah peta konsep. Aspek ini dalam kategori valid. Hal

ini berarti, peta konsep yang digunakan menarik, menggambarkan konsep materi,

dan mudah dipahami siswa kelas VII SMP. Bentuk fisik modul dinyatakan valid.

sehingga, dapat disimpulkan bahwa kemasan modul ukuran modul, dan bentuk

cover modul menarik. Aspek yang terakhir adalah keluwesan. Aspek ini

dinyatakan valid. Ini berarti modul mudah dimodifikasi dan dikembangkan.


137

d. Hasil Evaluasi Orang Per Orang (One to One Evaluation)

Setelah proses validasi selesai, dilakukan perbaikan terhadap prototype 1

sesuai dengan saran validator. Hasil revisi pada prototype 1 dinamakan dengan

prototype 2. Selanjutnya, dilakukan uji praktikalitas kepada orang per orang (one

to one evaluation) terhadap penggunaan modul bilangan berorientasi

konstruktivisme. Uji praktikalitas pada one to one ini bertujuan untuk

mengidentifikasi kemungkinan kesalahan seperti tata bahasa yang kurang

dimengerti, ejaan yang salah, tanda baca, petunjuk yang kurang jelas, kesesuaian

contoh, sistematika materi, kemudahan penggunaan, kemenarikan, dan kepuasaan

siswa.

Evaluasi ini dilakukan pada tiga orang siswa kelas VII(1) SMP Negeri 15

kota Padang dengan kemampuan belajar yang berbeda yaitu tinggi, sedang, dan

rendah. Siswa tersebut dipilih oleh guru mata pelajaran matematika yang telah

mengajar mereka, hal ini dilakukan karena guru lebih mengetahui siswa yang

tergolong tinggi, sedang, dan rendah. Adapun inisial siswa 1 yang tergolong tinggi

adalah DD, siswa 2 tergolong sedang adalah MAZ, dan siswa 3 yang tergolong

sedang adalah WAK.

Evaluasi ini dilakukan dengan meminta siswa satu per satu mengerjakan

modul bilangan berorientasi konstruktivisme. Evaluasi ini dilakukan sebanyak dua

kegiatan belajar, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang diberikan sekolah.

Penelitian pada tahap ini hanya dapat dilakukan saat jam pelajaran matematika di

kelas. Karena pentingnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas

pada jam belajar efektif, sehingga diputuskan kegiatan evaluasi ini dilakukan
138

sebanyak dua kegiatan belajar pada modul. Adapun hasil dari one to one

evaluation adalah sebagai berikut.

1) “Kegiatan Belajar 2.1” pada Modul

Pada kegiatan belajar pertama siswa diminta untuk mengerjakan modul

berorientasi konstruktivisme “kegiatan belajar 2.1” tentang arti pecahan dan

lambangnya. Berdasarkan hasil uji coba pada tahap ini hanya siswa 1 yang

menjawab pada kegiatan orientasi halaman 5. Dua siswa yang lainnya tidak

menjawab pertanyaan yang diberikan, dan juga tidak bertanya kepada peneliti

apakah bagian tersebut harus dijawab atau tidak. Setelah dianalisis dari jawaban

siswa, hal ini terjadi dikarenakan pada bagian perintah tidak diberikan kolom

untuk menjawab, sehingga siswa menganggap bagian ini bukan pertanyaan yang

harus dijawab. Berikut ini adalah gambar pada bagian orientasi yang seharusnya

dijawab oleh siswa.

Gambar 23. Bagian Orientasi Sebelum Diperbaiki

Dari gambar 23 ini terlihat bahwa bagian orientasi tidak diberikan kolom jawaban,

sehingga dilakukan revisi untuk bagian ini. Adapun hasil revisi yang dilakukan

dapat dilihat pada gambar 24 berikut.


139

Gambar 24. Bagian Orientasi Setelah Diperbaiki


2) “Kegiatan Belajar 2.2” pada Modul

Pada kegiatan belajar kedua siswa diminta untuk mengerjakan modul

berorientasi konstruktivisme “kegiatan belajar 2.2” tentang pecahan senilai.

Berdasarkan hasil ujicoba, diketahui dari hasil semua jawaban siswa tidak sesuai

dengan perintah soal yang diberikan. Hal ini terjadi karena siswa salah dalam

memahami soal yang diberikan. Setelah dianalisis dari hasil jawaban siswa,

penyebab kesalahan siswa terletak pada gambar lingkaran dibagian “orientasi”.

Gambar yang diberikan tidak menjelaskan perintah yang diinginkan, yakni

menunjukkan bagian setengah lingkaran dalam beberapa bagian yang berbeda.

Berikut ini adalah soal yang diberikan pada saat kegiatan one to one.
140

Gambar 25. Bagian Orientasi 2.2 Sebelum Diperbaiki

Adapun salah satu jawaban siswa dalam menjawab pertanyaan gambar 25 adalah

sebagai berikut.

Gambar 26. Siswa Menjawab dengan Menuliskan Pecahan 1 Bagian Jeruk Saja

Dari analisis jawaban siswa tersebut, maka gambar perintah pada bagian orientasi

kegiatan belajar 2.2 tentang pecahan senilai diperbaiki dengan langsung diberikan

setengah arsiran untuk setiap versi jeruk seperti pada gambar 27 berikut ini.
141

Gambar 27. Hasil Revisi pada Bagian Orientasi Kegiatan Belajar 2.2

Hasil perbaikan yang kedua dari permasalahan yang ditemui dalam kegiatan

one to one ini adalah pertanyaan pada bagian orientasi seperti pada gambar 28

berikut.

Gambar 28. Pertanyaan pada Kegiatan Orientasi 2.2 sebelum Diperbaiki

Pertanyaan tersebut diperbaiki dikarenakan pada saat ujicoba dilakukan, siswa 3

bertanya kepada peneliti bahwa siswa 3 mengalami kesulitan dalam memahami

maksud dari pertanyaan “sebutkan nama dan simbol jeruk veris 1 dan 2 yang akan

dibagikan kepada Ayah dan Ibu”. Pertanyaan pada bagian orientasi 2.2 tersebut

diperbaiki seperti pada gambar berikut ini.


142

Gambar 29. Pertanyaan pada Kegiatan Orientasi 2.2 setelah Diperbaiki

Hasil perbaikan yang terakhir dari permasalahan yang ditemukan pada

pertemuan kedua one to one ini adalah siswa 2 bertanya kepada peneliti karena

siswa merasa kesulitan dalam memahami beberapa pertanyaan pada

restrukturisasi ide yang menunjukkan bagian pecahan dari ketiga gambar. Hal ini

juga diperkuat berdasarkan hasil analisis jawaban yang dilakukan oleh siswa pada

modul bilangan. Adapun jawaban siswa tersebut dapat dilihat dari gambar berikut.
143

Gambar 30. Siswa Menuliskan Jawaban Sama dari 2 Pertanyaan yang Berbeda

2
Dari hasil analisis, jawaban siswa untuk pertanyaan 4 dan 5 adalah sama yaitu .
8

4
Untuk pertanyaan nomor 7 dan 8 dijawab sama juga yaitu . Ini menunjukkan
16

siswa masih merasa kebingungan dari pertanyaan yang diberikan pada nomor 4, 5,

7, 8. Misalnya pertanyaan tentang “berapa banyak bagian yang diarsir pada

2
gambar (b)”, pertanyaan ini dijawab siswa dengan menuliskan pecahan .
8

Semestinya jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang menyatakan banyak

bagian yang diarsir adalah 2 bagian. Berdasarkan analisis tersebut, maka


144

pertanyaan pada permasalahan restrukturisasi ide kegiatan belajar 2.2 diperbaiki

dengan mengganti pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 31. Perbaikan Pertanyaan pada Restrukturisasi Ide Kegiatan Belajar 2.2

Berdasarkan kegiatan one to one ini, diperoleh beberapa permasalahan.

Perbaikan secara umum untuk seluruh bagian modul dilakukan berdasarkan

permasalahan yang ditemui pada kegiatan one to one. Perbaikan untuk

keseluruhan pertemuan disesuaikan dengan permasalahan yang diperoleh dari


145

kegiatan one to one. Permasalahan ini akan diperbaiki berdasarkan permasalahan

sama yang terjadi pada pertemuan yang lainnya. Hal-hal yang diperbaiki yaitu,

memperhatikan lagi tempat penyelesaian dari soal yang diberikan. Semua

pertemuan dikoreksi untuk tempat penyelesaian. Selanjutnya, semua gambar

dikoreksi dan diperjelas untuk gambar yang masih ambigu. Terakhir pada bagian

perintah soal dan pertanyaan. Perintah soal dikoreksi untuk semua pertemuan.

Perintah soal diperjelas dan semua pertanyaan dibuat jelas dan singkat.

Secara keseluruhan berdasarkan hasil angket evaluasi orang per orang

menunjukkan bahwa penyajian modul dalam kategori praktis dan penggunaan

modul sangat praktis. Hasil pengisian angket didata dalam bentuk nilai dari setiap

skor yang telah ditentukan. Data hasil skor tiap item angket dari setiap siswa dapat

dilihat pada bagian lampiran 32. Berikut ini adalah rekapitulasi dari data hasil

pengisian angket untuk rata-rata tiap kategori.

Tabel 29. Praktikalitas Modul Berdasarkan Rerata Angket Orang Per Orang
No. Indikator Rerata Kriteria
1. Penyajian modul 89,58 Sangat Praktis
2. Penggunaan modul 89,58 Sangat praktis
Berdasarkan hasil pengisian angket oleh siswa, diperoleh rerata untuk masing-

masing indikator seperti tabel 29 di atas. Hasil analisis skor angket tahap orang

per orang menunjukkan bahwa modul sudah sangat praktis digunakan untuk tahap

selanjutnya.

Hasil angket ini juga didukung oleh hasil wawancara terhadap siswa. Dari

wawancara yang dilakukan tersebut disimpulkan bahwa penyajian materi pada


146

modul bilangan berorientasi konstruktivisme sudah jelas dan mudah dipahami,

langkah-langkah kegiatan konstruktivisme dapat membantu siswa dalam

memahami materi yang disampaikan, modul pembelajaran berorientasi

konstruktivisme mudah digunakan, soal-soal yang ada pada modul tergolong

sedang (ada sulit dan ada mudah), gambar atau ilustrasi yang ada pada perangkat

pembelajaran jelas, dan jenis huruf yang digunakan pada perangkat pembelajaran

mudah dibaca.

e. Hasil Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group Evaluation)

Evaluasi kelompok kecil (small group) dilakukan pada enam orang siswa

kelas VII(1) SMP Negeri 15 kota Padang dengan kemampuan belajar yang

berbeda yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Siswa tersebut dipilih oleh guru mata

pelajaran matematika yang telah mengajar mereka, hal ini dilakukan karena guru

lebih mengetahui siswa yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah. Adapun siswa

yang tergolong tinggi adalah DH dan SA, siswa yang tergolong sedang adalah SS

dan MP, dan siswa yang tergolong rendah adalah FI dan MH.

Evaluasi ini dilakukan dengan meminta masing-masing siswa mengerjakan

modul bilangan berorientasi kosntruktivisme. Evaluasi ini dilakukan sebanyak dua

pertemuan, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang diberikan sekolah.

Penelitian pada tahap ini hanya dapat dilakukan saat jam pelajaran matematika di

kelas. Karena pentingnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas

pada jam belajar efektif, sehingga diputuskan kegiatan evaluasi ini dilakukan
147

sebanyak dua pertemuan. Adapun hasil dari small group evaluation adalah

sebagai berikut.

1) Pertemuan Pertama “Kegiatan Belajar 2.1”

Pertemuan pertama dilakukan dengan menyelesaikan ”kegiatan belajar

2.1” tentang arti pecahan dan lambangnya. Siswa diminta untuk menyelesaikan

kegiatan belajar 2.1 secara sendiri-sendiri. Pada saat kegiatan memahami materi

(orientasi), ada salah satu siswa yang bertanya tentang maksud dari pertanyaan

“Simbol satu bagian apel dan nama satu bagian apel”. Perintah pertanyaan ini

membuat siswa tersebut merasa binggung untuk menuliskan jawabannya. Dari

permasalahan ini, dilakukan perbaikan terhadap perintah soal. Hasil perbaikan

perintah soal dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 32. Hasil Perbaikan Perintah Soal Bagian Orientasi

Siswa juga mengalami kesulitan dalam memahami bagian orientasi tentang

3
kata “menunjukkan” yaitu pada pertanyaan, “Irfan mendapat , angka 3
8

menunjukkan … dan angka 8 menunjukkan …”. Dari kegiatan ujicoba, siswa

terlihat ragu untuk menjawab pertanyaan, sehingga bertanya pada peneliti

mengenai maksud pertanyaan ini. Setelah diarahkan guru dengan menjelaskan


148

maksud pertanyaan ini menggunakan bahasa lain, siswa dapat menjawab langsung

dengan tepat. Hal ini menunjukkan bahwa perintah soal masih membingungkan.

Perbaikan dilakukan dengan mengubah perintah soal. Gambar berikut ini

merupakan hasil perbaikan perintah soal yang dilakukan.

Gambar 33. Hasil Perbaikan Perintah Soal

Selain itu, siswa juga mengalami kesulitan untuk menjawab bagian

elicitasi. Pada bagian ini ada dua pertanyaan yang harus dijawab. Namun untuk

soal bagian elicitasi, ”jika b adalah bilangan 0 (nol), apa yang terjadi?” tidak

disediakan tempat menjawab. Hal ini mengakibatkan siswa tidak menjawab

pertanyaan ini. Siswa juga ragu untuk menuliskan jawaban di bagian yang

tersedia, mengenai pertanyaan mana yang harus dijawab. Saat diarahkan peneliti

untuk mengungkapkan pemahaman mereka tentang arti pecahan, siswa baru

memahami apa yang diinginkan soal. Dari hasil jawaban siswa, terlihat lima

siswa menjawab dua pertanyaan ini sekaligus pada bagian yang disediakan.

Jawaban siswa dapat dilihat pada gambar berikut ini.


149

Gambar 34. Siswa Menuliskan Kesimpulan tentang Definisi Pecahan

Berdasarkan permasalahan ini, maka perbaikan akan dilakukan pada

bagian elicitasi. Setiap pertanyaan akan diberikan tempat untuk menjawab. Hal

ini dilakukan agar jawaban siswa sesuai dengan pertanyaan yang diberikan dan

siswa tidak bingung untuk menjawab pertanyaan. Hasil perbaikan dapat dilihat

pada gambar berikut ini.

Gambar 35. Hasil Perbaikan pada Bagian Elicitasi Kegiatan Belajar 2.1

Permasalahan lain yang ditemui adalah pada bagian restrukturisasi ide.

Saat menyelesaikan bagian ini siswa terlihat kesulitan karena harus membolak-

balik halaman modul. Hal ini terjadi karena soal bagian restrukturisasi terpisah

dengan bagian penyelesaiannya. Karena kurang tepatnya letak soal ini maka
150

perbaikan akan dilakukan dengan meletakkan soal restrukturisasi ide pada

halaman tempat penyelesaiannya.

2) Pertemuan Kedua “Kegiatan Belajar 2.2”

Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua ini dilakukan untuk

menyelesaikan modul pada bagian “kegiatan belajar 2.2” tentang pecahan senilai.

Berdasarkan hasil ujicoba, siswa tidak begitu mengalami kesulitan dalam

memahami informasi pada modul dan menjawab setiap pertanyaan yang

diberikan. Saat kegiatan membagi ulang pada bagian orientasi, ada satu siswa

yang membagi dengan bagian yang tidak sama besar. Siswa ini tidak

memperhatikan perintah yang diberikan. Pada kegiatan ini siswa telah diingatkan

untuk membagi gambar, menjadi beberapa bagian yang sama. Namun, hal ini

tidak terjadi pada siswa yang lain.

Pada bagian elicitasi, siswa juga tidak mengalami kesulitan untuk

menjawab pertanyaan yang diberikan. Namun, ada satu siswa yang belum

menjawab pertanyaan pada kolom elicitasi. Peneliti kemudian mengarahkan

siswa untuk melihat bagian gambar yang ditunjukkan oleh pecahan itu. Setelah

diarahkan, siswa baru menjawab pada kolom elicitasi. Berdasarkan permasalahan

ini, akan dilakukan perbaikan pada perintah awal elicitasi, sebelum pertanyaan

diberikan siswa diarahkan untuk memperhatikan bagian yang diarsir dari gambar

dan pecahan yang menyatakan bagian yang diarsir. Hal ini dilakukan agar siswa

tidak hanya melihat angka pecahan dalam membandingkannya, namun juga


151

memperhatikan bagian yang diarsir. Berikut hasil perbaikan yang dilakukan pada

bagian elicitasi.

Gambar 36. Hasil Perbaikan pada Bagian Elicitasi Kegiatan Belajar 2.2

Perbaikan secara umum untuk seluruh bagian modul dilakukan

berdasarkan hasil kegiatan small group dan perbaikan khusus untuk bagian yang

dianggap sulit. Perbaikan untuk keseluruhan pertemuan disesuaikan dengan

kesalahan yang diperoleh dari kegiatan small group evaluation. Perbaikan untuk

pertemuan yang tidak diujicobakan dilakukan dengan memperhatikan bagian

perintah soal. Bagian perintah soal dikoreksi ulang dan diperbaiki sesuai dengan

pertemuan yang diujicobakan. Tempat penyelesaian untuk setiap soal dikoreksi

ulang pada semua bagian. Letak soal dan kolom jawabannya juga diperhatikan

untuk tiap pertemuan. Soal dan tempat penyelesaian dibuat berdekatan atau tidak

terletak di halaman yang berbeda.


152

Secara keseluruhan berdasarkan hasil angket kepraktisan kelompok besar

menunjukkan bahwa penyajian dan penggunaan modul sangat praktis. Hasil

pengisian angket didata dalam bentuk nilai dari setiap skor yang telah ditentukan.

Data hasil skor tiap item angket dari setiap siswa dapat dilihat pada bagian

lampiran 33. Berikut ini adalah hasil rekapitulasi dari data hasil analisis angket

untuk tiap indikator.

Tabel 30. Praktikalitas Modul Berdasarkan Rerata Angket Tahap Kelompok Kecil
No. Indikator Rerata Kriteria
1 Penyajian modul 81,77 Praktis
2 Penggunaan modul 87,85 Sangat praktis

Berdasarkan hasil pengisian angket oleh siswa dalam kelompok kecil,

diperoleh rerata untuk masing-masing indikator seperti tabel 30. Hasil analisis

skor angket tahap evaluasi kelompok kecil menunjukkan bahwa modul sudah

praktis digunakan oleh siswa kelas VII SMP. Meskipun demikian, terdapat

beberapa bagian yang harus direvisi dari modul berdasarkan temuan dari kegiatan

evaluasi.

Hasil angket ini juga didukung oleh hasil wawancara terhadap siswa. Dari

wawancara yang dilakukan tersebut disimpulkan bahwa penyajian materi pada

modul bilangan berorientasi konstruktivisme sudah jelas dan mudah dipahami,

langkah-langkah kegiatan konstruktivisme dapat membantu siswa dalam

memahami materi yang disampaikan, modul pembelajaran berorientasi

konstruktivisme juga mudah digunakan, siswa dapat mengerjakan semua soal


153

yang diberikan pada modul, dan tampilan modul dengan gambar membantu siswa

dalam memahami alur cerita yang diberikan pada modul.

f. Hasil Uji Lapangan (Field Test)

Modul pembelajaran yang telah direvisi setelah dilakukan evaluasi

kelompok kecil disebut prototipe 4. Prototipe 4 ini selanjutnya diujicobakan di

lapangan (field test) dan hasilnya direvisi untuk memperoleh produk akhir.

Adapun uji lapangan (field test) yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Pertemuan Pertama “Kegiatan Belajar 2.1”

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 8 September 2015 dengan

menyelesaikan modul pada bagian “kegiatan belajar 2.1” tentang arti pecahan dan

lambangnya. Siswa diminta untuk menyelesaikan semua pertanyaan pada bagian

ini secara individu. Bagian modul yang pertama adalah bagian orientasi. Pada

bagian ini berisi cerita mengenai pembagian suatu benda atau buah. Setelah

membaca cerita yang diberikan, siswa diminta untuk menuliskan lambang

pecahan dari gambar yang diberikan. Pada bagian ini siswa juga diminta untuk

menggambar bagian apel jika apel ini dibagi menjadi empat bagian. Dari hasil

ujicoba kelompok besar, sebagian siswa di kelas mengalami kesulitan untuk

menggambarkan apel menjadi empat bagian yang sama. Seperti percakapan

dibawah ini,

Siswa :“Bu gimana menggambarnya ini?”


Guru :”Gambarkan empat bagian apel yang dipotong menjadi empat bagian
yang sama besar.
Siswa :”Susah Bu”
154

Beberapa siswa berhasil menggambar, namun bagian yang digambar tidak sama

besar. Berikut salah satu jawaban siswa dalam menggambar bagian apel.

Gambar 37. Siswa Membagi Apel menjadi Empat Bagian yang Sama Besar

Karena soal ini menyulitkan siswa dalam menggambarkan bagian, dilakukan

perubahan gambar soal. Soal diganti dengan gambar martabak. Hal ini

dikarenakan bentuk martabak seperti lingkaran, sehingga diharapkan siswa tidak

mengalami kesulitan menggambarkan bagian menjadi empat bagian yang sama

besar. Hasil perbaikan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 38. Hasil Perbaikan Soal Bagian Orientasi


155

Setelah bagian orientasi, siswa menjawab pertanyaan bagian elicitasi. Pada

bagian ini siswa tidak mengalami kesulitan menjawab. Siswa menjawab

berdasarkan apa yang diketahuinya pada bagian orientasi. Seperti salah satu

contoh gambar di bawah ini.

Gambar 39. Siswa Menuliskan Definisi Pecahan pada Bagian Elicitasi

Pada bagian restrukturisasi ide, siswa menyelesaikan permasalahan yang

diberikan secara individu, dan kemudian hasilnya dibandingkan dan didiskusikan

dengan teman sebangkunya. Dari kegiatan belajar, terlihat bahwa siswa memiliki

strategi yang berbeda-beda dalam menjawab. Semua siswa terlebih dahulu

menggambarkan kue yang akan dibagi dalam bentuk bangun datar segiempat

supaya lebih mudah dalam proses membagi. Dengan mengikuti perintah soal

siswa membagi setiap segiempat menjadi empat potong yang sama besar. Pada

kegiatan ini jawaban siswa bervariasi, ada yang membagi empat dengan cara

menyilang, ada yang membagi dengan cara menggaris secara vertikal horizontal,

dan ada juga yang menjawab dengan langsung membagikan 3 potongan untuk 4

orang anak. Walaupun jawaban mereka berbeda, namun proses yang mereka

lakukan adalah benar. Hal ini juga menunjukkan bahwa siswa dapat memahami

perintah soal pada bagian restrukturisasi ide. Berikut ini soal dan variasi jawaban

siswa dalam menjawab bagian restrukturisasi ide.


156

Gambar 40. Soal pada Bagian Restrukturisasi Ide Kegiatan Belajar 2.1

(Gambar 41 a. Jawaban Siswa 1)


(Gambar 41 b. Jawaban Siswa 2)

(Gambar 41c. Jawaban Siswa 3) (Gambar 41 d. Jawaban Siswa 4)

Gambar 41. Variasi Jawaban Siswa pada Restrukturisasi Ide


157

Setelah siswa menyelesaikan bagian restrukturisasi ide secara individu,

guru menugaskan siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan hasil jawaban

mereka dengan teman sebangkunya, supaya mendapatkan jawaban yang dianggap

benar. Selanjutnya siswa secara mandiri menyelesaikan bagian aplikasi ide yang

diberi nama dengan “ayo berlatih 2.1”. Saat menyelesaikan bagian ini, siswa

bertanya kepada guru dimana harus menjawab soal yang diberikan. Hal ini terjadi

karena pada bagian ini tidak disediakan kolom penyelesaian. Guru mengarahkan

semua siswa untuk menjawab didekat soal yang diberikan. Berikut salah satu

contoh jawaban siswa.

Gambar 42. Siswa mengerjakan Soal pada Bagian “Ayo Berlatih 2.1”

Perbaikan dilakukan untuk bagian “Ayo Berlatih 2.1”. Bagian ini

dilengkapi dengan kolom jawaban. Hal ini dilakukan agar siswa tidak lagi ragu

untuk menuliskan jawaban. Gambar berikut ini merupakan hasil perbaikan yang

dilakukan pada bagian “Ayo Berlatih 2.1”


158

Gambar 43. Hasil Perbaikan “Ayo Berlatih 2.1”

Setelah semua kegiatan dilaksanakan, siswa diminta untuk menyampaikan hasil

penyelesaian yang telah dikerjakan ke depan kelas, seperti pada foto berikut ini.

Gambar 44. Siswa Mempresentasikan Hasil ke Depan Kelas

Pada akhir pembelajaran guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil

kegiatan yang telah dilakukan. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan

bagian latihan 2.1 sebagai PR di rumah dan akan diperiksa minggu depan.
159

2) Pertemuan Kedua “Kegiatan Belajar 2.2”

Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 10 September 2015 dengan

menyelesaikan “kegiatan belajar 2.2” tentang pecahan senilai. Seperti pertemuan

sebelumnya, siswa menyelesaikan secara sendiri setiap bagian “kegiatan belajar

2.2”. Pertama siswa menyelesaikan bagian orientasi. Bagian ini berisi cerita

tentang potongan jeruk Sunkist. Setelah membaca cerita ini, siswa menjawab

pertanyaan pada bagian orientasi. Saat menyelesaikan bagian ini siswa tidak

mengalami kesulitan untuk menjawab.

Siswa selanjutnya menyelesaikan bagian elicitasi. Pada bagian ini, sebagian

siswa bertanya tentang soal yang diberikan. Hal ini terlihat saat siswa bertanya

kepada guru mengenai maksud pertanyaan yang diberikan. Setelah guru

menjelaskan dengan bahasa yang lebih singkat, siswa dapat menjawab pertanyaan

dengan benar.

Gambar 45. Siswa Menuliskan Hubungan Nilai Pecahan untuk Versi 1 dan 2
160

Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam membaca perintah soal, maka dilakukan

perbaikan untuk perintah soal. Perintah soal dibuat lebih singkat. Hal ini

dilakukan karena siswa mengalami kesulitan membaca perintah soal yang terlalu

panjang. Berikut merupakan gambar hasil perbaikan untuk bagian elicitasi ini.

Gambar 46. Gambar Hasil Perbaikan Bagian Elicitasi

Setelah bagian elicitasi, siswa menyelesaikan bagian restrukturisasi ide.

Pada bagian ini siswa diminta membandingkan daerah yang diarsir dari lingkaran

dimana setiap lingkaran dibagi menjadi bagian yang tidak sama banyaknya. Saat

menyelesaikan bagian ini, masih banyak siswa yang bertanya pada guru. Siswa

kesulitan memahami maksud dari pertanyaan soal yang diberikan. Dikarenakan

soal yang diberikan pada bagian ini terlalu banyak dan sulit dipahami siswa.

Berikut ini adalah salah satu contoh bagian dari soal kegiatan restrukturisasi ide.
161

Gambar 47. Restrukturisasi Ide sebelum Diperbaiki

Dari gambar 47 terlihat bahwa pada bagian awal soal tidak diberikan alur cerita

tentang gambar yang diberikan dan soal yang diberikan terlalu banyak serta tidak

mendukung tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan pada

bagian restrukturisasi ide. Perbaikan dilakukan dengan menjelaskan gambar yang

diberikan terlebih dahulu dan membuat pertanyaan lebih singkat. Hasil perbaikan

dapat dilihat pada gambar 48 berikut ini.

Gambar 48. Restrukturisasi Ide setelah Diperbaiki


162

Setelah menyelesaikan bagian restrukturisasi ide secara individu, siswa

membandingkan hasil jawabannya dengan teman sebangkunya. Setelah itu, siswa

menyelesaikan bagian aplikasi ide yaitu “Ayo Berlatih 2.2”. Pada bagian ini siswa

menyelesaikan soal mengenai soal-soal pecahan senilai. Pelajaran diakhiri dengan

presentasi hasil jawaban siswa di depan kelas dan guru memberikan kesimpulan

dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

3) Pertemuan Ketiga “Kegiatan Belajar 2.3”

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 15 September 2015. Pada

pertemuan ini siswa sudah terbiasa belajar dengan modul bilangan karena diawal

pembelajaran siswa langsung membuka modul tanpa diberi instruksi oleh guru

lagi. Pada pertemuan ketiga ini, siswa menyelesaikan modul “kegiatan belajar

2.3” tentang membandingkan dua pecahan. Kegiatan belajar pada modul diawali

dengan bagian orientasi. Bagian ini berisi cerita tentang dua jenis potongan tahu

yang umumnya dijual oleh pedagang. Siswa diminta membandingkan bagian tahu

yang menguntungkan untuk dibeli. Pada bagian elicitasi, siswa diminta untuk

menentukan bagian tahu yang lebih menguntungkan dibeli. Selanjutnya, siswa

diminta untuk menentukan pecahan yang menunjukkan bagian tahu dari cerita

yang diberikan. Saat diminta menentukan bagian tahu yang lebih menguntungkan

untuk dibeli, siswa mengalami kesulitan untuk memilih, dikarenakan urutan

perintah soal kurang berurutan. Ketika siswa diarahkan untuk menentukan banyak

bagian terlebih dahulu dan menentukan letaknya pada garis bilangan, akhirnya

siswa dapat menentukan mana bagian tahu yang lebih menguntungkan. Berikut

ini merupakan kegiatan elicitasi yang diujicobakan.


163

Gambar 49. Siswa Menjawab Pertanyaan pada Bagian Elicitasi

Berdasarkan gambar 49, terlihat bahwa perintah soal yang diberikan tidak

terurut. Dari hasil kegiatan ini, dilakukan perbaikan urutan perintah soal agar

tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan siswa terbantu dalam membandingkan

dua pecahan. Untuk membantu siswa dalam melihat perbandingan dari kedua

pecahan, maka diberikan juga garis bilangan. Gambar 50 berikut ini adalah hasil

perbaikan dari bagian elicitasi.


164

Gambar 50. Hasil Perbaikan Bagian Elicitasi

Setelah menyelesaikan bagian elicitasi, siswa melanjutkan kegiatan untuk

menyelesaikan bagian restrukturisasi ide. Pada soal bagian “restrukturisasi ide”

siswa membandingkan pecahan dari setiap model yang diberikan. Dalam kegiatan

ini siswa tidak mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal, hal ini terlihat dari

kegiatan siswa yang langsung menjawab soal tersebut tanpa ada pertanyaan.

Dalam menjawab soal, siswa terlebih dahulu menentukan pecahan dari model

yang diberikan, kemudian siswa membandingkan dengan menyamakan penyebut


165

untuk melihat nilai pembilang yang lebih besar. Namun, dalam kegiatan ini siswa

masih banyak menjawab menuliskan jawaban nomor tiga tidak di kolom jawaban

yang telah disediakan. Dikarenakan kolom jawaban untuk menjawab pertanyaan

tersebut dibuat pada halaman berikutnya. Berikut ini merupakan gambar jawaban

siswa yang menjawab bagian restrukturisasi ide.

Gambar 51. Siswa Mengerjakan Soal Restrukturisasi Ide

Dari gambar 51, terlihat siswa menjawab soal nomor tiga tidak di kolom jawaban

yang dibuat dihalaman berikutnya. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan pada

bagian ini. Soal nomor 3 diletakkan mendekati kolom jawaban, sehingga

memudahkan siswa untuk menjawab perintah soal.

Setelah siswa menyelesaikan bagian restrukturisasi ide dan mendiskusikan

jawaban mereka dengan teman sebangkunya, siswa menyelesaikan “Ayo Berlatih

2.3” berdasarkan materi yang telah mereka pahami sebelumnya. Selanjunya

dilakukan diskusi kelas seperti pertemuan sebelumnya. Beberapa siswa diminta


166

menyajikan hasil jawaban di depan kelas untuk dibahas bersama. Setelah itu guru

bersama-sama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Gambar 52. Guru Menyimpulkan Kegiatan Belajar Bersama Siswa

4) Pertemuan Keempat “Kegiatan Belajar 2.4”

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari kamis tanggal 17 September

2015 dengan menyelesaikan modul pada bagian “kegiatan belajar 2.4” tentang

penjumlahan dan pengurangan pecahan. Seperti pada pertemuan sebelumnya,

pada kegiatan inti siswa diminta untuk menyelesaikan semua pertanyaan pada

modul ini secara individu terlebih dahulu. Bagian modul yang pertama adalah

bagian orientasi. Pada bagian ini berisi cerita tentang penjumlahan potongan-

potongan kayu dan kertas berwarna. Diberikan gambar bagian kayu dan kertas

berwarna beserta gambar penjumlahan dari gambar-gambar ini. Pada bagian

orientasi juga diceritakan tentang proses pengurangan pecahan dengan

memanfaatkan gambar-gambar potongan kertas berwarna. Siswa diminta untuk

mengikuti alur cerita yang diberikan pada kegiatan orientasi untuk menjawab
167

pertanyaan-pertanyaan dari alur cerita ini. Ketika kegiatan ujicoba lapangan

dilaksanakan siswa dapat mengikuti alur cerita yang diberikan, siswa dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan pada bagian orientasi seperti pada contoh

gambar 53 berikut ini.

Gambar 53. Siswa Menuliskan Jawaban pada Pertanyaan Kegiatan Orientasi 2.4

Berdasarkan gambar 53, terlihat bahwa siswa dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan pada alur cerita dengan tepat.


168

Kegiatan selanjutnya adalah menjawab petanyaan pada bagian elicitasi.

Saat menjawab pertanyaan bagian elicitasi, sebagian siswa bertanya pada guru

mengenai maksud pertanyaan. Guru menjelaskan ulang maksud soal dengan

bahasa lebih singkat dan jelas. Salah satu penyebab siswa kesulitan menjawab

adalah karena beberapa pertanyaan dibuat dalam satu tempat membuat siswa

bingung harus menjawab yang mana lebih dulu, dan sebagian siswa menjawab

pertanyaan terakhir dari kumpulan pertanyaan itu. Berikut merupakan jawaban

siswa untuk bagian elicitasi.

Gambar 54. Siswa Hanya Menjawab 1 dari 2 Pertanyaan pada Kegiatan Elicitasi

Dari gambar 54, terlihat bahwa ada dua pertanyaan yang digabung. Hal ini

menyebabkan siswa tidak menjawab salah satu pertanyaan yang diberikan, yaitu

pertanyaan terakhir dari kumpulan pertanyaan tersebut. Untuk mengatasi

permasalahan ini, maka bagian elicitasi diperbaiki dengan memberikan kolom


169

jawaban untuk setiap pertanyaan yang diberikan. Gambar 55 berikut ini

merupakan hasil perbaikan dari bagian elicitasi tersebut.

Gambar 55. Perbaikan pada Kegiatan Elicitasi

Setelah siswa menyelesaikan bagian kegiatan elicitasi, kegiatan dilanjutkan

dengan mengerjakan kegiatan restrukturisasi ide. Pada kegiatan ini, siswa terlebih

dahulu mengerjakan soal tentang penjumlahan pecahan. Dalam menjawab soal

penjumlahan pecahan siswa tidak mengalami kesulitan, hal ini terlihat dari siswa

langsung menjawab dengan menjumlahkan pecahan yang berwarna biru dengan

pecahan yang berwarna merah. Namun, pada soal cerita yang kedua tentang

pengurangan pecahan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal

tersebut. Kondisi ini terlihat dari kegiatan belajar, siswa bertanya pada guru

tentang penyelesaian soal pengurangan pecahan. Berikut ini adalah foto siswa

yang sedang bertanya kepada guru tentang soal pengurangan pecahan tersebut.
170

Gambar 56. Siswa Bertanya Kepada Guru

Setelah guru menjelaskan maksud soal yang diberikan, siswa dapat menjawab

pertanyaan pada bagian ini. Berikut ini adalah contoh jawaban siswa untuk bagian

restrukturisasi.

Gambar 57. Siswa Menjawab Soal Bagian Restrukturisasi Ide


171

Berdasarkan gambar 57, terlihat bahwa siswa dapat menjawab langsung

pertanyaan yang diberikan. Namun, karena diberikan arahan dalam menjawab,

siswa mengalami kesulitan untuk mengikuti alur penyelesaian yang diberikan

pada modul. Dari permasalahan ini, soal akan diperbaiki dengan menghapus

arahan penyelesaian. Perbaikan ini dilakukan agar siswa dapat lebih bebas

menggunakan strateginya sendiri dalam menjawab pertanyaan. Hasil perbaikan

yang dilakukan, dapat dilihat pada gambar 58 berikut.

Gambar 58. Perbaikan pada Bagian Restrukturisasi Ide

Kegiatan selanjutnya yaitu siswa bersama-sama mendiskusikan hasil yang

diperoleh. Kemudian menyelesaikan bagian “ayo berlatih 2.4”. Setelah semua


172

kegiatan dilaksanakan, diakhir pembelajaran guru bersama-sama siswa

menyimpulkan hasil kegiatan yang telah dilakukan. Dari kegiatan yang dilakukan,

sebagian besar siswa telah banyak menyelesaikan sampai latihan. Namun,

beberapa siswa yang agak lambat belum menyelesaikan bagian latihan. Guru

mengarahkan siswa untuk menyelesaikan bagian latihan di rumah.

5) Pertemuan Kelima “Kegiatan Belajar 2.5”

Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari selasa tanggal 22 september 2015.

Pada pertemuan ini siswa mempelajari materi tentang perkalian dan pembagian

pecahan. Pada bagian awal modul, siswa membaca alur cerita bagian orientasi.

Cerita yang diberikan yaitu tentang konsep perkalian pecahan dan pembagian.

Perkalian pecahan dengan bilangan bulat merupakan penjumlahan pecahan

sebanyak bilangan bulat itu. Setelah mengikuti alur cerita ini, siswa diminta

menjawab pertanyaan yang diberikan. Awalnya siswa diminta menentukan

banyak santan yang dibutuhkan jika banyak ayam yang digunakan adalah empat

ekor ayam dan lima ekor ayam. Saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan siswa

tidak kesulitan untuk menjawab bagian ini. Namun, siswa mulai kesulitan saat

menyelesaikan tabel yang diberikan. Siswa bertanya pada guru,

Siswa : “Bu ini gimana menjawabnya? 1 2 8 ini maksudnya apa bu?”


Guru : “Tadi kamu telah menentukan banyak santan yang dibutuhkan dari banyak
ayam yang akan di masak. Nah perintah pada tabel ini sama seperti
sebelumnya. Lihat jumlah ayamnya dan tentukan banyak santan yang
dibutuhkan.”
Setelah diberikan arahan, siswa dapat menjawab soal pada tabel. Dari kegiatan ini,

diketahui bahwa kesulitan siswa dalam menjawab bagian tabel karena siswa
173

sebelum tabel tidak diberikan perintah soal. Siswa menganggap bahwa soal pada

tabel tidak berhubungan dengan soal sebelumnya yang mereka jawab. Berikut ini

hasil kerja siswa pada bagian orientasi.

Gambar 59. Hasil Kerja Siswa pada Bagian Orientasi Kegiatan Belajar 2.5

Untuk mengatasi permasalahan ini, maka bagian orientasi pada materi perkalian

pecahan diperbaiki dengan menambahkan perintah untuk melengkapi tabel

tentang cara menghitung santan kelapa yang dibutuhkan. Gambar 60 berikut ini

merupakan hasil perbaikan dari bagian orientasi perkalian pecahan tersebut.

Gambar 60. Perbaikan pada Bagian Orientasi Kegiatan Belajar 2.5


174

Kegiatan selanjutnya adalah menjawab pertanyaan pada bagian elicitasi

tentang perkalian pecahan. Pada bagian ini siswa tidak mengalami kesulitan, hal

ini terlihat dari kegiatan belajar yang dilakukan siswa, dan juga dilihat dari hasil

kerja siswa tidak mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan elicitasi ini.

Berikut ini contoh hasil kerja siswa dalam menjawab elicitasi perkalian pecahan.

Gambar 61. Siswa Menjawab Semua Pertanyaan pada Bagian Elicitasi 2.5

Kegiatan selanjutnya adalah siswa menyelesaikan permalasahan yang

diberikan pada kegiatan restrukturisasi ide. Pada kegiatan ini masalah yang

diberikan adalah sebagai berikut.


175

“Pak Anton mempunyai sebidang tanah untuk lahan perkebunan. Dia

merencanakan menanami separuh lahannya dengan tanaman apotik

hidup. Dia ingin sepertiga dari lahan yang akan ditanami tanaman

apotik hidup itu ditanami kunyit?”.


1
Pada permasalahan ini siswa diharapkan dapat menentukan hasil perkalian dari
2

1
dan dengan mengikuti perintah yang diberikan. Adapun perintah yang
3

diberikan adalah siswa diminta untuk menggambarkan seperdua dari lahan yang

berbentuk segiempat, kemudian dari hasil tersebut siswa diminta untuk membagi

kembali lahan perkebunan untuk tanaman apotik hidup ke dalam tiga bagian yang

1
sama, setelah itu siswa mengarsir dari dari bagian yang telah diwarnai itu. Pada
3

kegiatan ini terlihat siswa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

permasalahan pada restrukturisasi ide baik secara individu maupun

mendiskusikan dengan teman sebangkunya.

Kegiatan selanjutnya yaitu siswa memahami materi pada bagian (a) tentang

materi perkalian pecahan, kemudian siswa melanjutkan memahami materi pada

bagian (b) tentang materi pembagian pecahan. Seperti sebelumnya siswa diminta

untuk memahami kegiatan orientasi terlebih dahulu. Pada kegiatan ini siswa

mengikuti perintah yang diberikan dan menjawab beberapa pertanyaan yang

membantu siswa dalam memahami materi yang ingin disampaikan. Siswa juga

tidak mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan kegiatan elicitasi. Dari

hasil analisis jawaban siswa, hampir semuanya memiliki kesimpulan yang sama
176

yaitu dengan menggunakan prinsip bahwa perkalian itu adalah kebalikan dari

pembagian, seperti pada gambar 62 berikut.

Gambar 62. Siswa Menentukan Hasil Pembagian Suatu Pecahan

Pada kegiatan restrukturisasi ide untuk materi pembagian pecahan, siswa

terlebih dahulu menyelesaikan permasalahan yang diberikan, kemudian siswa

dengan teman sebangku mendiskusikan hasil yang diperoleh dengan mencocokan

hasil dengan teman sebangku, karena jawabannya sama maka mereka

melanjutkan menyelesaikan bagian “ayo berlatih 2.5”. Adapun salah satu contoh

gambar hasil penyelesaian siswa pada ayo berlatih 2.5 adalah sebagai berikut.
177

Gambar 63. Siswa Mengerjakan Semua Soal Ayo Berlatih 2.5

Setelah semua kegiatan dilaksanakan, siswa diminta untuk menyampaikan hasil

penyelesaian yang telah dikerjakan ke depan kelas, seperti pada foto berikut ini

Gambar 64. Siswa Mempresentasikan Kegiatan Belajar 2.5 ke Depan Kelas

Diakhir pembelajaran guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil

kegiatan yang telah dilakukan. Dari kegiatan yang dilakukan, sebagian besar

siswa telah banyak menyelesaikan sampai latihan. Namun, bagi siswa yang belum

guru tetap mengarahkan siswa untuk menyelesaikan bagian latihan 2.5 di rumah

dan akan diperiksa minggu depan.

6) Pertemuan Keenam “Kegiatan Belajar 2.6”

Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari selasa 29 September 2015. Pada

pertemuan ini siswa mempelajari tentang bilangan desimal, persen dan permil.

Seperti pertemuan sebelumnya, siswa menyelesaikan setiap bagian modul secara


178

mandiri. Siswa menyelesaikan semua bagian “kegiatan belajar 2.6”. Pada bagian

orientasi diberikan penjelasan mengenai proses mengubah pecahan ke bentuk

desimal. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui sebagian besar siswa kesulitan

untuk menjawab bagian elicitasi tentang bilangan desimal dan persen. Setelah

guru menjelaskan kepada siswa tentang bagian orientasi desimal, siswa mulai

memahami bilangan desimal. Berikut ini adalah gambar bagian orientasi.

Gambar 65. Orientasi pada Kegiatan Belajar 2.6

Berdasarkan gambar 65, tidak terlihat penjelasan mengenai konsep bilangan

desimal. Bagian ini langsung menjelaskan makna setiap letak bilangan desimal.

Hal ini menyebabkan siswa sulit menjelaskan ciri-ciri bilangan desimal. Karena

siswa masih kesulitan memahami bilangan desimal dari penjelasan bagian

orientasi, maka akan dilakukan perbaikan pada bagian ini. perbaikan dilakukan

dengan memberi penjelasan tentang konsep bilangan desimal. Gambar berikut ini

merupakan hasil perbaikan bagian orientasi bilangan desimal.


179

Gambar 66. Perbaikan Orientasi Kegiatan Belajar 2.6

Kegiatan selanjutnya siswa memahami pada materi persen dan permil, pada

bagian ini siswa diajak untuk dapat mengubah bentuk pecahan ke bentuk persen

dan juga bentuk permil dengan menjadikan penyebutnya 100 untuk persen dan

1000 untuk permil. Pada kegiatan ini siswa sudah langsung mengerjakan

berdasarkan alur cerita yang diberikan.

Kegiatan selanjutnya yaitu siswa mengerjakan pada bagian elicitasi dari

materi bilangan desimal, persen dan permil. Dengan siswa memahami penjelasan
180

pada bagian orientasi, siswa dapat menyelesaikan bagian elicitasi, berikut jawaban

dua siswa pada bagian elicitasi.

(Gambar 67 a. Jawaban Siswa 1) (Gambar 67 b. Jawaban Siswa 2)

Gambar 67. Contoh Jawaban 2 Orang Siswa pada Bagian Elicitasi

Setelah memahami bilangan desimal, persen dan permil melalui bagian orientasi

dan elicitasi siswa melanjutkan dengan menyelesaikan bagian restrukturisasi ide.

Pada bagian ini siswa tidak mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan

yang diberikan. Siswa yang telah menyelesaikan bagian restrukturisasi ide

mendiskusikan bagian ini dengan teman sebangkunya.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya yaitu siswa menyelesaikan bagian

aplikasi ide dengan mengerjakan soal-soal pada “Ayo Berlatih 2.6”. Dalam

menjawab soal ini siswa tidak ada mengalami kesulitan, hal ini terlihat dari hasil

pengerjaan siswa. Untuk soal nomor satu siswa langsung mengubah bentuk

bilangan pecahan ke bentuk bilangan desimal, dengan cara melakukan pembagian

langsung. Selanjutnya siswa mengerjakan soal nomor dua, untuk soal nomor ini
181

siswa mengurutkan bilangan terkecil sampai terbesar dengan cara mengubah

terlebih dahulu bentuk pecahan biasa ke bentuk pecahan desimal. Untuk soal

tentang persen dan permil, siswa menjawabnya dengan menjadikan penyebutnya

perseratus untuk persen dan perseribu untuk permil. Salah satu contoh hasil

jawaban siswa pada bagian ayo berlatih 2.6 dapat dilihat pada gambar 68 berikut

ini.

Gambar 68. Siswa Mengerjakan Soal pada Ayo Berlatih 2.6

Siswa yang telah menyelesaikan kegiatan ayo berlatih 2.6 dapat menyelesaikan

latihan 2.6. Namun, guru tidak mengharuskan siswa menyelesaikan latihan pada

kegiatan pembelajaran di kelas. Di akhir pembelajaran guru meminta perwakilan

siswa untuk memprentasikan hasil restrukturisasi ide dan ayo berlatih ke depan

kelas sebagai kegiatan dari review. Kemudian guru dan siswa menyimpulkan

materi yang telah dipelajari yaitu tentang bilangan desimal, persen, dan permil.
182

Guru mengingatkan kepada siswa yang belum menyelesaikan latihan untuk

menjawab semua latihan di rumah.

3. Assesment Phase (Fase Penilaian)

Pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepraktisan dan

keefektifan modul pembelajaran matematika yang dikembangkan dalam

pelaksanaan pembelajaran setelah dilakukan revisi berdasarkan ujicoba lapangan

(field test) pada satu kelas. Pada tahap ini dilakukan dua uji yaitu sebagai berikut.

a. Hasil Uji Praktikalitas

Uji praktikalitas dilakukan untuk melihat tingkat kepraktisan modul

pembelajaran matematika saat digunakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana manfaat, kemudahan penggunaan, dan

efisiensi waktu penggunaan modul pembelajaran matematika oleh guru dan siswa.

Uji praktikalitas dilakukan dengan memberikan angket uji praktikalitas modul

pembelajaran matematika kepada guru dan siswa kelas VII. Untuk melengkapi

data angket, dilakukan wawancara dengan beberapa siswa.

Data ini dikumpulkan melalui angket. Skor 1 diberikan apabila sangat tidak

setuju terhadap pertanyaan angket. Skor 2 untuk tidak setuju, skor 3 untuk setuju,

dan 4 untuk sangat setuju untuk pernyataan positif. Pada pernyataan negatif, skor

1 untuk menyatakan sangat setuju, skor 2 untuk menyatakan setuju, skor 3 untuk

menyatakan tidak setuju, dan skor 4 untuk menyatakan sangat tidak setuju.

Indikator pertama yaitu penyajian modul yang terdiri dari 8 pernyataan. Indikator

kedua yaitu penggunaan modul yang terdiri dari 12 pernyataan.


183

1) Hasil Angket Praktikalitas Respons Guru

Pengisian angket kepraktisan guru dilakukan setelah kegiatan belajar

pecahan dengan modul. Skor tiap item angket guru dapat dilihat pada bagian

lampiran 31. Hasil pengisian angket oleh guru menunjukkan penyajian modul,

penggunaan modul, penggunaan RPP, dan perangkat pembelajaran praktis. Data

rata-rata item angket untuk tiap indikator disajikan pada Tabel 31 berikut ini.

Tabel 31. Hasil Analisis Angket Praktikalitas Respons Guru


No
Indikator Rerata Kriteria
.
1. Penyajian modul 95 Sangat Praktis
2. Penggunaan modul 83 Praktis
3. Penggunaan RPP 96 Sangat praktis
4. Perangkat pembelajaran 90 Sangat praktis

Berdasarkan tabel 31, dapat dilihat bahwa semua indikator penyajian modul,

penggunaan RPP, dan perangkat pembelajaran dalam kategori sangat praktis.

Indikator penggunaan modul dengan rata-rata 83 dalam kategori praktis. Hasil

analisis skor angket guru menunjukkan bahwa modul praktis digunakan sebagai

bahan ajar. RPP sangat praktis digunakan, begitu juga dari aspek perangkat. Hasil

angket menunjukkan perangkat pembelajaran sangat praktis digunakan dalam

kegiatan belajar.

2) Hasil Angket Praktikalitas Respons Siswa (Field Test)


184

Pengisian angket kepraktisan kelompok besar dilakukan setelah kegiatan

belajar pecahan dengan modul. Hasil pengisian angket didata dalam bentuk nilai

dari setiap skor yang telah ditentukan. Data hasil skor tiap item angket dari setiap

siswa dapat dilihat pada bagian lampiran 34. Berdasarkan hasil pengisian angket

menunjukkan penyajian dan penggunaan modul sangat praktis. Data hasil analisis

angket untuk tiap indikator disajikan seperti Tabel 32 berikut.

Tabel 32. Hasil Analisis Angket Praktikalitas Respons Siswa (Field Test)
No. Indikator Rerata Kriteria
1. Penyajian modul 89,8 Sangat Praktis
2. Penggunaan modul 89,58 Sangat praktis

Berdasarkan Tabel 32, dapat dilihat bahwa semua indikator menunjukkan kriteria

sangat praktis. Indikator penyajian modul dengan rata-rata 89,8. Indikator

penggunaan modul 89,58. Hasil analisis skor angket tahap evaluasi kelompok

besar menunjukkan bahwa modul sangat praktis baik dari segi penyajiannya

maupun penggunaannya dalam kegiatan pembelajaran.

3) Hasil Wawancara pada Uji Lapangan (Field Test)

a) Hasil Wawancara dengan Siswa

Analisis wawancara dilakukan secara kualitatif. Analisis dilakukan dengan

mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil reduksi data

wawancara dengan siswa disajikan seperti berikut ini.

1. Apakah penyajian materi pada modul bilangan jelas dan mudah dipahami?

Siswa 1 : Ada sedikit yang kurang dipahami, pada materi yang ada membagi
jeruk, karena bahasa perintahnya membingungkan.
Siswa 2 : Ya, mudah dipahami.
185

Siswa 3 : Semuanya paham.

2. Apakah langkah-langkah kegiatan (konstruktivisme) yang disajikan pada

modul bilangan membantu kamu dalam memahami konsep?

Siswa 1 : Ya, mudah dipahami


Siswa 2 : Ya, dapat membantu.
Siswa 3 : Ya, membantu memahami materi.
3. Apakah peta konsep atau ilustrasi pada modul yang disajikan dapat

memotivasi kamu untuk belajar matematika?

Siswa 1 : Ya, senang dapat memotivasi.


Siswa 2 : Ya, dapat memotivasi belajar.
Siswa 3 : Ya Pak, dapat memotivasi untuk belajar.
4. Apakah tampilan seperti gambar-gambar dapat menggangu konsentrasi kamu

dalam menggunakan modul?

Siswa 1 : Nggak, malah senang Pak dengan modul yang bergambar dan
berwarna, sebab bisa memahami apa yang dimaksud pada cerita.
Siswa 2 : Ya senang dengan gambar-gambar
Siswa 3 : Tidak, senang dengan gambar-gambar itu.
5. Apakah bahasa yang digunakan pada modul bilangan ini mudah untuk

dipahami?

Siswa 1 : Ya Pak.
Siswa 2 : Ya.
Siswa 3 : Nggak ada kesulitan Pak.
6. Bagaimanakah soal-soal yang ada pada modul bilangan? Apakah tergolong

mudah, sedang, sukar? Jika mudah, pada soal seperti apa mudah? Jika sukar,

pada soal seperti apa sukar?


186

Siswa 1 : Sedang,
Siswa 2 : Sedang, ada yang mudah, ada juga soal yang sulit, ada juga yang
membingungkan seperti mengubah bentuk desimal.
Siswa 3 : Ada semua, yang sulit pada materi membandingkan dua pecahan
(sambil menunjukkan soal pada latihan 2.3)
7. Apakah kamu dapat menjawab semua soal yang diberikan pada modul

bilangan?

Siswa 1 : Semua soal bisa dikerjakan walaupun ada yang salah juga.
Siswa 2 : Ya Pak, dapat dijawab semua.
Siswa 3 : Ya bisa menjawab semua.
8. Apakah kamu dapat memahami materi pada modul bilangan sesuai dengan

waktu yang diberikan?

Siswa 1 : Iya.
Siswa 2 : Iya Pak.
Siswa 3 : Iya.
9. Apakah kamu menyukai pembelajaran matematika dengan menggunakan

modul?

Siswa 1 : Ya, suka belajar matematika karena lebih mudah dari yang lain
yang banyak membaca.
Siswa 2 : Suka belajar matematika karena tidak banyak yang dihafal
Siswa 3 : Suka belajar matematika dengan modul ini.
10. Menurut pendapatmu, modul seperti apa yang kamu inginkan?

Siswa 1 : Modul seperti ini sudah pas lah untuk belajar.


Siswa 2 : Setuju, jika modul seperti ini pengganti buku atau LKS karena
banyak cerita, kalau di buku agak susah memahaminya.
Siswa 3 : Modul yang ada cerita, gambar, tulisannya enak seperti modul ini
daripada yang di buku.
187

Dari data wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan

modul praktis. Dari indikator kejelasan penyajian materi semua siswa menyatakan

bahwa semua materi disajikan jelas dan mudah dipahami. Namun, ada sedikit

yang masih sulit. Dari indikator kejelasan penyajian karakteristik konstruktivisme

dan peta konsep pada pertanyaan 2, 3, dan 4 semua siswa karakteristik modul

disajikan secara jelas. Siswa berpendapat bahwa gambar dan peta konsep

membantu dalam kegiatan belajar.

Siswa berpendapat bahasa yang digunakan pada modul mudah dipahami.

Siswa menyatakan tidak ada bahasa yang susah dipahami. Dari indikator soal

latihan siswa menyatakan siswa mampu menjawab soal latihan. Siswa

menyatakan soal-soal latihan ada mudah, sedang, dan sulit. Namun dapat dijawab

semua walau ada juga yang salah jawab. Siswa juga menyatakan bahwa waktu

yang disediakan untuk mengerjakan modul dan memahami materi cukup.

Siswa senang sekali belajar dengan modul. Ada satu siswa yang menyatakan

“suka belajar matematika dengan modul ini”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa

siswa dapat menyenangi matematika setelah belajar dengan modul ini. Siswa juga

menyatakan senang dengan modul yang diberikan, karena ada gambar, cerita, dan

tulisan yang menarik. Siswa juga menyatakan bahasa buku sulit dipahami dan

lebih senang dengan modul.

b) Hasil Wawancara dengan Guru

Analisis wawancara dengan guru dilakukan secara kualitatif. Analisis

dilakukan dengan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil reduksi data wawancara dengan guru disajikan seperti berikut ini.
188

1. Apakah Ibu paham tentang petunjuk penggunaan perangkat pembelajaran

(RPP dan modul) matematika berorientasi konstruktivisme?

Guru: Sebagian ada yang mudah dipahami dan ada juga yang susah seperti
yang telah diperbaiki. Jadi yang susah itu kita perbaiki.
2. Bagaimana menurut pendapat Ibu tentang kemudahan pemakaian modul

berorientasi konstruktivisme? (apakah modul ini mudah digunakan?)

Guru : Mudahlah kalau ditanyakan dengan Ibu, karena membantu kerja guru
dan mengurangi pekerjaan guru dalam kegiatan belajar.
3. Bagaimana menurut pendapat Ibu tentang pernyataan dan kalimat-kalimat

pada modul berorientasi kosntruktivisme?

Guru : Ya tergantung pada bentuk materi yang ada pada modulnya. Seperti
yang sudah ibu jelaskan dulu (Pada saat pertemuan kegiatan belajar 2.3, guru
memberikan masukkan kepada peneliti untuk soal permasalahan diperbaiki).
4. Bagaimana menurut Ibu tentang langkah-langkah kegiatan konstruktivisme

pada modul? Apakah jelas dan mudah dimengerti?

Guru : Ya jelas, mudah dimengerti oleh Ibu.

5. Bagaimana menurut pendapat Ibu tentang jenis huruf, ukuran huruf, dan

pemilihan warna pada modul?

Guru : Kalau tampilan modul tentu bagus, ya bagus pokoknya dan menarik.
Karena dengan gambar-gambar materi mudah ditangkap oleh anak-anak.
6. Apakah RPP yang dikembangkan mudah dipahami dan dilaksanakan dalam

mendukung pembelajaran matematika dengan modul?

Guru : Mudahlah, karena kita sudah terarah dengan adanya RPP dan nggak
ada kesulitan.
189

7. Menurut pendapat Ibu, apakah RPP yang dikembangkan untuk mendukung

pembelajaran matematika dengan modul masih terdapat kekurangan? jika iya,

pada bagian yang mana?

Guru : Ya tergantung pada modul tadi, tetapi sepanjang ini bagus.

8. Bagaimana menurut Ibu tentang waktu yang disediakan bagi siswa untuk

menemukan konsep setiap materi yang diberikan saat mengerjakan modul?

Guru : Paslah, karena dengan modul membantu siswa untuk menemukan


masalahnya dengan cepat. Misalnya tentang pembagian pecahan, kayak
kemarin tu kan mengerti dia (siswa).
9. Menurut pendapat Ibu, kendala apa saja yang terjadi selama pembelajaran

dengan menggunakan modul berorientasi konstruktivisme?

Guru : Kayak tadi ada bahasa yang sulit dipahami siswa di dalam modul.
Jadi, Bahasanya harus jelas untuk anak supaya tidak membingungkan.
10. Menurut pendapat Ibu, apakah pembelajaran menggunakan perangkat

berorientasi konstruktivisme ini dapat membuat siswa lebih bersemangat

dalam belajar dan aktif di dalam kelas?

Guru : Semuanya mendukung, tentu saja siswa itu semangat, aktivitas


meningkat, secara garis besar tentu baguslah dan Ibu setuju belajar dengan
modul. Namun, memang dengan modul butuh dana yang besar.
Secara umum hasil wawancara yang diperoleh dengan guru menyatakan

bahwa perangkat pembelajaran berorientasi konstruktivisme yang digunakan

sudah praktis. Menurut guru modul mudah digunakan baik dari segi petunjuk

modul maupun dari isi modul. Begitu juga dengan RPP, menurut guru mudah

digunakan dan dilaksanakan, karena RPP dapat membantunya dalam kegiatan

belajar dengan modul.


190

b. Hasil Uji Efektivitas Pembelajaran dengan Modul

Uji efektivitas yang diamati dalam proses pembelajaran yang menggunakan

modul pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme untuk materi

bilangan di kelas VII SMP adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Aktivitas

siswa diukur melalui lembar aktivitas. Hasil belajar diukur melalui tes hasil

belajar siswa.

1) Hasil Data Observasi pada Uji Lapangan (Field Test)

Pelaksanaan ujicoba dilakukan selama enam kali pertemuan. Observasi

dilakukan menggunakan lembar observasi dengan dua orang observer. Setelah

observasi dilaksanakan, dilakukan analisis dari data hasil observasi. Hasil

penghitungan lengkap data observasi uji lapangan dapat dilihat pada lampiran 30.

Berikut ini hasil analisis observasi dapat dilihat pada Tabel 33 berikut.

Tabel 33. Hasil Analisis Observasi pada Field Test


No. Aspek yang diamati Pertemuan/Observer 1 Pertemuan/Observer 2
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 Oral 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
2 Motor 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 Mental 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 Emotional 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1

Berdasarkan Tabel 33, skor 1 menunjukkan sedikit sekali siswa melakukan

aktivitas tersebut, skor 2 menunjukkan sedikit, skor 3 menunjukkan banyak, dan

skor 4 menunjukkan banyak sekali. Pada tabel 33 terlihat untuk aktivitas oral

dalam kriteria sedikit sekali. Namun, dari pengamatan observer 1 pada pertemuan
191

6 aktivitas oral mulai meningkat dalam kategori sedikit. Dalam kegiatan belajar

pertemuan 1, yang aktivitas oral siswa tercatat masih sangat sedikit yaitu sekitar 4

sampai 7 siswa. Pertemuan dua tercatat 5-8 siswa. Pertemuan ketiga ada 5 siswa.

Pertemuan keempat 4-6 siswa. Pertemuan kelima 7 siswa tercatat melakukan

aktivitas oral. Dan dipertemuan keenam tercatat sampai 9 siswa yang melakukan

aktivitas oral. Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat peningkatan siswa yang

melakukan aktivitas oral dari setiap pertemuan.

Aktivitas kedua adalah Motor. Pada aktivitas ini dilihat dua jenis kegiatan

yaitu apakah siswa melakukan kegiatan awal pembelajaran dan melaksanakan

setiap kegiatan konstruktivisme dalam bentuk mengisi semua bagian

konstruktivisme pada modul. Dari hasil observasi di atas, terlihat aktivitas motor

siswa dalam kategori banyak sampai banyak sekali. Kondisi ini menunjukkan

bahwa sebagian besar siswa mengikuti aktivitas pembelajaran dari awal sampai

akhir pembelajaran.

Aktivitas ketiga adalah Mental. Untuk menilai aktivitas ini dilakukan

pengamatan siswa yang mengerjakan latihan setiap pertemuan. Dari tabel di atas

terlihat kategori aktivitas ini adalah banyak sampai banyak sekali. Kondisi ini

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengerjakan latihan yang diberikan.

Aktivitas keempat adalah Emotional. Indikator aktivitas ini adalah

memperhatikan siswa yang kurang antusias dalam pembelajaran yang ditandai

dengan melamun, mengganggu teman, dan bermain di kelas. Berdasarkan data

observasi di atas, diketahui bahwa aktivitas ini dalam kategori sedikit sampai

sedikit sekali. Berdasarkan pengamat dua observer, pada pertemuan pertama


192

aktivitas ini dalam kategori sedikit. Hal ini disebabkan karena beberapa siswa

masih kesulitan mengikuti kegiatan belajar dengan modul. Namun, dipertemuan

selanjutnya banyak siswa yang tidak antusias semakin berkurang. Siswa mulai

terbiasa dengan kegiatan yang dilakukan dan tahu apa yang harus dilakukan di

kelas.

Secara keseluruhan, peningkatan aktivitas siswa untuk tiap jenis aktivitas

dapat dilihat pada gambar diagram berikut ini.

Gambar 69. Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Secara Keseluruhan

Dari gambar 69 terlihat pada aktivitas siswa terlibat aktif dalam aktivitas motor

dan mental. Terlihat dari bagan 1 di atas, dua aktivitas ini cenderung meningkat.

Walaupun ada sedikit penurunan pada pertemuan 5, tetapi pada pertemuan 6

keaktifan kembali meningkat. Dari aktivitas oral terlihat siswa sedikit yang
193

melakukan aktivitas ini. Namun dari bagan terlihat banyak siswa yang mengikuti

cenderung meningkat. Untuk aktivitas emotional terlihat cenderung menurun.

Kondisi ini menunjukkan semakin sedikit siswa yang tidak antusias mengikuti

pelajaran. Dalam arti yang lain, dapat dikatakan bahwa semakin banyak siswa

yang antusias mengikuti pembelajaran dengan modul.

2) Hasil Belajar Siswa

Tes hasil belajar siswa dilakukan untuk menilai kemampuan kognitif dari

siswa setelah belajar dengan menggunakan perangkat pembelajaran matematika

berorientasi konstruktivisme. Keefektifan hasil belajar dilihat dari persentase

ketuntasan hasil belajar secara klasikal, dengan nilai KKM yang telah ditentukan

sekolah untuk mata pelajaran matematika adalah 75. Selain itu, hasil belajar pada

uji lapangan juga dibandingkan dengan hasil nilai ulangan harian siswa

sebelumnya pada materi bilangan bulat. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah

terjadi peningkatan hasil belajar setelah siswa menggunakan modul yang

dikembangkan. Data yang diperoleh dari hasil ulangan harian siswa untuk materi

bilangan bulat menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah, karena

persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 50% dan nilai rata-rata hasil belajar

adalah 72,77. Kondisi ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa belum

mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan dan persentase

ketuntasan hasil belajar masih dalam kategori kurang berhasil. Adapun data hasil

ulangan harian siswa sebelumnya untuk materi bilangan bulat dapat dilihat pada

bagian lampiran 27.


194

Sebelum dilaksanakan tes akhir pada kelas field test (uji lapangan), soal tes

akhir ini diujicobakan terlebih dahulu pada kelas yang berbeda untuk melihat

kevalidan, daya pembeda, indeks kesukaran. Ujicoba soal tes akhir ini

dilaksanakan pada kelas yang berbeda yaitu pada kelas VII(1) yang berjumlah 36

orang siswa. Namun pada pelaksanaannya siswa yang hadir hanya 34 orang siswa.

Berdasarkan hasil ujicoba, beberapa soal yang tidak valid, daya pembeda yang

buruk, dan indeks kesukaran dilakukan revisi. Adapun hasil analisis ujicoba soal

tes akhir pada kelas VII(1) dapat dilihat pada bagian lampiran 28.

Setelah soal tes akhir diujicobakan pada kelas yang berbeda dan soalnya

direvisi, maka dilakukan tes akhir pada kelas uji lapangan (field test). Hasil belajar

yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari tes yang diberikan dalam bentuk

tes soal multiple choice sebanyak 20 soal dan tes uraian sebanyak 5 soal. Siswa

yang hadir pada saat tes akhir ini sebanyak 34 orang siswa. Rekapitulasi hasil

belajar siswa ditunjukkan pada Tabel 34 berikut.

Tabel 34. Hasil Tes Akhir Siswa Kelas VII(3) SMPN 15 Kota Padang
No. Siswa Nilai Kategori No. Siswa Nilai Kategori
1. AS 91 Tuntas 18. MD 87 Tuntas
2. AA 93 Tuntas 19. MRI 96 Tuntas
3. AFZ 74 Tidak Tuntas 20. NH 61 Tidak Tuntas
4. AD 73 Tidak Tuntas 21. NTA 88 Tuntas
5. BSW 86 Tuntas 22. OVE 74 Tidak Tuntas
6. CLP 87 Tuntas 23. RP 87 Tuntas
7. DCB 82 Tidak Tuntas 24. RD 89 Tuntas
8. ES 96 Tuntas 25. RSA 85 Tuntas
9. FJ 87 Tuntas 26. RE 87 Tuntas
10. FA 88 Tuntas 27. RAE 90 Tuntas
11. FAK 93 Tuntas 28. SSR 90 Tuntas
12. FW 67 Tidak Tuntas 29. SE 86 Tuntas
13. GR 65 Tidak Tuntas 30. SV 85 Tuntas
14. IYP 95 Tuntas 31. SR 97 Tuntas
15. KPP 86 Tuntas 32. WO 85 Tuntas
195

16. MY 95 Tuntas 33. YJ 92 Tuntas


17. MW 87 Tuntas 34. ZK 91 Tuntas
Jumlah 2915
Rata-rata 85,73

Hasil tes akhir setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan

perangkat pembelajaran konstruktivisme menunjukkan bahwa siswa yang nilainya

di atas KKM sebanyak 28 orang dari 34 siswa. Hal ini berarti persentase nilai

siswa yang tuntas adalah 82,35% dan yang tidak tuntas sebanyak 17,65% dari

siswa yang ikut ujian. Masih adanya siswa yang belum berhasil mencapai KKM,

kemungkinan disebabkan saat proses pembelajaran berlangsung siswa tidak fokus

dan tidak serius mengerjakan latihan, sehingga menyebabkan siswa tidak mampu

menjawab soal tes dengan baik. Dari tes akhir ini, diperoleh 82,35% siswa berada

di atas KKM. Dengan demikian hasil belajar siswa setelah menggunakan

perangkat pembelajaran berorientasi konstruktivisme dalam kategori sangat

berhasil yaitu 76 ≤ P ≤ 100. Selain itu, dilihat dari hasil belajar sebelumnya

dengan ketuntasan sebesar 50% dan rata-rata 72,77 menunjukkan bahwa hasil

belajar matematika siswa meningkat. Oleh karena itulah dapat disimpulkan bahwa

perangkat pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme sudah efektif

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Pembahasan

1. Validitas Perangkat Pembelajaran

Darmadi (2011: 115-116) mengatakan validitas suatu instrumen penelitian

adalah “derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak

diukur, dengan prinsip suatu tes adalah valid, tidak universal”. Prawironegoro
196

(1985) menjelaskan validitas merupakan tingkat ketepatan tes, mengukur apa

yang hendak diukur. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa validitas

suatu alat evaluasi merupakan tingkat ketepatan suatu alat evaluasi untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Secara metodologis ada dua validitas yang

akan diujikan, yaitu validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi mengenai

kesesuaian antara produk yang dihasilkan dengan tujuan pembelajaran. Validitas

konstruk mengenai kesesuaian antara komponen perangkat yang dihasilkan

dengan komponen lainnya. Kevalidan perangkat pembelajaran diperoleh dari hasil

validasi oleh beberapa para ahli (expert review) dibidang pendidikan matematika,

bahasa, dan teknologi pendidikan. Berikut pembahasan berdasarkan hasil validasi

perangkat pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme.

a) Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada tahap validasi RPP ini dikembangkan dalam beberapa aspek yaitu,

identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD),

perumusan indikator pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan

materi pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, pemilihan sumber belajar,

langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian.

Hasil validasi menunjukkan bahwa untuk aspek identitas mata pelajaran

pada RPP dalam kategori sangat valid. Artinya identitas pada RPP sudah

dicantumkan dengan baik. Pada aspek standar kompetensi (SK) dan kompetensi

dasar (KD) juga dalam kategori sangat valid. Indikator SK dan KD yang meliputi

kesesuian SK yang dipilih dengan kurikulum KTSP dan materi bilangan, serta
197

kesesuaian KD yang dipilih dengan kurikulum KTSP dan materi bilangan sudah

sesuai.

Aspek perumusan indikator pembelajaran dinyatakan valid. Indikator

pencapaian kompetensi sudah sesuai dengan KD dan kata kerja operasional sudah

sesuai dengan kompetensi yang diukur. Aspek yang keempat adalah perumusan

tujuan pembelajaran. Aspek ini dalam kategori valid. Artinya, tujuan

pembelajaran yang dirumuskan sudah sesuai dengan standar kompetensi materi.

perumusan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan

pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.

Perumusan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.

Aspek pemilihan materi pembelajaran juga dinyatakan valid. Dengan

demikian, materi pembelajaran sudah sesuai dengan kurikulum KTSP, disajikan

secara sistematis, sesuai dengan alokasi waktu, dan mengandung Permasalahan

yang dapat merangsang peserta didik untuk berpikir. Aspek pemilihan strategi

pembelajaran dalam kategori sangat valid. Hal ini berarti bahwa, pendekatan

pembelajaran cocok digunakan dalam pembelajaran. Begitu juga dengan metode

dan model pembelajaran dinyatakan cocok dengan pembelajaran yang

dilaksanakan.

Selanjutnya untuk aspek pemilihan sumber belajar dalam kategori valid.

Artinya, sumber belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta

didik, dan sumber belajar mendukung materi pembelajaran. Aspek kedelapan

adalah langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Aspek ini juga dalam kategori


198

sangat valid. Jadi dapat dikatakan bahwa kegiatan pendahuluan pada RPP dapat

mengkondisikan peserta didik untuk belajar dengan modul. Kegiatan inti sesuai

dengan kegiatan pembelajaran pendekatan pendekatan konstruktivisme. Kegiatan

penutup yang mencakup kegiatan menyimpulkan materi, memberi PR, dan

menyampaikan materi untuk materi selanjutnya. Kegiatan pembelajaran sesuai

dengan karakteristik pendekatan konstruktivisme dan sesuai dengan alokasi waktu

kegiatan pembelajaran. Untuk aspek penilaian dari tabel di atas dalam kategori

valid. Hal ini berarti, teknik dan instrumen penilaian lengkap.

Secara keseluruhan dari hasil validasi oleh validator, RPP yang

dikembangkan dinyatakan valid. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparno (2006:

66) mengemukakan bahwa guru harus merencanakan kegiatan yang perlu

dikerjakan agar tugas guru berjalan optimal. Dengan adanya RPP yang dirancang

dengan baik, diharapkan oleh guru sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran di

sekolah agar siswa dapat memahami konsep dengan baik.

b) Validitas Modul Bilangan

Selama tahap validasi modul terdapat beberapa revisi yang dilakukan

berdasarkan saran-saran dari validator, dan kemudian validator memberikan

penilaian terhadap modul berorientasi konstruktivisme yang telah dirancang dan

diperbaiki oleh peneliti. Hasil validasi aspek komponen dari modul kemudian

diolah dan dikategorikan untuk tiap aspek penilaian. Adapun beberapa aspek

modul tersebut yaitu, tujuan, rasional, isi modul, karakteristik modul, kesesuaian,

bahasa, peta konsep, bentuk fisik, dan keluwesan.


199

Dari sembilan aspek penilaian ada empat aspek dalam kategori sangat

valid dan lima lainnya dalam kategori valid. Aspek tujuan dalam kategori sangat

valid. Ini berarti, rumusan indikator sudah sesuai dengan kompetensi dasar.

Kemampuan yang diharapkan sesuai dengan indikator. Jumlah indikator sesuai

dengan alokasi waktu yang diberikan.

Aspek rasional dinyatakan valid. Artinya, isi modul sesuai dengan ciri

khas modul dan modul dapat memotivasi peserta didik untuk belajar. Aspek isi

juga dinyatakan valid. Dengan demikian, materi yang disampaikan sesuai dengan

tujuan dan sesuai dengan urutan materi. Soal, ringkasan materi, dan peta konsep

sesuai dengan materi yang dipelajari. Aspek karakteristik modul dalam kategori

sangat valid. Hal ini berarti, isi modul dapat merestrukturisasi pengetahuan,

memenuhi semua karakteristik konstruktivisme, dan membangun pemahaman

konsep siswa. Selain itu, bahasa yang digunakan pada modul dapat membimbing

siswa membangun pengetahuan. Peta konsep dapat membantu siswa membangun

pemahaman konsep. Contoh soal dan latihan yang diberikan pada modul

memenuhi aspek konstruktivisme. Modul juga memberikan pengalaman belajar

dan memunculkan interaksi selama kegiatan belajar. Begitu juga dengan

ringkasan materi. Ringkasan materi pada modul memuat apa yang telah dipelajari.

Aspek kesesuaian dalam kategori sangat valid. Dengan demikian, materi,

soal dan ringkasan pada modul sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya

adalah aspek bahasa, dari aspek bahasa diketahui bahwa, pernyataan pada modul

memungkinkan timbulnya penalaran dan argumentasi. Demikian juga dengan


200

bahasa dan huruf yang digunakan, bahasa yang digunakan mudah dipahami dan

huruf yang digunakan proporsional.

Aspek peta konsep juga dalam kategori valid. Hal ini berarti, peta konsep

yang digunakan menarik, menggambarkan konsep materi, dan mudah dipahami

siswa kelas VII SMP. Bentuk fisik modul dinyatakan valid. Sehingga, dapat

disimpulkan bahwa kemasan modul ukuran modul, dan bentuk cover modul

menarik. Aspek yang terakhir adalah keluwesan. Aspek ini dinyatakan valid. Ini

berarti modul mudah dimodifikasi dan dikembangkan.

2. Praktikalitas Perangkat Pembelajaran Matematika

Suatu perangkat pembelajaran yang baik hendaklah bersifat praktis. Kriteria

yang dipakai untuk menilai praktikalitas dalam pengembangan perangkat ini

adalah keterlaksanaan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran

matematika berorientasi konstruktivisme. Kemudahan yang mengacu kepada

mudahnya perangkat tersebut digunakan guru dan dipahami oleh siswa dan waktu

yang mengacu cukupnya waktu yang disediakan dalam melaksanakan perangkat

tersebut. Dalam menilai kepraktisan pada perangkat ini, maka dikumpulkan data

angket praktikalitas yang diisi oleh siswa dan guru. Selain itu, dilakukan juga

wawancara terhadap siswa dan guru setelah uji kelompok besar. Uji praktikalitas

dilaksanakan pada tahap evaluasi one-to-one, evaluasi kelompok kecil, dan uji

kelompok besar.
201

Hasil uji praktikalitas one-to-one menunjukkan bahwa modul yang

dikembangkan sudah praktis. Berdasarkan angket praktikalitas respons siswa

diketahui bahwa angket dalam kategori praktis. Namun, terdapat beberapa

perbaikan yang dilakukan dari beberapa kesalahan yang ditemui. Perbaikan yang

dilakukan yaitu dari segi pengetikan, kejelasan isi, dan keterbacaan.

Hasil uji praktikalitas pada tahap evalusi kelompok besar menunjukkan

bahwa modul yang dikembangkan sudah praktis. Uji praktikalitas dilakukan

dengan pengisian angket respons siswa. Berdasarkan hasil angket respon siswa

diketahui modul yang dikembangkan sudah praktis dengan beberapa perbaikan.

Perbaikan dilakukan berdasarkan saran siswa pada angket respons siswa dan

permasalahan yang ditemui dalam kegiatan belajar dengan modul. Perbaikan

dilakukan dari segi kejelasan penulisan informasi, kejelasan perintah soal, dan

kolom penyelesaian dari soal yang diberikan, serta kejelasan bahasa yang

digunakan.

Data praktikalitas pada tahap ujicoba kelompok besar diperoleh melalui

angket respons dan wawancara terhadap siswa dan guru. Dipilih 3 siswa dengan

kemampuan tinggi, sedang, dan rendah untuk diwawancarai. Berdasarkan hasil

angket diketahui bahwa angket yang dikembangkan sudah praktis. Hal ini

didukung dari hasil wawancara. Siswa menyatakan penyajian modul menarik dan

sebagian besar isi modul mudah dibaca walaupun ada sedikit yang kurang jelas.

Siswa lebih senang dengan penyampaian materi pada modul dibandingkan buku
202

yang mereka gunakan. Modul terlihat menarik karena didukung oleh isi, warna,

dan gambar-gambar pendukung kejelasan penyampaian materi.

Berdasarkan hasil angket dari guru diketahui juga pembelajaran dengan

modul sangat praktis. Hal ini juga didukung dari hasil wawancara yang dilakukan

dengan guru. Menurut guru modul mudah digunakan baik dari segi petunjuk

modul maupun dari isi modul. Begitu juga dengan perangkat pembelajaran yang

digunakan, guru menyatakan perangkat pembelajaran berorientasi konstruktivisme

dapat membuat siswa lebih bersemangat, dan aktivitas belajar siswa menjadi

meningkat. Langkah-langkah kegiatan pada modul mudah dimengerti. Hal ini

juga didukung oleh kejelasan penyajian modul. Selain itu, menurut guru bahasa

yang digunakan sebagian besar jelas. Hanya ada perlu sedikit perbaikan

berdasarkan saran yang telah diberikan. Guru juga menyatakan bahwa tidak ada

kendala yang berarti dalam belajar dengan modul. Hanya kendala terdapat dari

penulisan modul yang bahasanya perlu diperbaiki.

RPP yang digunakan juga praktis. Menurut pendapat guru, RPP dapat

membantunya dalam kegiatan belajar dengan modul. Guru menyatakan, tidak ada

kendala yang berarti dalam penggunaan RPP. Dari segi waktu, penggunaan modul

sudah tepat. Waktu yang digunakan dapat membuat siswa lebih memahami

konsep materi.

3. Efektivitas Perangkat Pembelajaran Matematika

Pelaksanaan ujicoba kelompok besar bertujuan untuk mengetahui efektivitas

perangkat pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme yang


203

dikembangkan. Perangkat yang diujicobakan pada tahap ini sudah dikatakan valid

menurut tinjauan para ahli bidang studi, ahli bahasa, dan ahli dibidang teknologi

pendidikan, serta sudah praktis pada tahap evaluasi one to one dan small group.

Pada tahap uji coba kelompok besar parangkat pembelajaran berorientasi

konstruktivisme juga dinyatakan praktis digunakan.

Efektivitas penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa jauh kegunaan

dan manfaat dari perangkat pembelajaran berorientasi konstruktivisme dalam

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil uji efektivitas

diperoleh bahwa aktivitas positif menunjukkan persentase yang cenderung

meningkat untuk setiap pertemuan. Kondisi ini menunjukkan bahwa perangkat

yang dikembangkan dapat meningkatkan aktvitas siswa. Menurut Sardiman

(2001: 100), banyak cara yang dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang

kondusif, sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar secara optimal, sesuai

dengan kemampuannya masing-masing. Suasana belajar yang kondusif salah

satunya dapat diciptakan dari penerapan pembelajaran berorientasi

konstruktivisme.

Hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar siswa yang merupakan

pelaku aktif dalam kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh melalui tes akhir.

Berdasarkan hasil analisis dari tes akhir terdapat lebih dari 82,35 % siswa nilainya

di atas KKM yaitu 75. Selain itu, jika dilihat dari hasil belajar sebelumnya pada

ulangan harian materi bilangan bulat, dengan ketuntasan sebesar 50% dan rata-

rata 72,77 menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa mengalami


204

peningkatan. Dengan demikian, perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme sudah bisa dikatakan atau dikategorikan efektif.

C. Revisi Produk Setelah Penelitian

Dalam pengembangan perangkat pembelajaran matematika berorientasi

konstruktivisme selalu ada perbaikan setelah dilakukan ujicoba. Pada hasil uji

lapangan (field test), masih terdapat perbaikan perangkat pembelajaran

matematika seperti yang telah dijelaskan secara detail pada hasil penelitian uji

lapangan. Adapun kesimpulan hasil revisi dari semua pertemuan yang telah

dilakukan pada uji lapangan dapat dilihat pada Tabel 35 berikut ini.

Tabel 35. Hasil Revisi Modul Setelah Uji Lapangan


No
Produk Sebelum Revisi Sesudah Revisi
.
1. RPP Pada aspek indikator Aspek Indikator
pembelajaran pembelajaran pada RPP
menggunakan tabel untuk tidak menggunakan tabel.
setiap pertemuan.
2. Modul Kegiatan Orientasi
Pada “Kegiatan Belajar Gambar apel diganti dengan
2.1” siswa masih bingung gambar Martabak. Hal ini
menggambar bagian apel dilakukan agar siswa lebih
yang dipotong menjadi mudah membagi sama besar
empat bagian sama besar. gambar yang diberikan.
Pada “Kegiatan Belajar Perintah soal untuk mengisi
2.5” siswa masih bagian tabel dijelaskan agar
kebingungan dalam siswa tidak bingung dalam
menjawab tabel. Hal ini menjawab.
dikarenakan pada bagian
atas tabel perintah yang
diberikan belum jelas.
Pada “Kegiatan Belajar Pengantar pada bagian
2.6” Pengantar bilangan orientasi diperbaiki dengan
205

desimal pada bagian menjelaskan cara


“orientasi” membuat siswa memperoleh bilangan
binggung. desimal dengan pendekatan
gambar persegi
perseratusan.

Kegiatan Elicitasi
Pada “Kegiatan Belajar Soal dibuat lebih terurut,
2.3”, urutan perintah soal dan perintah soal
pada elicitasi membuat dipersingkat.
siswa bingung karena
kurang terurut.
Pada “Kegiatan Belajar Pertanyaan dibuat lebih
2.4”, pertanyaan bagian singkat dan jelas. Setiap
elicitasi masih satu pertanyaan diberikan
membingungkan siswa. tempat jawaban.
Karena pertanyaan dibuat
dalam satu tempat
sehingga siswa bingung
harus menjawab yang
mana lebih dulu.
Kegiatan Restrukturisasi Ide
Pada “Kegiatan Belajar Kolom jawaban dibuat pada
2.3”, siswa mengisi halaman soal nomor 3 agar
jawaban bagian siswa dapat langsung
“restrukturisasi ide” menjawab dikolom tersebut.
nomor 3 tidak pada kolom
yang disediakan. Hal ini
dikarenakan kolom
jawaban dibuat pada
halaman berikutnya.
Kegiatan Aplikasi Ide
Kolom jawaban untuk Kolom jawaban pada
bagian “ayo berlatih 2.1” bagian “ayo berlatih 2.1”
belum disediakan ditambahkan untuk semua
sehingga sebagian siswa soal yang belum disediakan
masih bertanya kepada kolom jawaban.
guru dimana harus
206

dituliskan jawabannya.

Berdasarkan Tabel 35, secara umum permasalahan yang ditemukan pada

modul untuk kegiatan orientasi, yaitu bagian perintah pertanyaan masih membuat

siswa bingung. Pada kegiatan elicitasi, permasalahan yang sering ditemukan

adalah pertanyaan yang begitu panjang yang membuat siswa binggung, sehingga

setiap pertanyaan pada elicitasi dibuat singkat dan jelas. Pada kegiatan

restrukturisasi ide dan aplikasi ide, permasalahan yang sering ditemukan adalah

belum disediakannya kolom jawaban tempat siswa untuk mengisi jawaban,

sehingga dilakukan perbaikan dengan menyediakan langsung kolom jawaban dari

setiap pertanyaan yang diberikan.

D. Keterbatasan Penelitian

Pengembangan prototipe perangkat pembelajaran berorientasi

konstruktivisme mengalami beberapa permasalahan yang menjadi keterbatasan

dalam penelitian pengembangan ini. Keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Observer tidak dapat mencatat secara detail aktivitas apa saja yang dilakukan

oleh siswa.

2. Waktu pelaksanaan evaluasi one to one dan small group kurang memadai

untuk diujicobakan pada seluruh pertemuan. Hal ini dikarenakan peneliti

hanya dapat mengujicobakan pada saat jam pelajaran matematika. sehingga,

mengingat pentingnya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar di kelas,

maka uji coba one to one dan small group hanya diujicobakan sebanyak dua

pertemuan.
207

3. Perangkat ini dibuat hanya untuk 1 SK (standar kompetensi) yaitu SK

Bilangan, tetapi ujicoba produk hanya dilakukan untuk materi pecahan.

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menghasilkan

perangkat pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme. Perangkat

tersebut berupa RPP dan Modul. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh

kesimpulan berikut.

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran matematika

berorientasi konstruktivisme yang dikembangkan dalam kategori sangat

valid baik dari segi isi maupun konstruk dengan karakteristik (1) perangkat

pembelajaran memenuhi semua aspek dari karakteristik konstruktivisme

yaitu orientasi, elicitasi, restukturisasi ide, aplikasi ide, dan review, (2)

perangkat pembelajaran sesuai dengan SK, KD, dan indikator, (3)

perangkat pembelajaran sudah konsisten dan mendukung satu sama lain,

(4) penyajian perangkat pembelajaran sudah benar dari segi format, isi,

penyajian, bahasa, dan huruf.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran matematika

berorientasi konstruktivisme yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria


208

praktis dengan karakteristik, (1) perangkat pembelajaran jelas dari segi

petunjuk penggunaan, bahasa, dan langkah-langkah konstruktivisme, (2)

perangkat pembelajaran mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran,

(3) waktu yang disediakan untuk melakukan tugas-tugas dalam perangkat

pembelajaran memadai. Hal ini dapat dilihat dari data angket praktikalitas

respons guru dan praktikalitas angket respons siswa, serta dari hasil

wawancara terhadap guru dan siswa.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran matematika

berorientasi konstruktivisme yang dikembangkan sudah efektif dalam

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari data

hasil observasi aktivitas siswa yang menunjukkan bahwa siswa aktif dalam

kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan modul, dan

ketuntasan hasil belajar siswa yang lebih dari 82,35% mencapai KKM.

B. Implikasi

Pengembangan ini telah menghasilkan perangkat pembelajaran

berorientasi konstruktivisme untuk Sekolah Menengah Pertama kelas VII

semester 1 pada materi bilangan bulat dan bilangan pecahan. Perangkat

pembelajaran berorientasi konstruktivisme dapat dijadikan sumber belajar

bagi siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi yang

menggunakan konsep. Dengan menggunakan perangkat pembelajaran

berorientasi konstruktivisme, proses pembelajaran menjadi efektif, siswa

dapat belajar mandiri dan menemukan konsep sendiri. Pengembangan modul

bilangan ini mengacu pada prinsip pembelajaran yang menekankan pada


209

prinsip memberikan kebebasan pada siswa untuk belajar dengan kemampuan

dan kecepatannya sendiri. Pada pembelajaran menggunakan modul ini, siswa

dituntut kemandirian siswa dan harus melakukan serangkaian aktivitas

pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan modul pada penggunaan

waktu yang dibutuhkan, tergantung pada kemampuan siswa dan cara guru

mengkondisikan keadaan.

Perangkat pembelajaran matematika berorientasi konstruktivisme untuk

materi bilangan ini dapat digunakan dalam kurikulum KTSP dan juga

kurikulum 2013. Di dalam kurikulum 2013 siswa ditekankan untuk lebih aktif

dalam kegiatan menanya, mengamati, mengumpulkan informasi, mengolah

informasi, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan hasil yang telah

diperoleh. Hal ini juga sejalan dengan pendekatan konstruktivisme yang

menekankan pada siswa yang aktif mencari, menemukan, membangun

pengetahuannya sendiri dan guru hanya sebagai fasilitator. Namun, jika

perangkat ini nantinya digunakan pada kurikulum 2013, maka hal yang perlu

dilakukan adalah menyesuaikan komponen RPP berorientasi konstruktivisme

dengan kurikulum 2013.

C. Saran

1. Perangkat pembelajaran berorientasi kontruktivisme ini dapat dijadikan

contoh bagi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang

lain dengan tetap mempertahankan prinsip konstruktivisme.

2. Bagi guru yang ingin menggunakan perangkat ini dalam kurikulum 2013,

disarankan untuk menyesuaikan dengan komponen RPP menurut


210

kurikulum 2013. Penyesuaian terutama untuk komponen kompetensi inti

yang belum sepenuhnya dibedakan dalam kurikulum 2007.

DAFTAR RUJUKAN

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta: Rineka Cipta.

Quale, Andreas. 2011. On the Role of Constructivism in Mathematical


Epistemology. Journal of Radical Constructivism. (online), Vol. 7,
No. 2, halaman 104, (http://search.ebscohost.mobi, diakses 16
Januari 2016).

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Ariyunita, Noraida. 2012. Analisis Kesalahan Dalam Penyelesaian Soal Operasi


Bilangan Pecahan, (online),
(http://eprints.ums.ac.id/21133/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdf ,
diakses 3 Juni 2015).
Basuki, Achmad. Tanpa Tahun. Makna Warna dalam Desain.
(http://basuki.lecturer.pens.ac.id/lecture/MaknaWarnaDalamDesain.
pdf , diakses 5 November 2015).
Brooks, Jacqueline Grennon and Brooks, Martin G. 1993. The case for
constructivist classrooms. Alexandria, VA: ASCD.
Budiningsih, Asri. 2012. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

------------------------. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


Erlangga.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia


Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
211

Djamarah dan Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Edriati, Sofia. 2014. “Pengembangan Modul Buku Ajar Metode Numerik Berbasis
Konstruktivisme dan Berbantuan ICT”. Tesis tidak diterbitkan.
Padang: Program Pascasarjana UNP Padang.
Habibi, Mhmd. 2012. “Pengembangan Modul Pecahan Berbasis Konstruktivisme
dengan Sisipan Karikatur Untuk Kelas VI Sekolah Dasar”. Tesis
tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP Padang.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ismail, dkk. 2004. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Lufri. 2007. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang:


UNP press.

Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muliyardi. 2006. “Pengembangan Model Pembelajaran Matematika


Menggunakan Komik di Kelas I Sekolah Dasar”. Disertasi Tidak
diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Mulyasa, E.. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:


Bumi Aksara.

Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:


PT. Bumi Aksara.

Pannen, Paulina dan Purwanto. 1997. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikti
Depdikbud.

Plomp, T. dan Nieveen, N. (Eds). 2007. An Introduction to Educational Design


Research. Enschede: Netherlands Institute for Curriculum
Development (SLO).

-------------------------------------------. 2013. An Introduction to Educational Design


Research. Enschede: Netherlands Institute for Curriculum
Development (SLO).

Prewironegoro, Praktiknyo. 1985. Evaluasi Hasil Belajar Khusus Analisis Soal


Untuk Bidang Studi Matematika. Jakarta: CV Fortuna.
212

Purwanto, N. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Rochmad. 2011. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika.


Artikel tidak diterbitkan. Semarang: UNNES.
Rosyid. 2010. “Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Modul”.
(http://www.rosyid.info/2010/06/pengertian-fungsi-dan-tujuan-
penulisan.html , di akses 16 Mei 2015).

Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Grafindo


Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

--------------------. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2003. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.

Desi, Suharto, dan Dinawati. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Matematika Berorientasi pada Pendekatan Realistics Mathematics
Education Sub Pokok Bahasan Bilangan Pecahan Siswa Kelas VII
SMP, (online), Vol. 3, No. 3. Hal 179-188
(http://jurnal.unej.ac.id/index.php/kadikma/article/viewFile/1023/820,
diakses 3 Juni 2015).
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasionalnya. Yogyakarta:
Bumi Aksara.
Sukmadinata, N.S. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PPS UPI dan
PT Remaja Rosdakarya.
Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas.

Suparno, Paul. 2006. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:


Kanisius.
213

Suprawoto. 2010. Manfaat Modul.


(http://www.scribd.com/doc/16554502/Mengembangkan-Bahan-Ajar-
dengan-Menyusun-Modul ,diakses tanggal 16 Mei 2015).
Suryadi, Didi. 2012. Membangun Budaya Baru Dalam Berpikir Matematika.
Bandung: Rizki Press.
Tessmer, Martin. 1993. Planning And Conducting Formatif Evaluation. London:
Kogan Page.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka.

----------. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


Kencana Prenada Media Grup.

Van Den Akker, J. 2013. “Curriculum Development Research as a Specimen of


Educational Design Research”, dalam Tjeerd Plomp dan Nienke
Educational Design Research (Eds.), Part A: An Introduction.
Enschede: Slo.

Vembriarto, St. 1981. Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Paramita.

Walle, John A. Van De. 2006. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Jilid 2
Pengembangan dan Pengajaran. Terjemahan oleh Suyono, 2006.
Jakarta: Erlangga.
214
Lampiran 1
214

DAFTAR NAMA-NAMA
VALIDATOR DAN SUBJEK PENELITIAN

A. Daftar Nama-nama Validator

1. Validator Perangkat Pembelajaran Matematika (RPP dan Modul)

No. Nama Validator Pekerjaan


Dosen Pendidikan Matematika
1. Prof. Dr. I Made Arnawa, M.Si
Pascasarjana UNP
Dosen Pendidikan Matematika
2. Drs. Hendra Syarifuddin, M.Si., P.hD
Pascasarjana UNP
Dosen Pendidikan Matematika
3. Dr. Edwin Musdi, M.Pd
Pascasarjana UNP
4. Drs. Nursaid, M.Pd Dosen Bahasa UNP
Dosen Teknologi Pendidikan
5. Dr. Ridwan, M.Sc.Ed
Pascasarjana UNP

2. Validator Instrumen Penelitian

No. Nama Validator Pekerjaan


Dosen Pendidikan Matematika
1. Drs. Hendra Syarifuddin, M.Si., P.hD
Pascasarjana UNP
2. Drs. Nursaid, M.Pd Dosen Bahasa UNP
Dosen Pendidikan Matematika
3. Dr. Jasrial, M.Pd
Pascasarjana UNP
Lampiran 2
215

B. Subjek Penelitian

1. Nama Siswa Evaluasi Orang Per Orang (One to One Evaluation)

No. Nama Siswa Kategori Kemampuan


1. Dindania Dildia Tinggi
2. Miranti Az-Zahra Sedang
3. Winaldo Ageng Kalimasada Rendah

2. Nama Siswa Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group Evaluation)

No Nama Siswa Kategori Kemampuan


1. Dian Hardini Tinggi
2. Siti Aisyah Tinggi
3. Stevani Safitri Sedang
4. Melati Putri Sedang
5. Fahri Ikhsan Rendah
6. Muhammad Hafiz Rendah

3. Nama Siswa Uji Lapangan (Field Test)

No. Nama Siswa Kelas


1. Amanda Septriana VII. 3
2. Ainul Azhari VII. 3
3. Al Firma Savella VII. 3
4. Aprian Dio VII. 3
5. Bima Sakti wiraguna VII. 3
6. Celvin Julianza P. VII. 3
7. Devi Nurika Sari VII. 3
8. Diandra Canny Ruby A. VII. 3
9. Dimas Nurikwan VII. 3
10. Eko Saputra VII. 3
11. Fajrillah VII. 3
12. Fatimah Azarah VII. 3
13. Fina Anggraini K. VII. 3
14. Fitri Wahyuni VII. 3
15. Genisa Ramadhana VII. 3
16. Ilham Yendra Pratama VII. 3
17. Kurniawan Putra P. VII. 3
18. Mayyudin VII. 3
19. Mingliawati VII. 3
20. Muhaimin Dahusi VII. 3
21. Muhammad Rizal I. VII. 3
216

22. Nurhayati VII. 3


23. Nurul Tari Aini VII. 3
24. Olivia Verlita Evelin VII. 3
25. Rama Priyatna VII. 3
26. Ramadhani VII. 3
27. Revi Sditia Ardana VII. 3
28. Rezi Efrizal VII. 3
29. Redho Akbar Evanka VII. 3
30. Sarah Salsabila Rizanti VII. 3
31. Sari Ernita VII. 3
32. Stevani VII. 3
33. Syovinda Robinson VII. 3
34. Wulan Oktarina VII. 3
35. Yurizki Juliandi VII. 3
36. Zakaria VII. 3

Lampiran 3

HASIL SARAN DAN REVISI


217

RPP BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME DARI VALIDATOR

No
Saran Perbaikan Setelah Revisi
.
Prof. Dr. I Made Arnawa, M.Si. (Validator 1)
1. Bedakan RPP pada setiap pertemuan, RPP diberi nama untuk tiap pertemuan.
misalkan dengan RPP 1, RPP 2, RPP Hasil perbaikan seperti gambar di bawah ini.
3, dan seterusnya.

2. Pada kegiatan inti lebih didetailkan Ciri-ciri konstruktivisme diperjelas lagi pada
lagi ciri-ciri konstruktivisme. Misalkan RPP. Seperti pada bagian “restrukturisasi
pada karakteristik restrukturisasi ide, ide” berikut ini.
dijelaskan permasalahan langsung “Siswa kemudian diminta untuk
pada RPP. Berikut bagian menyelesaikan bagian restrukturisasi ide.
restrukturisasi sebelum direvisi, Bagian ini berisi permasalahan mengenai
“Siswa kemudian berdiskusi untuk pecahan, yaitu Bagaimana cara membagi 3
menyelesaikan soal yang diberikan. kue kepada 4 orang anak, dengan syarat
Guru berkeliling untuk membantu setiap anak memperoleh bagian yang sama.
siswa yang mengalami kesulitan. Berapa banyak bagian yang diperoleh
Siswa diminta untuk menuliskan hasil setiap anak? “.
diskusi pada bagian penyelesaian.
(Restrukturisasi Ide)”.
3. Pada kegiatan aplikasi ide diberi nama Pada kegiatan aplikasi ide diberi nama “ayo
“ayo berlatih 1, ayo berlatih 2, dan berlatih 2.1, dan seterusnya” seperti pada
seterusnya. gambar berikut.

4. Pada kegiatan penutup diberi juga Diberi nama untuk PR pada kegiatan
218

nama PR pada latihan 1, latihan 2, penutup seperti pada gambar berikut.


latihan 3, dan seterusnya.

Drs. Hendra Syarifuddin, M.Si., P.hD. (Validator 2)


1. Pada kegiatan inti lebih baik Ditampilkan langsung permasalahan yang
ditampilkan permasalahan yang akan dibahas oleh siswa pada RPP, seperti pada
dibahas oleh siswa. gambar berikut.

2. Tidak perlu dirincikan waktu pada Waktu pada kegiatan pembelajaran hanya
setiap kegiatan dari konstruktivisme, dirincikan untuk kegiatan pendahuluan, inti,
karena biarkan siswa sendiri yang dan kegiatan penutup, seperti pada gambar
mengerjakan sesuai dengan berikut ini.
kemampuannya masing-masing.
Berikut ini gambar sebelum direvisi,

Dr. Edwin Musdi, M.Pd. (Validator 3)


1. Indikator RPP diperbaiki lagi karena Indikator RPP diperbaiki menjadi kata
belum operasional. Adapun indikator operasional. Adapun indikator RPP setelah
RPP 2.1 sebelum dilakukan revisi dilakukan revisi adalah sebagai berikut.
adalah e. Menentukan nilai pecahan dari berbagai
c. Memahami arti pecahan. masalah yang diberikan.
219

d. Menentukan nilai pecahan dari f. Menentukan nilai pecahan dari gambar


berbagai masalah yang diberikan. yang diberikan.
g. Menuliskan bagian pecahan dari masalah
yang diberikan.

2. Tujuan Pembelajaran diperjelas lagi. Tujuan pembelajaran diperjelas lagi menjadi


Adapun tujuan pembelajaran pada RPP berikut ini.
2.1 sebelum dilakukan revisi adalah 4. Siswa dapat menentukan nilai pecahan
sebagai berikut. dari berbagai masalah yang diberikan.
3. Menemukan konsep pecahan. 5. Siswa dapat menentukan nilai pecahan
4. Menentukan simbol pecahan dari dari gambar yang diberikan.
suatu pernyataan atau gambar dan 6. Siswa dapat menuliskan bagian pecahan
sebaliknya. dari maslah yang diberikan.
3. Materi lebih ditekankan lagi pada RPP. Materi pada RPP diperbaiki lagi menjadi
Materi ajar sebelum direvisi seperti seperti pada gambar berikut ini.
gambar berikut.

4. Langkah-langkah kegiatan Kegiatan pembelajaran dirincikan lagi,


pembelajaran lebih dirincikan lagi. adapun salah satu contoh kegiatan yang
diperbaiki adalah sebagai berikut.

Drs. Nursaid, M.Pd. (Validator 4)


220

1. Perbaiki Tujuan Pembelajaran pada Tujuan pembelajaran diperjelas lagi menjadi


RPP karena kalimatnya masih berikut ini.
membinggungkan. 1. Siswa dapat menentukan nilai pecahan
dari berbagai masalah yang diberikan.
2. Siswa dapat menentukan nilai pecahan
dari gambar yang diberikan.
3. Siswa dapat menuliskan bagian pecahan
dari maslah yang diberikan.
2. Perhatikan lagi kata operasional pada Kata operasional pada indicator diperbaiki
indikator. seperti berikut ini.

3. Sumber belajar terlalu minim, jadi Sumber belajar ditambah lagi menjadi
tambahkan lagi sumber belajar seperti berikut ini.
1. Diktat Pelaksanaan Modul Bilangan
Berorientasi Konstruktivisme Untuk
SMP kelas VII Semester 1.
2. Buku teks “Adinawan, M.Cholik dan
Sugijono. 2007. Matematika untuk SMP
kelas VII 1A Semester 1. Jakarta:
Erlangga”.
3. LKS Matematika untuk SMP kelas VII
1A Semester 1
Dr. Ridwan, M.Sc.,Ed. (Validator 5)
1. Kata operasional “menggambarkan” Kata operasional “menggambarkan” pada
pada indikator kognitif sebaiknya indikator kognitif diganti dengan
diganti dengan “menuliskan”. Seperti “menuliskan”, seperti gambar berikut.
gambar berikut,

2. Perjelas KD yang dikembangkan. Setelah direvisi KD untuk RPP 2.1 yaitu,


Awalnya untuk RPP 2.1 KD yang 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
digunakan yaitu, dan pecahan.
221

1.1 Melakukan operasi hitung


bilangan bulat dan pecahan.
1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi
hitung bilangan pecahan dalam
pemecahan masalah.
3. Pada “sumber belajar” sebaiknya LKS Sumber belajar pada RPP ditambah lagi
yang digunakan di sekolah dengan LKS yang dibeli oleh siswa, seperti
pada gambar berikut.
dimasukkan juga.

4. Pada sumber belajar modul bilangan Pada sumber belajar modul yang
yang dikembangkan lebih baik diganti dikembangkan diganti dengan Diktat
Pelaksanaan Modul Bilangan, seperti pada
dengan “Diktat pelaksanaan Modul
gambar berikut.
Bilangan”. Awalnya sumber belajar
modul yang dikembangkan adalah
seperti gambar berikut.
222

Lampiran 4

HASIL SARAN DAN REVISI


MODUL BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME DARI VALIDATOR

No Saran Perbaikan Setelah Revisi


Prof. Dr. I Made Arnawa, M.Si. (Validator 1)
1. Tujuan Pembelajaran belum ada dalam Ditambahkan tujuan pembelajaran diawal
modul. pembelajaran dengan modul, seperti pada
gambar berikut.

2. Karakteristik pada restrukturisasi ide Karakteristik pada restrukturisasi ide


diperjelas lagi bahwa siswa diperjelas menjadi “Selesaikanlah
menyelesaikan masalah secara individu permasalahan berikut ini secara individu,
dulu, kemudian hasil dari penyelesaian kemudian diskusikanlah ide atau
tersebut dibandingkan atau
jawabanmu tersebut dengan teman
223

didiskusikan dengan teman kelompokmu”, hal ini dapat dilihat seperti


kelompoknya. Awalnya perintah pada pada gambar berikut ini.
restrukturisasi ide adalah langsung
mendiskusikan dengan teman
kelompok seperti gambar berikut.

3. Beri nama kegiatan disetiap pertemuan Pada setiap pertemuan materi pada modul
pada modul, misalkan pertemuan 1 diberi nama dengan nama “kegiatan belajar
dengan kegiatan 1.1, pertemuan 2 2.1, kegiatan belajar 2.2 dan seterusnya
dengan kegiatan 1.2, dan seterusnya. untuk kegiatan bab 2”. Seperti yang terlihat
pada gambar berikut ini.

Drs. Hendra Syarifuddin, M.Si., P.hD. (Validator 2)


1. Beri tempat nama siswa pada cover Ditambahkan tempat untuk siswa
modul yang dikembangkan. menuliskan nama dan kelas sebagai
kepemilikan modul, seperti pada gambar
berikut.

2. Gambar pada petunjuk penggunaan Gambar pada petunjuk penggunaan modul


modul diperjelas lagi. diperbesar lagi supaya terlihat jelas.

3. Tambahkan tujuan pembelajaran Disetiap awal materi atau sub bab yang akan
disetiap awal pertemuan terhadap dipelajari ditambahkan tujuan pembelajaran,
materi yang akan dipelajari. seperti contoh pada materi pecahan senilai
yang terlihat pada gambar berikut.
224

Dr. Edwin Musdi, M.Pd. (Validator 3)


1. Diperjelas lagi Penggunaan Petunjuk Petunjuk penggunaan modul diperjelas lagi
Modul untuk siapa. menjadi “petunjuk penggunaan modul untuk
siswa”, seperti gambar berikut.

2. Gambar pada penggunaan modul Gambar pada petunjuk penggunaan modul


terlalu kecil. diperbesar lagi supaya terlihat jelas.
3. Daftar isi diperbaiki. Awalnya daftar Daftar isi diperbaiki lagi dengan
isi seperti pada gambar berikut. menguraikan lebih jelas dari setiap sub
materi, seperti pada gambar berikut.

4. Setiap gambar pada modul harus diberi Setiap gambar pada modul diberi keterangan
keterangan. di bawahnya, seperti contoh pada gambar
berikut.

5. Perbaiki lagi contoh soal 2.1.1 dan Contoh soal 2.1.1 dan 2.1.2 tentang arti
2.1.2 tentang arti pecahan dengan pecahan dan lambangnya, seperti pada
ilustrasi gambar. Awalnya contoh soal gambar berikut.
adalah sebagai berikut.
225

6. Pada soal cerita 2.2 yang bergambar Pada orientasi kegiatan belajar 2.2 diubah
kue bolu diubah dengan soal cerita topik materinya dengan buah jeruk Sunkist.
yang lain.
7. Buat kunci Lembar kerja siswa dan Pada modul ditambahakan kunci Lembar
kunci Setiap Latihan Sub Bab. Kerja Siswa dan kunci Setiap Latihan Sub
Bab. Seperti pada gambar berikut.

dan,

Drs. Nursaid, M.Pd. (Validator 4)


1. Kalimat pada paragraf pertama kata Paragraph pertma pada kata pengantar modul
pengantar modul diperbaiki lagi diperbaiki menjadi,
yaitu,”Puji syukur penulis haturkan “Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji
kehadirat Allah Yang Maha Kuasa. bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
Karena atas berkah, rahmat, dan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
karuniaNya, penyusunan modul dapat menyelesaikan modul pembelajaran
Matematika dengan materi Bilangan matematika yang berjudul “Modul Bilangan
dapat diselesaikan”. Seperti pada Berorientasi Konstruktivisme Untuk Siswa
gambar berikut. SMP Kelas VII/1”. Seperti pada gambar
berikut.
226

2. Perbaiki aturan penomoran pada Diperbaiki aturan penomoran pada indikator


indikator tujuan pembelajaran pada tujuan pembelajaran pada modul bilangan.
modul bilangan. seperti pada gambar seperti pada gambar berikut.
berikut.

3. Peta konsep diperbaiki lagi karena Tampilan Peta konsep diperbaiki menjadi
kurang spesifik dan menarik. lebih menarik. Seperti pada gambar berikut.

4. Cermati dan perbaiki penerapan EYD Diperbaiki kata-kata yang salah ketik pada
yang disarankan pada modul. modul berdasarkan saran yang diberikan.
Dr. Ridwan, M.Sc.,Ed. (Validator 5)
1. Pada karakteristik orientasi diberi Pada kegiatan orientasi ditambah lagi
interaksi lebih banyak lagi dalam interaksi siswa dengan diberi pertanyaan
penyampaian materi. supaya siswa ikut dalam penyampaian materi
pada modul. Seperti pada gambar berikut.
227

2. Font huruf untuk petunjuk penggunaan diperbesar font huruf untuk petunjuk
modul diperbesar/diperjelas lagi. penggunaan modul.

3. Kembangkan tampilan peta konsep Tampilan Peta konsep diperbaiki menjadi


supaya lebih lengkap dan menarik. lebih menarik. Seperti pada gambar berikut.

4. Kembangkan lagi pertanyaan- Pertanyaan-pertanyaan pada restrukturisasi


pertanyaan pada restrukturisasi ide, ide dikembangkan lagi. Seperti pada
supaya pertanyaan tersebut dapat pertamyaan berikut berikut.
memancing siswa untuk lebih berpikir “Jika penyebut dari kedua pecahan
dalam melakukan atau mencari berbeda, Apakah bisa dijumlahkan?
penyelesaiannya.
Apa yang harus dilakukan? Buatlah
kesimpulan dari permasalahan di atas”.
Lampiran 5
228

LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Pengantar

Lembar validasi ini disampaikan kepada Bapak/Ibu bertujuan untuk


mendapatkan masukan tentang keterlaksaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang peneliti kembangkan. Data hasil validasi ini peneliti gunakan sebagai
data penelitian di Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNP yang
berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berorientasi
Konstruktivisme Untuk Materi Bilangan di SMP Kelas VII”.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat atau saran
dalam bentuk pengisian lembar validasi ini yang sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Atas Bantuan Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Untuk memberikan penilaian terhadap pengamatan keterlaksaan RPP
matematika, Bapak/Ibu cukup memberikan tanda centang () pada kolom yang
disediakan. Alternatif jawaban yang dapat dipilih adalah sebagai berikut:
1 = Tidak Setuju (TS)
2 = Kurang Setuju (KS)
3 = Setuju (S)
4 = Sangat Setuju (SS)
229

C. Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas/Semester : VII/I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Bilangan

NO Aspek yang dinilai Skor Penilaian


1 2 3 4
1. Identitas Mata Pelajaran
a. Mencantumkan identitas Mata Pelajaran.
2. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
a. Standar Kompetensi (SK) yang dipilih sesuai dengan
kurikulum KTSP dan materi bilangan.
b. Kompetensi Dasar (KD) yang dipilih sesuai dengan
kurikulum KTSP dan materi bilangan.
3. Perumusan Indikator Pembelajaran
a. Indikator pencapaian kompetensi sesuai dengan
Kompetensi Dasar (KD).
c. Kata kerja operasional yang digunakan sesuai dengan
kompetensi yang diukur.
4. Perumusan Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi
materi bilangan.
b. Tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar.
c. Tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi.
d. Tujuan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
tersedia.
5. Pemilihan Materi Pembelajaran
a. Materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum KTSP.
b. Materi pembelajaran disajikan secara sistematis.
c. Materi pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu.
d. Materi yang disajikan mengandung permasalahan yang
dapat merangsang peserta didik untuk berpikir lanjut.
6. Pemilihan Strategi Pembelajaran
a. Pendekatan pembelajaran cocok digunakan dalam
pembelajaran yang dilaksanakan.
b. Metode pembelajaran cocok digunakan dalam
pembelajaran yang dilaksanakan.
c. Model pembelajaran cocok digunakan dalam
pembelajaran yang dilaksanakan.

7. Pemilihan Sumber Belajar


230

a. Sumber belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran.


b. Sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik
c. Sumber belajar mendukung materi pembelajaran.
8. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan pendahuluan dapat mengkondisikan peserta
didik untuk belajar dengan modul.
b. Kegiatan inti sesuai dengan kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan konstruktivisme dengan bahan ajar
modul.
c. Kegiatan penutup mencakup kegiatan menyimpulkan
materi, memberi PR, dan menyampaikan materi untuk
kegiatan pembelajaran selanjutnya.
d. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik
pendekatan konstruktivisme dengan bahan ajar modul.
e. Kesesuaian alokasi waktu dengan kegiatan
pembelajaran.
9. Penilaian
a. Teknik dan instrumen penilaian lengkap.

Saran:
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Padang, 2015
Validator

(………………………)
Lampiran 6
231

LEMBAR VALIDASI
MODUL BILANGAN BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME

A. Petunjuk Penilaian
1. Bapak/Ibu dimohon untuk menilai Modul Bilangan.
2. Untuk memberikan penilaian, Bapak/Ibu diharapkan memberikan tanda centang
() pada kolom yang disediakan.
3. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti.
1 = Tidak Setuju (TS)
2 = Kurang Setuju (KS)
3 = Setuju (S)
4 = Sangat Setuju (SS)
4. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan saran, masukan atau komentar demi
perbaikan modul bilangan ini, dengan menuliskannya langsung pada bagian
saran perbaikan.
B. Aspek Penilaian
No. Aspek yang dinilai PENILAIAN
1 2 3 4
Tujuan
a. Rumusan indikator sesuai dengan kompetensi
dasar.
1. b. Kemampuan yang diharapkan sesuai dengan
indikator.
c. Jumlah indikator sesuai dengan alokasi waktu
yang diberikan.
Rasional
a. Isi modul sesuai dengan ciri khas modul.
2.
b. Modul dapat memotivasi peserta didik untuk
belajar.
Isi Modul
a. Materi yang disampaikan pada modul sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b. Materi yang disampaikan pada modul disusun
sesuai dengan urutan materi.
3. c. Soal yang digunakan mudah dipahami siswa.
d. Soal-soal latihan yang digunakan bervariasi.
e. Ringkasan materi disetiap akhir bab pada modul
mencakup semua materi yang telah dipelajari.
f. Peta konsep yang digunakan sesuai dengan
konsep materi.
4. Karakteristik Modul
a. Isi modul dapat membantu siswa dalam
232

merestrukturisasi pengetahuan.
b. Materi pada modul memenuhi aspek
karakteristik konstruktivisme yaitu orientasi,
elicitasi, restrukturisasi ide, aplikasi ide, dan
review.
c. Materi yang dimuat dapat membangun
pemahaman konsep siswa.
d. Bahasa yang digunakan dapat membimbing
siswa dalam membangun pengetahuan.
e. Peta konsep dapat membantu siswa membangun
pemahaman konsep.
f. Contoh soal dan latihan yang dimuat telah
memenuhi aspek konstruktivisme.
g. Modul dapat memberikan pengalaman belajar
baru bagi siswa.
h. Materi yang disampaikan dapat memunculkan
interaksi selama kegiatan belajar.
i. Ringkasan materi memuat apa yang telah
dipelajari.
Kesesuaian
a. Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
b. Soal yang digunakan sesuai dengan materi
5. pelajaran.
c. Soal latihan yang digunakan sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
d. Ringkasan modul sesuai dengan materi yang
disampaikan.
Bahasa
a. Pernyataan pada modul memungkinkan
timbulnya penalaran.
b. Pernyataan pada modul memungkinkan
6. timbulnya argumentasi.
c. Bahasa yang digunakan dalam modul mudah
dipahami peserta didik kelas VII SMP.
d. Huruf yang digunakan pada uraian materi
proporsional.
Peta Konsep
a. Bentuk peta konsep yang digunakan menarik.
b. Peta konsep dapat menggambarkan konsep
7.
materi.
c. Peta konsep mudah dipahami peserta didik kelas
VII SMP.
Bentuk Fisik
a. Kemasan Modul menarik.
8.
b. Ukuran/Dimensi Modul proporsional.
c. Bentuk Cover menarik.
9. Keluwesan
a. Modul mudah untuk dimodifikasi dan
233

dikembangkan.

Saran:
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang:
1. Tujuan

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2. Rasional

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3. Karakteristik modul bilangan

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
4. Kesesuaian antar isi modul

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

5. Bahasa
234

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
6. Peta Konsep

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
7. Bentuk fisik

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
8. Keluwesan

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Padang, 2015
Validator

Lampiran 7 ( )

LEMBAR VALIDASI
235

ANGKET KEPRAKTISAN MODUL DAN RPP BERORIENTASI


KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN BILANGAN
DI KELAS VII SMP
(Respons Guru)

A. Petunjuk Pengisian
1. Bapak/Ibu dimohon untuk menilai angket kepraktisan modul dan RPP
berorientasi konstruktivisme (respons guru).
2. Untuk memberikan penilaian, Bapak/Ibu diharapkan memberikan tanda centang
() pada kolom yang disediakan.
3. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti.
1 = Tidak Setuju (TS)
2 = Kurang Setuju (KS)
3 = Setuju (S)
4 = Sangat Setuju (SS)
4. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti.

A = dapat digunakan tanpa revisi

B = dapat digunakan dengan sedikit revisi

C = dapat digunakan dengan revisi sedang

D = dapat digunakan dengan banyak revisi

E = tidak dapat digunakan

5. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan saran, masukan atau komentar demi


perbaikan angket respons guru ini, dengan menuliskannya langsung pada bagian
saran perbaikan.

B. Aspek Penilaian
236

No. Aspek yang dinilai PENILAIAN


1 2 3 4
1. Pernyataan dalam angket jelas.
Pertanyaan sesuai dengan isi perangkat
2.
pembelajaran.
Urutan pernyataan dalam angket terurut
3.
dengan jelas.
Pernyataan dalam angket menggunakan
4.
bahasa yang sederhana.
Pernyataan dalam angket sudah dapat
5.
mengungkapkan karakter siswa.
Pernyataan dalam angket menggunakan
6.
bahasa yang baik dan benar.

Penilaian secara umum


No. Aspek yang dinilai PENILAIAN
A B C D E
Penilaian secara umum terhadap angket
`1.
praktikalitas respons guru.

Saran:
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Padang, 2015
Validator

(………………………)
237

ANGKET KEPRAKTISAN MODUL DAN RPP BERORIENTASI


KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN BILANGAN
DI KELAS VII SMP
(Respons Guru)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)


Kelas/Semester : VII/I
Indikator dalam angket kepraktisan Modul dan RPP

No. Indikator Nomor Pernyataan


1. Penggunaan Modul 1-14
2. Penggunaan RPP 15-20
3. Aspek perangkat pembelajaran 21-25

KISI-KISI
Pernyataan Pernyataan
No. Indikator Pernyataan Negatif
Positif
1. Penyajian 1. Tampilan halaman cover 1, 2, 3, 4, 8 -
modul modul menarik.
2. Setiap judul modul
ditampilkan dengan jelas
sehingga dapat
menggambarkan isi modul.
3. Penempatan tata letak (judul,
subjudul, teks, gambar,
nomor halaman) modul
konsisten sesuai dengan pola
tertentu.
4. Pemilihan jenis huruf, ukuran
serta spasi yang digunakan
sesuai sehingga
mempermudah siswa dalam
membaca modul.
5. Indikator pembelajaran pada
modul sesuai dengan SK dan
KD bilangan.

Penggunaan 6, 9, 12, 14 5, 7, 10, 11,


1. Modul menggunakan kalimat
13
238

Modul yang sulit dipahami siswa.


2. Modul menggunakan bahasa
yang komunikatif dan
struktur kalimat yang jelas.
3. Petunjuk kegiatan-kegiatan
kurang jelas sehingga siswa
ragu dalam menyelesaikan
kegiatan yang ada pada
modul.
4. Modul memfasilitasi siswa
untuk membangun
pemahaman berdasarkan
pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya.
5. Peta konsep pada modul
kurang membantu siswa
dalam memahami keterkaitan
antar konsep materi
6. Pemilihan kata pada peta
konsep sulit dipahami oleh
siswa.
7. Modul mendorong siswa
untuk berdiskusi atau bekerja
sama dengan orang lain
dalam satu kelompok.
8. Gambar dan ilustrasi dalam
modul yang disajikan
berdasarkan masalah sehari-
hari kurang membantu untuk
meningkatkan pemahaman
siswa.
9. Kegiatan yang terdapat dalam
modul bilangan yang
berorientasi konstruktivisme
dapat menumbuhkan
kemauan siswa untuk belajar
matematika.
2. Penggunaan 1. RPP yang dikembangkan 15, 16, 18, 17, 19, 20
RPP mengarahkan guru dalam
merestrukturisasi ide siswa.
2. RPP yang dikembangkan
membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan
konstruktivisme (orientasi,
239

elicitasi, restrukturisasi ide,


aplikasi ide, dan review) pada
modul.
3. Langkah-langkah kegiatan
(pendahuluan, inti, penutup)
pada RPP kurang jelas dan
sulit dipahami.
4. RPP yang dikembangkan
mudah dilaksanakan dalam
mendukung pembelajaran
matematika dengan modul.
5. Bahasa yang digunakan di
dalam RPP tidak sesuai
dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan
benar.
6. SK dan KD pada RPP
berbeda dengan SK dan KD
pada modul.
3. Aspek 1. Perangkat pembelajaran yang 22, 23, 25 21, 24
perangkat dikembangkan membuat
pembelajaran siswa menjadi pasif dalam
belajar.
2. Perangkat pembelajaran yang
dikembangkan dapat
membantu guru dalam
meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi
bilangan di SMP.
3. Perangkat pembelajaran yang
dikembangkan membantu
guru mencapai tujuan
pembelajaran khususnya
bilangan.
4. Penggunaan perangkat
membuat kegiatan
pembelajaran kekurangan
waktu dalam menyampaikan
materi.
5. Guru mudah menggunakan
perangkat pembelajaran
selama proses pembelajaran.
240

A. Petunjuk:
1. Pada angket ini terdapat 25 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan modul yang dikembangkan. Berilah jawaban
yang benar-benar cocok dengan pilihan Bapak/Ibu.
2. Beri tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu
untuk setiap pernyataan yang diberikan.

Keterangan pilihan jawaban


STS = Sangat tidak setuju
TS = Tidak setuju
S = Setuju
SS = Sangat setuju
B. Pernyataan Angket

Skor Penilaian
No. Aspek yang Dinilai
STS TS S SS
1. Tampilan halaman cover modul menarik.
Setiap judul modul ditampilkan dengan jelas
2.
sehingga dapat menggambarkan isi modul.
Penempatan tata letak (judul, subjudul, teks,
3. gambar, nomor halaman) modul konsisten sesuai
dengan pola tertentu.
Pemilihan jenis huruf, ukuran serta spasi yang
4. digunakan sesuai sehingga mempermudah siswa
dalam membaca modul.
Modul menggunakan kalimat yang sulit dipahami
5.
siswa.
Modul menggunakan bahasa yang komunikatif dan
6.
struktur kalimat yang jelas.
Petunjuk kegiatan-kegiatan kurang jelas sehingga
7. siswa ragu dalam menyelesaikan kegiatan yang ada
pada modul.
Indikator pembelajaran pada modul sesuai dengan
8.
SK dan KD bilangan.
Modul memfasilitasi siswa untuk membangun
9. pemahaman berdasarkan pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya.
Peta konsep pada modul kurang membantu siswa
10.
dalam memahami keterkaitan antar konsep materi.
Pemilihan kata pada peta konsep sulit dipahami
11.
oleh siswa.
12. Modul mendorong siswa untuk berdiskusi atau
241

Skor Penilaian
No. Aspek yang Dinilai
STS TS S SS
bekerja sama dengan orang lain dalam satu
kelompok.
Gambar dan ilustrasi dalam modul yang disajikan
13. berdasarkan masalah sehari-hari kurang membantu
untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Kegiatan yang terdapat dalam modul bilangan yang
14. berorientasi konstruktivisme dapat menumbuhkan
kemauan siswa untuk belajar matematika.
RPP yang dikembangkan mengarahkan guru dalam
15
merestrukturisasi ide siswa.
RPP yang dikembangkan membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran
16.
konstruktivisme (orientasi, elicitasi, restrukturisasi
ide, aplikasi ide, dan review) pada modul.
Langkah-langkah kegiatan (pendahuluan, inti,
17.
penutup) pada RPP kurang jelas dan sulit dipahami.
RPP yang dikembangkan mudah dilaksanakan
18. dalam mendukung pembelajaran matematika
dengan modul.
Bahasa yang digunakan di dalam RPP tidak sesuai
19. dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
benar
SK dan KD pada RPP berbeda dengan SK dan KD
20
pada modul.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan
21.
membuat siswa menjadi pasif dalam belajar.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat
22. membantu guru dalam meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi bilangan di SMP.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan
membantu guru mencapai tujuan pembelajaran
23.
khususnya bilangan.

Penggunaan perangkat membuat kegiatan


24. pembelajaran kekurangan waktu dalam
menyampaikan materi.
Guru mudah menggunakan perangkat pembelajaran
25.
selama proses pembelajaran.
242

Saran Perbaikan Perangkat:


______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Padang, 2015
Guru Mata Pelajaran

(………………………)
Lampiran 8
243

LEMBAR VALIDASI
ANGKET KEPRAKTISAN MODUL BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME
PADA PEMBELAJARAN BILANGAN DI KELAS VII SMP
(Respons Siswa)

A. Petunjuk Pengisian
1. Bapak/Ibu dimohon untuk menilai angket kepraktisan modul konstruktivisme
(respons siswa).
2. Untuk memberikan penilaian, Bapak/Ibu diharapkan memberikan tanda centang
() pada kolom yang disediakan.
3. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti.
1 = Tidak Setuju (TS)
2 = Kurang Setuju (KS)
3 = Setuju (S)
4 = Sangat Setuju (SS)
4. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti.

A = dapat digunakan tanpa revisi

B = dapat digunakan dengan sedikit revisi

C = dapat digunakan dengan revisi sedang

D = dapat digunakan dengan banyak revisi

E = tidak dapat digunakan

5. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan saran, masukan atau komentar demi


perbaikan angket kepraktisan modul respons siswa ini, dengan menuliskannya
langsung pada bagian saran perbaikan.
244

B. Aspek Penilaian
No Aspek yang dinilai Penilaian
. 1 2 3 4
1. Petunjuk pengisian angket jelas.
2. Pernyataan dalam angket jelas.
Pernyataan sesuai dengan isi modul
3.
bilangan.
Urutan pernyataan dalam angket terurut
4.
dengan jelas.
Pernyataan dalam angket menggunakan
5.
bahasa yang sederhana.
Pernyataan dalam angket menggunakan
6.
bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Penilaian secara umum


No. Aspek yang dinilai PENILAIAN
A B C D E
Penilaian secara umum terhadap angket
`1.
kepraktisan modul respons siswa

Saran:
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Padang, 2015
Validator

(………………………)
245

ANGKET KEPRAKTISAN MODUL BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME


PADA PEMBELAJARAN BILANGAN DI KELAS VII SMP
(Respons Siswa)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)


Kelas/Semester : VII/I

KISI-KISI
Pernyataan Pernyataan
No. Indikator Pernyataan negatif
positif
1. Penyajian 1. Gambar pada modul 1, 2, 3, 8, 4, 6, 9
Modul membantu saya dalam 13
memahami materi yang
dipelajari.
2. Petunjuk penggunaan
modul bilangan membantu
saya dalam menggunakan
modul.
3. Jenis huruf dan variasi
warna pada modul
membantu saya dalam
memahami materi yang
diberikan.
4. Ada beberapa materi pada
modul yang sulit untuk
dipahami.
5. Penyajian materi pada
modul tidak membantu
dalam memahami dan
membuat kesimpulan dari
materi pecahan.
6. Kegiatan pada modul
membantu saya dalam
memahami materi.
7. Kata-kata atau kalimat
yang disajikan pada
modul mudah dipahami.
8. Soal-soal yang diberikan
bervariasi dan mudah
dipahami.
246

2. Penggunaan 1. Modul bilangan 5, 7, 10, 11, 12, 14, 16,


Modul memudahkan saya dalam 15, 17, 18, 19
mengembangkan 20.
pengetahuan saya tentang
materi bilangan pecahan
(misalnya, saya dapat
memberi contoh lain dari
pecahan).
2. Saya dapat menyelesaikan
masalah yang diberikan
pada modul.
3. Modul dapat memudahkan
kegiatan diskusi dengan
teman.
4. Setiap isi pada modul ini
dapat dihubungkan
dengan hal-hal yang telah
saya lihat, saya lakukan
atau saya pikirkan dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Peta konsep tidak
membantu saya dalam
melihat keterkaitan
materi.
6. Kesulitan yang sering
dialami dalam
menyelesaikan modul
adalah saat mengerjakan
soal cerita yang
membutuhkan manipulasi
bentuk matematika.
7. Sajian materi dan latihan
pada modul yang telah
saya pelajari membuat
saya yakin dan percaya
diri dalam mengikuti ujian
materi bilangan.
8. Soal-soal pada modul
dapat diselesaikan dengan
bantuan teman.
9. Saya dapat menyelesaikan
modul sesuai dengan
waktu yang diberikan
guru.
247

10. Dengan pembelajaran


dengan modul ini saya
merasa mudah untuk
menarik simpulan dari
suatu penyelesaian soal.
11. Belajar dengan
menggunakan buku
matematika lebih mudah
dipahami dibandingkan
belajar dengan modul.
12. Modul bilangan dapat
menjadi salah satu bahan
belajar matematika (selain
buku dan LKS) khususnya
bilangan.
248

ANGKET RESPONS SISWA


TERHADAP MODUL BILANGAN BERORIENTASI
KONSTRUKTIVISME

Nama : …………………………………………………
Kelas : …………………………………………………
Sekolah : …………………………………………………

Dalam rangka pengembangan pembelajaran matematika di kelas, kami mohon


tanggapan adik-adik terhadap proses pembelajaran menggunakan modul bilangan pada
materi bilangan pecahan yang telah dilakukan. Jawaban adik-adik akan kami rahasiakan.
Oleh karena itu, jawablah dengan sejujurnya karena hal ini tidak akan berpengaruh
terhadap nilai matematika adik-adik.

A. Petunjuk:
1. Pada angket ini terdapat 20 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan modul yang baru saja kamu pelajari. Berilah
jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.
2. Beri tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu untuk
setiap pernyataan yang diberikan.

Keterangan pilihan jawaban


STS = Sangat tidak setuju
TS = Tidak setuju
S = Setuju
SS = Sangat setuju
249

B. Pernyataan Angket

Skor Penilaian
No. Aspek yang Dinilai
STS TS S SS
Gambar pada modul membantu saya dalam
1.
memahami materi yang dipelajari.
Petunjuk penggunaan modul membantu saya
2.
dalam menggunakan modul.
Jenis huruf dan variasi warna pada modul
3. membantu saya dalam memahami materi yang
diberikan.
Ada beberapa materi pada modul yang sulit
4.
untuk dipahami.
Modul bilangan memudahkan saya dalam
mengembangkan pengetahuan saya tentang
5.
materi bilangan pecahan (misalnya, saya dapat
memberi contoh lain dari pecahan).
Penyajian materi pada modul tidak membantu
6. dalam memahami dan membuat kesimpulan
dari materi pecahan.
Saya dapat menyelesaikan masalah yang
7.
diberikan pada modul.
Kegiatan pada modul membantu saya dalam
8.
memahami materi.
Saya sering bertanya pada guru tentang kalimat
9.
pada modul yang kurang dipahami.
Modul dapat memudahkan kegiatan diskusi
10.
dengan teman.
Setiap isi pada modul ini dapat dihubungkan
dengan hal-hal yang telah saya lihat, saya
11.
lakukan atau saya pikirkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Peta konsep tidak membantu saya dalam
12.
melihat keterkaitan materi.
Soal-soal yang diberikan bervariasi dan mudah
13.
dipahami.
Kesulitan yang sering dialami dalam
14. menyelesaikan modul adalah saat mengerjakan
soal cerita yang membutuhkan manipulasi
bentuk matematika.
Sajian materi dan latihan pada modul yang
telah saya pelajari membuat saya yakin dan
15.
percaya diri dalam mengikuti ujian materi
bilangan.
Soal-soal pada modul dapat diselesaikan
16. dengan bantuan teman.
250

Skor Penilaian
No. Aspek yang Dinilai
STS TS S SS
Saya dapat menyelesaikan modul sesuai
17.
dengan waktu yang diberikan guru.
Dengan pembelajaran dengan modul ini, saya
18. merasa mudah untuk menarik simpulan dari
suatu penyelesaian soal.
Belajar dengan menggunakan buku matematika
19. lebih mudah dipahami dibandingkan belajar
dengan modul.
Modul bilangan dapat menjadi salah satu bahan
20. belajar matematika (selain buku dan LKS)
khususnya bilangan.

Komentar dan saran tentang modul:


______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Padang, 2015
Nama Siswa

(………………………)
Lampiran 9
251

LEMBAR VALIDASI
INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

A. Petunjuk Penilaian

1. Untuk memberikan penilaian terhadap format observasi aktivitas siswa,


Bapak/Ibu cukup memberikan tanda centang () pada kolom yang disediakan.
2. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti.
1 = Tidak Setuju (TS)
2 = Kurang Setuju (KS)
3 = Setuju (S)
4 = Sangat Setuju (SS)
3. Huruf-huruf yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti.
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan denga revisi sedikit
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan revisi banyak sekali
E = tidak dapat digunakan
4. Jika Bapak/Ibu merasa perlu untuk memberi catatan khusus demi perbaikan
instrumen observasi aktivitas siswa, mohon tuliskan pada bagian yang dimaksud
atau pada bagian saran.
252

B. Aspek Penilaian
Penilaian KET.
No. Aspek yang Dinilai
1 2 3 4
1. Petunjuk
a. Petunjuk dinyatakan dengan
jelas.
b. Indikator yang diobservasi
mudah diamati.
c. Masing-masing indikator dapat
dibedakan dengan jelas.
d. Masing-masing indikator dapat
dilakukan.
2. Isi
a. Indikator yang diamati sudah
mencakup semua aspek yang
mendukung pelaksanaan
pembelajaran dengan bahan
ajar.
b. Indikator yang terdefinisi jelas
3. Bahasa yang Digunakan
a. Kalimat tersusun berdasarkan
kaidah bahasa Indonesia yang
benar
b. Menggunakan kalimat yang
mudah dipahami

Penilaian Secara Umum

No. URAIAN A B C D E
1. Penilaian secara umum terhadap
format observasi aktivitas siswa
253

Saran-saran:
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________

Padang, 2015

Validator

( )
254

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Nama Sekolah : …………………………………….


Kelas/Semester : …………………………………….
Mata Pelajaran : …………………………………….
Materi : …………………………………….
Hari/Tanggal : …………………………………….

PETUNJUK
1) Untuk mengisi kolom di bawah ini, saya mohon Bapak/Ibu menulisnya sesuai
dengan pengamatan.
2) Berikan turus pada kolom yang disediakan untuk setiap aktivitas yang terlihat.
3) Jika terdapat pengulangan aktivitas oleh siswa yang sama, maka cukup dihitung
satu kali.

Banyak Aktivitas
Jenis Aktivitas Indikator Aktivitas
Siswa
Oral 1. Siswa mengajukan pertanyaan pada
guru.
2. Siswa menyampaikan pendapat dalam
pembelajaran dengan baik
(komunikatif).
Motor 3. Melakukan kegiatan awal
pembelajaran yang dirancang guru
(kegiatan menyenangkan).
4. Siswa berpikir kritis dan kreatif dalam
memahami dan melakukan kegiatan
konstruktivisme (orientasi, elicitasi,
restrukturisasi ide, aplikasi ide, dan
review) yang terdapat pada modul.
Mental 5. Mengerjakan latihan yang ada pada
modul bilangan berorientasi
konstruktivisme dengan sungguh-
sungguh (bekerja keras), jujur, dan
mandiri.
255

Emotional 6. Siswa kurang antusias dalam


pembelajaran yang ditandai dengan.
 Melamun,
 Menggangu teman,
 Bermain-main dalam kelas.

Padang, 2015
Observer

( )
256

Mohon diisi lembar observasi ini berdasarkan keadaan sebenarnya.

Nama Siswa Aktivitas Siswa


No.
1 2 3 4 5 6
1. Amanda Septriana
2. Ainul Azhari
3. Al Firma Savella
4. Aprian Dio
5. Bima Sakti wiraguna
6. Celvin Julianza P.
7. Devi Nurika Sari
8. Diandra Canny Ruby A.
9. Dimas Nurikwan
10. Eko Saputra
11. Fajrillah
12. Fatimah Azarah
13. Fina Anggraini K.
14. Fitri Wahyuni
15. Genisa Ramadhana
16. Ilham Yendra Pratama
17. Kurniawan Putra P.
18. Mayyudin
19. Mingliawati
20. Muhaimin Dahusi
21. Muhammad Rizal I.
22. Nurhayati
23. Nurul Tari Aini
24. Olivia Verlita Evelin
25. Rama Priyatna
26. Ramadhani
27. Revi Sditia Ardana
28. Rezi Efrizal
29. Redho Akbar Evanka
30. Sarah Salsabila Rizanti
31. Sari Ernita
32. Stevani
33. Syovinda Robinson
34. Wulan Oktarina
35. Yurizki Juliandi
36. Zakaria

Lampiran 10

LEMBAR VALIDASI
257

SOAL TES HASIL BELAJAR SISWA

A. Petunjuk Pengisian
1. Bapak/Ibu dimohon untuk menilai tes hasil belajar siswa.
2. Untuk memberikan penilaian, Bapak/Ibu diharapkan memberikan tanda centang
() pada kolom yang disediakan.
3. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti.
1 = Tidak Setuju (TS)
2 = Kurang Setuju (KS)
3 = Setuju (S)
4 = Sangat Setuju (SS)
4. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan saran, masukan, atau komentar demi
perbaikan tes hasil belajar ini, dengan menuliskannya langsung pada bagian
saran perbaikan.
B. Aspek Penilaian

Kelas/Semester : VII/ I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Bilangan Pecahan

Skor Penilaian
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1. Kelayakan Isi
a. Rumusan soal mengacu pada kurikulum KTSP.
b. Rumusan soal sesuai dengan karakteristik peserta
didik.
c. Rumusan soal sesuai dengan konsep yang
dipelajari.
d. Rumusan soal sesuai dengan kunci jawaban.
e. Pemberian bobot penilaian jelas.
2. Komponen kebahasaan
a. Kalimat yang digunakan mudah dimengerti.
b. Bahasa yang digunakan telah sesuai dengan
tingkat pemahaman peserta didik.
c. Rumusan soal menggunakan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar atau sesuai EYD.
d. Rumusan soal tidak menimbulkan makna ambigu.

3. Komponen Penyajian
a. Lembar soal memiliki identitas yang jelas.
258

b. Lembar soal dilengkapi dengan petunjuk-


petunjuk pengisian soal yang jelas.
4. Komponen kegrafikan
a. Bentuk dan ukuran huruf proporsional.
b. Tata letak rumusan soal dan gambar teratur.
c. Gambar yang disajikan dalam rumusan soal jelas.
Saran:
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
__________________________________________
C. Keputusan
Petunjuk:
Silahkan Bapak/Ibu memberikan tanda ( Ö ) pada kolom A, B, C, D, atau E yang
mempunyai arti sebagai berikut.
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan revisi sedikit
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan revisi banyak
E = tidak dapat digunakan
A B C D E

Padang, 2015
Validator

(…….………………….……)
259

KISI-KISI SOAL TES HASIL BELAJAR SISWA


Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Kelas/ Semester : VII / I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Bilangan Pecahan
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.
1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam pemecahan masalah.
Indikator Bentuk Soal Nomor Soal SOAL
Menentukan nilai Pilihan Ganda 2 Ramdan membagi coklat Silverqueen yang dimilikinya
pecahan dari menjadi 5 bagian yang sama besar. Kemudian,
masalah yang Ramdan memakan coklatnya sebanyak 3 bagian. Nilai
diberikan. pecahan yang menunjukkan banyak bagian yang
dimakan Ramdan adalah....
2 4
A. C.
5 5
3 6
B. D.
5 5

Menentukan nilai Pilihan Ganda 1 Nilai pecahan yang ditunjukkan oleh daerah yang
260

pecahan dari gambar diarsir pada gambar di bawah ini adalah....


yang diberikan.

5 5
A. C.
15 17
4 4
B. D.
15 17
Menentukan pecahan Pilihan Ganda 3 Diantara pecahan berikut yang senilai dengan pecahan
yang senilai dengan 24
suatu pecahan. adalah….
60
1 3
A. C.
5 10
2 4
B. D.
5 5
4 6 15
Jika senilai dengan , maka n = ….
10 n

A. 15 C. 25
B. 20 D. 30
Essay 1 Tentukan tiga pecahan yang senilai dengan pecahan-
pecahan berikut ini.
7 6
. a. b.
8 9
261

Membandingkan dua Pilihan Ganda 5 Pernyataan berikut yang benar adalah….


pecahan dari 4 3 3 5
permasalahan yang A. < C. >
5 4 5 6
diberikan.
2 5 5 4
B. > D. >
7 21 9 7
7 3
Jarak rumah Amir ke Sekolah km, jarak rumah
4
4
Habibie ke sekolah km, jarak rumah Bowo ke
5
9 14
sekolah km, dan jarak rumah Irwan ke sekolah
10 20
km. Jarak rumah yang terdekat ke sekolah adalah
Rumah….
A. Amir C. Bowo
B. Habibie D. Irwan
Essay 2 3
Jarak rumah Sarah ke sekolah km, jarak
4
5
rumah Wulan ke sekolah km, dan jarak
8
11
rumah Riko ke sekolah km.
16
a. Rumah siapa yang terdekat dengan sekolah?
b. Rumah siapa yang terjauh dengan sekolah?
262

Menentukan hasil Pilihan Ganda 6 1 3 1


Hasil dari 7 + −1 adalah....
dari penjumlahan 4 4 4
dan pengurangan 2 27
pecahan. A. C.
4 4
25 31
B. D.
4 4
Menyelesaikan Pilihan Ganda 8 1
Panjang 3 potong kayu masing-masing adalah 2
masalah yang 2
berhubungan dengan 1 3
meter, 1 meter, dan meter. Jika ketiga kayu itu
penjumlahan dan 4 8
pengurangan akan disambung, maka panjang kayu menjadi . . .
pecahan. meter.
1 1
A. 4 C. 5
8 8
3 3
B. 4 D. 5
8 8
9 4
Sekolah Amar terletak km di sebelah selatan
7
3
rumahnya. Rumah Syifa km disebelah selatan
21
sekolah Amar. Jadi jarak antara rumah Amar dan
rumah Syifa adalah....
7 15
A. C.
21 21
14 17
B. D.
21 21
263

10 1
Fahri mengerjakan bagian dari pekerjaan pada pagi
4
2
hari, kemudian nya dikerjakan Fahri pada sore hari
5
dan sisanya dikerjakan pada malam hari. Sisa
pekerjaan Fahri adalah....
1 7
A. C.
3 20
11 13
B. D.
15 20
11 7
Ibu mempunyai bagian buah semangka yang
8
3
disimpan di dalam kulkas. Pagi hari Ayah memakan
8
1
bagian semangka, dan siang harinya Adik memakan
4
bagian semangka tersebut. Jadi banyak bagian
semangka Ibu sekarang adalah....
1 4
A. C.
8 8
2 6
B. D.
8 8

Essay 3 Eko, Yudha, dan Ilham membeli roti yang


telah dipotong menjadi 7 bagian yang sama.
Sambil duduk di halaman rumah, Eko makan
264

2 3
roti itu, Yudha makan dan Ilham makan
7 7
1
roti. Berapa jumlah bagian roti (pecahan)
7
yang telah dimakan oleh mereka? dan berapa
bagian sisa roti tersebut?
Menentukan hasil Pilihan Ganda 12 1 2 1
Hasil operasi dari 2 x : adalah….
dari perkalian dan 4 5 4
pembagian pecahan. 3 3
A. 2 C. 3
5 5
1 4
B. 3 D. 3
5 5

13
Hasil dari ( 34 x 2 25 )+( 3 35 :1 15 ) adalah….
20
A. 5 C.
5
24 18
B. D.
5 5
Menyelesaikan Pilihan Ganda 14 5
Bila masing-masing anak memerlukan bagian dari
masalah yang 7
berhubungan dengan kertas karton berwarna. Maka 8 anak memerlukan…
perkalian dan bagian dari kertas karton.
265

pembagian pecahan. 2 1
A. 5 C. 5
7 7
6 5
B. 5 D. 5
7 7
15 Misal kamu dapat membaca sebuah tulisan satu
1
halaman penuh dalam jam. Paling sedikit jam yang
2
1
kamu perlukan untuk membaca 2 halaman adalah…
2
jam.
5 3
A. C.
4 4
1
B. 1 D.
4
16 1 2
Sebuah persegi panjang mempunyai luas 12 cm .
4
2
Jika panjang dari persegi panjang tersebut 4 cm.
3
Maka lebarnya adalah…cm.
2 5
A. 48 C. 2
3 8
7 1
B. 42 D. 2
8 4
Essay 4 Pak Hasan bekerja sebagai pembuat tongkat.
Untuk membuat sebatang tongkat
266

2
diperlukan kayu sepanjang m. Jika pak
3
Hasan mempunyai kayu yang panjangnya 7
1
m, berapa batang tongkat yang dapat
3
dibuat?
Menentukan hasil Pilihan Ganda 17 4
Bilangan desimal dari pecahan 8 adalah….
dari operasi bilangan 5
desimal, pecahan
A. 8,6 C. 8,8
campuran, persen,
dan permil B. 8,7 D. 8,9

18 Pernyataan berikut ini yang benar adalah….


1 1
A. < 0,25 C. >0,6
5 2
1 3
B. 1 >1,5 D. >0,80
2 4

19 5
Pecahan dinyatakan dalam bentuk persen adalah….
8
A. 6,25 % C. 58 %
B. 12,5 % D. 62,5 %
267

Menyelesaikan Pilihan Ganda 20 Bilangan pecahan pada kartu bilangan yang nilainya
permasalahan yang berbeda adalah….
berhubungan dengan
bilangan desimal,
pecahan campuran, 1 7
1
persen, dan permil. 5 1,2 5 120 %

1
A. 1 C. 1,2
5
8
B. D. 120 %
5

Essay 5 6
Ibu Memiliki 9,2 kg tepung terigu dan kg tepung
5
tapioka. Keesokan harinya Ibu membeli lagi tepung
terigu sebanyak 0,731 kg. Berapa banyak jumlah
tepung yang dimiliki oleh ibu sekarang?
268
269
Nama : ………………………………………..
Kelas : ………………………………….........

LEMBAR SOAL
Satuan Pendidikan : SMPN 15 Kota Padang
Kelas/ Semester : VII / I
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dan berilah tanda silang (X) pada jawaban
yang telah dipilih tersebut.

1. Nilai pecahan yang ditunjukkan oleh 2 4


B. D.
daerah yang diarsir pada gambar di 5 5
bawah ini adalah....
6 15
4. Jika senilai dengan , maka n =
10 n
….
5 5
A. C. A. 15 C. 25
15 17
B. 20 D. 30
4 4
B. D. 5. Pernyataan berikut yang benar adalah….
15 17
2. Ramdan membagi coklat Silverqueen 4 3 3 5
A. < C. >
yang dimilikinya menjadi 5 bagian yang 5 4 5 6
sama besar. Kemudian, Ramdan 2 5 5 4
memakan coklatnya sebanyak 3 bagian. B. > D. >
7 21 9 7
Nilai pecahan yang menunjukkan banyak
bagian yang dimakan Ramdan adalah.... 1 3 1
6. Hasil dari 7 + −1 adalah....
4 4 4
2 4
A. C.
5 5 2 27
A. C.
3 6 4 4
B. D.
5 5 25 31
B. D.
4 4
3. Diantara pecahan berikut yang senilai
24 3
dengan pecahan adalah…. 7. Jarak rumah Amir ke Sekolah km,
60 4
4
1 3 jarak rumah Habibie ke sekolah km,
A. C. 5
5 10
270

9 1 7
jarak rumah Bowo ke sekolah km, A. C.
10 3 20
14 11 13
dan jarak rumah Irwan ke sekolah B. D.
20 15 20
km. Jarak rumah yang terdekat ke
7
sekolah adalah Rumah…. 11. Ibu mempunyai bagian buah
8
A. Amir C. Bowo semangka yang disimpan di dalam
B. Habibie D. Irwan 3
kulkas. Pagi hari Ayah memakan
8
8. Panjang 3 potong kayu masing-masing
bagian semangka, dan siang harinya
1 1 3
adalah 2 meter, 1 meter, dan 1
2 4 8 Adik memakan bagian semangka
4
meter. Jika ketiga kayu itu akan
tersebut. Jadi banyak bagian semangka
disambung, maka panjang kayu Ibu sekarang adalah....
menjadi . . . meter.
1 4
A. C.
1 1 8 8
A. 4 C. 5
8 8 2 6
B. D.
3 3 8 8
B. 4 D. 5
8 8 1 2 1
12. Hasil operasi dari 2 x : adalah….
4 4 5 4
9. Sekolah Amar terletak km di sebelah
7
3 3
3 A. 2 C. 3
selatan rumahnya. Rumah Syifa km 5 5
21
1 4
disebelah selatan sekolah Amar. Jadi B. 3 D. 3
5 5
jarak antara rumah Amar dan rumah
Syifa adalah.... 13. Hasil dari ( 34 x 2 25 )+( 3 35 :1 15 )
7 15 adalah….
A. C.
21 21
20
14 17 A. 5 C.
B. D. 5
21 21
24 18
1 B. D.
10. Fahri mengerjakan bagian dari 5 5
4
14. Bila masing-masing anak memerlukan
2
pekerjaan pada pagi hari, kemudian 5
5 bagian dari kertas karton berwarna.
7
nya dikerjakan Fahri pada sore hari dan
Maka 8 anak memerlukan…bagian dari
sisanya dikerjakan pada malam hari. Sisa
kertas karton.
pekerjaan Fahri adalah....
271

2 1 1
A. 5 C. 5 perlukan untuk membaca 2 halaman
7 7 2
6 5 adalah…jam.
B. 5 D. 5
7 7
5 3
A. C.
15. Misal kamu dapat membaca sebuah 4 4
1 1
tulisan satu halaman penuh dalam B. 1 D.
2 4
jam. Paling sedikit jam yang kamu

16. Sebuah persegi panjang mempunyai 18. Pernyataan berikut ini yang benar
1 2 adalah….
luas 12 cm . Jika panjang dari
4
2 1 1
persegi panjang tersebut 4 cm. Maka A. < 0,25 C. >0,6
3 5 2

lebarnya adalah…cm. 1 3
B. 1 >1,5 D. >0,80
2 4
2 5
A. 48 C. 2 5
3 8 19. Pecahan dinyatakan dalam bentuk
8
7 1
B. 42 D. 2 persen adalah….
8 4
4 A. 6,25 % C. 58 %
17. Bilangan desimal dari pecahan 8
5
B. 12,5 % D. 62,5 %
adalah….
20. Bilangan pecahan pada kartu bilangan
A. 8,6 C. 8,8
yang nilainya berbeda adalah….
B. 8,7 D. 8,9
1 7
1 120 %
5 1,2 5

1
A. 1 C. 1,2
5
7
B. D. 120 %
5
272

B. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar dan tulislah jawabanmu pada lembar
jawaban yang telah disediakan.

1. Tentukan tiga pecahan yang senilai dengan pecahan-pecahan berikut ini.


7 6
a. b.
8 9

Penyelesaian :

3 5
2. Jarak rumah Sarah ke sekolah km, jarak rumah Wulan ke sekolah km, dan
4 8
11
jarak rumah Riko ke sekolah km.
16
a. Rumah siapa yang terdekat dengan sekolah?
b. Rumah siapa yang terjauh dengan sekolah?

Penyelesaian :
273

3. Eko, Yudha, dan Ilham membeli roti yang telah dipotong menjadi 7 bagian yang
2 3
sama. Sambil duduk di halaman rumah, Eko makan roti itu, Yudha makan dan
7 7
1
Ilham makan roti. Berapa jumlah bagian roti (pecahan) yang telah dimakan oleh
7
mereka? dan berapa bagian sisa roti tersebut?

Penyelesaian :

4. Pak Hasan bekerja sebagai pembuat tongkat. Untuk membuat sebatang tongkat
2
diperlukan kayu sepanjang m. Jika pak Hasan mempunyai kayu yang panjangnya
3
1
7 m, berapa batang tongkat yang dapat dibuat?
3
Penyelesaian :
274

6
5. Ibu Memiliki 9,2 kg tepung terigu dan kg tepung tapioka. Keesokan harinya Ibu
5
membeli lagi tepung terigu sebanyak 0,731 kg. Berapa banyak jumlah tepung yang
dimiliki oleh ibu sekarang?

Penyelesaian :
275
276

KUNCI JAWABAN SOAL TES HASIL BELAJAR SISWA


Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Kelas/ Semester : VII / I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Bilangan Pecahan
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.
1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam pemecahan masalah.
A. Pilihan Ganda

No. Jawaban Skor No. Jawaban Skor


1. B 3 11. B 3
2. B 3 12. C 3
3. B 3 13. B 3
4. C 3 14. D 3
5. B 3 15. A 3
6. C 3 16. C 3
7. D 3 17. C 3
8. A 3 18. A 3
9. C 3 19. D 3
10. C 3 20. B 3
277

B. Essay

No. Soal Jawaban Skor


1. Tentukan tiga pecahan yang senilai dengan 7 6 6
a. b.
8 9
pecahan-pecahan berikut ini.
7 7 x 2 14 6 6 x 2 12
7 6 1) = = = =
a. b. 8 8 x 2 16 1)
9 9 x 2 18
8 9
7 7 x 3 21 6 6 x 3 18
2) = = = =
8 8 x 3 24 2)
9 9 x 3 27
7 7 x 4 28 6 6 x 4 24
3) = = = =
8 8 x 4 32 3)
9 9 x 4 36

Jadi, pecahan yang senilai dengan


Jadi, pecahan yang senilai
7 14 21 7 12 18 24
dengan adalah , adalah , , dan
8 16 24 8 18 27 36
28
, dan ditulis sebagai: 7 12 18
32 ditulis sebagai: = = =
7 14 21 28 8 18 27
= = =
8 16 24 32

2. 3 3 3 4 12 6
Jarak rumah Sarah ke sekolah km, jarak Jarak rumah Sarah ke sekolah adalah = x = km
4 4 4 4 16
5
rumah Wulan ke sekolah km, dan jarak
8
278

11 5 5 2 10
rumah Riko ke sekolah km. Jarak rumah Wulan ke sekolah adalah = x = km
16 8 8 2 16
c. Rumah siapa yang terdekat dengan sekolah?
d. Rumah siapa yang terjauh dengan sekolah? 11
Jarak rumah Riko ke sekolah adalah km
16

Jadi, a. Rumah yang terdekat dengan sekolah adalah rumah


Wulan.
b. Rumah yang terjauh dengan sekolah adalah rumah Sarah
3. Eko, Yudha, dan Ilham membeli sebuah roti yang Mula-mula sebuah roti dipotong menjadi 7 bagian yang sama 8
telah dipotong menjadi 7 bagian yang sama. 2
 Eko makan roti
2 7
Sambil duduk di halaman rumah, Eko makan 3
7  Yudha makan roti
3 1 7
roti itu, Yudha makan , dan Ilham makan 1
7 7  Ilham makan roti
roti. Berapa jumlah bagian roti (pecahan) yang 7
Dengan proses penjumlahan dan pengurangan pecahan maka kita
telah dimakan oleh mereka? dan berapa bagian
sisa roti tersebut? peroleh,
Jumlah bagian roti yang dimakan Eko, Yudha, dan Ilham adalah

( 27 + 37 + 17 )= 67
Jumlah bagian sisa roti yang telah dimakan mereka adalah

(
7 2 3 1 7 6 1
− + + = − =
7 7 7 7 7 7 7 )
Jadi, jumlah bagian roti yang telah dimakan oleh mereka adalah
279

6
bagian, dan jumlah bagian sisa roti yang telah dimakan adalah
7
1
.
7
4. Pak Hasan bekerja sebagai pembuat tongkat. 1 22 6
Karena, Panjang kayu keseluruhan 7 = m, dan
Untuk membuat sebatang tongkat diperlukan 3 3
2 2
kayu sepanjang m. Jika pak Hasan Untuk sebatang tongkat diperlukan m
3 3
1
mempunyai kayu yang panjangnya 7 m, 22 2 22 3
3 Maka, : = x =11
3 3 3 2
berapa batang tongkat yang dapat dibuat?
Jadi, banyak jumlah batang tongkat yang dapat dibuat oleh pak
Hasan adalah sebanyak 11 tongkat.

5. 6  Tepung terigu = 9,2 kg 6


Ibu Memiliki 9,2 kg tepung terigu dan kg
5
6
tepung tapioka. Keesokan harinya Ibu membeli  Tepung tapioka = 5 =1,2 kg
lagi tepung terigu sebanyak 0,731 kg. Berapa
banyak jumlah tepung yang dimiliki oleh ibu  Tepung terigu = 0,731
sekarang? Jumlah Tepung = 9,2 + 1,2 + 0,73 = 11,131
Jadi, banyak jumlah tepung yang dimiliki oleh ibu sekarang
adalah 11,131 kg.

Perhitungan Nilai Akhir dalam skor 0-100 adalah sebagian berikut.


280

Perolehan Skor
Nilai Akhir = ------------------------ X Skor Ideal (100)
Skor Maksimum
Lampiran 11
281

LEMBAR VALIDASI
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU

A. Petunjuk Pengisian
1. Bapak/Ibu dimohon untuk menilai pedoman wawancara dengan guru.
2. Untuk memberikan penilaian, Bapak/Ibu diharapkan memberikan tanda
centang () pada kolom yang disediakan.
3. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti.
1 = Tidak Setuju (TS)
2 = Kurang Setuju (KS)
3 = Setuju (S)
4 = Sangat Setuju (SS)
4. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti.

A = dapat digunakan tanpa revisi


B = dapat digunakan dengan sedikit revisi
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan banyak revisi
E = tidak dapat digunakan

5. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan saran, masukan atau komentar demi


perbaikan pedoman wawancara guru, dengan menuliskannya langsung pada
bagian saran perbaikan.

B. Aspek Penilaian

No. Aspek Yang Dinilai Skor penilaian


282

1 2 3 4
1. Pertanyaan menunjukkan kemudahan dan
manfaat penggunaan perangkat berorientasi
konstruktivisme.
2. Pertanyaan menunjukkan peranan
konstruktivisme dan peta konsep dalam
memperjelas dan meningkatkan pemahaman
terhadap materi.
3. Pertanyaan menunjukkan modul yang
digunakan menggunakan bahasa yang baik dan
benar.
4. Pertanyaan menunjukkan pendapat guru dalam
penggunaan modul.
5. Pertanyaan menunjukkan pendapat guru
mengenai penggunaan RPP.
6. Pertanyaan menunjukkan kesesuaian waktu
yang digunakan dalam penggunaan modul.
Penilaian secara umum
No. Aspek yang dinilai PENILAIAN
A B C D E
Penilaian secara umum terhadap pedoman
`1
wawancara dengan guru
Saran:
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Padang, 2015
Validator

(………………………)
283

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU TENTANG


PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI
KONSTRUKTIVISME
(Respons guru untuk field test)

No
Indikator Nomor Pertanyaan
.
Penggunaan perangkat berorientasi
1. 1, 2, 10
konstruktivisme.
Kejelasan penyajian karakteristik
2. 4, 5
konstruktivisme dan peta konsep pada modul.
3. Penggunaan bahasa. 3
4. Penggunaan modul. 9
5. Penggunaan RPP. 6, 7,
6. Waktu dalam mengerjakan modul. 8

Pertanyaan Wawancara:
1. Apakah Ibu paham tentang petunjuk penggunaan perangkat pembelajaran
(RPP dan modul) matematika berorientasi konstruktivisme?
Guru : ………………………………………………………………………..
2. Bagaimanakah menurut pendapat Ibu tentang kemudahan pemakaian modul
berorientasi konstruktivisme? (apakah modul ini mudah digunakan?)
Guru : ………………………………………………………………………..
3. Bagaimanakah menurut pendapat Ibu tentang pernyataan dan kalimat-kalimat
pada modul berorientasi kosntruktivisme?
Guru : ………………………………………………………………………..
4. Bagaimanakah menurut Ibu tentang langkah-langkah kegiatan
konstruktivisme pada modul? Apakah jelas dan mudah dimengerti?
Guru : ………………………………………………………………………..
5. Bagaimanakah menurut pendapat Ibu tentang jenis huruf, ukuran huruf, dan
pemilihan warna pada modul?
Guru : ………………………………………………………………………..
284

6. Apakah RPP yang dikembangkan mudah dipahami dan dilaksanakan dalam


mendukung pembelajaran matematika dengan modul?
Guru : ………………………………………………………………………..
7. Apakah RPP yang dikembangkan untuk mendukung pembelajaran
matematika dengan modul masih terdapat kekurangan? jika iya, pada bagian
yang mana?
Guru : ………………………………………………………………………..
8. Bagaimanakah menurut Ibu tentang waktu yang disediakan bagi siswa untuk
menemukan konsep setiap materi yang diberikan saat mengerjakan modul?
Guru : ………………………………………………………………………..
9. Bagaimanakah menurut pendapat Ibu, kendala apa saja yang terjadi selama
pembelajaran dengan menggunakan modul berorientasi konstruktivisme?
Guru : ………………………………………………………………………..
10. Bagaimanakah menurut pendapat Ibu, apakah pembelajaran menggunakan
perangkat berorientasi konstruktivisme ini dapat membuat siswa lebih
bersemangat dalam belajar dan aktif di dalam kelas?
Guru : ………………………………………………………………………..
Lampiran 12
285

LEMBAR VALIDASI
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA

A. Petunjuk Pengisian
1. Bapak/Ibu dimohon untuk menilai pedoman wawancara dengan siswa.
2. Untuk memberikan penilaian, Bapak/Ibu diharapkan memberikan tanda
centang () pada kolom yang disediakan.
3. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti.
1 = Tidak Setuju (TS)
2 = Kurang Setuju (KS)
3 = Setuju (S)
4 = Sangat Setuju (SS)
4. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti.

A = dapat digunakan tanpa revisi


B = dapat digunakan dengan sedikit revisi
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan banyak revisi
E = tidak dapat digunakan

5. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan saran, masukan atau komentar demi


perbaikan pedoman wawancara siswa, dengan menuliskannya langsung
pada bagian saran perbaikan.

B. Aspek Penilaian
286

Skor penilaian
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
1. Pertanyaan menunjukkan kejelasan penyajian
materi.
2. Pertanyaan menunjukkan peranan
konstruktivisme dan peta konsep dalam
memperjelas dan meningkatkan pemahaman
terhadap materi.
3. Pertanyaan menunjukkan modul yang
digunakan menggunakan bahasa yang baik dan
benar.
4. Pertanyaan menunjukkan jenis item soal yang
diberikan dalam modul.
5. Pertanyaan menunjukkan kesesuaian waktu
dengan pemahaman materi dalam modul.
6. Pertanyaan menunjukkan pandangan siswa
tentang modul pembelajaran matematika.
Penilaian secara umum
No. Aspek yang dinilai PENILAIAN
A B C D E
Penilaian secara umum terhadap pedoman
`1
wawancara dengan siswa.
Saran:
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Padang, 2015
Validator

(………………………)
287

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA TENTANG


MODUL BILANGAN
(Respons siswa)

No
Indikator Nomor Pernyataan
.
1. Kejelasan penyajian materi 1
2. Kejelasan penyajian karakteristik 2, 3, 4
konstruktivisme dan peta konsep
3. Penggunaan bahasa 5
4. Soal-soal latihan 6, 7
5. Waktu dalam mengerjakan modul 8
6. Pandangan siswa tentang modul 9, 10

Pertanyaan Wawancara:
1. Apakah penyajian materi pada modul bilangan jelas dan mudah dipahami?
Siswa 1: ………………………………………………………………………..
Siswa 2: ………………………………………………………………………..
Siswa 3: ………………………………………………………………………..
2. Apakah langkah-langkah kegiatan (konstruktivisme) yang disajikan pada
modul bilangan membantu kamu dalam menemukan konsep?
Siswa 1: ………………………………………………………………………..
Siswa 2: ………………………………………………………………………..
Siswa 3: ………………………………………………………………………..
3. Apakah peta konsep atau ilustrasi pada modul yang disajikan dapat
memotivasi kamu untuk belajar matematika?
Siswa 1: ………………………………………………………………………..
Siswa 2: ………………………………………………………………………..
Siswa 3: ………………………………………………………………………..
4. Apakah tampilan seperti gambar-gambar dapat menggangu konsentrasi kamu
dalam menggunakan modul?
Siswa 1: ………………………………………………………………………..
Siswa 2: ………………………………………………………………………..
Siswa 3: ………………………………………………………………………..
288

5. Apakah bahasa yang digunakan pada modul bilangan ini mudah untuk
dipahami?
Siswa 1: ………………………………………………………………………..
Siswa 2: ………………………………………………………………………..
Siswa 3: ………………………………………………………………………..
6. Bagaimanakah soal-soal yang ada pada modul bilangan? Apakah tergolong
mudah, sedang, sukar? Jika mudah, pada soal seperti apa mudah? Jika sukar,
pada soal seperti apa sukar?
Siswa 1: ………………………………………………………………………..
Siswa 2: ………………………………………………………………………..
Siswa 3: ………………………………………………………………………..
7. Apakah kamu dapat menjawab semua soal yang diberikan pada modul
bilangan?
Siswa 1: ………………………………………………………………………..
Siswa 2: ………………………………………………………………………..
Siswa 3: ………………………………………………………………………..
8. Apakah kamu dapat memahami materi pada modul bilangan sesuai dengan
waktu yang diberikan?
Siswa 1: ………………………………………………………………………..
Siswa 2: ………………………………………………………………………..
Siswa 3: ………………………………………………………………………..
9. Apakah kamu menyukai pembelajaran matematika dengan menggunakan
modul?
Siswa 1: ………………………………………………………………………..
Siswa 2: ………………………………………………………………………..
Siswa 3: ………………………………………………………………………..
10. Menurut pendapatmu, modul seperti apa yang kamu inginkan?
Siswa 1: ………………………………………………………………………..
Siswa 2: ………………………………………………………………………..
Siswa 3: ………………………………………………………………………..
Lampiran 13
289

LEMBAR VALIDASI
PRAKTIKALITAS EXPERT PERANGKAT PEMBELAJARAN

PETUNJUK PENGISIAN
1. Melalui lembar penilaian ini, Bapak/Ibu diminta pendapatnya mengenai
praktikalitas expert perangkat pembelajaran matematika materi bilangan.
2. Untuk memberikan penilaian, Bapak/Ibu diharapkan memberikan tanda
centang () pada kolom yang disediakan dengan ketentuan sebagai berikut.
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = setuju
4 = sangat setuju
3. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan saran, masukan atau komentar demi
perbaikan instrumen praktikalitas ini, dengan menuliskannya langsung pada
bagian saran perbaikan.

ASPEK PENILAIAN
Skor Penilaian
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1. Petunjuk pengisian lembar praktikalitas perangkat
pembelajaran matematika dari guru jelas dan mudah
dipahami.
2. Bahasa yang digunakan dalam setiap pernyataan-
pernyataan yang terdapat dalam lembar praktikalitas
perangkat pembelajaran matematika dari guru sesuai
dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan
benar.
3. Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam lembar
praktikalitas sesuai dengan indikator.
4. Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam lembar
praktikalitas tidak mengandung makna ganda.
5. Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam lembar
praktikalitas sesuai dengan tujuan yaitu mengetahui
praktikalitas RPP dan modul matematika.
290

Saran:
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

KEPUTUSAN
Petunjuk:
Silahkan Bapak/Ibu memberikan tanda (  ) pada kolom A, B, C, D, atau E yang
mempunyai arti sebagai berikut.
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan revisi sedikit
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan revisi banyak
E = tidak dapat digunakan
A B C D E

Padang, 2015
Validator

(………………………)
291

LEMBAR PRAKTIKALITAS EXPERT PERANGKAT PEMBELAJARAN


MATEMATIKA

A. Petunjuk Pengisian
1. Bapak/Ibu dimohon untuk menilai praktikalitas perangkat pembelajaran
matematika.
2. Untuk memberikan penilaian, Bapak/Ibu diharapkan memberikan tanda
centang () pada kolom yang disediakan.
3. Angka-angka yang terdapat pada kolom yang dimaksud berarti.
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Setuju
4 = Sangat Setuju
4. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan saran, masukan atau komentar demi
perbaikan modul dan RPP Bilangan ini, dengan menuliskannya langsung
pada bagian saran perbaikan
B. Aspek Penilaian

Kelas/Semester : VII/I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Bilangan
Skor Penilaian
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1. Daya Tarik
a. Kegiatan pada RPP membantu guru dalam
menarik minat peserta didik untuk belajar.
b. Modul memiliki tampilan yang menarik.
c. Peta Konsep yang diberikan pada modul menarik
untuk dipahami.
2. Proses Penggunaan
a. Modul sebagai acuan peserta didik dalam
menemukan konsep materi yang dipelajari.
b. Peta konsep pada modul membantu peserta didik
memahami konsep materi yang dipelajari.
c. RPP membantu guru dalam menggunakan Modul
Bilangan Berorientasi Konstruktivisme.
d. RPP membantu guru mengajarkan konsep
Bilangan Bulat dan Pecahan.
292

e. Perangkat pembelajaran melibatkan peserta didik


aktif dalam pembelajaran.
3. Kemudahan Penggunaan
a. RPP dapat membantu guru dalam melaksanakan
pembelajaran yang berorientasi konstruktivisme.
b. Modul membantu peserta didik dalam
menemukan konsep dari materi.
c. Modul membantu peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
d. Modul mudah untuk digunakan.
4. Waktu
a. Langkah-langkah dalam RPP sesuai dengan
alokasi waktu yang tersedia.
b. Penggunaan modul sesuai dengan alokasi waktu
yang tersedia.

Saran:
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Padang, 2015
Validator

(………………………)
Lampiran 14
293

LEMBAR VALIDASI
INSTRUMEN EVALUASI SENDIRI (SELF EVALUATION) RPP
PETUNJUK PENGISIAN
1. Melalui lembar penilaian ini, Bapak/Ibu diminta pendapatnya mengenai
instrumen lembar evaluasi sendiri RPP matematika berorientasi
konstruktivisme pada materi bilangan untuk Sekolah Menengah Pertama
(SMP) kelas VII.
2. Mohon memberikan pendapat Bapak/Ibu dengan memberikan tanda (  )
pada salah satu kolom angka 1, 2, 3, dan 4. Angka 1 sampai 4 pada skala
jawaban mempunyai arti sebagai berikut.
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = setuju
4 = sangat setuju
3. Jika Bapak/Ibu merasa perlu memberikan catatan khusus demi perbaikan
instrumen validasi ini, mohon ditulis pada bagian saran.
4. Identitas Bapak/Ibu mohon diisi lengkap.
294

ASPEK PENILAIAN
No Skor Penilaian
Aspek yang Dinilai
. 1 2 3 4
1. Petunjuk pengisian lembar evaluasi sendiri
RPP jelas.
2. Petunjuk pengisian lembar evaluasi sendiri
RPP mudah dipahami.

3. Bahasa yang digunakan dalam setiap


pernyatan-pernyataan yang terdapat di dalam
lembar evaluasi sendiri RPP sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam
lembar evaluasi sendiri RPP sesuai dengan
indikator penilaian.
5. Pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam
lembar evaluasi diri RPP tidak mengandung
makna ganda.

Saran Perbaikan :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
295

KEPUTUSAN
Petunjuk:
Silahkan Bapak/Ibu memberikan tanda (  ) pada kolom A, B, C, D, atau E yang
mempunyai arti sebagai berikut.
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan revisi sedikit
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan revisi banyak
E = tidak dapat digunakan

A B C D E

Padang, 2015
Validator

(…………………………………..)
296

LEMBAR EVALUASI DIRI (SELF EVALUATION) RPP MATEMATIKA


Dengan menggunakan instrumen ini, dilakukan evaluasi terhadap
RPP pembelajaran matematika pada materi bilangan yang telah dirancang
dengan memberikan tanda ( ) pada aspek yang telah dipenuhi/dilakukan.

No
Aspek yang Dinilai Ada Tidak
.
Identitas Mata Pelajaran
1.
a. Mencantumkan identitas mata pelajaran dengan jelas.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
2. a. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar yang
dipilih sesuai dengan kurikulum KTSP dan materi
bilangan .
Perumusan Indikator Pembelajaran
3. a. Indikator pencapaian kompetensi sesuai dengan
Kompetensi Dasar.
b. Kata kerja operasional yang digunakan sesuai dengan
kompetensi yang diukur.
Perumusan Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator pencapaian
4. kompetensi.
b. Tujuan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
tersedia.
Pemilihan Materi Pembelajaran
a. Materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum KTSP.
5. b. Materi pembelajaran disajikan secara sistematis.
c. Materi pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu.
d. Materi yang disajikan mengandung permasalahan yang
dapat merangsang peserta didik untuk berpikir lanjut.
Pemilihan Strategi Pembelajaran
a. Pendekatan pembelajaran cocok digunakan dalam
pembelajaran yang dilaksanakan.
6. b. Metode pembelajaran cocok digunakan dalam
pembelajaran yang dilaksanakan.
c. Metode pembelajaran cocok digunakan dalam
pembelajaran yang dilaksanakan.
Pemilihan Sumber Belajar
7. a. Sumber belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.
c. Sumber belajar mendukung materi pembelajaran.
297

Pemilihan Media Pembelajaran


a. Media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta
8. didik.
c. Media pembelajaran mendukung materi pembelajaran.
d. Media pembelajaran mendukung pelaksanaan pendekatan
konstruktivisme.
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan pendahuluan jelas.
b. Kegiatan inti jelas.
c. Kegiatan penutup jelas.
9. d. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan strategi
Pembelajaran.
e. Kegiatan pembelajaran membantu peserta didik untuk
berpikir lanjut.
f. Kesesuain alokasi waktu dengan kegiatan pembelajaran.
Penilaian
10. a. Teknik dan instrumen penilaian jelas.
b. Teknik dan instrumen penilaian lengkap.
Lampiran 15
298

LEMBAR VALIDASI
INSTRUMEN EVALUASI SENDIRI (SELF EVALUATION)
MODUL BILANGAN

PETUNJUK PENGISIAN
1. Melalui lembar penilaian ini, Bapak/Ibu diminta pendapatnya mengenai
instrumen lembar evaluasi sendiri (self evaluation) modul pembelajaran
berorientasi konstruktivisme pada materi bilangan untuk Sekolah Menengah
Pertama (SMP) kelas VII.
2. Mohon memberikan pendapat Bapak/Ibu dengan memberikan tanda (  )
pada salah satu kolom angka 1, 2, 3, dan 4. Angka 1 sampai 4 pada skala
jawaban mempunyai arti sebagai berikut.
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = setuju
4 = sangat setuju
3. Jika Bapak/Ibu merasa perlu memberikan catatan khusus demi perbaikan
instrumen validasi ini, mohon ditulis pada bagian saran.
4. Identitas Bapak/Ibu mohon diisi lengkap.
299

ASPEK PENILAIAN
No Skor Penilaian
Aspek yang Dinilai
. 1 2 3 4
1. Petunjuk pengisian lembar evaluasi sendiri
modul bilangan jelas.
2. Petunjuk pengisian lembar evaluasi sendiri
modul bilangan mudah dipahami.

3. Bahasa yang digunakan dalam setiap


pernyatan-pernyataan yang terdapat di dalam
lembar evaluasi sendiri modul bilangan sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
4. Pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam
lembar evaluasi sendiri modul bilangan sesuai
dengan indikator penilaian.
5. Pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam
lembar evaluasi diri modul bilangan tidak
mengandung makna ganda.

Saran Perbaikan :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
300

KEPUTUSAN
Petunjuk
Silahkan Bapak/Ibu memberikan tanda (  ) pada kolom A, B, C, D, atau E yang
mempunyai arti sebagai berikut.
A = dapat digunakan tanpa revisi
B = dapat digunakan dengan revisi sedikit
C = dapat digunakan dengan revisi sedang
D = dapat digunakan dengan revisi banyak
E = tidak dapat digunakan

A B C D E

Padang, 2015
Validator

(…………………………………..)
301

LEMBAR EVALUASI SENDIRI (SELF EVALUATION)


MODUL BILANGAN

Dengan menggunakan instrumen ini, dilakukan evaluasi terhadap


modul pembelajaran matematika pada materi bilangan yang telah
dirancang dengan memberikan tanda ( ) pada aspek yang telah
dipenuhi/dilakukan.

No. Aspek yang dinilai Ada Tidak

Kalayakan Isi
a. Materi Modul bilangan mengacu pada kurikulum
KTSP.
b. Modul bilangan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
c. Modul bilangan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan
1. peserta didik.
d. Kebenaran substansi materi pada modul bilangan dapat
dipertanggung jawabkan.
e. Soal-soal atau latihan berorientasi pada permasalahan
yang dekat dengan kehidupan sehari-hari dan sesuai
dengan materi.
f. Modul bilangan membantu peserta didik dalam belajar.
Komponen Kebahasaan
a. Uraian materi dalam modul bilangan mudah dibaca.
b. Informasi yang disampaikan dalam modul bilangan
jelas.
c. Modul bilangan menggunakan kaidah bahasa Indonesia
2. yang baik dan benar atau sesuai dengan EYD.
d. Modul bilangan ini menggunakan bahasa yang baik
e. Modul bilangan tidak menggunakan kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu.
f. Konsisten dalam menggunakan istilah yang
menggambarkan konsep.
3. Komponen Penyajian
a. Cover modul bilangan memiliki identitas jelas.
b. Modul bilangan menyajikan materi secara sistematis.
c. Modul bilangan menyajikan soal-soal atau latihan
berorientasi pada permasalahan sesuai dengan
karakteristik pendekatan konstruktivisme.

d. Modul bilangan berorientasi konstruktivisme dapat


302

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta


didik.
e. Soal-soal atau latihan yang disajikan dapat membantu
peserta didik berpikir lanjut dalam memecahkan
masalah.
f. Modul bilangan yang dibuat dapat memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk belajar aktif.
g. Penggunaan modul bilangan berorientasi
konstruktivisme dapat meningkatkan peran guru dalam
pembelajaran.
Komponen Kegrafikan
a. Bentuk dan ukuran huruf mudah dibaca.
b. Tata letak isi di dalam modul bilangan menarik.
4. c. Gambar yang disajikan di dalam modul bilangan jelas.
d. Penggunaan warna di dalam modul bilangan ini sesuai
dan menarik.
e. Desain tampilan modul bilangan secara keseluruhan
menarik.
Lampiran 16
303

HASIL PENGHITUNGAN
VALIDASI RPP BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME
Penilaian Rata
Rata-
Validator Rata Kategori
NO. Aspek yang dinilai Skor Rata
Tiap
1 2 3 4 5 Item
Aspek
1. Identitas Mata Pelajaran
a. Mencantumkan identitas Sangat
3 4 3 4 4 18 3,6 3,6
Mata Pelajaran. Valid
2. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
a. Standar Kompetensi
(SK) yang dipilih sesuai
3 4 3 4 3 17 3,4
dengan kurikulum KTSP
dan materi bilangan. Sangat
3,5
b. Kompetensi Dasar (KD) Valid
yang dipilih sesuai
3 4 3 4 4 18 3,6
dengan kurikulum KTSP
dan materi bilangan.
3. Perumusan Indikator Pembelajaran
a. Indikator pencapaian 3 4 3 3 4 17 3,4 3,4 Sangat
kompetensi sesuai Valid
dengan Kompetensi
Dasar (KD).
b. Kata kerja operasional 3 4 3 3 4 17 3,4
yang digunakan sesuai
dengan kompetensi yang
diukur.
4. Perumusan Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan pembelajaran
sesuai dengan standar
3 3 3 3 4 16 3,2
kompetensi materi
bilangan.
b. Tujuan pembelajaran
sesuai dengan 3 3 3 3 3 15 2
kompetensi dasar. Sangat
c. Tujuan pembelajaran 3,2
Valid
sesuai dengan indikator 3 3 3 4 4 17 3,4
pencapaian kompetensi.
d. Tujuan pembelajaran
sesuai dengan alokasi
waktu yang tersedia. 3 3 3 3 4 16 3,2

5. Pemilihan Materi Pembelajaran


304

a. Materi pembelajaran
sesuai dengan kurikulum 3 4 4 4 3 18 3,6
KTSP.
b. Materi pembelajaran
disajikan secara 3 4 4 3 4 18 3,6
sistematis.
c. Materi pembelajaran Sangat
3,4
sesuai dengan alokasi 3 4 3 3 3 16 3,2 Valid
waktu.
d. Materi yang disajikan
mengandung
permasalahan yang dapat 3 3 3 3 4 16 3,2
merangsang peserta didik
untuk berpikir lanjut.
6. Pemilihan Strategi Pembelajaran
a. Pendekatan pembelajaran
cocok digunakan dalam
3 4 3 4 4 18 3,6
pembelajaran yang
dilaksanakan.
b. Metode pembelajaran
cocok digunakan dalam
3 3 4 3 4 17 3,4 Sangat
pembelajaran yang 3,4
Valid
dilaksanakan.
c. Model pembelajaran
cocok digunakan dalam
pembelajaran yang 3 3 3 3 4 16 3,2
dilaksanakan.

7. Pemilihan Sumber Belajar


a. Sumber belajar sesuai
dengan tujuan 3 4 3 4 4 18 3,6
pembelajaran.
b. Sumber belajar sesuai
Sangat
dengan karakteristik 3 3 3 4 3 16 3,2 3,3
Valid
peserta didik
c. Sumber belajar
mendukung materi 3 3 3 3 4 16 3,2
pembelajaran.
8. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan pendahuluan 3,28 Sangat
dapat mengkondisikan Valid
peserta didik untuk 3 3 3 4 4 17 3,4
belajar dengan modul.

b. Kegiatan inti sesuai 3 3 3 3 3 15 3


dengan kegiatan
305

pembelajaran dengan
pendekatan
konstruktivisme dengan
bahan ajar modul.
c. Kegiatan penutup
mencakup kegiatan
menyimpulkan materi,
memberi PR, dan
3 3 3 4 4 17 3,4
menyampaikan materi
untuk kegiatan
pembelajaran
selanjutnya.
d. Kegiatan pembelajaran
sesuai dengan
karakteristik pendekatan 3 3 3 4 4 17 3,4
konstruktivisme dengan
bahan ajar modul.
e. Kesesuaian alokasi
waktu dengan kegiatan 3 3 3 3 4 16 3,2
pembelajaran.
9. Penilaian
a. Teknik dan instrumen
3 3 3 3 3 15 3 3 Valid
penilaian lengkap.

Lampiran 17

HASIL PENGHITUNGAN
306

VALIDASI MODUL BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME

PENILAIAN Rata
Rata-
VALIDATOR Skor Rata
No. Aspek yang dinilai Rata Kategori
Tiap
1 2 3 4 5 Item
Aspek
Tujuan
a. Rumusan
indikator sesuai
3 4 4 4 4 19 3,8
dengan
kompetensi dasar.
b. Kemampuan
1. yang diharapkan Sangat
3 3 3 4 4 17 3,4 3,4
sesuai dengan Valid
indikator.
c. Jumlah indikator
sesuai dengan
3 3 3 3 3 15 3
alokasi waktu
yang diberikan.
Rasional
a. Isi modul sesuai
dengan ciri khas 3 3 3 3 4 16 3,2
modul.
2. Sangat
b. Modul dapat 3,2
Valid
memotivasi
3 3 3 3 4 16 3,2
peserta didik
untuk belajar.
3. Isi Modul
a. Materi yang
disampaikan pada
modul sesuai
dengan tujuan 3 3 3 3 4 16 3,2
pembelajaran
yang ingin
dicapai.
b. Materi yang
disampaikan pada Sangat
3,2
modul disusun 3 3 4 3 4 17 3,4 Valid
sesuai dengan
urutan materi.
c. Soal yang
digunakan mudah 3 3 3 3 3 15 3
dipahami siswa.
d. Soal-soal latihan
yang digunakan 3 3 3 3 4 16 3,2
bervariasi.
e. Ringkasan materi 3 3 4 3 4 17 3,4
disetiap akhir bab
307

pada modul
mencakup semua
materi yang telah
dipelajari.
f. Peta konsep yang
digunakan sesuai
3 3 3 3 3 15 3
dengan konsep
materi.
4. Karakteristik Modul
a. Isi modul dapat 3,27 Sangat
membantu siswa Valid
dalam 3 3 3 3 4 16 3,2
merestrukturisasi
pengetahuan.
b. Materi pada
modul memenuhi
aspek
karakteristik
konstruktivisme
3 3 3 3 4 16 3,2
yaitu orientasi,
elicitasi,
restrukturisasi
ide, aplikasi ide,
dan review.
c. Materi yang
dimuat dapat
membangun 3 3 3 3 4 16 3,2
pemahaman
konsep siswa.
d. Bahasa yang
digunakan dapat
membimbing
3 3 3 3 4 16 3,2
siswa dalam
membangun
pengetahuan.
e. Peta konsep dapat
membantu siswa
membangun 3 3 3 3 3 15 3
pemahaman
konsep.
f. Contoh soal dan
latihan yang
dimuat telah 3 3 3 4 4 17 3,4
memenuhi aspek
konstruktivisme.
g. Modul dapat 3 3 4 4 4 18 3,6
memberikan
pengalaman
308

belajar baru bagi


siswa.
h. Materi yang
disampaikan
dapat
3 3 3 3 3 15 3
memunculkan
interaksi selama
kegiatan belajar.
i. Ringkasan materi
memuat apa yang 3 3 4 4 4 18 3,6
telah dipelajari.
Kesesuaian
a. Materi yang
disampaikan
sesuai dengan 3 3 4 3 4 17 3,4
tujuan
pembelajaran.
b. Soal yang
digunakan sesuai
3 3 3 3 4 16 3,2
dengan materi
5. Sangat
pelajaran. 3,3
Valid
c. Soal latihan yang
digunakan sesuai
3 3 3 3 4 16 3,2
dengan tujuan
pembelajaran.
d. Ringkasan modul
sesuai dengan
3 3 3 4 4 17 3,4
materi yang
disampaikan.
6. Bahasa
a. Pernyataan pada 3,15 Sangat
modul Valid
memungkinkan 3 3 3 3 3 15 3
timbulnya
penalaran.
b. Pernyataan pada
modul
memungkinkan 3 3 3 3 4 16 3,2
timbulnya
argumentasi.
c. Bahasa yang
digunakan dalam
modul mudah
3 3 3 3 4 16 3,2
dipahami peserta
didik kelas VII
SMP.
d. Huruf yang 3 3 3 4 3 16 3,2
digunakan pada
309

uraian materi
proporsional.
Peta Konsep
a. Bentuk peta
konsep yang
3 3 3 3 3 15 3
digunakan
menarik.
b. Peta konsep dapat
7. Sangat
menggambarkan 3 3 3 3 4 16 3,2 3,13
Valid
konsep materi.
c. Peta konsep
mudah dipahami
3 3 3 3 4 16 3,2
peserta didik
kelas VII SMP.
Bentuk Fisik
a. Kemasan Modul
3 3 4 4 4 18 3,6
menarik.
b. Ukuran/Dimensi
8. Sangat
Modul 3 3 3 3 3 15 3 3,33
Valid
proporsional.
c. Bentuk Cover
3 3 3 4 4 17 3,4
menarik.
Keluwesan
a. Modul mudah
9. untuk Sangat
3 3 3 3 4 16 3,2 3,2
dimodifikasi dan Valid
dikembangkan.

Lampiran 18

HASIL PENGHITUNGAN
LEMBAR VALIDASI ANGKET KEPRAKTISAN PERANGKAT
PEMBELAJARAN BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME
310

(Respons Guru)

Aspek Penilaian
No. Aspek yang dinilai PENILAIAN Total Rata-rata
V1 V2 V3
`1 Pernyataan dalam angket jelas. 4 4 3 11 3,67
Pertanyaan sesuai dengan isi
2 3 4 3 10 3,33
perangkat pembelajaran.
Urutan pernyataan dalam angket
3 4 4 4 12 4
terurut dengan jelas.
Pernyataan dalam angket
4 menggunakan bahasa yang 3 4 3 10 3,33
sederhana.
Pernyataan dalam angket sudah dapat
5 4 3 3 10 3,33
mengungkapkan karakter siswa.
Pernyataan dalam angket
6 menggunakan bahasa yang baik dan 3 3 3 9 3
benar.
TOTAL 20,66
Rata-rata 3,44
Sangat
Kategori
valid

Lampiran 19

HASIL PENGHITUNGAN
LEMBAR VALIDASI ANGKET KEPRAKTISAN MODUL
BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME
311

(Respons Siswa)

Aspek Penilaian
No. Aspek yang dinilai Penilaian Tota Rata-
V1 V2 V3 l rata
`1. Petunjuk pengisian angket jelas. 4 4 3 11 3,67
2. Pernyataan dalam angket jelas. 3 4 3 10 3,33
Pernyataan sesuai dengan isi modul
3. 4 4 3 11 3,67
bilangan.
Urutan pernyataan dalam angket
4. 4 3 3 10 3,33
terurut dengan jelas.
Pernyataan dalam angket
5. 3 3 4 10 3,33
menggunakan bahasa yang sederhana.
Pernyataan dalam angket
6. menggunakan bahasa Indonesia yang 3 3 3 9 3
baik dan benar.
Total 20,33
Rata-rata 3,38

Lampiran 20

HASIL PENGHITUNGAN
312

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS


SISWA PADA MATERI BILANGAN

Aspek Penilaian
Penilaian Rata-
No. Aspek yang Dinilai Total rata
V1 V2 V3
1. Petunjuk
a. Petunjuk dinyatakan dengan 4 4 3 11 3,67
jelas.
b. Indikator yang diobservasi
3 4 3 10 3,33
mudah diamati.
c. Masing-masing indikator dapat
3 4 3 10 3,33
dibedakan dengan jelas.
d. Masing-masing indikator dapat
3 3 3 9 3
dilakukan.
2. Isi
a. Indikator yang diamati sudah
mencakup semua aspek yang
4 4 3 11 3,67
mendukung pelaksanaan
pembelajaran dengan bahan
ajar.
b. Indikator yang terdefinisi jelas 4 3 3 10 3,33
3. Bahasa yang Digunakan
a. Kalimat tersusun berdasarkan
3 3 3 9 3
kaidah bahasa Indonesia yang
benar
b. Menggunakan kalimat yang
3 4 4 11 3,67
mudah dipahami
Total 27
Rata-rata 3,37
Lampiran 21 313

HASIL PENGHITUNGAN
LEMBAR VALIDASI SOAL TES HASIL BELAJAR SISWA

Aspek Penilaian
Skor Total Rata-
No. Aspek yang dinilai Penilaian rata
V1 V2 V3
1. Kelayakan Isi
a. Rumusan soal mengacu pada kurikulum
4 4 3 11 3,67
KTSP.
b. Rumusan soal sesuai dengan karakteristik
4 3 3 10 3,33
peserta didik.
c. Rumusan soal sesuai dengan konsep yang
4 4 3 11 3,67
dipelajari.
d. Rumusan soal sesuai dengan kunci
4 4 4 12 4
jawaban.
e. Pemberian bobot penilaian jelas. 4 4 4 12 4
2. Komponen kebahasaan
a. Kalimat yang digunakan mudah
3 3 3 9 3
dimengerti.
b. Bahasa yang digunakan telah sesuai
3 3 3 9 3
dengan tingkat pemahaman peserta didik.
c. Rumusan soal menggunakan kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar atau 3 3 3 9 3
sesuai EYD.
d. Rumusan soal tidak menimbulkan makna
3 3 3 9 3
ambigu.
3. Komponen Penyajian
a. Lembar soal memiliki identitas yang jelas. 4 4 4 12 4
b. Lembar soal dilengkapi dengan petunjuk-
4 4 4 12 4
petunjuk pengisian soal yang jelas.
4. Komponen kegrafikan
a. Bentuk dan ukuran huruf proporsional. 4 4 4 12 4
b. Tata letak rumusan soal dan gambar
3 3 4 10 3,33
teratur.
c. Gambar yang disajikan dalam rumusan
4 3 3 10 3,33
soal jelas.
Total 49,33
Rata-rata 3,52
Lampiran 22
314

HASIL PENGHITUNGAN
LEMBAR VALIDASI PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU

Aspek Penilaian
Skor Total Rata-
No. Aspek Yang Dinilai penilaian rata
V1 V2 V3
1. Pertanyaan menunjukkan kemudahan dan
manfaat penggunaan perangkat berorientasi 3 4 3 10 3,33
konstruktivisme.
2. Pertanyaan menunjukkan peranan
konstruktivisme dan peta konsep dalam
4 3 3 10 3,33
memperjelas dan meningkatkan pemahaman
terhadap materi.
3. Pertanyaan menunjukkan modul yang
digunakan menggunakan bahasa yang baik dan 3 3 3 9 3
benar.
4. Pertanyaan menunjukkan pendapat guru dalam
4 4 3 11 3,67
penggunaan modul.
5. Pertanyaan menunjukkan pendapat guru
4 4 3 11 3,67
mengenai penggunaan RPP.
6. Pertanyaan menunjukkan kesesuaian waktu
4 4 3 11 3,67
yang digunakan dalam penggunaan modul.
Total 20,67
Rata-rata 3,44

Lampiran 23

HASIL PENGHITUNGAN
315

LEMBAR VALIDASI PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA

Aspek Penilaian
Skor Total Rata-
No. Aspek Yang Dinilai penilaian rata
V1 V2 V3
1. Pertanyaan menunjukkan kejelasan penyajian
4 3 3 10 3,33
materi.
2. Pertanyaan menunjukkan peranan
konstruktivisme dan peta konsep dalam
3 4 3 10 3,33
memperjelas dan meningkatkan pemahaman
terhadap materi.
3. Pertanyaan menunjukkan modul yang
digunakan menggunakan bahasa yang baik dan 4 3 3 10 3,33
benar.
4. Pertanyaan menunjukkan jenis item soal yang
4 4 4 12 4
diberikan dalam modul.
5. Pertanyaan menunjukkan kesesuaian waktu
4 4 3 11 3,67
dengan pemahaman materi dalam modul.
6. Pertanyaan menunjukkan pandangan siswa
3 3 3 9 3
tentang modul pembelajaran matematika.
Total 20,66
Rata-rata 3,44

Lampiran 24

HASIL PENGHITUNGAN
316

LEMBAR VALIDASI PRAKTIKALITAS EXPERT


PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Aspek Penilaian
Skor Penilaian Total Rata-
No. Aspek yang dinilai rata
V1 V2 V3
1 Petunjuk pengisian lembar praktikalitas
perangkat pembelajaran matematika dari guru 4 4 3 11 3,67
jelas dan mudah dipahami.
2 Bahasa yang digunakan dalam setiap
pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam
lembar praktikalitas perangkat pembelajaran 3 4 3 10 3,33
matematika dari guru sesuai dengan kaidah
bahasa indonesia yang baik dan benar.
3 Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam
4 4 3 11 3,67
lembar praktikalitas sesuai dengan indikator.
4 Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam
lembar praktikalitas tidak mengandung makna 3 3 3 9 3
ganda.
5 Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam
lembar praktikalitas sesuai dengan tujuan yaitu
4 3 3 10 3,33
mengetahui praktikalitas RPP dan modul
matematika.
Total 17
Rata-rata 3,4

Lampiran 25

HASIL PENGHITUNGAN
317

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI SENDIRI


(SELF EVALUATION) RPP MATEMATIKA

Aspek Penilaian
Skor Penilaian Total Rata-
No. Aspek yang Dinilai rata
V1 V2 V3
1. Petunjuk pengisian lembar evaluasi sendiri
RPP jelas. 3 4 3 10 3,33

2. Petunjuk pengisian lembar evaluasi sendiri


RPP mudah dipahami. 3 4 3 10 3,33

3. Bahasa yang digunakan dalam setiap


pernyatan-pernyataan yang terdapat di dalam
3 3 3 9 3
lembar evaluasi sendiri RPP sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam
lembar evaluasi sendiri RPP sesuai dengan 3 3 3 9 3
indikator penilaian.
5. Pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam
lembar evaluasi diri RPP tidak mengandung 3 3 3 9 3
makna ganda.
Total 15,66
Rata-rata 3,13

Lampiran 26

HASIL PENGHITUNGAN
318

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI SENDIRI


(SELF EVALUATION) MODUL BILANGAN

Aspek Penilaian
Skor Penilaian Total Rata-
No. Aspek yang Dinilai rata
V1 V2 V3
1. Petunjuk pengisian lembar evaluasi sendiri
modul bilangan jelas. 4 4 3 11 3,67

2. Petunjuk pengisian lembar evaluasi sendiri


modul bilangan mudah dipahami. 3 3 3 9 3

3. Bahasa yang digunakan dalam setiap


pernyatan-pernyataan yang terdapat di dalam
lembar evaluasi sendiri modul bilangan sesuai 3 3 3 9 3
dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
4. Pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam
lembar evaluasi sendiri modul bilangan sesuai 3 3 4 10 3,33
dengan indikator penilaian.
5. Pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam
lembar evaluasi diri modul bilangan tidak 3 3 3 9 3
mengandung makna ganda.
Total 16
Rata-rata 3,2

No. Nama Siswa Ulangan Harian


1. Amanda Septriana 80
2. Ainul Azhari 80
3. Al Firma Savella 80
4. Aprian Dio 70
5. Bima Sakti wiraguna 70
319

6. Celvin Julianza P. 60
7. Devi Anrika Sari 85
8. Diandra Canny Ruby A. 60
9. Dimas Nurikwan 75
10. Eko Saputra 50
11. Fajrillah 60
12. Fatimah Azarah 70
13. Fina Anggraini K. 90
14. Fitri Wahyuni 70
15. Genisa Ramadhana 70
16. Ilham Yendra Pratama 70
17. Kurniawan Putra Pratama 80
18. Mayyudin 80
19. Mingliawati 85
20. Muhaimin Dahusi 80
21. Muhammad Rizal I. 75
22. Nurhayati 60
23. Nurul Tari Aini 80
24. Olivia Verlita Evelin 80
25. Rama Priyatna 75
26. Ramadhani 60
27. Revi Sditia Ardana 75
28. Rezi Efrizal 50
29. Redho Akbar Evanka 75
30. Sarah Salsabila Rizanti 85
31. Sari Ernita 70
32. Stevani 70
33. Syovinda Robinson 80
34. Wulan Oktarina 85
35. Lampiran
Yurizki 27
Juliandi 70
36. Zakaria 65
Rata-Rata
Lampiran 28 72,77
Persentase Ketuntasan 50%
Data Nilai Ulangan Harian Siswa Materi Bilangan Bulat
Kelas VII(3) SMPN 15 Kota Padang Tahun Ajaran 2015/2016
HASIL ANALISIS UJICOBA SOAL TES AKHIR

A. Analisis Soal Pilihan Ganda

Tabel 1. Penyebaran Skor Hasil Tes 30 Siswa


320

Nomor Soal objektif


SISW Jumla
A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 h
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18
15 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19
17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
20 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 12
21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
25 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 13
26 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
27 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
28 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
29 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
30 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
Jumla 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2
h 0 8 0 8 4 8 5 0 9 9 7 8 9 8 8 0 0 9 3 8

1. Daya Pembeda
Tabel 2. Hasil Perhitungan Daya Pembeda

Butir Soal DP Kriteria


1 0,00 Lemah
321

2 0,13 Lemah
3 0,00 Lemah
4 0,00 Lemah
5 0,38 Sedang
6 0,13 Lemah
7 0,13 Lemah
8 0,00 Lemah
9 0,13 Lemah
10 0,13 Lemah
11 0,13 Lemah
12 0,00 Lemah
13 0,00 Lemah
14 0,25 Sedang
15 0,25 Sedang
16 0,00 Lemah
17 0,00 Lemah
18 0,13 Lemah
19 -0,25 Jelek
20 0,13 Lemah

2. Indeks Kesukaran

Tabel 3. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran


Indeks Kesukaran
Butir Soal Kriteria
(IK)
1 0,00 Mudah Sekali
2 0,08 Mudah Sekali
3 0,00 Mudah Sekali
4 0,16 Mudah
5 0,23 Mudah
6 0,08 Mudah Sekali
7 0,23 Mudah
8 0,00 Mudah Sekali
9 0,08 Mudah Sekali
10 0,08 Mudah Sekali
11 0,23 Mudah
12 0,16 Mudah
13 0,00 Mudah Sekali
14 0,16 Mudah
15 0,16 Mudah
16 0,00 Mudah Sekali
322

17 0,00 Mudah Sekali


18 0,08 Mudah Sekali
19 0,31 Mudah
20 0,08 Mudah Sekali

3. Validitas

Tabel 4. Hasil Analisis Validitas Item


Nomor
Validitas Kriteria
soal
1 29,20 Valid
2 19,96 Valid
3 29,20 Valid
4 20,40 Valid
5 10,90 Valid
6 20,38 Valid
7 12,03 Valid
8 29,20 Valid
9 29,30 Valid
10 29,30 Valid
11 16,77 Valid
12 20,40 Valid
13 28,76 Valid
14 20,78 Valid
15 20,78 Valid
16 29,20 Valid
17 29,20 Valid
18 29,38 Valid
19 9,95 Valid
20 20,46 Valid
4. Reliabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai reliabel sebesar 0,69. Hasil ini
menunjukkan bahwa nilai reliabel soal objektif yang dibuat tergolong sangat
tinggi.
KESIMPULAN
ANALISIS SOAL PILIHAN GANDA

Tabel 5. Kesimpulan Analisis Soal Pilihan Ganda


Kriteria (>0,30
Ik Ip Kesimpulan
signifikan)
323

0,00 Tidak signifikan 0,00 Diganti


0,08 Signifikan 0,13 Digunakan
0,00 Tidak Signifikan 0,00 Diganti
0,16 Signifikan 0,00 Digunakan
0,23 Signifikan 0,38 Digunakan
0,08 Signifikan 0,13 Digunakan
0,23 Signifikan 0,13 Digunakan
0,00 Tidak signifikan 0,00 Diganti
0,08 Signifikan 0,13 Digunakan
0,08 Tidak Signifikan 0,13 Diganti
0,23 Signifikan 0,13 Digunakan
0,16 Signifikan 0,00 Digunakan
0,00 Tidak signifikan 0,00 Diganti
0,16 Signifikan 0,25 Digunakan
0,16 Signifikan 0,25 Digunakan
0,00 Tidak Signifikan 0,00 Diganti
0,00 Tidak Signifikan 0,00 Diganti
0,08 Signifikan 0,13 Digunakan
0,31 Tidak Signifikan -0,25 Diganti
0,08 Signifikan 0,13 Digunakan

Berdasarkan tabel di atas, soal yang diganti adalah nomor 1, 3, 8, 10, 13, 16, 17,
dan 19.

B. Analisis Soal Essay


Tabel 6. Hasil Ujicoba Tes Essay
Item
Siswa Xt
1 2 3 4 5
1 4 6 7 5 5 27
2 4 4 4 4 4 20
324

3 6 6 4 6 6 28
4 4 5 7 6 6 28
5 4 4 7 4 6 25
6 4 4 3 1 1 13
7 4 2 7 6 6 25
8 4 6 4 4 4 22
9 5 5 7 4 5 26
10 4 4 4 5 5 22
11 4 4 5 5 4 22
12 4 3 3 4 5 19
13 5 3 6 1 2 17
14 3 4 7 5 4 23
15 3 4 3 3 4 17
16 5 5 2 6 6 24
17 4 5 2 2 3 16
18 6 6 4 6 5 27
19 6 5 4 5 3 23
20 6 6 4 3 5 24
21 3 2 2 2 3 12
22 3 4 2 5 6 20
23 3 3 3 3 5 17
24 4 2 4 5 5 20
25 6 5 3 1 2 17
26 4 2 3 2 2 13
27 4 5 3 4 5 21
28 4 4 3 5 5 21
29 6 6 6 1 1 20
30 4 2 2 4 5 17
12 12
Jumlah
130 6 125 117 8

1. Validitas

Correlations
A B C D E TOTAL
325

Pearson
1 ,565** ,125 -,042 -,176 ,368*
Correlation
A
Sig. (2-tailed) ,001 ,512 ,825 ,351 ,045
N 30 30 30 30 30 30
Pearson
,565** 1 ,188 ,133 ,041 ,566**
Correlation
B
Sig. (2-tailed) ,001 ,319 ,482 ,831 ,001
N 30 30 30 30 30 30
Pearson
,125 ,188 1 ,220 ,125 ,603**
Correlation
C
Sig. (2-tailed) ,512 ,319 ,244 ,509 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Pearson
-,042 ,133 ,220 1 ,831** ,767**
Correlation
D
Sig. (2-tailed) ,825 ,482 ,244 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Pearson
-,176 ,041 ,125 ,831** 1 ,667**
Correlation
E
Sig. (2-tailed) ,351 ,831 ,509 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Pearson
,368* ,566** ,603** ,767** ,667** 1
TOTA Correlation
L Sig. (2-tailed) ,045 ,001 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30

Berdasarkan hasil perhitungan validitas dengan menggunakan SPSS


menunjukkan bahwa kelima soal essay/uraian dalam kriteria Valid. Untuk
soal nomor 1, 2, 3, 4 dan 5 dalam kategori valid.

2. Reliabilitas Instrumen
326

Berikut ini merupakan hasil perhitungan reliabilitas tes essay yang diperoleh
dengan bantuan SPSS.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
0,736 6

Dari perhitungan dengan menggunakan SPSS di atas, hasilnya


menunjukkan bahwa reliabilitas untuk soal essay dalam kriteria Tinggi yaitu

0,736 (rentang 0,60 < r 11 ≤ 0,80).

3. Daya Pembeda
Tabel 7. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal
Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3 Nomor 4 Nomor 5

DP -0.015 0.125 0.25 0.172 0.125

Sangat
Kriteria Jelek Cukup baik Jelek Jelek
Jelek

4. Indeks Kesukaran
Tabel 8. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran pada Soal Essay
Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3 Nomor 4 Nomor 5
IK 0.542 0.525 0.521 0.487 0.533
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

KESIMPULAN
ANALISIS SOAL ESSAY
Tabel 9. Hasil Uji Validitas, Indeks Kesukaran, dan Daya Pembeda Tes

No. Validitas Indeks Kesukaran Daya Pembeda Keterangan


327

Soal rhitung kesimpulan Nilai kesimpulan Nilai kesimpulan


0,368
1 Valid 0,542 Sedang -0.015 Sangat Jelek Diganti

0,566
2 Valid 0,525 Sedang 0,125 Jelek Digunakan

0,603
3 Valid 0,521 Sedang 0,25 Cukup Baik Digunakan

0,767
4 Valid 0,487 Sedang 0,172 Jelek Digunakan

0,667
5 Valid 0,533 Sedang 0,125 Jelek Digunakan

C. Butir Soal Ujicoba yang Diganti

No. Soal Sebelum Diperbaiki Soal Sebelum Diperbaiki


1.

2. 3. Diantara pecahan berikut yang


24
senilai dengan pecahan
60
adalah….
1 3
A. C.
5 10
2 4
B. D.
5 5
328

3. 8. Panjang 3 potong kayu masing-


1 1
masing adalah 2 meter, 1 meter,
2 4
3
dan meter. Jika ketiga kayu itu
8
akan disambung, maka panjang
kayu menjadi . . . meter.
1 1
A. 4 C. 5
8 8
3 3
B. 4 D. 5
8 8
4. 1
10. Fahri mengerjakan bagian dari
4
pekerjaan pada pagi hari, kemudian
2
nya dikerjakan Fahri pada sore
5
hari dan sisanya dikerjakan pada
malam hari. Sisa pekerjaan Fahri
adalah....
1 7
A. C.
3 20
11 13
B. D.
15 20

5.
21. Hasil dari ( 34 x 2 25 )+( 3 35 :1 15 )
adalah….
20
A. 5 C.
5
24 18
B. D.
5 5

6. 16. Sebuah persegi panjang


1 2
mempunyai luas 12 c m . Jika
4
panjang dari persegi panjang
2
tersebut 4 cm. Maka lebarnya
3
adalah…cm.
2 5
A. 48 C. 2
3 8
7 1
B. 42 D. 2
8 4
329

7. 4
22. Bilangan desimal dari pecahan 8
5
adalah….
A. 8,6 C. 8,8
B. 8,7 D. 8,9

8. 5
19. Pecahan dinyatakan dalam
8
bentuk persen adalah….
A. 6,25 % C. 58 %
B. 12,5 % D. 62,5 %

9. 6. Tentukan tiga pecahan yang


senilai dengan pecahan-pecahan
berikut ini.
7 6
a. b.
8 9
330

Lampiran 29

HASIL TES AKHIR BELAJAR SISWA KELAS VII (3)


SETELAH BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODUL BILANGAN

No. Nama Siswa Nilai Akhir

1. Amanda Septriana 91
2. Ainul Azhari 93
3. Al Firma Savella 74
4. Aprian Dio 73
5. Bima Sakti wiraguna 86
6. Celvin Julianza P. 87
7. Diandra Canny Ruby A. 82
8. Eko Saputra 96
9. Fajrillah 87
10. Fatimah Azarah 88
11. Fina Anggraini K. 93
12. Fitri Wahyuni 67
13. Genisa Ramadhana 65
14. Ilham Yendra Pratama 95
15. Kurniawan Putra Pratama 86
16. Mayyudin 95
17. Mingliawati 87
18. Muhaimin Dahusi 87
19. Muhammad Rizal I. 96
20. Nurhayati 61
21. Nurul Tari Aini 88
22. Olivia Verlita Evelin 74
23. Rama Priyatna 87
24. Ramadhani 89
25. Revi Sditia Ardana 85
26. Rezi Efrizal 87
27. Redho Akbar Evanka 90
28. Sarah Salsabila Rizanti 90
29. Sari Ernita 86
30. Stevani 85
31. Syovinda Robinson 97
32. Wulan Oktarina 85
33. Yurizki Juliandi 92
34. Zakaria 91
Lampiran 30
328

HASIL ANALISIS SKOR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Pertemuan Observer 1 Observer 2


Aspek 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 13,9 13,9 13,9 16,7 19,4 25 13,8 22,2 11,11 5,55 19,4 8,33
2 11,11 13,9 13,9 16,7 19,4 25 19,4 13,9 13,9 11,11 0 8,33
Rata-rata 12,5 13,9 13,9 16,7 19,4 25 16,6 18,5 12,5 8,3 9,7 8,33
Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kategori
sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali
3 88,9 86,1 88,9 97,2 91,7 100 88,8 77,8 94,4 91,7 83,3 91,7
4 51,6 58,3 66,7 61,1 69,4 72,2 75 77,8 91,7 94,4 83,3 91,7
Rata-rata 72,75 72,2 77,8 79,15 80,55 86,1 81,9 77,8 93,05 93,05 83,3 91,7
Banyak Banyak Banyak Banyak Banyak Banyak Banyak Banyak Banyak Banyak
Kategori Banyak Banyak
sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali
5 63,9 72,2 66,7 88,9 83,3 80,5 83,3 91,7 91,7 100 86,1 94,4
Banyak Banyak Banyak Banyak Banyak Banyak Banyak Banyak Banyak
Kategori Banyak Banyak Banyak
sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali
6 25 11,11 11,11 11,11 11,11 11,11 27,8 16,7 11,11 8,3 11,11 5,5
Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kategori Sedikit
sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali sekali

Keterangan :
1 = Siswa mengajukan pertanyaan pada guru.
2 = Siswa menyampaikan pendapat dalam pembelajaran dengan baik (komunikatif).
3 = Melakukan kegiatan awal pembelajaran yang dirancang guru (kegiatan menyenangkan).
329

4 = Siswa berpikir kritis dan kreatif dalam memahami dan melakukan kegiatan konstruktivisme (orientasi, elicitasi, restrukturisasi ide,
aplikasi ide, dan review) yang terdapat pada modul.
5 = Mengerjakan latihan yang ada pada modul bilangan berorientasi konstruktivisme dengan sungguh-sungguh (bekerja keras), jujur, dan
mandiri.
6 = Siswa kurang antusias dalam pembelajaran yang ditandai dengan.
a) Melamun,
b) Menggangu teman,
c) Bermain-main dalam kelas.
Lampiran 31
330

HASIL PENGHITUNGAN
ANGKET KEPRAKTISAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME
(Respons Guru)
Nilai
Nomor Pernyataan Skor Total Kategori
Praktikalitas
Aspek Penyajian Modul
1 4 19 95 Sangat
2 4 Praktis
3 4
4 4
8 3
Aspek Penggunaan Modul
6 3 30 83 Praktis
9 3
12 3
14 4
5 4
7 3
10 3
11 3
13 4
Aspek Penyajian RPP
15 4 23 96 Sangat
16 4 Praktis
17 3
18 4
19 4
20 4
Aspek Perangkat Pembelajaran
21 4 18 90 Sangat
22 4 Praktis
23 3
24 3
25 4
Lampiran 32
331

HASIL PENGHITUNGAN
ANGKET KEPRAKTISAN MODUL ORANG PER ORANG (ONE TO ONE)
(Respons Siswa)
A. Aspek Penyajian Modul

Nomor Pernyataan
Total Skor Kepraktisan
Responden 1 2 3 4 6 8 9 13
Siswa 1 4 4 4 4 4 4 4 4 32 100
Siswa 2 4 4 3 2 3 3 2 4 25 78,12
Siswa 3 4 4 4 4 3 2 4 4 29 90,62
Total 268,75
Rata-rata 89,58

B. Aspek Penggunaan Modul

Nomor Pernyataan Skor


Total
Responden 1 1 2 kepraktisan
5 7 10 11 12 15 16 18 19
4 7 0
Siswa 1 3 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 42 87,5
Siswa 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 43 89,58
Siswa 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 44 91,67
 Total 268,75
 Rata-Rata 89,58
Lampiran 33 332

HASIL PENGHITUNGAN
ANGKET KEPRAKTISAN MODUL KELOMPOK KECIL (SMALL GROUP)
(Respons Siswa)
A. Aspek Penyajian Modul

Nomor Pernyataan
Total Skor Kepraktisan
Responden 1 2 3 4 6 8 9 13
Siswa 1 3 4 4 3 4 4 2 4 28 87,5
Siswa 2 3 4 4 2 4 3 1 3 24 75
Siswa 3 4 3 3 2 4 3 3 4 26 81,25
Siswa 4 3 4 4 2 4 3 2 3 25 78,12
Siswa 5 4 4 4 2 4 4 2 4 28 87,5
Siswa 6 4 3 3 2 4 4 3 3 26 81,25
Total 490,62
Rata-rata 81,77

B. Aspek Penggunaan Modul

Nomor Pernyataan Skor


Total
Responden 1 1 2 kepraktisan
5 7 10 11 12 15 16 18 19
4 7 0
Siswa 1 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 44 91,67
Siswa 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 42 87,5
Siswa 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 42 87,5
Siswa 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 37 77,08
Siswa 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 47 97,92
Siswa 6 4 4 2 4 2 3 4 3 4 4 4 3 41 85,42
 Total 527,08
 Rata-Rata 87,85
Lampiran 34 333

HASIL PENGHITUNGAN
ANGKET KEPRAKTISAN MODUL UJI LAPANGAN (FIELD TEST)
(Respons Siswa)

A. Aspek Penyajian Modul

Nomor Pernyataan
Total Skor Kepraktisan
Responden 1 2 3 4 6 8 9 13
Siswa 1 4 4 4 4 4 4 3 4 31 96,87
Siswa 2 4 4 4 3 4 4 4 4 31 96,87
Siswa 3 4 4 4 4 4 4 4 4 32 100
Siswa 4 4 3 3 3 4 3 4 3 27 84,37
Siswa 5 4 4 4 3 4 3 4 3 29 90,62
Siswa 6 3 3 3 4 4 3 4 3 27 84,37
Siswa 7 4 4 4 3 3 4 4 4 30 93,75
Siswa 8 4 4 4 4 4 4 3 4 31 96,87
Siswa 9 4 4 4 3 4 4 4 4 31 96,87
Siswa 10 4 4 4 4 3 3 4 3 29 90,62
Siswa 11 4 4 4 3 3 3 4 4 29 90,62
Siswa 12 3 4 4 3 3 4 3 4 28 87,5
Siswa 13 3 3 3 3 3 3 3 4 25 78,12
Siswa 14 3 4 4 3 3 3 4 3 27 84,37
Siswa 15 3 3 3 4 3 4 4 4 28 87,5
Siswa 16 4 4 4 3 3 4 3 3 28 87,5
Siswa 17 4 4 4 3 3 3 3 3 27 84,37
Siswa 18 4 4 4 3 4 4 4 4 31 96,87
Siswa 19 3 3 3 3 3 4 4 4 27 84,37
Siswa 20 4 4 4 3 3 3 4 4 29 90,62
Siswa 21 4 4 3 3 4 4 4 3 29 90,62
Siswa 22 4 4 4 3 4 4 4 4 31 96,87
Siswa 23 4 4 3 4 4 4 4 3 30 93,75
Siswa 24 4 3 4 3 4 4 4 4 30 93,75
Siswa 25 3 3 4 3 4 4 3 3 27 84,37
Siswa 26 4 3 3 3 3 3 3 3 25 78,12
Siswa 27 3 3 4 3 3 4 4 3 27 84,37
Siswa 28 4 4 4 3 4 4 4 4 31 96,87
Siswa 29 3 4 4 3 4 3 4 4 29 90,62
Siswa 30 3 4 4 3 4 4 4 4 30 93,75
Siswa 31 3 4 4 3 4 3 2 4 27 84,37
Siswa 32 3 3 4 3 3 3 4 3 26 81,25
334

Siswa 33 3 4 4 4 4 4 3 3 29 90,62
Siswa 34 3 3 4 4 4 4 3 4 29 90,62
Total 3053.12
Rata-rata 89.79

B. Aspek Penggunaan Modul

Nomor Pernyataan Skor


Total
Responden 1 1 2 kepraktisan
5 7 10 11 12 15 16 18 19
4 7 0
Siswa 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 47 97,92
Siswa 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 45 93,75
Siswa 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 46 95,83
Siswa 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 43 89,58
Siswa 5 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 44 91,67
Siswa 6 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 39 81,25
Siswa 7 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 47 97,92
Siswa 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 100
Siswa 9 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 43 89,58
Siswa 10 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 42 87,5
Siswa 11 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 43 89,58
Siswa 12 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 43 89,58
Siswa 13 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 40 83,33
Siswa 14 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 45 93,75
Siswa 15 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 42 87,5
Siswa 16 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 44 91,67
Siswa 17 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 43 89,58
Siswa 18 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 44 91,67
Siswa 19 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 42 87,5
Siswa 20 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 45 93,75
Siswa 21 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 79,16
Siswa 22 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 1 4 40 83,33
Siswa 23 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 39 81,25
Siswa 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 100
Siswa 25 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 39 81,25
Siswa 26 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 38 79,16
Siswa 27 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 41 85.47
Siswa 28 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 44 91,67
Siswa 29 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 44 91,67
Siswa 30 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 44 91,67
Siswa 31 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 44 91,67
Siswa 32 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 41 85,46
335

Siswa 33 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 45 93,75
Siswa 34 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 42 87,5
 Total 3045,83
 Rata-Rata 89.58

Lampiran 35

DAFTAR CHECK LIST dan CATATAN LAPANGAN


336

A. Daftar Check List


1. Daftar Check List Kegiatan Analisis Kurikulum

No. Fokus Penelitian Iya Tidak


1. Membahas tentang SK dan KD tentang materi bilangan
yang ada dalam kurikulum.
2. Membahas apakah SK dan KD sudah memadai untuk
mencapai tujuan kurikulum.
3. SK dan KD sudah terurut dengan baik.
4. Apakah ada perubahan SK dan KD untuk materi
bilangan.
5. Melakukan analisis terhadap urutan kompetensi dasar.

6. Membahas kegiatan analisis kurikulum secara


keseluruhan dengan menjawab “apa dan mengapa”.

2. Daftar Check List Kegiatan Analisis Konsep

No. Fokus Penelitian Iya Tidak


1. Membahas tentang konsep-konsep yang esensial untuk
pembelajaran bilangan di kelas VII SMP.
2. Membahas apakah konsep-konsep esensial tersebut
mendukung ketercapaian kompetensi.
3. Membahas konsep-konsep esensial untuk materi bilangan
bulat.
4. Membahas konsep-konsep esensial untuk materi bilangan
pecahan.
5. Apakah ada gambar peta konsep dari konsep-konsep
esensial untuk materi bilangan.
6. Membahas kegiatan analisis kurikulum secara
keseluruhan dengan menjawab “apa dan mengapa”.
3. Daftar Check List Kegiatan Analisis Perangkat Pembelajaran yang Telah
Ada
337

No. Fokus Penelitian Iya Tidak

1. Membahas tentang perangkat apa saja yang digunakan


oleh guru dalam pembelajaran matematika di kelas VII
SMP.
2. Membahas tentang apa saja komponen atau isi dari
perangkat pembelajaran yang digunakan guru.
3. Membahas tentang inspirasi apa yang bisa diambil dari
perangkat yang digunakan guru dalam pembelajaran
matematika.
4. Adakah karakteristik konstruktivisme dalam perangkat
pembelajaran yang digunakan guru.
5. Membahas perubahan atau peningkatan apa yang akan
dilakukan untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada
perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru.
6. Membahas karakteristik yang ditonjolkan dalam
perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan.

4. Daftar Check List Kegiatan Merancang Perangkat Pembelajaran


Berorientasi Konstruktivisme

No. Fokus Penelitian Iya Tidak

1. Apakah menuangkan hasil analisis kurikulum dalam


merancang perangkat pembelajaran berorientasi
konstruktivisme?
2. Apakah menuangkan hasil analisis konsep dalam
merancang perangkat pembelajaran berorientasi
konstruktivisme?

3. Apakah menuangkan hasil analisis karakteristik siswa


dalam merancang perangkat pembelajaran berorientasi
konstruktivisme?
338

4. Apakah menuangkan hasil analisis perangkat


pembelajaran yang telah ada dalam merancang perangkat
pembelajaran berorientasi konstruktivisme?
5. Apakah mendeskripsikan implementasi/implikasi setiap
hasil preliminary research dalam perangkat pembelajaran
yang dikembangkan. Deskripsi ditulis sebagai “design
principle” (prinsip perancangan)?

B. Catatan Lapangan Analisis Karakteristik Siswa

Pada penelitian ini yang menjadi subjek uji coba adalah siswa kelas VII(2)
SMPN 15 Kota Padang yang rata-rata berusia 12-13 tahun. Dari pengamatan
terhadap karakteristik siswa SMP kelas VII(2), sebagian besar siswa sulit untuk
fokus terhadap apa yang disampaikan guru di depan kelas. Kondisi ini
ditunjukkan saat kegiatan pembelajaran, siswa sering merasa bosan, keluar masuk
kelas dengan alasan ke wc, dan terkadang mereka mengantuk saat guru
menjelaskan materi di depan kelas. Tetapi, apabila siswa diberi tugas untuk
mengerjakan soal latihan, siswa fokus untuk menyelesaikannya secara sendiri.
Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa SMP Negeri 15 Kota Padang
di kelas VII(2) yaitu DRD, AR, dan FA diperoleh informasi bahwa sebagian besar
siswa menyenangi pelajaran matematika. Tetapi, jika guru menjelaskan dengan
metode ceramah, siswa mengakui sulit untuk memahami materi yang disampaikan
tersebut. FA mengatakan bahwa dia dapat mengerjakan soal matematika seperti
contoh yang diberikan guru, sehingga jika soal itu berbeda maka siswa kesulitan
atau tidak bisa menjawab soal yang diberikan. Selain itu, dari hasil wawancara
diperoleh informasi bahwa siswa menyukai buku pelajaran yang banyak gambar
dan berwarna. Hasil ini diperoleh dari pertanyaan, “apakah kalian menyukai buku
yang bergambar dan berwarna menarik?”, siswa menjawab, “suka Pak”.
Refleksi :
1. Diketahui bahwa siswa dapat fokus dalam kegiatan belajar jika mereka
dilibatkan secara aktif, sehingga dirancang modul bilangan yang
339

memfasilitasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, dengan menghadirkan


kegiatan-kegiatan karakteristik pendekatan konstruktivisme, yaitu orientasi,
elicitasi, restrukturisasi ide, aplikasi ide, dan review.
2. Dari hasil wawancara siswa suka buku pelajaran yang ada ceritanya, maka
modul yang akan dikembangkan dipaparkan materi dalam bentuk cerita
yang sering mereka temui dalam kehidupan sehari-hari, dan gambar-
gambar yang menarik dalam mendukung penjelasan materi tersebut.

Lampiran 36

RPP
(RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)
MATERI BILANGAN KELAS VII SMP

340

Lampiran 37

MODUL

BILANGAN BULAT DAN PECAHAN


KELAS VII SMP
341

Lampiran 38
342
343

Lampiran 39
344

You might also like