You are on page 1of 11

ELISITASI ORANG TUA DAN TOKOH MASYARAKAT PADA

PERNIKAHAN USIA DINI DI DESA KAYU RABAH KECAMATAN


PANDAWAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
Muhammad Khairani
Zainul Akhyar
Muhammad Elmy
Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat
1710112210022@mhs.ulm.ac.id

Informasi artikel ABSTRAK


Pernikahan merupakan sebuah ikatan yang menyatukan dua orang
Diterima: menjadi pasangan dalam menjalani kehidupan, namun pernikahan
takkan terjadi tanpa adanya campurtangan orang tua serta tokoh
Disetujui: masyarakat serta lembaga keagamaan, dan pernikahan akan lancar
apabila pasangan yang akan melangsungkan pernikahan memenuhi
persyaratan untuk melakuakan pernikahan terkhusus sarat yang
Kata kunci: berlaku yang telah di tetapkan oleh pemerintahan sebuah negara
Elisitasi melalui undang undang yang di berlakukan sebagai peraturan
terutama dalam segi usia pasangan, yang mana apabila pasangan
belum mencapai usia yang telah di tentukan oleh perundang
undangan dan tetap melangsungkan pernikahan secara sah melalui
persidangan tau sah secara agama namun tidak sah secara peraturan,
maka pernikahan tersebut tergolong pernikahan usia dini.
Pendekatan yang di lakukan dengan pendekatan kualitatif
menggunakan sumberdata purposive samping dengan teknik
pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan
dokumentasi. Data diperoleh dan dianalisis dengan tiga tahap yaitu
reduksi data, penyajian data, serta menarik kesimpulan. Penelitian
ini bertujuan mengetahui elisitasi orang tua dan tokoh masyarakat
pada pernikahan dini di desa kayu rabah kecamatan pandawan
kabupaten hulu sungai tengah dan mengetahui tuan yang ingin di
capai oleh orangtua serta tokoh masyarakat terhadap pernikahan
dini di desa kayu rabah kecamatan pandawan tersebut. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dari tahun 2020-2022 telah
tercatat secara resmi setidaknya ada 11 pasangan yang menikah di
usia dini melalui persidangan dan 6 pasangan yang tidak terdaftar
dari 64 pasangan yang melakukan penikahan.
ABSTRACT
Received: Marriage is a bond that unites two people to become partners in
life, but marriage will not take place without the intervention of
Accepted: parents and community leaders and religious institutions, and
marriage will run smoothly if the couple who will marry meet the
Keywords: requirements to carry out a special marriage with the applicable
elicitation conditions. has been determined by the government of a country
through laws that are enforced as regulations, especially in terms of
the age of the partner, which is if the partner has not reached the
age determined by law and continues to carry out a legal marriage
through a trial or is legally religious but not legal according to
regulations, the marriage is classified as early marriage. The
approach taken was a qualitative approach using purposive data
sources as well as data collection techniques using interview
guidelines and documentation. Data was obtained and analyzed in
three stages, namely data reduction, data presentation, and drawing
conclusions. This study aims to determine the elicitation of parents
and community leaders in early marriage in Kayu Rabah village,
Pandawan sub-district, Hulu Sungai Tengah district and to find out
what parents and community leaders want to achieve about early
marriage in Kayu Rabah village, Pandawan sub-district. The
results of this study indicate that from 2020-2022 it has been
officially recorded that there were at least 11 couples who married
at an early age through trials and 6 couples who were not
registered out of 64 couples who married.
Copyright © 2023 (Muhammad Khairani). All Right
Reserved

Pendahuluan matang dimana pasangan yang akan


Pernikahan merupakan sebuah membina rumahtangga harus sudah
ikatan yang menyatukan antar dua dewasa secara biologis mapun secara
individu untuk menjalani hidup pedagogis, dapat bertanggung jawab
bersama dalam satu atap dengan ikatan dengan keputusan yang telah diambil.
yang sah berdasarkan Agama serta Pernikahan Menurut Hukum
Hukum yang berlaku dalam suatu Adat, pernikahan dalam masyarakat
Negara terutama di Negara Indonesia. adat merupakan suatu hal yang penting
Dalam membangun rumah dalam kehidupan bermasyarakat,
tangga harus mempersiapkan secara pernikahan tidak hanya mengaitkan
pasangan tetapi juga keluarga, sanak sesuai dengan yang tercantum dalam
saudara, serta orang tua dari kedua undang-undang, salah satunya sayat-
belah pihak. syarat yang harus di penuhi berupa
Menurut Soekanto (2011: 106) usia keduanya harus memenuhi syarat,
“Dalam pernikahan adat tidak dapat di apabila hal tersebut tidak terpenuhi
pastikan kapan pernikahan dimulai, maka pernikahan tidak akan bisa di
yang mana hal ini sangat berbeda lakukan.
dengan hukum Islam atau Kristen yang Dalam peraturan perundang-
mana waktu telah pasti”. undangan tersebut menjelaskan
Jika kita lihat dari pendapat bahwasanya apabila perkawinan di
para ahli diatas dapat kita ambil lakukan, kedua calon harus berumur
kesimpulan bahwasanya pernikahan minimal Sembilan belas (19) tahun
merupakan sebuah ikatan yang terkecuali calon di hadapkan keadaan
menyatukan laki-laki dan perempuan yang sangat mendesak baru dapat
yang menghalalkan keduanya tinggal melakukan pernikahan, itupun harus di
dalam satu rumah serta menghalalkan sertai bukti-bukti yang meyakinkan
keduannya untuk melakukan hubungan keadaan mendesak yang di tunjukkan
badan secara sah di mata hukum kepada pengadilan melalui orang tua
maupun agama. kedua belah pihak serta penjelasan
Dilihat dari peraturan dalam kedua calon.
Negara Indonesia yang mengatur Namun dalam fenomina yang
tentang perkawinan mengatur tentang sering di temukan banyak pasangan
perkawinan, yang mana peraturan yang tetap melakukan pernikahan
tersebut tercatat dalam Undang- meski usia mereka belum memenuhi
Undang perkawinan yaitu Dalam persyaratan seperti yang di jelaskan di
ketentuan Pasal 28B Undang-Undang atas, hal tersebut lah yang dikenal
Dasar Negara Republik Indonesia sebagai pernikahan dini.
Tahun 1945, dicantumkan bahwa Pernikahan dini sangat sering
setiap orang berhak membentuk terjadi di Negara Indonesia dengan
keluarga dan melanjutkan keturunan berbagai macam alasan yang
melalui perkawinan yang sah serta mendasarinya, kebanyakan faktor yang
Negara menjamin hak anak atas sering digunakan sebagai alasan untuk
kelangsungan hidup, tumbuh, dan memperkuat fenomina tersebut
berkembang serta berhak atas dikarenakan pergaulan bebas,
pelindungan dari kekerasan dan ekonomi, kebiasaan, bahkan agama
diskriminas. pun dijadikan penguat untuk
Namun untuk melakukan membenarkan pelanggaran tersebut.
pernikahan memilik syarat-syarat yang Menurut Purnomo (Yekti
harus di penuhi dimana hal tersebut Satriyandari S.ST., M.Kes Fitria Siswi
Utami.,S.ST.,MNS : 1:2020) ‘Alasan pun dijadikan penguat untuk
lain pernikahan dini dilakukan membenarkan pelanggaran tersebut.
dikarenakan kehawatiran yang di Menurut Purnomo (Yekti
rasakan orang tua dikarenkan Satriyandari S.ST., M.Kes Fitria Siswi
kedekatan anak mereka dengan Utami.,S.ST.,MNS : 1:2020) “Alasan
pasangannya, bahkan sampai lain pernikahan dini dilakukan
melakukan hubungan seksual, dikarenakan kehawatiran yang di
kehamilan diluar nikah, perasaan takut rasakan orang tua dikarenkan
akan anak mereka menjadi perawan kedekatan anak mereka dengan
tua, serta kemudahan dalam pasangannya, bahkan sampai
mengakses video pornografi". melakukan hubungan seksual,
Dalam peraturan perundang- kehamilan diluar nikah, perasaan takut
undangan tersebut menjelaskan akan anak mereka menjadi perawan
bahwasanya apabila perkawinan di tua, serta mudahnya akses konten
lakukan, kedua calon harus berumur pornografi”.
minimal Sembilan belas (19) tahun Desa Kayu Rabah Kecamatan
terkecuali calon di hadapkan keadaan Pandawan tidak luput dari fenomena
yang sangat mendesak baru dapat tersebut dimana menurut data yang di
melakukan pernikahan, itupun harus di ambil dari Kantor Urusan Agama
sertai bukti-bukti yang meyakinkan kecamatan Pandawan, yang mana dari
keadaan mendesak yang di tunjukkan data tersebut tercatatkan bahwa
kepada pengadilan melalui orang tua pasangan yang menikah tidak
kedua belah pihak serta penjelasan memenuhi sarat dikarenakan usia
kedua calon. namun sah melalui persidangan terdata
Namun dalam fenomina yang dari tahun dua ribu duapuluh sampai
sering di temukan banyak pasangan januari dua ribu duapuluh dua (2020-
yang tetap melakukan pernikahan januari 2022) telah tercatat secara
meski usia mereka belum memenuhi resmi setidaknya ada sebelas (11)
persyaratan seperti yang di jelaskan di pasangan dan enam (6) pasangan yang
atas, hal tersebut lah yang dikenal tidak terdaftar dari enam puluh empat
sebagai pernikahan dini. (64) pasangan yang melakukan
Pernikahan dini sangat sering pernikahan, pasangan tersebut dapat
terjadi di Negara Indonesia dengan melangsungkan pernikahan dengan
berbagai macam alasan yang resmi di karenakan mengikuti
mendasarinya, kebanyakan faktor yang persidangan dengan alasan yang
sering digunakan sebagai alasan untuk bermacam-macam, namun enam (6)
memperkuat fenomina tersebut pasangan yang tidak terdapta yang
dikarenakan pergaulan bebas, melakukan pernikahan di lakukan
ekonomi, kebiasaan, bahkan agama secara tidak resmi karena tidak
melakukan sidang dan tidak terdaftar terlaksanakan pernikahan tersebut,
di kantor urusan agama yang mana seperti Pasangan yang menikah dini,
data tersebut di dapatkan dari tokoh Orangtua, Pemerintahan setempat,
masyarakat setempat. Apabila kita Penghulu, saksi, serta tak terlepas
pandang dari usia mereka bisa di Kantur Urusan Agama sebagai
katakan masih di bawah umur serta pengurus pernikahan dalam
bertentangan dengan pasal yang masyarakat.
berlaku seperti yang di jelaskan di atas
untuk melakukan pernikahan, Namun Metode Penelitian
dalam pandangan masyarakat Salah satu alasan peneliti
terkhusus masyarakat pedesaan kadang menggunakan metode kualitatif adalah
tidak mengindahkan hal tersebut karena penelitian kualititaif
karena berbagai alasan, yang dapat menekankan kepada kemampuan
memberatkan dan menghasilkan izin peneliti yang mampu berkomunikasi,
resmi yang di keluarkan pengadilan mampu menjalin hubungan baik
melalui persidangan, dari beberapa dengan partisipan serta berdasar
data yang di dapatkan di lapangan kepada pendekatan induktif yang mana
yang di dapat dari hasil wawancara penelitian kualtitatif melihat fenomena
terhadap tokoh masyarakat, pada masa kehidupan yang ada di masyarakat
lampau sebelum berlakunya undang- dengan melihat fakta-fakta empiris.
undang pernikahan nomer 16 tahun Penelitian dengan metode ini dapat
2019 banyak terjadi pemalsuan menghasilkan data deskriptif, karena
identitas oleh para orangtua untuk didapat dari ucapan atau tulisan dari
melancarkan urusan pernikahan anak- subjek itu sendiri. Pertimbangan lain
anak mereka. pemilihan metode kualitatif diatas
Dalam penelitian ini penulis ialah karena penelitian ingin lebih
akan membahas tentang Elisitasi menekankan kepada observasi
Orang Tua dan Tokoh Masyarakat partisipatif dimana peneliti terjun
pada Pernikahan Usia Dini Di langsung ke lapangan untuk melihat
Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu suatu fenomena sosial tanpa harus
Sungai Tengah, dari pelanggaran serta dengan menguji sebuah data, akan
pengaturan-pengaturan terhadap tetapi saat proses menganalisa data
pernikahan serta faktor-faktor yang peneliti
menyebabkan pernikahan dini diatas harus mampu menyajikan
sudah sangat jelas sebab penyebabnya, informasi, melihat hubungan antar
namun dalam pernikahan dini tersebut variabel, dan mampu membandingkan
tidak terlepas dari campur tangan antar variabel.
tokoh-tokoh serta lembaga yang Penelitian ini di lakukan
berkaitan yang membantu hingga dilingkungan Kecamatan Pandawan,
Barabai Hulu Sungai Tengah, pernikahan anak mereka di terima, hal
Kalimantan Selatan Indonesia, semacam itu tidak dapat di terima
Tepatnya Di Desa Kayu Rabah, dimana sudah jelas bahwa sebelum
Mengapa Desa Kayu Rabah melakukan apapun langkah pertama
Kecamatan Pandawan ini menjadi yang harus di lakuakan dalam
tempat penelitian di karenakan peneliti melakukan pernikahan yaitu
tertarik akan fenomena pernikahan mendaftarkan perniukahna anak
diniyang sering terjadi di desa tersebut, mereka secara resmi dulu ke Kantor
yang lebih tepatnya tertarik terhadap Urusan Agama dan apabila sudah
elisitasi orangtua dan tokoh memenuhi sarat dalam pernikahan
masyarakat terhadap pernikahan dini maka kantor urusan agama akan
yang hamper di setiap tahun ada-ada menetapkan hari dan tanggal berapa
saja terjadi meski di saat sekarang mereka dapat menikahkan anak-anak
sudah sangat berkurang. mereka secara resmi.
Dalam beberapa hal yang
Hasil Penelitian terlihat jelas dari penjelasan-
Berdasarkan hasil penelitian di penjelasan yang di dapat peneliti
Kantor Urusan Agama di Kecamatan melalui wawancara pada Kepala
Pandawan, masih banyaknya calon- Kantor Urusan Agama Kecamatan
calon yang ingin menikah meski Pandawan, Elisitasi Orang Tua
mereka masih belum memenuhi sarat terhadap anak-anak mereka terlihat
usia pernikahan, dimana sebagian kecil jelas bahwa sanya mereka
dari mereka mau meliwati persidangan menginginkan suatu hal yang bagi
di karenakan mereka memang mereka sangat menguntungkan dalam
memiliki alasan-alasan yang kuat pernikahan anak mereka, dimana tidak
untuk secepatnya melangsungkan sedikit orang tua yang bersikeras
pernikahan, namun memohon agar anak mereka dapat di
banyak yang tidak mau daftarkan dan di nikahkan secara resmi
meliwati persidangan dan di tolak di kantor urusan agama meski mereka
secara tegas oleh Kantor Urusan sudah di beritahukan bahwasanya usia
Agama Kecamatan Pandawan, dimana anak-anak mereka belum memenuhi
mereka ingin melakukan pernikahan sarat dalam melakaukan pernikahan.
tidak dalam kundisi terdesak, dimana Dimana kita ketahui bersama
alasan-alasan yang di ajukan mereka bahwasanya Elisitasi merupakan usaha
hanya alasan-alasan klise yang sering untuk mendapatkan sesuatu, dimana
di lakukan masyarakat dulu, seperti dalam arti lain elisitasi merupakan
undangan pernikahan anak mereka pemerolehan, elisitasi orang tua di sini
sudah di sebarkn, agar mereka tidak merupakan sebuah usaha untuk
malu mereka memohon agar memenuhi keinginan secara individual
bagi mereka, dimana dalam pemikiran perkembangan zaman, dimana
orang tua yang menikahkan anak-anak maraknya anak-anak yang menjalin
mereka mereka menginginkan hubungan antar laki-laki dan
beberapahal, seperti mengurangi beban perempuan (berpacaran) sudah
tanggungan dalam segi perikonomean, menjadi hal biasa di kalangan anak-
dimana ketika anak mereka telah anak sekarang ini, hal ini lah yang
menikah bagi mereka akan menjadi salah satu dasar mengapa
mengurangi tanggungan perikonomian orang tua ingin secepatnya
terhadap anak mereka terutama bagi menikahkan anak-anak mereka,
mereka yang memiliki anak dimana mereka memiliki ketakutan
perempuan, dimana yang banyak akan terjadinya hal-hal yang tidak
sekali di temui oleh peneliti mereka inginkan, seperti pergaulan
kebanyakan pernikahan yang masih bebas yang berujung hamil di luar
berusia dini di alami oleh anak-anak nikah, dimana secara garis besar
perempuan, hal yang mendasari masyarakat terkhusus para orang tua di
pelanggaran yang di lakuakan para desa Kayu Rabah masih sangat agamis
orangtua kebanyakan berpacu pada dimana hal-hal sekecil apapun mereka
pertumbuhan fisik anak-anak mereka, akan kaitkan dalam hukum agama,
tolak ukur masyarakat dalam selain itu para orang tua tidak mau
pernikahan kebanyakan bertumpu pada menjadi bahan gunjingan tetangga
fisik anak-anak mereka bukan terhadap dikarenakan perilaku anak-anak
usia anak-anak mereka, sehingga mereka, jadi apabila ada anak-anak
terdapat asumsi semakin besar batang mereka yang sudah mulai terlihat
tubuh anak-anak semakin dewasa terlalu dekan maka para orang tua akan
mereka meskipun usia mereka belum secepatnya bertindak mendiskusiakan
mencapai Sembilan belasa (19) tahun, kelanjutan dari hubungan anak-anak
dimana seperti yang kita ketahui usia mereka ke jenjang pernikahan.
Sembilan belas tahun merupakan usia Elisitasi tokoh masyarakat
yang prodoktif dan memenuhi sarat terhadap pernikahan usia dini di desa
pernikahan dalam Undang-Undang. Kayu Rabah kecamatan Pandawan
Selain mengurangi beban sebenarnya sangat bertolak belakang
tanggung jawap terhadap kebutuhan dangan pemikiran orang tua yang
anak-anak elisitasi orangtua juga menikahkan anak mereka yang belum
bertujuan agar mereka tidak memenuhi sarat prnikahan, dimana
menanggung malu atas tingkah laku mereka selalu mengingatkan akan hal
anak-anak mereka, yang mana bagi itu, namun pendirian orang tua tidak
masyarakat kebanyakan anak-anak di bisa di rubah di mana mereka akan
desa Kayu Rabah sekarang ini sudah memberikan berbagai macam alasan
semakain terpengaruh oleh
yang membuat tokoh masyarakat tidak ingin di capai para orang tua serta
bisa berbuat banyak. tokoh masyarakat terhadap pernikahan
Tokoh masyarakat pada anak-anak mereka yang berusia di
bawah batasan usia perundang
dasarnya menolak akan adanya
undangan :
pernikahan di usia dini di desa Kayu 1. Keinginan para orang tua
Rabah kecamatan Pandawan, namun terhadap anak anak mereka
dikarenakan kebiasaan orangtua yang yang mereka nikahkan
tidak terlalu mementingkan lebih terkhusus anak anak yang
tepatnya tidak memperdulikan imbas masih berusia dini, para orang
dari pernikahan tidak sah secara tua menginginkan agar anak
anak mereka tidak melakukan
hukum, tidak tercatat secara resmi di
hal yang tidak tidak diluar
pencatatan sipil kewarga negaraan, pernikahan, yang mana saat ini
akan sangat berpengaruh dalam anak anak di desa kayurabah
kehidupan anak-anak mereka telah terpengaruh akan
kedepannya. perkembangan zaman
Pada dasarnya masyarakat terkhusus dalam segi
tidak terlalu memperdulikan aturan- pergaulan, dimana anak anak
yang masih duduk di bangku
aturan yang berlaku yang datangnya
sekolah menengah pertama
dari pemerintahan, para orang tua yang sudah mengenal yang namanya
menikahkan anak-anak mereka meski hubungan antar jenis (pacaran)
tidak sah secara resmi di catatan sipil para orang tua takut anak anak
mereka hanya berpegang teguh pada mereka menjadikan aib dalam
pendirian berlandaskan agama yang keluarga, serta beban ekonomi
tidak di cerna secara pasti maksut dan yang semakin besar yang
mereka tanggung ketika anak
artiannya, dimana pengertian para anak mereka sudah beranjak
orangtua yang apabila anak-anak dewasa semakin besar
mereka khususnya anak perempuan membuat para orang tua ingin
bagi mereka apabila sudah mengalami mengurangi beban
menstruasi pada anak-anak berika perekonomian keluarganya
berarti sudah dewasa dan dapat dengan menikahkan anak anak
mereka, disamping itu para
melakuakan pernikahan.
orang tua juga masih
memegang perinsip lama
Kesimpulan dimana mereka takut anak anak
Elisitasi orangtua dan tokoh mereka menjadi perawan tua
masyarakat pada pernikahan usia dini apabila tidak mereka nikahkan
di desa Kayu Rabah kecamatan secepatnya ketia ada laki laki
Pandawan menurut pemeliti yang melamar anak mereka,
berdasarkan hasil dari wawancara dimmana mereka tidak ingin
secara mendalam dilakukan menanggung malu, di gunjing
memberikan hasil bahwa tujuan yang para tetangga dikarenakan anak
anak mereka yang tidak dapat berbuat apa apa
menikah menikah kerna selalu dikarenakan lingkungan yang
menolak orang yang datang masih kental dalam segi gotong
meminang anak mereka, royungnya para tokoh
dimana kepercayaan para orang masyaraka dengan berat hati
tua apabila sering menolak membantu kelancaran acara
pinangan maka akan pernikahan yang di lakuakn
memperlambat (mempersulit) oleh para orang tua meski
anak mereka mendapatkan mereka tau pernikahan anak
jodoh kedepannya. anak tersebut tidak memenuhi
2. Keinginan para tokoh sarat untuk melangsungkan
masyarakat secara formal pernikahan, sehingga mereka
bertentangan dengan keinginan menguatkan dengan dalil yang
para orangtua anak yang ada yang masih kuat di pegang
menikah pada usia dini, seperti para masyarak yang mana bagi
tokoh Agama dalam bidang masyarakat apabila anak
pernikahan khususnya para mereka telah mengalami
penghulu di kantor urusan menstruasi berarti anak anak
agama, mereka menolak secara mereka telah dewasa dan boleh
keras adanya pernikahan di di nikahkan meski mereka
usia dini dimana para penghulu masih berumur belasan tahun
tetap berpegang pada undang atau masih duduk di bangku
undang Nomor 16 Tahun 2019, sekolah menengah pertama,
terkecuali para orang tua dapat bagi masyarakat itu sah sah
memberikan alasan yang saja dilakuakan.
sekiranya dapat di jadikan
pertimbangan itu pun harus Daftar Pustaka
meliwati sidang pengadilan,
serta tokoh tokoh masyarakat Titik Triwulan Tutik, S.H., M.H.
setempat seperti petugas desa Hukum Perdata dalam Sistem
sangat menyayangkan adanya Humuk Nasional.
pernikahan dini tersebut Achyar Zulfikar Universitas Islam
dimana mereka telah Negri SYARIF
memberikan penjelasan sedetel HIDAYATTULLAH
mungkin akibat akibat yang JAKARTARespon Warga Desa
akan di terima oleh anak anak Tajur Halang Bogor Terhadap
yang melakuakn pernikahan di Pernikahan Dini
usia dini yang tidak memenuhi
sarat undang undang Dewa Gede Sudika,Ni Putu Rai
pernikahan nomor 16 tahun Yuliartini “Diseminasi Undang-
2019 tentang pembatasan usia Undang Nomor 1 Tahun 1974
pernikahan, begitupun para Tentang Perkawinan Dalam
tokoh masyarakat yang di Peningkatan Kesadaran Hukum
tuakan di lingkungan pedesaan Masyarakat Di Desa Sidetapa
tersebut, namun mereka tidak Terkait Urgensi Pencatatan
Perkawinan Untuk Memperoleh Berupa Skripsi, Nurvita Fauziyah,
Akta Perkawinan”MangkuJurnal 2019. “Pendidikan Anak Usia
Pendidikan Kewarganegaraan Dini Dalam Keluarga
Undiksha Vol. 8 No. 1 (Februari, Perkawinan Dini Di Desa
2020) Tunahan Kecamatan

Berupa Publikasi Departemen Keling Kabupaten Jepara”. JURUSAN


SALINAN UU-Nomor-16- POLITIK DAN
Tahun-2019 SK No 006265 A KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU
Berupa Skripsi, Tia Hamimatul
SOSIALUNIVERSITAS
Hidayah, 2019. “Dampak
NEGERI SEMARANG
Pernikahan Dini Terhadap Pola
Asuh Anak Dalam Keluarga Di Nurjanah, Rufaida, Dwiana
Desa Gantimulyo Kec. Estiwidani, And Yuliasti Eka
Pekalongan Kab. Lampung Purnamaningrum. “Penyuluhan
Timur Provinsi Lampung”. Dan Pengetahuan Tentang
Pernikahan Usia Muda.” Kesmas
Berupa Skripsi, Evi susant, 2017.
8, No. 2 (2012): 1–5.
“Persepsi Masyarakat Terhadap
Kemiskinan Rumahtangga Yolanda Ovilia Vionita 16040254087
Akibat Perkawinan Pasangan Di (PPKn, FISH, UNESA), Agus
Bawah Umur Di Dusun Iv Desa Satmoko Adi 0016087208
Mekar Jaya Kecamatan Bandar (PPKn, FISH, UNESA),
Sribhawono Lampung Timur”. “Pandangan Masyarakat Tentang
FAKULTAS KEGURUAN Pernikahan Dini Sebagai
DAN ILMU PENDIDIKAN Implementasi Undang-Undang
UNIVERSITAS Perkawinan Di Desa Balun
LAMPUNGBANDAR Kecamatan Turi Kabupaten
LAMPUNG Lamongan”Kajian Moral dan
Kewarganegaraan. Volume 08
Berupa Skripsi, Fitra Puspitasari,
Nomor 02 Tahun 2020, 764 –
2006. “Perkawinan Usia Muda:
778
Faktor-FaktorPendorong Dan
Dampaknya Terhadap Pola Asuh Berupa Skripsi, Ummi
Keluarga (Studi Kasus Di Desa Khairunna,2018. “Dampak
Mandalagiri Kecamatan Negatif Pernikahan Dini
Leuwisari Kabupaten Terhadap Pendidikan Anak Di
Tasikmalaya)”. FAKULTAS Desa Tanjung
ILMU SOSIAL JURUSAN MompangKecamatan
HUKUM DAN Panyabungan Utara Kabupaten
KEWARGANEGARAANUNIV Mandailing Natal” .
ERSITAS NEGERI FAKULTAS TARBIYAH DAN
SEMARANG ILMU KEGURUAN INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERIIAIN
PADANG SIDIMPUAN
JURNAL PEMIKIRAN
ALTERNATIF
KEPENDIDIKAN Jurusan
Tarbiyah STAIN Purwokerto |
Ifada Novikasari 1 INSANIA|
Vol. 14|No. 2|Mei-Ags 2009|
346-364 Pengembangan
Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa melalui Pembelajaran
Matematika Open-ended di
Sekolah Dasar
BUKU PANDUAN KANTOR
URUSAN AGAMA
KECAMATAN PANDAWAN.
Volume 4 Nomer 6 Tahun 2018,
5–6

You might also like