Professional Documents
Culture Documents
Materi Perlindungan Hukum SDM Kesehatan
Materi Perlindungan Hukum SDM Kesehatan
1
Alur Penyusunan UU Kesehatan
14 Februari 2023
15 Desember 2022 Desember 2023 7 Februari 2023 Rapat Paripurna 7 Maret 2023
Penetapan Prolegnas Penyusunan draft oleh Pengambilan keputusan pengambilan keputusan DPR mengirimkan draft
RUU Kesehatan Baleg di tingkat Baleg RUU menjadi inisiatif RUU ke Presiden
DPR
4
Dasar Kebijakan Meaningful Participation
Meaningful dalam pembentukan UU:
Participation Pasal 96 ayat (1) dan ayat (3) UU 13/2022 menyatakan :
(1) Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis
dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.”
(3) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah orang
PENYUSUNAN DIM PEMERINTAH perseorangan atau kelompok orang yang mempunyai kepentingan atas
substansi Rancangan Peraturan Perundang-undangan
7
Hasil Meaningful Participation
Ditjen Kesehatan Masyarakat
No Topik Jumlah Sub topik Pemberi tanggapan Tanggapan Sentimen Rencana tindak lanjut
(kode)
1 UKBM Posyandu M. Subhan (Dinkes Tual) Perlu dipertegas struktur jejaring SDM Positif DIM
(5.3.1) Insentif kader perlu dibedakan antara Posyandu dan ILP Positif
Nurhamsa (Dinkes Tual) DIM
Anung Perlu dijelaskan ruang lingkup Posyandu Positif Sudah ada di RUU
2 Fasyankes 7 Puskesmas Kusnadi (APKESMI) Definisi paliatif dalam tugas Puskesmas perlu dipertegas Netral DIM penjelasan
(6.3.1) Tanggungjawab penyediaan akses untuk DTPK perlu Netral
Prof Akmal DIM
ditegaskan – Australia ada national framework
Erni (POSBI & Bajau) 1. Sarpras di daerah perairan perlu dilengkapi Sarana Negatif DIM
2. Prasarana dan perbelkes kurang memadai di Negatif
fasyankes
Eny (BKKBN) 1. Pelayanan bergerak di RUU terlihat seolah-olah Negatif Aturan turunan
hanya ada di DTPK
2. Perlu penguatan layanan KB bergerak tidak hanya Positif
di DTPK
Anung DTPK perlu pengaturan tersendiri Positif DIM
3 Perencana 1 Perencan Dinkes Kolaka Ketenagaan untuk posyandu prima perlu penjelasan Positif Aturan turunan
an SDM aan (7.2.1) lebih lanjut
4 Pelatihan 1 (7.5.1) Trisna (APKESMI) Perlu peningkatan kapasitas bagi tenaga di FKTP Netral Aturan turunan
5 Pendayagu 1 SIP Prof Hasbullah (FKUI) Nakes (dokter) memiliki izin praktik secara nasional Netral Aturan turunan
naan SDM (7.6.2)
6 Perbekalan 1 Penyedia Sulkarnain (PKM Ketersediaan obat untuk posyandu prima Netral Aturan turunan
Kesehatan an (8.1.2) Tinondo)
7 Tata Kelola 1 Integrasi Dr. Hervita (PDSKJI) Sistem informasi yang terintegrasi Netral DIM
SIK SIK (10.1.3)
8 Alokasi 1 (13.1.1) Dr. Ekasakti (APKESMI) Mandatory spending minimal 10% dalam RUU Negatif Aturan turunan
Anggaran
8
Hasil Meaningful Participation
Topik : Transformasi Yankes Primer untuk mendekatkan
Ditjen Kesehatan Masyarakat akses kepada masyarakat termasuk DTPK
Catatan
Pro Kontra Netral
Partisipasisehat.kemkes.go.id
10
Sistematika 20 458
UU Kesehatan 11 Undang-Undang Dicabut BAB Pasal
Peraturan
Pelaksanaan RPP = 100, RPERPRES = 2, RKMK = 5
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
13
Pendidikan Sumber Daya Manusia KESEHATAN
01 PERENCANAAN 03 PENDAYAGUNAAN
• Perencanaan secara nasional ditetapkan Menteri. DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN PERENCANAAN dalam rangka
• Menteri dalam Menyusun perencanaan melibatkan fasyankes, Pemda kab/kota, Pemda pemenuhan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.
Prov, dan pihak terkait. Pendayagunaan Tenaga Cadangan Kesehatan untuk Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa, Wabah, dan Darurat Bencana.
Pendayagunaan WNA dan WNI lulusan luar negeri:
02 PENGADAAN
• Mengikuti evalusi dan uji kompetensi.
DILAKSANAKAN SESUAI PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN • Mengikuti adaptasi di fasyankes dan memiliki STR dan SIP.
PENDIDIKAN PROFESI BIDANG KESEHATAN diselenggarakan oleh: • Evaluasi dikecualikan bagi yg telah praktik min 2 thn utk WNI dan 5 thn
1. perguruan tinggi dan bekerja sama dgn Fasyankes, Kemendikbudristek, dan Kemenkes utk WNA atau merupakan ahli dalam bidang unggulan tertentu.
dengan melibatkan peran Kolegium.
2. Rumah Sakit pendidikan sebagai penyelenggara utama & bekerja sama dengan
perguruan tinggi, Kemendikbudristek Kemenkes dgn melibatkan peran Kolegium.
04 PELATIHAN
Mahasiswa Pend. Program Sarjana Tenaga Medis
DILAKUKAN DALAM RANGKA MENJAGA DAN MENINGKATKAN MUTU
§ Mendapatkan IJAZAH
• Pelatihan dan kegiatan peningkatan kompetensi diselenggarakan oleh:
§ Melakukan praktik setalah lulus Pend. Profesi & diberi sertifikat profesi.
a. Pemerintah Pusat
Mahasiswa Tenaga Kesehatan program diploma, sarjana, dan sarjana terapan b. Lembaga pelatihan yang terakreditasi oleh Pemerintah Pusat
• Mendapatkan IJAZAH • Upaya menjaga dan peningkatan mutu dilaksanakan sesuai dengan:
• Program sarjana dapat melakukan praktik profesi setelah menyelesaikan pend. Profesi a. Standar profesi;
& diberi sertifikat profesi b. Standar kompetensi;
c. Setandar pelayanan; serta
Uji Kompetensi dan sumpah Profesi d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• mengikuti uji kompetensi.
• Pelatihan dan/atau kegiatan peningkatan kompetensi dapat
• memperoleh sertifikat kompetensi bagi program vokasi.
digunakan untuk proses sertifikasi melalui konversi ke dalam
• memperoleh sertifikat profesi & sertifikat kompetensi bagi program profesi
satuan kredit profesi.
• tenaga medis yang telah mengangkat sumpah profesi wajib mengikuti program internsip.
• Wajib memiliki STR dan SIP.
Penyelenggara Pendidikan 14
RUMAH SAKIT
v Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang KEWAJIBAN Rumah Sakit
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Terdapat HAK Rumah Sakit
perseorangan.
v Dapat diselenggarakan oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah
Masyarakat.
Daerah, atau 20 Kewajiban
Rumah Sakit
v menggugat pihak
mengakibatkan kerugian .
yang
• Hak memperoleh pelindungan hukum sejatinya sudah diatur pada UU lama, dengan hadirnya UU 17/2023 tentang Kesehatan pelindungan
hukum bagi SDM Kesehatan ditambahkan dan dilengkapi.
• pelindungan hukum bagi SDM merupakan HAK yang diberikan kepada tenaga medis dan tenaga kesehatan sepanjang tenaga medis
dan tenaga kesehatan melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan profesi, standar operasional prosedur.
PIDANA PERDATA
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang dimintai
diduga melakukan perbuatan yang melanggar pertanggungiawaban atas tindakan/perbuatan berkaitan
hukum dalam pelaksanaan Pelayanan Kesehatan dengan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan yang merugikan
Pasien
dapat dikenai
DAPAT DI PROSES SECARA PERDATA
SANKSI PIDANA PIHAK YANG MENGAJUKAN: PASIEN, KELUARGA PASIEN, ATAU
ORANG YANG DIBERIKAN KUASA
ALUR KETENTUAN: ALUR KETENTUAN:
Penyidik PNS/penyidik Tenaga medis, tenaga
kepolisian Majelis memberi Kesehatan, atau orang yg
Rekomendasi paling Majelis memberi
Mengajukan permohonan kepada diberikan kuasa mengajukan
secara tertulis lama 14 hari kerja permohonan secara tertulis kepada Rekomendasi paling
MAJELIS atas gugatan yg diajukan MAJELIS lama 14 hari kerja
REKOMENDASI MAJELIS BERUPA:
• Dapat dilakukan Penyidikan DASAR REKOMENDASI:
• Tidak Dapat dilakukan penyidikan pelaksanaan praktik keprofesian yang dilakukan oleh Tenaga Medis atau
Tenaga Kesehatansesuai atau tidak sesuai dengan standar profesi, standar
DASAR REKOMENDASI: pelayanan, dan standar prosedur operasional
pelaksanaan praktik keprofesian yang dilakukan oleh Tenaga Medis atau
Tenaga Kesehatansesuai atau tidak sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan, dan standar prosedur operasional.
APABILA MAJELIS TIDAK MEMBERIKAN REKOMENDASI DALAM
CATATAN: tidak berlaku untuk pemeriksaan Tenaga Medis atau Tenaga JANGKA WAKTU 14 majelis dianggap telah memberikan
Kesehatan yang dapat dimintai pertanggungiawaban atas dugaan tindak rekomendasi untuk dapat dilakukan penyidikan atas tindak
pidana yang tidak berkaitan dengan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan. pidana
Alternatif Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian Sengketa Alternatif (ADR) merupakan mekanisme
penyelesaian sengketa diluar pengadilan dengan
mempertimbangkan segala bentuk efisiensiya dan untuk tujuan
yang akan datang sekaligus menguntungkan bagi para pihak
yang bersengketa.
PENYELESAIAN
SENGKETA MEDIS
SECARA NON Alternatif Penyelesaian Sengketa
LITIGASI A. KONSULTASI
B. NEGOSIASI
D. KONSILIASI
E. PENILAIAN AHLI
C. MEDIASI
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak memberikan Pelayanan • Setiap Orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan tetapi
Kesehatan terhadap orang sakit atau diduga sakit akibat penyakit melakukan praktik kefarmasian
atau masalah Kesehatan yang berpotensi menimbulkan KLB atau • Pimpinan Fasyankes, Tenaga Medis, dan/ atau Tenaga Kesehatan yang
akibat penyakit yang berpotensi menimbulkan Wabah tidak memberikan pertolongan pertama terhadap Pasien yang dalam
keadaan Gawat Darurat pada Fasyankes
Sanksi administratif dapat berupa: • Setiap Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan kealpaan
a. teguran lisan; yang mengakibatkan Pasien luka berat
b. peringatan tertulis;
c. denda administratif; dan/atau
d. pencabutan izin. 23
KETENTUAN PIDANA
ONE CRIMINAL LAW POLICY
Diatur di dalam UU Kesehatan & KUHP
Sanksi Pidana Tidak Diatur dalam KUHP
Ø Pasal 427
a. menghalangi program pemberian air susu j. menggunakan identitas berupa gelar atau Setiap perempuan yang melakukan aborsi tidak sesuai
ibu eksklusif. bentuk lain, menggunakan alat, metode, dengan kriteria yang dikecualikan dalam pelaksanaan
b. melakukan bedah plastik rekonstruksi dan atau cara lain dalam memberikan
estetika yg bertentangan dengan norma. pelayanan yang menimbulkan kesan bagi aborsi.
c. Melakukan, menyuruh orang lain untuk masyarakat yang bersangkutan adalah Ø Pasal 428
melakukan pemasungan, penelantaran, Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan Setiap Orang yang melakukan aborsi tidak sesuai dengan
kekerasan terhadap penderita gangguan yang telah memiliki STR /SIP. ketentuan dalam pelaksanaan aborsi baik dengan
jiwa. k. mempekerjakan Tenaga Medis dan/ atau
d. Memproduksi/mengedarkan Sediaan Tenaga Kesehatan yang tidak mempunyai persetujuan ataupun tanpa persetujuan,
Farmasi, alkes yg tidak memenuhi standar. SIP. Ø Pasal 429
e. tidak memiliki keahlian dan kewenangan l. nakhoda, kapten penerbang, atau Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan
tetapi melakukan praktik kefarmasian. pengemudi kendaraan darat yang
f. memproduksi, memasukkan rokok ke menurunkan atau menaikkan orang dan/
tindak pidana aborsi tidak sesuai dengan ketuan dalam
dalam wilayah NKRI, mengedarkan dengan atau barang sebelum mendapat surat pelaksanaan aborsi.
tidak mencantumkan peringatan persetujuan dari kementerian. Ø Pasal 431
Kesehatan berbentuk tulisan disertai m.pemalsuan Dokumen Karantina Kesehatan.
Setiap Orang yang memperjualbelikan darah manusia
gambar. n. menyebarluaskan bahan yang
g. Pimpinan Fasyankes, Tenaga Medis, nakes mengandung penyebab penyakit dan/ atau dengan alasan apa pun.
yg tidak memberikan pertolongan pertama agen biologi penyebab penyakit dan Ø Pasal 432
terhadap Pasien dalam keadaan Gawat masalah Kesehatan yang berpotensi Setiap Orang yang mengomersialkan atas pelaksanaan
Darurat pada Fasyankes. menimbulkan KLB dan Wabah.
h. bukan Tenaga Medis/Nakes melakukan o. tidak mematuhi pelaksanaan upaya
transplantasi organ atau jaringan tubuh.
praktik sebagai Tenaga Medis atau nakes penanggulangan KLB dan Wabah dan/ atau
yg telah memiliki SIP. dengan sengaja menghalang-halangi
i. Tenaga Medis/Tenaga Kesehatan yang pelaksanaan upaya penanggulangan KLB
melakukan kealpaan yang mengakibatkan dan Wabah.
Berlaku sampai dengan diberlakukannya
Pasien luka berat.
UU No 1/2023 tentang KUHP pada Tahun 2026
24
TERIMA KASIH
25