You are on page 1of 25

PELINDUNGAN TERHADAP SDM KESEHATAN

(Di Fasilitas Kesehatan Dalam Menghadapi Sengketa Medis)

Jakarta, 13 Agustus 2023

Dr. Sundoyo, S.H., M.K.M., M.Hum.


Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kesehatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

1
Alur Penyusunan UU Kesehatan

14 Februari 2023
15 Desember 2022 Desember 2023 7 Februari 2023 Rapat Paripurna 7 Maret 2023
Penetapan Prolegnas Penyusunan draft oleh Pengambilan keputusan pengambilan keputusan DPR mengirimkan draft
RUU Kesehatan Baleg di tingkat Baleg RUU menjadi inisiatif RUU ke Presiden
DPR

9 Maret-4 April 2023 9 Maret 2023


19 Juni 2023 10 April-18 Juni 2023 5 April 2023
Penyusunan DIM Surpres penunjukan
Raker pengambilan Pembahasan Panja- Penyerahan DIM
Pemerintah dibarengi wakil pemerintah
keputusan Tingkat I Timus-Timsin Pemerintah ke DPR
public hearing untuk membahas RUU

11 Juli 2023 8 Agustus 2023


Raker Pengambilan UU No 17/ 2023
Keputusan Tingkat II Kesehatan
Proses Penyusunan UU Kesehatan (Omnibus Law) di DPR
• UU Kesehatan dengan metode Omnibus masuk dalam
PROLEGNAS 2020-2024
Prolegnas Prioritas.
• Partisipasi masyarakat sudah dilakukan pada tahap
Penyusunan RUU dan dipublikasikan oleh DPR secara online
Pasal 42A UU 13/2022 (https://www.dpr.go.id/uu/prolegnas)
• Meaningful Participation :
(Pasal 96 UU 13/2022)
ü K/L terkait bidang Kesehatan;
ü Perkumpulan Konsultan Hukum Medis dan Kesehatan (PKHMK);
ü Organisasi Profesi Tenaga Kesehatan (IDI; PDGI; IBI; PPNI; IAI: IAKMI;
ü Perhimpunan (Persakmi; PAFI) dan Asosiasi (AIPKI; ARSPI; PERSI);
ü Forum Masyarakat/Badan Hukum/Kelompok Pemerhati
Kesehatan/dll.

4
Dasar Kebijakan Meaningful Participation
Meaningful dalam pembentukan UU:
Participation Pasal 96 ayat (1) dan ayat (3) UU 13/2022 menyatakan :
(1) Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis
dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.”
(3) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah orang
PENYUSUNAN DIM PEMERINTAH perseorangan atau kelompok orang yang mempunyai kepentingan atas
substansi Rancangan Peraturan Perundang-undangan

Partisipasi dilakukan secara tertib dan bertanggung jawab dengan memenuhi


tiga prasyarat yaitu :
1. hak untuk didengarkan pendapatnya (right to be heard);
2. hak untuk dipertimbangkan pendapatnya (right to be considered); dan
3. hak untuk mendapatkan penjelasan atau jawaban atas pendapat yang
​ diberikan (right to be explained).

Partisipasi publik tersebut terutama diperuntukan bagi kelompok


masyarakat yang terdampak langsung atau memiliki perhatian terhadap
rancangan undang undang yang sedang dibahas; seperti dari Organisasi
Profesi, Serikat Pekerja, dll
6
Meaningful
PESERTA MEANINGFUL PARTICIPATION
Participation
1 K/L terkait bidang Kesehatan;
Telah dilakukan
Organisasi Profesi Tenaga Kesehatan
2 (IDI; PDGI; IBI; PPNI; IAI; IAKMI);
Meaningful
115 kali Participation
3 Perhimpunan (Persakmi; PAFI) dan
Asosiasi (AIPKI; ARSPI; PERSI);
Dalam bentuk FGD maupun
seminar.
4 Forum Masyarakat/Badan
Dihadiri 1.200 pemangku Hukum/Kelompok Pemerhati
kepentingan dan 72.000 peserta, Kesehatan/dll.
serta menerima setidaknya 2.700
masukan secara lisan maupun
melalui portal partisipasisehat.

7
Hasil Meaningful Participation
Ditjen Kesehatan Masyarakat
No Topik Jumlah Sub topik Pemberi tanggapan Tanggapan Sentimen Rencana tindak lanjut
(kode)
1 UKBM Posyandu M. Subhan (Dinkes Tual) Perlu dipertegas struktur jejaring SDM Positif DIM
(5.3.1) Insentif kader perlu dibedakan antara Posyandu dan ILP Positif
Nurhamsa (Dinkes Tual) DIM
Anung Perlu dijelaskan ruang lingkup Posyandu Positif Sudah ada di RUU
2 Fasyankes 7 Puskesmas Kusnadi (APKESMI) Definisi paliatif dalam tugas Puskesmas perlu dipertegas Netral DIM penjelasan
(6.3.1) Tanggungjawab penyediaan akses untuk DTPK perlu Netral
Prof Akmal DIM
ditegaskan – Australia ada national framework
Erni (POSBI & Bajau) 1. Sarpras di daerah perairan perlu dilengkapi Sarana Negatif DIM
2. Prasarana dan perbelkes kurang memadai di Negatif
fasyankes
Eny (BKKBN) 1. Pelayanan bergerak di RUU terlihat seolah-olah Negatif Aturan turunan
hanya ada di DTPK
2. Perlu penguatan layanan KB bergerak tidak hanya Positif
di DTPK
Anung DTPK perlu pengaturan tersendiri Positif DIM
3 Perencana 1 Perencan Dinkes Kolaka Ketenagaan untuk posyandu prima perlu penjelasan Positif Aturan turunan
an SDM aan (7.2.1) lebih lanjut

4 Pelatihan 1 (7.5.1) Trisna (APKESMI) Perlu peningkatan kapasitas bagi tenaga di FKTP Netral Aturan turunan
5 Pendayagu 1 SIP Prof Hasbullah (FKUI) Nakes (dokter) memiliki izin praktik secara nasional Netral Aturan turunan
naan SDM (7.6.2)
6 Perbekalan 1 Penyedia Sulkarnain (PKM Ketersediaan obat untuk posyandu prima Netral Aturan turunan
Kesehatan an (8.1.2) Tinondo)
7 Tata Kelola 1 Integrasi Dr. Hervita (PDSKJI) Sistem informasi yang terintegrasi Netral DIM
SIK SIK (10.1.3)
8 Alokasi 1 (13.1.1) Dr. Ekasakti (APKESMI) Mandatory spending minimal 10% dalam RUU Negatif Aturan turunan
Anggaran

8
Hasil Meaningful Participation
Topik : Transformasi Yankes Primer untuk mendekatkan
Ditjen Kesehatan Masyarakat akses kepada masyarakat termasuk DTPK

Sesi 1: K/L, Asosiasi/Organisasi/Organisasi Masyarakat/Masyarakat,


Topik yang banyak dibahas
Pakar, Dinkes Prov, Kab/kota dan Media massa Jumlah Masukan : 34
Metode : Hybrid, 27 Maret 2023 di Hotel Gran Melia UKM 8 1 3
Total Peserta: 60 luring, 407 daring via zoom, 611 views
UKBM 6 0
youtube
Penyeleng garaan Kesehatan 4 0

Hal yang berjalan bagus Fasyankes 2 3 1


• Pertanyaan dari audience fokus terhadap tema
Perencanaan SDM 1 0
yang diangkat
• Undangan berasal dari pemerintah, organisasi Tata Kelola SIK 0 1
masyarakat (termasuk DTPK : komunitas Bajau
Pelatihan 0 1
yang hadir luring)
• Bahan paparan mudah dimengerti, karena Ketersediaan, pemerataan, dan
0 1
keterjang kauan
fokus dengan tema
Alokasi ang garan kesehatan 0 1 0

Catatan
Pro Kontra Netral

• Tidak ada narasumber utama tetapi para Kesimpulan


pakar memberikan masukan yang konstruktif
melalui hasil telaah dan kajian o Sebagian besar topik mendapatkan respon sentimen positif pada
kegiatan sosialisasi Sesi 1.
• Beberapa masukan dari peserta sosialisasi
o Topik terbanyak yaitu Upaya Kesehatan masyarakat (UKM) pada tema
masih dalam bentuk perubahan atau integrasi layanan primer) memiliki mayoritas sentimen positif
penambahan klausul pasal
9
Masukan masyarakat

Partisipasisehat.kemkes.go.id

10
Sistematika 20 458
UU Kesehatan 11 Undang-Undang Dicabut BAB Pasal

Metode Omnibus Law BAB I Ketentuan Umum


BAB X Teknologi Kesehatan
PS 64 UU 13/2022 1. UU No 419/1949 tentang Ordonansi Obat Keras
Sistem Informasi
2. UU No 4/1984 tentang Wabah Penyakit Menular BAB II Hak dan Kewajiban BAB XI
Kesehatan
3. UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran Tanggung Jawab Kejadian Luar Biasa dan
Memuat materi muatan BAB XII
4. UU No 36/2009 tentang Kesehatan BAB III Pemerintah Pusat dan Wabah
baru;
5. UU No 44/2009 tentang Rumah Sakit Pemerintah Daerah BAB XIII Pendanaan Kesehatan
Mengubah materi muatan
6. UU No 20/2013 tentang Pendidikan Kedokteran Penyelenggaraan Kordinasi dan Sinkronisasi
yang memiliki keterkaitan BAB IV
Kesehatan BAB XIV Penguatan Sistem
dan/atau kebutuhan hukum 7. UU No 18/2014 tentang Kesehatan Jiwa
Ketahanan Kesehatan
yang diatur dalam berbagai 8. UU No 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan BAB V Upaya Kesehatan
UU; dan BAB XV Partisipasi Masyarakat
9. UU No 38/2014 tentang Keperawatan Fasilitas Pelayanan
BAB VI Pembinaan dan
Mencabut UU yang jenis 10. UU No 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan Kesehatan BAB XVI
Pengawasan
dan hierarkinya sama, 11. UU No 4/2019 tentang Kebidanan Sumber Daya Manusia
dengan menggabungkannya BAB VII BAB XVII Penyidikan
Kesehatan
ke PUU. BAB
BAB VIII Perbekalan Kesehatan Ketentuan Pidana
XVIII
Ketahanan Kefarmasian BAB XIX Ketentuan Peralihan
BAB IX
dan Alat Kesehatan
Bab XX Ketentuan Penutup

Peraturan
Pelaksanaan RPP = 100, RPERPRES = 2, RKMK = 5
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

v Tenaga Medis v Tenaga Kesehatan v Tenaga Pendukung/


a. Dokter: KELOMPOK JENIS Penunjang Kesehatan
- Dokter a. tenaga psikologi klinis Ø terdapat 1 jenis
Bekerja pada Fasyankes atau
- Dokter spesialis b. tenaga keperawatan Ø terdapat 3 jenis institusi lain di bidang kesehatan

- Dokter subspesialis c. tenaga kebidanan Ø terdapat 2 jenis


Antara lain berupa:
b. Dokter Gigi: d. tenaga kefarmasian Ø terdapat 3 jenis
a. Tenaga Biologi
- Dokter gigi e. tenaga kesehatan masyarakat Ø terdapat 5 jenis
Contoh: Pengambilan dan
- Dokter gigi spesialis f. tenaga kesehatan lingkungan Ø terdapat 2 jenis pengiriman material dalam bentuk
spesimen klinik dan materi biologi
- Dokter gigi subspesialis g. tenaga gizi Ø terdapat 2 jenis
h. tenaga keterapian fisik Ø terdapat 4 jenis b. Tenaga administratif
i. tenqga keteknisian medis Ø terdapat 8 jenis c. Pramusaji
KUALIFIKASI PEND. PALING j. tenaga teknik biomedika Ø terdapat 4 jenis d. Tenaga keuangan
RENDAH PEND. PROFESI k. tenaga kesehatan tradisional Ø terdapat 3 jenis e. Petugas pemulasaran
l. tenaga Kesehatan lain
jenazah
f. petugas ambulans
KUALIFIKASI PEND. PALING RENDAH DIPLOMA TIGA
HAK DAN KEWAJIBAN SDM KESEHATAN

Hak: Kewajiban: Peserta Didik


Peserta didik yang memberikan Pelayanan Kesehatan
a. memberikan pelayanan kesehatan sesuai memliki hak dan kewajiban
a. mendapatkan pelindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar dan dengan standar, dan etika profesi serta
etika profesi, serta kebutuhan Kesehatan Pasien. kebutuhan Kesehatan Pasien. Hak:
b. mendapatkan informasi yang lengkap dan benar b. memperoleh persetujuan dari Pasien atau
a. memperoleh bantuan hukum dalam hal terjadinya
dari Pasien/keluarganya. keluarganya atas tindakan yang akan
sengketa medik selama mengikuti proses pendidikan;
c. mendapatkan gaji/upah, imbalan jasa, tunjangan diberikan.
b. memperoleh waktu istirahat;
c. menjaga rahasia Kesehatan Pasien.
kinerja. c. mendapatkan jaminan kesehatan.
d. membuat dan menyimpan catatan dan/
d. mendapatkan pelindungan atas keselamatan, d. mendapat pelindungan dari kekerasan lisik, mental, dan
atau dokumen tentang pemeriksaan,
Kesehatan kerja, dan keamanan. perundungan.
asuhan, dan tindakan yang dilakukan.
e. mendapatkan jaminan kesehatan & jaminan e. mendapat imbalan jasa pelayanan dari fasyankes sesuai
e. merujuk Pasien ke Tenaga Medis atau
ketenagakerjaan. dengan Pelayanan Kesehatan yang dilakukan.
Tenaga Kesehatan lain yang mempunyai
f. mendapatkan pelindungan atas perlakuan yang kompetensi dan kewenangan yang sesuai.
tidak sesuai dengan harkat dan martabat.
Dapat menghentikan Pelayanan Kesehatan apabila Dalam menjalankan praktik PADA Fasilitas Kewajiban:
Pelayanan Kesehatan WAJIB: a. menjaga keselamatan Pasien;
memperoleh perlakuan yang tidak sesuai dengan
harkat dan martabat, termasuk tindakan kekerasan, b. menghormati, melindungi, dan memenuhi hak Pasien;
pelecehan, dan perundungan. v memberikan pertolongan pertama kepada c. menjaga etika profesi dan disiplin praktik Tenaga Medis
Pasien dalam keadaan Gawat Darurat dan/ dan Tenaga Kesehatan; dan
g. mendapatkan penghargaan. atau pada bencana. d. menjaga etika Fasyankes & mengikuti tata tertib yang
h. mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan v Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang berlaku di penyelenggara pendidikan serta fasyankes.
diri. memberikan Pelayanan Kesehatan dalam
i. menolak keinginan Pasien atau pihak lain yang rangka tindakan penyelamatan nyawa atau
bertentangan dengan standar, kode etik, atau pencegahan kedisabilitasan seseorang
ketentuan. pada keadaan Gawat Darurat dan/ atau
j. mendapatkan hak lain. pada bencana dikecualikan dari tuntutan
ganti rugi.

13
Pendidikan Sumber Daya Manusia KESEHATAN
01 PERENCANAAN 03 PENDAYAGUNAAN
• Perencanaan secara nasional ditetapkan Menteri. DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN PERENCANAAN dalam rangka
• Menteri dalam Menyusun perencanaan melibatkan fasyankes, Pemda kab/kota, Pemda pemenuhan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.
Prov, dan pihak terkait. Pendayagunaan Tenaga Cadangan Kesehatan untuk Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa, Wabah, dan Darurat Bencana.
Pendayagunaan WNA dan WNI lulusan luar negeri:
02 PENGADAAN
• Mengikuti evalusi dan uji kompetensi.
DILAKSANAKAN SESUAI PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN • Mengikuti adaptasi di fasyankes dan memiliki STR dan SIP.
PENDIDIKAN PROFESI BIDANG KESEHATAN diselenggarakan oleh: • Evaluasi dikecualikan bagi yg telah praktik min 2 thn utk WNI dan 5 thn
1. perguruan tinggi dan bekerja sama dgn Fasyankes, Kemendikbudristek, dan Kemenkes utk WNA atau merupakan ahli dalam bidang unggulan tertentu.
dengan melibatkan peran Kolegium.
2. Rumah Sakit pendidikan sebagai penyelenggara utama & bekerja sama dengan
perguruan tinggi, Kemendikbudristek Kemenkes dgn melibatkan peran Kolegium.
04 PELATIHAN
Mahasiswa Pend. Program Sarjana Tenaga Medis
DILAKUKAN DALAM RANGKA MENJAGA DAN MENINGKATKAN MUTU
§ Mendapatkan IJAZAH
• Pelatihan dan kegiatan peningkatan kompetensi diselenggarakan oleh:
§ Melakukan praktik setalah lulus Pend. Profesi & diberi sertifikat profesi.
a. Pemerintah Pusat
Mahasiswa Tenaga Kesehatan program diploma, sarjana, dan sarjana terapan b. Lembaga pelatihan yang terakreditasi oleh Pemerintah Pusat

• Mendapatkan IJAZAH • Upaya menjaga dan peningkatan mutu dilaksanakan sesuai dengan:
• Program sarjana dapat melakukan praktik profesi setelah menyelesaikan pend. Profesi a. Standar profesi;
& diberi sertifikat profesi b. Standar kompetensi;
c. Setandar pelayanan; serta
Uji Kompetensi dan sumpah Profesi d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
• mengikuti uji kompetensi.
• Pelatihan dan/atau kegiatan peningkatan kompetensi dapat
• memperoleh sertifikat kompetensi bagi program vokasi.
digunakan untuk proses sertifikasi melalui konversi ke dalam
• memperoleh sertifikat profesi & sertifikat kompetensi bagi program profesi
satuan kredit profesi.
• tenaga medis yang telah mengangkat sumpah profesi wajib mengikuti program internsip.
• Wajib memiliki STR dan SIP.
Penyelenggara Pendidikan 14
RUMAH SAKIT
v Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang KEWAJIBAN Rumah Sakit
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Terdapat HAK Rumah Sakit
perseorangan.
v Dapat diselenggarakan oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah
Masyarakat.
Daerah, atau 20 Kewajiban
Rumah Sakit
v menggugat pihak
mengakibatkan kerugian .
yang

v mendapatkan pelindungan hukum


dalam melaksanakan Pelayanan
Pelanggaran atas kewajiban dikenai Kesehatan.
SANKSI ADMINISTRATIF
Menyelenggarakan fungsi: Berupa:
a. teguran lisan;
1. Pelayanan Kesehatan perseorangan dalam bentuk b. peringatan tertulis; TANGGUNGJAWAB
c. denda administratif; dan/atau
spesialistik dan/atau subspesialistik. d. pencabutan izin. Rumah Sakit bertanggung jawab
2. Dapat memberikan Pelayanan Kesehatan dasar. secara hukum terhadap semua
WAJIB DIKETAHUI: kerugian yang ditimbulkan atas
3. Dapat menyelenggarakan fungsi Pendidikan dan
• RS WAJIB memberikan informasi yang kelalaian yang dilakukan oleh Sumber
penelitian di bidang Kesehatan. Daya Manusia Kesehatan Rumah
benar, jelas, dan jujur mengenai hak dan
q Sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan kewajiban Pasien. Sakit.
Pelayanan Kesehatan secara terpadu dalam
bidang pend. Tenaga Medis & Tenaga Kesehatan • RS WAJIB menghormati dan melindungi q RS TIDAK bertanggung jawab
serta pend. berkelanjutan secara multiprofesi. hak-hak Pasien. secara hukum apabila Pasien dan/
• RS WAJIB melindungi dan memberikan atau keluarganya menolak atau
q Dapat menyelenggarakan program menghentikan pengobatan yang
spesialis/subspesialis sebagai PENYELENGGARA bantuan hukum bagi semua petugas
Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas. dapat berakibat kematian Pasien
UTAMA PENDIDIKAN dengan tetap bekerja sama setelah adanya penjelasan medis
dengan perguruan tinggi. yang komprehensif.
Penyelenggara Fasilitas Pelayanan
4. Harus menyelenggarakan tata kelola Rumah Sakit Kesehatan DILARANG mempekerjakan q RS TIDAK DAPAT DITUNTUT dalam
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang melaksanakan tugas dalam
dan tata kelola klinis yang baik. menyelamatkan nyawa manusia.
TIDAK MEMILIKI IZIN PRAKTIK 15
Pasien
Kewajiban:
a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang
Hak: masalah kesehatannya;
b. mematuhi nasihat dan petunjuk Tenaga Medis dan
a. mendapatkan informasi mengenai Kesehatan Tenaga Kesehatan;
dirinya; c. mematuhi ketentuan yang berlaku pada Fasilitas
b. mendapatkan penjelasan yang memadai Pelayanan Kesehatan; dan
mengenai Pelayanan Kesehatan yang d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
diterimanya;
c. mendapatkan Pelayanan Kesehatan sesuai
dengan kebutuhan medis, standar profesi,
dan pelayanan yang bermutu;
d. menolak atau menyetujui tindakan medis;
Dikecualikan untuk tindakan medis yang
diperlukan dalam rangka pencegahan penyakit
menular dan penanggulangan KLB atau Wabah;

e. mendapatkan akses terhadap informasi yang


terdapat di dalam rekam medis;
f. meminta pendapat Tenaga Medis atau Tenaga
Kesehatan lain; dan
g. mendapatkan hak lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan-undangan.
16
PELINDUNGAN HUKUM RS DAN SDM KESEHATAN

• Hak memperoleh pelindungan hukum sejatinya sudah diatur pada UU lama, dengan hadirnya UU 17/2023 tentang Kesehatan pelindungan
hukum bagi SDM Kesehatan ditambahkan dan dilengkapi.
• pelindungan hukum bagi SDM merupakan HAK yang diberikan kepada tenaga medis dan tenaga kesehatan sepanjang tenaga medis
dan tenaga kesehatan melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan profesi, standar operasional prosedur.

PELINDUNGAN HUKUM BAGI RS PELINDUNGAN HUKUM BAGI SDM KESEHATAN


DASAR PELINDUNGAN PASAL 191 huruf e dan f: PELINDUNGAN YANG DIBERIKAN OLEH RS
1. RS WAJIB melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi
Rumah Sakit mempunyai hak: semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas.
e. menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian. 2. Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap
semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang
f. mendapatkan pelindungan hukum dalam melaksanakan dilakukan oleh Sumber Daya Manusia Kesehatan Rumah
Pelayanan Kesehatan. Sakit.

RUMAH SAKIT TIDAK DAPAT DITUNTUT PELINDUNGAN HUKUM DALAM PENERAPAN


DALAM HAL:
DISIPLIN
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
v Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum praktik berhak mendapatkan pelindungan hukum sepanjang
apabila Pasien dan/atau keluarganya menolak atau melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan profesi, dan standar prosedur operasional, dan etika
menghentikan pengobatan yang dapat berakibat
profesi serta kebutuhan kesehatan Pasien.
kematian Pasien setelah adanya penjelasan medis yang
komprehensif.
PELINDUNGAN UNTUK PESERTA DIDIK
v Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan Peserta didik yang memberikan pelayanan kesehatan berhak
tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia memperoleh bantuan hukum dalam hal terjadinya sengketa
medik selama mengikuti proses pendidikan.
17
PELINDUNGAN HUKUM TENAGA KESEHATAN
ANTI-BULLYING PELINDUNGAN HUKUM ATAS TINDAKAN ABORSI
• Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dapat menghentikan pelayanan KETENTAUN PASAL 60 UU KESEHATAN
kesehatan apabila memperoleh perlakuan yang tidak sesuai dengan
Aborsi dilarang dilakukan bagi setiap aorang KECUALI dengan
harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta nilai-nilai sosial
budaya, termasuk tindakan kekerasan, pelecehan, dan perundungan. kriteria yang diperbolehkan dan HANYA DAPAT DILAKUKAN oleh:
• Peserta didik yang memberikan pelayanan kesehatan mendapat a. Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
perlindungan dari kekerasan fisik, mental, dan perundungan. b. Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
c. Dengan Persetujuan perempuan yang bersangkutan
PELINDUNGAN DALAM KEADAAN DARURAT
• Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang melaksanakan upaya Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang
melakukan aborsi karena indikasi kedaruratan
Penanggulangan KLB dan Wabah berhak atas pelindungan hukum dan
medis atau terhadap korban tindak pidana
keamanan serta jaminan kesehatan dalam melaksanakan tugasnya. perkosaan atau tindak pidana kekerasan
• termasuk pelindungan yang diberikan kepada Tenaga Medis dan seksual lain yang menyebabkan kehamilan
Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan kegiatan investigasi dan TIDAK DIPIDANA.
memasuki wilayah atau mendapatkan akses kepada masyarakat
tertentu yang diduga sakit akibat penyakit atau masalah Kesehatan PELINDUNGAN HUKUM DI LUAR KEWENANGANNYA
yang berpotensi menimbulkan KLB, atau akibat penyakit yang
berpotensi menimbulkan Wabah Dalam keadaan tertentu, Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
dapat memberikan pelayanan di luar kewenangannya.
PELINDUNGAN HUKUM DALAM PELAYANAN BENCANA
• Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas PELINDUNGAN HUKUM DALAM PELAPORAN TINDAK
ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan pelaksanaan Pelayanan PIDANA
Kesehatan pada bencana secara menyeluruh dan berkesinambungan.
• Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang memberikan Pelayanan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang mengetahui atau
Kesehatan dalam rangka Tindakan penyelamatan nyawa atau patut menduga adanya tindak pidana pada Pasien yang diberi
pencegahan kedisabilitasan seseorang pada keadaan Gawat Darurat Pelayanan Kesehatan, Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
dan/atau pada bencana DIKECUALIKAN DARI TUNTUTAN GANTI berhak melaporkannya kepada aparat penegak hukum, dan
RUGI. wajib mendapatkan pelindungan hukum.
18
PENEGAKAN DISIPLIN
01 Pengaduan 03 Putusan
PROFESI
Pelanggaran disiplin Tenaga Medis atau Tenaga
Pasien atau keluarganya yang Kesehatan diberikan sanksi disiplin berupa:
Penegakan Disiplin kepentingannya dirugikan atas
a. peringatan tertulis;
Tenaga Medis dan Tindakan Tenaga Medis atau
Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatan dalam b. kewajiban mengikuti pendidikan atau
memberikan pelayanan pelatihan di penyelenggara pendidikan di
kesehatan dapat mengadukan bidang Kesehatan atau Rumah Sakit
kepada majelis. pendidikan terdekat yang memiliki
kompetensi untuk melakukan pelatihan
Menteri membentuk majelis yang tersebut;
dapat bersifat permanen atau
c. penonaktifan STR untuk sementara waktu;
ad hoc untuk melaksanakan
tugas di bidang disiplin profesi
02 Pemeriksaan dan/atau
d. rekomendasi pencabutan SIP
Hasil pemeriksaan bersifat
mengikat Tenaga Medis dan

Majelis menetukan ada tidaknya


Tenaga Kesehatan.
04 Upaya Hukum
pelanggaran disiplin profesi yang
diilakukan Tenaga Medis dan a. Putusan majelis dapat diajukan peninjauan
Tenaga Kesehatan. kembali kepada Menteri.
b. Persyaratan Peninjauan Kembali:
1. ditemukan bukti baru;
2. kesalahan penerapan pelanggaran
disiplin; atau
3. terdapat dugaan konflik kepentingan
pada diri majelis terhadap yang diperiksa.
PENEGAKAN HUKUM SDM KESEHATAN LINGKUP PIDANA DAN PERDATA

PIDANA PERDATA
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang dimintai
diduga melakukan perbuatan yang melanggar pertanggungiawaban atas tindakan/perbuatan berkaitan
hukum dalam pelaksanaan Pelayanan Kesehatan dengan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan yang merugikan
Pasien
dapat dikenai
DAPAT DI PROSES SECARA PERDATA
SANKSI PIDANA PIHAK YANG MENGAJUKAN: PASIEN, KELUARGA PASIEN, ATAU
ORANG YANG DIBERIKAN KUASA
ALUR KETENTUAN: ALUR KETENTUAN:
Penyidik PNS/penyidik Tenaga medis, tenaga
kepolisian Majelis memberi Kesehatan, atau orang yg
Rekomendasi paling Majelis memberi
Mengajukan permohonan kepada diberikan kuasa mengajukan
secara tertulis lama 14 hari kerja permohonan secara tertulis kepada Rekomendasi paling
MAJELIS atas gugatan yg diajukan MAJELIS lama 14 hari kerja
REKOMENDASI MAJELIS BERUPA:
• Dapat dilakukan Penyidikan DASAR REKOMENDASI:
• Tidak Dapat dilakukan penyidikan pelaksanaan praktik keprofesian yang dilakukan oleh Tenaga Medis atau
Tenaga Kesehatansesuai atau tidak sesuai dengan standar profesi, standar
DASAR REKOMENDASI: pelayanan, dan standar prosedur operasional
pelaksanaan praktik keprofesian yang dilakukan oleh Tenaga Medis atau
Tenaga Kesehatansesuai atau tidak sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan, dan standar prosedur operasional.
APABILA MAJELIS TIDAK MEMBERIKAN REKOMENDASI DALAM
CATATAN: tidak berlaku untuk pemeriksaan Tenaga Medis atau Tenaga JANGKA WAKTU 14 majelis dianggap telah memberikan
Kesehatan yang dapat dimintai pertanggungiawaban atas dugaan tindak rekomendasi untuk dapat dilakukan penyidikan atas tindak
pidana yang tidak berkaitan dengan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan. pidana
Alternatif Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian Sengketa Alternatif (ADR) merupakan mekanisme
penyelesaian sengketa diluar pengadilan dengan
mempertimbangkan segala bentuk efisiensiya dan untuk tujuan
yang akan datang sekaligus menguntungkan bagi para pihak
yang bersengketa.
PENYELESAIAN
SENGKETA MEDIS
SECARA NON Alternatif Penyelesaian Sengketa
LITIGASI A. KONSULTASI
B. NEGOSIASI
D. KONSILIASI
E. PENILAIAN AHLI
C. MEDIASI

Perselisihan yang timbul akibat Kelebihan Alternatif Penyelesaian Sengketa


kesalahan Tenaga Kesehatan
yang menimbulkan kerugian q Proses yang relative cepat.
diselesaikan terlebih dahulu q Penyelesaian sengketa secara damai yang tepat, efektif, dan dapat membuka
melalui alternatif penyelesaian
sengketa di luar pengadilan. akses yang lebih luas kepada para pihak untuk memperoleh penyelesaian yang
memuaskan serta berkeadilan.
q Bersifat rahasia sehingga baik untuk karir dokter maupun untuk pasien.
Penerapan restorative justice adalah untuk mereformasi criminal justice
sistem yang masih mengedepankan hukuman penjara. Perkembangan
sistem pemidanaan, bukan lagi bertumpu pada pelaku melainkan telah
mengarah pada penyelarasan kepentingan pemulihan korban dan
RESTORATIVE pertanggungjawaban pelaku tindak pidana.
JUSTICE
Perkara pidana yang dapat diselesaikan dengan restorative justice adalah
perkara tindak pidana ringan dengan ancaman pidana sebagaimana
PASAL 306 ayat (3) diatur dalam pasal 364, 373, 379, 384, 407 dan pasal 482 KUHP dengan
nilai kerugian tidak lebih dari Rp 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu
Tenaga Medis atau Tenaga rupiah).
Kesehatan yang telah
melaksanakan sanksi disiplin, yang
dijatuhkan terdapat dugaan tindak
pidana, aparat penegak hukum Prinsip Restoratif Justice dapat diterapkan
dalam:
mengutamakan penyelesaian
perselisihan dengan mekanisme a. Perkara tindak pidana ringan
keadilan RESTORATIF b. Perkara pada anak
c. Perkara Perempuan yang berhadapan
hukum
d. Perkara narkotika
POTENSI PERMASALAHAN HUKUM
Sanksi Pidana
Sanksi Administratif

• Tenaga Medis & Tenaga Kesehatan yang menyelenggarakan praktik


perseorangan tidak menginfokan identitas yang jelas termasuk • Setiap orang yang bukan Tenaga Medis/Tenaga Kesehatan melakukan
nomor SIP dan STR pada tempat Praktik perseorangannya. praktik sebagai Tenaga Medis/Tenaga Kesehatan yang telah memiliki
SIP
• Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan praktik tanpa
memiliki STR dan/atau SIP. • Setiap Orang yang menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk
lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat yang bersangkutan
• Setiap orang yang melakukan diskriminasi atas hasil pemeriksaan adalah Tenaga Medis/Tenaga Kesehatan yang telah memiliki STR dan/
dan analisis genetik seseorang. atau SIP
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak melaporkan kepada • Setiap Orang yang mempekerjakan Tenaga Medis dan/ atau Tenaga
perangkat daerah tentang adanya orang sakit atau diduga sakit Kesehatan yang tidak mempunyai SIP
akibat penyakit atau masalah Kesehatan yang berpotensi
menimbulkan KLB atau akibat penyakit yang berpotensi • Setiap orang yang melakukan tindak pidana aborsi tidak sesuai dengan
menimbulkan Wabah wajib. ketentuan terhadap seorang Perempuan

• Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak memberikan Pelayanan • Setiap Orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan tetapi
Kesehatan terhadap orang sakit atau diduga sakit akibat penyakit melakukan praktik kefarmasian
atau masalah Kesehatan yang berpotensi menimbulkan KLB atau • Pimpinan Fasyankes, Tenaga Medis, dan/ atau Tenaga Kesehatan yang
akibat penyakit yang berpotensi menimbulkan Wabah tidak memberikan pertolongan pertama terhadap Pasien yang dalam
keadaan Gawat Darurat pada Fasyankes
Sanksi administratif dapat berupa: • Setiap Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan kealpaan
a. teguran lisan; yang mengakibatkan Pasien luka berat
b. peringatan tertulis;
c. denda administratif; dan/atau
d. pencabutan izin. 23
KETENTUAN PIDANA
ONE CRIMINAL LAW POLICY
Diatur di dalam UU Kesehatan & KUHP
Sanksi Pidana Tidak Diatur dalam KUHP
Ø Pasal 427
a. menghalangi program pemberian air susu j. menggunakan identitas berupa gelar atau Setiap perempuan yang melakukan aborsi tidak sesuai
ibu eksklusif. bentuk lain, menggunakan alat, metode, dengan kriteria yang dikecualikan dalam pelaksanaan
b. melakukan bedah plastik rekonstruksi dan atau cara lain dalam memberikan
estetika yg bertentangan dengan norma. pelayanan yang menimbulkan kesan bagi aborsi.
c. Melakukan, menyuruh orang lain untuk masyarakat yang bersangkutan adalah Ø Pasal 428
melakukan pemasungan, penelantaran, Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan Setiap Orang yang melakukan aborsi tidak sesuai dengan
kekerasan terhadap penderita gangguan yang telah memiliki STR /SIP. ketentuan dalam pelaksanaan aborsi baik dengan
jiwa. k. mempekerjakan Tenaga Medis dan/ atau
d. Memproduksi/mengedarkan Sediaan Tenaga Kesehatan yang tidak mempunyai persetujuan ataupun tanpa persetujuan,
Farmasi, alkes yg tidak memenuhi standar. SIP. Ø Pasal 429
e. tidak memiliki keahlian dan kewenangan l. nakhoda, kapten penerbang, atau Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan
tetapi melakukan praktik kefarmasian. pengemudi kendaraan darat yang
f. memproduksi, memasukkan rokok ke menurunkan atau menaikkan orang dan/
tindak pidana aborsi tidak sesuai dengan ketuan dalam
dalam wilayah NKRI, mengedarkan dengan atau barang sebelum mendapat surat pelaksanaan aborsi.
tidak mencantumkan peringatan persetujuan dari kementerian. Ø Pasal 431
Kesehatan berbentuk tulisan disertai m.pemalsuan Dokumen Karantina Kesehatan.
Setiap Orang yang memperjualbelikan darah manusia
gambar. n. menyebarluaskan bahan yang
g. Pimpinan Fasyankes, Tenaga Medis, nakes mengandung penyebab penyakit dan/ atau dengan alasan apa pun.
yg tidak memberikan pertolongan pertama agen biologi penyebab penyakit dan Ø Pasal 432
terhadap Pasien dalam keadaan Gawat masalah Kesehatan yang berpotensi Setiap Orang yang mengomersialkan atas pelaksanaan
Darurat pada Fasyankes. menimbulkan KLB dan Wabah.
h. bukan Tenaga Medis/Nakes melakukan o. tidak mematuhi pelaksanaan upaya
transplantasi organ atau jaringan tubuh.
praktik sebagai Tenaga Medis atau nakes penanggulangan KLB dan Wabah dan/ atau
yg telah memiliki SIP. dengan sengaja menghalang-halangi
i. Tenaga Medis/Tenaga Kesehatan yang pelaksanaan upaya penanggulangan KLB
melakukan kealpaan yang mengakibatkan dan Wabah.
Berlaku sampai dengan diberlakukannya
Pasien luka berat.
UU No 1/2023 tentang KUHP pada Tahun 2026
24
TERIMA KASIH

25

You might also like