You are on page 1of 21

PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN

(NURSING STAFF BY LAWS) RSIA ADINA


WONOSOBO TAHUN 2020

Nursing Staff By Laws 1


PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN (NURSING STAFF BY LAWS) RSIA
ADINA WONOSOBO

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Nursing Staff By laws ini yang dimaksud dengan:


1. Peraturan Perundang-undangan adalah
a. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
b. Undang – Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
c. Undang Undang nomer 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
d. Peraturan Mentri Kesehatan nomer 49 tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan di Rumah Sakit
e. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1333 /MENKES/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit ,
f. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1045/MENKES/PER/XI/XI/2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen
Kesehatan ,
g. Keputusan Mentri Kesehatan nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang
standar profesi Bidan
h. Peraturan Mentri Kesehatan nomor 17 tahun 2013 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Keperawatan,
i. Peraturan Mentri Kesehatan nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
j. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 129 /MENKES/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit ,
k. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 147 /MENKES/PER/I/2010 tentang
Perizinan Rumah Sakit,.
2. Staf Keperawatan adalah Perawat dan Bidan yang telah terikat perjanjian
dengan rumah sakit maupun yang ditetapkan berdasarkan suratkeputusan
penempatan di rumah sakit dari pejabat yang berwenang dan memiliki
kewenangan untuk melakukan tindakan keperawatan mandiri maupun
tindakan Pendelegasian dari Profesi lain di rumah sakit.

Nursing Staff By Laws 2


3. Staf keperawatan konsultan tamu adalah seorang perawat spesialis" dan
doktor keperawatan yang telah diketahui memiliki reputasi tinggidibidang
keahliannya yang diminta oleh rumah sakit untuk melakukan tindakan
keperawatan maupun peningkatan mutu Keperawatan tertentu untuk jangka
waktu tertentu.
4. Rumah sakit adalah rumah Sakit Ibu dan Anak Adina Wonosobo Komite
Keperawatan adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola
klinis keperawatan (nursing Clinical governance) agar staf keperawatan di
rumah sakit terjaga profesionalismenya dan merupakan organisasi non
struktural serta wadah perwakilan staf keperawatan di RSIA Adina Wonosobo
5. Sub komite adalah kelompok kerja dibawah komite keperawatan yang
dibentuk untuk menanggulangi masalah keprofesian keperawatantertentu.
6. Kelompok Staf Keperawatan Fungsional (SK) adalah sekumpulan
staf Keperawatan dengan spesialisasi dan / atau keahlian yang sejenis" atau
hampir sejenis.
7. Kewenangan klinis (Clinical privilege) adalah hak khusus seorang
staf keperawatan untuk melakukan sekelompok pelayanan keperawatan
tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentuyang
dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (Clinical appointment).
8. Penugasan klinis (Clinical appointment) adalah penugasan direktur rumah
sakit kepada seorang staf keperawatan untuk melakukan sekelompok
pelayanan keperawatan tertentu berdasarkan daftar kewenangan klinisyang
telah ditetapkan
9. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf keperawatan
untukmenentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis (Clinical privilege).
10. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf keperawatan yang
memiliki kewenangan klinis (Clinical privilege) untuk menentukankelayakan
pemberian kewenangan klinis tersebut.
11. Audit keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan
dokumen catatan asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh profesi
keperawatan.
12. Mitra bestari (peer group) adalah sekelompok staf keperawatan dengan
reputasi dan kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala halyang
terkait dengan profesi keperawatan.

Nursing Staff By Laws 3


BAB II
NAMA,VISI, MISI, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PENGATURAN

Pasal 2
Nama dokumen ini adalah Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf By
Laws) Rumah Sakit Ibu dan Anak Adina Wonosobo
Pasal 3
Visi
Terwujudnya pelayanan kesehatan ibu dan anak sesuai standar pelayanan rumah sakit
secara profesional.

Pasal 4

Misi penyelenggaraan kegiatan Pelayanan Kesehatan perumahsakitan oleh staf


Keperawatan adalah :
1. Meningkatkan Profesi Keperawatan dengan melaksanakan pengembangan
profesionalisme melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi,
pemeliharaan etika dan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan.
2. menjaga kualitas pelayanan keperawatan agar tetap sesuai dengan standar
profesi dengan melaksanakan pengembangan profesionalisme setiap staf
keperawatan secara terpadu dan berkelanjutan, pendidikan keperawatan dan
kebidanan, berkelanjutan, dan melaksanakan auditkeperawatan.
3. Melaksanakan proses kredensial dan rekredensial secarabertanggungjawab
demi terjaminnya anggota staf keperawatan yang berkualitas, profesional dan
akuntabel.
4. Melakukan tindakan maupun rekomendasi disiplin bagi seluruh
staf keperawatan demi mempertahankan profesionalitas staf keperawatandan
menjaga keselamatan pasien (patient safety) Rumah Sakit Ibu dan Anak
Adina Wonosobo

Pasal 5
Tujuan penetapan Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staff By Laws) ini
adalah:
1. Agar komite keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinisyang baik
(good clinical governance) melalui mekanisme kredensial,peningkatan mutu
profesi, dan penegakan disiplin profesi.
2. Sebagai pedoman dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di
rumah sakit terhadap pasien tanpa memandang agama, ras, jenis kelamin,
suku, kebangsaan, dan golongan.

Nursing Staff By Laws 4


3. Sebagai acuan rumah sakit dalam mengorganisasi staf Keperawatan dan
membentuk Komite Keperawatan
4. Sebagai acuan dalam meningkatkan profesionalisme staf keperawat di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Adina Wonosobo yangmeliputi kompetensi dan perilaku
seorang perawat dan bidan.
5. Sebagai acuan dalam menyusun dan menetapkan standar
pelayanankeperawatan untuk setiap jenis disiplin ilmu keperawatan sesuai
dengankondisi dan situasi.

BAB III
KEWENANGAN KLINIS

1. Semua pelayanan Asuhan Keperawatan dan Kebidanan di Rumah Rumah Sakit


Ibu dan Anak Adina hanya boleh dilakukan oleh staf keperawatan yang telah
diberikan kewenangan klinis melalui proses kredensial
2. Pengaturan ini berdasarkan pada pemikiran bahwa rumah sakit berhak
melarang semua asuhan keperawatan di rumah sakit, kecuali bila rumah sakit
mengijinkan staf keperawatan tertentu untuk melakukan pelayanan asuhan
keperawatan tersebut.
3. Seorang staf keperawatan yang telah diizinkan melakukan asuhan keperawatan
dan prosedur intervensi keperawatan lainnya di rumah sakit, memperoleh hak
khusus ( privilege ) oleh rumah sakit yang dalam peraturan internal staf
keperawatan ini disebut sebagai kewenangan kerja klinis.
4. Rumah sakit mengatur pemberian kewenangan kerja klinis ( clinical privilege )
setiap staf keperawatan sesuai dengan kompetensinya yang nyata.
5. Pemberian kewenangan kerja klinis ( clinical privilege ) harus melibatkan komite
keperawatan yang dibantu oleh mitra bestari ( peer group ) sebagai pihak yang
paling mengetahui masalah keprofesian yang bersangkutan.
6. Kewenangan kerja klinis ( clinical privilege ) setiap staf keperawatan dapat saling
berbeda walaupun mereka memiliki tingkat pendidikan yang sama,
7. Setiap rekomendasi komite keperawatan atas kewenangan kerja klinis ( clinical
privilege ) untuk staf keperawatan tetap dapat dipertanggung jawabkan secara
hukum karena mengacu pada standar kompetensi keperawatan yang
dikeluarkan oleh PPNI, AIPNI dan AIPDiKI edisi IV, 2013.
8. Pemberian kewenangan kerja klinis ( clinical privilege ) kepada staf keperawatan
yang akan melakukan tindakan tertentu tersebut akan didasarkan pada “ buku
putih” ( white paper ) yang telah disusun bersama.

Nursing Staff By Laws 5


9. Kewenangan kerja klinis seorang staf keperawatan tidak hanya didasarkan pada
kredensial terhadap kompetensi keilmuan dan ketrampilan saja, tetapi juga
didasarkan pada kesehatan fisik, kesehatan mental dan perilaku ( behavior ) staf
keperawatan tersebut.

BAB IV
Penugasan klinis

1. Penugasan Klinis (Clinical appointment) adalah penugasan direktur rumah


sakit kepada seorang staf keperawatan untuk melakukansekelompok
tindakan pelayanan keperawatan tertentu berdasarkan daftar kewenangan
klinis yang telah ditetapkan.
2. Direktur menerbitkan surat penugasan klinis (Clinical appointment)yaitu
suatu surat keputusan untuk menugaskan staf keperawatan yang
bersangkutan untuk melakukan pelayanan keperawatan tertentu dirumah
sakit setelah mendapat rekomendasi rincian kewenangan klinis dari komite
keperawatan.
3. Penerbitan surat penugasan klinis (Clinical appointment) kepada staf
keperawatan yang bersangkutan. Setelah mendapat rekomendasi dari komite
keperawatan (diberikan setelah dilakukan proses kredensial)
4. Dalam keadaan tertentu direktur dapat menerbitkan surat penugasan klinis
sementara (Temporary Clinical appointment) misalnya untuk konsultan tamu
yang diperlukan sementara oleh rumah sakit.
5. Dalam keadaan darurat direktur rumah sakit dapat memberikan surat
penugasan klinis (Clinical appointment) tanpa rekomendasikomite
keperawatan
6. Direktur rumah sakit dapat mengubah, membekukan untuk waktu tertentu,
atau mengakhiri penugasan klinis (Clinical appointment)seorang staf
keperawatan berdasarkan pertimbangan komitekeperawatan atau alasan
tertentu.

Nursing Staff By Laws 6


BAB V
DELEGASI TINDAKAN MEDIK DAN KOMITE KEPERAWTAN

DELEGASI TINDAKAN MEDIK

Kewenangan tenaga keperawatan untuk melakukan tindakan medik merupakan


tindakan yang bersifat delegasi yang memerlukan kewenangan klinis tertentu dan
perlu di kredensial. Dengan demikian, tindakan medik yang bersifat delegasi tetap
menjadi tanggung jawab tenaga medis yang memberikan delegasi.

BAB VI
KOMITE KERAWATAN

Pasal 1
Pengertian Komite Keperawatan
Merupakan organisasi fungsional yang berkembang dari struktur organisasi formal
rumah sakit
Mempunyai tujuan menghimpun, merumuskan dan mengkomunikasikan pendapat
dan ide-ide perawat dan atau bidan sehingga memungkinkan penggunaan
pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan ide tersebut Sebagai sarana bagi
tenaga keperawatan untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan tentang hal-
hal yang terkait masalah profesi dan teknis keperawatan.

Pasal 2
Prinsip Kerja Komite Keperawatan

Komite keperawatan mempunyai prinsip kerja :


1. Prinsip sinergisme kelompok perawat profesional dalam menyumbangkan
ide sehingga diperoleh keluaran kinerja perawat yang efektif

2. Prinsip pemberdayaan sehingga tenaga perawat professional dapat


berkontribusi secara kolektif dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan kinerja pelayanan keperawatan

Nursing Staff By Laws 7


Pasal 3
Tujuan Pembentukan Komite Keperawatan

(1) Mengorganisasi kegiatan pelayanan keperawatan melalui penggabungan


pengetahuan, keterampilan dan ide-ide.
(2) Menggabungkan sekelompok orang yang menyadari pentingnya sinergi dan
kekuatan berpikir agar dapat memperoleh output yang paling efektif.
(3) Meningkatkan otonomi tenaga keperawatan dalam pengelolaan pelayanan
keperawatan di RS.

Pasal 4
Peran Komite Keperawatan

(1) Fasilitator pertumbuhan dan perkembangan profesi melalui kegiatan yang


terkoordinasi.
(2) Tim kendali mutu untuk mempertahankan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan aman.
(3) Problem solver dalam mengatasi masalah keperawatan yang terkait dengan etik
dan sikap moral perawat.
(4) Investigator, kelompok peneliti yang mengkaji berbagai aspek keperawatan
untuk meningkatkan pelayanan.
(5) Implementator dan menjamin diterapkannya standar praktek, asuhan, dan
prosedur.
(6) Human relation team, menjamin hubungan kerja dengan staff
(7) Designer/implementator/pemantau dan evaluator ide baru.
(8) Komunikator, edukator, negosiator, dan pemberi rekomendasi terhadap hasil
kerja staff.

Pasal 5
Fungsi Komite Keperawatan

(1) Menjamin tersedianya norma-norma : standar praktek keperawatan, asuhan


keperawatan, dan prosedur keperawatan sesuai lingkup asuhan dan pelayanan
serta aspek penting asuhan di seluruh area keperawatan

Nursing Staff By Laws 8


(2) Menjaga kualitas asuhan melalui perumusan rencana peningkatan mutu
keperawatan tingkat rumah sakit: menetapkan alat-alat pemantauan, besar
sampel, nilai batas, metodologi pengumpulan data, tabulasi, serta analisis data.
(3) Mengkoordinasi semua kegiatan pemantauan mutu dan evaluasi keperawatan
berupa : jenis kegiatan, jadwal pemantauan dan evaluasi, penanggung-jawab
pelaksana.
(4) Mengintegrasikan proses peningkatan mutu keperawatan dengan rencana
rumah sakit untuk menemukan kecenderungan dan pola kinerja yang
berdampak pada lebih dari satu departemen atau pelayanan.
(5) Mengkomunikasikan informasi hasil telaah mutu keperawatan kepada semua
yang terkait, misalnya komite mutu rumah sakit.
(6) Mengusulkan solusi kepada manajemen atas masalah yang terkait dengan
keprofesionalan tenaga dan asuhan dalam sistem pemberian asuhan, misalnya
sistem pelaporan pasien, penugasan staf.
(7) Memprakarsai perubahan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
(8) Berpartisipasi dalam komite mutu tingkat rumah sakit.
(9) Mempertahankan keterkaitan antara teori, riset dan praktek.

Pasal 6
Tugas dan Kewajiban Komite Keperawatan

(1) Menyusun dan menetapkan Standar Asuhan Keperawatan di RS


(2) Memantau pelaksanaan asuhan keperawatan
(3) Menyusun model Praktek Keperawatan Profesional
(4) Memantau dan membina perilaku etik dan profesional tenaga keperawatan
(5) Meningkatkan profesionalisme keperawatan melalui peningkatan pengetahuan
dan keterampilan seiring kemajuan IPTEK yang terintegrasi dengan perilaku
yang baik.
(6) Bekerja-sama dengan Direktur/bidang keperawatan dalam merencanakan
program untuk mengatur kewenangan profesi tenaga keperawatan dalam
melakukan asuhan keperawatan sejalan dengan rencana strategi RS.
(7) Memberi rekomendasi dalam rangka pemberian kewenangan profesi bagi tenaga
keperawatan yang akan melakukan tindakan asuhan keperawatan.
(8) Mengkoordinir kegiatan-kegiatan tenaga keperawatan, menyampaikan laporan
kegiatan Komite Keperawatan secara berkala (setahun sekali) kepada seluruh
tenaga keperawatan RS.

Nursing Staff By Laws 9


Pasal 7
Struktur Organisasi Komite Keperawatan

Susunan organisasi Komite Keperawatan:


(1) Terdiri dari Ketua Komite, Sekretaris Komite dan 4 Sub Komite dan
dibantu oleh Satuan Perawat Fungsional
(2) Ketua dan Sekretaris dipilih dari dan oleh anggota berdasarkan usulan 3
(tiga) calon ketua.
(3) Periode Masa Kerja Organisasi Komite Keperawatan adalah 3 tahun
dan ditetapkan dengan SK direksi.
(4) 4 Sub Komite dalam Komite Keperawatan adalah
a. Sub Komite Praktek Keperawatan
b. Sub Komite Pengembangan Profesi
c. Sub Komite Mutu Keperawatan
d. Sub Komite Etika dan Kredensial
(5) Ketua dan Anggota Sub Komite dipilih dari perwakilan bidang keahlian dan
kelompok tenaga keperawatan, misalnya Keperawatan al bedah, anak,
kritikal dan kelompok Perawat Klinik, peer manager dll.

Pasal 8
Tugas Pokok dan Fungsi Komite Keperawatan
(1) Ketua Komite
Tugas Pokok : Memberi kepemimpinan dan arah kepada sub
komite Fungsi :
(a) Mereview berbagai isu yang disajikan dan merujuk ke sub komite
yang sesuai.
(b) Menjaga dan merekomendasi perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
(c) Memberi bimbingan dan dukungan kepada sub komite.
(d) Memfasilitasi proses penetapan tujuan tahunan sub komite
(e) Mereview jadwal operasional tahunan
(2) Sub Komite Praktek Keperawatan
Tugas Pokok : Menetapkan, mengimplementasikan dan menjaga standar
praktek klinik keperawatan tertinggi, konsisten dengan standar profesional
yang ditetapkan dan atau yang berkembang dan yang dipersaratkan
lembaga pengatur.
Fungsi :

Nursing Staff By Laws 10


a. Menetapkan lingkup praktek dari perawat profesional dan vokasional :
peran dan tanggung jawab staf penunjang asuhan, dan kompetensi umum
dan khusus.
b. Menyusun dan memperbaiki uraian tugas dari staf klinik.
c. Berpartisipasi dalam tim kredensial dari para pelaksana praktek yang
ditetapkan.
d. Mereview, menyetujui, dan memperbaiki standar asuhan klinik
dibidang dimana asuhan keperawatan diberikan.
e. Menyusun format evaluasi dan review sejawat untuk semua perawat klinik.
f. Menggunakan temuan-temuan riset keperawatan kedalam praktek klinik
bila cocok.
g. Menyusun dan merevisi sistem dokumentasi keperawatan

(3) Sub Komite Pengembangan Profesi


Tugas Pokok : Menetapkan, mengimplementasikan, dan menjaga standar
kependidikan yang meningkatkan pertumbuhan keprofesian dan
kompetensi klinik tanpa henti.
Fungsi :
a. Menetapkan dan mengevaluasi kebutuhan pendidikan keperawatan dan
menetapkan proses-proses untuk memenuhi kebutuhan kependidikan
staf bersamaan dengan pengembangan staf.
b. Meningkatkan akontabilitas individual para perawat untuk pendidikanyang
diwajibkan dan memfasilitasi proses kredensial/sertifikasi ulang.
c. Menetapkan peran dan tanggung jawab preseptor.
d. Memelihara lingkungan yang kondusif untuk peningkatan dan
pemanfaatan riset keperawatan.
e. Berpartisipasi dalam program rekruitmen, pengakuan, dan retensi
melalui kolaborasi dengan bagian SDM/HRD.
(4) Sub Komite Mutu Keperawatan
Tugas Pokok : Memantau ketepatan dan efektifitas asuhan yang diberikan
oleh staf keperawatan sekaligus mengkaji dan memastikan kepatuhan dengan
standar dan praktek yang ditetapkan.
Fungsi :
a. Menyusun, merevisi dan menyetujui rencana peningkatan mutu
keperawatan.
b. Mengintegrasikan peningkatan mutu keperawatan dengan rencana RS.

Nursing Staff By Laws 11


c. Memantau dan memastikan kepatuhan terhadap standar yang telah
ditetapkan.
d. Memastikan kepatuhan terhadap jadwal pelaporan untuk perbaikan
kinerja komite.
e. Mensahkan dan memantau rencana peningkatan mutu unit

BAB VI
Pasal 1

RAPAT

1. Rapat komite Keperawatan terdiri atas rapat rutin dan rapat khusus.
2. Setiap rapat komite Keperawatan dinyatakan sah bila undangan telah
disampaikan secara pantas kecuali seluruh anggota yang menolak undangan
tersebut

Pasal 2
Rapat Rutin

1. Komite Keperawatan menyelenggarakan rapat rutin 1 (satu) bulan 1 (satu) kali


setiap hari Selasa bertempat di Ruang Komite Keperawatan
2. Rapat rutin dihadiri oleh pengurus, anggota komite Keperawatan dan kelompok
staf keperawatan
3. Ketua komite Keperawatan dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu.

Pasal 3
Rapat Khusus

1. Rapat Khusus Komite Keperawatan diselenggarakan dalam hal :


a. Diperintahkan oleh ketua, atau
b. Permintaan yang diajukan secara tertulis oleh paling sedikit 3 ( tiga )
pengurus Komite Keperawatan dalam waktu 48 ( empat puluh delapan )
jam sebelumnya, atau
c. Permintaan Ketua Komite Keperawatan untuk hal-hal yang memerlukan
penetapan kebijakan Komite Medis dengan segera.
2. Sekretaris Komite Keperawatan menyampaikan pemberitahuan rapat khusus
beserta agenda rapat kepada para pengurus yang berhak hadir paling lambat 24
( dua puluh empat ) jam sebelum rapat tersebut dilaksanakan.

Pasal 4
Pengambilan Keputusan Rapat

1. Pengambilan putusan rapat diupayakan melalui musyawarah untuk mufakat.


2. Keputusan hanya dapat ditetapkan bila forum telah tercapai.
3. Forum tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah dari jumlah
anggota Komite Keperawatan

Nursing Staff By Laws 12


4. Dalam hal tidak tercapai permufakatan maka putusan diambil melalui
pemungutan suara berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir.
5. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka ketua berhak
membuat keputusan hasil rapat.

Pasal 5
Tata Tertib Rapat

1. Setiap rapat Komite Keperawatan dihadiri oleh seluruh pengurus dan anggota
Komite Keperawatan
2. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau yang ditunjuk oleh Ketua
Komite Keperawatan
3. Sebelum rapat dimulai agenda rapat dibacakan atas perintah pimpinan rapat.
4. Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat sampai selesai.
5. Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan
rapat.
6. Setiap peserta wajib menjaga ketertiban selama rapat berlangsung.
7. Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan ditetapkan oleh
ketua rapat sebelum rapat dimulai.

Pasal 6
Notulen Rapat

1. Setiap rapat harus dibuat notulennya


2. Semua notulen rapat Komite Keperawatan dicatat oleh Sekretaris atau
penggantinya yang ditunjuk.
3. Notulen akan dibacakan kepada semua peserta rapat pada akhir rapat dan
dibacakan ulang pada rapat berikutnya.
4. Notulen rapat tidak boleh dirubah kecuali untuk hal-hal yang berkaitan dengan
keakuratan notulen tersebut.
5. Notulen rapat ditandatangani oleh Pimpinan rapat yang kemudian pada rapat
berikutnya notulen tersebut ditandatangani Ketua Komite Keperawatan sebagai
dokumen yang sah.
6. Sekertaris memberikan salinan notulen ke Direktur paling lambat satu minggu
setelah ditandatangani oleh Ketua dan sekretaris Komite Keperawatan

BAB VII
SUBKOMITE KREDENSIAL

Proses Kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan


pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar
profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi
terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga
keperawatan.

Nursing Staff By Laws 13


Pasal 1
TUJUAN ,TUGAS

TUJUAN
a. Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan;
b. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga
keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan
memiliki kompetensi dan Kewenangan Klinis yang jelas;
c. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di
semua level pelayanan.

TUGAS
a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis;
b. Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM meliputi:
1. ijazah;
2. Surat Tanda Registrasi (STR);
3. Sertifikat kompetensi;
4. Logbook yang berisi uraian capaian kinerja;
5. Surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah Sakit
atau orientasi di unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru;
6. Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan.

c. Merekomendasikan tahapan proses Kredensial:

1. perawat dan/atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh


Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan;
2. ketua Komite Keperawatan menugaskan Subkomite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok);
3. sub komite membentuk panitia adhoc untuk melakukan review,
verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode: porto folio, asesmen
kompetensi;
4. Sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan
5. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.
6. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan.

Nursing Staff By Laws 14


7. Sub komite membuat laporan seluruh proses Kredensial
8. Kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan k e direktur
Rumah Sakit.

Pasal 2
Kewenangan

1. Kewenangan
Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan
rekomendasi rincian Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat
Penugasan Klinis (clinical appointment).
2. Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas sub komite Kredensial, maka ditetapkan
mekanisme sebagai berikut:
a. Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai
area praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit;
b. Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan
persyaratan Kredensial dimaksud;
c. Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai
metode yang disepakati;

d. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan


rekomendasi memperoleh Penugasan Klinis dari direktur
Rumah Sakit;
e. memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis
untuk memperoleh Penugasan Klinis dari direktur
Rumah Sakit dengan cara:
1. Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk
memperoleh Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite
Keperawatan;
2. Ketua Komite Keperawatan menugaskan subkomite Kredensial
untuk melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara
individu atau kelompok);
3. Subkomite melakukan review, verifikasi dan evaluasi
denganberbagai metode: porto folio, asesmen kompetensi;
4. Subkomite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan
rapat menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.

Nursing Staff By Laws 15


f. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara
berkala;
g. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di
tetapkan.

BAB VIII
SUBKOMITE MUTUPROFESI

Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan keperawatan dan


kebidanan, maka tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan harus
memiliki kompetensi, etis dan peka budaya. Mutu profesi tenaga
keperawatan harus selalu ditingkatkan melalui program pengembangan
profesional berkelanjutan yang disusun secara sistematis, terarah dan
terpola/terstruktur.
Pasal 1
TUJUAN, TUGAS

1. TUJUAN
Memastikan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan dan kebidanan yang berorientasi kepada keselamatan
pasien sesuai kewenangannya.

2. Tugas
Tugas sub komite mutu profesi adalah:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area
praktik;
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional
berkelanjutan tenaga keperawatan;
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan;
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.

Nursing Staff By Laws 16


Pasal 2
KEWENANGAN
Kewenangan

Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi


tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan
dan kebidanan berkelanjutan serta pendampingan.

Mekanisme kerja

Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi, maka ditetapkan


mekanisme sebagai berikut:
a. koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar
tentang profil tenaga keperawatan di RS sesuai area praktiknya
berdasarkan jenjang karir;
b. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data
subkomite Kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan perubahan standar profesi.
c. Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan
pendampingan sesuai kebutuhan;
d. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan dengan cara:
1) Pemilihan topik yang akan dilakukan audit;
2) Penetapan standar dan kriteria;
3) Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
4) Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan
pelayanan;
5) Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria;
6) Menerapkan perbaikan;
7) Rencana reaudit.
e. Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada
Ketua Komite Keperawatan.

Nursing Staff By Laws 17


BAB IX
SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan melakukan


pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam
kehidupan profesi.
Setiap tenaga keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan dan menerapkan etika profesi
dalam praktiknya.

Pasal 1
TUJUAN, TUGAS
1. Tujuan
a. Agar tenaga keperawatan menerapkan prinsip-prinsip etik dalam
memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
b. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan
yang tidak profesional;
c. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.

2. Tugas
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;

b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan; c.


Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan
kebidanan;
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan
masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan
dan asuhan kebidanan;
e. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat
Penugasan Klinis (clinical appointment);
f. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.

Nursing Staff By Laws 18


Pasal 2
KEWENANGAN

Kewenangan
Subkomite etik dan disiplin profesi mempunyai kewenangan
memberikan usul rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis (clinical
privilege) tertentu, memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian
Kewenangan Klinis (delineation of clinical privilege), sertamemberikan
rekomendasi pemberian tindakan disiplin.

Mekanisme kerja
a. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
1) Mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan
disiplin di dalam rumah sakit;
2) melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin
profesi.
b. Membuat keputusan. Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi
dilakukan dengan melibatkan panitia Adhoc.
c. Melakukan tindak lanjut keputusan berupa:
1. Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi
keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite;
2. Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur dan Ka.
Bidang keperawatan/ melalui Ketua Komite Keperawatan;
3. Rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan kepada Ketua
Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada direktur Rumah Sakit.

d. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga


keperawatan, meliputi:
1. Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam
pelaksanaan praktik keperawatan dan kebidanan sehari-hari.
2. Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topik
dan metode serta evaluasi.
3. Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya,
“coaching”, simposium, “bedside teaching”, diskusi refleksi kasus dan
lain-lain disesuaikan dengan lingkup pembinaan dan sumber yang
tersedia.

Nursing Staff By Laws 19


e. menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada
Ketua Komite Keperawatan.

BAB X
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS

1. Dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan diperlukan


standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional.
2. Komite Keperawatan bersama-sama Bidang Keperawatan
berkewajiban menyusun:
a. Standar profesi keperawatan dan kebidanan.
b. Standar pelayanan keperawatan dan kebidanan.
c. Standar prosedur operasional keperawatan dan kebidanan.

BAB XI
TATA CARA DAN REVIEW PERBAIKAN P
ERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam aturan ini akan diatur dikemudian
hari melalui
Rapat Pleno Keperawatan.
2. Apabila ada BAB, Pasal dan/atau Ayat dalam Peraturan Internal
Keperawatan ini yang dikemudian hari dianggap tidak sesuai, dapat
ditinjau ulang melalui Sidang Tahunan
Keperawatan.
3. Review atau perubahan peraturan internal staf keperawatan dilakukan
setiap 3 ( tiga ) tahun sekali.
4. Direktur rumah sakit menetapkan perubahan / perbaikan peraturan
internal staf keperawatan terbaru dengan tetap mengacu pada peraturan
menteri kesehatan yang masih berlaku.

Nursing Staff By Laws 20


BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

(1) Peraturan internal staf Keperawatan ditetapkan oleh direktur rumah sakit
(2) Peraturan internal staf Keperawatan ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan
(3)

Ditetapkan di Wonosbo
Pada tanggal, 1 April 2020
Direktur

dr. Suci Hidayati Gusri, MMR

Nursing Staff By Laws 21

You might also like