Professional Documents
Culture Documents
LP Stunting M.rizky Difa
LP Stunting M.rizky Difa
1. Definisi
2. Anatomi Fisiologi
3. Etiologi
4. Patofisiologi/Pathway
5. Manifestasi klinis
3. Pertumbuhan melambat.
6. Penatalaksanaan
7. Komplikasi
8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurarif dan Kusuma, (2016) mengatakan
pemeriksaan penunjang untuk stunting antara lain:
1. Melakukan pemeriksaan fisik.
2. Melakukan pengukuran antropometri BB, TB/PB, LILA, lingkar
kepala.
3. Melakukan penghitungan IMT.
4. Pemeriksaan laboratorium darah: albumin, globulin, protein total,
elektrolit serum.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dari klien, sehingga masalah
keperawatan dapat dirumuskan secara akurat. (subekti, 2016).
a. Keluhan utama
Mengapa pasien masuk rumah sakit dan apa keluahan utama
pasien, sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang
dapat muncul.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Tanyakan pada klien atau keluarga tentang gejala penyakit, faktor
yang menyebabkan timbulnya penyakit, upaya yang pernah dilakukan.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang
sama,pernah mengalami penyakit kronis dan infeksi yang berat, anak
mengikuti kegiatan posyandu secara rutin dan imunisasi secara lengkap.
d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada anak meliputi:
a) Perhatikan tingkat kesadaran anak, apakah anak dalam kesadaran
compos mentis (sadar penuh), apatis (acuh terhadap sekitarnya),
samnolen (kesadaran menurun ditandai anak mengantuk), sopor
(berespon dengan rangsangan kuar), koma (tidak ada respon
terhadap stimulus apapun termasuk pupil) dan delirium (disorientasi,
gelisah).
b) Perhatikan ekspresi dan penampilan anak apakah terlihat kesakitan.
c) Perhatikan tangisan anak.
d) Perhatikan gerakan anak, bergerak aktif atau pasif.
e) Perhatikan kebersihan anak, bau badan, keadaan kulit kepala,
rambut,leher, kuku, gigi dan pakaian anak.
Tanda-tanda vital.
Lakukan pengukuran suhu, nadi, pernapasan dan tekanan darah.
1) Pemeriksaan kepala leher.
Inspeksi dan Palpasi :
a) Kepala :Inspeksi posisi kepala dan gambaran wajah tegak dan stabil
serta simeteris/tidak, kebersihan kepala, kekuatan rambut, keadaan
sutura.
b) Mata :Periksa ketajaman penglihatan, lapang pandang, konjungtiva
dan sklera mata anemis, reaksi pupil.
c) Telinga : Bentuk telinga simetris/tidak, kaji ketajaman pendengaran
saat percakapan berlangsung.
d) Hidung :kaji keadaan mukosa hidung, rambut hidung, pernapasan
cuping hidung.
e) Mulut :kaji keadaan mukosa mulut, keadan gusi, gigi, lidah.
f) Leher :kaji adanya pembesaran kelenjar getah bening, letak trakea,
kaku kuduk, periksa kelenjar tiroid.
Pemeriksaan integumen.
1)Inspeksi :kaji warna kulit, adanya sianosis, eritema, petekhie dan
ekhimosis, ikterik, adanya keringat dingin dan lembab, kuku
sianosis/tidak, oedema/tidak, adakah lesi pada kulit, memar/tidak.
2). Palpasi : Turgor kulit normalnya <2 detik, CRT < 2detik, akral teraba
hangat.
Pemeriksaan dada dan thorax.
1). Inspeksi :lihat ukuran dada, bentuk, pergerakan dinding dada,
perkembangan paru, kedalaman pernapasan, kesulitan bernapas.
2). Palpasi: Keadaan kulit dinding dada, nyeri tekan, masa, peradangan,
kesimetrisan ekspansi, vibrasi yang dapat teraba, batas jantung, periksa
taktil femitus.
3). Perkusi : Suara sonor/resonan.
4). Auskultasi :dengarkan suara napas vaskuler (+/-), dengarkan suara
napas tambahan whezing (+/-), ronchi (+/-), murmur jantung (+/-
Abdomen.
1)Inspeksi : Bentuk dan gerakan-gerakan abdomen, kontur permukaan
abdomen, adanya retraksi, penonjolan, serta ketidaksimetrisan.
2). Palpasi :Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali),
dan
asites.
3). Perkusi : Terdengar bunyi tympani/kembung.
4). Auskultasi : Terdengar bising usus/peristaltik.
Genetalia dan Anus.
Inspeksi dan palpasi :
Inspeksi genetalia periksa posisi lubang uretra, periksa adanya
hipospadia/tidak, pada anak laki-laki skrotum di palpasi untuk
memastikan jumlah testis ada dua, pada perempuan labia mayora sudah
menutupi labia minora, inspeksi lubang uretra dan vagina terpisah,
inspeksi lubang anus ada/tidak.
Ekstremitas.
1)Inspeksi : Bentuk simetris/tidak, Oedem/tidak, jika anak sudah dapat
berdiri inspeksi gaya berdiri tegap/tidak sejajar antara pinggul dan bahu,
inspeksi gaya berjalan.
2)Palpasi : Akral dingin, terjadi nyeri otot dan sendi serta tulang, ukur
berapa tonus dan kekuatan otot.
Pemeriksaan tingkat perkembangan (KPSP).
Pada pemeriksaan tingkat perkembngan menggunakan parameter
termasuk berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, lingkar kepala,
perkembanga motoring dengan hasil interpretasi perkembangan
(normal /
meragukan / penyimpangan) (Kemenkes RI, 2016).
Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan berupa hasil pengukuran lingkar kepala, lingkar
lengan atas, tinggi badan, berat badan dan nilai z-score TB/U
e. Data fokus
-
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan
bertujuanuntuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Menurut SDKI (2017) diagnosa keperawatan yang muncul pada klien stunting adalah:
1) Defisit Nutrisi (D.0019) berhubungan dengan ketidakmampuan
mengasorbsi nutrient
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
2) Gangguan integritas kulit (D.0139) dbuktikan dengan perubahan status
nutrisi (kelebihan atau kekurangan)
Definisi : Beresiko kerusakan kulit (dermis atau epidermis) atau
jaringan(membrane
mukosa,kornea,fasia,otot,tendon,tulang,kartilago,kapsul sendi atau
ligament)
3) Risiko infeksi (D.0142) dibuktikan dengan malnutrisi
Definisi : Beresiko mengalami peningkatan terserang organisme
patogenik.
4) Defisit Perawatan Diri: makan (D.0109) berhubungan dengan
kelemahan
Definisi : Beresiko mengalami peningkatan terserang organisme
patogenik.
5) Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
Definisi : ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang
berkaitan dengan topik tertentu.
3. Perencanaan
Intervensi keperawatan adalah segala perawatan yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
yang diharapkan. Tindakan ini terdiri atas observasi, terapeutik, edukasi, dan
kolaborasi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Luaran keperawatan ini mengarahkan
status diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan (Tim Pokja
SLKI DPP PPNI, 2018). Pada teori tidak ditemukan adanya standar waktu dalam
mencapai kriteria hasil yang diinginkan namun, pada saat pengimplementasian
rencana keperawatan perlu adanya waktu pada kriteria hasil guna mengukur kamajuan
klien dalam mencapai hasil.
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengasorbsi nutrient
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak tiga kali selama 45-60 menit diharapkan
keluarga mampu merawat klien agar status nutrisi dapat membaik dengan kriteria
hasil:
1. Porsi makan dari yang tidak habis menjadi habis
2. Kekuatan otot mengunyah meningkat
3. Nafsu makan meningkat
Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi makanan yang disukai
3. Monitor asupan makanan
4. Monitor berat badan
Terapeutik :
5. Lakukan Oral hygien sebelum makan,jika perlu
6. Berikan Makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
7. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
8. Berikan suplemen makanan,jika perlu
Edikasi :
9. Ajarkan diet yang diprogramkan
Dewi, I. A. K. C., & Adhi, K. T. (2016). Pengaruh konsumsi protein dan seng serta
riwayat penyakit infeksi terhadap kejadian stunting pada anak balita umur 24-59
bulan di wilayah kerja Puskesmas Nusa Penida III. Arc Com Health, 3(1), 36-46.
Rusilanti, M. D., & Yulianti, Y. (2015). Gizi dan kesehatan anak prasekolah.
Bandung: Remaja Rosdakarya.