You are on page 1of 9

PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(3), 695-703 ISSN 2622-9307

Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Untuk Meningkatkan Keterampilan Literasi Sains
Peserta Didik Pada Materi Laju Reaksi

Iktifaul Ulya, Rusmini*


S1 Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
*Email: rusmini@unesa.ac.id

ABSTRACT
The purpose of this development research was to describe the feasibility of student worksheet to improve
students scientific literacy skills on the reaction rate material in terms of aspects of validity, practicality,
and effectiveness. The research method refers to the 4-D development model by Thiagarajan which is
limited to the develop stage with limited trials to students of class XI science at SMA Negeri 1 Gedangan
as many as 30 students. The results of data analysis showed that the feasibility of LKPD from the aspect of
validity seen from 4 criteria, namely content, presentation, language, and graphics, the percentage was
93.72%; 93.33%; 90.28%; and 92.78% with very valid criteria. The practicality of LKPD seen from the
observation of activities and student response questionnaires obtained a percentage of 98.69% and
95.91% on very practical criteria. The effectiveness of the LKPD is seen from the results of the students
pretest and posttest, namely cognitive tests and tests of scientific literacy skills which showed an increase
with N-Gain scores of 0.67 and 0.60 in the medium category, respectively. LKPD to improve proper
scientific literacy skills is very important to be developed as a learning resource so that it makes the
learning process of students meaningful.

Keywords: Student Worksheet; Scientific Literacy; Reaction Rate.

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah mendiskripsikan kelayakan LKPD untuk meningkatkan
keterampilan literasi sains peserta didik pada materi laju reaksi ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan,
dan keefektifan. Metode penelitian mengacu pada model pengembangan 4-D oleh Thiagarajan yang
dibatasi hanya sampai tahap develop dengan uji coba terbatas kepada peserta didik kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Gedangan sebanyak 30 peserta didik. Hasil analisis data diperoleh bahwa kelayakan LKPD dari
aspek kevalidan dilihat dari 4 kriteria yaitu isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan didapatkan
persentase secara berurutan sebesar 93,72%; 93,33%; 90,28%; dan 92,78% dengan kriteria sangat valid.
Kepraktisan LKPD dilihat dari observasi aktivitas dan angket respon peserta didik diperoleh persentase
sebesar 98,69% dan 95,91% pada kriteria sangat praktis. Keefektifan LKPD dilihat dari hasil pretest dan
posttest peserta didik yaitu tes kognitif dan tes keterampilan literasi sains yang menunjukkan peningkatan
dengan didapatkan nilai skor N-Gain masing-masing sebesar 0,67 dan 0,60 pada kategori sedang. LKPD
untuk meningkatkan keterampilan literasi sains yang layak sangat penting dikembangkan sebagai sumber
belajar sehingga menjadikan proses pembelajaran peserta didik menjadi bermakna.

Kata kunci: Lembar Kerja Peserta Didik; Literasi Sains; Laju Reaksi.

PENDAHULUAN kemajuan sistem pendidikan di Indonesia


Abad ke-21 telah mengantarkan manusia sehingga pemerintah melakukan cara untuk
memasuki era global dimana kemajuan IPTEK meningkatkan mutu dan kualitas sistem
sangat meningkat dan berbanding lurus dengan pendidikan yaitu dengan meluncurkan kurikulum
kemajuan manusianya (Ulandari dan Mitarlis, 2013 (Ariningtyas, A., et al., 2017; Rahayu, S,
2021; Rusilowati, A., et al., 2016). Perubahan 2017). Penerapan kurikulum 2013 adalah salah
globalisasi yang terjadi sangat mempengaruhi satu langkah pemerintah dalam meningkatkan

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 695
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(3), 695-703 ISSN 2622-9307

kemampuan manusia dengan menerapkan pembelajaran kimia (Rakhmawan, et al., 2015;


standar kompetensi berbasis abad 21 yang Holbrook, J., dan Raniikkmae, M., 2009).
terbagi menjadi 4 kompetensi dasar yaitu Literasi sains adalah keterampilan yang
spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan dimiliki seseorang dalam mengaplikasikan
melalui pendekatan saintifik pada setiap mata konsep pengetahuan sains dan prosesnya untuk
pelajaran (Kemendikbud, 2016; Ulandari dan memecahkan suatu masalah, mengidentifikasi
Mitarlis, 2021). pertanyaan, menjelaskan fenomena, dan
Kimia adalah salah satu cabang IPA dan menyimpulkan berdasarkan data dan fakta ilmiah
salah satu mata pelajaran SMA yang membahas di kehidupan sehari-hari (OECD, 2016;
tentang susunan, struktur, sifat-sifat zat, Toharudin, et al., 2011; Gormally, C, et al.,
perubahan materi serta energi, dan peristiwa- 2009). Literasi sains memiliki 4 domain yaitu
peristiwa alam yang terdapat pada kehidupan domain konteks, domain pengetahuan, domain
sehari-hari (Utami, et al., 2017; Chang, R, 2006). kompetensi, dan domain sikap (OECD, 2016).
Pembelajaran kimia menuntut kesesuaian materi Hasil studi Internasional PISA pada tahun
yang diajarkan kepada peserta didik 2015 terkait tentang literasi sains Indonesia
memfokuskan pada penerapan pembelajaran meningkat, akan tetapi pada hasil studi PISA
dengan mengembangkan keterampilan proses 2018 literasi sains Indonesia menurun yang
dan sikap ilmiah melalui eksperimen yang dapat berada di posisi ke-74 dari 79 negara (OECD,
diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari untuk 2016; OECD, 2019). Salah satu faktor penyebab
mendapatkan pengetahuan, pemahaman serta rendahnya keterampilan literasi sains Indonesia
dapat mendorong peserta didik dalam adalah peserta didik tidak pernah menggunakan
membangun sendiri konsep kimia yang telah bahan ajar yang mengarah pada pengembangan
diperolehnya (Semiawan, 1992; Kemendikbud, literasi sains (Macharia, 2018; Sutrisna, 2021).
2016; Mulyasa, E, 2006). Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
Pembelajaran kimia seringkali dianggap diperlukan suatu cara untuk memperbaikinya
sulit bagi peserta didik dikarenakan selama yaitu dengan mengembangkan suatu media
proses pembelajarannya tidak dikaitkan dengan pembelajaran berupa LKPD. LKPD atau
fenomena sehari-hari. Adapun materi pada mata singkatan dari Lembar Kerja Peserta Didik
pelajaran kimia yang dalam pembelajarannya adalah suatu media pembelajaran yang berisi
menekankan pada fenomena sehari-hari dan sekumpulan dari lembaran-lembaran yang terdiri
harus dilakukan praktikum adalah materi laju dari ringkasan materi, petunjuk, dan kegiatan
reaksi. Karakteristik dari materi tersebut adalah yang perlu dikerjakan oleh peserta didik dan
memiliki konsep abstrak yaitu peserta didik berfungsi sebagai panduan yang dapat
dituntut untuk dapat merancang, melakukan memudahkan, menambah daya tarik serta minat
percobaan, dan menarik kesimpulan dari data belajar peserta didik dalam proses pembelajaran
hasil percobaan pada saat menguji satu per satu (Prastowo, 2011; Depdiknas, 2008).
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. LKPD memiliki peranan penting dalam
Hasil observasi lapangan di SMA Negeri 1 menunjang kegiatan pembelajaran karena dapat
Gedangan dapat diketahui bahwa sebanyak 75% meningkatkan kemampuan secara ilmiah dan
peserta didik mengatakan selama proses kritis peserta didik untuk mendapatkan sendiri
pembelajaran kimia tidak diberikan fenomena konsep maupun menghubungkan konsep yang
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan telah dipelajarinya melalui percobaan yang
sebanyak 67% peserta didik menyatakan bahwa dilakukan (Muna dan Rusmini, 2021; Lin, et al.,
selama proses pembelajaran kimia tidak pernah 2018).
menerapkan literasi sains. Berdasarkan hasil LKPD yang dikembangkan memuat
tersebut dapat diketahui bahwa terdapat fenomena-fenomena pada kehidupan sehari-hari
kurangnya kebermaknaan dalam pembelajaran melalui pendekatan literasi sains pada materi laju
kimia sehingga peserta didik perlu diperkenalkan reaksi. Kegiatan praktikum yang harus
dengan keterampilan literasi sains agar dapat dijalankan oleh peserta didik dapat menciptakan
mengoptimalkan kebermaknaan dari suatu pembelajaran yang bermakna. Berdasarkan
uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 696
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(3), 695-703 ISSN 2622-9307

mendeskripsikan kelayakan LKPD untuk Tabel 2. Kriterium Interpretasi Skor Aktivitas


meningkatkan keterampilan literasi sains peserta dan Respon Peserta Didik (Riduwan, 2015).
didik pada materi laju reaksi. Presentase (%) Kriteria
0 – 20 Tidak Praktis
METODE PENELITIAN 21 – 40 Kurang Praktis
Penelitian pengembangan ini merujuk pada 41 – 60 Cukup Praktis
tahapan model four-D (4-D) yang dirancang oleh 61 – 80 Praktis
S. Thiagarajan, Dorothy. S. S., dan Melvyn I. S. 81 – 100 Sangat Praktis
(1974) yang digunakan hanya sampai tiga
tahapan yaitu Define, Design, Develop. Uji coba Tabel 3. Kategori Pengelompokkan Nilai N-
secara terbatas kepada kelas XI IPA SMA Negeri Gain (Hake, 1998).
1 Gedangan sebanyak 30 peserta didik pada Nilai Kategori
bulan Januari 2022. Kelayakan LKPD yang g > 0,7 Tinggi
dikembangkan ditinjau dari aspek kevalidan, 0,7 ≥ g ≥ 0,3 Sedang
kepraktisan, dan keefektifan. g < 0,3 Rendah
Telaah dan validasi dilakukan oleh 3 orang
ahli di bidang kimia. Data telaah berupa Kelayakan LKPD dari aspek keefektifan
komentar dan saran digunakan untuk perbaikan ditinjau berdasarkan hasil pretest dan posttest
LKPD. Kelayakan LKPD dari aspek kevalidan peserta didik yaitu tes kognitif dan keterampilan
dilihat dari 4 kriteria yaitu isi, penyajian, literasi sains. Data hasil tes dianalisis dengan uji
kebahasaan, dan kegrafikan. Skala Likert normalitas, uji hipotesis, dan perhitungan N-
digunakan untuk menganalisis data hasil validasi. Gain. Pada uji normalitas, dilakukan dengan
Jumlah skor hasil dari data dihitung menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov
persentasenya dibagi dengan skor kriterium berbantuan SPSS. Selanjutnya, dilakukan uji
dikali 100%. Hasil data perhitungan berupa hipotesis dengan menggunakan metode uji
persentase selanjutnya diinterpretasikan ke dalam Paired Sampel t-Test. Peningkatan data hasil tes
skor validitas pada Tabel 1. Apabila memperoleh dianalisis menggunakan rumus perhitungan N-
persentase ≥ 61% maka LKPD dapat dinyatakan Gain lalu diinterpretasikan pada Tabel 3 (Hake,
valid dan layak dipergunakan (Riduwan, 2015). 1998). Apabila hasil nilai N-Gain tes kognitif
Kelayakan LKPD dari aspek kepraktisan dan tes literasi sains memperoleh nilai ≥ 0,3 pada
ditinjau dari lembar observasi aktivitas dan kategori sedang maka LKPD yang dihasilkan
angket respon peserta didik yang didalamnya dapat dikatakan efektif dan layak dipergunakan
memiliki opsi jawaban “Ya” memperoleh skor 1 (Hake, 1998).
dan “Tidak” memperoleh skor 0. Skala Guttman
digunakan untuk menganalisis data hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
observasi aktivitas dan angket respon. Jumlah Penelitian pengembangan ini membahas
skor hasil yang didapat dibagi dengan skor tentang kelayakan LKPD yang dikembangkan.
kriterium dikali 100%. Hasil data perhitungan Berikut ialah uraian model pengembangan four-
berupa persentase selanjutnya diinterpretasikan D yang akan dibahas sampai pada tahapan
ke dalam Tabel 2. Apabila memperoleh develop.
persentase ≥ 61% maka LKPD dapat dinyatakan
praktis dan layak dipergunakan (Riduwan, 2015). Tahap Define
Tahap define adalah tahapan untuk
Tabel 1. Kriterium Interpretasi Skor Validitas pendefinisian persyaratan pembelajaran dari
(Riduwan, 2015). materi laju reaksi. Tahap ini memiliki 5 langkah
Presentase (%) Kriteria yaitu analisis standar isi, analisis peserta didik,
0 – 20 Tidak Valid analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan
21 – 40 Kurang Valid tujuan pembelajaran (Thiagarajan, et al., 1974).
41 – 60 Cukup Valid Analisis standar isi dilakukan dengan
61 – 80 Valid mempertimbangkan beberapa hal seperti
81 – 100 Sangat Valid

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 697
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(3), 695-703 ISSN 2622-9307

penggunaan kurikulum yaitu kurikulum 2013, ada dan merujuk pada Depdiknas (2008). Tahap
teori belajar yang sesuai, serta tuntutan di masa design adalah tahapan dalam membuat rancangan
depan seperti kebutuhan abad ke-21 salah awal LKPD yang mencakup 3 bagian penting
satunya dengan meningkatkan keterampilan yakni pendahuluan, isi, dan penutup yang
literasi sains. nantinya digunakan sebagai draf I.
Analisis peserta didik dilakukan dengan cara
menganalisis kemampuan akademik, usia dan Tahap Develop
perkembangan kognitif peserta didik. Tahap develop merupakan tahapan yang
Kemampuan berpikir yang dimiliki peserta didik dilakukan untuk menghasilkan LKPD yang layak
kelas XI menurut teori kognitif piaget adalah berdasarkan komentar dan masukan dari ahli
berpikir abstrak, menyelesaikan masalah secara kimia. Rancangan awal LKPD berupa draf I
ilmiah, dan menarik kesimpulan dari sumber selanjutnya ditelaah oleh ahli kimia untuk
yang didapatnya (Dahar, 2011; Nursalim, et al., mendapatkan komentar dan saran sehingga dapat
2007). dilakukan perbaikan kembali dan dihasilkan
Analisis tugas dilakukan untuk menentukan LKPD sebagai draf II yang kemudian diserahkan
kesesuaian isi LKPD dengan memperhatikan kepada ahli kimia untuk dilakukan validasi
kesesuaian KI, KD, dan materi pada kurikulum disertai dengan perbaikan yang selanjutnya
2013 yang mendukung pencapaian kompetensi dihasilkan LKPD menjadi draf III yang
peserta didik pada materi laju reaksi. digunakan untuk uji coba secara terbatas.
Analisis konsep adalah pengindetifikasian Domain literasi sains yang termuat dalam
konsep pokok yang akan diajarkan dalam LKPD LKPD yaitu (1) domain konteks yang berisi
yang dikembangkan. Konsep pokok yang akan penerapan materi laju reaksi terhadap suatu
digunakan adalah materi laju reaksi tentang fenomena dalam kehidupan sehari-hari, seperti
faktor-faktor yang mempengaruhinya pada KD pengaruh konsentrasi kaporit terhadap kolam
3.6 dan KD 4.7. renang jernih, pengaruh bentuk potongan kayu
Hasil rangkuman analisis konsep dan pada api unggun, dll; (2) domain kompetensi
analisis tugas dijadikan untuk merumuskan terdiri dari mengidentifikasi masalah, membuat
tujuan pembelajaran dengan menggunakan kata hipotesis, menentukan variabel, melakukan
kerja operasioanl (KKO). percobaan, mengamati serta menganalisis data,
menjawab pertanyaan, dan menyimpulkan; (3)
Tahap Design dan domain pengetahuan memuat materi laju
Tahap design adalah tahapan yang reaksi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
dilakukan untuk merencanakan LKPD yang akan laju reaksi.
dikembangkan. Tahap ini meliputi 4 tahap yaitu
penyusunan standar tes, pemilihan media, Validitas LKPD
pemilihan format, dan membuat rancangan awal Kelayakan LKPD dari aspek kevalidan
(Thiagarajan, et al., 1974). dilihat dari 4 kriteria yaitu isi, penyajian,
Penyusunan standar tes dilakukan untuk kebahasaan, dan kegrafikan. Proses validasi
menyusun soal tes kognitif dan tes keterampilan dilakukan untuk memperbaiki lembar kerja
literasi sains berdasarkan hasil perumusan tujuan peserta didik berupa draf II berdasarkan hasil
pembelajaran. Soal tes keterampilan literasi sains masukan atau data dari ahli kimia sebanyak 3
disesuaikan dengan karakteristik soal PISA. orang validator yang kemudian akan digunakan
Pemilihan media yang sesuai karakteristik untuk uji coba secara terbatas (Ibrahim dan
materi dan tujuan pembelajaran didasarkan pada Sukartiningsih, 2014). Data hasil validasi bisa
kebutuhan peserta didik. Pemilihan media cetak dilihat pada Gambar 1.
yaitu LKPD dapat digunakan peserta didik untuk Data hasil validasi dari kriteria isi yang
meningkatkan literasi sains dan dapat digunakan ditinjau dari kesesuaian kompenen-kompenen
dalam mempelajari konsep kimia sehingga dapat yang mendasari produk LKPD yaitu kesesuain
menciptakan pembelajaran yang bermakna. dengan KI dan KD berdasar acuan kurikulum
Pemilihan format untuk penyusunan LKPD 2013, keakuratan teori dalam penyajian materi
dilakukan dengan mangkaji format yang telah serta kesesuaian isi LKPD dengan domain

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 698
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(3), 695-703 ISSN 2622-9307

literasi sains memperoleh persentase sebesar Aspek kepraktisan dilihat dari mudah
93,72% pada kriteria sangat valid. tidaknya LKPD digunakan dan dipahami oleh
peserta didik yang dinilai dari observasi aktivitas
Hasil Validasi LKPD dan angket respon peserta didik sesudah
memanfaatkan lembar kerja peserta didik yang
95.00 93.72 93.33 dikembangkan selama proses pembelajaran
Persentase (%)

92.78
90.28 (Plomp dan Nieveen, 2010; Ulandari dan
90.00 Mitarlis, 2021). Hasil observasi aktivitas dapat
ditunjukkan pada Tabel 4.
85.00
Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik
Isi Penyajian Kebahasaan Kegrafikan
Persentase
Pertemuan Keterangan
Gambar 1. Hasil Validasi LKPD (%)
1 98,38 Sangat Praktis
Kriteria penyajian mendapat persentase 2 98,99 Sangat Praktis
sebesar 93,33% pada kriteria sangat valid. Rata-rata 98,69 Sangat Praktis
Kesesuaian kriteria penyajian dilihat dari
penyusunannya yang mempertimbangkan tingkat Hasil observasi aktivitas peserta didik secara
perkembangan kognitif peserta didik, materi keseluruhan mengalami peningkatan pada setiap
dalam LKPD disajikan secara runtut dan aspek selama proses pembelajaran setelah
konsisten, serta penyertaan sumber acuan dalam menggunakan LKPD dengan didapatkan rata-rata
penyajian tabel dan gambar (BSNP, 2014). persentase sebesar 98,69% pada kriteria sangat
Pada kriteria kebahasaan memperoleh praktis.
persentase sebesar 90,28% berada pada kriteria Peserta didik membaca fenomena ilmiah
sangat valid dan dinyatakan layak. Kesesuaian yang terdapat dalam LKPD, kemudian peserta
aspek kebahasaan ditinjau dari kesesuaian didik beserta kelompok berdiskusi untuk
struktur, ejaan, kata dengan kaidah tata Bahasa menjawab pertanyaan yang ada untuk
Indonesia, keinteraktifan komunikasi, dan mengidentifikasi masalah dan menentukan
penulisan istilah yang mudah dipahami (BSNP, hipotesis. Kemudian peserta didik merancang
2014). eksperimen melalui alat, bahan dan rancangan
Pada kriteria kegrafikan memperoleh percobaan yang terdapat dalam LKPD serta
persentase sebesar 92,78% berada pada kriteria menuliskan variabel percobaan. Peserta didik
sangat valid dan dinyatakan layak. Aspek melakukan percobaan dengan kelompok
kegrafikan dilihat dari penggunaan ukuran font, kemudian berdiskusi untuk menuliskan data hasil
jenis font, tata letak kalimat, gambar, tabel yang pengamatan dalam bentuk tabel, menjawab
tepat dan desain penampilan LKPD yang pertanyaan untuk menganalisis data hasil
memudahkan pemahaman, membaca, dan percobaan, dan menarik kesimpulan yang
menarik peserta didik (BSNP, 2014). dihubungkan dengan fenomena ilmiah yang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ain sedang dipelajari.
dan Mitarlis (2020); Ulandari dan Mitarlis (2021) Kepraktisan LKPD juga dilihat dari angket
menyatakan bahwa LKPD untuk meningkatkan respon peserta didik. Lembar angket respon
literasi sains dinyatakan valid dilihat dari 4 digunakan untuk memperoleh tanggapan sesudah
kriteria yaitu isi, penyajian, kebahasaan, dan memanfaatkan LKPD yang dikembangakan yang
kegrafisan. Berdasarkan hasil dari 4 kriteria diberikan kepada 30 peserta didik. Angket respon
validitas tersebut, lembar kerja peserta didik dilihat dari empat kriteria yaitu isi, penyajian,
yang dikembangkan dapat dinyatakan sangat kebahasaan, dan kegrafikan berdasarkan LKPD
valid dan layak dipergunakan. yang dihasilkan. Lembar angket respon terdiri
dari pilihan jawaban ya dan tidak yang memuat
Kepraktisan LKPD beberapa pertanyaan dengan metode checklist.
Berdasarkan hasil analisis data didapatkan rata-

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 699
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(3), 695-703 ISSN 2622-9307

rata persentase respon kepraktisan sebesar Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d


95,91% berada pada kriteria sangat praktis. a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas dan
angket respon peserta didik, lembar kerja peserta Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Tes Keterampilan
didik yang dikembangkan dapat dinyatakan Literasi Sains
sangat praktis dan layak dipergunakan karena One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
memperoleh persentase ≥ 61%. Unstandardize
d Residual
Keefektifan LKPD
N 30
Kelayakan LKPD dari aspek keefektifan
Normal Mean .0000000
ditinjau berdasarkan hasil pretest dan posttest
Parametersa,b Std.
peserta didik yaitu tes kognitif dan tes 9.61286439
Deviation
keterampilan literasi sains. Pretest diberikan
Most Extreme Absolute .156
sebelum menggunakan LKPD yang
Differences Positive .156
dikembangkan dan posttest diberikan setelah
Negative -.074
menggunakan LKPD yang dikembangkan.
Test Statistic .156
Tes kognitif dalam bentuk soal pilgan yang
Asymp. Sig. (2-tailed) .060c
mengacu pada aspek pengetahuan kognitif
peserta didik pada materi laju reaksi. Soal tes a. Test distribution is Normal.
keterampilan literasi sains disesuaikan dengan
karakteristik soal PISA yang terdiri dari 3 Data hasil uji normalitas tes menunjukkan
domain yang diajarkan yaitu domain konteks, bahwa nilai signifikansi tes kognitif yaitu 0,200
berisi materi yang dapat diterapkan pada > 0,05 dan tes keterampilan literasi sains
fenomena di kehidupan sehari-hari; domain dihasilkan nilai signifikansi yaitu 0,060 > 0,05
pengetahuan memuat materi laju reaksi tentang yang menunjukkan bahwa data berdistribusi
faktor-faktor yang mempengaruhinya; dan normal dikarenakan nilai taraf Sig. > 0.05
domain kompetensi terdiri dari menjelaskan (Ghozali, I. 2016).
fenomena ilmiah, merancang penyelidikan Kemudian analisis hasil dilanjutkan dengan
ilmiah, serta menginterpretasikan data dan bukti uji parametrik yakni uji Paired Sampel t-Test
secara ilmiah. yang bertujuan untuk mengetahui adanya
Data hasil tes kognitif dan tes literasi sains perbedaan antara skor rata-rata pretest dan
dianalisis dengan uji normalitas menggunakan posttest peserta didik dengan dasar pengambilan
SPSS metode Kolmogorov-Smirnov dengan keputusan yaitu apabila nilai Sig. < 0,05, maka
syarat data harus berdistribusi normal jika nilai Ha diterima, namun apabila nilai Sig. > 0,05,
Sig. > 0,05 (Ghozali, I. 2016). Data hasil uji maka Ha ditolak (Ghozali, I. 2016). Data hasil uji
normalitas tes kognitif dan tes literasi sains Paired Sampel t-Test tes kognitif dan tes literasi
ditunjukkan dalam Tabel 5 dan Tabel 6. sains dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Tes Kognitif Tabel 7. Uji Statistik Tes Kognitif
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Paired Samples Test
Unstandardize
Sig.
d Residual
(2-
N 30 t df tailed)
Normal Mean .0000000
Pair 1 PRETEST -
Parametersa,b Std. -10.822 29 .000
9.09556842 POSTEST
Deviation
Most Extreme Absolute .100
Differences Positive .100 Data hasil uji statistik menunjukkan bahwa
Negative -.073 pada tes kognitif dan tes literasi sains dihasilkan
Test Statistic .100 nilai taraf Sig.(2-Tailed) sebesar 0,000 < 0,05
maka Ha diterima, artinya terdapat perbedaan

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 700
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(3), 695-703 ISSN 2622-9307

antara hasil rata-rata pretest dan posttest peserta mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
didik. selama proses pembelajaran berlangsung.

Tabel 8. Uji Statistik Tes Keterampilan Literasi KESIMPULAN


Sains Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat
Paired Samples Test disimpulkan bahwa LKPD untuk meningkatkan
keterampilan literasi sains peserta didik dapat
Sig. dinyatakan layak ditinjau dari aspek kevalidan,
(2- kepraktisan, dan keefektifan. Kevalidan LKPD
t df tailed) dilihat dari 4 kriteria yaitu isi, penyajian,
Pair 1 PRETEST - kebahasaan, dan kegrafikan didapatkan
-12.309 29 .000
POSTEST persentase secara berurutan sebesar 93,72%;
93,33%; 90,28%; dan 92,78% pada kriteria
Setelah data dinyatakan normal dan terdapat sangat valid. Kepraktisan LKPD dilihat dari
perbedaan rata-rata tes maka dilanjutkan dengan observasi aktivitas dan angket respon peserta
analisis perhitungan N-gain untuk melihat didik diperoleh persentase sebesar 98,69% dan
apakah kemampuan kognitif dan literasi sains 95,91% pada kriteria sangat praktis. Keefektifan
meningkat sesudah memanfaatkan LKPD yang LKPD dilihat dari hasil pretest dan posttest
dikembangkan. Hasil analisis perhitungan nilai peserta didik yaitu tes kognitif dan tes
skor N-Gain tes kognitif dan tes literasi sains keterampilan literasi sains yang menunjukkan
menunjukkan peningkatan masing-masing peningkatan dengan didapatkan nilai skor N-
sebesar 0,67 dan 0,60 pada kategori sedang. Gain masing-masing sebesar 0,67 dan 0,60 pada
Berdasarkan hasil tersebut, LKPD yang kategori sedang. LKPD yang dikembangkan
dikembangkan dapat dinyatakan bahwa dinyatakan layak dipergunakan. Dengan terlibat
memenuhi kriteria efektif dan layak untuk aktif dalam proses pembelajaran dan membuat
dipergunakan sebagai sumber belajar pada proses pembelajaran menjadi bermakna, media
kegiatan pembelajaran karena memperoleh nilai LKPD dapat dimanfaatkan sebagai sumber
N-Gain ≥ 0,3 (Hake, 1998). belajar untuk meningkatkan kemampuan literasi
Pembelajaran kimia menjadi bermakna sains peserta didik.
dikarenakan terjadinya peningkatan keterampilan
literasi sains yang dimiliki peserta didik. Hal DAFTAR PUSTAKA
tersebut sejalan dengan penelitian Dian, Ain, Qurrotul, dan Mitarlis. (2020).
Sumarmi, dan Santos (2017) yang menyatakan Pengembangan LKPD Berorientasi Inkuiri
bahwa belajar bermakna dapat diperoleh melalui Terbimbing Untuk Meningkatkan Literasi
pembelajaran dengan menghubungkan konsep Sains Pada Materi Faktor-Faktor Yang
dan informasi baru yang relevan dengan peserta Mempengaruhi Laju Reaksi. UNESA Journal
didik. Pembelajaran kimia harus dirancang of Chemical Education, 9(3), 397-406.
dengan menggunakan kemampuan literasi sains Ariningtyas, A., Wardani, S., dan Mahatmanti,
sehingga peserta didik dapat menghubungkan W. (2017). Efektivitas Lembar Kerja Siswa
konsep baru dan yang telah dipelajarinya dan Bermuatan Etnosains Materi Hidrolisis
menerapkannya dalam kehidupan nyata. Garam untuk Meningkatkan Literasi Sains
LKPD yang meliputi kegiatan praktikum Siswa SMA. Journal of Innovative Science
sangat berperan dalam menciptakan suasana Education, 2(2), 186-196.
pembelajaran menjadi aktif bagi peserta didik. BSNP. (2014). Instrumen Penilaian Buku Teks
Peserta didik dapat merumuskan masalah ilmiah, Pelajaran Tahun 2014. Jakarta: Badan
melakukan percobaan ilmiah, menganalisis data Standar Nasional Pendidikan.
serta menarik kesimpulan. Hal tersebut sesuai Chang, R. (2006). Kimia Dasar Edisi Ketiga
dengan tujuan dari teori konstruktivis dan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
kurikulum 2013 bahwa melalui pendekatan Dahar, R. W. (2011). Teori-teori Belajar dan
ilmiah peserta didik menjadi lebih aktif dan dapat Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 701
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(3), 695-703 ISSN 2622-9307

Dian, I. M., Sumarmi, S., dan Santos, A. (2017). Materi Laju Reaksi. UNESA Journal of
Pembelajaran Kontekstual untuk Chemical Education, 10(2), 159-171.
Meningkatkan Kebermaknaan Belajar Siswa Nursalim, M., Satiningsih, Hariastuti, R. T.,
Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Savira, S. I., dan Budiani, M. S. (2007).
Mahasiswa Kerjasama Direktorat Jenderal Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa
Guru Dan Tenaga Kependidikan University Press.
Kemendikbud 2016. OECD. (2016). Result in Focus PISA 2015:
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Draft Science Framework. Paris: OECD
Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. Publishing.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate OECD. (2019). Result in Focus PISA 2018:
dengan Program IBM SPSS 23 (8th ed). Draft Science Framework, Paris: OECD
BPFE Universitas Diponegoro. Publishing.
Gormally, C, Brickman, P, Hallar, B, dan Plomp, T. dan Nieveen, N.. (2010). An
Armstrong, N. (2009). Effect of Inquiry- Introducing to Educational Design Research.
based Learning on Students Science Literacy Enschede. The Netherlands: Netherlands
Skills and Confidence. International Journal Institute for Curriculum Development.
for the Scholarship of Teaching and Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat
Learning, 3(2), Article 16. Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode
Hake, R. R. (1998). Interactive-engagement vs Pembelajaran yang Menarik dan
Traditional Methods. American Journal of Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Press.
Physics, 66(1), 64-74. Rahayu, S. (2017). Mengoptimalkan Aspek
Holbrook, J., dan Raniikkmae, M. (2009). The Literasi dalam Pembelajaran Kimia Abad 21.
Meaning of Scientific Literacy. International Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY
Journal of Environtmental & Science 2017 Sinergi Penelitian dan Pembelajaran
Education, 4(3), 275-288. untuk Mendukung Pengembangan Literasi
Ibrahim, Muslimin., dan Sukartiningsih, Wahyu. Kimia pada Era Global. Yogyakarta:
(2014). Model Pembelajaran Inovatif Universitas Negeri Yogyakarta.
melalui Pemaknaan. Surabaya: Unesa Rakhmawan, A., Setiabudi, A., dan Mudzakir,
University Press. A.. (2015). Perancangan Pembelajaran
Kemendikbud. (2016). Permendikbud No.20 Ajaran Literasi Sains Berbasis Inkuiri pada
Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Kegiatan Laboratorium. Jurnal Penelitian
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. dan Pembelajaran IPA, 1(1), 143-152.
Jakarta: Mendikbud. Riduwan. (2015). Skala Pengukuran Varibel-
Lin, Y., Zhao, H., Yu, F., dan Yang, J. (2018). Variabel Penelitian. Bandung: Alfabet.
Design of an Extended Experiment with Rusilowati, A., Kurniawati, L., Nugroho, S. E.,
Electrical Double Layer Capacitors: dan Widiyatmoko, A. (2016). Developing an
Electrochemical Energy Storage Devices in Instrument of Scientific Literacy Assesment
Green Chemistry. Journal MDPI on the Cycle Theme. International Journal
Sustainability, 10, 3630. of Environtmental and Science Education,
Macharia, S.. (2018). Who Is to Blame the 11(12), 5718-5727.
Teacher or Text Book? Implications for the Semiawan, C. (1992). Pendekatan Keterampilan
21st Century Reading Skills, International Proses. Jakarta: Gramedia Sanjaya.
Journal of Education and Research, 6(3), 1- Sutrisna, Nana. (2021). Analisis Kemampuan
10. Literasi Sains Peserta Didik SMA Di Kota
Mulyasa. E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Sungai Penuh. Jurnal Inovasi Penelitian,
Pendidikan. Bandung: PT Remaja 1(12), 2683-2694.
Rosdakarya. Thiagarajan, S., Semmel, S. D., dan Semmel, M,
Muna, Aulia N., dan Rusmini. (2021). I. (1974). Instructional Development for
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Training Teachers of Exceptional Children.
Untuk Melatihkan Keterampilan Bloomington Indiana: Indiana University.
Argumentasi Ilmiah Peserta Didik Pada

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 702
PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(3), 695-703 ISSN 2622-9307

Toharudin, U., Sri, H., dan Andrian, R. (2011). Utami, D., Yuli, R., dan Riskiono, S. (2017).
Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Penggunaan Conceptual Change Text dengan
Bandung: Humaniora. Model Pembelajaran 5E Untuk Mengatasi
Ulandari, Amalia, dan Mitarlis. (2021). Miskonsepsi Siswa Pada Materi Asam Basa
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik di SMAN 4 Tambun Selatan. Jurnal Riset
(LKPD) Berwawasan Green Chemistry Pendidikan Kimia, 1(1), 30-37.
Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi
Sains Pada Materi Asam Basa. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, 15(1), 2764-2777.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 703

You might also like