Professional Documents
Culture Documents
BAB II Crs
BAB II Crs
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru SD
Pendidikan :
Anamnesis
Pasien datang ke poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi diantar oleh
orang tua nya dengan keluhan merasa kotor. Pasien mengatakan sejak 3 bulan lalu saat
pasien menginjak basah, pasien selalu merasa itu adalah kotoran. Semenjak itu pasien selalu
merasa seluruh badan kotor. Setiap pasien ingin memegang barang, selalu merasa takut kotor
dikarenakan menurut pasien jika terpegang kotoran kemudian termakan pasien akan
meninggal. Ketika BAB pasien merasa BABnya menyembur sampai ke kepala dan kepalanya
seperti masuk ke dalam lobang wc.
Saat pasien sudah mandi lalu memakai celana, jika tangan pasien menyentuh daerah
sekitar paha dan dubur pasien merasa kotor kembali. Pada saat pasien membaca Yasin lalu
pasien melihat ada bintik hitam di kertas tersebut pasien merasa itu adalah kotoran. Pasien
juga mengalami susah tidur dalam seminggu ini dikarenakan pasien merasa di tempat
tidurnya terdapat kotoran sampai ingin membuang selimutnya. 1 hari sebelum dibawa ke
poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi pasien tidak mau sholat karena merasa
1
dirinya kotor. Tetapi itu terjadi hanya perasaan pasien saja, pasien mengatakan tidak
mendengar bisikan suara, melihat kotoran tersebut maupun mencium bau kotoran.
Untuk mengatasi hal tersebut, pasien mengatakan akan mencuci tangan dan mandi
berulang kali hingga menghabiskan sabun dan air. Tetapi setelah melakukan tindakan
tersebut pasien tetap merasa kotor dan ingin melakukan tindakan itu kembali. Ia juga sadar
bahwa itu berasal dari pikirannya namun tidak bisa mengendalikannya dan itu sangat
mengganggu sampai dirinya tidak dapat pergi bekerja, melakukan ibadah hingga makan.
Pasien sudah mengeluhkan keluhan tersebut secara terus-menerus selama 3 bulan.
Pada alloanamnesis ibu pasien mengatakan sudah melarang pasien untuk mencuci
tangan dan mandi berulang kali, tetapi pasien tetap melakukan hal tersebut.
2.2.5. Genogram
2
Gambar Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
3
Nadi : 83 x/menit, teraba kuat dan teratur
RR : 19 x/menit, irama teratur
Suhu : 36,4oC
b. Paru
- Inspeksi
Bentuk : Simetris kanan dan kiri
Retraksi : Tidak ditemukan
4
- Palpasi : Fremitus taktil sama antara kanan dan kiri
- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
- Auskultasi
Suara nafas dasar : Vesikuler (+/+)
Suara nafas tambahan : Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
c. Abdomen
- Inspeksi : Datar, tidak ada bekas operasi
- - Auskultasi : Bising usus (+) normal,
- - Palpasi : Soepel
- Nyeri tekan : Tidak ditemukan
- Turgor : Baik
- Hepar : Tidak ada pembesaran
- Lien : Tidak ada pembesaran
- - Perkusi : Timpani di keempat kuadran
2.9. Prognosis
6
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
2.10. Tatalaksana
1. Farmakoterapi
- Sopavel 1,25 mg (1-0-1)
- Elizab 20 mg (1-0-0)
- Clobazam 10 mg (0-0-1)
2. Terapi Non Farmakologi
a. Psikoterapi Suportif
1) Persuasi
Psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk
akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir,
perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya. Contohnya:
Menerangkan kepada Ny. N tentang gejala dari gangguan obsesif
kompulsif yang sama seperti gejala yang dideritanya.
2) Sugestif
Psikoterapi yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa
gejala gangguannya akan hilang. Contohnya: Memberikan kepercayaan
kepada pasien bahwa gejala yang dia alami sekarang akan perlahan-lahan
hilang asalkan rutin meminum obat dan berusaha menjaga persepsi
pikirannya.
3) Reassurance
Psikoterapi yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa
ia sanggup berfungsi secara adekuat. Contohnya : Meyakinkan bahwa Ny.
N bahwa ia mampu kembali seperti dahulu dan dapat beraktivitas
Kembali.
4) Bimbingan
Psikoterapi yang memberi nasehat yang praktis dan spesifik yang
berhubungan dengan masalah pasien. Contohnya : Memberi nasehat
kepada pasien untuk membatasi tindakan yang akan dia lakukan.