You are on page 1of 19

MAKALAH

Phylum protozoa

Di

Oleh :

Dosen pembimbing : Ernilasari S. Pd. I M. SI

Fauziah isnayanti (2211010005)

Nia veliza (2211010012)

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

BANDA ACEH

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................. 1
D. Manfaat Pembahasan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. PROTOZOA .......................................................................................................... 3
1. Karakteristik Umum ............................................................................................ 3
2. Klasifikasi .............................................................................................................. 4
3. Rhizopoda ............................................................................................................... 5
4. Mastigophora atau Flagellata ............................................................................... 7
5. Sporozoa ................................................................................................................. 9
6. Ciliata ..................................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 16
B. Saran .......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak sekali organisme mikroskopis yang dalam hidupnya tidak


pernah melalui stadium multisel. Tubuh organisme semacam ini merupakan
suatu massa protoplasma tunggal yang berupa sel saja, hanya terbagi menjadi
sitoplasma dan nukleus. Organisme-organisme ini disebut organisme
uniseluler, yaitu sel tunggal yang hidup sendiri dengan bebas. Organisme ini
dapat berupa tumbuhan maupun hewan, dengan tanda-tanda spesifik sebagai
pembeda. Ada kalanya organisme uniseluler tertentu sukar ditentukan
penggolongannya, kadang dapat digolongkan ke dalam tumbuhan, dan kadang
digolongkan ke dalam hewan.

Saat ini terdapat kesamaan pendapat, bahwa istilah tumbuhan dan


hewan sukar digunakan bagi organisme uniseluler, karena adanya kesamaan-
kesamaan di dalam semua organisme tersebut. Timbullah gagasan untuk
menyebut organisme uniseluler tersebut dengan Protista.

Protista terbagi menjadi 3, yaitu Protista mirip hewan (Protozoa),


Protista mirip tumbuhan (Algae) dan Protista mirip jamur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah


yang timbul sebagai berikut :

1. Apa itu Protozoa?


2. Bagaimana karakteristik dari organisme Protozoa?
3. Bagaimana pengelompokan dari Protozoa ?
C. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari dilakukannya pembahasan materi ini diantaranya adalah


untuk menjawab rasa ingin tahu kami mengenai rumusan masalah yang
tersebut di atas, yaitu :

1. Mengetahui apa itu Protozoa.

1
2. Mengetahui karakteristik dari organisme Protozoa.
3. Mengetahui pengelompokan dari Protozoa.
D. Manfaat Pembahasan

Dengan dilakukannya pembahasan mengenai Protozoa ini selain


untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Parasitologi, juga diharapkan menambah
pengetahuan serta memperluas cakrawala saya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

 PROTOZOA

Protozoa merupakan salah satu kelompok (sub kingdom) dari anggota


protistaeukariotik. Protozoa berasal dari bahasaYunani, yaitu protos artinya
pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama atau
mudahnya hewan tingkat rendah yang hanya bersel satu. Habitat protozoa yaitu
di tempat yang berair yang kaya zat organic contohnya Amoeba proteus, baik air
tawar maupun air asin, ada yang hidup solitaire bebas berenang di air, menempel
di suatu tempat, parasite pada tanaman dan hewan maupun manusia sebagai
simbiont dan merugikan karena sebagai penyebab penyakit bahkan ada yang
menguntungkan dikarenakan ikut membantu menghancurkan atau
membusukkan organisme yang telah mati.

A. Karakteristik Umum

1. Protozoa adalah eukariotik (inti dilindungi membrane inti)


sehinggasubstansi genetik/ kromosom terpisah dengan sitoplasma karena
ada pembatas membran inti ( caryotheca).

2. Selnya tidak memiliki dinding sel, namun jika lingkungan kurang baik
dapat membentuk lapisan pelindung yang tebal disebut kista atau cysta
setelah lingkungan baik kista pecah.

3. Bentuk sel umumnya tetap kecuali Rhizopoda.

4. Bersifat heterotrof artinya makanannya tergantung pada organisme lain


(mencari makanan dengan phagositosis atau pinositosis).

5. Dalam rantai makanan sebagai zooplankton.

6. Beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia


dan hewan ternak.

7. Memiliki bentuk tubuh yang berbeda pada tiap fase dalam siklus hidupnya.

8. Beberapa protozoa memiliki fase vegetative yang bersifat aktif yang


disebut tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif

3
mencari makan dan berproduksi selama kondisi lingkungan
memungkinkan. Jika kondisi tidak memungkinkan kehidupan tropozoit
maka protozoa akan membentuk cysta.

9. Cysta merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding


tebal mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri. Pada saat sista
protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah.

10. Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, ada juga yang secara
konjugasi.

11. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar
(cillia) dan bulu cambak (flagel) atau dengan sel itu sendiri.

12. Pengambilan nutrisi yaitu dengan holozoik (memakan organisme hidup


lain), saprozoik (memakan organisme yang telah mati), holofitik atau
autotrof (dapat membentuk makanan sendiri melalui fotosintesis),
saprofitik (menyerap zat yang terlarut di sekitarnya).

B. Klasifikasi

Berdasarkan strukturnya di bawah mikroskop elektron :

 Phylum : Sarcomastigophora, contohnya Tripanosoma sp


 Sub-phylum Mastigophora
 Sub-phylum Opalinata
 Sub-phylum Sarcodina
 Phylum : Labyrinthomorpha, contohnya Labyrinthula sp
 Phylum : Apicomplexa, contohnya Toxoplasma sp
 Phylum : Myxozoa, contohnya Ceratomyxa sp
 Phylum : Microspora, contohnya Encephalitozoon sp
 Phylum : Ascetospora, contohnya Marteilia sp
 Phylum : Ciliophora, contohnya Balantidium sp, Nyctoterus ovalis (hidup
sebagai parasite pada organisme lain)

Berdasarkan alat gerak yang dimiliki, maka protozoa dibedakan atas


empat kelas yaitu rhizopoda, mastigophora, sporozoa dan ciliata.

1. Rhizopoda

4
Rhizopoda atau Sarcodina (Rhizoid = akar, podos = kaki) yaitu
protozoa yang bergerak dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu)
yang merupakan penjuluran dari sitoplasma, misal Amoeba, Foraminifera,
Radiolaria, Arcella, Entamoeba coli,dan Entamoeba histolytica.
Merupakan hewan mikroskopis yang hidup sebagai massa kecil yang jernih
dan bersifat amorf atau dapat berubah – ubah bentuknya.

Kelas rhizopoda dibagi menjadi 5 ordo yakni :

a. Ordo Lobosa, cirinya mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul serta


terdapat perbedaan yang jelas antara ektoplasma serta endoplasma.

b. Ordo filose, ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia halus seperti benang


dan becabang-cabang.

c. Ordo foraminifera, ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia panjang dah


halus.

d. Ordo helioza, ciri-cirinya : mempunyai pseudopodia berbentuk benag


yang radien dan antarfilamen tidak pernah bersatu membentuk jala atau
anyaman.

e. Ordo radiolarian, cirinya : mmpunyai pseudopodia berupa benang-


benang halus yang tersusun radier dan bercabang-cabang membentuk
jala (anyaman).

Struktur tubuhnya terdapat bagian nucleus, vacuola makanan,


sitoplasma dan lainnya. Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil
(Vakuola kontraktil terdapat pada semua rhizopoda air tawar), sementara

5
hewan parasit tidak ada. Vakuola kontraktil berfungsi sebagai
osmoregulator atau pengatur keseimbangan air tapi dapat juga berfungsi
sebagai alat ekskresi.

Beberapa spesiesnya memiliki cangkok atau cangkang untuk


melindungi selnya. Cangkang tersebut dari silikon (contoh Radiolaria) atau
kalsium karbonat (misal Foraminifera). Keduanya hidup di laut. Jika hewan
tersebut mati maka cangkangnya tetap utuh dalam waktu yang lama
sehingga dapat berubah menjadi fosil. Fosil ini digunakan untuk
menentukan umur lapisan bumi atau sebagai petunjuk sejarah bumi.
Disamping itu fungsi lainnya adalah digunakan sebagai petunjuk adanya
sumber minyak bumi.Perilaku rhizopoda didasarkan pada rangsangan atau
respon terhadap berbagai stimulti eksternal maupun internal karena
kepekaan protoplasmanya. Hal ini dikarenakan belum dimilikinya system
persyarafan. Anggota kelas rhizopoda melakukan perkembangbiakan
dengan pembelahan biner dan pencernaan makanan dilakukan secara
internal pada vakuola makanan. Sedangkan respirasinya dilakukan secara
difusi.

6
Pembelahan biner

Contoh anggota kelas rhizopoda beserta manfaat atau kerugian


yang ditimbulkan:

 Entamoeba histolityca, menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan


disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)

 Entamoeba gingivalis, menyebabkan pembusukan makanan di dalam


mulut sehingga mengakibatkan radang gusi (Gingivitis)

 Entamoeba coli, membantu pembentukan vitamin K

 Foraminifera sp, fosilnya dapat digunakan sebagai petunjuk adanya


minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil Foraminifera disebut
tanah globigerina.

 Radiolaria sp, endapan tanah yang mengandung hewan tersebut


digunakan untuk bahan penggosok.

 Entamoeba coli yang hidup di usus sapi dapat membantu pencernaan


sapi.

2. Mastigophora atau Flagellata

Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti bulu cambuk.


Jadi, organisme yang termasuk fillum Flagellata semuanya memiliki bulu
cambuk . fillum flagellata disebut juga mastigophora (mastix : bulu cambuk
dan phoros : membawa). Flagel atau bulu cambuk selain sebagai alat gerak
juga berfungsi untuk alat peraba dan alat penangkap makanan.

7
Flagel juga berfungsi sebagai alat indera. Kelompok flagellata
merupakan kelompok protozoa yang unik. Beberapa anggotanya memiliki
klorofil sehingga ada yang mengelompokkannya ke dalam alga.
Berdasarkan ada tidaknya klorofil, flagellata dibagi menjadi fitoflagellata
dan zooflagellata.

Memiliki dinding tubuh yang berupa pellicle, sehingga bentuknya


relatif tetap dengan ukuran lebih kurang 0,1 mm. Memiliki inti dan pada
beberapa species memiliki kloroplas dengan klorofilnya yang berfungsi
untuk fotosintesis yaitu yang termasuk pada golongan phytonagellata.

 Golongan phytonagellata, misalnya Euglena viridis, Volvax globator


(punya kemampuan asimilasi dengan karbon),Noctiluca millaris.

 Golongan Zooflagellata, misalnya Trypanosoma gambiense,


Trypanosoma rhodesiense, Trypanosoma cruze, Trypanosoma evansi,
Trichomonas vaginalis.

Bagi anggota kelas mastigophora yang hidup bebas memiliki


vakuola kontraktil, sementara yang berupa hewan parasit tidak memiliki.
Respirasi maupu ekskresinya dilakukan secara difusi oleh permukaan
tubuh.

Cara reproduksi mastigophora yaitu :

 Vegetatif: pembelahan biner, secara longitudinal. Contohnya Euglena


viridis

8
 Generatif: terjadi pada flagellata berkoloni, misalnya Volvox sp.

Proses reproduksi:

Sperma x Ovum →Fertilisasi →Zigot → Zigospora → Zoospora →


Individu baru

Pencernaan dilakukan dengan gerakan flagel sehingga


menimbulkan aliran yang mendorong makanan kea rah sel untuk ditelan
melalui mulut. Lalu menuju cytopharynx dan dicernakan pada vakuola
makanan. Pada flagellata saprophytic nutrition (hidup dengan
menghancurkan benda – benda di sekitarnya) pencernaan dilakukan secara
absorbsi.

Mastighopora yang bersifat parasit adalah genus Trypanosoma dan


genus Trichomonas.

1. Trypanosoma gambiensedanTrypanosoma rhodesiense, merupakan


parasit dalam plasma darah manusia dan dapat menyebabkan penyakit
tidur. Di Afrika penularan dilakukan oleh lalat Tse-tse yaitu Glosina
palpalis.

2. Trypanasoma cruzi, penyakit chagas di Amerika

3. Trypanasoma evansi, penyakit sura pada hewan

4. Trypanosoma brucei, penyakit nagana pada sapi dan kerbau

5. Trypanasoma vaginalis, penyebab keputihan pada vagina wanita

6. Trypanasoma foetus, parasit pada vagina sapi

3. Sporozoa

Sporozoa memiliki tubuh yang sederhana berbentuk bulat panjang


dengan sebuah nukleus. Tidak mempunyai alat gerak atau (bergerak dengan
sel itu sendiri) maupun vakuola kontraktil. Disebut Sporozoa karena dalam
tahap tertentu dalam hidupnya, dapat membentuk sejenis spora.

9
Hampir semua anggota sporozoa adalah parasit, sehingga makanan
diambil secara langsung dari hospesnya. Memiliki inti dan pada waktu
melakukan pembelahan ganda, inti membelah berulang-ulang, setiap inti
membentuk pembungkusnya dan akhirnya dihasilkan individu anak yang
cukup banyak. Sporozoa tersebut melakukan respirasi dan ekskresi secara
difusi.

Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan


secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Secara vegetative yaitu
melalui pembelahan berganda sehingga dihasilkan banyak individu anak.
Secara generative yaitu melalui pergiliran keturunan antara fase vegetatif
pada tubuh manusia dan fase generatif pada tubuh hospes perantara seperti
Plasmodium dengan fase generative pada nyamuk Anopheles betina.

Klasifikasi:

 Subclassis Telosporidia

• Ordo Gregarinidia, ex: Monocystis sp

• Ordo Coccidia, ex: Eimeria sp

• Ordo Hemosporidia, ex: Plasmodium sp

 Subclassis Neosporidia

• Ordo Myxosporidia, ex: Myxidium

• Ordo Sarcosporidia, ex: Sarcocystis

Perkembangbiakan atau siklus hidupnya dapat dibagi atas tiga


stadium:

1. Schizogoni, terbentuk secara membelah dan terjadi setelah menginfeksi


inang

2. Sporogoni , pembentukan spora di luar inang dan merupakan stadium


efektif.

3. Gamogoni / gametogenesis, tahap pembentukan sel-sel gamet terjadi di


dalam tubuh inang perantara atau nyamuk.

10
Genus Plasmodium

 Plasmadium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana dengan gejala


demam (masa sporulasi) selang waktu 48 jam.

 Plasmodium malariae, penyebab penyakit malaria Quartana dengan


gejala demam (masa sporulasi) selang waktu 72 jam.

 Plasmodium falcifarum, penyebab penyakit malaria tropika dengan


gejala demam yang tidak teratur.

 Plasmadium ovale, disebut malaria ovale tertiana, akan tetapi gejala


demamnya lebih ringan daripada malaria tertiana yang disebabkan
Plasmodium vivax.

 Toxoplasma, salah satu penyebab penyakit TORCH yang


mengakibatkan kematian janin

Siklus /daur hidup Plasmodium membutuhkan 2 inang mahkluk


hidup

a. Tubuh manusia

b. Tubuh nyamuk Anopheles betina

11
Keterangan :

1. Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia


kemudian mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.

2. Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.

3. Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati


kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru.
Akibatnya sel hati banyak yang rusak.

4. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah


dalam jumlah banyak.

5. Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap


darah penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan
ikut terhisap dan masuk ke dalam tubuh nyamuk.

6. Di dalam kelenjar ludah nyamuk makrogametosit dan mikrogametosit


berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma).
Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Lalu terjadi
fertilisasi di saluran pencernaan sehingga terbentuklah zigot.

7. Zygot berkembang menjadi ookinet masuk keusus untuk


mendapatkan makanan

8. Ookinet selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk


sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk
membentuk ookista

12
9. Ookista akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang
lengkap dinamakan sporozoit.

10. Ookista yang telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit
tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam
kelenjar ludah.

11. Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu


nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah.

4. Ciliata

Memiliki bentuk relative tetap dan bergerak dengan rambut getar


atau disebut cilia. Memiliki inti dan beberapa species intinya lebih dari satu,
contoh Paramecium aurelia. Hidup di tempat-tempat yang berair misal:
sawah, rawa, tanah berair dan banyak mengandung bahan organik. Bagi
yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak
ada. Respirasi dan ekskresi melalui permukaan tubuh.

Pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan.


Sedangkan cara menangkap makanan adalah dengan cara menggetarkan
rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat
itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan
uniseluler lainnya.

13
Anggota ciliata ada yang hidup bebas seperti Paramecium
candatum dan adapula yang hidup sebagai parasite seperti Nyctoterus ovalis
dan Balantidium coli.

Perkembangbiakan ciliate dilakukan dengan cara:

1. Asexual

Aseksual atau dengan cara membelah diri yaitu dengan pembelahan biner
dimana sel membelah menjadi 2 kemudian menjadi 4, 8 dan 16 dst.
Pembelahan diawali dengan pembelahan mikronukleus dan diikuti
dengan pembelahan makronucleus.

2. Sexual (konjugasi)

Caranya adalah dua sel saling mendekat, menempel pada bagian mulut
sel untuk kawin. Artinya kedua hewan ini sedang mengalami konjugasi.
Selanjutnya terbentuk saluran konjugasi diantara kedua sel ini. Dan
melalui saluran ini terjadi tukar-menukar mikronukleus. Mikronukleus
dari sel yang satu pindah ke sel yang lain, demikianlah sebaliknya.
Selanjutnya perhatikan gambar berikut ini:

Sedangkan contoh hewan Cilliata yang lainnya adalah

a. Stentor, hidup di sawah-sawah atau air tergenang banyak mengandung


bahan organik.

b. Didinium, merupakan pemangsa Paramecium, hidup diperairan yang


banyak protozoa.

14
c. Vorticella, bentuk seperti lonceng, silia terdapar di sekitar mulut sel.

d. Stylonichia, mirip dengan Paramecium, silia berkelompok disebut sirus,


hidup di perairan yang banyak mengandung sampah organik.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Protozoa adalah hewan pertama atau mudahnya hewan tingkat rendah yang
hanya bersel satu.

2. Berdasarkan alat gerak yang dimiliki, maka protozoa dibedakan atas empat
kelas yaitu rhizopoda, mastigophora, sporozoa dan ciliata.

3. Rhizopoda atau Sarcodina (Rhizoid = akar, podos = kaki) yaitu protozoa


yang bergerak dengan menggunakan pseudopodia (kaki semu)yang
merupakan penjuluran dari sitoplasma,misal Amoeba, Foraminifera,
Radiolaria, Arcella, Entamoeba coli,dan Entamoeba histolytica

4. Mastigophora adalah Semua organisme yang tergolong flagellata memiliki


flagellum yang berperan sebagai alat gerak. Memiliki dinding tubuh yang
berupa pellicle, sehingga bentuknya relatif tetap dengan ukuran lebih
kurang 0,1 mm

5. Sporozoa memiliki tubuh yang sederhana berbentuk bulat panjang dengan


sebuah nukleus. Tidak mempunyai alat gerak atau (bergerak dengan sel itu
sendiri) maupun vakuola kontraktil. Disebut Sporozoa karena dalam tahap
tertentu dalam hidupnya, dapat membentuk sejenis spora.

6. Ciliata memiliki bentuk relative tetap dan bergerak dengan rambut getar
atau disebut cilia. Memiliki inti dan beberapa species intinya lebih dari satu.

B. Saran

Didalam mempelajari Keanekaragaman dan Klasifikasi Hewan


Invertebrata khususnya pada filum Protozoa hendaknya di pelajari dengan
sebaik-baiknya dan dengan metode yang menyenangkan agar materi dapat
terserap dengan baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Levine, Norman D. 1995. Protozoologi Veteriner. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Sri Dwiastuti dan Puguh Karyanto. 2003. Keanekaragaman dan Klasifikasi Hewan
I. Surakarta: UNS Press.

17

You might also like