You are on page 1of 11

PROGRAM KERJA SATUAN PENGAWAS INTERN (SPI)

RUMAH SAKIT

I. Pendahuluan
Rumah Sakit sebagai sebuah organisasi memiliki tujuan yang harus dicapai, dalam hal ini
adalah pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap para pelanggan baik internal maupun
eksternal.Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengisyaratkan bahwa Rumah
Sakit harus memiliki standar pelayanan yang harus dicapai dalam setiap aspek kegiatannya. Untuk
mencapai standar tersebutrumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel.
Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai Visi dan Misi Rumah Sakit
dengan menjalankan tata kelola organisasi dan tata kelola klinis yang baik melalui pelaksanaan prinsip
utama manajemen, yaitu planning, organizing, actuating, dan controling.Dengan menjalankan keempat
prinsip tersebut secara baik dan benar sehinggaakan menghasilkan pengelolaan sistem manajemen
suatu rumah sakit yang baik pula.

II. Latar Belakang


Dalam perjalanannya, pengelolaan Rumah Sakit sebagaimana sebuah organisasi, juga rawan
terjadi penyimpangan – penyimpangan.Penyimpangan yang terjadi seperti pemberian layanan, bukan
tidak mungkin bisa beresiko terhadap pasien, bahkan kematian pasien dan berlanjut pada tuntutan
hukum.Begitu juga bila yang terjadi adalah penyimpangan terhadap pengelolaan administrasi seperti
keuangan dan aset, bisa menjadi ancaman tindak kecurangan atau korupsi. Apapun bentuk
penyimpangannya, potensialakan menimbulkan kerugian terhadap masyarakat dan negara.Oleh karena
itu rumah sakitmembentuk Satuan Pengawas Intern (SPI) sebagai pelaksana dari salah satu fungsi
manajemen (controlling) sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern dan SK Menkes Nomor 938/Menkes/SK/XI/1992 tentang perlunya
pembentukan SPI pada rumah sakit.
Salah satu fungsi keberadaan SPI adalah untuk melakukan audit terhadap pelaksanaan
manajemen dalam sebuah organisasi. Audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang
independent dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan
operasional organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu
pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan
resiko, pengendalian, dan proses governance, Hiro Tugiman dalam buku “Standar Profesi Audit
Internal” (2004;9).

Satuan Pengawas Intern (SPI) RS


Page 1
Pengendalian internal diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi,
menjamin ketelitian dan kebenaran laporan keuangan atau informasi dari organisasi, serta mendorong
agar manajemen dalam organisasi patuh terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.Hal tersebut dilaksanakan untuk menghindari dari kemungkinan tuntutan hukum dalam proses
pelaksanaan fungsi manajemen rumah sakit.
Dalam penyelenggaraan rumah sakit, keberadaan SPI diharapkan dapat menjadi mitra kerja yang
baik bagi manajemen dalam menilai setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit dan juga
dituntut untuk profesionalisme dalam menajalankan fungsinya.Sikap profesionalisme yang
ditunjukkan berarti memiliki tanggungjawab dan berprilaku yang lebih dari sekedar memenuhi
undang-undang dan peraturan masyarakat, Arents at all (2005;78). Sebagai seorang profesional auditor
internal mengakui tanggungjawab terhadap klien dan terhadap rekan se-profesi.
Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat juga perlu diadakan audit
operasional, karena manajemen rumah sakit harus dapat menciptakan serta mendorong pelayanan yang
terbaik bagi masyarakat, baik itu dari segi pelayanan, kinerja pegawai,persediaan obat-obatandan alat-
alat medis yang memadai serta kegiatan operasional lainnya.Berdasarkan hal tersebut manajemen
rumah sakitperlu mendorong efektivitas pelayanan kesehatan masyarakatnya, untuk meningkatkan
kinerja pelayanan di rumah sakit perlu adanyaaudit operasional manajemen rumah sakit dalam
pengelolaan pelayanan kesehatan.Satuan Pengawas Intern (SPI)dengan paradiqma baru yaitu sebagai
konsultan dalam pelaksanaan operasional dan fungsi manajemen di rumah sakit serta unit kerja yang
membantu top manajer dalam mengawasi dan mengevaluasi pengendalian sistem manajemen dan
pelayanan rumah sakit sehingga mengarahkan jalannya manajemen dan operasional rumah sakitke
jalur yang benar.
Satuan Pengawas Intern (SPI) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibentuk kepengurusan
organisasi untuk kelancaran dalam melaksanakan kegiatannya. Dasar pembentukan susunan organisasi
tersebut sesuai dengan Peraturan Gubernur nomor 26 tahun 2011 pasal 42 tentang Pola Tata Kelola
RS, yaitu terdiri dari :
1. Ketua merangkap anggota
2. Wakil Ketua merangkap anggota
3. Sekretaris merangkap anggota
4. Anggota 4 (empat) orang, terdiri dari :
- Unsur Administrasi
- Unsur Medis
- Unsur Keperawatan
- Unsur Penunjang
Satuan Pengawas Intern (SPI) RS
Page 2
Perkembangan pengelolaan rumah sakit, baik dari aspek manajemen maupun operasional sangat
dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari lingkungan, yaitu rumah sakit dituntut untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu, dan biaya pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan berujung
pada kepuasan pasien. Usaha pemerintah untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
dengan biaya yang terjangkau yaitu membentuk rumah sakit .Untuk dapat memberikan pelayanan yang
berkualitas dengan harga terjangkau, rumah sakit membutuhkan pengelolaan keuangan yang
baik.Pengelolaan Keuangan telah diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No. 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.Rumah Sakit Badan Layanan Umum () merupakan
lembaga yang diberikan kewenangan untuk mengelola keuangannya sendiri.Sehingga, laporan
keuangan sangat penting untuk disusun dengan baik.

III. Visi dan Misi


a. Visi SPI :
“Mitra Strategis Manajemen mencapai Rumah Sakit yang Handal dan Akuntabel”
b. Misi :
1. Meningkatkan kompetensi SDM Auditor (AnggotaSPI) ber-Standar Profesi Audit Internal
(SPAI).
2. Meningkatkan Tim Work kemampuan komunikasi SPI, menjadi tenaga konsultan dan
advicermanajemen yang professional dan handal.
3. Melakukan reviu, audit terhadap laporan keuangan dan sumber daya RS lainnya secara
berkala dan berkesinambungan.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi atas tindak lanjut Laporan Hasil Audit (LHA).

IV. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memastikan kehandalan sistem pengendalian internal RS melalui fungsi penilaian dan
pengawasannya.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meyakinkan pengelolaan system manajemen sesuai dengan aturan dan
perundangan yang berlaku
b. Untuk meyakinkan sistem pengelolaan dan pelaporan keuangan RS sesuai dengan Sistem
Akuntantsi Keuangan (SAK) dan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP)
Satuan Pengawas Intern (SPI) RS
Page 3
c. Untuk meyakinkan proses pelayanan medis sesuai dengan Standar Pelayanan Medis
(SPM) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
d. Untuk meyakinkan proses pelayanan keperawatan sesuai dengan Standar Asuhan
Keperawatan (SAK), Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Standar Operasional
Prosedur (SOP).

V. Program dan Kegiatan SPI


A. Program Kerja Bidang Sekretariatan SPI, dengan kegiatan sbb:
1. Penataan administrasi SPI
2. Penataan inventaris peralatan dan perlengkapan sekretariatan
3. Membuat dan menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT)
4. Menfasilitasi kegiatan administrasi auditor
5. Pengaturan rapat rutin intern dan rapat lainnya yang diperlukan
6. Menyusun program pengembangan Sumber Daya manusia (SDM)
7. Menyusun Chapter SPI
8. Menyusun Laporan Hasil Reviu dan Laporan Hasil Audit
9. Menyusun Laporan Triwulan, Semester dan Tahunan SPI.
B. Program Kerja Bidang Keuangan, Administrasi dan Penunjang, dengan kegiatan sbb:
1. Melakukan reviu atas Laporan Keuangan Tahunantahun 2019
2. Melakukan reviu atas Laporan Keuangan Triwulan I tahun 2020
3. Melakukan reviu atas Laporan Keuangan Triwulan II tahun 2020
4. Melakukan reviu atas Laporan Keuangan Triwulan IIItahun 2020
5. Melakukan reviu atas Laporan Keuangan Semester I tahun 2020
6. Melakukan audit terhadap pendapatan rumah sakit
7. Melakukan evaluasi terhadapKegiatanKerja Sama Operasional (KSO) RS.
8. Melakukan reviu dan audit Administrasi Umum dan Kepegawaian
9. Melakukan evaluasi terhadap Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) tahun 2020
10.Melakukan reviu terhadap rencana kerja tahun (RKT) tahun 2020
11.Melakukan evaluasi terhadap efisiensi penggunaan Obat dan BHP tahun 2020
12.Melakukan audit terhadap Apotek RS
13.Melakukan evaluasi terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana RS
14.Evaluasi terhadap kebutuhan SDM rumah sakit
Satuan Pengawas Intern (SPI) RS
Page 4
C. Program Kerja BidangPelayanan Medis dan Keperawatan, dengan kegiatan sbb:
1. Reviu dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SPM pada rawat jalan
2. Reviu dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SOP pada rawat jalan
3. Reviu dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SPM pada rawat inap
4. Reviu dan audit terhadap penerapan dan pelaksanaan SOP pada rawat inap
5. Reviu dan audit terhadap penerapan Standar Pelayanan Medis (SPM)
6. Reviu dan audit terhadap penerapan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

VI. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Inspeksi
Inspeksi merupakan cara memperoleh bukti dengan mempergunakan panca indra terutama
mata untuk memperoleh pembuktian atas sesuatu keadaan atau suatu masalah pada saat
tertentu. Inspeksi merupakan usaha auditor untuk memperoleh bukti-bukti secara langsung,
yang berarti auditor sendiri yang harus berada disaat keadaan atau masalah tersebut ingin
dibuktikan.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara memperoleh bukti dengan mempergunakan panca
indra terutama mata, yang dilakukan secara kontinyu. Hal tersebut dilakukan selama kurun
waktu tertentu untuk membuktikan sesuatu keadaan atau masalah.
3. Tanya Jawab
Teknik tanyajawab ini berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh
pembuktian. Tanyajawab dapat dilakukan dengan cara :
a. Tanyajawab secara lisan (Wawancara)
b. Tanyajawab secara tulisan.
4. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan uapaya untuk memperoleh informasi atau penegasan dari sumber lain
yang independen, baik secara lisan maupun secara tertulis dalam angka pembuktian audit.
Jenis konfirmasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Lisan
b. Tulisan, terdiri dari dua macam, yaitu :
- Konfirmasi positif
- Konfirmasi negative
Satuan Pengawas Intern (SPI) RS
Page 5
5. Analisis
Teknik analisis merupakan memecah atau menguraikan sesuatu keadaan atau masalah kedalam
beberapa bagian atau elemen dan memisahkan bagian tersebut untuk digabungkan dengan
keseluruhan atau dibandingkan dengan yang lain.
6. Perbandingan
Perbandingan adalah usaha untuk mencari persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih
gejala atau keadaan.Hasil dari perbandingan kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis
sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
7. Pemeriksaan Bukti-bukti Tertulis (vouching dan verifikasi)
Teknik vouching yaitu suatu langkah pemeriksaaan authentik tidaknya serta lengkap tidaknya
bukti yang mendukung suatu transaksi.Sedangkan verifikasi adalah istilah yang digunakan
dalam arti umum untuk memeriksa ketelitian tentang perkalian, penjumlahan, pembukuan, dan
eksistensinya.
8. Rekonsiliasi
Teknik Rekonsiliasi yaitu penyesuaian antara dua golongan data yang berhubungan tetapi
masing-masing dibuat oleh pihak-pihak yang independen untuk mendapatkan data yang benar.
9. Trasir
Trasir merupakan cara memeriksa dengan jalan menelusuri proses suatu keadaan, kegiatan
maupun masalah sampai pada sumber atau bahan pembuktiannya.
10.Rekomputasi
Rekomputasi merupakan cara menghitung kembali kalkulasi yang telah ada untuk menetapkan
kecermatannya.
11.Scanning
Scanning berarti melakukan penelaahan secara umum dan cepat untuk menemukan hal-hal
yang memerlukan audit lebih lanjut.

VII. Sasaran
Sasaran Satuan Pengawas Intern (SPI) rumah sakit yaitu :
1. Pelayanan Administrasi dan Keuangan
2. Administrasi Pelayanan Medis
3. Admnistrasi Pelayanan Keperawatan
4. Administrasi Pelayanan Penunjang.
Satuan Pengawas Intern (SPI) RS
Page 6
VIII. Skedul
Skedul pelaksanaan kegiatan Satuan Pengawas Intern (SPI) Rumah Sakit terlampir.

IX. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Kegiatan.


A. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.
Evaluasi pelaksanaan program kegiatan Satuan Pengawas Intern (SPI) akan dilakukan setiap
3(tiga) bulan sekali, dan langsungdievaluasi oleh kepala Satuan Pengawas Intern (SPI). Setiap
dilakukan proses evaluasi terhadap pencapaian kinerja,makaakan dibahas dan diadakan diskusi
bersama antara fungsional umum di SPI untuk mengetahui proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai
dalam periode tersebut. Apabila terdapat kendala dan hambatan dalam pelaksanaan program yang tidak
sesuai dengan rencana maka akan dicari solusi untuk pemecahannya agar tidak mengakibatkan terjadi
gangguan terhadap program-program yang lain. Tabel format untuk evaluasi pencapaian kinerja setiap
triwulan sebagai berikut :
Tabel
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Per-Triwulan
Triwulan : ................ Tahun : .................
Uraian Target Kendala/
No Realisasi Solusi Ket
Tugas/Kegiatan Pencapaian Hambatan
1
2

B. Pelaporan Kegiatan
Evaluasi laporan kegiatan akan dibuat dalam bentuk tabel yang memuat uraian kegiatan,
target, capaian, kendala / permasalahan yang dihadapi, serta keterangan. Dengan format yang
sedemikian maka akan dapat melihat hasil capaian (kinerja) selama 3 (tiga) bulan berjalan program
yang ada. Laporan tersebut akan dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Kepala SPI. Kemudian
Kepala SPI beserta bagian kesekretariatan SPI akan membuat rekapitulasi terhadap semua laporan
evaluasi kegiatan untuk disampaikan kepada Direktur sebagai atasan langsung.

X. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


A. Pencatatan dan Pelaporan
Semua kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan SPI dalam melaksanakan program yang
telah disusun sesuai dengan skedul akan dibuat catatan yaitu Kertas Kerja Audit (KKA). Catatan-
Satuan Pengawas Intern (SPI) RS
Page 7
catatan tersebut akan menjadi bukti yang autentik serta juga sebagai dokumen untuk pemeriksaan dan
evaluasi audit yang telah dilaksanakan. Kertas Kerja Audit (KKA) juga sebagai dokumen dan bukti
terhadap pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor eksternal.

B. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi sistem pelaporan yang disusuntim SPI terhadap kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan skedul adalah hasil reviu dan audit terhadap suatu bidang pelayanan disusun dalam bentuk
laporan tertulis yang akan disampaikan langsung kepada Direktur pada akhir tahun berjalan. Isi
laporan dimaksud mencakup temuan, kesimpulan, dan rekomendasi dari hasil reviu / audit yang telah
dilaksanakan oleh tim SPI menjadi masukan dalam pengambilan suatu kebijakan dan keputusan.

Menyetujui Tegal,
Kepala Rumah Sakit Ketua Satuan Pengawas Intern (SPI)

Satuan Pengawas Intern (SPI) RS


Page 8
CONTOH LAPORAN KERJA SPI

1. Unit Kerja IGD:


Di Unit kerja IGD kejadian tidur bersama-sama masih dijumpai 6 kali kejadian
sementara frekuensi di periode lalu 7 kali kejadian. Terjadi kekosongan perawat 1 kali
dikarenakan sedang membantu atau berada di ruangan lain. Kejadian yang negatif
lain ialah dijumpai 2 kali yakni ruangan kotor, sampah kasa berserakan sementara
perawat dan CS tidak ada koordinasi. Kejadian tidur di lantai dua / tempat lain yang
tersembunyi sehingga mempersulit pelayanan tatkala keadaan darurat membutuhkan
tenaga yang siap sedia masih seringkali terjadi dan sudah disampaikan ke HRD
untuk tindak lanjut.

2. Unit Kerja RM
Tidur masih bersama-sama, tidak ada pergantian sehingga dalam menerima pasien
dalam keadaan tidak “siaga” sama sekali. Seringkali pula dijumpai tidur di lantai dua
sehingga mempersulit pelayanan ketika dibutuhkan.

3. IBS
IBS sering dijumpai operasi selesai sebelum jam 12 malam tetapi sedikit sekali dari
perawat-perawat tersebut yang bisa melaksanakan sholat shubuh berjamaah di
masjid. Dan beberapa kali malah perawat keluyuran ke warung di depan untuk
menonton bola dan lainnya. Pada malam hari pernah pula kejadian musik dangdut
terdengar di ruangan OK yang mana hal tersebut sudah berkali-kali diingatkan
tentang haramnya musik.

4. ICU/HCU
Di ICU sering terjadi kekurangan tenaga dikarenakan perawat tidak hadir dengan
alasan sakit dan kurang terkoordinirnya pelayanan di ICU dikarenakan belum adanya
koordinator, hal ini semoga sudah bisa teratasi dengan ditunjuknya beberapa
penanggung jawab dan koordinator ICU.
Kunci ICU senantiasa terkunci sehingga tidak bisa dideteksi apakah perawat sedang
tidur atau tidak. Hal ini penting diperhatikan karena SPI membutuhkan kewenangan
untuk mengontrol.

5. Jamkesmas/Asuransi
- Kekurangan tenaga, sering terjadi jaga malam perawat hanya 1 orang dalam
keadaan pasien cukup banyak. Solusinya ialah dengan mobilisasi perawat atau
ditambah SDM perawat nya.
- Permasalahan yang lain ialah dengan trend pasien jamkesmas yang kian hari kian
bertambah, hendaknya masalah SDM ini mendapat perhatian.
- Perawat wanita IGD sering dijumpai pada malam hari tidur di Jamkesmas, solusinya
ialah perawat IGD wanita diharuskan berkumpul di ruang ICU kecuali atas tugas
Supervisi keperawatan harus membantu di ruangan selain ICU.
Satuan Pengawas Intern (SPI) RS
Page 9
6. Tulip/R. Bangsal
- Jadwal standby sudah mulai hilang kembali, sehingga tidur bersama-sama kembali
terjadi di ruangan IRNA Tulip.
- Pembagian tanggung jawab pasien di ruangan kepada perawat (primary care) perlu
ditegakkan kembali.
- Pintu ruangan dikunci terkadang terjadi sehingga mempersulit kontrol apakah
perawat terjaga ataukah tidur dengan nyamannya. Bahkan pernah juga perawat tidur
di bed pasien.
- Jadwal standby sudah tidak ada lagi di papan tulis.
- Beberapa kali terjadi perawat-perawat yang senior tidur di ruangan yang tidak ada
pasien sementara perawat-perawat baru ditempatkan di ruangan.

9. Security
Pengamanan sekurity di waktu malam dipandang sudah cukup terkoordinir dengan
baik, kelesuan pada bulan-bulan yang lalu sudah bisa dikaver oleh ekstra food (kopi)
di waktu malam. Tidak pernah pula ada kejadian satpam tidur pada saat bekerja
kecuali sakit, dan itupun satpam tersebut tidak tidur hanya duduk di dalam ruangan
supaya tidak terkena angin.
Keluhan serupa dari petugas satpam yang lain ialah ketiadaan pos satpam yang
dirasa sangat penting. Karena satpam yang banyak frekuensi kerjanya di luar
ruangan pada waktu malam rawan terkena serangan cuaca dingin pada sekitar jam 2
– 4 dini hari. Hal ini bisa memperburuk kualitas pengamanan, sehingga pengadaan
pos satpam sekedar melindungi petugas dari angin malam perlu diusulkan kepada
pihak manajemen dan perencanaan.

10. Kasir, Laborat, Apotik, Radiologi


Secara umum gambaran kinerja Kasir, Laborat, Apotik, Radiologi di waktu malam
tidak ada masalah dikarenakan walaupun sedang tidak berjaga / beristirahat,
karyawan di ruangan tersebut selalu mudah dibangunkan bila sewaktu-waktu
diperlukan.
Akan tetapi jika dicermati lebih lanjut, pada waktu dini hari hampir tidak ada aktifitas
atau bisa dikatakan tingkat produktifitas rendah. Diusulkan untuk menganalisa beban
kerja, perbaikan protap kerja.

11. Cleaning Service & Laundry


Kinerja cleaning service sudah lebih baik semenjak ada supervisi CS, akan tetapi ada
saran bahwa supervisi laundry untuk saat ini lebih dibutuhkan.

12. Dapur
Ada ucapan-ucapan tidak terjaga dari lisan para juru masak di dapur pada saat
menyiapkan makanan pada waktu dini hari. Perlu diusulkan pada tim asatidzah untuk
pembenahan akhlak petugas-petugas dapur, selain daripada pengadaan supervisi /
Satuan Pengawas Intern (SPI) RS
Page 10
pengawas untuk pengamanan aset dapur milik rumah sakit.
I. PEMECAHAN MASALAH DAN TINDAK LANJUT
Pemecahan masalah diartikan sebagai upaya untuk melakukan evaluasi dengan
melakukan analisa secara pro-aktif terhadap laporan SATUAN PENGAWASAN
INTERNAL yang ada untuk dilakukan pemecahan masalah dari dampak masalah
yang ditimbulkan.
Penyebaran informasi permasalahan tersebut di atas kepada masing-masing
ruangan sebagai bahan muhasabah, untuk kemudian ditindak lanjuti
penyelesaiannya secara bersama antara manajemen dan koordinator melalui
pertemuan / rapat koordinasi.

II. PENUTUP
1. Semoga dengan adanya Program SATUAN PENGAWASAN INTERNAL ini dapat
menggugah kesadaran setiap personal di masing-masing unit pelayanan untuk
menjunjung tinggi etika profesi dan standar pelayanan minimal yang berlaku, terbuka
dan jujur dalam melaksanakan tugas. Sehingga program SATUAN PENGAWASAN
INTERNAL RS ini bisa menjadi upaya peningkatan mutu kualitas pelayanan
kesehatan di masa yang akan datang.
2. Berdasarkan pantauan terhadap petugas SPI, maka diusulkan kepada nama-nama
berikut ini untuk tidak direkomendasikan lagi sebagai petugas SPI, dikarenakan
kesibukan kerja, seringnya tugas ke luar kota, dan sering tidak melakukan tugas jaga
sesuai yang dijadwal.

Satuan Pengawas Intern (SPI) RS


Page 11

You might also like