Professional Documents
Culture Documents
Konsep Dasar Manajemen Keperawatan...
Konsep Dasar Manajemen Keperawatan...
SEMESTER 4
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : LA HALUNI
NIM : NR2114201067
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala Rahmat, kasih dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah Manajemen Keperawatan yaitu ‘MANAJEMEN KEPERAWATAN.
Penyusunan makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Keperawatan di semester 4.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen pengampuh. Semoga dapat diterima, dan bermanfaat khususnya bagi
penulis pribadi.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis
penlisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penyusun miliki.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak khususnya dari Dosen Pengampuh demi kesempurnaan makalah
ini dan untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang keperawatan.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam penyusunan
makalah ini. Kiranya segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan dapat
bernilai ibadah dimata Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEPERAWATAN
2.1 Definisi..................................................................................................2
2.2 Prinsip Manajemen Keperawatan.........................................................3
2.3 Kerangka Konsep Managemen Keperawatan......................................4
2.4 Poses Managemen Keperawatan.........................................................5
2.5 Komponen Sistem Manajemen Keperawatan.......................................5
2.6 Prinsip-Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan...................6
2.7 Lingkup Manajemen Keperawatan.......................................................7
2.8 Konsep Manajemen Keperawatan........................................................8
2.9 Standar Pelaksanaan Managemen Keperawatan.................................9
2.10 Tipe- Tipe Manajemen Keperawatan....................................................9
2.11 Standar Pelaksanaan Penetapan Tim Mankep.....................................10
2.12 Bentuk- Bentuk Evaluasi Manajemen Keperawatan.............................10
KONSEP TEORI DAN PRINSIP KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN
2.13 Pengertian kepemimpinan…………………………………………………...11
2.14 Pengertian managemen………………………………………………………12
2.15 Teori kepemimpinan…………………………………………………………..12
2.16 Penerapan kepemimpinan dalam keperawatan……………………………14
KONSEP MANAGEMEN KONFLIK
2.17 Definisi konflik………………………………………………………………….14
2.18 Sejarah managemen konflik………………………………………………….14
2.19 Kategori konflik…………………………………………………………………15
2.20 Proses konflik…………………………………………………………………..16
2.21 Penyelesaian konflik…………………………………………………………..16
2.22 Strategi Penyelesaian konflik…………………………………………………17
2.23 Hasil managemen konflik……………………………………………………..18
iii
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................20
3.2 Saran …………………………………………………………………………20
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Makalah ini di buat Untuk mengetahui,memahami,dan menerapkan
konsep manajemen keperawatan dalam bidang kesehatan, khususnya
bidang keperawatan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR MANAJEMEN KEPERAWATAN
2.1 Definisi
Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done).
(WHO, 1999) Menejemen adalah mengungkapkan apa yang hendak
dikerjakan, dan kemudian menyelesaikannya. Dengan kata lain menejemen
menentukan tujuan nya dahulu dengan pasti (yakni menyatakan dengan rinci
apa yang hendak dituju) dan kemudian mencapainya. ( WHO, 1999 )
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
(Gillies, 1989 ).
Dalam keperawatan, manejemen berhubungan dengan perencaan
(planing) pengoorganisasian ( organizing ), pengaturan staf ( staffing),
kepemimpinaan ( leading), dan pengendalian ( kontroling ), aktifitas –
aktifitas upaya keperawatan atau divisi departemen keperawatan dan dari
sub unit departermen. Menejemen keperawatan merupakan juga kelompok
dari perawat manejer yang mengatur organisasi atau usaha
keperawatan. Pada akhirnya manejemen keperawatan adalah proses
dimana perawat menejer menjalankan profesi mereka. (Swanburg, 2000 hal
456 ).Fungsi – Fungsi Manajemen, secara ringkas fungsi manajemen adalah
sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning), perncanaan merupakan:
1) Gambaran apa yang akan dicapai
2) Persiapan pencapaian tujuan
3) Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4) Persiapan tindakan – tindakan
5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
6) Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan
b. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana,
mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit
kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.
c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau/suka
bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi
harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval
d. Pengendalian/pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan
agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang –
orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar
kesalahan dapat segera diperbaiki.
e. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan
hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian
merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai
2
korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan
manajemen.
Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man,
money, material, methode, machine, minute dan market.
3
pertemuan dan di bandingkan dengan tujuan produktivitas yang
seimbang dengan anggaran.
Perawat kesehatan di rumah meninjau kembali jadwal setiap hari. Ini
harus tepat sehingga 5 menit sebelum menggunjungi pasien dapat
ditambahkan selama 40 jam kerja setiap minggu. Dengan cara ini jasa
pelayanan meningkat bbukan berupa materi.
Managemen keperawatan adalah pembuat keputusan. Managemen
keperawatan membutuhkan keputusan yang dibuat oleh perawat manager
pada setiap tingkatan bagian di bangsal atau unit.
Managemen keperawatan adalah suatu formulasi dan pencapaian
tujuan sosial. Perubahan sosial penting dalam hubungannya dengan
kebutuhan kesehatan. Tujuan pemenuhan seperti itu tergantung pada
perawat manager. Perawat manager mengatur dampak institusi sosial dan
mengeluarkan tanggung jawab sosialnya relatif terhadap keperawatan.
Managemen keperawatan adalah pengorganisasian. Pengorganisasian
adalah pengidentifikasian kebutuhan organisasi dari pernyataan misi kerja
yang dilakukan dan menyesuaikan desain organisasi dan struktur untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini.
Ada empat bentuk struktur organisasi : unit, departemen, puncak (divisi
atau tingkat eksekutif dari managemen organisasi), tingkat operasional
(meliputi semua fase pekerjaan dalam struktur organisasi)
Managemen keperawatan menunjukan fungsi, posisi atau tingkat sosial,
disiplin dan bidang studi. Managemen keperawatan adalah bagian yang aktif
dari divisi keperawatan, organisasi, dan lembaga dimana hal ini berfungsi :
Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai dan kepercayaan.
Managemen keperawatan adalah mengarahkan atau memimpin.
Divisi keperawatan yang dikelola baik memotivasi pekerja yang
memuaskan.
Managemen keperawatan komunikasi yang efisien.
Managemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian.
(Swanburg, 2000 )
4
keperawatan.
Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang
berorientasi pada beberapa dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga
dan masyarakat melalui upaya mencegah, mempertahankan, meningkatkan
dan memulihkan. Aspek lingkungan merupakan area kewenangan dan
tanggung jawab keperawatan baik selama pasien berada dalam institusi
pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.
5
INPUT
Informasi
Personal
Peralatan
Fasilitas
PROSES
Kelompok manejemen [dari tertinggi sampai dengan perawat pelaksana]
yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan,
organisasi, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
OUTPUT
Askep (Asuhan Keperawatan)
Pengembangan staf sampai dengan riset
KONTROL
Budget
Prosedur
Evaluasi Kinerja
Akreditasi
FEED BACK MECHANISM
Laporan Financial
Audit Keperawatan
Survey Kendali Mutu
Kinerja
6
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan.
Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai
tingkat manajerial.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien
lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama dari
seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk
memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara
pegawai.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
persiapan perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih
tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat,
pemberian instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan
standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki
kekurangan.
Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan
administrator seyogyanya bekerja bersama – sama dalamperenacanaan
danpengorganisasian serta fungsi – fungsi manajemen lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.7 Lingkup Manajemen Keperawatan
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang
melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan
kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan
memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan
upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang
memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan
yang terdapat didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan
yang efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan
perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi:
a. Menetapkan penggunakan proses keperawatan
7
b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa
c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh
perawat
d. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan
e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan
8
4. Konsep Standarilisasi
Dalam konsep ini semua melaksanakan pekerjaan berpangkal pada standar
seperti standar prosedur kualitas dan kompetensi
5. Konsep Hormon Respect
Dalam konsep ini manusia sepenuhnya perlu dihormati untuk membutuhkan
motivasi.
6. Konsep Quality Assurunce
Dalam Konsep ini keikutsertaan pegawai dari kegiatan dalam gugus kendali mutu
(quality circle)
9
2.11 Standar Pelaksanaan Penetapan Tim Mankep
1. Peran Manajer
Peran manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkung
( Nursalam,2002)
2. Peran Kepala Ruang
Kepala rungan disebuah ruangan keperawatan perlu melakukan koordinasi
kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan
evaluasi kegiatan pemberian asuhan keperawatan kerja staf menurut
( Arwani, 2005 )
3. Lini dan staff
Otalitis ini menunjukakan kekuasaan supervisi langsung terhadap bawahannya.
Sebaliknya, kerja staff dirumah sakit umumnya dihubungkan dengan
kegiatan pengarahan atau pemberian saran. Dibagian perawat,
kepuasan ini dilaksanakan oleh paramenejer yang bertanggung jawab
terhadap pelatih dan pendidik.
b. Hasil Evaluasi
- Tujuan tercapai ; Jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan
- Tujuan tercapai sebagian ; jika klien menunjukkan sebagian dari
standar dan kriteria yang telah ditetapkan
- Tujuan tidak tercapai ; Jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.
10
Konsep,Teori dan Prinsip Kepemimpinan dalam Keperawatan
2.13 Pengertian Kepemimpinan
11
dalam beberapa arahan tanpa melalui tekanan.
1. Gardner (1990, hlm.1) mendefinisikan kepemimpinan sebagai “proses
persuasif dan peneladanan oleh individu (atau tim kepemimpinan) yang
memengaruhi suatu kelompok untuk mengikuti arahan pemimpin atau
diberikan oleh pemimpin dan bawahan”.
2. Robbins (1991, hlm. 104) sependapat dengan pernyataan “kepemimpinan
adalah proses pemberdayaan kepercayaan dan mengajarkan orang lain
untuk menggunakan seluruh kemampuannya dengan menyingkirkan
kepercayaan yang membatasi mereka”.
3. Bennis (2001) menyatakan bahwa pemimpin membuat suatu visi yang
jelas dan menarik orang lain untuk mengikutinya.
Karena tidak ada titik temu antara penelitian dan teoretikus tentang
definisi pasti kepemimpinan, ada baiknya untuk berfokus pada peran apa
yang terkandung dalam kepemimpinan.
12
4. Teori Kontemporer: menekankan pada empat kompoen penting dalam
pengelolaan yaitu, manajer/pemimpin, staf dan atasan, pekerjaan,
serta lingkungan yang didukung oleh teori motivasi, interaksi, dan teori
transformasi.
5. Teori Motivasi:
6. Teori Z
Teori Z dikemukakan oleh Ouchi (1981). Teori ini merupakan
pengembangan teori Y dari Mc. Gregor (1460) dan mendukung gaya
kepemimpinan demokratis. Komponen teori Z meliputi pengambilan
keputusan dan kesepakatan, menempatkan pegawai sesuai
keahliannya, menekankan pada keamanan pekerjaan, promosi yang
lambat, dan pendekatan yang holistik terhadap staf.
7. Teori Interaktif
Teori ini dikemukakan oleh Schein (1970), menekankan bhawa staf
atau pegawai adalah manusia sebagai suatu sistem terbuka yang
selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan berkembang secara
dinamis.
Hollande (1978) menekankan bahwa antara peran pemimpin dan
staf dipengaruhi oleh peran lainnya. Pemimpin yang efektif
memerlukan kemampuan unutk menggunakan proses penyelesaian
masalah, memepertahankan kelompok secara efektif, mempunyai
kemampuan komunikasi yang baik, kejujuran dalam memimpin,
kompeten, kreatif, dan kemampuan mengembangkan indentifikasi
kelompok.
8. Teori Situasi
Bertolak belakang dengan teori bakat ialah teori situasi (situasional
theory). Teori ini muncul sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang
sekalipun bukan keturunan pemimpin, ternyata dapat pula menjadi
pemimpin yang baik. Hasil pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa
orang biasa yang jadi pemimpin tersebut adalah karena adanya situasi
yang menguntungkan dirinya, sehingga ia memiliki kesempatan untuk
muncul sebagai pemimpin.
9. Teori Ekologi
Sekalipun teori situasi kini banyak dianut, dan karena itu masalah
kepemimpinan banyak menjadi bahan studi, namun dalam kehidupan
sehari-hari sering ditemukan adanya seorang yang setelah berhasil
dibentuk menjadi pemimpin, ternyata tidak memiliki kepemimpinan
yang baik. Hasil pengamatan yang seperti ini melahirkan teori ekologi,
yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat dibentuk untuk
menjadi pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang
ada bakat-bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang di
peroleh dari alam.
13
2.16 Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Menurut Kron (1981), ruang lingkup kegiatan kepemimpinan keperawatan
meliputi :
1. Perencanaan dan pengorganisasian
2. Membuat penugasan dan memberi pengarahan
3. Pemberian bimbingan
4. Mendorong kerjasama dan partisipatif
5. Kegiatan koordinasi
6. Evaluasi hasil kerja
14
secepatnya. Konflik sebenarnya dapat dihindari, kalo staf diarahkan
terhadap suatu tujuan yang jelas dalam melaksanakan tugasnya dan
ketidakpuasan staf harus diekspresikan secara langung supaya masalah
tidak menumpuk dan bertambah banyak.
Pada pertengahan abad ke-19, sewaktu ketidak puasan staf dan
umpan balik dari atasan tidak ada, maka konflik diterima secara pasif dan
sebagai suatu kejadian yang normal dalam organisasi. Oleh karena itu
sebagai manajer harus belajar tentang bagaimana menyelesaikan konflik
tersebut dari pada berusaha menghindarinya. Meskipun konflik dalam
organisasi sebagai suatu unsur penghambat staf dalam melaksanakan
tugasnya, tetapi diakui bahwa konflik dan kerjasama dapat terjadi secara
bersamaan.
2. Interpersonal
Konflik yang terjadi antar dua orang atau lebih dimana nilai, tujuan
dan keyakinan berbeda. Konflik ini sering terjadi karena seseorang
secara konstan berinteraksi dengan orang lain sehingga ditemukan
perbedaan-perbedaan. Manajer sering mengalami konfik dengan teman
sesama manajer, atasan dan bawahannya.
15
2.20 PROSES KONFLIK
Proses konflik dibagi menjadi beberapa tahapan antara lain :
a. Konflik Laten
Tahapan konflik yang terjadi terus menerus (laten) dalam suatu
organisasi. Misalnya, kondisi tentang keterbataan staf dan perubahan
yang cepat. Kondisi tersebut memicu pada ketidak stabilan suatu
organisasi dan kualitas produksi, meskipun konflik yang ada kadang
tidak tampak secara nyata atau tidak pernah terjadi.
d. Resolusi konflik
Resolusi konflik adalah suatu penyelesaian masalah dengan
cara memuaskan semua orang yang terlibat di dalamnya dengan
prinsip “win-win solution”.
e. Konflik “Aftermatch”
Konflik yang terjadi akibat dari tidak terselesaikannya konflik
yang pertama. Konflik ini akan menjadi masalah besar kalau tidak
segera diatasi atau dikurangi penyebab dari konflik yang sama.
16
b. Analisa dan mematikan isu yang berkembang
Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi.
Tentukan masalah utama yang memerlukan suatu penyelesaian
dimulai dari masalah tersebut. Hindari penyelesaian semua
masalah dalam satu waktu.
c. Menyusun tujuan
Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai.
2. Identifikasi
Indentifikasi dikalukan dengan mengelola perasaan. Hindari suatu
respon emosional : marah, dimana setiap orang mempunyai respon
yang berbeda terhadap kata-kata, ekspresi dan tindakan.
3. Intervensi
a. Masuk pada konflik
b. Diyakini dapat diselesaikan dengan baik.
c. Identifikasi hasil yang positif yang akan terjadi.
d. Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik
e. Penyelesaian konflik memerlukan strategi yang berbeda-beda.
Seleksi metode yang paling sesuai untuk menyelesaikan konflik
yang terjadi.
2. Kompetisi
Strategi ini dapat diartikan sebagai “win-lose” penyelesaian
konflik. Penyelesaian ini menekankan bahwa hanya ada satu orang
atau kelompok yang menang tanpa mempertimbangkan yang kalah.
Akibat negatif dari strategi ini adalah kemarahan, putus asa dan
keinginan untuk perbaikan da masa mendatang.
3. Akomodasi
Istilah yang lain sering digunakan adalah ”cooprative”. Konflik ini
17
berlawanan dengan kompetisi. Pada strategi ini seseorang berusaha
mengakomodasi permasalahan-permasalahan dan memberi
kesempatan orang lain untuk menang. Masalah utama pada strategi
sebenarnya tidak terselesaikan. Strategi ini biasanya sering digunakan
dalam suatu politik untuk suatu kekuasaan dengan berbagai
konsekwensinya.
4. Smoothing
Penyelesaian konflik dengan mengurangi komponen emosional
dalam konflik. Pada strategi ini individu yang terlibat dalam konflik
berupaya mencapai kebersamaan dari pada perbedaan dengan penuh
kesadaran dan introspeksi diri. Strategi ini bisa ditetapkan pada konflik
yang ringan, tetapi untuk konflik yang besar misalnya persaingan
pelayanan/hasil produksi dan tidak dapat dipergunakan.
5. Menghindar
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari
tentang masalah yang dihadapi tetapi memilih untuk menghindar atau
tidak menyelesaikan masalahnya. Strategi ini dipilih bila
ketidaksepakatan adalah membahayakan kedua pihak,biaya
penyelesaian lebih besar dari pada menghindar, atau maslah perlu
orang ketiga dalam menyelesaikannya atau jika masalah dapat
terselesaikan dengan sendirinya.
6. Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi “win-win solution” pada
koloaborasi kedua unsur terlibat menentukan tujuan bersama dan
bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Karena keduanya
meyakini akan mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, masing-
masing meyakininya. Strategi kolaborasi tidak akan berjalan jika
kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut, kelompok yang
terlibat tidak memiliki kemampuandalam menyelesaikan masalah dan
tidak adanya kepercayaan dari kedua kelompok / seorangan (Bowditch
& Buono, 1994).
18
penurunan memotivasi kinerja yang baik, memperbaiki keluaran, dan
menghilangkan pekerjaann yang tidak produktif yang dapat menimbulkan
masalah moral dan konflik. Dengan perubahan sistem pembayaran kembali
dirumah sakit, manajer perawat akan dihadapkan pada stres, tekanan
kerja, penurunan hasil kerja.
Konflik dapat menjadi sumber energi dan kreatifitas yang positif dan
membangun bila dikelola dengan baik. Jika tidak, konflik akan mengganggu
fungsi, dan menghancurkan, menghabiskan energi serta mengurangi
keefektifan organisasi dan pribadi.
Konflik dapat menghancurkan inisiatif atau kreatifitas, menyebabkan
perilaku bermusuhan dan kekacauan, hilangnya semangat tim dan
hilangnya keinginan untuk bekerja kearah pencapaian tujuan bersama,
mengakibatkan jalan buntu dan kemacetan. Kelola konflik jangan sampai
meluas.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori manajemen keperawatan berkembang dari teori menajemen
umum yng memerintahkan penggunaan sumber daya manusia dan materi
secara efektif.Empat elemen besar dari teori manajemen adalah
perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan atau memimpin, dan
mengendalikan atau pengevaluasian seluruh aktivitas manajemen, kognitif,
afektif, dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utsms
yang bergerak secara simultan.
Kepercayaan utama dari manajemen keperawtan adalah bahwa
fokusnya pada perilaku manusia.Manajer perawat terdidik dalam
pengetahuan dan keterampilan tentang perilsku manusia mengelola perawat
profesional serta pekerja keperawatan non profesional untuk mencapai
tingkat tertinggi dari produktifitas pada pelayanan perawatan pasien
3.2 Saran
Alternatif strategi pemimpin organisasi perawat Indonesia dalam
menghadapi asuhan keperawatan di masa mendatang adalah “the nurse
should do no harm to your self” (Nightingale). Pernyataan ini berarti semua
tindakan keperawatan harus dapat memenuhi kebutuhan pasien tanpa
adanya risiko negatif yang ditimbulkan. Strategi yang harus ditempuh
meliputi: (1) Peningkatan pendidikan bagi perawat practicioners, (2)
Pengembangan Ilmu Keperawatan, (3) Pelaksanaan riset yang berorientasi
pada masalah di klinik/komunitas, dan (4) Identifikasi peran manajer perawat
profesional di masa depan, dan (5) Menerapkan model dan metode asuhan
keperawatan profesional terbaru (MAKP).
20
DAFTAR PUSTAKA
Azrul Azwar. 2005. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi kedua. Jakarta: PT.
Bina Rupa Aksara.
Christina S.I. (1990), Pengantar Manajemen Keperawatan; Akper Padjajaran
Bandung (tidak dipublikasikan).
Dee Ann Gillies. 2002. Nursing Management. Philadelphia: WB. Saunders
Company.
Eleanor J. Sullivan dan Phillip J. Decker. 1995. Effective Management in Nursing.
California: Addison-Wesley Publishing Company.
Fiedler, F.E.1967. A Theory of Leadership Effectivenss, New York: McGraw-Hill.
Gillies, DA. (1996), Manajemen Keperawatan, Suatu Pendekatan Sistem; W.B.
Saunders Company, Philadephia.
H. Moh. Isa. 2001. Beberapa Bacaan tentang Dasar-dasar Manajemen. Jakarta:
Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Depkes RI.
James A.F. Stoner, Management, Secont Editions, Prentice-Hall International,
Inc., 1982.
Lancoster, J. dan Lancoster, W. (1982), Change Agent as Leaders in Nursing;
CV. Mosby Company, St. Louis.
Prayitno, S. (1997), Dasar-dasar Administrasi Kesehatan Masyarakat; Airlangga
University Press, Surabaya.
Robert J. Thierauf, Robert C. Klekamp, Daniel W. Gedding, Management
Principles and Practices: A Contigency and Questionnare Approach, John
Willey & Son, New York, 1997
Robbins, Stephen, et.al. 1994. Organizational Beharviour: Concepts,
Controversies and Applications, Prentice-Hall Australia and New Zealand.
Stephen J. Carrol & Henry L. Tosy, Organizational Behavior, John Willey & Son,
New York, 1977
Stoner, James A.F dan R. Edward Freeman. 1989. Management, Prentice-Hall of
India.
T. Hani Handoko. 1995. Manajemen. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE.
Vroom V. dan Yetton, P. 1974. Leadership and Decision Making, Pittsburgh, PA:
University of Pittsbyrgh Press.