You are on page 1of 45

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KEBIDANAN STAGE PERSALINAN FISIOLOGI


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS

PADA NY.R UMUR 35 TAHUN G3P2A 0 USIA HAMIL 39MGG

INPARTU KALA I FASE LATEN

DI PUSKESMAS CEPIRING KABUPATEN KENDAL

DISUSUN OLEH :
SURAYA LAELY KHOLID
NIM P1337424822108

PRODI PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus persalinan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal pada Ny. R
umur 35 Tahun G3P 2A 0 Usia Hamil 39 minggu janin tunggal hidup intrauterine,
letak membujur Ʉ , puka inpartu kala I fase laten di Puskesmas Cepiring telah
disahkan oleh pembimbing pada:

Hari :
Tanggal :

Dalam Rangka Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis Persalinan yang telah


diperiksa dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi Prodi
Profesi Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Semarang Tahun 2022.

Pembimbing Klinik Mahasiswa

Ris Setyowati, S.S.T.Keb Suraya Laely Kholid


NIP. 196809181991032007 NIM P1337424822108

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Dhias Widiastuti, S,ST,M.Kes


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dilakukan secara
spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi belakang kepala pada usia
kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap (Elisabeth dkk,2016)
Persalinan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam pelayanan
kesehatan. Hal ini diakibatkan pelaksanaan dan pemantauan yang kurang
maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat
berlanjut pada komplikasi. Upaya melakukan asuhan pada ibu bersalin, proses
persalinan dilakukan dengan cara mengawasi kondisi ibu dan janinnya agar dapat
diketahui adanya komplikasi sedini mungkin, maka asuhan kebidanan dilakukan
dengan memberikan pelayanan kepada ibu bersalin dengan pendekatan manajemen
kebidanan (Atik dkk,2014)
Persalinan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
dimana angka kematian ibu bersalin yang masih cukup tinggi. Keadaan ini disertai
dengan komplikasi yang mungkin saja timbul selama persalinan, sehingga
memerlukan pengetahuan dan ketermapilan yang baik dalam bidang kesehatan,
dalam meningkatkan sumber daya manusia dan menurunkan angka kematian,
kesakitan ibu dan perinatal (Atik dkk,2014). Rasio kematian maternal merupakan
salah satu indicator MDGs (millennium development goals) yang harus dicapai
pada tahun 2015. Target rasio kematian maternal di Indonesia pada tahun 2015
adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Rasio kematian maternal pada tahun 1997
adalah 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Analisis yang tidak dipublikasi
menunjukkan penurunan yang kecil menjadi 334 kematian per 100.000 kelahiran
hidup pada periode 1993-1997. Rasio kematian maternal menurun menjadi 307
kematian per 100.000 kelahiran hidup pada SDKI 2002-2003 dan 228 kematian
per 100.000 kelahiran hidup pada SDKI 2007. Namun, angka ini meningkat pada
SDKI 2012 menjadi 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup (SDKI,2012)
Berdasarkan kasus kematian yang ada di provinsi lampung tahun 2013
berdasarkan laporan dari kabupaten terlihat bahwa kasus kematian ibu (kematian
ibu pada saat hamil, saat melahirkan dan nifas) seluruhnya sebanyak 160 kasus
dimana kasus kematian ibu hamil sebanyak 48 kasus, kematian ibu bersalin
sebanyak 55 kasus dan kematian ibu nifas sebanyak 57 kasus. Penyebab kasus
kematian ibu di provinsi lampung tahun 2013 disebabkan oleh perdarahan
sebanyak 47 kasus, eklamsi sebanyak 46 kasus, infeksi sebanyak 9 kasus, partus
lama sebanyak 1 kasus, aborsi sebanyak 1 kasus dan lain-lain sebanyak 54 kasus.
Asuhan persalinan normal adalah pentalaksanaan ibu bersalin secara aman
bersih dengan penanganan proaktif dalam persiapan dan pencegahan infeksi.
Persalinan yang bersih dan aman secara pencegahan infeksi secara proaktif selama
dan pasca persalinan terbukti mampu mengurangi angka kesakitan dan kematian
ibu bersalin dan bayi baru lahir. Asuhan persalinan normal (APN) sebagai
paradigma baru pada pertolongan persalinan sangat memberi manfaat kepada ibu
karena didasari oleh langkah-langkah standar kerja dengan sistematis dan holistic
berorientasi pada kebutuhan ibu.
Penatalaksanaan APN menekankan pada persiapan ibu dengan pendekatan
sayang ibu, pertolongan kelahiran bayi berfokus pada pencegahan perdarahan
pasca persalinan yang disebabkan karena atonia uteri, laserasi jalan lahir, retensio
plasenta, partus lama, dan asfiksia bayi baru lahir. Penyebab tertinggi kematian ibu
saat ini adalah perdarahan pasca persalinan, kemudian infeksi pada masa nifas
karena persalinan ditolong oleh orang yang tidak memperhatikan kebersihan dan
keamanan dari sumber infeksi. Penatalaksanaan APN terdiri dari 60 langkah yang
harus dilakukan secara sistematis dan seluruh langkah harus dikerjakan
(musphyanti,2017)
B. Rumusan masalah
Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan yang dilakukan kepada ibu
bersalin di Puskesmas Cepiring?
C. Tujuan
1. Mampu mengkaji data subjektif kebidanan dari data hasil pengkajian
2. Mampu mengkaji data objektif kebidanan dari data hasil pengkajian
3. Mampu menegakkan diagnosa kebidanan dari data hasil pengkajian
4. Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan
5. Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun

pada janin (Prawirohardjo, 2006).

Persalinan merupakan serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan

pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Bagian Obstetri Ginekologi

FKUPB, 2005). Persalinan fisiologis atau persalinan cukup bulan terjadi pada

kehamilan minggu ke 38-42, dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Bila

persalinan terjadi sebelum minggu ke-38, maka disebut kelahiran prematur,

sementara bila persalinan terjadi setelah minggu ke-42, maka disebut kelahiran

lewat waktu. Bayi yang lahir premature dan kelahiran lewat waktu tentu saja akan

berbeda dengan bayi yang lahir cukup bulan, seperti pada bayi prematur, surfaktan

yang dimilikinya belum sempurna, oleh karena itu berisiko mengalami asfiksia,

dan bayi yang lahir lewat waktu juga berisiko mengalami asfiksia karena plasenta

yang umurnya lebih dari 40 mgg akan mengalami penurunan fungsi, sehingga

aliran oksigen ke janin juga berkurang.


B. Sebab-Sebab Persalinan

Sebab - sebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori

menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim,

pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).

Menurut Wiknjosastro ( 2006 ) mulai berlangsungnya persalinan antara lain yaitu:

1. Teori Plasenta Menjadi Tua

Vili korialis mengalami perubahan – perubahan, sehingga kadar estrogen dan

progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini

akan menimbulkan kontraksi rahim

2. Teori Berkurangnya Nutrisi Janin

Jika janin kekurangan nutrisi maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.

Selain dua teori diatas , masih ada beberapa teori yang menyatakan sebab

– sebab persalinan, yaitu :

a. Teori penurunan hormone progesterone

Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen

meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat

keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi

pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.

b. Teori Oksitosin

Pada akhir kehamilan kadar oxitocin bertambah. Oleh karena itu timbul

kontraksi otot-otot rahim

c. Teori Keregangan Otot

Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh

isi karena bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.

Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin

teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.


d. Pengaruh Janin

Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan

oleh karena pada anencphalus kehamilan sering lebih lama dari biasa

e. Teori Prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangka menjadi salah satu

sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa

prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extra

amnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.

Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin, yang tinggi baik

dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu-ibu hamil, sebelum

melahirkan atau selama persalinan.

C. Tanda-Tanda Mulainya Persalinan

Dibawah ini merupakan beberapa tanda-tanda permulaan persalinan, yaitu :

1) Lightening atau settling atau dropping yang merupakan kepala turun memasuki

pintu atas panggul terutama pada primigravida

2) Perut kelihatan lebih melebar, sementara fundus uteri turun

3) Perasaan sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih

tertekan oleh bagian terbawah janin

4) Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah

diuterus (fase labor pains)

5) Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa

bercampur darah (bloody show)

6) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.

7) Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada

bagian  servik.

8) Kadang-kadang ketuban pecah

9) Pada pemeriksaan daam, servik mendatar. (Haffieva, 2011)


D. Faktor Persalinan

Beberapa hal yang menjadi faktor berlangsungnya proses persalinan, yaitu :

a. Passage (Jalan Lahir)

Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga

panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta

dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus

normal. Passage terdiri dari : Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka

panggul) :

1) Os. Coxae : Os illium, Os. Ischium, dan Os. Pubis

2) Os. Sacrum : promotorium

3) Os. Coccygis
Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
Pintu Panggul terbagi menjadi :
a) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium,

linea inominata dan pinggir atas symphisis.

b) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut

midlet

c) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut

outlet

d) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan

outlet

Bidang-bidang :

1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas

symphisis dan promontorium

2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah

symphisis.
3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan

dan kiri.

4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis

Gambar Bidang Hodge

b. Power

Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari

his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan

tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi

dan retraksi otot-otot rahim.Kekuatan yang mendorong janin keluar (power)

terdiri dari :

1) His (kontraksi otot uterus)

His dalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja

dengan baik dan    sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim

menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri

menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah

segmen bawah rahim dan serviks.

2) kontraksi otot-otot dinding perut

3) kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

4) ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum


Perubahan-perubahan akibat his :

1) Uterus dan servik

Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban

dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar

(effacement) dan terbuka (dilatasi).

2) Ibu 

Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan

nadi dan tekanan darah.

3) Janin 

Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul

hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang jelas

didengar karena adanya iskemia fisiologis.

Selain ada his asli atau his persalinan, juga ada his palsu atau Braxton

hicks, cara membedakan antara keduanya yaitu :


c. Jenis perubahan His palsu His sejati

Timbul secara teratur


Tidak teratur & tidak semakin
Karakteristik dan semakin sering,
sering (disebut kontraksi
kontraksi berlangsung selama
Braxton Hicks)
30-70 detik

Jika ibu berjalan atau Meskipun

Pengaruh gerakan beristirahat atau jika posisi posisi/gerakan ibu

tubuh tubuh ibu berubah, kontraksi berubah, kontraksi

akan menghilang/berhenti tetap dirasakan

Biasanya lemah & tidak


Kekuatan Kontraksinya
semakin kuat (mungkin
kontraksi semakin kuat
menjadi kuat lalu melemah)

Biasanya berawal di
Nyeri karena Biasanya hanya dirasakan di
punggung dan
kontraksi tubuh bagian depan
menjalar ke depan

Passanger

Passanger  terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge utama

dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar

dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi

jalan persalinan.

Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger

adalah  kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus

ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi,

kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.

d. Psikis (Psikologis)

Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah

benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga


bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah

mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai

suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.

e. Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah

mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu

dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong

dalam menghadapi proses persalinan.

E. Kala Persalinan

Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:

1. Kala I (kala pembukaan)

In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,

servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh

darah kapiler, kanalis servikalis. Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :

a. Fase laten

Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan berlangsung 2

jam, cepat menjadi 9 cm.

b. Fase aktif

Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :

1) periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.

2) periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan berlangsung

2 jam, cepat menjadi 9 cm.


3) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan

menjadi 10 cm.

4) Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina

menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus

kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala

janin turun ke pelvis.

2. Kala II (pengeluaran janin)

His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala

janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada

otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena

tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus

membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan

perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan

diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5

jam.

Mekanisme persalinan: Janin dengan presentasi belakang kepala,

ditemukan hampir sekitar 95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling

umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum

atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada

kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul

dengan sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme

persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil

melintang dan anterior.

Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan ukuran-

ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam

panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan bentuk

panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul dan pada pintu
bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika sutura sagitalis

dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka hal ini akan

mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior adalah ukuran yang

terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu bawah panggul, sutura

sagitalis dalam jurusan muka belakang yang menguntungkan karena ukuran

terpanjang pada pintu bawah panggul ialah diameter antero posterior. Gerakan-

gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :

a. Penurunan kepala.

b. Fleksi.

c. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)

d. Ekstensi.

e. Ekspulsi.

f. Rotasi luar ( putaran paksi luar)

Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan,  akan tetapi untuk

lebih jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu persatu.

3. Kala III (pengeluaran plasenta)

Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras

dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya.

Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta

terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan

sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-

30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran

darah kira-kira 100-200 cc.

4. Kala IV

Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati

keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan


menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus.

Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.

F. Evidence Based dalam Persalinan

1. Pengaruh Masase pada Punggung Terhadap Intensitas Nyeri dengan Persalinan

Normal Melalui Peningkatan Kadar Endorfin

Oleh : Yeni Aryani , Masrul, Lisma Evareny

Tempat penelitian adalah di ruang bersalin RS Tk III Reksodiwiryo

Padang dan laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Padang. Waktu penelitian tiga bulan. Populasi pada penelitian ini adalah

seluruh ibu bersalin primipara kala I fase laten persalinan normal yang berada

di RS Tk.III Dr.Reksodiwiryo Padang. Pengambilan subjek menggunakan

teknik random blok yang tediri dari Blok A adalah kelompok perlakuan yang

dilakukan masase dan Blok B adalah kelompok kontrol yang tidak dimasase.

Masase pada punggung adalah memberikan stimulasi pada punggung dengan

cara melakukan gosokan lembut dengan kedua telapak tangan dan jari pada

punggung ibu bersalin setinggi servikal 7 kearah luar menuju sisi tulang rusuk

selama 30 menit dengan frekuensi 40 x gosokan/menit, dan dengan tekanan

diperkirakan 100 mmH20 pada ibu bersalin kala I fase laten persalinan normal.

Pada penelitian ini ibu bersalin normal yang dilakukakan masase pada

punggung yang dimulai pada servikal 7 ke arah luar menuju sisi tulang rusuk

selama 30 menit terjadi aktivasi pada serabut saraf besar sehingga terjadi

penutupan pintu gerbang hantaran nyeri yang dapat menghambat transmisi

nyeri di medula spinalis ke otak untuk mempersepsikan nyeri sehingga nyeri

tidak begitu terasa. Masase pada punggung merupakan salah satu asuhan

kebidanan yang dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami ibu saat persalinan.

Kadar endorfin ibu bersalin pada kelompok yang dimasase lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok yang tidak dimasase, Masase mengganggu


transmisi nyeri dengan cara meningkatkan sirkulasi neurotransmitter yang

dihasilkan secara alami oleh tubuh pada sinaps neural di jalur sitem saraf pusat.

Endorfin berikatan dengan membran prasinaptik, menghambat pelepasan

substansi P yang dapat menghambat transmisi nyeri, sehingga nyeri berkurang.

sehingga masase dapat digeneralisasi sebagai asuhan yang baik untuk

menstimulasi kadar endorfin yang dapat memberikan rasa nyaman pada saat

persalinan.

2. Efektifitas Counterpressure Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kala I Fase

Aktif Persalinan Normal Di Rumah Sakit Advent Manado

Oleh :Seri Pasongli, Maria Rantung, Ellen Pesak

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 15 responden inpartu kala I fase

aktif persalinan normal di Rumah Sakit Advent sebelum dilakukan tindakan

counterpressure (pretest) semuanya mengalami nyeri sangat berat sebanyak 15

orang ( 100%). Ini berarti nyeri persalinan kala I fase aktif, memiliki skala nyeri

berat hingga sangat berat atau tak tertahankan. Nyeri persalinan disebabkan

oleh kontraksi otot rahim, regangan otot panggul dan kondisi psikologis.

Kontraksi inilah yang menyebabkan adanya pembukaan serviks sehingga

terjadilah persalinan.

Setelah dilakukan tindakan masase yaitu counterpressure didapatkan hasil

yang cukup baik yaitu adanya penurunan intensitas nyeri dari skala nyeri tak

tertahankan ke skala berat dan skala nyeri sedang. tampak ada 2 ( 13,7%)

responden yang mengatakan nyeri pada skala 7-8 dan 13 responden (86,7%)

pada skala 3-6. Hal ini menunjukkan ada penurunan rasa nyeri setelah

intervensi, dimana pada skala nyeri 9-10 sebelum intervensi 15 responden

(100%) setelah intervensi counterpressure menjadi 0 %.

Dengan hasil ini memperlihatkan bahwa masase counterpressure efektif

dilakukan untuk menurunkan intensitas nyeri kala I fase aktif persalinan


normal. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan masase counterpressure

merupakan tehnik masase yang memiliki kontribusi besar dalam menurunkan /

mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif hal ini dapat terjadi dengan

beberapa kemungkinan diantaranya adalah kebenaran Teori Gate Kontrol yang

mengatakan bahwa selama proses persalianan impuls nyeri berjalan dari uterus

sepanjang serat-serat saraf besar kearah uterus ke substansia gelatinosa di dalam

spinal kolumna, sel-sel transmisi memproyeksikan pesan nyeri ke otak. Adanya

stimulasi (seperti vibrasi, menggosok-gosok atau masase) mengakibatkan pesan

yang berlawanan yang lebih kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat saraf kecil.

Pesan yang berlawanan ini menutup subtansi gelatinosa lalu memblokir pesan

nyeri sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri tersebut.

Dengan pemberian masase teknik counterpressure dapat menutup

gerbang pesan nyeri yang akan dihantarkan menuju medulla spinalis dan otak,

selain itu tekanan kuat pada teknik ini dapat mengaktifkan senyawa endrophine

yang berada di sinaps sel-sel saraf tulang belakang dan otak, sehingga transmisi

dari pesan nyeri dapat dihambat dan menyebabkan status penurunan sensasi

nyeri

3. Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Lama Persalinan Kala II Ibu Primipara

Oleh : A.M Diponegoro dan S.F. Budi H

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu berslin primipara di Puskesmas

Kota Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah 78 ibu hamil primipara

yang sedang melahirkan di puskesmas Yogyakarta yang selaput ketuban belum

robek dan didampingi suami sejak kala I.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil dimana pada kala II terdapat

perbedaan yang bermakna antara lama persalinan ibu yang ditunggu suami dan

yang tidak ditunggu oleh suami. Ibu yang diberi dukungan suami saat

persalinannya memerlukan waktu bersalin yang lebih pendek dari pada ibu
bersalin yang tidak ditunggu oleh suaminya. Respon psikologis ibu dapat

mempengaruhi kemajuan persalinan. kadang – kadang persalinan sudah masuk

kala II tetapi kepala janin belum turun sehingga diperlukan posisi tertentu yang

dapat melelahkan ibu. Dalam hal ini suami tentu lebih kuat member dukungan

kepada istrinya.

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS

PADA NY.R UMUR 35 TAHUN G3P2A 0 USIA HAMIL 39MGG

INPARTU KALA I FASE LATEN

DI PUSKESMAS CEPIRING KABUPATEN KENDAL

A. Pengkajian
Tanggal : 10 Oktober 2022
Jam : 23.30 WIB
Tempat : Puskesmas Cepiring

B. Identitas pasien
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. R 1. Nama : Tn. R
2. Umur : 35 Tahun 2. Umur : 36 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SD 4. Pendidikan : SMP
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Gondang 2/2 7. Alamat : Gondang 2/2

C. Data Subyektif
1. Alasan Datang :
Ibu datang mengatakan ingin melahirkan
2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan merasakan kenceng –kenceng
Uraian Keluhan Utama :
Ibu mengatakan merasakan kenceng – kenceng sejak pukul 09.00 WIB sampai
sekarang kenceng – kencengnya terasa semakin teratur dan kuat. Ibu
mengatakan merasakan nyeri mulai daripunggung sampai perutnya .Ibu
mengatakan mengeluarkan lendir darah.

3. Tanda-Tanda Persalinan:
Kontraksi : Kuat, sering, dan teratur
Frekuensi : 3 x 10’ durasi 30’’
Lokasi ketidak nyamanan : Nyeri dibagian punggung menjalar ke perut
PPV : Lendir bercampur darah
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit menular
seperti:
1) TBC, cirinya yaitu batuk lebih dari satu bulan disertai darah, berkeringat
dimalam hari saat tidak melakukan aktivitas, BB turun drastis.
2) Hepatitis B, cirinya yaitu nyeri pada sendi dan otot, menjadi sering tidur,
kulit menjadi kuning.
3) HIV/AIDS, cirinya yaitu diare berkepanjangan, sariawan di daerah
mulut, berat badan turun drastis.
4) IMS, cirinya yaitu mengeluarkan keputihan yang berbau dan gatal,
berwarna kuning kehijauan.
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit menurun
seperti:
1) Kencing manis, cirinya yaitu luka yang tidak sembuh-sembuh, sering
merasa haus, sering BAK, BB turun drastic.
2) Tekanan darah tinggi, cirinya yaitu tekanan darah tetap tinggi walaupun
tidur dan tidak banyak pikiran, pusing.
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit menahun
seperti:
1) Jantung, cirinya yaitu tidak dapat beraktifitas berat, mudah lelah, nyeri
dada pada bagian kiri.
2) Asma, cirinya yaitu sulit bernafas, cepat lelah, lesu, sulit tidur, tidak
mudah dalam beraktifitas.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan baik dikeluarganya maupun suaminya tidak pernah atau
tidak sedang menderita penyakit menular seperti :
1) TBC, cirinya yaitu batuk lebih dari satu bulan disertai darah, berkeringat
dimalam hari saat tidak melakukan aktivitas, BB turun drastis.
2) Hepatitis B, cirinya yaitu nyeri pada sendi dan otot, menjadi sering tidur,
kulit menjadi kuning.
3) HIV/AIDS, cirinya yaitu diare berkepanjangan, sariawan didaerah mulut,
berat badan turun drastis.
4) IMS, cirinya yaitu mengeluarkan keputihan yang berbau dan gatal,
berwarna kuning kehijauan.
Ibu mengatakan dalam dikeluarganya ada riwayat penyakit menurun, yaitu
tekanan darah tinggi, cirinya yaitu tekanan darah tetap tinggi walaupun tidur
dan tidak banyak pikiran, pusing.
Ibu mengatakan baik dikeluarganya maupun suaminya tidak pernah atau
tidak sedang menderita penyakit menahun seperti:
1) Jantung, cirinya yaitu tidak dapat beraktifitas berat, mudah Lelah, nyeri
dada pada bagian kiri.
2) Asma, cirinya yaitu sulit bernafas, cepat lelah, lesu, sulit tidur, tidak
mudah dalam beraktifitas.
5. Riwayat Obstetri:
a. Riwayat Haid:
Menarche : 13 tahun
Siklus : ±28 hari
Warna darah : Merah pada hari 1-3, kemudian warna merah
kecoklatan pada hari 4 dan warna kehitaman pada hari
5-7
Banyaknya : 3x ganti pembalut/hari
Lama : ±7 hari
Nyeri Haid : Tidak ada
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) G3P2A0, usia 39 minggu
2) HPHT :10 - 01- 2022
3) HPL :17 -10- 2022
4) Gerak janin
 Pertama kali :
ibu mengatakan mulai merasakan gerak janin sejak usia kandungan 18
minggu atau sekitar 4 bulan.
 Frekuensi dalam 12 jam :
ibu mengatakan merasakan gerak janin sekitar 10 kali dalam 12 jam.
5) Tanda bahaya :
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan dari jalan lahir,
sakit kepala hebat, penglihatan kabur, nyeri perut yang hebat, bengkak
diwajah dan jari tangan, dan keluar air ketuban sebelum waktunya.
6) Kekhawatiran khusus :
Ibu mengatakan tidak ada kekhawatiran khusus
7) Imunisasi TT : T5
Ibu mengatakan sudah diimunisasi TT 4 kali( Status TT 4 )
8) ANC : 10 x
c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu:
Kehamilan Persalinan Nifas
Tahun Frek KELUHAN/ Kead anak sekarang
UK (Mgg) Jenis Penolong JK/ BB Penyulit IMD Penyulit Asi eksklusif
ANC PENYULIT

Diberikan Pertumbuhan dan


Tidak Tidak
2010 8x Tidak ada 38 mgg Spontan Bidan P / 3300 gr Iya ASI perkembangan
ada ada
eksklusif normal

Diberikan Pertumbuhan dan


Tidak Tidak
2015 7x Tidak ada 39 mgg Spontan Bidan P / 3600 gr Iya ASI perkembangan
ada ada
eksklusif normal

d. Riwayat Kb :

Jenis Kontrasepsi Lama Pemakaian Keluhan Alasan dilepas


Suntik kb 3 bulan 3 Tahun Tidak ada Ingin mempunyai anak lagi
Implant 5 Tahun Tidak ada Ingin mempunyai anak lagi

Rencana Setelah Melahirkan : ibu mengatakan setelah melahirkan ingin menggunakan IUD.
6. Pola Pemenuhan Kebutuhan Terakhir Kali:
a. Nutrisi
Makan , Jam : 19.30 WIB , tanggal : 10 Oktober 2022
1) Komposisi :
a) Nasi : 1 piring sedang
b) Lauk : 1 potong sedang , jenisnya daging ayam
c) Sayuran : setengah mangkuk sayur , jenis sayuran sayur sop
d) Buah : 1 potong, jenis : pisang dan apel
e) Camilan : - jenis jumlah: -
2) Pantangan : tidak ada pantangan
Minum, Jam : 20.45 WIB
Jenis : air putih, jumlah 1gelas
b. Pola Istirahat
1) Jam :13. 00 WIB s.d 14.00 WIB
2) Kualitas : Ibu sering terbangun karena merasakan kencang –
kencang
3) Keluhan/masalah : merasa nyeri perut bagian bawah dan menjalar sampai
ke punggung.
c. Pola aktifitas : ibu mengatakan aktivitas terakhir hanya jalan –
jalan di sekitar rumah
d. Pola eliminasi :
1) Buang Air Kecil ,
a. Jam : 23.00 WIB , tanggal 10 Oktober 2022
b. Jumlah :±100 cc
c. Warna : kuning jernih
d. Keluhan : tidak ada
2) Buang Air Besar
a. Jam :23.00 WIB, tanggal 10 Oktober 2022
b. Warna :coklat, konsistensi lembek
c. Keluhan : Tidak ada
e. Personal hygiene
Ibu mengatakan terakhir mandi pada pukul 17.00 WIB.Mandi tanpa keramas,
mengosok gigi, mengganti pakaian dalam dan pakaian luar.
7. Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
a. Merokok : Ibu mengatakan tidak merokok.
b. Minuman beralkohol : Ibu mengatakan tidak memimum minuman
beralkohol.
c. Obat-obatan : Ibu mengatakan tidak mengonsumsi obat-
obatan.
d. Jamu : Ibu mengatakan tidak mengonsumsi jamu.
8. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan :menikah , umur waktu menikah : 23th.
2) Pernikahan ini yang ke 1sah lamanya ±12 tahun
3) Hubungan dengan suami : baik
b. Persalinan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga
Respon &dukungan keluarga terhadap persalinan ini : ibu mengatakan
keluarga sangat mendukung terhadap kehamilannya. Dan hari ini ibu datang
untuk melahirkan ditemani suami dan keluarga.
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) :ibu mengatakan setiap ada
masalah, selalu dimusyawarahkan dengan suami dan keluarga.
d. Ibu tinggal serumah dengan : suami
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat / tidak * mengambil keputusan sendiri.
f. Orang terdekat ibu : suami
Yang menemani ibu untuk persalinan :suami dan keluarga
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan persalinan: ibu mengatakan
tidak memiliki adat istiadat yang berkaitan dengan persalinan
h. Penghasilan perbulan: Rp.3.500. 000 , Cukup/Tidak Cukup*)
i. Praktik agama yang berhubungan dengan persalinan :
Ibu mengatakan tidak memiliki praktik agama yang berhubungan dengan
persalinan
Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini : Ibu mengatakan
tidak berpuasa selama hamil
1) Jika ‘ya’ frekuensi puasa : t.a.k
2) Keluhan selama puasa : t.a.k
j. Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh nakes wanita maupun pria;
 tidak boleh menerima transfusi darah;
 tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
 lainnya :
k. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : ibu sudah mengetahui tanda – tanda
persalinan adalah kencang – kencang
yang sering dan teratur serta keluar lendir
darah.
Hal-hal yang belum diketahui ibu : ibu belum mengetahui cara mengatasi
nyeri saat proses persalinan dan posisi
meneran yang akan digunakannya nanti.
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : ibu ingin mengetahui cara mengatasi nyeri
saat proses persalinan dan posisi meneran
yang akan digunakannya nanti .

D. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik:
a. Pemeriksaan Umum:
Keadaan umum : Baik Tensi : 130/90 mmHg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 88 x/menit
BB Sebelum/ Sekarang: 47 / 54 kg Suhu /T: 36.3o C
TB : 147 cm RR : 22 x/menit
LILA : 27 cm IMT : 23.10 kg/m2
b. Status present
Kepala : Kepala baik, tidak ditemukan benjolan, rambut tidak rontok, ada
sedikit ketombe, dan bentuk kepala simetris.
Mata : Mata simetris, seclera berwarna putih, konjuktiva berwarna merah
muda artinya ibu tidak anemia.
Hidung : Hidung simetris, tidak ada cairan yang keluar, dan keadaan bersih.
Mulut : Mulut simetris, warna bibir merah, keadaan mulut cukup bersih
walaupun ada beberapa gigi belakang yang bolong, tidak ada
pembengkakan dalam gusi.
Telinga : Telinga simetris, dalam keadaan bersih tidak ada pengluaran
cairan, dan pendengaran ibu baik.
Leher : Leher baik, tidak ditemukan pembesaran kelenjar limfe ataupun
parotis.
Ketiak : Ketiak baik, tidak ditemukan benjolan apapun, ketiak dalam
keadaan bersih.
Dada : Tidak ditemukan suara bising dada, pernafasan paru-paru normal.
Bentuk payudara simetris, karena hormon kehamilan payudara ibu
menjadi lebih lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit akan
lebih terlihat, puting membesar kehitaman dan tegak, areola
meluas dan kehitaman dan ada strechmark pada permukaan kulit
payudara, dan tidak ditemukan benjolan, ASI (colostrum) sudah
keluar sedikit.
Perut : Tidak ada pembesaran limpa dan hepar.
Lipat Paha : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Vulva : Tidak ada edema, tidak ada varises.
Ekstermitas : Simetris, tidak ada edema pada kedua tangan dan kaki, tidak ada
varises, ujung kuku kaki dan tangan tidak pucat, pergerakan
normal.
Refleks patella :+/+
Punggung : Tidak ada kelainan pada punggung, baik itu lordosis, kifosis,
maupun scoliosis.
Anus : Tidak ditemukan hemoroid, keadaan anus cukup bersih.

c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
a) Muka : Ada colasma gravdarum, tidak pucat, tidak odema.
b) Mamae : Simetris, puting menonjol, aerola menghitam,
colostrum sudah keluar sedikit.
c) Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran sesuai umur
kehamilan, muncul garis-garis pada permukaan kulit perut (Strie
Gravidarum) dan garis pertengahan pada perut (Linea
Gravidarum) akibat hormon Melanocyte Stimulating Hormon.
d) Vulva : Tidak ada varises, tidak odema, ada sedikit bekas
jahitan, dan tidak ada pembesaran kelenjar bartholini.
2) Palpasi
a) Leoplod I : TFU tigajari dibawah prosesus xipoideus. Bagian
fundus uteri teraba satu bagian bulat dan lunak(Bokong janin)
b) Leoplod II :Bagian kiri ibu teraba bagian – bagian kecil
janin (ekstremitas). Bagian kananibu teraba satu bagian tahanan
memanjang (Punggung).
c) Leoplod III :Bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat,
keras, dan melenting(Kepala), tidak dapat digoyangkan.
d) Leoplod IV : Kedua tangan pemeriksa tidak bertemu (divergen),
artinya kepala sudah masuk PAP.
e) Penurunan Kepala : 3/5
f) TFU : 30 cm
g) TBJ : 2790gram
3) Auskultasi :
DJJ : 146 x/menit Frekuensi : 12 – 11 – 12 / 146 x
Permenit
2. Pemeriksaan Dalam: Tanggal : 10 Oktober 2021 Pukul: 23.30 WIB
a. Vulva/vagina : membuka, tidak terdapat benjolan dan tidak
ada varises.
b. Serviks :
1) Posisi : Anterior
2) Keadaan : Membuka, elastis
3) Pembukaan : 5 cm
4) Efficement : 10 %
c. Kulit ketuban :Utuh, menonjol
d. Presentasi :Kepala
e. POD (Point of direction) :Belum terkaji
f. Penyusupan :Belum terkaji
g. Penurunan bag. Terbawah : Hodge I
3. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

E. Analisa
Ny. R Umur 35 Tahun G 3P 2A 0 Usia Hamil 39 Mgg Janin Tunggal Hidup
Intrauterine, Letak Membujur Ʉ , Puka Inpartu Kala I Fase Laten.
Masalah : Ibu belum mengetahui cara mengurangi nyeri dan cara meneran yang
baik.
Kebutuhan : Konseling tentang menejement nyeri dan mengajari ibu cara
meneran yang baik.
F. Penatalaksanaan
Tanggal : 10 Oktober 2022 Pukul : 23.30 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa kondisi ibu dalam keadaan
sehat dan normal dan akan dilakukan pemeriksaan kembali 4 jam kedepan
atau jika sudah ada gejala kala II.
Hasil :Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan tampak lega.
(Tekanan darah 130/90 mmHg, pembukaan 1 cm, dan kondisi janin baik DJJ
146 ×/menit).
2. Memberikan semangat pada ibu, meyakinkan pada ibu bahwa proses
persalinanya akan lancar dan bidan akan membantu ibu semaksimal mungkin.
Hasil : Ibu mengatakan akan berpikiran dan yakin bahwa proses persalinanya
akan lancar.
3. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri agar mengoptimalkan aliran darah ke
jantung dan janin ibu, dan juga untuk mempercepat proses penurunan kepala
bayi.
Hasil :Ibu mengerti dan tidur dengan posisi miring ke kiri.
4. Menganjurkan salah satu dari keluarga (suami atau keluarga) untuk
mendampingi ibu.
Hasil :Suami sudah mendampingi ibu.
5. Melakukan masase pada punggung ibu, yaitu dengan melakukan gosokan
lembut dengan kedua telapak tangan dan jari pada punggung ibu pada 2 jari
dibagian leher bawah kearah luar menuju sisi tulang rusuk selama 30 menit
dengan frekuensi 40 x gosokan/menit, masase tersebut dapat merangsang
keluarnya hormone endorphin yang membuat ibu merasa nyaman sehingga
rasa nyeri berkurang.
Hasil :Ibu terlihat lebih tenang dan nyaman.
6. Mengajarkan dan menganjurkan ibu untuk tidak mengejan selama kontraksi
karena pembukaan belum lengkap, sehingga dianjurkan melakukan napas
panjang di saat kontraksi, yaitu tarik napas yang panjang dari hidung dan
hembuskan pelan – pelan melalui mulut. Teknik ini akan memberikan ibu dan
bayi ekstra oksigen, berfungsi sebagai sinyal pada tubuh untuk lebih bersantai
dan fokus.
Hasil :Ibu dapat melakukan teknik napas panjang dengan benar saat terasa
kencang – kencang.
7. Memberikan minuman maniskepada ibu disela – sela kontraksi, karena saat
proses persalinan ibu membutuhkan energi yang ekstra untuk tenaga
mengejan, sehingga meminum minuman manis akan menambah energi ibu.
Hasil : Ibu meminum teh manis anget saat tidak ada kontraksi.
8. Memberikan pilihan kepada ibu mengenai macam – macam posisi meneran,
diantaranya yaitu posisi jongkok, posisi berdiri, posisi miring ke kiri, maupun
posisi dorsal recumbent
Hasil :Ibu memilih posisi dorsal recumbent.
9. Menyiapkan partus set
Hasil : Partus set telah siap.
10. Melakukan pengawasan 10 dan partograf.
Hasil :Telah dilakukan pengawasan 10 dan partograf.

TABEL PENGAWASAN 10
Jam KU TD N S RR HIS BR VT DJJ PPV KK
24.00 Baik 120/80 88 36.5 22 3x/10’/35’’ - 136 LD -
00.30 Baik 88 22 3x/10’/45’’ - 133 LD -
01.00 Baik 83 23 4x/10’/50’’ - 138 LD -
01.30 Baik 122/75 88 36.4 22 4x/10’/50’’ - 6 cm 135 LD -
02.00 Baik 89 21 5x/10’/50’’ - 134 LD -
02.30 Baik 83 22 5x/10’/50’’ - 135 LD -
03.00 Baik 120/80 86 36.8 22 5x/10’/50’’ - 10 cm 134 LD -
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny. R
Hari/ Tanggal : Rabu, 11 Oktober 2022
Jam : 01.30 WIB
Tempat : Puskesmas Cepiring
Catatan Perkembangan Persalinan Kala 1 Fase Aktif
Subjektif (S) Ibu mengatakan perutnya terasa kencang-kencang yang sudah
lumayan sering.
Objektif (O) Keadaan umum : baik, Kesadaran : composmentis
TD : 122/77
Nadi : 88 x/ menit
His : 4x dalam 10 menit, lamanya 50 detik
DJJ : +/ 133 x/ menit
Efficement : 60%
VT : 6 cm
KK : negatif
Presentasi : kepala
POD : belum terkaji
Penyusupan : belum terkaji
Penurunan bagian terbawah : 2/5
Analisa (A) Ny. R Umur 35 Tahun G 3 P 2 A 0 Usia Hamil 39Mgg Janin Tunggal
Hidup Intrauterine, Letak Membujur Ʉ , Puka Inpartu Kala I Fase
Aktif.
Penatalaksanaan Tanggal :11 Oktober 2022 Jam : 01.30 WIB
(P) 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, keadaan ibu dan janin
normal. (TD : 122/77 x/menit, pembukaan 6 cm, DJJ : 133
x/menit).
Hasil : Ibu terlihat lega dengan hasil yang disampaikan.
2. Menganjurkan ibu untuk tidur posisi miring ke kiri agar
mempercepat penurunan kepala bayi dan asupan oksigen
janin terpenuhi.
Hasil : Ibu paham, dan tidur posisi miring kiri.
3. Menganjurkan ibu untuk minum atau makan disela-sela his,
agar tenaga tetap terpenuhi.
Hasil : Ibu paham, dan minum dibantu suami.
4. Menganjurkan suami untuk selalu mendampingi ibu, suami
bisa membantu masasse punggung ibu.
Hasil : Suami mengerti dan segera melakukan masasse pada
punggung ibu.
5. Memberitahu ibu untuk tidak mengejan jika merasa
kencang-kencang karena pembukaan belum lengkap, dan
mengajarkan teknik relaksasi yaitu menarik nafas panjang
dari hidung dan dikeluarkan lewat mulut saat kontraksi.
Hasil : Ibu mengerti dan segera menarik nafas panjang
apabila terasa ingin mengejan.
6. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa akan dilakukan
pemeriksaan kembali kurang lebih 4 jam kedepan atau jika
ada indikasi dalam pemantauan kemajuan persalinan ibu.
Hasil : Ibu dan keluarga terlihat paham.
7. Melakukan pengawasan 10 dan partograf.
Hasil : Telah dilakukan pengawasan 10 partograf.
Nama : Ny. R
Hari/ Tanggal : Rabu, 11 Oktober 2022
Jam : 03.00 WIB
Tempat : Puskesmas Cepiring
Catatan Perkembangan Persalinan Kala II
Subjektif (S) Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng yang semakin sering,kuat,
dan teratur
Ibu mengatakan seperti ingin BAB yang tidak bisa ditahan (ingin
mengejan).
Objektif (O) KU : Baik, Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 120 /80 mmHg,
N : 84 x permenit
RR : 20 x permenit,
T : 37 0 C
Kandung Kemih : Kosong
Penurunan bag. Terbawah : 1/5
His : 5 x /10 menit lama 50 detik
DJJ : 134 x/menit
VT : ∅ 10 cm
Effacement 100%
KK (-), KK jernih
Penyusupan 0
Vulva membuka, anus dan perinium menonjol.
Analisa (A) Ny. R Umur 35 Tahun, G3 P2 A0 Usia Hamil 39 Minggu, Janin
Tunggal Hidup Intra Uterine Letak Membujur Presentasi Kepala Ʉ
Puka Inpartu Kala II.
Penatalaksanaan Tanggal :11 Oktober 2022 Jam : 03.00 WIB
(P) 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
Hasil Ibu mengerti
2. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
ibu jangan mengejan dahulu sebelum dipimpin oleh bidan
atau terjadi kontraksi.
Hasil : Ibu mengatakan mengerti dan mengejan jika merasa
kencang-kencang
3. Menyiapkan posisi dorsal recumben yang sudah dipilih
oleh ibu dalam meneran.
Hasil :Ibu dalam posisi dorsal recumbent
4. Membimbing ibu untuk meneran yaitu seperti ingin
BAB dan tanpa bersuara.
Hasil : Ibu meneran dengan tepat
5. Memeriksa DJJ sesudah kontraksi berhenti
Hasil : DJJ 134x/menit
6. Memimpin ibu untuk meneran pada saat ada his dan
istirahat (menganjurkan minum dan makan) bila tidak ada
his.
Hasil : Ibu mengikuti anjuran bidan dan minum saat tidak
ada his
7. Menyiapkan handuk di atas perut ibu dan memasang
handuk di atas perut ibu, meletakkan kain lipat 1/3 bagian
di bawah bokong ibu dan membuka partus set
Hasil : persiapan persalinan sudah siap, kepala janin terlihat
5-6 cm pada vulva
8. Menolong kelahiran bayi
a. Kepala
1) Menahan perineum saat sub occiput tampak di
bawah sympisis dengan tangan kanan sementara
tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak
terjadi defleksi terlalu cepat
2) Meminta ibu untuk berhenti mengejan dan bernapas
pendek-pendek saat diameter terbesar kepala janin
tampak di vulva
3) Menunggu kepala bayi selesai melakukan putaran
paksi luar
Hasil : Kepala lahir, tidak ada lilitan tali pusat
b. Melahirkan bahu
Setelah bayi melakukan putaran paksi luar, letakkan
kedua tangan secara biparietal dengan lembut menarik
bayi ke bawah untuk melahirkan bahu atas dan
menarik ke atas untuk melahirkan bahu bawah
Hasil : Kedua bahu sudah lahir
c. Melahirkan badan bayi
Setelah bahu lahir, tangan menyusuri mulai dari kepala
bayi, badan dan memegang kedua mata kaki bayi
dengan hati-hati untuk membantu kelahiran badan
Hasil : Bayi laki - laki lahir spontan dan menagis kuat,
pukul 03.25 WIB.
9. Melakukan penanganan bayi baru lahir
a. Meletakkan bayi di atas perut ibu dan
mengeringkannya
b. Menghisap lendir
c. Mengganti handuk basah dengan kain kering
d. Menjepit tali pusat 3 cm dari pusat bayi, dan menjepit
klem kedua 2 cm dari klem pertama, memotong
talipusat di antara kedua klem
e. Meletakkan bayi di atas payudara ibu dan diselimuti
(penatalaksanaan IMD).
Hasil : Bayi sudah dikeringkan, talipusat sudah
dipotong, bayi berada di atas dada ibu
f. Melakukan penilaian APGAR 1 menit pertama
Hasil : Skor APGAR 9.

Nama : Ny. R
Hari/ Tanggal : Rabu, 11 Oktober 2022
Jam : 03.25 WIB
Tempat : Puskesmas Klambu
Catatan Perkembangan Persalinan Kala III
Subjektif (S) S : Ibu mengatakan perut bagian bawah terasa mulas.
Objektif (O) KU : Baik, Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 124 / 80 mmHg, N : 90 x permenit
RR : 24 x permenit, T : 37 0 C
Kandung Kemih : Kosong
Plasenta belum lahir
Uterus : Globular
TFU : Setinggi pusat
Analisa (A) Ny.R Umur 35 Tahun P3A0 Inpartu Kala III.
Penatalaksanaan Tanggal :11 Oktober 2022 Jam : 03.25 WIB
(P) 1) Memastikan kembali uterus untuk memeriksa adanya janin
kedua.
Hasil : Janin tunggal, TFU setinggi pusat
2) Memberitahu bahwa ibu akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi dengan baik.
Hasil : Ibu bersedia untuk disuntik
3) Melakukan injeksi oksitosin 10 IU secara IV.
Hasil : Oksitosin telah diinjeksikan
4) Memindahkan klem 5-10 cm di depan vulva.
Hasil : Klem sudah dipindah
5) Meletakkan tangan kiri di atas uterus untuk memeriksa
pelepasan plasenta
Hasil : Tanda-tanda pelepasan plasenta Nampak (tali pusat
memanjang, semburan darah mendadak dan singkat,
meningginya tinggi fundus uterus, dan kontrkasi fundus).
6) Melakukan dorso kranial saat kontraksi dan melakukan PTT
Hasil : PTT telah dilakukan
7) Melakukan penegangan tali pusat dan dorongan dorso
kranial hingga plasenta terlepas
Hasil : plasenta terlihat di introitus vagina
8) Melahirkan plasenta dengan menangkap dan memilin searah
jarum jam
Hasil : Plasenta lahir lengkap jam 03.35
9) Melakukan masase uterus dan menganjurkan keluarga untuk
melakukan masase
Hasil : Kontraksi baik
10) Memeriksa plasenta dan memasukkan ke dalam wadah
Hasil : Kotiledon lengkap, selaput dan korion lengkap

Nama : Ny. R
Hari/ Tanggal : Rabu, 11 Oktober 2022
Jam : 03.35 WIB
Tempat : Puskesmas Cepiring
Catatan Perkembangan Persalinan Kala IV
Subjektif (S) Ibu mengatakan perutnya terasa mulas.
Objektif (O) KU : Baik, Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 84 x permenit
RR : 24 x permenit, T : 36.4 0 C
Kandung Kemih : Kosong
Kontraksi : Keras
Uterus : Teraba Keras
TFU : 2 Jari dibawah pusat
Perdarahan : ±150cc
Analisa (A) Ny R Umur 35 Tahun P 3A0 Inpartu Kala IV.
Penatalaksanaan Tanggal :11 Oktober 2022 Jam : 03.50 WIB
(P) 1. Memeriksa robekan/laserasi jalan lahir.
Hasil : robekan perineum derajat 2, tidak berdarah
2. Melakukan penyuntikan Lidocaine secara subkutan,
bertujuan untuk membuat mati rasa sebagian area yang akan
dijahit (obat bius lokal)
Hasil : Ibu bersedia diberikan suntikkan
3. Melakukan heacting perineum
Hasil : Telah dilakukan heacting perineum
4. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan
Hasil : uterus berkontraksi dengan baik dan perdarahan
dalam batas normal
4.Membersihkan ibu dengan air DTT, dan melakukan
dekontaminasi tempat dan peralatan yang digunakan dengan
larutan clorin 0,5%
Hasil : ibu mengatakan sudah nyaman, tempat dan peralatan
sudah di dekontaminasi dengan larutan clorin 0,5%
5. Melakukan pemantauan kala IV. Setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
Hasil : telah dilakukan pemantauan kala IV dan telah
didokumentasikan dalam partograf.
6.Setelah dilakukan IMD 1 jam dilakukan pemberian salep mata dan
menyuntikan vit K 0.5 mg secara IM, lalu dilakukan antropometri
bayi, dilanjutkan dengan pemberian Hb0 0,5 ml.
Hasil : Bayi BB : 3300 gr, PB : 50 cm, LK: 33 cm, LD : 34 cm,
Lila : 12 cm
Telah diberikan salep mata dan injeksi vit K paha kiri dan injeksi
Hb0 paha kanan.

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan pengkajian dan memberikan asuhan pada ibu


bersalin Ny. R di Puskesmas Cepiring, maka penulis mendapatkan data sebagai
berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan oleh penulis dengan anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan umum, sehingga kebutuhan penulis akan data klien lengkap sehingga
mendukung penetapan diagnosa. Persamaan dan perbedaan pengkajian antara teori
dan praktek
PENGKAJIAN TEORI PRAKTEK
DS Identitas pasien Nama, Umur, Agama, Sama dengan teori
dan penanggung Pendidikan,Pekerjaan, Suku,
jawab Alamat
Alasan datang Ada alasan datang dan Sama dengan teori
keluhan utama pasien
Riwayat kesehatan Kesehatan sekarang, dahulu, Sama dengan teori
dan keluarga
Riwayat obstetrik Riwayat haid, riwayat Sama dengan teori
kehamilan dan persalinan
lalu,riwayat perkawinan,
kehamilan sekarang, dan KB
Pola pemenuhan Pola nutrisi,istirahat, Hanya ada pola
kebutuhan sehari – aktivitas,eliminasi, personal nutrisi, aktivitas,
hari hygiene,psico,sosial, dan eliminasi
cultural,tingkat pengetahuan
DO KU,Tanda – tanda Kesadaran, TD, N, RR, T Sama dengan teori
vital
Status present Head to toe Hanya sebagian
yaitu muka, mata,
abdomen, vulva
dan ekstrimitas
serta genitalia
Status obstetrikus Muka, mamae, abdomen, Sama dengan teori
vulva
Pemeriksaan lain Leopold, refleks patella, Leopold dan
pemeriksaan dalam, dan
pemeriksaan penunjang pemeriksaan dalam

2. Analisa
Analisa yang ada pada praktek umumnya sudah sesuai dan sama dengan
teori asuhan persalinan.
3. Penatalaksanaan
Pada penanganan persalinan pada Ny.R ini asuhan kebidanan yang
dilakukan adalah metode asuhan persalinan normal (APN). Namun metode APN
ini tidak dilakukan sepenuhnya dan runtut seperti teori. Hal ini terjadi karena
tuntutan situasi yang ada. Walaupun demikian, penanganan persalinan tetap
berprinsip pada ibu dan bayi selamat serta asuhan sayang ibu dan bayi.
Ada beberapa kesenjangan antara di teori dan praktik, dalam teori setelah
bayi lahir sebaiknya langsung setelah diberikan injeksi vitamin K dan salep mata
kemudian 1 jam kemudian dilakukan pemberian imunisasi HB 0, namun dalam
praktik imunisasi HB 0 diberikan sesaat kemudian setelah pemberian vitamin K
dan dalam waktu kurang dari 1 jam.
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian pada pemeriksaan Ny. R usia 35 tahun bahwa tidak
terdapat kendala atau masalah pada persalinannya hasilnya baik secara
pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang. Persalinan dilakukan sesuai
dengan APN. Dari keseluruhan pemeriksaan klien sangat kooperatif dan
memberikan balasan yang positif sehingga pemeriksaan dapat berjalan dengan
kondusif dan sesuai dengan teori yang ada.
B. Saran
Setelah dilakukan pembahasan pada laporan kasus asuhan persalinan pada Ny. R
umur 35 tahun di Puskesmas Cepiring kabupaten Kendal diharapkan laporan
kasus ini dapat bermanfaat kepada seluruh lapisan masyarakat. Maka penulis ingin
memberikan saran kepada pihak terkait
2) Bidan
Diharapkan untuk tetap meningkatkan keterampilan dan pengetahuan agar
memberikan pelayanan yang akan diterapkan dalam asuhan yang akan
diberikan.
3) Klien
Diharapkan klien memberikan kepercayaan kepada petugas sehingga akan
mewujudkan hasil yang lebih maksimal
4) Keluarga
Diharapkan untuk mengikuti saran yang diberikan nakes sehingga dapat
memberikan dukungan kepada klien dengan sepenuhnya.

You might also like