You are on page 1of 4

Modul Sesi Kesepuluh Praktek Hukum Pidana

SIDANG KESEMBILAN

P L E D O I / NOTA PEMBELAAN

Setelah Jaksa Penuntut Umum membacakan Surat Tuntutannya atau Requisitoir maka
Jaksa Penuntut Umum akan memberikan foto copy surat tuntutan tersebut kepada
Majelis Hakim, Terdakwa dan Penasehat Hukum sebagai kajian dalam menyusun
Pledoi.

Selanjutnya Majelis Hakim akan menanyakan kepada Penasehat Hukum tentang waktu
kesiapan dalam menyusun nota pembelaan atau Pledoi. Dalam praktek Penasehat
Hukum meminta waktu selama satu minggu untuk menyusun nota pembelaan tersebut
dan persidangan ditunda oleh Majelis Hakim sampai waktu minggu depannya.

Pledoi atau Nota Pembelaan adalahsebuah surat yang dibuat oleh Penasehat Hukum
atau Terdakwa yang isinya memuat pendapatnya tentang tindak pidana yang
didakwakan, diajukan dan dibaca di muka persidangan dengan tujuan mempengaruhi
pendapat hakim bahwa terdakwa tidak bersalah atau setidaknya meringankan
pertanggung jawaban pidana terhadap diri Terdakwa.

Lalu bagaimana menyusun nota pembelaan tersebut apakah ada pedoman atau tidak
dalam menyusun nota pembelaan tersebut. Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana ( KUHAP ) sebagai pedoman dalam beracara pidana tidak memberikan patokan
atau tata cara bagaimana menyusun nota pembelaan. Hal yang sama terhadap
penyusunan surat dakwaan atau surat tuntutan.

Penyusunan Nota Pembelaan diserahkan sepenuhnya kepada Penasehat Hukum.


Sebagai Penasehat Hukum yang professional tentunya wajib membuat pembelaan
yang sebaik-baiknya dengan sistimatika yang logis, dalam bahasa yang muda
dimengerti yang isinya memuat kaedah-kaedah ilmiah yang tepat. Ada empat syarat
yang diperlukan dalam menyusun nota pembelaan, yaitu :
1. Menguasai Hukumnya, baik materiil maupun formil khususnya yang berhubungan
dengan kasus yang sedang dihadapi.

2. Menguasai kasusnya secara detail

3. Memiliki pengalaman yang cukup sebagai Penasehat Hukum

4. Memiliki moral yang terpuji dan bertanggung jawab pada pekerjaan dan klien

Meskipun tidak ada pedoman yang resmi dalam membuat nota pembelaan , namun
berdasarkan pengalaman berpraktik di Pengadilan sistimatikaNota pembelaan adalah :

A. JUDUL

 Bisa diambil dari berbagai sumber untuk dijadikan judul, seperti.” Wahai orang-
orang yang beriman , jadilah kamu para penegak keadilan karena Allah,
(ketika ) menjadi saksidengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap
suatu kaum medorong kamu berlaku tidak adil. Brlaku adillah, karena adil
lebih dekat kepada taqwa dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan- Al-Quran Surat
Almaidah ayat 8. Atau bisa juga dengan slogan “ lebih baik melepas seratus
orang bersalah daripada menghukum seorang yang tidak bersalah”
 Judul seperti tersebut di atas dicantumkan dalam pledoi dimana Penasehat
Hukum berkeyakinan penuh bahwa kliennya tidak bersalah.
 Judul haruslah tepat dan mempunyai arti yang berguna dalam pembelaan.

B. Pendahuluan

Pada pendahuluan ini dimuat tentang hal-hal sebagai berikut :

 Kalimat pembukaan yang isinya berupa penghargaan dan harapan kepada


majelis hakim.
 Identitas terdakwa dan tindak pidana yang didakwakan

C. Fakta-fakta

Dari proses pembuktian dalam persidangan, maka didapati berbagai fakta. Fakta
tersebut haruslah dicatat dan disusun secara sistematis mulai dari saksi pertama
(korban) sampai saksi terakhir dilanjutkan dengan keterangan ahli, surat-surat dan yang
terakhir Keterangan Terdakwa.

D. Kontruksi Peristiwa

Pada bagian ini Penasehat Hukum haruslah dapat menyusun kontruksi peristiwa yang
sebenarnya terjadi . Apa yang terdapat dalam surat dakwaan ataupun yang diuraikan
dalam surat tuntutan yang didasarkan pada Berita Acara Pemeriksaan tidak dapat
dijadikan dasar dalam menyusun kontruksi peristiwa sebenarnya. Apa yang terjadi
dalam persidangan merupakan hal utama yang dijadikan dasar dalam menyusun
kontruksi peristiwa.

E. Pembahasan.

Dari fakta-fakta yang didapati dalam persidangan kemudian disusun kontruksi


kejadiannya untuk selanjutnya dianalisis. Ada beberapa cara untuk menganalisis
konstruksi kejadia tersebut :

 Menguraikan unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan


 Mencocokkan apakahsetiap unsur ada hubungannya dengan tindak
pidana yang didakwakan.
 Menggunakan logika hukum dan doktrin hukum sehinggah dalam
menganalisis dan membahas permasalahan menjadi sempurna.

F. Kesimpulan dan Permintaan.

* Pada kesimpulan berisi tentang pendapat Penasehat Hukum tentang :

- Tidak bersalahnya terdakwa dalam melakukan tindak pidana yang


didakwakan, oleh karenanya terdakwa harus dibebaskan.
- Sekurang-kurangnya terdapat hal-hal menyebabkan hapusnya kesalahan
atau sifat melawan hukum.
- Terdapat hal-hal yang meringankan kesalahan dan beban pertanggung
jawaban.

* Pada permintaan berisi tentang permohonan kepada majelis hakim agar amar
putusan sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh penasehat hukum. Atau
setidaknya agar majelis hakim menjatuhkan pidana yang seringan-ringannya kepada
terdakwa.

You might also like