You are on page 1of 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

A YANG MENGALAMI DHF


DI RUANGAN RUBY
RS KARTINI LEBAK

Disusun oleh :
Ustika Lestari
202001053

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK


Jln. Jend Sudirman Km. 2 Rangkasbitung, 42315
Telp. (0252) 201116 / 209831
Email : akper@yahoo.co.id Website : www.akperyatna.co.id
LEBAK-BANTEN
A. Pengertian DHF
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue
haemorrhagicfever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan
plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan
cairan dirongga tubuh. Sindrome renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam
berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Nurarif & Hardhi, 2015).
Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat menyebar di seluruh wilayah WHO
dalam beberapa tahun terakhir. Virus dengue ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari
spesies Aedes aegyptidan, pada tingkat lebih rendah, A. albopictus. Penyakit ini tersebar
luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi lokal dalam risiko dipengaruhi oleh curah
hujan, suhu dan urbanisasi yang cepat tidak direncanakan (WHO,
2015).
Dengue adalah penyakit nyamuk yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus
dengue yang terkait erat dengan (DENV-1, -2, -3, dan -4). Infeksi dengan salah satu serotipe
dari DENV memberikan kekebalan terhadap serotipe tersebut untuk hidup, tapi tidak
memberikan kekebalan jangka panjang untuk serotipe lainnya. Dengan demikian, seseorang
bisa terinfeksi sebanyak empat kali, sekali dengan masing-masing serotipe.
Virus dengue ditularkan dari orang ke orang oleh nyamuk Aedes (paling sering
Aedes aegypti) (Centers for Disease Control and Prevention, 2009). Jadi DHF atau Dengue
Hemmorhagic Fever atau juga yang biasa kita sebut demam berdarah merupakan penyakit
yang tersebar luas di daerah tropis, penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk betina
terutama dari spesies Aedes aegypti. manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi
yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik.
Virus dengue ditularkan dari orang ke orang oleh nyamuk Aedes (paling sering Aedes
aegypti) http://eprint.poltekkesjogja.ac.id
B. Anatomi DHF

https://images.app.goo.gl/Wr63jePnbCb5TiAw6
C. Patofisiologi DHF
Manusia adalah inang (host) utama dari virus dengue. Nyamuk Aedes sp akan
terinfeksi virus dengue apabila menggigit seseorang yang sedang mengalami viremia,
kemudian virus dengue akan bereplikasi di dalam kelenjar liur nyamuk selama 8−12 hari.
Namun, proses replikasi ini tidak memengaruhi hidup nyamuk.
Kemudian, nyamuk ini akan mentransmisikan virus dengue jika menggigit manusia lain,
sehingga akan mengalami gejala setelah masa inkubasi rata-rata 4−7 hari (kisaran 3−14
hari). Virus dengue masuk ke dalam peredaran darah dan menginvasi leukosit untuk
bereplikasi. Pasien akan berstatus infeksius selama 6−7 hari setelah digigit nyamuk.
Leukosit akan merespon viremia dengan mengeluarkan protein cytokines dan interferon,
yang bertanggung jawab terhadap timbulnya gejala penyakit seperti demam, flu-like
symptoms, dan nyeri otot. Bila replikasi virus bertambah banyak, maka virus dapat masuk
ke dalam organ hati dan sumsum tulang.

D. Klasifikasi
1. Derajat 1 (ringan) Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya uji perdarahan
yaitu uji turniket.
2. Derajat 2 (sedang) Seperti derajat 1 disertai dengan perdarahan spontan pada kulit dan
atau perdarahan lainnya.
3. Derajat 3 Ditemukannya kegagalan sirkulasi seperti nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun.
4. Derajat 4 Terdapat Dengue Shock Sindrome (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan
darah tidak dapat diukur (Wijaya, 2013).

E. Tanda dan Gejala


 Fase Demam
 Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius;
 Nyeri kepala berat;
 Nyeri pada sendi, otot, dan tulang;
 Nyeri pada bagian belakang mata;
 Nafsu makan menurun;
 Mual dan muntah;
 Pembengkakan kelenjar getah bening;
 Ruam kemerahan sekitar 2–5 hari setelah demam
 Fase Kritis
 menjadi fase pengecohan karena penderita merasa sembuh fase kritis berlangsung
tidak lebih dari 24-38 jam
 Ditandai penurunan suhu tubuh hingga 37 derajat celcius
 Pasien memasuki resiko tertinggi untuk mengalami kebocoran pembuluh darah
Indikasi dini kebocoran pembuluh darah penderita
 muntah secara terus-menerus
 mimisan
 pembesar organ hati
 Nyeri perut
 Fase Penyembuhan
 Penderita kembali memasukkan demam kita tombol sebelah kanan dan normal
kembali cairan tubuh secara perlahan kembali pada 48-72 jam jam setelahnya
peningkatan nafsu makan penurunan gejala nyeri perut dan diuretik yang membaik
sel darah putih dan trombosit kembali normal.

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
A. Spesifik
1. Isolasi virus (Kultur)
Biakan sel dari nyamuk Aedes aegypti atau penderita, membutuhkan waktu 2 minggu,
merupakan cara diagnosa laboratorium yang terbaik karena hasilnya akan langsung
dapat diketahui sampai ada serotipenya (Gold Standard). Permasalahannya adalah
tindakan sulit dan biayanya.
2. Deteksi Antigen
molekuler
a. Hibridisasi DNA-RNA dan atau amplifikasi segmen tertentu dengan metode PCR
- Mahal
- rumit
- membutuhkan peralatan khusus
B. Antigen NS1
Suatu glikoprotein non struktural dari gen virus dengue
- Mendeteksi semua jenis virus dengue
- Berhubungan dengan replikasi virus
C. Serologi: Didasarkan atas timbulnya antibodi pada penderita yang terjadi setelah
infeksi -
Haemaglutination
Inhibition (HI)
- Complement Fixation
- Neutralization
- Enzyme Immuno Assay
- Ig M dan Ig G rapid
Ig M dan Ig G (Rapid)
- Rapid Captured Immunochromatographic Ig M dan Ig G
- Dapat mendeteksi infeksi dengue akut sekaligus membedakan infeksi primer (15
menit)
- membantu konfirmasi diagnosis klinis
- Dapat membedakan infeksi primer dan sekunder melalui (pengaturan) cut-off level Ig
M dan Ig G,
- Cut-off Ig M ditentukan untuk mendeteksi kadar antibodi yang muncul pada infeksi
virus dengue primer dan sekunder.
- Cut-off antibodi Ig G ditentukan hanya mendeteksi kadar antibodi tinggi yang khas
muncul pada infeksi virus dengue sekunder dan setara dengan titer HI > 1: 2560 (tes HI
sekunder)
B. Non Spesifik
o Hematologi
trombosit (AT) -> menurun (trombositopenia)
- Virus secara langsung menyerang megakariosit dan mieloid & trombosit oleh sistem
retikuloendotelial
- mulai menurun pada fase demam (hari 2 - 3) mencapai jumlah terendah pada hari 5
akan meningkat kembali dengan cepat pada hari 6 –7 mencapai jumlah normal pada hari
7 – 10
- derajat terombositopenia berhubungan dengan beratnya penyakit
o Hematokrit (Hmt) dan hemoglobin (Hb)
- Hmt meningkat > 20% -> hemokonsentrasi
- Hb -> bila terjadi perdarahan Hb menurun sehingga Hmt bisa menurun atau tetap
meskipun terjadi hemokonsentrasi -> hati-hati bila Hmt untuk memonitor
o Limfosit Plasma Biru (LPB) -> > 5%
Merupakan suatu limfosit reaktif karena adanya peningkatan DNAdalam nuleus dan
RNA dalam itoplasma yang disebabkan oleh adanya respon imun terhadap virus
Jumlah lekosit (AL) dan hitung lekosit (HJL)
- Al
menurun - HJL ® monositosis
- Jumlah monosit absolut berbanding terbalik dngan jumlah trombosit
- Seakin tinggi jumlah monosit ® semakin banyak monosit yang terinfeksi -> penyakit
semakin berat
o Waktu protrombin (PTT)
Untuk mengetahui adanya gangguan faktor ekstrinsik (faktor III dan faktor VII) ->
memanjang
o Activated prothrombin time (APTT)
Untuk mengetahui adanya gangguan faktor intrinsik (F XII, XI, IX, X, II dan I) ->
memanjang
o Fibrinogen -> turun
D-dimer, kalau meningkat menunjukkan adanya Disseminated Intravascular Coagulation
(DIC)
o Kimia
Transaminase (SGPT dan SGOT) -> meningkat
https://pantirapih.or.id/rspr/pemeriksaan-laboratorium-penderita-demam-dengue-df-dan-
demam-berdarah-dengue-dhf/
G. Penatalaksanaan DHF
Penatalaksanaan DHF menurut (Centers for Disease Control and
Prevention, 2009), yaitu :
- Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan banyak
istirahat.
- Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu
mereka. anak-anak dengan dengue beresiko untuk demam kejang selama
fase demam.
- Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan nonsteroid lainnya, obat
anti inflamasi karena mereka meningkatkan risiko perdarahan.
- Memantau hidrasi pasien selama fase demam
- Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan pantau
output urine
- Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka mungkin
perlu cairan IV.
- Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian
kapiler, nadi, tekanan darah, dan Output urine.
- Lakukan penilaian hemodinamik, cek hematokrit awal, dan jumlah
trombosit.
- Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai yg
normal.
- Fase kritis DBD dimulai dengan penurunan suhu badan sampai yg normal
dan berlangsung 24-48 jam.
Pasien dengue haemorrhagic fever (DHF) sebaiknya dirawat inap untuk observasi
ketat, terutama saat fase kritis. Penanganan DHF tergantung tanda bahaya pada pasien,
terdiri dari rehidrasi intravena. Pemberian transfusi darah, berupa packed red cells atau fresh
whole blood, umumnya diperlukan pada komplikasi perdarahan.
Rehidrasi Intravena
Pada pasien DHF diberikan cairan isotonik secara intravena, seperti salin normal (NaCl
0,9%), ringer laktat, atau cairan Hartmann dengan dosis pemberian:
Berikan awal 5−7 mL/kgBB/jam selama 1−2 jam
Kurangi menjadi 3−5 mL/kgBB/jam selama 2−4 jam
Kurangi kembali menjadi 2−3 mL/kgBB/jam, kemudian cek hematokrit
Jika hematokrit tetap atau membaikl, maka tetap berikan 2−3 mL/kgBB/jam selama 2−4 jam
Jika hematokrit meningkat atau pasien memburuk, maka berikan 5−10 mL/kgBB/jam
selama 1−2 jam
Lakukan pemeriksaan klinis pasien dan hematokrit secara berulang setiap 1-4 jam untuk
menentukan dosis terapi cairan
Berikan dosis rumatan[1-3]
Monitoring Berkala
Pada pasien DHF, harus dilakukan monitoring untuk memantau perkembangan penyakit dan
menentukan tata laksana. Monitoring terdiri dari:
Urine output setiap 4−6 jam, dengan sasaran 0,5 mL/kgBB/jam
Tanda-tanda vital dan perfusi perifer setiap 1−4 jam, sampai pasien keluar dari fase kritis
Hematokrit sebelum dan sesudah pemberian cairam, atau setiap 6−12 jam
Gula darah dan fungsi organ, seperti ginjal, liver, dan profil koagulasi (prothrombin time,
activated partial thromboplastin time, fibrinogen, dan D dimer)[1-3]
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/demam-dengue/
penatalaksanaan#:~:text=Penatalaksanaan%20Demam%20Berdarah%20Dengue&text=Pada
%20pasien%20DHF%20diberikan%20cairan,jam%20selama%202%E2%88%924%20jam
H. Penyebab DHF
Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
diperantai oleh nyamuk Aedes Aegepty dan Aedes Albopictus. Virus penyebab demam
berdarah dengue itu sendiri ada 4 jenis berbeda, yaitu virus DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4. Namun, perlu dipahami bahwa tidak semua nyamuk Aedes pasti membawa virus
dengue.
https://www.alodokter.com/demam-berdarah/penyebab#:~:text=Demam%20berdarah
%20disebabkan%20oleh%20virus,di%20pagi%20dan%20sore%20hari
I. Komplikasi DHF
Perdarahan Disebabkan oleh perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit dan
koagulopati, dan trombositopeni dihubungkan meningkatnya megakoriosit muda dalam sel-
sel tulang dan Page 15-25 pendeknya masa hidup trombosit. (Hadinegoro, 2008)
http://eprint.poltekkesjogja.ac.id
J. Patway
K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan pengumpulan informasi subjektif dan objektif, dan
peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik. Informasi subjektif,
misalnya dengan wawancara pasien/ keluarga. Sedangkan informasi objektif,
misalnya dengan pengukuran tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik (Herdman,
2015) .
Data yang perlu dikaji yaitu :
Identitas Pasien Yang perlu dikaji meliputi nama, no rekam medis, umur, jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, status, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian.
Keluhan Utama Keluhan yang sering muncul pada pasien DHF dengan masalah
keperawatan hipertermia adalah pasien mengeluh badannya demam atau panas.
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu meliputi pernah menderita DHF atau tidak, riwayat
kurang gizi, riwayat aktivitas sehari-hari, pola hidup (life style).
Riwayat Kesehatan Sekarang Riwayat kesehatan sekarang yang dikaji meliputi suhu
tubuh meningkat, mukosa mulut kering, terdapat ruam pada kulit (kemerahan).
Riwayat Kesehatan Keluarga Riwayat adanya penyakit DHF dalam anggota
keluarga.
Fisiologis Hipertermia
terdiri dari gejala dan tanda mayor, dan gejala dan tanda minor. Adapun gejala dan
tanda mayor, dan gejala dan tanda minor, yaitu :
1) Gejala dan Tanda Mayor Suhu tubuh di atas nilai normal
2) Gejala dan Tanda Minor
a) Kulit merah
b) Kejang
c) Takikardia
d) Takipnea
e) Kulit terasa hangat (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2394/3/BAB%20ii.pdf.
2. Diagnosa Keperawatan
a) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue ditandai
b) dengan suhu tubuh diatas nilai normaKekurangan volume cairan ( Hipovolemia )
berhubungan dengan
c) peningkatan permeabilitas kapiler ditandai dengan mukosa bibir
d) kering
e) Hipovolemia b.d. kehilangan cairan aktif
f) Risiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk
g) makan) makanan ditandai dengan berat badan menurun
h) Risiko Perdarahan berhubungan dengan gangguaan koagulasi
i) (penurunan trombosit) ditandai dengan trombositopenia
j) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai
dengan mengeluh lelah
http://repo.stikesperintis.ac.id.pdf.

3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
Keperawata Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi
n
Hipertermia Setelah dilakukan intervensi Observasi
b.d. proses keperawatan selama 3x24 jam, -Identifikasi penyebab hipertermia
penyakit Hipertermia menurun dengan -Monitor TTV
demam kriteria hasil: -Monitor keluaran urin
tifoid -Pucat menurun
-Takikardi menurun Terapeutik
(60-100x/menit) -Sediakan lingkungan yang dingin
-Takipnea menurunn -Longgarkan atau lepaskan pakaian
(12-20x/menit) -Basahi dan kipasi permukaan tubuh
-Suhu tubuh membaik (36-37.5oc) -Berikan cairan oral
-Suhu kulit membaik (36-37.5oc) -Lakukan pendinginan eksternal
-Pengisian kapiler membaik (<3 Edukasi
detik) -Anjurkan tirah baring
-Tekanan darah membaik
(120/80mmHg) Kolaborasi
-Pemberian obat oral
Hipovolemia Setelah dilakukan intervensi Observasi
b.d. keperawatan selama 3x24 jam,  Periksa tanda dan gejala
kehilangan Hipovolemia menurun dengan hipovolemia (mis. frekuensi nadi
cairan aktif kriteria hasil: meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan
 Kekuatan nadi meningkat nadi menyempit,turgor kulit
 Volume urin meningkat menurun, membrane mukosa

 Turgor kulit meningkat kering, volume urine menurun,

 Perasaan lemah menurun hematokrit meningkat, haus dan


lemah)
 Tekanan nadi membaik
 Monitor intake dan output cairan
 Membran mukosa membaik

Terapeutik
 Berikan posisi modified
trendelenburg
 Berikan asupan cairan oral

Edukasi
 Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
 Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV

Risiko Setelah dilakukan intervensi Observasi


defisit keperawatan selama 3x24 jam,  Identifikasi status nutrisi
nutrisi b.d. Risiko Defisit Nutrisi menurun  Identifikasi alergi dan intoleransi
faktor dengan kriteria hasil: makan
psikologis  Identifikasi makanan yang disukai
(keengganan  Porsi makanan yang dihabiskan  Monitor berat badan
untuk meningkat  Pemberian makanan cukup nutrisi
makan)  Verbalisasi keinginan untuk (tinggi kalori dan protein serta
makan meningkat rendah lemak)
 IMT membaik (19-25)
Edukasi
 Nafsu makan membaik
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Bising usus membaik
(5-30x/menit)
Kolaborasi
Pemberian suplemen, jika perlu
Konsep Tumbuh Kembang Anak

A. Definisi
Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan morfologi,
biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas/dewasa.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler.
Berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan. Sehingga
dapat diukur dengan satuanpanjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemapuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan vahasa serta sosialisasi dan
kemandirian.
Pertumbuhan terjadi secara stimultan dengan perkembangan. Berbeda dengan
pertumbuham, perkmbangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya,misalnya perkembangan sistem neuromuskuler,
kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi.

B. Tujuan Umum Ilmu Tumbuh Kembang yaitu:


1) Memahami pola normal tumbuh kembang anak
2) Memahami faktor-faktor yang terkait dengan tumbuh kembang anak
3) Melakukan upaya-upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang
fisik,mental/kognitif, kemampuan sosial-emosional.
4) Melakukan deteksi dini terhadap kelainan tumnuh kembang dengan cara melakukan
skrining rutin serta melakukan assessment untuk menegakkan diagnosis dan mencari
penyebab
5) Melakukan tatalaksana yang komperhensif terhadap masalah-masalah yang terkait
dengan tumbuh kembang anak,serta melakukan upaya pencegahan

C. Ciri –ciri tumbuh kembang


Menurut Hurlock EB dalam Soetjiningsih tumbuh kembang anak mempunyai cirri-
ciri tertentu, yaitu:
1) Perkembangan melibatkan perubahan (Development involves change)
2) Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan lanjutannya (Early development
more critical than critical than later development)
3) Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar (Development is the product of
maturation and the leaning)
4) Pola perkembangan dapat diramalkan (the developmental patenrt is predicable)
5) Pola perkembangan mempenyai karakteristik yang dapat diramalkan(the developmental
pattern has predicable characteristic).
6) Terdapat perbedaan individu dalam suatu perkembangan (there individual defferences the
development)
7) Terdapat periode/tahapan dalam pola perkembangan (there are periods in the development
pattern)
8) Terdapat harapan sosial untuk setiap periode perkembangan (there are social expectation for
every developmental period).
9) Setiap area perkembangan mempunyai potensi resiko (every area of developmens has
potensial hazards).

D. Pola tumbuh kembang


Pola pertumbuhan fisik yang terarah
1) Cephalocaudal
Merupakan pola pertumbuhan dari arah kepala ke kaki (head-to-tail-
direction), ditandai dengan berkembangnya bagian kepala pertama kali, yang
berukuran besar dan kompleks, baru selanjutnya bagian bawah yang berukuran lebih
kecil dan sederhana. Tampak jelas pada masa prenatal dan pascanatal.
2) Proksimodistal
Merupakan pola pertumbuhan dari arah yang dekat ke arah yang jauh (near
to far direction), dimulai dengan menggerakan anggota gerak yang paling dekat
dengan pusat/ sumbu tengah, kemudian menggerakan anggota tubuh yang lebih jauh
atau kearah bagian tepi, seperti menggerakan bahu dulu kemudian jari-jari. 3)
Diferensiasi, merupakan pola pertumbuhan dari aktivitas dan funsi yang sederhana
ke yang lebih kompleks. Seluruh perkembangan (fisik, mental,social, emosional)
mengikuti pola ini.
E. Pola perkembangan sejalan dengan tahapan perkembangan
1) Masa pranatal, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat pada alat dan jaringan tubuh
2) Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar Rahim dan
hamper sedikit perubahan pada aspek pertumbuhan fisik
3) Masa bayi, terjadi perkembagan sesuai dengan lingkungan yang memengaruhi dan
memiliki kemampuan untuk melindungi dan menghindar dari hal yang mengam diri.
4) Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap, minat, dan cara
penyesuaian dengan lingkungan, dalam hal ini keluarga dan teman sebaya.
5) Masa remaja, terjadi perubahan kea rah dewasa, yaitu kematangan pada tanda-tanda
pubertas.
F. Tahap Tumbuh Kembang Anak
Menurut Kementrian Kesehatan RI tahap perkembangan anak menurut umur sebagai
berikut:
1. Umur 0-3 bulan
1) Mengangkat kepala setinggi 45⁰
2) Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah
3) Cuma melihat dan menatap wajah anda
4) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
5) Suka tertawa keras f. bereaksi terkejut terhadap suara keras g. bereaksi
tersenyum ketika adiajak bicara atau tersenyum h. mengenal ibu dengan
pengelihatan, penciuman,pendengaran, kontak.
2. Umur 3-6 bulan
1) Berbalik dari telungkup ke terlentang
2) Mengangkat kepala setinggi 90⁰
3) Mempertahankan posisi kepala tatap tegak dan stabil
4) Menggenggam pensil
5) Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
6) Memegang tangannya sendiri g. berusaha memperluas pandangan h.
mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
7) Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik
8) Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendir

3. Umur 6-9 bulan


1) Duduk (sikap tripoid-sendiri)
2) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
3) Merangakak meraih mainan atau mendekati seseorang
4) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya
5) Memungut 2 benda, masing-masing tangan memegang 1 benda pada saat
bersamaan
6) Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
7) Bersuara tanpa arti, mamama, dadada, tatata mencari mainan atau benda yang
dijatuhkan i. bermain tapuk tangan atau ciluk ba j. bergembira dengan
melempar benda k. makan kue sendiri
4. Umur 9-12 bulan
1) Mengangkat benda keposisi berdiri
2) Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi 16
3) Dapat berajalan dengan dituntun
4) Mengulurkan lengan atau badan untuk meraih mainan yang diingikan
5) Menggenggam erat pensil
6) Memasukkan benda ke mulut
7) Mengulang menirukan bunyi ynag didengar
8) Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
9) Mengekplorasikan sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
10) Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan k. senang diajak main
“ciluk ba” l. mengenal anggota keluarga, takut pada orang lain yang belum
dikenal
5. Umur 12-18 bulan
1) Merdiri sendiri tanpa berpegangan
2) Membungkuk memungut permainan kemudian berdiri kembali
3) Merjalan mundur 5 langkah
4) Memanggil ayah dengan kata “papa” memanggil ibu dengan kata “mama”
5) Menumpuk 2 kubus
6) Memasukkan kubus di kotak
7) Menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa
mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu h.
memperlihatkan rasa cemburu/bersaing
6. Umur 18-24 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
2) Berjalan tanpa terhuyung-huyung
3) Bertepuk tangan, melambai-lambai
4) Menumpuk 4 buah kubus
5) Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
6) Menggelindingkan bola kearah sasaran
7) Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
8) Membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga
9) Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri
7. Umur 24-36 bulan
1) Jalan naik tangga sendiri
2) Dapat bermain dan menendang bola kecil
3) Coret-coret pensil pada kertas
4) Baca dengan baik menggunakan 2 kata
5) Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
6) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih
7) Membantu memungut mainan sendiri atau mengangkat piring jika diminta
8) Melepaskan pakaian sendiri .

KPSP PADA ANAK UMUR 54 BULAN

1 Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus Gerak halus Ya Tidak


satu persatu di atas yang lain tanpa

menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang
digunakan ukuran 2-5 – 5 cm.
.

2 Apakah anak dapat bermain petak umpet, Sosialisasi dan Ya Tidak


ular naga atau permainan lain dimana ia
kemandirian 
ikut bermain dan mengikuti aturan
bermain?

3 Dapatkah anak mengenakan celana Sosialisasi dan Ya Tidak


panjang, kemeja, baju atau kaos kaki
kemandirian 
tanpa di bantu? (Tidak termasuk
memasang kancing, gesper atau ikat
pinggang)

4 Dapatkah anak menyebutkan nama Bicara dan bahasa Ya Tidak


lengkapnya tanpa dibantu? Jawab

TIDAK jika ia hanya menyebut sebagian
namanya atau ucapannya sulit
dimengerti.

5 Isi titik-titik di bawah ini dengan Bicara dan bahasa Ya Tidak


jawaban anak. Jangan membantu kecuali
mengulangi pertanyaan.
“Apa yang kamu lakukan jika kamu 
kedinginan?”
“Apa yang kamu lakukan jika kamu
lapar?”
“Apa yang kamu lakukan jika kamu
lelah?”
Jawab YA biia anak merjawab ke 3
pertanyaan tadi dengan benar, bukan
dengan gerakan atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar
adalah “menggigil” ,”pakai mantel’ atau
“masuk kedalam rumah’.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah
“makan”
Jika lelah, jawaban yang benar adalah
“mengantuk”, “tidur”, “berbaring/tidur-
tiduran”, “istirahat” atau “diam sejenak”

6 Apakah anak dapat mengancingkan Sosialisasi dan Ya Tidak


bajunya atau pakaian boneka?
kemandirian 

7 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa Gerak kasar Ya Tidak


berpegangan. Jika perlu tunjukkan

caranya dan beri anak ands kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 6 detik atau lebih?

8 Jangan mengoreksi/membantu anak. Gerak halus Ya Tidak


Jangan menyebut kata “lebih panjang”.

Perlihatkan gambar kedua
garis ini pada anak.
Tanyakan: “Mana garis yang
lebih panjang?”
Minta anak menunjuk garis
yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar
lembar ini dan ulangi
pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini
lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang
lebih panjang sebanyak 3 kali dengan
benar?

9. angan membantu anak dan jangan Gerak halus 


memberitahu nama gambar ini, suruh
anak menggambar seperti contoh ini di
kertas kosong yang tersedia. Berikan 3
kali kesempatan. Apakah anak dapat
menggambar seperti contoh ini?

10. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan Bicara dan bahasa 
memberi isyarat dengan telunjuk atau
mats pads saat memberikan perintah
berikut ini: “Letakkan kertas ini di atas
lantai”.
“Letakkan kertas ini di bawah kursi”.
“Letakkan kertas ini di depan kamu”
“Letakkan kertas ini di belakang kamu”
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti
“di atas”, “di bawah”, “di depan” dan “di
belakang”

Interpensi hasil KPSP

Jumlah jawaban ‘Ya’= 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan ‘S’
(sesuai)

Intervensi

Bila perkembangan anak sesuai ‘S’, dilakukan tindakan berikut:

o Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
o Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak

Beri stimulisasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan
kesiapan anak.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : An. A
Umur : 5 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Suku : Sunda
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Tunjung Teja Pasir Karang
No. Rekam Medis : 90149
R. Rawat : Ruby
Dx. Medis : DHF
Tanggal Masuk : 04 Juli 2022
Tanggal Pengkajian : 05 Juli 2022

b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 39 tahun
Pekerjaan : Buruh
Hub dengan klien : Orang tua

c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
An. A mengeluh bintik-bintik merah dan ruam di kulit semenjak 4 hari yang lalu
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 3 Juli 2022, An. A berobat di Puskesmas Kolelet dengan keluhan
demam, namun pihak puskesmas memberikan rujukan ke RS Kartini. Pada saat
itu anak mengeluh gatal-gatal dan ruam pada kulit serta demam sejak 4 hari yang
lalu, mual dan muntah.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
 Pada tanggal 12 Maret 2019 berobat di Puskesmas Kolelet dengan keluhan
demam
 Pada tanggal 24 Agustus 2020 berobat di Puskesmas Kolelet dengan keluhan
diare dan mual muntah

4) Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu pasien mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit keturunan lainnya seperti : asma, hipertensi, jantung, diabetes. Ibu pasien
juga mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis, HIV, penyakit kulit dan penyakit menular lainnya.

5) Genogram

An.
A

Keterangan:

Laki-laki Meninggal Tinggal serumah

Perempua Klien
n
6) Riwayat Pre Natal / Kehamilan
Ibu pasien mengatakan selama hamil tidak pernah mengalami keluhan seperti
muntah berlebihan dan perdarahan, ibu pasien tidak pernah minum jamu
7) Riwayat Intra Natal / Kelahiran
Ibu pasien mengatakan saat melahirkan anaknya dengan sesar di RS Misi Lebak
pada tahun 2017 dengan berat 3.140gr
8) Riwayat Post Natal ( setelah kelahiran )
Ibu pasien mengatakan pada saat setelah melahirkan anaknya, ia langsung
melakukan inisiasi menyusu dini dan perawatan tali pusar dilakukan oleh bidan.
9) Riwayat Tumbuh Kembang Anak / DDST
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah dapat bermain petak umpet, ular naga, dan
permainan lainnya dengan teman sebayanya, anak juga dapat memakai pakaian
sendiri, ibu pasien mengatakan anak juga dapat mematuhi berbagai isyarat dan
dapat menggambar symbol sederhana. Hasil KPSP anak sesuai dengan tumbuh
kembang (nilai 10/10)
10) Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah diberikan imunisasi dasar seperti pada usia
0 bulan hepatitis B, usia 1 bulan BCG, Polio, Usia 2 bulan DPT, Hepatitis B,
Polio, Usia 3 bulan DPT, Hepatitis B, HiB, Polio, dan Usia 4 bulan DPT,
Hepatitis B, Polio.

d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Anak tampak lemas berbaring di tempat tidur.
2) Tanda-tanda vital
a). Kesadaran
 Kualitatif : Composmentis
b). Nadi : 89 x/menit
c). Suhu : 36,7 ºC
d). Respirasi Rate : 24 x/menit
e). Tekanan darah :-
3) Antropometri / Pengukuran
BB : 13,5 kg
TB : 110cm
IMT = (2x usia anak) +8 = (2 x 4.9) + 8 = 17.8 (Status nutrisi kurang/pasien
kurus)
4). Pemeriksaan Sistematika
a). Sistem Pernafasan
Pada saat di inspeksi hidung tampak simetris, septum hidung tampak
ditengah, tidak ada secret, tidak ada peradangan pada hidung dan tidak
terdapat pernafasan cuping hidung. Bentuk dada tampak simetris dan tidak
terdapat kelainan bentuk dada seperti barrel chest, funnel chest atau yang
lainnya. Saat di palpasi tidak terdapat edema, benjolan, dan lesi. Pada saat
diperkusi batas atas paru di ics II dan batas bawah paru di ics V dan
terdengar sonor saat di perkusi. Saat di auskultasi suara napas terdengar
vesikuler. RR : 24x/menit.
b). Sistem Cardiovaskuler & Limfe
Saat di inspeksi mukosa bibir tampak lembab, tidak terdapat clubbing
finger, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tidak terdapat
distensi vena jugularis dan tidak terdapat oedema. Saat di palpasi acral
teraba hangat dan CRT kembali dalam waktu 3 detik. Batas atas jantung di
ics II linea sternalis dekstra dan bawah jantung di ics V midclavikularis
sinistra. Bunyi jantung II aorta di ics III linea sternalis kanan, BJ II
pulmonal di ics II-III linea sternalis kiri, BJ I mitral di ics V midclavikularis
kiri, BJ I triskuspidalis di ics IV linea sternalis kiri. suara jantung terdengar
pekak serta tidak ada bunyi jantung tambahan seperti gallop dan murmur.
Nadi : 89 x/menit.
c). Sistem Pencernaan
Saat di inspeksi konjungtiva tampak tidak anemis, tidak terdapat stomatitis,
lidah bersih, bentuk perut simetris, tidak terdapat asites, turgor kulit
abdomen elastis dan tidak terdapat haemoroid. Saat di auskultasi bising usus
18x/menit. Saat di palpasi tidak terdapat nyeri tekan dan lepas, tidak
terdapat hepatomegali dan splenomegali. Saat diperkusi terdengar suara
timpani pada abdomen.
d). Sistem Persarafan
Kesadaran composmentis, GCS 15.
e). Sistem Penglihatan
Saat di inspeksi kedua mata tampak simetris, tidak terdapat peradangan
pada konjungtiva, sclera tidak ikterik, saat di berikan rangsangan cahaya
kedua pupil mengecil / isokor yaitu dengan diameter 2 mm, tidak terdapat
kelainan pada mata.
f). Sistem Pendengaran
Saat di inspeksi pinna kiri dan kanan tampak simetris, kanalis tampak
bersih, tidak terdapat serumen.
g). Sistem Perkemihan
Saat di inspeksi tidak terdapat edema pada ekstremitas inferior, tidak
terpasang kateter urine. Saat dipalpasi kandung kemih teraba kosong dan
tidak terdapat nyeri tekan. Saat di perkusi tidak terdapat nyeri ketuk pada
ginjal.
h). Sistem Muskuloskeletal
Saat di inspeksi bentuk tubuh simetris, keadaan umum sedang, tidak
terdapat edema pada ekstemitas atas dan bawah.
i). Sistem Endokrin
Saat di inspeksi tidak terdapat pembesaran thyroid, pasien tampak lemah,
tidak mengalami kelainan pada bentuk tubuh,
j). Sistem Integumen
Saat di inspeksi warna kulit kuning langsat dan bersih, warna rambut hitam,
tidak terdapat lesi. Saat di palpasi turgor kulit elastis dan tidak teraba
adanya edema. Suhu : 36,7 ºC
5). ADL / Pola kebisaaan sehari-hari

No Pola Sebelum Sakit Saat Sakit


1 2 3 4
1 Pola makan dan Ds : Ds:
minum  pasien mengatakan makan  Pasien mengatakan saat sakit
3x sehari dan minum mengalami penurunan nafsu
secukupnya makan.
 Pasien mengatakan nafsu  Pasien mengatakan makan 3x
makan normal sehari namun tidak dihabiskan

Do :
Pasien tampak menghabiskan hanya
¼ porsi makanannya.
2 Pola istirahat dan Ds: Ds:
tidur  pasien mengatakan  pasien mengatakan saat sakit tidak
sebelum sakit tidur malam mengalami kesulitan tidur
12 jam dan tidur siang 1 Do:
jam Pasien tampak sedang berbaring
 Pasien mengatakan tidak ditempat tidur
mengalami kesulitan tidur

3 Personal Hygiene Data Subyektif : Ds:


 pasien mengatakan  pasien mengatakan pada saat sakit
sebelum sakit mandi 2x tidak pernah mandi dan
sehari, mencuci rambut melakukan personal hygiene
serta menggosok gigi dan lainnya
mengganti pakaian 2 x
sehari. Do:
Minat melakukan perawatan diri
tampak berkurang

4 Eliminasi Ds: Ds:


BAB  pasien mengatakan pasien mengatakan sebelum sakit
sebelum sakit BAB teratur BAB teratur (1x sehari) dengan
(1x sehari) dengan konsistensi lunak. BAK nya juga
konsistensi lunak. BAK lancar (4-8x sehari) berwarna cerah
BAK nya juga lancar (4-8x
sehari) berwarna cerah Do:
Tidak tampak gangguan eliminasi
BAB dan BAK
5 Pola Aktivitas Ds: Ds:
pasien mengatakan sebelum pasien mengatakan saat sakit hanya
sakit sering bermain bersama diam saja di tempat tidur dan tidak
teman sebayanya seperti petak bisa bermain
umpet, ular naga, dll.
Do:
Pasien tampak berbaring di tempat
tidur.

6). Data Psikologis


a). Status Emosi
Pasien tampak tenang dengan yang ia alami
b). Kecemasan Klien
Pasien tidak cemas walaupun ini pertama kalinya dia masuk rumah sakit
c). Konsep Diri
(1). Citra tubuh
Ibu pasien mengatakan sangat bersyukur dianugerahi anak sepert An.
A yang sehat dan fisiknya tidak cacat.
(2). Peran
Di dalam keluarga nya, An. A berperan sebagai anak dari Tn. A dan
Ny. N
(3). Identitas
pasien mengatakan anaknya sangat aktif dalam bermain bersama
teman sebayanya
(4). Ideal Diri
Ibu pasien berharap agar anak kelak nanti sukses dan tidak sakit parah
lagi
(5). Harga Diri
Pasien selalu menghargai dirinya dan perawat dan orang yang ada di
sekelilingnya
d). Koping mekanisme yang digunakan
pasien mengatakan jika ada masalah selalu menceritakan masalahnya pada
ibunya
7). Data Sosial
a). Pola Komunikasi
Pasien tampak kooperatif saat diajak berbicara
b). Pola Interaksi
(1). Dengan perawat : aktif dan kooperatif
(2). Dengan keluarga : Tidak malu-malu dan sangat dekat
(3). Dengan klien lain : Malu-malu

8). Data Penunjang : Tgl Pemeriksaan, Hasil, Nilai Normal dan Interpretasi
1. Hasil pemeriksaan Lab
Tanggal Pemeriksaan : 4 Juli 2022
Satua
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan
n
HEMATOLOGI
Hematologi I
Hemoglobin 13.4 10.7 - 14.7 g/dl Normal
Leukosit 6.000 5000 – 14.500 /ul Normal
Hematokrit 29.5 (+) 31 – 43 % Abnormal
Trombosit 23.000 150000 – 450000 /mm3 Abnormal
KIMIA
Glukosa sewaktu 96 <180 mg/dl Normal

9). Program Therapy


1. Obat-obat yang diberikan
No Obat Dosis Indikasi Kontraindikasi Efek Samping
1 Ringer Laktat 20 tpm Untuk Penggunaan Nyeri dada, detak
(IVFD) micro menggantikan bersamaan dengan jantung abnormal,
cairan dan ceftriaxone dapat penurunan tekanan
elektrolit. menimbulkan darah, kesulitan
presipitasi pada bernafas, batuk,
aliran darah. bersin-bersin, ruam,
gatal-gatal dan sakit
kepala.
2 Ondancentron 0,8 mg / Untuk mual dan Hipersensitivitas Sakit kepala,
(IV) 8 jam muntah seperti terhadap obat ini dan sembelit, lelah dan
pasca operasi, kombinasi dengan lemah, meriang,
kemoterapi dan amorphin karena mengantuk dan
radioterapi. dapat menimbulkan pusing.
hipotensi dan
penurunan
kesadaran.
3. Ranitidine 15mg/ untuk eradikasi bila terdapat riwayat Sakit kepala,
8jam infeksi H. pylori, porfiria akut dan sembelit, diare,
tukak lambung dan hipersensitivitas mual, muntah, sakit
duodenal, terhadap ranitidin. perut
dispepsia, GERD, Pasien dengan
esofagitis erosif, gangguan fungsi
kondisi ginjal dan liver
hipersekresi, stress memerlukan
ulcer, serta penyesuaian dosis
profilaksis aspirasi
asam lambung
sebelum anestesi
umum.

I. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Faktor psikologis Defisit nutrisi
Pasien mengatakan nafsu makan (keengganan untuk makan)
menurun

Do:
 BB saat ini : 13,5 kg TB :
110cm IMT = (2x usia anak)
+8 = (2 x 4.9) + 8 = 17.8
(Status nutrisi kurang/pasien
kurus)
 Pasien hanya dapat
menghabiskan makanan ¼
porsi
2 Ds: pasien mengatakan terdapat Gangguan koagulasi Resiko perdarahan
bintik-bintik dan ruam pada kulit (trombositopenia)
Do:
Trombosit 23.000
(trombositopenia)
3 DS : Kelemahan Defisit perawatan diri
Pasien mengatakan semenjak
sakit belum mandi hanya di lap
.
DO :
 Minat melakukan perawatan
diri tampak berkurang
 Kulit terlihat lembab

Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Defisit nutrisi b.d. faktor psikologis (keengganan untuk makan)
2. Resiko perdarahan d.d. Gangguan koagulasi (trombositopenia)
3. Defisit perawatan diri d.d. kelemahan

II. Perencanaan Keperawatan


Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi
Keperawatan
Defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi Observasi
b.d. faktor keperawatan selama 2x24 1. Identifikasi status nutrisi
psikologis jam, Defisit nutrisi menurun
dibuktikan Terapeutik
dengan kriteria hasil:
dengan 2. Sajikan makanan yang menarik
DS :  Porsi makanan yang dengan suhu yang sesuai
Pasien dihabiskan meningkat (1
mengatakan porsi) Edukasi
nafsu makan  Nafsu makan membaik 3. Anjurkan posisi duduk
menurun
Kolaborasi
Do: 4. Pemberian obat ondansetron 0,8
 BB saat ini : mg / 8 jam dan ranitidine 15mg/
13,5 kg TB : 8jam
110cm IMT =
(2x usia anak)
+8 = (2 x 4.9) +
8 = 17.8 (Status
nutrisi
kurang/pasien
kurus)
 Pasien hanya
dapat
menghabiskan
makanan ¼
porsi
Resiko Setelah dilakukan intervensi Observasi
perdarahan d.d. keperawatan selama 2x24 1. Monitor nilai trombosit dan
Gangguan jam, Risiko perdarahan hematokrit
koagulasi menurun dengan kriteria
(trombositopenia hasil: Terapeutik
) dibuktikan  Trombosit meningkat 2. Hindari pengukuran suhu rektal
dengan:  Hematokrit membaik
Ds: pasien Edukasi
mengatakan 3. Anjurkan meningkatkan asupan
terdapat bintik- makanan dan vit. K
bintik dan ruam
pada kulit
Do:
Trombosit
23.000
(trombositopenia
)
Defisit perawatan Setelah dilakukan intervensi Observasi
diri b.d. keperawatan selama 2x24 1. Monitor kebersihan tubuh
kelemahan jam, defisit perawatan diri
dibuktikan
menurun dengan kriteria Terapeutik
dengan:
DS : hasil: 2. Potong kuku pasien
Pasien 3. Bantu pasien melepaskan dan
mengatakan  Kemampuan mandi memakai pakaian
semenjak sakit meningkat
belum mandi  Kemampuan ke toilet Edukasi
hanya di lap 4. Anjurkan BAB/BAK secara rutin
(BAB BAK) meningkat
.
DO :  Mempertahankan
 Minat kebersihan mulut
melakukan meningkat
perawatan
diri tampak
berkurang
 Kulit terlihat
lembab

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

WAKTU Implementasi Paraf Waktu Evaluasi Paraf


(Tgl dan dan dan
jam) nama nama
terang terang
5/7/2022 Defisit Nutrisi b.d. faktor 13.50 S:
psikologis (keengganan  Pasien mengatakan
untuk makan) tidak nafsu makan
08.00 Mengidentifikasi status  pasien mengatakan
nutrisi belum bisa Ustika
RS: pasien mengatakan meningkatkan Lestari
dirinya kurus asupan makanan
RO: BB : 13,5 kg TB : Ustika  pasien mengatakan
110cm IMT = (2x usia Lestari semenjak sakit
anak) +8 = (2 x 4.9) + 8 = tidak mandi dan
17.8 (Status nutrisi hanya di lap
kurang/pasien kurus)
O:
08.20 Menyajikan makanan  BB : 13,5 kg TB :
yang menarik dengan 110cm IMT = (2x
suhu yang sesuai usia anak) +8 = (2
RS: pasien mengatakan x 4.9) + 8 = 17.8
tidak nafsu makan Ustika (Status nutrisi
RO: diberi makan nasi tim Lestari kurang/pasien
dan opor ayam kurus)
 Suhu 36.7oc
08.30 Menganjurkan posisi  Makanan tampak
duduk hanya habis ¼
RS: pasien mengatakan porsi
mengerti dengan anjuran
Ustika  Trombosit 43.000
yang diberikan
Lestari  Hematokrit 29.5
RO:-
A:
10.30 Memonitor asupan
Masalah defisit
makanan
nutrisi, resiko
RS: pasien mengatakan
perdarahan dan
hari ini sudah makan 2x
Ustika defisit perawatan
hanya habis ¼ porsi
diri belum teratasi
RO: pasien tampak tidak Lestari
menghabiskan
P:
makanannya
Lanjutkan intervensi
10.40 Memberikan obat  Identifikasi status
ranitidin dan ondansetron nutrisi
RS:-  Sajikan makanan
RO: ranitidin0,8 mg / 8 Ustika yang menarik
jam, ondansetron 15mg/ Lestari  Monitor asupan
8jam makanan
 Monitor nilai
Resiko perdarahan d.d. trombosit dan
gangguan koagulasi hematocrit
(trombositopenia)  Hindari
11.00 Memonitor nilai trombosit pengukuran suhu
dan hematokrit per rektal
RS: pasien mengatakan Ustika  Anjurkan
lemas Lestari meningkatkan
RO: Nilai trombosit asupan makanan
23.000 (nilai rujukan  Monitor
150.000-450.000), nilai kebersihan tubuh
hematokrit 29,5 (nilai  Bantu pasien
rujukan 31-43) melepas dan
memakai pakaian
11.10 Menghindari pengukuran
suhu rektal
RS: pasien mengatakan
Ustika
suhunya diukur melalui
ketiak Lestari
RO: suhu tubuh 36.7 c
o

11.20 Menganjurkan
meningkatkan asupan
makanan
RS: pasien mengatakan Ustika
belum bisa meningkatkan Lestari
asupan makanan
RO: asupan makanan
yang baik untuk DHF
adalah jambu biji, buah
pepaya, susu, daging
ayam dan sayur sayuran
Ustika
12.00 Memberikan vit. K Lestari
RS: -
RO: ruam pada kulit
belum berkurang

Defisit perawatan diri b.d.


kelemahan
12.30 Memonitor kebersihan
tubuh
RS: pasien mengatakan Ustika
semenjak sakit tidak Lestari
pernah menjaga
kebersihan tubuhnya
RO: tampak kurangnya
minat pasien
membersihkan tubuhnya
Ustika
Lestari
12.40 Membantu pasien
melepaskan dan memakai
pakaian
RS: pasien mengatakan
tidak bisa melepas dan
memakai pakaian sendiri
RO: pakaian yang
dilepaskan tampak kotor Ustika
Lestari
13.00 Memotong kuku pasien
RS: pasien mengatakan
siap dipotong kukunya
dengan bantuan
RO: kuku pasien tampak
bersih setelah dipotong Ustika
Lestari
13.30 Membantu pasien
menggunakan toilet
RS: pasien mengatakan
mampu ke toilet sendiri
RO: pasien tampak tidak
mampu memenuhi
kebutuhan eliminasinya
sendiri
Ustika
13.40 Menganjurkan BAB/BAK Lestari
secara rutin
RS: pasien mengatakan
akan BAB/BAK secara
rutin
RO: pasien tampak
mengerti dengan yang
dianjurkan

6/7/2022 Defisit Nutrisi b.d. faktor 20.50 S:


psikologis (keengganan  Pasien mengatakan
untuk makan) nafsu makan
14.00 Mengidentifikasi status bertambah
nutrisi  pasien mengatakan Ustika
RS: pasien mengatakan bisa meningkatkan Lestari
dirinya kurus asupan makanan
RO: BB : 13,5 kg TB : Ustika  pasien mengatakan
110cm IMT = (2x usia Lestari berminat menjaga
anak) +8 = (2 x 4.9) + 8 = kebersihan
17.8 (Status nutrisi tubuhnya
kurang/pasien kurus)
O:
16.00 Menyajikan makanan  BB : 13,5 kg TB :
yang menarik dengan 110cm IMT = (2x
suhu yang sesuai usia anak) +8 = (2
RS: pasien mengatakan x 4.9) + 8 = 17.8
nafsu makan bertambah Ustika (Status nutrisi
RO: diberi makan ayam Lestari kurang/pasien
goreng dan nasi tim kurus)
 Suhu 36.5oc
16.30 Memonitor asupan  Makanan tampak
makanan hanya habis 3/4
RS: pasien mengatakan porsi
hari ini sudah makan 3x  Trombosit 56.000
habis 3/4 porsi Ustika  Hematokrit 31.5
RO: pasien tampak Lestari
menyisakan sedikit A:
makanannya Masalah defisit
nutrisi, resiko
Resiko perdarahan d.d. perdarahan dan
gangguan koagulasi defisit perawatan
(trombositopenia) diri teratasi sebagian
16.40 Memonitor nilai trombosit
dan hematokrit P:
RS: pasien mengatakan Stop semua
lemas intervensi
RO: Nilai trombosit
Ustika
56.000 (nilai rujukan
150.000-450.000), nilai Lestari
hematokrit 31,5 (nilai
rujukan 31-43)

16.50 Menghindari pengukuran


suhu rektal
RS: pasien mengatakan
suhunya diukur melalui
ketiak
RO: suhu tubuh 36.5oc Ustika
Lestari
16.40 Menganjurkan
meningkatkan asupan
makanan
RS: pasien mengatakan
bisa meningkatkan asupan Ustika
makanan Lestari
RO: asupan makanan
yang baik untuk DHF
adalah jambu biji, buah
pepaya, susu, daging
ayam dan sayur sayuran

Defisit perawatan diri b.d.


kelemahan
16.50 Memonitor kebersihan
tubuh
RS: pasien mengatakan
minat membersihkan diri
meningkat Ustika
RO: tampak Lestari
bertambahnya minat
pasien membersihkan
tubuhnya

You might also like