You are on page 1of 14

LAPORAN PENDAHULUAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH

DISUSUN OLEH

LEVITO MAITALE

1490122107

PROGRAM PROFESI NERS XXIX

INSTITUT KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2023
HARGA DIRI RENDAH

1. PENGERTIAN

Harga diri rendah adalah evaluasi diri/ perasaan negatif tentang diri sendiri atau

kemampuan diri yang berlangsung minimal tiga bulan (NANDA-I, 2018). Harga diri

rendah melibatkan evaluasi diri yang negatif dan berhubungan dengan perasaan yang

lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak berharga,

dan tidak memadai (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016).

TANDA DAN GEJALA

1) MAYOR

a. Subjektif

1) menilai diri negatif/ mengkritik diri

2) merasa tidak berarti/tidak berharga

3) merasa malu/minder

4) merasa tidak mampu melakukan apapun

5) meremehkan kemampuan yang dimiliki

6) merasa tidak memiliki kelebihan

b. Objektif

1) berjalan menunduk

2) postur tubuh menunduk

3) kontak mata kurang

4) lesu dan tidak bergairah

5) berbicara pelan dan lirih

6) ekspresi muka datar


2) MINOR

a. Subjektif

1) merasa sulit berkonsentrasi

2) mengatakan sulit tidur

3) mengungkapkan keputusasaan

4) enggan mencoba hal yang baru

5) menolak penilaian positif tentang diri sendiri

6) melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri

b. Objektif

1) bergantung pada pendapat orang lain

2) sulit membuat keputusan

3) seringkali mencari penegasan

4) menghindari orang lain

5) lebih senang menyendiri

2. ETIOLOGI (PENYEBAB)

1. Kurang kasih sayang

2. Kurang rasa memiliki

3. Kurang penghargaan orang lain

4. Mengalami kegagalan

5. Diejek, dikucilkan orang lain

6. kenyataan tidak sesuai dengan harapan


3. PATOFISIOLOGI

RENTANG RESPON

Keterangan :

1) Aktualisasi diri : Pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan pengalaman

latar belakang sukses.

2) Konsep diri positif : Apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam

perwujudan dirinya.

3) Harga diri rendah : Perasaan negatif terhadapa diri sendiri, termasuk kehilangan rasa

percaya diri, tidak berharga, tidak berdaya, pesimis.

4) Kerancuan identitas : Kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai

identifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian psikososial dewasa yang

harmonis.

5) Dipersonalisasi : Perasaan tidak realitik dalm kegiatan dari diri sendiri, kesulitan

membedakan diri sendiri, merasa tidak nyata dan asing baginya.


1. Faktor predisposisi

Proses terjadinya harga diri rendah dijelaskan oleh Stuart dan Lariaa (2008) dalam

konsp stress adaptasi yang terdiri dari faktor predisposisi dan presipitasi. a. Faktor

predisposisi

a. Biologis Faktor heriditer (keturunan) adanya riwayat anggota keluarga yang

mengalami gangguan jiwa ,riwayat penyakit kronis atau tarauma kepala srta

pengugunaan tapza.

b. Psikologis Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan seperti adanya

riwayat pengasingan dari lingkungan,penolakan dari lingkungan dan orang

terdekat serta harapan yang tidak realistis. Kegagalan berulang , kurang

mempunyai tangung jawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi

pada orang lain merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan jiwa.

Sealain itu pasien dengan harga diri rendah memiliki penilaian yang negatif

terhadap gambaran dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang tergangguh

dan ideal diri yang tidak ralistis. Adanya penilaian yang negatif atau lebeling

dari orang-orang yang berarti, sangat berpengaruh terhadap penilain terhadap

individu tentang dirinya.

c. Faktor sosial budaya Penilain negatif dari lingkungan terhadap pasien, sosial

ekonomi rendah, pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan

lngkungan pada tahap tumbuh kembang anak , merupakan pengaruh sosial

budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah adalah adanya.


2. Faktor presifitasi

Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:

a. Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman

pisikologis yang tidak mnyenangkan, menyaksikan peristiwa yang mengencam

kehidupan,menjadi pelaku, korban maupun saksi dari perilaku kekerasan.

b. Ketegangan peran : Ketegangan peran dapat disebabkan karena

1) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan dengan

pertumbuhan seperti transisi dari masa kanak-kanak ke remaja. Mengapa

masa ini sangat penting kareana pada usian remaja merupakan usia dimana

individu mulai membentuk konsep diri.

2) Transisi peran situasi : trjadi tau bertambah atau berkurangnya anggota

keluarga melalui kelahiran atau kematian.

3) Transisi peran sehat-sakit : merupakan pergeseran dari kondisi sehat ke

sakit. Transisi ini dapat disebabkan karena hilangnya sebagian anggota

tubuh kembang normal, prosedur medis dan keperawatan.

3. Mekanisme koping

Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek atau

jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk melindungi diri

sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan (Eko, 2014). Pertahanan

tersebut mencakup berikut ini :

a. Jangka pendek :

1) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri

(misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif) .


2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara ( misalnya, ikut

serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng).

3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang

tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik,

kontes untuk mendapatkan popularitas)

b. jangka panjang :

Menurut Pardede (2019), pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini :

1) Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang

terdekat tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau potensi diri individu

2) Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan

harapan yang diterima masyarakat. Mekanisme pertahanan ego termasuk

penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, pengalihan (displacement,

berbalik marah terhadap diri sendiri, dan amuk).

4. PENATALAKSANAAN

Terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah dikembangkan sehingga

penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih manusiawi dari pada

masa sebelumnya (Pardede, Keliat, & Yulia, 2020). Terapi yang dimaksud meliputi :

1. Psikofarmaka Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya

diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan

generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk

golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL (psikotropik untuk

menstabilkan senyawa otak), dan Haloperidol (mengobati kondisi gugup).


Obat yang termasuk generasi kedua misalnya, Risperidone (untuk ansietas),

Aripiprazole (untuk antipsikotik).

2. Psikoterapi Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan

orang lain, penderita lain, perawat dan dokter, maksudnya supaya ia tidak

mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan

yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama

(Rokhimma & Rahayu, 2020)

5. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian Harga Diri Rendah Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan

observasi pada pasien dan keluarga (pelaku rawat/caregiver ). Tanda dan gejala harga diri

rendah dapat ditemukan melalui wawancara dengan contoh pertanyaan sebaga berikut:

1. Coba anda ceritakan bagaimana anda menilai diri adnda dahulu, saat ini dan yang

akan datang?

2. Coba ceritakan apakah penilaian anda terhadap diri sendiri mempengaruhi hubungan

anda dengan orang lain?

3. Coba anda jelaskan harapan anda saat ini dan saat yang akan datang?

4. Apa saja harapan yang telah anda capai ? apa yang anda lakukan sehingga harapan

anda tercapai?

5. Apa saja harapan yang belum berhasil anda capai ?

6. Apa upaya yang anda lakukan utuk mencapai harapan yang belum terpenuhi?
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosis keperawatan yang di rumuskan berdasarakan tanda dan gejala harga diri

rendah yang di temukan. Pada pasien gangguan jiwa, diagnosis keperawatan yang di

tegakkan adalah: Harga diri rendah

7. INTERVENSINYA/PENATALAKSANAAN

1. Tindakan pada klien

a. Tindakan keperawatan ners

1) Tindakan Keperawatan :

a) diskusikan aspek positif dan kemampuan yang pernah masih dimiliki

klien

b) bantu klien menilai aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki

dan dapat digunakan/dilakukan

c) bantu klien memilih aspek positif atau kemampuan yang akan dilatih

d) latih aspek positif atau kemampuan yang akan dipilih dengan motivasi

yang positif

e) berikan pujian untuk setiap kegiatan yang dilakukan dengan baik

f) fasilitasi klien bercerita tentang keberhasilanya

g) bantu klien membuat jadwal latihan untuk membudayakan

h) bantu klien menilai manfaat latihan yang dilakukan

2. Tindakan pada keluarga

Tindakan keperawatan Ners

a. kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien

b. menjelaskan proses terjadinya harga diri rendah yang dialami klien


c. mendiskusikan cara merawat harga diri rendah dan memutuskan cara merawat

yang sesuai dengan kondisi klien

d. melatih keluarga merawat harga diri rendah klien :

1) mendiskusikan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien

2) membimbing klien melakukan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki

klien : memilih, melatih, memberi motivasi

3) memberi pujian atas keberhasilan klien

e. melibatkan seluruh anggota keluarga menciptakan suasana lingkungan yang

nyaman : mengurangi kritik, memfasilitasi keberhasilan, dan beri pujian.

f. menjelaskan tanda dan gejala harga diri rendah yang memerlukan rujukan, serta

melakukan follow up ke pelayanan kesehatan secara teratur

3. Tindakan pada kelompok klien

Tindakan keperawatan ners : TAK stimulus presepsi untuk Harga diri rendah

a. Sesi 1 : identifikasi kemampuan dan aspek positif pada diri klien

b. Sesi 2 : menilai kemampuan dan aspek positif pada diri klien yang dapat

dilakukan

c. Sesi 3 : memilih aspek positif atau kemampuan yang akan dilatih

d. Sesi 4 : melatih kemampuan atau aspek positif dalam diri klien

e. Sesi 5 : menialai manfaat latihan terhadap harga diri

4. Tindakan Kolaborasi

a. melakukan kolaborasi dengan dokter menggunakan pendekatan ISBAR dan

TbaK
b. memberikan program terapi dokter (Obat) : Edukasi 8 benar sesuai konsep safety

pemberian obat

c. mengobservasi manfaat dan efek samping obat

8. DAFTAR PUSTAKA

Fadhillah H. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP,

PPNI Fadhillah H. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:

DPP, PPNI

Astarani, K., & Minarso, S. (2017). Gambaran Harga Diri Penderita Kusta Di Rumah

Sakit Khusus Kusta Kota Kendiri. JURNAL STIKES RS Baptis Kediri, 10 (1).

https://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/STIKES/article/view/231

Tobing, D. L., Keliat, B. A., & Wardhani, I. Y. (2014). Pengaruh Progressive Muscle

Relaxationdan Logoterapi terhadap Kecemasan, Depresi, dan Kemampuan Relaksasi.

Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 2(2). https://doi.org/10.24198/jkp.v2i2.69 Kemenkes

RI. (2019). Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta: Kemenkes RI.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/08/persebaranprevalensi-

skizofreniapsikosis-di-indonesia#

Keliat Anna, dkk. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Penerbit Bkuku

Kedokteran EGC
PENGERTIAN
PENYEBAB :
Harga diri rendah melibatkan evaluasi FAKTOR PREDISPOSISI
diri yang negatif dan berhubungan
 Biologis Faktor heriditer (keturunan)
dengan perasaan yang lemah, tidak
 Psikologis : Pengalaman masa lalu
berdaya, putus asa, ketakutan, rentan,  Sosial budaya
rapuh, tidak lengkap, tidak berharga,
dan tidak memadai (Stuart, Keliat, & FAKTOR presipitasi
Pasaribu, 2016). - Riwayat Trauma
- Ketegangan Peran
Penatalaksanaan Medis
- Psikofarmaka
- Psikoterapi
MEKANISME KOPING
- Jangka Panjang
- Jangka pendek HARGA DIRI RENDAH

JENIS JENIS HARGA DIRI


SP (STRATEGI PELAKSANAAN) RENDAH
- Situasional
 SP 1 : Mengidentifikasi kemampuan dan aspek
- Kronik
positif yang dimiliki
 SP 2 : Menilai kemampuan yang dapat digunakan
 SP 3: mengenal kegiatan yang dapat dilakukan di
rumah
 SP 4 : memanfaatkan sistem pendukung yang
dimiliki di rumah.

You might also like