You are on page 1of 11

SEJARAH PENAMAAN DESA-DESA DI KECAMATAN KUMPEH, KABUPATEN

MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI

Julisah izar, Ade Kusmana, Anggi Triandana


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi
Julisahizar@unja.ac.id , ade.kusmana@unja.ac.id & anggitriand@gmail.com
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejarah nama desa-desa di Kecamatan


Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Teknik pengumpulakan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur dan teknik rekam adapun
teknik analisis datanya mengadaptasi teknik analisis data Mile dan Huberman yaitu
mengumpulkan data, reduksi data, klasifikasi data dan menarik kesimpulan. Adapun hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwasannya sejarah penamaan desa-desa di Kecamatan
Kumpeh dilatarbelakangi oleh aspek perwujudan (Flora, latar rupa bumi/ geomorfologis),
Aspek Masyarakat (interaksi sosial masyarakat dan aspek kebudayaan (folklore).

Kata kunci : sejarah penamaan, desa-desa, Kecamatan Kumpeh.

ABSTRACT

This study aims to describe the histories meaning of villages name in Kumpeh District,
Muaro Jambi Regency, Jambi Province. Data collection techniques in this study used
unstructured interviews and recording techniques, while the data analysis techniques adapted
Mile and Huberman's data analysis techniques, namely collecting data, data reduction, data
classification and drawing conclusions. The results of this study indicate that the history of
the naming of villages in Kumpeh Sub-district was motivated by manifestation aspects
(flora, earth background / geomorphology), society aspects (community social interaction and
cultural aspects (folklore).

Keywords: naming history, villages, Kumpeh District.

158
1. PENDAHULUAN Berdasarkan penjelasan di atas
(Sudaryat, 2009) menyatakan pemberian
Penamaan pada suatu tempat
nama tempat dapat didasari oleh beberapa
mempunyai kemungkinan dapat ditelusuri
aspek diantaranya adalah: 1} aspek
secara historis. (Rais, 2008) mengatakan
perwujudan, 2} aspek kemasyarakatan dan
behind the name is a long history of human
3} aspek kebudayaan. Sudaryat juga
settlement, yang berarti „di balik penamaan
menjabarkan bagian dari aspek perwujudan
ada sejarah panjang peradaban manusia‟.
terbagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu:
Yang mana dapat diartikan pula manusia
1} latar perairan (wujud air, wujud rupa
memberi nama unsur-unsur lingkungannya
bumi, flora fauna, pola pemukiman dan unsur
sejak manusia berbudaya dan menetap di
alam), 2} latar rupa bumi (geomorfologis),
suatu tempat di muka bumi. Tidak hanya itu,
aspek masyarakat di dalam pemberian nama
Penamaan suatu tempat yang mana di
tempat berhubungan dengan interaksi sosial
istilahkan dengan “toponim” menjadi suatau
masyarakat, yang didalamnya termasuk
hal yang berhubungan khusus antara manusia
kedudukan di masyarakat, sebuah pekerjaan
dan tempat yang diberi nama. Meskipun
dan profesi (Sudaryat ,2009). Sedangkan
sejak awal manusia berkediaman sudah
aspek kebudayaan seperti mitos, folklore dan
menamai tempatnya, menurut Oxford
system kepercayaan (Sudaryat ,2009).
English Dictionary, istilah toponym pertama
kali muncul dalam bahasa Inggris pada tahun Provinsi Jambi merupakan Provinsi
1876 (Santosa, 2011). yang memiliki 9 Kabupaten dan 2
Kotamadya dan untuk nama-nama desa atau
Selain itu KBBI memberi pengertian
tempat, yang ada di Provinsi Jambi ini,minim
(2012 :1482) toponimi adalah cabang
sekali ahli bahasa atau akademisi yang
onmostika yang mana membahas dan
berfokus pada bidang bahasa untuk menulis
menyelidiki suatu nama tempat. selain itu,
mengenai sejarah penamaan desa-desa atau
toponimi (toponym, topmasiology,
daerah yang ada di Provinsi Jambi,
topomastic, toponamologi) menurut
khususnya di Kecamatan Kumpeh Ulu.
(Kridaklaksana, 2008) adalah cabang
Nama-nama desa yang telah di telusuri
onomastika yang menyelidiki nama-nama
sejarah penamaannya (toponim) di Provinsi
tempat. Hal tersebut membuktikan bahwa
Jambi ini hanya baru pada Kabupaten
nama atau label tidak hanya melekat pada
Kerinci saja. Sedangkan Kabupaten-
individu atau manusia, namu identitas juga
kabupaten yang lain belum pernah dilakukan,
berlaku pada suatu objek atau tempat.
oleh karena itu peneliti sangat tertarik untuk

159
mentelusuri makna penamaan desa-desa audio untuk mendukung keakuratan data
khusunya pada Kecamatan Kumpeh Ulu, yang diperoleh. Menurut Sugiono, 2015)
Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam
2. METODE PENELITIAN
dan sosial yang diamati. Instrumen penelitian
Penelitian ini menggunakan merupakan alat yang digunakan untuk
pendekatan kualitatif deskriptif. Menurut mengumpulkan data dalam penelitian.
(Zuriah, 2009) deskriptif adalah penelitian Sedangkan teknik analisis data yang
yang diarahkan untuk memberikan gejala, digunakan dalam penelitian ini dalam
fakta, atau peristiwa secara sistematis dan penelitian ini mengikuti konsep Miles dan
akurat mengenai karakteristik suatu populasi Huberman (dalam Sugiono, 2009), yang
atau wilayah tertentu. Jadi dalam penelitian dimulai dari pengumpulan data, reduksi,
ini peneliti akan mendeskripsikan fakta-fakta klasifikasi, dan penarikan kesimpulan.
sesuai dengan kenyataan yang ada dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
mendeskripsikan fakta tersebut secara
a. Hasil
sistematis dan akurat. Oleh karena itu,
penelitian deskriptif dapat digunakan dalam Setelah melakukan wawancara dan
penelitian yang menggunakan pendekatan merekam hasil wawancara dengan informan
kualitatif karena keduanya merupakan yang bertempat tinggal di Kecamatan
penelitian yang berhubungan dengan objek Kumpeh, maka di dapat hasil sebagai berikut
secara alamiah. :

Teknik pengumpulan data yang


digunakan dalam penelitian ini adalah
KECAMATAN KUMPEH
wawancara tidak terstruktur dan rekaman
No Nama Desa Sejarah atau asal nama Aspek
1 Betung Manurut salah satu informan kata Betung Aspek perwujudan
bermakna Bambu besar, dahulunya di desa (flora)
ini banyak terdapat pohon bambu yang
besar-besar, sehingga dibuatlah nama desa
tersebut dengan sebutan Betung.
2 Gedong karya Menurut salah satu informan nama desa Aspek masyarakat
Gedong Karya karena Penamaan ini (interaksi sosial
didasarkan pada keadaan rumah yang ada di masyarakat)

160
desa tersebut, karena di desa itu banyak
berdiri rumah-rumah yang bagus dan besar.
3 Jebus Menurut salah satu infroman kata jebus Aspek kebudayaan
bermakna penebus dahulunya desa jebus ini (folklor)
dijadikan tempat pelarian dari kerajaan dan
di desa jebus ini pula orang-orang
bersembunyi dan menghilangkan diri dari
kerajaan dan setelah bermukim di jebus ini
konon katanya orang-orang yang lari dari
kerajaan tadi berubah menjadi orang baik.
4 Londrang (londerang) Menurut salah satu infroman nama desa Aspek perwujudan
Londerang berasal dari nama tempat (latar rupa bumi/
peangkap ikan karena di desa ini terdapat geomorfologis)
sungai dan kebiasaan masyarakatnya
menangkap ikan.
5 Maju jaya Menurut salah satu informan dulunya desa Aspek masyarakat
ini adalah desa yang sepi, setelah mulai (interaksi sosial
banyak pendatang yang masuk ke desa ini , masyarakat)
maka dibuatlah nama desa yang dulunya
sepi itu menjadi Maju Jaya, karna sudah
mulai ramai dan sukses menuju keberhasilan
masyarakatnya.
6 Mekar sari Menurut salah satu inforan nama desa Aspek perwujudan
Mekar sari berasal dari seseorang warga (flora) dan
yang bermimpi di desa itu tumbuh pohon Kebudayaan
padi yang subur dan bermekaran dan dia (Folklor)
menceritakan mimpinya kepada masyarakat
setempat jadi disaat desa ini ada diberi nama
Desa Mekar Sari.
7 Pematang raman Menurut salah satu informan nama desa Aspek perwujudan
Pematang Raman berasal dari nama tanaman (flora)
raman yang banyak tumbuh di desa ini
sedangkan pematang karena di desa ini

161
tananya lebih tinggi dari desa sekitarnya.
8 Petanang Menurut salah satu informan nama desa Aspek perwujudan
Petanang bermakna pematang atau tanah (latar rupa
kering, dahulunya desa ini terdapat bumi/geomorfologis)
pematang atau tanah kering yang luas.
9 Puding Menurut salah satu informan nama desa Aspek perwujudan
Puding berasal dari nama sungai yaitu (pola pemukiman)
sungai pudding yang terdapat di desa ini/
10 Pulau mentaro Menurut salah satu infroman nama desa Aspek perwujudan
Pulau Mentaro diartikan sebagai desa (latar rupa
pertengahan. Hal ini dikarenakan letak Desa bumi/geomorfologis)
Pulau Mentaro berada di tengah-tengah dan
dikelilingi oleh desa lainnya, seperti desa
Puding, desa Betung, desa Pemunduran dan
desa Bangso. Desa Pulau Mentaro berada di
tengah-tengah pulau, diantara desa Mentaro
dengan desa yang di tepi ada sungai
Kumpeh yang mengelilinginya.
Selain itu pada versi lain, Pulau Mentaro
adalah pulau yang istimewa bagi
penduduknya. Dulu desa Pulau Mentaro
letaknya bukan di lokasi yang sekarang ini,
tapi di seberang dusun. Pada zaman tersebut,
masyarakat Desa Pulau Mentaro bisa
bersahabat dengan benda ghaib. Contohnya
ketika masyarakat Pulau Mentaro hendak
mengadakan pesta, mereka meminjam
peralatan pesta seperti piring, mangkok
kepada alam lain dengan cara semacam
ritual.
Selanjutnya pada versi lainnya, desa Pulau
Mentaro dahulunya terletak di seberang
dusun tapi hanya sementara, maka terjadilah

162
nama mentaro. Adapun tempat sementara
dari desa ini selain di seberang dusun,
disebutkan berada di ujung dusun.
Kemudian sekarang tempatnya berada di
tengah-tengah atau tepulo atau pulau. Maka
terbentuklah nama Pulau Mentaro.
11 Rantau panjang Menurut salah satu informan nama desa Aspek masyarakat(
Rantau Panjang bermakna karena desa ini interaksi sosial
banyak bermukim masyarakat perantau dan masyarakat)
hidup disepanjang desa Rantau Panjang ini.
12 Rondang Menurut salah satu informan nama desa Aspek perwujudan
rondang bermakna terang benderang diberi (pola pemukiman)
nama rondang karena di desa ini terdapat
lahan yang luas.
13 Seponjen Menurut salah satu infroman kata sponjen Aspek masyarakat
bermakna alat transfortasi sungai atau ketek, (interaksi sosial
dahulunya masyarakat desa ini banyak masyaraka)
menggunakan ketek atau perahu rakitan di
desa mereka.
14 Sogo Menurut salah satu informan nama desa Aspek perwujudan
Sogo berasal dari nama kayu yaitu kayu (flora)
sogo, dahulunya di desa ini banyak terdapat
pohon kayu sogo tersebut.
15 Sungai Aur Menurut salah satu informan asal nama Aspek perwujudan
Sungai Aur karena dahulunya di sepnajang (flora)
tepian sungai di Kumper ini banyak terdapat
pohon aur.
16 Sungai Bungur Menurut salah satu informan makna nama Aspek perwujudan
desa Sungai Bungur berasal dari nama anak (latar rupa
sungai, kata Bungur merupakan nama anak bumi/geomorfologis
sungai yang terdapat di Kecamatan dan Flora)
Kumpeh, dahulunya sepanjang sungai ini
banyak ditumbuhi tanaman kayu bungur

163
oleh karena itu diberi nama Sungai Bungur.
17 Tanjung Menurut salah satu informan nama desa Aspek perwujudan (
Tanjung bermakna pemukiman dari desa ini latar rupa
mengarah ke perairan atau Tanjung . bumi/geomorfologis)
b. Pembahasan karena berdasarkan sejarahnya,
desa jebus ini dijadikan tempat
Aspek yang terkandung dalam
pelarian dari kerajaan dan di desa
penamaan desa-desa Kecamatan
jebus ini pula orang-orang
Kumpeh
bersembunyi dan menghilangkan
Kecamatan Kumpeh
diri dari kerajaan dan setelah
Data 1
bermukim di jebus ini konon
Desa Betung
katanya orang-orang yang lari dari
Nama Desa Betung termasuk
kerajaan tadi berubah menjadi
aspek perwujudan (flora) atau
orang baik.
tumbuh-tumbuhan dimana betung
berarti bamboo besar, dimana Data 4
berdasarkan sejarahnya di desa ini Desa Londrang (Londerang)
dahulunya banyak terdapat pohon
Nama desa Londrang (Londerang)
bambu .
termasuk kedalam aspek
Data 2 perwujudan (latar rupa
Desa Gedong Karya bumi/geomorfologis) karena
Nama desa Gedong Karya menurut sejarahnya Londerang
termasuk kedalam Aspek
berasal dari nama tempat peangkap
masyarakat (interaksi sosial ikan karena di desa ini terdapat
masyarakat) karena berdasarkan
sungai dan kebiasaan
sejarahnya penamaan pada nama masyarakatnya menangkap ikan.
desa ini karena di desa ini banyak
terdapat rumah- rumah besar Data 5

(rumah gedung). Desa Maju Jaya


Nama Desa Maju Jaya termasuk
Data 3
kedalam aspek masyarakat
Desa Jebus
(interaksi sosial masyarakat),
Nama desa jebus termasuk kedalam
menurut sejarahnya desa ini adalah
aspek Aspek kebudayaan (folklor)
desa yang sepi, setelah mulai

164
banyak pendatang yang masuk ke Desa Petanang
desa ini , maka dibuatlah nama Desa Petanang termasuk kedalam
desa yang dulunya sepi itu menjadi aspek perwujudan (latar rupa
Maju Jaya, karna sudah mulai bumi/geomorfologis)menurut
ramai dan sukses dan diharapkan sejarahnya nama desa Petanang
masyarakatnya selalu hidup dengan bermakna pematang atau tanah
keberhasilan. kering, dahulunya desa ini terdapat
pematang atau tanah kering yang
Data 6
luas.
Desa Mekar Sari
Nama Desa Mekar Sari termasuk Data 9
kedalam aspek perwujudan (Flora) Desa Puding
dan Kebudayaan (Folklor) , Desa Puding termasuk kedalam
menurut sejarahnya desa Mekar aspek Perwujudan (pola
sari berasal dari seseorang warga pemukiman) menurut sejarahnya
yang bermimpi di desa itu tumbuh Puding berasal dari nama sungai
pohon padi yang subur dan yaitu sungai pudding yang terdapat
bermekaran dan dia menceritakan di desa ini.
mimpinya kepada masyarakat
Data 10
setempat jadi disaat desa ini ada
diberi nama Desa Mekar Sari. Desa Pulau Metaro
Nama desa Pulau Mentaro
Data 7
termasuk aspek Aspek
Desa Pematang Raman
perwujudan (latar rupa
Nama Desa Pematang Raman bumi/geomorfologis), menurut
termasuk kedalam aspek sejarahnya Pulau Mentaro diartikan
perwujudan (flora), menurut sebagai desa pertengahan. Hal ini
sejarahnya Pematang Raman dikarenakan letak Desa Pulau
berasal dari nama tanaman raman Mentaro berada di tengah-tengah
yang banyak tumbuh di desa ini dan dikelilingi oleh desa lainnya,
sedangkan pematang karena di desa seperti desa Puding, desa Betung,
ini tananya lebih tinggi dari desa desa Pemunduran dan desa Bangso.
sekitarnya. Desa Pulau Mentaro berada di
tengah-tengah pulau, diantara desa
Data 8

165
Mentaro dengan desa yang di tepi Nama desa Rantau Panjang
ada sungai Kumpeh yang termasuk dalam aspek masyarakat(
mengelilinginya. interaksi sosial masyarakat),
menurut sejarahnya desa Rantau
Selain itu pada versi lain, Pulau
Panjang bermakna karena desa ini
Mentaro adalah pulau yang
banyak bermukim masyarakat
istimewa bagi penduduknya. Dulu
perantau dan hidup disepanjang
desa Pulau Mentaro letaknya bukan
desa Rantau Panjang ini.
di lokasi yang sekarang ini, tapi di
seberang dusun. Pada zaman Data 12
tersebut, masyarakat Desa Pulau Desa Rondang
Mentaro bisa bersahabat dengan
Nama desa Rondang termasuk
benda ghaib. Contohnya ketika
kedalam aspek perwujudan (pola
masyarakat Pulau Mentaro hendak
pemukiman) menurut sejarahnya
mengadakan pesta, mereka
desa rondang bermakna terang
meminjam peralatan pesta seperti
benderang diberi nama rondang
piring, mangkok kepada alam lain
karena di desa ini terdapat lahan
dengan cara semacam ritual.
yang luas.

Selanjutnya pada versi lainnya,


Data 13
desa Pulau Mentaro dahulunya
Desa Sponjen
terletak di seberang dusun tapi
Nama desa Sponjen termasuk
hanya sementara, maka terjadilah
kedalam aspek masyarakat
nama mentaro. Adapun tempat
(interaksi sosial masyaraka),
sementara dari desa ini selain di
menurut sejarahnya kata sponjen
seberang dusun, disebutkan berada
bermakna alat transfortasi sungai
di ujung dusun. Kemudian
atau ketek, dahulunya masyarakat
sekarang tempatnya berada di
desa ini banyak menggunakan
tengah-tengah atau tepulo atau
ketek atau perahu rakitan di desa
pulau. Maka terbentuklah nama
mereka.
Pulau Mentaro.
Data 14
Data 11
Desa Rantau Panjang Desa Sogo

166
Nama Desa Sogo termasuk Data 17
kedalam aspek Aspek perwujudan
Desa Tanjung
(flora), menurut sejarahnya nama
desa Sogo berasal dari nama kayu Nama Desa Tanjung termasuk
yaitu kayu sogo, dahulunya di desa kedalam aspek perwujudan ( latar
ini banyak terdapat pohon kayu rupa bumi/geomorfologis),
sogo tersebut. menurut sejarahnya nama desa
Tanjung bermakna pemukiman dari
Data 15
desa ini mengarah ke perairan atau
Desa Sungai Aur Tanjung .

Nama desa Sungai Aur termasuk 4. KESIMPULAN


kedalam aspek perwujudan (Flora)
Berdasarkan penelitian
menurut sejarahnya asal nama
yang dilakukan terhadap 17 desa
Sungai Aur karena dahulunya di
yang ada di Kecamatan Kumpeh,
sepnajang tepian sungai di Kumper
Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi
ini banyak terdapat pohon aur.
Jambi dapat disimpulkan
data 16 bahwasannya sejarrah penamaan
desa-desa di Kecamatan Kumpeh
desa Sungai Bungur
tergolong dalam berbagai aspek
Nama Desa Sungai Bungur diantaranya Aspek perwujudan
termasuk kedalam aspek Aspek yang mana terdapat pada 12 desa
perwujudan (latar rupa dan aspek masyarakat terdapat
bumi/geomorfologis dan Flora), pada 4 desa dan aspek kebudayaan
menurut sejarahnya nama desa terdapat pada 2 desa dimana pada
Sungai Bungur berasal dari nama desa Mekar Sari tergololong
anak sungai, kata Bungur kepada aspek Perwujudan dan
merupakan nama anak sungai yang aspek kebudayaan.
terdapat di Kecamatan Kumpeh,
Penelitian mengenai sejarah
dahulunya sepanjang sungai ini
penamaan desa-desa ini sangat
banyak ditumbuhi tanaman kayu
perlu untuk dilanjutkan agar
bungur oleh karena itu diberi nama
masyarakat yang menetap pada
Sungai Bungur.
desa-desa yang ada pada tempat

167
tinggal mereka mengetahui sejarah Kementerian Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Cipta Karya,
penamaan desa-desa yang mereka
Java Reconstruction Fund, Forum
tempati dan diharapkan penelitian Joglo.
ini dapat dilanjutkan dan dilakukan Sudaryat, Yayat dkk. 2009. Toponimi
pada setiap nama desa yang ada di Jawa Barat (berdasarkan cerita
rakat).Bandung: Dinas Pariwisata
Provinsi Jambi. dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Barat.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiono. 2009. Memahami Penelitian
Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Daring]. Kualitatif.Bandung: Anggota Ikatan
Tersedia: https://kbbi.web.id/ Penerbit Indonesia.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Sugiono. 2015. Metode Penelitian
Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Pustaka Utama. Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
Nurul Zuriah, 2009. Metode Penelitian
Sosial dan Pendidikan. Malang : Rais, Jacub dkk. 2008. Toponimi
Bumi Aksar Indonesia: Sejarah Budaya
Bangsa yang Panjang dari
Santosa, Revianto Budi. 2011. Toponim Permukiman Manusia & Tertib
KOTAGEDE (Asal Muasal Nama Administrasi. Jakarta: Pradnya
Tempat). Yogyakarta: Rekompak, Paramita.

168

You might also like