Professional Documents
Culture Documents
Proposal Usaha Getuk
Proposal Usaha Getuk
Getuk
“Rasa Getukku”
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya yang selalu mengiringi langkah kami dalam menyelesaikan karya tulis ini. Tak lupa
pula, rasa terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah turut
serta serta memberikan dukungan dan inspirasi dalam proses penyusunan makalah ini.
Proposal ini membahas tentang salah satu makanan tradisional Indonesia yang kaya akan sejarah
dan budaya, yaitu "Getuk". Dalam penulisan ini, saya berusaha untuk menggali informasi yang
mendalam tentang asal usul, proses pembuatan, variasi rasa, serta makna budaya yang
terkandung dalam makanan yang lezat dan kenyal ini. Semoga proposal ini dapat memberikan
wawasan baru dan meningkatkan apresiasi terhadap warisan kuliner Indonesia yang begitu
beragam dan berharga.
Penyusunan proposal ini tentu tidak lepas dari kerjasama dan dukungan berbagai pihak. Kami
mengucapkan terima kasih kepada keluarga kami atas doa, semangat, dan dukungan tak henti
dalam perjalanan pendidikan dan penulisan ini. Rasa terima kasih juga kami tujukan kepada guru
pembimbing yang diharapakan memberikan bimbingan, masukan, serta dorongan yang luar biasa
atas proposal ini.
Akhir kata, saya menyadari bahwa proposal ini tidak sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan untuk perbaikan dan pengembangan pengetahuan di
masa mendatang. Semoga proposal ini dapat bermanfaat dan menjadi kontribusi kecil kami
dalam melestarikan budaya kuliner Indonesia, terutama dalam menjaga keberlanjutan dan
kekayaan warisan nenek moyang yang patut kita banggakan.
Terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Getuk merupakan salah satu makanan tradisional yang kaya akan sejarah dan budaya
Indonesia. Makanan ini memiliki akar sejarah yang sangat tua dan telah menjadi bagian
integral dari berbagai ritual dan perayaan dalam masyarakat Jawa. Getuk berasal dari Jawa
Tengah dan Jawa Timur, dua wilayah di Indonesia yang kaya akan tradisi kuliner. Di balik
cita rasanya yang lezat, getuk menyimpan makna mendalam sebagai makanan warisan nenek
moyang yang terus dilestarikan hingga saat ini.
Sejarah getuk dapat ditelusuri hingga masa pra-kolonial Indonesia. Makanan ini diyakini
telah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan kuno di Jawa. Awalnya, getuk dibuat sebagai
makanan yang disajikan pada acara-acara keagamaan dan perayaan adat, seperti hari raya
atau pesta panen. Bahan utama pembuatan getuk adalah ketela pohon atau singkong yang
kemudian direbus, dihaluskan, dan dibentuk menjadi aneka ragam bentuk, seperti bulat atau
lonjong. Pada zaman dahulu, getuk juga dipercaya memiliki makna simbolis sebagai
ungkapan rasa syukur kepada para dewa atas hasil panen yang melimpah.
Seiring dengan perkembangan zaman, getuk tetap menjadi makanan yang sangat populer di
Indonesia. Berbagai inovasi telah diterapkan untuk memperkaya cita rasa dan variasi
bentuknya. Di era modern ini, getuk kini juga tersedia dalam berbagai variasi rasa, seperti
cokelat, pandan, atau keju, yang menarik selera generasi muda. Meskipun telah mengalami
berbagai transformasi, getuk tetap mengandung nilai tradisional yang kuat dan terus dijaga
keasliannya oleh masyarakat sebagai bagian dari warisan kuliner Indonesia yang patut
dibanggakan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari usaha ini adalah :
Mengembangkan Usaha di bidang kuliner local.
Meningkatkan proses produksi Getuk secara efisien dan konsisten.
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kelezatan dan khasiat Getuk.
1.3 Manfaat
Manfaat dari usaha ini adalah :
a. Selalu berfikir inovatif, kreatif dan mengasah kemampuan dalam kewirausahaan sehingga
memunculkan suatu ide atau karya yang dapat menjadi peluang usaha yang bisa
menguntungkan.
b. Diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan.
c. Diharapkan dapat peningkatan pendapatan pemilik usaha.
d. Diharapkan dapat mendorong kolaborasi dengan pelaku bisnis kuliner local untuk
mengintegrasikan Getuk dalam menu makanan modern.
BAB II
PROFIL RENCANA USAHA
2.1 Nama Usaha
df Nama usaha ini adalah “Rasa Getukku” dengan pemilik usaha adalah Daniswara Ghaya
Valerian Dzakwan. Usaha milik saya ini akan di rencanakan akan di dirikan pada November
2023 yang aka nada soft opening dan grand opening.
3.3Proses Produksi
1. Kupas dahulu sinkong menggunakan pisau, lalu bersihkan hingga tampak putih benar dan
mengkilap.
2. Selanjutnya singkong dipotong menggunakan pisau menjadi bagian bagian kecil sesuai
selera.
3. Setelah itu singkong yang telah dipotong potong di rebus menggunakan, hingga singkong
menjadi empuk teksturnya atau pulen rasanya. Kemudian angkat menggunakan saringan
dan tiriskan.
4. Selanjutnya singkong yang suda direbus tadi di ulek atau ditumbuk dengan alat ulekan
hingga kali benar.
5. Kemudian, singkong yang sudah kalis dimasukkan ke dalam piring besar, lalu
ditambahkan garam halus dan gula pasir yang tadi telah tersedia. Setelah itu, uleni
enggunakan tangan hingga semua benar benar tercamput sempurna.
6. Adonan di pisah menjadi beberapa bagian pada wadah yang berbeda-beda, lalu diberi
pewarna yang berbeda-beda pula pada masing-masing adonan dalam beberapa piring.
Uleni Kembali rata.
7. Bentuk adonan menjadi getuk lindri. Kemudian kukus lagi hingga masak.
8. Sambal menunggu masak, silahkan campur kelapa parut dengan garam sedikit, lalu
diaduk dan di kukus sekejap saja.
9. Setelah masak, taburkan parutan kelapa yang telah di kukus tadi di ata getuk.
10. Getuk lezat dan empuk siap di hidangkan dan dinikmati.
BAB IV
ANALISA KEUANGAN
4.1 Biaya Bahan Baku
df Biaya bahan baku adalah biaya yang diperlukan untuk dapat memproduksi getuk, dimana
biaya bahan baku ini akan di hitung dalam sehari.
Biaya Produksi Getuk
No Bahan Baku Jumlah Harga per satuan Jumlah biaya
.
1. Singkong 8 Kg Rp. 13.500/Kg Rp. 108.000
2. Gula 2,8 Kg Rp. 14.000/Kg Rp. 39.200
3. Kelapa parut 1 Kg Kelapa Rp. 5,.000/250 Gr Rp. 25.000
parut
Jumlah Rp 172.200
Daftar bahan di atas digunakan untuk memproduksi 160 buah getuk per hari. Maka
dihitung harga per porsi adalah
Harga Pokok = Rp. 172.200 / 160 porsi = Rp. 1076 / porsi.
Biaya diatas merupakan biaya yang dibutuhkan untuk produksi dan operasional selama sehari,
maka untuk jumlah biaya produksi selama satu tahun dimana dalam setahun terdapat 300 hari
kerja : Rp 172.200 × 300 = Rp 51.660.000, dalam setahun.
Selain itu terdapat biaya untuk sumber listrik dalam sebulan yaitu sebesar Rp 100.000 per bulan
dan biaya air sebesar Rp 50.000 per bulan sehingga total biaya sementara sebelum ditambah
dengan gaji karyawan sebesar Rp 36.000.000 + Rp 12.000.000 + Rp 6.000.000 = Rp 54.000.000
Maka perbulannya dibutuhkan biaya produksi sebesar Rp 4.500.000
6.2 Saran
Fd Perlunya untuk memotivasi diri kita sendiri dan perencanaan yang terstruktur dengan benar
untuk dapat mencapai tujuan yang kita inginkan.