You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/349310732

SIMULASI SISTEM DRAINASE JL SILIWANGI UNTUK PENANGANAN BANJIR


MENGGUNAKAN EPA SWMM 5.1

Conference Paper · December 2020

CITATIONS READS

0 738

3 authors, including:

Pengki Irawan Wahyu Gendam Prakoso


Siliwangi University Universitas Pakuan
14 PUBLICATIONS   2 CITATIONS    14 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Hydrological Similarity Approach and Rainfall Satellite Utilization for Mini Hydro Power Dam Basic Design In Indonesia View project

Perencanaan Bendung Parigi View project

All content following this page was uploaded by Pengki Irawan on 15 February 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SIMULASI SISTEM DRAINASE JL SILIWANGI UNTUK
PENANGANAN BANJIR MENGGUNAKAN EPA SWMM 5.1
Pengki Irawan1*, Wina Juliyanti1, Wahyu G. Prakoso2, Empung1
1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Siliwangi
2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Pakuan
*irawan@unsil.ac.id

Intisari
Jalan Siliwangi merupakan salah satu lokasi yang bermasalah di daerah Kota
Tasikmalaya dimana terdapat genangan air dan terjadi banjir saat intensitas hujan
tinggi. Saluran drainase yang ada memiliki dimensi yang beragam dengan kondisi
yang kurang baik, karena terdapat banyak sedimen dan juga sampah didalam
saluran sehingga saluran tidak bekerja dengan maksimal. Tujuan penelitian ini
adalah analisis dan simulasi penanganan banjir saluran drainase Jalan Siliwangi
serta analisis kebutuhan kolam retensi sebagai outlet saluran tersebut. Analisis dan
simulasi dilakukan dengan aplikasi EPA SWMM 5.1 untuk mengetahui kapasitas
saluran drainase yang ada. Berdasarkan hasil simulasi, terdapat beberapa saluran
dengan debit aliran yang melebihi kapasitas sehingga meluap. Penambahan
kapasitas dilakukan pada semua saluran yang mengalami luapan sehingga saluran
dapat menampung debit limpasan yang terjadi. Selanjutnya direncanakan suatu
kolam retensi untuk menampung aliran dari saluran outfall dengan luas 17,500 m²
agar aliran tidak langsung masuk ke Sungai Cimulu. Kolam retensi tersebut dapat
menurunkan debit puncak banjir yang masuk ke Cimulu dari 9.01 m3/detik menjadi
3.76 m3/detik.
Kata kunci: drainase, banjir, kapasitas saluran, EPA SWMM 5.1, kolam retensi

Latar Belakang
Banjir merupakan salah satu masalah yang sering terjadi di Indonesia, khususnya
pada musim hujan. Permasalahan ini hampir setiap tahun berulang, bahkan
cenderung mengalami peningkatan dari segi frekuensi, luasan, kedalaman, dan
durasi (Sadewo and Sutoyo 2018). Secara umum penyebab banjir diklasifikasikan
dalam 2 kategori, yaitu banjir yang disebabkan oleh sebab – sebab alami dan banjir
disebabkan oleh tindakan manusia (Jumhasla Putra, Masimin, and Fatimah 2018).
Saluran drainase merupakan salah satu komponen infrastruktur yang penting untuk
menyalurkan kelebihan air (Ekananda, Pandjaitan, and Rau 2019). Saluran drainase
dirancang untuk menampung debit aliran, terutama saat musim hujan. Kapasitas
saluran drainase harus diperhitungkan untuk dapat menampung debit air yang
terjadi sehingga tidak menimbulkan banjir atau genangan. Intensitas hujan yang
tinggi menyebabkan debit aliran meningkat. Jika kapasitas drainase tidak bisa lagi
menampung debit aliran, maka air yang tidak tertampung akan menyebabkan

327
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI ke-37
Palembang, 12 Desember 2020

terjadinya genangan maupun banjir (Ardiyana, Bisri, and Sumiadi 2016; Suprapto,
Mutaqin, and Prilbista 2018).
Jalan Siliwangi merupakan salah satu lokasi yang bermasalah di daerah Kota
Tasikmalaya dimana terdapat genangan air dan terjadi banjir saat intensitas hujan
tinggi. Jalan Siliwangi terletak di Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang. Jalan
Siliwangi memiliki kondisi topografi yang relatif datar dengan elevasi + 345 s/d
+355. Saluran drainase yang ada memiliki dimensi yang beragam dengan kondisi
yang kurang baik, karena terdapat banyak sedimen dan juga sampah didalam
saluran sehingga saluran tidak bekerja dengan maksimal. Saluran pembuang ini
kerapkali mengalami overload dan tidak bisa membawa air buangan dengan
optimal. Kondisi ini diperparah dengan saluran pembuang (outlet) masuk ke saluran
Irigasi Cimulu. Tujuan penelitian ini adalah analisis dan simulasi penanganan banjir
saluran drainase Jalan Siliwangi serta analisis kebutuhan kolam retensi sebagai
outlet saluran tersebut.

Metodologi
Penelitian ini dilaksanakan pada Jalan Siliwangi Kecamatan Tawang Kota
Tasikmalaya. Jalan Siliwangi termasuk ruas jalan dengan tingkat lalu lintas tinggi.
Beberapa titik yang menjadi tempat terjadi banjir atau genangan diantaranya di
depan gerbang utama Universitas Siliwangi sampai saluran pembuang yang ada di
jalan BKR dengan kedalaman yang berbeda-beda. Kegiatan penelitian ini
mencakup pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, serta pengambilan
kesimpulan. Pengolahan data dimulai dengan menentukan nilai curah hujan rencana
serta daerah pervious dan impervious menggunakan data sekunder yang telah
didapatkan. Identifikasi daerah pervious dilakukan dengan melakukan validasi di
lapangan untuk melihat daerah yang dapat menyerap air melalui infiltrasi (pervious)
dan daerah yang tidak dapat melewatkan air (impervious), lihat Gambar 1.
Analisis frekuensi untuk mendapatkan nilai curah hujan rencana dilakukan dengan
menggunakan teori probability distribution, antara lain Distribusi Normal,
Distribusi Log Normal, Distribusi Log Person III dan Distribusi Gumbel (Irawan et
al. 2020). Selanjutnya untuk penentuan jenis distribusi yang digunakan akan
dilakukan uji kecocokan berdasarkan Uji Chi Kuadrat. Bentuk distribusi Chi
Kuadrat tergantung dari derajat bebas (Db) (Isfandari, Ilmiaty, and Baitullah 2014).
Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan pemodelan EPA SWMM 5.1.
Model jaringan ini terdiri dari subcatchment, node junction, conduit, outfall node,
dan rain gage. Setelah model jaringan, selanjutnya dimasukkan semua nilai
parameter yang dibutuhkan. Simulasi dapat dikatakan berhasil jika continuity error
< 10%. Simulasi SWMM besarnya debit banjir dihitung dengan cara memodelkan
suatu sistem drainase (Sadewo and Sutoyo 2018).

Hasil dan Pembahasan


Analisis Daerah Tangkapan Air (DTA) dilakukan dengan Metode Spasial.
Analisis daerah tangkapan air dilakukan dengan input data Digital Elevation Model
(DEM). Data DEM bersumber dari DEMNAS, data DEMNAS tersebut dibentuk
dari berbagai jenis sumber data, yaitu IFSAR (resolusi 5 m), TERRASAR-X

328
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI ke-37
Palembang, 12 Desember 2020

(resolusi 5 m) dan ALOS PALSAR (resolusi 11.25 m) (Sulistian, Parapat, and


Aristomo 2019). Analisis DTA menghasilkan arah aliran runoff atau yang disebut
dengan streamflow. Streamflow dan DTA yang didapatkan akan disesuaikan
dengan kondisi fisik bangunan dan kondisi saluran drainse yang ada. Pola
pemukiman akan mengubah topografi suatu wilayah yang akhirnya akan mengubah
arah aliran runoff (Nayeb Yazdi et al. 2019). Kondisi tersebut akan menentukan
batas subcatchment di daerah penelitian. Hasil analisis DTA disajikan dalam skema
(Gambar 2).

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian


Analisis Hidrologi dilakukan dengan mencari hujan kawasan. Analisis tersebut
menggunakan metode Polygon Thiessen pada data curah hujan harian maksimum
tahun 2007 – 2019 dari PCH Cimulu, Lanud dan Kawalu. Polygon hanya
memotong pada wilayah PCH Lanud dan Kawalu. Luas wilayah pada PCH Lanud

329
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI ke-37
Palembang, 12 Desember 2020

(A₁) sebesar 35.29 ha dan pada wilayah stasiun Kawalu (A₂) sebesar 7.74 ha. Hasil
perhitungan hujan kawasan dapat dilihat pada Tabel 1.

Gambar 2. Skema Jaringan Sistem Drainase

Tabel 1. Hasil Perhitungan Curah Hujan Kawasan


Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
̅ (mm) 77
P 91 80 119 124 85 116 144 89 89 98 101 77

Analisis frekuensi akan menghasilkan parameter yang menunjukkan kecocokan


data yang akan disesuaikan dengan syarat statistik masing – masing metode yaitu
parameter skewness (Cs) dan kurtosis (Ck) (Agusalim and Nanda 2018). Analisis
frekuensi dilakukan dengan Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi
Gumbel dan Distribusi Log Person III. Parameter Cs dan Ck akan menjadi syarat
dalam menentukan metode yang akan dipakai untuk tahap uji distribusi sesuai
ketetapan kriteria (Petonengan, Sumarauw, and Wuisan 2016).
Tabel 2. Hasil Curah Hujan Rencana
PUH 2 5 10 25 50
Probabilitas 50 20 10 4 2
Hujan Rencana (mm) 104.72 131.14 152.19 183.71 211.23

Uji Chi Kuadrat merupakan pengujian terhadap perbedaan antara data sampel dan
distribusi probabilitas (Upomo and Kusumawardani 2016). Hasil analisis
didapatkan bahwa distribusi Log Person Type III dapat diterima.
Pemodelan Sistem Jaringan Drainase dengan Aplikasi EPA SWMM 5.1.
Pemodelan jaringan drainase menggunakan software SWMM 5.1 dengan bangunan
hidrolik yang digambarkan dalam pemodelan berupa subcatchment. junction node.
outfalls node. dan conduit (Eckart. McPhee. and Bolisetti 2018). Junction dalam
penelitian ini sebanyak 38 node. 29 conduit dan 3 outfalls. Subcatchment dibagi
menjadi 52 subcatchment, dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

330
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI ke-37
Palembang, 12 Desember 2020

Tabel 3. Hasil Perhitungan Intensitas Hujan Periode 24 jam


Intensitas Hujan (mm) 24 Jam Intensitas Hujan (mm) 24 Jam
t
dengan Periode Ulang (Tr) t (Jam) dengan Periode Ulang (Tr)
(jam)
2 5 10 25 50 2 5 10 25 50
0 104.72 131.14 152.20 183.71 211.23 13 6.57 8.22 9.54 11.52 13.24
1 36.31 45.46 52.76 63.69 73.23 14 6.25 7.83 9.08 10.96 12.61
2 22.87 28.64 33.24 40.12 46.13 15 5.97 7.47 8.68 10.47 12.04
3 17.45 21.86 25.37 30.62 35.20 16 5.72 7.16 8.31 10.03 11.53
4 14.41 18.04 20.94 25.27 29.06 17 5.49 6.88 7.98 9.63 11.08
5 12.42 15.55 18.04 21.78 25.04 18 5.29 6.62 7.68 9.27 10.66
6 11.00 13.77 15.98 19.29 22.18 19 5.10 6.38 7.41 8.94 10.28
7 9.92 12.42 14.42 17.40 20.01 20 4.93 6.17 7.16 8.64 9.94
8 9.08 11.37 13.19 15.92 18.31 21 4.77 5.97 6.93 8.37 9.62
9 8.39 10.51 12.19 14.72 16.92 22 4.62 5.79 6.72 8.11 9.33
10 7.82 9.79 11.37 13.72 15.78 23 4.49 5.62 6.52 7.87 9.05
11 7.34 9.19 10.67 12.88 14.81 24 4.36 5.46 6.34 7.65 8.80
12 6.93 8.67 10.07 12.15 13.97

(a) (b)

Gambar 3. Kurva IDF 24 Jam dan IDF 6 Jam

Tabel 4. Analisis Inputan Data DTA ke SWMM


Nama A Width Slope Impervious N– N-
Outfalls Qrencana
Subcatchment (ha) (m) (%) (%) Pervious Impervious
S1 J5 6.1731 249 1.9 49.41 0.2 0.0196 5 Tahun
S2 J1 1.6688 115 1.3 76.92 0.0195 5 Tahun
S3 J26 4.7043 234 1.1 48.44 0.2 0.0192 5 Tahun
S4 O2 0.7337 79 3.5 75 0.02 5 Tahun
S5 J8 0.1866 67 7.5 75 0.02 5 Tahun
S6 J28 0.063 48 6.5 13.31 0.2 0.013 5 Tahun
S7 J29 0.7984 64 1.1 100 0.02 5 Tahun
S8 J30 0.1821 17 2.1 100 0.02 5 Tahun
S9 J35 1.0731 72 4.5 98.2 0.2 0.02 5 Tahun
S10 J32 0.7719 90 4.3 41.7 0.2 0.02 5 Tahun
S11 J9 0.4377 80 4 76.23 0.0196 5 Tahun
S12 J33 0.8648 63 5 100 0.02 5 Tahun
S13 J11 0.6696 46 3.4 60 0.02 5 Tahun
S14 J13 0.5728 36 1 60 0.02 5 Tahun
S15 J15 0.4011 27 5.7 60 0.02 5 Tahun
S16 J17 0.3997 106 4 75 0.02 5 Tahun
S17 J10 0.4544 43 4.8 75 0.02 5 Tahun
S18 J19 0.4409 69 3.4 75 0.02 5 Tahun
S19 J4 0.3644 40 4 75 0.02 5 Tahun

331
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI ke-37
Palembang, 12 Desember 2020

Tabel 5. Analisis Inputan Data DTA ke SWMM (lanjutan)


Nama A Width Slope Impervious N– N-
Outfalls Qrencana
Subcatchment (ha) (m) (%) (%) Pervious Impervious
S20 J4 2.2789 201 2.3 69.18 0.2 0.02 5 Tahun
S21 O3 0.35 93 5.2 75 0.02 5 Tahun
S22 J20 0.4409 66 6.8 75 0.02 5 Tahun
S23 J22 1.7771 175 7.3 32.37 0.2 0.0195 5 Tahun
S24 J23 0.6773 76 7.9 83.3 0.0188 5 Tahun
S49 J38 2.8300 119 0.5 25 0.2 0.019 5 Tahun
S50 J38 2.9987 258 0.8 65 0.2 0.019 5 Tahun
S51 J38 0.9886 98 0.8 55 0.2 0.019 5 Tahun
S52 J38 4.1331 139 2.7 25 0.02 0.01 5 Tahun

Model jaringan drainase diambil dari data teknis di lapangan. Berdasarkan data
tersebut didapatkan ukuran dimensi drainase jalan tidak seragam. Bentuk tampang
saluran adalah rectangular yang tersusun dari beton dan pasangan batu (Tabel 6
dan Gambar 5).
Tabel 6. Paremeter Saluran Drainase
Nama L B h Nama L B h
n n
Saluran (m) (cm) (cm) Saluran (m) (m) (m)
SS1 185 60 60 0.030 ST2 86 30 40 0.030
SS2 186 50 50 0.030 ST3 98 60 50 0.030
SO1 291 100 100 0.030 SP1 87 40 50 0.030
SS3 167 60 60 0.030 SS5 71 60 25 0.020
SS4 160 70 70 0.030 SS6 191 55 55 0.016
SO2 195 50 50 0.030 SS7 97 80 80 0.014
SU1 84 20 25 0.020 SS8 365 80 80 0.014
SU2 72 30 40 0.016 SS9 77 75 20 0.016
SU3 90 30 40 0.016 SS10 85 60 25 0.016
SU4 67 20 25 0.020 SB1 63 100 100 0.014
SU5 158 30 30 0.030 SB2 63 70 80 0.014
SU6 140 55 55 0.030 SB3 50 30 30 0.014
SU7 150 60 40 0.030 SB4 50 70 80 0.014
ST1 94 30 40 0.030 SO3 891 70 80 0.019
Sumber : Survey Lapangan

Simulasi kapasitas saluran drainase menggunakan software SWMM 5.1 dengan


skenario kondisi eksisting dan skenario kondisi perbaikan. Hasil run dari simulasi
model jaringan drainase eksisting menunjukkan continuity error pada Surface
Runoff sebesar 0.46% dan Flow Routing sebesar 0.52%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa simulasi dapat diterima karena nilai continuity error kurang
dari 10% (Kartiko 2018). Warna kuning pada saluran SS6. SS7 dan SB3
menunjukkan bahwa saluran mengalami over capacity pada saat jam puncak hujan.
Sedangkan warna merah pada saluran SS1. SS2. SO2. SS5. SP1. SB2 dan SO3
menunjukkan bahwa terjadi luapan pada saluran.

332
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI ke-37
Palembang, 12 Desember 2020

(a) (b)

Gambar 4. Hasil Simulasi Jaringan Drainase Eksisting (a) dan Simulasi


Redesain Saluran beserta Penambahan Kolam Retensi (b)
Alternatif solusi yang digunakan yaitu peningkatan kapasitas saluran
darinase dan desain kolam retensi.
Redesain saluran dilakukan dengan persamaan manning. Dengan menggunakan
persamaan tsb didapatkan perubahan dimensi saluran (Tabel 6).

Gambar 5. Potongan Melintang Redesain Saluran

Gambar 6. Potongan Melintang Saluran SS1 – SS5

333
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI ke-37
Palembang, 12 Desember 2020

Hidrograf SS1. SS2. SO2. SP1. SB2 dan SO3 langsung mengalami luapan pada 1
(satu) jam pertama. mengalami resesi pada jamn-jam berikutnya. Sedangkan
saluran SS5 mengalami over capacity selama periode jam simulasi. Saluran SS5
menampung runoff dari Subchatment S3 yang memiliki luas 4.7 ha dengan tutupan
lahan umumnya area terbangun. Setelah dilakukan redesain saluran, didapatkan
hasil hidrograf kapasitas saluran tidak ada yang over capacity. Hidrograf tersebut
memperlihatkan bahwa hanya saluran (link) SO3 yang mengalami perbandingan
0.8. Kondisi tersebut telah menunjukkan bahwa redesain saluran sudah cukup untuk
menyalurkan debit dari runoff di lahan.

Gambar 7. Potongan Memanjang Saluran Utama SS6 – SO3

Gambar 8. Hidrograf Kapasitas Saluran Kondisi Eksisting yang mengalami


over capacity
Simulasi lahan yang dibutuhkan sebesar 17500 m2. Kolam direncanakan
mempunyai kedalaman lebih kurang 3 m. Kolam retensi ini dibuatkan pintu
pembuang ke saluran Cimulu menggunakan orifice dengan ukuran 1 x 1 meter dan

334
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI ke-37
Palembang, 12 Desember 2020

ditempatkan pada ketinggian 1.5 dari dasar. Tinggi muka air untuk kolam
disimulasikan pada tinggi awal 1 meter. Parameter tersebut disimulasikan untuk
medapatkan hidrograf inflow - outflow beserta perubahan tinggi muka air di kolam
retensi. Hasil simulasi disajikan pada Gambar 10.

(a)

Gambar 9. Hidrograf Kapasitas Saluran dan Setelah Redesain

Tabel 7. Perubahan Dimensi Saluran yang Over Capacity


Nama L B (sebelum) B (setelah) H (sebelum) H(Setelah)
n
Saluran (m) (cm) (cm) (cm) (cm)
SS1 185 60 80 60 114 0.030
SS2 186 50 80 50 92 0.030
SO2 195 50 80 50 100 0.030
SP1 87 40 60 50 70 0.030
SS 71 55 100 55 112 0.020
SB2 63 70 100 80 103 0.014
SO3 891 70 100 80 157 0.019

Tabel Inflow - Outflow dan Kedalaman Kolam Retensi


Durasi Inflow Outflow Kedalaman Durasi Inflow Outflow Kedalaman
(Jam) (m³/det) (m³/det) (m) (Jam) (m³/det) (m³/det) (m)
0:00:00 0.00 0.00 0.00 6:00:00 1.09 0.00 1.50
0:20:00 7.39 0.00 1.30 6:20:00 0.99 0.00 1.50
0:40:00 7.74 3.15 1.70 6:40:00 0.97 0.00 1.50
1:00:00 7.74 3.53 2.00 7:00:00 0.96 2.88 1.50
1:20:00 3.84 3.66 2.12 7:20:00 0.34 0.00 1.50
1:40:00 3.40 3.66 2.11 7:40:00 0.18 0.00 1.50
2:00:00 3.28 3.63 2.09 8:00:00 0.11 0.00 1.50
2:20:00 2.26 3.56 2.02 8:20:00 0.08 0.00 1.50
2:40:00 2.11 3.45 1.93 8:40:00 0.06 0.00 1.50
3:00:00 2.05 3.34 1.84 9:00:00 0.04 0.00 1.50
3:20:00 1.65 3.21 1.74 9:20:00 0.03 0.00 1.50
3:40:00 1.58 3.07 1.64 9:40:00 0.03 0.00 1.50
4:00:00 1.55 2.94 1.54 10:00:00 0.02 0.00 1.50
4:20:00 1.33 0.00 1.50 10:20:00 0.02 0.00 1.50
4:40:00 1.29 2.88 1.50 10:40:00 0.01 0.00 1.50
5:00:00 1.27 2.88 1.50 11:00:00 0.01 0.00 1.50
5:20:00 1.13 2.88 1.50 11:20:00 0.01 0.00 1.50
5:40:00 1.10 0.00 1.50 11:40:00 0.01 0.00 1.50
6:00:00 1.09 0.00 1.50 12:00:00 0.01 0.00 1.50

335
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI ke-37
Palembang, 12 Desember 2020

Link Reg1 Flow (CMS) Link C34 Flow (CMS) Node Storage1 Depth (m)

10.0 2.4

9.0

2.2

8.0

2.0
7.0

6.0
1.8
Flow (CMS)

Depth (m)
5.0

1.6
4.0

3.0
1.4

2.0

1.2

1.0

0.0 1.0
0 2 4 6 8 10 12
Elapsed Time (hours)

Gambar 10. Hidrograf Inflow Outflow beserta Perubahan Tinggi Muka Air di
Kolam Retensi
Hasil simulasi memperlihatkan inflow ke kolam maksimum mencapai 9.01 m3/detik
sedangkan ouflow mencapai 3.76 m3/detik. Tinggi muka air di kolam retensi
maksimum pada 2.23 meter dari dasar kolam. Debit inflow puncak terjadi pada
menit ke 52. outflow puncak dari kolam berada pada waktu 1 jam 24 menit setelah
inflow. Tinggi muka air maksimum terjadi setelah 1 jam 12 menit. Desain kolam
retensi ini cukup baik dalam mengendalikan debit runoff dari DTA Jalan Siliwangi
dalam menurunkan debit yang masuk ke Cimulu. Penurunan debit mencapai 6
m3/detik. Kolam retensi tsb juga dapat memperbaiki kualitas air yang dibuang ke
Saluran Cimulu dan menjadi cadangan air di musim kemarau (Zevri 2019). Adanya
kolam ini menambah waktu tunggu pada proses self purification air tsb (Imron et
al. 2019).

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan simulasi. dapat disimpulkan bahwa saluran yang
mengalami banjir pada drainase Jl Siliwangi yaitu saluran SS1, SS2, SO2, SS5,
SS6, SP1, SB2 dan SO3. Desain kolam retensi tersebut dapat menurunkan debit
puncak banjir yang masuk ke Cimulu dari 9.01 m3/detik menjadi 3.76 m3/detik.
Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini yaitu perlu dilakukannya
penelusuran dan perencanaan saluran pembuang yang mengalirkan air dari saluran
drainase di Jalan Siliwangi ke maindrain yang semestinya.

Daftar Referensi
Agusalim, M., and Abd. Rakhim Nanda. 2018. “Perbandingan Hidrograf Satuan
Amatan Dan Hidrograf Satuan Sintesis (DAS Maros Sub DAS Maros
Tompubulu).” Teknik Hidro.
Ardiyana, Mita, Mohammad Bisri, and Sumiadi. 2016. “Studi Penerapan Ecodrain
Pada Sistem Drainase Perkotaan (Studi Kasus: Perumahan Sawojajar Kota
Malang (Study of Ecodrainage Application on Urban Drainage System (A
Case Study at Sawojajar, Malang).” Jurnal Teknik Pengairan.

336
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI ke-37
Palembang, 12 Desember 2020

Eckart, Kyle, Zach McPhee, and Tirupati Bolisetti. 2018. “Multiobjective


Optimization of Low Impact Development Stormwater Controls.” Journal of
Hydrology.
Ekananda, Fahri, Nora H Pandjaitan, and Maulana Ibrahim Rau. 2019. “Evaluasi
Saluran Drainase Di Perumahan Alam Sinar Sari Kabupaten Bogor Jawa
Barat.” Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan.
Imron, Imron et al. 2019. “Perbaikan Kualitas Air Limbah Domestik Dengan
Fitoremediasi Menggunakan Kombinasi Beberapa Gulma Air: Studi Kasus
Kolam Retensi Talang Aman Kota Palembang.” Jurnal Ilmu Lingkungan.
Irawan, P et al. 2020. “Analisis Dan Pemetaan Isohyet Curah Hujan Berbagai
Periode Ulang Tahun (Puh) Das Citanduy Hulu.” Akselerasi.
Isfandari, Defi Tesha, Reini S Ilmiaty, and M Baitullah. 2014. “Analisis Sistem
Drainase Di Kawasan Pemukiman Pada Sub-DAS Aur Palembang (Studi
Kasus: Pemukiman 9/10 Ulu).” Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan.
Jumhasla Putra, Ahmad Zikra, Masimin Masimin, and Eldina Fatimah. 2018.
“Kajian Kerugian Risiko Banjir Pada Sungai Krueng Meureubo.” Jurnal Arsip
Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(2): 172–82.
Kartiko, Luthfi ; Roh Santoso. 2018. “Analisis Kapasitas Saluran Drainase
Menggunakan Bogor , Jawa Barat.” 03(03).
Nayeb Yazdi, Mohammad et al. 2019. “An Evaluation of HSPF and SWMM for
Simulating Streamflow Regimes in an Urban Watershed.” Environmental
Modelling and Software.
Petonengan, Andriano, Jeffry S F Sumarauw, and Eveline M Wuisan. 2016. “POLA
Distribusi Hujan Jam-Jaman Di Das Tondano Bagian Hulu.” Jurnal Sipil
Statik Januari.
Sadewo, Titon, and Sutoyo Sutoyo. 2018. “Kajian Sistem Drainase Di Daerah Jalan
Pemuda Kota Bogor.” Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan.
Sulistian, Teguh, Andri Daniel Parapat, and Davin Aristomo. 2019. “Analisis
Akurasi Vertikal Digital Elevation Model Nasional (Demnas) Studi Kasus
Kota Medan.” In FIT ISI 2019 Dan Aseanflag 72nd Council Meeting Analisis,.
Suprapto, Mamok, Adi Yusuf Mutaqin, and Agelbilal Seretora Prilbista. 2018.
“Analisis Sistem Drainase Untuk Penanganan Genangan Di Kecamatan
Magetan Bagian Utara.” Matriks Teknik Sipil.
Upomo, Togani Cahyadi, and Rini Kusumawardani. 2016. “Pemilihan Distribusi
Probabilitas Pada Analisa Hujan Dengan Metode Goodness of Fit Test.”
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan 18(2): 139–48.
Zevri, Asril. 2019. “Desain Kolam Retensi Pada Daerah Aliran Sungai Bekala.”
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand).

337

View publication stats

You might also like