You are on page 1of 10

‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم ِ‬

‫ض ّل لَهُ‬ ‫ِإ ّن ْال َح ْم َد ِهللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُوْ ُذ ِباهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو َسيَّئا ِ‬

‫ي لَهُ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالّ هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن ُم َح ّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ‬
‫َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد َ‬

‫ص ّل َو َسلّ ْم عَلى ُم َح ّم ٍد َوعَلى آلِ ِه ِوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى يَوْ ِم ال ّديْن‬
‫اَللهُ ّم َ‬

‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ ّن ِإالّ َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ نَ‬


‫يَاَأيّهَا الّ َذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتّقُوا هللاَ َح ّ‬

‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجاالً َكثِ ْيرًا َونِ َسا ًء َواتّقُوا هللاَ الَ ِذي تَ َسا َءلُوْ نَ بِ ِه‬
‫ق ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوبَ ّ‬ ‫يَاَأيّهَا النَاسُ اتّقُوْ ا َربّ ُك ُم الّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍ‬
‫س َوا ِح َد ٍة َو َخلَ َ‬
‫َْأل‬
‫َوا رْ َحام َ ِإ ّن هللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬

‫َظ ْي ًما‪َ ،‬أ ّما بَ ْع ُد‬


‫يَاَأيّهَا الّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتّقُوا هللاَ َوقُوْ لُوْ ا قَوْ الً َس ِد ْيدًا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوْ بَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هللاَ َو َرسُوْ لَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا ع ِ‬

‫صلّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلّ َم‪َ ،‬و َش ّر ْاُأل ُموْ ِر ُمحْ َدثَاتُهَا‪َ ،‬و ُك ّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعةٌ َو ُك ّل بِ ْد َع ٍة‬ ‫ث ِكتَابُ هللاِ‪َ ،‬وخَ ْي َر ْالهَ ْد ِ‬
‫ى هَ ْد ُ‬
‫ى ُم َح ّم ٍد َ‬ ‫ق ْال َح ِد ْي ِ‬
‫فَِأ ّن َأصْ َد َ‬
‫ضالَلَ ِة فِي النّ ِ‬
‫ار‬ ‫ضالَلَةً‪َ ،‬و ُك ّل َ‬ ‫َ‬

‫‪KHUTBAH PERTAMA‬‬

‫‪Hadirin jama’ah Jum’at yang dirahmati Alloh‬‬

‫‪Setiap muslim yang berakidah ahlussunnah wal jamaah pasti meyakini adanya adzab kubur. Banyak‬‬
‫‪dalil baik dari Al-Quran maupun hadits yang menunjukkan adanya adzab kubur. Diantaranya adalah‬‬
‫; ‪firman Allah‬‬
‫آل فِرْ عَوْ نَ َأ َش َّد‬
َ ‫ النَّا ُر يُع َْرضُونَ َعلَ ْيهَا ُغ ُد ًّوا َو َع ِشيًّا َويَوْ َم تَقُو ُم السَّا َعةُ َأ ْد ِخلُوا‬.‫ب‬
ِ ‫آل فِرْ عَوْ نَ سُو ُء ْال َع َذا‬ ِ ‫فَ َوقَاهُ هَّللا ُ َسيَِّئا‬
َ ‫ت َما َم َكرُوا َو َحا‬
ِ ِ‫ق ب‬
‫ب‬ِ ‫ْال َع َذا‬

“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya
dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang,
dan pada hari terjadinya kiamat, dikatakan kepada malaikat, “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke
dalam azab yang sangat keras. Laki-laki mukmin dari kalangan keluarga Fir’aun berkata kepada
mereka (kaumnya), “Mengapa aku seru kalian ke jalan keselamatan,” yaitu menyembah Allah
semata tiada sekutu bagi-Nya, dan membenarkan rasul-Nya yang telah diutus-Nya”. (QS. Ghafir:45-
46)

Lafadz

‫النَّا ُر يُ ْع َرضُونَ َعلَ ْيهَا ُغ ُد ًّوا َو َع ِشيًّا‬

“Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang. ” (QS. Ghofir: 46), yaitu adzab kubur
sebagaimana dinyatakan oleh para ulam ahli tafsir.

Adapun dalil dari hadits diantaranya adalah;


‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫ت عَاِئ َشةُ َرسُو َل هَّللا‬ fْ َ‫ فَ َسَأل‬.‫ب ْالقَب ِْر‬ ِ ‫ َأعَا َذ‬:‫ت‬
ِ ‫ك هَّللا ُ ِم ْن َع َذا‬ ْ َ‫ت َعلَ ْيهَا فَقَال‬ ْ َ‫ َأ َّن يَهُو ِديَّةً َد َخل‬،‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهَا‬ ِ ‫ع َْن عَاِئ َشةَ َر‬
‫صاَل ةً ِإاَّل تَ َع َّو َذ ِم ْن‬َ ‫ى‬َّ ‫ل‬ ‫ص‬
َ ُ
‫د‬ ‫بع‬ ‫م‬َّ ‫ل‬ ‫س‬‫و‬ ‫ه‬‫ي‬
َ َ َ ِ َ ُْ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫هَّللا‬ ‫ى‬َّ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫هَّللا‬
َ ِ َ َ ‫ل‬ ‫ُو‬ ‫س‬‫ر‬ ُ
‫ْت‬ ‫ي‬ ‫َأ‬ ‫ر‬
َ َ‫ا‬‫م‬ َ ‫ف‬ :ُ ‫ة‬‫ش‬َ ‫ِئ‬ ‫َا‬
‫ع‬ ‫ت‬ْ َ ‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ق‬ .” ٌّ
‫ق‬ ‫ح‬َ ِ ‫ْر‬ ‫ب‬َ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ َ
‫ذ‬ ‫ع‬
ُ‫َ ْ َ اب‬ ‫م‬‫ع‬ َ ‫ن‬“ : ‫ال‬
َ َ ‫ق‬َ ‫ف‬ ‫؟‬ ِ ‫ب ْالقَب‬
‫ْر‬ ِ ‫ع َْن َع َذا‬
ْ
‫ب القَب ِْر‬ ِ ‫َع َذا‬

Dari Aisyah radhiyallahu anha bahwa pernah ada seorang wanita Yahudi masuk menemuinya, lalu
wanita Yahudi itu mengatakan, “Kami berlindung kepada Allah dari adzab kubur.” Maka Aisyah
radhiyallahu anha menanyakan adzab kubur itu kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan
beliau menjawab: Adzab kubur itu adalah haq atau benar adanya. Aisyah radhiyallahu anha
mengatakan bahwa tidak sekali-kali ia melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sesudah
peristiwa itu bila telah selesai dari salatnya, melainkan memohon perlindungan dari adzab kubur.
(HR. Al-Bukhari)

Dan masih banyak dalil lainnya dari Al-Quran maupun hadits yang menunjukkan adanya dzab kubur.

Hadirin jama’ah Jum’at yang dirahmati Alloh

Apa sebabnya manusia tertimpa azab kubur?

Banyak sekali hal-hal yang menyebabkan seseorang mendapatkan azab kubur. Sampai-sampai Al-
Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya Ar-Ruh menyatakan: “Secara global, mereka diazab karena
kebodohannya mereka tentang Allah, tidak melaksanakan perintah-Nya, dan karena perbuatan
mereka melanggar larangan-Nya. Maka, Allah tidak akan mengazab ruh yang mengenal-Nya,
mencintai-Nya, melaksanakan perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya. Demikian juga, Allah
tidak akan mengazab satu badan pun yang ruh tersebut memiliki ma’rifatullah atau pengenalan
terhadap Allah selama-lamanya. Sesungguhnya azab kubur dan azab akhirat adalah akibat
kemarahan Allah dan kemurkaan-Nya terhadap hamba-Nya. Maka barangsiapa yang menjadikan
Allah marah dan murka di dunia ini, lalu dia tidak bertaubat dan mati dalam keadaan demikian,
niscaya dia akan mendapatkan azab di alam barzakh sesuai dengan kemarahan dan kemurkaan-
Nya.” (Lihat Kitab Ar-Ruh hal. 115)
Di antara sebab-sebab azab kubur secara terperinci adalah sebagai berikut:

1. Kekafiran dan kesyirikan.

Sebagaimana azab yang menimpa Fir’aun dan bala tentaranya. Allah berfirman: “Maka Allah
memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab
yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari
terjadinya kiamat. Dikatakan kepada malaikat: ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab
yang sangat keras’.” (QS. Ghafir: 45-46)

2. Kemunafikan

Allah berfirman: “Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang
munafik; dan juga di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu
wahai Muhammad tidak mengetahui mereka, tetapi Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti
mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.” (QS.
At-Taubah: 101)

Maksud disiksa dua kali dalam ayat ini adalah siksa di dunia dan di alam kuburnya.

3. Tidak menjaga diri dari air kencing dan mengadu domba

Nabi melewati dua kuburan. Beliau bersabda: “Sesungguhnya kedua penghuni kubur sedang diazab,
dan tidaklah keduanya diazab disebabkan suatu perkara yang besar menurut kalian. Salah satunya
tidak menjaga diri dari percikan air kencing, sedangkan yang lain suka mengadu domba antara
manusia.” Beliau lalu mengambil sebuah pelepah kurma yang masih basah, kemudian beliau belah
menjadi dua bagian dan beliau tancapkan satu bagian pada masing-masing kuburan. Para sahabat
bertanya: “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan hal ini?” Beliau menjawab: “Mudah-
mudahan diringankan azab tersebut dari keduanya selama pelepah kurma itu belum kering.” (HR.
Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas)

4. Ghibah

Dari Anas bin Malik , dia berkata: Rasulullah bersabda:

‫ هَُؤاَل ِء‬:‫ َم ْن هَُؤاَل ِء يَا ِجب ِْريلُ؟ قَا َل‬:‫ت‬ ُ ‫ فَقُ ْل‬،‫صدُو َرهُ ْم‬ ُ ‫س يَ ْخ ُم ُشونَ ُوجُوهَهُ ْم َو‬ ْ ‫ت بِقَوْ ٍم لَهُ ْم َأ‬
ٍ ‫ظفَا ٌر ِم ْن نُ َحا‬ ُ ْ‫لَ َّما َع َر َج بِي َربِّي َع َّز َو َج َّل َم َرر‬
‫ض ِه ْم‬
ِ َ ‫ا‬ ‫ر‬ ْ
‫ع‬ ‫َأ‬ ‫ي‬ ِ ‫ف‬ َ‫ُون‬‫ع‬َ ‫ق‬ ‫ي‬‫و‬
ََ ِ‫اس‬ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫م‬
َ ‫ُو‬
‫ح‬ ُ ‫ل‬ َ‫ون‬ ُ ‫ل‬ ُ
‫ك‬ ‫ْأ‬ ‫ي‬
َ َِ‫ين‬ ‫ذ‬َّ ‫ال‬

“Tatkala Rabbku memi’rajkanku atau menaikkan ke langit, aku melewati beberapa kaum yang
memiliki kuku dari tembaga, dalam keadaan mereka mencabik-cabik wajah dan dada mereka dengan
kukunya. Maka aku bertanya: ‘Siapakah mereka ini wahai Jibril?’ Dia menjawab: ‘Mereka adalah
orang-orang yang memakan daging saudaranya atau suka mengghibah dan menjatuhkan
kehormatan manusia’.” (HR. Ahmad)

5. Niyahah atau meratapi jenazah

Dari Ibnu Umar, dari Nabi , beliau bersabda:

‫ِإ َّن ْال َميِّتَ يُ َع َّذبُ بِبُكَا ِء َأ ْهلِ ِه َعلَ ْي ِه‬


“Sesungguhnya mayit itu akan diazab karena ratapan keluarganya.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dalam riwayat lain dalam Shahih Muslim:

ُ ‫ْال َمي‬
َ ِ‫ِّت يُ َع َّذبُ فِي قَب ِْر ِه بِ َما ن‬
‫يح َعلَ ْي ِه‬

“Mayit itu akan diazab di kuburnya dengan sebab ratapan atasnya.”

Mayoritas ulama berpendapat, hadits ini dibawa kepada pemahaman bahwa mayit yang ditimpa
azab karena ratapan keluarganya adalah orang yang berwasiat supaya diratapi, atau dia tidak
berwasiat untuk tidak diratapi padahal dia tahu bahwa kebiasaan mereka adalah meratapi orang
mati. Oleh karena itu Abdullah ibnul Mubarak berkata: “Apabila dia telah melarang mereka yaitu
keluarganya meratapi ketika dia hidup, lalu mereka melakukannya setelah kematiannya, maka dia
tidak akan ditimpa azab sedikit pun.”

6. Berzina, paham al-Quran namun tidak mengamalkannya, tukang berdusta dan para pelaku
riba

Dalam sebuah hadits yang panjang yang kisahnya dibawakan oleh sahabat Samurah bin Jundub
Radhiyallahu ‘anhu. Dalam kisah tersebut disebutkan;
Adapun orang pertama yang engkau datangi dan kepalanya dipecahkan dengan batu, ialah orang
yang faham Al-Qur’an, namun kemudian ia meninggalkan ketentuannya atau tidak mengamalkannya
dan tidur melalaikan shalat wajib.

Sedangkan orang yang engkau datangi, disobek ujung mulut hingga tengkuknya, lobang hidung hinga
tengkuknya dan mata hingga tengkuknya, ialah orang yang sejak pagi-pagi keluar rumahnya, lalu
melakukan kedustaan-kedustaan hingga mencapai kaki-kaki langit atau tukang penebar kedustaan
dan kebohongan dan dilakukan secara terus menerus.

Sedangkan kaum laki-laki serta kaum wanita yang sama-sama telanjang bulat yang diletakkan di
suatu tempat yang mirip tempat pembakaran atau oven yang penuh dengan api adalah para pezina.

Orang yang engkau datangi tengah berenang di suatu sungai sambil dijejali batu mulutnya adalah
pemakan riba.

Selain sebab-sebab di atas, tentunya masih ada sebab lainnya sebagaimana diuraikan dalam ayat,
hadits dan ulama dalam kitab-kitabnya.

‫ َأقُوْ ُل قَوْ لِ ْي هَ َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر‬.‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫آن ْال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِ ْي وَِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَا‬
ِ ْ‫بَارَكَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
ُ ْ َّ ْ
‫ب فا ْستَغفِرُوْ هُ ِإنهُ ه َُو ال َغفوْ ُر ال َّر ِح ْي ُم‬ َ ْ َ ُ ْ
ٍ ‫ال ُم ْسلِ ِم ْينَ ِمن ك ِّل ذن‬ ْ

KHUTBAH KEDUA

.‫ والصالة والسالم على إمام المرسلين نبينا محمد صلى هللا عليه وسلم وآله وصحبه أجمعين‬،‫ والعاقبة للمتقين‬،‫الحمد هلل رب العالمين‬
‫َأ ّما بَ ْع ُد‬
Hadirin jama’ah Jum’at yang dirahmati Alloh

Adakah amalan yang bisa menjauhkan seseorang dari azab kubur?

Adapun amalan-amalan khusus yang dapat menjauhkan seseorang dari azab kubur, sebenarnya
cukup banyak namun tidak cukup menyebutkan keseluruhan dalam kesempatan yang singkat ini.
Diantara amalan itu adalah:

1. Ribath yaitu menjaga daerah pertahanan kaum muslimin yang dikhawatirkan musuh dapat
menyerang lewat daerah tersebut dan Mati syahid. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam: “Cukuplah sabetan pedang di kepala seorang mu’min
menyelamatkannya dari fitnah kubur.” (HR. An-Nasai)

2. Menghafalkan surah al-Mulk

‫ت لِ َر ُج ٍل َحتَّى ُغفِ َر لَهُ َو ِه َى سُو َرةُ تَبَارَكَ الَّ ِذى‬ ِ ْ‫ُورةً ِمنَ ْالقُر‬
fْ ‫آن ثَالَثُونَ آيَةً َشفَ َع‬ َ ‫ قَا َل ِإ َّن س‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ع َْن َأبِى ه َُري َْرةَ ع َِن النَّبِ ِّى‬
ْ ْ
ُ ‫بِيَ ِد ِه ال ُمل‬
‫ك‬

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Ada suatu surat dari al
qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai
dia diampuni, yaitu: “Tabaarakalladzii biyadihil mulku… (surat Al Mulk)” (HR. Tirmidzi no. 2891)

Apabila seseorang diampuni dosanya dan memperoleh syafaat maka ia akan selamat dari azab
kubur.
3. Berdoa agar dihindarkan dari azab kubur

Diantara yang bisa menyelematkan seseorang dari siksa kubur adalah semakin sering memohon
kepada Allâh Azza wa Jalla agar dilindungi dari adzab kubur. Oleh karena itu, nabi kita Muhammad
Shallallahu ‘alaihiwa sallam menyuruh kita untuk memohon perlindungan kepada Allâh Azza wa Jalla
dari empat hal saat kita duduk tasyahhud dalam shalat. Kita dianjurkan untuk mengucapkan doa:

‫ك ِم ْن فِ ْتنَ ِة ْال َمحْ يَا َو ْال َم َمات‬


َ ِ‫ َوَأعُو ُذ ب‬،‫يح ال َّدجَّا ِل‬
ِ ‫ َوَأعُو ُذ بِكَ ِم ْن فِ ْتنَ ِة ْال َم ِس‬،‫ب ْالقَب ِْر‬
ِ ‫ َوَأعُو ُذ بِكَ ِم ْن َع َذا‬،‫ب َجهَنَّ َم‬ َ ِ‫اللَّهُ َّم ِإنِّي َأعُو ُذ ب‬
ِ ‫ك ِم ْن َع َذا‬

Wahai Allah! Aku memohon perlindungankepada-Mu dari adzab neraka jahannam; Aku memohon
perlindungan kepada-Mu dari adzab kubur; Aku memohonperlindungan kepada-Mu dari fitnah Dajjal
dan aku memohon perlindungankepada-Mu dari fitnah dalam kehidupan dunia dan fitnah setelah
kematian datang. (HR. Al-Bukhari)

4. Memperbanyak amal shaleh dan berusaha menjauhi segala macam dosa dan maksiat

Amal shaleh serta menjauhi segala macam dosa bisa menyelamatkan seseorang dari azab kubur,
amal shaleh dan menjauhi dosa pulalah yang menjadikan seseorang mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan malaikat saat di alam kuburnya. Karena tidaklah azab kubur itu ditimpakan kepada
seseorang kecuali disebabkan perbuatannya di dunia, yaitu melakukan dosa dan maksiat atau
meninggalkan amal shaleh yang diwajibkan oleh Allah dan Rasul-nya. Allah berfirman:

‫ض ْن ًكا َونَحْ ُش ُرهُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َأ ْع َم ٰى‬ َ ‫َو َم ْن َأ ْع َر‬


َ ً‫ض ع َْن ِذ ْك ِري فَِإ َّن لَهُ َم ِعي َشة‬
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha:124)

Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir dari negeri Suriah mengatakan: “Tidak mau
mengamalkannya atau lebih parah dari itu, yaitu tidak beriman dan mendustakannya. Yakni Al
Qur’an. Yakni hidupnya di dunia sempit, tidak tenang dan tenteram, dadanya tidak lapang, bahkan
terasa sempit dan sesak karena kesesatannya meskipun keadaan luarnya memperoleh kenikmatan,
memakai pakaian mewah, memakan makanan yang enak dan tinggal di mana saja yang ia kehendaki,
namun hatinya jika tidak di atas keyakinan yang benar dan petunjuk, maka tetap dalam kegelisahan,
keraguan dan kebimbangan. Hal ini termasuk ke dalam kehidupan yang sempit. Ibnu Abbas berkata
tentang kehidupan yang sempit, yaitu kesengsaraan. Menurut Abu Sa’id, kehidupan yang sempit
adalah disempitkan kuburnya sehingga tulang rusuknya bertabrakan.”

Semoga kita dijauhkan oleh Allah dari azab kubur kelak ketika kita ada di alam kubur dan semoga
orang tua, saudara, teman, kerabat, guru-guru kita dan semua kaum muslimin yang sudah wafat
mendahului kita diringankan atau dihindarkan dari azab kubur. Amin

Komentar

You might also like