Professional Documents
Culture Documents
Kearifan Lokal Tradisi Seba Banten
Kearifan Lokal Tradisi Seba Banten
i
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Illahi Robbi karena berkat
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kearifan Lokal
Tradisi Seba Dalam Perspektif Pancasila” tepat pada waktunya. Makalah ini kami
susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Kami menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca demi
sempurnanya makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini memenuhi kriteria yang telah ditentukan
dan dapat kami pertanggungjawabkan. Kami juga berharap makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi yang telah membacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER………………………...………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................2
1.2 Fokus Permasalahan .................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………………..3
1.4 Tujuan Penulisan ..……………………………………………………………...…..3
1.5 Manfaat…………………………………………………………………………...…3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................4
2.1.1 Pengertian .............................................................................................................4
2.1.2 Tradisi Seba..........................................................................................................4
2.1.3 Nilai-Nilai yang Terkandung ................................................................................7
2.1.4 Korelasi Nilai Tradisi Seba dengan Nilai Pancasila ....................................... 10
2.1.5 Keberadaan Tradisi Seba di Masa Modern ......................................................... 12
2.1.6 Alasan Kearifan Lokal Tradisi Seba Harus Tetap Ada…….……………………13
2.1.7 Upaya Menjaga Kelestarian Tradisi Seba .......................................................... 13
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 125
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 15
3.2 Saran ..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 17
LAMPIRAN……………………………………………………………………………..18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal
diajarkan turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi melalui sastra lisan
(antara lain dalam bentuk pepatah dan peribahasa, folklore), dan manuskrip.
Namun di sisi lain, nilai kearifan lokal sering kali dinegasikan atau diabaikan,
karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan zamannya.
1
persatuan, kerakyatan dan keadilan yang dalam pelaksanaan tetap menjaga
harmonisasi kearifan lokal yang berlaku di daerahnya masing-masing.
Dalam makalah ini, kami akan mengkaji kearifan lokal pada nilai dan norma
yang terkandung pada tradisi seba suku baduy serta kaitannya dengan nilai-nilai
yang ada didalam Pancasila.
Alasan rasional dan esensial penulis memilih tradisi seba pada Suku Baduy
untuk dijadikan bahan kajian diantaranya sebagai berikut :
1. Suku Baduy dikenal sebagai suku pedalaman yang paling kuat memegang
adat istiadat senantiasa menjadi prinsip-prinsip adat sejak dulu hingga kini
2
Negara.
4. Adanya pernyataan dari Pemuka Adat Baduy yang juga menjadi Kepala
Desa Kanekes bahwa suku Baduy sangat mencintai Pancasila dan UUD
1945. Alasannya karena Pancasila dan UUD 1945 menjadikan kehidupan
budaya dan geografi sosial serta memahami korelasi antara nilai yang ada pada
tradisi Seba dengan nilai Pancasila
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
4
dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang
Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan
yang mengacu kepada nama kampung mereka.
Suku Baduy terbagi dalam dua golongan yang disebut dengan Baduy dalam
dan Baduy luar. Perbedaan yang paling mendasar dari kedua suku ini adalah dalam
menjalankan pikukuh atau aturan adat saat pelaksanaannya. Jika Baduy dalam
masih memegang teguh adat dan menjalankan aturan adat dengan baik, sebaliknya
tidak dengan saudaranya Baduy luar.
Nilai-nilai luhur yang terdapat dalam adat Suku Baduy yaitu memelihara
dan menjaga alam dengan tidak mengubah, apalagi merusaknya. Mereka tidak
pernah memberontak dengan kesederhanaan hidupnya, dan selalu membudayakan
hidup bergotong royong, tolong menolong dan juga melakukan musyawarah dalam
kesehariannya. Waktu mereka habiskan untuk bekerja keras memenuhi kebutuhan
hidup dengan berbagai cara sesuai kemampuan. Mereka tidak pernah mengganggu
orang lain, apalagi sampai merugikan orang lain. Ini semua didukung oleh
keyakinan kebenaran mereka terhadap hukum adat yang benar-benar telah teruji
sejak ratusan tahun yang lalu sampai sekarang, bahwa mereka begitu ikhlas
menerima keberadaan dan tugas kesukuannya dengan segala konsekuensinya.
2.2.1 Pengertian
Tradisi Seba adalah salah satu kegiatan atau tradisi yang di lakukan
masyarakat baduy dalam mensyukuri hasil panen dalam satu tahun. Perayaan adat
Seba, menurut warga Baduy, merupakan peninggalan leluhur tetua (Kokolot) yang
harus dilaksanakan.
Acara ini digelar setelah musim panen ladang huma, bahkan tradisi sudah
berlangsung ratusan tahun sejak jaman Kesultanan Banten di Kabupaten Serang.
Namun, dalam upacara Seba kali ini, di lakukan di 2 (dua) tempat yaitu di pendopo
Kabupaten Lebak dan Pendopo Provinsi.
5
2.2 2 Tujuan Tradisi Upacara Seba
Salah seorang tokoh muda yang lainnya dari masyarakat tangtu menyatakan
bahwa “Satu kami merasa berkewajiban, kedua silaturahmi. Seba ini
menyampaikan pesan-pesan adat, silaturahmi adat kepada pemerintah dalam
menjaga alam dan keseimbangan alam, keserasian alam, juga apa-apa tugas yang
harus diemban, antara pemerintah dengan warga Baduy saling tukar pikiran, apa
yang perlu diupayakan di jaga, dilestarikan, supaya alam ini tetap dipertahankan
oleh kita semua”.
6
2. Bulan Kasa adalah bulan Kawalu Tembey artinya memulai kawalu,
yaitu berpuasa. Puasa ini memiliki makna untuk membersihkan diri dari
hawa nafsu yang buruk. Keesokan harinya mereka berganti pakaian
dengan pakaian baru dan bersih dan berduyun-duyun berangkat ke
daerah tangtu nya masing-masing.
3. Prosen ngalaksa hanya dilakukan pada bulan Kawalu Tembey oleh
orang tangtu saja, ada pula proses ngalaksa yang lebih besar dilakukan
pada kawalu tutug yang diikuti oleh orang tangtu dan orang panamping.
4. Bulan Sapar atau awal tahun menurut penanggalan Baduy, merupakan
bulan dimana ritual Seba harus dilaksanakan.
5. Barang yang dibawa dalam ritual Seba, adalah:
a) Laksa berjumlah tujuh yang dibungkus dengan pelepah upih
berasal dari perkampungan jaro tujuh, tiap-tiap bungkus
beratnya 1 kg.
b) Beras ketan dari ketiga tangtu (Cibeo, Cikeusik, dan
Cikartawana) beratnya kurang lebih 10kg.
c) Hasil bumi lainnya seperti pisang, talas, gula aren, dll.
d) Seperangkat alat dapur seperti boboko, hihid, aseupan, dll.
6. Warga Baduy mengawali Seba kepada Bupati Lebak, di pendopo
Pemerintah Kabupaten Lebak. Warga panampingberangkat ke pendopo
Kabupaten Lebak dengan menggunakan kendaraan, sedangkan warga
tangtu sesuai dengan adatnya yang dipegang teguh melaksanakan Seba
dengan berjalan kaki.
7. Rute perjalanan Seba sudah ditentukan, peserta mengunjungi kantor
Bupati Lebak, dan puncaknya berakhir di kantor Gubernur Banten.
8. Yang diperbolehkan untuk menjadi peserta Upacara Seba ini hanya
kaum laki-laki, baik orang dewasa, pemuda maupun anak-anak.
9. Setelah kegiatan selesai dilanjutkan dengan berdo’a bersama.
7
1. Tolong menolong dan kerjasama
Nilai tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dari ciri khas masyarakat
Baduy. Hampir di setiap kegiatan kemasyarakatan atau kebutuhan individu selalu
dikerjakan dengan semangat gotong royong dan saling membantu.
Seperti halnya pada tradisi Seba ini dilaksanakan dengan bersatu padu
antara pimpinan adat dengan anggota masyarakat, laki-laki dan perempuan semua
berpartisipasi secara bersama-sama baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pelaksanaan tradisi seba merupakan salah satu wujud dari keikhlasan dan
ketaatan masyarakat Baduy dalam menerapkan hukum adat. Mereka beranggapan
bahwa hukum adat bagi mereka bukanlah suatu teori atau pendapat untuk
diperdebatkan. Namun sudah menjadi hukum atau aturan hidup yang harus ditaati
dan jika hukum itu dilanggar mereka percaya akan mendapatkan kutukan dari Sang
Pencipta dan guriang leluhur, dan akibatnya mereka akan hidup dalam kenestapaan.
Hal ini dibuktikan dengan adanya dua komunitas suku Baduy yaitu suku
Baduy dalam dan suku Baduy luar yang memiliki hukum adat dan syarat ataupun
ciri yang berbeda, namun mampu mengikat menjadi satu kesatuan Baduy yang
utuh. Salah satunya terjalin pada kegiatan Tradisi Seba.
Dalam tradisi ini, seolah tidak ada batasan antar dua komunitas. Kubu luar
dan dalam yang terpisahkan dalam aturan adat yang berbeda seolah luntur pada
kegiatan ini. Hanya perbedaan pakaian yang terlihat. Mereka bersatu padu, berjalan
bersama dari desa masing-masing untuk menuju satu titik yang sama .
8
4. Bekerja Keras
Terlaksananya tradisi seba ini menjadi bukti dari hasil kerja keras suku
baduy dalam bercocok tanam dan berladang. Ketika masyarakat baduy
mendapatkan hasil panen yang berlimpah mereka akan membawa oleh-oleh hasil
pertanian seperti pisang, singkong, gula aren, petai, madu, dan beras sebagai
wujud silih asah ,silih asih, silih asuh untuk menghadap Bupati Lebak.
9
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan pedoman dalam cara
kita beragama. Semua orang boleh tinggal di Indonesia dan mendapat perlindungan
hukum sepanjang ia memeluk agama.
a) Meyakini bahwa rezeki yang didapatkan merupakan karuni dari Tuhan Yang
Maha Esa
b) Tradisi ini merupakan wujud syukur masyarakat suku baduy atas karunia
atau rezeki dari Tuhan yang Maha Esa dan tidak lupa untuk memberikannya
kepada orang lain agar bisa saling merasakan kebahagiaan
10
c) Salah satu kegiatan yang bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik
Baduy luar terjalin baik tanpa melihat perbedaan aturan dan adat istiadat
masing-masing
b) Ketika ketua suku menghadap bupati dan gubernur mereka meminta
pemerintah agar bisa melindungi alam dan kelestarian hutan serta
menegakkan hukum demi ketenteraman dan keselamatan masyarakat.
tradisi yang tidak bertentangan dengan aturan dan hukum yang berlaku
menjadi bukti bahwa suku Baduy memang memiliki adab dan prilaku
yang baik.
3. Persatuan Indonesia
a) Suku Baduy yang mencintai Pancasila dan UUD 1945 dan tradisi Seba ini
merupakan salah satu wujud dari ketaatan leluhur dan pelaksanaanya
11
saat ini, ditandai dengan adanya interaksi yang baik antara masyarakat
Permusyawaratan Perwakilan
merencanakannya.
b) Terlaksananya tradisi Seba dari sebuah kesepakatan (mufakat)
c) Terjalinnya hubungan yang baik antara ketua suku Baduy dengan
pemerintah setempat
d) Persiapan dari tradisi Seba ini dilakukan dengan prinsip gotong royong
dan bersatu padu untuk menjalankan tugasnmya masing-masing
12
masyarakat baduy yang diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dewasa ini Tradisi Seba semakin formal dan semakin kompleks baik dalam
persiapan maupun dalam pelaksanaannya.
1. Tradisi Seba adalah adat istiadat dan pembuktian fisik dari Suku Baduy
yang dilakukan secara turun temurun sejak Kesultanan Banten.
2. Dilakukan setiap tahun sebagai wujud nyata tanda kesetiaan dan
ketaatan kepada Pemerintah Republik Indonesia, yang dilaksanakan
kepada penguasa Pemerintahan
3. Merupakan forum silaturahmi antara warga Baduy dengan Pemerintah,
sekaligus melaporkan situasi sosial kemasyarakatan, keamanan dan
hasil pertanian serta keadaan lain yang terjadi setiap tahunnya.
4. Karena Indonesia terkenal dengan keberagaman suku dan budaya,
maka tradisi harus tetap ada termasuk Tradisi Seba ini.
5. Melalui ritual seba, warga pedalaman tetap bisa memelihara
lingkungan.
Tradisi Seba harus kita lestarikan karena mengandung esensi yang baik dan
merupakan salah satu keunikan dari kebudayaan Indonesia yang harus dijaga.
Berikut upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian Tradisi Seba.
13
1. Masyarakat Baduy harus berperan secara aktif untuk mewariskan nilai-nilai
yang terkandung pada tradisi Seba melalui pemberian masukan yang positif
perihal pelaksanaan tradisi Seba.
2. Masyarakat khususnya para remaja suku Baduy harus lebih aktif dan
memberikan kontribusi lebih untuk pelaksanaan tradisi Seba.
3. Pemerintah harus lebih berperan aktif dalam pewarisan nilai-nilai tradisi
Seba melalui publikasi ataupun promosi pada berbagai media tentang tradisi
Seba dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
4. Masyarakat Baduy harus lebih meningkatkan esensi dari pelaksanaan tradisi
Seba itu sendiri untuk tetap menjaga silaturahmi dengan pemerintah.
5. Masyarakat di luar suku Baduy hendaknya harus bias mendukung dan
melastarikan tradisi seba dengan cara ikut berpartisipasi dalam kegiatan
yang didukung oleh pemerintah seperti adanya kegiatan bazaar.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Tradisi Seba adalah salah satu kegiatan atau tradisi yang di lakukan masyarakat
Baduy dalam mensyukuri hasil panen dalam satu tahun. Bertujuan sebagai
penghormatan kepada pemerintah yang ada karena telah di izinkan untuk
menempati wilayah yang bukan milik masyarakat Baduy, selain itu acara Seba
dilakukan untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh leluhur mereka
sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Nilai yang terkandung dalam tradisi ini diantaranya yaitu saling tolong
menolong dan saling bekerja sama, keikhlasan dan ketaatan, demokratis dan
menjunjung persatuan dan lain sebagainya. Sehingga tradisi Seba memiliki korelasi
dengan nilai Pancasila.
Dewasa ini, tradisi Seba semakin formal dan semakin kompleks baik dalam
persiapan maupun dalam pelaksanaannya. Tradisi Seba suku Baduy merupakan
salah satu destinasi wisata budaya favorit yang dimiliki Provinsi Banten, maka
keberadaan tradisi Seba pada masa modern ini masih ada dan terus dilestarikan baik
oleh suku Baduy itu sendiri maupun Pemerintah nya.
3.2 Saran
Penulis mengajukan saran berkaitan dengan pelaksanaan tradisi seba yaitu
sebagai berikut
1. Untuk pemerintah setempat
a.) Pemerintah khususnya Bupati Lebak hendaknya lebih mengutamakan dan
menyambut pelaksanaan tradisi Seba ini sebagai bentuk penghormatan dan
menjaga silaturahmi dengan suku Baduy.
15
b) Pemerintah hendaknya berperan aktif dalam mempromosikan dengan
melakukan publikasi serta memberikan edukasi kepada masyrakat yang diambil
dari nilai-nilai yang terkandung pada tradisi Seba
2. Untuk Masyarakat suku Baduy
a.) Masyarakat suku Baduy diharapkan bisa menjaga dan melestarikan tradisi
seba dengan selalu meningkatkan esensi tradisi tersebut
b.) Masyarakat suku Baduy diharapkan selalu terbuka dengan pemerintah
setempat jika terdapat permasalahan.
c) Masyrakat suku Baduy diharapkan untuk tetap mempertahankan nilai praksis
Pancasila dalam pelaksanaan tradisi Seba.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
Diskusi via free call Line, pada tanggal 07 November 2020 Diskusi via Group chat Line
18