You are on page 1of 11

PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN

“MENJADI GURU BAHASA INGGRIS YANG MENYENANGKAN”


IHWANTO,S.Pd.I.
GURU BAHASA INGGRIS MAN 1 TANJUNG JABUNG TIMUR

Abstrak: Pembelajaran yang menyedangkan adalah proses pembelajaran yang


didalamnya terdapat sebuah hubungan yang kuat antara guru dan peserta didik, tanpa
ada perasaan terpaksa atau tertekan sehingga membuat peserta didik berani berbuat,
berani mencoba, berani bertanya, mengemukakan pendapat, dan mempertahankan
pendapat sehingga tidak takut salah, ditertawakan, diremehkan dan tertekan. Tujuan dari
artikel ini adalah bagaimana guru sebagai pendidik dapat menjadi actor yang
menyenangkan dengan berbagai tips dan metode yang juga menyenangkan.

PENDAHULUAN
Peran guru dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan
belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses
pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal
tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama
menyangkut kompetensi guru.
Disisi lain Bahasa inggris adalah bahasa internasional yang sangat penting untuk
dipelajari yang yang memiliki fakta yang beragam disetiap sekolah atau madrasah.
Secara umum siswa merasa dan menemukan banyak kesulitan dalam mengikuti
pembelajaran bahsa Inggris dan menguasainya.
Oleh Karena itu melalui tulisan ini, penulis akan mencoba memaparkan tips dan
cara agar pembelajaran berlangsung menyengankan dengan menjadi guru Bahasa Inggris
yang menyenangkan.
PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN

Pembelajaran menyenangkan merupakan pembelajaran yang melibatkan


berbagai aspek dan rasa. Perasaan senang, bahagia, hingga nyaman baik dari guru dan
siswa yang berada dalam proses belajar mengajar menjadi ciri pembelajaran ini.
Mulyasa mendefinisikan pembelajaran menyenangkan atau Joyful Learning sebagi suatu
proses pembelajaran yang didalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik
dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (Mulyasa, E.: 2006) Joyful
learning memadukan berbagai strategi, konsep dan praktik pembelajaran.
Pembelajaran yang menyenangkan harus memperhatikan beberapa faktor seperti
kebermaknaan, penguatan, dan umpan balik. Kebermaknaan berarti peningkatan
pemahaman terhadap informasi baru yang sesuai dengan gagasan dan pengetahuan yang
telah dikuasai oleh peserta didik. Jika istilah dan konsep sulit dipahami, maka
pemahaman tersebut perlu digali melalui pengalaman siswa tersebut.
Maka guru memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan
pembelajaran yang menyenangkan ini. Berikut ini yang bisa jadi pertimbangan oleh
pendidik untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan akan menjadi guru
bahasa yang menyenangkan.
1. Pilih materi yang dapat menarik perhatian para siswa.
Materi tidak selalu harus berkaitan dengan kehidupan di Barat akan tetapi kita
bisa memilih materi yang berhubungan dengan madrasah. “Sang Pencerah”
misalnya akan lebih menarik perhatian para peserta didik. Pilih juga materi yang
tidak terlalu panjang yang bisa membuat mereka bosan. Juga pertimbangkan materi
modern untuk menambah wawasan dan pengetahuan peserta didik..
2. Beri jumlah pekerjaan rumah yang masuk akal.
Meminta para siswa untuk membaca novel yang panjang dalam satu minggu
tampaknya ide yang baik, tetapi ini tak masuk akal. Siswa Anda tidak akan dapat
menyelesaikannya. Mereka hanya akan membaca sekilas, membaca rangkumannya,
atau bahkan tidak membacanya sama sekali. Siswa kemungkinan besar akan dapat
menyelesaikan pekerjaan rumah mereka dengan baik apabila Anda memberi jumlah
pekerjaan rumah yang masuk akal.
Cerita pendek adalah bahan yang baik digunakan sebagai bacaan kritis. Para
siswa dapat mempelajari konsep-konsep penting dari bacaan tersebut. Temukan
cerita pendek yang dapat menggambarkan topik diskusi di dalam kelas saat ini dan
gunakanlah untuk mengikat perhatian para siswa.
3. Berikan pekerjaan rumah yang membantu para siswa memahami materi.
Minta siswa menulis respons pendek tentang tugas yang mereka dapatkan,
termasuk interpretasi atau pertanyaan tentang bacaan tersebut. Tugas tersebut harus
mendorong para siswa berpikir kritis dan mempertimbangkan pertanyaan-
pertanyaan penting atau menghubungkan topik-topik yang dibahas di dalam kelas.
Jangan memberikan tugas yang merepotkan. Tugas yang membosankan dan
melelahkan tidak membantu para siswa memahami atau menghargai pelajaran.
Tugas semacam itu pun menjengkelkan untuk dilakukan dan sulit dinilai. Pastikan
Anda hanya memberi tugas yang membantu siswa Anda belajar.
4. Fokuskan pada pemahaman yang menyeluruh.
Mempelajari banyak kosakata baru dan memahami detail bacaan adalah hal
yang penting, tetapi hal-hal tersebut bukanlah pelajaran yang akan mereka ingat.
Berkonsentrasilah pada pemahaman umum tentang topik tertentu. Tekankan tentang
signifikansi pelajaran tersebut dan bagaimana pelajaran ini dapat membantu mereka
dalam hidup. Ajari mereka cara belajar, bukan sekadar fakta-fakta sederhana. Hal
ini akan memberi mereka pemahaman jangka panjang dan membuat mereka
menghargai pelajaran tersebut.
5. Atur topik pelajaran agar menyatu.
Daripada melompat dari satu topik ke topik lain sesuka hati, lebih baik Anda
mengatur topik berdasarkan urutan waktu atau tema. Kaitkan topik-topik dalam
diskusi Anda sehingga para siswa memahami hubungannya. Bantu mereka
mengaitkan topik dan dorong para siswa untuk mengaplikasikan ide-ide dalam
konteks yang berbeda-beda.
Mengatur topik pelajaran berdasarkan urutan waktu akan membuat
perpindahan dari satu topik ke topik lain terasa alami. Masuk akal jika kelas
membahas para penulis di abad ke-18 sebelum membahas para penulis di abad ke-
19. Anda juga dapat mempertimbangkan untuk mengatur topik berdasarkan tema
sehingga Anda mempelajari perubahan atau perkembangan tema dalam berbagai
bacaan.
6. Pahami materi dengan baik.
Jika Anda akan mendiskusikan cerita pendek, bacalah beberapa kali untuk
memastikan Anda memahami detail-detail kecil yang mungkin belum Anda sadari
saat pertama kali membacanya. Buatlah interpretasi karya tersebut, tetapi ingatlah
bahwa interpretasi Anda bukanlah satu-satunya. Pastikan Anda dapat menjawab
pertanyaan yang mungkin diajukan siswa tentang karya tersebut.
Membacalah secara teratur. Bacalah berbagai jenis literatur, termasuk buku,
majalah, koran dan puisi. Membaca adalah cara terbaik untuk menangani topik yang
sulit, mempelajari kosakata baru dan teknik penulisan, dan menemukan materi baru
untuk dibawa ke dalam kelas. Tergantung pada level kelas yang Anda ajar, Anda
seharusnya sudah mengenal karya-karya penting dalam sejarah sastra. Anda pun
seharusnya selalu dapat memberi saran bacaan untuk para siswa.
Selain membaca karya sastra yang penting, membacalah untuk bersenang-
senang. Ingatlah mengapa Anda gemar membaca dan dorong para siswa untuk
melakukan hal yang sama.
Perhatikan tren terkini dan bacalah bahan-bahan yang mungkin diminati oleh
siswa Anda. Hal ini akan membantu Anda memahami minat siswa dan
menghubungkan Anda dengan mereka di luar kelas. Proses ini akan membuat Anda
menjadi guru yang lebih efektif.

7. Bawa materi tambahan.


Walaupun fokus utama diskusi harus berdasarkan bacaan tersebut, materi
tambahan seperti biografi pengarang, latar belakang bacaan, atau interpretasi yang
terkenal atau kontroversial bisa bermanfaat. Lakukan penelitian dan bawa informasi
yang menarik atau paling relevan.
8. Ketahui apa yang ingin Anda diskusikan.
Pilih beberapa poin kunci yang kemungkinan menantang atau membingungkan
siswa. Pilih topik spesifik dan buat beberapa poin penting yang ingin Anda ajarkan
melalui diskusi tersebut.
Ingatlah bahwa siswa Anda mungkin memiliki pertanyaan dan ketertarikan
yang tidak dapat Anda antisipasi. Rencana pelajaran Anda sebaiknya fleksibel.
Merespons ketertarikan siswa akan menciptakan diskusi yang hidup, menarik, dan
produktif.
9. Gunakan pertanyaan interpretatif.
Sebaiknya Anda mengarahkan para siswa untuk menginterpretasikan bacaan
daripada mendiskusikan fakta. Tanyakan "bagaimana" dan "kenapa" daripada "apa"
atau pertanyaan ya dan tidak. Contoh, "Apa yang Ender lakukan kepada Bonzo
Madrid?" adalah pertanyaan yang sangat sederhana, sedangkan "Kenapa Ender
melakukannya?" adalah pertanyaan yang lebih sulit dan kompleks dan "Apa yang
membuat Anda berpikir seperti itu?" akan menuntut siswa untuk membaca dengan
cermat.
10. Berikan pertanyaan spesifik.
Melemparkan pertanyaan umum, seperti "Apa yang Anda sukai dari cerita ini?"
adalah langkah yang baik untuk memulai. Namun, sebaiknya Anda melanjutkan
dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik. Pertanyaan umum tidak akan
membantu siswa berpikir kritis tentang bacaan dan pertanyaan semacam itu
mendorong generalisasi dan asumsi, bukan argumen yang berdasarkan materi
bacaan. Sebaliknya, memberi pertanyaan spesifik tentang aspek tertentu akan
menuntut para siswa berkonsentrasi pada hal-hal yang mungkin mereka lewatkan,
membangun pendapat berdasarkan materi bacaan, dan menghadapi detail-detail
yang menantang interpretasi mereka.
11. Dorong siswa Anda untuk saling merespons.
Dalam diskusi, para siswa seharusnya tidak berbicara kepada Anda. Mereka
sebaiknya saling melemparkan pertanyaan dan komentar, dan Anda hanya
berpartisipasi untuk mendorong diskusi. Mereka akan melalui proses belajar yang
terbaik jika mereka bekerja sama membangun ide dan interpretasi. Mereka tidak
akan belajar banyak jika Anda sekadar bercerita tentang apa yang Anda pikirkan.
Ingatlah, Anda membantu mereka belajar dan salah satu bagian terpenting adalah
mengajari tentang cara belajar terbaik.
Jika para siswa dapat saling mendengar dan menghormati, minta mereka untuk
berdiskusi tanpa perlu mengangkat tangan dan menunggu untuk diberi izin bicara.
Cara ini akan menciptakan diskusi yang responsif, cepat, dan menarik tanpa bantuan
Anda. Jika para siswa saling menimpali tanpa aturan atau beberapa siswa
memonopoli diskusi, biarkan siswa yang terakhir bicara memilih pembicara
berikutnya. Anda pun dapat mencari cara lain untuk mengalokasikan waktu bicara
tanpa harus menanganinya sendiri.
12. Tantang ide-ide siswa Anda dan dorong mereka untuk melakukan hal yang sama.
Anda tidak perlu membantah setiap pendapat yang mereka utarakan. Minta
mereka untuk mengajukan bukti teks yang mendukung pendapat mereka dan dorong
mereka untuk mengajukan beragam interpretasi. Menantang ide-ide siswa akan
membuat mereka berpikir lebih keras untuk menghasilkan argumen yang
meyakinkan. Proses ini pun mengasah kemampuan mereka berbicara secara
persuasif dan berdebat dengan rekan.
Debat dan argumen menciptakan diskusi yang hidup, memikat, dan menarik.
Jika debat mulai terasa melenceng ke arah pribadi, atau para siswa saling
menyinggung perasaan, arahkan kembali ke materi bacaan. Tantang interpretasi
siswa, bukan kepribadian mereka.
13. Perluas kosakata.
Carilah arti kosakata baru yang Anda temukan dalam bacaan. Pelajari kata-kata
kesukaan Anda dan mulailah membangun kosakata yang besar. Tantang diri Anda
untuk memikirkan kata-kata yang tidak Anda ketahui. Tebak etimologi kata atau
gunakan kata-kata yang mirip untuk menebak artinya. Carilah arti kata-kata yang
tidak Anda mengerti dan dorong para siswa untuk melakukan hal yang sama.
Pada saat yang sama, Anda dapat menerangkan bahwa menjadi penulis yang
baik bukan berarti mereka harus memilih kata-kata yang sulit dan menggunakannya
agar terdengar cerdas. Ajari mereka perbedaan antara menggunakan kata tertentu
untuk membuat perbandingan sejarah, memakai kata aliterasi, dan menggunakan
kata untuk membuat orang lain terkesan. Terdapat berbagai cara, mulai dari yang
baik sampai yang buruk, untuk merangkai kata-kata.
14. Berlatihlah menulis menggunakan tangan.
Siswa harus dapat membaca tulisan Anda sehingga mereka mengerti catatan
yang Anda tulis di papan atau umpan balik pada esai mereka. Tulislah surat atau
buatlah diari agar Anda tetap terlatih. Berkonsentrasilah pada keterbacaan tulisan
daripada kecepatan menulis.
15. Kembangkan kemampuan Bahasa Inggris.
Pastikan Anda memiliki pemahaman yang kuat tentang ejaan, tanda baca, dan
struktur kalimat. Jangan sampai Anda mengajarkan sesuatu yang salah kepada para
siswa. Gunakan buku referensi dan internet sebagai sumber informasi tentang aturan
struktur kalimat dan tanda baca. Jangan takut untuk membaca kembali topik yang
kurang Anda kuasai.
16. Mengembangkan Kemampuan di Dalam Kelas
a. Tumbuhkan rasa percaya diri untuk berbicara di depan kelas.
Tingkatkan rasa percaya diri untuk berdiri di depan para siswa dan
berbicara dengan baik. Membacalah dengan suara lantang agar Anda terbiasa
berbicara dengan keras dan jelas. Hal ini pun akan memastikan Anda tidak
terbata-bata saat berbicara di depan kelas. Praktikkan cara-cara berbicara di
depan publik sehingga Anda dapat mengajar dengan baik.
b. Dorong para siswa.
Perhatikan seluruh siswa Anda dan pertimbangkan ide-ide mereka.
Pandang mereka seperti orang-orang yang cerdas dan berharga dan hormati
mereka secara akademis dan secara secara umum. Dorong mereka untuk
mengejar ketertarikan dan keingintahuan mereka dan tantang mereka di dalam
dan di luar kelas. Saat Anda memperhatikan dan menghormati mereka, mereka
pun akan bersikap sesuai dengan harapan Anda.
c. Sediakan waktu di luar kelas.
Anda dapat meminta siswa menemui Anda saat makan siang atau setelah
sekolah. Ini akan sangat bermanfaat terutama untuk siswa yang mengalami
kesulitan atau ingin berdiskusi lebih panjang. Saat Anda menyediakan waktu di
luar kelas, ketertarikan alami para siswa terhadap materi pelajaran akan
tumbuh. Ini pun menunjukkan rasa hormat dan keinginan Anda untuk
membantu mereka belajar.
d. Bersikaplah tegas, tetapi adil.
Jangan terlalu sering berteriak pada siswa, tetapi jangan biarkan mereka
mengambil alih kelas. Tunjukkan kedisiplinan, tetapi jangan berlebihan karena
hal ini akan membuat mereka bersikap lebih buruk kepada Anda. Jika seorang
siswa menunjukkan kinerja yang baik, katakan dan beri penghargaan. Jika
seorang siswa kesulitan, minta siswa tersebut untuk tinggal setelah kelas
sehingga Anda dapat membantu mereka atau Anda dapat meminta siswa lain
yang telah memahami konsep tersebut untuk membantu menjelaskan.
e. Pastikan para siswa memahami apa yang Anda ajarkan.
Jangan berbicara dan menulis terlalu cepat. Pastikan siswa memiliki
cukup waktu untuk mendengarkan, memahami, dan menyalin materi sehingga
mereka tidak melewatkan informasi penting. Bantu mereka menyerap pelajaran
dan dorong mereka untuk membangun hubungan antartopik dan di luar kelas
sehingga mereka dapat memahami pelajaran dengan lebih menyeluruh.
17. Gunakan komunikasi yang efektif

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan komunikasi efektif dalam
pembelajaran adalah :
a. Pesan (message) harus jelas, sesuai dengan kurikulum, terstruktur secara jelas,
menarik dan sesuai dengan tingkat intelektual siswa.
b. Sumber (guru) harus memiliki kompetensi dalam materi ajar, media yang
digunakan, mampu menyajikan dengan jelas, mampu menyampaikan tanpa
pembiasan dan menarik perhatian serta mampu memotivasi diri dan siswa
dalam proses interaksi dan transaksi komunikasi.
c. Penerima (siswa) harus dalam kondisi yang baik (sehat) untuk tercapainya
prasyarat pembelajaran yang baik.
d. Lingkungan (setting) mampu mendukung penuh proses komunikasi, misalnya
pencahayaan, kenyamanan ruang dan sebagainya.
e. Materi (media software) dalam kondisi baik/tidak rusak (sesuai dengan
isi/pesan).
f. Alat (Device) tidak rusak, sehingga tidak membiaskan arti (audiovisual). Media
uang menarik (dapat dilihat dan didengar) akan memudahkan siswa dalam
retensi dan pengingatan kembali pesan yang pernah didapat.
g. Teknik/prosedur penggunaan semua komponen pembelajaran harus memiliki
instruksi jelas dan terprogram dalam pengelolaan.

Selain hal-hal penting yang harus diperhatikan untuk menciptakan komunikasi


efektif yang baik di atas, sebaiknya kita pun mengetahui prinsip-prinsip komunikasi
efektif sebagai elemen penting yang harus digunakan dalam aktifitas pembelajaran.
Prinsip-prinsip komunikasi efektif diantaranya adalah Respect, Empathy, Audible,
Clarity, Humble atau yang disingkat REACH.
1. Respect (Respek)
Respect adalah Perasaan Positif atau penghormatan diri kepada lawan
bicara. Anda menghargai Lawan Bicara sama halnya dengan menghargai diri
sendiri. Semua orang ingin dihargai dan dihormati dan menjadi kebutuhan setiap
individu. Dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, Dale
Carnegie juga menjelaskan bahwa rahasia terbesar dalam berurusan dengan
manusia adalah penghargaan yang jujur dan tulus. Prinsip menghormati ini harus
selalu Anda pegang dalam berkomunikasi. There will be no respect without trust
and there is no trust without integrity – Samuel Johnson.
2. Empathy (Empati)
Empathy adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau
kondisi yang tengah dihadapi orang lain. Anda mampu merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain. Komunikasi akan terjalin dengan baik sesuai kondisi
psikologis lawan bicara. Ber-Empati Anda harus menempatkan diri sebagai
pendengar yang baik, bahkan sebelum orang lain mendengarkan kita. Stephen R
Covey menjelaskan salah satu dari tujuh kebiasaan manusia efektif adalah
mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti (Seek
First to Understand).
3. Audible (Dapat Didengar)
Audible mengandung makna pesan Anda harus dapat didengarkan dan
dimengerti. Untuk itu yang harus Anda lakukan yaitu, Pertama, pesan harus
mudah dipahami, menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hindari bahasa
yang tidak dipahami oleh lawan bicara. Kedua, sampaikan yang penting.
Sederhanakan Pesan Anda. Langsung saja pada inti persoalan karena sebagian
besar orang tidak suka mendengar yang bertele-tele. Ketiga, gunakan bahasa
tubuh Anda. Mimik wajah, kontak mata, gerakan tangan dan posisi badan bisa
dengan mudah terbaca oleh lawan bicara Anda. Tunjukkan kesejatian Anda
dengan mengoptimalkan bahasa tubuh dan pesan. Keempat, gunakan ilustrasi
atau contoh. Analogi sangat membantu dalam penyampaian Pesan. Gunakan
Ilustrasi dan contoh nyata.
4. Clarity (Jelas)
Clarity adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan. Salah satu
penyebab munculnya salah paham antara satu orang dengan yang lain adalah
informasi yang tidak jelas yang mereka terima. Hindari orang berspekulasi atau
menafsirkan sendiri atas apa yang mereka dengar. Langkah terbaik sebelum
melakukan komunikasi adalah dengan menetapkan tujuan secara jelas dan
perjelas intonasi suara Anda. Sadari bahwa Anda punya tujuan dalam
berkomunikasi dan sampaikan pesan Anda dengan suara intonasi suara yang
baik.
5. Humble (Rendah Hati)
Sikap rendah hati bukan berarti Anda rendah diri, rendah hati
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara terlebih dahulu dan
Anda menjadi pendengar yang baik. Sikap ini membangun rasa hormat dan pada
akhirnya mengembangkan respek kepada lawan bicara Anda. Sikap rendah hati
Anda memberikan pamor positif bahwa Anda merupakan tempat yang tepat
dalam sebuah komunikasi dua arah yang saling menguntungkan.

PENUTUP
Metode pembelajaran terus berkembang demikian juga kondisi peserta didik juga
tidak akan sama dari waktu kewaktu. Oleh karena itu kita sebagai guru dituntut untuk
terus belajar mengembangkan kemampuan. Hal-hal yang saya sampaikan diatas
merupakan beberapa referensi untuk selalu berusaha menjadi lebih baik. Semoga
bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Emilia, Emi. 2011. Pendekatan Genre Based Dalam Pengajaran Bahasa Inggris:
Petunjuk untuk Guru. Bandung: Rizqi press.
Fathur Rohim, 2011, Critical Thinking. Ministry of National Education Center for
Development and Empowerment of Language Teachers and Educational
Personnel.
Mulyasa, E.(2006). “Menjadi guru profesional : menciptakan pembelajaran kreatif dan
menyenangkan”. Bandung: Remaja Rosdakarya. H.191-194.

You might also like