You are on page 1of 35

Standart Teknis

Pemenuhan Baku Mutu


Air Limbah
RS Pelita Husada
Semanu, Gunungkidul

2022
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

Kata Pengantar

Rumah Sakit Pelita Husada dalam rangka memenuhi kewajiban dalam


upaya pengendalian pencemaran lingkungan melakukan kajian air limbah
berupa Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah untuk kegiatan operasional RS Pelita
Husada yang berada di Jl Raya Semanu Km. 3 /RT.06/RW/05, Sambirejo, Semanu,
Gunungkidul. Kegiatan ini wajib disertai kajian, dikarena hasil olahan air limbah
akan digunakan sebagai media siram tanaman dan recycle untuk flushing toilet.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup kegiatan
yang menghasilkan limbah dan sebagai media siram tanaman dan recycle untuk
flushing toilet wajib Menyusun kajian teknis/standar teknis pemenuhan baku
mutu air limbah.

Demikian kajian pemenuhan baku mutu air limbah ini disusun dengan tujuan
bermanfaat bagi para pihak yang membutuhkan.

Gunungkidul, Agustus 2022

i
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

BAB I
Deskripsi Kegiatan

1.1. Jenis dan Kapasitas Usaha/Kegiatan


A. Nama Perusahaan : PT.PELITA HUSADA

B. Tanggal Pendirian : 23 April 2010

C. Direktur : Yani Hardiyanti,SE,MM

D. Alamat : Kauman 140/Dk RT 05/RW22, Pleret,


Bantul, DIY

E. No.Telp : (0274) 449850 / 441217

F. Email : purwahardja@telkom.net

G. Jenis Kegiatan : Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit


Umum tipe D)

H. Lokasi Rumah Sakit : Jl Raya Semanu Km. 3 /RT.06/RW/05,


Sambirejo, Kalurahan Semanu,
Kapanewon Semanu, Kabupaten
Gunungkidul

I. Jenis Pelayanan

 Unit Gawat Darurat 24 jam


 Unit Rawat Jalan (Poly) meliputi : bedah, saraf, penyakit dalam, gigi,
mata, THT, kulit kelamin, kebidanan dan kandungan serta poly anak.
 Unit Rawat Inap dengan kapasitas 50 tempat tidur meliputi kelasVIP, I,
II dan III.
 Pelayanan penunjang medik berupa instalasi farmasi, laboratorium
patologi klinik, radiologi, ultrasonografi, rehabilitasi
medik/fisiotheraphy dan instalasi gizi melayani selama 24 jam.
 Penyuluhan dan bakti sosial seperti posyandu lanjut usia yang
waktunya disesuaikan.
 Pelayanan perawatan kecantikan “Permata Skin Care”

1|Deskr ip si Kegiatan
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

J. Status Lahan Rumah Sakit : Hak Milik PT.Pelita Husada

K. Status Pemodalan Rumah Sakit : Swasta

L. Tenaga Kerja

Ketenagakerjaan di RSU Pelita Husada dalam perekrutan lebih


mengutamakan tenaga lokal yaitu lingkup Gunungkidul, khususnya
dusun Sambirejo, tentunya sesuai dengan kapasitas dan kemampuan
mereka, juga kebutuhan akan formasi yang ada di RSU Pelita Husada.
Secara umum 90% tenaga kerja berasal dari Gunungkidul dan
sesuai kapasitasnya tenaga lokal dusun Sambirejo mendominasi pada
keamanan, dan sopir. Khusus cleaning service dan parkir dikerjasamakan.
Parkir dikerjasamakan dengan karang taruna setempat,.ini adalah wujud
kepedulian RSU Pelita Husada kepada lingkungan setempat khususnya
desa Semanu lebih khusus lagi dusun Sambirejo dimana lokasi rumah sakit
berada, sedangkan cleaning service dikerjasamakan dengan pihah ketiga.
Tenaga kerja RSU Pelita Husada meliputi :
Tabel 1.1. Daftar Ketenaga kerjaan RSU Pelita Husada
NO STATUS PEKERJA JUMLAH
1 Perawat 29
2 Asisten Perawat 1
3 Radiografer 3
4 Laboratorium 3
5 Asisten Apoteker 7
6 Bidan 1
7 Dokter Umum 6
8 Dokter Spesialis 9
9 Kasir 6
10 Sopir 2
11 Tenaga Dapur 3
12 Tukang Kebun 2
13 Tukang Cuci 3
14 Satpam 5
15 Tukang Parkir 6*
16 Cleaning service 7*
17 Pekarya 4
18 Sanitasi 1

Jumlah 95
Sumber: Laporan Kegiatan RSU Pelita Husada
Keterangan :*) dikerjasamakan (pihak ketiga)

2|Deskr ip si Kegiatan
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

1.2. Kegiatan yang direncanakan


Kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
A. Pelayanan Rekam Medik dan Informasi
Rekam Medik dapat diartikan sebegai keterangan baik yang ditulis
maupun terekam tentang identitas, anamnese, penetuan fisik laboratorium,
diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada
pasien serta pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan Gawat Darurat
Unit Rekam Medik RSU Pelita Husada merupakan unit yang paling
bertanggung jawab terhadap pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data
yang menjadi informasi akurat. Untuk melaksanakan tugas itu maka di
dalam Unit Rekam Medik dibagi menjadi beberapa urusan yaitu Assembling,
Fillung, Coding, Indexing dan Recording. Tahap ini juga menentukan apakah
pasien cukup menjalani rawat jalan atau rawat inap.
B. Pelayanan Rawat Jalan (Poly)
Pasien Rawat Jalan yaitu pasien yang mendapatkan diagnosa,
pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan kesehatan
dan penelitian dengan tanpa rawat inap di rumah sakit.
C. Pelayanan Rawat Inap
Pasien dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk berobat
jalan, akan disarankan untuk menjalani terapi pengobatan di rumah sakit
selama jangka waktu tertentu (mondok). Dengan kapasitas 50 tempat tidur,
pasien ditempatkan ke dalam kamar inap berikut ini :
Tabel 1.2. Kapasitas Tempat Tidur Rawat Inap RSU Pelita Husada
JML JML TMPT TIDUR/
KELAS NAMA RUANG KETERANGAN
KAMAR KMR
VIP AYODYA I 1 1 Kamar Terpisah
I AYODYA II,III,IV 3 3 Kamar Terpisah
CENDANA 6
I 3 Kamar Terpisah
I,II,III
I AMARTA 4 4 Kamar Terpisah
I MADUKORO 4 4 Kamar Terpisah
2 1 Kamar dengan
II CENDANA IV 1
sekat
8 1 Kamar dengan
II INDRAPRASTA 4
sekat

3|Deskr ip si Kegiatan
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

JML JML TMPT TIDUR/


KELAS NAMA RUANG KETERANGAN
KAMAR KMR
5 1 Kamar dengan
- MERANTI 1
III A sekat
- ISOLASI 1 1 Kamar Terpisah
4 1 Kamar dengan
- PINUS 1
sekat
6 1 Kamar dengan
III B - AKASIA 1
sekat
6 1 Kamar dengan
- CEMARA 1
sekat
JUMLAH 25 50
Sumber: Cakupan Pelayanan Unit Rawat Inap RSU Pelita Husada

D. Pelayanan Penunjang Medis


Pasien setelah didiagnosis, akan menjalani serangkaian tindakan
medis, dari unit-unit instalasi kesehatan rumah sakit.

E. Pelayanan Gizi
Pelayanan gizi memberikan pelayanan menu makanan. Fungsi unit
ini adalah mengatur dan mengontrol porsi serta kebutuhan gizi pasien rawat
inap sesuai program terapi dokter, juga pelayanan gizi karyawan.
Pengolahan makanan berada di dapur rumah sakit. Pelayanan gizi ditangani
oleh seorang ahli gizi. Untuk kesejahteraan karyawan, setiap shif
mendapatkan jatah makan satu kali. Bagian ini juga melayani konsultasi gizi
bagi penderita.

4|Deskr ip si Kegiatan
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

1.3. Uraian Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Tapak Kegiatan


Penggunaan air untuk tahap operasional RSU Pelita Husada dalam 1 hari
meliputi :
Tabel 1.3. Penggunaan Air Bersih
No Jenis kegiatan Asal sumber air Volume
(liter/hari)
1. Karyawan PDAM dan Sumur 5.000
2. Bangsal PDAM dan Sumur 25.000
3. Dapur PDAM dan Sumur 1.500
4. Laundry PDAM dan Sumur 5.500
5. Laboratorium PDAM dan Sumur 100
6. UGD PDAM dan Sumur 2.000
7. POLIKLINIK PDAM dan Sumur 1.500
8. Mushola PDAM dan Sumur 1.500
9. Penyiraman PDAM dan Sumur 2.000
Total 44.100
Sumber: Laporan Kegiatan RSU Pelita Husada

Air yang digunakan berasal dari PDAM dan sumur dalam/bor dengan
kedalaman sekitar 50-60 m, ditampung dalam bak-bak penampungan untuk
selanjutnya didistribusikan ke seluruh ruangan. Pemenuhan air selama ini dirasa
cukup untuk operasional rumah sakit berasal dari sumur bor. Penggunaan air
PDAM hanya untuk kebutuhan cadangan.
Tampak dari tabel, kebutuhan air tertinggi dari bangsal dengan
perhitungan asumsi seluruh kamar terpakai (penuh pasien), diikuti laundry dan
karyawan. Pemanfaatan air, selain untuk MCK, juga untuk memasak dan
penyiraman.

5|Deskr ip si Kegiatan
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

Air Sumur Air Sumur

Bak
penampungan
(41.384 liter/hari)

Karyawan (5.000 Bangsal (25.000 Dapur (1.500 Loundry (5.500


liter/hari liter/hari liter/hari liter/hari

Lab (100 liter/hari UGD (2.000 Klinik (1.500


liter/hari liter/hari

Mushola (1.500 Penyiraman (2.000


liter/hari liter/hari

Gambar 1.1. Informasi Skema Neraca Air Bersih RS Pelita Husada

6|Deskr ip si Kegiatan
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

1.4. Karakteristik Mutu Air Limbah


Air limbah dari kegiatan rumah sakit mengacu pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku
Mutu Air Limbah. Air limbah dari kegiatan rumah sakit dapat dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu :
1. Air limbah dari kakus atau WC yang diistilahkan sebagai air buangan
tinja atau ”black water” dengan kandungan organik tinggi.
Karakteristik air Limbah black water yang dihasilkan saat belum
dilakukan pengolahan belum t e n t u memenuhi baku mutu atau nilai
konsentrasi air limbah tinggi, sehingga perlu dilakukan pengelolan.
2. Air limbah rumah tangga bekas mandi, cuci dan air limbah dapur non
kakus (grey water) selain itu terdapat juga kandungan organik pada air
limbah ini dan biasanya juga tercampur dengan deterjen bekas air
cucian. Biasanya, dua kategori air limbah ini diolah menggunakan
instalasi yang terpisah. Air limbah non kakus tidak dapat dialirkan ke
dalam tangki septik, oleh karena kandungan deterjen akan dapat
membunuh bakteri pengurai yang dibutuhkan dalam proses
pembusukan.
3. Air limbah dari kegiatan laboratorium. Air dari laboratorium akn
diolah terpisah dengan limbah domestic, karena air limabh ini
termasuk dalam kategori B3, sehingga perlu dikelola atau ditampung
di TPS Limbah B3.
Adapun estimasi timbulan air limbah RS Pelita Husada, seperti disajikan pada
berikut dibawah ini.

7|Deskr ip si Kegiatan
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

Tabel 1.4. Estimasi timbulan air limbah


KEBUTUHAN AIR *ESTIMASI TIMBULAN Keterangan
NO UNIT KEGIATAN BERSIH AIR LIMBAH
(LITER/HARI) (LITER/HARI)
1 Karyawan 5.000 4.000 Timbulan air
2 Bangsal 25.000 limbah domestic
20.000
sebesar 80 %
3 Dapur 1.500 1.200
4 Laundry 5.500 4.400
5 UGD 2.000 1.600
6 POLIKLINIK 1.500 1.200
7 Mushola 1.500 1.200
8 Laboratorium 100 80 TPS LB3
9 Penyiraman 2.000 1.600 Terinfiltrasi alami
Total Timbulan Air Limbah (liter/hari) 35.280 – 80 = 35.200 liter/hari
Total Timbulan Air Limbah (m3/hari) 35,2 M3/hari

Keterangan * Standar Nasional Indonesia (SNI) 8153: 2015 Tentang Sistem plambing pada bangunan
gedung

Berdasarkan hasil estimasi perhitungan timbulan air limbah domestik dapat


disimpulkan bahwa saat operasional mencapai 35,2 m3/hari dan rencana
pengelolaan air limbah domestik ini akan disalurkan dari jaringan perpipaan
air kotor (Blackwater) menuju Bio-Septic Tank kapasitas 10 m3 selanjutnya
dikerjasamakan dengan pihak ketiga untuk penyedotan dan air kotor
(greywater) masuk IPAL dengan kapasitas 50 m3. Sedangkan untuk limbah
dari laboratorium akan ditempatkan dalam jerigen/drum yang selanjutnya
disimpan dalam TPS LB3 dan dikerjasamakan dengan pihak Ketiga.

8|Deskr ip si Kegiatan
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

Air Sumur Air Sumur

Bak
penampungan
(41.384 liter/hari)

Lab (100 liter/hari Bangsal (25.000 Dapur (1.500 Penyiraman (2.000


liter/hari liter/hari liter/hari

Karyawan (5.000 UGD (2.000 Klinik (1.500


liter/hari liter/hari liter/hari

Mushola (1.500 Loundry (5.500


liter/hari liter/hari
Jerigen, TPS Infiltrasi
LB3 (80 Alami
liter/hari)

Limbah
Air Bersih dihasilkan :
35.000
Air Limbah liter/hari atau
35,2 m3/hari

Kualitas Air Limbah

SESUAI BAKU MUTU AIR LIMBAH RUMAH SAKIT


(PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014)

Digunakan Flushing dan Siram Tanaman minimal sesuai


dengan Baku Mutu Badan Air Penerima Kelas II

Gambar 1.2, Diagram Alir Air Limbah

9|Deskr ip si Kegiatan
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

1.5. Baku Mutu Air Limbah


Apabila ditinjau dari pengertiannya baku mutu air limbah merupakan ukuran
batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas
ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan. Adapun acuan
pemenuhan baku mutu air limbah saat operasional nantinya akan mengacu
pada peraturan dari PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 tentang Baku Mutu Air
Limbah, dan jika digunakan sebagai flushing paling tidak sesuai dengan BM
Badan Air Penerima kelas II pada PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82
TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR. Baku mutu disajikan pada table
berikut dibawah ini.

Tabel 1.5. Baku mutu air limbah Layanan Kesehatan

10 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

Tabel 1.6. Baku mutu Badan Air Penerima (kelas II)


NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU
A Fisika
1 Suhu ˚C 24 ± 3
2 TDS mg/l 1.000
3 TSS mg/l 50
4 Warna TCU -
B Kimia
1 pH - 6-9
2 DO mg/l 4
3 BOD mg/l 3
4 COD mg/l 25
5 Amoniak mg/l 0,2
6 Seng mg/l 0,05
7 Deterjen total mg/l 0,2
8 Tembaga mg/l 0,02
9 Timbal mg/l 0,03
10 Nitrit mg/l 0,06
11 Nitrat mg/l 10
12 Sulfat mg/l 300
13 Klorida mg/l 300
14 Fluorida mg/l 1,5
15 Merkuri mg/l 0,002
16 Fenol mg/l 0,005
17 Minyak dan Lemak mg/l 1
C Mikrobiologi
1 Fecal Coliform Jml/100 ml 1000
2 Total Coliform Jml/100 ml 5000

1.6. Kapasitas Instalasi Pengolahan Air Limbah


Pengolahan air limbah pada kegiatan rumah sakit memiliki sistem terpisah
dengan sistem drainase atau pembuangan air hujan. Sehingga kapasitas
instalasi pengolahan air yang akan dibangun adalah kapasitas debit air limbah
yang dihasilkan. Dengan demikian, data yang diperlukan dalam penentuan
kapasitas instalasi pengolahan air limbah adalah Rencana Waktu Tinggal dan
Debit Maksimum. Pengelolaan air limbah dilengkapi dengan unit sarana
prasarana berupa pengolahan air limbah seperti bak kontrol, bioseptick dan
IPAL. Outfall dari bioseptick dikerjasamakan dengan pihak ketiga dan adari
IPAL akan digunakan untuk flushing dan siram tanaman.

11 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

A. Diagram
Diagram pengelolaan limbah cair adalah sebagai berikut :
1. Black Water

Black Water Bioseptik Sedot


Berkala

2. Grey Water

Penampungan

Flushing, Siram
Tanaman

Gambar 2.1. Alur Pengelolaan Grey dan Black Water

12 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

Tabel 2. 1. Unit Pengelolaan Air Limbah

No Sarana dan Prasarana


1.

Nama Unit: Bak Penangkap Lemak


Spesifikasi: Panjang 75 cm x 75 cm x 65 cm

13 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

2.

Nama Unit: Bio Septic Tank


Spesifikasi: Dimeter 140 cm Tinggi 135 cm

14 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

3.

Nama Unit: Bak Kontrol


Spesifikasi: Diameter 80 cm Tinggi 150 cm

15 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

16 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

17 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

Adapun uraian terkait fungsi dari setiap unit pengolahan air limbah yang
dikembangkan sebagai berikut:

1) Bak Penangkap Lemak


Bak penangkap lemak atau Grease trap adalah alat perangkap grease atau
minyak dan oli. Alat ini membantu untuk memisahkan minyak
dari air, sehingga minyak tidak menggumpal dan membeku di pipa
pembuangan dan membuat pipa tersumbat. Terbuat dari pasangan bata
maupun stainless steel sehingga aman dari korosi.

Grease trap juga dikenal sebagai pencegat lemak, perangkat


pemulihan (recovery) minyak dan konverter limbah minyak)
merupakan perangkat pipa yang dirancang untuk mencegat sebagian
besar gemuk/minyak dan zat padat lain sebelum memasuki sistem
pembuangan air limbah. Limbah umumnya mengandung sejumlah kecil
minyak yang masuk ke dalam septik tank dan fasilitas pengolahan untuk
membentuk lapisan buih mengambang.

Lapisan minyak dan lemak ini sangat lambat diolah (dicerna) dan
dipecah oleh mikroorganisme dalam proses pencernaan anaerobik.
Namun, jumlah yang sangat besar minyak dari produksi makanan di
dapur dan restoran bisa membanjiri tangki septik atau fasilitas
perawatan, menyebabkan pelepasan limbah yang tidak diolah ke
lingkungan.

Jika limbah grease ini tidak ditangani secara tepat, akan menyebabkan :
o Saluran pipa akan tertutup oleh grease yang membeku.
o Jika sampai keluar ke saluran kota, akan menyebabkan bau yang tidak
sedap(pencemaran) dan dapat menimbulkan penyakit.
o Jika sampai masuk kedalam unit biologis, akan menganggu proses
biologis.

18 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

2) BIOSEPTIC
Bioseptic merupakan model septic tank modifikasi berbahan fiberglass.
Bioseptic ini tidak hanya proses fisik saja, namun ada proses
biologis. Proses biologis yang digunakan menggunakan sistem
anaerobic yang menempel pada media bioball. Bioball adalah Sebuat
Media Pengolahan air limbah yang berbentuk Bulay model Golf
maupun pipih atau rambutan berisi Ruangan kecil di dalamnya
yang berfungsi sebagai tumbuh dan berkembang bakteri pada sistem
Bioseptic tank. Selain itu, pada unit ini Bakteri Bioseptictank yang terdiri
dari kumpulan ribuan mikroba dapat langsung ditanam dalam air limbah
di dalam tangki pengolahan.

Gambar 2.3. Bioseptic

3) IPAL Anaerobic
IPAL merupakan tangki septik yang dimodifikasi dengan menambahkan
beberapa kompartemen dan merupakan salah satu dari proses
unit pengolahan biologis secara anaerobik. IPAL berbentuk persegi dengan
sekat-sekat didalamnya dan dilengkapi dengan pipa pembuangan
(ventilator) untuk melepaskan biogas yang dihasilkan selama proses
anaerobic.

19 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

Tabel 2. 2 Kelebihan dan kekurangan pada IPAL Komunal tipe ABR

Sumber: Anonim dalam Tugas Akhir pengelolaan air limbah dengan IPAL Komunal ABR, RK
Praditya,2016

Berdasarkan alur neraca dan kapasitas unit pengolahan, maka volume hingga
waktu detensi air limbah dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2. 3. Volume dan Waktu Detensi Air Limbah


No Nama Unit Proses Dimensi Volume Waktu Fungsi
Pengolahan Detensi
1 Bak Fisik 0,75 m x 0,3 m 0,11 8,5 menit Memisahkan
Penangkap x 0,5 m m3 minyak-lemak
Lemak dan air

2 Bioseptic Fisik dan Ø1,4m X 1,35 2 155 menit Berfungsi untuk


bilogis m m3 atau 2,5 menghancurkan
jam
padatan serta
mendegradasi
3 Bak Kontrol 1 Fisik Ø0,8m X 2 m 1m 78 menit zat organik
Mengontrol
3 adanya padatan
atau sumbatan
dalam jaringan
perpipaan dari
Grey Water dari
4 Bak Kontrol 2 Fisik Ø0,8m X 2 m 1m 78 menit dapur dan toilet
Mengontrol
3 adanya padatan
atau sumbatan
dalam jaringan
perpipaan dari
Black Water dari
toilet
5 ABR
a) Equalisasi Fisik 1,5m x 2m x 7,5 584 menit Bak Equalisasi
2,5m m3 atau 9 jam berfungsi untuk
mengendapkan
padatan.
b) Anaerobik Biologis 1 m x 2 m x 2,5 5 389 menit Berfungsi untuk
m m3 atau 6,5 mendegradasi zat
jam pencemar baik
organic maupun
anorganik.

20 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

c) Anaerobik Biologis 1 m x 2 m x 2,5 5 389 menit Berfungsi untuk


m m3atau 6,5 mendegradasi zat
jam pencemar baik
organic maupun
anorganik
d) Anaerobik Biologis 1 m x 2 m x 2,5 5 389 menit Berfungsi untuk
m m3 atau 6,5 mendegradasi zat
jam pencemar baik
organic maupun
anorganik
6 Bak Kontrol Fisik Ø0,8m X 2 1m 78 menit Mengontrol
Outlet m 3 kualitas air
setelah proses
IPAL, dan
sebagai titik
untuk
mengambil
Sumber: Tim Penyusun Kajian,2021, Sumber: Decentralised Wastewater Treatment
sampel
in Developing Countries,
(Ludwig Sasse)

B. Layout

Unit kerja yang menghasilkan air limbah adalah unit kerja dari
dapur dan watafel masing-masing tenant serta dari toilet di area. Dari
sumber air limbah akan menuju unit pengolahan berupa bio septic, bak
kontrol hingga ABR. Adapun alur pengolahan air limbah dan posisi
pengolahan air limbah tertera dalam gambar berikut:

21 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

B.1. Persentase Removal Air Limbah


Persentase removal tiap unit pengolahan dapat disajikan dalam table berikut:

Tabel 1.7. Nilai Konsentrasi Akhir di setiap Unit


Presentase Removal Unit Pengolahan
ABR
Bak Anaerobic
Anaerobic Anaerobic Bak Outlet
Parameter Inlet Penangk Bio 3 (70% Zat
Equalisasi ( 1 (70% Zat 2 (70% Zat Penampung (mg/Lt)
ap Septic Organik,
75% TSS) Organik, Organik, (mg/Lt)
Lemak (60% 75% TSS)
75% TSS) 75% TSS)
(85%) Organik)
Minya
k- 35 5,25 - 4,2 - - - 4,2 4,2
BO
Lema 466 - 419,4 - 125,82 37,746 11,3238 11,3238 11,3238
D
k TS 850 - 340 85 21,25 6,375 1,9125 1,9125 1,9125
COS 700 - 650 175 52,5 15,75 4,725 4,725 4,725
Sumber:
D Metcalf &eddy,edisi4, Decentralised Wastewater Treatment in Developing Countries, (Ludwig Sasse)

Apabila estimasi nilai konsentrasi pada outlet dibandingkan dengan Baku Mutu Peraturan Menteri
LHK RI No.P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, maka limbah telah sesuai

dengan kosentrasi yang diizinkan.

22 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

B.2. Berat dan Kuantitas Sludge yang dihasilkan


Berdasarkan Jumlah debit maksimum air limbah, konsentrasi TSS dalam
air limbah, maka masa penyedotan pada IPAL paling lama disedot selama 12
tahun. Adapun resume hasil perhitungan sludge yang dihasilkan sebagai
berikut:

Tabel 1.8. Berat dan Kuantitas Sludge/Lumpur

Formula:

Sumber:Cornwell et al.,1987

Dimana =Ssl adalah 1,02 dan Ps 2%


Volume
Volume Sludge
Q S W Q
Bak pada
Limbah S Sludge
Equalisasi Unit
Pengolahan
mgd mg/ lb/hari kg/hari m3/har m IPA
4,95 x10- L850 3,59 x 10- 1,631 x10- i0,0017 3
7,5 L
9 5 5
Durasi Penyedotan 4237
Durasi Penyedotan
(Hari) (Tahun) 12
Sumber: Olah Data, 2021

23 | D e s k r i p s i K e g i a t a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

BAB II
Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan

Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan


(RKL-RPL) dalam bab ini mencakup lokasi titik penaatan, lokasi
pemantauan, pemantauan mutu air limbah, rencana pemantauan mutu air dan
SOP.

2.1. Lokasi Titik Penaatan


Titik penaatan (point of compliance) adalah satu atau lebih lokasi yang
dijadikan acuan untuk pemantauan dalam rangka penaatan baku mutu air
limbah. Dalam perencanaannya titik penaatan yang direncanakan dalam
pemenuhan Baku Mutu Air Limbah berada dioutlet IPAL.

2.2. Lokasi Pemantauan


Titik pemantauan dilakukan pada outlet IPAL. Pemantauan kualitas air dari
proses pengolahan air limbah dilakukan setiap 1 bulan sekali sesuai
peraturan.

2.3. Rencana Pemantauan Mutu Air Limbah


Rencana pemantauan mutu air limbah domestik diuji setiap satu bulan
sekali sesuai dengan parameter yang berlaku. Pengujian air limbah
dilakukan di Laboratorium berakreditas KAN. Hail uji kemudian
dibandingkan dengan Baku Mutu sesuai dengan aturan yang berlaku.

24 | R e n c a n a P e n g e l o l a a n d a n P e m a n t a u a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

2.4. Sistem Tanggap Darurat

TANGGAP DARURAT

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

01 00 1/1

Tanggal Terbit :

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggap Darurat adalah suatu tindakan/langkah yang diambil
dalam menghadapi kesehatan/keselamatan karyawan, dan atau
PENGERTIAN mengganggu keberlangsungan operasional kerja, dimana apabila terjadi
keadaan tersebut harus dilakukan tindakan pengendalian dan
penanggulangan sesegera mungkin yang berakibat pencemaran air.

Prosedur ini bertujuan untuk mengatur tata cara melaksanakan kesiagaan


dan tanggapan dalam mencegah, mengendalikan, menanggulangi suatu
TUJUAN keadaan darurat yang dapat menyebabkan dampak penting, terhadap
lingkungan, kesehatan/keselamatan pekerja, dan atau kelangsungan
pekerjaan.
RS Pelita Husada tentang Tanggap Darurat Unit Pengolahan Air Limbah
KEBIJAKAN

1. Apabila hasil analisa air limbah melebihi standar baku mutu :


a. Periksa proses yang berjalan, lakukan penanganan sesuai
penyimpangan yang ditemukan.
b. Periksa seluruh unit, jaringan dan peralatan Unit Pengolah Limbah.
Lakukan penanganan sesuai penyimpangan yang ditemukan.
PROSEDUR c. Periksa air limbah effluent setiap bulan secara visual.
d. Periksa kualitas air limbah pada Outlet IPAL setiap 1 bulan sekali

25 | R e n c a n a P e n g e l o l a a n d a n P e m a n t a u a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

2. Apabila terjadi kebocoran/keretakan bak atau kolam Bak


Pengolah
Limbah (akibat gempa bumi, dll), segera dilakukan pemeriksaan dan
3. perbaikan setelah kondisi dinilai aman.
Apabila terjadi kecelakaan kerja di Unit Pengolahan Limbah dan Area
Jaringan Pipa, petugas yang mengalami kecelakaan segera diberi
pertolongan pertama di lokasi kejadian, selanjutnya dibawa ke IGD
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

UNIT TERKAIT Sanitarian

26 | R e n c a n a P e n g e l o l a a n d a n P e m a n t a u a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

TANGGAP
JARINGAN SALURANDARURAT
AIR LIMBAH DAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
No. Dokumen : No. Revisi : Ha
la
……02………. 00 ma1
n :/
Tanggal Terbit : Ditetapka 1
n Oleh :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggap Darurat adalah suatu tindakan/langkah yang


diambil dalam menghadapi kesehatan/keselamatan pekerja, dan
atau mengganggu keberlangsungan pengelolaan limbah cair
PENGERTIAN
domestik, dimana apabila terjadi keadaan tersebut harus dilakukan
tindakan pengendalian dan penanggulangan sesegera mungkin.

Prosedur ini bertujuan untuk mengatur tata cara melaksanakan


kesiagaan
TUJUAN dan tanggapan dalam mencegah, mengendalikan, menanggulangi
suatu keadaan darurat yang dapat menyebabkan dampak penting,
terhadap lingkungan, kesehatan/keselamatan pekerja, dan atau
kelangsungan pengolahan air limbah dan kegiatanRS
RS Pelita Husada tentang Tanggap Darurat Unit Pengolahan Air
KEBIJAKAN
Limbah
1. Apabila hasil air limbah melebihi st andar baku mutu :
analisa
a. Periksa proses
Lakukan penanganan sesuai penyimpangan yang ditemukan.
b. Periksa seluruh jaringan saluran air limbah, peralatan kerja
Pengolah
Limbah. Lakukan penanganan sesuai penyimpangan yang
ditemukan.
c. Periksa air limbah pada bak kontrol setiap bulan secara
visual.
PROSEDUR d. Periksa kualitas air limbah pada bak penampung outlet IPAL
setiap 1 bulan sekali

27 | R e n c a n a P e n g e l o l a a n d a n P e m a n t a u a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

2. Apabila terjadi kebocoran/keretakan bak atau patahnya saluran


penyalur
air limbah (akibat gempa bumi, dll), segera dilakukan
3. pemeriksaan dan perbaikan setelah kondisi dinilai aman.
Apabila terjadi perbaikan, dilakukan pemutusan/pemberhentian
aliran air limbah dari sumber dan menampung air limbah dengan
4. drum/ember pada tiap tenant.
Apabila terjadi kecelakaan kerja di jaringan Pengolahan Limbah,
pekerja yang mengalami kecelakaan segera diberi pertolongan
pertama di lokasi kejadian, selanjutnya dibawa ke IGD untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
UNIT TERKAIT Sanitarian

28 | R e n c a n a P e n g e l o l a a n d a n P e m a n t a u a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

Perawatan Sarana dan Prasarana Unit Pengolahan Air Limbah

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

……03………. 00 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Perawatan adalah suatu tindakan/langkah yang diambil dalam upaya
mencegah adanya kerusakan, kebocoran dan atau pencemaran akibat
PENGERTIAN
proses pengelolaan limbah cair domestik, dimana perawatan sarana dan
prasarana unit pengolahan air limbah tersebut dilakukan secara berkala
Prosedur ini bertujuan untuk mencegah adanya kerusakan atau
TUJUAN
kebocoran hingga pencemaran
Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo Tentang Perawatan Sarana dan
KEBIJAKAN
Prasarana Unit Pengolahan Air Limbah Plaza Kuliner
1. Bak Penangkap Lemak
a. Mengambil lemak dan atau padatan setiap 1 tahun sekali

Contoh formasi lemak dalam perangkap Lemak dan cara


pengambilan

29 | R e n c a n a P e n g e l o l a a n d a n P e m a n t a u a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

PROSEDUR b. Memastikan air dari bak penangkap lemak mengalir dengan baik
2. Perpipaan dan Bak Kontrol
a. Apabila terjadi sumbatan, maka pipa pada Bak 9 hingga 12
diganti 6”
b. Melakukan pengecekan bak kontrol setiap awal tahun sebanyak
1x
3. IPAL Komunal
a. Menyedot sludge/lumpur pada Chamber 1/bak ekualisasi
maksimal 12 tahun sekali atau saat dibutuhkan
b. Sludge pada Chamber 1/bak ekualisasi tidak boleh dihabiskan
pada saat penyedotan
c. Pipa vent atau buangan tidak berdesisi (gas)
UNIT TERKAIT Petugas Kebersihan Plaza Kuliner yang ditunjuk Paguyuban

30 | R e n c a n a P e n g e l o l a a n d a n P e m a n t a u a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

2.5. Sarana Prasarana


Dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan sarana prasarana
merencanakan adanya sarana prasarana berupa:
1. Sarana – prasaran pengelolaan air limbah: Unit Pengelolaan yang terdiri dari
pengolahan fisik dan biologis ( Bak Penangkap Lemak, Bioseptic, Bak
kontrol, IPAL ABR) denganpPerpipaan Eksisting berbahan PVC 4’’
2. Sarana-prasarana perawatan IPAL terdiri dari:
- Skop atau cetok untuk pengangkat lemak dalam bak penangkap lemak dan
bak kontrol
- Saringan untuk mengambil atau membersihkan padatan dalam bak kontrol
- Mengupayakan landasan pipa utama untuk menjaga kestabilan posisi pipa
sesuai kondisi kontur tanah
3. Sarana-prasarana pendukung IPAL : Water Mater , Drum/ember sebagai alat
pengalihan air limbah pada saat perbaikan, pagar pengaman di unit instalasi
pengolahan air limbah baik area jaringan perpipaan hingga bak penampung
outlet.

31 | R e n c a n a P e n g e l o l a a n d a n P e m a n t a u a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

BAB III
Sistem Manajemen Lingkungan

Untuk menunjang pengelolaan air limbah yang baik dibutuhkan sarana


prasarana dan sistem yang sudah terencana. Sebagaimana dijelaskan
sebelumnya sarana dan prasarasa yang disiapkan untuk menunjang kegiatan
pengelolaan limbah cair domestik dari kegiatan tersebut seperti :

Penyediaan penangkap lemak, bioseptic, Bak Kontrol dan IPAL

Sedangkan untuk pengurus sistem pengelolaan air limbah dalam


perencanaanya adalah Sanitarian

3.1. Sistem Manajemen Lingkungan

A. Perencanaan

Perencanaan dilakukan supaya kegiatan dapat melakukan kegiatan sesuai


dengan kebijakan lingkungan yang telah dibuat berdasarkan informasi atau
usulan yang diterima dari internal maupun eksternal pemrakarsa. Seluruh
usulan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagai komiten perusahaan untuk berpartisipasi dalam pemeliharaan
lingkungan.

Kapasitas limbah yang dihasilkan keseluruhan akan diolah dalam


pengolahan Anaerobik (secara komunal).

Pembentukan Struktur Organisasi sebagai penanggung Jawab tertinggi


atas Pengendalian Pencemaram Air

B. Pelaksanaan dan Operasi


Pelaksanaan dan operasi dalam proses pengendalian pencemaran air
dilakukan oleh Sanitarian setelah selesai dari proses uji coba.
RS Pelita Husada bertanggung jawab atas pengawasan kegiatan
Paguyuban dalam kegiatan pengendalian pencemaran air

32 | S i s t e m M a n a j e m e n i n g k u n g a n
Standart Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
RS Pelita Husada

Pemerintah Daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup akan memberikan


pembinaan untuk terciptanya sanitasi lingkungan hidup khususnya
terkait dengan pengelolaan air limbah.
Pelaksanaan pengoperasian dan perawatan dilakukan oleh Koordinator
Teknis Air Limbah

3.2. Pemeriksaan dan Perbaikan


Pemantauan, pengukuran secara berkala setiap bulan dengan baku mutu
selama masih menjadi tanggung jawab pemrakarsa maka pemantauan kualitas
lingkungan dilakukan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan
paguyuban.

3.3. Tinjauan Ulang Manajemen


Tinjauan manajemen (TM) merupakan komponen terakhir dalam standar
manajemen lingkungan yang memiliki peranan penting dalam menjamin adanya

33 | S i s t e m M a n a j e m e n i n g k u n g a n

You might also like