You are on page 1of 14

MAKALAH

HUBUNGAN TIMBAL BALIK BUDAYA & PERILAKU PROSOSIAL

Disusun sebagai syarat untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA & INDIGENEOUS

Disusun oleh :

1. Sylvia Anggraeni 21310410027


2. Pin Gunita Sarasih 21310410074
3. Rhicard Geovadri Layarda 21310410002
4. Ira Prastiwi 21310410060

Dosen Pengampu : Amin Al Adib, S.Psi., M.Psi.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
2023

0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat dan karuniaNYA, sehingga kami dapat menyusun makalah sebagai syarat tugas
kelompok dari mata kuliah Psikologi Lintas Budaya & Indigeneous dengan tema
“HUBUNGAN TIMBAL BALIK BUDAYA dan PERILAKU PROSOSIAL”. Kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Adib Al Amin, S.Psi., M.Psi., selaku
dosen Psikologi Lintas Budaya dan Indigeneous. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan kami berkaitan dengan topik yang diberikan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak penyusunan
dan penulisan yang belum sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketidak sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Oleh
karena itu kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun, agar dalam penyusunan makalah berikutnya kami dapat lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 03 Februari 2023

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... 1


Daftar Isi ....................................................................................................... 2
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................... 4

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Psikologi Lintas Budaya & Indigeneous ............................... 5


B. Pengertian Timbal Balik Budaya & Prososial ........................................... 6
C. Aspek-aspek Perilaku Prososial ................................................................... 7
D. Tahapan Perilaku Prososial ................................................................... 7
E. Hubungan Timbal Balik Budaya & Perilaku Prososial ............................... 9
F. Tujuan dari Hubungan Timbal Balik Budaya & Perilaku Prososial ....... 10

Bab III Penutup

A. Kesimpulan ............................................................................................ 11
B. Saran ........................................................................................................ 11

Daftar Pustaka ............................................................................................ 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi Lintas Budaya adalah cabang dari psikologi yang mempelajari
perbedaan dan persamaan perilaku dan proses psikologis antar individu dari budaya yang
berbeda. Ini mencakup studi tentang bagaimana budaya mempengaruhi pemikiran,
perasaan, dan perilaku individu.

Psikologi Indigeneus adalah cabang dari psikologi lintas budaya yang


memfokuskan pada studi tentang perkembangan dan validitas psikologi dalam konteks
budaya lokal. Ini mencakup penemuan dan aplikasi kebudayaan dan filosofi lokal dalam
memahami dan memecahkan masalah-masalah psikologis.

Budaya dan perilaku prososial memiliki hubungan timbal balik yang erat. Budaya
mempengaruhi perilaku prososial seseorang melalui norma dan nilai yang diterima oleh
masyarakat. Misalnya dalam budaya yang menekankan pentingnya kerjasama dan
solidaritas, individu cenderung memiliki tingkat perilaku prososial yang tinggi.
Sebaliknya, dalam budaya yang memprioritaskan kompetisi dan individualisme, individu
cenderung memiliki tingkat perilaku prososial yang rendah.

Tujuan dari mengeskplorasi hubungan antara timbal balik budaya dan perilaku
prososial dalam psikologi lintas budaya adalah untuk memahami bagaimana budaya
mempengaruhi perilaku prososial dan bagaimana hal ini berbeda di antara budaya yang
berbeda. Oleh karena itu kami akan membahas lebih spesifik lagi mengenai hubungan
timbal balik budaya dan perilaku prososial dalam pengertian psikologi lintas budaya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Psikologi Lintas Budaya & Indigeneous
2. Hubungan Timbal Balik Budaya & Perilaku Prososial

3
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Pengertian Psikologi Lintas Budaya & Indigeneous
2. Mengetahui Hubungan Timbal Balik Budaya & Perilaku Prososial
3. Mengetahui Pengaruh Kepbudayan untuk individu dan kelompok

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA &


INDIGENEOUS
Psikologi Lintas Budaya adalah cabang dari psikologi yang mempelajari
perbedaan dan persamaan perilaku dan proses psikologis antar individu dari budaya
yang berbeda dan berpandangan dalam budaya barat. Ini mencakup studi tentang
bagaimana budaya mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan perilaku individu. Dalam
buku “The Handbook of Culture and Psychology” karya David Matsumoto, psikologi
lintas budaya diartikan sebagai salah satu cabang dari psikologi yang memfokuskan pada
perbedaan dan kemiripan dalam perilaku, perasaan, dan pikiran manusia dalam budaya
yang berbeda. Buku ini membahas bagaimana budaya mempengaruhi pengalaman
individu dan bagaimana individu mempengaruhi budaya. David Matsumoto juga
membahas bagaimana aspek-aspek seperti bahasa, nilai, dan norma budaya
mempengaruhi proses-proses psikologis, dan bagaimana pemahaman tentang perbedaan
budaya dapat membantu kita memahami perilaku manusia dalam konteks budaya yang
berbeda.

Psikologi Indigeneous adalah cabang dari psikologi yang mempelajari dan


menganalisis pengalaman dan pandangan hidup suku asli atau budaya lokal. Ini
memfokuskan pada bagaimana budaya dan lingkungan mempengaruhi psoses psikologis
dan perilaku manusia. Psikologi Indigeneous berbeda dari psikologi barat karena
memperhitungkan aspek-aspek spiritual dan filosofis yang spesifik untuk budaya lokal
dan menempatkan budaya lokal sebagai sumber kekuatan dan pengetahuan. Dalam hal
ini, para ahli menekankan pentingnya memahami dan menghormati budaya dan
lingkungan dalam menganalisis perilaku manusia.

5
B. PENGERTIAN TIMBAL BALIK BUDAYA & PROSOSIAL
Timbal balik budaya adalah konsep dimana perilaku seseorang dalam masyarakat
diterima atau ditolak berdasarkan bagaimana mereka mempengaruhi orang lain dan
lingkungan. Dalam hubungan ini, budaya mempengaruhi perilaku manusia dan
sebaliknya, manusia mempengaruhi budaya. Perilaku prososial adalah tindakan yang
bertujuan untuk membantu orang lain tanpa harapan imbalan atau pujian.
Contohnya, budaya yang menekankan pentingnya kerjasama dan solidaritas akan
mempengaruhi individu untuk memiliki tingkat perilaku prososial yang tinggi, seperti
membantu orang lain dan menjaga kerjasama. Sebaliknya, individu yang
mempraktikan perilaku prososial yang tinggi dapat membentuk budaya yang inklusif
dan saling menghormati.

Adapun definisi menurut beberapa sumber buku mengenai perilaku prososial adalah
sebagai berikut :

1. Menurut Baron dan Byrne (2005), perilaku prososial adalah suatu tindakan
menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu
keuntungan langsung pada tindakan tersebut, dan mungkin akan melibatkan suatu
risiko bagi orang yang menolongnya.
2. Menurut Dayakisni dan Hudaniah (2015), perilaku prososial adalah segala bentuk
perilaku yang memberikan konsekuensi positif bagi si penerima, baik dalam
bentuk materi, fisik ataupun psikologis tetapi tidak memiliki keuntungan yang
jelas bagi pemiliknya. Bentuk yang paling jelas dari prososial adalah perilaku
menolong.
3. Menurut Dahriani (2007), perilaku prososial adalah perilaku yang mempunyai
tingkat pengorbanan tertentu yang tujuannya memberikan keuntungan bagi orang
lain baik secara fisik maupun psikologis, menciptakan perdamaian dan
meningkatkan toleransi hidup terhadap sesama, namun tidak ada keuntungan yang
jelas bagi individu yang melakukan tindakan.

6
4. Menurut Sears (2009), perilaku prososial adalah perilaku yang menguntungkan
orang lain yang mempunyai konsekuensi sosial yang positif sehingga akan
menambah kebaikan fisik maupun psikis.
5. Menurut Arifin (2015), perilaku prososial adalah tindakan yang mempunyai
akibat sosial secara positif, yang ditujukan bagi kesejahteraan orang lain, baik
secara fisik maupun psikologis, dan perilaku tersebut merupakan perilaku yang
lebih banyak memberikan keuntungan kepada orang lain daripada dirinya sendiri.

C. ASPEK-ASPEK PERILAKU PROSOSIAL


Menurut Mussen, dkk (2002), bentuk-bentuk perilaku prososial dibedalam menjadi
beberapa aspek, yaitu sebagai berikut :
1. Berbagi (sharing), yaitu kesediaan untuk berbagi perasaan dengan orang lain baik
suka maupun duka. Sharing diberikan bila penerima menunjukkan kesukaan
sebelum ada tindakan, meliputi dukungan variabel dan fisik.
2. Menolong (helping), yaitu kesediaan untuk menolong orang lain yang sedang
berada dalam kesulitan. Menolong meliputi membantu orang lain, memberitahu,
menawarkan bantuan kepada orang lain atau melakukan sesuatu yang menunjang
berlangsungnya kegiatan orang lain.
3. Berderma (donating), yaitu kesediaan untuk memberikan secara sukarela sebagian
barang miliknya kepada orang lain yang membutuhkan.
4. Kerjasama (cooperating), yaitu kesediaan untuk bekerrja sama dengan orang lain
guna tercapainya suatu tujuan.
5. Bertindak jujur (honesty), yaitu kesediaan seseorang untuk bertindak dan berkata
apa adanya, tidak membohongi orang lain dan tidak melakukan kecurangan
terhadap orang lain.

D. TAHAPAN PERILAKU PROSOSIAL


Tahapan proses perilaku prososial menurut Arifin (2015 adalah sebagai berikut :

7
1. Menyadari keadaan darurat atau tahap perhatian. Untuk sampai pada tahap
perhatian terkadang sering terganggu oleh adanya hal-hal lain, seperti
ketergesaan, mendesaknya kepentingan lain, dan sebagainya.
2. Menginterpresentasikan keadaan darurat. Apabila pemerhati menginterpretasi
suatu kejadian sebagai sesuatu yanng membuat orang membutuhkan pertolongan
maka kemungkinan besar akan diinterpretasikan sebagai korban yang perlu
pertolongan.
3. Mengasumsikan bahwa ia bertanggungjawab untuk menolong. Ketika
individu memberikan perhatian kepada beberapa kejadian eksternal dan
menginterpretasikannya sebagai suatu situasi darurat, perilaku personal akan
dilakukan hanya jika orang tersebut mengambil tanggungkawab untuk menolong.
Apabila tidak muncul aasumsi ini, korban akan dibiarkan tanpa memberikan
pertolongan.
4. Mengetahui hal-hal yang hatus dilakukan. Bahkan, individu yang sudah
mengansumsikan adanya tanggungjawab tidak ada hal berarti yang dapat
dilakukan kecuali orang tersebut mengetahui cara menolong.
5. Mengambil keputusan untuk menolong. Meskipun sudah sampai ke tahap
bahwa individu merasa bertanggungjawab memberikan pertolongan kepada
korban, masih ada kemungkinan ia memutuskan tidak memberikan pertolongan.
Pertolongan pada tahap ini dapat dihambat oleh rasa takut (sering merupaka rasa
takut yang realitas) terhadap adanya konsekuensi negatif yang potensial.

Berikut adalah beberapa tahapan yang bisa dikenal dalam model perilaku
prososial :

1. Kesadaran : individu menjadi sadar bahwa ada orang lain yang membutuhkan
bantuan.
2. Konvergensi perasaan : individu mengalami perasaan empati dan simpati
terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan.
3. Evaluasi situasi : individu melakukan evaluasi situasi untuk mennentukan
apakah mereka akan membantu atau tidak.

8
4. Pertimbangan ekonomi : individu mempertimbangkan manfaat dan biaya yang
terkait dengan membantu orang lain.
5. Tindakan : individu memutuskan untuk membantu atau tidak membantu roang
lain.
6. Penilaian hasil : individu menilai hasil dari tindakan mereka dan mengevaluasi
pengaruhnya pada orang lain dan lingkungan.

Tahapan-tahapan ini dapat berbeda-beda untuk setiap individu dan situasi, dan
beberapa tahapan mungkin saja tidak selalu ada. Namun, model tahapan ini
memberikan pandangan umtum tentang bagaimana perilaku prososial dapat terjadi.

E. HUBUNGAN TIMBAL BALIK BUDAYA & PERILAKU


PROSOSIAL
Menurut studi oleh Gelfand dkk. (2011), budaya dapat mempengaruhi tingkat
keanggotaan seseorang dalam masyarakat dan bagaimana mereka memandang
hubungan sosial mereka dengan orang lain. Budaya yang memiliki tingkat
keanggotaan yang tinggi cenderung mempromosikan perilaku prososial, sedangkan
budaya yang memiliki keanggotaan yang rendah cenderung mempromosikan perilaku
egois.

Sedangkan studi oleh Morris dan Peng (1994) menunjukkan bahwa budaya juga
mempengaruhi bagaimana seseorang memandang dan menjelaskan peristiwa sosial
dan fisik. Budaya yang menekankan pada keterkaitan antar individu cenderung
mempromosikan perilaku prososial, semenatara budaya yang menekankan pada
individualisme cenderung mempromosikan perilaku egois.

Timbal balik adalah konsep dimana perilaku seseorang dalam masyarakat


diterima atau ditolak berdasarkan bagaimana mereka mempengaruhi orang lain dan
lingkungan. Hubungan timbal balik antara budaya dan perilaku prososial adalah
interaksi saling mempengaruhi antara dua aspek penting dalam hidup bersama dalam
masyarakat. Budaya memberikan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan

9
perilaku seseorang, sementara perilaku seseorang juga mempengaruhi dan
membentuk budaya.

Hubungan antara timbal balik budaya dan perilaku prososial adalah bahwa timbal
balik budaya dapat mempengaruhi tingkat perilaku prososial seseorang dalam
masyarakat, jika budaya memperomosikan tindakan yang membantu orang lain, maka
perilaku prososial akan lebih tinggi. Namun, jika budaya memfokuskan pada perilaku
egois, maka perilaku prososial akan lebih rendah. Timbal balik budaya dan perilaku
prososial memiliki hubungan yang erat dalam psikologi lintas budaya.

Dengan demikian, timbal balik budaya dan perilaku prososial memiliki hubungan
erat dalam psikologi lintas budaya, dan studi psikologi telah membuktikan bahwa
budaya memiliki pengaruh besar pada perilaku prososial seseorang.

F. TUJUAN dari HUBUNGAN TIMBAL BALIK BUDAYA &


PERILAKU PROSOSIAL
Tujuan dari mengeksplorasi hubungan antara timbal balik budaya dan perilaku
prososial dalam psikologi lintas budaya adalah untuk memahami bagaimana budaya
mempengaruhi perilaku prososial seseorang dan bagaimana hal ini berbeda di antara
budaya yang berbeda. Studi ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan variasi perilaku prososial antar budaya (Gelfand et al., 2011).
2. Memahami bagaimana budaya mempengaruhi tingkat keanggotaan dan
pandangan individu terhadap hubungan sosial (Kitayama & Cohen, 2010).
3. Menjelaskan bagaimana budaya mempengaruhi cara individu memandang dan
menjelaskan peristiwa sosial dan fisik (Morris & Peng, 1994).
4. Membantu dalam pengembangan intervensi yang efektif untuk meningkatkan
perilaku prososial dalam masyarakat (Gelfand et al., 2011).

Dengan memahami bagaimana timbal balik budaya dan perilaku prososial berguna
untuk memahami bagaimana budaya memperngaruhi perilaku manusia secara umum

10
dan bagaimana hal ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
(Morris & Peng, 1994).

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari hubungan timbal balik budaya dan perilaku prososial adalah
bahwa budaya memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku prososial
seseorang. Budaya dapat memberikan norma-norma dan nilai-nilai yang memotivasi
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku prososial. Dalam hal ini,
timbal balik budaya terjadi saat perilaku prososial yang dilakukan seseorang
mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai budaya yang berlaku dalam masyarakat.

Namun, perlu diingat bahwa hubungan antara timbal balik budaya dan perilaku
prososial sangat kompleks dan memiliki banyak faktor pendukung dan penghambat.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami hubungan
tersebut secara lebih mendalam.

B. SARAN
Berikut adalah beberapa saran untuk membangun hubungann timbal balik budaya
dan perilaku prososial :
1. Menciptakan kesadaran tentang bagaimana budaya dan perilaku saling
mempengaruhi.
2. Mempromosikan perilaku prososial melalui budaya, seperti dengan
mengintegrasikan nilai-nilai prososialke dalam tradisi dan kebudayaan.

11
3. Membentuk kelompok-kelompok sosial yang menjunjung tinggi nilai-nilai
prososial.
4. Melibatkan masyarakat dalam membangun dan memelihara hubungan timbal
balik antara budaya dan perilaku prososial, misalnya melalui program-program
edukasi dan partisipasi masyarakat.
5. Terus melakukan evaluasi dan adaptasi untuk memastikan bahwa hubungan
timbal balik antara budaya dan perilaku prososial tetap berfungsi dengan baik dan
selaras dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan.
6. Mendukung pembentukan norma-norma sosial yang positif dan menghormati hak
asasi manusia.
7. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menciptakan dan memelihara
budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai prososial.

12
DAFTAR PUSTAKA

Riadi, Muchlisin. (2021). Perilaku Prososial (Pengertian, Aspek, Tahapan dan Faktor
yang Mempengaruhi) diakses pada 02 Februari 2023 pukul 18.50 WIB -
https://www.kajianpustaka.com/2021/02/perilaku-prososial.html
Morris, M. W., & Peng, K. (1994). Culture and cause: amerivan and Chinese attributions
for social and physical events. Journal of Personality and Sosial Psychology, 16(6), 949-
971.
Matsumoto, D. (2004). Culture and psychology. Thomson Wadwortyh.

13

You might also like