Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 Tahun 2003). Menurut Syaiful
Sagala (2003: 3)1 pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku peserta
didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai
tersebut pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses atau kegiatan agar siswa
mampu mengubah tingkah laku menjadi ke arah yang lebih baik. Tujuan
lapangan?
kegiatan pendidikan yang paling mudah diamati tingkat keberhasilannya. Hal ini
satu permasalahan penting di dunia pendidikan Indonesia saat ini yaitu rendahnya
itu sendiri tidak bisa begitu saja terlepas dari kegiatan pembelajaran di dalam
antara guru dengan siswa. Selama kegiatan pembelajaran inilah guru dituntut
2
D. Budimansyah.(2012). Fungsi Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dalam
Penyelengaraan Pendidikan. Diakses dari http://dikdas.kemdiknas.go.id/ pada
tanggal 28 November 2013.
2
3
memiliki strategi pembelajaran yang tepat. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Roestiyah (2001:1)3, strategi pembelajaran yang tepat diperlukan guru agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien mengena pada tujuan yang diharapkan.
Pada jenjang sekolah dasar, khususnya pada mata pelajaran IPA, menuntut
pembelajaran IPA adalah untuk memberi penekanan agar siswa mampu berpikir
memiliki dimensi proses, dimensi produk dan pengembangan sikap ilmiah (Sri
Sulistyorini, 2006:2). Ketiga dimensi tersebut saling terkait satu sama lain,
ketiganya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Hal ini
tersebut maka aspek kognitif, psikomotorik dan afektif akan tercakup dengan
diharapkan.
paling efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran terutama dalam hal pencapaian
3
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
3
4
target kriteria ketuntasan minimal (KKM). Jumlah Siswa kelas IV pada SDN
Jatimekar VI Jatiasih yang mencapai target KKM sebanyak 12 siswa dari jumlah
kurang ada interaksi antara guru dengan siswa. Siswa menjadi tidak mempunyai
motivasi untuk belajar. Hal ini tentu saja berdampak pada rendahnya nilai siswa.
yang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Menurut W. Gulo (2002: 23) 4 siswa
fasilitator sangat jelas terlihat ketika memilih strategi, model, metode, pendekatan,
dan media yang tepat dalam penyajian materi pelajaran. Pemilihan strategi dan
bermakna bagi siswa. Hal ini terlihat sekali pada saat kegiatan observasi pra
penelitian.
4
W.Gulo. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
4
5
sesuai dengan hakikat pembelajaran IPA yang mencakup tiga dimensi yaitu
dimensi produk, proses dan sikap ilmiah. Ketika pembelajaran berlangsung siswa
cenderung pasif dan motivasi untuk belajar sangat rendah. Sebagian besar siswa
hanya diam, sebagian lagi justru asyik berbicara dengan temannya ketika guru
jarang yang menggunakan alat peraga pada saat pembelajaran. Pembelajaran juga
monoton karena hanya terpaku pada buku teks dan buku latihan soal yang berisi
kemudian siswa diberi latihan soal dan pekerjaan rumah (PR) sebagai bahan
latihan di rumah.
center seperti aktif learning dan inkuiri. Ada beberapa guru hanya sekedar
kriteria KKM.
bahwa hasil belajar IPA pada tes formatif dan ulangan tengah semester (UTS)
juga masih rendah. Pada mata pelajaran IPA batas tuntas KKM yang ditetapkan
adalah 63, berdasarkan batas tuntas tersebut hanya 30% siswa yang mendapat
nilai tuntas pada kegiatan tes formatif terakhir dan 55 % siswa yang mendapat
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
pengetahuannya sendiri siswa akan lebih memahami konsep- konsep yang ada di
dalam materi.
melibatkan siswa secara aktif untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
dengan penuh percaya diri. Jadi ada tiga hal yang penting dari pembelajaran
percaya diri.
tertarik untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan penerapan strategi
materi cahaya siswa kelas IV. Selain itu juga menguji ada tidaknya perbedaan
hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan atau masalah dari guru sesuai dengan
materi pelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa selama
akan lebih membekas di dalam ingatan mereka tentang konsep-konsep yang telah
mereka temukan. Hal ini tentu saja akan berdampak pada peningkatan hasil
B. Identifikasi Masalah
3. Hasil belajar IPA pada ulangan harian maupun ulangan tengah semester
masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV sekolah dasar.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
mengetahui:
Jatimekar VI Jatiasih.
8
9
Jatiasih.
konvensional.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan bagi peneliti lain yang
belajar IPA.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi guru
9
10
c. siswa
10