Professional Documents
Culture Documents
Kak Makna Cinta (Keranjang Cinta)
Kak Makna Cinta (Keranjang Cinta)
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIJULANG
Jln . Bandara Nusawiru Rt.23/ Rw.05 Desa Kondangjajar
Kec. Cijulang Kab. Pangandaran Kode Pos 46394
Tlp. (0265) 633189
Email : puskesmascijulang@gmail.com
A. Pendahuluan
Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan, puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan maupun kelompok dan upaya kesehatan
masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional merupakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama (Depkes RI, 2009).
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya (Perkesmas 75 Tahun 2014). Dalam pelaksanaan kebijakan kesehatan unuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan diwilayahnya, Puskesmas menyelenggarakan
fungsi Upaya Kesehatan Perseorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat.
Dalam pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat perlu pedoman dan acuan dalam
pelaksanaan kegiatan maupun administrasi kegiatan tersebut. Pedoman dan acuan
kegiatan diharapkan dapat dilaksanakan dengan profesional, agar tercapai tujuan program
yang optimal. Program Gizi mempunyai serangkaian Kegiatan yang diberi nama Gerakan
Cinta (Gerakan Cegah Stunting) dengan tujuan dapat mencegah dan menangulangi
masalah Stunting di wiliayah kerja UPTD Puskesmas Cijulang. Salah Satu Program dari
Gerakan Cinta yaitu kegiatan Makna Cinta ( Makan Ikan untuk Cegah Stunting)
Salah satu penyebab Stunting adalah karena kurangnya asupan gizi dalam waktu
cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yaitu ditandai
dengan tinggi badan anak lebih rendah dari standar usianya. Dampak lain dari stunting
adalah gangguan perkembangan, kesehatan, dan produktivitas, sehingga jika tidak
ditangani akan menimbulkan masalah yang lebih besar, dan bangsa Indonesia dapat
mengalami lost generation.
B. Latar Belakang
Kedaan gizi di masyarakat pada saat ini masih banyak berbagai masalah gizi yang
dihadapi. Salah satu masalah gizi yang saat ini dihadapi adalah stunting. Tingginya angka
prevalensi stunting provinsi Jawa Timur yakni sebesar 26,9%, sedangkan prevalensi stunting
tingkat kab Cijulang sebesar 25,3%. Masih tingginya angka prevalensi stunting di wilayah
puskesmas prambontergayang dirasa sangatlah penting untuk dilakukan sosialisasi stunting
kepada stakeholder dan masyarakat.
Kedaan gizi di masyarakat pada saat ini masih banyak berbagai masalah gizi yang
dihadapi. Salah satu masalah gizi yang saat ini dihadapi adalah stunting. Tingginya angka
prevalensi stunting provinsi Jawa Timur yakni sebesar 26,9%, sedangkan prevalensi stunting
tingkat kab Cijulang sebesar 25,3%. Masih tingginya angka prevalensi stunting di wilayah
puskesmas prambontergayang dirasa sangatlah penting untuk dilakukan sosialisasi stunting
kepada stakeholder dan masyarakat.
Kedaan gizi di masyarakat pada saat ini masih banyak berbagai masalah gizi yang
dihadapi. Salah satu masalah gizi yang saat ini dihadapi adalah stunting. Tingginya angka
prevalensi stunting provinsi Jawa Timur yakni sebesar 26,9%, sedangkan prevalensi stunting
tingkat kab Cijulang sebesar 25,3%. Masih tingginya angka prevalensi stunting di wilayah
puskesmas prambontergayang dirasa sangatlah penting untuk dilakukan sosialisasi stunting
kepada stakeholder dan masyarakat
Keadaan gizi di masyarakat pada saat ini masih banyak berbagai masalah gizi yang
dihadapi. Salah satu masalah gizi yang saat ini dihadapi adalah stunting. Berdasarkan
survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di
Jawa Barat mencapai 20,2 persen pada tahun 2022. Provinsi Jawa Barat menempati
peringkat ke-22 secara nasional, sedangkan jumlah balita stunting di Kab Pangandaran
sebanyak 454. Dari Laporan Hasil bulan Des 2021 ada sebanyak 66 Balita masuk kedalam
stunting. Masih tingginya angka stunting di wilayah Puskesmas Cijulang dirasa sangatlah
penting untuk dilakukan sosialisasi stunting kepada stake holder dan masyarakat (Humas
Jabar, 2022).
Surat Keputusan Bupati Pangandaran Nomor 440/Ktps.325-HUK/2021 tentang
Pemtukan Tim Percepatan dan Penurunan Stunting point kedua ditetapkan bahwa perlu
dilakukannya aksi intervensi penurunan dan pencegahan stunting terintegrasi. Dan
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Pangandaran Nomor 440/ Ktps.326-HUK/2021
tentang penetapan Lokus Prioritas Pencegahan dan Penanganan Stunting yang masuk
kedalam lokus prioritas 1 Penanganan dan Pencegahan untuk wilayah kecamatan Cijulang
sebesar 6.69 % Desa Batukaras, 6,11 % Desa Kertayasa, 4.94% Desa Margacinta dan
4,11% Cibanten
Berdasarkan hasil Surveilans Gizi kepada Balita Stunting diwilayah kerja UPTD
Puskesmas Cijulang, dihasilkan beberapa analisis permasalahan diantaranya, kurangnya
pengetahuan Ibu Balita terkait konsumsi Protein Hewani bagi Balita, Kurangnya Konsumsi
Protein Hewani Ibu Hamil serta Balita, serta Kurangnya Kerjasama Lintas Sektor dalam
penanganan dan Pencegahan Balita Stunting.
Desa Batukaras merupakan salah satu Desa di wilayah kecamatan Cijulang yang
berada di pesisir Pantai Batukaras, yang terdiri dari 6 Dusun. Dua dusun diantaranya masuk
kedalam wilayah pesisir pantai dengan Mata Pencaharian terbesarnya merupakan Nelayan,
pengusaha tamabak ikan atau Produk Ikan Olahan. Dari Dua dusun ini kasus balita stunting
lebih banyak dibandingkan dengan dusun lain atau desa lain diwilayah Kecamatan Cijulang.
Sehingga dirasa perlu adanya suatu terobosan agar Wilayah dengan Sumber Kayak Ikan
yang tinggi protein ini bisa terbebas dari Stunting.
C. Tujuan Umum
D. Tujuan Khusus
3. Memenuhi Kebutuhan Asupan Protein Hewani Balita beresiko stunting dan Balita
Stunting.
4. Memenuhi Kebutuhan Asupan Protein Hewani Ibu Hamil beresiko stunting dan Balita
Stunting.
5. Pencegahan terhadap balita dengan risiko stunting
Kegiatan pokok dalam program Makna Cinta (Makan Ikan untuk Cegah Stunting)
melalui Keranjang Cinta yaitu melakukan Kerjasama dengan Koperasi Nelayan untuk
pemberian makanan tambahan untuk balita stunting atau balita dengan risiko stunting
serta Ibu Hamil beresiko melahirkan Bayi stunting berupa pemberian ikan langsung
ataupun makanan olahan Ikan. Adapun Rincian Kegiatannya diantaranya:
3. Melakukan pertemuan Lokakarya mini triwulan dengan Lintas Sektor dan Lintas
Program.
10. Melakukan pendistribusian Keranjang Cinta kepada Balita Stunting dan Ibu Hamil
beresiko stunting.
F. Sasaran
Evaluasi dari kegiatan ini dilakukan dengan melihat jumlah balita stunting setiap
bulan. Apakah ada peningkatan kenaikan berat badan dan perbaikan status gizi balita
stunting. Pelaporan dari kegiatan ini akan dibuat dalam bentuk format laporan hasil
kegiatan dan akan diserahkan kepada TPK Kader, TPPS Nakes, Kepala desa, Kepala
puskesmas dan camat sebagai pimpinan wilayah kerja serta ke instansi dinas kesehatan
daerah.
Pencatatan dalam kegiatan akan dibuat dalam bentuk Laporan pencatatan bayi dan
balita yang mendapat bantuan ikan serta bantuan pangan lokal pada bayi stunting atau
beresiko stunting. Pelaporan dari kegiatan ini akan dibuat dalam bentuk blanko / format
pelaporan hasil kegiatan dalam setiap bulan dari setiap desa yang ada di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Cijulang.