You are on page 1of 38

MEMACU

KREATIVITAS
MELALUI BERMAIN
r ·.

1
\ \ Dr. Yuliani Nurani, M.Pd.
, \ , J_J Dr. Sofia Hartati, M.Si.
. 1 :::=-l Dr. Sihadi, M.Pd.
�1
Dr. Yuliani Nurani, M.Pd.
Dr. Sofia Hartati, M.Si.
Dr. Sihadi, M.Pd•

. MEMACU •... ·
KREATIVITAS
MELALUI ·aERMAIN
BA.01.39.3770

Memacu Kreativitas Melalui Bermain: Pembelajaran Anak Usia Dini

Penulis : Dr. Yuliani Nurani, M.Pd.


Dr. Sofia Hartati, M.Si.
Dr. Sihadi, M.Pd.
Editor : Bunga Sari Fatmawati

Diterbitkan oleh PT Bumi Aksara


Jl. Sawo Raya No. 18, Rawamangun
Jakarta Timur-13220, Indonesia
Telp. : (021) 4709988/4757544
Fax. : (021) 4700989
Email : info@bumiaksara.com
www.bumiaksara.com

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak buku ini


sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan dengan cara apa pun juga, baik
· secara mekanis maupun elektronis, termasuk fotokopi, rekaman, dan lain-lain
tanpa izin tertulis dari penerbit.

Cetakan pertama, Juli 2020


Desain kover, Risqiani Nur Badria
Penata letak, Supriyanto
Dicetak oleh Sinar Grafika Offset
Sumber gambar kover: https://bit.ly/JegEPVE

ISBN: 978-602-444-743-4

Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan (KDT)


Yuliani Nurani
Memacu kreativitas melalui bermain : pembelajaran anak usia .
dini I Yuliani Nurani, Sofia Hartati, Sihadi; editor, Bunga Sari
Fatmawati. -Jakarta: Bumi Aksara, 2019.
238 him. ; 23 cm.
ISBN 978-602-444-743-4
1. Pendidikan anak usia dini. 2. Kemampuan kreatif.
I. Judul. II. Sofia Hartati. m. Sihadi. IV. Bunga Sari
Fatmawati.
372.24
�RAKAT

Buku "Memacu Kreativitas Melalui Bermain: Pembelajaran Anak Us!a


Dini" ini disusun, karena .masih terbatasnya buku yang dapat dijadikan
referensi oleh mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-
PAUD) khususnya dan masyarakat .Peduli anak usia dini pada umumnya.
Melalui penulisan buku ini diharapkan wawasan pengetahuan tentang
Pendidikan Anak Usia Pini akan semakin komprehensif. Bahkan harapan
penulis yang lebih jauh, buku ini dapat menjadi penengah terhadap
kesimpangsiuran informasi tentang anak usia dini · yang terjadi pada
masyarakat belajar di Indonesia.
Semua anak pada dasarnya memiliki potensi kreatif bila lingkungan
sekitarnya memfasilitasi dan memberi dukungan pada perkembangan
kreativitasnya. Kreativitas pada anak muncul seiring dengan rasa ingin tahunya
yang begitu besar, untuk mengeksplorasi dunia yang baru dikenalnya. Untuk
itulah 'GURU: dalam hal ini orangtua dan atau orang dewasa di sekitar anak
serta guru sebagai pendidik di lembaga pendidikan, haruslah memberikan
kesempatan dan kebebasan pada anak untuk menjelajahi .dunia sekitarnya.
"Guru yang cerdas akan membuat anak makin cerdas, guru yang kreatif akan
· membuat anak makin kreatif".
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis berharap buku ini
dapat terus digugat untuk tetap mempertahankan keilmiahannya. Saran dan
masukan yang positif tentu saja sangat diharapkan demi penyempurnaan di
masa mendatang. Terima kasih.
Jakarta,Februari2020
Penulis

v
DAFTARI

. BAB 1 KONSEP DASAR KREATIVITAS •••••••••••••••••••••••••••••••••.-......... 1


A. Hakikat Kreativitas .............................•..........................................
B. Karakteristik Bentuk clan Ciri Kreativitas
C. Indikator Kreativitas pada Anak Usia Dini
D. Penciptaan Situasi Agar Anak Kreatif
E. Kesimpulan · 2
F. Latihan 2

BAB 2 MAKNA BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI •••••••••••••••••••••••••••••• _28


A. Pengertian Bermain � �................................ 2
B. Alasan Berm� bagi Anak Usia Dini 3
C. Tujuan Bermain pada Anak Usia Dini 3
D� Fungsi clan Manfaat Bermain �................................................... 3
E. Kekuatan Bermain �................................................... 3
F. Kesimpulan ·. 3
G. Latihan · 4

BAB 3 TEORI BERMAIN KREATIF •••••••••••••••••••••••••• �....................... 41


A. Teori Bermain _ 41
B. Berpikir Kreatif 47
C. Teori Pendukung Kreativitas: Belahan Otak Kanan clan Otak
Kiri 48
D. Teori Pembentukan Kreativitas: 4 P 50
E. Proses Berpikir dan Bermain Kreatif pada Anak Usia Dini 54
F. Kesimpulan _ .. 56
G. Latihan ............................................•........•....................................... 56

v
BAB 4 LINGKUNGAN DAN MEDIA PENDUKUNG KREATMTAS ••••••••• 58
A. Lingkungan Pendukung Kreativitas 58
B. Media Pendukung Kreativitas 74
C. Kegiatan Kreatif untuk Anak Usia Dini �...................... 80
D. Lingkungan Fisik dalain Pengembangan Kreativitas Anak 90
E. Kesimpulan 98
F. Latihan ·................................................................... 98

BAB 5. RAGAM BERMAIN KREATIF •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• 100


A. Ragam Bermain
B. Klasiflkasi Perinainan Kreatif :................
C. Alat Permainan Edukatifyang Menyenangkan
D. Kesimpulan .-
E. Latihan ·

BAB 6 BERMAIN EKS�LO_RASI YANG KREATIF 129


A. ••••••••••••••••••••••·
Batasan Bermain Eksplorasi
•••••••.• 129
B. Alasan Anak Bermain Eksplorasi 131
C. Cara Anak Bermain Eksplorasi 133
D. Pengembangan Bermain Eksplorasi dalam Kurikulum
Bermain Kreatif 136
E. Kesimpulan : � _ 142
R Latihan ·................. 143
BAB 7 BERMAIN ENERGETIK YANG KREATIF •••••••••••••••••••••••••••••••••.• 144
A. Batasan Bermain Energetik
B. Alasan Anak Bermain Energetik
C. Cara Anak Bermain Energetik
D. Pengembangan Bermain Energetik Berbasis Kecerdasan
Jamak ·......................................................
E. Kesimpulan
R Latihan

v
BAB 8 BERMAIN IMAJINATIF YANG KREATIF 161
A. Batasan Bermain Imajinatif � : ."....... 161
B. Alasan Anak Bermain Imajinatif � �......... 162
C. Cara Anak Bermain Imajinatif ;............ .................. 163
D. Pengembangan Bermain Imajinatif Berbasis Kecerdasan .
Jamak · 165
E. Kesimpulan �................................................................................ 170
F. . Latihan 170

BAB 9 BERMAIN KETERAMPILAN YANG KREATIF ••••••••••••••••••••••••••• · 172


A. Batasan Bermain Keterampilan 172
B. Alasan Anak Bermain Keterampilan 174
C. Cara Anak Bermain Keterampilan 175
D. . Pengembangan Bermain Keterampilan Berbasis Kecerdasan
Jamak · _ 176
E. Kesimpulan ................•..................................................................... 180
F. Latihan 181

BAB 10 BERMAIN SOSIAL YANG KREATIF •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• 182


A. Batasan Bermain Sosial 182 .
B. Alasan Anak Bermain Sosial 184
C. Cara Anak Bermain Sosial 187
D. Pengembangan Bermain Sosial Berbasis Kecerdasan Jamak .. 189
E. Kesimpulan _. · 201
F�. Latihan 204

BAB 11 BERMAIN TEKA-TEKI YANG KREATIF •••••••••••••••••••••••••••••••••• 203


A. Batasan Bermain Teka-Teki ..: !....... 203
B. Alasan AnakBermain Teka-Teki 204
· C. . Cara Anak Bermain Teka-Teki 204

i
D. Pengembangan Bermain Teki-Teki Berbasis Kecerdasan
Jamak 205
E. Kesimpulan · 218
R Latihan 218

DAFTAR PUSTAKA •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• ·219

PROFIL PENULIS ............ , , . 223

x
Bab 1
KONSEP DASAR KREATIVITAS

Sepanjang rentang kehidupan sejak dahulu kala hingga saat ini, kreativitas
dalam semua aspek kehidupan tetaplah dibutuhkan. Hanya orang-orang yang
kreatiflah yang mampu menaklukkan dunia dengan berbagai peradabannya.
Para ahli meyakini bahwa kreativitas adalah suatu karunia dari Yang
Maha Pencipta pada makhluk berakal yang bernama manusia. Berbagai ide
kreatif akan muncul manakala manusia mulai menggunakan akal budinya,
untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan hasrat dalam hidupnya. Dengan
demikian, manusia yang kreatif tidak pernah berhenti berpikir, selalu terdapat
ide yang lahir dari benaknya setiap kali mereka melihat, mendengar, atau
merasakan sesuatu yang mereka alami. ·

Kreativitas dalam berbagai bentuk selalu akan dibutuhkan untuk men•


jadikan hidup ini menjadi lebih baik. Hasrat manusialah yang menyebabkan
proses kreatif seolah tidak pernah berhenti. Hal ini sejalan dengan teori he•
donisme yang beranggapan bahwa tujuan hidup manusia di dunia ini adalah
untuk mencari kesenangan. Padahal sesungguhnya tidak ada manusia -yang
ingin hidupnya susah. Melalui berbagai cara setiap orang selalu ingin mencari
cara untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi, mulai dari pemenuhan
kebutuhan biologisnya, mewujudkan rasa aman, kebutuhan untuk berafiliasi
dengan orang lain, kebutuhan akan harga diri, dan akhirnya ingin mencapai
suatu hierarki tertinggi yaitu aktualisasi diri. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, manusia perlu memikirkan berbagai cara · (berpikir divergen) dan
· 'mencari berbagai alternatif untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Dengan kata lain, kreativitas dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahan•
kan hidup dan melanjutkan kehidupannya.

Bab 1 Konsep Dasar Kreativitas 1


A. HAKIKAT KREATIVITAS
Kreativitas dibutuhkan oleh . setiap manus�a termasuk anak usia dini, agar
hidup rnereka menjadi lebih bervariasi, dinamis, serta menyenangkan. Potensi
kreatiftelah dibawa oleh setiap manusia melalui blue print atau skema berpikir
yang dikaruniakan Tuhan. Saat manusia dilahirkan maka berbagai kebutuhan
hidup harus ia penuhi, dan untuk inewujudkan semua kebutuhan itu manusia
harus berkreasi dalam menciptakan sesuatu yang berguna bagi dirinya.

Berkaitan dengan pengertian kreativitas terdapat beberapa tokoh yang


memiliki pendapat yang hampir sama, di antaranya sebagai berikut.
1. Santrock (2001: 327) berpendapat bahwa kreativitas adalah kemampuan
untuk memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa,
serta melahirkan suatu solusi unik terhadap masalah-masalah yang
dihadapi, ·
2. Mayesky ( 1999: 9) menyatakan bahwa kreativitas adalah cara berpikir
dan bertindak, atau menciptakan sesuatu yang orisinal dan berguna bagi
orang tersebut dan orang lain.
3. Gallagher dalam Munandar (1999: 5) menyatakan bahwa kreativitas
berhubungan dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan belum ada sebelumnya, .
4. Moustakas dalam Munandar (1999: 5) menyatakan bahwa kreativitas ber•
hubungan dengan pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan
identitas individu, dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri
sendiri, dengan alam, dan orang lain.
5. Munandar (2004: 19) juga. mengemukakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untukmembuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi,
atau unsur-unsur yang sudah ada dan sudah dikenal sebelumnya. Hal
itu seperti semua pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh selama
hidupnya baik di. lingkungan sekolah, keluarga, maupun di lingkungan
rnasyarakat.
6. Lain halnya dengan Guilford dalam Tannenbaum (1983: 246) men•
definisikan kreativitas sebagai pemikiran berbeda (divergent thinking).
Pemikiran yang menyimpang dari jalan yang sudah dirintis sebelumnya
dan mencari variasi. Bukan hanya satu penyelesaian yang benar,

2 Memacu Kreativitas Melalui Bermain: Pembelajaran Anak Usia Dini


melainkan mene�ukan variasi jawaban yang banyak. Hal ini berbeda bila
kita berpikir konvergen (selaras, sempit) di mana pemikir menggunakan
informasi yang tersedia untuk sampai pada satu kesimpulan,. yang
mengarah pada satu jawaban yang benar atau serupa dengan orang lain.
Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan di atas dapat · disimpul-
kan bahwa intinya kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk
menciptakan sesuatu yang baru, dan merupakan kombinasi dari beberapa
data atau informasi yang diperoleh sebelumnya dan ·terwujud dalam suatu
gagasan atau karya nyata. Kreativitas sangat berhubungan dengan cara berpikir
divergen, yaitu proses berpikir yang dapat menghasilkan berbagai jawaban
yang relevan.

B. KARAKTERISTIK BENTUK DAN CIRI KREATIVITAS


Secara umum karakteristik dari suatu bentuk kreativitas dapat terlihat, dalam
proses berpikir seseorang ketika memecahkan masalah. Jamaris (2004: 164)
menjelaskan bahwa proses berpikir dalam diriseseorang ditandai dengan ciri•
ciri yang berhubungan dengan hal-hal berikut ini.
1. Kelancaran, dalam memberikan jawaban dan atau mengemukakan pen•
dapat atau ide-ide.
2. Keleniuran, berupa. kemampuan untuk mengemukakan berbagai alter•
natif dalam memecahkan masalah.
3. Keaslian, berupa kemampuan untuk menghasilkan berbagai ide atau
karya yang asli hasil pemikiran sendiri.
4. Blaborasi, berupa kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-aspek
yang mungkin tidak terpikirkan atau terlihat oleh orang lain.
5. Keuletan dan kesabaran, dalam menghadapi suatu situasi yang ti�ak
menentu.
Selain itu, .kreativitas memiliki ciri-ciri non-aptitude seperti rasa Ingin
tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman•
pengalaman baru. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Munandar (1992:
SO) bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru
berdasarkan data, informasi, dan unsur-unsur yang ada. Kreativitas meru•
pakan kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinali-

Bab 1 Konsep Dasar Kreativitas 3


tas dalam berpikir; serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan
yang meliputi kemampuan mengembangkan, memperkaya, dan memperinci.
Selanjutnya, kreativitas juga berhubungan dengan proses berpikir yang dilaku•
kan oleh seseorang, dalam hal ini kemampuan berpikir menyebar (divergent
thinking) dan bukan berpikir yang menyempit (convergent thinking). Dalam
kenyataannya, orang yang inteligensinya tinggi (cerdas) belum tentu kreatif
tetapi orang yang kreatif umumnya sudah pasti cerdas.
Mayesky (1999: 9) menyatakan bahwa anak-anak secara alamiah pada
dasarnya kreatif ini berarti bahwa apa yang mereka lakukan adalah unik
dan berguna bagi diri mereka sendiri bahkan juga berguna bagi orang lain.
Anak-anak secara alami adalah sosok yang kreatif. Pada umumnya, mereka
mengeksplorasi dunia ini dengan ide-ide yang cemerlang -dan bahkan
menggunakan apa yang mereka lihat dengan cara-cara yang alami dan asli,
Kreativitas berarti memiliki kekuatan atau kualitas untuk mengekspresikan
diri dengan cara anak sendiri. Mereka selalu mengadakan perubahan yang
dilakukan setiap saat dan semua dilakukan oleh mereka sendiri. Artinya, orang
lain dan lingkungan di luar diri mereka hanya perlu mendorong kreativitas
alami yang sudah ada dalam diri anak.
Mayesky (1999: 9-10) mengemukakan 8 (delapan) cara berikut untuk
membantu anak dalam mengekspresikan kreativitas.
1. Membantu anak menerima perubahan.
2. Membantu anak menyadari bahwa beberapa masalah tidak mudah
dipecahkan,
3. Membantu anak untuk mengenali berbagai masalah itu memiliki solusi.
4. Membantu anak untuk belajar menafsirkan dan menerima perasaannya.
5. Memberi penghargaan pada kreativitas anak.
6. Bantu anak untuk merasa nyaman dalam melakukan aktivitas kreatif dan
dalam memecahkan masalah.
7. Bantu anak untuk menghargai perbedaan dalam dirinya.
8. Bantu anak dalam membangun ketekunan dalam dirinya.

4 Memacu Kreativitas Melalui Bennain: Pembelajaran Anak Usia Dini


C. INDIKATOR KREATIVITAS PADAANAK USIA DINI
Maslow dan Roger dalam Kitano dan Kirby (1992: 194) menjelaskan bahwa
kreativitas sebagai salah satu aspek kepribadian sangat berkaitan dengan
aktualisasi diri. Selanjutnya, pendapat Maslow dalam Semiawan menyatakan
bahwa orang yang mampu mengaktualisasikan diri adalah orang yang kreatif
serta orang yang sangat peduli (lebih banyak) terhadap proses daripada puncak
keberhasilan dan 'kebanggaan terhadap kesuksesan {2006: 5-6). Titik puncak
penghayatan pengalaman terkait dengan kemampuan mengintegrasikan diri
dengan apa yang dihayatinya.
Berhubungan dengan aktualisasi diri sebagai suatu bentuk perwujudan
kreativitas, Catron dan Allen (1999: 163-164) menjelaskan 12 (dua belas)
indikator kreatif pada anak usia dini, yakni sebagai berikut. ·
1. Anak berkeinginan untuk mengambil risiko berperilaku berbeda dan
mencoba hal-hal yang baru dan sulit.
2. Anak memiliki selera humor yang luar biasa dalam situasi keseharlan.
3. Anak berpendirian tegas/tetap, terang-terangan, berkeinginan untuk
bicara secara terbuka, dan bebas.
4. Anak adalah nonkonformis, ·yakni melakukan hal-hal dengan caranya
sendiri.
5. Anak mengekspresikan imajinasi secara verbal, contoh, membuat kata•
. kata lucu, atau cerita fantastis.
6. Anak tertarik pada berbagai hal, memillki rasa ingin tahu dan senang
bertanya.
7. Anak menjadi terarah dan termotivasi sendiri; ia memiliki imajinasi dan
menyukai fantasi.
8. Anak terlibat dalam eksplorasi yang sistematis dan yang diserigaja dalam
membuat rencana dari suatu kegiatan.
9. Anak , menyukai untuk menggunakan imajinasinya dalam bermain
terutama dalam bermain pura-pura, inovatif, dan fleksibel.
10. Anak menjadi inovatif, penemu, dan memiliki banyak sumber daya.

Bab 1 Konsep Dasar Kreativitas 5


11. Anak bereksplorasi, bereksperimen dengan objek, contoh, serta mema•
sukkan atau menjadikan sesuatu sebagai bagian dari tujuan.
12. Anak bersifat fleksibel dan berbakat dalam mendesain sesuatu.
. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa berkaitan dengan
karakteristik kreativitas dengan indikator kreatif, indikator yang berhubungan
adalah berikut ini.
1. Kelancaran adalah anak memiliki selera humor yang luar biasa dalam
situasi keseharian, anak mengekspresikan imajinasi secara verbal, contoh,
membuat kata-kata lucu atau cerita fantastis, anak tertarik pada berbagai
hal, serta memiliki rasa ingin tahu dan senang bertanya.
2. Kelenturan adalah anak berkeinginan untuk mengambil risiko berperi•
laku berbeda dan mencoba hal-hal yang baru dan sulit, anak menyukai
untuk menggunakan imajinasinya dalam bermain terutama dalam ber•
main pura-pura, serta anak bersifat fleksibel dan berbakat dalam mende•
sain sesuatu.
3. Keaslian adalah anak berkeinginan untuk mengambil risiko berperilaku
berbeda dan mencoba hal-hal yang baru dan sulit, anak ·bersifat non•
konformis, yaitu melakukan hal-hal dengan caranya sendiri, anakmenjadi
inovatif, penemu, dan memiliki banyak sumber daya.
4. Elaborasi adalah anak menjadi terarah sendiri dan termotivasi sendiri,
anak memiliki imajinasi dan menyukai fantasi, anak terlibat dalam
eksplorasi yang sistematis dan yang disengaja dalam membuat rencana
dari suatu kegiatan, anak bereksplorasi, bereksperimen dengan objek,
contoh, memasukkan atau menjadikan sesuatu sebagai sebagai bagian
dari tujuan.
5. Keuletan dan kesabaran adalah anak berpendirian tegas/tetap, terang•
terangan, berkeinginan untuk bicara secara terbuka dan bebas, anak
berkeinginan untukmengambil risiko berperilaku berbeda dan mencoba
hal-hal yang barudan sulit
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa potensi
kreatif yang dimiliki oleh masing-masing anak hanya dapat dikembangkan
melalui proses kreatif dengan memberikan kesempatan pada anak untuk

6 Memacu Kreativitas Melalui Bermain: Pembelajaran Anak Usia Dini


beraktivitas melalui kegiatan bermain yang memungkinkan munculnya
sejumlah indikator kreatif pada anak usia dini.

D. PENCIPTAAN SITUASI AGAR ANAK KREATIF


Untuk dapat mewujudkan anak-anak yang kreatif maka pendidik perlu
menciptakan suatu situasi, yang dapat merangsang anak untuk selalu berpikir
kreatif. Mayesky (.1999: 12-13) mengemukakan bahwa terdapat 3 (tiga) cara
berikut untuk membantu perkembangan situasi yang kreatif untuk anak.
1. Menciptakan pertanyaan-pertanyaan yang kreatif untuk anak,
2. Menciptakan keterampilan memotivasi untuk guru.
3. Menciptakan lingkungan yang kreatif untuk anak.
Ketiga cara di atas satu sama lain saling berkaitan sehingga dapat diguna•
kan untuk meningkatkan kreativitas pada anak.
1. Pert�nyaan Kreatif. untuk Anal<
Berbagai pertanyaan kreatif dapat memacu anak untuk dapat berpikir kreatif
dan menemukan jawaban secara kreatif pula. Pertanyaan yang. baik adalah
pertanyaan yang dapat merangsang proses berpikir kreatif pada diri anak. ·
Agar pengacuan pertanyaan dapat efektif maka pertanyaan perlu dimulai
dari pertanyaan-pertanyaan yang mudah ke sukar, atau dari pertanyaan yang
sederhana menuju kepada · pertanyaan yang kompleks. Selama pertanyaan
diajukan perlu juga diperhatikan pemberian penguatan (reinforcement) yang
tepat guna, sebagai suatu bentuk motivasi,
a. Tipe Perta�yaan yang Memperluas Cara Berpikir KreatifAnak
Pertanyaan kreatif adalah pertanyaan yang dirancang untuk memacu
potensi anak-anak. Ada beberapa teknik untuk memacu pertanyaan kreatif
(Mayesky, 1999: 13), yaitu: (1) menggunakan �ajinasi untuk membantu anak
berpikir lebih kreatif; (2) menggunakan perasaan lainnya; (3) pertanyaan
berpikir divergen; (4) teknik pertanyaan "apa yang akan �erjadi jika ... ?" ; (5)
pertanyaan "bagaimana sesuatu dapat dilakukan dalam cara yang berbedai"
· Kelima teknik pertanyaan kreatif ini akan dijelaskan lebih lanjut satu per satu.

Bab 1 Konsep Dasar Kreativitas 7


1) Menggunakan Imajinasi untuk Membantu Anak Berpikir Lebih Kreatif
Menurut Edward (Brewer, 2007: 416) kreativitas adalah "the proactive
purposeful impulse to extend beyond thepresent characte,:;zed by
originality, imagination, and fantasy". Menurut teori Edward ini salah
satu bentuk kreativitas adalah imajinasi. lmajinasi merupakan salah satu
cara untuk membantu anak untuk berpikir lebih kreatif, pertanyaan
diarahkan pada hal-hal ·yang membuat anak berimajinasi. Contoh
pertanyaan dari jenis ini sebagai berikut.
a) Apakah rasa yang lebih baik, jika sesuatu itu lebih manis?
b): Apakah yang lebih baik, jika sesuatu lebih kecil?
c) Apakah yang lebih menyenangkan, jika sesuatu itu lebih cepat?
d) Apakah yang lebih baik, jika keadaan lebih tenang?

2) Menggu.nakan Perasaan Lain


Anak-anak yang berbakat kreatif, akan menggunakan Indra mereka
dengan cara yang tidak biasa. Hal itu seperti apa yang dirasakan anak•
anak jika mereka menebak suatu benda di tangan mereka dengan mata
tertutup (menggunakan bagian dari karet, busa, batu kecil, amplas, dan
lain-lain). Pendekatan lain adalah mereka diminta untuk menutup mata
· dan mendengar apa yang mereka duga (menggunakan suara seperti kartu
dikocok, bunyi koin, gosokan amplas, dan lain-lain). Ketika melakukan
latihan ini, anak-anak harus ditanyakan mengenai alasan tebakan mereka.
Hal ini lebih menyenangkan sebagai pengalaman belajar yang lebih baik
bagi anak.

3) Pertanyaan Berpikir Divergen


Anak-anak diminta menjawab pertanyaan dengan jawaban yang
bermacam-macam, yang bertujuan untuk nieningkatkan keterampilan
berpikir kreatif mereka. Macam-macam tes berpikir kreatif dari Guilford
mengukur kemampuan berpikir divergeri ·terutama digunakan untuk
populasi remaja dan orang dewasa, meskipun ada juga y�g menggunakan
untuk anak kelas 4-6 SD. Tes kreativitas yang disusun untuk anak-anak
terdiri dari IO subtes, yaitu nama untuk cerita, apa yang dapat dilakukan,
arti yang sama, menulis kalimat, macam-macam orang, membuat sesuatu,

8 Memacu Kreativitas Melalui Bermain: Pembelajaran Anak Usia Dini


kelompok berbeda, membuat objek, huruf tersembunyi, dan menambah
dekorasi {Munandar, 1999: 91}.
Berikut beberapa contoh pertanyaan berpikir divergen.
Sebagai contoh: Ketika guru bertanya tentang "konsep air":
Dapat diajukan sejumlah pertanyaan sebagai berikut.
a) Apakah kegunaan air?
b) Bagaimana air berguna untuk kitai
c) Apa yang menyebabkan air berubah warna?
d) Apa yang selalu berada di bawah air?
e) Apa yang mengapung di atas air?
0 . Mengapa air dingin itu dingini.
g) Apa yang menyebabkan hujan?
Pertanyaan berpikir divergen menggunakan konsep seperti pasir, es, asap,
mobil, dan topik serupa yang menyenangkan untuk anak. Dalam berpikir,
sisi fleksibilitas dan keterbukaan mereka didorong.

4) Teknik Pertanyaan
Teknik pertanyaan "apakah yang akan terjadi jika... t' telah berhasil
digunakan oleh banyak guru untuk merangsang anak-anak berpikir lebih
kreatif. Beberapa contoh berikut merupakan pertanyaan dari teknik ini.
a) Apa yang akan terjadi jika semua pohon di dunia ini berwarna biru?
b) Apa yang akan terjadi jika semua kendaraan hilang?
c) Apa yang akan terjadi jika semua orang memakai pakaian yang sama?
d) Apayang akan terjadi jika sayur terasa seperti cokelat?
e) Apa yang akan terjadi jika tidak ada lagi jam atau arloji?
O · Apa yang akan terjadi jika kita dapat terbang?
5) Pertanyaan "Bagaimana Sesuatu Dapat Dilakukan dalam Cara yang Ber•
beda?"
Jenis pertanyaan lain yang dapat memperpanjang berpikir kreatif anak
adalah "bagaimana sesuatu dapat dilakukan dalam cara yang berbedai"
Contohnya sebagai berikut.

Bab 1 Konsep Dasar Kreativitas 9 ·


a) .Bagaimana sendok dapat digunakan dengan cara yang berbeda?
b) Bagaimana tombol dapat digunakan dengan cara yang berbeda?
c) Bagaimana tali dapat digunakan dengan cara yang berbeda?
Semua strategi pertanyaan ini dimaksudkan untuk membantu guru dalam
mendorong kreativitas anak,

b. Menumbuhkan Pertanyaan Memacu Gagasan (Ide Spurring Question)


Teknik ini yang juga disebut daftar periksa (checklist) dikembangkan oleh
Osborn, dengan tujuan meningkatkan gagasan pertanyaan-pertanyaan
Osborn yang berupa "kata kerja manipulatif" 'Ieknik ini membantu seseorang
dalam mengembangkan gagasan kreatif dengan melihat hubungan-hubungan
baru, mernanipulasi informasi dan gagasan, untuk menghasilkan ide-ide yang
orisinal (Munandar, 1999: 281).
Daftar pertanyaan Osborn (dikutip oleh Shallcross, 1985) adalah sebagai
berikut.
1) Digunakan untuk Hal-Hal Lain (Put to Other Uses)
Cara-cara baru untuk rnenggunakannyai Penggunaan lain bila dimodifi•
kasi? Contoh: apa yang dapat kamu lakukan dengan 100 roda dari sepatu
roda?
2) Menyesuaikan (Adapt)
Apa lainnya yang seperti ini? gagasan-gagasan lain apakah yang dapat
disarankan? Contoh: apa saja yang dapat digunakan sebagai tempat
duduki
3) Mengubah (Modify)
Mengubah arti, warna, gerakan, suara, aroma, rasa, bentuk, ukuran?
Perubahan lain? Contoh, apa saja yang dapat kamu pikirkan agar pergi ke
dokter gigi lebih menyenangkan?
4) Memperbesar (Magnify)
Apa yang perlu ditambah atau diperbesar/ditingkatkani Frekuensinya?
Kekuatannya? Ukurannya? Tambah bahannya? Perlu digandakant Con•
tohnya, bagaimana bila ulang tahun dirayakan tiga kali dan tidak hanya
sekali setahun?

10 Memacu Kreativitas Melalui Bermain: Pembelajaran Anak Usia Dini


5) Memperkecil (Minify)
Apa yang perlu dikurangi? Dihilangkan, diperkecil, dipadatkan, diper•
pendeki Dibuat lebih ringan? Diperlambat? Dibagi! Contohnya, bagai•
mana jika sekolah hanya satu jam seharii Bagaimana jika orang hanya 30
sentimeter tingginya?
6) Mengganti (Substitute)
Menggantikan apa atau slapai Bahan lain? Proses lain? Tempat, waktu,
atau pendekatan lain?
Conteh: Apa yang akan terjadi jika sepeda dapat terbang di udar� dan
berlayar di laut?
7) · Menyusun Kembali (Rearrange)
Adakah unsur-unsur yang perlu diubah susunannya? Pola, tata letak,
urutan lain? Contohnya, bagaimana jika kamu belajar di sekolah pada
malam hari dan tidur siang hari?

8) Membalik (Reverse)
Melakukan yang sebaliknya, yang bertentangan. Memutarbalikkan yang
atas menjadi bawah, yang dalam menjadi luar. Contohnya, bagaimana
rasanya jika setiap orang selalu berjalan ke belakang?
9) Menggabung (Combine)
Menggabung tujuan? Menggabung gagasan? Menggabung fungsi? Meng•
gabung dana? Dipadukan? Contohnya, penemuan apa yangdapat kamu
hasilkan jika lemari es, radio, dan jendela dapat digabung?
Penggunaan teknik ini menunjukkan bermacam-macam kemungkinan
dan meningkatkan kelenturan pemikiran peserta didik. Daftar pertanyaan
Osborn memberi banyak kesempatan kepada peserta didik untuk
menggunakan daya imajinasinya, dan memperlihatkan berbagai kegiatan
belajar. Teknik daftar periksa ini juga mampu merangsang produktivitas
kr.eatif (Munandar, 1999: 281-283)

2. Keterampilan Memotivasi untuk Guru .


Keterampilan memotivasi untuk guru sangat diperlukan. Dengan guru yang
mampu memotivasi maka · dapat meningkatkan semangat dan kemampuan

Bab 1 Konsep Dasar Kreativitas 11


11i<ueure:in s-e8nt ue8u3p Jt?UOJS3JOJd ){!P!PU3d qt?J'Bp-e nJnD ·ueureq"BW3d uep
\?ID{t?W un8ueqw3w Wl?J'BP )l!P!P .\?lJ3S3d J!l)ll? U\?lt?J83)1 ue)ll?d�J3W i-ef-
ey3g
·tieJt?f-epqw3d tran]Ill y-ed-e,u3w -e)l8uei ixrnJ'Bp JSl?AJlOW mens · y-e8eq3s q-eJ'Bpt?
JMt?Jsnuew msun-msun !S)ll?l3lU! ue)IJ!q'BI3W 8ue1 ueJt?feyaqw3d ueteJS3)1
"Jt?feyaq n-et-e manses UIDJIDll?I3W new ){!P!P etJ3S3d
uew.w3p ue-epe3)1 ue8u3p -e8Suyq3s UJ'BI Sueio Jll?P ue-eS)ll?d nete
'ueqnins
'tre)ll?f\? duep-e \?U3Je)I 'duyesyw -npJA!PU! Jt?ny Jll?P qnJt?Su3d lt?qpye Jl?Seq3s
inqwn JU! JSl?AJlOW SJU3{ :)f!SUJllS)J3 !Sl?AHOW, q'BJ'Bpl? {l?AUUJ\?f unSieq8u3d
}ftllU3q-}ftllu3q -eµ3s 'qt?Jp-eq 'Jl?HU q'B}l?! duqotuo, f\?St?q3s) J\?Il} pt?p s11inwns
n-ett? Sues8trnJ3d ntJ\?A Jt?n( pep J'BS'eJaq Sue.A ys-eAnow ue)!Strnp3S "){!SU!JlU!
JSl?AJlOW ueSuap tnq3SJP ueypnW3)f .8trnA \?Auueqmnq3:>y Ut?8uap trnJ"Bf3s pypu3s
U\?Il\?W3)1 resep S\?l\? Jdt?t3l 'ure1 .8ueJO Ut?8UOJOP uet?S)ll?d t?p-e t?dU\?l JlJPU3S
npJAJPUJ fl!P Ull?}\?p ·,mp inqwn !U! !Sl?AJlOW SJU3{ ·nq-et UI.8u, trnp U\?s-end3)1
JOl)ll?j qayo Suoiopfp .Sud IllJ\?A Jl!P Ull?l\:P Jmp }\?S\?Jaq · .8ue1 JSt?
AJlOW
·eAU!)}!HW!P SUt?A JSl?AJlOW Ut?)l.8ueqwa8uaw t?qt?sniaq IlJ'B}3S )ftltUn 'BAU)l!P!P
}fell\? -ept?d3)1 Ut?SuesSUt?J tre)l!Jaqw3w Wt?J'BP 't?Aui-eft?.M.3S Ut?Su3p )ll?
PUJlJ3q
redep nmf m.8t? tre)ftlIJ3dJP tt?.8ut?s JU! }l?H \?)}3J3W P!P mny !ll?P
0

undnsre
W\?f\?P 1mp inqwn Sue.,{ JS'eAJlOW PimW3W Suniapu3:> \?AU}l!P!P '}fetrn �dt?
!Ilq"BtaSuaw npad nm.8 Sueioas 'Ut?)f!pJPU3d SUt?pJq Wt?J'BCT '()f!SU!JlS)J3)
StreJ03S3S µJP mn1 Jll?p Ut?p ()l!SUJllUJ) Ull?}\?p Jll?P resuaq redep JS'eAJlOW
'\?l\?AU
8Ut?A trelt?!S3)1 -epe trn'}fe '}feP!l t?)l"eW 1s-eAnow t?dUt?t t?.8Suyqas trntt?JS3)1 d'BJl3S
Ull?}\?p SUJlU3d U\?JS-eq tre)ll?dilJ3W !S'BAJlOW ·13S-eqway ruens Ull?(l?p 8UJlU3d tt?
SUt?s Sue.,{ Ut?JSt?q mans q'BJ'Bpt? Js-eAnow t?.M.q'Bq U\?)ll?)}IlW3)f!P redep 'tnqasiat
redspuad -ept?d n:>e8uaw ·Ut?n(m ·q-em 3}{ Il)ll?I �UJl \?AUt?pt? ue)lqt?qa.,{uaw
Sue1 )f!Jl?Uad n-ere Suoiopuad t?S-eua1 t{'BJ'BP'B JS\?Anow 'B.M.qt?q tre'}felt?AU3W
(8861) )lll?IJ Ut?p ueq-e1re:> ·ntu3tJ3l trsnjru ueSuap ue)}l?pun mens UIDJIDll?I3W
)!IllUn mpt?s )ll?P!l nett? i-ep-es -eJ-e:>3s 'Sueio3sas P!P Wt?J'BP inqwn Sue.,{
U'BSuoiop qt?J'Bpl? eysauopu1 \?S'Bq-eg J'BS3g SilUl\?)l mmuour !Sl?AJlOW Ul?JlJ3SU3d
n111,i11tJa.l)l uv8uvquu8uac1 iuv1vp 1sv,i11,ow <laff!O)l ·v
·tn(Ut?I
q1qa1 nm.8 JSl?AJlOtuaw Ut?I!d�J3l3)1 Jl?U3Suaw uei-eq-efuad troniag 'Jl?d-
e:>Jat
)l"epU3tf redsp und J\?(1?1aq uen]ru 'uePfitu3p ueSu3a ·J'B(t?pq Wt?(l?p ){'BU\?
menclidik, mengajar, rnembimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta cliclik dalam · jalur formal. Guru dalam menjalankan
fungsi di antaranya berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan
yang bermakna, menyenangkan, kreatif dinamis, clialogis, dan memberikan
motivasi kepada peserta clidik dalam membangun gagasan, prakarsa, dan
tanggung jawab peserta cliclik untuk belajar.
Pendidik diharapkan dapat menimbulkan dan mengembangkan motivasi,
untuk kepentingan proses aspek-aspek pembelajaran di dalam kelas di mana
terdapat peserta clidik yang berbeda-beda. Misalnya, perbedaan minat, bakat,
kebutuhan, kemampuan, latar belakang sosial, dan konsep-konsep yang di•
pelajari. Motivasi dari penclidik adalah faktor yang berarti dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Dua pembangkit motivasi belajar yang efektif adalah ke•
ingintahuan dan keyakinan dalam kemampuan cliri. Setiap peserta didik me- ·
miliki rasa ingin tahu. Dengan demikian, pendidik perlu memotivasi dengan
pertanyaan di luar kebiasaan atau tugas yang menantang, disertai penguatan
bahwa peserta didik mampu melakukannya. Dengan demikian, salah satu
upaya guru yaitu memberikan motivasi kepada siswa dalam proses pembel•
ajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran-.
Dalam motivasi tercakup konsep-konsep seperti kebutuhan untuk ber•
prestasi, · kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang ter•
hadap sesuatu. Kemudian penggolongan yang didasarkan atas terbentuknya
motif terdapat dua golongan, yaitu motif bawaan .dan motif yang dipelajari.
Motif bawaan misalnya makan, minum, dan sejenisnya. Motif yang kedua
adalah motif yang timbul karena keduduk_an atau jabatan,
Motivasi yang terkait dengan pemaknaan dan peranan kognisi lebih
merupakan motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang muncul dari dalam seperti
minat atau keingintahuan. Dengan demikian, seseorang tidak lagi termotivasi
oleh bentuk-bentuk insentif atau hukuman. Sedangkan motivasi ekstrinsik
ialah motivasi yang disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran atau
hukuman.
Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan
potenslnya, untuk mewujudkari dirinya, dorongan untuk berkembang dan
menjadi matang, serta dorongan untuk mengungkapkan ·dan mengaktifkan

Bab 1 Konsep Dasar Kreativitas 13


resndraq 8u-e1 u-erefeyaqwad sosord we(ia:i e88u1qas )fl?tre epeda)I 1seynwns
tre)l!J3qW3W tre)ld-ereq1p nm8 trep -ent8u-eio '1u1p -e1sn )fl?tre Ul?)llpJ.PU3d
w-ey-ep m ·-eAUJJlt?3l)I JSU3tod qnm1as tre){s-eq3qwaw )llllUn
tre8Ull)18UJI
Ul?)fl?Jp3AU3W npad nrnf u-ep -ent8u-eio 'jJl"e3l)I )ll?tre anuras -e.Aures-ep -ept?
d

1u1a
111sn 'l""V svntiyoa.l)I uv3uvqwa3uad 1X11g wnt) 1svti11ow uvuvnd
·q

]Jll?3J)l areoas Jl!P )lllqJsJ3q )llllun u-e:i-edw3S3)1


JJ3q!J) npod l?J ')fl?tre Sl?lJAJll?3l)I u-e)J8u-eqw38U3W )llllUfi ")fl?Ul? Jl?Ul3lS)13
u-ep Jl?Ul3lUJ ·,sl?AJlOW lrn)lll?)l8UJU3W u-ep )llldnwaw redep )llllUll l?A-edniaq
snreq )llp!J>U3d lrn)IDIJ3d!J> auras-auras Jl?Ul3lS)13 u-ep Jl?Ul3lUJ JS'eAJlOW
0

•tnq3Sl3l 8u-ep1q d-ept?l[l3l ll?UJW trap ll?)fl?q tre)l)lll(UnU3W )ll?Ul? undl)IS3UJ 'Ul?)I
-Sl?lJlOJJd!J> 8Ul?.IIDJ l?Wl?lp UJl?WJ3q nere Sl)IDJ3W Ul?lt?J83)1 'Jd'8l3l Ul?)JV. Sl?J3){
0

!J> J88UJl tl?)18Up3d l[3JOJ3dW3W u-ep J88UJl 8u-e.A SJW3pl?)ll? JS'8lS3Jd


treredeouad
Ul?)ISl?lJJOpdwaw 1J!q3J 8treA 'l?)13l3W )fl?tre Jlll?3.D{ u-et-eJ83)1 J-e8i-eq8u3W .8u-
e.ItUJ
8u-e.A -entSu-eio )fl?Au-eg ·}ll?tre JJll?3l)I IDJl?I!Jad u-ep dl?)l!S d-ep-eqiat u-e8Ull)lllp
trap u-e-e8req8uad -epe snreq t'8)1l?reAs-ew u-ep 'l[l?I0)13S '-e8i-en1a){ Wt?y-ep JO
·1nqasiat 1-e)ll?q u-e8u-eqwa8u3d 8u-e(unuaw )ll?P!l 8treA
u-e8umi8un Wt?y-ep 1-eqWt?l[!P -eynd redep l?AU)l!J-eqas tmurau '8umynpuaw Su-el
u-e8umi8un Wl?J-eP 8u-eqW3)1J3q redap Sl?lJAJll?3l)I ·m-ensas Ul?)II!Sl?l[8UaW )llllUll
JJJPU3S JJJP Wl?Jl?P 1rep ll?ll)I 8tre.A u-e8uoiop 8u1dwes !P 'JnuasUJ 'Ut?
8Ull)lllp
'u-ee8req8uad trepaqurad '!St?Jsaide sdnraq 8u-eA u-e8umy8UJJ Jrep u-e8Ull)lllp
u-ep u-e8uoiop UIDfllfl3d!J> )llp!P eµas3d J!ll?3l)I l'8)1l?q uepn(llM.lad )llllUfi
"JJll?AOUJ 8u-eA )lllpoid u-ep ni-eq apJ-3P! t?Au111qwn Ut?)ldt?Jl?l[!P redep l[l?I!U! )l!
Un
8u-e.A jpsqud �rep -e88UJl[3S l?AUtre8Ull)18U!J ue8u3p JS}fl?J3lU! w-eiep npJA!PUJ
Ut?)IJUD3)1 trap 1mde)18un q-eiep-e s-etJAHt?3J)I -eu3re){ nn Jl?H ·-epaq--ep3qi3q
8ut?A Jepl?)I u-ep .8u-ep1q Wt?y-ep JJll?3J)I -eJe::>3s l?AUJJJP Ul?)ldt?)18un8u3w )llltUn
trandureureq u-ep 'J!ll?3J)I 1su31od Pimwaw -eAuJt?s-ep aped 8Ut?Jo dt?nas t?Ml(l?q
tsumsa Jll?P )ll?JOl )lllJlJaq l?ll)I ')ll?tre setJA!ll?3J)I u-e8ueqw38uad Wl?Jl?Q
Ul?)l!S3ldS)13fi> )JIQUll
0

ll?d3t 8u-e.A JSJpUO)I UIDfl[lllDqwaw trnureu 'Jl?Ul3lUJ ll?JJSJ3q u-ep 8Ut?JO d-enas
aped -ep-e JU! u-e8uoJOQ l?AUl[llU3das
0

,iwwe(U3W t?Aedn Wl?Jl?P .l?AUUl?8UIDJ8U!I


u-e8uap ni-eq u-e8unqnq-Ut?8unqnq )llllUaqw3w npJA!PU! "e)l!l3){ 'St?l!AJll?3J)I
)JIQUn !Sl?AJlOW ue)fedn1c>w JU! u-e8uoioa ·.8u-e1oasc>s sensedq snuras
pada anak. Stimulasi dapat diberikan dengan cara memberikan kesempatan
kepada anak untuk menjadi kreatif. Biarkan anak dengan bebas melakukan,
memegang, menggambar, membentuk, ataupun membuat dengan caranya
sendiri dan menguraikan pengalamannya, Bebaskan daya kreatif anak dengan
membiarkan anak menuangkan imajinasinya. Ketika anak mengembangkan
keterampilan kreatifmaka anak tersebut juga dapat_ menghasilkan ide-ide y�g
inovatif dan jalan keluar dalam_ memecahkan masalah, serta meningkatkan
kemampuan dalam mengingat sesuatu.
. Guru mempunyai dampak yang besar tidak hanya pada prestasi pendidik•
an anak, tetapi juga sikap anak terhadap sekolah dan terhadap belajar pada
��nya. Bahkan guru dapat memengaruhi anak lebih kuat daripada orang•
tua. Hal itu karena guru punya lebih banyak kesempatan untuk merangsang
atau menghambat kreativitas anak daripada orangtua. Guru mempunyai tugas .
mengevaluasi pekerjaan, sikap, dan perilaku siswa.
Cara yang paling baik bagi guru untuk mengembangkan kreativitas anak
adalah dengan mendorong motivasi _intrinsik anak. Motivasi intrinsik akan
tumbuh, jika guru memungkinkan anak untuk dapat otonom sampai batas
tertentu di kelas. Siswa yang diberi otonomi menunjukkan lebih banyak
motivasi, kurangnya ketegangan, dan pembelajaran konseptual yang lebih
baik. Hal ini tidak berarti bahwa'anak tidak perlu diberi penjelasan sama sekali,
tetapi anak diarahkan untuk menunjukkan minat mereka, serta membangun
kelas yang bebas dari kendala yang merusak motivasi intrinsik anak sehingga
anak tidak merasa tertekan.
Dalam kelas yang menunjang kreativitas, guru menilai pengetahuan dan
kemajuan anak melalui interaksi yang terus-menerus dengan anak. Seperti
guru memberikan tes kepada anakkemudian pekerjaan anak dikembalikan
dengan memberikan catatan dari guru yang menampilkan segi-segi baik dan
kurang baik dari pekerjaan anak dengan tidak hanya memberikan pendapat
. guru saja, tetapi juga ada catatan untuk orangtua y�g melibatkan pendapat
dari anak. ·
Memberikan �valuasi semata-mata dalam bentuk angka tanpa penjelasan
atau pemberian umpan balik positif, .mempunyai dampak merugikan bagi
pengembangan kreativitas anak. Jika anak merasa sering diawasi dan dinilai

Bab 1 Konsep Dasar Kreativitas 15


oleh guru, motivasi dan kreativitas mereka akan berkurang. Demikian pula
, halnya dengan pemberian hadiah, dapat diberikan dalam berbagai bentuk
di dalam kelas. Akan tetapi, jika anak merasa bahwa had, iah menjadi
alasan.
utama untuk melakukan sesuatu maka kreativitas mereka mungkin akan
berkurang. Dengan demikian, evaluasi lebih bersifat memberi informasi
daripada mengawasi. Anak melihat komentar guru tidak sebagai hadiah atau
sebagai hukuman untuk mengawasinya, tetapi sebagai informasi yang berguna
bagi anak.

Guru dapat memberikan motivasi kepada anak dengan memberikan


gagasan, saran, dan bimbingan. Akan tetapi, guru tidak memberikan _jawab•
an dan petunjuk yang eksplisit kepada anak, namun memberikan kebebasan
dan dorongan kepada anak untuk mencetuskan gagasan dan ide-ide mereka
sendiri, serta menekankan bahwa setiap anak mempunyai bakat dan kreativi•
tas sendiri karena setiap anak adalah unik.
Beberapa falsafah mengajar yang dapat mendorong kreativitas anak
adalah sebagai berikut (Munandar, 1999: 159).
1) Belajar sangat penting dan �angat menyenangkan.
2) Anak patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang �ik.
3) Anak hendaknya menjadi aktif mereka diberi dorongan untuk menum•
buhkan minat dan gagasan mereka.
4) Anak perlu merasa nyaman dan dirangsang di dalam kelas tanpa adanya
tekanan dan ketegangan.
5) Guru merupakan narasumber, bukan sebagai figur yang menakutkan
anak.
6) Guru memang kompeten, tetapi tidak sempurna,
7) Anak perlu merasa bebas untuk mendiskusikan masalah secara terbuka,
baik dengan temannya ataupun dengan gurunya.
8) Kerja sama selalu lebih baik dari pada kornpetisi,

c. Cara-Cara Membuat Anak Termotivasi untuk Proses Kreatif


Beberapa anak membutuhkan bantuan ketika akan memulai sesuatu, Fakta
bahwa kegiatan yang diberi label "kreatif" tidak perlu membuat anak "slap

16 Memacu Kreativitas Melalui Bermain: Pembelajaran Anak Usia Dini


untuk pergi" Seorang anak boleh jadi merasa kurang istirahat atau lelah, atau
merasa seperti melakukan sesuatu yang lain. Semua guru bahkan dengan
ide-ide baik sekalipun menghadapi masalah ini. Terdapat beberapa cara agar
membantu anak termotivasi untuk proses kreatif (Mayesky, 1990: 14-16).

1) Kebutuhan Fisik
Yakinkan anak untuk beristirahat dan segar secara fisik. Anak yang me•
ngantuk, lapar, atau sakit, tidak akan peduli terhadap -kreativitas. Kebu•
tuhan fisik mereka harus diperhatikan sebelum belajar dapat menjadi
sesuatu yang menarik. .:

2) Minat
Cobalah untuk menemukan dan kemudian gunakan, apa secara alami
menarik perhatian anak. Anak-anak tidak hanya ingin melakukan sesuatu
· yang mereka sukai, namun mereka ingin berhasil dalam melakukannya.
Kapan pun anak merasa bahwa mereka akan berhasil dalam satu
· pekerjaan, mereka secara umum jauh lebih berkeinginan untuk terlibat.
Orangtua bisa menjadi sumber yang baik untuk menentukan minat anak.

3) Teman
Izinkan anak untuk bekerja bersama teman mereka. Hal ini tidak berarti
setiap waktu, namun untuk sesekali tidak apa-apa. Bagaimana pun
beberapa guru menghindari menempatkan anak-anak bersama dengan
temannya dalam situasi bekerja. Mereka· khawatir bahwa anak-anak ini
hanya akan "bermain-main" atau mengganggu yang lain.
4) Kegiatan untuk Bersenang-senang
Sediakan kegiatan yang menyenangkan untuk anak. Perhatikan peng•
gunaan kata "sediakan" Anak-anak tahu bagaimana menciptakan
kesenangan mereka sendiri. Mereka tidak memerlukan siapa pun un•
tuk membuat itu bagi mereka. Mendorong kegiatan yang dimulai oleh
anak dan bahan-bah� kreatif yang dipilih sendiri, dan menekankan
keikutsertaan anak secara sukarela dalam kegiatan yang disajikan, Guru
memberi kesempatan pada anak untuk bersenang-senang jika mereka se•
cara jujur dapat menjawab "y�' untuk pertanyaan-pertanyaan ini.

Bab 1 Konsep Dasar Kreativitas 17


a) Apakah kegiatan tersebut menyenangkan?
b) Apakah kegiatan dilakukan dalam setting yang bebas?
c) Dapatkah anak mernainkannya]
d) Akankah di sana ada sesuatu untuk ditertawakan?
5) Tujuan
Izinkan anak untuk menetapkan dan mencapai tujuan. Sebagian besar
kegembiraan dalam mencapai suatu tujuan adalah dalam meraihnya.
Anak harus diberikan kesempatan untuk merencanakan proyek. Mereka
seharusnya diizinkan untuk terlibat dalam kegiatan yang pada akhirnya
dapat menghasilkan sesuatu di mana mereka dapat bekerja k�ras. Contoh,
pada film kartun Dora The Explorer, ketika ia berhasil mencapai suatu
tujuan maka ia mengekspresikan kegembiraannya dengan mengucapkan,
"berhasil ...berhasil..., hore... !!!'�
6) Keanekaragaman ·
Ubah isi dan gaya dari apa yang dapat anak lakukan. Suatu hal yang
bijaksana untulc mempertimbangkan tidak hanya apa yang akan terjadi
kemudian, tetapi bagaimana itu akan dapat dilakukan. Sebagai contoh,
guru menyuruh anak untuk dudulc dan menonton sebuah film, kemudian
mereka dudulc dan menggambar, serta selanjutnya mereka duduk dan
mendengarkan sebuah cerita. Hal ini adalah tiga kegiatan yang berbeda,
tetapi pada setiap kegiatan mereka maka anak-anak sedang duduk. Isi
dari kegiatan telah berubah, tetapi bukan gayanya. Hal ini bisa jadi mem•
bosankan. Anak yang bosan akan menjadi anak yang resah dan dapat
mendatangkan permasalahan pada tingkah lakunya.
7) Taniangan
Tantanglah anak-anak. Hal ini berarti membiarkan mereka tahu bahwa
apa yang mereka baru saja lakukan adalah sesuatu yang mereka tidak
akan mungkin sanggup untuk melakukannya, tetapi itu akan
menyenangkan untuk dicoba. Contoh dalam hal ini adalah dengan
membiarkan anak•
anak tahu bahwa kegiatan mereka berikutnya mu�gkin saja penuh
jebakan, penuh petualangan, atau misterius.

18 Memacu Kreativitas Melalui Bennain: Pembelajaran Anak Usia Dini


8) Penguatan
Perkuat anak-anak. Kebutuhan mendasar di sini adalah untuk sesuatu
pada akhir kegiatan, yang· menjadikan anak Ingin melakukan kegiatan
tersebut di lain waktu. Itu bisa berupa senyuman · guru, sebuah pujian,
baik ketika berhasil mencapai tujuan, ataupun hanya sekadar menyelesai•
kan kegiatan tersebut. Hal·yang utama adalah bahwa anak-anak merasa
dihargai dan terpuaskan atas upaya mereka. ·
9) Perasaan Anak-Anak
Usahakan untuk memastikan anak merasa nyaman terhadap apa yang
mereka lakukan. Hal terpenting bukanlah apa yang dilakukan anak,
tetapi bagaimana perasaan mereka terhadap apa yang mereka lakukan.
Jika anak merasa tidak baik terhadap diri mereka sendiri atau kegiatan
yang mereka lakukan, hal ini adalah suatu peringatan. Jika anak dibiarkan
terus melanjutkan kegiatan itu, mungkin saja bisa merusak sebagaimana
konsep diri dan keamanan yang cenderung lebih rendah. ltu adalah
bentuk pembelajaran yang merusak dan harus dihindari. Ini berarti guru
"
harus secara terus-menerus berhubungan dengan perasaan anak. Hal ini
.

dapat dilakukan dengan cara mendengarkan, menyakslkan,' dan bersama


dengan anak dalam suatu sikap yang terbuka.
Sampai batas tertentu, guru juga dapat mengajarkan keterampilan kreatif
yaitu cara berpikir menghadapi masalah secara kreatif, atau teknik-teknik
untuk memunculkan gagasan-gagasan orisinal. Keterampilan seperti ini dapat
diajarkan secaralangsung, tetapi paling baik disampaikan melalui contoh. ·
Harus diakui bahwa guru tidak dapat mengajarkan kreativitas, tetapi ia
dapat memungkinkan kreativitas muncul, memupuknya, dan merangsang
pertumbuhannya.

d. Strategi Mengajar
Dalam kegiatan mengajar sehari-hari dapat digunakan sejumlah strategi
khusus yang dapat meningkatkan kreativitas (Munandar, 1999: 161-163),
yakni sebagai berikut.

Bab 1 Konsep Dasar Kreativitas 19


. ·-e1u-eua.re)J
n88u-e8J3l l?S"eJ3W D"ell? duu-eqt?reScl)J-U"elf8reSa)J ll-e)JJAUDqWcl�UclW npad
)J'eP!l �u-e -eAu-eJ8o1as ·J-e(-e1aq redsp -et� u-eq-eresa)J p-ep -e88uJqas u-eq-
eres
-3}1 renqmaur J.rep l?tnfl?W JW"elJl?WclW "e.MSJS q-erep-e 8unuad 8u-eA reH ·u-e
-q-eresa)J renqraq -e.MsJs 'e)J!l3}1 J!l"e�au -ep-euJaq Sud tt?WJre)J J.repuJq8uaw
d�puaq DJn8 'U"eJ'BI!U3d uaquraur w-ereQ ·du-e(JaU� u-ep .re(-eyaq
,s-eq -eun8iaq 8u-eA JS'BWJOJU! �8-eqas Jd'Btcll 'BAUJS"e.M-e8uaw �tun u-e�
-nq n-et-e qeJp-eq J-e8-eqas )J'BP!l nrnf .retU3WO)J t-eqnaw -e.MS!S ·,s-e.M-e8uaw
-ep-edp-ep JS'BJUJOJU! uaquraur l'BJJSJaq qjqa1 Js-enreAa t-enqwaw !U! watS!S
·-e.MSJS u-e8u-epu-ed ump-eqnaw -e8n(
d�-epuaq u-esn -e.re:,as traareorqurad u-ep -e�u-eJo �un SJIDlJ3l u-et-et-e:::>
-·-e.MSJS u-e8u-epu-ed -etUJW3W -e8n( Jd-etat nln8 redepuad u-e�Jaqtuaw -e1u-eq
)J'eP!l u-e8uap '-e.MsJs d-enas u-e8uap u-e8u-eJOJad -e.re:,as U"e)J'e.re:>Jqwaw
nJn8 ''e�U'BJO �un U'eJOd-e1 SJIDU3W umpqag ·-en}Su-eJO �un
'B.MSJS
u-en('BW3}1 8u-etU3l . U'Bl'el'B:> �Jaqwaw nm8 -ere)JJ3q . 'B.Te:>3S ·-e.MSJS .
u-e-efJ3)13d J.rep �q 8u-eJmt 8ud trap �q 8u-eA ,sas-J83s U'e)Jl!dtueU3W
-ew-etruat 'nln8 jrep u-et-et-e:> �Au-eq u-e8uap �qwa� -e.MsJs u-e-
e(J3)13d
·-e.MSJS u-e8uap Slll3U3W-SDJ3l 8u-eA JS)Jl?l3lU! JnreJ3W 'B.MSJS u-enf-eW3)J u-ep
u-enq-eta8uad !'BI!U3W DJ� 'S'BlJA!l'B3.0{ 8u-e(unuaw 8u-eA S'BJ3)J w-erea
·-e.MsJs u-en(-eW3)J U'B)J'el'eJJqwaw
-eun8 . run8 u-e8uap uanurauad )Jlltun 8u-et-ep -e�u-eio JJ'e)J3S unq-etas
u-ewnwa)l ")13(qns d-enas )Jlllun J'BI!U u-e8uap .rodar mtnq 8u-eynd -e.M-
eqwaw
'B.MSJS DlU3ll3l DP[BM-Dl)J'e.M -ep-ed ·q-eres 8ud u-eq-e.M-e( sped epuai-apuei
U'Bp '-e)l8U'B 1-euu u-e8uap u-e�y-eqW3)JJP '!S)13JO)J!p 8u-eA 'B.MSJS -e'p-ed3)J Sell
0

u-ep s-e8nt U'e)J!Jaqwaw nin8 'reuoJsJp-eit u-e�wuad yapow tnmuaw


cctdU1IIDJIUl"eI3W nwq-eu-ew�8-eg,, aped U'B)Jllq trap cctP"ef-eyad
nw-e)J q-eyat Sud -edv,, sped 'BAU)J'epuaq duu-eu-e)Jauad 'vEua)l ·-
e}JaJaw u-eq-eres3)J Jl-ep J-e(-epq u-ep P!PU3S 'e�3J3W u-e-efJ3)13d �I!U3W
urejep "e.MSJS ll-e)Jl"eqrraw 'vnpa)l ·s-eya( )J'eP!l u-ep )J'eJtsqe 8u-eA JS-enreAa �p-
edJ.rep Jll'elaq 8u-eA �q tredurn U'e)J!Jaqwaw 'VUlVJJacI ininS tmJIDl'BUP
redsp
8u-eA �dy ·J-esaq 8un-ed s-etJAJl'e3J)J qnunqurad u-e�druaw U!}18unw
(6861) anq-ewv mrnuaur ppnur u-e-efJ3)J3d d-ep-eqJ3l nJn8 U'BJ"eUU3d
UV!VJ1Ut1d (I
2) Hadiah ·
Anak senang menerima hadiah dan kadang-kadang melakukan segala
sesuatu untuk memperolehnya, dan itu yang menjadi masalah. Cukup
banyak penelitian menunjukkan bahwa jika perhatian anak terpusat
untuk mendapat hadiah sebagai alasan untuk melakukan sesuatu maka
motivasi intrinsik dan kreativitas mereka akan menurun.
Hadiah untuk pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik tidak harus
berupa materi (intangible). Hal yang terbaik justru berupa senyuman
at�u anggukan, kata penghargaan, kesempatan untuk menampilkan dan
mempresentasikan pekerjaan sendiri, maupun pekerjaan tambahan.
Jika iklim kelas sedemikian rupa sehingga belajar menjadi menarik dan
menyenangkan, pekerjaan tambahan dapat merupakan · hadiah. Hadiah
yang diberikan hendaknya berkaitan erat dengan kegiatannya,. misalnya
mendeklamasikan sajak yang dibuat, atau membacakan di depan kelas
karangan yang �buat dengan baik sehingga meningkatkan motivasi
intrinsik dan kreativitas,

3) Pilihan
Sedapat mungkin berilah kesempatan kepada anak untuk memilih,
misalnya boleh memilih topik karangannya sendiri, atau diperkenankan
memilih eksperimen mana yang · akan dilakukan dalain pelajaran sains.
Kreativitas tidak akan berkembangjika anak hanya dapat melakukan sesua•
tu dengan satu cara. Anak sebaiknya diberi kegiatan belajar yang bersifat
bebas dalam batas struktur tertentu. Misalnya, anak diberi tugas menga•
rang tentang "kegiatan di waktu luang" namun judul karangan boleh dipilih
sendiri. · Anak memerlukan arah tujuan. Mereka memerlukan batasan dan
garis besar dalam mengerjakan suatu tugas; Akan tetapi, dalam batas-batas
ini hendaknya mereka dimungkinkan untuk membuat pilihan.

e. Beragam Keterampilan Memotivasi flntuk Guru


Motivasi yang sengaja dibentuk oleh orang luar dalam hal ini guru dapat
dilakukan dengan berbagai cara berikut.
1) lvfernberiPenghargaan
Dengan memberi penghargaan ini dapat bersifat positif karena dapat
menumbuhkan inisiatif kemampuan-kemampuan yang kreatif dan

· Bab 1 Konsep Dasar Kreativitas 21


"t?.MSJS renu l?ll?l Ut?p 'Ut?Utft?laSuad 'lt?UJW
'lt?){t?q Ut?Suap lft?){lal t?AUW!Zt?{ Ut?epeiaqa)I ·du!J!P !St?q t?U)Jt?WJaq eseiw
lt?(eyaq !J3lt?W Ut?p . ue1e1Sa){ t?)J!( lt?(eyaq )Jntun JSt?A!lOWJc>l Ut?)lt? )lt?
UV
uvvu'ft1U1Jaqa)l (r

"ltn{!Jaq reSeqas tft?{t?pt? lt?(eyaq Wt?{t?p JSt?AJlOW dJSUpd-dJSU!Jd


·-es1q used qaiaw '8.Mt{t?q u-e1en�uad ll-e)f!Jaqwaw nmS -e�U!qas nqe1 UJ8U!
t?St?J P[!{!Wc>W )lt?Ut? dt?nas "Jt?(t?{aq Wt?{t?p !S�A!lOW dJSUpd-d!SU!Jd 'fO{t?{aW
tft?{t?Pt? J!ptaJa SUt?A !Sl?AHOW Ut?)llP[SUt?qwaw )JUlUU 'S'Blt? !P {t?q-req ure1as
"Ut?lt?(t?{aqwad sasord
Wt?rep ){t?Ut? !Sua1odJe1Ut? !S){t?JalU! sasord dt?){Jadwaw u-ep J-e(-eyaq Wt?Jt?P
q-eJreSiaq qJqay t?un8 'll-eJt?(t?{c>qwad SaSOJd Wt?rep j!P{t? !St?dJS!�dJaq
){Ulun )lt?ll-e JS-eq mSrre1 m)JJnyn8uaw mp ){t?(t?Suaw n{t?yas snraq nrnf 'nn
t?Ualt?){ ·qa10 ·-e8Jt?qiaq d-e88Ut?Jp Sm..<. m1-e,�fa){ nrensas -ep-ed UIDpt?
qmp
l?!P -enqed-e 'reSJt?q!P Sm..<. ueasnrad nrensas -ep-e l?!SUUt?W !l!P t?Pl?d
1sru/,s,J.1Vd.1af{ UtJ'fV{V (r

·duUt?n-eqiad Ut?)JlP[SmqJp npad )lt?Ut? 'B){t?W


t?pt? )ft?P!l !U! JW'eJt? mn-eqJad -euq-edy "l?AU!lt?(t?pdwaw ){U:}UU JSt?A!lOW
m)JlP[8u-eqwaw Ut?)lt? -e8Su1qas 1n(u-e1 q1qa1 · Jt?(-eyaq ){UlUn Ut?){Upad1p
t?)lt?W Ut?)JqUlDq!P 8u-e..<. rusns 1-eS-eqas Ut?)lt?St?J!P Ut?lt?(eyad Ut?q-eq -enq-edy
·duu-eqmnqa){ u-e8uap ransas mJt?(-eyad uaqaq -enq-ed-e )lt?Ut? sped ynqwn
Ut?)lt? mn-eqJad "Ut?Jt?(-eyaqwad e..<.mp-e UP[Sunw )J'BP!l a-en-et.pad -e..<.Ut?pe
-edm1 -e.M�q d-e)l8tinJal !St?WJOJU! m�yo8uad m(-eyaq poa1 Ut?!('B)J !lt?Q
.
·m(-eyaq u-e1-e!8c>)J Wt?Jt?p Sunuad treuarad m)lt?dniaw mn-eqiad '(Zt :zooz)
ouo1fpnw u-ep !ll?AWJQ Ut?)JS�ya(w Su-e..<. -e�wreS-eqas ·u-eneqJad t?Amp-
e
U'B){t?Sl?l!P ){t?P!l Ut?)Jl'Bq!){t?!P m(-eyaq !Sl?AJlOW w.nwaw )fl?p!l SUt?A )lt?AUt?q
t?U3ll?)( '-eu-eqiapas Sm1 JSt?A!:}OW ){lllUaq U'B){t?dn1aw -e..<.uw.nmw Sud
tsuaiod -ey-eSas m8uap )lt?Ut? d'epeqia1 dID[nJ 8m1 Ut?Jleqiad u-
epaqwad
uvnvit.lad utJ1.1aqu.1ad (Z

-re1ia1eww1 tft?!peq Ut?p mJ(nd edruaq eSn( redep 1de1a1


'8u-eJ-eq )JUlU3qJaq snmq n'(t?yas ){t?P!l !St?AOOW Ut?)Jlt?}J8UJUc>W ){lllUU
dedn
1-eS-eqas Ut?-eSJ-eqSuad u-epaqwad ·1-eqas SUt?A 1snadWO)JJc>q 1e8Ut?was
2) Pengetahuan dan Keterampilan Prasyarat
Anak dapat belajar dengan baik jika ia telah menguasai semua prasyarat
baik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Oleh karena itu, anak
akan menggunakan pengetahuan awalnya untuk menafsirkan informasi
dan pengalamannya. Penafsiran itu akan membangun pemahaman yang
dipengaruhi oleh pengetahuan awal itu. Dengan demikian, guru perlu
memahami pengetahuan awal ·anak untuk dikaitkan dengan bahan yang
akan dipelajarinya sehingga membuat belajar menjadi lebih mudah dan
bermakna.
3) Model
·Anak akan menguasai keterampilan baru dengan baik jika guru mem•
. berikan contoh dan model untuk dilihat dan ditiru.

4) Komunikasi Terbuka
Anak akan termotivasi untuk belajar jika penyampaian dilakukan secara
terstruktur, sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif anak sehingga
pesan pembelajaran dapat dievaluasi dengan tepat.

5) Keaslian dan Tugas yang Menantang


Anak akan termotivasi untuk belajar jika mereka disediakan materi,
kegiatan baru, atau gagasan asli dan berbeda. Kebaruan atau keaslian
gagasan akan menambah konsentrasi anak pada pembelajaran. Hal
ini berpengaruh pada pencapaian basil belajar. Konsentrasi juga dapat
bertambah bila anak menghadapi tugas yang menantang ·dan sedikit
melebihi kemampuan. Sebaliknya, bila tugas terlalu jauh dari kemampuan
maka akan terjadi kecemasan, dan bila tugas kurang dari kemampuan
akan terjadi kebosanan.
6) Latihan yang Tepat dan Aktif
Anak akan dapat menguasai materi pembelajaran dengan efektif jika .
KBM memberikan kegiatan latihan yang sesuai dengan kemampuan
anak, di mana mereka dapat berperan aktif untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan.

Bab 1 Konsep Dasar Kreativitas 23


7) Penilaian Tugas
Anak akan memperoleh pencapaian belajar yang efektif jika . tugas ,
dibagi dalam rentang waktu yang tidak terlalu panjang dengan frekuensi
pengulangan yang tinggi. ·
8) Kondisi dan Konsekuensi yang Menyenangkan
Anak akan belajar dan terus belajar jika kondisi pembelajaran dibuat
menyenangkan, nyaman, dan jauh dari perilaku yang menyakitkan
perasaan anak. Belajar melibatkan perasaan. Suasana belajar yang
menyenangkan sangat diperlukan karena otak tidak akan bekerja optimal
bila perasaan dalam keadaan tertekan. Perasaan senang biasanya akan
muncul bila belajar diwujudkan dalam bentuk permainan khususnya
pendidikan usia dini. Selanjutnya, bermain dapat dikembangkan menjadi
eksperimen yang lebih tinggi.
9) Keragaman Pendekatan .
Anak akan · belajar jika mereka diberi kesempatan untuk memilih dan
menggunakan berbagai pendekatan dan strategi belajar. Pengalaman
belajar tidak hanya berorientasi pada buku teks, tetapi juga dapat dikemas
dalam berbagai kegiatan praktis seperti proyek, simulasi, drama dan atau
penelltian/pengujiah,
1 O) Mengembangkan Beragam Kemampuan
Anak akan belajar secara optimal jika · pelajaran disajikan dengan
mengembangkan berbagai kemampuan seperti kemampuan logis
matematis, 'bahasa, musik, kinestetik, dan kemampuan inter maupun
intrapersonal. Tiap anak memiliki lebih dari satu kecerdasan yang
meliputi kecerdasan: musik, gerak badan (kinestetik), logtka-matematika,
bahasa, ruang, intrapribadi, dan antarpribadi. Sekolah perlu menyediakan
berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan kecerdasan itu
berkembang sehingga anak dengan berbagai kecerdasan yang berbeda
dapat terlayani secara optimal.
11) Melibatkan Sebanyak MungkinJndra
Anak akan menguasai hasil belajar dengan optimal jika dalam belajar,
anak dimungkinkan menggunakan sebanyak mungkin . indra untuk
berinteraksi dengan isi pembelajaran.

24 Memacu Kreativitas Melalui Bennain: Pembelajaran Anak Usia Dini


Sl �JAJl'B3l)I IeS'BQ d3SUO)I I q-eg

"'BAUtre
-JPIIW3d JSll[tnUJlSU3W }JlllUn U'BS'B8-e8 J'B8'BqJ3q trnsnauaur redep }l'BUV. (z
. . .
·dUJSU3lOd trn}f!S3Jdri(38U3W W'Brep 'B}JllqJ3l trep S'Bq3q 8treA tre8umy8un ( l
"ln}f!J3q J"B8-eq3s JIDf8A '}l'Btrn JJl'B3.DJ tnf'BI tp�UJl JS'BJllWJlSU3W
redep su-ei< u-e8uroi8un ,s,puo:>f -ed-ei3q3q -ep-e �)l'Bldu3w (L1-91 =0661)
t11t1.nva.t;:) puv '1uauulo1at1.aa 'AVId ·pfl tflf, uaJP11t/J .8uno.x JojAJ1tl.1PV at1.11vaiJ
'BAUID{llq W'Brep A)(S3A'BW 1{310 d!ln}f!P Sud (S861) WJX'BW lnlTIU3W
"S'BlJAJl'B3.DJ
tre8treqtiI38U3d S3SQJd J"B8t?q3s trep JS'BJO{dS:>f38U3W )llllUn 'B)lllqi3l d-edns'
'treJ'B('B{3qW�d ttrerep tre8un�UJI }JlllU3qW3W trep q-eqn8U3W redsp llln£)
·-eumdw;s 'BJ'B:>�S imJ8t?q-treJ8'Bq traureqeurad trn)l!S'BJ3d08U3W 'BtrnWJ'B8'Bq
0

treJPDW3)1 ·u-e8umy8un !P trnS'Bl'BqJ3l3}f JWt?re8u3w 8uns8treJ 'BJ'B:>3S ){'BUV


Jll'B83U trepJmsod 8U'BA ){!'Bq ''B}f3J3W l'BlPJ3S t?Junp tre8umy8un !P U'BS'Bl'BqJ3l3�
U'B)l'B l'Bp'BS u-ep 'B}fllqJ3l l'B8tres U'B)l'B }f'BUV "!W'Bre ''BJ'B:>3S u-e8umy8un tre8u3p
J'B(-e13q U'B)l'B ){'BUV ·u-e8uD:>f8un i-en1 !P UJ'BWJ3q ndureur trn}l'B 'B}f3J3W ·"){'Btrn
S'BlJA!l'B3J}f tre8U'Bqw38U3d 'B�U'BJ w:ereP JS'BJDWJlSU3W 8treA tre8umy8un
'BlJ3S 'U'BW'B 'BS'BJ trep ){'Btrn S'BlJAJl'B3.DJ U'B}fl'B�UJU3W 'B�trnJ Wt?rep JU!
reH "treJ'B('B{3qW3d J83l'BJlS S3SC>Jd w-erep 8UJlU3d 8treA req rues q-eres
tre8umy8UJ1
'l""VJ1111a.t)l n'l"1 '1"'13U1.L 1sv1nm11suawSuoi u118un'J8U1'J 1s1puo)l .,,
"JS'B3J}fJ3q redap ){'Btrn J'B8-e trn}fllIJ3dJP l'B8tres -e8nf trn}f8U'BU3AU3W
8treA UJ'BWJ3q tre8umy8un 'nn UJ'Bl�S "J'Bf'Bl3.q trep 'JPIIdJ3q IDI3J3W 'BJ'B:>
'tre8u-eqw3}fJ3d 'BJsn iltrnlU3J treSu3pm)l!'BnS3SJP snJ'Bq 'B}l'BW }l'Btrn JS'BqJJl'B3.DJ
Stre1 U'BSUD:>fSun trn)l'Bldpu3w }flllUfi "){'BU'B aped JJl'B3J}f tnf'BJ!J3d 'BA�Jn:>Unw
StresStreJ3W }flllun Stre:>treJJP -ef-eSu3s SUM 'treSUD:>fSun W'B{'BP -ep-ei3q
'B}f3J3W -enq-ed-e J!l'B3J}f tnf'BJ!J3dJ3q· trep JPIIdJ3q trn}l'B du-es-eJq !UJP 'BJsn ){'BUV

. >1euv >1n:iun naeeJ)l luei uelun>1lun ue>1e:id1:>uew ·E


JJ'Bf-e13d -ew Sud -ed-e
0

JS'BD{'BA3Su3w trep 'tre:>fdIDISun8u3w 'U'Bld-eqSu3d JS}f3IJ3J nrens l'Bnql:(13W


)llllUD 'trnl'BdW3S3}f. J'BAundw3W ){'Btrn -eSSUJ1{3S ednr trn!}f!'C.U:3p3s Jnl'B!
P J'B(-e13q U'BW'B{'BSU3d 'B}f!( U'BJ'B('B{3qw3d JJ3l'BW J'BS'Bn8tfatu q1q31 U'B:>f'B )
('BUV
iv{VtcJfl uvwviv.8uad uviniv.8uad uv.8uvqw1asa)I (zt
3) Meminimalisir bahkan menghilangkan kondisi lingkungan, yang cende•
rung dapat menibuat anak stres atau tertekan.
4) Menyediakan beberapa variasi bahan-bahan yang bersifat konkret untuk
dieksplorasi.
b. Merencanakan Sebuah Lingkungan Pembelajaran
Rasa aman terhadap lingkungan bermain di luar ruangan yang direncanakan
dengan hati-hati, dapat meningkatkan kesadaran diri, emosi, sosialisasi,
komunikasi, kognitif, dan keterampilan. motorik perseptual anak usia dini.
Stone yang dikutip oleh Brewer (2007:78), dalam bukunya Introduction to Early
Childhood Education Preschool Through Primary Grades 6th ed. memandang
permainan di luar ruangan sebagai bagian yang integral· dari pengalaman
pendidikan.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang bersifat eksternal terhadap diri
individu, karena lingkungan itu merupakan sumber informasi yang diperoleh
melalui pancaindra. Semua informasi diteruskan ke otak melalui saluran•
saluran neuro-fisiologis, semula sebagai impuls elektro kimiawi yang men•
jadi isyarat tertentu, kemudian dimodiftlcasi dalam bentuk bahasa tertentu.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan merupakan suatu
lingkungan atau keadaan, kondisi tempat yang ada di sekitar anak yang me•
mengaruhi berlangsungnya proses pendidikan. Lingkungan pendidikan se•
cara umum dibagi menjadi tiga macam yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan pendidikan ini mem•
punyai peranan yang besar dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
· anak, menuju terbentuknya kepribadian anak.
Prinsip terbentuknya kepribadian anak ditentukan dua faktor, yaitu
faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang dimaksud adalah bakat
atau pembawaan, sedangkan faktor luar adalah lingkungan di mana anak
· dididik dan ·dibesarkan. Lingkungan yang bersifat langsung adalah pengaruh
yang diperoleh dari alam, manusia, maupun tempat bergaul di sekitarnya.
Lingkungan · yang tepat bagi anak adalah yang memberikan pengaruh yang
kondusif maksudnya dapat mendorong berkembangnya kreativitas.

26 Memacu Kreativitas Melalui Bermain: Pembelajaran Anak Usia Dini


E. KESIMPULAN
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu
yang baru, dan merupakan kombinasi dari beberapa data atau informasi
yang diperoleh sebelumnya, serta terwujud · dalam suatu gagasan atau karya
nyata. Terdapat lima karakteristik proses berpikir kreatif, yaitu: (1) kelancaran
dalam memberikan jawaban dan atau mengemukakan pendapat atau ide-Ide
(2) kelenturan berupa kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternatif
dalam memecahkan masalah; (3) keaslian berupa kemampuan untuk
menghasilkan berbagai ide atau karya yang asli hasil pemikiran sendiri; ( 4)
elaborasi berupa kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-aspek yang
mungkin tidak terpikirkan atau terlihat oleh orang lain; (5) keuletan dan
kesabaran dalam menghadapi suatu situasi yang tidak menentu.
Indikator kreatif pada anak usia dini ditunjukkan dengan perilaku mau
rnencoba, humoris, terbuka dan bebas, nonkonformis (melakukan sesuatu
dengan caranya sendiri), imajinatif, suka bertanya, motivasi tinggi, senang
bereskplorasi, bermain pura-pura, lnovatif maupun fleksibel. Penciptaan
situasi agar anak menjadi kreatif dapat dilakukan dengan 3 (tiga) hal, yaitu: ( 1)
menciptakan pertanyaan-pertanyaan yang kreatifuntuk anak; (2) menciptakan
keterampilan memotivasi untuk guru; serta (3) menciptakan lingkungan yang
kreatif untuk anak

F. LATIHAN
1. Diskusikan bersama teman dalam kelompok, topik di bawah ini.
a. Bandingkan beberapa pendapat pakar tentang kreativitas, lalu
simpulkan batasan tentang kreativitas berdasarkan hasil diskusi
kelompok.
b. Buat contoh konkret dari indikator kreatif yang sering muncul pada
anak usia dini, terutama pada anak usia 3-6 tahun.
2. Tuliskan dalam bentuk makalah basil diskusi kelompok tersebut,
3. Paparkan hasil diskusi kelompok di kelas besar.

Bab 1 Konsep Dasar Kreativitas 27

You might also like