Professional Documents
Culture Documents
KREATIVITAS
MELALUI BERMAIN
r ·.
�
1
\ \ Dr. Yuliani Nurani, M.Pd.
, \ , J_J Dr. Sofia Hartati, M.Si.
. 1 :::=-l Dr. Sihadi, M.Pd.
�1
Dr. Yuliani Nurani, M.Pd.
Dr. Sofia Hartati, M.Si.
Dr. Sihadi, M.Pd•
. MEMACU •... ·
KREATIVITAS
MELALUI ·aERMAIN
BA.01.39.3770
ISBN: 978-602-444-743-4
v
DAFTARI
v
BAB 4 LINGKUNGAN DAN MEDIA PENDUKUNG KREATMTAS ••••••••• 58
A. Lingkungan Pendukung Kreativitas 58
B. Media Pendukung Kreativitas 74
C. Kegiatan Kreatif untuk Anak Usia Dini �...................... 80
D. Lingkungan Fisik dalain Pengembangan Kreativitas Anak 90
E. Kesimpulan 98
F. Latihan ·................................................................... 98
v
BAB 8 BERMAIN IMAJINATIF YANG KREATIF 161
A. Batasan Bermain Imajinatif � : ."....... 161
B. Alasan Anak Bermain Imajinatif � �......... 162
C. Cara Anak Bermain Imajinatif ;............ .................. 163
D. Pengembangan Bermain Imajinatif Berbasis Kecerdasan .
Jamak · 165
E. Kesimpulan �................................................................................ 170
F. . Latihan 170
i
D. Pengembangan Bermain Teki-Teki Berbasis Kecerdasan
Jamak 205
E. Kesimpulan · 218
R Latihan 218
x
Bab 1
KONSEP DASAR KREATIVITAS
Sepanjang rentang kehidupan sejak dahulu kala hingga saat ini, kreativitas
dalam semua aspek kehidupan tetaplah dibutuhkan. Hanya orang-orang yang
kreatiflah yang mampu menaklukkan dunia dengan berbagai peradabannya.
Para ahli meyakini bahwa kreativitas adalah suatu karunia dari Yang
Maha Pencipta pada makhluk berakal yang bernama manusia. Berbagai ide
kreatif akan muncul manakala manusia mulai menggunakan akal budinya,
untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan hasrat dalam hidupnya. Dengan
demikian, manusia yang kreatif tidak pernah berhenti berpikir, selalu terdapat
ide yang lahir dari benaknya setiap kali mereka melihat, mendengar, atau
merasakan sesuatu yang mereka alami. ·
4) Teknik Pertanyaan
Teknik pertanyaan "apakah yang akan terjadi jika... t' telah berhasil
digunakan oleh banyak guru untuk merangsang anak-anak berpikir lebih
kreatif. Beberapa contoh berikut merupakan pertanyaan dari teknik ini.
a) Apa yang akan terjadi jika semua pohon di dunia ini berwarna biru?
b) Apa yang akan terjadi jika semua kendaraan hilang?
c) Apa yang akan terjadi jika semua orang memakai pakaian yang sama?
d) Apayang akan terjadi jika sayur terasa seperti cokelat?
e) Apa yang akan terjadi jika tidak ada lagi jam atau arloji?
O · Apa yang akan terjadi jika kita dapat terbang?
5) Pertanyaan "Bagaimana Sesuatu Dapat Dilakukan dalam Cara yang Ber•
beda?"
Jenis pertanyaan lain yang dapat memperpanjang berpikir kreatif anak
adalah "bagaimana sesuatu dapat dilakukan dalam cara yang berbedai"
Contohnya sebagai berikut.
8) Membalik (Reverse)
Melakukan yang sebaliknya, yang bertentangan. Memutarbalikkan yang
atas menjadi bawah, yang dalam menjadi luar. Contohnya, bagaimana
rasanya jika setiap orang selalu berjalan ke belakang?
9) Menggabung (Combine)
Menggabung tujuan? Menggabung gagasan? Menggabung fungsi? Meng•
gabung dana? Dipadukan? Contohnya, penemuan apa yangdapat kamu
hasilkan jika lemari es, radio, dan jendela dapat digabung?
Penggunaan teknik ini menunjukkan bermacam-macam kemungkinan
dan meningkatkan kelenturan pemikiran peserta didik. Daftar pertanyaan
Osborn memberi banyak kesempatan kepada peserta didik untuk
menggunakan daya imajinasinya, dan memperlihatkan berbagai kegiatan
belajar. Teknik daftar periksa ini juga mampu merangsang produktivitas
kr.eatif (Munandar, 1999: 281-283)
undnsre
W\?f\?P 1mp inqwn Sue.,{ JS'eAJlOW PimW3W Suniapu3:> \?AU}l!P!P '}fetrn �dt?
!Ilq"BtaSuaw npad nm.8 Sueioas 'Ut?)f!pJPU3d SUt?pJq Wt?J'BCT '()f!SU!JlS)J3)
StreJ03S3S µJP mn1 Jll?p Ut?p ()l!SUJllUJ) Ull?}\?p Jll?P resuaq redep JS'eAJlOW
'\?l\?AU
8Ut?A trelt?!S3)1 -epe trn'}fe '}feP!l t?)l"eW 1s-eAnow t?dUt?t t?.8Suyqas trntt?JS3)1 d'BJl3S
Ull?}\?p SUJlU3d U\?JS-eq tre)ll?dilJ3W !S'BAJlOW ·13S-eqway ruens Ull?(l?p 8UJlU3d tt?
SUt?s Sue.,{ Ut?JSt?q mans q'BJ'Bpt? Js-eAnow t?.M.q'Bq U\?)ll?)}IlW3)f!P redep 'tnqasiat
redspuad -ept?d n:>e8uaw ·Ut?n(m ·q-em 3}{ Il)ll?I �UJl \?AUt?pt? ue)lqt?qa.,{uaw
Sue1 )f!Jl?Uad n-ere Suoiopuad t?S-eua1 t{'BJ'BP'B JS\?Anow 'B.M.qt?q tre'}felt?AU3W
(8861) )lll?IJ Ut?p ueq-e1re:> ·ntu3tJ3l trsnjru ueSuap ue)}l?pun mens UIDJIDll?I3W
)!IllUn mpt?s )ll?P!l nett? i-ep-es -eJ-e:>3s 'Sueio3sas P!P Wt?J'BP inqwn Sue.,{
U'BSuoiop qt?J'Bpl? eysauopu1 \?S'Bq-eg J'BS3g SilUl\?)l mmuour !Sl?AJlOW Ul?JlJ3SU3d
n111,i11tJa.l)l uv8uvquu8uac1 iuv1vp 1sv,i11,ow <laff!O)l ·v
·tn(Ut?I
q1qa1 nm.8 JSl?AJlOtuaw Ut?I!d�J3l3)1 Jl?U3Suaw uei-eq-efuad troniag 'Jl?d-
e:>Jat
)l"epU3tf redsp und J\?(1?1aq uen]ru 'uePfitu3p ueSu3a ·J'B(t?pq Wt?(l?p ){'BU\?
menclidik, mengajar, rnembimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta cliclik dalam · jalur formal. Guru dalam menjalankan
fungsi di antaranya berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan
yang bermakna, menyenangkan, kreatif dinamis, clialogis, dan memberikan
motivasi kepada peserta clidik dalam membangun gagasan, prakarsa, dan
tanggung jawab peserta cliclik untuk belajar.
Pendidik diharapkan dapat menimbulkan dan mengembangkan motivasi,
untuk kepentingan proses aspek-aspek pembelajaran di dalam kelas di mana
terdapat peserta clidik yang berbeda-beda. Misalnya, perbedaan minat, bakat,
kebutuhan, kemampuan, latar belakang sosial, dan konsep-konsep yang di•
pelajari. Motivasi dari penclidik adalah faktor yang berarti dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Dua pembangkit motivasi belajar yang efektif adalah ke•
ingintahuan dan keyakinan dalam kemampuan cliri. Setiap peserta didik me- ·
miliki rasa ingin tahu. Dengan demikian, pendidik perlu memotivasi dengan
pertanyaan di luar kebiasaan atau tugas yang menantang, disertai penguatan
bahwa peserta didik mampu melakukannya. Dengan demikian, salah satu
upaya guru yaitu memberikan motivasi kepada siswa dalam proses pembel•
ajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran-.
Dalam motivasi tercakup konsep-konsep seperti kebutuhan untuk ber•
prestasi, · kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang ter•
hadap sesuatu. Kemudian penggolongan yang didasarkan atas terbentuknya
motif terdapat dua golongan, yaitu motif bawaan .dan motif yang dipelajari.
Motif bawaan misalnya makan, minum, dan sejenisnya. Motif yang kedua
adalah motif yang timbul karena keduduk_an atau jabatan,
Motivasi yang terkait dengan pemaknaan dan peranan kognisi lebih
merupakan motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang muncul dari dalam seperti
minat atau keingintahuan. Dengan demikian, seseorang tidak lagi termotivasi
oleh bentuk-bentuk insentif atau hukuman. Sedangkan motivasi ekstrinsik
ialah motivasi yang disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran atau
hukuman.
Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan
potenslnya, untuk mewujudkari dirinya, dorongan untuk berkembang dan
menjadi matang, serta dorongan untuk mengungkapkan ·dan mengaktifkan
1u1a
111sn 'l""V svntiyoa.l)I uv3uvqwa3uad 1X11g wnt) 1svti11ow uvuvnd
·q
•tnq3Sl3l 8u-ep1q d-ept?l[l3l ll?UJW trap ll?)fl?q tre)l)lll(UnU3W )ll?Ul? undl)IS3UJ 'Ul?)I
-Sl?lJlOJJd!J> 8Ul?.IIDJ l?Wl?lp UJl?WJ3q nere Sl)IDJ3W Ul?lt?J83)1 'Jd'8l3l Ul?)JV. Sl?J3){
0
ll?d3t 8u-e.A JSJpUO)I UIDfl[lllDqwaw trnureu 'Jl?Ul3lUJ ll?JJSJ3q u-ep 8Ut?JO d-enas
aped -ep-e JU! u-e8uoJOQ l?AUl[llU3das
0
1) Kebutuhan Fisik
Yakinkan anak untuk beristirahat dan segar secara fisik. Anak yang me•
ngantuk, lapar, atau sakit, tidak akan peduli terhadap -kreativitas. Kebu•
tuhan fisik mereka harus diperhatikan sebelum belajar dapat menjadi
sesuatu yang menarik. .:
2) Minat
Cobalah untuk menemukan dan kemudian gunakan, apa secara alami
menarik perhatian anak. Anak-anak tidak hanya ingin melakukan sesuatu
· yang mereka sukai, namun mereka ingin berhasil dalam melakukannya.
Kapan pun anak merasa bahwa mereka akan berhasil dalam satu
· pekerjaan, mereka secara umum jauh lebih berkeinginan untuk terlibat.
Orangtua bisa menjadi sumber yang baik untuk menentukan minat anak.
3) Teman
Izinkan anak untuk bekerja bersama teman mereka. Hal ini tidak berarti
setiap waktu, namun untuk sesekali tidak apa-apa. Bagaimana pun
beberapa guru menghindari menempatkan anak-anak bersama dengan
temannya dalam situasi bekerja. Mereka· khawatir bahwa anak-anak ini
hanya akan "bermain-main" atau mengganggu yang lain.
4) Kegiatan untuk Bersenang-senang
Sediakan kegiatan yang menyenangkan untuk anak. Perhatikan peng•
gunaan kata "sediakan" Anak-anak tahu bagaimana menciptakan
kesenangan mereka sendiri. Mereka tidak memerlukan siapa pun un•
tuk membuat itu bagi mereka. Mendorong kegiatan yang dimulai oleh
anak dan bahan-bah� kreatif yang dipilih sendiri, dan menekankan
keikutsertaan anak secara sukarela dalam kegiatan yang disajikan, Guru
memberi kesempatan pada anak untuk bersenang-senang jika mereka se•
cara jujur dapat menjawab "y�' untuk pertanyaan-pertanyaan ini.
d. Strategi Mengajar
Dalam kegiatan mengajar sehari-hari dapat digunakan sejumlah strategi
khusus yang dapat meningkatkan kreativitas (Munandar, 1999: 161-163),
yakni sebagai berikut.
3) Pilihan
Sedapat mungkin berilah kesempatan kepada anak untuk memilih,
misalnya boleh memilih topik karangannya sendiri, atau diperkenankan
memilih eksperimen mana yang · akan dilakukan dalain pelajaran sains.
Kreativitas tidak akan berkembangjika anak hanya dapat melakukan sesua•
tu dengan satu cara. Anak sebaiknya diberi kegiatan belajar yang bersifat
bebas dalam batas struktur tertentu. Misalnya, anak diberi tugas menga•
rang tentang "kegiatan di waktu luang" namun judul karangan boleh dipilih
sendiri. · Anak memerlukan arah tujuan. Mereka memerlukan batasan dan
garis besar dalam mengerjakan suatu tugas; Akan tetapi, dalam batas-batas
ini hendaknya mereka dimungkinkan untuk membuat pilihan.
4) Komunikasi Terbuka
Anak akan termotivasi untuk belajar jika penyampaian dilakukan secara
terstruktur, sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif anak sehingga
pesan pembelajaran dapat dievaluasi dengan tepat.
"'BAUtre
-JPIIW3d JSll[tnUJlSU3W }JlllUn U'BS'B8-e8 J'B8'BqJ3q trnsnauaur redep }l'BUV. (z
. . .
·dUJSU3lOd trn}f!S3Jdri(38U3W W'Brep 'B}JllqJ3l trep S'Bq3q 8treA tre8umy8un ( l
"ln}f!J3q J"B8-eq3s JIDf8A '}l'Btrn JJl'B3.DJ tnf'BI tp�UJl JS'BJllWJlSU3W
redep su-ei< u-e8uroi8un ,s,puo:>f -ed-ei3q3q -ep-e �)l'Bldu3w (L1-91 =0661)
t11t1.nva.t;:) puv '1uauulo1at1.aa 'AVId ·pfl tflf, uaJP11t/J .8uno.x JojAJ1tl.1PV at1.11vaiJ
'BAUID{llq W'Brep A)(S3A'BW 1{310 d!ln}f!P Sud (S861) WJX'BW lnlTIU3W
"S'BlJAJl'B3.DJ
tre8treqtiI38U3d S3SQJd J"B8t?q3s trep JS'BJO{dS:>f38U3W )llllUn 'B)lllqi3l d-edns'
'treJ'B('B{3qW�d ttrerep tre8un�UJI }JlllU3qW3W trep q-eqn8U3W redsp llln£)
·-eumdw;s 'BJ'B:>�S imJ8t?q-treJ8'Bq traureqeurad trn)l!S'BJ3d08U3W 'BtrnWJ'B8'Bq
0
F. LATIHAN
1. Diskusikan bersama teman dalam kelompok, topik di bawah ini.
a. Bandingkan beberapa pendapat pakar tentang kreativitas, lalu
simpulkan batasan tentang kreativitas berdasarkan hasil diskusi
kelompok.
b. Buat contoh konkret dari indikator kreatif yang sering muncul pada
anak usia dini, terutama pada anak usia 3-6 tahun.
2. Tuliskan dalam bentuk makalah basil diskusi kelompok tersebut,
3. Paparkan hasil diskusi kelompok di kelas besar.