You are on page 1of 11

MAKALAH

TRANSPORTASI MELALUI MEMBRAN SEL


DISUSUN UNTUK MEMENUHI MATA PELAJARAN BIOLOGI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2 (11 SAINTEK 3)
Allyana Kristantra (2) 0067644181
Ashadel Kirani Putri Kurnia (5) 0068117357
Jacinda Shafa Salsabila (16) 0068797029
Muhammad Rizky R. A. (25) 0063825968
Prisela Hasya Pramutadi (28) 0078559692
Yudha Adi Pratama (36) 0073308498

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 11 BANDUNG


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Jalan Kembar Baru No.23 Kota Bandung 40253
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat, taufiq,serta
hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Transportasi Melalui Membran Sel” dengan tepat waktu.

Shalawat dan salam selalu penulis sampaikan kepada Nabi kita, Muhammad
SAW, yang telah memberikan petunjuk hingga akhir zaman untuk kita umatnya.
Dalam penyusunan makalah ini tentu kami mengalami masalah, namun itu semua
dapat teratasi dengan berbagai dukungan dan bimbingan dari pihak lain. untuk itu
kami mengucapkan terima kasih, kepada:
1. Drs. H. Suparman, M.M.Pd. selaku Kepala Sekolah.,
2. Hj. Laela, S.Pd. sekalu guru pembimbing sekaligus guru mata pelajaran
Biologi,
3. Semua teman-teman dalam kelompok 2 yang selalu memberikan
saran dan kritik dalam penyusunan makalah ini.

Demikian penyusunan dari makalah ini, kami menyadari bahwa dalam


menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menjadi acuan
bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang, demi
kesempurnaan darimakalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, 2023

Kelompok 2
BAB I
LAPORAN PERCOBAAN

I. Tujuan
A. Difusi
1. Untuk mengetahui pengertian proses Difusi
2. Untuk menjelaskan proses mekanisme Difusi
3. Untuk mengetahui hal apa saja yang mempengaruhi proses Difusi
B. Osmosis
1. Untuk mengetahui pengertian proses Osmosis
2. Untuk menjelaskan proses mekanisme Osmosis
3. Untuk mengetahui hal apa saja yang mempengaruhi proses Osmosis

II. Rumusan Masalah


A. Difusi
1. Apa yang dimaksud proses Difusi?
2. Bagaimana proses Difusi terjadi pada pengamatan yang dilakukan?
3. Apa saja yang mempengaruhi terjadinya proses Difusi?
B. Osmosis
1. Apa yang dimaksud proses Osmosis?
2. Bagaimana proses Osmosis terjadi pada pengamatan yang dilakukan?
3. Apa saja yang mempengaruhi terjadinya proses Osmosis?

III. Dasar Teori


Transport Pasif merupakan proses pemindahan molekul-molekul secara
spontan, tanpa memerlukan energi. Transport pasif meliputi difusi, osmosis, dan
difusi terfasilitasi.
Difusi yaitu pergerakan acak molekul-molekul dari suatu daerah dengan
konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses Difusi ialah :
a. Wujud materi
Zat padat akan lebih lambat dalam proses Difusi dibandingkan zat cair
dan gas
b. Ukuran molekul
Molekul yang berukuran besar akan lebih lambat melewati membrane
daripada molekul yang lebih kecil
c. Konsentrasi zat
Semakin besar gradient konsentrasi antara dua zat maka akan semakin
cepat laju difusinya
d. Suhu
Kenaikan suhu akan mengakibatkan molekulnya lebih cepat bergerak
sehingga laju difusi semakin cepat

Osmosis adalah perpindahan molekul-molekul pelarut dari larutan


berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke larutan berkonsentrasi tinggi (hipertonik)
melalui selaput (membran) semipermeable. Pada larutan hipertonik, sebagian besar
molekul air terikat (tertarik) ke zat terlarut, sehingga hanya sedikit molekul air
yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik,
memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut),
sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab itu, dalam
osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses Osmosis ialah :


a. Suhu
Resapan akan lebih cepat pada suhu tertinggi dibandingkan suhu rendah
b. Keterlarutan lipid
Molekul memiliki tingkat keterlarutan yang tinggi, maka dapat meresap
lebih cepat dibandingkan molekul yang memiliki tingkat keterlarutan
rendah, misalnya lipid
c. Luas permukaan membrane
Kadar resapan menjadi lebih cepat jika permukaan membrane yang
digunakan untuk proses resapan lebih besar
d. Ukuran molekul
Molekul dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan garis pusat lubang
membran akan lebih mudah meresap.

IV. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Wadah
2. Gelas
3. Timbangan
4. Penggaris
B. Bahan
1. Permen kapas
2. Air
3. Strawberry
4. Garam

V. Langkah Kerja

A. Difusi
1. Siapkan satu gelas berisi air panas bersuhu kisaran 60-70°C dan satu gelas
berbeda yang berisi air bersuhu normal (30°C)
2. Siapkan dua buah teh celup.
3. Celupkan satu buah teh kantong pada gelas berisi air panas.
4. Celupkan juga satu buah teh kantong pada gelas berisi air bersuhu normal
bersamaan dengan langkah nomor 4.
5. Amati bagaimana proses teh larut ke dalam air pada gelas.
6. Amati perbedaan yang terlihat apabila teh dicelupkan pada air panas
dengan teh yang dicelupkan pada air bersuhu normal.
B. Osmosis
1. Siapkan satu gelas berisi 200 mL air yang telah diberi 2 sdm garam
(NaCl) dan satu gelas yang hanya berisi 200 mL air.
2. Siapkan strawberry dua buah.
3. Timbang massa kedua strawberry sebelum percobaan.
4. Celupkan satu buah strawberry ke dalam gelas berisi larutan garam.
5. Celupkan satu buah strawberry ke dalam gelas berisi air biasa, bersamaan
dengan langkah nomor 4.
6. Tunggu selama kurang lebih 2 jam untuk proses osmosis bekerja.
7. Setelah 2 jam, angkat buah strawberry dari kedua gelas dan timbang ulang
kembali massa keduanya.
8. Amati perubahan sebelum dan sesudah percobaan.
9. Amati juga perbedaan yang terlihat antara strawberry yang dicelupkan ke
larutan garam dengan strawberry yang dicelupkan ke air biasa.
BAB II
HASIL PENGAMATAN

VI. Hasil Pengamatan


A. Difusi
Difusi atau pembauran adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya
suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang
berkonsentrasi rendah.
Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi.
Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau
mencapai keadaan kesetimbangan di mana perpindahan molekul tetap terjadi
walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.
Hasil dari pengamatan pada percobaan difusi yang telah kami lakukan, yaitu
melarutkan teh menggunakan air suhu normal dan panas diantaranya, partikel zat
terlarut yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonis) yaitu teh celup berpindah ke
zat pelarut yang memiliki konsentrasi lebih rendah (hipotonis) yaitu air. Akibatnya,
perpindahan zat terlarut menyebabkan teh celup larut merata ke dalam air sehingga
kedua zat tersebut memiliki konsentrasi yang seimbang.
Selain itu juga, karena kami menggunakan perbandingan zat pelarut antara
air panas dengan air bersuhu normal, maka kecepatan perpindahan zat atau larutan
juga berbeda. Teh terlihat jelas lebih mudah dan lebih cepat larut pada air panas.
Sedangkan saat teh pada air panas hampir larut sepenuhnya, teh yang dicelupkan
pada air bersuhu normal cukup sulit untuk larut, hanya sedikit dari zat terlarut yang
berpindah ke air sebagai zat pelarut. Waktu yang diperlukan juga jauh lebih lama
dari teh yang dicelupkan pada air panas.

B. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul-molekul pelarut dari larutan
berkonsenrasi rendah (hipotonis) ke larutan berkonsentrasi tinggi (hipertonis)
melalui selalui (membran) semipermeable. Pada larutan hipertonik, sebagian besar
molekul air terikat (tertarik) ke zat terlarut, sehingga hanya sedikit molekul air
yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik,
memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut),
sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab itu, dalam
osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke larutan
hipertonik.
Proses osmosis pada strawberry yang dicelupkan ke dalam larutan air garam
melibatkan perpindahan pelarut (air) dari daerah konsentrasi rendah garam (dalam
strawberry) menuju daerah konsentrasi tinggi garam (larutan garam). Ini dapat
menyebabkan strawberry menjadi lebih lembut karena kehilangan air ke dalam
larutan garam, yang dapat mengubah keseimbangan air dalam sel-sel strawberry.
Selain itu juga, hasil pengamatan kami terhadap massa strawberry yaitu
massa strawberry yang dicelupkan pada air garam memiliki massa yang sama
seperti saat sebelum dicelupkan ke dalam larutan garam. Sedangkan massa
strawberry yang dicelupkan pada air biasa memiliki penambahan masa sebesar 3
gram.

Berikut hasil perbandingan perubahan massa pada osmosis strawberry


 Larutan air garam
massa awal : 8,8 gram
massa akhir : 8,6 gram
penambahan massa : -
 Air biasa
massa awal : 8,8 gram
massa akhir : 9,1 gram
penambahan massa : 3 gram

VII. Pembahasan

A. Difusi
Pada proses difusi teh merata dalam air karena zat terlarut akan
berpindah dari konsentrasi tinggi (hipertonis) ke konsentrasi yang lebih
rendah (hipotonis) hingga keadaan kesetimbangan. Juga pada proses difusi
dengan menggunakan perbandingan zat perlarut dengan suhu yang berbeda
antara air panas dan air dengan suhu normal akan mempengaruhi kecepatan
pada proses difusi. Untuk bergerak dengan cepat, partikel membutuhkan
energi. Salah satu sumber energi adalah panas. Pada proses difusi suhu yang
lebih tinggi memberikan energi yang lebih banyak sehingga partikel terlarut
dapat bergerak lebih cepat. Maka partikel teh pada air panas cenderung lebih
cepat menyebar. Sedangkan pada air dengan suhu normal partikel menyebar
dengan lambat akibat energi dalam proses difusi jauh lebih sedikit.

B. Osmosis
Ketika strawberry dicelupkan ke dalam larutan air garam, terjadi
proses osmosis di mana air dari sel-sel strawberry berpindah ke larutan
garam yang memiliki konsentrasi lebih tinggi. Ini bisa membuat strawberry
terlihat lebih kusut atau lembut karena kehilangan air, tetapi beratnya
mungkin tetap karena sebagian besar air yang hilang digantikan oleh larutan
garam yang masuk ke dalam sel-sel strawberry. Jadi, sementara tekstur dan
penampilan bisa berubah, berat total strawberry mungkin tidak berubah
secara signifikan.
Ketika strawberry dicelupkan ke dalam air biasa, terjadi proses
osmosis yang berlawanan dengan contoh sebelumnya. Karena larutan di
dalam sel-sel strawberry memiliki konsentrasi lebih tinggi daripada air, air
dari lingkungan luar masuk ke dalam sel-sel strawberry melalui membran
sel, sehingga sel-sel tersebut mengembang. Kenaikan berat pada strawberry
yang dicelupkan ke dalam air biasa disebabkan oleh penyerapan air ini oleh
sel-sel strawberry, yang dapat membuatnya terlihat lebih bengkak dan berair.
Jadi, berat strawberry bertambah karena air ditambahkan ke dalam sel-selnya
melalui proses osmosis.

VIII. Hambatan dan Solusi


Salah satu hambatan dari pengamatan yang paling kami rasakan adalah
dalam segi waktu. Dalam pengerjaan pengamatan ini, dibutuhkan adanya kerja
sama dan komunikasi antar anggota dengan anggota yang lain dalam kelompok.
Namun, dengan adanya keterbatasan waktu yang kami miliki, sehingga
kelancaran proses percobaan pengamatan menjadi terganggu. Maka solusi yang
kami miliki yaitu membagi jobdesk masing masing sehingga bisa lebih
mengefisiensi waktu yang ada.

Maka hambatan lainnya adalah mencari strawberry yang massanya mirip


antara strawberry yang lain. Karena massa strawberry tidak menentu, maka kami
kesulitan untuk mecari massa 2 strawberry yang benar benar sama. Maka solusi
yang kami miliki adalah massa akhir dikurangi massa awal sehingga hasilnya
adalah pertambahan massa.

VIII. Kesimpulan
Dari pengamatan yg kami lakukan, pada proses difusi dapat ditarik
kesimpulan bahwa teh celup yang dimasukkan kedalam air bersuhu panas akan
lebih mudah dan lebih cepat menyebar dibandingkan dengan teh yang
dimasukkan pada air bersuhu normal.
Begitu juga pada proses osmosis, strawberry yang dimasukkan kedalam larutan
air garam akan mengalami penurunan massa dan perubahan tekstur dan jika
strawberry dimasukkan kedalam air biasa, strawberry tersebut akan mengalami
kenaikan massa dan bentuknya yang akan semakin membesar.
IX. Lampiran

You might also like