You are on page 1of 15

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN DAN HUKUM

KESEHATAN
Analisis Interaksi Etika, Hukum, dan Praktik Keperawatan
dalam Pelayanan Kesehatan
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Etika
Keperawatan dan Hukum Kesehatan pada Semester I TA 2023/2024 Program
Studi Sarjana Terapan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Padang

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep

Oleh Kelompok 2:

Afifah Bakri (233311295)


Aulina Putri Aprial (233311298)
Chairani (233311300)
Dimasz Putra Onasis (233311304)
Fatia Luthfiyyah Shafa (233311305)
Gebiola Yumita (233311306)
Ria Nanda (233311323)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat serta hidayah-Nyalah akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan yang
sempurna dalam mengarungi samudera kehidupan dengan penuh kesadaran diri.
Makalah ini semata-mata disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika
Keperawatan dan Hukum Kesehatan. Di dalam makalah ini membahas tentang
konsep etik dan hukum kesehatan di Indonesia. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu Kami mengharapakan kritik dan
saran yang sifatnya menyempurnakan dari penyimak makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih atas tugas yang telah diberikan oleh Ibu Wati
selaku dosen pada mata kuliah Etika Keperawatan dan Hukum Kesehatan
sehingga kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan berdasarkan studi
yang diajarkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan
memberi manfaat bagi banyak pihak khususnya bagi kami sendiri para mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Padang.

Padang, 22 Agustus 2023


Pemakalah

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Konsep Etik dalam Keperawatan dan Prinsip-Prinsip Etik..........................3
B. Empat Pilar Utama dalam Keperawatan dan Implementasinya....................5
C. Pengertian Hukum Kesehatan di Indonesia dan Ruang Lingkupnya............6
D. Dasar Hukum Pelaksanaan Hukum Kesehatan di Indonesia........................8
E. Asas-Asas Hukum Kesehatan dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.............................................................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam praktik keperawatan, etika dan hukum merupakan dua pilar penting
yang membentuk landasan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Etika memandu perilaku dan keputusan perawat, sementara hukum
mengatur kewajiban dan tanggung jawab dalam praktik pelayanan kesehatan.
Konsep etik memiliki peran sentral dalam praktik keperawatan. Etika
melibatkan prinsip-prinsip moral dan normatif yang mengarahkan perawat dalam
membuat keputusan yang terbaik bagi pasien, dengan mengutamakan
kesejahteraan dan kepentingan pasien (Wahyuni, 2017, p. 9). Namun,
kompleksitas praktik kesehatan sering menghadirkan tantangan etika, termasuk
dalam pengambilan keputusan medis, hak pasien, dan pembatasan sumber daya.
Prinsip-prinsip etik dalam keperawatan, seperti otonomi pasien yang
menghargai hak pasien dalam memilih, prinsip kebaikan yang menekankan
pemberian perawatan terbaik, prinsip tidak berbahaya untuk mencegah cedera,
dan prinsip keadilan untuk perlakuan setara, membentuk fondasi etika yang kuat.
Prinsip-prinsip ini juga mencakup menepati janji, kerahasiaan informasi medis,
dan akuntabilitas (Mendri & Prayogi, p. 48).
Tidak hanya itu, empat pilar keperawatan yang mencakup menghormati orang
lain, belas kasih, advokasi dan empati, serta kedekatan emosional, juga
memengaruhi praktik keperawatan secara menyeluruh. Pilar-pilar ini memastikan
keberlanjutan dan kualitas pelayanan keperawatan yang holistik dan efektif.
Di samping itu, hukum kesehatan Indonesia memiliki peran penting dalam
mengatur berbagai aspek pelayanan kesehatan (Mendri & Prayogi, p. 32). Hukum
ini mengatur hak pasien, kewajiban tenaga medis, pengelolaan fasilitas kesehatan,
hingga regulasi penelitian medis. Ruang lingkup hukum kesehatan ini
memberikan pedoman yang harus diikuti oleh semua praktisi kesehatan.
Dasar hukum untuk penerapan hukum kesehatan di Indonesia terdapat dalam
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Undang-undang ini
mencantumkan asas-asas kesehatan, termasuk asas keadilan, kemanfaatan,

1
kesetaraan, dan kehati-hatian. Asas-asas ini mengarahkan praktisi kesehatan
dalam memberikan layanan yang berkualitas, aman, dan sesuai dengan norma
hukum yang berlaku.
Melalui pemahaman mendalam tentang konsep etik, empat pilar keperawatan,
hukum kesehatan, dasar hukum, serta asas-asas yang terkandung dalam Undang-
undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, makalah ini bertujuan untuk
menggali hubungan erat antara etika, praktik keperawatan, dan aspek hukum
dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep etik dalam keperawatan didefinisikan dan prinsip-


prinsip etik apa saja yang harus dipegang oleh seorang perawat dalam
praktiknya?
2. Apa empat pilar utama dalam keperawatan?
3. Apa pengertian hukum kesehatan di Indonesia dan apa ruang lingkup
dari hukum kesehatan tersebut?
4. Apa dasar hukum yang melandasi pelaksanaan hukum kesehatan di
Indonesia?
5. Apa saja asas-asas hukum kesehatan yang termuat dalam Pasal 2
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan apa
pengaruhnya dalam pelayanan kesehatan?
C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Memahami konsep etik dalam praktik keperawatan dan prinsip-prinsip


etik seorang perawat dalam prakteknya.
2. Menganalisis empat pilar utama dalam keperawatan.
3. Menggambarkan pengertian hukum kesehatan di Indonesia serta ruang
lingkup dari hukum kesehatan.
4. Menjelaskan dasar hukum yang melandasi pelaksanaan hukum
kesehatan di Indonesia.
5. Menjelaskan asas-asas hukum kesehatan yang termuat dalam Pasal 2
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Etik dalam Keperawatan dan Prinsip-Prinsip Etik

Etika merujuk pada sistem nilai pribadi yang dipergunakan untuk mengambil
keputusan tentang tindakan yang paling benar atau tepat, serta menentukan apa
yang sejalan dengan nilai-nilai yang ada dalam organisasi dan individu. Etika
adalah landasan prinsip yang berurusan dengan konsep benar dan salah, serta
langkah-langkah yang akan diambil dalam berbagai situasi (Mendri & Prayogi, p.
19). Menerapkan prinsip-prinsip etika memiliki peranan penting agar dampak
negatif pada pasien dapat dihindari, termasuk risiko cedera atau bahaya fisik,
ancaman emosional seperti perasaan ketidakpuasan, kecacatan, bahkan kematian.
Pada akhirnya, tujuan utama pelayanan, yaitu keselamatan pasien, tidak akan
tercapai tanpa adanya penerapan etika yang tepat.
Sebagai bagian dari tim kesehatan yang selalu berada di samping pasien
selama 24 jam dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan, perawat bertanggung
jawab memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan selalu
mengedepankan prinsip-prinsip etika keperawatan. Perawat juga diharapkan
menerapkan prinsip-prinsip etika keperawatan saat memberikan pelayanan.
Beberapa prinsip etika yang harus dimiliki oleh perawat, antara lain:
1. Otonomi (Autonomy)
Otonomi pasien berarti hak pasien untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan terkait perawatan mereka sendiri. Perawat harus menghormati
preferensi dan keputusan pasien, serta memberikan informasi yang cukup
agar pasien dapat membuat keputusan yang informan.
2. Berbuat baik (Beneficence)
Prinsip ini menekankan kewajiban perawat untuk bertindak demi
kepentingan dan kesejahteraan pasien, dengan memberikan perawatan
terbaik yang mungkin. Mereka harus berusaha memberikan perawatan yang
mempromosikan kesehatan dan kebaikan pasien.

3
3. Keadilan (Justice)
Prinsip ini menegaskan bahwa setiap pasien harus diperlakukan dengan adil
tanpa memandang latar belakang, status sosial, suku, agama, atau jenis
kelamin. Perawat harus memastikan bahwa pelayanan kesehatan yang
diberikan merata dan tidak diskriminatif.
4. Tidak merugikan (Nonmaleficence)
Perawat diwajibkan untuk tidak menyebabkan kerusakan atau bahaya
kepada pasien. Mereka harus berusaha untuk mencegah segala bentuk
cedera atau risiko yang tidak perlu saat memberikan perawatan.
5. Kejujuran (Veracity)
Perawat diharapkan untuk selalu berbicara dengan jujur dalam semua
interaksi profesional. Hal ini termasuk memberikan informasi yang akurat
dan tidak menyesatkan kepada pasien, serta mengakui kesalahan jika terjadi.
6. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip ini mengacu pada kewajiban perawat untuk mematuhi janji, kontrak,
dan komitmen yang mereka buat terhadap pasien, keluarga pasien, rekan
kerja, dan sistem perawatan kesehatan. Menepati janji berarti menjaga
integritas dan kepercayaan dalam hubungan profesional.
7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Perawat harus menjaga kerahasiaan semua informasi medis pasien. Mereka
hanya boleh mengungkapkan informasi kepada pihak yang berwenang atau
dengan izin tertulis dari pasien.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Prinsip akuntabilitas mengacu pada kewajiban perawat untuk bertanggung
jawab atas tindakan, keputusan, dan kinerja mereka dalam memberikan
perawatan kesehatan. Ini melibatkan pengakuan terhadap hasil dari tindakan
mereka serta kemauan untuk memperbaiki kesalahan jika terjadi (Nasrullah,
2019, p. 11).
Prinsip-prinsip etik ini berfungsi sebagai pedoman moral yang membantu
perawat dalam menghadapi dilema etis, memastikan praktik keperawatan yang
berintegritas, dan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
berempati kepada pasien.

4
B. Empat Pilar Utama dalam Keperawatan dan Implementasinya

Seorang Manajer Keperawatan memiliki peran penting dalam memastikan


bahwa etika keperawatan diterapkan dengan baik dalam praktik pelayanan
keperawatan dan pengelolaan sumber daya. Empat pilar utama dalam
keperawatan, yaitu respect others, compassion, advocacy dan empathy, serta
intimacy dapat diimplementasikan oleh seorang Manajer Keperawatan dalam
asuhan dan pengelolaan keperawatan sebagai berikut:
1. Respect others (Menghormati Orang Lain)
Menghormati orang lain adalah prinsip dasar dalam memberikan pelayanan
keperawatan yang baik. Ini mencakup pengakuan terhadap hak asasi dan
martabat setiap individu, termasuk pasien, keluarga, dan anggota tim
perawatan. Menghormati orang lain melibatkan komunikasi yang sopan dan
terbuka, mendengarkan dengan seksama, menghargai kepercayaan dan nilai-
nilai budaya pasien, serta menghormati privasi dan batasan pasien. Dalam
implementasinya, perawat harus membangun hubungan saling percaya
dengan pasien dan keluarga, dan memperlakukan semua individu dengan
hormat dan profesionalisme.
2. Compassion (Belas Kasih)
Compassion adalah sikap empati dan perhatian mendalam terhadap
penderitaan dan kebutuhan orang lain. Dalam praktik keperawatan,
compassion mengacu pada kepedulian perawat terhadap perasaan dan
pengalaman pasien. Ini melibatkan mendekati pasien dengan penuh empati,
memberikan dukungan emosional, dan menunjukkan perhatian yang tulus
terhadap penderitaan pasien. Compassion juga melibatkan perawat dalam
merancang perawatan yang mempertimbangkan aspek emosional dan
psikososial pasien, bukan hanya fisik.
3. Advocacy (Advokasi) dan Empathy (Empati)
Advocacy adalah tindakan menjadi pembela atau pendukung pasien dalam
menjaga hak-hak mereka dan memastikan kebutuhan mereka terpenuhi.
Perawat memiliki peran penting dalam melindungi hak pasien, terutama
ketika pasien tidak dapat membela diri sendiri. Implementasi advocacy
melibatkan memberikan informasi lengkap kepada pasien untuk membuat

5
keputusan yang berdasarkan pemahaman, membantu pasien berkomunikasi
dengan tim perawatan dan mengartikulasikan kebutuhan mereka, serta
melaporkan masalah atau permasalahan yang mungkin timbul selama
perawatan.
Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan dan
pengalaman orang lain. Dalam konteks keperawatan, empathy berarti
mampu merasakan apa yang dirasakan pasien dan mengungkapkan
pemahaman dan dukungan emosional. Implementasi empathy melibatkan
mendengarkan dengan seksama, merespon secara empatik terhadap perasaan
pasien, dan menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien untuk berbagi
pengalaman mereka.
4. Intimacy (Kedekatan Emosional)
Intimacy dalam keperawatan mengacu pada kemampuan perawat untuk
membangun hubungan emosional yang kuat dengan pasien berdasarkan
kepercayaan dan saling menghargai. Ini melibatkan memberikan dukungan
emosional, menghadirkan diri secara emosional, dan menciptakan ruang di
mana pasien merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan mereka.
Intimacy membantu menciptakan hubungan terapeutik yang memungkinkan
perawat untuk mengidentifikasi dan merespons kebutuhan pasien dengan
lebih baik (Keperawatan, 2017, p. 3).
Empat Pilar Utama ini membentuk fondasi moral dan etika praktik
keperawatan yang mengedepankan manusiawi, profesionalisme, dan pelayanan
berbasis kebutuhan pasien. Dengan menerapkan pilar-pilar ini, perawat dapat
menciptakan lingkungan perawatan yang aman, empatik, dan mendukung bagi
pasien dan keluarga.
C. Pengertian Hukum Kesehatan di Indonesia dan Ruang Lingkupnya

Dalam konteks definisi hukum kesehatan menurut para ahli, dapat dilihat
bahwa hukum kesehatan adalah suatu kerangka hukum yang luas dan
komprehensif yang mengatur berbagai aspek dalam bidang kesehatan. Para ahli
hukum dan praktisi kesehatan sepakat bahwa hukum kesehatan melibatkan
regulasi yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pasien, etika medis, praktik

6
medis, pengelolaan fasilitas kesehatan, serta aspek legal lainnya yang
mempengaruhi praktik dan pelayanan kesehatan.
Prof. Dr. Rang menjelaskan bahwa hukum kesehatan mencakup semua
peraturan hukum dan hubungan hukum yang secara langsung berkaitan dengan
atau menentukan situasi kesehatan di mana manusia berada. Prof. Dr. Satjipto
Rahardjo, SH. menggarisbawahi bahwa ilmu hukum kedokteran melibatkan
peraturan dan keputusan hukum yang terkait dengan pengelolaan praktik
kedokteran. C.S.T. Kansil, SH. menekankan bahwa hukum kesehatan adalah
serangkaian peraturan hukum di bidang kesehatan yang mengatur pelayanan
medis dan sarana medis. Kesehatan yang dimaksud mencakup kondisi fisik,
mental, dan sosial, bukan hanya keadaan bebas dari cacat, penyakit, dan
kelemahan. Prof. H.J.J. Leenen menjelaskan bahwa hukum kesehatan mencakup
semua ketentuan hukum yang secara langsung terkait dengan pemeliharaan
kesehatan dan penerapan hukum perdata, pidana, dan administrasi dalam konteks
tersebut. Ini juga mencakup pedoman internasional, hukum kebiasaan, dan
yurisprudensi yang berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan, hukum otonom,
serta ilmu dan literatur yang menjadi sumber hukum kesehatan (Takdir, 2018, p.
5).
Ruang lingkup hukum kesehatan di Indonesia sangat luas dan mencakup
berbagai aspek, yaitu hukum medis, hukum keperawatan, hukum rumah sakit,
hukum pencemaran lingkungan, hukum limbah, hukum polusi, hukum peralatan
yang menggunakan X-ray, dan hukum kesehatan kerjahak pasien (Novekawati,
2019, p. 11).
Selain diatas ada beberapa ruang lingkup kesehatan yang meliputi etika medis,
tanggung jawab tenaga kesehatan, regulasi obat dan makanan, serta pengelolaan
fasilitas kesehatan, dapat menjadi landasan penting bagi para praktisi kesehatan
dan manajer keperawatan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
Dengan mengacu pada prinsip-prinsip ini, manajer keperawatan dapat memastikan
bahwa praktik keperawatan yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
mereka sesuai dengan hukum yang berlaku dan berorientasi pada etika serta
kualitas pelayanan.

7
Penerapan hukum kesehatan juga menjadi hal yang sangat penting dalam
aspek pengelolaan keperawatan. Manajer Keperawatan perlu memastikan bahwa
fasilitas kesehatan mereka memenuhi standar dan regulasi yang telah ditetapkan
dalam hukum kesehatan, baik dalam hal keamanan pasien, pelaporan kasus yang
memerlukan tindakan hukum, privasi dan kerahasiaan data pasien, serta penerapan
etika medis dalam praktik keperawatan sehari-hari.
Dengan memahami dan mengimplementasikan ruang lingkup hukum
kesehatan, manajer keperawatan dapat memastikan bahwa semua aspek
pengelolaan dan pelayanan keperawatan di fasilitas mereka berlangsung dengan
integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab hukum. Selain itu, prinsip-prinsip
hukum kesehatan juga menjadi pedoman dalam membangun hubungan yang kuat
dan saling percaya antara pasien dan tenaga kesehatan, sehingga tercipta
lingkungan yang aman dan mendukung untuk penyembuhan dan perawatan
pasien.
D. Dasar Hukum Pelaksanaan Hukum Kesehatan di Indonesia

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan merupakan


landasan hukum utama yang mengatur pelaksanaan hukum kesehatan di Indonesia
(Novekawati, 2019, p. 1). Undang-undang ini memainkan peran kunci dalam
mengatur dan mengarahkan berbagai aspek yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat, baik dari segi pelayanan kesehatan, hak dan kewajiban pasien,
tanggung jawab tenaga medis, pengelolaan fasilitas kesehatan, serta penelitian
medis dan regulasi obat.
Selain Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 ada beberapa dasar hukum
pelaksanaa hukum kesehatan, yaitu Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dan
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
(Mendri & Prayogi, p. 35).
Undang-Undang Kesehatan 2009 menyediakan kerangka hukum yang
komprehensif untuk memastikan bahwa semua pelayanan kesehatan di Indonesia
berlangsung sesuai dengan standar yang ditetapkan dan etika medis yang tinggi.
Beberapa aspek penting yang diatur dalam undang-undang ini, yaitu hak pasien,

8
yang diakui dan dijaga melalui regulasi yang kuat. Hal ini meliputi hak pasien
untuk mendapatkan informasi yang transparan mengenai kondisi kesehatan
mereka, hak untuk menolak atau menerima perawatan, serta hak untuk menjaga
privasi dan kerahasiaan medis.
Dalam hal tanggung jawab tenaga medis, undang-undang ini menetapkan
norma dan etika yang harus diikuti oleh para profesional kesehatan, termasuk
dokter, perawat, dan ahli kesehatan lainnya. Pada sisi pengelolaan fasilitas
kesehatan, undang-undang ini memastikan adanya prosedur izin dan regulasi yang
ketat dalam mendirikan dan mengoperasikan fasilitas kesehatan seperti rumah
sakit, klinik, dan pusat pelayanan kesehatan lainnya.
Disamping itu, Undang-Undang Kesehatan ini juga menetapkan panduan
untuk penelitian medis, menjaga etika dan perlindungan subjek penelitian.
Regulasi terkait obat dan makanan juga merupakan bagian penting dari undang-
undang ini, dengan tujuan untuk melindungi masyarakat dari risiko yang mungkin
timbul akibat produk-produk tersebut. Dengan penekanan pada promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit, undang-undang ini memandang pentingnya peran
pencegahan dan upaya meningkatkan kesadaran kesehatan dalam masyarakat.
E. Asas-Asas Hukum Kesehatan dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, terdapat


empat asas hukum kesehatan yang menjadi pijakan utama dalam mengatur praktik
dan pelayanan kesehatan di Indonesia. Asas-asas ini membentuk landasan etika
dan hukum yang mengarahkan bagaimana layanan kesehatan harus diberikan dan
diakses oleh masyarakat. Keempat asas tersebut adalah:
1. Asas Keadilan
Asas keadilan menegaskan pentingnya memberikan akses yang setara
terhadap pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, tanpa ada bentuk
diskriminasi. Hal ini mencakup hak setiap individu, tanpa memandang latar
belakang sosial, ekonomi, atau budaya, untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang sama tanpa adanya perbedaan perlakuan (Zuliani, et al.,
2023, p. 78).

9
2. Asas Kemanfaatan
Asas kemanfaatan mengedepankan prinsip bahwa pelayanan kesehatan
haruslah bermanfaat dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Setiap
tindakan medis atau pelayanan kesehatan harus diarahkan untuk
memberikan manfaat nyata bagi pasien, dengan mengikuti bukti ilmiah dan
praktik terbaik (Novekawati, 2019, p. 80).
3. Asas Kesetaraan
Asas kesetaraan menjamin bahwa setiap individu memiliki hak untuk
diperlakukan secara adil dan setara dalam aspek kesehatan. Ini mencakup
perlakuan yang sama dalam pengaksesan layanan kesehatan dan hak-hak
kesehatan tanpa memandang status sosial, ekonomi, jenis kelamin, ras,
agama, atau faktor lainnya (Novekawati, 2019, p. 50).
4. Asas Kehati-Hatian
Asas kehati-hatian mendorong pemberian pelayanan kesehatan dengan
itikad baik dan kehati-hatian. Hal ini menekankan pentingnya tenaga medis
dan penyedia layanan kesehatan untuk mengutamakan keamanan dan
kesejahteraan pasien dalam segala tindakan medis yang dilakukan.
Keempat asas hukum kesehatan ini memiliki dampak besar terhadap praktik
pelayanan kesehatan di Indonesia. Asas-asas ini memengaruhi praktik pelayanan
kesehatan dengan mendorong pemberian pelayanan yang merata, bermanfaat, adil,
dan berintegritas. Hubungan yang erat antara etika, hukum, dan praktik
keperawatan menjadi fondasi bagi pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai
dengan standar etika dan hukum yang berlaku. Dengan menghormati dan
mengikuti asas-asas ini, praktisi kesehatan dan Manajer Keperawatan dapat
memastikan bahwa pelayanan kesehatan yang mereka berikan mencerminkan
nilai-nilai etika, keadilan, dan kualitas yang tinggi.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep etik dalam keperawatan dan prinsip-prinsipnya yang menjadi dasar
dalam memberikan pelayanan kesehatan bermoral. Empat Pilar Utama dalam
keperawatan, yaitu penghormatan terhadap orang lain, belas kasih, advokasi dan
empati, serta kedekatan emosional telah dianalisis dalam konteks implementasi
oleh Manajer Keperawatan. Hukum kesehatan, dengan pengertian dan ruang
lingkupnya yang meliputi hak pasien, etika medis, tanggung jawab tenaga medis,
regulasi obat, dan pengelolaan fasilitas kesehatan, didasarkan pada Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan sebagai landasan utama.
Keempat asas hukum kesehatan dalam undang-undang tersebut, yaitu keadilan,
kemanfaatan, kesetaraan, dan kehati-hatian, membentuk dasar etika dan hukum
yang mendasari praktik pelayanan kesehatan yang merata, bermanfaat, adil, dan
berintegritas. Keseluruhan pembahasan ini mempertegas pentingnya penerapan
etika dan hukum dalam praktik keperawatan, dengan peran penting praktisi
kesehatan dan Manajer Keperawatan dalam memastikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas, berintegritas, dan bermoral.
B. Saran
Kami mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah meluangkan
waktu untuk membaca makalah ini. Kami menyadari terdapat banyak kesalahan
atau kekeliruan damlam pembuatan makalah ini. Untuk itu, pemakalah meminta
akan kritik dan saran dari para pembaca demi kebaikan dalam pembuatan makalah
selanjutnya dan tentunya pemakalah meminta maaf atas segala kesalahan yang
terdapat pada pembuatan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Keperawatan, K. (2017). Kode Etik Keperawatan. Padang: RS. Jiwa Prof. HB.
Saanin Padang.
Mendri, N. K., & Prayogi, A. S. (n.d.). Etika Profesi dan Hukum Keperawatan .
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Nasrullah, D. (2019). Etika Keperawatan. Surabaya: Universitas Muhammadiyah
Surabaya.
Novekawati. (2019). Hukum Kesehatan. Semarang: Sai Wawai Publishing.
Takdir. (2018). Pengantar Hukum Kesehatan. Palopo: Lembaga Penerbit Kampus
IAIN Palopo.
Wahyuni. (2017). Etika Keperawatan. Surakarta: Pustaka Hanif.
Zuliani, Hariyanto, S., Maria, D., Sugiarto, A., Muhsinah, S., Manik, M. J., et al.
(2023). Keperawatan Profesional. Yayasan Kita Menulis.
Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Indonesia). Diakses
tanggal 22 Agustus 2023 dari
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/UU_36_2009_Kesehatan.
pdf

You might also like