Professional Documents
Culture Documents
Proposal PKL Metriana Ninoa
Proposal PKL Metriana Ninoa
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan Praktek Kerja Lapang
(PKL) yaitu:
1. Untuk mengetahui teknik pembenihan ikan karper (Cyprinmuscarpio)
diunitpelaksana teknis Balai Benih lkan Sentral Noekele.
2. Untuk mengetahui kelayakan usaha pembenihan ikan karper (Cyprinus
carpio) diunit pelaksana teknis Balai Benih Ikan Sentral Noekele.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari Praktik Kerja Lapang (PKL) ini adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman tentang teknik
pembenihan ikan karper (CyprinuS carpio)
2. Sebagai sumber informasi tentang pembenihan ikan karper untuk civitas
akademika Politeknik Pertanian Negeri Kupang
3. Sebagai pedoman bagi masyarakat dalam melakukan kegiatan pembenihan
bagi pembudidaya lokal di kota kupang.
1.4 Ruang Lingkup Kerja
Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan pada tangga
Maret sampai dengan di Balai Benih lkan Sentral Noekele Desa Tuatuka
Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang dengan Judul kegiatan yaitu:
Teknik Pembenihan Ikan karper (Cprynus carpio). Kegiatan pembenihan
meliputi beberapa tahap secara umum yaitu Persiapan Wadah Atau Kolam,
Pemeliharaan Dan Seleksi Induk, Pengukuran Kualitas Air, Pemijahan,
Penetasan Telur, Pendederaan Larva, Pemeliharaan Larva, Pemanenan Dan
Pemasaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tubuh ikan mas terbagi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor
(Gambar 1). Memiliki mulut kecil yang membelah bagian depan kepala,
sepasang mata, sepasang lubang hidung terletak di bagian kepala, dan tutup
insang terletak di bagian belakang kepala. Seluruh bagian tubuh ikan mas
ditutupi dengan sisik yang besar, dan berjenis cycloid yaitu sisik halus yang
berbentuk lingkaran.Ikan Karper memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung
yang terletak di bagian punggung (dorsal fin), sirip dada yang terletak di
belakang tutup insang (pectoral fin), sirip perut yang terletak pada perut (pelvic
fin), sirip dubur yang terletak di belakang dubur (anal fin) dan sirip ekor yang
terletak di belakang tubuh dengan bentuk cagak (caudal fin) (Santoso, 2011).
4. Induk Ikan
1. Pemeliharaan induk
Memilih induk yang baik merupakan salah satu cara
meningkatkan produksi benih. Oleh karna itu, pemilihan calon induk
atau yang akan dikawinkan harus dilakukan dengan baik dan benar.
Sekalipun ikan didaerah tropis cenderung cepat matang gonadnya,
tetapi umur yang ideal yang layak dan produktif untuk dikawinkan,
adalah berkisar umur 1-2 tahun. Pada musim hujan induk ikan mas
yang unmurnya kurang dari satu tahun sudah dapat dipijahkan tetapi
pada musim kemarau, induk-induk terscbut sabailknya di rawat
intensif di dalam kolam induk (Khumaidi 2016),
2. Ciri-ciri induk matang gonad
Ciri-ciri induk betina yang matang gonad antara lain sebagian
perutnya tampak besar dan bergelambir jika dilihat dari atas. Perut
diraba terasa lembek sekitar lubang urogenitalnya tampak memerah
dan keluar telur ketika diurut (striping).Induk jantan matang kelamin
ditandai dengan keluarnya sperma warna putih ketika diurut
urogenitalnya (Saputra 2011).
3. Seleksi induk
Usaha pembenihan ikan karper dilakukan dengan berbagai cara
yaitu secara tradisional, semi intensif, dan secara intensif. Dengan
semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi
pembenihan telah dilaksanakan penggunaan induk-induk berkualitas
baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung
pada kondisi alam namun manusia banyak menemukan kemajuan
diantaranya pemijahan dengan hipotisa, peningkatan derajat
pembuahan telur dengan teknik pembuahan buatan, penetasan telur
secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur
makanan alami, dan pemurnian kualitas induk ikan.
peningkatanproduksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap
induk ikan karper (Gunadi, 2010).
Ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan betina adalah
sebagai berikut :
a. Betina
Badan bagian perut besar, buncit dan lembek
Gerakan lambat pada malam hari biasanya loncat-loncat
Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning
b. Jantan
Badan agak langsing
Gerakan lincah dan gesit
Jika perut distriping mengeluarkan sperma berwarna putih
2.6.3 Induk Ikan Karper Sesuai Dengan SNI 01-6136-1999
Hal ini sesuai dengan SNI 01-6136-1999 Standar produksi induk ikan
karper (Cyprnus carpio) kelas induk pokok (parent stock, PS) disusun sebagai
upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat induk ikan
karper hanyak diperdagangkan serta mempunyai pengaruh terhadap benih
yang dihasilkan sehingga diperlukan persyaratan teknis tertentu
Produksi ikan karper kelas induk pokok diterbitkat oleh Badan
Standarisasi Nasional (BSN) scbagai pihak yang berwewenang
mengkoordinasi srandar sesuai dengan Keppres RI No. 13 tahun 199 standar
produksi induk ikan, kelas induk pokok dimaksudkan untuk dapat
dipergunakan oleh produsen induk/benih, penangkar dan instarnsi yang
memerlukan serta permbinaan mutu dalarn rangka sertifikat.
2.6.4 Bahan
a. Pakan : pellet (pakan buatan) kandungan protein minimal 30%, lemak 6%-
8% (bobot kering)
b. Pupuk : organic (pupuk kandang
c. Bahan : kimia dan obat-obatan: biru metilena, kalium pemanganat, organo
fosfat formalin, kapur tohor (CaO) dan oksitetrasiklina (bila diperlukan).
2.6.5. Peralatan
a. Produkst larva : kakaban, happa, pengukur kualitas air dan peralatan
lapangantimbangan, waríng,ember, lambit)
b. Produksi kebul, putihan, belo dan sangkal : pengukur kualitas air,
peralatan lapangan (waring, ember, cangkul).
2.6.5 Proses Produksi
A. Produksi Larva (Pemijahan Dan Penetasan Telur)
a. Kualitas Air Media Pemijahsan Dan Penetasan Telur
1. Suhu : 25°C-30°C
2. Nilai ph :6,5-8,5 ppt
3. Debit air untuk penetasan telur : 0,5 liter/detik
4. Oksigen terlarut : minimal 5 mg/l
5. Ketinggian air :50 cm- 70 cm.
b. Penggunaan Bahan
1. Penggunaan bahan kimia: kalium pengemanat 2mg/l1-4 mg/l,
birumetilena 1 mgl-3mg/I
2. Penggunaan obat-obatan :oksitctrasiklina 5 mg/1-10 mg/
(biladiperlukan)
c. Padat Tebar
1. Induk untuk pemijahan: 2 kg induk betina/4 m2
2. Telur untuk penetasan :10.000 butir -20.000 butir/ m2 kakaban.
d. Waktu
1. Penetasan telur : 45 jam pada suhu 25°c
2. Pemeliharaan larva : 4 hari
2.6.7 Produksi Kebul ,Putihan Belo Dan Sangkal (Pendederan i, ii, ii dan iv)
a. Kualitas dan kuantitas air media di kolam
1. Suhu optimum : 28°c
2. Nilai ph : 6,5-8,5
3. Debit air : (0,4-0,7) liter/detik, untuk luas kolam 500m2
4. Oksigen terlarut minimal : 5 mng/l
5. Ketinggian air : 25 cm- 70 cm
6. Kecerahan sechi disk : 25 cm
b. Penggunaan bahan pada produksi kebul, putihan, belo dan sangkal(Pi, Pii, P
ii, P iv) di kolam
1. Penggunaan pakan
2. Penggunaan pupuk
3. Penggunaan kapur
2.6.8 Pemanenan dan Pemasaran Benih Ikan Karper
Sintasan
Sintasan Larva : 70%- 80%
Tabel 1. Ukuran panjang total dan bobot yang dipanen
No. Kriteria Larva Kebul Putihan Belo Sangkal
1 Umur maksimal (hari) 4 20 40 70 90
2 Panjang total minimal (cm) 0.6 1 3 5 8
3 Bobot minimal (g) - 0.2 3 6 10
4 Keseragaman ukuran minimal (%) 80 80 80 80 80
5 Keseragaman warna minimal (%) 95 95 95 95 95
2.6.9 Persiapan Kolam
Kolam yang disediakan perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan
ikan karper (Cyprinus carpio). Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas,
air tidak terlalu keruh, kadar oksigen dalam air cukup, debit air cukup, dan
sirkulasi dapat beralan dengan lancar antara pemasukan air dan pengeluaran
terletak di sudut-sudut kolam berseberangan sehingga memungkinkan
pergantian air pada seluruh bagian kolam, (kristian ismail, 2010). Suhu
berkisar 25°C, diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air,
jumlah inauk yang ditebar tergantung luas kolam, sebagai patokan seekor
induk berat 1 Kg memerlukan kolam seluas seluas Sm?, pemberian makanan
dengan kandungan protein 25% untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali
sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.
a. Pemijahan
Pemijahan adalah pertemuan antara ikan jantan dan betina yang
bertujuanuntuk pembuahan telur oleh sperma.Pemijahan semua buatan adalah
pemijahan yang berlangsung akibat adanya setengah campur tangan manusia,
dengan menyuntikan hormon perangsang pada induk betina.Umbulan
dilakukan secara alami yaitu dengan meletakkan induk jantan dan betina
dalam satu kolam tanpa diberi perlakukan khusus dan hanya menggunakan
kakaban serta waring sebagai substrat sebagai tempat telurmelekat. Pemijahan
ikan mas terjadi sekitar pukul 22.00 – 03.00, prosespemijahan ditandai
dengan bunyi percikan air yang dihasilkan akibat proses pengejaran induk
betina olehpejantan.
Menurut Ismail dan Khumaidi (2016), ikanmas memijah pada pukul
22.00 sampai menjelang subuh ditandai dengan aktifitas induk jantan yang
mengejar induk betina. Induk betina akan mengeluarkan telur menjelang
tengah malam pada kakaban dan waring dan diikuti oleh induk jantan yang
mengeluarkan cairan sperma berwaran putih. Pukul 05.00 dilakukan
pengamatan kembali pada kolam pemijahan, telur ikan mas terlihat menempel
pada kakaban dan waring, kemudian dilakukan pemindahan induk ikan mas
dari kolam pemijahan. Tujuan dari pemisahan induk setelah memijah yaitu
agar telur yangbaru menempel tidak dimakan oleh induk ikan mas.
b. Penetasan Telur
Pemijahan adalah proses pengeluaran telur oleh induk betina dan sperma
oleh induk jantan yang kemudian diikuti dengan perkawinan. Proses
pemjahan sebenarnya merupakan reaksi terhadap ransangan alami yang
bersifat kompleks setelah terjadi pemijahan tahap selanjutnya adalah proses
penetasan ro penetasan terjadi mulai dari telur dibuahi sampai dengan
menetas. Pembuahan ini terjadi secara eksternal dan telur yang tidak dibuahi
akan berwarna putih dan mengalami kematian yang terserang jamur yang
menyerupai benang-benang halus (Kordi, 2010).
Partosuwiryo dan warseno (2011), Setelah menetas embrio memasuki
masa larva. Larva adalah embrio yangmasih berbentuk primitif atau sedang
dalam proses peralihan untuk menjadi bentuk defenitif. Akhir masa larva
ditentukan dengan habisnya kantong telur. Saat itu merupakan akhir dari
bentuk primitive atau sedang dalam proses peralihan untuk menjadi bentuk
tubuh induk/dewasa. Saat larva berumur 5-7 hari maka larva siap ditebar
dalam kolam pendederan.
c. Pendederan
Larva ikan karper yang telah memasuki usia 5 hari dari waktu penetasan,
dan telah dilakukan pemeliharaan, kemudian ditebar kedalam kolam
pendederan, pendederan adalah kelanjutan pemeliharaan ikan karper dari hasil
kegiatan pembenihan untuk mencapai ukuran tertentu yang siap dibesarkan.
Penebaran benih ke dalam kolam pendederan dilaksanakan 5-7 hari setelah
masa persiapan kolam selesai dan kolam telah ditumbuhi makanan alami.
Menurut Akbar (2016), salah satu cara untuk penyediaan pakan ikan di
kolam selain pemberian pakan buatan, yaitu dengan cara memberi pupuk
dengan tujuan meningkatkan jumlah pakan alami ikan dan mampu
meningkatkan produksi ikan yang dipelihara. Pupuk kandang diberikan
setelah indukan dikembalikan, hal ini disebabkan ketidak tersediaan kolam
sehingga kolam pemijahan akan langsung digunakan sebagai kolam
pendederan. Larva akan dipelihara dalam kolam selama 1bulan.
d. Pemanenan Benih
Pemilihan waktu panen yang tepat adalah saat suhu masih rendah, yaitu
pada waktu pagi atau sore hari. Benih ikan akan mengalami stres ketika
terkena sengatan panas matahari. Jika panen belum selesai sementara suhu
udara mulai tinggi, sebaiknya kegiatan panen dihentikan dan kolam harus
diairi kembali hingga penuh ( Khairuman dkk, 2005)dalam B. Fabianus,
(2019 )
2. Transportasi
Transportasi yang digunakan BBIS Noekele untuk paket
pengiriman ke luar kota kupang menggunakan mobil sewaan dari
administrasi balai. Benih diisi dalam box sterioform kemudian
dilakban agar box sterioform tidak terbuka pada saat proses
pengiriman baik menggunakan mobil atau pesawat.
3.4.13 Analisis Usaha
Data biaya disusun dalam bentuk tabel kemudian analisis dihitung
menggunakan mikrosoft excel 2010
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, J. 2016. Pengantar Ilmu Perikanan dan Kelautan (Budidaya
Perairan).Lambung Mangkurat University Press.Hal. 20-38
Ardita, N., Buduharjo dan S.L.A. sari 2015. Pertubuham dan Rasio Konversi Pakan
Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Dengan Penambahan Prebiotik. Jurnal
Bioteknologi.12(1) : 16-21.ISSN:2301-8658.
Ditjen Perikanan Budidaya, 2014. Statistik perikanan budidaya Indonesia 2010-2014
Direktorat usaha budidaya Jakarta.
David,Fred R,(2011). Manajemen strategis: konsep. (12Th e., Vol. 1). Jakarta: indeks
Effendi, H, 2003.Telaah Kualitas Air.Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan.Kanisius. Yogyakarta
Gunadi.2010. Budidaya Air Tawar.Kanisius. Yogyakarta
Hernowo.2005. Kualitas Air Pemeliharaan Ikan Air Tawa.Agromedia Pustaka.
Jakarta
Herlina. 2002. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Air Deras. Agromedia Pustaka.
Jakarta
Ismail, A. Khumaidi. 2016. Teknik Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) di
Balai Benih Ikan Tenggarang Bondowoso. Jurnal Ilmu Perikanan, 7(1) : 32.
Khairuman Sudenda.D dan Kunadi.B.,2005.Budidaya Ikan mas Secara
Insentif.Agromedia Pustaka. Jakarta.
Kolter,P.(2000). Prinsip-prinsip Pemasaran Manajemen.Prenhalindo.Jakarta
Kolter,P.(2005).Manajemen Pemasaran.Prenhalindo.Jakarta
Kristian Ismail, (2010).Pembenihan Ikan Mas Karper Dalam System Pendederan Ikan
Mas Dengan Real Time Monitoring.Bandung.
Nurjayanti, Eka Dewi.(2011) Penawaran Dan Permintaan Beras Pada Era Otonomi
Daerah Di Kabupaten Sukoharjo. Tesis. Program Studi Magister Agribisnis
Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
O-fish.2009. Parameter Utama Kualitas Air.http://www.Ofish.com/Air/Kualitas-
Air.php.Diaskes pada tanggal 25 agustus 2018.pukul 20,00 WITA.
Rahmawaty.2009. Pengelolaan Sumberdaya Perairan Waduk Secara Optimal dan
Terpadu.Fakultas pertaniaan dan kehutanan.Universitas Sumatera Utara.
Medan
Rukmana,R,H.,2006 Ikan Mas(Pembenihan dan pembesaran).Aneka.Ilmu.Semarang.
Saan.1984.Taksonomi dan Kunci Identifikasi ikan Volume I dan II. Bina Rupa
Aksara.Jakarta
Saprianto, C. 2010. Usaha Ikan Konsumsi Lahan 100 m2. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hal. 47.
Saputra, S.D. 2011. Aplikasi Sistem Resirkulasi Air Terkendali (SRAT) pada
Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio). Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.Hal.5-27.