You are on page 1of 72

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/355183590

HEMATOLOGI I

Book · October 2021

CITATIONS READS
0 9,700

1 author:

Aini Aini
University of Mataram
78 PUBLICATIONS 40 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Aini Aini on 12 October 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Bahan Ajar

HEMATOLOGI I

i
Undang-undang No.19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Pasal 72

1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak


melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
pasal ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara masing-masing paling sedikit 1
(satu) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,


mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan
atau barang hasil pelangaran hak cipta terkait sebagai
dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

ii
Bahan Ajar
HEMATOLOGI I

Aini, S.Si., M.Si.

PENERBIT:
CV. AA. RIZKY
2021

iii
Bahan Ajar
HEMATOLOGI I

© Penerbit CV. AA RIZKY

Penulis:
Aini, S.Si., M.Si.

Desain Sampul dan Tata Letak:


Tim Kreasi CV. AA. RIZKY

Cetakan Pertama, September 2021

Penerbit:
CV. AA. RIZKY
Jl. Raya Ciruas Petir, Puri Citra Blok B2 No. 34
Kecamatan Walantaka, Kota Serang - Banten, 42183
Hp. 0819-06050622, Website : www.aarizky.com
E-mail: aa.rizkypress@gmail.com

Anggota IKAPI
No. 035/BANTEN/2019

ISBN : 978-623-6180-54-9
viii + 60 hlm, 21 cm x 14,8 cm

Copyright © 2021 CV. AA. RIZKY


Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk dan dengan
cara apapun tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit.
Isi diluar tanggungjawab Penerbit

iv
PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis


panjatkan kehadirat Allah SWT karena buku ini telah
selesai disusun. Salam serta shalawat kami panjatkan
kepada Nabi Muhamad SAW atas ilmu yang telah
disampaikan.
Bahan ajar ini ditunjukan untuk membantu
mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran dan
praktikum. Buku ini disusun sedemikian rupa agar sesuai
dengan kebutuhan mahasiswa tenaga laboratorium medik.
Buku petunjuk praktikum ini bias dijadikan pegangan
untuk digunakan dalam melaksanakan pembelajaran dan
praktikum. Buku ini meliputi bahan ajar prinsip, cara kerja,
interpretasi hasil.
Kami sangat berterima kasih terhadap rekan dan
teman sejawat ahili teknologi laboratorium medis yang
telah membantu mengumpulkan bahan-bahan dalam
penyusunan buku ini. Akhir kata penulis mengharapkan
semoga buku ini dapat bermanfaat, penulis menyadari
kekurangan yang terdapat dalam buku ini, krirtik dan
saran yang membangun sangat diharapkan penulis dalam
penyempurnaan buku ini.

v
Mataram, September 2021

Penulis,

vi
PRAKATA

PRAKATA............................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................vii
1. Teknik Pengambilan Darah (Plebotomi) ........................ 1
2. Menghitung Jumlah Leukosit .......................................... 2
3. Indeks Eritrosit ............................................................... 5
4. LED (Laju Endap Darah) ................................................ 8
5. Pemeriksaan Hematokrit .................................................10
6. Jenis Sel Leukosit ..............................................................12
7. Pemeriksaan Eritrosit .......................................................14
8. Hemoglobin .......................................................................16
9. Hemoglobin (Sahli) ...........................................................18
10.Masa Perdarahan (Bleding Time)......................................20
11.Rumpel Leed .....................................................................25
12.Retraksi Bekuan.................................................................34
13.Clotting Time (Masa Pembekuan) ....................................36
14.APTT ..................................................................................40
15.Plasma Prothombine Time (PTT) .......................................44
16.Hitung Trombosit..............................................................46
17.Trombin Time ....................................................................48
18.Prothtrombin Time............................................................50
19.Pembuatan Sediaan Hapus Darah .................................52
20.Golongan Darah ................................................................57
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................59
TENTANG PENULIS.............................................................60

vii
viii
ix
BAHAN AJAR

1. Judul : TEKNIK PENGAMBILAN DARAH


(PLEBOTOMI)
Alat dan :  Antiseptik & desinfektan : alkohol
Bahan 70 %
 Kapas steril
 Plester
 Tourniquet
 Jarum /spuit (21-23 gauge)
 Antikoagulan: EDTA, heparin, Na.
Sitrat, NH4-oksalat
Cara Kerja : a. Keluarkan semprit dari plastiknya,
pasang jarum, tarik penghisap
untuk memeriksa kelancarannya
b. Lakukan palpasi terhadap vena
arahkan lubang jarum menghadap
ke atas
c. Setelah jarum masuk kedalam vena
hisap darah
d. Lepaskan torniquet setelah darah
mengalir
e. Tarik perlahan-lahan pengisap
(plunger) dan biarkan spuit terisi
darah
f. Masukkan darah ke dalam tabung
yang telah diisi antikoagulan.

1
2. Judul : Menghitung Jumlah Leukosit
Teori : Darah diencerkan dengan larutan
asam lemah, sel-sel eritrosit akan
mengalami hemolisis serta darah
menjadi lebih encer sehingga sel-sel
lekosit lebih mudah dihitung
Prinsip : Hemositometer improved neubaur
Mikroskop
Mikropipet
Tabung kahn atau serologi
Alat dan : Larutan turk
Bahan  Asam asetat glasial
 Gentian violet 1%
 AQuadest 100 ml
Bahan : a. Membuat Pengeceran
Cara tabung,
1) Hisap darah sampai tanda 0,5
(Pengenceran 20 kali) atau sampai
tanda batas 1 (pengenceran 10
Kali)
2) Bersihkan ujung pipet bagian luar
dari sisa darah yang masih
menempel, jangan sampai darah
dalam pipet berkurang
3) Hisap reagen turk sampai tanda
batas 11, hindari adanya gelembng
udara. Jika terdapat gelembung

2
udara ulangi dari awal
4) Jumlah pengenceran dengan pipet
thoma ditentukan dengan
persamaan



  

Mengisi Kamar Hitung
1) Kaca penutup KH diletakkan pada
tempatnya. KH harus dalam
keadaan bersih dan kering.
2) Isilah KH dengan darah yang
sudah diencerkan tadi dengan
menggunakan pipet Pasteur.
Pengisian KH harus diulang bila
terjadi hal-hal di bawah ini :
Terlalu banyak cairan yang masuk
sehingga mengisi parit KH.
3) KH tidak sepenuhnya terisi.
Terdapat gelombang udara dalam
KH.
4) Bila menggunakan pipet lekosit
sebelum pengisian KH buanglah 4
tetes pertama dan letakkan ujung
pipet pada KH tepat batas kaca
penutup. Isikan ke dalam KH
tersebut pada tetesan yang ke-

3
lima.
5) Kamar hitung setelah diisi
dibiarkan selama 3 menit. Bila
penghitungan jumlah sel di dalam
KH ditunda, sebaiknya KH
dimasukan ke dalam cairan putih
yang berisi kapas atau kertas
saring basah.

Menghitung sel leukosit


1) Hitung lekosit dibawah mikroskop
denga perbesaran 40 kali
2) Hitung leukosit pada 16 kotak
sedang. Dengan ukuran 0.25 mm x
0,25 mm yang ada pada sudut bilik
hitung
3) Leukosit dihitung secaa zigag
dengan aturan kiri atas kana
bawah

Nilai : - Bayi baru lahir : 9.000 – 30.000


Rujukkan sel/mm3
- Anak usia 2 tahun : 6.000 – 17.000
sel/mm3
- Anak usia 10 tahun : 4.500 – 13.500
sel/mm3 : 4.500 – 10.000 sel/mm3

4
3. Judul : Indeks Eritrosit
Teori : Penetapan Nilai indeks eritrosit ini
termasuk kedalam pemeriksaan
hematologi lengkap pada pemeriksaan
hematologi menggunakan alat
hematologi analyzer. Indeks eritrosit
adalah batasan untuk ukuran dan isi
hemoglobin eritriosit. Indeks eritrosit
terdiri atas Mean Corpuscular Volume
(MCV), Mean Corpuscular Hemoglobin
(MCH), dan Mean Corpuscular
Hemoglobin Concentration (MCHC).
Indeks tersebut dihitung dari hasil
pemeriksaan hitung eritrosit, kadar
hemoglobin dan nilai hemaktorit.
Indeks eritrosit digunakan secara luas
dalam mengklasifikasikan anemia
atau sebagai penunjang dalam
membedakan berbagai macam
anemia. Bila dipergunakan bersama
dengan pemeriksaan eritrosit dalam
sediaan apus maka gambaran
morfologi eritrosit menjadi lebih jelas.
Berikut adalah tabel yang
menunjukkan manfaat indeks eritrosit
yang digunakan untuk klasifikasi

5
anemia.
Nilai Rujukan :
MCV = 82 – 92 fl
MCH = 27 – 32 pg
MCHC = 32 – 37 %
MCV 82 – 92 = normositik
< 82 = mikrositik
> 92 = makrositik
MCH 27 – 32 = normokromik
< 27 = hipokromik
MCHC < 32 = hipokromik
> 32 = normokromik

Pada kasus patologis


Anemia Makrositik : MCV = 150 fl
MCH = 50 pg
MCHC = normal atau menurun
Anemia Mikrositik hipokromik :
MCV = 50 fl
MCH = 15 pg
MCHC = 22 %
Prinsip : Indeks eritroosit ditetapkan dari hasil
perhitungan Ht dengan menggunakan

6
metode mikrohematokrit. kadar hb
mengginakan metode sianmet-
hemoglobin dan jumlah eritrosit
menginakan bilik hitung
Metode : Perhitungan
Alat dan : Alat untk pemerikssan ht
bahan Alat untk pemerikssan hb
Alat untk pemerikssan eritrosit
Prosedur : 1. Hitung kadar ht,hb, dan hitung
jumlah eritrosit
2. Tentukan indeks eritrosit dengan
perhitungan
 
 
 

  
  


 ( )
   
 

7
4. Judul LED (Laju Endap Darah)
Prinsip : Penambahan Na sitrat 3,8% dalam
darah EDTA dapat mengencerkan
darah. Dimasukaan kedalam pipet
westegreen dengan posisi teak lurus
dalam waktu tertentu , sel-sel darah
aka mengendap karena adanya
perbedan berat jenis. Jumlah milimeter
darah merah yang mengendap selama
1 jam dinatakan sebagai nilai LED
Metode : Westergreen
Alat dan : Pipet westergreen, rak tabung
bahan westergreen, bulb (karet penghisap),
darah vena (Na-sitrat) dengan
perbandingan 4:1 Na-sitrat 3,8%
Prosedur : a. Lakukan pemipetan darah
menggunkan pipet wesrtegreen
sanpai tepat pada batas ). Pastikan
spesimen darah tidak terdapat
gelembung.
b. Letakkan tabung pada rak tabung
pipet westergren dengan posisi
tegak lurus
c. Biarkan selama 1 jam. Hindari
guncangan
d. Ukur tinggi plasma dalam mm,

8
dari tanda 0 sampai tanda batas
eritrosit mengendap
Nilai : Bayi baru lahir: 0-2 mm/jam
Rujukkan Anak: 0-10 mm/jam
Pria dewasa < 50 tahun: 0-15 mm/jam
Wanita dewasa < 50 tahun : 0-20
mm/jam
Pria dewasa >50 tahun: 0-20 mm/jam
Wanita Dewasa >50 Tahun :0-30
mm/jam.

9
5. Judul : Pemeriksaan Hematokrit
Prinsip : Darah disetrifuge dalam kecepetan
tinggi, sehingga sel-sel darah terpisah
dari plasmanya. Ruangan yang
ditempati sel darah merah diukur dan
dinyatakan dalam persen
Metode : Mikrohematokrit
Alat dan : 1. Tabung kapiler hematokrit ukuran
bahan 75 mm. Diameter 1 mm. Ada yang
berisi heparin (khusus untuk darh
kapiler). Dan ada yang tidak berisi
antikoagulan (untuk darah
antikoagulan mis. Darah EDTA)
2. Dempul untuk menutup salah satu
ujung tabung hematocrit

3. Alat sentrifus khusus untuk


mikrohematokrit yang berkapasitas
putar 11.500-15.000 ppm
4. Reader/Alat baca mikro-
hematokrit
prosedur : 1. Masukkan darah kedalam 2
tabung mikrohematokrit sampai
tanda 2/3 atau ¾ bagian tabung
2. Tutup salah satu bagia tabung
menggunakan clay atau micro

10
burner
3. Letakkan dua tabung mikro-
hematokrit pada sentrifuge,
sentrifuge seelama 5 menit dengan
kecepatan 11.000- 16.000 rpm
4. Hasil sentrifuge harus memiliki 3
bagian yaitu bagian eritrosit pada
dasar tabung, bagian buffy coat
pad bagian tenga tabung, dan
plasma pada bagian atas
5. Hasil seleisih hematokrit harus
memiliki ± 2%
6. Jika hasil melebihi 2% maka
pemeriksaan diulang
Nilai Pria : 40-54%
Rujukkan Wanita : 36 -46%

11
6. Judul : Jenis Sel Leukosit
Prinsip : Setiap jenis sel leukosit memiliki
kecendrungan menerap warna
berbeda tergantung sifat sel dan
komponennya, sehingga bentuk sel
mdah dibedakan dari sel leukosit
lainnya.
Alat ndan : Pewarna giemsa, larutaan buffer,
baha metanol 96%, dan rak pewarna
prosedur : 1. Letakkan preparat SADT diatas
rak pewarna, bagian apusan
menghadap keatas
2. Teteskan metanol pada SADT
hingga mengenangi seluruh
apusan darah
3. Biarkan metanol selama 5 menit
sehingga metanol mengering
4. Teteskan larutan giemsa kerja
diatas SADT hingga mengenangi
apusan darah selama 20 menit
5. Bilas dengan aquadest dan
keringkan
6. Baca SADT dibawah mikroskop
dengan perbesaran 1000 kalu
menggunkaan minyak imersi

12
7. Tentukan wilayah perhitungaan
pada bagian eritrosit ynag tersebar
merata
8. Hitung jmlah leukosit pada lapang
pandang SADT secara zigzag dari
arah ekor menuju kepala.
Nilai Rujukan Hitung Jenis
Hasil Lekosit
Eosinofil :1–3%
Basofil :0–1%
Netrofil Batang :2–6%
Segmen : 50 - 70 %
Limfosit : 20 – 40 %
Monosit :2–8%

13
7. Judul : Pemeriksaan Eritrosit
Prinsip : Darah diencerkan dengan larutan
pengencer isotonis agar mencegah
hemolisis eritrosit dan memudahkan
menghitung eritrosit.
Alat dan :  Darah vena (EDTA)
bahan  NaCl 1%
 Pipet tetes
 Tabung serologi
 Mikroppet
 Spektrofotometer
Prosedur : Membuat Pengenceran
a. Cara pipet
Dengan pipet eritrosit, pipetlah
darah sampai tanda 0,5 serta
encerkan dengan larutan
pengencer sampai tanda 101
(pengencer 1 : 200). Homogenkan
selama 3 menit.
b. 2.Cara tabung.
Larutan pengencer sebanyak 4 ml
dimasukkan ke dalam tabung
ukuran 75 x 10 mm.
Dibuat pengencer darah 1 : 200
dengan menambahkan 20 μl darah
EDTA/darah kapiler ke dalam

14
tabung yang telah berisi larutan
pengencer.
Tindakan selanjutnya sama seperti
seperti yang telah diterangkan
pada hitung lekosit

Bila jumlah eritrosit yang dihitung


dalam bidang sebesar A, B, C, D, E
adalah N, maka :

Nilai : Pria: 4.4 – 5.6 x 106 sel / mm3


rujukan Wanita : 3.8 – 5.0 x 106 sel/ mm3

15
8. Judul : Hemoglobin
Prinsip : Drabkins yang mengandung kalium
sianida dan kalium feroksida jika di
tambahkan dengan darah akan
membentuk reaksi kimia. Ferrisianida
akan mengbah Fe dalam hemoglobin
dar ferro (Fe2+) meenjadi Ferri (Fe3+)
membentuk methehemoglobin.
Kemudian kalium sianida membentuk
sianmethemoglobin dengan warna
yang stabil. Dan diukur pada
fotometer dengan panjang gelombang
540 nm.
Metode : Sianmethemoglobin
Alat dan : Darah vena (EDTA)
bahan Pipet sahli atau mikropipet 20 µL,
fotometer/spektorofotmeter, reagen
drabkins, tabung kahn
Prosedur : a. Pipet 5,0 mL larutan drabkins
kedalam tabung
b. Pipet 20 µL darah, hapus sisa
darah yang menempel paada
bagian luar pipet
c. Masukkan kedalam tabung yang
sudah berisi larutan drabkins

16
d. Campurkan darah dengan reagen
drabkins, inkubasi selama 3 menit
pada suhu ruangan
e. Warna yang terbentuk diukur
pada fotometer dengan panjang
gelombang 540 m dengan larutan
drabkins sebagai blanko
f. Kadar Hb ditentukan dengan
menggunankan kurva kalibrasi
atau dihitung menggnakan faktor




17
9. Judul : Hemoglobin (Sahli)
Prinsip : Darah ditambahkan asam lemah (HCl
0,1 N) , Hb akan dirubah nebjadi asam
hematin yang berwarna coklat tua,
dan diencerkan menggunakan
aquadest sampai warna yang
terbentuk sama dengan warna standar
Metode Sahli
Alat dan : Hemometer, aquadest, Hcl 0,1 N
Bahan
Prosedur : a. Masukkan HCL 0,1 N kedalam
tabung Sali sampai tanda “2’
b. Isap darah menggunakan pipet
sahli sampai tanda batas 20 µL
c. Masukkan darah dari pipet
kedalam dasar tabung yang telah
diisi HCl 0,1 N
d. Hisap dan keluarkan Hcl 0,1 N
sebanyak 2-3 kali untuk membilas
pipet, inkubasi selama 3-5 menit
e. Tambahkan aquadest tetes demi
tetes
f. Homogenkan dengan meng-
gunakan batang pengaduk (tidak
boleh terbentuk udara)

18
g. Bandingkan warna dengan warna
yang ada pada stndar. Jika warna
masih pekat (lebih gelap dari
standar) tambhakan aquadest dan
homogenkan
h. Baca skala tabung pada miniskus
bawah
Nilai : Bayi baru lahir : 14 -24 g/dL
Rujukkan Bayi : 10 -17 g/dL
Anak : 11-16 g/dL
Pria Dewasa : 13,5 – 17 g/dL
Wanita Dewasa : 12 -15 g/dL

19
10. Judul : Masa Perdarahan (Bleding Time)
Teori : Terjadinya perdarahan berkepan-
jangan setelah trauma superfisal yang
terkontrol, merupakan petunjuk
bahwa ada defisiensi trombosit. Masa
perdarahan memanjang pada keadaan
trombositopenia (<100.000/mm3 ada
yang mengatakan < 75.000 mm3),
penyakit von willebrand, sebagian
besar kelainan fungsi trombosit dan
setelah minum obat aspirin.
Pembuluh kapiler yang tertusuk akan
mengeluarkan darah sampai luka itu
tersumbat oleh trombosit yang
menggumpal. Bila darah keluar dan
menutupi luka, terjadilah pembekuan
dan fibrin yang terbentuk akan
mencegah perdarahan yang lebih
lanjut . Pada tes ini darah yang keluar
harus dihapus secara perlahan-lahan
sedemikian rupa sehingga tidak
merusak trombosit. Setelah trombosit
menumpuk pada luka, perdarahan
berkurang dan tetesan darah makin
lama makin kecil.

20
Tes masa perdarahan ada 2 cara
yaitumetode Duke dan metode Ivy.
Kepekaan metode Ivy lebih baik,
dengan nilai rujukan 1 - 7 menit dan
metode Duke dengan nilai rujukan 1 –
3 menit.
Prinsip : Bila dinding kapiler rusak maka
dengan pembendungan akan tampak
sebagai bercak merah kecil pada
permukaan kulit yang disebut ptechia
Metode : Duke dan Ivy
Alat dan  Tensimeter
bahan  Stetoskop
 Penggaris
 Puplen
 Kertas saring
 Alkohol 70%
 Lanset
Prosedur : a. Metode Duke
1) Disinfeksi Bagian cuping
telinga menggunakan alkohol
70%
2) Tusuk bagian cuping telinga
menggunakan lanset hingga
darah keluar

21
3) Nyalakan stopwatch
4) Setiap 30 detik tampung darah
yang keluar dari cuping telinga
menggunakan kertas saring,
hindari jangan sampai terkena
bagian penusukkan
5) Ketika darah berhenti menetes,
hentikan stopwatch
6) Catat waktu pada stopwatch
atau hitung banyaknya tetesan
pada kertas saring lalu kalikan
dengan 30 detik, konversi hasil
pemeriksaan kedalam satuan
menit.
b. Metode Ivy
1) Pasang manset spignometer
pada lengan atas dengan jarak
kurangv5 cm dari lipatan siku
2) Pompa spignometer hingga
tekanan mencpai 40 mmHg,
pertahankan tekan hingga akhir
pemeriksaan
3) Bersihkan lokasi penusukan
pada volar lengan bawah
menggunakan alkohol 70%
4) Lakukan penyayaran secara

22
horizontal hingga keluar darah
5) Nyalakan segera stopwatch
6) Setiap 30 detik tampung darah
yang keluar dari tusukan
menggunakan kertas saring
pada tiap bagian kosong kertas
saring ,hindari jangan sampai
terkena area penusukan
7) Ketika darah berhenti menetes,
hentikan stopwatch
8) Catat waktu pada stopwatch
atau hitung banyaknya tetesan
pada kertas saring lalu kalikan
dengan 30 detik, konversi hasil
pemeriksaan kedalam satuan
menit.
Nilai : - Metode duke : 1-3 menit
normal - Metode Ivy =:3-7 menit
: Catatan :
 Hasil memendek : Penyakit
Hodgkin
 Hasil memanjang : idiopathic
thrombocytopenic purpura (ITP),
abnormalitas trombosit,
abnormalitas vascular, leukemia,
penyakit hati serius, disseminated

23
intravascular coagulation (DIC),
anemia aplastik, defisiensi faktor
koagulasi (V, VII, XI). Pengaruh
obat : salisilat (aspirin), dekstran,
mitramisin, warfarin (Coumadin),
streptokinase (streptodornasi,
agens fibrinolitik).
 Faktor yang dapat mempengaruhi
temuan laboratorium: Metode
yang digunakan; teknik yang tidak
tepat bila terjadi luka pungsi yang
mungkin lebih dalam daripada
yang seharusnya. Bila tetesan
darah ditekan paksa pada
permukaan kertas dan tidak
menunggu tetesan darah benar-
benar terisap dengan sendirinya
pada kertas penghisap, hal ini
dapat merusak partikel fibrin
sehingga memperlama
perdarahan.
 Obat aspirin dan antikoagulan
dapat memperlama perdarahan.

24
11. Judul : Rumpel Leed
Teori : Pemeriksaan faal hemosatasis
merupakan suatu pemeriksaan yang
bertujuan untuk mengetahui faal
hemostatis serta kelainan yang terjadi.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mencari riwayat perdarahan
abnormal, mencari kelainan yang
mengganggu faal hemostatis, riwayat
pemakaian obat, riwayat perdarahan
dalam keluarga. Pemeriksaan faal
hemostatis sangat penting dalam
mendiagnosis diatesis hemoragik.
Biasanya pemeriksaan hemostasis
dilakukan sebelum operasi. Beberapa
klinisi mem-butuhkan pemerikasaan
hemostasis untuk semua penderita pre
operasi, tetapi ada juga membatasi
hanya pada penderita dengan
gangguan hemostasis. Yang paling
penting adalah anamnesis riwayat
perdarahan. Walaupun hasil
pemeriksaan penyaring normal,
pemeriksaan hemostasis yang leng-kap
perlu dikerjakan jika ada riwayat

25
perdarahan. (Anonim,2012)
(percobaan pembendungan)
dimaksudkan untuk menguji
ketahanan kapiler darah meng-
gunakan pembendungan pada vena
sehingga darah akan menekan din-
ding kapiler. Jika dinding kapiler
kurang kuat, maka darah dari kapiler
keluar dan merembes dalam jaringan
sekitarnya sehingga tampak bercak
petechiae. (Gando soebrata,1969)
Petechiae adalah bintik-bintik merah
akibat perdarahan didalam kulit,
warna terkadang bervariasi dari
merah menjadi biru/ungu. Petechiae
umumnya muncul pada kaki bagian
bawah tetapi bisa muncul diseluruh
tubuh. Petechiae mungkin terlihat
pada pasien-pasien dengan jumlah
platelet yang sangat rendah. Petechiae
terjadi kerena perdarahan keluar dan
pembuluh–pembuluh darah yang
kecil sekali di bawah kulit atau selaput
lendir, petechiae umumnya tidak jelas
dan menyakitkan. (Arifin,2012)
Pemeriksaan dilakukan dengan

26
menahan tekanan manset atau tensi
sebesar setengah dari jumlah tekanan
sistol dan tekanan diastol. Sistole
adalah bunyi yang pertama terdengar,
diastole adalah bunyi yang
menghilang diantara bunyi yang
berdetak cepat, atau dapat pula
dikatakan bunyi yang terakhir
didengar. Kemudian tekanan manset
tersebut dipertahankan selama
sepuluh menit.(Anonim,2011)
Pembendungan dilakukan pada
lengan atas dengan memasang
tensimeter pada pertengahan antara
tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
Tekanan itu dipertahankan selama 10
menit. Jika percobaan ini dilakukan
sebagai lanjutan masa perdarahan,
cukup dipertahankan selama 5 menit.
Setelah waktunya tercapai bendungan
dilepaskan dan ditunggu sampai
tanda-tanda stasis darah lenyap.
Kemudian diperiksa adanya petekia di
kulit lengan bawah bagian voler, pada
daerah garis tengah 5 cm kira-kira 4
cm dari lipat siku. (Anonim,2012)

27
Pemeriksaan dinyatakan positif bila
ditemukan perdarahan atau petechiae
sebanyak 10 buah dalam waktu 10
menit. Pemerikssan dinyatakan negatif
bila dalam waktu 10 menit tidak
timbul petechiae pada area
pembacaan, atau timbul petechiae
kurang dari 10 buah. (Anonim,2012)
Jika pada waktu dilakukan
pemeriksaan masa perdarahan sudah
terjadi petekie, berarti percobaan
pemben-dungan sudah positif
hasilnya dan tidak perlu dilakukan
sendiri. Pada penderita yang telah
terjadi purpura secara spontan,
percobaan ini jugatidak perlu
dilakukan. (Anonim, 2012)
Kesalahan sering terjadi saat
pemeriksaan, kesalahan tersebut
antara lainsaat membuat daerah
pengamatan. lingkaran ini harus
dibuat, diukur dengan benar, sekian
jari dari fossa cubiti, dengan diameter
penampang sebesar 5 cm
menggunakan penggaris. Selain itu,
bila dalam waktu kurang dari 10

28
menit sudah tampak lebih dari 10
buah petechiae, maka percobaan
dihentikan. Bila setelah 10 menit tidak
timbul peteciae, percobaan dihentikan
dan tunggu selama 5 menit. Bila tak
ada perubahan penilaiaannya negati.
Sebelum percobaan dihentikan apakah
ada bekas gigitan nyamuk pada
daerah pembacaan, yang mungkin
menyebabkan hasil menjadi positif
palsu. (Anonim,2011)
Bila hasil pemeriksaan dinyatakan
positif, orang yang diperiksa
kemungkinan terjadi gangguan
vaskuler maupun trombolik. Adanya
gangguan ini dapat menimbulkan
penyakit atau keluhan tertentu, antara
lain penyakit arteri koroner yang
berat, gumpalan kecil dari trombosit
bisa menyumbat arteri yang
sebelumnya telah menyempit dan
memutuskan aliran darah ke jantung,
sehingga terjadi serangan jantung.
Keluhan lain yaitu, mudahnya timbul
memar pada kulit. Seseorang bisa
mudah memar karena kapiler yang

29
rapuh di dalam kulit. Setiap pembuluh
darah kecil ini robek maka sejumlah
kecil darah akan merembes dan
menimbulkan bintik-bintik merah di
kulit (peteki) atau cemar ungu
kebiruan (purpura). (Anonim,2011)
Faktor yang mempengaruhi Rumple
leede test (Arifin,2012) :
1. Perempuan yang menstruasi
2. Post menstrual dengan sedikit
hormone
3. Kulit rusak karena akan
meningkatkan kerapuhan kapiler.
Walaupun percobaan pembendungan
ini dimaksudkan untuk mengukur
ketahanan kapiler, hasil tes ini ikut
dipengaruhi juga oleh jumlah dan
fungsi trombosit. Trombositopenia
sendiri dapat menyebabkan percobaan
ini berhasil positif.
Prinsip : Terhadap kapiler diciptakan suasana
anoksia dengan jalan membendung
aliran darah vena. Terhadap anoksia
dan penambahan tekanan internal
akan terlihat kemampuan kapiler
bertahan. Jika ketahanan kapiler turun

30
akan timbul “Petechiae” di kulit.
Alat dan  Tensimeter dan Stetoskop
bahan  Timer
 Spidol
Prosedur a) Buat lingkaran dengan diameter 5
cm pada volar lengan bawah
menggnakn spidol, titik pusat
terletak 4 cm dari lipatan siku.
b) Periksa ada tidaknya petekie
dalam lingkarang sebelum
dilakukan pemeriksaan, petekie
yang terdapat dalam lingkaran
maka tidak teermasuk perhitungan
c) Pasang manset diatas lengan atas
dan ukur tekanan sistolik dan
idastolik
d) Tentukan tekanan manset dengan
  


e) Tahan tekanan manset selama 5
menit
f) Lepaskan manset dan tunggu
sampa tanda statis darah lenyap,
ditanda warna kulit yang
dibendung sama dengan warna
kulit sebelahnya
g) Perhatikan timbulnya petekie

31
dalam lingkaran
h) Setelah pemeriksaan, buka tutup
tangan beberapa saat sampai
sirkulasi darah pada lenga lancar
Nilai : 1-3 Menit
Normal
Catatan :  Hasil memendek : Penyakit
Hodgki
 Hasil memanjang : idiopathic
thrombocytopenic purpura (ITP),
abnormalitas trombosit,
abnormalitas vascular, leukemia,
penyakit hati serius, disseminated
intravascular coagulation (DIC),
anemia aplastik, defisiensi faktor
koagulasi (V, VII, XI). Pengaruh
obat : salisilat (aspirin), dekstran,
mitramisin, warfarin (Coumadin),
streptokinase (streptodornasi, agens
fibrinolitik).
 Faktor yang dapat mempengaruhi
temuan laboratorium : Metode
yang digunakan; teknik yang tidak
tepat bila terjadi luka pungsi yang
mungkin lebih dalam daripada
yang seharusnya. Bila tetesan

32
darah ditekan paksa pada
permukaan kertas dan tidak
menunggu tetesan darah benar-
benar terisap dengan sendirinya
pada kertas penghisap, hal ini
dapat merusak partikel fibrin
sehingga memperlama per-
darahan.
 Obat aspirin dan antikoagulan
dapat memperlama perdarahan

33
12. Judul : Retraksi Bekuan
Prinsip : Darah tanpa antikoagulan, jika
didiamkan dalam waktu tertentu
maka akan mengalami pembekuan
darah. Pada proses pembekuan, serum
keluar sehingga terjadi pemisahan
cairan dengan bekuan. Proses tersebut
dipenagruhi oleh jumlah trombosit
Alat dan :  Darah vena tanpa antikoagulan,
bahan  tabung sentrifuge berskala,
 lidi/pengait,
 waterbath,
 stopwatch
Prosedur : a. Ambil 5 ml darah vena, catat
waktu darah keluardalam spuit
b. Masukkan 3 ml dara kedalam
tabung berskala, ambil darah
menggunakan pipa kapiler untuk
pemeriksan Hematokrit, catat
volume darah dalam tabung
sebagai volume darah total
c. Bengkokan salah satu ujung lidi/
pengait, masukan kedalam tabung
skala berisi darah dengan bagian
dibengkokakkan diletakkan

34
didasar tabung
d. Inkubasi dalam waterbath 370C
atau diamkan suhu kamar denan
suhutidak boleh kurang dari 250C
e. Amati bekuan yang terebntuk
pada waktu 1jam, 2 jam, 3 jam dan
4 jam,
f. Catat berapa jam terjadinya
retraksi, ditanda dengan bekuan
yang lepas dari dinding tabung
g. Ambil bekuan dengan cara
mengangkat lidi, catat volume
serum
h. Hitung retraksi bekuan dengan
persamaan
   
  
 
  

35
13. Judul : Clotting Time (Masa Pembekuan)
Teori : Tes masa masa pembekuan menurut
Lee - White merupakan tes yang
paling tua yang paling dan kurang
ketelitiannya. Tes ini mengukur waktu
yang diperlukan oleh darah lengkap
untuk membeku di dalam tabung.
Metode Lee - White menggunakan 4
tabung masing - masing terisi 1 ml
darah lengkap, diinkubasi dalam suhu
370C. Tabung perlahan - lahan
dimiringkan setiap 30 detik supaya
darah bersentuhan dengan dinding
tabung sekaligus melihat sudah
terjadinya pembekuan. Darah normal
membeku 4 - 10 menit dalam suhu
370C.
Defisiensi faktor pembekuan dari
ringan sampai sedang belum dapat
dideteksi dengan metode ini,
defisiensi faktor pembekuan yang
berat baru dapat.dideteksi. Heparin
memperpanjang masa pembekuan
sehingga dapat digunakan untuk
memantau terapi dengan heparin.

36
Menurut Lee-White merupakan tes
yang paling tua yang paling dan
kurang ketelitiannya. Tes ini
mengukur waktu yang diperlukan
oleh darah lengkap untuk membeku
di dalam tabung.
Metode Lee - White menggunakan 4
tabung masing - masing terisi 1 ml
darah lengkap, diinkubasi dalam suhu
37^0C. Tabung perlahan - lahan
dimiringkan setiap 30 detik supaya
darah bersentuhan dengan dinding
tabung sekaligus melihat sudah
terjadinya pembekuan. Darah normal
membeku 4 - 10 menit dalam suhu
37^0C.
Defisiensi faktor pembekuan dari
ringan sampai sedang belum dapat
dideteksi dengan metode ini,
defisiensi faktor pembekuan yang
berat baru dapat.dideteksi. Heparin
memperpanjang masa pembekuan
sehingga dapat digunakan untuk
memantau terapi dengan heparin.
Prinsip : Diambil darah vena dan dimasukkan

37
kedalam tabung kemudian dibiarkan
membeku. Selang waktu dari saat
pengambilan darah sampai saat darah
membeku dicatat sebagai masa
pembekuan
Metode : Lee and White
Alat dan :  Tensimeter dan Stetoskop
Bahan  Timer
 Spidol
 Waterbacth
 Spuit 5 Ml
Prosedur : a) Tempatkan ke 4 tabung reaksi ke
dalam water bath (370C)
b) Ambil darah vena 4 ml, segera
jalankan stop watch pada saat
darah tampak di dalam jarum.
Tuangkan 1 ml kedalam setiap
tabung.
c) Setelah 5 menit mulailah
mengamati tabung 1 lakukan
pengamatan bekuan darah dengan
memiringkan tabung 1 hingga
450C ulangi prosedur setip 30
detik hingga darah dalam tabung
membeku
d) Catat selang waktu dari saat

38
pengambilan darah sampai darah
membeku sebagai masa
pembekuan.
Nilai : 5 – 15 Menit
Rujukkan
Catatan : Defisiensi faktor pembekuan dari
ringan sampai sedang belum dapat
dideteksi dengan metode ini,
defisiensi faktor pembekuan yang
berat baru dapat.dideteksi. Heparin
memperpanjang masa pembekuan
sehingga dapat digunakan untuk
memantau terapi dengan heparin.

39
14. Judul : APTT
Prinsip : Prinsip dari uji APTT adalah
menginkubasikan plasma sitrat yang
mengandung semua faktor koagulasi
intrinsik kecuali kalsium dan
trombosit dengan tromboplastin
parsial (fosfolipid) dengan bahan
pengaktif (mis. kaolin, ellagic acid,
mikronized silica atau celite koloidal).
Setelah ditambah kalsium maka akan
terjadi bekuan fibrin. Waktu koagulasi
dicatat sebagai APTT.
Alat dan :  Reagen APTT
Bahan  Kontrol APTT
 Waterbatch
 Stopwatch
 Mikropipet 25 µL
 Mikropipet 50 µL
Prosedur : a) Pipet 50µL reagen APTT ke dalam
2 tabung kahn
b) Tambahkan 50 µL sampel pada
tabung pertama, kontrol ke dalam
tabung kedua yang telah diberi
reagen
c) Inkubasi tabung pada suhu 370C

40
selama 3 menit
d) Tambahkan 25 µL CaCl2 pada
masing-masing tabung yang masih
di inkubasi
e) Start stopwatch, catat waktu yang
dibutuhkan sampel dan kontrol
membentuk bekuan
Interpretasi : 1. APTT akan memanjang pada (3):
a) Disseminated intravasculer
coagulation
b) Penyakit-penyakit hati
c) Transfusi masif.
d) Pemberian heparin, dosis
heparin diatur sampai APTT
mencapai 1,5 - 2,5 kali nilai
kontrol.
e) Defisiensi faktor bekuan selain
faktor VII.
2. APTT akan memendek pada (3):
a) Reaksi fase akut perdarahan
b) Penyakit Myeloproliferatif.
Untuk Mengetahui letak kelainan
pembekuan dilakukan tes
terhadap inhibitor:
Campuran 50:50 antara plasma
kontrol dan plasma pasien

41
dicampur dan dilakukan tes, jika
tetap memanjang berarti terdapat
inhibitor tetapi bila terkoreksi
berarti kelainannya disebabkan
oleh adanya defisiensi (3).
3. Fibrinogen adalah glikoprotein
dengan berat molekul mencapai
340.000 dalton. Fibrinogen
disintesis di hati (1,7-5 g/hari) dan
oleh megakariosit. Di dalam
plasma kadarnya sekitar 200-400
mg/dl. Waktu paruh fibrinogen
sekitar 3-5 hari.
Fibrinogen tersusun atas 6 rantai,
yaitu : 2 rantai Aα, 2 rantai Bβ dan
2 rantai γ. Trombin (FIIa)
memecah molekul fibrinogen
menjadi 2 fibrinopeptide A (FPA)
dari rantai Aα dan 2 fibrinopeptide
B (FPB) dari rantai Bβ. Fibrin
monomer yang dihasilkan dari
reaksi ini kemudian berlekatan
membentuk fibrin, yang
selanjutnya distabilkan oleh factor
XIIIa. Tahap pertama stabilisasi
terdiri atas ikatan dua rantai γ dari

42
dua fibrin monomer. Ikatan ini
adalah asal dari D-Dimer, produk
degradasi fibrin spesifik.
Fibrinogen dapat didegradasi oleh
plasmin.

43
15. Judul : Plasma Prothombine Time (PTT)
Prinsip : Prinsip pengukuran PT adalah menilai
terbentuknya bekuan bila ke dalam
plasma yang telah diinkubasi
ditambahkan campuran tromboplastin
jaringan dan ion kalsium. Reagen yang
digunakan adalah kalsium
tromboplastin, yaitu tromboplastin
jaringan dalam larutan CaCl2.
Tujuan : Mengukur Kemampuan pembekuan
faktor I, II, V, VII, dan X
Membandingkan temuan PT dengan
BT dan CT
Memantau terapi antikoagulan
Alat dan :  Tabung reaksi
bahan  Rak tabung
 Inkubator
 Batang pengaduk
 Stop watch
 Reagen PT
 Kontrol Pt
 Watebatch
Prosedur : a. Hangatkan Reagen PT pada suhu
37 OC selama5 menit
b. Pipet 100 µL reagen PT ke dalam 2

44
tabung kahn
c. Tambahkan 50 µL sampel pada
tabung pertama, kontrol ke dalam
tabung kedua yang telah diisi
reagen
d. Start waterbatch, kocok tabung
didalam waterbatch pada suhu 37
OC selama 8 detik
e. Catat waktu yang dibutuhkan
sampel dan kontrol membentuk
bekuan
f. Hasil pemeriksaan dapat
ditentukan dengan rasio PT dan
INR menggunakan persamaan
 



  


Nilai : Dewasa : 10 -13 Detik atau 70- 100%
Rujukkan : Terapi koagulan : 1,5 – 2,0 kali kontrol
dalam detik atau 20 – 30%, INR ;2,0-3,0

45
16. Judul : Hitung Trombosit
Prinsip : Darah diencerkan dengan
penambahaan reagen BCB ( Brilliant
cresyl Blue), trombosit tewarnai oleh
pewarna BCbB sehingga sel bewarna
biru terang.
Metode : Kamar hitung
Nilai : Bayi : 200.000 – 475.000 sel/mm3
Rujukkan Dewasa : 150.000 – 400.000 sel/mm3
Alat dan :  Hemositometer
bahan  Mikroskop
 Mikropipet
 tabung kahn atau serologi
 Larutan BCB
Prosedur : Pengenceran
a. Hisap darah sampai batas 0,5
(pengenceran 200 kali) atau
sammpai tanda batas 1
(pengenceran 100 kali)
b. Bersihkan ujung pipet bagian luar
dari sisa darah yang masih
menempel, perhatikan darah tidak
boleh berkurang
c. Hisap reagen BCB sampai tanda
101, hindari adanya gelembung

46
udara
d. Tentukan pengenceran dengan
pipet thoma menggunakan rumus



  

: Menghitung Trombosit
a. Hitung trombosit di bawah
mikroskop dengan pembesaran 40
kali
b. Hitung trombosit pada 16 kotak
kecil, dengan ukuran 0,05 mm x
0,005 mm pada 10 kotak sampai
dengan 25 kotak sedang eritrosit
dengan ukuran 0,20 mm x 0,20 mm
c. Trombosit dihitung secaea zigzag
dengan aturan kiri-atas atau
kanan-bawah.
Rumus :
 
Jumlah trombosit =
 
Keterangan :
N = Jumlah sel yang di hitung
P = Pengenceran
V =Volume bilik hitung.

47
17. Judul : Hitung Trombosit 14 Trombin Time
Prinsip TT adalah test penyaring sederhana
terhadap perubahan fibrinogen
menjadi fibrin. Sebuah trombin
dengan potensi rendah ditambahkan
pada plasma yang tidak cair akan
membentuk bekuan fibrin pada
beberapa saat.
Alat dan :  Tabung reaksi
Bahan  Rak tabung
 Inkubator
 Batang pengaduk
 Stop watch
 Plasma (whole blood dengan
antikoagulan natrium sitrat)
 Larutan fibrinogen standar (2,5
g/l) atau larutan plasma standar
(2,3 g/l)
 Larutan trombin 100 NIH unit/ml
 Buffer Owrens (pH 7,35)
Prosedur : Cara manual
Kerja a. Encerkan plasma dengan Owrens
buffer dengan perbandingan 1:10
b. Masukkan 0,2 ml larutan plasma
yang sudah diencerkan kedalam

48
tabung tes ( A) tempatkan dalam
inkubator selama 4 menit.
c. Tambahkan 0,1 ml larutan trombin
kedalam tabung A amati,catat
bekuan yang terjadi.

Cara semiotomatik
a. Siapkan sampel dan kontrol,
sebelumnya hangatkan tabung tes
b. Masukkan plasma (200 µl)
kedalam tabung tes, inkubasi 3-5
menit pada suhu, ruang
c. Tambahkan reagen TT (100 µl),
saat itu juga jalankan stop watch
d. Catat waktu yang dibutuhkan
membentuk bekuan (Print out)
Nilai : Manual :15-19 detik
Rujukkan Semi otomatik : 8- 14 detik

49
18. Judul : Prothtrombin Time
Prinsip Prinsip pengukuran PT adalah menilai
terbentuknya bekuan bila ke dalam
plasma yang telah diinkubasi
ditambahkan campuran tromboplastin
jaringan dan ion kalsium. Reagen yang
digunakan adalah kalsium
tromboplastin, yaitu tromboplastin
jaringan dalam larutan CaCl2.
Alat dan  Plasma sitrat ( Na-Sitrat 3,2%)
bahan  Reagen PT
 Kontrol PT
 Waterbatch
 Stopwatch
 Mikropipet 100 µL
 Mikropipet 50 µL
Prosedur : a. Hangatkan reagen PT pada suhu
370C selama 5 menit
b. Ppet 100 µL reagen PT ke dalam 2
tabung kahn
c. Tambahkan 50 µL sampel pada
tabung pertama, kontrol ke dalam
tabung kedua yang telah di beri
reagen
d. Start stopwatch, kocok tabungg

50
didalam waterbatch pada suhu
370C selama 8 detik
e. Catat waktu yang dibutuhkan
sampel dan kontrol membentuk
bekuan
f. Hasil pemeriksaan dapat
ditentukan sebagai rasio PT dan
INR dengan persamaan
    
 
    
  

Nilai : - Dewasa : 10-13 detik atau 70 -100%


Rujukkan - Terapi koagulan : 1,5 -2,0 kali
kontrol dalam detik atau 20-30%,
INR:2,0-3,0

51
19. Judul : Pembuatan Sediaan Hapus Darah
Prinsip : Prinsip sediaan apus: dibuat apusan
darah pada kaca objek.
Prinsip pewarnaan didasarkan pada
sifat kimiawi dalam sel. Zat warna
yang bersifat asam akan bereaksi
dengan komponen sel yang bersifat
alkalis, demikian pula sebaliknya.
Alat dan :  Kaca Objek 25x75 mm
Bahan  Batang gelas
 Rak kaca objek
 Pipet Pasteur
 Mikroskop
 Cat wright
 Cat Giemsa
Prosedur : Membuat Hapusan:
kerja a. Dipilih kaca objek yang bertepi
rata untuk digunakan sebagai
“kaca penghapus” sudut kaca
objek yang dipatahkan, menurut
garis diagonal untuk dapat
menghasilkan sedian apus darah
yang tidak mencapai tepi kaca
objek
b. Satu tetes kecil darah diletakkan

52
pada ± 2–3 mm dari ujung kaca
objek. Kaca penghapus diletakkan
dengan sudut 30 – 45 derajat
terhadap kaca objek didepan tetes
darah.
c. Kaca pengapus ditarik ke belakang
sehingga tetes darah, ditunggu
sampai darah menyebar pada
sudut tersebut.
d. Dengan gerak yang mantap, kaca
penghapus didorong sehingga
terbentuk apusan
e. darah sepanjang 3 – 4 cm pada
kaca objek. Darah harus habis
sebelum kaca penghapus
mencapai ujung lain dari kaca
objek. Apusan darah tidak bolah
terlalu tipis atau terlalu tebal,
ketebalan ini dapat diatur dengan
mengubah sudut antara kedua
kaca objek dan kecepatan
menggeser. Makin besar sudut
atau makin cepat menggeser, maka
makin tipis apusan darah yang
dihasilkan.
f. Apusan darah dibiarkan

53
mengering di udara. Identitas
pasien ditulis pada bagian tebal
apusan dengan pensil kaca

Pengecatan hapusan:
a. Fiksasi sediaan apus dengan
metanol absolut 2 – 3 menit.
b. Genangi sediaan apus dengan zat
warna Wright/Giemsa.
c. Biarkan 3 – 5 menit.
d. Tambahkan larutan dapar
tercampur rata dengan zat warna.
Biarkan selama 5 – 10 menit.
e. Bilas dengan air ledeng, mula-
mula dengan aliran lambat
kemudian lebih kuat dengan
tujuan menghilangkan semua
kelebihan zat warna. Letakkan
sediaan hapus dalam rak dalam
posisi tegak dan biarkan
mengering
Nilai 1) Evaluasi eritrosit :
Rujukkan a. Ukuran (size):
Diameter eritrosit yang normal
(normositik) adalah 6 – 8 µm
atau kurang lebih sama dengan

54
inti limfosit kecil
b. Bentuk (shape):
Bentuknya bikonkaf bundar
dimana bagian tepi lebih
merah daripada bagian
sentralnya
c. Warna (staining):
Bagian sentral lebih pucat
disebut akromia sentral yang
luasnya antara 1/3 -1/2 kali
diameter eritrosit
d. Benda-benda inklusi (structure
intracel):
e. Distribusi : merata
2) Evaluasi Lekosit
Lekosit adalah sel berinti. Dalam
darah tepi yang paling banyak
ditemukan adalah sel polimor-
fonuklear netrofil (PMN). Jenis
lekosit yang normal yang
ditemukan dalam darah tepi
adalah eosinofil (1% - 3%), bisafil
(0-1%), netrofil batang (2%-6%),
netrofil segmen atau sel PMN
(50%-70%), limfosit (20%-40%) dan
monosit (2%-8%). Dalam keadaan

55
normal diperkirakan terdapat 1
lekosit per 500 eritrosit
3) Evaluasi Trombosit
Diameter trombosit adalah 1-3 µm,
tidak berinti, mempunyai granula
dan bentuknya reguler. Perkiraan
jumlah trombosit dalam keadaan
normal diperkirakan terdapat 1
trombosit per 15 – 20 eritrosit atau
5 – 15 per lapangan pandang
imersie

56
20. Judul : Golongan darah
Metode : Slide
Prinsip : Antigen pada permukaan eritrosit
(aglutinogen) jika berikatan dengan
antibodi sejenis (aglutinogen) akan
mengalami aglutinasi.
Alat dan :  Darah Kapiler atau darah vena
Bahan (EDTA)
 Kartu golongan darah
 Reagen golongan darah
 Batang Pengaduk
 Blood lancet
 Autoclik
Prosedur : a. Teteskan darah sebanyak satu tetes
pada kartu golongan darah pada
kartu golongan darah
b. Berikan satu tetes serum anti-A
pada sisi kiri, anti-B pada bagian
tengah dan serum anti-AB pada
sisi kanan pada kartu golongan
darah yang sudah ditetesi darah
c. Homogenkan tetesan dengan
menggunakan masing-masing
tusuk gigi atau batang pengaduk
d. Amati ada tidaknya aglutinasi

57
pada hasil pemeriksaan setelah 2-3
menit
Aglutinasi pada Aglitinasi Penilaian
Anti Anti Anti Anti Gol. Rhesus
A B AB D Darah
(+) (-) (+) + A +
(-) (+) (+) - B -
(+) (+) (+) - AB -
(-) (-) (-) - O -

58
DAFTAR PUSTAKA

Atlas Medical. (2014). Prothrombin time (PT) (Liquid


Reagent).Cambridge : Atlas Medical

Atlas Medical. (2015). Activated partial Thromboplstin


time (PTT) (Liquid Reagent). Cambridge : Atlas
Medical

Atlas Medical. (2015). Atlas C-reactive protein (CRP)


Latex Kit. Cambridge : Atlas Medical

Bakta, I. M. (2014). Hematologi klinik Ringkas. Jakarta :


EGC

Kee. J. L (2007). Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Dan


Diagnostic (6 th ed) . Jakarta : EGC

Kitchen, S., Olson. J. D., Preston, F. E. (2013). Quality in


Laboratory Hemostasis and Thrombosis (2rd ed).
New Delhi : Wiley. Blachwell

Kurniawan, F. B (2016). Hematologi Praktikum Anda


Kesehatan. Jakarta : EGC

Nugraha, G. (2017). Panduan pemeriksaan Laboratorium


Hematologi Dasar. Jakarta : Trans Info Media.

59
TENTANG PENULIS

Aini, S.Si., M.Si.,


Penulis menyelesaikan pendidikan di
Sekolah Menengah Analis Kesehatan
Mataram, Menyelesaikan D3 Teknlogi
Laboratorium Medis di Poltekkes
Kemenkes Mataram, Menyelesaikan S1
Biologi di Unizar Mataram dan S2 di
MMSP Universitas Mataram.
Penulis adalah Dosen pada DIII Teknologi Laboratorium
Medis Politeknik Medica Farma Husada Mataram. Penulis
juga merupakan praktisi pada Laboratorium. Penulis
merupakan Kepala Laboratorium Politeknik Medica Farma
Husada Mataram sejak April 2018 hingga saat ini.

*****

60

View publication stats

You might also like