You are on page 1of 5

PROSEDUR TETAP

PENEGAKAN KLASIFIKASI DAN TIPE


PASIEN TB
No. :
:
SOP No. Revisi
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Dikdik Wahyudi


NAGRAK NIP. 197702072010011011

1. Pengertian Pasien yang telah ditegakkan diagnosis TB selanjutnya perlu ditetapkan


klasifikasi dan tipenya, berdasarkan : organ tubuh yang sakit ( paru /
ekstra paru ), hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (
BTA positif / BTA negatif ), riwayat pengobatan sebelumnya ( baru /
sudah pernah diobati ), dan tingkat keparahan penyakit ( ringan / berat ),
oleh staf medis dokter penangungjawab perawatan pasien, di Puskesmas
Nagrak

2. Tujuan Sebagai acuan untuk menetapkan paduan regimen obat anti TB ( OAT )
yang harus diberikan kepada pasien TB tersebut
3. Kebijakan Bahwa penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB di dasarkan pada : organ
yang diserang, hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, riwayat pengobatan
sebelumnya dan tingkat kepa -rahan sakit, dilakukan oleh staf medis dokter
penanggung jawab perawatan pasien tersebut
4. Referensi
5. Prosedur/
Langkah- 1. Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dahak
langkah mikroskopis dan pemeriksaan penunjang lainnya, maka pasien TB
akan di tetapkan klasifikasi dan tipe nya :

a. berdasarkan organ tubuh yang diserang : pasien TB paru / pasien


TB ekstra paru
b. berdasarkan hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis :
pasien TB paru BTA (+) / pasien TB paru BTA (-) foto thorax (+)
c. berdasarkan riwayat pengobatan TB sebelumnya : pasien TB paru
BTA (+) baru / pasien TB paru BTA (+) kambuh-gagal-default-
kronis
d. berdasarkan tingkat keparahan penyakit : pasien TB ekstra paru
ringan / pasien TB ekstra paru berat / pasien TB paru BTA (-) foto
thorax (+) ringan / pasien TB paru BTA (-) foto thorax (+) berat

2. Diagnosis, klasifikasi dan tipe :

1
a. TB paru BTA (+) baru : 2 atau lebih sediaan apusan dahak
ditemukan BTA (+), atau 1 sediaan apusan dahak BTA (+) foto
thorax mendukung TB, pasien belum pernah mendapat
pengobatan OAT sebelumnya atau minum OAT < 1 bulan
b. TB paru BTA (-) foto thorax positif : 3 sediaan apusan dahak
BTA (-) dengan hasil foto thorax mendukung TB, atau TB anak,
atau kasus TB yang tidak diperoleh hasil apusan dahak pasien
c. TB paru BTA (+) kambuh : pasien sudah pernah mendapat
pengobatan OAT dan sudah dinyatakan sembuh yang kemudian
di diagnosis lagi dengan BTA (+)
d. TB paru gagal : pasien yang sediaan apusan dahak awalnya BTA
(-) kemudian dengan pengobatan menjadi BTA (+), atau pasien
TB yang pengobatan s.d bulan ke-5 dengan BTA nya tetap (+)
e. TB paru kronis : pasien TB BTA (+) yang s.d akhir pengobatan
BTA nya tetap (+)
f. TB paru setelah default : pasien kembali berobat dengan TB
BTA (+) setelah putus obat > 2 bulan
g. TB ekstra paru : kasus TB yang menyerang organ selain paru
( kulit, kelenjar, tulang, syaraf, dll ), ringan maupun berat
3. Dokter penanggung jawab perawatan pasien TB tersebut selanjutnya
menetapkan paduan regimen obat anti TB, sesuai dengan klasifikasi
dan tipe pasien, sesuai standar WHO dan ISTC ( International
Standard of Tuberculosis Care )
6. Bagan Alir

alur penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB :

mikroskopis organ riwayat pengobatan


diserang

BTA (+)

paru belum pernah baru

BTA (-)

KASUS TB

sudah pernah kambuh


berat

ekstra paru gagal

ringan
kronis

keparahan

7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Seluruh SMF yang terkait
2. Seluruh unit pelayanan yang terkait

9. Dokumen
Terkait
10. Rekaman 2
Historis
perubahan NO Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

.
Nomor SOP
800/ /SOP/ /2017

Nomor Kebijakan SOP :


800/ /KEP/KAPUS/PKm-Ngrk/ /2017
Persiapan
1. Alat dan Bahan
a. ATK
b. Infokus / Laptop
2. Petugas yang melaksanakan
a. Penanggung jawab UKM
b. Pemegang Program Promkes
c. KIA
d. Gizi
e. Kesling
f. P2P
3. Langkah-langkah

KERANGKA ACUAN
IDENTIFIKASI HARAPAN DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT,
KELOMPOK MASYARAKAT, DAN INDIVIDU

I. PENDAHULUAN
II. LATAR BELAKANG
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
VI. SASARAN
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
IX. PENCATATAN PELAPORAN KEGIATAN

Sebagai acuan untuk kegiatan langkah-langkah

You might also like