You are on page 1of 41

DOKUMEN RKL - RPL

RENCANA KEGIATAN
REVITALISASI PASAR GODEAN,
KABUPATEN SLEMAN, PROVINSI
D.I. YOGYAKARTA
Oleh : Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Sleman

JULI 2023
I-1

BAB I
PENDAHULUAN

Pasar tradisional mempunyai peranan yang penting dalam


perekonomian kerakyatan. Peranan tersebut selain menempatkan pasar
sebagai tempat transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli, dan juga
mengakomodir petani (pertanian, perkebunan, dan perikanan) yang ingin
menjual hasil produk panen dari pertaniannya. Salah satu keunggulan dari
pasar tradisional adalah adanya interaksi antara penjual dan pembeli dan
adanya proses tawar menawar dari keduanya, selain itu pasar tradisional
juga mempunyai potensi untuk menjadi “gerai” bagi produk-produk usaha
mikro kecil dan menengah setempat. Pasar modern sudah banyak
bermunculan tetap belum berdampak serius terhadap bargaining position
kepada pasar tradisional walaupun hal tersebut merupakan tantangan yang
sangat besar untuk pasar tradisional.
Dalam hal ini, terkait daya saing dengan pasar modern yang perlu
dilakukan penyesuaian (intervensi) tata kelola pasar tradisional dari
berbagai aspek manajerial mulai dari perencanaan hingga pengawasan
dalam rangka mewujudkan Program Nawa Cita Pemerintah dalam
membangun dan/atau merevitalisasi 5.000 pasar rakyat di Indonesia
melalui Kementerian PUPR, apabila ditinjau dari progres perkembangan
Program Nawa Cita berdasarkan data dari Kementerian PUPR pada kurun
waktu tahun 2015 s/d Tahun 2018, telah mampu merampungkan
revitalisasi dan pembangunan 4.152 pasar rakyat di seluruh wilayah
Indonesia, dan pada tahun 2019 ditargetkan mampu merampungkan 1.079
pasar rakyat. Dalam kurun waktu 2015-2019, total pendanaan untuk
melakukan pembangunan dan revitalisasi pasar rakyat mencapai Rp. 12,74
Triliun. sedangkan pada periode 2019-2020 mencapai Rp. 1,7 T untuk 21 Pasar
tradisional.
Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi Pasar Godean ini akan
dilakukan di lahan seluas 11.261 m 2 dengan luas bangunan 14.763,20 m2 yang
berlokasi di Jl. Godean Padukuhan Godean, Kalurahan Sidoagung-Sidoluhur,
Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman, DIY. Rencana kegiatan dilahan
seluas 11.261 m2 merupakan lahan yang berstatus pinjam pakai (Sultan
Ground).
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
2

Apabila ditinjau dari klasifikasi atau kategori jenis Pasar Godean saat
operasional nantinya termasuk dalam kategori Purwarupa Pasar Rakyat Tipe A
dengan merujuk pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21 Tahun
2021 Tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana
Perdagangan.
penapisan rencana kegiatan yang diajukan kepada DLH Kabupaten
Sleman melalui balasan Surat No. 660/2404/DLH/2021 terlampir pada Lampiran
1.3 Hasil penapisan dinyatakan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021TentangDaftar
Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib MemilikiAnalisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, Upaya PengelolaanLingkungan Hidup Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup AtauSurat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup, Huruf A, Bidang
Multisektor, dimana luas bangunan 14.763,20 m2> 10.000 m2 termasuk
dalam kegiatan wajib wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL).
2
LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI KALIYASA

Berlandaskan adanya dampak positif dan negatif yang dapat mempengaruhi berbagai
komponen lingkungan. Berbagai dampak tersebut telah dievaluasi besaran dan sifat pentingnya
terhadap komponen lingkungan yang relevan dalam Dokumen ANDAL. Pemrakarsa dalam hal
ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman memiliki komitmen terhadap
konsep pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu dalam hal ini diperlukan adanya suatu
acuan untuk mengelola dampak penting akibat kegiatan tersebut yang dituangkan dalam
dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL). Dokumen RKL-RPL ini memuat berbagai upaya untuk menangani
keseluruhan dampak dan memantau keseluruhan komponen lingkungan hidup yang terkena
dampak akibat rencana kegiatan ini dimana dampak tersebut telah dikaji secara dalam
Dokumen Andal pada BAB VI (Hasil Prakiraan Dampak Penting) diperoleh kesimpulan bahwa
terdapat 19 Dampak Penting dikelola dan dipantau dan 15 dampak yang telah dipersiapkan
pengelolaan dan pemantauan sebagai bagian dari rencana kegiatan, dengan demikian terhadap
34 dampak penting dikelola dan dipantau yang secara terperinci dituangkan dalam BAB II dan
BAB III.

1.1. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL dan RPL

Pada dasarnya maksud dan tujuan dalam pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RKL) adalah sebagai upaya penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup
yang ditimbulkan dari berbagai tahapan rencana kegiatan, sedangkan maksud dan tujuan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah sebagai upaya pemantauan dampak
penting terhadap komponen lingkungan hidup yang terkena dampak dari berbagai tahapan
rencana kegiatan, dalam hal ini tahapan kegiatan Pra-Kontruksi; Kontruksi; dan Operasi.

1.1.1. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

Pencapaian untuk tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah memberikan pedoman


dan arahan terkait dampak penting yang perlu dikelola dan dipantai, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Sleman selaku pemrakarsa, berkomitmen untuk berupaya dalam:

(1) menghindari dan mencegah dampak penting yang bersifat negatif terhadap
komponen lingkungan hidup;

(2) berkemampuan untuk menanggulangi, meminimalisasi, dan mengendalikan


dampak penting yang bersifat negatif terhadap komponen lingkungan hidup

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI KALIYASA

(3) meningkatkan dampak penting bersifat positif terhadap komponen lingkungan


hidup, sehingga dampak tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik
kepada pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat di wilayah studi.

Dalam pencapaian tersebut, maka perlu pendekatan dalam pengelolaan baik melalui pendekatan
teknologi/teknis, sosial ekonomi, maupun institusi/kelembagaan.

1.1.2. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

Pencapaian untuk tujuan pemantauan lingkungan hidup yang akan diupayakan oleh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman selaku pemrakarsa sehubungan
dengan rencana pemantauan, diantaranya:

(1) memantau perubahan kondisi dan kualitas lingkungan (komponen lingkungan


yang terkena dampak) yang disebabkan oleh berbagai tahapan rencana kegiatan.

(2) memastikan penanganan dampak penting yang dipantau agar sesuai dengan
perencanaan, sehingga dampak positif dapat dievaluasi dan dampak negatif dapat
dicegah atau dikurangi;

(3) memastikan teridentifikasi dan terkendalinya semua fungsi lingkungan hidup


pada pelaksanaan rencana kegiatan ini, sehingga tujuan pembangunan yang
berwawasan lingkungan dapat tercapai dan membawa manfaat bagi kesejahteraan
masyarakat;

(4) mengkaji dan mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pengelolaan lingkungan


hidup yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sleman selaku pemrakarsa dalam meningkatkan manfaat (dampak penting yang
bersifat positif) yang disebabkan oleh berbagai tahapan rencana kegiatan;

(5) memastikan penyampaian data dan informasi secara open access/open public
tentang perubahan kondisi dan kualitas lingkungan hidup yang diakibatkan oleh
berbagai tahapan rencana kegiatan kepada instansi/stakeholder terkait dan
berkepentingan dengan pemanfaatan data dan informasi tersebut;

(6) memastikan penyelenggaraan seluruh tahapan rencana kegiatan sesuai dengan


ketentuan peratudan dan perundang yang berlaku, sehingga Dinas

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI KALIYASA

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman selaku pemrakarsa memiliki


dasar hukum dalam pelaksanaan pemantauan lingkungan hidup.

Pemantauan lingkungan hidup salah satu upaya kegiatan yang dilakukan secara
berkelanjutan dan berlangsung terus menerus, sistematis dan terencana. Pemantauan dampak
penting yanga akan dilakukan terhadap komponen lingkungan sebagai indikator untuk
mengevaluasi pentaatan (compliance) atas ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku
(taat hukum), kecenderungan (trendline) kondisi dan kualitas lingkungan hidup dengan adanya
rencana kegiatan dan tingkat kekritisan (critical level) kondisi dan kualitas lingkungan dari
hasil pengelolaan lingkungan hidup. Adapun kegunaan pelaksaan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL), sebagai berikut:

(1) Bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman selaku


pemrakarsa, bahwa hasil pemantauan lingkungan hidup dapat digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan
pada periode sebelumnya dan sebagai dasar untuk memperbaiki dan
menyempurnakan pelaksanaan pengelolaan lingkungan pada periode berikutnya,

(2) Bagi Kabupaten Sleman selaku Pemerintahan Daerah, hasil pemantauan


lingkungan dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dan
tindakan yang akan dilakukan dalam rangka pelestarian dan perlindungan fungsi
lingkungan hidup yang berkelanjutan (sustainable development)

(3) Bagi instansi atau lembaga pemerintah selaku stakeholder terkait, hasil
pemantauan lingkungan hidup dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan
kebijakan dan tindakan pada level kelembagan Dinas (Kabupaten/Provinsi) yang
akan dilakukan rangka pelestarian dan perlindungan fungsi lingkungan hidup
yang berkelanjutan (sustainable development)

(4) Bagi masyarakat selaku stakeholder yang berkepentingan, hasil pemantauan


lingkungan hidup dapat dijadikan sumber data dan informasi tentang perubahan
kondisi dan kualitas lingkungan hiudp yang terjadi akibat adanya rencana
kegiatan dari berbagai tahapan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman selaku pemrakarsa. Data dan
Informasi ini bersifat terbuka dapat diakses

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI KALIYASA

secara konstitusional atau open access sehingga dapat dijadikan sebagai alat
pengawasan oleh para pemangku kepentingan dalam rangka pembangunan
yang berwawasan lingkungan,

(5) Dokumen RKL-RPL ini merupakan dokumen tertulis yang bersifat memiliki
legalitas secara hukum dan mengikat semua pihak yang terkait.

1.2. Kebijakan Lingkungan Pemrakarsa

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaran


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa pemrakarsa harus
membuat pernyataan untuk melaksanakan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Sleman selaku pemrakarsa memastikan bahwa kebijakan lingkungan hidup
digunakan sebagai berikut:

(1) Sebagai pedoman untuk melaksanakan pemantauan dan pengelolaan lingkungan


hidup atau melakukan penilaian atas pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup di lokasi rencana kegiatan;
(2) Untuk memperoleh informasi tentang efektivitas dan efisiensi, serta hasil
pengelolaan lingkungan hidup akibat rencana kegiatan;
(3) Untuk mengetahui berbagai kendala dalam pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup, sehingga dapat dikeloa dan dipantau lebih cepat untuk
merumuskan langkah pengelolaan dan pemanatauan selanjutnya.
Kebijakan lingkungan sebagai platform untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil
adalah keputusan terbaik yang berguna dalam:

(1) mengkoordinasikan kegiatan pengendalian lingkungan hidup sesuai dengan


tugas, kewenangan dan tanggungjawab di tiap instansi, sehingga diharapkan
tercipta informasi yang tepat guna dan tepat waktu;
(2) menyusun suatu program pengendalian dampak lingkungan hidup yang terpadu
dan holistik;
(3) mengevaluasi berbagai komponen penilaian kinerja bawahannya;
(4) untuk mengetahui proses pelaksanaan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup dalam lingkup wilayah kerjanya.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman selaku pemrakarsa memiliki


komitmen penuh atas tanggung jawab secara legalitas dalam menjalankan

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
DOKUMEN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN PENGENDALI BANJIR (FLOOD MITIGATION) SUNGAI KALIYASA

berbagai rencana kegiatan dengan mempertimbangkan pendekatan berbagai aspek dengan


tujuan:
(1) memenuhi peraturan dan perundang yang berlaku di bidang lingkungan hidup yang
relevan dengan rencana Kegiatan di seluruh tahapan kegiatan
(2) memastikan pelakasanaan dan penyempurnaan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup secara berkelanjutan dengan mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi.
(3) memastikan pelaksanaan rencana kegiatan di seluruh tahapan kegiatan
memperhatikan arahan sebagaimana Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Lingkungan Hidup
Dan Kehutanan yaitu dengan mempertimbangkan berbagai aspek risiko terhadap
komponen lingkungan hidup dengan adanya rencana kegiatan.

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2


RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN
DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
I-

LATIHAN PENYUSUNAN AMDAL ANGK. 83 KEL 2

RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN REVITALISASI PASAR GODEAN KAPANEWON GODEAN, SLEMAN DIY
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SLEMAN
II

BAB II
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

2.1. Deskripsi Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) memuat berbagai


upaya untuk menghindari, mencegah, meminimasi, mengendalikan dan
menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif dan
meningkatkan dampak positif dari Rencana Kegiatan Pembangunan Revitalisasi
Pasar Godean yang terdiri dari 3 tahap kegiatan yaitu Tahap Pra-kontruksi (A),
Kontruksi (B), Operasi (C). Dalam penyusunan rencana kelola melalui tabel
matriks yang akan disampaikan dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RKL) ini, sebagai berikut:

(1) Dampak lingkungan (dampak penting dan dampak lingkungan lainnya);


(2) Sumber dampak (dampak penting dan dampak lingkungan hidup
lainnya);
(3) Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup;
(4) Bentuk pengelolaan lingkungan hidup;
(5) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup;
(6) Periode pengelolaan lingkungan hidup;
(7) Institusi pengelolaan lingkungan hidup, meliputi:Pelaksana yaitu
Penanggung Jawab Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sleman selaku Pemrakarsa; Pengawas dan Penerima
Laporanmengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 9
Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Cilacap

Berbagai pendekatan yang akan digunakan dalam pengelolaan


lingkungan hidup meliputi pendekatan teknologi atau teknis, sosial-
ekonomi- budaya dan institusi atau kelembagaan. Dokumen RKL ini
nantinya akan dijadikan acuan bagi pemrakarsa dalam melaksanakan
kegiatan pengelolaan lingkungan hidup terhadap dampak penting dari hasil
evaluasi secara holistik yang perlu dikelola dan dipantau secara
berkelanjutan untuk menciptakan kelestarian fungsi lingkungan hidup
khususnya di wilayah studi rencana kegiatan
.
II

2.2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup: Dampak Penting Dikelola

Berdasarkan hasil evaluasi secara holistik terevaluasi ebanyak 14


dampak penting yang diperlukan pengelolaan. Sehingga terdapat 33 dampak
penting dikelola untuk setiap tahapan kegiatan seperti disajikan pada Tabel
2.1. berikut dibawah ini
Tabel 2.1. Daftar Dampak yang telah dipersiapkan rencana pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup

KEGIATAN PENYEBAB
TAHAP NO JENIS DAMPAK KETERANGAN
DAMPAK

KONTRUKSI (B.1) D-KP (Dampak yang


(B) Pekerjaan Penyiapan telah dipersiapkan
1. Penurunan Kualitas Air
Lahan Pengelolaan dan
Pemantauan)
D-KP (Dampak yang
Timbulan Sampah telah dipersiapkan
2.
Domestik Pengelolaan dan
Pemantauan)
D-KP (Dampak yang
Vektor dan Binatang telah dipersiapkan
3. Pembawa Penyakit Pengelolaan dan
Pemantauan)
(B.2) D-KP (Dampak yang
Pekerjaan telah dipersiapkan
4. Penurunan Kualitas Air
pembangunan fisik Pengelolaan dan
fasilitas pendukung Pemantauan)
DTPH-KP (Dampak yang
Timbulan Sampah telah dipersiapkan
5.
Domestik Pengelolaan dan
Pemantauan)
DTPH-KP (Dampak yang
telah dipersiapkan
6. Timbulan Limbah B3 Pengelolaan dan
Pemantauan)
DTPH-KP (Dampak yang
Vektor Pembawa telah dipersiapkan
7.
Penyakit Pengelolaan dan
Pemantauan)
D-KP (Dampak yang
(B.3)
telah dipersiapkan
Operasional Fasilitas 8. Penurunan Kualitas Air
Pengelolaan dan
Utama Pasar Pemantauan)
DTPH-KP (Dampak yang
Timbulan Sampah telah dipersiapkan
9.
(B.4) Domestik Pengelolaan dan
Operasional Fasilitas Pemantauan)
Pendukung Pasar DTPH-KP (Dampak yang
Godean telah dipersiapkan
10. Timbulan Limbah B3
Pengelolaan dan
Pemantauan)
II

KEGIATAN PENYEBAB
TAHAP NO JENIS DAMPAK KETERANGAN
DAMPAK

DTPH-KP (Dampak yang


Vektor dan Binatang telah dipersiapkan
11.
Pembawa Penyakit Pengelolaan dan
Pemantauan)
DTPH-KP (Dampak yang
Gangguan
telah dipersiapkan
12. Kelancaran Lalu
Pengelolaan dan
Lintas
Pemantauan)
DTPH-KP (Dampak yang
Penurunan Kualitas telah dipersiapkan
13.
Udara Pengelolaan dan
(B.5) Pemantauan)
Pembongkaran
DTPH-KP (Dampak yang
Bangunan Gangguan
telah dipersiapkan
14. Kesehatan
Pengelolaan dan
Masyarakat (ISPA)
Pemantauan)

Berdasarkan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan dalam pengambilan


keputusan, terdapat “34 Dampak Penting” yang perlu dikelola berdasarkan
arahan dalam Dokumen Andal dan daftar dampak Kelola dan pantau (D-KP)
yang telah dipersiapkan untuk setiap tahapan kegiatan(Tabel 2.3.), serta
didukung lokasi pengelolaan lingkungan hidup dan layout detail lokasi
pengelolaan pada lampiran dokumen (berkas dokumen terlampir pada
Lampiran 1 s/d Lampiran 3).
III-
Tabel 2.1. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
DAMPAK LOKASI PERIODE
N LINGKUNGA INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN INSTITUSI PENGELOLAAN
SUMBER DAMPAK
O N YANG LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
DIKELOLA HIDUP HIDUP
A. TAHAP PRA-KONTRUKSI
1. Terbukanya Penerimaan Tenaga Kerja Indikator : 1. kontrak kerja (MoU) dengan pihak kontraktor-Manajemen Konstruksi untuk 1. Lokasi Periode 1. Instansi Pelaksana,
Kesempatan untuk tahap kontruksi Tercapainya target minimal dalam menentukan tenaga kerja lokal pengelolaan pengelolaan yaitu Dinas
Kerja penerimaan tenaga kerja lokal minimal di Dinas dilakukan minimal Perindustrian dan
30% dari total kebutuhan kualifikasi 2. Membuat pengumuman di kantor kalurahan Sidoagung dan Kalurahan Perindustrian satu kali selama Perdagangan
tenaga kerja kontruksi Sidoluhur, dan proses Kabupaten Sleman
Perdagangan penerimaan selaku penanggung
Kabupaten tenaga kerja jawab usaha
Sleman konstruksi dan/atau kegiatan
2. Instansi Pengawas,
2. Lokasi yaitu Dinas
3. Membuat pengumuman di tapak proyek pengelolaan Lingkungan Hidup
di warga Kabupaten Sleman,
masyarakat Dinas Tenaga Kerja
dalam batas Kabupaten Sleman,
sosial wilayah 3. Instansi Penerima
studi yaitu (1) Laporan, yaitu Dinas
Kelurahan Lingkungan Hidup
Sidaoluhur; (2) Kabupaten Sleman,
Kelurahan Dinas Tenaga Kerja
Sidoagung; Kabupaten Sleman

3. Lokasi
pengelolaan
di tapak
proyek
2. Munculnya Relokasi Pedagang Eksisiting Indikator sosial: Memberikan informasi dan pengumuman terkait metode relokasi, mekanisme Lokasi Periode 1. Instansi Pengawas
Persepsi dan Standar nilai interpretasi munculnya relokasi dan lokasi tempat relokasi. pengelolaan di pengelolaan yaitu DLH
sikap persepsi dan sikap masyarakat negative Kelurahan dilakukan 4 kali Kabupaten Sleman;
Masyarakat memenuhi kriteria <60% berbasis surveilian Sidoluhur dan selama 4 bulan 2. Instansi Penerima
Negatif responden Kelurahan pada tahap Laporan yaitu DLH
Sidoagung kegiatan relokasi Kabupaten Sleman
pedagang
eksistng.

B. TAHAP KONSTRUKSI
3. Peningkatan Pekerjaan Mobilisasi Indikator Baku Mutu: 1. Menggunaan dump truk lulus uji emisi Dump Truk Periode 1. Pihak Pelaksana
Kadar PM10 Peralatan dan Standar baku mutu Nilai konsentrasi 2. Menggunaan dump truk yang laik operasi dan bak ditutup terpal rapat Pengangkut pengelolaan yaitu Dinas
Material PM10<75 µg/m3 selama waktu periode 24 secara layak dilakukan selama Perindustrian dan
jam sesuai dengan ketentuan dalam proses kegiatan Perdagangan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun Pekerjaan Kabupaten Sleman.
2021 Tentang Penyelenggaran Mobilisasi 2. Instansi Pengawas
Perlindungan dan Pengelolaan Peralatan dan yaitu DLH
Lingkungan Hidup (Lampiran VII, Baku Material Kabupaten Sleman
Mutu Udara Ambien) berlangsung yaitu dan Dinas
8 bulan. Perhubungan
Kabupaten Sleman
3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman
4. Peningkatan Penyiapan lahan Standar baku tingkat kebisingan di 1. Melakukan pengangkutan peralatan dan material sesuai kapasitas tonase 1. Area Tapak Periode 1. Pihak Pelaksana
kebisingan kawasan lingkungan permukiman = 55 armada angkut proyek pengelolaan yaitu Dinas
d(BA) sesuai dengan ketentuan dalam 2. Mengatur jadwal dan kecepatan armada angkut sesuai dengan 2. Lokasi dilakukan selama perindustrian dan
Lampiran KEP-48/MENKLH/11/1996 Tentang ketentuan oleh instansi berwenang pengelolaan proses kegiatan perdagangan Kab.
Baku Tingkat Kebisingan 3. Pemakaian penutup telinga (earplug) bagi operator kendaraan berat sesuai di armada pekerjaan Kolaka
dengan keperluan
III-

DAMPAK LOKASI PERIODE


N LINGKUNGA INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN INSTITUSI PENGELOLAAN
SUMBER DAMPAK
O N YANG LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
DIKELOLA HIDUP HIDUP
4. Pemasangan barrier buatan (Pagar pembatas) di sekeliliing area tapak angkut yang penyiapan lahan 2. Instansi Pengawas
proyek digunakan berlangsung yaitu DLH
5. Melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kab. Sleman apabila 3. Dinas Kabupaten Sleman,
terdapat pekerjaan lembur diluar waktu jam kerja Perhubunga Dinas Perhubungan
n Kab. Kabupaten Sleman
Sleman 3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman
dan DLH Provinsi DIY

5. Peningkatan Pekerjaan Mobilisasi Tidak terjadi peningkatan prevalensi 1. Pengelolaan mengacu pada bentuk penngelolaan dampak primer 1. Dump truck 1. Selama 8 1. Pelaksana
Prevalensi Peralatan dan penyakit ISPA di wilayah studi tidak penurunan kualitas udara (peningkatan kadar PM10), yaitu: 2. Fasilitas (delapan) Dinas Perindustrian
Penyakit Material melebihi rona awal lingkungan dimana 1. Menggunakan dump truck yang lulus uji emisi pelayanan bulan atau dan Pergadangan
ISPA prevalensi penyakit ISPA sebesar 16,48% 2. Menutup bak kendaraan pada saat mengangkut material kesehatan selama Kabupaten Sleman
2. Melakukan koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk terdekat kegiatan 2. Pengawas
melakukan pemeriksaan gratis secara berkala dan sosialisasi terkait PHBS mobilisasi Dinas Lingkungan
peralatan dan Hidup dan Dinas
material Kesehatan
berlangsung Kabupaten Sleman
2. Setiap bulan 3. Penerima Laporan
selama 8 Dinas Lingkungan
(delapan) Hidup Kabupaten
bulan atau Sleman
selama
kegiatan
mobilisasi
peralatan dan
material
berlangsung
6. Gangguan Mobilisasi peralatan dan Indikator : 1. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas yang di lengkapi dengan APD di Lokasi Periode 1. Pelaksana
kelancaran material Terciptanya lalu lintas yang lancer pintu keluar dan masuk selama jam pengangkutan material dan di lokasi pengelolaan di pengelolaan Dinas Perindustrian
lalulintas dengan besar V/C ratio < 0,3 Pembangunan tapak Proyek dilakukan selama dan Pergadangan
2. Memberikan petunjuk pelaksanaan pengangkutan kepada pengemudi truk Pasar Godean, tahap kegiatan Kabupaten Sleman
3. Pemasangan rambu peringatan hati-hati untuk memberikan peringatan Mobilisasi 2. Pengawas
kepada pengguna jalan bahwa adanya pekerjaan/proyek bangunan peralatan dan Dinas Lingkungan
didepan, dan juga karena himbauan adanya keluar masuk kendaraan proyek material Hidup dan Dinas
4. Memasang Rotary Lamp untuk memberikan peringatan agar lebih hati-hati Perhubungan
pengguna jalan untuk melintas Kabupaten Sleman
5. Melengkapi kendaraan proyek pengangkut galian tanah dan material 3. Penerima Laporan
bangunan dengan penutup (terpal) yang memadai Dinas Lingkungan
6. Membersihkan jalan disekitar lokasi proyek Hidup Kabupaten
Sleman
7. Peningkatan Pekerjaan Penyiapan Indikator Baku Mutu: 1. Menggunaan dump truk lulus uji emisi 1. Dump Truk Periode 1. Pihak Pelaksana
Kadar PM10 Lahan Standar baku mutu nilai konsentrasi 2. Menggunaan dump truk yang laik operasi dan bak ditutup terpal rapat Pengangkut pengelolaan yaitu Dinas
PM10<75 µg/m3 selama waktu periode 24 secara layak 2. Area Tapak dilakukan setiap Perindustrian dan
jam sesuai dengan ketentuan dalam 3. Membuat pagar sementara sebagai barier buatan Proyek hari selama Perdagangan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 4. Menyiram area tapak proyek terutama pada saat musim kemarau dan/atau proses kegiatan Kabupaten Sleman.
2021 Tentang Penyelenggaran kecepatan angin relatif tinggi Pekerjaan 2. Instansi Pengawas
Perlindungan dan Pengelolaan Penataan Lahan yaitu DLH
Lingkungan Hidup (Lampiran VII, Baku berlangsung yaitu Kabupaten Sleman
Mutu Udara Ambien) 4 bulan. dan Dinas
Perhubungan
Kabupaten Sleman
3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman
8. Penurunan Penyiapan lahan - Tidak terjadi genangan air di tapak Tapak Proyek selama tahap 1. Pihak Pelaksana
kualitas air proyek dan lingkungan sekitar 1. Terdapat drainase di wilayah tapak proyek kegiatan yaitu Dinas
III-

DAMPAK LOKASI PERIODE


N LINGKUNGA INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN INSTITUSI PENGELOLAAN
SUMBER DAMPAK
O N YANG LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
DIKELOLA HIDUP HIDUP
- Standar baku mutu kualitas air sungai pekerjaan perindustrian dan
parameter kunci TSS tidak melebihi Baku 2. Menyediakan sedimen trap (penampung air larian) sebelum dibuang ke penyiapan lahan perdagangan Kab.
mutu kelas II sebesar 50 mg/L. system drainase perkotaan berlangsung Kolaka
2. Instansi Pengawas
yaitu DLH
Kabupaten Sleman
3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman
dan DLH Provinsi DIY
9. Timbulan Pekerjaan Penyiapan Tidak terdapat sampah domestic disekitar Menempatkan pewadahan sampah domestik Lokasi kegiatan Periode 1. Pihak Pelaksana yaitu
Sampah Lahan lokasi kegiatan proyek pengelolaan Dinas Perindustrian
Domestik dilakukan selama dan Perdagangan
kegiatan pasar Kabupaten Sleman
beroperasi 2. Instansi Pengawas
yaitu DLH Kabupaten
Sleman
3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman
10. Peningkatan Pekerjaan Penyiapan Prevalensi penyakit ISPA di wilayah studi (1)Pengelolaan mengacu pada bentuk penngelolaan dampak primer (1)Dump truck (1)Selama 4 1. Pelaksana
Prevalensi Lahan tidak melebihi rona awal lingkungan penurunan kualitas udara (peningkatan kadar PM10), yaitu: (2)Tapak proyek (empat) bulan Dinas Perindustrian
Penyakit dimana prevalensi penyakit ISPA sebesar a. Menggunakan dump truck yang lulus uji emisi (3)Fasilitas atau selama dan Pergadangan
ISPA 16,48% b. Menutup bak kendaraan pada saat mengangkut material bongkaran pelayanan kegiatan Kabupaten Sleman
c. Membuat pagar sementara sebagai barrier buatan kesehatan penyiapan 2. Pengawas
d. Melakukan penyiraman di tapak proyek pada tahap kegiatan terdekat lahan Dinas Lingkungan
penyiapan lahan, hanya saat kondisi kering atau kemarau berlangsung Hidup dan Dinas
(2)Melakukan koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk (2)Selama 4 Kesehatan
melakukan pemeriksaan gratis secara berkala dan sosialisasi terkait PHBS (empat) bulan Kabupaten Sleman
atau selama 3. Penerima Laporan
kegiatan Dinas Lingkungan
penyiapan Hidup Kabupaten
lahan Sleman
berlangsung
(3)Setiap bulan
selama 4
(empat) bulan
atau selama
kegiatan
penyiapan
lahan
berlangsung
11. Vektor dan Pekerjaan Penyiapan Tidak terdapat sampah domestic disekitar Menempatkan pewadahan sampah domestik Lokasi kegiatan Periode 1. Pihak Pelaksana yaitu
Binatang Lahan lokasi kegiatan proyek pengelolaan Dinas Perindustrian
Pembawa dilakukan selama dan Perdagangan
Penyakit kegiatan pasar Kabupaten Sleman
beroperasi 2. Instansi Pengawas
yaitu DLH Kabupaten
Sleman
3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman
12. Penurunan Pembangunan fisik - Tidak terdapat tumpahan/ceceran (1) Menyediakan fasilitas toilet portable dan IPAL Portable Tapak Proyek selama tahap 1. Pihak Pelaksana
kualitas air fasilitas utama dan cairan berminyak (2) Menghindari tumpahan bahan bakar atau bahan berbahaya lainnya kegiatan yaitu Dinas
pendukung - Standar baku mutu kualitas air masuk ke tanah, saluran air atau drainase Pembangunan perindustrian dan
sungai parameter kunci TSS dan (3) Membersihkan tumpahan bahan bakar peralatan berat dan cairan hidrolik fisik fasilitas perdagangan Kab.
BOD tidak melebihi Baku mutu kelas dengan segera utama dan Kolaka
II.
III-

DAMPAK LOKASI PERIODE


N LINGKUNGA INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN INSTITUSI PENGELOLAAN
SUMBER DAMPAK
O N YANG LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
DIKELOLA HIDUP HIDUP
pendukung 2. Instansi Pengawas
berlangsung yaitu DLH
Kabupaten Sleman
3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman
dan DLH Provinsi DIY
13. Timbulan Pekerjaan Tidak terdapat sampah domestic disekitar Menempatkan pewadahan sampah domestik Lokasi kegiatan Periode 1. Pihak Pelaksana yaitu
Sampah pembangunan fisik dan lokasi kegiatan proyek pengelolaan Dinas Perindustrian
Domestik penunjang dilakukan selama dan Perdagangan
kegiatan pasar Kabupaten Sleman
beroperasi 2. Instansi Pengawas
yaitu DLH Kabupaten
Sleman
3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman
14. Timbulan Pekerjaan Indikator Teknis: (1) Menyediakan sarana TPS di area tapak proyek sesuai dengan ketentuan Area Tapak Periode 1. Pihak Pelaksana
Limbah B3 Pembangunan Fisik - Tidak ada ceceran Limbah B3 di rincian teknis pengelolaan limbah B3. Proyek pengelolaan yaitu Dinas
Fasilitas Utama dan area tapak proyek meliputi Jenis (2) Menyediakan petugas pengelola Limbah B3 terdidik dan/atau terlatih. dilakukan setiap Perindustrian dan
Fasilitas Pendukung Limbah B3 sebagai berikut : (3) Menempatkan Minyak pelumas bekas ditempatkan pada drum hari selama Perdagangan
1. Minyak pelumas bekas (Kode bertutup, diberi simbol dan label. proses kegiatan Kabupaten Sleman.
Limbah B105d) (4) Menempatkan Kain majun bekas ditempatkan pada drum atau wadah pembangunan 2. Instansi Pengawas
2. Kain majun bekas (used lain dengan fungsi yang sama, diberi simbol dan label. fasilitas utama yaitu DLH
rags) (Kode Limbah B110d) (5) Menempatkan Aki bekas pada rak atau wadah lain dengan fungsi dan fasilitas Kabupaten Sleman
3. Aki bekas (Kode Limbah B355-2) yang sama, diberi simbol dan label. pendukung yaitu dan Dinas
4. Kemasan bekas B3 (Kode Limbah (6) Kemasan bekas B3 ditempatkan pada drum atau wadah lain dengan fungsi 8 bulan. Perhubungan
Kodel Limbah B104d) yang sama, diberi simbol dan label Kabupaten Sleman
- Semua Limbah B3 ditempatkan di (7) Melakukan pencatatan Limbah B3 pada Loog Book. 3. Instansi Penerima
TPS Limbah B3. (8) Membuat Perjanjian Kerja Sama dengan Pihak Ketiga Pengelola Lanjut Limbah Laporan yaitu DLH
B3 berizin (Pengumpul Limba B3 dan/atau Pengangkut Limba B3) Kabupaten Sleman
(9) Melakukan administrasi manifest Limbah B3.

15. Vektor dan Pekerjaan Tidak terdapat sampah domestic disekitar Menempatkan pewadahan sampah domestik Lokasi kegiatan Periode 1. Pihak Pelaksana yaitu
Binatang pembangunan fisik lokasi kegiatan proyek pengelolaan Dinas Perindustrian
Pembawa fasilitas utama dan dilakukan selama dan Perdagangan
Penyakit penunjang kegiatan pasar Kabupaten Sleman
beroperasi 2. Instansi Pengawas
yaitu DLH Kabupaten
Sleman
3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman
TAHAP OPERASI
16. Munculnya Penataanpedagangeksisti Indikatorsosial: Periode 1. Pihak Pelaksana
Persepsi dan ng Standarnilaiinterpretasimunculnyapersepsi (1) Melaksanakansosialisasipenataanpedagangdasaran (Kios dan LOS) dan Lokasi pengelolaan yaitu Dinas
Sikap dan plataran (Tlasaran) pengelolaan di dilakukan selama Perindustrian dan
Masyarakat sikapmasyarakatpositifmemenuhikriteria<6 Kelurahan tahap Perdagangan
Negatif 0% berbasissurveilianresponden (2) Mellakukan penataan pedagang sesuai zona jenis tempat dasaran (Kios dan Sidoluhur dan kegiatanpenataa Kabupaten Sleman
LOS) dan plataran (Tlasaran) sesuai zona jenis tempat Kelurahan n pedagang 2. InstansiPengawasyai
Sidoagung eksisting tu DLH
KabupatenSleman
3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten SLeman
III-

DAMPAK LOKASI PERIODE


N LINGKUNGA INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN INSTITUSI PENGELOLAAN
SUMBER DAMPAK
O N YANG LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
DIKELOLA HIDUP HIDUP
17. Terbukanya Kegiatan Penerimaan indikitor 1. Perimaan tenaga kerja dilakukan secara transparan dengan membuat 1. Lokasi Periode 1. Instansi Pelaksana,
Kesempatan Tenaga Kerja Operasional Tercapainya target minimal dalam pengumuman tenaga kerja di kantor kalurahan Sidoagung dan Kalurahan pengelolaan pengelolaan yaitu Dinas
Kerja penerimaan tenaga kerja lokal minimal Sidoluhur, di warga dilakukan minimal Perindustrian dan
60% dari total kebutuhan kualifikasi masyarakat satu kali selama Perdagangan
tenaga kerja operasional 2. Membuat pengumuman di tapak proyek dalam batas proses Kabupaten Sleman
sosial wilayah penerimaan selaku penanggung
studi yang tenaga kerja jawab usaha
berbatasan operasional dan/atau kegiatan
dengan selama 6 (enam) 2. Instansi Pengawas,
tapak proyek bulan yaitu Dinas
di wilayah (1) Lingkungan Hidup
Kelurahan Kabupaten Sleman,
Sidaoluhur; (2) Dinas Tenaga Kerja
Kelurahan Kabupaten Sleman,
Sidoagung; 3. Instansi Penerima
2. Lokasi Laporan, yaitu Dinas
pengelolaan Lingkungan Hidup
di tapak Kabupaten Sleman
proyek
18. Munculnya Penerimaan Tenaga Kerja Indikatorsosial: Periode
Persepsi dan Operasional Jumlah tenaga yang diterima diterima Memberikan informasi dan Lokasi pengelolaan 4. Pihak Pelaksana
Sikap min. 30% dari kebutuhan tenaga kerja pengumumanhasilpencapaiandaripenerimaantenagakerjaoperasionalsecarater pengelolaan di dilakukan selama yaitu Dinas
Masyarakat opeasional buka dan transparan Kelurahan tahap kegiatan Perindustrian dan
Positif Sidoluhur dan penerimaan Perdagangan
Kelurahan tenaga kerja Kabupaten Sleman
Sidoagung operasional 5. InstansiPengawasyai
tu DLH
KabupatenSleman
6. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten SLeman

19. Penurunan Operasional fasilitas - Standar pembangunan dan operasional (1)Seluruh unit yang menghasilkan air limbah dialirkan ke IPAL Pasar (1)Tapak Proyek Setiap 6 bulan 1. Pihak Pelaksana yaitu
kualitas air utama pasar godean IPAL sesuai Persetujuan teknis godean dengan system perpipaan air limbah kedap dan tertutup (2)IPAL sekali selama Dinas perindustrian
Pemenuhan baku mutu air limbah (2)Operator IPAL dipersyaratkan telah mengikuti pelatihan pengoperasian IPAL (3)Lokasi titik tahap operasi dan perdagangan
- Standar baku mutu kualitas air sungai dan bersertifikat PPA penaatan Kab. Kolaka
berjo parameter kunci BOD tidak (3)Memisahkan saluran air limbah dengan saluran air hujan (4)Lokasi titik 2. Instansi Pengawas
melebihi rona awal sebesar 3,7 mg/L. (4)Memasang alat ukut debit (flowmeter) di inlet dan outlet IPAL outfall yaitu DLH Kabupaten
(5)Memasang papan nama dan titik koordinat pada lokasi titik penaatan dan titik Sleman
outfall 3. Instansi Penerima
(6)memiliki system tanggap darurat IPAL Laporan yaitu DLH
(7)melakukan pengurasan lumpur apabila telah mencapai 20 % Kabupaten Sleman
dan DLH Provinsi DIY
20. Timbulan Operasional Fasilitas Utama 1. Tidak terjadi ceceran sampah 1. Menyiapkan pewadahan tertutup sampah domestic dengan jalan 1. Menempatka 1. Periode 1. Pihak Pelaksana yaitu
Sampah dan Penunjang domestic di lokasi kegiatan pemilahan secara organik dan anorganik dengan diberikan pewadahan n pengelolaan Dinas Perindustrian
Domestik yang berbeda warna untuk organik menggunakan warna kuning dan untuk pewadahan dilakukan dan Perdagangan
anorganik menggunakan warna merah; pada setiap selama Kabupaten Sleman
2. Menempatkan pewadahan sampah organik dan anorganik di beberapa titik lantai kegiatan 2. Instansi Pengawas
lokasi kegiatan pasar pada setiap lantai; bangunan pasar yaitu DLH Kabupaten
3. Menyiapkan tempat penyimpanan sementara sampah domestic (organic pasar beroperasi Sleman
dan anorganik) secara kedap air Godean 2. Periode 3. Instansi Penerima
4. Mengangkat sampah organik dan anorganik di tempat penyimpanan 2. Menempatka pengelolaan Laporan yaitu DLH
sampah sementara (TPS sampah) dan melakukan kerjasama dengan pihak n dilakukan Kabupaten Sleman
ke III/ instansi terkait untuk penggangkutan sampah domestic; pewadahan selama
5. Melakukan koordinai dengan instansi teknis terkait dalam pengelolaan sampah kegiatan
sampah domestik organic dan pasar
anorganik beroperasi
III-

DAMPAK LOKASI PERIODE


N LINGKUNGA INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN INSTITUSI PENGELOLAAN
SUMBER DAMPAK
O N YANG LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
DIKELOLA HIDUP HIDUP
pada setiap 3. Periode
lantai pengelolaan
bangunan dilakukan
pasar selama
godean kegiatan
3. Membangun pasar
tempat beroperasi;
penyimpana 4. Periode
n sampah pengelolaan
domestic dilakukan
pada titik selama
koordinat S : kegiatan
7º45’59” dan pasar
E : 110º17’26’’ beroperasi;
4. Lokasi
pengangkuta
n sampah
domestic di
lokasi
kegiatan
5. Lokasi
kegiatan
di DLH
Kabupaten
Sleman
21. Vektor dan Operasional Fasilitas Utama Berkurangnya indeks populasi lalat 5.5 1. Melakukan penataan pedagang di lingkungan pasar godean sesuai dengan 1. Pada lokasi 1. Periode 1. Pihak Pelaksana
Binatang dan Penunjang jenis dagangannya apakah jenis yang didagangkan basah atau kering; kegiatan pengelolaan yaitu Dinas
Penyebaran 2. Melakukan pembersihan saluran drainase di lokasi tapak proyek setiap 2 (dua) 2. Pada lokasi dilakukan Perindustrian dan
Penyakit minggu sekali dan dibuktikan dengan pencatatan; kegiatan selama Perdagangan
kegiatan Kabupaten Sleman
pasar 2. Instansi Pengawas
beroperasi yaitu DLH
2. Periode Kabupaten Sleman
pengelolaan
dilakukan
selama
kegiatan
pasar
beroperasi
22. Peningkatan Operasional fasilitas utama Indikator : Tenaga kerja operasional minimal mendapakan gaji sebesar UMK Kabupaten Lokasi Periode 1. Instansi Pelaksana,
Pendapatan pasar godean Pendapatan masyarakat yang lebih Sleman Rp. 2.159.519,22,- pengelolaan di pengelolaan yaitu Dinas
Masyarakat besar dari UMK Kabupaten Sleman dengan persyaratan pendidikan S1 Dinas dilakukan selama Perindustrian dan
dengan Persentase nilai interval indeks Perindustrian dan proses kegiatan Perdagangan
pendapatan > 80% Perdagangan pekerjaan Kabupaten Sleman
Kabupaten operasional selaku penanggung
Sleman jawab usaha
dan/atau kegiatan
2. Instansi Pengawas,
yaitu Dinas
Lingkungan Hidup
Kabupaten Sleman,
Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Sleman,
Badan Keuangan
dan Aset Daerah
Kabupaten Sleman
3. Instansi Penerima
Laporan, yaitu Dinas
Lingkungan Hidup
III-

DAMPAK LOKASI PERIODE


N LINGKUNGA INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN INSTITUSI PENGELOLAAN
SUMBER DAMPAK
O N YANG LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
DIKELOLA HIDUP HIDUP
Kabupaten Sleman,
Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Sleman,
Badan Keuangan
dan Aset Daerah
Kabupaten Sleman
23. Munculnya Kegiatan Operasional Indikatorsosial:
Persepsi dan Fasilitas Utama Pasar Standar nilai interpretasi munculnya (1) Melakukan sosialisasi dan himbauan untuk memastikan tenaga kerja Lokasi Periode 1. Pihak Pelaksana yaitu
Sikap Godean persepsi dan sikap masyarakat positif operasional mengikuti seluruh himbauan, intruksi, Juknis dan SOP yang pengelolaan di pengelolaan Dinas Perindustrian
Masyarakat memenuhi kriteria >60% berbasis surveilian diterapkan Manajemen operasional Kelurahan dilakukan selama dan Perdagangan
Positif responden Sidoluhur dan kegiatan Kabupaten Sleman
(2) Melakukan koordinasi dengan Kelurahan Sidoagung dan Kelurahan Sidoluhur Kelurahan Operasional 2. InstansiPengawasyait
Sidoagung Fasilitas Utama u DLH
(3) Melibatkan masyarakat untuk mengikuti evaluasi kegiatan operasional secara Pasar Godean KabupatenSleman
3. Instansi Penerima
periodik
Laporan yaitu DLH
Kabupaten SLeman

24. Gangguan Operasional Fasilitas Utama Indikator : (3) Memasang Rambu Internal Periode 1. Pihak Pelaksana
kelancaran Pasar Godean Terciptanya lalu lintas yang lancer (4) Memasang Rambu Internal Lokasi pengelolaan yaitu Dinas
lalulintas dengan besar V/C ratio < 0,3 (3) Menyediakan ruang parkir sejumlah : pengelolaan di dilakukan selama Perindustrian dan
a. Sepeda Motor : 366 SRP tapak Proyek tahap kegiatan Perdagangan
b. Mobil Pengunjung : 67 SRP Pasar Godean, Operasional Kabupaten Sleman
c. Kendaraan Barang : 2 SRP Fasilitas Utama 2. Instansi Pengawas
(4)Memasangan CCTV Pasar Godean yaitu DLH
(5)Memasang Warning Light Kabupaten Sleman;
(6)Menyediakan Penerangan Jalan di Internal DLHK Provinsi DIY;
(7)Menyediakan APAR di dalam area pasar 3. Instansi Penerima
(8)Mengatur akses keluar masuk kendaraan Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman;
DLHK Provinsi DIY;

25. Penurunan Operasional fasilitas - Standar pembangunan dan operasional (1)Seluruh unit yang menghasilkan air limbah dialirkan ke IPAL Pasar (1)Tapak Proyek Setiap 6 bulan 1. Pihak Pelaksana
kualitas air pendukung IPAL sesuai Persetujuan teknis godean dengan system perpipaan air limbah kedap dan tertutup (2)IPAL sekali selama yaitu Dinas
Pemenuhan baku mutu air limbah (2)Operator IPAL dipersyaratkan memiliki sertifikat kompetensi PPPA dan POPAL (3)Lokasi titik tahap operasi perindustrian dan
- Standar baku mutu kualitas air sungai (3)Memisahkan saluran air limbah dengan saluran air hujan penaatan perdagangan Kab.
berjo parameter kunci BOD tidak (4)Memasang alat ukut debit (flowmeter) di inlet dan outlet IPAL (4)Lokasi titik Kolaka
melebihi rona awal sebesar 3,7 mg/L. (5)Memasang papan nama dan titik koordinat pada lokasi titik penaatan dan titik outfall 2. Instansi Pengawas
outfall yaitu DLH
(6)memiliki system tanggap darurat IPAL Kabupaten Sleman
(7)melakukan pengurasan lumpur apabila telah mencapai 20 % 3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman
dan DLH Provinsi DIY
26. Vektor dan Operasional Fasilitas Berkurangnya indeks populasi lalat 5.5 1. Melakukan penataan pedagang di lingkungan pasar godean sesuai dengan 1. Pada lokasi 1. Periode 1. Pihak Pelaksana
Binatang Pendukung jenis dagangannya apakah jenis yang didagangkan basah atau kering; kegiatan pengelolaan yaitu Dinas
Penyebaran 2. Melakukan pembersihan saluran drainase di lokasi tapak proyek setiap 2 (dua) 2. Pada lokasi dilakukan Perindustrian dan
Penyakit minggu sekali dan dibuktikan dengan pencatatan; kegiatan selama Perdagangan
kegiatan Kabupaten Sleman
pasar 2. Instansi Pengawas
beroperasi yaitu DLH
2. Periode Kabupaten Sleman
pengelolaan
dilakukan
selama
kegiatan
pasar
beroperasi
III-

DAMPAK LOKASI PERIODE


N LINGKUNGA INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN INSTITUSI PENGELOLAAN
SUMBER DAMPAK
O N YANG LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
DIKELOLA HIDUP HIDUP
27. Timbulan Operasional Fasilitas Indikator Teknis: (1) Menyediakan sarana TPS di fasilitas pendukung Pasar Godean sesuai dengan TPS Limbah B3 Periode 1. Pihak Pelaksana
Limbah B3 Pendukung Pasar - Tidak ada ceceran Limbah B3 di ketentuan rincian teknis pengelolaan limbah B3. pengelolaan yaitu Dinas
Godean area tapak proyek meliputi Jenis (2) Menyediakan petugas pengelola Limbah B3 terdidik dan/atau terlatih. dilakukan setiap
Limbah B3 yaitu : hari selama
Perindustrian dan
(3) Menempatkan Minyak pelumas bekas ditempatkan pada drum
1. Minyak pelumas bekas (Kode bertutup, diberi simbol dan label. operasional Pasar Perdagangan
Limbah B105d) (4) Menempatkan Kain majun bekas ditempatkan pada drum atau wadah Godean yaitu 30 Kabupaten Sleman.
2. Kain majun bekas (used lain dengan fungsi yang sama, diberi simbol dan label. tahun.
rags) (Kode Limbah B110d) (5) Menempatkan Aki bekas pada rak atau wadah lain dengan fungsi
2. Instansi Pengawas
3. Aki bekas (Kode Limbah B355-2) yang sama, diberi simbol dan label. yaitu DLH
4. Kemasan bekas B3 (Kode Limbah (6) Kemasan bekas B3 ditempatkan pada drum atau wadah lain dengan fungsi Kabupaten Sleman
Kodel Limbah B104d) yang sama, diberi simbol dan label. dan Dinas
5. Lampu TL (Kode Limbah B107d) (7) Melakukan pencatatan Limbah B3 pada Loog Book.
Perhubungan
- Semua Limbah B3 ditempatkan di (8) Membuat Perjanjian Kerja Sama dengan Pihak Ketiga Pengelola Lanjut Limbah
TPS Limbah B3. B3 berizin (Pengumpul Limba B3 dan/atau Pengangkut Limba B3) Kabupaten Sleman
(9) Melakukan administrasi manifest Limbah B3. 3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten
Sleman
28. Penambaha Operasional Fasilitas Standar indikator ditinjau dari terpelihara 1) Melakukan penanaman pohon dengan jenis-jenis yang memiliki nilai estetika Lokasi Periode 1. Pihak Pelaksana
n Jumlah Pendukung Pasar dan teridentifikasi keberadaan 710 yang menonjol, sistem perakaran masuk ke dalam tanah, tidak merusak pengelolaan di pengelolaan yaitu Dinas
Pohon / Godean: pohon yang ditanam konstruksi dan bangunan, tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah tapak kegiatan dilakukan selama Perindustrian dan
Keberadaan Dengan penanaman patah, perakaran tidak mengganggu pondasi, ketinggian tanaman (Taman / Ruang kegiatan Perdagangan
Vegetasi pohon di Taman/Ruang bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain seimbang, jenis tanaman Terbuka Hijau operasional Kabupaten Sleman
Terbuka Hijau seluas tahunan atau musiman, tahan terhadap hama penyakit tanaman dan Pasar Godean) fasilitas 2. Instansi Pengawas
2.280 m2 mampu menjerap dan menyerap cemaran udara pendukung yaitu DLH
2) Melakukan pemupukan dalam ruang terbuka hijau di taman kota berlangsung Kabupaten Sleman;
3) Melakukan penanaman kembali di area ruang terbuka hijau untuk vegetasi 3. Instansi Penerima
yang mati Laporan yaitu DLH
4) Melakukan pemeliharaan vegetasi dalam ruang terbuka hijau di Pasar Kabupaten Sleman
Godean Ruang Kabupaten
Sleman
29. Gangguan Operasional Fasilitas Indeks Diversitas Plankton ≤ 1,68 1) Seluruh unit yang menghasilkan air limbah dialirkan ke IPAL Pasar Lokasi Periode 1. Pihak Pelaksana
Biota Pendukung Pasar godean dengan system perpipaan tertutup sebelum dibuang ke badan air pengelolaan di pengelolaan yaitu Dinas
Perairan Godean: permukaan IPAL Pasar dilakukan setiap 6 Perindustrian dan
Limbah cair domestik ke 2) Melakukan perawatan secara rutin agar kinerja IPAL benar-benar optimum Godean (enam) bulan Perdagangan
badan air permukaan 3) Operator IPAL dipersyaratkan telah mengikuti pelatihan pengoperasian IPAL sekali selama Kabupaten Sleman
Sungai Kali Berjo dan bersertifikat PPA proses kegiatan 2. Instansi Pengawas
4) Memasang alat ukut debit (flowmeter) di inlet dan outlet IPAL operasional pasar yaitu DLH
Godean Kabupaten Sleman;
berlangsung 3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman
Ruang Kabupaten
Sleman
30. Vektor dan Pekerjaan Tidak terdapat sampah domestic disekitar Menempatkan pewadahan sampah domestik Lokasi kegiatan Periode 1. Pihak Pelaksana yaitu
Binatang pembangunan fisik lokasi kegiatan proyek pengelolaan Dinas Perindustrian
Pembawa pendukung dilakukan selama dan Perdagangan
Penyakit kegiatan pasar Kabupaten Sleman
beroperasi 2. Instansi Pengawas
yaitu DLH Kabupaten
Sleman
3. Instansi Penerima
Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman
31. Gangguan Operasional fasilitas Indikator : (1) Memasang Rambu Internal Periode 1. Pihak Pelaksana
kelancaran pendukung pasar godean Terciptanya lalu lintas yang lancer (2) Memasang Rambu Internal Lokasi pengelolaan yaitu Dinas
lalulintas dengan besar V/C ratio < 0,3 (3)Menyediakan ruang parkir sejumlah : pengelolaan di dilakukan selama Perindustrian dan
a. Sepeda Motor : 366 SRP tapak Proyek tahap kegiatan Perdagangan
b. Mobil Pengunjung : 67 SRP Pasar Godean, Operasional Kabupaten Sleman
c. Kendaraan Barang : 2 SRP fasilitas 2. Instansi Pengawas
(4) Pemasangan CCTV yaitu DLH
III-

DAMPAK LOKASI PERIODE


N LINGKUNGA INDIKATOR KEBERHASILAN PENGELOLAAN BENTUK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN INSTITUSI PENGELOLAAN
SUMBER DAMPAK
O N YANG LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
DIKELOLA HIDUP HIDUP
(5)Memasang Warning Light pendukung pasar Kabupaten Sleman;
(6)Menyediakan Penerangan Jalan di Internal godean DLHK Provinsi DIY;
(7)Pengadaan APAR di dalam area pasar 3. Instansi Penerima
(8)Mengatur akses keluar masuk kendaraan Laporan yaitu DLH
Kabupaten Sleman;
DLHK Provinsi DIY;

32. Peningkatan Pembongkaran Indikator Baku Mutu: (1) Melakukan pembongkaran bangunan menggunakan metode non peledak Pasar Godean Selama kegiatan 1. Pihak Pelaksana
Kadar PM10 Bangunan Standar baku mutu nilai konsentrasi (2) Melaksanakan pembongkaran bangunan tahap 1 menggunakan pembongkaran yaitu Dinas
PM10<75 µg/m3 selama waktu periode 24 pendekatan teknis top-down by machine dengan metode high reach arm. bangunan Perindustrian dan
jam sesuai dengan ketentuan dalam (3) Melaksanakan pembongkaran bangunan tahap 2 menggunakan berlangsung Perdagangan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun pendekatan teknis top-down manual dengan metode konvensional. Kabupaten Sleman.
2021 Tentang Penyelenggaran (4) Menghindari penggunaan alat berat secara simultan. 2. Instansi Pengawas
Perlindungan dan Pengelolaan (5) Membuat pagar sementara sebagai barrier buatan. yaitu DLH
Lingkungan Hidup (Lampiran VII, Baku (6) Melakukan penyiraman pada pada area pembongkaran terutama bila Kabupaten Sleman
Mutu Udara Ambien) musim kemarau dan / atau kecepatan angin relatif tinggi. dan Dinas
(7) Dilakukan pemantauan kualitas udara ambien parameter PM10 selama waktu Perhubungan
periode 24 jam, dimana hasil pengukuran dibandingkan dengan baku Kabupaten Sleman
mutu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang 3. Instansi Penerima
Penyelenggaran Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Laporan yaitu DLH
(Lampiran VII, Baku Mutu Kabupaten Sleman
Udara Ambien).
33. Peningkatan Pekerjaan Pembongkaran Tidak terjadi peningkatan prevalensi (1)Pengelolaan mengacu pada bentuk penngelolaan dampak primer (1)Tapak proyek (1)Setiap hari 1. Pelaksana
Prevalensi Bangunan penyakit ISPA di wilayah studi tidak penurunan kualitas udara (peningkatan kadar PM10), yaitu: (2)Fasilitas selama Dinas Perindustrian
Penyakit melebihi rona awal lingkungan dimana a. Melakukan pembongkaran bangunan dengan menggunakan metode pelayanan kegiatan dan Pergadangan
ISPA prevalensi penyakit ISPA sebesar 16,48% non peledak kesehatan pembongkara Kabupaten Sleman
b. Melaksanakan pembongkaran bangunan tahap 1 menggunakan terdekat n bangunan 2. Pengawas
pendekatan teknis top-down by machine dengan metode high reach berlangsung Dinas Lingkungan
arm (2)Setiap bulan Hidup dan Dinas
c. Melaksanakan pembongkaran bangunan tahap 2 menggunakan selama Kesehatan
pendekatan teknis top-down manual dengan metode konvensional kegiatan Kabupaten Sleman
d. Menghindari penggunaan alat berat secara simultan pembongkara 3. Penerima Laporan
e. Membuat pagar sementara sebagai barrier buatan n bangunan Dinas Lingkungan
f. Melakukan penyiraman di tapak proyek pada tahap kegiatan berlangsung Hidup Kabupaten
pembongkaran bangunan, hanya saat kondisi kering atau kemarau Sleman
(2)Melakukan koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk
melakukan pemeriksaan gratis secara berkala dan sosialisasi terkait PHBS

Keterangan: adopsi contoh matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), SK No 003627 C s/d SK No 003633 C; PP 21/2021 (Halaman 34-40
III-13

BAB-2RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN H I D U P | Hal. 13


II

BAB 3
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

2.1. Deskripsi Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

Rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan yang berdampak


penting terhadap komponen lingkungan hidup harus dilakukan pemantauan
lingkungan. Pemantauan lingkungan hidup terhadap rencana kegiatan
dimaksudkan untuk mengkaji dan mengevaluasi upaya pengelolaan dampak
dari kegiatan tersebut. Pemantauan merupakan kegiatan yang berlangsung
terus-menerus, sistematis dan terrencana. Pemantauan dilakukan tehadap
komponen lingkungan yang relevan digunakan sebagai indikator untuk
mengevaluasi penaatan (compliance), kecenderungan (trendline) dan
tingkat kritis (critical level) dari suatu pengelolaan lingkungan hidup. Oleh
karena itu, hasil pemantauan lingkungan dari rencana kegiatan perlu dikaji dan
dilaporkan secara periodik sebagai bahan evaluasi dan penyempurnaan
secara berkelanjutan. Dalam dokumen pemantuan ini diuraikan secara
singkat dan jelas mengenai rencana pemantauan dalam bentuk matrik atau
tabel yang tersusun, sebagai berikut:

(1) Dampak yang dipantau, yang terdiri dari jenis dampak yang terjadi;
komponen lingkungan yang terkena dampak, dan
indikator/parameter yang dipantau,

(2) Bentuk pemantauan lingkungan hidup yang terdiri dari metode


pengumpulan dan analisis data, lokasi pemantauan, Waktu dan
frekuensi pemantauan.

(3) Institusi pemantauan lingkungan hidup, yang terdiri dari pelaksana


pemantauan, pengawas pemantauan dan penerima laporan
pemantauan; meliputi: Pelaksana yaitu Kepala Dinas Perindustrian
dan Perdagangan selaku Pemrakarsa; Pengawas dan Penerima
Laporan mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman
II

Pendekatan yang digunakan dalam pemantauan lingkungan hidup


meliputi pendekatan teknologi, sosial ekonomi dan institusi. Dokumen
pemantauan ini akan menjadi acuan bagi pemrakarsa dalam melaksanakan
kegiatan pemantauan lingkungan hidup terhadap dampak penting dari hasil
evaluasi secara holistik agar kelestarian fungsi lingkungan hidup dapat tetap
terjaga dengan baik.
II

2.2. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup: Dampak Penting Dikelola

Berdasarkan hasil evaluasi secara holistik terevaluasi sebanyak 14


dampak Kelola dan pantau (D-KP) dan terdapat 19 dampak penting untuk
setiap tahapan kegiatan seperti disajikan pada Tabel 2.1. dan Tabel 2.2 berikut
dibawah ini
Tabel 2.1. Dampak Penting dikelola (DK) berdasarkan hasil evaluasi secara
holistik dan arahan pengelolaaan dan pemantauan lingkungan
JENIS DAMPAK
TAHAP KEGIATAN PENYEBAB DAMPAK NO
PENTING DIKELOLA
PRA (A.1)
KONTRUKSI Penerimaan Tenaga Kerja 1. -
(A) Kontruksi
(A.2)
Pekerjaan Relokasi 2. -
Pedagang Eksisting
(B) (B.1)
KONTRUKSI Pekerjaan Mobilisasi peralatan
3. -
dan material

(B.2) 4. Penurunan Kualitas Air Permukan


Pekerjaan Penyiapan Lahan 5. Timbulan Sampah Domestik
Vektor dan BinatangPembawa
6.
Penyakit
(B.3) 7. Penurunan Kualitas Air Permukaan
Pekerjaan Pembangunan Fisik 8. Timbulan Sampah Domestik
Fasilitas Utama dan Fasilitas 9. Timbulan Limbah B3
Utama Vektor dan BinatangPembawa
10.
Penyakit
(C) (C.1)
OPERASI Penataan Pedagang Eksisting 11. -

(C.2)
Penerimaan Tenaga Kerja
12. -
Operasional

(C.3)
Operasional Fasilitas Utama 13. Penurunan Kualitas Air Permukaan
Pasar Godean
14. Timbulan Sampah Domestik
15. Timbulan Limbaah B3
Vektor dan BinatangPembawa
(C.4) 16.
Penyakit
Operassial Fasilitas Pendukung 17. Gangguan Kelancaran Lalulintas
Pasar Godean 18. Penurunan Kualitas Udara
(D)
Pembongkaran Bangunan 19. Vegetasi
PASCA
OPERASI Gangguan Kesehatan
20.
Masyarakat (ISPA)
Mobilisasi Bongkaran tas
21. -
Pendukung
Keterangan (*) tahapan kegiatan rencana kegiatan
TABEL 2.2. MATRIKS RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
II-4

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DIPANTAU METODE PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


INSTITUSI PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
JENIS DAMPAK LOKASI PEMANTAUAN WAKTU DAN FREKUENSI
NO INDIKATOR/PARAMETER SUMBER DAMPAK METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
YANG TIMBUL LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUAN
A. TAHAP PRA-KONTRUKSI
1. Terbukanya Tercapainya target minimal Penerimaan Tenaga Metode Pengumpulan Data: a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
Kesempatan dalam penerimaan tenaga kerja Kerja untuk tahap 1.Pengecekan terhadap kontrak kerja (MoU) dengan 1. Lokasi pemantauan di Waktu dan frekuensi Perindustrian dan
Kerja lokal minimal 30% dari total kontruksi pihak kontraktor-Manajemen Konstruksi untuk kantor manajemen pemantauan Perdagangan Kabupaten
kebutuhan kualifikasi tenaga kerja menentukan tenaga kerja local konstruksi (MK) dan Dinas dilakukan minimal Sleman
kontruksi 2.Pengecekan pengumuman di kantor Perindustrian dan satu kali selama b. Instansi Pengawas yaitu DLH
kalurahan Sidoagung dan Kalurahan Sidoluhur, Perdagangan Kabupaten proses penerimaan Kabupaten Sleman
3.Pengecekan pengumuman di tapak proyek Sleman tenaga kerja konstruksi c. Instansi Penerima Laporan
yaitu DLH Kabupaten
Alat/Instrumen: 2. Kantor Kalurahan Sidoluhur SLeman
Penggunaan berkas tabulasi daftar tenaga kerja yang dan Kalurahan Sidoagung
diterima (Nama, Alamat Asal, Alamat Domisili)
Analisis data: 3. Lokasi tapak proyek
Dilakukan analisis dengan membandingkan data dari Lokasi pemantauan di
pencapaian penerimaan tenaga kerja lokal dengan kantor manajemen
indikator keberhasilan pengelolaan konstruksi (MK)

2. Munculnya sikap Pendekatan Sosial: Metode Pengumpulan Data: Lokasi pemantauan di Pasar Periode pemantauan a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
dan persepsi Kegiatan Relokasi Dilakukan dengan observasi melalui wawancara Relokasi dilakukan 4 kali Perindustrian dan
masyarakat Hilangnya persepsi dan sikap Pedagang Eksisting langsung terhadap pedagang eksisting terkait sosialisasi selama 4 bulan pada Perdagangan Kabupaten
Negatif masyarakat negatif informasi dan pengumuman terkait metode relokasi, tahap kegiatan Sleman
mekanisme relokasi, lokasi tempat relokasi relokasi pedagang b. Instansi Pengawas yaitu DLH
eksistng. Kabupaten Sleman
Alat/Instrumen: c. Instansi Penerima Laporan
Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis yaitu DLH Kabupaten
SLeman
Analisis data:
Deskripstif Kuantitatif

B. TAHAP KONSTRUKSI
3, Peningkatan Indikator Baku Mutu: Pekerjaan Mobilisasi (1) Dilakukan observasi Sertifikat Lulus Uji Emisi dump Dump Truk Pengangkut Waktu dan frekuensi a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
Kadar PM10 Standar baku mutu Nilai Peralatan dan truk pengangkut. pemantauan Perindustrian dan
konsentrasi PM10<75 µg/m3 selama Material (2) Dilakukan observasi kelaikan operasi dump truk dan dilakukan setiap 6 Perdagangan Kabupaten
waktu periode 24 jam sesuai bak ditutup terpal rapat secara layak (enam) bulan sekali Sleman.
dengan ketentuan dalam (3) Dilakukan pemantauan kualitas udara ambien selama proses b. Instansi Pengawas yaitu DLH
Peraturan Pemerintah Nomor 22 parameter PM10 selama waktu periode 24 jam, kegiatan pekerjaan Kabupaten Sleman dan
Tahun 2021 Tentang dimana hasil pengukuran dibandingkan dengan mobilisasi peralatan Dinas Perhubungan
Penyelenggaran Perlindungan baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 dan material Kabupaten Sleman
dan Pengelolaan Lingkungan Tahun 2021 Tentang Penyelenggaran Perlindungan berlangsung c. nstansi Penerima Laporan
Hidup (Lampiran VII, Baku Mutu dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VII, yaitu DLH Kabupaten
Udara Ambien) Baku Mutu Udara Ambien). Sleman
II-
4. Peningkatan Tidak terjadi peningkatan Pekerjaan Mobilisasi Metode Pengumpulan Data: (1) Dump truck atau dokumen Waktu dan frekuensi d. Peningkatan Prevalensi
Prevalensi prevalensi penyakit ISPA di Peralatan dan Dilakukan dengan observasi langsung terhadap : terkait pemantauan Penyakit ISPA
Penyakit ISPA wilayah studi tidak melebihi rona Material (1)Penggunaan dump truck yang lulus uji emisi (2) Dump truck dilakukan minimal 6
awal lingkungan dimana (2)Penutupan bak kendaraan pada saat mengangkut (3) Fasilitas pelayanan (enam) bulan sekali
prevalensi penyakit ISPA sebesar material kesehatan terdekat selama pelaksanaan
16,48% (3)Pelaksanaan koordinasi dengan fasilitas pelayanan (4) Masyarakat di Kalurahan pekerjaan mobilisasi
kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan Sidoluhur yang dilalui peralatan dan
gratis secara berkala dan sosialisasi terkait PHBS oleh kendaraan pada material
(4)Prevalensi penyakit ISPA di wilayah studi tahap mobilisasi
peralatan dan material
Alat/ Instrumen:
Penggunaan dokumen sertifikat lulus uji emisi, kamera,
berita acara, alat tallysheet kuesioner, dan alat tulis

Analisis Data
Dilakukan dengan mengkonversi data jumlah kasus
penyakit ISPA menjadi prevalensi ISPA menggunakan
rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑝𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
dimana:
Jumlah penduduk yang sakit : jumlah penduduk
penderita ISPA
Jumlah penduduk keseluruhan : jumlah penduduk
keseluruhan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Godean 1

Data prevalensi yang diperoleh dari perhitungan


kemudian dibandingkan dengan indikator keberhasilan
pengelolaan
5. Gangguan Indikator : Mobilisasi peralatan Metode Pengumpulan Data: Lokasi pengelolaan di Waktu dan frekuensi a. Pelaksana
kelancaran Terciptanya lalu lintas yang lancer dan material Dilakukan dengan observasi langsung terhadap : tapak Proyek Pasar pemantauan Dinas Perindustrian dan
lalulintas dengan besar V/C ratio < 0,3 Godean, dilakukan minimal 6 Pergadangan Kabupaten
(1) Penempatan petugas pengatur lalu lintas yang (enam) bulan sekali Sleman
di lengkapi dengan APD di pintu keluar dan selama pelaksanaan b. Pengawas
masuk selama jam pengangkutan material dan pekerjaan mobilisasi Dinas Lingkungan Hidup dan
di lokasi Pembangunan peralatan dan Dinas Perhubungan
(2) Pemberian petunjuk pelaksanaan pengangkutan material Kabupaten Sleman
kepada pengemudi truk c. Penerima Laporan
(3) Pemasangan rambu peringatan hati-hati untuk Dinas Lingkungan Hidup
memberikan peringatan kepada pengguna jalan Kabupaten Sleman
bahwa adanya pekerjaan/proyek bangunan
didepan, dan juga karena himbauan adanya
keluar masuk kendaraan proyek
(4) Pemasangan Rotary Lamp untuk memberikan
peringatan agar lebih hati-hati pengguna jalan
untuk melintas
(5) Kelengkapan penutup (terpal) pada kendaraan
proyek pengangkut galian tanah dan material
bangunan
(6) Pembersihaan jalan di sekitar lokasi proyek

Alat/ Instrumen:
Penggunaan Surat Tugas,SOP, DED, dokumen,kamera,
berita acara, dan alat tulis
II-
6 Peningkatan Indikator Baku Mutu: Pekerjaan (1) Dilakukan pemeriksaan Sertifikat Lulus Uji Emisi dump (1) Dump Truk Pengangkut Waktu dan frekuensi a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
Kadar PM10 Standar baku mutu Nilai Penyiapan Lahan truk pengangkut. (2) Area Tapak Proyek pemantauan Perindustrian dan
konsentrasi PM10<75 µg/m3 selama (2) Dilakukan pemeriksaan kelaikan operasi dump truk dilakukan 6 (enam) Perdagangan Kabupaten
waktu periode 24 jam sesuai dan bak ditutup terpal rapat secara layak. sekali selama proses Sleman.
dengan ketentuan dalam (3) Dilakukan observasi pagar sementara sebagai barier kegiatan pekerjaan b. Instansi Pengawas yaitu DLH
Peraturan Pemerintah Nomor 22 buatan penataan lahan Kabupaten Sleman dan
Tahun 2021 Tentang berlangsung yaitu 4 Dinas Perhubungan
(4) Dilakukan observasi kegiatan penyiraman area
Penyelenggaran Perlindungan bulan. Kabupaten Sleman
tapak proyek terutama pada saat musim kemarau
dan Pengelolaan Lingkungan e. Instansi Penerima Laporan
dan/atau kecepatan angin relatif tinggi
Hidup (Lampiran VII, Baku Mutu yaitu DLH Kabupaten
(4) Dilakukan pemantauan kualitas udara ambien
Udara Ambien) Sleman
parameter PM10 selama waktu periode 24 jam,
dimana hasil pengukuran dibandingkan dengan
baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2021 Tentang Penyelenggaran Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VII,
Baku Mutu Udara Ambien).

7 Timbulan Tidak terdapat sampah domestic Pekerjaan penyiapan Metode Pengumpulan Data: (3) Lokasi pengelolaan di Pemantauan dilakukan 4 1. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
Sampah disekitar lokasi kegiatan lahan Dilakukan observasi langsung terhadap penempatan tapak Proyek Pasar (empat) bulan Perindustrian dan
Domestik pewadahan sampah domestik Godean, Perdagangan Kabupaten
Sleman
2. Instansi Pengawas yaitu DLH
Kabupaten Sleman
3. Instansi Penerima Laporan
yaitu DLH Kabupaten Sleman

8 Peningkatan Tidak terjadi peningkatan Pekerjaan Metode Pengumpulan Data: (1) Dump truck atau Waktu dan frekuensi a. Pelaksana
Prevalensi prevalensi penyakit ISPA di Penyiapan Lahan Dilakukan dengan observasi langsung terhadap : dokumen terkait pemantauan Dinas Perindustrian dan
Penyakit ISPA wilayah studi tidak melebihi rona (1)Penggunaan dump truck yang lulus uji emisi (2) Dump truck dilakukan minimal Pergadangan Kabupaten
awal lingkungan dimana (2)Penutupan bak kendaraan pada saat mengangkut (3) Tapak proyek satu kali selama Sleman
prevalensi penyakit ISPA sebesar material (4) Tapak proyek pelaksanaan b. Pengawas
16,48% (3)Pembuatan pagar sementara sebagai barrier buatan (5) Fasilitas pelayanan pekerjaan penyiapan Dinas Lingkungan Hidup dan
(4)Penyiraman di tapak proyek pada tahap kegiatan kesehatan terdekat lahan Dinas Kesehatan Kabupaten
penyiapan lahan, hanya saat kondisi kering atau (6) Masyarakat dalam radius Sleman
kemarau 200 meter dari tapak c. Penerima Laporan
(5)Pelaksanaan koordinasi dengan fasilitas pelayanan proyek di Kalurahan c. Dinas Lingkungan Hidup
kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan Sidoluhur dan Kalurahan Kabupaten Sleman
gratis secara berkala dan sosialisasi terkait PHBS Sidoagung
(5) Prevalensi penyakit ISPA di wilayah studi

Alat/ Instrumen:
Penggunaan dokumen sertifikat lulus uji emisi, kamera,
berita acara, alat tallysheet kuesioner, dan alat tulis

Analisis Data
Dilakukan dengan mengkonversi data jumlah kasus
penyakit ISPA menjadi prevalensi ISPA menggunakan
rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑝𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
dimana:
Jumlah penduduk yang sakit : jumlah penduduk
penderita ISPA
Jumlah penduduk keseluruhan : jumlah penduduk
keseluruhan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Godean 1

(5) Data prevalensi yang diperoleh dari perhitungan


kemudian dibandingkan dengan indikator
keberhasilan pengelolaan
II-
9 Vektor dan Tidak terdapat sampah domestic Pekerjaan Penyiapan Metode Pengumpulan Data: (7) Lokasi pengelolaan di Pemantauan dilakukan 4 1. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
binatang disekitar lokasi kegiatan Lahan Dilakukan observasi langsung terhadap penempatan tapak Proyek Pasar (empat) bulan Perindustrian dan
pembawa pewadahan sampah domestik Godean, Perdagangan Kabupaten
penyakit Sleman
2. Instansi Pengawas yaitu DLH
Kabupaten Sleman
d. Instansi Penerima Laporan
yaitu DLH Kabupaten
Sleman
10 Peningkatan Standar baku tingkat kebisingan di Penyiapan lahan (1) Dilakukan observasi kapasitas pengangkutan (1) Area Tapak proyek Setiap 6 bulan a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
kebisingan kawasan lingkungan permukiman peralatan dan material (2) Dinas perhubungan Kab. sekali tahap perindustrian dan
= 55 d(BA) sesuai dengan (2) Dilakukan observasi jadwal dan kecepatan Sleman konstruksi perdagangan Kab. Kolaka
ketentuan dalam Lampiran KEP- armada angkut (3) Lokasi Tapak Proyek (4) b. Instansi Pengawas yaitu DLH
48/MENKLH/11/1996 Tentang Baku (3) Dilakukan observasi pemakaian penutup telinga Revitalisasi Pasar Godean Kabupaten Sleman, Dinas
Tingkat Kebisingan (earplug) bagi operator kendaraan berat (koordinat = 7°45'59.57"S Perhubungan Kabupaten
(4) Dilakukan observasi dan dokumentasi pemasangan 110°17'36.43"E) Sleman
barrier buatan (Pagar pembatas) di area tapak (4) Permukiman Padukuhan c. Instansi Penerima Laporan
proyek Godean Kalurahan yaitu DLH Kabupaten
(5) Dilakukan observasi dan dokumentasi kegiatan Sidoagung (Koordinat : Sleman dan DLH Provinsi DIY
koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kab. Sleman 7°45'49.81"S
(6) Dilakukan pengukuran tingkat kebisingan 110°17'30.29"E)
(LSM) melalui penyedia jasa laboratorium (5) Permukiman Padukuhan
lingkungan yang terakreditasi dan/atau Ngabangan, Kalurahan
terdaftar di KLHK. Sidoluhur (Koordinat :
7°45'56.90"S
Pengambilan data : 110°17'22.65"E)
Penggunaan alat sound level meter, (6) Pemukiman (Koordinat :
Metode Pengukuran Tingkat Kebisingan Lingkungan 7°45'44.93"S
SNI 8427:2017 110°16'36.34"E)

Analisa Data:
Dilakukan analisis dengan membandingkan nilai
tingkat kebisingan dengan baku mutu Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun
1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan di lingkungan
permukiman
11 Penurunan - Tidak terjadi genangan air di Penyiapan lahan (1) Dilakukan observasi dan dokumentasi drainase (1) Tapak Proyek Setiap 6 bulan a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
kualitas air tapak proyek dan lingkungan di area tapak proyeK (2) Upstream S. Berjo sekali selama tahap perindustrian dan
sekitar (2) Dilakukan observasi dan dokumentasi sedimen (koordinat 7°45'39.52"LS- konstruksi perdagangan Kab. Kolaka
- Standar baku mutu kualitas ai trap (penampung air larian) 110°17'7.23"BT) b. Instansi Pengawas yaitu DLH
sungai parameter kunci TSS tidak (3) Dilakukan pengukuran sampling kualitas air (3)Downstream S. Berjo, Kabupaten Sleman
melebihi Baku mutu kelas II sungai melalui penyedia jasa laboratorium (koordinat 7°45'48.93"LS- d. Instansi Penerima Laporan
sebesar 50 mg/L. lingkungan terakreditasi KAN dan/atau terdaftar 110°16'54.58"BT) yaitu DLH Kabupaten
di KLHK. Sleman dan DLH Provinsi DIY
Pengambilan data :
Metode pengambilan sampel air sesuai dengan SNI
06-6989.57-2008
Analisis Data:
Dilakukan analisis dengan membandingkan konsentrasi
parameter kunci TSS dengan data Baku mutu kelas II.
12 Timbulan Tidak terdapat sampah domestic Pekerjaan Metode Pengumpulan Data: (3) Lokasi pengelolaan di Pemantauan dilakukan 1. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
sampah disekitar lokasi kegiatan pembangunan fisik Dilakukan observasi langsung terhadap penempatan tapak Proyek Pasar selama 8 (delapan) bulan Perindustrian dan
Domestik dan penunjang pewadahan sampah domestik Godean, Perdagangan Kabupaten
Sleman
2. Instansi Pengawas yaitu DLH
Kabupaten Sleman
c. Instansi Penerima Laporan
yaitu DLH Kabupaten
Sleman
II-
12 Timbulan Limbah Indikator Teknis: Pekerjaan (1) Dilakukan observasi sarana TPS di area tapak Area Tapak Proyek Waktu dan a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
B3 - Tidak ada ceceran Limbah Pembangunan Fisik proyek sesuai dengan ketentuan rincian teknis frekuensi Perindustrian dan
B3 di area tapak proyek Fasilitas Utama dan pengelolaan limbah B3. pemantauan Perdagangan Kabupaten
meliputi Jenis Limbah B3 Fasilitas Pendukung (2) Dilakukan observasi keberadaan petugas pengelola dilakukan sebulan Sleman.
sebagai berikut : Limbah B3 terdidik dan/atau terlatih. sekali selama proses b. Instansi Pengawas yaitu DLH
1. Minyak pelumas bekas (3) Dilakukan observasi kesesuain penempatan minyak Pekerjaan Kabupaten Sleman dan
(Kode Limbah B105d) pelumas bekas pada drum bertutup, diberi simbol Pembangunan Fisik Dinas Perhubungan
2. Kain majun bekas (used dan label. Fasilitas Utama dan Kabupaten Sleman
rags) (Kode Limbah B110d) (4) Dilakukan observasi kesesuain penempatan kain Fasilitas Pendukung c. Instansi Penerima Laporan
3. Aki bekas (Kode Limbah majun bekas pada drum atau wadah lain berlangsung yaitu 8 yaitu DLH Kabupaten
B355-2) dengan fungsi yang sama, diberi simbol dan label. bulan. Sleman
4. Kemasan bekas B3 (Kode (5) Dilakukan observasi kesesuain penempatan aki
Limbah Kodel Limbah bekas pada rak atau wadah lain dengan fungsi
B104d) yang sama, diberi simbol dan label.
(6) Dilakukan observasi kesesuain penempatan kemasan
Semua Limbah B3 ditempatkan di bekas B3 pada drum atau wadah lain dengan
TPS Limbah B3. fungsi yang sama, diberi simbol dan label
(7) Dilakukan observasi pencatatan Limbah B3 pada
Loog Book.
(8) Dilakukan observasi Perjanjian Kerja Sama dengan
Pihak Ketiga Pengelola Lanjut Limbah B3 berizin
(Pengumpul Limba B3 dan/atau Pengangkut Limba
B3)
(9) Dilakukan observasi administrasi manifest Limbah B3.
(5)
13 Vektor dan Tidak terdapat sampah domestic Pekerjaan Metode Pengumpulan Data: Lokasi pengelolaan di Pemantauan dilakukan 1. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
binatang disekitar lokasi kegiatan pembangunan fisik Dilakukan observasi langsung terhadap penempatan tapak Proyek Pasar selama 8 (delapan) bulan Perindustrian dan
pembawa dan penunjang pewadahan sampah domestik Godean, Perdagangan Kabupaten
penyakit Sleman
(10)
2. Instansi Pengawas yaitu DLH
Kabupaten Sleman
d. Instansi Penerima Laporan
yaitu DLH Kabupaten
Sleman
14 Munculnya sikap Pendekatan Sosial: Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Lokasi pemantauan di Periode pemantauan a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
dan persepsi Pembangunan Dilakukan dengan observasi melalui wawancara kelurahan Sidoagung dilakukan 4 kali Perindustrian dan
masyarakat Hilangnya persepsi dan sikap Fasilitas Utama dan langsung terhadap masyarakat terkait: dan Kelurahan Sidoluhur selama 8 bulan Perdagangan Kabupaten
Negatif masyarakat negatif pendukung tahap kegiatan Sleman
Alat/Instrumen: pembangunan fisik b. Instansi Pengawas yaitu DLH
Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis fasilitas utama dan Kabupaten Sleman
penunjang c. Instansi Penerima Laporan
Analisis data: yaitu DLH Kabupaten
Deskripstif Kuantitatif SLeman

C. TAHAP OPERASIONAL
15 Terbukanya Tercapainya target minimal Penerimaan Tenaga Metode Pengumpulan Data: 1. Kantor Kalurahan Sidoluhur Waktu dan frekuensi d. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
Kesempatan dalam penerimaan tenaga kerja Kerja untuk tahap 1.Pengecekan pengumuman di kantor dan Kalurahan Sidoagung pemantauan Perindustrian dan
Kerja lokal minimal 30% dari total operasional kalurahan Sidoagung dan Kalurahan Sidoluhur, 2. Lokasi tapak proyek dilakukan minimal Perdagangan Kabupaten
kebutuhan kualifikasi tenaga kerja 3. Dinas Perindustrian dan satu kali selama Sleman
kontruksi 2.Pengecekan pengumuman di tapak proyek Perdagangan Kabupaten proses penerimaan e. Instansi Pengawas yaitu DLH
Sleman tenaga kerja Kabupaten Sleman
Alat/Instrumen: operasional f. Instansi Penerima Laporan
Penggunaan berkas tabulasi daftar tenaga kerja yang yaitu DLH Kabupaten
diterima (Nama, Alamat Asal, Alamat Domisili) Sleman dan Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Sleman
Analisis data :
Melakukan perbandingan jumlah penerimaan
tenaga kerja yang dibutuhkan dengan tenag kerja
yang telah diterima bekerja
II-
16 Gangguan Indikator : Operasional Fasilitas Metode Pengumpulan Data: Lokasi pengelolaan Waktu dan frekuensi a. Pelaksana
kelancaran Terciptanya lalu lintas yang lancer Utama Pasar Dilakukan dengan observasi langsung terhadap : di tapak Proyek Pasar pemantauan Dinas Perindustrian dan
lalulintas dengan besar V/C ratio < 0,3 Godean (1) Pemasangan Rambu Internal Godean, dilakukan minimal 6 Pergadangan Kabupaten
(2) Pemasangan Rambu Internal (enam) bulan sekali Sleman
(3) Penyediaan ruang parkir sejumlah : selama pelaksanaan b. Pengawas
a. Sepeda Motor : 366 SRP pekerjaan Dinas Lingkungan Hidup dan
b. Mobil Pengunjung : 67 SRP Operasional Fasilitas Dinas Perhubungan
c. Kendaraan Barang : 2 SRP Utama Pasar Godean Kabupaten Sleman
(4)Pemasangan CCTV c. Penerima Laporan
(5)Pemasangan Warning Light Dinas Lingkungan Hidup
(6)Penyediaan Penerangan Jalan di Internal Kabupaten Sleman
(7)Pengadaan APAR di dalam area pasar
(8)Pangaturan akses keluar masuk kendaraan

Alat/ Instrumen:
Penggunaan SOP, DED, dokumen,kamera, berita acara,
dan alat tulis

Analisis data :
Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997

17 Timbulan Indikator Teknis: Operasional Fasilitas (1) Dilakukan observasi sarana TPS di area tapak TPS Limbah B3 Waktu dan frekuensi a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
Limbah B3 - Tidak ada ceceran Limbah Pendukung Pasar proyek sesuai dengan ketentuan rincian teknis pemantauan Perindustrian dan
B3 di Fasilitas Utama Pasar Godean pengelolaan limbah B3. dilakukan setiap Perdagangan Kabupaten
Godean meliputi Jenis Limbah (2) Dilakukan observasi keberadaan petugas pengelola sebulan sekali selama Sleman.
B3 yaitu : Limbah B3 terdidik dan/atau terlatih. Operasional Pasar b. Instansi Pengawas yaitu DLH
1. Minyak pelumas bekas (3) Dilakukan observasi kesesuain penempatan minyak Godean yaitu 30 Kabupaten Sleman dan
(Kode Limbah B105d) pelumas bekas pada drum bertutup, diberi simbol tahun. Dinas Perhubungan
2. Kain majun bekas (used dan label. Kabupaten Sleman
rags) (Kode Limbah B110d) (4) Dilakukan observasi kesesuain penempatan kain c. Instansi Penerima Laporan
3. Aki bekas (Kode Limbah majun bekas pada drum atau wadah lain yaitu DLH Kabupaten
B355-2) dengan fungsi yang sama, diberi simbol dan label. Sleman
4. Kemasan bekas B3 (Kode (5) Dilakukan observasi kesesuain penempatan aki
Limbah Kodel Limbah bekas pada rak atau wadah lain dengan fungsi
B104d) yang sama, diberi simbol dan label.
5. Lampu TL (Kode (6) Dilakukan observasi kesesuain penempatan kemasan
Limbah B107d) bekas B3 pada drum atau wadah lain dengan
fungsi yang sama, diberi simbol dan label
Semua Limbah B3 ditempatkan di (7) Dilakukan observasi pencatatan Limbah B3 pada
TPS Limbah B3. Loog Book.
(8) Dilakukan observasi Perjanjian Kerja Sama dengan
Pihak Ketiga Pengelola Lanjut Limbah B3 berizin
(Pengumpul Limba B3 dan/atau Pengangkut Limba
B3)
(9) Dilakukan observasi administrasi manifest Limbah B3.

18 Gangguan Indikator : Operasional Fasilitas Metode Pengumpulan Data: Lokasi pengelolaan di Waktu dan frekuensi a. Pelaksana
kelancaran Terciptanya lalu lintas yang lancer Penunjang Pasar Dilakukan dengan observasi langsung terhadap : tapak Proyek Pasar pemantauan Dinas Perindustrian dan
lalulintas dengan besar V/C ratio < 0,3 Godean (1)Penggunaan dump truck yang lulus uji emisi Godean, dilakukan minimal 6 Pergadangan Kabupaten
(2)Penutupan bak kendaraan pada saat mengangkut (enam) bulan sekali Sleman
material selama pelaksanaan b. Pengawas
(3)Pelaksanaan koordinasi dengan fasilitas pelayanan pekerjaan Dinas Lingkungan Hidup
kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan Operasional Fasilitas dan Dinas Dinas
gratis secara berkala dan sosialisasi terkait PHBS Penunjang Pasar Perhubungan Kabupaten
(4)Prevalensi penyakit ISPA di wilayah studi Godean Sleman
c. Penerima Laporan
Alat/ Instrumen: Dinas Lingkungan Hidup
Penggunaan dokumen sertifikat lulus uji emisi, kamera, Kabupaten Sleman
berita acara, alat tallysheet kuesioner, dan alat tulis
II-
19 Munculnya sikap Pendekatan Sosial: Kegiatan Penataan Metode Pengumpulan Data: Lokasi pemantauan di Pasar Periode pemantauan a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
dan persepsi Pedagang Eksisting Dilakukan dengan observasi melalui wawancara Relokasi dilakukan 2 kali Perindustrian dan
masyarakat Hilangnya persepsi dan sikap langsung terhadap pedagang terkait : selama 2 bulan Perdagangan Kabupaten
Negatif masyarakat negatif tahap kegiatan Sleman
(1) Pelaksanaan sosialisasi penataan pedagang penataan pedagang b. Instansi Pengawas yaitu DLH
dasaran (Kios dan LOS) dan plataran eksisting Kabupaten Sleman
(Tlasaran) c. Instansi Penerima Laporan
yaitu DLH Kabupaten
(2) Pelaksanaan Penataan edagang sesuai zona jenis SLeman
tempat dasaran (Kios dan LOS) dan plataran
(Tlasaran) sesuai zona jenis tempat

Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis

Analisis data:
Deskripstif Kuantitatif
20 Munculnya sikap Pendekatan Sosial: Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Lokasi pemantauan di Periode pemantauan a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
dan persepsi Pembangunan Dilakukan dengan observasi melalui wawancara kelurahan Sidoagung dilakukan 4 kali Perindustrian dan
masyarakat Hilangnya persepsi dan sikap Fasilitas Utama dan langsung terhadap masyarakat terkait: dan Kelurahan Sidoluhur selama 8 bulan Perdagangan Kabupaten
Negatif masyarakat negatif pendukung tahap kegiatan Sleman
Alat/Instrumen: pembangunan fisik b. Instansi Pengawas yaitu DLH
Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis fasilitas utama dan Kabupaten Sleman
penunjang c. Instansi Penerima Laporan
Analisis data: yaitu DLH Kabupaten
Deskripstif Kuantitatif SLeman

c. TAHAP OPERASI
21 Penurunan - Tidak terdapat Pembangunan fisik (1) Dilakukan observasi dan dokumentasi toilet portable (1) Tapak Proyek Setiap 6 bulan a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
kualitas air tumpahan/ceceran cairan fasilitas utama dan dan IPAL portable sekali selama tahap perindustrian dan
berminyak pendukung (2) Dilakukan observasi tumpahan cairan berminyak, (2) Upstream S. Berjo konstruksi perdagangan Kab. Kolaka
- Standar baku mutu kualitas bahan bakar atau bahan berbahaya lainnya (koordinat 7°45'39.52"LS- b. Instansi Pengawas yaitu DLH
air sungai parameter kunci TSS masuk ke tanah, saluran air atau drainase 110°17'7.23"BT) Kabupaten Sleman
dan BOD tidak melebihi Baku (3) Dilakukan observasi pembersihkan tumpahan bahan c. Instansi Penerima Laporan
mutu kelas II. bakar peralatan berat dan cairan hidrolik (3) Downstream S. Berjo, yaitu DLH Kabupaten
(4) Dilakukan pengukuran sampling kualitas air (koordinat 7°45'48.93"LS- Sleman dan DLH Provinsi DIY
sungai melalui penyedia jasa laboratorium 110°16'54.58"BT)
lingkungan terakreditasi KAN dan/atau terdaftar di
KLHK.

Pengambilan data :
Metode pengambilan sampel air sesuai dengan SNI
06-6989.57-2008

Analisis Data:
Dilakukan analisis dengan membandingkan konsentrasi
parameter kunci TSS dengan data Baku mutu kelas II.
II-
22 Penurunan - Standar pembangunan dan Operasional fasilitas (1)Dilakukan observasi dan dokumentasi system (1)Tapak Proyek - Pemantauan air a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
kualitas air operasional IPAL sesuai utama pasar perpipaan dari seluruh unit ke IPAL Pasar godean (2)Upstream S. Berjo sungai Setiap 6 perindustrian dan
Persetujuan teknis Pemenuhan godean (2)Dilakukan observasi persyaratan operator IPAL (koordinat 7°45'39.52"LS- bulan sekali selama perdagangan Kab. Kolaka
baku mutu air limbah (3)Dilakukan observasi dan dokumentasi saluran 110°17'7.23"BT) tahap operasi b. Instansi Pengawas yaitu DLH
- Standar baku mutu kualitas air limbah dan saluran air hujan (3)Downstream S. Berjo, - Pemantauan air Kabupaten Sleman
air sungai berjo parameter (4)Dilakukan observasi dan dokumentasi alat ukut debit (koordinat 7°45'48.93"LS- limbah setiap 1 c. Instansi Penerima Laporan
kunci BOD tidak melebihi rona (flowmeter) 110°16'54.58"BT) bulan sekali selama yaitu DLH Kabupaten Sleman
awal sebesar 3,7 mg/L. (5) Dilakukan observasi dan dokumentasi papan nama (4)Outlet (koordinat = tahap operasi dan DLH Provinsi DIY
dan titik koordinat 7°45'59.57"S-
(6) DIlakukan observasi dan dokumentasi 110°17'36.43"E)
system tanggap darurat IPAL (5)Outfall (koordinat
(7) Dilakukan observasi dan dokumentasi pengurasan 7°46'5,55" LS - 110°
lumpur 17'45,05" BT)
(6) Dilakukan pengukuran sampling kualitas air sungai
dan kualitas air limbah melalui penyedia jasa
laboratorium lingkungan terakreditasi KAN
dan/atau terdaftar di KLHK.

Pengambilan data :
Metode pengambilan sampel air sesuai dengan SNI
06-6989.57-2008

Analisis Data:
Dilakukan analisis air sungai dengan
membandingkan konsentrasi parameter kunci
BOD dengan data rona awal
Dilakukan analisis air limbah dibandingkan
dengan baku mutu sebagai berikut :

Parameter Satuan Baku mutu


TSS mg/l 30
pH mg/l 6–9
BOD mg/l 5
COD mg/l 100
Minyak dan
5
Lemak mg/l
Amonia mg/l 10
Total Coliform mg/l 3000

23 Timbulan Tidak terjadi ceceran sampah Operasional Metode pengumpulan data Lokasi pengelolaan di tapak pemantauan 1. Kabupaten Sleman
Sampah domestic di lokasi kegiatan Fasilitas Utama 1. Menyiapkan pewadahan tertutup sampah domestic Proyek Pasar Godean, dilakukan selama 2. Instansi Pengawas yaitu
Domestik dengan jalan pemilahan secara organik dan pasar Godean DLH Kabupaten Sleman
anorganik dengan diberikan pewadahan yang beroperasi d. Instansi Penerima Laporan
berbeda warna untuk organik menggunakan warna yaitu DLH Kabupaten Sleman
kuning dan untuk anorganik menggunakan warna
merah;
2. Menempatkan pewadahan sampah organik dan
anorganik di beberapa titik lokasi kegiatan pasar
pada setiap lantai; -
3. Menyiapkan tempat penyimpanan sementara
sampah domestic (organic dan anorganik) secara
kedap air
4. Mengangkat sampah organik dan anorganik di
tempat penyimpanan sampah sementara (TPS
sampah) dan melakukan kerjasama dengan pihak ke
III/ instansi terkait untuk penggangkutan sampah
domestic;
5. Melakukan koordinai dengan instansi teknis terkait
dalam pengelolaan sampah domestik
II-
Vektor dan Berkurangnya indeks populasi Operasional Metode pengumpulan data Lokasi pengelolaan di tapak pemantauan 3. Kabupaten Sleman
binatang lalat 5.5 Fasilitas Utama 1. Melakukan penataan pedagang di lingkungan pasar Proyek Pasar Godean, dilakukan selama 4. Instansi Pengawas yaitu
pembawa godean sesuai dengan jenis dagangannya apakah pasar Godean DLH Kabupaten Sleman
penyakit jenis yang didagangkan basah atau kering; beroperasi 5. Instansi Penerima
2. Melakukan pembersihan saluran drainase di lokasi Laporan yaitu DLH
tapak proyek setiap 2 (dua) minggu sekali dan Kabupaten Sleman
dibuktikan dengan pencatatan;

24 Peningkatan Pendapatan masyarakat yang Operasional Fasilitas Metode Pengumpulan Data Dinas Perindustrian Kabupaten - Waktu dan frekuensi - Pihak Pelaksana yaitu
Pendapatan lebih besar dari UMK dengan Utama Pasar Survey Tenaga kerja operasional yang memiliki gaji Sleman pemantauan Dinas Perindustrian dan
Masyarakat Persentase nilai interval indeks Godean minimal sebesar UMK Rp. 2.159.519,22,-dengan dilakukan setiap 6 Perdagangan
pendapatan > 80% persyaratan pendidikan S1 (Enam) bulan sekali Kabupaten Sleman
selamaproses - Instansi Pengawas yaitu
Alat/Instrumen: kegiatan DLH Kabupaten Sleman
Penggunaan berkas tabulasi daftar tenaga kerja yang operasional - Instansi Penerima
diterima (Nama, Alamat Asal, Alamat Domisili); dan Laporan yaitu DLH
berkas form penerimaan upah Kabupaten SLeman

Analisis Data :
Melakukan pengecekan terhadap gaji yang diterima
oleh tenaga kerja operasional apakah sudah sama
atau lebih besar dari UMK Kabupaten Sleman

25 Munculnya sikap Pendekatan Sosial: Kegiatan Penataan Metode Pengumpulan Data: Lokasi pemantauan di Pasar Periode pemantauan d. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
dan persepsi Pedagang Eksisting Dilakukan dengan observasi melalui wawancara Relokasi dilakukan 2 kali Perindustrian dan
masyarakat Hilangnya persepsi dan sikap langsung terhadap pedagang terkait : selama 2 bulan Perdagangan Kabupaten
Negatif masyarakat negatif tahap kegiatan Sleman
(3) Pelaksanaan sosialisasi penataan pedagang penataan pedagang e. Instansi Pengawas yaitu DLH
dasaran (Kios dan LOS) dan plataran eksisting Kabupaten Sleman
(Tlasaran) f. Instansi Penerima Laporan
yaitu DLH Kabupaten
(4) Pelaksanaan Penataan edagang sesuai zona jenis SLeman
tempat dasaran (Kios dan LOS) dan plataran
(Tlasaran) sesuai zona jenis tempat

Alat/Instrumen:
Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis

Analisis data:
Deskripstif Kuantitatif
26 Munculnya sikap Pendekatan Sosial: Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Lokasi pemantauan di Periode pepenataun a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
dan persepsi Penerimaan Tenaga Dilakukan dengan observasi melalui wawancara kelurahan Sidoagung dilakukan sebanyak 3 Perindustrian dan
masyarakat Tidak terjadi perubahan persepsi Kerja Operasional langsung terhadap masyarakat terkait: dan Kelurahan Sidoluhur kali selama 3 bulan Perdagangan Kabupaten
Positif dan sikap masyarakat positif (1) Pelaksanaan sosialisasi mekanisme dan persyaratan tahap kegiatan Sleman
penerimaan tenaga kerja opersioanal penerimaan tenaga b. Instansi Pengawas yaitu DLH
(2) Pelaksanaan Koordinasi dengan Pemerintah Daerah kerja operasional Kabupaten Sleman
Kelurahan Sidoluhur dan Kelurahan Sidoagung c. Instansi Penerima Laporan
yaitu DLH Kabupaten
Alat/Instrumen: SLeman
Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis

Analisis data:
Deskripstif Kuantitatif
II-
24 Munculnya sikap Pendekatan Sosial: Kegiatan Metode Pengumpulan Data: Lokasi pemantauan di Periode pemantauan a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
dan persepsi Operasional Fasilitas Dilakukan dengan observasi melalui wawancara kelurahan Sidoagung dilakukan 4 kali Perindustrian dan
masyarakat Tidak terjadi perubahan persepsi Utama Pasar langsung terhadap masyarakat dan Kelurahan Sidoluhur selama 4 bulan pada Perdagangan Kabupaten
Positif dan sikap masyarakat positif Godean tahap kegiatan Sleman
Alat/Instrumen: relokasi pedagang b. Instansi Pengawas yaitu DLH
Penggunaan berkas kuisioner dan alat tulis eksistng. Kabupaten Sleman
c. Instansi Penerima Laporan
Analisis data: yaitu DLH Kabupaten
Deskripstif Kuantitatif SLeman

25 Penurunan - Standar pembangunan dan Operasional fasilitas (1)Dilakukan observasi dan dokumentasi system (1)Tapak Proyek - Pemantauan air e. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
kualitas air operasional IPAL sesuai pendukung perpipaan dari seluruh unit ke IPAL Pasar godean (2)Upstream S. Berjo sungai Setiap 6 perindustrian dan
Persetujuan teknis Pemenuhan (2)Dilakukan observasi persyaratan operator IPAL (koordinat 7°45'39.52"LS- bulan sekali selama perdagangan Kab. Kolaka
baku mutu air limbah (3)Dilakukan observasi dan dokumentasi saluran 110°17'7.23"BT) tahap operasi f. Instansi Pengawas yaitu DLH
- Standar baku mutu kualitas air limbah dan saluran air hujan (3)Downstream S. Berjo, - Pemantauan air Kabupaten Sleman
air sungai berjo parameter (4)Dilakukan observasi dan dokumentasi alat ukut debit (koordinat 7°45'48.93"LS- limbah setiap 1 d. Instansi Penerima Laporan
kunci BOD tidak melebihi rona (flowmeter) 110°16'54.58"BT) bulan sekali selama yaitu DLH Kabupaten Sleman
awal sebesar 3,7 mg/L. (5) Dilakukan observasi dan dokumentasi papan nama (4)Outlet (koordinat = tahap operasi dan DLH Provinsi DIY
dan titik koordinat 7°45'59.57"S-
(6) DIlakukan observasi dan dokumentasi 110°17'36.43"E)
system tanggap darurat IPAL (5)Outfall (koordinat
(7) Dilakukan observasi dan dokumentasi pengurasan 7°46'5,55" LS - 110°
lumpur 17'45,05" BT)
(6) Dilakukan pengukuran sampling kualitas air sungai
dan kualitas air limbah melalui penyedia jasa
laboratorium lingkungan terakreditasi KAN
dan/atau terdaftar di KLHK.
Pengambilan data :
Metode pengambilan sampel air sesuai dengan SNI
06-6989.57-2008
Analisis Data:
Dilakukan analisis air sungai dengan
membandingkan konsentrasi parameter kunci
BOD dengan data rona awal
Dilakukan analisis air limbah dibandingkan
dengan baku mutu sebagai berikut :
Parameter Satuan Baku mutu
TSS mg/l 30
pH mg/l 6–9
BOD mg/l 5
COD mg/l 100
Minyak dan Lemak mg/l 5
Amonia mg/l 10
Total Coliform mg/l 3000
26. Timbunan Tidak terjadi ceceran sampah Operasional Metode pengumpulan data Lokasi pengelolaan di tapak pemantauan 1. Kabupaten Sleman
sampah domestic di lokasi kegiatan Fasilitas Penunjang 1. Menyiapkan pewadahan tertutup sampah domestic Proyek Pasar Godean, dilakukan selama 2. Instansi Pengawas yaitu
Domestik dengan jalan pemilahan secara organik dan pasar Godean DLH Kabupaten Sleman
anorganik dengan diberikan pewadahan yang beroperasi g. Instansi Penerima Laporan
berbeda warna untuk organik menggunakan yaitu DLH Kabupaten Sleman
warna kuning dan untuk anorganik menggunakan
warna merah;
2. Menempatkan pewadahan sampah organik dan
anorganik di beberapa titik lokasi kegiatan pasar
pada setiap lantai; -
3. Menyiapkan tempat penyimpanan sementara
sampah domestic (organic dan anorganik) secara
kedap air
4. Mengangkat sampah organik dan anorganik di
tempat penyimpanan sampah sementara (TPS
sampah) dan melakukan kerjasama dengan pihak
ke III/ instansi terkait untuk penggangkutan
sampah domestic;
5. Melakukan koordinai dengan instansi teknis
terkait dalam pengelolaan sampah domestik
II-
27. Vektor dan Berkurangnya indeks populasi Operasional Metode pengumpulan data Lokasi pengelolaan di tapak pemantauan 1. Kabupaten Sleman
binatang lalat 5.5 Fasilitas Penunjang 3. Melakukan penataan pedagang di lingkungan pasar Proyek Pasar Godean, dilakukan selama 2. Instansi Pengawas yaitu
pembawa godean sesuai dengan jenis dagangannya apakah pasar Godean DLH Kabupaten Sleman
penyakit jenis yang didagangkan basah atau kering; beroperasi 3. Instansi Penerima
4. Melakukan pembersihan saluran drainase di lokasi Laporan yaitu DLH
tapak proyek setiap 2 (dua) minggu sekali dan Kabupaten Sleman
dibuktikan dengan pencatatan;

28 Penambahan Standar indikator ditinjau dari Operasional 1) Dilakukan pemantauan terhadap penanaman Lokasi pemantauan di tapak - Waktu dan frekuensi a. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
Jumlah Pohon / terpelihara dan teridentifikasi Fasilitas pohon dengan jenis-jenis yang memiliki nilai kegiatan (Taman / Ruang pemantauan Perindustrian dan
Keberadaan keberadaan 710 pohon yang Pendukung Pasar estetika yang menonjol, sistem perakaran masuk ke Terbuka Hijau Pasar Godean) dilakukan setiap 6 Perdagangan Kabupaten
Vegetasi ditanam Godean: dalam tanah, tidak merusak konstruksi dan seluas 2.280 m2 (Enam) bulan sekali Sleman
Dengan bangunan, tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak Titik Koordinat : selama kegiatan b. Instansi Pengawas yaitu DLH
penanaman pohon mudah patah, perakaran tidak mengganggu 7°45'59.57"S 110°17'36.43"E Operasional Fasilitas Kabupaten Sleman;
di Taman/Ruang pondasi, ketinggian tanaman bervariasi, warna Pendukung Pasar h. Instansi Penerima Laporan
Terbuka Hijau seluas hijau dengan variasi warna lain seimbang, jenis Godean yaitu DLH Kabupaten Sleman
2.280 m2 tanaman tahunan atau musiman, tahan terhadap berlangsung Ruang Kabupaten Sleman
hama penyakit tanaman dan mampu menjerap
dan menyerap cemaran udara
2) Dilakukan pemantauan terhadap pemupukan
yang dilakukan dalam ruang terbuka hijau di taman
kota
3) Dilakukan pemantauan terhadap penanaman
kembali di area ruang terbuka hijau untuk vegetasi
yang mati
4) Dilakukan pemantauan pemeliharaan
vegetasi dalam ruang terbuka hijau di Pasar
Godean
5) Dilakukan inventarisasi keberadaan vegetasi secara
sensus
Analsisis Data:
Dilakukan analisis dengan membandingkan data hasil
inventarisasi dan sensus vegetasi dengan indikator
keberhasilan pengelolaan
II-
29. Gangguan Biota Indeks Diversitas Plankton ≤ 1,68 Operasional 1) Dilakukan observasi system perpipaan dari Lokasi pemantauan di - Waktu dan frekuensi c. Pihak Pelaksana yaitu Dinas
Perairan Fasilitas seluruh unit ke IPAL Pasar Godean badan air permukaan Sungai pemantauan Perindustrian dan
Pendukung Pasar 2) Dilakukan observasi kegiatan perawatan IPAL Kali Berjo dari outlet dilakukan setiap 6 Perdagangan Kabupaten
Godean: 3) Dilakukan observasi terhadap Operator IPAL pembuangan limbah cair (enam) bulan sekali Sleman
Limbah cair 4) Dilakukan pengukuran debit harian (flowmeter) di domestik Pasar Godean selama kegiatan d. Instansi Pengawas yaitu DLH
domestik ke badan inlet dan outlet IPAL Titik Koordinat: Operasional Fasilitas Kabupaten Sleman;
air permukaan 5) Dilakukan pengambilan sampel indeks diversitas 7°46'5,55" LS - 110° 17'45,05" BT Pendukung Pasar i. Instansi Penerima Laporan
Sungai Kali Berjo plankton Sungai Kali Berjo, kemudian dianalisis di Godean yaitu DLH Kabupaten Sleman
laboratorium lingkungan terakreditasi KAN berlangsung Ruang Kabupaten Sleman

Analisis Data:
Sampel indeks diversitas plankton air Sungai Kali Berjo
dibandingkan dengan indeks diversitas plankton air
Sungai kali Berjo pada rona awal

D. PASCA OPERASI
30 Peningkatan Indikator Baku Mutu: Pembongkaran (1) Dilakukan observasi kesesuaian pembongkaran E.
Kadar PM10 Standar baku mutu Nilai Bangunan bangunan menggunakan metode non peledak
konsentrasi PM10<75 µg/m3 selama (2) Dilakukan observasi kesesuaian pembongkaran
waktu periode 24 jam sesuai bangunan tahap 1 menggunakan pendekatan
dengan ketentuan dalam teknis top-down by machine dengan metode high
Peraturan Pemerintah Nomor 22 reach arm.
Tahun 2021 Tentang (3) Dilakukan observasi kesesuaian pembongkaran
Penyelenggaran Perlindungan bangunan tahap 2 menggunakan pendekatan
dan Pengelolaan Lingkungan teknis top-down manual dengan metode
Hidup (Lampiran VII, Baku Mutu konvensional.
Udara Ambien) (4) Dilakukan kesesuaian penggunaan alat berat secara
tidak simultan.
(5) Dilakukan observasi keberadaan pagar sementara
sebagai barrier buatan.
(6) Dilakukan observasi kegiatan penyiraman pada
pada area pembongkaran terutama bila musim
kemarau dan / atau kecepatan angin relatif tinggi.
Dilakukan pemantauan kualitas udara ambien
parameter PM10 selama waktu periode 24 jam, dimana
hasil pengukuran dibandingkan dengan baku mutu
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaran Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VII, Baku
Mutu
Udara Ambien).
II-
31 Peningkatan Tidak terjadi peningkatan Pembongkaran Metode Pengumpulan Data: (1)Tapak proyek Waktu dan frekuensi a. Pelaksana
Prevalensi prevalensi penyakit ISPA di Bangunan Dilakukan dengan observasi langsung terhadap : (2)Tapak proyek pemantauan Dinas Perindustrian dan
Penyakit ISPA wilayah studi tidak melebihi rona (1)Pembongkaran bangunan dengan menggunakan (3)Tapak proyek dilakukan minimal Pergadangan Kabupaten
awal lingkungan dimana metode non peledak (4)Tapak proyek satu kali selama Sleman
prevalensi penyakit ISPA sebesar (2)Pembongkaran bangunan tahap 1 menggunakan (5)Tapak proyek pelaksanaan b. Pengawas
16,48% (6)Tapak proyek pekerjaan Dinas Lingkungan Hidup dan
pendekatan teknis top-down by machine dengan
(7)Fasilitas pelayanan pembongkaran Dinas Kesehatan Kabupaten
metode high reach arm bangunan Sleman
kesehatan terdekat
(3)Pembongkaran bangunan tahap 2 menggunakan Masyarakat dalam radius 200 c. Penerima Laporan
pendekatan teknis top-down manual dengan meter dari tapak proyek di Dinas Lingkungan Hidup
metode konvensional Kalurahan Sidoluhur dan Kabupaten Sleman
(4)Penggunaan alat berat tidak secara simultan Kalurahan Sidoagung
(5)Pembuatan pagar sementara sebagai barrier buatan
(6)Penyiraman di tapak proyek pada tahap kegiatan
penyiapan lahan, hanya saat kondisi kering atau
kemarau
(7)Pelaksanaan koordinasi dengan fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan
gratis secara berkala dan sosialisasi terkait PHBS
(8)Prevalensi penyakit ISPA di wilayah studi

Alat/ Instrumen:
Penggunaan berkas tabulasi jumlah penduduk yang
menderita penyakit ISPA

Analisis Data
Dilakukan dengan mengkonversi data jumlah kasus
penyakit ISPA menjadi prevalensi ISPA menggunakan
rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑝𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
dimana:
Jumlah penduduk yang sakit : jumlah penduduk
penderita ISPA
Jumlah penduduk keseluruhan : jumlah penduduk
keseluruhan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Godean 1

(7) Data prevalensi yang diperoleh dari perhitungan


kemudian dibandingkan dengan indikator
keberhasilan pengelolaan
Keterangan: adopsi contoh matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), SK No 003627 C s/d SK No 003633 C; PP 21/2021 (Halaman 34
BAB IV.
PERNYATAAN KOMITMEN
PELAKSANAAN RKL-RPL

Berdasarkan dari hasil kajian untuk Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)–
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL), maka Kami selaku pemrakarsa sebagai
penanggungjawab kegiatan mempunyai komitmen penuh untuk mengelola dan memantaui
semua hasil identifikasi terhadap jenis dampak penting hipotetik (DPH)yang telah dilingkup
dalam Formulir Kerangka Acuan (KA) dan telah dievaluasi dalam Dokumen Andal dan RKL-
RPL sebagai dampak penting yang berpotensi mengalami perubahan besaran dan sifat
pentingnya akibat terjadinya akibat rencana kegiatan, sehingga dengan adanya Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)–Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL),
dampak yang ditimbulkan akibat dari rencana kegiatan dan/atau usaha dapat dikelola dan
dipantau dengan baik dan benar. Dengan demikian surat kesanggupan untuk melaksanakan
rencana tersebut dinyatakan dalam surat pernyataan dibawah ini.
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
KABUPATEN SLEMAN
JL. Parasamya, Beran, Tridadi, Beran Kidul, Tridadi, Kec. Sleman, Kabupaten Sleman, DIY 55511 Telepon
(0274) 865559, Faksimile (0274) 865559
SLEMAN

PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL

Kami yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Instansi : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman


Alamat : JL. Parasamya, Beran, Tridadi, Beran Kidul, Tridadi, Kec. Sleman,
Kabupaten Sleman, DIY 55511
Telepon/Fax : (0274) 865559

selaku penanggung jawab atas rencana pengelolaan lingkungan hidup dan


pemantauan lingkungan hidup dari:
Nama : Siti, MT
Jabatan : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Sleman
Alamat : JL. Parasamya, Beran, Tridadi, Beran Kidul, Tridadi, Kec. Sleman,
Kabupaten Sleman, DIY 55511
Telepon/Fax : (0274) 865559

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Apabila terjadi perubahan besaran rencana kegiatan, maka kami akan
mengajukan perubahan Persetujuan lingkungan terlebih dahulu;
2. Apabila terjadi perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang berbeda dengan dokumen RKL-RPL ini, maka kami akan
mengajukan perubahan Persetujuan lingkungan;
3. Mampu melaksanakan pelaporan Implementasi RKL-RPL sebagai bagian
dari Persetujuan lingkungan secara berkala atau periodik setiap 6 bulan
sekali; dan
4. Mampu melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait yang tertuang
dalam Dokumen RKL-RPL.

Sleman, 25 Juli 2023


Kepala Dinas Penrindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Sleman
Siti, MT.
ÆÆÆ
Materai
Rp.

You might also like