Professional Documents
Culture Documents
2022 - Ep7.6.2.1 - Penanganan PX Gawat Darurat
2022 - Ep7.6.2.1 - Penanganan PX Gawat Darurat
1. Pengertian Gawat Darurat adalah serangkaian tindakan yang dilakukan secara cepat
dan tepat pada pasien yang terancam kehidupannya dan beresiko
kehilangan fungsi organ tubuhnya akibat keadaan yang akut.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pasien
gawat darurat yang berkunjung ke ruangan Tindakan dan UGD UPTD.
Puskesmas Banjarangkan I
5. Prosedur 1. Alat
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Tabung oksigen
e. Jam dengan penghitung detik
f. Ambubag
2. Bahan
a. Kassa steril
b. Infuse set
c. Cairan infus
d. Abocath sesuai kebutuhan
e. Bethadin
f. Plester
g. APD
6. Langkah- langkah 1. Petugas menerima pasien yang dating.
2. Petugas melakukan anamnesa singkat.
3. Petugas melakukan pemeriksaan GCS untuk menentukan keadaan
umum pasien.
4. Petugas medis melakukan survey primer :
a. (A) : Air Way
1. Melihat ada tidaknya obstruksi nafas yang dapat disebabkan
oleh benda asing, trauma wajah dan sebab lain.
2. Menjaga airway dilakukan dengan membuka jalan nafas secara
manual maupun dengan alat ( cervical collar )
b.(B) : Breathing
1. Pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat ekspansi dinding
dada pasien untuk melihat ada atau tidaknya kelainan pada
pernafasan penderita.
2. Setiap penderita trauma harus diberi oksigen.
c.(C) : Circulaton
1. Pantau tingkat kesadaran, warna kulit, nadi (awasi
penurunan kesadaran, warna kulit dan wajah pucat, nadi
cepat dan kecil yang merupakan tanda hipovolemik)
2. Menghentikan perdarahan luar
3. Bila perlu pasang infus mulai pemberian kristaloid dan
teruskan pemberian selama transportasi
d.(D) : Disability
Menilai kesadaran dengan cepat,apakah sadar, hanya respon
terhadap nyeri atau atau sama sekali tidak sadar. Tidak
dianjurkan mengukur GCS. Adapun cara yang cukup jelasa
dan cepat adalah :
1. Awake : A
2. Respon bicara : V
3. Respon nyeri : P
4. Tidak ada respon : U
e.(E) : Eksposure
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari
semua cidera yang mungkin ada, jika ada kecurigan cedera leher
atau tulang belakang, maka imobilisasi inline harus dikerjakan.
5. Petugas medis melakukan penilaian sekunder yang meliputi AMPLE
(Alergi, Medikasi, Post illnes, Last meal, dan Event/ Environment yang
berhubungan dengan kejadian). Pemeriksaan fisik dimulai dari kepala
hingga kaki dan dapat pula ditambahkan pemeriksaan diagnostic.
6. Petugas medis memintakan persetujuan medis kepada keluarga apabila
memerlukan tindakan yang invasif, seperti pemasangan infus dan
hecting.
7. Apabila pasien memerlukan perawatan di faskes tingkat lanjut, petugas
medis memberikan rujukan setelah pasien stabil hemodinamiknya.
8. Petugas mencatat hasil kajian dalam Rekam Medis.
7. Bagan Alir
Pasien datang
Stabilisasi pasien
Rujuk
8. Hal-hal yang Keselamatan Pasien
Perlu diperhatikan
9. Unit terkait 1. Ruang Tindakan dan Gawat Darurat
Halaman :1/1