You are on page 1of 32

i

BAGIAN ILMU RADIOLOGI LAPORAN KASUS


FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2023
UNIVERSITAS BOSOWA

KARSINOMA TIROID DISERTAI METASTASE


PARU

Disusun Oleh :

Magfirah Tuzzahrah
4522112025

Dosen Pembimbing:
dr. I Wayan Suntana, Sp.Rad

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2023
LEMBAR PENGESAHAN
ii

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Nama : Magfirah Tuzzahrah


Nim : 4522112025
Judul : Karsinoma Tiroid Disertai Metastase Paru

Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepaniteraan


klinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Bosowa.

Makassar, 04 Februari 2023

Pembimbing

dr. I Wayan Suntana, Sp.Rad

DAFTAR ISI
iii

Halaman

Halaman Judul i

Halam Pengesahan ii

Daftar Isi iii

BAB I LAPORAN KASUS 1

BAB II FOLLOW UP 8

BAB III DIARE AKUT PADA ANAK 12

A. Pendahuluan 12

B. Definisi 13

C. Epidemiologi 14

D. Etiologi 15

E. Klasifikasi 16

F. Faktor Resiko 17

G. Patofisiologi 18

I. Penatalaksanaan 30

BAB IV PENUTUP 31

DAFTAR PUSTAKA 32
1

BAB I

LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN

No. Rekam Medik : 409068


Nama : NY. S
Alamat : Jl. Poros Malino
No. Telepon : 0812434775
Tanggal Lahir : 14 April 1969
Umur : 53 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Bangsa Suku : Makassar
Bangsal : Perawatan RSUD Labuang Baji
Tgl Masuk RS : 28-Januari-2023
Diagnosa Masuk : Strauma nodular toxic
Diagnosa Keluar : Strauma nodular toxic + Carsinoma
paru

II. ANAMNESIS

Seorang pasien perempuan berumur 53 tahun datang dengan keluhan

batuk(+), Batuk berlendir (+), dialami sejak 3 minggu yang lalu disertai

lemas. Ada penurunan nafsu makan. Terdapat penurunan berat badan

yang derastis sejak 3 minggu yang lalu. Terdapat nodul thyroid di sebelah

kanan leher, Demam tidak ada, sesak tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada,

nafsu makan kurang (+), mual muntah tidak ada, BAB dan BAK normal.
2

1. KELUHAN UTAMA :

Batuk (+)

2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

Strauma nodular toxic

3. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU :

Tiroiditis

4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :

A. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis:

Keadaan Umum : Lemah

GCS : Compos Mentis

Tekanan Darah : 110/60 mmHg

Nadi : 93 kali/menit

Pernapasan : 20 kali/menit

Suhu : 37,2oC

SpO2 : 96%
3

B. PEMERIKSAAN FISIS SISTEMATIS

MUKA : Simetris Bilateral

Kepala : Normocephal, luka (-), hematom (-)

Rambut : Hitam, tidak mudah rontok

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Telinga : Deformitas (-), Othorea (-)

Hidung : Deformitas (-), Epistaksis (-), Rinore (-)

Bibir : Pucat (-), sianosis (-)

Lidah : Lidah kotor (-)

MULUT

Gigi : Lengkap

Caries : Tidak ada caries

Sel mulut : Tidak ada stomatitis

Tenggorok : Tidak hiperemis

Tonsil : T1 / T1 Normal

LEHER : Pembesaran KGB (+), Pembesaran Tiroid (+),

Peningkatan JVP (-), tidak ada kaku duduk.

KULIT : Petekie (-), Normal


4

THORAKS :

Bentuk : Cembung(+)

JANTUNG :

Inspeksi : Tidak tampak iktus kordis

Palpasi : Tidak ada thrill

Perkusi : Dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler

PARU :

Inspeksi : Simetris bilateral, ada retraksi dada (+)

Palpasi : Tidak ada massa, ada krepitasi (+)

Perkusi : Sonor kedua lapang paru, vocal premitus simetris

Auskultasi : rhonki (-) wheezing (+)

ABDOMEN :

Inspeksi : Distensi (-), Distemded (-), Meteorismus (-)

Nyeri tekan (+), Asites (-)

Auskultasi : Peristaltik ada, kesan meningkat (+)

Palpasi : Tidak ada pembesaran organ


5

Lien : Tidak ada pembesaran

Perkusi : Timpani

KELENJAR LIMFA : Tada pembesaran (+)

ALAT KELAMIN : Tidak ada kelainan

STATUS PUBERTAS :-

EKSTREMITAS : Tidak ada edema

KOL. VERTEBRALIS : Kesan normal

KULIT : Turgor kulit baik

REFLEKS FISIOLOGIS:

KPR : +/+

APR : +/+

BPR : +/+

TPR : +/+

KEKUATAN :

TONUS : Normal

REFLEKS PATOLOGIS : Tidak ada

LAIN-LAIN :-
6

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG:

1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (hari Selasa 27 Januari 2023)

Pemeriksaan darah lengkap :

- WBC : 45.29 x 103µL


- RBC : 3.26 x 106µL
- HGB : 8.3 g/dL
- HCT : 25.8%
- MCV : 79.1 fL
- MCH : 25.5 pg
- MCHC : 32.2 g/dL
- PLT : 437 x 103µL
- NEUT : 40.15 x 103µL
- LYMPH : 2.23 x 103µL
- MONO : 1.95 x 103µL
- EOS : 0.92 x 103µL
KIMIA
- SGOT : 17 U/L
- SGPT : 7 U/L
- Albumin : 3.02 g/dl
- Ureum : 21 mg/dl
- Kreatinin : 0.69 mg/dl
- GDS : 92 mg/dl
ELEKTROLIT
- Na : 132 mmol/L
- K : 3.7 mmol/L
- Cl : 100 mmol/L
IMUNOLOGI
- FT4 : 2.27 mg/dl
- TSH : 0.005 mlU/L
7

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto Thorax (PA) tanggal 28 Januari 2023

Expertise :
- Pulmo : Tampak multiple nodul berbagai ukuran tersebar di kedua
lapangan paru. Trachea indentasi ke kiri oleh massa padat tyroid
pada level corpus C7 s/d T2.
- Cor : Bentuk dan ukuran dalam batas normal.
- Sinus Costophrenicus dan diaphragma normal.
- Tulang tulang tampak destruksi costae 2 lateral kanan.
Kesan:
Multiple noduler paru disertai destruksi tulang
e.c proses metastase tumor dari nodul tyroid.
8

BAB II

FOLLOW UP PASIEN

Tanggal : Selasa 28 Januari 2023

S O A P

Nyeri pada KU : Sakit Sedang Struma ü IVFD RL 20 tpm


benjolan di -TD : 112/63 mmHg nodular toxic ü Neurobion 5000/hr
leher -Nadi : 83 x/menit ü Moxifloxacin HCl /
-Pernafasan : 20x/menit 24 jam
-Suhu : 36oC ü Erdomex 3x1 pc
-SpO2 : 94% ü Vipalbumin 3x2 pc
Pem lab: ü Thyrozol 5mg 1x1
FT4 ; 2,27mg/dl (di minum pada
TSH : 0,005 mlU/L. malam)
HGB : 8,3 g/dl. ü Bisoprolol 5mg
WBC : 45,29x10^3/uL 1x1 ( di minum
Na : 132 mmol/L pada pagi)
Albumin : 3.02 g/dl. ü Rencana u/ konsul
GDS : 129 mg/dl bedah onkologi
9

RESUME PASIEN:

Keluhan Utama: Batuk (+) Sesak (+)

Seorang pasien perempuan berumur 53 tahun datang dengan

keluhan batuk(+), Batuk berlendir (+), Retraksi dada (+) dialami sejak 3

minggu yang lalu disertai lemas. Ada penurunan nafsu makan. Terdapat

penurunan berat badan yang derastis sejak 3 minggu yang lalu. Terdapat

nodul thyroid di sebelah kanan leher, Demam tidak ada, sesak tidak ada,

nyeri ulu hati tidak ada, nafsu makan kurang (+), mual muntah tidak ada,

BAB dan BAK normal.

DIAGNOSIS KERJA: Struma nodular toxic + Carsinoma Paru

TATALAKSANA:

- - IVFD RL 20 tpm

- Neurobion 5000/hr

- Moxifloxacin HCl / 24 jam

- Erdomex 3x1 pc

- Vipalbumin 3x2 pc
10

- Thyrozol 5mg 1x1 (di minum pada malam)

- Bisoprolol 5mg 1x1 ( di minum pada pagi)

KONSULTASI MEDIS :

- Rencana kopnsul bedah

- Rencana konsul bedah onkologi

EDUKASI :

- Jauhkan dari asap rokok.

- Jaga Personal Higine.


11

BAB III

CA TYROID DISERTAI METASTASE PARU

A. Pendahuluan1,2,

Definisi :

Tiroid adalah kelenjar yang terletak di bagian depan leher, di bawah

laring. Kelenjar tiroid memproduksi hormon yang mengatur berbagai

proses metabolisme vital, termasuk pertumbuhan dan pengeluaran

energi.1

Kanker tiroid adalah kondisi pertumbuhan jaringan yang tidak

normal dalam kelenjar tiroid, yang menyebabkan terjadinya tumor tiroid

atau nodul tiroid. Nodul tiroid dan tumor tiroid pada dasarnya mengacu

ke kondisi yang sama, yang merupakan hasil pembelahan tak

terkendali dari sel-sel dalam kelenjar tiroid hingga menghasilkan

jaringan ekstra. Perbedaan istilah nodul atau tumor tiroid lebih relevan

digunakan dalam konteks medis, di mana nodul berukuran lebih kecil

dibandingkan tumor.2

Karsinoma tiroid merupakan tumor ganas yang terjadi pada tiroid,

yaitu organ endokrin terbesar pada manusia. Angka kejadian tumor

tiroid cenderung meningkat dengan cepat, bahkan pada studi yang

dilakukan di Amerika merupakan salah satu tumor dengan angka

insiden yang paling cepat meningkat dibandingkan kanker lain. Alasan


12

mengapa terjadinya peningkatan insidens dari kanker tiroid belum

sepenuhnya diketahui, tetapi dicurigai berhubungan dengan

meningkatnya penggunaan peralatan diagnostik sebagai pemeriksaan


2
penunjang, yang akhir-akhir ini semakin banyak digunakan.

B. Anatomi1,5,6

Kelenjar tiroid adalah salah satu kelenjar endokrin yang terletak di

anterior leher dan terletak di bagian anterior leher pada vertebra C5-

T1. Kelenjar ini memiliki dua lobus lateral besar yang berada di

samping laring dan trachea yang dipisahkan oleh isthmus tipis di

bagian tengahnya. Kedua lobus yang terletak di kedua sisi laring dan

trachea ini mencapai bagian bawah tulang rawan tiroid dan menutupi

cincin trakea II- IV. Isthmus yang berada di antara kedua lobus terletak

di trachea anterior, tepatnya berada di bawah kartilago krikoid pada

cincin trachea II-III. Tiroid ini berbentuk seperti kupu-kupu yang

masing-masing lobus berbentuk runcing di atasnya dan tumpul pada

bagian bawah.1
13

Gambar 1. Thyroid Cancer

C. Epidemiologi

Di dunia, dari total seluruh penduduk yang menderita karsinoma

sebanyak 18.078.957 penderita, terdapat 567.233 (3,1%) penderita

menyumbang kasus baru karsinoma tiroid dan 41.071 (7,2%) penderita

tersebut mengalami kematian. Pada tahun 2018, data GLOBOCAN

menyebutkan bahwa Indonesia memiliki total penduduk 266.794.986

jiwa dan terdapat 348.809 kasus baru karsinoma. Dari total kasus baru

tersebut terdapat 11.470 (3,3%) kasus baru karsinoma tiroid yang

menyebabkan kematian sebanyak 2.119 (18,5%) kasus.2

D. Etiologi

Terdapat beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan kejadian

karsinoma tiroid. Faktor-faktor resiko tersebut terbagi menjadi 2

kelompok besar yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan faktor resiko

yang tidak dapat diubah.3

1) Faktor Resiko yang tidak dapat diubah

a) Usia

Usia merupakan indikator prognostik yang muncul

pada karsinoma tiroid terdiferensiasi. Terdapat beberapa


14

alasan yang melatar belakangi hubungan antara usia

terhadap jenis karsinoma tiroid terdiferensiasi. Beberapa di

antaranya adalah stimulasi reseptor TSH, pajanan terapi

Radioactive Iodine (RAI), dan penurunan sistim imun pada

usia lanjut. Pada stimulasi reseptor TSH, TSH yang dapat

merangsang pertumbuhan dan invasi karsinoma tiroid ini

dapat mengalami kenaikan kadar seiring bertambahnya usia.

Selain itu, peningkatan kadar Luteining Hormone (LH) dan

Follicle Stimulating Hormone (FSH) pada perempuan yang

mengalami menopause juga dapat meningkatkan resiko

terjadinya karsinoma tiroid. Hal tersebut dapat terjadi karena

kedua hormon tersebut memiliki subunit alfa yang sama

dengan TSH. Sehingga resiko terjadinya karsinoma tiroid

akan meningkat oleh sebah peningkatan kadar TSH

tersebut.4

b) Genetik

Sekitar 2 dari 10 karsinoma tiroid meduler didapatkan

memiliki keterkaitan dengan pewarisan gen yang abnormal.

Karsinoma tiroid ini dapat terjadi sendiri atau dapat timbul

bersamaan dengan adanya pertumbuhan tumor lainnya,

seperti tumor kelenjar paratiroid, maupun neuroma. Faktor

keturunan pada karsinoma tiroid ini dapat membuat


15

seseorang menjadi menderita karsinoma sejak masa

dewasa awal atau bahkan pada masa anak-anak, sehingga

dikhawatirkan dapat menyebar lebih awal.3

c) Riwayat Keluarga

Memiliki kerabat yang masuk ke dalam kategori

tingkat pertama yaitu orang tua, saudara laki-laki, saudara

perempuan, atau bahkan anak dapat meningkatkan resiko

terjadinya karsinoma tiroid menurut NCCN. Hal ini didukung

dengan sebuah jurnal penelitian sistematik review yang

diterbitkan pada tahun 2016. Hasil penelitian tersebut

mengatakan bahwa dari total karsinoma yang diteliti,

terdapat 6 kasus karsinoma tiroid yang diduga memiliki

keterkaitan dengan kekerabatan keluarga. Dari keenam

kasus tersebut didapatkan 5 data atau 83% dari total yang

dilaporkan secara benar memiliki keterkaitan dengan

kekerabatan keluarga.5

2) Faktor resiko yang dapat diubah

a) Diet yodium

Penggunaan yodium yang terlalu tinggi dapat meningkatkan

resiko karsinoma tiroid papiler. Sedangkan, terdapat penduduk

beberapa daerah di bagian dunia yang lain menderita


16

karsinoma tiroid folikuler oleh karena konsumsi makanan

rendah yodium. Beberapa Negara seperti Amerika Serikat

mendapatkan cukup yodium karena yodium tersebut

ditambahkan ke dalam garam dapur.1

b) Paparan Radiasi

Terpaparnya seseorang terhadap radiasi dapat

meningkatkan resiko untuk menderita karsinoma tiroid. Paparan

radiasi tersebut dapat berupa perawatan medis seperti

perawatan kepala atau leher maupun paparan radiasi yang

didapatkan dari kecelakaan pembangkit listrik ataupun senjata

nuklir. Pada anak-anak banyaknya radiasi yang diberikan dan

disertai dengan dosis paparan yang tinggi dapat meningkatkan

terjadinya karsinoma tiroid di usia yang muda.2

E. KLASIFIKASI
Menurut gambaran histopatologinya, terdapat beberapa jenis

karsinoma tiroid yang paling sering ditemukan yaitu karsinoma tiroid

papiler, karsinoma tiroid folikuler, karsinoma tiroid meduler, karsinoma

tiroid anaplastik, dan karsinoma tiroid sel squamosa. Selain itu,

terdapat jenis karsinoma tiroid yang lain yaitu karsinoma anaplastik

dan sel squamosa yang keduanya diduga berasal dari transformasi

dari karsinoma tiroid terdiferensiasi :

1) Karsinoma Tiroid Terdiferensiasi


17

a) Karsinoma Papiler

Karsinoma papiler adalah salah satu jenis karsinoma

pada tiroid yang paling sering ditemukan yaitu sekitar 75-

80% dibandingkan jenis karsinoma yang lain. Pada

gambaran klinisnya, karsinoma ini tampak seperti nodul atau

massa yang terdapat pada leher yang tidak terasa nyeri.

Karsinoma tiroid yang dapat didiagnosis dengan aspirasi

jarum halus atau AJH ini sering tidak memunculkan nodul

pada gambaran klinisnya karena ukurannya yang sangat

kecil. Selain lebih banyak diderita oleh perempuan yaitu 70%

dari total penderitanya.

Gambar 2. Histopatologi Karsinoma Tiroid Papiler.

b) Karsinoma Folikuler
18

Karsinoma folikuler adalah karsinoma tiroid yang

menduduki jumlah terbanyak setelah karsinoma papiler yaitu

sekitar 6% hingga 10% dari total penderita karsinoma tiroid.

Pada penderitanya, karsinoma tiroid folikuler memiliki faktor

resiko yaitu kurangnya asupan yodium pada makanan yang

dikonsumsinya. Karsinoma ini dapat menyebar ke organ lain

di dalam tubuh seperti paru-paru atau tulang, akan tetapi

pada umumnya tidak menyebar menuju kelenjar getah

bening seperti karsinoma papiler. Pada gambaran

histologinya, karsinoma ini memiliki pola folikel trabekuler

atau padat dan memiliki kapsul yang menebal dan tidak

teratur. karsinoma ini bisa memiliki pseudokapsul yang

reaktif di sekitar tepi invasi karena penetrasi karsinoma yang

perlu melalui kapsul yang tebal.


19

Gambar 3. Histopatologi Karsinoma Tiroid Folikuler.

2) Karsinoma Tiroid Selain Terdiferensiasi

a) Karsinoma Anaplastik

Karsinoma anaplastik atau biasa disebut karsinoma tiroid

undifferentiated ini menduduki sekitar 2-5% dari total seluruh

penderita karsinoma tiroid. Karsinoma ini rata-rata diderita oleh

penderita yang berusia 70 tahun dan jenis kelamin perempuan

dua kali lebih banyak dibandingkan laki-laki.

Dalam gambaran histologinya, karsinoma tiroid anaplastik

memiliki tiga pola dasar yang bisa berwujud tunggal atau

kombinasi, yaitu sarkomatoid, sel raksasa, dan epitelial. Pada

pola sarkomatioid, sel-sel karsinoma berbentuk gelendong dan

menyerupai sarcoma pleomorfik tingkat tinggi. Pada sel

karsinoma raksasa, sel-sel sangat pleomorfik.


20

Gambar 4. Histopatologi Karsinoma Tiroid Anaplastik

b) Karsinoma Sel Squamosa

Karsinoma Sel Squamosa atau squamous cell carcinoma ini

merupakan karsinoma yang dapat dianggap sebagai varian dari

karsinoma tiroid anaplastik. Hal tersebut disebabkan karena

gambaran pada karsinoma sel squamosa ini yang menyerupai

karsinoma anaplastik. Karsinoma ini juga karena lebih sering

terjadi pada usia tua dengan penyakit goiter yang kronis. Pada

gambaran klinis umumnya didapatkan presentasi massa di

leher yang membesar dengan cepat dan jarang mengalami

metastasis yang jauh.

Karsinoma ini merupakan sebuah massa infiltrasi tegas

dengan nekrosis pada gambarannya secara makroskopis.

Pada gambaran mikroskopisnya, karsinoma ini merupakan

karsinoma invasif dengan keratiniasi maupun tanpa

keratinisasi. Selain itu, karsinoma ini memiliki indeks mitosis


21

yang tinggi dengan prognosis yang buruk karena memiliki rata-

rata kehidupan kurang dari enam bulan dan kematian di hampir

seluruh kasusnya.

Gambar 5. Histopatologi Karsinoma Sel Squamosa

c) Karsinoma Meduler

Karsinoma meduler adalah salah satu jenis karsinoma tiroid

yang terbentuk dari perkembangan abnormal sel C. Sel C

adalah sel parafolikuler yang berfungsi untuk memproduksi

hormon kalsitonin yang berperan untuk mengendalikan jumlah

kalsium di dalam darah. Karsinoma ini menyumbang sekitar 1-

2% dari total seluruh jenis karsinoma tiroid dan dapat menyebar

ke kelenjar getah bening, paru- paru, ataupun hepar.

Pada gambaran klinis, penderita biasanya memiliki benjolan

di leher tanpa rasa sakit, serta 75% dari total penderita

karsinoma ini bermetastasis nodal dan 10% memiliki metastasis

yang jauh. Pada pemeriksaan laboratorium, penderita

karsinoma ini memiliki kadar kalsitonin serum dan CEA yang

tinggi. Pada gambaran histologisnya, morfologi karsinoma ini

dapat meniru bentuk karsinoma tiroid yang lain namun

umumnya memiliki sel bulat, plasmasitoid, polygonal atau

spindle dalam sarang, kabel atau folikel, maupun campuran

dari bentuk-bentuk tersebut. Selain itu, karsinoma ini memiliki


22

sitoplasma granular eosinofilik hingga amfofilik dan memiliki

angka mitosis yang rendah.

Gambar 6. Histopatologi Karsinoma Tiroid Meduler

F. Diagnosis6
Karsinoma tiroid dapat ditemukan saat pasien menemui tenaga
medis karena adanya benjolan pada leher atau dapat juga ditemukan
pada saat pemeriksaan rutin. Selain itu, USG atau CT-scan untuk
melakukan tes kesehatan lainnya juga dapat memberikan gambaran
adanya karsinoma pada tiroid. Selain itu, Untuk mendiagnosis
penyakit pada paru – paru dibutuhkan pemeriksaan berkala seperti :

Anamnesis

Keluhan Utama :

 Batuk
 Batuk Berdarah
23

 Sesak nafas
 Sukar menelan
 benjolan di pangkal leher
 Sembab muka dan leher

Keluhan tidak khas :

 Berat badan berkurang


 Nafsu makan menurun
 Demam hilang timbul
 Sindroma paraneoplastic

Pemeriksaan Fisik :

 Inspeksi : Simetris
 Palpasi : Fremitus
 Perkusi : Sonor – Redup

Pemeriksaan Penunjang:

Laboratorium

 -pemeriksaan darah lengkap

Radiologi

 Foto Thorax
 CT Scan
 PET Scan
 Bone survei
 MRI

G. Penatalaksanaan
24

1. Medikamentosa
Penalaksanaan pasien tumor paru dimulai dengan terapi
simptomatik, seperti rehidrasi dan penyesuaian gizi. Terapi
simptomatik dapat diteruskan selama beberapahari sebelum
dilakukan evaluasi lanjutan pada pasien tanpa penyakit yang berat,
terutama bila tidak dijumpai adanya pembesaran kelenjar getah
bening.

Secara umum terapi rasional adalah terapi yang :

1. Tepat indikasi
2. Tepat dosis
3. Tepat penderita
4. Tepat obat
5. Waspada terhadap efek samping.

2. Non-Medikamentosa
a. Pembedahan : Untuk indikasi pembedahan pada
kanker Stage 1 dan 2 (Combined modality therapy). Efek
samping pascapembedahan kanker dapat bervariasi,
bergantung pada lokasi dan jenis pembedahan yang
dilakukan, serta kondisi kesehatan Anda secara umum
(Cancer.Net, 2018). Efek samping yang umum timbul
setelah reseksi paru dirangkum dalam tabel berikut :
25

b. Radioterapi : Pemberian terapi Kuratif dengan


Kemoradioterapi Neoadjuvan yang intense. Untuk beberapa
pasien, radioterapi menimbulkan sedikit hingga tidak ada
efek samping sama sekali; namun, untuk beberapa pasien
lainnya, dapat timbul efek samping yang berat. Efek samping
yang timbul akibat terapi radiasi dapat menghancurkan
jaringan sehat dekat area yang diterapi. Efek samping yang
timbul bergantung pada lokasi terapi, dosis radiasi, dan
kesehatan Anda secara umum. Biasanya, efek samping
dapat mulai muncul 2 atau 3 minggu setelah terapi dan
hilang dalam beberapa minggu setelah terapi terakhir.

c. Kemoterapi : Indikasi apabila pasien sudah masuk


ke tahap kanker paru stadium 4 namun, pada umumnya
26

dapat diberikan pada semua Stage ( Combined modality


therapy). Efek samping yang mungkin timbul dari kemoterapi
dapat bervariasi, bergantung pada obat apa yang digunakan
dan berapa dosisnya—beberapa dapat Anda temukan di
bawah ini, tetapi pasien pada umumnya tidak merasakan
semua efek samping tersebut. Pasien yang menerima
kombinasi obat kemoterapi biasanya mengalami efek
samping yang lebih berat dibandingkan yang menerima obat
kemoterapi tunggal.
Area tubuh utama yang mengalami efek kemoterapi
biasanya adalah area di mana sel-sel baru cepat dibuat dan
diganti (sumsum tulang, folikel rambut, saluran pencernaan,
dan lapisan mulut Anda). Pengurangan jumlah neutrofil
(salah satu jenis sel darah putih) dapat menyebabkan
neutropenia, yang dapat membuat Anda lebih rentan
terhadap infeksi. Beberapa obat kemoterapi dapat
memengaruhi fertilitas—jika Anda khawatir mengenai hal ini,
bicarakan hal tersebut dengan dokter Anda sebelum Anda
memulai terapi. Kebanyakan efek samping kemoterapi
bersifat sementara dan dapat dikontrol dengan obat-obatan
atau perubahan gaya hidup—dokter atau perawat Anda
dapat membantu menanganinya.
27

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karsinoma tiroid merupakan penyebab utama kematian akibat


keganasan di seluruh dunia. Karsinoma tiroid merupakan tumor ganas
yang terjadi pada tiroid, yaitu organ endokrin terbesar pada manusia.
Angka kejadian tumor tiroid cenderung meningkat dengan cepat, bahkan
pada studi yang dilakukan di Amerika merupakan salah satu tumor
dengan angka insiden yang paling cepat meningkat dibandingkan kanker
lain. Alasan mengapa terjadinya peningkatan insidens dari kanker tiroid
belum sepenuhnya diketahui, tetapi dicurigai berhubungan dengan
meningkatnya penggunaan peralatan diagnostik sebagai pemeriksaan
penunjang, yang akhir-akhir ini semakin banyak digunakan.
28

Daftar Pustaka

1. Cabanillas ME, McFadden DG, Durante C. Thyroid cancer. Lancet.


2016: 30172–6.
2. Singhal S, Sippel RS, Chen H, Schneider DF. Distinguishing
classical papillary thyroid microcancers from follicular- variant
microcancers. Journal of Surg Res. 2014(190): 151–6.
3. Cancer.Net. 2017. Fatigue. Available from:
http://www.cancer.net/navigating-cancer-care/side-effects/fatigue.
Accessed 20th November 2018.
4. Cancer.Net. 2018. Side effects of surgery. Available from:
http://www.cancer.net/navigating-cancer-care/how-
cancer-treated/surgery/side-effects-surgery. Accessed 20th
November 2018.
5. Cappuzzo F, McCleod M, Hussein M, et al. IMpower130: Progression-free survival
(PFS) and safety analysis from a randomised phase III study of carboplatin + nab-
29

paclitaxel (CnP) with or without atezolizumab (atezo) as first-line (1L) therapy in


advanced non-squamous NSCLC. Ann Oncol 2018;29(suppl 8):abstr LBA53.
6. Cherny NI; ESMO Guidelines Working Group. ESMO Clinical Practice Guidelines
for the management of refractory symptoms at the end of life and the use of
palliative sedation. Ann Oncol 2014;25(Suppl 3):iii143– iii152.
7. ClinicalTrials.gov. 2017. Learn about clinical studies. Available from:
https://clinicaltrials.gov/ct2/about- studies/learn. Accessed 20th November 2018.
8. De Koning H, Van Der Aalst C, Ten Haaf K, et al. Effects of volume CT lung
cancer screening: Mortality results of the NELSON randomized-controlled
population based trial. 2018 World Conference on Lung Cancer. Abstract PL02.05.
9. Eberhardt WEE, De Ruysscher D, Weder W, et al. 2nd ESMO Consensus
Conference in Lung Cancer: locally advanced stage III non-small-cell lung
cancer. Ann Oncol 2015;26:1573–1588.
10. Escamilla DM and Jarrett P. The impact of weight loss on patients
with cancer. Nurs Times 2016;112(11):20–22.
11. Suliburk J, Delbridge L. Surgical Management of Well-Differentiated
Thyroid Cancer: State of the Art. Surg Clin N Am. 2019. 89(5):
1171–91.
12. Ferlay J, Ervik M, Lam F, et al. Global cancer observatory: Cancer
Today. Lyon, France: International Agency for Research on Cancer 2018.
Available from: https://gco.iarc.fr/today. Accessed 20th November 2018.
13. Jordan K, Aapro M, Kaasa S, et al. European Society for Medical Oncology
(ESMO) position paper on supportive and palliative care. Ann Oncol
2018;29(1):36–43.
14. Macmillan. 2016. Possible side effects of chemotherapy. Available from:
http://www.macmillan.org.uk/information-and-support/lung-cancer/non-small-cell-
lung- cancer/treating/chemotherapy/side-effects-of-chemotherapy/possible-side-
effects.html. Accessed 20th November 2018.

You might also like