You are on page 1of 23

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO

(COFFESHOP) DI BATAM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi memberikan informasi mengenai gambaran keuangan

dari suatu perusahaan, untuk itu akuntansi memiliki peranan yang sangat

penting dalam suatu perusahaan. Akuntansi merupakan bagian dari sistem

informasi yang menghasilkan informasi keuangan yang relevan.

Mengingat pentingnya sistem informasi tersebut maka setiap perusahaan

dituntut untuk memiliki suatu sistem informasi yang baik. Salah satu

bagian akuntansi yang memiliki faktor yang cukup besar dan memiliki

andil untuk menghasilkan laporan keuangan adalah aset tetap (Mandala,

Trio., 2013).

Informasi akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting

dalam menjalankan usaha informasi tersebut yaitu dalam memberikan

informasi yang bermanfaat sebagai dasar pengambilan berbagai keputusan

penting di dalam maupun di luar perusahaan. Informasi keuangan

digunakan dalam melakukan analisa terhadap akun laporan keuangan dan

perkembangan usaha dari suatu perusahaan.

Menurut Nandakumar, Mehta, Ghosh, Alkafaji, (2010) tujuan

laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat


dalam pengambilan keputusan ekonomis. Untuk itu laporan keuangan

merupakan tujuan utama dari akuntansi yang berisikan informasi keuangan

kuantitatif dengan keteranganketerangan lain baik mengenai posisi

keuangan perusahaan pada suatu saat, hasil usaha selama satu periode

tertentu maupun perubahan-perubahan dalam posisi keuangan perusahaan

dimana penyajiannya harus sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan yang lazim dan diterima umum. Perusahaan pada umumnya

telah menginvestasikan sebagian kekayaannya pada aset tetap sebagai

penggerak kegiatan operasional perusahaan. Semua ini sesuai dengan

tujuan perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasil produksinya

yang ditunjang oleh aset tetap yang dimilikinya.

Informasi akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting guna

mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil. Informasi

akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambil keputusan

ekonomis dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan

pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain. Pengelolaan

keuangan menjadi masalah utama pada usaha ini, kecenderungan dalam

pengelolaan keuangan usaha yang cukup sederhana, menyajikan usaha

kecil seringkali mengabaikan prinsip-prinsip dalam pengoperasian usaha.

Salah penelitian terjadi pada usaha mikro Rumah Karawo di

semarang belum melakukan pencatatan dan penyusunan laporan keuangan

sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Hal ini

dikarenakan belum adanya sumber daya manusia yang mumpuni untuk


bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang berlaku.

Selain itu, pemilik Rumah Karawo juga berpendapat bahwa usahanya

belum perlu melakukan penyusunan laporan keuangan yang baku

dikarenakan usahanya belum membutuhkan pembiayaan dari bank

konvensional, sebagaimana yang kita ketahui laporan keuangan yang

kredibel dan akuntabel merupakan salah satu syarat diterimanya

permohonan kredit dari suatu badan usaha (Olyvia, Lintje &Rudy., 2019).

Penelitian lain pada Waroeng Kopi Wayang di jalan Jendral

Sudirman menemuka bahwa dalam pencatatan terhadap penerimaan kas

dan pengeluaran kas seperti gaji karyawan, beban listrik, internetan (WIFI)

dan kebutuhan pribadi di catat dalam satu buku, untuk persediaannya

berpatokan pada stok yang tersedia, perhitungan laba-ruginya dilakukan

perbulan dan semua transaksi dilakkan secara tunai.

Pada saat ini kebanyakan usaha kecil pengelola tidak membiasakan

untuk mencatat transaksi keuangan, pembukuan, dan lain sebagainya

dengan baik dan tertib. Mereka lebih mengandalkan daya ingat, sehingga

menyulitkan pihak eksternal untuk mengetahui posisi keuangan usaha

tersebut, kemudian enggan untuk menjalin Kerjasama karena meragukan

kemampuan usaha, padahal dengan adanya mitra Kerjasama akan

mempermudah kesinambungan usaha mereka.

Pada akhirnya, penyusunan laporan keuangan yang dilakukan pada

usaha mikro seringkali disusun oleh pihak manajemen itu sendiri. Padahal

dengan adanya laporan keuangan yang relevan sangat membantu pemilik


usaha untuk memperoleh informasi secara sistematis dalam pengambilan

keputusan usaha untuk kedepannya yang bukan hanya didasarkan pada

asumsi semata saja. Dengan adanya laporan keuangan tersebut akan

memudahkan usaha mengetahui laba yang diperoleh, mengetahui

tambahan modal yang di dapatkan, serta mengetahui kewajiban yang

dimiliki.

Menurut Kasmir (2012) diadakannya laporan keuangan bagi suatu

usaha Mikro yaitu untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam

satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha

yang telah dicapai untuk beberapa periode. Selain itu untuk mengetahui

kelemahan apa saja yang menjadikan kekurangan usaha. Selanjutnya untuk

mengetahui Langkah apa yang harus diperlukan dalam kedepannya yang

berkaitan dengan posisi keuangan usaha ada saat ini dan yang terakhir

untuk melaksanakan penilaian kinerja manajemen kedepannya apakah

perlu penyegaran atau tidak karena sudah berhasil atau gagal.

Dalam laporan keuangan terdapat beberapa kriteria agar bisa

dikatakan layak yaitu menyajikan informasi yang dapat diandalkan dengan

kekayaan dan kewajiban, menyajikan informasi tentang perubahan

kekayaan bersih operusahaan sebagai hasil dari kegiatan usaha,

menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir

kemampuan memperoleh laba, menyajikan informasi lain yang sesuai atau

relevan dengan keperluan para pemakainya (Rivai, 2011)


Laporan keuangan dihasilkan melalui proses yang disebut dengan

siklus akuntansi, yaitu serangkaian proses pencatatan mulai dari terjadinya

transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan. Terdapat beberapa

tahapan siklus akuntansi yaitu identifikasi transaksi dan bukti transaksi,

pencatatan ke dalam buku jurnal umum, posting ke buku besar, Menyusun

neraca saldo sebelum penyesuaian, membuat jurnal penyesuaian,

Menyusun neraca lajur atau work sheet, selanjutnya membuat laporan

keuangan dan penutupan dan penyesuaian Kembali.

Dasar penerapan akuntansi dilandasi dengan konsep dasar

akuntansi, yaitu konsep-konsep yang mendasari bentuk, isi serta pelaporan

keuangan. Menurut Belkoui (2012) konsep akuntansi terdiri atas konsep

kesatuan usaha akuntansi memandang badan usaha terdiri sendiri,

bertindak atas namanya sendiri dan terpisah dari pemilik yang

menanamkan modal kedalam modal usaha tersebut. Kedua konsep

kontunuitas usaha, dimana kegiatan perusahaan dianggap akan

berlangsung terus dan akan melanjutkan usahanya dimasa mendatang,

Ketika konsep periode waktu, menganggap bahwa laporan keuangan

menggambarkan perubahan kekayaan perusahaan sebaiknya diungkapkan

secara periodic. Keempat konsep penandingan, beban harus ditandingkan

dengan pendapatan pada periode yang sama dan yang terakhir konsep

dasar pencatatan, terdiri atas dasar kas dan dasar akurat,

Salah satu karakteristik usaha kecil yang menonjol yaitu

pengelolaan usaha yang didominasi oleh pemilik usaha. Hal ini berakibat
pada pengelolaan keuangan usaha dimana tidak ada pemisahan antara

keuangan usaha dengan keuangan rumah tangga. Padahal dalam konsep

yang melandasi betuk, isi dan susunan laporan keungan menjelaskan

bahwa harus adanya pemisahan antara keuangan usaha dengan keuangan

tangga yang dikenal dengan konsep kesatuan ekonomi (Samryn, 2015).

Dalam hal ini, mengapa penulis menngangkat dengan judul usaha

mikro (coffesshop), alasannya dikarenakan belum ada penelitian mengenai

usaha mikro (Coffeshop) ini di Kota Batam. Banyak pengusaha yang

menjadikan Coffeshop sebagai sebuah bisnis, karena banyaknya minat dari

kaum muda untuk menghabiskan waktu Bersama teman-temannya. Tidak

hanya kaum muda bahkan orang dewasa pun menjadikan coffeshop

sebagai tempat berkumpul untuk mebahas suatu urusan atau hanya sekesar

nongkrong. Dengan banyaknya usaha coffeshop di Kota Batam yang

dibuka pastinya membutuhkan akuntansi untuk mempermudah dalam

pengelolaan usaha dalam mengetahui kemajuan usaha, hutang, persediaan,

peningkatan atau penurunan penjualan, dan laba setiap periodenya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah

bagaimana penerapan konsep-konsep dasar akuntansi dengan usaha mikro

(Coffeshop) di Batam
1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui penerapan konsep-konsep dasar akuntansi pada usaha

mikro (Coffeshop) di Batam

1.4 Manfaat Penulisan

a. Untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai

permasalahan akuntansi yang berkaitan dengan penerapan akuntansi

pada usaha mikro.

b. Sebagai bahan masukan atau informasi bagi perusahaan dalam

menjalankan dan membuat kebijakan yang berhubungan dengan

masalah akuntansi di masa yang akan datang.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Akuntansi

Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis,

mengolah data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada

pengambil keputusan. Akuntansi dalah “bahasa bisnis” karena dengan

akuntansi sebagian besar informasi bisnis dikomunikasikan. Perusahaan

mendistribusikan laporan akuntansi yang meringkas kinerja keuangan

perusahaan kepada memilik, kreditur, pemerintah, dan calon investor

(Jusup, 2012).

Menurut APB Statement No.4 (Tahun 1970) yang berjudul “Basic

Concepts And Accounting Principles Underlying Financial Statements of

Business Enterprises” akuntansi adalah: “Sebuah aktivitas jasa, dimana

fungsinya adalah memberikan inf ormasi kuantitatif, terutama informasi

mengenai keuangan dan entitas ekonomi, yang dimaksudkan akan menjadi

berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (dalam membuat pilihan

diantara berbagai alternatif yang ada)” (Hery, 2011).

Sedangkan menurut American Accounting Association (AAA)

mendefinisikan akuntansi sebagai: „Proses mengidentifikasi, mengukur,

dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya

penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang

menggunakan informasi tersebut.

2.2 Konsep dan Prinsip Dasar Akuntansi


Secara umum akuntansi memiliki dasar yang menjadi acuan dalam

menyusun standar akuntansi yang ditujukan sebagai praktek akuntansi.

Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis (business language) atau sebagai

bahasa pengambilan keputusan. Konsep dasar akuntansi sangat dibutuhkan

untuk mempelajari bagaimana pengolahan data keuangan dalam sebuah

organisasi atau perusahaan. Dengan konsep dasar tersebut pengolahan data

keuangan bisa dijamin berjalan dengan baik.

Akuntansi pada umumnya merupakan suatu sistem untuk

menghasilkan laporan keuangan yang digunakan oleh para pemakainya

dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan pencatatan akuntansi

adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik

dalam mngalokasikan sumber daya pada aktivitas bisnis dan ekonomi.

Proses pencatatan akuntansi akan menghasilkan laporan keuangan yang

sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan baik untuk internal

perusahaan maupun pihak diluar perusahaan termasuk pemerintah (Jusuf,

2012).

Empat prinsip dasar akuntansi (principle of accounting) yang digunakan

mencatat transaksi menurut Kieso, dkk (2008:45) adalah:

1. Prinsip biaya historis (historis cost)

Secara umum pengguna laporan keuangan lebih memilih

menggunakan biaya historis karena memberikan tolak ukur yang dapat

dipercaya untuk mengikuti tren historis. Pada mulanya biaya histiros


sama dengan nilai wajar. Dalam periode selanjutnya ketika kondisi dan

nilai wajar sering berbeda, akibatnya ukuran atau estimasi nilai wajar

lebih sering untuk pencatatan dan pelaporan informasi karena lebih

relevan

2. Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle)

Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah

menentukan sat pengakuan pendapatan. Pada prinsip pengakuan

pendapatan, umumnya pendapatan diakui pada sat (1) direalisasikan

atau dapat direalisasikan dan (2) dihasilkan (earned).

3. Prinsip penandingan (matching principle)

Prinsip penandingan yaitu suatu dasar untuk mencatat beban-beban

atau biaya-biaya.Beban-beban seperti beban sewa, beban listrik dan

beban iklan merupakan beban dari suatu operas usaha.Prinsip ini dapat

digunakan sebagai

(1) mengidentifikasi seluruh beban yang terjadi dalam suatu periode

akuntansi.

(2) mengukur atau menghitung beban dan

(3) bagaimana menandingkan beban dengan pendapatan yang

diperolch dalam waktu yang berjalan

4. Prinsip Pengungkapan penuh (full disclousure principle)

Mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam

pelaporan keuangan mencerminkan serangkaian trade off penilaian.


Trade off ini terjadi antara kebutuhan untuk mengungkapkan secara

cukup terinci hal-hal yang akan mempengaruhi keputusan pemakai

agar informasi dapat dipahami.

2.3 Menyusun Laporan Keuangan

Setelah transaksi dicatat dan diktisarkan, maka disiapkan laporan

keuangan bagi pemakai.Laporan akuntansi yang menghasilkan informasi

dinamakan laporan keuangan. Laporan keuangan ini dibuat oleh

manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas

yang diberikan kepadanya ole para pemakai perusahaan. Disamping itu

laporan kauangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan

lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.

Menurut Rudianto (2012:20) catatan atas laporan keuangan adalah:

Informasi tambahan yang harus diberikan menyangkut berbagai hal yang

terkait secara langsung dengan laporan keuangan yang disajikan entitas

tertentu, seperti kebijakan akuntansi yang dipergunakan perusahaan, dan

berbagai informasi yang relevan dengan laporan keuangan tersebut.

Urutan-urutan penyusunan dan sifat data yang terdapat dalam

laporan- laporan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Laporan Laba-Rugi.

Menurut Aran Ikhsan (2012:40) laporan laba rugi melaporkan

pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu

berdasarkan konsep penandingan. Sedangkan menurut Ikatan


Akuntan Indonesia (2013:19) laporan laba rugi minimal

mencakup pos-pos:

1. Pendapatan

2. Beban keuangan

3. Bagian laba atau rugi investasi yang menggunakan metode

ekuitas

4. Beban pajak

5. Laba atau rugi neto

Menurut Carl S. Warren, James M. Reeve dkk (2015:17) laporan laba rugi

menyajikan pendapatan dan beban berdasarkan:

a. Konsep penandingan (matching concept)

Konsep penandingan disebut juga konsep pengaitan atau pemadaman,

antara pendapatan dan bean yang terkait.

b. Laba bersih (net profit)

Jika pendapatan lebih besar dari pada beban.

c. Rugi bersih (net loss)

Jika beban melebihi pendapatan.

Bentuk penyajian laporan laba rugi dikenal:

1. Current operating income, yaitu cara penyajian mencantumkan

pendapatan yang berasal dari kegiatan normal, sedangkan pos yang

berasal dari kegiatan yang tidak biasa dicantumkan dalam laporan

ditahan.
2. All Inclusive Income, vaitu cara penyajanya mencantumkan income

yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan insidentil dicantumkan

dalam laporan laba rugi dan hasil akhir saja yang dilaporkan ke laporan

laba ditahan.

Kegunaan laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

a. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan

b. Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan

c. Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas

masadepan

d. Menetapkan besarnya pajak penghasilan

e.Menilai keberhasilan perusahaan dengan memperhitungkan tingkat

profitabilitas (keuntungan)

f. Menilai laba perusahaan dengan membandingkan dengan laba dalam

laporan tahun yang lalu

g. Menilai efisiensi perusahaan denga melihat besarnya biaya/bean dam

jenis komposisinya.

B. Laporan Perubahan Modal (Ekuitas Pemilik)

Laporan Perubahan Ekuitas Pemilik adalah suatu iktisar perubahan

ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya pada

akhir bulan atau pada akhir tahun.


C. Neraca

Pengertian neraca menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim

(2002:63) adalah

laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal

tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (asset), kewajiban

ekonomis (hutang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut.

Sedangkan pengertian neraca menurut Sofyan S. Harahap (2006:107)

laporan neraca adalah Laporan Neraca, yang disebut juga dengan laporan

posisi keuangan perusahaan, adalah laporan yang menggambarkan posisi

aktiva, kewajiban dan modal pada sat tertentu.

Unsur-unsur neraca adalah:

Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada

tanggal tertentu biasanya pada akhir bulan atau pada akhir tahun. Berikut

ini merupakan unsur-unsur neraca yang meliputi:

1. Aktiva, yaitu manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh dimasa depan

atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau

kejadian masa lalu.

2. Kewajiban, yaitu pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi

dimasa depan yang berasal dari kewajiban berjalan entitas tertentu

untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya

dimasa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu
3. Ekuitas, kepentingan residu oleh aktiva sebuah entitas setelah

Dikurangi dengan kewajiban-kewajibannya. Dalam sebuah entitas

bisnis, ekuitas inilah yang merupakan kepentingan kepemilikannya.

Neraca dapat disajikan dalam tiga bentuk:

a. Skontro, yaitu bentuk neraca yang disusun seolah-olah menyebelah,

yaitu sisi kiri disebut aktiva, dan kanan disebut pasiva, sisi kiri dan

pasiva harus seimbang.

b. Stafel, yaitu bentuk neraca yang disusun dalam laporan, yaitu bagian

atas untuk mencatat aktiva dan bagian bawah untuk mencatat pasiva.

Jumlah pasiva dan aktiva harus sama.

c. Bentuk yang menyajikan posisi keuangan, dalam bentuk ini posisi

keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang

berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-

tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan

pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva

tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi uatng jangka panjang,

maka akan diperoleh modal pemilik.

D. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah suatu ikhtisar penerimaan kas dan

pembayaran kas selama suatu period waktu tertentu. Menurut

Rudianto (2009:17) laporan arus kas adalah sebagai berikut:


Suatu laporan yang menunjukkan aliran uang yang diterima

dan digunakan perusahaan didalam satu periode akuntansi.

Laporan arus kas meringkas seluruh kegiatan operas, investasi, dan

pendanaan perusahaan yang berkaitan dengan arus kas masuk dan

arus kas keluar. Tujuan dari penyajian laporan arus kas in adalah

untuk memberikan informasi yang relevan mengenai penerimaan

dan pengeluaran arus kas atau setara dengan kas dari suatu

perusahaan pada suatu periode tertentu (Rudianto. 2009:18).

Menurut Arfan Ikhsan (2012) laporan arus kas adalah

satuan dari laporan keuangan dasar. Laporan arus kas dibuat untuk

memenuhi beberapa tujuan berikut:

1. Untuk memperkirakan arus kas masa akan datang

2. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen

3. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar deviden kepada

pemegang saham, pembayaran bungan dan pokok pinjaman kepada

kreditur

4. Untuk menunjukan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas

perusahaan.

Laporan arus kas dibuat untuk memenuhi beberapa tujuan berikut ini:

1. Memperkirakan arus kas masa datang

2. Mengevaluasi peengambilan keputusan manajemen


3. Menentukan kemampuan perusahaan membayar deviden kepada

pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada

kreditor.

4. Menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan

Menurut Carl S Warren, James M. Reeve dkk (2014:19) laporan arus kas

terdiri dari tiga bagian yaitu:

1. Aktivitas operasi

Arus kas dari aktivitas operas melaporkan ringkasan penerimaan dan

pembayaran kas dari aktivitas operasi.

2. Aktivitas investasi

Arus kas dari aktivitas investasi melaporkan transaksi kas untuk pembelian

dan penjualan dari asset yang sifatnya permanen.

3. Aktivitas pendanaan

Arus kas dari aktivitas pendanaan melaporkan transaksi kas yang

Berhubungan dengan investasi kas oleh pemilik, peminjaman dan

penarikan kas oleh pemilik.

2.4 Pengertian Usaha Mikro

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menurut (Rosadi,

2014) merupakan usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh

orang-perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan milik orang-perseorangan.


Selain itu, usaha kecil menengah menurut (Kristiyanti, 2012) kegiatan

ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun

suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk

diperniagakan secara komersial dan mempunyai omset penjualan sebesar

satu milyar rupiah atau kurang.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Bab I

Pasal I tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

menjelaskan bahwa usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi baik langsung maupun tidak langsung dari usaha

menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.

Berdasarkan beberapa definisi usaha kecil menengah diatas dapat

disimpulkan bahwa usaha kecil menengah adalah usaha yang dijalankan

seseorang dengan ide kreatifitas yang dapat membuka lowongan usaha

yang dapat menyerap tenaga kerja serta dapat mengurangi tingkat

pengangguran dengan kriteria memiliki jumlah kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan

2.5 Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi menurut Soemarso (2009:90) ialah tahap-tahap

kegiatan
mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan laporan

keuangan

sehingga sip untuk pencatatan transaksi periode berikutnya.

1. Menganalisis dan mencatat transaksi-transaksi ke dalam jurnal

2. Posting transaksi tersebut ke buku besar

3. Menyiapkan daftar saldo yang belumdisesuaikan

4. Menyiapkan dan menganalisis data penyesuaian

5 Menyiapkan kertas akhir periode (opsional)

6.Membuat ayat jurnal penyesuaian dan posting ke buku besar

7. Menyiapkan daftar saldo yang disesuaikan

8. Menviapkan laporan keuangan

9- Membuat ayat jurnal penutup dan posting ke buku besat

10. Menviapkan daftar saldo setelah penutupan.

2.6 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dikemukakan

hipotesis penelitian yaitu diduga usaha mikro (coffeshop) di Batam dalam

penerapan akuntansinya belum menggunakan konsep-konsep dasar

akuntansi.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, Adapun cara pada metode

penelitian kuantitatif yaitu dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner atau

angket merupakan daftar yang diberikan kepada responden yang

memenuhi kriteria sesuai dengan kebutuhan penulis dan bersedia

memberikan respon untuk penelitian penulis.

3.2 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Batam.

3.3 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh usaha mikro

(coffeshop) yang berada di Kota Batam. Jumlah usaha mikro (Coffeshop)

berjumlah 10 usaha dengan sampel 6 usaha coffeshop.Pengambilan

sampel menggunakan Teknik purposive sampling, dengan kriteria yang

telah ditentukan oleh peneliti.

3.4 Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dan

kuisioner

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari instansi yang terkait yaitu coffeshop dan juga

buku pencatatan harian (buku kas) dari pemilik usaha coffeshop.


3.5 Teknik Pengumpulan data

a. Wawancara terstruktur

Teknik pengumpulan data dengan wawancara yang mana peneliti telah

menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan

tertulis dengan alternative yang jawabannya telah disediakan

b. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengambilan

dokumen-dokumen yang telah ada tanpa ada pengolahan Kembali.

3.6 Teknik Analisis Data

Data-data yang telah dikumpulkan kemudian di kelompokan menurut

jenisnya masing-masing. Setelah itu dituangkan ke dalam bentuk table dan

akan diuraikan secara deskriptif sehingga dapat diketahui apakah

pengusaha coffeshop di Batam telah menerapkan akuntansi. Kemudian

disajikan dalam bentuk hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Boone, Louis E dan David L. Kurt. 2007.Pengantar Bisnis. Jakarta:

Erlangga.

Efendi, Dedi. 2010.Analisis Penerapan Akuntansi Pada Usaha Air Minum

Isi Ulang Di Kecamatan Renga Kabupaten Indragiri Hulu. Fakultas

Ekonomi. Universitas Islam Riau

fadeli, Lili M. 2011. Dasar-dasar Akuntansi. Edisi 1. Cetakan Ketujuh.

Jakarta: Bumi Aksara


Harahap, Sofyan Syafri. 2008.Teori Akuntansi. Jakarta:PT. Raja Grafindo.

Ikhsan, Arfan. 2005. Akuntansi Keprilakuan. Jakarta: Salemba Empat.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2008.

Intermediate Accounting. Edisi Ke-12 Jilid I. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Marbun. B.N. 2011. Kekuatan dan Kelemahan Pengusaha Kecil. Jakarta: PT

Pustaka Binaman Pressindo.

Rama dan Jones.2008.Sistem Informasi Akuntansi. Buku 1. Jakarta:

Salemba Empat.

Riahi Ahmed Belkaoui. 2006. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Risalah, Neneng Dedem.2014.Analisis Penerapan Akuntansi Pada Usaha

Kerupuk Tempe Dikecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.

Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Riau.

Rudianto. 2009.Pengantar Akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sasongko, Catur. 2016. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Simangungsong M.P 2009.Pelajaran Akuntansi Tingkat Dasar Satu. Jakarta:

Karya Utama.

Soemarsono, SR. 2009.Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi keenam. Buku I.

Jakarta: Salemba Empat,

Stice, Earl, Fred. 2009.Intermediate Accounting, Buku 1. Edisi Ke-

16.Jakarta: Salemba Empat.

Sucipto. 2009. Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang. Jakarta: Yudhistira

Tohar. 2009. Pengertian Usaha Kecil. Jakarta. Kanisius.


Tunggal, Amin Widjaja. 2010.Akuntansi Perusahaan Kecil dan Menengah.

Jakarta: Rineka Cipta. CORR, ERSITAS IS LAMARIO

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008.Tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah. Jakarta.

Yadiati, Wiwin dan Ilham. 2008.Pengantar Akuntansi.Jakarta: Kencana.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan Entitas

Tanpa Akuntanbilitas Publik. Jakarta: IAI.

You might also like