You are on page 1of 13
PEMERINTAH PROVINS! SULAWESI TENGGARA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU J. Mayjen 8. Parman No.2 Kendar, Tp. (0401) 3126083, 3129611 Fax (401) 3126182 Homepage dpmpsp sutaprov.goid dan E-mal jlo dompleo@ sulvaorov.00 3 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR: 949 IDPMPTSP/ %/ 12019 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN, OPERAS! PRODUKSI KEPADA PT. GEMA KREASI PERDANA KODE WILAYAH ; KW 08 NOP ET 002 KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI SULAWESI TENGGARA Membaca Surat Direktur PT. Gema Kreasi Perdana Nomor : 060/Srt- GKP/HO-JKT/X/2019 tanggal_ 04 Oktober 2019 Perihal Permohonan Perubahan Susunan Direksi dan Komisaris PT. Gema Kreasi Perdana; 2. Surat Pit. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 540/4.709 tanggal 26 Desember 2019 perihal Pertimbangan Teknis Perubahan IUP: Menimbang —: a. bahwa PT. Gema Kreasi Perdana telah melengkapi semua berkas permohonan yang dipersyaratkan sesuai ketentuan_peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka Perubahan Direksi dan/atau Komisaris Pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud_ huruf a di atas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi ‘Sulawesi Tenggara; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat | Sulawesi Tenggara dengan mengubah Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat | Sulawesi Utara-Tengah dan Daerah Tingkat | Sulawesi Selatan-Tenggara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 1687); 2, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); SISPADU 10. "1 12. 13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 5059); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5587); sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan terakhir Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Rebublik Indonesia Nomor 5679); Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110); Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111); sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan terakhir Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6186); Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 5142); Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5172); Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 43 Tahun 2015 tentang Tata Cara Evaluasi Penerbitan Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2014); Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah, Perizinan, Dan Pelaporan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 295) sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan terakhir Memperhatikan Menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 51 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah, Perizinan, Dan Pelaporan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1592); 14, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 595); 16. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik Dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 596); 16. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1796 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Permohonan, Evaluasi, serta Penerbitan Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara; 17. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1824 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat; 18. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1825 K/3O/MEM/2018 tentang Pedoman Pemasangan Tanda Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan atau Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi; 19. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1827 K/SO/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik; 20. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013 Nomor 5); 21. Keputusan Gubemur Sulawesi Tenggara No. 324 Tahun 2018 tentang Pendelegasian Kewenangan Gubernur Sulawesi Tenggara Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Untuk — Melaksanakan Penyelenggaraan Perizinan dan Nonperizinan di Provinsi Sulawesi Tenggara. 1. Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 1092/DPM-PTSP/XIl/2018 tanggal 20 Desember 2018 tentang Persetujuan Perubahan lzin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Kepada PT. Gema Kreasi Perdana; MEMUTUSKAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI SULAWESI TENGGARA TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKS! KEPADA PT. GEMA KREASI PERDANA KESATU KEDUA KETIGA Memberikan Perubahan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Kepada: Nama Perusahaan PT. Gema Kreasi Perdana Alamat Gedung Bank Panin Senayan Lt. 5, JI Jenderal Sudirman Kaviing 1 RT/RW 0/0 Kelurahan Gelora Kecamatan Tanah ‘Abang Kota Administrasi Jakarta Pusat No. Telp./Fax/EmailWeb: - Susunan Pemegang Saham ~~ | Saham Nilai_—_|Persentase] bed Nama (Lembar) (Rupiah) | (%) | 1 PT. Budhi Kemakmuran | 79.999 3.999,950.000,) 99,999 jayaraya 2 PT. Citra Duta Jayal 1 50.000, 0,001 | Makmur Pea E Jumiah | 80.000 |4.000.000.000,) 100 Susunan Direksi No| Nama [__ Jabatan (1 | Dr. Drs. Parasian Simanungkalit, SH,MH|_ Direktur Susunan Komisaris, [Ne an nee Jabatan | 1_| Andi Ibrahim Saleh, SE, M.Sc | Komisaris | Komoditas Bahan Galian: Mineral Logam (Nikel) Lokasi IUP Operasi Produksi Kecamatan : Wawonii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan Provinsi Sulawesi Tenggara Kode wilayah KW 08 NOP ET 002 Luas 850,9 (delapan ratus lima puluh koma sembilan) Ha Dengan peta dan daftar koordinat WIUP yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Tenggara sebagaimana tercantum dalam lampiran Idan lampiran II Keputusan ini Jangka waktu berlaku IUP : 20 (dua puluh) Tahun Jangka waktu tahap kegiatan (sesuai komoditas tambang) a. Konstruksi selama 2 (dua) Tahun b. Produksi selama 18 (delapan belas) Tahun Pemegang IUP Operasi Produksi mempunyai hak untuk melakukan kegiatan konstruksi, produksi, pengangkutan dan penjualan serta pengolahan dan pemumian dalam WIUP untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 10 tahun, terhitung dimulai sejak 14 November 2008 sampai dengan berakhir pada 14 November 2028. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi ini _dilarang dipindahtangankan kepada pihak lain tanpa persetujuan Gubernur Sulawesi Tenggara. KEEMPAT —_:_PT. Gema Kreasi Perdana sebagai pemegang IUP Operasi Produksi dalam melaksanakan kegiatannya mempunyai hak, kewajiban, dan larangan sebagaimana tercantum dalam lampiran Ill keputusan KELIMA Tanpa mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan maka IUP Operasi Produksi ini dapat diberhentikan sementara, dicabut atau dibatalkan, apabila pemegang IUP Operasi Produksi tidak memenuhi kewajiban dan larangan sebagaimana dimaksud dalam Diktum Ketiga, Keempat dan Kelima dalam Keputusan ini KEENAM Keputusan ini tidak menggugurkan segala kewajiban pemegang IUP berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. KETUJUH Dengan berlakunya keputusan ini, maka Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi_ Sulawesi Tenggara Nomor 1092/DPM-PTSP/XII/2018 tanggal 20 Desember 2018 tentang Persetujuan Perubahan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Kepada PT. Gema Kreasi Perdana dinyatakan tidak berlaku lagi KEDELAPAN ; Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Tenggara ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya, akan disempumakan sebagaimana mestinya Ditetapkan di: Kendari Pada tanggal_:_2/ LR 19 NAS, PENANAMAN MODAL NNYERPADU SATU PINTU aUtama Madya, Gol. IV/d NIP. 19620317 198111 1001 Tembusan: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, di Jakarta; Menteri Keuangan Republik Indonesia, di Jakarta; Menteri Perhubungan Republik Indonesia, di Jakarta; Menteri Perdagangan Republik Indonesia, di Jakarta Menteri Perindustrian Republik Indonesia, di Jakar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM RI, di Jakarta; Inspektur Jenderal Kementerian ESDM RI, di Jakarta; Direktur Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan RI, di Jakarta; Direktur Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan RI, di Jakarta; Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, KESDM RI, di Jakarta; Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI, di Jakarta; Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, di Jakarta; . Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, di Jakarta; 14, 15. 16. 17. 18, 19, 20. 21 22, 23. 24. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nasional, di Jakarta; Kepala Biro Hukum dan Humas/Kepala Biro Keuangan/Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Setjen Kementerian ESDM RI. di Jakarta; Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara KESDM RI, di Jakarta; Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral KESDM Rl, di Jakarta; Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara KESDM RI, di Jakarta; Direktur Pajak Bumi dan Bangunan, Kementerian Keuangan RI, di Jakarta; Gubemur Sulawesi Tenggara (sebagai laporan) di Kendari; Bupati Konawe Kepulauan, di Langara; Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara, di Kendari; Direktur PT. Gema Kreasi Perdana, di tempat; Arsip. 123°50"E 123°60"E tasyore SSE SS Se To LAMPIRAN |: KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI SULAWESI TENGGARA, Eeeat es TANGGAL :3/- Desta BE? BOIS PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA] DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PETA IZIN USAHA PERTAMBANGAN ‘OPERAS! PRODUKS! Skala 1:40.000 Diperuntukkan Bagi: PT. Gema Kreasi Perdana 2019 Kode Wilayah KW 08 NOP ET 002 LOKASI KEGIATAN Propinsi : Sulawesi Tenggara Kabupaten : Konawe Kepulauan Kecamatan ‘Wawonii Tenggara Komoditas Tambang_: Miner kel) Luas 85 LEGENDA: —— Garis Kontur — sungai bx wwe Jalan DB ww Sumber Peta 4. Pata Adminstrasi Provinl Suiawes! Tenggara Tatun 2015, 2 Peta Topograf Kabupaten Konawe Kepulauan Skala |: 26,000 Tahun 2019, 3/- A= 2019 N TERPADU SATU PINTU \WESI TENGGARA, Nip. 19620317 198111 1 001 123°50"E 123°70°E 123°100"E LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN Nomor Tanggal PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI SULAWESI TENGGARA :949 foPMPTSP/ ~ 12019 1Bl- SESCMBER~ g019 DAFTAR BATAS KOORDINAT WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERAS! PRODUKS! Nama Perusahaan : PT. Gema Kreasi Perdana Kecamatan Wawonii Tenggara Kabupaten : Konawe Kepulauan Provinsi ‘Sulawesi Tenggara Kode wilayah KW 08 NOP ET 002 Komoditas : Mineral Logam (Nikel) Luas : 850,9 (delapan ratus lima puluh koma sembilan) Ha No. Garis Bujur [ Garis Lintang Derajat Menit | Detik Derajat Menit Detik 1 123 7 23,5 4 4 41,7 2 123 8 3t 41 a7 3 1m | 8 31 12 594 4] 428. Z 55,5 4 12 59,1 5 | 123 7 55,5 4 13 27 6 123, 6 14,6 4 13 27 {7 123 8 146 | 4 13 | 23,4 [8 123 6 | 313 | 4 13 23,4 9 123 6 SA ees) tere) 2 46 10 123 6 52,5 ae pect 46 [41 123 6 52,5 4 2 37,1 [12 Pgs tail ecuire 37 a 12 37.1 13 123 7 37, Acta 20 14 | 123 eT, 23,5 4 12 20 (ANAMAN MODAL PADU SATU PINTU ES| TENGGARA NIP. 19620317 198111 1 001 LAMPIRAN Ill : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN Nomor Tanggal A. Hak 10. 1. 12, 13. 14, 18. 16. 17. PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI SULAWESI TENGGARA 929 IDPMPTSP! X/ (2019 1By bar€aré er~ 2019 HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN PEMEGANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERAS! PRODUKS! melakukan kegiatan usaha pertambangan pada WIUP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; memiliki Mineral, termasuk Mineral ikutannya, atau Batubara yang telah diproduksi setelah memenuhi iuran produksi, kecuali Mineral radioaktif; mengajukan permohonan penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; membangun sarana dan/atau prasarana penunjang kegiatan usaha pertambangan; menjual Mineral atau Batubara, termasuk menjual ke luar negeri setelah terpenuhinya kebutuhan dalam negeri serta menjual Mineral atau Batubara tergali pada kegiatan Eksplorasi atau kegiatan Studi Kelayakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; mendapatkan hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.; memanfaatkan sarana dan/atau prasarana umum untuk mendukung kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; melakukan kerja sama dengan Badan Usaha lain dalam rangka memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki umum untuk mendukung kegiatan usaha pertambangan; bekerja sama dengan perusahaan jasa pertambangan yang telah mendapatkan IUJP sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; menggunakan tenaga kerja asing sesuai dengan persetujuan dari instansi yang menyelenggarakan urusan di bidang ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; melakukan perubahan investasi dan sumber pembiayaan termasuk perubahan modal disetor dan ditempatkan sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; mengajukan permohonan penciutan sebagian atau pengembalian seluruh WIUP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; mengajukan permohonan IUP untuk mengusahakan komoditas tambang lain yang ditemukan dalam WIUP kepada gubernur sesuai dengan kewenangannya dengan membentuk Badan Usaha baru sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; mengajukan permohonan perubahan dan/atau penambahan pengusahaan komoditas tambang mineral yang berasosiasi pada saat — pengajuan Persetujuan Studi Kelayakan; mengusahakan Mineral ikutan termasuk Mineral logam tanah jarang setelah mendapatkan persetujuan Studi Kelayakan; membangun fasilitas pengangkutan, penyimpanan/penimbunan, dan pembelian atau_penggunaan bahan peledak sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; membangun tempat penyimpanan/penimbunan bahan bakar cair sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; 18. melaksanakan peledakan tidur sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; 19. mengajukan rencana pengujian kelayakan penggunaan peralatan dan/atau reneana pengujian kelayakan penggunaan instalasi sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; 20. mengoperasikan kapal keruk atau kapal isap sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; 21. mengajukan fasilitas impor, _re-ekspor, impor sementara_ atau pemindahtanganan barang sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal dan kepabeanan; 22. mengajukan permohonan angka pengenal impor produsen sesuai dengan Persetujuan RKAB Tahunan kepada instansi yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang perdagangan; 23. mengajukan permohonan untuk menggunakan wilayah di luar WIUP kepada gubernur sesuai dengan kewenangannya untuk menunjang kegiatan usaha pertambangannya; 24, mengajukan permohonan untuk menggunakan wilayah di luar WIUP kepada gubernur sesuai dengan kewenangannya untuk menunjang kegiatan usaha Pertambangannya dengan melampirkan perjanjian kerja sama jika berada dalam WIUP atau WIUPK lain; 25. melakukan kegiatan pencampuran batubara (blending) yang berasal dari pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi atau izin Pertambangan Rakyat, sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; 26. melakukan kerja sama pemanfaatan fasilitas yang dimiliki untuk digunakan oleh pemegang IUP atau IUPK lainnya sesuai dengan persetujuan RKAB Tahunan; 27. Pemegang |UP Operasi Produksi dapat melakukan Pengangkutan dan Penjualan kepada pihak lain yang telah mendapatkan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan yang diterbitkan oleh Menteri atau ‘gubernur sesuai dengan kewenangannya; 28. Pemegang UP Operasi Produksi dapat melakukan kegiatan Eksplorasi Lanjutan dalam rangka: a. optimalisasi sumber daya dan/atau cadangan; b, mempertahankan rasio cadangan terhadap produksi tertentu; dan/atau . penyesuaian terhadap perubahan metode penambangan . Kewajiban 1. melakukan seluruh kegiatan usaha pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. menyusun dan menyampaikan RKAB Tahunan kepada gubernur sesuai dengan kewenangannya untuk mendapatkan persetujuan; 3. menerapkan kaidah teknik pertambangan yang balk; 4. menyampaikan laporan tertulis secara berkala atas RKAB Tahunan serta pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan, termasuk pelaksanaan kerja sama dengan pemegang IUJP; 5. melakukan pembinaan kepada perusahaan jasa pertambangan dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang balk; 6. menerapkan asas kepatutan, transparan, dan kewajaran dalam menggunakan perusahaan jasa pertambangan pemegang IUJP; 7. mengutamakan pemenuhan kebutuhan Mineral atau Batubara dalam negeri serta mematuhi pengendalian produksi dan penjualan; 8. menyusun rencana dan melaksanakan rekiamasi dan/atau pascatambang sesuai dengan rencana reklamasi dan/atau rencana pascatambang yang telah disetujui_serta_ menempatkan —jaminan reklamasi dan/atau jaminan pascatambang sesuai dengan ketentuan peraturan — perundang-undangan mengenai reklamasi dan pascatambang; "1 12 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21 22. 23. 24. 25. 26 27, 28. 29, mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia; melakukan peningkatan nilai tambah Mineral atau Batubara _hasil Penambangan di dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; menyusun, melaksanakan, dan menyampaikan laporan pelaksanaan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan; menjamin penerapan standar dan baku mutu lingkungan sesuai dengan karakteristik suatu daerah; menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung sumber daya air yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; memasang tanda batas pada WIUP operasi produksi; mematuhi ketentuan teknis operasional pertambangan; menerapkan standar kompetensi tenaga kerja pertambangan; menyerahkan seluruh Data yang diperoleh dari hasil kegiatan tahap Eksplorasi dan operasi produksi kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya; mengadministrasikan setiap pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan; mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, dan jasa dalam negeri sesuai_ dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; melakukan divestasi saham kepada peserta Indonesia bagi Badan Usaha swasta dalam rangka PMA pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; mengikutsertakan pengusaha lokal yang ada di sekitar WIUP atau WIUPK dalam melakukan kegiatan operasi produksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; membayar kewajiban keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; menyelesaikan hak atas tanah dengan pemegang hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; melakukan penyelesaian hak atas sarana dan prasarana pendukung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jika terdapat sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertambangan dalam WIUP atau WIUPK yang akan dimanfaatkan menyusun laporan lengkap Eksplorasi dan taporan Studi Kelayakan termasuk perubahannya berdasarkan standar nasional Indonesia dan ditandatangani oleh orang yang berkompeten (competent person) sepanjang telah terdapat orang yang berkompeten (competent person) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi komoditas Mineral logam, Mineral bukan logam, dan Batubara; menyusun laporan lengkap Eksplorasi dan laporan Studi Kelayakan komoditas batuan ditandatangani oleh penanggung jawab perusahaan; menyampaikan Laporan lengkap Eksplorasi apabila terdapat penambahan dan perubahan sumber daya berdasarkan hasil Eksplorasi Lanjutan bagi pemegang \UP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi; Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik pemegang IUP waiib melaksanakan: a. pengelolaan teknis pertambangan; b. pengelolaan keselamatan pertambangan; c. pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan pascatambang; d. upaya konservasi sumber daya Mineral dan Batubara; e. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan; dan f. penerapan teknologi yang efektif dan efisien 30. Dalam melaksanakan penerapan kaidah teknik Pertambangan yang baik pemegang IUP dan IUPK wajib: a. mengangkat kepala teknik tambang sebagai pemimpin tertinggi_ di lapangan yang disahkan oleh kepala inspektur tambang; b. memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. memiliki pengawas operasional yang memiliki_kartu pengawas operasional yang disahkan oleh kepala inspektur tambang 31. Dalam hal pemegang UP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi melakukan Penambangan dengan metode Penambangan bawah tanah, pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi wajib menunjuk kepala tambang bawah tanah yang disahkan oleh kepala inspektur tambang. 32. Dalam hal pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi menggunakan bahan peledak dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangannya wajib memiliki kartu izin meledakkan dari kepala inspektur tambang, 33. Untuk mendukung penerapan standar kompetensi tenaga kerja pertambangan, pemegang IUP dan IUPK wajib mendukung pelaksanaan pendidikan dan pelatinan di bidang pengusahaan Mineral dan Batubara. 34, Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi sebelum metaksanakan kegiatan operasi produksi wajib menyampaikan permohonan uji kesiapan (commissioning) kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya 36. Dalam hal pemegang IUP atau IUPK akan melakukan perubahan saham serta direksi dan/atau komisaris wajib terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya sebelum didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 36. Dalam hal terjadi kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan usaha Pertambangan yang menimbulkan dampak negatif langsung kepada masyarakat, pemegang IUP atau IUPK wajib membayar ganti rugi yang layak kepada masyarakat yang terkena _dampak negatif langsung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. . Larangan 1. menjual produk hasil Penambangan ke luar negeri sebelum melakukan Pengolahan dan/atau pemurnian di dalam negeri_sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan; 2. menjual hasil Penambangan yang bukan dari hasil Penambangan sendiri; 3. melakukan kegiatan pencampuran Batubara (blending) yang berasal dari pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi atau Izin Pertambangan Rakyat, tanpa persetujuan Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan kewenangannya; 4. melakukan pengolahan dan/atau pemurian dari hasil Penambangan yang tidak memiliki IUP, Izin Pertambangan Rakyat, atau |UPK; 5. melibatkan anak perusahaan dan/atau afiliasinya yang bergerak di bidang usaha jasa pertambangan dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan tanpa persetujuan dari Direktur Jenderal atas nama Menteri; 6. memiliki Izin Pertambangan Rakyat, UP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan penjualan, dan IUJP; 7. menjaminkan IUP atau IUPK dan/atau komoditas tambangnya kepada pihak lain; 8, melakukan kegiatan Konstruksi, Penambangan, Pengolahan dan/atau Pemumian, serta Pengangkutan dan Penjualan, termasuk kegiatan Eksplorasi Lanjutan sebelum RKAB Tahunan IUP Operasi Produksi disetujui; 9. melakukan kegiatan usaha pertambangan pada tempat yang dilarang sesuai dengan ketentuan_peraturan perundang-undangan; dan 10. mengalihkan IUP atau IUPK-nya kepada pihak lain tanpa persetujuan Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya. NIP. 19620317 198111 1 001

You might also like