Professional Documents
Culture Documents
4.rev2 SKI Blok Keswa RT 150723
4.rev2 SKI Blok Keswa RT 150723
SURVEI
KESEHATAN
INDONESIA
2 2023
KESEHATAN JIWA
• Kesehatan jiwa dalam Survei Kesehatan Indonesia akan diukur
dalam lingkup rumah tangga (BLOK VIII) maupun individu (BLOK
IX.C).
• Rumah tangga:
• ditanyakan kepada ART sesuai dengan urutan anggota rumah tangga
yang tercantum pada pada Blok IV, karena nomor urut ART (kolom 1)
sebagai kunci peran ART dalam rumah tangga (no 1 adalah Kepala Rumah
Tangga). Apabila ART yang ditunjuk kesulitan menjawab, boleh dibantu oleh
ART yang lain, namun wawancara terutama kepada ART yang telah ditunjuk
tersebut.
• Tujuan: memperoleh perkiraan prevalensi orang dengan gangguan jiwa
(ODGJ) berat (skizofrenia/ psikosis) yang didiagnosis dokter dalam rumah
tangga, jumlah ODGJ berat yang berobat dan pemasungan.
Tn. Badu
**********
Ny. Karti
**********
Tn. Andi
**********
Ny. Siti
**********
Rincian 1: Apakah ada anggota [RUMAH TANGGA] yang pernah menderita gangguan jiwa?
Gangguan jiwa adalah gangguan/penyakit yang dapat didiagnosis secara medis mengenai aspek
kognitif/pikiran, emosi, atau perilaku seseorang (psikosis/ non psikosis).
Pertanyaan ditujukan kepada responden rumah tangga (RT) mengenai ART yang pernah mengalami
gangguan jiwa apapun (psikosis dan non-psikosis) selama hidupnya menurut persepsi responden,
meskipun sudah sembuh atau masih berlangsung.
Rincian 2a: Apakah anggota [RUMAH TANGGA] mempunyai gejala gangguan jiwa skizofrenia/ psikosis?
Gangguan jiwa skizofrenia/ psikosis adalah gangguan jiwa yang ditandai ketidak mampuan menilai realitas, yang
meliputi gangguan pada proses berpikir, perasaan, persepsi, dan tingkah laku. Ditandai oleh gejala proses pikir,
arus pikir (belajar, logika, perhatian, bicara kacau, dll), perasaan (mood), persepsi (waham, halusinasi, ilusi, dll), tingkah
laku (agresifitas/ ngamuk, katatonik/ mematung, menarik diri, dll). Gejala yang sering terlihat antara lain halusinasi
(mendengar, melihat, merasakan, mengindera sesuatu yang menurut orang lain tidak ada), waham (keyakinan yang
salah dan tidak sesuai latar belakang pendidikan dan budaya), penampilan aneh, bicara kacau dan lain-lain. Istilah
orang awam untuk skizofrenia atau psikosis adalah “gila/ orang dengan gangguan jiwa berat (ODGJ berat)”.
Informasi terkait skizofrenia/ psikosis didapatkan melalui serangkaian pertanyaan mengenai adanya ART yang
mempunyai gejala, baik yang sudah pernah ataupun belum didiagnosis dokter. Pertanyaan ini bertujuan untuk
memperkirakan proporsi rumah tangga yang mempunyai ART dengan gejala gangguan jiwa (ODGJ) berat (skizofrenia/
psikosis) baik yang sudah didiagnosis dokter maupun yang belum menurut persepsi responden .
Pertanyaan ini bertujuan untuk memperoleh perkiraan prevalensi RT yang memiliki ART dengan
gangguan jiwa (ODGJ) berat (skizofrenia/ psikosis) didiagnosis oleh dokter.
→ menjadi acuan untuk pertanyaan selanjutnya mengenai ART dengan ODGJ berat yang didiagnosis
dokter
dokter
1 0 1
Rincian 2c: Berapa anggota [RUMAH TANGGA] yang didiagnosis skizofrenia/psikosis oleh
tenaga kesehatan (mengacu pertanyaan 2b)?
Jumlah ART dalam angka (1, 2, 3, dst) yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia/ psikosis
berdasarkan diagnosis dokter atau tenaga kesehatan lainnya dibawah tanggung jawab dokter.
Pertanyaan ini bertujuan untuk memperoleh perkiraan prevalensi ART dengan gangguan jiwa (ODGJ)
berat (skizofrenia/ psikosis).
Isikan jumlah ART pada titik-titik, kemudian pindahkan ke dalam kotak jawaban.
Rincian 3: Dari semua anggota [RUMAH TANGGA] tersebut, apakah ada yang pernah
mendapatkan pengobatan atau penanganan lainnya?
ART yang didiagnosis skizofrenia/ psikosis oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya dibawah tanggung
jawab dokter yang pernah mendapatkan pengobatan di fasilitas kesehatan atau penanganan lainnya di
non fasilitas pelayanan kesehatan (terapi psikis, ruqyah dll), baik yang sudah selesai maupun masih
berlangsung.
Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui proporsi RT yang mempunyai ART yang didiagnosis
skizofrenia/ psikosis oleh dokter dan pernah mendapatkan pengobatan di fasilitas kesehatan atau
penanganan lainnya di non fasilitas pelayanan kesehatan
ART yang didiagnosis skizofrenia/ psikosis oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya dibawah tanggung
jawab dokter yang pernah mendapatkan pengobatan atau penanganan di fasilitas kesehatan atau praktik
dokter (tidak termasuk non fasilitas kesehatan). Apabila semua ART atau minimal 1 ART pernah
mendapatkan pengobatan atau penanganan dari fasilitas Kesehatan/ dokter (RS Jiwa, RS umum,
Puskesmas, Klinik, Praktik dokter), maka dianggap mendapatkan pengobatan atau penanganan di
fasilitas kesehatan/ dokter.
Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui proporsi RT yang mempunyai ART yang didiagnosis
skizofrenia/ psikosis oleh dokter dan pernah mendapatkan pengobatan di fasilitas kesehatan.
1 2 2
1 2
8 1
Rincian 6: Apakah anggota [RUMAH TANGGA] mendapatkan pengobatan atau penanganan di non
fasilitas kesehatan/ non dokter?
ART yang didiagnosis skizofrenia/ psikosis oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya dibawah tanggung
jawab dokter yang pernah mendapatkan pengobatan dari non-fasilitas kesehatan/ non-dokter (tempat
rehabilitasi berbasis keagamaan, pemuka agama, panti sosial dll).
Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui proporsi RT yang mempunyai ART yang didiagnosis
skizofrenia/ psikosis oleh dokter dan pernah mendapatkan pengobatan atau penanganan lainnya di non
fasilitas pelayanan kesehatan
1 2 2 2
2
Diisi bila P4=1 “Ya”,
Bila jawaban p4 “2=tidak” →lanjut ke P10
Rincian 8a: Apakah 1 bulan terakhir ini anggota [RUMAH TANGGA] tersebut minum/suntik obat?
Obat skizofrenia/ psikosis dapat berupa obat yang diminum atau disuntik. Apabila ART yang didiagnosis
skizofrenia/ psikosis oleh dokter dalam 1 bulan terakhir pernah minum/ suntik obat, maka ART tersebut
dinyatakan sebagai minum/ suntik obat. Pertanyaan 8a hanya diisi bila pertanyaan P.4 berkode 1
“Ya”. Isikan sesuai dengan pilihan jawaban yang tersedia.
Rincian 8b: Apakah 1 bulan terakhir ini anggota [RUMAH TANGGA] tersebut minum/suntik obat
rutin?
Obat-obat skizofrenia/ psikosis umumnya digunakan dalam jangka waktu lama. Apabila ada putus obat
maka potensi kambuh akan tinggi. Obat diminum/ disuntik sesuai petunjuk dokter. ART dinyatakan
minum/ suntik obat rutin apabila minum/ suntik obat sesuai dengan petunjuk dokter.
Untuk meyakinkan ART rutin minum obat, tanyakan atau eksplorasi tentang cara minum obat sesuai
dengan petunjuk dokter. Bila responden dapat menjelaskan dengan baik maka dianggap ART minum/
suntik obat rutin sesuai dengan petunjuk dokter.
0 0 0
Rincian 8c: Berapa jumlah anggota [RUMAH TANGGA] yang dalam 1 bulan terakhir minum/suntik
obat rutin?
Jumlah ART yang didiagnosis skizofrenia/ psikosis oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya dibawah
tanggung jawab dokter yang minum/ suntik obat rutin (sesuai petunjuk dokter) dalam angka (1, 2, 3, dst).
Alasan utama mengapa ART yang sudah didiagnosis skizofrenia/ psikosis oleh dokter atau tenaga
kesehatan lainnya dibawah tanggung jawab dokter, tidak meminum/ suntik obat dan tidak minum/ suntik
obat rutin sesuai petunjuk dokter sesuai persepsi responden.
Poin a sampai dengan g. TIDAK DIBACAKAN, bila responden kurang mengerti enumerator boleh
menanyakan lebih dalam seperti “saat itu kenapa tidak minum obat/ tidak rutin minum obat?”. Alasan
utama adalah jawaban pertama yang disampaikan oleh responden.
Rincian 10: Apakah ada yang pernah dipasung? PERLIHATKAN GAMBAR PERAGA
Tindakan pemasungan adalah upaya pengikatan atau pengekangan fisik pada orang dengan gangguan
jiwa dan orang agresif/ berbahaya di komunitas yang berakibat hilangnya kebebasan untuk mengakses
layanan yang dapat membantu pemulihan fungsi ODGJ tersebut. Tidak ada batasan waktu yang
ditentukan. Tindakan ini dapat menggunakan cara pengikatan atau pengisolasian.
Pengikatan merupakan semua metode manual yang menggunakan bahan atau alat mekanik yang
dipasang atau ditempelkan pada tubuh dan membuat tidak dapat bergerak dengan mudah dengan
membatasi kebebasan dalam menggerakkan tangan, kaki atau kepala. Pengisolasian merupakan
tindakan mengurung sendirian tanpa persetujuan atau dengan paksa, dalam suatu ruangan atau area
yang secara fisik membatasi untuk keluar atau meninggalkan ruangan/area tersebut.
Pemasungan dilakukan bukan bagian dari terapi di fasilitas kesehatan (Peraturan Kementerian
Kesehatan No. 54 tahun 2017 tentang Penanggulangan Pemasungan pada Orang dengan Gangguan
Jiwa).
SURVEI KESEHATAN INDONESIA 2023 18
VIII. Gangguan Jiwa (pemasungan)
TUJUAN :
2 1
2 2
1 2
JAWABAN TIDAK DIBACAKAN, enumerator perlu melakukan probing dengan menanyakan “kepada
responden “ada lagi alasan lain?” berulang-ulang hingga responden manyatakan tidak ada lagi.
JAWABAN BOLEH LEBIH DARI 1
TUJUAN :
Rincian 12: Apakah dalam 3 bulan ini ada yang dipasung? PERLIHATKAN GAMBAR PERAGA
Rincian 12 ditanyakan untuk mengetahui apakah ada ART didiagnosis skizofrenia/ psikosis oleh dokter
atau tenaga kesehatan lainnya dibawah tanggung jawab dokter yang pernah dipasung dalam 3 bulan
terakhir (sesuai jawaban Rincian 10).
Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui proporsi RT yang mempunyai ART yang didiagnosis
skizofrenia/ psikosis oleh dokter dan pernah dipasung dalam 3 bulan terakhir.
CONTOH :
Dalam 1 RT terdapat 3 ART yang mempunyai gejala skizofrenia/ psikosis. Satu
dari 3 ART tersebut didiagnosis oleh dokter spesialis jiwa di RS Jiwa setempat
(fasilitas kesehatan). Sebelum berobat di RS jiwa ART pertama sempat diobati
oleh ustadz. ART kedua dikarenakan RT tersebut mempunyai dana yang
terbatas, maka dikirim ke pesantren namun tidak pernah didiagnosis oleh
tenaga kesehatan. Di pesantren ART kedua mendapatkan pengobatan berupa
ruqyah dan ramuan. Sedangkan yang 1 lagi tidak diperbolehkan keluar rumah
karena sering mengamuk. ART yang berobat ke spesialis jiwa minum obat
secara rutin dalam 1 bulan terakhir. Maka pengisian kuesioner adalah sebagai
berikut:
1
1
1
dokter 1 0 1
1
1 2 2
2 2
2 1 2 2
24
SURVEI KESEHATAN INDONESIA 2023
VIII. FORMULIR TAMBAHAN
Untuk ART yang belum didiagnosis dokter atau tidak diperbolehkan keluar rumah
karena sering mengamuk (dipasung) dimasukkan di formulir tambahan.
1. Tujuan:
• Memberikan informasi kepada Dinas Kesehatan mengenai adanya ART dengan gejala skizofrenia/
psikosis yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa atau yang mengalami pemasungan.
2. Formulir tambahan ini diberikan kepada Dinas Kesehatan untuk ditindaklanjuti
3. Formulir ini berisi keterangan RT yang memiliki ART dengan gejala skizofrenia/
psikosis yang terdapat pada Blok Sensus (BS) yang sama
4. Untuk rumah tangga:
• ART dengan gejala Skizofrenia/ Psikosis namun belum didiagnosis oleh dokter termasuk riwayat
dan lokasi pengobatan ART tersebut
• ART mengalami pemasungan
1. Pak Ali mempunyai anak perempuan yang dirawat di RS Jiwa karena skizofrenia. Pak Ali bercerita kepada
enumerator bahwa anaknya beberapa hari yang lalu diikat dengan baju pengikat karena mau bunuh diri dengan cara
menusuk pergelangannya dengan kayu tajam. Pernyataan yang benar dari kejadian ini adalah…….
a. Anak Pak Ali bukan skizofrenia
b. Anak Pak Ali dipasung oleh tenaga kesehatan
c. Tenaga kesehatan tidak diperbolehkan mengikat Anak Pak Ali
d. Anak Pak Ali tidak dipasung karena tindakan pengikatan merupakan salah satu cara penanganan pasien
skizofrenia di RS
2. Pak Sudin didiagnosis menderita skizofrenia sejak 5 tahun yang lalu, tetapi tidak pernah minum obat. Enumerator
menanyakan alasan mengapa Pak Sudin tidak minum obat kepada istrinya. Istri Pak Sudin menjawab kalau minum
obat Pak Sudin muntah-muntah sampai tidak bisa makan. Sekarang Pak Sudin hanya mengkonsumsi obat-obatan
tradisional. Yang menjadi alasan utama Pak Sudin tidak minum obat adalah…..
a. Pak Sudin merasa sudah sehat
b. Pak Sudin tidak tahan efek samping obat
c. Pak Sudin malas minum obat
d. Pak Sudin minum obat tradisional