You are on page 1of 37

PEMANFAATAN KULIT SALAK PONDOH (Salacca edulis) DAN SARI

KURMA SAFAWI (Phoenix Dactylifera L) DALAM PEMBUATAN


MINUMAN TEH

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia XI


yang dibina oleh Ibu Lidia Dela Sulistyowati, S.Pd.

Disusun oleh :
Alicia Hartadi (11A3 / 03)
Aurelia Vintan (11A3 / 06)
Hugo Aneillo Montoya Pekanto (11A3 / 15)
Patricia Deandra Virdayanti (11A3 / 28)
Paulus Klemens Soegianto (11A3 / 29)
Shawn Lorenzo Lee (11A3 / 34)

SMAK KOLESE SANTO YUSUP MALANG


Jalan Simpang Borobudur Nomor 1, Malang

MARET 2023

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................................. 1


BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang.................................................................................................... 2
b. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
c. Tujuan Penelitin.................................................................................................. 4
d. Hipotesis............................................................................................................. 4
e. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI


a. Kajian Teori ............................................................................................................6
b. Penelitian Relevan ..................................................................................................12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


a. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................. 14
b. Metode dan Rancangan Penelitian ..........................................................................14
c. Prosedur Penelitian .................................................................................................14
d. Rancangan Penelitian ..............................................................................................15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


a. Hasil Penelitian .......................................................................................................17
b. Pembahasan.............................................................................................................19

BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan .............................................................................................................23
b. Saran .................................................................................................................. 23

Daftar Pustaka ...........................................................................................................................26


Lampiran ...................................................................................................................................28

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki jutaan jenis flora dan fauna.
Tanah Indonesia yang sangat subur merupakan anugerah Tuhan yang tidak dipungkiri lagi.
Indonesia sejak dahulu sangat terkenal dengan penghasilan rempah-rempah yang menjadi
komoditas unggulan. Berdasarkan data yang dirilis Food and Agriculture Organization
(2016), Indonesia menempati posisi keempat terbesar di dunia sebagai negara penghasil
rempah-rempah setelah negara India, Etiopia, dan Bangladesh dengan total produksi
113.649 ton serta total eskpornya mencapai USD 652,3 juta.
Tanaman rempah merupakan tanaman yang sudah sejak lama dikenal sebagai
tanaman yang mempunyai cukup banyak manfaat, mulai dari bahan tambahan makanan
hingga menjadi obat-obat herbal. Di bawah ini dijelaskan tentang
Fungsi dari rempah-rempah adalah menutupi bau yang tidak diinginkan atau tidak
enak atau terjadinya pencemaran pada daging dan makanan yang disimpan. Sejalan
dengan perjalanan waktu fungsi tersebut berkembang menjadi beberapa fungsi yaitu
sebagai flavoring agent, penyedap rasa atau pemberi rasa pedas, pengawet makanan,
antioksidan, parfum, pewarna, obat, dan campuran pada rokok (Anto, 2020, 2).

Salak (salacca edulis reinw) termasuk kelompok tanaman palmae yang tumbuh
berumpun, umumnya tumbuh berkelompok. Tanaman salak dapat tumbuh baik di dataran
rendah hingga ketinggian 500 m di atas permukaan laut, baik dengan iklim tropis maupun
subtropis. Pada kondisi lingkungan yang sesuai pohon salak akan berbuah pada umur 3
tahun. Saklak memiliki beberapa varietas diantaranya salak pondoh, salak madu, salak
gading, dan salak gula pasir.
Salak dianggap sebagai buah-buahan yang hanya dapat dinikmati buahnya. Tetapi
masyarakat belum menyadari bahwa sesungguhnya kulit salak yang mempunyai tekstur
kasar, berbentuk coklat dan bersisik dapat dimanfaatkan sebagai obat. Selama ini kulit buah
salak hanya sebagai limbah dan tidak termanfaatkan dan terbuang sebagai limbah. Kulit
salak dianggap kurang mempunyai daya guna. Sesungguhnya dibalik kulit salak tersebut
terdapat daya guna yang luar biasa.

3
Pada saat ini beberapa orang memanfaatkan limbah kulit salak sebagai bahan untuk
kerajinan, seperti pemanfaatan kulit salak untuk industri keramik. Sedangkan, Aji dan
Kurniawan (2012) memanfaatkan biji salak sebagai adsorben. Namun selain itu, limbah
salak juga dapat dimanfaatkan sebagai obat asam urat dan diabetes karena mengandung
antioksidan dan asam asetat.
Teh merupakan minuman yang sangat populer dalam masyarakat yang biasanya
dikonsumsi dari tanaman Camellia sinensis. Teh sendiri terdiri dari berbagai jenis,
diantaranya teh hitam, teh hijau, teh oolong, dan teh putih. Jenis-jenis teh tergantung pada
jenis daun teh yang digunakan.
Kurma (Phoenix dactylifera L) merupakan salah satu buah yang kaya akan nutrisi,
“Kurma mengandung karbohidrat, garam, mineral, serat, vitamin, asam lemak, dan
protein.” (Zahrayny, 2013). Selain kaya akan nutrisi, kurma juga dapat mengobati beberapa
penyakit. “Dalam dunia medis yang dibuktikan secara eksperimen, mengkonsumsi ekstrak
air buah kurma secara rutin terbukti dapat melindungi dan mengobati hati dari CCI4-agen
penyebab hepatotoksik” (Al-Qarawi, et al., 2013).
Kandungan mineral seperti flourin dan selenium yang ada dalam kurma berguna
untuk memberikan perlindungan terhadap gigi dari kerusakan dan dapat membantu
pencegahan terhadap kanker. Adanya pektin di dalam kurma dapat membantu
mengurangi penyakit pada hati, diabetes dan kolesterol (Al-Shahib dab Marshall,
2003).

Maka dari itu, penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengolah kulit salak
pondoh menjadi minuman teh dan sari kurma safawi menjadi bahan pengganti gula sebagai
pemanis teh kulit salak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses pembuatan teh menggunakan kulit salak pondoh dan sari
kurma safawi?
2. Bagaimana takaran yang tepat antara teh kulit salak dengan sari kurma safawi?

C. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan proses pembuatan teh kulit salak pondoh dan sari kurma safawi.
2. Mengetahui perbandingan yang tepat antara teh kulit salak dengan sari sari kurma
safawi.

4
D. Hipotesis
1. Pembuatan teh kulit salak berasal dari kulit salak yang telah dihaluskan dan diseduh
dengan air panas.
2. Gula yang digunakan untuk rasa manis pada teh dapat digantikan dengan sari
kurma, dengan perbandingan sari kurma dan teh kulit salak adalah 15 : 150.

E. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti :
a) Menambah pengetahuan peneliti tentang kandungan kulit salak pondoh
yang digunakan sebagai bahan dasar teh.
b) Meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengolah limbah kulit salak.
c) Mengetahui takaran yang tepat antara teh kulit salak pondoh dan sari kurma

2. Bagi Petani Salak


a) Meningkatkan sumber pendapatan petani, terutama petani salak pondoh
(Salacca edulis) dengan meningkatkan produksi tanaman salak pondoh
(Salacca edulis).
b) Meningkatkan kreativitas petani salak dalam memanfaatkan limbah kulit
salak.

3. Bagi petani kurma


a) Meningkatkan sumber pendapatan petani, terutama petani kurma (Phoenix
Dactylifera L), dengan meningkatkan produksi tanaman kurma (Phoenix
Dactylifera L).
b) Memaparkan potensi lain buah kurma, yakni sebagai pemanis alami
pengganti gula.

4. Bagi Pemerintah

5
a) Menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara pengolah limbah kulit
salak.
b) Mendukung penggunaan sari kurma (Phoenix Dactylifera L) sebagai
pengganti gula untuk mengurangi jumlah penderita diabetes di Indonesia.
c) Meningkatkan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan teh kulit salak
pondoh (Salacca edulis) dan sari kurma safawi (Phoenix Dactylifera L)
sebagai sumber penghasilan yang dapat meningkatkan devisa negara.

6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
a. Salak Pondoh
Tanaman salak tidak hanya dikenal di beberapa daerah di Indonesia saja, melainkan
juga di Burma, Thailand, Filipina dan di Malaya. Jenis salak yang umumnya di tanam di
Burma berbeda dengan yang biasa ditanam di Malaya, demikian pula jenis yang umumnya
dibudidayakan di Sumatera berbeda dengan yang ada di Jawa. Salacca edulis Reinw adalah
salak yang merupakan tanaman asli Indonesia. Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan,
salak pondoh (Salacca edulis Reinw.) diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Araceae
Genus : Salacca
Spesies : Salacca edulis Reinw
Buah salak segar merupakan penyedia serat dan mineral bagi tubuh, antioksidan,
dan vitamin. “Salak memiliki kandungan kalsium (Ca) yang tinggi dan sangat baik untuk
membantu pembentukan tulang dan gigi selama masa pertumbuhan, membantu peredaran
darah karena mengandung kalium yang cukup tinggi, serta kandungan vitamin yang tinggi
juga membantu menjaga ketahanan tubuh” (Sobir, 2009). Menurut Ashari (2013)
kandungan gizi dalam tiap 100 gram buah salak pondoh seperti yang tersaji pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Salak Pondoh tiap 100 gram

Komponen Jumlah

Karbohidrat 12,1 g

Vitamin B1 0,01 mg

Vitamin B2 0,02 mg

Vitamin A 1g

7
Vitamin C 21 mg

Kalsium 8,4 mg

Fosfor 38,0 mg

Zat besi 0,3 mg

Natrium 2 mg

Kalium 81 mg

Salak pondoh berbentuk segi tiga atau bulat telur terbalik. Daging buah atas tiga
septa dan berwarna putih kusam agak kekuningan. Ketebalan daging buah 0.8-1.5 cm dan
teksturnya keras. Dalam setiap buah terdapat 1–3 biji yang keras dan berwarna coklat
kehitaman. Jumlah buah per tandan sekitar 10–27 buah. Ukuran salak pondoh 2.5–7.5 cm
dengan berat 30–100 g/buah. Produktivitas salak ini mencapai 7–10 kg/pohon/tahun.

b. Kulit Salak
Kulit salak merupakan limbah dari buah salak yang sudah tidak digunakan lagi,
selain menjadi limbah, kulit buah salak juga dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam
inovasi, contohnya adalah teh dari limbah kulit salak.
Kulit salak mengandung banyak sekali komponen. “Kulit salak mengandung
simplisia dan asam sinamat. Juga terdapat kandungan antioksidan seperti flavonoid dan
tanin , kulit salak mengandung nilai gizi berupa kadar protein, vitamin C, kadar
karbohidrat, kadar air serta rendah lemak” (Nazaruddin dan Kristiawati, 2000, 10). Kulit
buah ini juga mengandung senyawa yang dapat berguna sebagai antibakteri.
Kulit buah ini juga mengandung senyawa yang dapat berguna sebagai antibakteri.
“Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa daging dan kulit buah salak mengandung senyawa
flavonoid, tanin, dan alkaloid” (Laffiani, Yunita, 2017). “Kulit buah salak berpotensi
sebagai obat tradisional karena senyawa yang dikandungnya berupa senyawa flavonoid
yang dapat menurunkan kadar gula darah” (Kanon et al., 2012). “Adapula senyawa tanin,
saponin, flavonoid, dan zat besi dapat digunakan sebagai obat diare” (Farida, 2009).
“Selain itu, asam protokatekuat dan asam ferulat juga terdapat pada senyawa kulit salak”
(Girsang, 2020).

8
Kulit salak mengandung banyak manfaat bagi tubuh manusia dalam mengobati
beberapa penyakit, diantaranya diabetes, sembelit, dan sariawan.
Kulit salak dapat mengobati diabetes. Kulit salak terbukti bisa menjadi obat
diabetes, banyak penelitian yang mengungkap kandungan nutrisi kulit salak. Kulit
salak mengandung zat alami bernama simplisia dan cinnamic acid derivative yang
bagus untuk menjaga kesehatan pankreas. Mengatasi sembelit. Selain kulit bagian
luar, ternyata kulit ari salak juga memiliki manfaat untuk kesehatan. Kulit ari salak
ini mengandung serat yang bisa mengatasi diare. Namun bagian kulit ari ini juga
membantu mengobati sembelit. Mengobati sariawan. 100 gram buah salak
terkandung 8,4 miligram vitamin C. Makan buah salak membantu menjaga sistem
kekebalan tubuh dan mencegah sariawan. Bukan hanya bagian buahnya yang
bermanfaat tetapi juga bagian kulitnya (Setya, 2022).

c. Kurma
Kurma (Phoenix dactylifera L) adalah salah satu jenis tanaman palem yang sering
dimakan atau dimanfaatkan buahnya. Pohon kurma merupakan tanaman yang tumbuh di
daerah yang gersang seperti Pakistan, Turki, dan India. Tanaman kurma memiliki
klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
SubKingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Phoenix
Spesies : Phoenix dactylifera L.
Buah kurma seringkali dikonsumsi saat bulan ramadhan atau bulan puasa. Hal ini
dikarenakan kandungan nutrisi yang dikandung oleh buah kurma itu sendiri. Berdasarkan
hellosehat.com kurma memiliki kandungan utama berupa karbohidrat sederhana (70%),
terutama gula, seperti sukrosa dan fruktosa.
Buah kurma mengandung berbagai komponen zat gizi diantaranya karbohidrat,
lemak, protein, air, vitamin c, dan mangan. Menurut Aini (2015) kandungan gizi dalam tiap
100 gram kurma seperti yang tersaji pada tabel 2.2.

9
Tabel 2.2 Kandungan Gizi Kurma tiap 100 gram

Komponen Jumlah

Karbohidrat 75 gr

Lemak 0,4 gr

Protein 2,5 gr

Air 21 gr

Vitamin C 0,4 mg

Mangan 0,262 mg

Kurma memiliki banyak manfaat apabila dikonsumsi secara rutin mulai dari
penyakit ringan hingga penyakit berat.
Hal ini dikarenakan dalam buah kurma terdapat banyak mineral dan nutrisi lain yang
dibutuhkan tubuh diantaranya adalah: a) mampu menetralisir racun, b) mematikan
sel-sel kanker, c) menguatkan saraf-saraf pendengaran, d) menguatkan saraf, e)
melembutkan saluran darah, f) menjaga usus dari iritasi dan gangguan lainnya, g)
menguatkan gigi dan tulang, h) menjaga vitalitas, i) memudahkan proses kelahiran,
j) mengatasi anemia, k) penghilang rasa sakit, l) menurunkan demam. (Kusumah,
2007).

Phoenix dactylifera adalah tumbuhan berumah dua yang memiliki tinggi sekitar 16-
20 m dan tidak memiliki cabang pada batangnya. Batang pohon kurma terbuat dari serat
selulosa yang kuat dan dapat digunakan dalam pembuatan triplek. Pohonnya memiliki
mahkota terminal dengan 30-150 daun. Daunnya menyirip dengan panjang 6 m dan dapat
bertahan selama 3 hingga 7 tahun, menyangga 120-240 lembar pucuk daun muda.

d. Sari Kurma

Sari kurma merupakan buah kurma yang dihaluskan dan diambil sarinya. Sari
kurma biasanya bertekstur kental, berwarna hitam, terasa manis, dan memiliki manfaat
yang tidak kalah dari buah kurma. Kandungan antioksidan, vitamin, dan mineral yang
tinggi dalam sari kurma diketahui memiliki beragam manfaat bagi kesehatan tubuh.

10
Sari kurma dapat melancarkan pencernaan, Kurma kaya akan serat yang bermanfaat
untuk mencegah sembelit dan berperan dalam pembentukan tinja, sehingga buang air
besar menjadi teratur. Sari kurma dapat menjaga dan menurunkan kadar gula darah.
Menaikkan trombosit dan hemoglobin, serta dapat mengurangi tekanan darah tinggi
(Bella, 2022).

e. Minuman Teh
Teh adalah minuman yang telah dikenal dan dikonsumsi oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu. Salah satu kutipan yang terkenal mengenai teh adalah dari seorang ahli teh
asal Jepang bernama Kakuzo Okakura, yang dalam bukunya "The Book of Tea" (1906)
mengatakan, "Teh adalah simbol kedamaian, simbol harmoni, simbol kebijaksanaan,
simbol kehidupan itu sendiri." Kutipan ini menunjukkan betapa pentingnya teh bagi
kehidupan manusia, baik secara fisik maupun secara filosofis.
Teh adalah minuman yang sudah dikenal dengan luas di dunia. “Cina merupakan
negara penghasil teh terbesar di dunia, dengan hasil produksi teh 934.857 ton (28,7 %).
India berada di urutan kedua, dengan menyuplai 28,5% dari total produksi dunia. Sri
Lanka, Indonesia, Turki, dan Vietnam juga merupakan produsen utama yang mendukung
tradisi minum teh di Inggris” (Rossi, 2010).
Tanaman teh adalah tanaman perdu dari suku Theaceae yang memiliki nama ilmiah
Camellia sinensis. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis dengan
ketinggian antara 200 s/d 2000 meter di atas permukaan laut. Adapun taksonomi teh
(Camellia sinensis) diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Dialypetalae
Ordo : Guttiferales (Clusiales)
Famili : Camelliaceae (Theaceae)
Genus : Camellia
Spesies : Camellia sinensis

Menurut hasil penelitian, daun teh memiliki banyak kandungan nutrisi yang baik
untuk kesehatan tubuh.

11
Teh mengandung kafein yang berguna untuk menstimulasi otak dan sistem
saraf. Teh juga mengandung antioksidan (polifenol) yang bernama katekin.
Antioksidan ini berguna untuk menangkal radikal bebas dan sel kanker dalam tubuh.
Radikal bebas dapat merusak sel-sel serta jaringan tubuh. Teh juga mengandung
teofilin, zat yang digunakan untuk mengobati asma atau sesak nafas. Teh
mengandung vitamin E yang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan kulit.
Vitamin C yang terkandung dapat membantu menjaga daya tahan tubuh agar tidak
mudah sakit. Teh juga mengandung lemak, karbohidrat dan protein dalam jumlah
yang sangat rendah mendekati nol persen. Teh mengandung teobromin, yaitu sejenis
alkaloid. Senyawa ini mampu menstimulasi sel saraf yang bermanfaat untuk
mengurangi stress (Haryono, 2013,6).

Teh adalah minuman yang kaya akan manfaat. “Manfaat teh antara lain adalah
sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan
tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah,
melancarkan sirkulasi darah” (Nurfahmi, 2022).

f. Teh dari kulit salak


Teh dari kulit salak adalah sebuah teh yang terbuat dari kulit buah salak yang
disangrai dan dihancurkan lalu diseduh dengan air hangat. Teh dari kulit buah salak ini
memiliki banyak manfaat yang baik bagi kesehatan organ pencernaan masyarakat
terutama, bagian pankreas dan ginjal.
Teh dari kulit salak mengandung simplisia dan asam sinamat, simplisia adalah
bahan alami yang digunakan untuk obat-obatan herbal, sedangkan asam sinamat adalah
pewangi yang terdapat pada kulit salak untuk memberikan aroma sedap pada salak.
Manfaat dari teh kulit buah salak adalah untuk mengobati diabetes karena
mengandung pterostilbene yang berperan aktif menurunkan kadar gula darah. Teh dari
kulit buah salak juga dapat membantu mengatasi sembelit dan mengobati sariawan.

d) Penelitian Relevan
Judul Penelitian Penulis Tujuan Kesimpulan

12
Mengetahui pengaruh Perlakuan lama
lama pengeringan pengeringan terhadap
terhadap teh kulit teh kulit buah naga
buah naga merah yang merah tidak
dihasilkan, dan memberikan pengaruh
Wolfhardus
Pembuatan Teh Kulit Buah Naga mengetahui yang signifikan
Stevan
Merah karakteristik teh kulit terhadap kadar air,
Dejose
buah naga merah kadar
terhadap uji rendemen, warna,
organoleptic, dan aroma, dan citarasa teh
kadar air serta kulit buah naga merah
rendemen.
Mengetahui Campuran kulit buah
efektivitas kulit buah manggis dan kelopak
Mengetahui Efektivitas Kulit jeruk Bali sebagai bunga rosella dalam
Buah Jeruk Bali Sebagai Penurun penurun formula A dengan
Kadar Kolesterol Total Untuk Safina kadar kolesterol total komposisi 1,5 g kulit
Pencegahan Preeklampsia Selama untuk pencegahan buah manggis dan 1,0 g

Kehamilan. preeklampsia selama kelompok bunga rosella


kehamilan. memiliki aktivitas
antioksida paling tinggi
Menguji aktivitas Hasil uji aktivitas
antioksidan dari antioksidan yang
ekstrak dilakukan dapat
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Nurdian etanol buah kurma disimpulkan
Etanol Buah Kurma Islami safawi (Phoenix bahwasanya
Safawi (Phoenix Dactylifera L.) M. dactylifera L.). ekstrak etanol buah
Menggunakan Pandapotan kurma safawi memiliki

Metode Dpph Nasution nilai IC50 sebesar 40,90


µg/ml termasuk
kategori aktivitas
antioksidan sangat kuat.

13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian “Pemanfaatan Kulit Salak Pondoh (Salacca Edulis) dan Sari Kurma
Safawi (Phoenix Dactylifera L) dalam Pembuatan Minuman Teh” dilaksanakan pada hari
Rabu, 22 Februari 2023, penelitian dilaksanakan di rumah Patricia Deandra di Jalan
Borobudur Agung Timur VIII nomor 9A. Pada pukul 18.00 hingga 22.00.

B. Metode dan Rancangan Penelitian


Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan teh kulit salak dan sari kurma safawi
adalah wajan, panci, sutil, pisau, kompor, blender, gelas takar, sendok, saringan, dan gelas
minum. Bahan-bahan yang dibutuhkan diantaranya kulit salak pondoh, kurma safawi, dan
air.

C. Prosedur Penelitian
1. Menentukan ide penelitian yaitu Pemanfaatan Kulit Salak Pondoh (Salacca Edulis)
dan Sari Kurma Safawi (Phoenix Dactylifera L) dalam Pembuatan Minuman Teh.
2. Merumuskan masalah yang diangkat sesuai dengan ide penelitian
3. Mencari sumber referensi untuk menyusun latar belakang sesuai dengan
permasalahan yang diangkat
4. Menyusun rumusan masalah yang diambil
5. Menyusun tujuan penelitian untuk menjawab rumusan masalah
6. Menentukan hipotesis atau dugaan sementara untuk menjawab rumusan masalah
7. Menentukan manfaat penelitian bagi peneliti, petani salak, petani kurma, dan
pemerintah
8. Menyusun kajian teori variabel-variabel yang ada dengan mencari referensi melalui
internet dan buku cetak
9. Menentukan bahan-bahan yang diperlukan, yaitu salak pondoh, kurma safawi, dan
air.

14
10. Melakukan pembelian bahan di indomaret di jalan Simpang Borobudur nomor 41 B
pada tanggal 22 Februari 2023 pukul 17.00
11. Pembuatan teh kulit salak pondoh dan sari kurma safawi pada hari yang sama di
rumah Patricia Deandra yang berada di Jalan Borobudur Agung Timur VIII nomor
9A, malang pada pukul 18.00.
12. Menyiapkan alat dan bahan
13. Melakukan percobaan teh kulit salak pondoh dan sari kurma safawi
14. Mendokumentasikan proses pembuatan teh kulit salak pondoh dan sari kurma safawi.
15. Mendokumentasikan hasil percobaan teh kulit salak pondoh dan sari kurma safawi.
16. Membuat angket penelitian pada hari Kamis, 23 Februari 2023 di kelas XI MIPA 3
SMAK Kolese Santo Yusup Malang.
17. Menyebarkan angket penelitian kepada 24 siswa-siswi beserta bapak-ibu guru
SMAK Kolese Santo Yusup Malang pada hari Jumat, 24 Februari 2023.
18. Mendata hasil angket penelitian
19. Menyusun laporan penelitian

D. Rancangan Penelitian
1. Tabel Rancangan Penelitian Pemanfaatan Kulit Salak Pondoh (Salacca Edulis) dan
Sari Kurma Safawi (Phoenix Dactylifera L) dalam Pembuatan Minuman Teh

Tabel 3.1 Tabel Rancangan Penelitian Pemanfaatan Kulit Salak Pondoh (Salacca Edulis) dan Sari Kurma
Safawi (Phoenix Dactylifera L) dalam Pembuatan Minuman Teh

Perbandingan Teh Kulit Salak Rata-Rata per Kriteria Rata-


Dan Sari Kurma Per 150 Ml Penilaian Rata
Peringk
Keseluru
Teh Kulit Sari Kurma at
Aroma Rasa Warna han
Salak (ml) (ml) Kriteria

150 0

150 15

150 30

15
Keterangan Kriteria Penelitian

Aroma
3 = sedap, aroma buah salak sangat tercium
2 = kurang sedap, sedikit tercium aroma buah salak
1 = tidak sedap, aroma asam seperti busuk

Rasa
3 = manis, terasa manis kurma
2 = kurang manis, terasa manis kurma tetapi masih sedikit pahit
1 = pahit, terasa rasa pahit dan sedikit asam

Warna
3 = pekat, bewarna coklat tua seperti teh pada umumnya dan keruh
2 = kurang pekat, berwarna coklat muda dan dan sedikit bening
1 = bening, bewarna coklat muda hingga kekuningan

16
BAB IV
HASIL PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Prosedur Pembuatan Teh Menggunakan Kulit Salak Pondoh dan Sari Kurma
Safawi
Hal pertama yang dilakukan dalam pembuatan teh dari kulit salak pondoh
(Salacca Edulis) adalah mencuci bersih kulit salak pondoh. Setelah itu kulit salak
dikeringkan hingga kering. Setelah kulit salak kering, siapkan dan panaskan wajan
dengan api kecil. Sangrai kulit salak dengan api kecil hingga kulitnya menggulung
dan mengeluarkan bau khas salak. Matikan api dan angkat kulit salak, lalu biarkan
hingga dingin. Jika sudah dingin, blender kulit salak yang sudah disangrai hingga
menjadi butiran seperti bubuk.
Selain pembuatan kulit salak sebagai pengganti daun teh, dilakukan juga
proses pembuatan sari kurma sebagai pemanis tambahan pada teh kulit salak.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memisahkan biji kurma dari buahnya
hingga tersisa daging buahnya saja. Buah kurma yang digunakan adalah sebanyak 15
buah. Masak buah kurma tersebut dengan air sebanyak 600 ml. Masak selama kurang
lebih 40 menit hingga air mendidih dengan panci tertutup dan gunakan api kecil.
Setelah 40 menit pisahkan antara buah kurma dan airnya. Simpan air rebusan kurma
dan masukkan buah kurma yang telah disaring ke dalam panci kemudian tambahkan
air sebanyak 200 ml. Masak kembali dengan api kecil selama 20 menit. Saring
kembali buah kurma dan air rebusan yang kedua, buah kurma dapat dibuang. Campur
air rebusan pertama dan air rebusan kedua dan masak sekitar 30 menit. Setelah 30
menit, matikan api dan biarkan sari kurma hingga dingin.
Proses pembuatan minuman teh menggunakan kulit salak pondoh dan sari
kurma safawi yang terakhir adalah menyeduh teh dengan air mendidih dan
menambahkan sari kurma. Untuk perbandingan 150 : 0, bubuk kulit salak sebanyak
1 sendok teh diseduh dengan air panas sebanyak 150 ml. Sedangkan untuk

17
perbandingan 150 : 15, tambahkan 15 ml sari kurma (1 sendok makan) ke dalam 150
ml seduhan teh kulit salak. Untuk perbandingan 150 : 30, tambahkan 30ml sari kurma
(2 sendok makan) ke dalam 150 ml seduhan teh kulit salak.

2. Tabel Hasil Penelitian


Tabel 3.1 Tabel Hasil Penelitian Pemanfaatan Kulit Salak Pondoh (Salacca Edulis) dan Sari Kurma
Safawi (Phoenix Dactylifera L) dalam Pembuatan Minuman Teh untuk 24 Responden
Perbandingan Teh kulit
salak dan sari kurma per 150 Rata-Rata per Kriteria Penilaian
Rata-Rata
ml
Keseluruhan Peringkat
Kriteria
Teh Kulit Sari Kurma
Aroma Rasa Warna
Salak (ml) (ml)

150 0 2,50 1,38 1,92 1,93 3

150 15 2,54 2,04 2,46 2,35 2

150 30 2,71 2,50 2,88 2,69 1

Keterangan Kriteria Penelitian


Aroma
3 = sedap, aroma buah salak sangat tercium
2 = kurang sedap, sedikit tercium aroma buah salak
1 = tidak sedap, aroma asam seperti busuk

Rasa
3 = manis, terasa rasa manis kurma
2 = kurang manis, terasa rasa manis kurma tetapi masih sedikit pahit
1 = pahit, terasa rasa pahit sedikit asam

Warna
3 = pekat, bewarna coklat tua seperti teh pada umumnya dan keruh
2 = kurang pekat, berwarna coklat muda dan dan sedikit bening
1 = bening, coklat muda dan bening

18
B. Pembahasan
1. Tujuan Penelitian
Tujuan pertama dari penelitian ini berhasil karena telah terjawabnya proses
pembuatan teh kulit salak pondoh dan sari kurma safawi pada bagian hasil penelitian.
Tujuan kedua dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan yang tepat
antara teh kulit salak dengan sari kurma safawi. Berdasarkan hasil tabel hasil penelitian
Pemanfaatan Kulit Salak Pondoh (Salacca Edulis) dan Sari Kurma Safawi (Phoenix
Dactylifera L) dalam Pembuatan Minuman Teh (Tabel 3.1) untuk 24 responden
dihasilkan rata-rata akhir 1,9 untuk perbandingan teh kurma dan sari kurma 150 : 0; 2,3
untuk perbandingan teh kurma dan sari kurma 150 : 15; dan 2,9 untuk perbandingan
teh kurma dan sari kurma 150 : 30. Teh kulit salak dengan perbandingan 150 ml dan
30 ml dengan sari kurma adalah perbandingan yang paling tepat karena memiliki nilai
rata-rata tertinggi yaitu 2,9.

Berikut rincian setiap kriteria


a) Aroma
Penilaian teh salak dan sari kurma safawi dengan perbandingan 150 : 0 (ml)
didapatkan 14 responden yang memberikan nilai 3, 8 responden yang memberikan
nilai 2, dan 2 responden yang memberikan nilai 1. Hasil kali jumlah responden
dengan nilai yang dipilihnya dibagi dengan jumlah responden (rata-rata) adalah
2,50.

Penilaian teh salak dan sari kurma safawi dengan perbandingan 150 : 15 (ml)
didapatkan 15 responden yang memberikan nilai 3, 7 responden yang memberikan
nilai 2, dan 2 responden yang memberikan nilai 1.Hasil kali jumlah responden
dengan nilai yang dipilihnya dibagi dengan jumlah responden (rata-rata) adalah
2,54.

Penilaian teh salak dan sari kurma safawi dengan perbandingan 150 : 30 (ml)
didapatkan 17 responden yang memberikan nilai 3, 7 responden yang memberikan
nilai 2, dan 0 responden yang memberikan nilai 1. Hasil kali jumlah responden

19
dengan nilai yang dipilihnya dibagi dengan jumlah responden (rata-rata) adalah
2,71.

Dari hasil nilai penilaian angket yang diisi oleh 24 responden dapat diambil
kesimpulan bahwa teh salak dan sari kurma safawi dengan perbandingan 150 : 30
memiliki aroma yang paling baik dengan rata rata 2,71.

b) Rasa
Penilaian teh salak dan sari kurma safawi dengan perbandingan 150 : 0 (ml)
didapatkan 1 responden yang memberikan nilai 3, 7 responden yang memberikan
nilai 2, dan 16 responden yang memberikan nilai 1. Hasil kali jumlah responden
dengan nilai yang dipilihnya dibagi dengan jumlah responden (rata-rata) adalah
1,38.

Penilaian teh salak dan sari kurma safawi dengan perbandingan 150 : 15 (ml)
didapatkan 7 responden yang memberikan nilai 3, 11 responden yang memberikan
nilai 2, dan 6 responden yang memberikan nilai 1. Hasil kali jumlah responden
dengan nilai yang dipilihnya dibagi dengan jumlah responden (rata-rata) adalah
2,04.

Penilaian teh salak dan sari kurma safawi dengan perbandingan 150 : 30 (ml)
didapatkan 12 responden yang memberikan nilai 3, 12 responden yang memberikan
nilai 2, dan 0 responden yang memberikan nilai 1. Hasil kali jumlah responden
dengan nilai yang dipilihnya dibagi dengan jumlah responden (rata-rata) adalah
2,50.

Dari hasil nilai penilaian angket yang diisi oleh 24 responden dapat diambil
kesimpulan bahwa teh salak dan sari kurma safawi dengan perbandingan 150 : 30
memiliki rasa yang paling baik dengan rata rata 2,50.

c) Warna

20
Penilaian teh salak dan sari kurma safawi dengan perbandingan 150 : 0 (ml)
didapatkan 3 responden yang memberikan nilai 3, 16 responden yang memberikan
nilai 2, dan 5 responden yang memberikan nilai 1. Hasil kali jumlah responden
dengan nilai yang dipilihnya dibagi dengan jumlah responden (rata-rata) adalah
1,92.

Penilaian teh salak dan sari kurma safawi dengan perbandingan 150 : 15 (ml)
didapatkan 11 responden yang memberikan nilai 3, 13 responden yang memberikan
nilai 2, dan 0 responden yang memberikan nilai 1. Hasil kali jumlah responden
dengan nilai yang dipilihnya dibagi dengan jumlah responden (rata-rata) adalah
2,46.

Penilaian teh salak dan sari kurma safawi dengan perbandingan 150 : 30 (ml)
didapatkan 21 responden yang memberikan nilai 3, 3 responden yang memberikan
nilai 2, dan 0 responden yang memberikan nilai 1. Hasil kali jumlah responden
dengan nilai yang dipilihnya dibagi dengan jumlah responden (rata-rata) adalah
2,88.

Dari hasil nilai penilaian angket yang diisi oleh 24 responden dapat diambil
kesimpulan bahwa teh salak dan sari kurma safawi dengan perbandingan 150 : 30
memiliki warna yang paling baik dengan rata rata 2,88.

2. Hipotesis
Hipotesis pertama yang telah disusun dapat diterima karena proses yang
direncanakan dalam pembuatan teh kulit salak pondoh dan sari kurma safawi sesuai
dengan proses saat penelitian dilaksanakan
Hipotesis kedua yang disusun ditolak karena setelah melakukan penelitian dan
membagikan angket kepada 24 responden didapatkan perbandingan teh kulit salak dan
sari kurma yang mendapatkan nilai tertinggi adalah 150 : 30.

21
3. Kendala dan Solusi
Kendala yang dialami saat melakukan penelitian adalah membuat sari kurma
yang membutuhkan banyak waktu, volume air yang digunakan terlalu banyak sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan sari kurma yang kental.
Untuk mengatasi masalah tersebut, volume air dalam pembuatan sari kurma dapat
dikurangi yang awalnya 600 ml.menjadi 300 ml. Dengan mengurangi volume air,
pembuatan sari kurma akan lebih cepat.

22
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembuatan teh kurma pondoh dan sari kurma safawi dimulai dari pencucian kulit
salak yang telah dikupas, kulit yang telah kering diblender sehingga terbentuk bubuk kulit
salak, bubuk teh kulit salak di seduh dengan air panas dan ditambahkan dengan sari kurma
yang dibuat dengan cara memasak daging kurma dan air hingga kental.
Setelah melakukan penelitian, telah ditemukan takaran yang tepat antara teh kulit
salak pondoh dengan sari kurma safawi yaitu 150 : 3 (ml). Takaran ini menghasilkan teh
kulit salak pondoh yang memiliki aroma salak yang sedap dan kuat, terasa rasa manis
kurma yang tidak terlalu manis dan tidak terlalu pahit. Warna dari teh kulit salak pondoh
dan sari kurma safawi ini senidiri memiliki warna coklat pekat seperti teh pada dasarnya.
Kulit salak memiliki kandungan tanin. Tanin memberikan rasa pahit dan astringent
pada teh yang juga ditemukan dalam kulit salak. Selain itu kulit salak juga mengandung
senyawa lain seperti flavonoid, alkaloid, dan saponin, yang memiliki sifat antioksidan dan
antiinflamasi sehingga memiliki manfaat yang sama dengan teh seperti membantu
melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif dan meredakan peradangan.
Sari kurma dapat digunakan sebagai pengganti gula dalam tehh kulit salak pondoh
karena mengandung sejumlah besar fruktosa, glukosa, dan sukrosa secara alami. Selain itu,
kurma juga mengandung serat alami yang dapat memperlambat penyerapan gula oleh
tubuh dan mempertahankan kadar gula darah yang sehat.

B. Saran
Penelitian yang telah kami lakukan dapat menjadi dasar penelitian lanjutan. Untuk
peneliti lanjutan dapat memodifikasi jenis salak yang digunakan seperti salak madu, salak
gading, dan lain-lain. Selain itu sari kurma sebagai bahan pengganti gula juga dapat
dimodifikasi, dikarenakan kurma memiliki rasa yang khas yang dapat merubah cita rasa
dari kulit salak.

23
Bagi masyarakat yang akan membuat teh kulit salak pondoh dan sari kurma safawi
disarankan untuk mencuci bersih kulit salak untuk menhindari ancaman patogen dan
bakteri yang ada. Dianjurkan untuk mengeringkan kulit salak hingga benar-benar kering,
supaya saat memblender/ menghancurkan kulit salak dapat terbentuk bubuk kulit salak
yang halus dan tidak tergumpal. Dianjurkan pula untuk memasukan bubuk kulit salak
kedalam kantong teh agar lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu untuk menunggu
bubuk teh mengendap.

24
DAFTAR PUSTAKA

Aini, Nur. 2015. Aneka Buah Berkhasiat Obat. Yogyakarta : Real Books

Anto, 2020. Rempah-rempah dan minyak astiri. Klaten : Lakeisha

Bella, Airindya. 2022. 4 Manfaat Sari Kurma untuk Kesehatan. (Online).

https://www.alodokter.com/ketahui-manfaat-sari-kurma-untuk-kesehatan, diakses pada


tanggal 26 Februari 2023.

Farida N. 2009. Pengaruh ekstrak kulit buah rambutan terhadap kadar kolesterol

total dan trigliserida pada tikus yang diberi diet tinggi kalori. Bioscientiae. 1(1): 1–8

Girsang, E. 2020. Kulit Salak: Manfaat Bagi Kesehatan Tubuh. Medan :

Universitas Prima Indonesia

Haryono, Bambang. 2013. Seri Tanaman Bahan Baku Industri Teh. Trisula

Adisakti

Laffiani, Yunita. 2017. Efektivitas Ekstrak Kulit Salak Pondoh (Salacca zalacca) terhadap

Pertumbuhan Candida albicans pada Plat Resin Akrilik. Karya Tulis Ilmiah. UMY
Yogyakarta..

Nazaruddin, Kristiawati R. 2000. 18 Varietas Salak. Jakarta: Tim Penulis PS.

Nurfahmi, Sigit. 2022. Manfaat Teh Bagi Tubuh. (Online).

https://p2k.unimus.ac.id/g3/3040-2937/Manfaat-Teh-Untuk-Tubuh_15765_Literatur-
Ilmu-Kesehatan-p2k-unimus.html, diakses pada tanggal 8 Maret 2023.

Rossi, Ara. 2010. 1001 Teh. Yogyakarta : Best Book

Setya, Devi. 2022. Kulit Salak Bisa Diolah Jadi Teh yang Menyehatkan, Ini Cara Membuatnya.

(Online).

https://food.detik.com/info-sehat/d-5916212/kulit-salak-bisa-diolah-jadi-teh-yang-
menyehatkan-ini-cara-membuatnya, diakses pada tanggal 8 Maret 2023.

25
Lampiran
1. Foto Alat

Foto 1.1 Kompor Foto 1.2 Wajan Foto 1.3 Blender

Foto 1.4 Panci Foto 1.5 Gelas Takar Foto 1.6 Saringan

Foto 1.7 Gelas Foto 1.8 Sutil Foto 1.9 Pisau Foto 1.10 Sendok teh
dan sendok makan

26
2. Foto Bahan

Foto 2.1 Kurma Safawi

Foto 2.2 Salak Pondoh

27
3. Foto Langkah Kerja


Foto 3.1 Mengupas Kulit Salak Foto 3.2 Sangrai Kulit Salak

Foto 3.3 Blender Kulit Salak Foto 3.4 Membuang biji kurma

Foto 3.5 Masak Kurma dengan air Foto 3.6 Tutup dan tunggu

Foto 3.7 Hasil blender kulit salak Foto 3.8 Saring hasil masak kurma dan air

28
Foto 3.9 Masukan 1 sendok teh kulit salak Foto 3.10 Seduh dengan 150 ml air panas

29
4. Foto Hasil Produk

Foto 4.1 Teh Kulit Salak Pondoh dan Sari Kurma Safawi

30
5. Angket Responden

31
32
33
34
35
36
37

You might also like