You are on page 1of 8

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Organisasi Perusahaan/Instansi

Dalam proyek Lanjutan Rehab Berat Kantor DPRD Kabupaten Pasaman,


ada beberapa pihak yang terkait selama pelaksanaannya, yaitu:
Pemilik (Owner) : DPRD Kabupaten Pasaman
Konsultan Perencana : PT. Multi Mitra Serasi Consultant
Kontraktor : PT. Ana Karya Jaya
Konsultan Pengawas : CV. Arche
Kerja praktek dilakukan pada bagian kontraktor yaitu PT. Ana Karya
Jaya. Pihak Kontraktor memiliki keterkaitan antara pihak-pihak lain. Dalam
pelaksanaan proyek, Pihak Kontraktor harus selalu melakukan pelaporan
kepada Konsultan Pengawas baik dalam proses pengerjaan maupun dalam
bentuk hasil kerja. Pelaporan tersebut berupa laporan harian, mingguan, dan
bulanan. Tujuan dari pelaporan ini adalah agar pelaksanaan konstruksi yang
dilakukan oleh Pihak Kontraktor dapat dipastikan sesuai dengan syarat-
syarat teknis yang terlampir dalam dokumen proyek tersebut. Dari konsultan
pengawas nantinya akan disampaikan pelaporan tersebut kepada Pihak
Owner agar dapat diamati hasil pekerjaan dalam periode tertentu.

4.2 Proses Pengadaan Jasa

Untuk proses pengadaan kontraktor dilakukan dengan tender/lelang.


Tender yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada. Untuk proses
pengadaan konsultan pengawas dilakukan dengan penunjukkan langsung.
Proses pengadaan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4.3 Proses Perencanaan dan Dokumen

Proses perencanaan dan dokumen perencanaan untuk proyek ini telah


lengkap dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.dokumen perencanaan
terdiri dari RKS dan gambar rencana.
4.4 Proses Seleksi Penunjukan Kontraktor

Proses seleksi kontraktor dilakukan dengan tender/lelang Lampiran dokumen


kontrak untuk proses pengadaan telah lengkap sesuai dengan persyaratan
kulifikasi yang diminta oleh panitia pengadaan.

4.5 Dokumen Kontrak

Dokumen kontrak dalam pelaksanaan proyek kali didapatkan pada


minggu kedua pelaksanaan Kerja Praktek (KP), dimana dokumen kontrak
tersebut isinya hampir sama dengan isi dokumen kontrak secara umum pada
BAB II.

4.6 Organisasi Penanganan Pekerjaan

Seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek memiliki


kewajiban, wewenang serta keterkaitan antara satu sama lain yang di atur
dalam suatu struktur organisasi. Organisasi untuk penanganan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan jabatan dan tugas masing-
masing. Berikut struktur organisasi dalam pengerjaan Proyek Lanjutan Rehab
Berat Kantor DPRD Kabupaten Pasaman :

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Kontraktor Perencana

4.7 Metode Penanganan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan proyek Lanjutan Rehab Berat Kantor DPRD


Kabupaten Pasaman dapat dimulai setelah pihak pelaksana mendapat Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK). Setiap progress pekerjaan dilaporkan oleh
kontraktor dalam bentuk laporan harian, mingguan dan bulanan. Untuk
setiap pelaksanaan pekerjaaan, kontraktor harus mendapatkan izin dari
pengawas dengan cara melampirkan gambar rencana beserta metoda kerja
pekerjaan tersebut. Apabila disetujui maka pekerjaan itu dapat dilakukan
dan apabila ada kekeliruan atau ketidaksesuai maka harus direvisi dulu
sebelum dikerjakan.
Dalam penanganan pekerjaan proyek ini, telah disesuaikan dengan
struktur organisasi proyek dan rencana penanganan proyek. Sehingga semua
personil bekerja sesuai dengan porsi dan fungsi masing-masing. Menurut
pengamatan di lapangan selalu ada komunikasi dan koordinasi antara pihak
kontraktor dan pengawas. Apabila ada item pekerjaan di lapangan yang
tidak sesuai dengan gambar rencana, maka pengawas akan menegur
pelaksana untuk kemudian diperbaiki. Apabila ada item pekerjaan yang
kurang jelas maka pengawas akan memberi petunjuk ataupun saran terhadap
pekerjaan tersebut agar pekerjaan tersebut cepat dikerjakan dan proyek bisa
diselesaikan tepat waktu. Jika terjadi permasalahan di lapangan maka akan
dibahas dalam rapat mingguan. Rapat ini dijadwalkan setiap minggu setiap
hari selasa. Selain untuk membahas apabila terjadi kendala dilapangan,
rapat ini juga bertujuan untuk membahas progress pekerjaan proyek yang
telah dilaksanakan kontraktor. Selama pengamatan kerja praktek, terjadi
kendala di lapangan yaitu pada saat titik as pondasi mengenai bagian rumah
dinas lama yang didalam kontrak tidak dirubuhkan.

Melihat kendala ini pelaksana langsung menberitahukan konsultan


pengawas permasalahan tersebut. Penanganan masalah ini kemudian dibahas
pada rapat mingguan bersama owner.

Metode pengawasan yang dilakukan oleh konsultan pengawas adalah


dengan cara monitoring langsung ke lapangan yang dilakukan setiap hari.
Kegiatan monitoring yang dilakukan oleh konsultan pengawas ini bertujuan
untuk melihat ada atau tidaknya kesesuaian antara pekerjaan yang
direncanakan dengan yang dilaksanakan di lapangan.
4.8 Penerapan Standar dan Peraturan

Sebelum pengerjaan proyek telah ditetapkan Standar dan Peraturan yang


harus dipatuhi dalam pelaksanaan proyek ini. Seluruh ketentuan tersebut
telah dituangkan dalam dokumen proyek seperti dokumen kontrak, dan
syarat serta dokumen spesifikasi teknis. Pihak Kontraktor yang telah dipilih
berkewajiban untuk mematuhi dan menerapkan setiap peraturan yang telah
disetujui.
Adapun standar dan ketentuan dapat berupa tata cara pelaksanaan
pekerjaan, jenis material yang digunakan, macam-macam peralatan yang
digunakan, dan sebagainya. Setiap standar dan ketentuan yang diterapkan
tersebut sudah mengikuti aturan dan ketentuan standar dalam suatu proyek,
seperti aturan SNI, PBI, ASTM, AC, dan lain-lain.
Selama masa Kerja Praktek, Penulis telah mengamati penerapan standar
dan ketentuan yang berlaku dalam proyek. Secara garis besar, pelaksanaan
pekerjaan proyek baik dari tata cara pengerjaan pekerjaan di lapangan sudah
cukup sesuai dengan yang ditetapkan. Akan tetapi, dalam pelaksanaan
pekerjaan pada proyek ini terdapat beberapa metode pengerjaan yang
kurang sesuai dengan ketetapan dan ketentuan yang harus diikuti oleh para
pekerja. Metode ini berpotensi dapat mengurangi mutu dari hasil yang
diharapkan. Berikut ini beberapa pekerjaan tersebut:
 Kolom yang keropos
Berikut bentuk kolom yang keropos dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4. 2 Penampakan Kolom dilapangan

- Penyebab kolom yang keropos yaitu:


1. Proses penggunaan concrete vibrator yang kurang sempurna
pada saat pengecoran.
2. Pemasangan bekisting kurang bersih dan kurang rapat
- Cara mengatasi kolom yang keropos yaitu:
1. Mempertebal dimensi balok dengan cara pengecoran kembali.
2. Menutup bagian yang keropos dengan memplester kembali.
 Balok tidak lurus
Berikut bentuk balok yang tidak lurus dapat dilihat pada gambar :

Gambar 4. 3 Penampakan balok

- Penyebab balok tidak lurus yaitu:


1. Karna pemasangan bekisting tidak kuat dan kurang lurus sehingga
terjadi perbedaan kelurusan antara kolom lantai 1 dengan kolom
lantai 2.
2. Pemasangan scaffolding yang tidak seimbang.
3. Penempatan pipa beton readymix dititik tertentu sehingga
memberikan tekanan pada bekisting.
- Cara mengatasi kolom tidak lurus yaitu:
1. Dengan memplester tebal dibagian sisi balok yang tidak lurus
sehingga menyamai sisi kolom yang lain.
 Kepala kolom grouting
Berikut bentuk kepala kolom yang grouting dapat dilihat pada
Gambar berikut :

Gambar 4. 4 Penampakan kepala kolom

- Penyebab kepala kolom grouting yaitu:


1. Kurang rapat nya pemasangan bekisting sehingga pada saat
bekisting kolom dibuka ternyata kolom tersebut retak dan terdapat
rongga di keempat sisinya.
- Cara mengatasi kepala kolom grouting yaitu:

1. Dengan cara menyuntikan bahan material (cairan campuran


semen dan air) ke dalam beton melalui lubang bor dengan tujuan
untuk merekatkan stek tulangan besi dengan beton kolom cairan
tersebut dalam waktu tertentu akan menjadi padat secara fisika
maupun kimiawi.

Solusi Penyelesaian Masalah Dalam Sebuah Proyek adalah pihak


kontraktor meminta toleransi kepada pihak MK atau Owner untuk
mengajukan perbaikan, karena pihak kontraktor sebisa mungkin akan
langsung memperbaiki, agar nanti hasil yang sudah diperbaiki sebisa
mungkin sesuai dengan hasil perencanaan.

Selain itu, selama observasi yang dilakukan selama masa Kerja Praktek,
Penulis menyimpulkan bahwa dalam penerapan K3 di lingkungan proyek
masih memiliki banyak kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari para pekerja
yang tidak memakai APD seperti helm dan perlengkapan K3 lainnya akan
tetapi juga banyak dipasang poster K3 di lingkungan proyek. Berikut hasil
pengamatan K3 proyek antara lain:
1. Alat Pelindung Diri (APD)
Pada proyek ini, setiap pekerja tidak menggunakan APD seperti
helm, sepatu lapangan, rompi.

Gambar 4. 5 Contoh kurangnya perhatian akan penggunaan APD

2. Poster dan Spanduk Keselamatan Kerja


Selain seruan untuk memakai APD, di lingkungan proyek banyak
ditempel sposter dan spanduk mengenai keselamatan kerja dan
keselamatan konstruksi. Poster dan spanduk ini dipasang disetiap sudut
proyek seperti pada pintu masuk , didepan direksi kit , dan bagian
lainnya. Poster dan spanduk ini berfungsi dalam mengingatkan setiap
orang dalam lingkungan proyek agar lebih berhati-hati dalam
melakukan pekerjaan serta agar mematuhi seruan tentang keselamatan
kerja tersebut

Gambar 4. 6 Contoh Panduan K3

You might also like