Professional Documents
Culture Documents
1752-Article Text-4072-1-10-20220720
1752-Article Text-4072-1-10-20220720
ABSTRACT/ABSTRAK
Public places are places that have facilities and have the potential for disease transmission. Sanitation
of Public Places is an effort to monitor, prevent and control losses resulting from the use of places and
business and for the public, especially those closely related to the emergence and transmission of
diseases and the possibility of accidents. An example is the Bogor Botanical Gardens. This place is one
of the tourist attractions that people are interested in. Therefore, the Bogor Botanical Gardens has the
potential to spread disease if the environmental conditions are not maintained. Prevention efforts need
to be made to prevent the spread of disease by implementing good environmental sanitation. To
determine the environmental health aspects in the Bogor Botanical Gardens, the method used is
descriptive qualitative, namely conducting research based on views, strategies and implementation
models by conducting observations and interviews with tourist attractions officers. The result of the
research is that the Bogor Botanical Gardens have met all the criteria for assessing the sanitation aspect
with a total score of 94.4%. Environmental conditions and available sanitation facilities have met the
requirements. The whole tourist spot is very clean, comfortable and well-maintained.
Tempat umum adalah tempat yang memiliki fasilitas dan berpotensi terhadap terjadinya penularan
penyakit. Sanitasi Tempat – tempat Umum adalah suatu usaha untuk mengawasi, mencegah dan
mengendalikan kerugian akibat dari pemanfaatan tempat maupun hasil usaha dan untuk umum terutama
yang erat hubungannya dengan timbulnya dan menularnya penyakit serta kemungkinan terjadinya
kecelakaan. Contohnya adalah Kebun Raya Bogor. Tempat ini merupakan salah satu tempat wisata yang
diminati masyarakat. Oleh karena itu, Kebun Raya Bogor memiliki potensi penyebaran penyakit apabila
kondisi lingkungannya tidak terjaga. Perlu dilakukan upaya pencegahan demi mencegah penyebaran
penyakit dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik. Untuk mengetahui aspek kesehatan
lingkungan di Kebun Raya Bogor, metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu melakukan
penelitian berdasarkan pandangan, strategi dan model implementasi dengan cara melakukan observasi dan
wawancara kepada petugas tempat wisata. Hasil penelitian yang didapat adalah Kebun Raya Bogor sudah
memenuhi seluruh kriteria penilaian aspek sanitasi dengan total skor 94,4%. Kondisi lingkungan dan
fasilitas sanitasi yang tersedia sudah memenuhi persyaratan. Keseluruhan tempat wisata sangat bersih,
nyaman dan terpelihara.
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara BAHAN DAN METODE
serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat
Metode yang dilakukan adalah deskriptif
setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, dan
kualitatif, yakni melakukan penelitian berdasarkan
pengusaha. Tempat-tempat yang dijadikan sebagai
pandangan, strategi dan implementasi model dengan
tujuan wisata disebut objek wisata4.
mendeskripsikan masalah berdasarkan hasil temuan.
Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur
Bogor adalah sebuah kebun botani besar yang
pemecahan masalah yang diselidiki dengan
terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya
menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam
mencapai 87 hektar dan memiliki 15.000 jenis
penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat
koleksi pohon dan tumbuhan. Saat ini Kebun Raya
dan yang lainnya yang pada saat sekarang
Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata. Pada
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa
tahun 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert
adanya. Peneliti langsung turun ke tempat penelitian
Alexander Gerard Philip van der Capellen secara
dan melakukan wawancara dengan informan serta
resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama
melakukan observasi langsung.
’s Lands Plantentuin te Buitenzorg. Pendiriannya
Wawancara dilakukan dengan staff bagian
diawali dengan menancapkan ayunan cangkul
Infrastruktur dari Kebun Raya Bogor. Jenis
pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda
wawancara yang digunakan, yaitu wawancara yang
dibangunnya pembangunan kebun itu, yang
menggunakan panduan pokok-pokok masalah yang
pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri,
diteliti. Dalam hal ini pewawancara terikat oleh
dibantu oleh James Hooper dan W. Kent6.
suatu fungsi bukan saja sebagai pengumpul data
Mengingat tempat wisata seperti Kebun
relevan dengan maksud penelitian yang telah
Raya Bogor merupakan tempat berkumpul atau
dipersiapkan, serta ada pedoman yang memimpin
melakukan kegiatan orang banyak yang berarti akan
jalannya tanya jawab. Kami juga melakukan
meningkatkan hubungan atau kontak antara orang
dokumentasi dengan staff dan ada dokumentasi
yang satu dengan yang lain. Hal ini memungkinkan
terkait lingkungan Kebun Raya Bogor guna menjadi
tejadinya penularan penyakit menjadi meningkat
bukti valid akan penelitian yang dilakukan.
baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
mengantisipasi terjadinya gangguan penyakit akibat
HASIL
aktivitas di tempat wisata maka perlu adanya
penyelenggaraan penyehatan lingkungan, agar
Hasil pengolahan data untuk komponen yang
lingkungan disekitar menjadi sehat, aman dari
dinilai pada Inspeksi Sanitasi Obyek Wisata Kebun
gangguan penyakit dan terjaganya kesehatan
Raya Bogor dapat diuraikan sebagai berikut :
masyarakat.
1. Lingkungan
Tabel 1. Inspeksi Sanitasi Obyek Wisata Kebun Raya Bogor Untuk Komponen Lingkungan
127
Jurnal Kesehatan Lingkungan
Vol. 12, No.1, April 2022, pp. 126 – 133
ISSN 2615-188X(Online), ISSN 2089 – 0451(Print)
DOI: 10.47718/jkl.v10i2.1182
Journal homepage: https://ejurnal.poltekkes-manado.ac.id/index.php/jkl
Tabel 2. Inspeksi Sanitasi Obyek Wisata Kebun Raya Bogor Untuk Komponen Fasilitas Sanitasi
Tabel 2. Inspeksi Sanitasi Obyek Wisata Kebun Raya Bogor Untuk Komponen Lain-Lain
128
Jurnal Kesehatan Lingkungan
Vol. 12, No.1, April 2022, pp. 126 – 133
ISSN 2615-188X(Online), ISSN 2089 – 0451(Print)
DOI: 10.47718/jkl.v10i2.1182
Journal homepage: https://ejurnal.poltekkes-manado.ac.id/index.php/jkl
Tabel 4. Hasil perhitungan Untuk Masing-Masing Komponen Penilaian Inspeksi Sanitasi Obyek
Wisata Kebun Raya Bogor
Tabel 4 menjelaskan bahwa hasil baik. Tidak terdapat genangan air dan air limbah
perhitungan untuk masing-masing mengalir dengan lancar.
komponen penilaian Inspeksi Sanitasi Obyek Kategori fasilitas umum menilai mengenai
Wisata Kebun Raya Bogor total skore sebanyak komponen air bersih, toilet umum, dan tempat
948 dengan skor maksimal = 1004 pembuangan. Air bersih yang tersedia jumlahnya
sangat mencukupi dan memenuhi persyaratan fisik.
PEMBAHASAN Jumlah kran air juga tersedia dalam jumlah yang
Dari hasil penilaian yang sudah dilakukan, cukup. Lalu ketersediaan toilet baik untuk pria dan
didapatkan bahwa Objek Wisata Kebun Raya Bogor wanita sudah mencukupi dan terpisah antara satu
telah layak sehat. Hal ini dibuktikan dengan dengan yang lain. Untuk pengolahan limbah air,
penilaian berdasarkan aspek sanitasi pada tabel sudah tersedia aliran yang akan langsung menuju
diatas. Komponen penilaian dibagi menjadi 3 septic tank lalu akan mengalir langsung ke sungai.
kategori yaitu umum, fasilitas sanitasi dan lain-lain. Saluran air yang tersedia juga lancar, kedap air dan
Kategori umum berisikan penilaian mengenai tertutup. Tempat sampah yang tersedia juga
kebersihan lingkungan objek wisata. Hal ini mencukupi dan tidak susah ditemukan.
menyangkut dengan keadaan lingkungan objek Kategori lain-lain yang dimaksud adalah sarana
wisata yang bersih, asri, nyaman dan terpelihara. penyuluhan, sarana kesehatan dan ketersediaan alat
Kebersihan lingkungan Kebun Raya bogor sangat pemadam kebakaran. Sarana penyuluhan yang
tersedia seperti poster, slogan dan tanda-tanda
129
Jurnal Kesehatan Lingkungan
Vol. 12, No.1, April 2022, pp. 126 – 133
ISSN 2615-188X(Online), ISSN 2089 – 0451(Print)
DOI: 10.47718/jkl.v10i2.1182
Journal homepage: https://ejurnal.poltekkes-manado.ac.id/index.php/jkl
sanitasi. Tersedia juga alat pengeras suara yang bisa b) Tahan karat
digunakan untuk memberikan penerangan ataupun c) Kedap air
penyuluhan. Fasilitas kesehatan yang ada seperti d) Permukaan bagian dalam halus dan rata e)
klinik dan balai kesehatan juga terdapat P3K dan Mempunyai tutup yang mudah dibuka/ditutup
obat-obatan sederhana. Lalu alat pemadam tanpa mengotori tangan
kebakaran yang tersedia juga mudah untuk f) Dilapisi kantong plastik
dijangkau dan berfungsi dengan baik. Terdapat juga g) Jumlah dan volume tempat sampah sesuai
penjelasan mengenai cara pemakaiannya. dengan produksi sampah per hari
Berdasarkan akumulasi akhir dari penilaian h) Mudah untuk diisi dan dikosongkan
yang telah dilakukan maka Kebun Raya Bogor i) Sampah dari tiap blok diangkut/ dikosongkan
dinyatakan layak sehat dengan total skor 948 atau setiap hari
total persentase sebesar 94,4%. Objek wisata yang j) Tempat sampah sudah dipisah berdasar
dinyatakan layak sehat apabila memperoleh nilai jenisnya
sekurang-kurangnya 65% dengan catatan skor c. Pengumpulan
minimal untuk masing-masing komponen penilaian. Tempat sampah yang telah penuh dengan
A. Kondisi Fasilitas Sanitasi sampah akan dibersihkan setiap harinya. Objek
1) Sarana Pembuangan Air Limbah Wisata Kebun Raya Bogor tidak memiliki TPS,
Persyaratan saluran pembuangan air limbah sehingga sampah yang terdapat pada tempat
menurut Depkes RI Dirjen PPM & PLP (2000, sampah akan dibersihkan dan diangkut setiap
h. 16) sebagai berikut : harinya. Volume sampah yang melebihi
a. Tidak mencemari sumber air bersih, jarak kapasitas dapat menimbulkan bau dan menjadi
dengan Sarana Air Bersih (SAB) minimal 10 tempat berkembang biaknya lalat dan tikus.
meter. d. Pengangkutan
b. Tidak menimbulkan genangan air yang dapat Pada fase pengangkutan sampah akan
dipergunakan untuk sarang nyamuk. diangkut oleh petugas kebersihan menggunakan
c. Tidak menimbulkan bau. gerobak dan truk. Saat pengangkutan sampah,
d. Tidak menimbulkan becek atau pandangan gerobak/truk dalam keadaan tertutup, sehingga
yang tidak menyenangkan. sampah tidak berceceran, sampah akan diangkut
Berdasarkan hasil penelitian di Objek Wisata ke TPA setiap hari sekali. Pengangkutan
Kebun Raya Bogor didapatkan hasil bahwa sampah yang baik adalah pengangkutan sampah
pengelolaan air limbah sudah memenuhi tertutup, tidak ada sampah yang tercecer ketika
persyaratan sanitasi yang baik. Limbah air pengangkutan, frekuensi pengangkutan setiap 1
langsung dibuang menuju septic tank dan hari sekali (Suparlan,2012).
terdapat aliran air yang langsung menuju ke e. Pembuangan Akhir
sungai. Tidak terdapat genangan air serta kondisi Pada fase pembuangan akhir sampah-
sanitasinya pun bersih dan terpelihara. sampah akan dibawa ke TPA oleh petugas
2) Pengelolaan Sampah Padat DCKKTR setiap hari sekali. Sampah yang
Dalam pengelolaan sampah padat terdapat dibakar dengan pembakaran yang tidak
fase-fase menurut Suparlan (2012) diantaranya : sempurna akan menghasilkan gas CO2 yang
a. Penimbulan dapat menimbulkan efek rumah kaca.
Pada fase penimbulan belum ada pemisahan Berdasarkan hasil penelitian di Objek
antara sampah organik dan anorganik, sehingga Wisata Kebun Raya Bogor didapatkan hasil
sampah masih tercampur antara sampah organik bahwa pengelolaan sampah padat dalam
dan anorganik. Menurut Suparlan, pada fase kategori yang sudah sesua dengan teori menurut
penimbulan sudah terjadi pemisahan antara Suparlan. Kondisi pengelolaan sampah sudah
sampah organik dan anorganik, kapasitas tempat sangat baik. Tidak terdapat ceceran sampah
sampah cukup menampung jumlah sampah yang disekitar lingkungan objek wisata.
dihasilkan, terdapat poster tentang himbauan Pengangkutan sampah dilakukan setiap
membuang sampah ditempatnya. hari dan akan langsung diolah. Pengolahan
b. Pewadahan sendiri dilakukan untuk mengolah sampah
Menurut Suparlan, Persyaratan tempat organik seperti dedaunan. Olahan sampah
sampah antara lain : organik ini nantinya akan dijadikan pupuk
a) Terbuat dari bahan yang kuat kompok yang akan dijual melalui merchandise
130
Jurnal Kesehatan Lingkungan
Vol. 12, No.1, April 2022, pp. 126 – 133
ISSN 2615-188X(Online), ISSN 2089 – 0451(Print)
DOI: 10.47718/jkl.v10i2.1182
Journal homepage: https://ejurnal.poltekkes-manado.ac.id/index.php/jkl
store official mereka. Untuk sampah non- Ketersediaan air bersih juga mencukupi dan
organik akan diangkut oleh Bank Sampah Kota terdapat gayung didalam toilet. Air mengalir
Bogor yang nantinya apabila masih ada nilai dengan lancar dan tinja akan langsung dialirkan
ekonomis maka akan dijual kembali. Kondisi menuju septic tank.
tempat sampah pun layak dengan penutup yang 4) Sarana Penyediaan Air Bersih
mudah dibuka maupun ditutup, kedap air, tidak Pemanfaatan air untuk memenuhi
berkarat, dan memiliki permukaan bagian dalam kebutuhan usaha tempat– tempat umum
yang halus dan rata. Volume sampah juga tidak terutama untuk air minum harus memenuhi
melebihi kapasitas yang tersedia. syarat– syarat kualitas maupun kuantitas.
3) Sarana Pembuangan Tinja Persyaratan kualitas air bersih harus memenuhi
Pembuangan tinja secara layak merupakan persyaratan fisik (tidak berbau, tidak berwarna
kebutuhan kesehatan yang paling utama. dan tidak berasa) .
Pembuangan tinja secara tidak baik dan Menurut Permenkes No.416 tahun 1990
sembarangan dapat mengakibatkan kontaminasi Persyaratan kuantitas berarti air yang akan
pada air, tanah, atau menjadi sumber infeksi dan dimanfaatkan jumlahnya harus mencukupi
akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan, kebutuhan yang membutuhkan sehari – hari
karena penyakit yang tergolong water borne untuk proses pengolahan atau memasak, mandi
disease akan mudah berjangkit.. Air yang dan cuci.
terkontaminasi oleh tinja dapat menyebabkan Berdasarkan hasil penelitian di Objek
berbagai penyakit. Penyakit-penyakit yang Wisata Kebun Raya Bogor didapatkan hasil
terkait dengan hal ini meliputi disentri, kolera bahwa sarana penyediaan air bersih sudah
dan penyakit diare lainya, thypus dan sangat baik. Penyediaan berasal dari sumber
parathypus, penyakit cacing tambang, ascariasis, mata air yang terlindungi, tidak terdapat
bilharziasis, dan infeksi serta infestasi parasit keretakan atau kebocoran pada pipa, dan pipa
pada usus. yang terpasang tidak terendam padaair kotor.
Untuk mencegah kontaminasi tinja Kondisi bak penampung pun bersih, tidak
terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran tecemar dan jumlahnya mencukupi kebutuhan.
manusia harus dikelola dengan baik. Pengambilan air menggunakan kran, air yang
Pembuangan kotoran harus di suatu tempat tersedia pun tidak berbau, tidak berasa dan tidak
tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban berwarna.
tersebut sehat jika memenuhi 5) Pengendalian Vektor
persyaratanpersyaratan sebagai berikut (DepKes Cara pengendalian vector menurut Chasana
RI, 1998) : S. Kusnadi,yaitu dengan cara :
a. Dengan cara biologis
a. Tidak mengotori permukaan tanah di Pengendalian dengan memanfaat
sekeliling jamban musuh-musuh alamiah yang berupa
b. Tidak mengotori air permukaan disekitarnya predator dan parasit terhadap vector dan
c. Tidak mengotori air tanah disekitarnya binatang pengganggu menjadi sasaran.
d. Tidak dapat terjangkau oleh serangga b. Dengan cara fisik mekanik
terutama lalat dankecoa dan binatang Upaya pengendalian dengan cara
lainnya memasang alat-alat penghalang masuknya
e. Tidak menimbulkan bau vektor seperti pemasangan kawat kasa pada
f. Mudah digunakan dan dipelihara lubang ventilasi maupun jendela atau
g. Desainnya sederhana dengan cara membunuh langsung vektor
h. Murah tersebut dengan cara dipijit, dipukul,
Berdasarkan hasil penelitian di Objek diinjak.
Wisata Kebun Raya Bogor didapatkan hasil c. Dengan cara alamiah
bahwa sarana pengelolaan tinja sudah Dengan memanfaatkan sifat-sifat
memenuhi persyaratan dengan baik. Toilet yang fisik alam yang dapat menghancurkan
tersedia dinilai sangat cukup untuk digunakan kehidupan vektor yaitu :
oleh pengunjung. Kondisi toilet pun bersih, 1) Pengaturan dan pengendalian musim
tidak licin, tidak berbau, dan tidak menjadi tanam dalam rangka pemberantasan
sarang bagi hewan seperti tikus, kecoa dan lalat. nyamuk malaria.
131
Jurnal Kesehatan Lingkungan
Vol. 12, No.1, April 2022, pp. 126 – 133
ISSN 2615-188X(Online), ISSN 2089 – 0451(Print)
DOI: 10.47718/jkl.v10i2.1182
Journal homepage: https://ejurnal.poltekkes-manado.ac.id/index.php/jkl
133