You are on page 1of 42

BIODATA PENYUSUN

i
St. Fadilla Sari lahir di Cambang, pada tanggal 21

September 2005. Penulis merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara, dari pasangan Muh. Sabir dan Haerunisa. Penulis saat

ini tinggal di Cambang, Kelurahan Bone, Kecamatan Segeri

Kabupaten Pangkep.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 35

Cambang dan lulus pada tahun 2017. Kemudian melanjutkan

pendidikan di tingkat menengah pertama di SMP Negeri 1 Segeri

dan lulus pada tahun 2020. Dan saat ini, penulis sedang

menempuh pendidikan tahun terakhir di tingkat menengah atas di

SMA Negeri 2 Pangkep. Semua tempat pendidikan penulis

berlokasi di daerah Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan.

BIODATA USAHA

ii
Usaha ini didirikan pada 13 Agustus 2022, berlokasi di

Cambang, Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene Kepulauan,

Provinsi Sulawesi Selatan. Usaha ini bergerak di bidang

peternakan ayam petelur dengan tujuan menghasilkan telur ayam

berkualitas untuk di jual ke pedagang telur dan masyarakat sekitar.

Usaha ini akan dikelola oleh kelompok usaha, untuk jangka pendek

dibantu oleh dua puluh orang karyawan untuk sepuluh kandang

ayam petelur dan untuk jangka panjangnya diharapkan bisa

mendapatkan lebih banyak lagi tenaga kerja seiring dengan

perkembangan usaha yang dijalankan. Peternakan petelur ini

dimulai dari pemeliharaan DOC (Day Old Chicken) sampai waktu

panen sekitar 6 bulan dengan perawatan yang efektif.

DAFTAR ISI

iii
BIODATA PENYUSUN......................................................................i

BIODATA USAHA............................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................iii

RINGKASAN PROPOSAL..............................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................4
C. Tujuan...................................................................................4
D. Kegunaan/Manfaat................................................................4

BAB II GAMBARAN RENCANA USAHA.......................................5

A. Kelayakan Usaha...................................................................5
B. Kelangsungan Usaha............................................................6
C. Analisis Pemasaran...............................................................7
D. Strategi Pemasaran...............................................................8

BAB III METODE PELAKSANAAN...............................................11

A. Pemilihan Lokasi..................................................................11
B. Penyiapan Sarana Dan Prasarana.......................................14
C. Jenis Kandang.....................................................................15
D. Penyiapan Bibit/DOC...........................................................17
E. Pemeliharaan.......................................................................19
F. Masa Produksi......................................................................20

BAB IV BIAYA JADWAL PELAKSANAAN..................................24

A. Anggaran Biaya....................................................................24
B. Jadwal Pelaksanaan............................................................24

LAMPIRAN.....................................................................................32

iv
RINGKASAN PROPOSAL

A. MANAJEMEN PERUSAHAAN

Nama Perusahaan : PT. SATWA JAYA

Pemilik Perusahaan : St. Fadilla Sari

Bidang Usaha : Peternakan Ayam Petelur

Jumlah Tenaga Kerja : 20 orang karyawan

B. PEMASARAN

Produk yang dipasarkan : Ayam Petelur

Sasaran Konsumen : Pedangan Telur dan Masyarakat

Wilayah Pemasaran : Kabupaten Pangkep

Penetapan Harga : Rp. 50.000 / rak

Rencana Penjualan/tahun : 3.300 / rak

C. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : St. Fadilla Sari

Tempa/Tanggal Lahir : Cambang, 21 September 2005

Agama : Islam

Alamat Rumah : Cambang

Alamat Tempat Usaha : Cambang Kel. Bone, Kec. Segeri

Pendidikan Terakhir : SMA

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha peternakan ayam petelur berperan penting dalam

menyediakan kebutuhan telur masyarakat sebagai bagian dari

pemenuhan kebutuhan protein hewani. Sejalan dengan peningkatan

jumlah penduduk, permintaan terhadap telur juga meningkat.

Keberhasilan usaha peternakan tidak terlepas dari tiga faktor

penting, yaitu bibit, makanan dan manajemen. Ketiga faktor produksi

ini saling terkait satu sama lain, semua faktor produksi harus

diperhatikan dengan baik dan apabila ada salah satu faktor produksi

saja yang kurang bagus pelaksanaannya, maka walaupun faktor

produksi lain telah dilakukan dengan baik, tetap tidak dapat

memberikan hasil yang bagus. Cambang merupakan daerah

beriklim dingin yang umumnya memiliki suhu udara antara 20-23°C ,

kondisi ini terkadang dapat menjadi tantangan bagi usaha

peternakan ayam petelur, dimana suhu yang ideal untuk kehidupan

ayam adalah 13-21°C.

Agar dapat menyiasati kondisi tersebut, peternak dituntut

untuk lebih memperhatikan faktor manajemen, dimana salah satu

bagian dari faktor manajemen adalah sistem pemeliharaan. Upaya

vi
yang dapat dilakukan dalam meningkatkan sistem pemeliharaan

adalah dengan menggunakan sistem pemeliharaan kandang tertutup

(closed house). Kandang closed house adalah kandang yang

dindingnya dibuat dengan sistem tertutup dengan rapat sehingga

sinar matahari, ventilasi dan kelembapan kandang memerlukan

konstruksi kandang tertentu. Perkembangan usaha ayam petelur di

Cambang ini cukup pesat, karena ayam petelur merupakan salah

satu komoditas yang memiliki peluang yang cukup besar. Cambang

memiliki potensi yang sangat luar biasa dalam pengembangan ternak

ayam ras petelur, karena didukung dengan ketersediaan bahan baku

pakannya.

Salah satu usaha peternakan ayam dengan menggunakan

sistem pemeliharaan kandang closed house di Cambang terdapat di

Kabupaten Pangkep yang bernama PT. Satwa Jaya .

PT. Satwa Jaya berlokasi di Cambang, Kabupaten Pangkep,

dipimpin dan didirikan oleh St. Fadilla Sari. Yang digunakan pada

peternakan ini merupakan ayam petelur tipe medium. Bahan pakan

utama yang dipakai adalah jagung, dedak, serta bahan pakan

lainnya yang dalam penyediaannya PT. Satwa Jaya. Sebagai tanah

Peternakan yang berskala industri, sudah memiliki catatan atau

recording yang cukup baik, meliputi catatan kesehatan, produksi,

kematian, serta penjualan PT. Satwa Jaya.

vii
Kandang closed house memiliki keunggulan dibandingkan

kandang open house karena dapat meningkatkan produktivitas dan

efisiensi tenaga kerja dengan terciptanya iklim Mikro yang terkendali.

Hal ini tentu dapat meningkatkan produksi, namun di sisi lain dengan

penggunaan kandang closed house dapat meningkatkan biaya

produksi, sehingga perlu dikaji apakah peningkatan produksi telur

dapat menutupi peningkatan biaya produksi (biaya tetap) atau

dengan kata lain apakah penggunaan kandang closed house dapat

meningkatkan laba usaha peternakan.

Budidaya ternak ayam petelur merupakan salah satu jenis

bisnis yang sepertinya sudah mulai oleh sebagian besar masyarakat.

Hal tersebut dikarenakan selain harga telur yang cukup mahal, bisnis

satu ini juga termasuk salah satu bentuk budidaya yang sangat

mudah dilakukan, termasuk bagi para pemula. Secara garis besar,

budidaya ternak ayam petelur adalah pemeliharaan ayam yang

memang bertujuan untuk menghasilkan telur. Budidaya ternak ayam

petelur berisikan ayam-ayam betina dewasa yang dapat

menghasilkan telur dalam jumlah besar, kemudian telur-telur tersebut

dijual di pedagang.

Faktor yang paling menentukan dalam usaha peternakan

terutama peternakan ayam ada tiga hal yaitu pembibitan (breeding),

makanan ternak/pakan (feeding) dan pengelolaan usaha peternakan

viii
(management). Khusus dalam penyediaan bibit ayam, peternak

diusahakan untuk dapat memilih bibit yang berkualitas.

B. Rumusan Masalah

1. Kelayakan usaha ayam petelur?

2. Bagaimana analisis pemasaran usaha ayam petelur?

3. Bagaimana penyiapan sarana dan peralatan peternakan ayam

petelur?

C. Tujuan

Tujuan dari usaha ini adalah untuk mengembangkan potensi

peternakan ayam petelur sehingga mampu membuka peluang kerja

baru yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan hidup dan dapat melatih kerja sama dan menanamkan

rasa tanggung jawab.

D. Kegunaan/Manfaat

Adapun Manfaat dari usaha peternakan ini adalah :

1. potensi peternakan ayam petelur

2. Menambah pengalaman dan meningkatkan kerja sama dalam

manajemen usaha

3. Meningkatkan pendapatan atau penghasilan

ix
4. Membantu dalam memenuhi kebutuhan telur di lingkungan

masyarakat

BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

A. Kelayakan Usaha

Usaha bidang peternakan ayam petelur ini sangat layak

untuk dikembangkan mengingat potensi daerah yang sangat

mendukung dari segi SDA dan SDM. Prospek usaha beternak ayam

petelur di daerah Cambang mempunyai peluang yang cukup besar,

dilihat dari tingkat pemanfaatan potensi pemeliharaan. Dan juga

wilayah Mare-mare ini termasuk strategis untuk menjalankan sebuah

peternakan.

Selain itu di daerah Cambang ini masih minim tokoh-tokoh

atau usaha usaha besar, dan dapat dipastikan usaha petelur ini

menjadi usaha ternak ayam petelur yang pertama. Hal itu yang

menjadikan usaha ini sangat layak untuk dikembangkan, selain

mendapat keuntungan usaha ini juga akan sangat membantu

kebetuhan pangan (telur) masyarakat. Demi kelancaran usaha dan

terciptanya kesinambungan, maka kelompok usaha kami sangat

x
membutuhkan dukungan, baik dalam hal pembinaan maupun

pemberian bantuan modal usaha dari pemerintah untuk memacu

semangat kami agar lebih kreatif, produktif dan mandiri.

B. Kelangsungan Usaha

Kelangsungan Usaha PT. Satwa Jaya yakni partisipan aktif

dalam melakukan kegiatan rutin di peternakan, melakukan pencatatan

data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan

dengan cara mengikuti kegiatan rutin yang ada dipeternakan

melakukan wawancara langsung dengan karyawan, pimpinan

perusahaan, dan pihak terkait lain mengenai manajemen pakan yang

meliputi bahan baku pakan, bentuk pakan, cara pemberian pakan, dan

teknis penyimpanan pakan. Evaluasi nutrien rutin dilakukan dengan

cara menghitung kebutuhan nutrien dan konsumsi nutrien. Data

sekunder diperoleh dari data perusahaan yang meliputi keadaan umum

perusahaan dan peternakan, biosecurity kandang dan biosecurity

karyawan, jadwal dan teknis pemberian vaksin, dan penanganan

ternak sakit, pemeliharaan ayam broiler, perkandangan. Pengamatan

tiap minggu yang dilakukan meliputi aspek bobot badan dan jumlah

pemberian pakan.

xi
C. Analisis Pemasaran

Pada tahap awal, hasil telur ayam akan dipasarkan

langsung ke pasar-pasar tradisional baik yang ada di sekitar

perternakan dengan terlebih dahulu melakukan survei pasar untuk

mengetahui berapa kebutuhan telur ayam ini dipasaran.

Selain itu, hasil telur ayam juga dapat dipasarkan langsung

kepada konsumen seperti masyarakat sekitar dan warung-warung

yang menyediakan menu telur ayam. Untuk tahap-tahap selanjutnya

akan lebih mudah karena diharapkan usaha peternakan ini sudah

mempunyai pelanggan tetap atau pengepul yang menampung hasil

telur ayam.

xii
D. Strategi Pemasaran

 Bekerja sama dengan kesehatan dalam memberikan vaksin

Hal ini sangat penting demi kesehatan ayam. Ayam adalah hewan

yang rentan terhadap penyakit. Untuk menghindari terjangkitnya

virus mematikan dan berbahaya seperti virus flu babi atau flu

burung. Gejala awal agar slit untuk diketahui karena hampir tidak

menimbulkan gejala awal. Dengan menjalin kerjasama dengan

dinas kesehatan maka anda akan rutin mendapatkan informasi dan

penyuluhan mengenai vaksin. Selain itu, jika sedang maraknya

virus ayam-ayam akan terselamatkan dengan sesegera mungkin.

Sehingga perusahaan tidak mengalami kebangkrutan. Dengan

menjalin kerjasama berarti Anda juga telah membantu program

pemerintah.

 Jual secara eceran

Biasanya para pembeli eceran ini adalah ibu-ibu rumah tangga

yang hanya memerlukan sedikit telur ayam saja. Umumnya orang

yang membeli secara eceran langsung pada tempat petelur ayam

karena harganya lebih murah daripada membeli di pasar.

xiii
Manfaatkan peluang yang ada, Dan menjaga kualitas kebersihan

tempat usaha.

 Tekan biaya operasional perawatan

Biaya operasional bisa ditekan untuk menghindari pembengkakan

uang. Untuk makanan, ayam adalah pemakan segalanya. Jadi

tidak perlu harus memberikan makana ayam asli, bisa

memberikan jagung, sayuran yang tidak layak makan dan lainnya.

Fakta membuktikan 70% biaya operasinal dihabiskan untuk

makanan ayam.

 Patok harga yang sedikit lebih murah

Kumpulkan semua data yang ada lalu pertimbangkan harga

penjualan yang akan dipatok. Lebih baik menjual dengan harga

sedikit murah namun laris di pasaran daripada menjual

denganharga mahal namun lama untuk jaris, Yang terpenting ayam

habis dan mencapai target penjualan.

 Hubungan baik dengan penjual di pasar

Menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan penjual itu

penting.Dengan menjadi seorang pebisnis yang ramah dan tidak

arogan sudah akan sangat membuat Anda disegani. Selain itu,

sikap serta kualitas dari ayam Anda pun juga sudah pasti harus

baik. Hubungan baik ini akan sangat berguna dalam proses

pemasaran ayam Petelur Anda ke pedagang yang ada di pasar.

xiv
 Perawatan yang baik

Tentu semua mengharapkan ayam yang sehat dan kondisinya

bagus. Untuk itu, perawatan adalah hal yang penting. Kesehatan

ayam dan kebersihan kandang adalah hal yang perlu diperhatikan.

Pakan dan suplemen juga patut menjadi poin penting untuk selalu

dipertimbangkan.

 Komunikasi yang baik dengan pebisnis ayam lainnya

Walau kompetisi dan persaingan itu ada, bukan berarti bahwa

semua adalah musuh. Komunikasi dan relasi baik tetap perlu

dijaga. Sebenarnya, selalu ada semacam perkumpulan yang bisa

menjadi tempat untuk menjalin relasi. Sudah pasti, banyak hal

yang bisa didapatkan, mulai dari informasi tentang perawatan dan

kesehatan ternak, bahkan juga untuk belajar dari mereka yang

sudah berpengalaman.

xv
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Pemilihan Lokasi

Lokasi suatu peternakan berkaitan erat dengan ayam itu sendiri,

pemasaran hasil kelak, berkaitan dengan masukan sumber daya.

Semua itu bertalian dengan biaya produksi. Lokasi suatu peternakan,

baik itu peternakan skala kecil menengah dan apalagi skala besar,

harus mempunyai kriteria sebagai berikut:

1). Harus di daerah yang memang ditentukan untuk peternakan, yaitu

sesuai rencana induk pemerintah daerah setempat. Jangan memilih

lokasi yang peruntukannya lain dari itu. Seperti di wilayah Cambang

Kabupaten Pangkep, di daerah tersebut sangat cocok menjadi lokasi

perternakan karena selain jauh dari permukiman, lahannya sangat

memungkinkan untuk di jadikan lokasi perternakan, apalagi peternakan

ayam petelur. Untuk hal ini anda dapat menghubungi pemerintah

daerah setempat untuk menanyakan rencana Pembangunan Daerah

dan melihat di mana lokasi wilayah untuk peternakan. Bila ternyata

xvi
belum merancangnya, paling tidak dapat diketahui wilayah peternakan

yang sudah dilakukan selama ini.

2). Lokasi untuk peternakan harus jauh dari keramaian dan jauh dari

pemukiman penduduk. Hal ini merupakan lanjutan dan berkaitan

dengan butir 1. Peternakan memang dapat menimbulkan gangguan

untuk penduduk, dan sebaliknya juga demikian. Suara ramai, gaduh

dan hilir mudik orang dapat menganggu ayam yang ada di peternakan,

bahkan sangat bahaya dari segi kesehatan ayam. Seperti PT. Satwa

Jaya yang berlokasikan di Cambang Kabupaten Pangkep, selain jauh

dari pemukiman warga lokasi tersebut sangat memungkinkan untuk

pembangunan kandang ayam petelur.

3). Lokasi yang memenuhi butir 2 itu tetap harus memperhatikan

kemudahan dalam perolehan bahan-bahan baku peternakan dan

penjualan hasil. Lokasi yang ideal adalah dekat dengan sumber bahan

baku, dekat dengan lokasi pemasaran dan memenuhi butir 1 clan 2.

Kadang kala hanya dekat dengan sumber bahan baku atau hanya

dekat dengan lokasi pemasaran. Untuk hal ini biaya transportasi yang

akan menentukan. Dalam banyak kasus lokasi yang lebih dekat

dengan sumber bahan haku menjadi pilihan, karena hasil peternakan

umumnya diambil oleh pedagang pengumpul.

xvii
4). Lokasi untuk peternakan itu memenuhi persyaratan teknis, seperti:

ada air dan dapat diminum, permukaan tanah yang cukup

kedatarannya, tidak berdekatan dengan bukit dan ada jalan untuk

transportasi. Lokasi ideal bila memenuhi persyaratan tadi ditambah

dengan penilaian terhadap harga tanah. Lokasi ada di sekitar kota

tentunya sangat baik, tetapi harus dipertimbangkan kemungkinan di

masa depan. Banyak daerah-daerah pinggir kota yang kemudian hari

berkembang menjadi daerah pemukiman dan daerah Industri yang

bising dan sarat polusi. Masalahnya tentu akan lain bila tujuan

beternak itu bukan untuk tujuan komersial, yaitu sekedar

memanfaatkan tanah kosong sambil menunggu harga tanah naik di

kemudian hari. Lokasi untuk peternakan itu akan menjadi lebih serius

bila yang akan dibangun adalah peternakan skala besar. Lokasi harus

lebih memperhatikan pemasaran hasil kelak. Sebab produk yang akan

dipasarkan itu adalah “benda hidup” yang dapat mati atau telur ayam

yang dapat busuk. Peternakan besar lebih menuntut syarat yang ketat

daripada peternakan kecil. Peternakan kecil masih dapat menyatu

dengan lingkup kota, tetapi peternakan besar harus terpisah dari

lingkup wilayah kota. Peternakan ayam kampung yang berjumlah

beberapa ratus ekor, masih dapat dibuka di pinggiran kota. Tetapi bila

sudah ribuan ekor atau puluhan ribu sudah jelas perlu lokasi yang

tenang dan serangkaian syarat seperti empat butir di atas.

xviii
B. Penyiapan Sarana dan Prasarana

Sarana produksi yang tersedia sangat menentukan keberhasilan

dalam usaha unggas petelur. Semakin lengkap dan terpenuhinya

sarana produksi untuk kegiatan sehari-hari, kemungkinan berhasil

dalam usaha unggas petelur semakin tinggi. Sarana produksi yang

biasa dipergunakan untuk argibisnis unggas petelur sebagai berikut :

• Penyediaan kandang jumlah ataupun luas kandang yang tersedia

akan berpengaruh dalam penentuan kapasitas atau skala produksi.

Untuk itu seorang peternak harus mengetahui cara teknis

berbudidaya unggas petelur termasuk didalamnya berapa luas

kapasitas kandang per ekor. Type kandang, sistem kandang,

model kandang maupun temperatur lingkungan sekitar kandang.

Ini semua akan berpengaruh terhadap jumlah produksi. Terdapat

beberapa type kandang ayam petelur namun yang paling populer

dan umum digunakan adalah type open house dan closed house,

dimana kedua type tersebut mempunyai standar atau kapasitas

yang berbeda. Seperti PT. Satwa Jaya yang menggunakan type

kandang closed house dikarenakan lokasi kandang yang beriklim

dingin sehingga lebih memungkinkan menggunakan type kandang

closed house dibandingkan type kandang open house.

• Penyediaan peralatan kandang unggas petelur sangat penting

dalam melakukan budidaya peralatan kandang unggas memadai

xix
tentu akan sulit untuk mendapatkan performa unggas petelur yang

baik. Kecukupan jumlah peralatan yang disediakan tentu akan

berpengaruh pada kesehatan dan kecukupan nutrisi untuk

pertumbuhan dan produksi unggas petelur. Dengan alat-alat

kebersihan, peternak dapat membersihkan kandang, lingkungan

kandang, lingkungan kantor secara keseluruhan. Apabila kondisi

kandang dan lingkungannya dalam keadaan bersih, maka akan

didapatkan suasana yang nyaman baik itu untuk pertenak maupun

ternaknya.

C. Jenis Kandang

Seperti yang telah kita ketahui, kebutuhan telur bagi masyarakat

Indonesia cukup tinggi. Dalam hal ini keberadaan peternak ayam

petelur memegang peranan yang penting. Telur merupakan bahan

pangan bergizi dan memiliki harga yang relatif terjangkau. Maka tidak

mengherangkan jika konsumsi telur di masyarakat terus mengalami

peningkatan di setiap harinya. Dalam hal ini pentingnya akan konsumsi

telur telah menjadi perhatian yang serius di kalangan masyarakat.

Umumnya tingkat konsumsi telur di pedesaan lebih tinggi dibanding

dengan daging ayam. Dan sebaliknya tingkat kebutuhan daging ayam

dikota jauh lebih tinggi dibanding dengan dengan telur ayam. Kegiatan

beternak ayam petelur juga tidak lepas dari adanya kandang sebagai

tempat tinggal dari ayam petelur yang dipelihara. Kandang ayam

xx
petelur harus dibuat dengan senyaman mungkin karena kenyamanan

kandang akan berpengaruh terhadap produktivitas ayam. Apabila

tingkat kenyamanan kandang rendah, maka produktivitas ayam petelur

juga akan menjadi rendah pula. Melihat peranan kandang sebagai

sarana produktifitas telur sangat penting, maka kandang harus sudah

dipersiapkan dengan baik. Sehingga kandang tersebut benar benar

siap untuk dihuni ayam petelur.

 Apa yang dimaksud dengan kandang postal?

Pengertian dari kandang postal adalah jenis kandang dimana

sistem pemeliharaan dari ayam yang disatukan dalam bentuk

kelompok dalam suatu luas kandang tertentu. Bahkan ayam yang

dikelompokkan dalam satuan di kandang tipe postal bisa mencapai

ribuan ekor. Setiap ekor ayam memiliki ruang gerak seluas kurang

lebih 250 cm2.

 Apa yang di maksud dengan kandang baterai?

Kandang baterai adalah salah satu jenis kandang ayam petelur

yang memiliki panjang 40 cm dan lebar 20 cm. Sedangkan untuk

tinggi kandang menyesuaikan dengan tinggi ayam, biasanya

sekitar 30 cm hingga 40 cm dan kandang dibuat bersambung antar

satu sama lain. Sehingga dapat membentuk unit – unit memanjang

yang mampu menampung ayam petelur hingga ratusan dan ribuan

ekor. Kandang tipe baterai juga bisa untuk memelihara ayam

xxi
dengan sistem kelompok. Misalnya dalam satu kandang berisi 4

hingga 6 ayam, tentunya dengan luas kandang yang disesuaikan

dengan jumlah ayam. Kandang baterai ini ternyata sangat baik

untuk diterapkan pada pemeliharaan ternak ayam petelur. Karena

kandang ini memiliki sistem ventilasi yang sangat baik, udara

dengan leluasa masuk kedalam sangkar.

D. Penyiapan Bibit/DOC

Penyiapan Bibit Ayam Petelur Segala hal yang baik harus

dimulai dengan dasar yang bagus pula begitu pula dengan ternak

Ayam Petelur untuk mendapatkan kualitas ayam petelur yang baik

harus dengan kriteria bibit ayam petelur yang bagus pula.

 Konversi Ransum

Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang

dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini

sering disebut dengan ransum perkilogram telur. Ayam yang baik

akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih

banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya.

Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal

ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam

mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai

konversi ini dikemukakan pada berbagai bibit ayam dan juga dapat

xxii
diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit

kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.

 Produksi Telur

Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang

dapat memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap

utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya

banyak juga tidak menguntungkan.

 DOC Ayam harus sehat dan tidak cacat fisik

Ayam yang sehat dibuktikan dengan konversi ranmsum dan

produksi telur yang tinggi serta tidak memiliki cacat fisik.

Kesalahan pemilihan ayam yang tidak sehat dapat menjadi

bencana besar karena penyakit yang dibawa ayam tersebut

dapat menyebar ke seluruh kandang.

 Pertumbuhan dan perkembangan normal

Pertumbuhan ayam harus wajar, hal ini bisa dilihat dari nafsu

makannya yang normal serta proses kematangan alat kelamin

juga tidak terlalu lama.

 Ayam petelur berasal dari bibit yang jelas

Bibit ayam dapat berasal dari berbagai jenis, baik itu jenis

petelur ringan maupun petelur medium. Disarankan memilih

strain yang memiliki produktivitas telur tertinggi.

xxiii
E. Pemeliharaan

Beberapa tahap pemeliharaan ayam petelur, antara lain :

 Sanitasi dan Tindakan Preventif

Kebersihan lingkungan kandang dan areal peternakan menjadi

usaha preventif paling penting dalam menjamin keberlanjutan

usaha budidaya ayam petelur. Tindakan yang dapat dilakukan

seperti pemberian vaksin, pembersihan kandang secara berkala

hingga perawatan ternak.

 Pemberian Pakan

Pemberian pakan perlu dibedakan antara fase starter dan fase

finisher. Fase starter adalah DOC yang berumur 0 -4 minggu,

sedangkan fase finisher adalah ayam yang berumur 4 - 6 minggu.

Berikut formula makanan ayam petelur agar cepat bertelur, antara

lain:

 Fase Starter (0-4 minggu)

Pada fase starter dibutuhkan sebesar 1.520 gram pakan per

ekornya hingga berumur 4 minggu. Zat gizi yang terkandung

dalam pakan terdiri dari protein 22- 24%, lemak 2,5%, serat

kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-

3500 Kcal.

xxiv
 Fase Finisher (4-6 minggu)

Pada fase Finisher membutuhkan 3.829 gram per ekornya.zat

gizi yang terkandung dalam pakan terdiri dari protein 18,1-

21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%;

Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal. Pada

pemeliharaan ayam petelur juga perlu memperhatikan

ketahanan tubuh ternak karena berpengaruh langsung

terhadap produktivitas telurnya. Pemberian suplemen bertujuan

untuk mencegah serta menanggulangi penyakit yang

menjangkiti ayam. Bisa juga dengan membuat pakan alternatif

agar lebih hemat biaya. Pakan alternatif yang dapat digunakan

untuk ternak ayam petelur yaitu maggot.

F. Masa Produksi

Walaupun DOC bagus, tetapi pakan bermasalah, produksi

ayam akan tetap buruk. Demikian juga kalau lingkungan buruk,

misalnya pada kondisi cuaca musim pancaroba, beberapa penyakit

seperti ND (New Castle Disease), IB (Infectious Bronchitis), dan AI

(Avian influenza) pun dapat menyerang ayam saat dalam masa

bertelur. Untuk mengetahui dan memantau kondisi ayam ini, dapat

dilakukan pengecekan secara rutin. Selain itu, peternak juga pertu

mencatat jumlah telur yang dihasilkan setiap harinya.

xxv
Perubahan cuaca yang tak menentu dapat berakibat ayam

stres. Pada kondisi stres, beberapa penyakit akan menyerang ternak.

Pencatatan semua hal ini menjadi penting. Dalam hal ini, peternak

perlu mencatat asupan pakan bagi ternak, catatan pernafasan, kondisi

telur, terutama kondisi kerabangnya. Mungkin produksi telur tidak

langsung turun, namun kualitas kerabang tetap penting pengaruhnya,

apakah kerabang tersebut berwarna pucat dan seterusnya, yang

ujung-ujungnya dapat menurunkan produksi dan kualitas.

Siklus produksi telurdimulai pada saat ayam berumur 17

minggu, masa ayam mulal belajar bertelur. Pada umur 18 minggu,

ayam akan mengalami 1- 2 produksi. Hal ini dipengaruhi oleh

manajemen penyinaran. Saat ayam berumur 19 minggu, produksi

telurnya sebesar 10 persen. Selanjutnya saat ayam berumur 20

minggu, produksinya mencapai 80 persen, tergantung manajemen

penyinaran tersebut.

Puncak produksi, masa umumnya produksi telur (henday)

mencapai hampir 100 persen, tercatat pada saat ayam umur 25-27

minggu atau 26 minggu. Rata-rata kisaran henday tersebut sebesar

94-95 persen. Perhitungannya adalah produksi telur perpopulasi

ayam. Seekor ayam dapat bertelur sebutir setiap hari (24 jam).

Dengan pencatatan henday tersebut, dapat diketahui berapa besar

produksi telurnya.Penurunan penurunan produksi telur juga harus

xxvi
dicatat dan dipertimbangkan dengan kondisi-kondisi yang ada.

Sebagai contoh, penurunan produksi telur sebesar 5 persen tersebut

karena ayam terjangkiti penyakit IB. Peternak sebaiknya tidak hanya

mencatat turunnya pakan, tetapi juga mencatat gejala klinisnya.

Setelah masalah IB teratasi, naiknya jumlah produksi tergolong pelan

dan 10 persen menjadi 27 persen, padahal seharusnya bisa naik 20 –

30 persen.

Apa pun masalah ayam pada masa produksi, umur produksi

puncak ayam ini tetap ada yang empat bulan, tiga bulan, dua bulan

bahkan satu minggu. Sedangkan untuk masa berhenti produksi, ada

yang berumur 100 minggu, 90 minggu, 80 minggu, hingga akhir.

Kondisi ini tergantung situasi dan kondisi, yang bila peternak rajin

melakukan pencatatan akan dapat diketahui secara jelas. Sayangnya

peternak banyak yang tidak punya pencatatan. Bahkan untuk henday

pun banyak peternak yang tidak melakukan pencatatan.

Pencatatan jelas sangat penting untuk mengetahui produksi

telur harian dengan hitungan telur dipengaruhi oleh perhitungan

pakan dan sebagainya. Dari situ, akan jelas bahwa produksi telur

dipengaruhi oleh manajemen secara umum, termasuk pengelolaan

kesehatan ayam, biosecurity, manajemen pakan, dan lain-lain.

Sejauh mana manajemen ini akan berpengaruh pada produksi telur,

itu tergantung bahan pakan, pullet, keseragaman telur, berat telur,

xxvii
besar telur. Bila semua hal ini terjaga secara bagus, produksi telur

lebih dari 80 persen dapat dipertahankan.

Pakan memiliki peran besar dalam hal pembiayaan budidaya

ayam. Besar biaya pakan berkisar 70 persen dari biaya produksi

secara keseluruhan. Oleh karena itu, kualitas pakan dapat

mempengaruhi untung rugi dan budidaya ayam ini.

Dengan pencatatan ini, peternak akan mengetahui kondisi

ayam, sehingga peternak dapat memprediksi produksi telur dan

ayam-ayam tersebut. Misalnya, kondisi ayam yang bagus sejak DOC

sampai pullet akan mampu memproduksi telur dengan baik. Namun

gangguan pun dapat muncul saat masa pullet. Maka berbagai

kemungkinan juga dapat terjadi pada produksi. Misalnya sampai

masa pullet ayam tidak sakit, berat badan bagus, intake pakan bagus,

tetapi di tengah jalan ayam mengalami stres atau terjangkit

penyakit.Faktor-faktor ini bisa mengganggu performa produksi. Oleh

karena itu,tindakan penanggulangan harus dilakukan.

Untuk meminimalkan penyakit, umumnya peternak melakukan

vaksinasi dan biosecurity. Peternak yang disiplin umumnya melaku

kan vaksinasi secara lengkap. Setelah produksi pun, vaksin pantang

diotak-atik. Jelas, faktor pakan yang bagus, biosecurity, vaksinasi,

dan manajemen komprehensif harus dilakukan agar produksi terjaga.

xxviii
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

A. Anggaran Biaya

 Biaya Tetap : Rp.403.500.000,-

 Biaya Tidak Tetap : Rp. 290.300.000,-

B. Jadwal Pelaksanaan

No. kegiatan Bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan

lokasi

2. Persiapan

peralatan

3. Persiapan

bahan baku

4. Pemeliharann

Bahan baku

5. Produksi

6. pemasaran

7. promosi

xxix
1. Biaya Tetap

Biaya tetap atau biaya tidak langsung (Fixed cost) adalah biaya

yang tidak mengalami penambahan dalam jumlah totalnya walaupun

volume penjualan atau kuantitas produksi berubah. Biaya tetap tidak

tergantung terhadap banyaknya produk yang dihasilkan maupun jumlah

penjualan.

No Nama Jumlah Harga Satuan Harga Total


1 Biaya 1 Kandang - Rp. 35.650.000,-
Pembuatan
Kandang
2 Tempat pakan 20 Buah Rp. 30.000,- Rp. 600.000,-
Ayam
3 Tempat minum 20 Buah Rp. 20.000,- Rp. 400.000,-
Ayam
4 Lampu 10 Buah Rp.25.000,- Rp. 250.000,-
Penerangan
5 Biaya Pajak 12 bulan Rp. 100.000,- Rp.1.200.000,-
6 Biaya Listrik 1 bulan Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
7 Biaya Air 1 bulan Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
8 Karyawan 2 orang Rp. 1.000.000 Rp.2.000.000,-
Total Rp. 40.350.000,-

Total pengeluaran biaya tetap untuk sepuluh kandang

yaitu : (Rp.40.350.000,- x 10) = Rp.403.500.000,-

xxx
2. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional

dengan kuantitas volume produksi atau penjualan. Jika kuantitas

produksi naik / bertambah maka biaya variable akan ikut bertambah

dengan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan margin penjualan.

No. Nama Jumlah Harga Satuan Harga Total


Rp.1.000.000,-
1. Bibit Ayam 20 Dos Rp.20.000.000,-

2. Pakan 20 Sak Rp.300.000,- Rp.6.000.000,-


Ayam

3. Obat- - - Rp.2.000.000,-
obatan

4. Vitamin 20 Rp.50.000,- Rp.1.000.000,-

5. Biaya tak - - Rp.300.000,-


terduga

Total Rp.29.300.000,-

xxxi
3. Biaya Tidak Tetap

Biaya tidak tetap adalah pengeluaran bisnis atau usaha yang

bergantung pada tingkat barang atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis

tersebut dalam waktu yang ditentukan.

No. Nama Jumlah Harga Satuan Harga Total

1. Bibit Ayam 200 Dos Rp.1.000.000,- Rp.200.000.000,-

2. Pakan Ayam 200 Sak Rp.300.000,- Rp.60.000.000,-

3. Obat-obatan - - Rp.20.000.000,-

4. Vitamin 200 Rp.50.000,- Rp.10.000.000,-


kotak

5. Biaya tak - - Rp.300.000,-


terduga

Total Rp.290.300.000,-

xxxii
4. R/C Ratio

R/C ratio merupakan metode analisis untuk mengukur kelayakan

usaha dengan menggunakan ratio penerimaan (revenue) dan biaya

(cost). Analisis kelayakan usaha digunakan untuk mengukur tingkat

pengembalian usaha dalam menerapkan suatu tteknologi Pengertian

R/C ratio yaitu adalah jumlah ratio yang dipakai guna melihat

keuntungan relatif yang nantinya akan diperoleh pada sebuah proyek

atau sebuah usaha. Sebenarnya sebuah proyek akan dikatakan layak

dijalankan jika nilai R/C yang diperoleh tersebut dinyatakan lebih besar

dari 1. Hal tersebut dapat terjadi sebab, jika nilai R/C semakin tinggi,

maka tingkat keuntungan yang diperoleh dalam suatu proyek bisa

menadi lebih tinggi. Penggunaan R/C ratio ini diketahui bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari usaha yang

menguntungkan pada periode tertentu berikut :

• Jika RCR > 1, maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut

lebih besar daripada pengorbanan yang dikeluarkan. Sehingga

proyek tersebut dapat diterima atau layak (feasible).

• Sebaliknya jika RCR < 1, maka dikatakan bahwa benefit dari

proyek tersebut lebih kecil daripada pengorbanannya atau proyek

tersebut tidak layak (not feasible).

xxxiii
Adapun cara untuk mendapatkan RCR yaitu :

o Diasumsikan:

• 1 dos DOC = 100 ekor maka :

20 × 100 ekor = 2.000 ekor

• 1 ekor ayam hasilkan 1 telur maka :

2.000 ekor = 2.000 telur

2.000telur
= = 66 rak
30

o Menentukan pendapatan selama sebulan:

Pendapatan = Banyak rak × harga jual × 30 hari

= 66 rak × Rp.50.000,- × 30 hari

= Rp.99.000.000,-

Pendapatan
RCR =
Biaya tetap+ Biaya variabel

Maka diperoleh :

RCR = Rp .99.000 .000 ,− ¿¿¿ ¿

¿
RCR = Rp .99.000 .000 ,− Rp .69.650 .000 ,−¿ ¿ ¿

RCR = 1,42

RCR dari usaha ayam Petelur menyatakan angka 1,42 yang berarti

RCR > 1, sehingga usaha ayam petelur ini layak untuk dilanjutkan.

xxxiv
5. B/C ratio

B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) merupakan suatu ukuran

perbandingan antara pendapatan dengan Total Biaya produksi (Cost =

C). B yaitu Benefit, kemudian untuk C berarti cost. Untuk perhitungan

b/c ratio ini dihitung dari tingkat suku bunga. Pengambilan keputusan

terhadap kelayakan dapat dilihat dari nilai B/C Ratio yang ditentukan

sebagai berikut :

• Jika BCR > 1, maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut

lebih besar daripada pengorbanan yang dikeluarkan. Sehingga

proyek tersebut dapat diterima atau layak (feasible).

• Sebaliknya jika BCR < 1, maka dikatakan bahwa benefit dari

proyek tersebut lebih kecil daripada pengorbanannya atau proyek

tersebut tidak layak (not feasible).

Adapun cara untuk mendapatkan BCR yaitu :

o Diasumsikan:

• 1 dos DOC = 100 ekor, maka :

200 × 100 = 20.000 ekor

• 1 ekor ayam hasilkan 1 telur, maka:

20.000 ekor = 20.000 telur

20.000 telur : 30 = 666 rak

xxxv
o Menentukan pendapatan selama sebulan :

Pendapatan = Banyak rak × harga jual × 30 hari

= 666 rak × Rp.50.000,- × 30 hari

= Rp.999.000.000,-

Pendapatan
BCR =
Biaya Tetap+ Biaya Tidak Tetap

Maka diperoleh :

BCR =

Rp .999.000 .000 ,− ¿ ¿
Rp.403 .500 .000 ,−+ Rp .290 .300.000 ,−¿ ¿

¿
BCR = Rp .999.000 .000 ,− Rp.693 .800 .000 ,−¿ ¿ ¿

BCR = 1,42

BCR dari usaha ayam Petelur menyatakan angka 1,42 yang berarti

BCR > 1, sehingga usaha ayam petelur ini layak untuk dilanjutkan.

xxxvi
LAMPIRAN

xxxvii
RINCIAN BIAYA PEMBUATAN KANDANG

No. Uraian Jumlah Harga satuan Harga total

1. Tiang beton 20 buah @Rp.300.000,- Rp. 6.000.000,-

bagunan

2. Seng 100 @Rp. 50.000,- Rp. 5.000.000,-

lembar

3. Pasir 5 Truk @Rp. 200.000,- Rp. 1.000.000,-

4. Batako 1000 buah @RP. 2.000,- Rp. 2.000.000,-

5. Paku 30 Kg @Rp. 10.000,- Rp. 300.000,-

6. Kayu 100 @Rp. 80.000,- Rp. 8.000.000,-

Batang

7. Semen 10 Sak @Rp. 50.000,- Rp. 500.000,-

8. Kawat pagar 250 Meter @Rp. 25.000,- Rp.6.250.000,-

Kandang

9. Kabel listrik 200 Meter @Rp. 5.000,- Rp. 1.000.000,-

10. Saklar lampu 20 Buah @Rp. 30.000,- Rp. 600.000,-

11. Tenaga Kerja 10 0rang @Rp. 500.000,- Rp. 5.000.000,-

TOTAL Rp.35.650.000,-

xxxviii
Biaya pembuatan kandang secara keseluruhan, yaitu:

(Rp. 35.650.000,- x 10 kandang) = Rp.356.500.000,-

xxxix
xl
xli
xlii

You might also like