You are on page 1of 37

MODUL AJAR

1 KOMPONEN INFORMASI UMUM


Domain Kewirausahaan
A. Identitas Sekolah
Nama Penyusun Dedy Ari Prihartono, S. Pd, M. Pd
Nama Institusi SMK Negeri 1 Sumberasih
Tahun Pelajaran 2023-2024
Jenjang Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan
Materi Ajar Harga Produk Barang/Jasa
Fase / Kelas F / XI
Semester Ganjil
Alokasi Waktu 4 X 3 JP (12 JP)
B Kompetensi Awal
Kompetensi Prasyarat  Arti harga barang
 Arti biaya
C Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila yang 1. Mandiri
berkaitan 2. Bernalar kritis
3. Kreatif
4. Gotong Royong
D Sarana dan Prasarana
Fasilitas 1. LCD Projector
2. Komputer/laptop
3. Jaringan internet
4. Media Slide (PowerPoint)
Lingkungan Belajar 1. Kelas
2. Lingkungan peserta didik
3. Lab. RPL
E Target Peserta Didik Siswa regular 30 siswa

F Model Pembelajaran PjBL dengan alur MERDEKA (Mulai dari diri,


Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demontrasi
kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar
materi, Aksi nyata)
2 KOMPONEN INTI
Capaian Pembelajaran :
Peserta didik mampu memasarkan produk dengan menentukan segmen pasar,
menentukan harga produk, dan menentukan media yang digunakan untuk
memasarkan produk.

A Tujuan Pembelajaran (diambil dari TP hasil analisis CP (sebagai TP utama))


 Peserta didik mampu menjelaskan pengertian harga pokok produksi
 Peserta didik mampu menguraikan tujuan penentuan harga pokok produksi
 Peserta didik mampu mengklasifikasi metode penentuan harga pokok
produksi
 Peserta didik mampu menentukan unsur-unsur harga pokok produksi
 Peserta didik mampu menganalisis cara menghitung harga pokok produksi
 Peserta didik mampu menentukan BEP
 Peserta didik mampu menghitung keuntungan usaha
B Pemahaman Bermakna
Manfaat yang diperoleh Peserta didik dapat mengaplikasikan konsep harga
peserta didik setelah barang dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam
pembelajaran menentukan harga kebutuhan barang pokok di
lingkungan sekitar (harga beras, harga cabe, harga telor,
dan sebagainya)
C Pertanyaan Pemantik
(Berisi pertanyaan untuk 1. Apakah kalian pernah menentukan harga barang ?
menstimulasi peserta didik 2. Bagaimana cara kalian menentukan harga barang!
dapat memahami konsep
yang akan dipelajari pada
pembelajaran)
D Persiapan Pembelajaran
Langkah-langkah Pertemuan I
1. Menyusun Lembar Soal Asesmen Diagnostik
Kognitif.
2. Menyusun Tujuan Pembelajaran :
 Peserta didik mampu menjelaskan makna HAKI
 Peserta didik mampu menjelaskan hak patent

3. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik 1
(LKPD; terlampirkan)
4. Menyusun Lembar Soal Asesmen Formatif.

Pertemuan II
1. Menyusun Lembar Soal Asesmen Diagnostik
Kognitif
2. Menyusun Tujuan Pembelajaran :
 Peserta didik mampu menjelaskan merk dagang
 Peserta didik mampu menjelaskan hak cipta
3. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik 2
(LKPD; terlampirkan)
4. Menyusun Lembar Soal Asesmen Formatif
Pertemuan III
1. Menyusun Tujuan Pembelajaran :
 Peserta didik mampu mengkategorikan macam-
macam hak atas kekayaan intelektual
 Peserta didik mampu mengklasifikasikan karya-
karya atas Hak Kekayaan Intelektual
2. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik 3
(LKPD; terlampirkan)
3. Menyusun Lembar Soal Asesmen Formatif.

Pertemuan IV
1. Menyusun Tujuan Pembelajaran :
 Peserta didik mampu mempresentasikan konsep
HAKI sebagai bentuk pemahaman mereka akan
materi yang telah diajarkan
2. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik 4
(LKPD; terlampirkan)
3. Menyusun Lembar Soal Asesmen Sumatif

E Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Tujuan Pembelajaran A. Pendahuluan (10 menit)
(harian) : 1. Guru menyapa peserta didik.
 Peserta didik mampu 2. Guru menanyakan kabar dan kesehatan peserta
menjelaskan didik.
pengertian HAKI 3. Guru mengabsen kehadiran peserta didik.
 Peserta didik mampu 4. Guru menyampaikan bahwa topik pertemuan ini
menjelaskan hak adalah tentang materi makna HAKI.
patent
5. Guru memberikan motivasi manfaat mempelajari
materi HAKI dan mengajukan pertanyaan
pemantik?

A. Kegiatan Inti (105 menit)


1. Guru menggali informasi terkait bekal ajar awal
siswa dalam mempelajari materi makna HAKI
dengan memberikan asemen diagnostik
kognitif.
2. Siswa mengeksplorasi konsep melalui literasi
buku paket atau sumber lain terkait definisi
HAKI.
3. Siswa melakukan diskusi kelompok dalam
mengerjakan tugas yang diberikan guru berupa
Lembar Kerja Peserta Didik 1 sebagai
implementasi literasi materi makna HAKI yang
sudah dipelajari.
4. Guru menggali refleksi dan metakognisi
terhadap proses pembelajaran yang telah dilalui
terkait materi makna HAKI untuk perbaikan
proses berikutnya dengan meminta perwakilan
kelompok mempresentasikan jawabanya dan
kelompok lain memberikan tanggapan.
5. Siswa mengerjakan penugasan individu terkait
materi tentang makna HAKI.
6. Guru memperluas pemahaman dengan
mengonfirmasi pemahaman yang masih belum
didapat terkait materi makna HAKI.

B. Penutup (20 menit)


1. Siswa dengan dipandu guru membuat
kesimpulan dan kaitan dari keseluruhan konsep
yang didapat terkait materi makna HAKI yang
sudah dipelajari.
2. Guru memberikan Asesmen Formatif.
Pertemuan 2 A. Pendahuluan (10 menit)
Tujuan Pembelajaran 1. Guru menyapa peserta didik
(harian) : 2. Guru bertanya mengenai kabar dan kondisi
 Peserta didik mampu kesehatan peserta didik
menjelaskan hak patent 3. Guru mengabsen peserta didik akan kehadiran
 Peserta didik mampu mereka
menjelaskan merk 4. Guru mengingatkan kembali mengenai materi
dagang
pada pertemuan sebelumnya.
 Peserta didik mampu
menjelaskan hak cipta
B. Kegiatan Inti (105 menit)
1. Siswa mengeksplorasi konsep melalui literasi
buku paket atau sumber lain terkait hak patent,
merk dagang dan hak cipta produk barang.
2. Siswa melakukan diskusi kelompok dalam
mengerjakan tugas yang diberikan Guru berupa
Lembar Kerja Peserta Didik 2 sebagai
implementasi literasi materi hak patent, merk
dagang dan hak cipta produk barang yang sudah
dipelajari.
3. Guru menggali refleksi dan metakognisi
terhadap proses pembelajaran yang telah dilalui
terkait materi hak patent, merk dagang dan hak
cipta produk barang untuk perbaikan proses
berikutnya dengan meminta perwakilan
kelompok mempresentasikan jawabanya dan
kelompok lain memberikan tanggapan.
4. Siswa mengerjakan penugasan individu terkait
materi hak patent, merk dagang dan hak cipta
produk barang.
5. Guru memperluas pemahaman dengan
mengonfirmasi pemahaman yang masih belum
didapat terkait materi hak patent, merk dagang
dan hak cipta produk barang.

C. Penutup (20 menit)


1. Siswa dengan dipandu guru membuat
kesimpulan dan kaitan dari keseluruhan konsep
yang didapat terkait materi yang sudah
dipelajari.
2. Guru memberikan asesmen formatif.

Pertemuan 3 A. Pendahuluan (10 menit)


Tujuan Pembelajaran 1. Guru menyapa peserta didik
(harian) : 2. Guru bertanya mengenai kabar dan kondisi
 Peserta didik mampu kesehatan peserta didik
mengkategorikan 3. Guru menanyakan kehadiran peserta didik
macam-macam hak 4. Guru mengingatkan kembali mengenai materi
atas kekayaan pada pertemuan sebelumnya.
intelektual
 Peserta didik mampu
mengklasifikasikan B. Kegiatan Inti (105 menit)
karya-karya atas Hak 1. Siswa mengeksplorasi konsep melalui literasi
Kekayaan Intelektual buku paket atau sumber lain terkait materi
tentang macam-macam hak atas kekayaan
intelektual.
2. Siswa melakukan diskusi kelompok dalam
mengerjakan tugas yang diberikan guru berupa
Lembar Kerja Peserta Didik 3 sebagai
implementasi literasi materi macam-macam hak
atas kekayaan intelektual yang sudah dipelajari.
3. Guru menggali refleksi dan metakognisi
terhadap proses pembelajaran yang telah dilalui
terkait materi macam-macam hak atas kekayaan
intelektual untuk perbaikan proses berikutnya
dengan meminta perwakilan kelompok
mempresentasikan jawabanya dan kelompok
lain memberikan tanggapan.
4. Siswa mengerjakan penugasan individu terkait
materi macam-macam hak atas kekayaan
intelektual.
5. Guru memperluas pemahaman dengan
mengonfirmasi pemahaman yang masih belum
didapat terkait materi macam-macam hak atas
kekayaan intelektual.

C. Penutup (20 menit)


1. Siswa dengan dipandu guru membuat
kesimpulan dan kaitan dari keseluruhan konsep
yang didapat terkait materi yang sudah
dipelajari.
2. Guru memberikan asesmen formatif.
Pertemuan 4 A. Pendahuluan (10 menit)
Tujuan Pembelajaran 1. Guru menyapa peserta didik
(harian) : 2. Guru bertanya mengenai kabar dan kondisi
 Peserta didik mampu kesehatan peserta didik
mempresentasikan hak 3. Guru juga menanyakan kehadiran para peserta
atas kekayaan
didiknya dengan santunnya
intelektual dalam
meningkatkan 4. Guru mengingatkan kembali mengenai materi
pemahaman akan pada pertemuan sebelumnya.
konsep HAKI
B. Kegiatan Inti (80 menit)
1. Siswa mengeksplorasi konsep melalui literasi
buku paket atau sumber lain terkait Konsep
HAKI.
2. Siswa melakukan diskusi kelompok dalam
mengerjakan tugas yang diberikan guru berupa
Lembar Kerja Peserta Didik 4 sebagai
implementasi literasi materi Konsep HAKI yang
sudah dipelajari.
3. Guru menggali refleksi dan metakognisi
terhadap proses pembelajaran yang telah dilalui
terkait materi Konsep HAKI untuk perbaikan
proses berikutnya dengan meminta perwakilan
kelompok mempresentasikan jawabanya dan
kelompok lain memberikan tanggapan.
4. Siswa mengerjakan penugasan individu terkait
materi Konsep HAKI.
5. Guru memperluas pemahaman dengan
mengonfirmasi pemahaman yang masih belum
didapat terkait materi Konsep HAKI baik secara
internal maupun eksternal.

C. Penutup (45 menit)


1. Siswa dengan dipandu guru membuat
kesimpulan dan kaitan dari keseluruhan konsep
yang didapat terkait materi Konsep HAKI yang
sudah dipelajari.
2. Guru memberikan Asesmen Sumatif
(terlampirkan).
F Asesmen
Asesemen Diagnostik Asesmen nonkognitif : Pertanyaan lisan
(terlampir) Asesmen kognitif : Lembar soal asesmen kognitif.
Asesmen Formatif 1. Pengetahuan
(terlampir) Bentuk : tertulis
2. Keterampilan
Bentuk : tertulis
3. Sikap Profil Pelajar Pancasaila
Bentuk : lembar penilaian diri.
Asesmen Sumatif Tes tertulis
(terlampir)
Bentuk Asesmen 1. Tertulis : Lembar pertanyaan.
2. Penugasan (Resitasi)
3. Tidak tertulis: pertanyaan lisan, refleksi,
pengamatan
G Pengayaan dan Remidial
Kegiatan Pembelajaran Pengayaan diberikan pada peserta didik yang telah
dalam bentuk pengayaan mencapai kriteria ketuntasan tujuan pembelajaran
Kegiatan Remedial Remidial diberikan pada peserta didik yang belum
mencapai kriteria ketuntasan tujuan pembelajaran
H Refleksi Peserta Didik dan Guru
Pertanyaan Kunci 1. Apakah kalian sudah memahami makna HAKI?
Jelaskan.
2. Bagaimana cara menentukan produk barang yang
dapat dijadikan hak cipta dan hak paten?
3. Bagaimana kalian mengaplikaskan konsep HAKI
pada lingkungan internal dan eksternal sekolah?
3 LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA : LKPD I, II, III, IV
B Bahan Bacaan Siswa 1. Produk Kreatif dan Kewirausahaan Tingkat XI
SMK. Prihandoko, dkk. PT. Pustaka Ilmu, Jakarta.
2. Sumber lain di Internet.
Bahan Bacaan Guru 1. Produk Kreatif dan Kewirausahaan Tingkat XI
SMK. Prihandoko, dkk. PT. Pustaka Ilmu, Jakarta.
2. Sumber lain di Internet.
C Glosarium  HAKI merupakan hak eksklusif yang diberikan
negara kepada seseorang, sekelompok orang,
maupun lembaga untuk memegang kuasa dalam
menggunakan dan mendapatkan manfaat dari
kekayaan intelektual yang dimiliki atau diciptakan.
 Hak cipta adalah “hak eksklusif bagi pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
 Hak Paten merupakan hak khusus yang diberikan
negara kepada penemu atas hasil penemuannya di
bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau
memberikan persetujuannya kepada orang lain
untuk melaksanakannya.
D Daftar Pustaka 1. Produk Kreatif dan Kewirausahaan Tingkat XI
SMK. Prihandoko, dkk. PT. Pustaka Ilmu, Jakarta.
2. Sumber lain di Internet.

Mengetahui, Sumberasih, 17 Juli 2023


Kepala SMKN 1 Sumberasih Guru Mata Pelajaran

SITI ROHMAH HADI, S.Pd, M.Pd DEDY ARI PRIHARTONO, S.Pd, M. Pd


NIP. 19660411 199412 2 002 NIP. 19780601 200604 1 018

DAFTAR LAMPIRAN:
1. Bahan Ajar
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
3. Lembar Asesmen Diagnostik
4. Lembar Asesmen Formatif
5. Lembar Asesmen Sumatif
Lampiran 1
Bahan Ajar

HARGA PRODUK BARANG/JASA

A. Pengertian Harga
Kenapa penting untuk menentukan harga jual produk?
Seperti yang kamu ketahui, bahwa harga jual adalah jumlah yang nantikan akan kamu
terima ketika penjualan produk tersebut laku. Namun, menentukan harga jual bukan hanya
sekedar penetapan biaya yang harus dibayar oleh pelanggan. Nyatanya, penetapan harga
merupakan proses bisnis yang keputusannya sangat penting. Adapun karena harga
menentukan masa depan produk dan mempengaruhi bagaimana penerimaan oleh pelanggan
terhadapan produk itu sendiri. 
Selain itu, yang membuat hal ini penting adalah karena harga juga menunjukkan
seberapa layak produk tersebut untuk bisnismu dan untuk dibayarkan oleh pelanggan.
Sederhananya harga jual ini memberikan gambaran yang nyata untuk pelanggan apakah
produk tersebut sepadan dengan uang dan waktu mereka. 
Harga merupakan nilai atau uang yang diberikan pelanggan sebagai imbalan atas
penawaran tertentu yang berfungsi untuk memuaskan kebutuhan dan Keinginan mereka.
Secara sederhana harga merupakan ukuran nilai yang ditukarkan pelanggan membeli suatu
penawaran
Harga berfungsi sebagai sebuah mekanisme ekonomi dengan memakai penawaran
yang bisa didistribusikan di antara pelanggan di pasar. Hal itu juga bertindak sebagai
indikator tentang sejauh mana penawaran diminta dan sejauh mana hal itu disediakan atau
tersedia. Harga suatu produk merupakan nilai keseluruhan dari penawaran termasuk nilai dari
semua bahan mentah dan jasa yang dipakai untuk membuat suatu penawaran. Harga layanan
mempertimbangkan seluruh elemen yang terhubung dalam pembuatan layanan apa adanya.
Secara lebih jelas mengenai harga berikut adalah beberapa pengertian harga berdasarkan para
ahli.
1. Menurut Kotler dan Amstrong
Menurut Kotler dan Amstrong, menyatakan bahwa harga merupakan sejumlah uang
yang dibebankan kepada suatu produk (barang atau jasa) atau jumlah nilai yang harus dibayar
konsumen demi memperoleh manfaat dari produk tersebut.
2. Menurut Philip Kotler
Menurut Philip Kotler, menyatakan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang
dibebankan kepada suatu produk atau layanan jasa. Artinya bahwa harga merupakan jumlah
nilai yang harus dibayar konsumen demi memiliki atau mendapatkan keuntungan dari sebuah
produk atau jasa.
3. Menurut Joko Untoro
Menurut Joko Untoro, menyatakan bahwa harga merupakan kemampuan yang
dimiliki suatu barang atau jasa yang dinyatakan dalam bentuk uang.
4. Menurut Samsul Ramli
Menurut Samsul Ramli, menyatakan bahwa harga merupakan nilai relatif yang
dimiliki oleh suatu produk. Nilai tersebut tidak hanya indikator secara pasti yang menunjukan
besarnya sumber daya yang diperlukan guna menghasilkan produk.
5. Menurut Imamul Arifin
Menurut Imamul Arifin, menyatakan bahwa harga merupakan kompensasi yang harus
dibayarkan konsumen demi mendapatkan produk barang maupun jasa.

B. Konsep Harga
Setelah mengetahui pengertian harga, pada bagian ini akan dibahas tentang konsep
dari harga itu sendiri. Di dalam Buku Manajemen dan Pemasaran Jasa karya Buchari Alma
yang terbit pada tahun 2005, menyatakan bahwa di dalam teori terdapat value dan utility yang
menjadi konsep penetapan harga. Berikut ini adalah beberapa konsep harga yang perlu kamu
ketahui, di antaranya yaitu:
1. Utility
Utility merupakan suatu atribut yang telah melekat pada suatu barang. Dengan
memungkinkan barang guna memenuhi kebutuhan keinginan dan memuaskan konsumen.
2. Nilai atau Value
Nilai suatu produk untuk ditukar dengan produk lain. Nilai ini dilihat dalam situasi
barter atau pertukaran barang dengan barang. Sekarang ini kegiatan perekonomian sudah
tidak dilakukan secara barter lagi, melainkan memakai uang sebagai ukuran yang disebut
harga.

C. Fungsi Harga
Pada bagian ini akan disajikan ulasan tentang beberapa fungsi dari harga yang perlu
untuk diketahuinya, antara lain sebagai berikut :
1. Fungsi Pendistribusian Harga
Harga mempunyai kemampuan untuk pendistribusian sumber daya yang langka.
Kelangkaan sumber daya mengakibatkan harga sumber daya menjadi tinggi, sehingga hanya
pelanggan yang membeli yang menunjukan kemauan dan kemampuan. Contohnya, berlian
merupakan barang mewah yang hanya bisa dibeli oleh mereka yang mau dan mempunyai
sumber daya keuangan yang cukup guna membelinya.

2. Fungsi Sinyal Harga


Seringkali, harga penawaran bervariasi sebab volume permintaan dan penawaran
pasar. Bila permintaan tinggi, tetapi penawaran rendah naka pasar secara jelas akan melihat
kenaikan harganya. Contohnya emas merupakan sumber daya langka yang mengalami
kenaikan harga secara konstan selama bertahun-tahun sebab permintaan meningkat.
Demikian juga, bila pasar mempunyai kelebihan komoditas tertentu sebab permintaan yang
lebih rendah dan penawaran yang lebih tinggi maka harganya cenderung turun. Hal itu yang
memungkinkan penghapusan surplus komoditas di pasar.
3. Fungsi Intensif Harga
Umumnya, saat harga komoditas naik, sebab permintaan meningkat. Hal itu
memungkinkan pemasok melihat tren permintaan pelanggan yang berubah di pasar. Oleh
sebab itu, mereka akan lebih memilih untuk menghasilkan penawaran tertentu sebab
kemungkinan besar akan menguntungkan.

4. Fungsi Transmisi Harga


Harga sendiri diketahui sebagai salah satu informasi yang harus disampaikan kepada
semua pihak yang terlibat baik di pasar maupun tempat lain yang dilakukan secara bergiliran.
Hal tersebut akan memungkinkan untuk para produsen dan pelanggan untuk membuat
keputusan sesuai ketentuan yang telah ada dan berlaku. Contohnya pada penawaran yang
berkualitas lebih mahal akan berbeda dengan penawaran yang menggunakan bahan baku
yang lebih murah.
Oleh sebab itu, secara umum para pelanggan akan mendapatkan informasi tersebut
dari berbagai perbedaan drastis dalam harga penawaran yang serupa. Harga penawaran akan
dapat membantu dalam proses pemasaran untuk menentukan jenis permintaan yang dilihat
dari penawaran di pasar tersebut.
Hal tersebut akan mempengaruhi hasil keputusan dari pemasok atau produsen untuk
memutuskan apakah barang produksi ataupun pasokan penawaran mampu membantu mereka
dalam mendapatkan keuntungan yang lebih signifikan.
Mari kita simak bagaimana harga pasar ditentukan. Apakah harga pasar sesuai dengan
ketentuan yang telah berlalu. Ibu-ibu rumah tangga akan mengalami kesulitan apabila harga
di pasar melambung tinggi. Maka sebab itu penentuan harga ditentukan berdasarkan hukum
permintaan dan penawaran. Yang artinya, apabila harga naik atau turun sampai jumlah yang
diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Hal tersebut akan dikenal dengan sebutan
harga keseimbangan.
Ketentuan dimana permintaan pada suatu penawaran lebih besar dari pada penawaran,
maka harga tersebut akan naik yang menyebabkan hanya pembeli yang memiliki akses
penawaran yang mampu untuk memiliki kemauan dan kemampuan untuk membeli produk
tersebut. Hal tersebut akan sampai bertemu dengan keseimbangan harga. Titik ekuilibrium
sering disebut penawaran yang melebihi permintaan yang menyebabkan harga barang jatuh.

D. Jenis-Jenis Harga
Setelah memahami dan mengerti apa itu harga ataupun biaya, mari kita lanjut dengan
jenis-jenis harga sebagai berikut :
1. Harga subjektif yaitu harga yang ditetapkan oleh pendapat ataupun taksiran
seseorang.
2. Harga objektif (harga pasar) yaitu harga yang telah disepakati antara pembeli
dan penjual yang terkadang melakukan penawaran.
3. Harga pokok yaitu nilai rill untuk produk.
4. Harga jual yaitu harga yang berdasarkan dari tambahnya besaran keuntungan
yang diperoleh dari penjual atau biasanya harga jual mengikuti harga pasar
pada umumnya.
E. Tujuan Penetapan Harga
Hidup di kota-kota besar memerlukan pengeluaran yang banyak untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Rata-rata masyarakat banyak yang berusaha untuk memenuhi
kebutuhan masing-masing. Membuka usaha memerlukan harga yang sesuai. Harga sangatlah
penting dalam melakukan transaksi jual dan beli dari produsen ke konsumen. Hal tersebut
akan mempermudahkan penentuan harga dan akan terlihat untuk posisi kelayakan produk
dari nilai ekonominya jika dicermati seksama dan baik-baik.
Berikut ini adalah beberapa tujuan dari penetapan harga yang perlu diperhatikan,
antara lain yaitu:
 Kestabilan harga, yang dimana perusahaan akan memegang kendali atas harga. Selain itu
usaha pengendalian harga akan diarahkan secara benar dan baik untuk mencegah
terjadinya perang harga. Kejadian tersebut akan memungkinkan terjadinya permintaan
yang sedang menurun secara drastis dan sebagainnya.
 Untuk mencapai penghasilan ataupun investasi maka pada keuntungan investasi ini
sudah ditetapkan. Maka untuk besar kecilnya keuntungan dari suatu investasi akan
ditetapkan dari persentasenya yang setelah itu akan dilakukan penetapan harga dari
barang yang telah dihasilkan
 Seorang pebisnis harus mempertahankan dan meningkatkan usahanya untuk
mendapatkan sasaran penghasilan serta mengembangkan bisnisnya agar berkembang
dengan baik. Usahakan mengikuti anjuran yang telah ada apabila memiliki bisnis. Dalam
hal tersebut sekarang ini Pemerintah telah memberikan kebijakan untuk penetapan harga
harus sesuai dengan perhitungan untuk menghindari terjadinya kerugian. Selain itu
penetapan harga mampu untuk meningkatkan laba, karena hal tersebut akan mengacu
pada setiap bisnis masing-masing apakah mampu bertahan sebab setiap bisnis sangat
memikirkan keuntungan yang lebih tinggi daripada pengeluarannya.
Pada dasarnya penentuan harga tidak sembarangan dalam menentukan, akan tetapi
harus sesuai dengan anjuran ataupun metode yang telah ada. Oleh sebab itu mari kita simak
apa saya metode dalam penetapan harga. Berikut empat metode dalam penetapan harga,
antara lain :
1. Berbasis biaya
Pada umumnya berbasis biaya ini merupakan aspek penting karena mampu
mempengaruhi penawaran maupun biaya. Dimana harga akan ditentukan berdasarkan biaya
produksi serta biaya pemasaran produk. Terkadang hal tersebut mampu untuk menutupi biaya
langsung, laba, rugi dan overhead.
2. Berbasis permintaan
Pada berbasis permintaan adalah metode yang menekankan pada berbagai jenis faktor
yang mempengaruhi selera anda, maka hal tersebut akan mempengaruhi akan kemampuan
dan kemauan pelanggan untuk bertransaksi.
3. Berbasis laba
Berbasis laba merupakan keseimbangan biaya antara pendapatan. Maka dalam
berbasis laba ini memiliki tiga pendekatan yaitu target profit pricing (penetapan harga
berdasarkan target keuntungan yang didapat), target return on sales pricing (penetapan harga
berdasarkan penjualan) dan target return on investment pricing.
4. Berbasis persaingan
Pada berbasis persaingan ini penetapan harga ditetapkan dengan mengikuti cara
pesaing melakukan penetapan harga. Dalam hal tersebut memiliki tiga metode pendekatan
yaitu : sistem penjualan dibawah harga atau dikenal dengan diskon, memberi harga yang jauh
tinggi tapi kualitas produk jauh lebih baik dan menyamakan harga yang tujuannya agar para
pesaing tidak terlalu besar.

F. Perbedaan Antara Harga Dan Biaya


Perkembangan ekonomi yang selalu meningkat dengan varian harga yang berbeda-
beda. Pada zaman sekarang ini harga minyak goreng naik tanpa henti dan meresahkan banyak
warga. Akan tetapi banyak masyarakat yang menyamakan kata harga dan biaya itu sama
artinya. Pada dasarnya harga dan biaya merupakan suatu konsep yang berbeda dalam
pengucapan namun berbeda dalam keuangan. Semisalnya : “Rani harus membayar mahal
untuk uji sampel di laboratorium Universitas Indonesia yang baru-baru ini dia bayar”. Hal itu
tertuju pada pengucapan biaya, bukan harga.
Sedangkan untuk harga penawaran dimana jumlah moneter yang dibayarkan
pelanggan untuk mendapatkan penawaran tertentu, yang artinya biaya penawaran tersebut
mempertimbangkan pengeluaran penjual dalam membuat penawaran. Artinya harga adalah
menyangkut pembeli, sedangkan untuk biaya menyangkut produsen ataupun pembeli dalam
melakukan transaksi tawar menawar.
Di zaman sekarang banyak lahan-lahan yang dibuka usaha untuk membangun
perusahan-perusahan. Perusahan zaman sekarang memiliki tujuan yang berbeda akan tetapi
sama-sama untuk memaksimalkan memperoleh keuntungan untuk mengurangi biaya yang
kemudian akan berdampak jumlah harga itu. Artinya dalam hal tersebut mereka akan
mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar pada umumnya.
Pada ketentuan harga penawaran, dimana harga penawaran ditentukan berdasarkan ke
titik yang lebih rendah maka untuk biayanya sendiri akan lebih tinggi dari harga umumnya.
Oleh sebab itu banyak para perusahaan akan mengalami kerugian akibat penjualan yang tidak
mampu kembali ke jumlah yang dikeluarkan dalam membuat penawaran.
Apabila perusahan mengalami hal dimana harga dan biaya penawaran sama, maka
perusahaan tersebut sedang mengalami titik impas yang artinya tidak menghasilkan
keuntungan ataupun kerugian.
Maka sebelum melakukan bisnis ataupun usaha sebaiknya anda harus memastikan
bahwa harga yang anda tawarkan harus sudah sesuai dengan ketentuan yang ada. Yang
artinya selain menjual atau sebagai produsen anda harus mendapatkan keuntungan dari bisnis
atau usaha yang anda lakukan.
Secara umum banyak para usaha ataupun perusahaan-perusahaan yang selalu
melakukan pricing ataupun mencatat dan menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan dan
sebagainnya yang dikenal dengan sistem akuntansi. Sistem akuntansi akan membantu anda
dalam pengelolaan penghasilan atau uang yang diperoleh dalam usaha.
Banyak masyarakat menganggap bahwa harga dan biaya merupakan istilah yang
sama. Padahal, keduanya memiliki suatu konsep berbeda pada konteks
keuangan. Sederhananya, harga adalah sejumlah uang yang ditawarkan atau dibayarkan untuk
memperoleh produk. 
Sedangkan, biaya didefinisikan sebagai sejumlah uang yang dibutuhkan untuk
membuat atau menciptakan suatu benda. Istilah harga biasanya didefinisikan sebagai
sejumlah uang yang layak diberikan untuk sebuah benda bukan hanya berdasarkan biaya
pembuatannya, namun juga dengan mempertimbangkan kegunaan, kesesuaian, serta
ketersediaannya.

G. Cara Menentukan Harga Jual Produk


Menentukan harga jual produk, seperti produk makanan dan minuman, menjadi salah
satu proses bisnis yang harus dilakukan agar usaha dapat berjalan dengan optimal. Namun,
bagaimana cara menentukan harga jual makanan yang baik? Harga jual makanan dan
minuman ini merupakan nominal uang yang perlu dikeluarkan oleh konsumen agar bisa
mendapatkan produk tersebut. Karena itu, harga jualnya harus ideal agar bisa menarik
konsumen untuk membelinya.
Lantas, apa saja faktor yang mempengaruhi serta bagaimana cara menentukan harga
jual makanan dan minuman?  Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu menyimak ulasan
berikut :
Faktor yang Perlu Diperhatikan untuk Menetapkan Harga Jual
Agar bisnis dalam berjalan lancar, harga jual produknya perlu ditentukan sebaik
mungkin. Kenapa demikian? Harga jual produk, seperti makanan dan minuman, menjadi
langkah dasar untuk mencapai kesuksesan dalam berbisnis. Pasalnya, harga tersebut penting
untuk ditetapkan dengan memperhatikan keuntungan bagi produsen. Sebelum itu, ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menetapkan harga jual produk. Beberapa
faktor tersebut yaitu:
1. Harga Kompetitor
Perlu kiranya memperhatikan harga kompetitor terlebih dahulu sebelum menetapkan
nominal jual produk sendiri. Dengan begitu, produknya bisa bersaing di pasar secara
kompetitif.
2. Target Pasar
Target pasar patut dijadikan sebagai bahan pertimbangan sebelum ingin menentukan
harga jual makanan. Contohnya, jika produk sudah ditargetkan bagi mahasiswa, berarti harga
jual yang ditetapkan harus relatif lebih murah dan ramah di kantong.
3. Modal dan Persentase Keuntungan
Menjadi salah satu elemen penting dalam berbisnis, modal juga penting untuk
diperhatikan sebelum menetapkan harga jual makanan. Jadi, bisnisnya tidak mengalami
kerugian dan berkembang dengan baik. Atau, harga jual produk tersebut bisa menyesuaikan
dengan perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP). Tidak kalah penting, persentase
keuntungan juga harus dimasukkan dalam penetapan harga jual makanan. Hal tersebut
dikarenakan keuntungan dari penjualan ini merupakan pemasukan utama dalam suatu bisnis.
4 Cara Menentukan Harga Jual Makanan dan Minuman
Nah, agar nominal harga jualnya ideal, bisa menggunakan beberapa cara sebagai
berikut : Cara menentukan harga jual barang makanan yang dapat digunakan di
antaranya, mark-up pricing, bundling, margin pricing, dan keystone pricing.
1. Mark-Up Pricing
Cara menentukan harga jual makanan yang pertama yaitu mark-up pricing. Mark-up
pricing merupakan penetapan harga jual produk yang dilakukan dengan menambahkan
persentase profit dari jumlah modal yang dikeluarkan. Setelah memperhitungkan total biaya
produksinya, maka dapat melakukan mark-up atau menambahkan nominal harganya untuk
mendapatkan keuntungan. Mark-up pricing biasa dijadikan sebagai salah satu cara
menentukan harga jual makanan ringan maupun minuman kemasan. Adapun rumus
dari mark-up pricing adalah sebagai berikut :
Harga Jual = Modal + (Modal x Persentase Mark-up)
Contohnya : Bisa membuat bubur instan kemasan dengan biaya bahan baku Rp. 4.000
dan biaya pengemasan Rp. 1.500 untuk satu produknya. 
Kemudian, dapat menetapkan persentase keuntungan sebesar 25 persen. Maka
perhitungan mark-up pricingnya yaitu:
Modal = Rp. 4.000 + Rp. 1.500 = Rp. 5.500
Harga Jual = Rp. 5.500 + (Rp. 5.500 x 25%) = Rp. 6.875 atau dibulatkan menjadi Rp. 6.900.
Jadi, bisa menjual bubur instan tersebut seharga Rp6.900 per bungkusnya.

2. Manufacturer Suggested Retail Price (MSRP)


Manufacturer suggested retail price atau MSRP merupakan cara menentukan harga
jual makanan online yang dapat diterapkan jika menjualkan kembali produk usaha milik
orang lain. Karena, pada metode ini penentuan harganya dilakukan dengan menyesuaikan
rekomendasi dari produsen utama. Misalnya, ingin menjual kembali camilan biskuit
bermerek pada toko pribadi. Kemudian, produsen camilan menjual produk tersebut ke Anda
selaku reseller seharga Rp. 3.500 serta merekomendasikan harga jualnya sebesar Rp. 5.000.
Alasan diberlakukannya MSRP ini agar harga jual produk yang sudah cukup dikenal
masyarakat tetap stabil pada pasaran. Jadi, konsumen tidak kebingungan karena ada harga
produk yang berbeda antara reseller produk tersebut.

3. Margin Pricing
Margin pricing adalah cara menentukan harga jual makanan catering
selanjutnya. Metode ini dilakukan dengan memperkirakan serta menganalisis kesesuaian
profit yang akan didapatkan. Adapun rumus margin pricing berikut ini :
Margin = (Harga Jual – Modal) / Harga Jual
Sebagai contoh, modal dalam menjual bubur instan adalah Rp. 5.500. Jika ingin
menjual Rp8.000, Anda dapat menyesuaikan profitnya melalui rumus margin pricing.
Margin = (Rp8.000 – Rp5.500) / Rp5.500 = 0,45 atau 45%
Berdasarkan perhitungan tersebut, margin dari penjualan bubur instan Anda yaitu 45%. 
Idealnya, margin penjualan tidak melebihi 50% jadi produk Anda telah sesuai dan bisa
diperjualbelikan di pasaran.

4. Keystone Pricing
Metode penetapan harga jual makanan selanjutnya yaitu keystone pricing. Keystone
pricing adalah teknik dalam menentukan harga dengan melipatgandakan modal produk
tersebut. Misalnya, produk bubur instan Anda yang bermodalkan Rp5.500 per produknya
dapat dijual seharga Rp. 11.000. Keystone pricing ini biasa digunakan oleh retailer untuk
menjualkan produknya.
Demikian ulasan mengenai cara menentukan harga jual barang makanan yang perlu
diketahui. Sebelum berbisnis, pastikan telah menetapkan harga jual secara bijaksana!
Sehingga, konsumen akan merasa tertarik dengan produk yang dijual dan bisnis dapat
berjalan secara optimal. Jika telah menentukan harga untuk bisnis produk makanan melalui
cara di atas, maka selanjutnya dapat melakukan riset kesesuaian harga tersebut dengan
konsumen melalui survei online.
Berikut beberapa cara menentukan harga jual barang:
Harga Markup
Markup biasanya dihitung sebagai persentase dari biaya akuisisi produk. Biaya
perolehan dapat menjadi biaya pembelian barang atau jasa atau biaya produksi. Langkah
pertama dalam menambahkan persentase markup ke biaya produk adalah memutuskan berapa
banyak markup untuk keuntungan Anda.
Setelah Anda memilih persentase markup, tentukan biaya produk, yang mencakup
tidak hanya biaya barang, tetapi juga overhead jika ada biaya produksi, biaya penjualan,
biaya umum dan biaya administrasi, termasuk tunjangan untuk hal-hal seperti kerusakan
barang dan barang hilang.
Harga Jual = Harga Perolehan + (Harga Perolehan x % Markup)
Berikut adalah contoh menghitung harga jual menggunakan metode harga markup. Misalnya
Anda memiliki restoran Bakso dengan biaya satu porsi 15.000 IDR, dengan menghitung
semua biaya seperti bahan baku (mie, bakso, rempah-rempah), biaya produksi seperti
karyawan, gas, listrik, sewa tempat sampai risiko barang tidak laku. Jadi jika Anda ingin
mendapatkan untung 25% berarti harga jual Anda menjadi:
Harga Jual = 15,000 IDR + ( 15,000 IDR x 25%)
Harga Jual = 18,750 IDR
Dengan demikian Anda mendapat untung dari 3,750 IDR per porsi, lalu Anda kalikan
dengan target penjualan Anda per hari, per bulan dan perhatikan penghitungan tadi, apakah
Anda mendapat untung yang cukup dengan menjual 18.750 IDR per porsi.

Harga Margin
Kita sering menggunakan kata-kata ini, berapa margin nya? Berbeda dengan markup
di mana harga markup kita menambah persentase ke harga akuisisi (modal), tetapi pada
persentase harga margin diperoleh dari perbandingan harga jual dan harga akuisisi (modal).
Harga margin umumnya digunakan, jika kita sudah tahu berapa harga yang kita
inginkan. Penting untuk melakukan perhitungan margin karena untuk membandingkan harga
jual produk kita dengan tujuan untuk menentukan harga perolehan, sehingga harga kita tidak
terlalu murah sebab banyaknya kompetisi sehingga kita rugi atau terlalu mahal sehingga tidak
bisa bersaing. Berikut Rumus Cara Menghitung Harga Margin:
Harga Margin = (Harga Jual – Harga Perolehan) / Harga Jual
Untuk contoh yang akan kita gunakan adalah sama dengan contoh perhitungan
menggunakan metode harga markup. Contoh berikut cara menghitung harga jual
menggunakan metode harga margin. Anda telah menentukan harga jual Bakso yang ingin
Anda jual adalah 18.750 IDR dan biaya perolehannya 15.000, dengan demikian margin yang
Anda dapatkan menjadi:
Harga Margin = (18,750 IDR – 15,000 IDR) / 18,750 IDR
Margin = 0.2 atau 20%

Harga Keystone
Harga Keystone adalah metode pengaturan harga di mana barang dagangan dihargai
untuk dijual kembali dengan jumlah dua kali harga grosir atau biaya perolehan produk. Di
Indonesia metode ini sering ditemui dalam bisnis konsinyasi di mana barang yang dijual
disimpan di Departement Store misalnya. Sebenarnya harga keystone ini sama dengan
markup, tetapi perbedaannya nilai markup sangat besar, misalnya harga jual 2 kali dari biaya
perolehan atau markup 100%.
Bahkan di industri tertentu dapat mencapai 3 kali lipat dari biaya perolehan, ini bukan
karena ingin mendapatkan keuntungan berlipat, tetapi ada faktor seperti barang yang tidak
laku akan diretur, lalu menghasilkan stok barang berlebihan atau tidak bisa dijual. Risiko ini
menjadi lebih tinggi jika barang yang dijual memiliki tren, seperti fashion yang tren-nya
tergantung mode.

Harga yang dianjurkan Pemilik Merek


Jika Anda menjual barang dengan harga yang telah direkomendasikan oleh pemilik
merek atau sering disebut MSRP (Manufacturing Suggested Retail Price), maka tidak berarti
Anda harus mengikutinya, tetapi Anda masih harus menghitung biaya perolehan barang
tersebut.
Oleh karena itu metode perhitungan yang akan sangat membantu adalah
menggunakan metode harga margin, sehingga Anda tahu keuntungan Anda, dan jika menjual
dengan harga standar, maka Anda harus sudah tahu berapa harga barang yang dijual oleh
pesaing Anda. Apakah semua penjual mengikuti harga yang disarankan oleh pemilik merek?
Tentu saja tidak, karena jika bisnis ritel dijalankan dengan efisien dan dapat menghemat
biaya, secara otomatis dapat menjual dengan harga yang lebih kompetitif. Tetapi jika biaya
Anda terlalu besar dan harus menjual di atas harga yang disarankan, Anda harus berhati-hati
karena pelanggan bisa saja mengetahui hal-hal tersebut dan beranggapan Anda ingin
mendapatkan keuntungan besar. Ini akan berdampak pembeli tidak jadi membeli barang dan
juga mempengaruhi pembelian barang lain karena mereka menganggap semua barang yang
Anda dijual lebih mahal.
Beberapa metode cara menghitung harga jual yang telah dibahas di atas harus
digunakan untuk setiap barang yang Anda jual, dan setiap barang dapat memiliki penilaian
yang berbeda. Misalnya, Anda memilih metode harga markup, itu tidak berarti semua item
yang Anda jual dengan markup 25%. Mungkin ada yang lebih tinggi karena barang itu laris
manis dan sulit di pasar, atau tidak ada pesaing lain yang menjual. Ada juga item yang
marginnya sangat kecil karena tersedia di mana saja. Faktor volume penjualan tentu saja tidak
kalah pentingnya, itu menjadi faktor untuk menentukan harga jual, Anda dapat menjual
dengan margin yang lebih kecil, tetapi jumlah item yang dijual lebih banyak, sehingga pada
akhirnya penjualan Anda meningkat dengan keuntungan yang tentu saja meningkat.
Cara menghitung dan menentukan harga jual produk dengan cara lain
1. Mencari tahu biaya produksi
Secara umum, kamu bisa mencari tahu harga produksi dengan melihat fixed
cost dan variable cost. Fixed cost adalah biaya tetap yang tidak terpengaruh terhadap jumlah
barang yang diproduksi. Biasanya biaya ini tidak terpengaruh pada aktivitas bisnis.
Melainkan mencangkup hal-hal yang bersifat mati atau tetap, seperti sewa tempat/toko,  pajak
bangunan, dan asuransi.
Sedangkan variable cost adalah setiap biaya yang berubah berdasarkan berapa banyak
perusahaan memproduksi dan menjual barang. Ini berarti bahwa biaya variabel meningkat
ketika produksi meningkat dan menurun ketika produksi turun. Secara umum, biaya variabel
adalah hal-hal yang biasanya kamu temui dalam memproduksi barang, seperti bahan baku,
tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya.
Dengan mengetahui kedua jenis biaya ini, kamu juga  akan dengan mudah
menentukan biaya modal yang dibutuhkan dalam produksi. Yang mana ini tentunya akan
berpengaruh terhadap harga jual. Karena aspek seperti tenaga, bahan baku, hingga kemasan
nantinya akan masuk dalam biaya produksi dan menjadi dasar dari harga jual.

2. Menghitung biaya total produksi


Langkah selanjutnya adalah mencari biaya total produksi. Adapun rumus
sederhananya yaitu, total cost = fixed cost + variable cost
Jika kita misalkan dalam contoh sederhana, kamu ingin menjual masker. Adapun
untuk total fixed cost nya yaitu sekitar Rp 2.000.000 yang terdiri dari sewa tempat selama
satu periode produksi. Kemudian, untuk total variable cost nya dalam satu produksi sekitar
1000 masker, yaitu Rp5.500.000 dengan rincian 
 Bahan baku :Rp2.000 x 1000 = Rp2.000.000
 Tenaga kerja :Rp1.000.000 x 2 = Rp2.000.000
 Kemasan :Rp500 x 1000 = Rp500.000
 Peralatan dan operasional = Rp1.000.000
Sehingga total produksi untuk 1000 masker yaitu sebesar Rp7.500.000 yang
didapatkan dari Rp2.000.000 + Rp5.500.000. 
Kemudian setelah mengetahui total biaya produksi, kamu kan mencari tahu biaya
harga dari satu maskernya. Adapun untuk mencarinya yaitu membagi total biaya dengan
jumlah produk. Sehingga dalam perhitungan akan menjadi,  Rp7.500.000 : 1000 = Rp7.500
Sehingga kamu mendapatkan harga dasar dari satu masker yaitu sebesar Rp7.500.

3. Menentukan harga jual produk dari biaya produksi


Setelah mengetahui jumlah harga per produknya, kamu dapat mencari harga jual
dengan menggunakan perhitungan persentase keuntungan/laba. Misalnya pada produk
masker ini, kamu menginginkan persentase keuntungan sebesar 50% dari biaya produksi
atau biaya modal. Untuk menghitungnya kamu bisa menggunakan rumus : Biaya
produksi+(Persentase keuntungan x biaya produksi) = Harga jual 
Jadi dalam perhitungan, harga jual per produknya adalah Rp7.500 + (50% x
Rp7.500) = Rp11.250. Sehingga kamu bisa mendapatkan harga jual produk untuk satu
maskernya yaitu Rp11.250.
4. Menggunakan keystone pricing
Selain menggunakan cara berdasarkan biaya produksi, kamu juga bisa menentukan
harga jual dengan menggunakan keystone pricing. Keystone pricing adalah metode penetapan
harga produk yang diberi harga dua kali lipat atau ditambahkan 100% dari biaya grosir atau
modal. Biasanya metode ini sering digunakan oleh pengecer ketika menjual produk mereka.
Adapun untuk menentukannya kamu bisa menggunakan perhitungan, seperti Harga jual =
Biaya modal x 2. Jika kamu ingin menjual produk dengan biaya modal produksi sekitar Rp.
10.000, maka dengan penggunaan keystone pricing kamu akan mendapatkan harga jual
sebesar Rp. 20.000.

5. Break even pricing


Dalam menentukan harga jual produk, kamu juga bisa menentukannya berdasarkan
metode break even pricing. Break even pricing adalah metode menetapkan titik harga di
mana bisnis akan memperoleh keuntungan nol dari penjualan. Sederhananya, kamu
menggunakan harga produk sesuai dengan harga modal atau harga yang rendah dari harga
pasar. Tujuannya adalah sebagai alat untuk mendapatkan pelanggan dan mengusir pesaing
dari pasar. 
Di samping itu, penentuan harga dengan metode ini sangat berkaitan dengan produksi
dan permintaan. Karena secara umum dikarenakan harga yang rendah, volume produksi
biasanya akan ditingkatkan untuk mendapatkan keuntungan. Namun, dikarenakan permainan
harga yang rendah, biasanya ini juga bergantung pada permintaan. Karena ketika permintaan
berkurang dan kamu tetap memproduksi dengan jumlah yang banyak, akan menyebabkan
resiko kerugian. 
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka rumus harga jual adalah sebagai berikut :
 Harga Pokok                  =  Biaya Tetap + Biaya variablel
 Harga Jual                      =  Biaya Tetap + Biaya variable + Laba
Atau Harga Pokok + Laba
 Harga Jual Per satuan    =  Biaya tetap + Biaya Variabel + Laba
                       Jumlah Produk
Komponen biaya dan harga jual selain dapat dihitung seperti teresebut di atas , juga
dapat dihitung sebagai berikut :
Harga Jual Makanan terdiri dari 4 komponen yaitu :
1.      Biaya bahan makanan ( Food Cost )
2.      Biaya karyawan ( Labour Cost )
3.      Biaya lain-lain ( Overhead Cost )
4.      Keuntungan ( Profit )

Contoh Soal
Biaya bahan makanan (Food Cost) untuk membuat 20 buah Donat Rp. 12.000. Berapa
harga jual Donat per buah.
Perhitungan Harga Jual
Biaya bahan makanan ( Food Cost ) 60 %        =  60  x  Rp. 12.000    =  Rp.   1.000
60
Biaya karyawan ( Labour Cost ) 20 %       =  20  x  Rp. 12.000    =  Rp.   4.000
60
Biaya Lain-lain ( Overhead Cost ) 10 %       =  10  x  Rp. 12.000    =  Rp.   2.000
60
Keuntungan ( Profit ) 10 %      =  10  x  Rp. 12.000    =  Rp.   2.000
60
------------      -------------
100               Harga Jual Rp. 18.000

Harga Jual Satuan          =   18.000        =  Rp. 900


                                            20
Teknik Menghitung Harga Jual yang selanjutnya adalah sebagai berikut :
Komponen biaya untuk menghitung harga jual
a.  Biaya bahan makanan             =    40 %
b.  Biaya tenaga kerja                   =    20 %
c.  Biaya bahan bakar                  =    11 %
d.  Biaya penyusutan alat             =    17 %
e.   Keuntungan bersih                =    12 %
------------------------------------------------------
Harga Jual       =  100 %

Rumus Harga Jual


Biaya bahan makanan  x  100 %
               40
Prosentase komponen biaya di atas bias berubah-ubah tergantung dari jenis usahanya.
Apakah usaha termasuk usaha komersial atau semi komersial.
Contoh Soal :
Diketahui biaya untuk membuat Bakwan Jagung 25 buah sebesar Rp. 25.000
Harga jual Bakwan Jagung adalah :
25.000  x  100    =  Rp.  62.500
40
Harga jual Bakwan jagung per buah     62.500   =  Rp.  2.500
                                                              25
Cara menghitung biaya pengeluaran masing-masing komponen :
a. Biaya bahan makanan          =   40   x  62.500         =  Rp.  25.000
100
b. Biaya tenaga kerja               =   20   x  62.500         =  Rp.  12.500
100
c. Biaya bahan bakar               =    11   x  62.500        =  Rp.    6.875
100
d. Biaya penyusutan alat         =    17   x  62.500        =  Rp.  10.625
100
e.  Keuntungan bersih              =    12   x  62.500        =  Rp.   7.500
100

H. Harga Pokok Produksi (HPP)


Harga Pokok Produksi (HPP) berkaitan dengan keseluruhan biaya produksi yang
dikeluarkan dalam satu periode. Umumnya, perhitungan HPP ditujukan untuk mengetahui
besaran biaya yang dikorbankan dalam proses produksi. Dikutip dari buku Penentuan Harga
Pokok Produksi dengan Metode Full Costing (2021) oleh Siti Nur Qomariyah dan Candra
Fatmawati Firdaus, berikut pengertian HPP: "Harga pokok produksi adalah biaya yang
dikeluarkan dari proses manufaktur atau pengolahan bahan baku menjadi barang jadi."
Rumus Harga Pokok Produksi (HPP) Dilansir dari buku Penganggaran Perusahaan
(2022) karya Zainah, rumus untuk menghitung harga pokok produksi adalah:
Harga pokok produksi = total biaya produksi + saldo awal persediaan barang dalam
produksi - saldo akhir persediaan barang dalam produksi. 
Agar bisa menghitung HPP, dibutuhkan perhitungan total biaya produksi, serta saldo
awal dan akhir persediaan barang. Untuk menghitungnya, berikut rumus yang diperlukan:
Bahan baku yang dipakai = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku - saldo akhir
bahan baku. 
Setelah diketahui berapa jumlah bahan baku yang dipakai, langkah selanjutnya, kita
bisa menghitung total biaya produksi. Total biaya produksi = bahan baku yang digunakan +
biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead produksi. 
Dengan demikian, urutan rumus untuk menghitung harga pokok produksi adalah:
 Perhitungan bahan baku yang digunakan
 Total biaya produksi
 Harga pokok produksi.

Cara menghitung Harga Pokok Produksi (HPP)


Menurut Mutia Arda, dkk dalam buku Perencanaan Bisnis dan Cara Mudah
Menyusun Business Plan (2022), berikut cara menghitung harga pokok produksi:
 Menghitung semua biaya yang berkaitan dengan produksi
Untuk bisa menghitung HPP, kita harus mengetahui biaya yang dikeluarkan dalam
proses produksi, misal harga baku dan biaya overhead pabrik.
 Menghitung biaya produksi
Setelah mengetahui besaran biaya yang dibutuhkan dalam produksi, kita harus
menentukan biaya produksinya.
Kemudian, hitung harga pokok produksi menggunakan rumus yang telah ditentukan
dengan memasukkan semua data yang telah diketahui.

I. Break Event Point


Break Even Point atau nama lain dari analisis titik impas diartikan sebagai suatu
keadaan atau titik di mana perusahaan dalam kegiatan operasinya tidak memperoleh
keuntungan dan tidak mengalami kerugian juga. Jumlah laba dan biaya suatu perusahaan
dalam posisi yang sama atau seimbang, sehingga dalam prosesnya tidak mendapatkan
keuntungan dan kerugian.
Break Even Point (BEP) adalah titik dimana pendapatan sama dengan modal yang
dikeluarkan, tidak terjadi kerugian atau keuntungan. Total keuntungan dan kerugian ada pada
posisi 0 (nol). Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan
biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya
variabel.
Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya
tetap, maka artinya perusahaan menderita kerugian. Sebaliknya, bila penjualan melebihi
biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan, maka perusahaan tersebut akan
memperoleh keuntungan.
Perhitungan untuk mencari nilai Break Even Point (BEP) sangat penting bagi sebuah
perusahaan karena dapat membantu Anda dalam membuat keputusan, seperti contoh apakah
Anda perlu menaikkan harga produk atau mengurangi biaya operasional. Selain itu, informasi
ini juga sering digunakan oleh para pelaku saham. Kalkulasi saham yang dibuat dengan
menggunakan metode Break Even Point (BEP) saat seseorang melakukan kegiatan jual beli
saham dapat menganalisa kapan saat yang tepat untuk membeli (call) dan kapan harus
menjual (put).
Berikut adalah beberapa manfaat dan tujuan dari titik impas, yakni :
Untuk Menentukan Efisiensi Kerja
Titik impas membantu perusahaan dalam mengevaluasi efisiensi kerja mereka.
Dengan mengetahui titik impas, perusahaan dapat mengidentifikasi sejauh mana mereka
mencapai tingkat produksi yang menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi
biaya operasional. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan
sumber daya dan meningkatkan efisiensi operasional.

Untuk Menentukan Berapa Besar Kapasitas Produksi yang Tersisa


Dengan mengetahui titik impas, perusahaan dapat menilai kapasitas produksi yang
tersisa. Mereka dapat menentukan apakah masih ada kapasitas produksi yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan volume produksi atau menghasilkan produk baru. Hal
ini membantu perusahaan dalam merencanakan ekspansi bisnis dan pengembangan produk.

Untuk Membantu Permudah Perusahaan dalam Melihat Potensi Keuntungan atau


Laba
Titik impas memungkinkan perusahaan untuk memperkirakan potensi keuntungan
atau laba yang dapat mereka capai. Dengan memahami titik impas, perusahaan dapat
menentukan target penjualan yang diperlukan untuk mencapai tingkat keuntungan yang
diinginkan. Hal ini membantu perusahaan dalam merencanakan strategi pemasaran dan
penetapan harga yang tepat.

Untuk Membantu dalam Mengetahui Perubahan Pada Nilai Laba Saat Terjadi
Perubahan Harga Produk
Titik impas juga memberikan pemahaman tentang dampak perubahan harga produk
terhadap nilai laba perusahaan. Dengan mengetahui titik impas, perusahaan dapat
menganalisis dan memprediksi perubahan laba yang terjadi saat harga produk berubah. Hal
ini memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat dalam menetapkan
harga produk mereka dan mengoptimalkan profitabilitas. Dalam kesimpulannya, titik impas
memiliki peranan penting dalam evaluasi kinerja dan perencanaan bisnis perusahaan.
Dengan memahami dan menggunakan titik impas secara efektif, perusahaan dapat
meningkatkan efisiensi kerja, mengoptimalkan kapasitas produksi, merencanakan strategi
pemasaran, dan mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan harga produk.
Perhitungan atau penutupan BEP tergantung pada konsep-konsep yang mendasari
atau asumsi yang digunakan didalamnya. Menurut Susan Irawati dalam bukunya
“Manajemen Keuangan”, terdapat beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam
menghitung Break Even Point (BEP) yaitu adalah sebagai berikut:
1. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam biaya tetap dan
biaya variabel.
2. Biaya variabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan
biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
3. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya
tetap perunit akan berubah-ubah.
4. Harga jual per-unit konstan selama periode dianalisis.
5. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
6. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat atau
menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan hasil penjualan” setiap produk
tetap.
Selain itu, ada juga istilah yang disebut Break Even Analysis yang merupakan dasar
dari seluruh metode titik impas. Fungsi Break Even Analysis adalah untuk mengetahui
volume penjualan akan menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Break Even Analysis (Analisis Titik Impas) adalah metode yang digunakan dalam
analisis keuangan untuk menentukan titik di mana pendapatan yang diperoleh sama dengan
biaya total, sehingga perusahaan tidak mengalami keuntungan atau kerugian. Dalam
analisis ini, Break Even Point (Titik Impas) dihitung untuk menentukan jumlah unit atau
pendapatan yang diperlukan agar perusahaan mencapai titik impas. Break Even Analysis
melibatkan perhitungan biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual per unit produk. Biaya
tetap adalah biaya yang tidak berubah tergantung pada volume produksi atau penjualan,
seperti sewa, gaji karyawan tetap, dan biaya administrasi. Biaya variabel, di sisi lain,
berubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan, seperti bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya produksi lainnya. Dalam analisis ini, Break Even Point (Titik
Impas) dapat dihitung dalam jumlah unit atau pendapatan dengan rumus sebagai berikut:
 Cara Mencari dan Menghitung BEP / Break Even Point dalam Jumlah Unit = Biaya
Tetap/ (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
 Cara Mencari dan Menghitung BEP / Break Even Point dalam Pendapatan = Biaya
Tetap/Kontribusi Margin Ratio
 Kontribusi Margin Ratio = (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit) / Harga Jual
per Unit
Dengan menggunakan analisis ini, perusahaan dapat mengetahui jumlah unit atau
pendapatan minimum yang harus dicapai agar tidak mengalami kerugian. Selain itu, analisis
ini juga membantu perusahaan dalam merencanakan strategi penjualan, mengevaluasi kinerja
keuangan, dan mengidentifikasi risiko dan peluang bisnis.
Manfaat perhitungan Break Even Analysis yaitu:
Adapun manfaat perhitungan break event analysis adalah :
1. Memberikan informasi banyaknya investasi yang butuhkan agar dapat mengimbangi
pengeluaran awal.
2. memberi margin sebagai langkah pembatas supaya tidak mengalami kerugian
3. Digunakan secara luas, baik dalam analisa jual beli saham dan menganalisa budget dari
berbagai macam project yang dilakukan perusahaan.

Komponen dalam Perhitungan Break Even Point (BEP)


Sebelum menghitung nilai Break Even Point (BEP), baik itu dalam unit produksi atau
Rupiah, terlebih dahulu Anda harus memahami komponen penting di dalamnya:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost), baik ketika perusahaan sedang berproduksi maupun tidak
berproduksi.
2. Biaya Variable (Variabel Cost), Komponen ini bersifat dinamis dan bergantung pada
tingkat volume produksinya. Jika produksi meningkat, maka biaya variabel juga akan
meningkat.
3. Harga Jual (Selling Price), harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
4. Pendapatan (Revenue), merupakan jumlah pemasukan yang diterima oleh penjual
barang.
5. Laba (Profit), merupakan sisa penghasilan setelah dikurangi biaya tetap dan biaya
variable.

Metode Perhitungan dan Rumus Cara Menghitung Break Even Point (BEP)


Dalam dunia akuntansi, Break Even Point (BEP) sering digunakan untuk menemukan
persamaan dimana biaya yang dikeluarkan untuk produksi barang sesuai dengan pendapatan
yang didapat dalam satu periode. Ada beberapa rumus yang biasa digunakan sebagai cara
untuk menghitung Break Even Point Analysis (BEP), yaitu adalah sebagai berikut:

BEP = Biaya Tetap : (Harga jual per unit – biaya variabel per unit )

Selisih dari pengurangan harga jual per unit dan biaya variabel per unit adalah rumus
dari margin kontribusi (contribution margin). Cara ini bisa digunakan untuk mengetahui titik
dimana jumlah beban setara dengan  jumlah biaya dan jumlah unit yang dikeluarkan.
BEP =  Biaya tetap : Margin kontribusi per unit
BEP tidak hanya dapat dihitung dalam bentuk unit, jika Anda sudah mengetahui
berapa banyak minimal unit yang harus dijual untuk menutup biaya produksi Anda dapat
mengalikannya dengan biaya per unitnya. Apabila diinginkan dalam mata uang Rupiah, maka
dari formulasi rumus break even point dalam unit dikalikan dengan harganya, sehingga :
BEP dalam bentuk mata uang = harga jual per unit x BEP per unit
Setelah mengetahui rumus cara menghitung Break Even Point (BEP) untuk bisnis,
Anda juga perlu mengetahui tentang margin kontribusi. Margin kontribusi dapat mengetahui
berapa keuntungan dari suatu produk yang berhasil dijual, dengan mengukur efek dari sales
terhadap keuntungan. Adapun rumus cara menghitungnya yaitu:
Margin kontribusi : Total sales – Biaya variabel
Dalam menghitung margin kontribusi, hal penting yang harus perhatikan adalah biaya
variabel yang dikenakan, baik relasinya dengan total biaya ataupu dengan total penjualan
atau sales suatu perusahaan. Dengan menggunakan margin kontribusi sebuah perusahaan
dapat memisahkan biaya tetap produksinya dengan keuntungan yang didapat. Dengan begitu
perusahaan mengetahui interval harga produk yang akan dijual.

Contoh Langkah Cara Menghitung Titik Impas (Break Even Point / BEP) Secara
Umum
Titik impas (break even point) adalah titik di mana pendapatan perusahaan sama
dengan biaya total, sehingga perusahaan tidak menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Berikut adalah contoh cara menghitung titik impas:
1. Menghitung Biaya Tetap (Fixed Costs):
 Identifikasi semua biaya tetap yang harus dibayar perusahaan dalam periode tertentu.
Contohnya adalah sewa, gaji tetap karyawan, asuransi, dan biaya administrasi.
 Jumlahkan semua biaya tetap tersebut. Misalnya, total biaya tetap per bulan adalah Rp.
10.000.000.
2. Menghitung Biaya Variabel per Unit (Variable Costs):
 Identifikasi biaya variabel yang berkaitan dengan produksi atau penjualan suatu produk.
Misalnya, biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya pengemasan.
 Hitung biaya variabel per unit produk. Misalnya, biaya variabel per unit adalah Rp 5.000.
3. Menentukan Harga Jual per Unit:
 Tentukan harga jual per unit produk atau layanan. Misalnya, harga jual per unit adalah
Rp 15.000.
4. Menghitung Titik Impas dalam Jumlah Unit:
 Bagi biaya tetap dengan selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit.
Misalnya, Titik Impas = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit).
 Jika biaya tetap adalah Rp 10.000.000, harga jual per unit adalah Rp 15.000, dan biaya
variabel per unit adalah Rp 5.000, maka Titik Impas = Rp 10.000.000 / (Rp 15.000 – Rp
5.000) = 1.000.000 / Rp 10.000 = 100 unit.
Dalam contoh di atas, perusahaan harus menjual minimal 100 unit produk untuk
mencapai titik impas di mana pendapatannya sama dengan biaya total.
Jika perusahaan menjual lebih dari 100 unit, mereka akan menghasilkan keuntungan.
Jika perusahaan menjual kurang dari 100 unit, mereka akan mengalami kerugian. Penting
untuk diingat bahwa contoh di atas bersifat sederhana dan hanya menggambarkan konsep
dasar penghitungan titik impas. Dalam situasi nyata, perusahaan perlu mempertimbangkan
faktor-faktor lain seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan biaya tetap, dan perubahan
harga jual untuk menghitung titik impas dengan lebih akurat.

Cara Menghitung Break Even Point (BEP) dengan Contoh Soal


Berikut ini adalah contoh serta rumus cara menghitung atau mencari Break Even
Point (BEP) dengan menggunakan sebuah studi kasus dari bisnis UMKM:
Contoh Cara Menghitung BEP Dan Contoh Soal 1
Sebuah perusahaan yang diberi nama “Usaha Gemilang” memiliki data-data biaya dan
rencana produksi seperti berikut ini:
Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp140 juta yaitu terdiri dari:
 Biaya Gaji Pegawai + Pemilik : Rp75.000.000
 Biaya Penyusutan Mobil : Rp1.500.000
 Biaya Asuransi Kesehatan : Rp15.000.000
 Biaya Sewa Gedung Kantor : Rp18.500.000
 Biaya Sewa Pabrik : Rp30.000.000

Biaya Variable per Unit Rp75.000.00 yaitu terdiri dari :


 Biaya Bahan Baku : Rp35.000
 Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp25.000
 Biaya Lain : Rp.15.000

Harga Jual per Unit Rp95.000


Sekarang mari kita hitung berapa tingkat BEP usaha tersebut baik dalam unit maupun
dalam rupiah dengan menggunakan rumus.
Contoh perhitungan BEP “Usaha Gemilang” adalah sebagai berikut:
Break Even Point (BEP) Unit = Biaya Tetap : (harga/unit – biaya variable/unit)
BEP Unit =Rp.140.000.000 : (Rp95.000 – Rp75.000)
= Rp140.000.000 : Rp20.000
= 7000
Jadi, dengan rumus ini, nilai BEP dari contoh di atas adalah 7.000 unit

Break Even Point (BEP) Rupiah = Biaya Tetap  : ( kontribusi margin / unit harga / unit)
BEP Rupiah = Rp.140.000.000 :  (Rp20.000 Rp95.000)
= Rp140.000.000 : 0.2105
= Rp. 665.083.135
Jadi, dengan rumus perhitungan di atas, BEP dalam nilai Rupiah dari contoh di atas
adalah Rp. 665.083.135.

Dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh titik impas dengan harga penjualan
sebesar Rp. 95.000, maka perusahaan harus dapat menjual sebanyak 7.000 unit.
Jika jumlah penjualan tidak sampai 7.000 unit, maka tidak akan menutup biaya
produksi yang sudah sudah dikeluarkan. Dengan mengetahui kapan perusahaan melewati
tingkat BEP, Anda juga akan dapat menghitung berapa minimal penjualan untuk
mendapatkan laba yang Anda targetkan.
Sebagai manager atau pemilik usaha, Anda dapat menambahkan laba yang
ditargetkan tersebut dengan biaya tetap yang anda miliki. Misalnya target laba sebulan adalah
Rp. 60 juta, maka minimal penjualan yang harus dicapai adalah sebagai berikut:
Rumus cara mencari BEP Laba = (biaya tetap + target laba) : (harga/unit- biaya variable/unit)
= (140.000.000 + 60.000.000) : (95.000 – 75.000)
= 200.000.000 : 20.000
= 10.000 unit

Contoh Cara Menghitung BEP Dan Contoh Soal 2


Misalnya ada seorang akuntan manajer perusahaan ABC bertanggung jawab dalam
operasional produksi dan persediaan stok barang ingin mengetahui jumlah sales yang
diperlukan untuk menutup biaya operasional sebesar Rp.50.000.000,- dan ingin mendapat
keuntungan sebesar Rp.20.000.000,-
Penjabaran biaya yang dikeluarakan untuk operasional adalah sebagai berikut:
Total biaya tetap:  50.000.000
Biaya variabel per unit: 30.000
Harga jual per unit: 50.000
Keuntungan yang diinginkan: 20.000.000
Berikut adalah cara menghitung atau mencari nilai unit Break Even Point (BEP)
untuk contoh soal ini: 
BEP = Total biaya tetap : margin kontribusi
= 50.000.000 : (50.000 – 30.000)
= 50.000.000 : 20.000
= 2,500 Unit
Artinya perusahaan harus menjual 2,500 unit agar tidak mengalami kerugian tidak
akan memperoleh keuntungan. Poin penting selanjutnya bagi akuntan manajer yang
mengawasi produksi adalah menghitung dalam bentuk rupiah atau mata uang lainya.
Kendalanya semua biaya baik itu biaya tetap ataupun variabel harus dalam nilai Rupiah.
BEP dalam Rupiah = Harga jual per unit x BEP unit
= 50.000 x 2.500 unit
= Rp.125.000.000
Selanjutnya yang merupakan point penting dalam perhitungan analisis Break Even
Point (BEP) adalah bagaimana penerapan untuk menghasilkan nilai atau keuntungan unit
yang dinginkan.
N unit yang dibutuhkan = (Keuntungan yang diingankan : Margin kontribusi) + BEP
unit
= (20.000.000 : 20.000) + 2.500
= 1.000 +2.500
= 3.500 unit
Dengan menggunakan korelasi dari metode cara mencari BEP dan break even
analysis, manajer produksi ABC dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus terjual agar
perusahaan ABC mendapat keuntungan yang di inginkan. Dalam contoh kasus  ini,
Perusahaan ABC harus menjual sebanyak 3.500 unit agar memperoleh keuntungan sebesar
Rp.20.000.000.

Contoh Cara Menghitung BEP Dan Contoh Soal 3


Sebuah perusahaan menghasilkan dan menjual suatu produk dengan harga jual per unit
sebesar Rp 20.000. Biaya tetap per bulan adalah Rp 200.000.000, sedangkan biaya variabel
per unit adalah Rp 10.000. Berapa jumlah unit yang harus dijual agar mencapai titik impas?
Pembahasan:
1. Biaya Tetap (Fixed Costs): Rp 200.000.000
2. Biaya Variabel per Unit (Variable Costs): Rp 10.000
3. Harga Jual per Unit: Rp 20.000

Langkah-langkah perhitungan cara mencari BEP:


Titik Impas = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Titik Impas = Rp 200.000.000 / (Rp 20.000 – Rp 10.000)
Titik Impas = Rp 200.000.000 / Rp 10.000
Titik Impas = 20.000 unit
Jadi, perusahaan harus menjual minimal 20.000 unit produk agar mencapai titik impas
di mana pendapatannya sama dengan biaya total.
Jika perusahaan menjual lebih dari 20.000 unit, mereka akan menghasilkan
keuntungan. Jika perusahaan menjual kurang dari 20.000 unit, mereka akan mengalami
kerugian. Penting untuk diingat bahwa contoh di atas adalah situasi sederhana dan
perhitungan titik impas dapat lebih kompleks tergantung pada faktor-faktor lain seperti
fluktuasi harga bahan baku, perubahan biaya tetap, dan perubahan harga jual.

Contoh Soal Cara Menghitung BEP (Break Even Point) Unit 1


Berikut adalah contoh soal menghitung Titik Impas (Break Even Point / BEP) dalam
jumlah unit : Sebuah perusahaan memproduksi dan menjual produk dengan harga jual per
unit sebesar Rp 50.000. Biaya tetap per bulan adalah Rp 1.000.000.000, sedangkan biaya
variabel per unit adalah Rp 30.000. Berapa jumlah unit yang harus dijual agar mencapai titik
impas?
Pembahasan :
1. Biaya Tetap (Fixed Costs): Rp 1.000.000.000
2. Biaya Variabel per Unit (Variable Costs): Rp 30.000
3. Harga Jual per Unit: Rp 50.000
Langkah-langkah perhitungan: Titik Impas (dalam jumlah unit) = Biaya Tetap /
Kontribusi Margin per Unit Kontribusi Margin per Unit = Harga Jual per Unit – Biaya
Variabel per Unit.
Kontribusi Margin per Unit = Rp 50.000 – Rp 30.000 = Rp 20.000
Titik Impas (dalam jumlah unit) = Rp 1.000.000.000 / Rp 20.000 Titik Impas (dalam jumlah
unit) = 50.000 unit
Jadi, perusahaan harus menjual minimal 50.000 unit produk agar mencapai titik impas
di mana pendapatannya sama dengan biaya total. Jika perusahaan menjual lebih dari 50.000
unit, mereka akan menghasilkan keuntungan. Jika perusahaan menjual kurang dari 50.000
unit, mereka akan mengalami kerugian.
Cara menghitung BEP / perhitungan titik impas unit ini memberikan informasi
penting kepada perusahaan untuk merencanakan strategi penjualan, mengevaluasi kinerja
keuangan, dan mengoptimalkan laba perusahaan.
Contoh Soal Cara Menghitung BEP (Break Even Point) Unit 2
Berikut ini adalah contoh lain cara menghitung Titik Impas (Break Even Point / BEP)
dalam jumlah unit dengan pendekatan yang berbeda:
Sebuah perusahaan memproduksi dan menjual produk dengan harga jual per unit sebesar Rp
100.000. Biaya tetap per bulan adalah Rp 2.000.000.000, sedangkan biaya variabel per unit
adalah Rp 60.000. Berapa jumlah unit yang harus dijual agar mencapai titik impas?
Pembahasan:
1. Biaya Tetap (Fixed Costs): Rp 2.000.000.000
2. Biaya Variabel per Unit (Variable Costs): Rp 60.000
3. Harga Jual per Unit: Rp 100.000
Langkah-langkah perhitungan: Titik Impas (dalam jumlah unit) = Biaya Tetap /
Kontribusi Margin per Unit Kontribusi Margin per Unit = Harga Jual per Unit – Biaya
Variabel per Unit
Kontribusi Margin per Unit = Rp 100.000 – Rp 60.000 = Rp 40.000
Titik Impas (dalam jumlah unit) = Rp 2.000.000.000 / Rp 40.000 Titik Impas (dalam jumlah
unit) = 50.000 unit
Jadi, perusahaan harus menjual minimal 50.000 unit produk agar mencapai titik impas
di mana pendapatannya sama dengan biaya total. Jika perusahaan menjual lebih dari 50.000
unit, mereka akan menghasilkan keuntungan. Jika perusahaan menjual kurang dari 50.000
unit, mereka akan mengalami kerugian.
Cara menghitung BEP / perhitungan titik impas unit ini memberikan informasi
penting kepada perusahaan untuk merencanakan strategi penjualan, mengevaluasi kinerja
keuangan, dan mengoptimalkan laba perusahaan.

Kesimpulan
Break Even Point berguna untuk menganalisis studi kelayakan sebuah aktivitas usaha
dalam perencanaan bisnis. Selain itu juga berfungsi sebagai landasaan strategis penjualan
misalnya penentuan harga barang, pengambilan keputusan, dan metode produksi. Mengetahui
bagaimana cara menghitung ataupun mencari nilai Break Even Point (BEP) atau titik impas
yang benar dalam sebuah usaha sangatlah penting. Terutama untuk menentukan target
penjualan yang harus dipenuhi dalam rangka memperoleh keuntungan usaha.
Hal ini karena berhubungan dengan biaya program marketing, menganalisa
kemampuan perusahaan terhadap permintaan konsumen untuk sebuah produk. Analisis ini
menanamkan disiplin ke dalam pembuatan keputusan pemasaran, kemudian melihat peluang
seberapa besar kemungkinan untuk berhasil.
Lampiran 2
LKPD (LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK) 1, 2, DAN 3

Nama Peserta Didik : ……………………….


Kelas : ……………………….
Materi Pokok : Harga Produk Barang/Jasa
Tanggal Pengamatan : ……………………….
Waktu Pengamatan : Menit

Kerjakan Soal Dibawah Ini dengan benar!


1. Catering anda mendapat pesanan 200 porsi Gado-gado. Pimpinan perusahaan membuat
kalkulasi biaya sebagai berikut :
Biaya bahan baku                         Rp. 100.000
Bahan bakar                                 Rp.   35.000
Transport                                      Rp.   35.000
Biaya penyusutan alat                  Rp.   30.000
Sewa gedung                               Rp.    50.000
Bunga modal                               Rp.    25.000
Upah kerja                                   Rp.  300.000
Biaya pemeliharaan                     Rp.   25.000

Ditanya :
1.     Berapa jumlah biaya tetap
2.     Berapa jumlah biaya variabel
3.     Berapa Harga pokok
4.     Berapa Harga jual bila laba yang diharapkan sebesar 20 %
5.     Berapa Harga Jual per Porsi

2. Biaya bahan untuk membuat 100 buah Risoles Rp. 100.000. Hitunglah harga jual per buah,
diketahui :
 Food Cost             =    50 %
 Labour Cost          =    25 %
 Overhead Cost      =   15 %
 Profit                     =   10 %

3. Diketahui biaya untuk membuat 100 buah Burger Rp. 300.000. Hitunglah harga jual
dengan rumus :
Biaya bahan makanan   x  100  %
40

1. Kerjakan soal tersebut oleh peserta didik sesuai prosedur dan tulis hasilnya di whiteboard
kelas.
2. Guru menilai jawaban dari peserta didik selama mengerjakan soalnya dan menggunakan
lembar penilaian dalam menilai mereka di kelas.

Lembar Asesmen
Berilah Nilai dengan Skala 10 – 100
NO INDIKATOR  PENCAPAIAN SCORE
1. Menjelaskan pengertian harga pokok
2. Menyebutkan penggolongan biaya
3. Menjelaskan pengertian harga jual
4. Menghitung harga jual
Jumlah

TUJUAN PENCAPAIAN
Setelah peserta didik mempelajari unit ini diharapkan dapat :
1.      Menjelaskan pengertian harga pokok
2.      Menyebutkan penggolongan biaya
3.      Menjelaskan pengertian harga jual
4.      Menghitung harga jual
Lampiran 3
Lembar Asesmen Diagnostik

Nama : ……………………………………………
Kelas : ……………………………………………

Jawaban
No Pernyataan
Ya Tidak
1 Saya pernah mengetahui harga kebutuhan barang pokok
2 Saya pernah melihat harga pokok di pasar dan mini market
3 Saya dapat menentukan harga jual barang
4 Saya paham arti harga jual
5 Saya paham menentukan harga jual barang
6 Saya paham menentukan harga pokok produksi
7 Saya dapat menentukan cara menghitung harga jual makanan
Lampiran 4
Lembar Asesmen Formatif

Nama : ……………………………………………
Kelas : ……………………………………………
Materi Ajar : Harga Produk Barang/Jasa

Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan jelas!


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan harga pokok?
2. Sebutkan beberapa unsur-unsur yang ada pada harga pokok?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya produksi?
4. Bagaimana cara menentukan HPP?
5. Jelaskan tentang pengertian BEP?
6. Jelaskan tentang jenis-jenis Break event point ?
7. Jelaskan mengenai analisis BEP menurutmu?
8. Untuk apa BEP digunakan?
9. Bagaimana cara menghitung laba-rugi melihat rumus BEP?
10. Apa yang dimaksud dengan harga menurut Philip Kotler?

Jawaban :
1. Harga pokok adalah harga atau nilai barang yang dijual. Umumnya Cara Menghitung HPP
ini ditentukan pada persediaan awal produk ditambah dengan jumlah harga produksi dan
dikurangi dengan persediaan akhir produk.
2. Unsur-unsur yang ada pada harga pokok terdiri dari 3, yaitu: Biaya Bahan Baku, Biaya
Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik.
3. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikelurkan dalam pengolahan bahan baku menjadi
produk, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi umum.
4. Cara menentukan HPP
Cara menghitung harga harga pokok produksi (HPP) dapat dilakukan dengan Menghitung
Biaya Bahan Baku, Menghitung Biaya Produksi dan Menentukan Harga Pokok Produksi
5. BEP (Break Even Point) adalah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya
sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan.
6. Jenis BEP (Break Even Point), yaitu:
 BEP Unit: BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan produk di nilai tertentu.
 BEP Rupiah: BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan atau harga penjualan
tertentu.
7. Analisis BEB merupakan perencanaan penjualan sekaligus sebagai alat perencanaan
tingkat produksi. Tujuan utamanya adalah supaya perusahaan secara minimal nantinya
tidak akan mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus mendapatkan keuntungan maka
bukan berarti suatu perusahaan diharuskan berproduksi di atas BEP nya.
8. BEP digunakan untuk menganalisis balik modal yang digunakan untuk dapat menentukan
Jumlah penjualan, mengukur serta menjaga supaya penjualan dan juga tingkat dari
produksinya tidak akan lebih kecil daripada BEP serta digunakan untuk menganalisis
langsung perubahan harga jual.
9. Cara menghitung laba-rugi dengan rumus BEP:
 BEP Produksi = Total Biaya/Harga Penjualan
 BEP Harga = Total biaya/Harga Produksi
10. Menyatakan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan kepada suatu
produk atau layanan jasa. Artinya bahwa harga merupakan jumlah nilai yang harus
dibayar konsumen demi memiliki atau mendapatkan keuntungan dari sebuah produk atau
jasa.
Lampiran 5
Lembar Asesmen Sumatif

Nama Siswa : ………………………………………….


Kelas : ………………………………………….
Mata Pelajaran : ………………………………………….

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !


1. Sebuah perusahaan yang diberi nama "Usaha Gemilang" memiliki data-data biaya dan
rencana produksi seperti berikut ini :
 Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp 140 juta yaitu terdiri dari:
 Biaya Gaji Pegawai + Pemilik: Rp. 75.000.000
 Biaya Penyusutan Mobil: Rp. 1.500.000
 Biaya Asuransi Kesehatan: Rp. 15.000.000
 Biaya Sewa Gedung Kantor: Rp. 18.500.000
 Biaya Sewa Pabrik: Rp. 30.000.000
Biaya Variable per Unit Rp.75.000.00 yaitu terdiri dari:
 Biaya Bahan Baku: Rp. 35.000
 Biaya Tenaga Kerja Langsung: Rp. 25.000
 Biaya Lain: Rp.15.000
 Harga Jual per Unit: Rp. 95.000

2. Sebuah perusahaan memiliki data sebagai berikut :


 Kapasitas normal 200.000 unit
 Biaya tetap Rp. 12.000.000,00
 Biaya variabel Rp. 135,00 per unit
 Harga jual Rp. 225,00 per unit
Di minta:
- Membuat BEP dalam nominal rupiah, unit, dan persentase terhadap kapasitas!
- Margin of safety ratio jika operasi kapasitas normal!
- Berapa BEP apabila harga jual jika telah turun Rp 25,00!
- Berapa penjualan yang harus dilakukan untuk mendapat laba : Rp 3.000.000,00
dengan berdasarkan data a dan data c!
- BEP dalam rupiah jika biaya turun Rp 2.000.000!
3. Bagaimana terbentuknya harga barang dan jasa?
4. Bagaimanakah tujuan dari penetapan harga?Jelaskan!
5. Terangkanlah perbedaan antara harga dengan biaya?

Jawaban:
1. Break Even Point (BEP) Unit = Biaya Tetap : (harga / unit – biaya variable / unit)
BEP Unit = Rp. 140.000.000 : (Rp. 95.000 – Rp. 75.000)
= Rp. 140.000.000 : Rp. 20.000
= 7000
Jadi, dengan rumus ini, nilai BEP dari contoh di atas adalah 7.000 unit
Break Even Point (BEP) Rupiah = Biaya Tetap : (kontribusi margin / unit harga / unit)
BEP Rupiah = Rp.140.000.000 : (Rp. 20.000 / Rp. 95.000)
= Rp. 140.000.000 : 0.2105
= Rp. 665.083.135

2. Break Event Point = biaya tetap 1-(VC/Harga jual) = Rp.12.000.0001-135225 = Rp.


12.000.0000.4 = Rp 30.000.000
Untuk Unit = Rp 30.000.000/225 = 133.330 unit
Untuk presentase = 133.330 unit/200.000 unit x 100% = 66.6%
- Presentase margin of saley = 100%-66.6% = 33.3%
Jika dinyatakan dalam rupiah = 33.3% (200.000 x Rp. 225) = Rp. 15.000.000
- BEP Biaya secara tetap 1-(VC/Harga jual) = Rp 12.000.0001-(135200) = Rp
12.000.0000.325 = Rp37.000.000
Jumlah unit yang dibutuhkan (Rp 12.000.000 + Rp 3.000.000)/0.4 = Rp 37.500.000
- Jumlah Unit (Rp 12.000.000 + Rp 3.000.000)/0.325 = Rp 46.100.000

3. Pembentukan harga pasar terjadi berkat interaksi antara permintaan dan penawaran yang
pada akhirnya mencapai keseimbangan. Proses seperti itu dalam ilmu ekonomi disebut
kekuatan pasar (market force). Menurut Adam Smith, kekuatan pasar itu berperan
membentuk harga barang dan jasa secara otomatis.

4. Kestabilan harga, yang dimana perusahaan akan memegang kendali atas harga. Selain itu
usaha pengendalian harga akan diarahkan secara benar dan baik untuk mencegah
terjadinya perang harga. Kejadian tersebut akan memungkinkan terjadinya permintaan
yang sedang menurun secara drastis dan sebagainnya.
Untuk mencapai penghasilan ataupun investasi maka pada keuntungan investasi ini sudah
ditetapkan. Maka untuk besar kecilnya keuntungan dari suatu investasi akan ditetapkan
dari persentasenya yang setelah itu akan dilakukan penetapan harga dari barang yang telah
dihasilkan
Seorang pebisnis harus mempertahankan dan meningkatkan usahanya untuk mendapatkan
sasaran penghasilan serta mengembangkan bisnisnya agar berkembang dengan baik.
Usahakan mengikuti anjuran yang telah ada apabila memiliki bisnis. Dalam hal tersebut
sekarang ini Pemerintah telah memberikan kebijakan untuk penetapan harga harus sesuai
dengan perhitungan untuk menghindari terjadinya kerugian. Selain itu penetapan harga
mampu untuk meningkatkan laba, karena hal tersebut akan mengacu pada setiap bisnis
masing-masing apakah mampu bertahan sebab setiap bisnis sangat memikirkan
keuntungan yang lebih tinggi daripada pengeluarannya.

5. Sederhananya, harga adalah sejumlah uang yang ditawarkan atau dibayarkan untuk
memperoleh produk. Sedangkan, biaya didefinisikan sebagai sejumlah uang yang
dibutuhkan untuk membuat atau menciptakan suatu benda. Istilah harga biasanya
didefinisikan sebagai sejumlah uang yang layak diberikan untuk sebuah benda bukan
hanya berdasarkan biaya pembuatannya, namun juga dengan mempertimbangkan
kegunaan, kesesuaian, serta ketersediaannya.

You might also like