Professional Documents
Culture Documents
4.5 Modul Ajar Harga Produk Kelas XI - Fase F
4.5 Modul Ajar Harga Produk Kelas XI - Fase F
Pertemuan II
1. Menyusun Lembar Soal Asesmen Diagnostik
Kognitif
2. Menyusun Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu menjelaskan merk dagang
Peserta didik mampu menjelaskan hak cipta
3. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik 2
(LKPD; terlampirkan)
4. Menyusun Lembar Soal Asesmen Formatif
Pertemuan III
1. Menyusun Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu mengkategorikan macam-
macam hak atas kekayaan intelektual
Peserta didik mampu mengklasifikasikan karya-
karya atas Hak Kekayaan Intelektual
2. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik 3
(LKPD; terlampirkan)
3. Menyusun Lembar Soal Asesmen Formatif.
Pertemuan IV
1. Menyusun Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu mempresentasikan konsep
HAKI sebagai bentuk pemahaman mereka akan
materi yang telah diajarkan
2. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik 4
(LKPD; terlampirkan)
3. Menyusun Lembar Soal Asesmen Sumatif
E Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Tujuan Pembelajaran A. Pendahuluan (10 menit)
(harian) : 1. Guru menyapa peserta didik.
Peserta didik mampu 2. Guru menanyakan kabar dan kesehatan peserta
menjelaskan didik.
pengertian HAKI 3. Guru mengabsen kehadiran peserta didik.
Peserta didik mampu 4. Guru menyampaikan bahwa topik pertemuan ini
menjelaskan hak adalah tentang materi makna HAKI.
patent
5. Guru memberikan motivasi manfaat mempelajari
materi HAKI dan mengajukan pertanyaan
pemantik?
DAFTAR LAMPIRAN:
1. Bahan Ajar
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
3. Lembar Asesmen Diagnostik
4. Lembar Asesmen Formatif
5. Lembar Asesmen Sumatif
Lampiran 1
Bahan Ajar
A. Pengertian Harga
Kenapa penting untuk menentukan harga jual produk?
Seperti yang kamu ketahui, bahwa harga jual adalah jumlah yang nantikan akan kamu
terima ketika penjualan produk tersebut laku. Namun, menentukan harga jual bukan hanya
sekedar penetapan biaya yang harus dibayar oleh pelanggan. Nyatanya, penetapan harga
merupakan proses bisnis yang keputusannya sangat penting. Adapun karena harga
menentukan masa depan produk dan mempengaruhi bagaimana penerimaan oleh pelanggan
terhadapan produk itu sendiri.
Selain itu, yang membuat hal ini penting adalah karena harga juga menunjukkan
seberapa layak produk tersebut untuk bisnismu dan untuk dibayarkan oleh pelanggan.
Sederhananya harga jual ini memberikan gambaran yang nyata untuk pelanggan apakah
produk tersebut sepadan dengan uang dan waktu mereka.
Harga merupakan nilai atau uang yang diberikan pelanggan sebagai imbalan atas
penawaran tertentu yang berfungsi untuk memuaskan kebutuhan dan Keinginan mereka.
Secara sederhana harga merupakan ukuran nilai yang ditukarkan pelanggan membeli suatu
penawaran
Harga berfungsi sebagai sebuah mekanisme ekonomi dengan memakai penawaran
yang bisa didistribusikan di antara pelanggan di pasar. Hal itu juga bertindak sebagai
indikator tentang sejauh mana penawaran diminta dan sejauh mana hal itu disediakan atau
tersedia. Harga suatu produk merupakan nilai keseluruhan dari penawaran termasuk nilai dari
semua bahan mentah dan jasa yang dipakai untuk membuat suatu penawaran. Harga layanan
mempertimbangkan seluruh elemen yang terhubung dalam pembuatan layanan apa adanya.
Secara lebih jelas mengenai harga berikut adalah beberapa pengertian harga berdasarkan para
ahli.
1. Menurut Kotler dan Amstrong
Menurut Kotler dan Amstrong, menyatakan bahwa harga merupakan sejumlah uang
yang dibebankan kepada suatu produk (barang atau jasa) atau jumlah nilai yang harus dibayar
konsumen demi memperoleh manfaat dari produk tersebut.
2. Menurut Philip Kotler
Menurut Philip Kotler, menyatakan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang
dibebankan kepada suatu produk atau layanan jasa. Artinya bahwa harga merupakan jumlah
nilai yang harus dibayar konsumen demi memiliki atau mendapatkan keuntungan dari sebuah
produk atau jasa.
3. Menurut Joko Untoro
Menurut Joko Untoro, menyatakan bahwa harga merupakan kemampuan yang
dimiliki suatu barang atau jasa yang dinyatakan dalam bentuk uang.
4. Menurut Samsul Ramli
Menurut Samsul Ramli, menyatakan bahwa harga merupakan nilai relatif yang
dimiliki oleh suatu produk. Nilai tersebut tidak hanya indikator secara pasti yang menunjukan
besarnya sumber daya yang diperlukan guna menghasilkan produk.
5. Menurut Imamul Arifin
Menurut Imamul Arifin, menyatakan bahwa harga merupakan kompensasi yang harus
dibayarkan konsumen demi mendapatkan produk barang maupun jasa.
B. Konsep Harga
Setelah mengetahui pengertian harga, pada bagian ini akan dibahas tentang konsep
dari harga itu sendiri. Di dalam Buku Manajemen dan Pemasaran Jasa karya Buchari Alma
yang terbit pada tahun 2005, menyatakan bahwa di dalam teori terdapat value dan utility yang
menjadi konsep penetapan harga. Berikut ini adalah beberapa konsep harga yang perlu kamu
ketahui, di antaranya yaitu:
1. Utility
Utility merupakan suatu atribut yang telah melekat pada suatu barang. Dengan
memungkinkan barang guna memenuhi kebutuhan keinginan dan memuaskan konsumen.
2. Nilai atau Value
Nilai suatu produk untuk ditukar dengan produk lain. Nilai ini dilihat dalam situasi
barter atau pertukaran barang dengan barang. Sekarang ini kegiatan perekonomian sudah
tidak dilakukan secara barter lagi, melainkan memakai uang sebagai ukuran yang disebut
harga.
C. Fungsi Harga
Pada bagian ini akan disajikan ulasan tentang beberapa fungsi dari harga yang perlu
untuk diketahuinya, antara lain sebagai berikut :
1. Fungsi Pendistribusian Harga
Harga mempunyai kemampuan untuk pendistribusian sumber daya yang langka.
Kelangkaan sumber daya mengakibatkan harga sumber daya menjadi tinggi, sehingga hanya
pelanggan yang membeli yang menunjukan kemauan dan kemampuan. Contohnya, berlian
merupakan barang mewah yang hanya bisa dibeli oleh mereka yang mau dan mempunyai
sumber daya keuangan yang cukup guna membelinya.
D. Jenis-Jenis Harga
Setelah memahami dan mengerti apa itu harga ataupun biaya, mari kita lanjut dengan
jenis-jenis harga sebagai berikut :
1. Harga subjektif yaitu harga yang ditetapkan oleh pendapat ataupun taksiran
seseorang.
2. Harga objektif (harga pasar) yaitu harga yang telah disepakati antara pembeli
dan penjual yang terkadang melakukan penawaran.
3. Harga pokok yaitu nilai rill untuk produk.
4. Harga jual yaitu harga yang berdasarkan dari tambahnya besaran keuntungan
yang diperoleh dari penjual atau biasanya harga jual mengikuti harga pasar
pada umumnya.
E. Tujuan Penetapan Harga
Hidup di kota-kota besar memerlukan pengeluaran yang banyak untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Rata-rata masyarakat banyak yang berusaha untuk memenuhi
kebutuhan masing-masing. Membuka usaha memerlukan harga yang sesuai. Harga sangatlah
penting dalam melakukan transaksi jual dan beli dari produsen ke konsumen. Hal tersebut
akan mempermudahkan penentuan harga dan akan terlihat untuk posisi kelayakan produk
dari nilai ekonominya jika dicermati seksama dan baik-baik.
Berikut ini adalah beberapa tujuan dari penetapan harga yang perlu diperhatikan,
antara lain yaitu:
Kestabilan harga, yang dimana perusahaan akan memegang kendali atas harga. Selain itu
usaha pengendalian harga akan diarahkan secara benar dan baik untuk mencegah
terjadinya perang harga. Kejadian tersebut akan memungkinkan terjadinya permintaan
yang sedang menurun secara drastis dan sebagainnya.
Untuk mencapai penghasilan ataupun investasi maka pada keuntungan investasi ini
sudah ditetapkan. Maka untuk besar kecilnya keuntungan dari suatu investasi akan
ditetapkan dari persentasenya yang setelah itu akan dilakukan penetapan harga dari
barang yang telah dihasilkan
Seorang pebisnis harus mempertahankan dan meningkatkan usahanya untuk
mendapatkan sasaran penghasilan serta mengembangkan bisnisnya agar berkembang
dengan baik. Usahakan mengikuti anjuran yang telah ada apabila memiliki bisnis. Dalam
hal tersebut sekarang ini Pemerintah telah memberikan kebijakan untuk penetapan harga
harus sesuai dengan perhitungan untuk menghindari terjadinya kerugian. Selain itu
penetapan harga mampu untuk meningkatkan laba, karena hal tersebut akan mengacu
pada setiap bisnis masing-masing apakah mampu bertahan sebab setiap bisnis sangat
memikirkan keuntungan yang lebih tinggi daripada pengeluarannya.
Pada dasarnya penentuan harga tidak sembarangan dalam menentukan, akan tetapi
harus sesuai dengan anjuran ataupun metode yang telah ada. Oleh sebab itu mari kita simak
apa saya metode dalam penetapan harga. Berikut empat metode dalam penetapan harga,
antara lain :
1. Berbasis biaya
Pada umumnya berbasis biaya ini merupakan aspek penting karena mampu
mempengaruhi penawaran maupun biaya. Dimana harga akan ditentukan berdasarkan biaya
produksi serta biaya pemasaran produk. Terkadang hal tersebut mampu untuk menutupi biaya
langsung, laba, rugi dan overhead.
2. Berbasis permintaan
Pada berbasis permintaan adalah metode yang menekankan pada berbagai jenis faktor
yang mempengaruhi selera anda, maka hal tersebut akan mempengaruhi akan kemampuan
dan kemauan pelanggan untuk bertransaksi.
3. Berbasis laba
Berbasis laba merupakan keseimbangan biaya antara pendapatan. Maka dalam
berbasis laba ini memiliki tiga pendekatan yaitu target profit pricing (penetapan harga
berdasarkan target keuntungan yang didapat), target return on sales pricing (penetapan harga
berdasarkan penjualan) dan target return on investment pricing.
4. Berbasis persaingan
Pada berbasis persaingan ini penetapan harga ditetapkan dengan mengikuti cara
pesaing melakukan penetapan harga. Dalam hal tersebut memiliki tiga metode pendekatan
yaitu : sistem penjualan dibawah harga atau dikenal dengan diskon, memberi harga yang jauh
tinggi tapi kualitas produk jauh lebih baik dan menyamakan harga yang tujuannya agar para
pesaing tidak terlalu besar.
3. Margin Pricing
Margin pricing adalah cara menentukan harga jual makanan catering
selanjutnya. Metode ini dilakukan dengan memperkirakan serta menganalisis kesesuaian
profit yang akan didapatkan. Adapun rumus margin pricing berikut ini :
Margin = (Harga Jual – Modal) / Harga Jual
Sebagai contoh, modal dalam menjual bubur instan adalah Rp. 5.500. Jika ingin
menjual Rp8.000, Anda dapat menyesuaikan profitnya melalui rumus margin pricing.
Margin = (Rp8.000 – Rp5.500) / Rp5.500 = 0,45 atau 45%
Berdasarkan perhitungan tersebut, margin dari penjualan bubur instan Anda yaitu 45%.
Idealnya, margin penjualan tidak melebihi 50% jadi produk Anda telah sesuai dan bisa
diperjualbelikan di pasaran.
4. Keystone Pricing
Metode penetapan harga jual makanan selanjutnya yaitu keystone pricing. Keystone
pricing adalah teknik dalam menentukan harga dengan melipatgandakan modal produk
tersebut. Misalnya, produk bubur instan Anda yang bermodalkan Rp5.500 per produknya
dapat dijual seharga Rp. 11.000. Keystone pricing ini biasa digunakan oleh retailer untuk
menjualkan produknya.
Demikian ulasan mengenai cara menentukan harga jual barang makanan yang perlu
diketahui. Sebelum berbisnis, pastikan telah menetapkan harga jual secara bijaksana!
Sehingga, konsumen akan merasa tertarik dengan produk yang dijual dan bisnis dapat
berjalan secara optimal. Jika telah menentukan harga untuk bisnis produk makanan melalui
cara di atas, maka selanjutnya dapat melakukan riset kesesuaian harga tersebut dengan
konsumen melalui survei online.
Berikut beberapa cara menentukan harga jual barang:
Harga Markup
Markup biasanya dihitung sebagai persentase dari biaya akuisisi produk. Biaya
perolehan dapat menjadi biaya pembelian barang atau jasa atau biaya produksi. Langkah
pertama dalam menambahkan persentase markup ke biaya produk adalah memutuskan berapa
banyak markup untuk keuntungan Anda.
Setelah Anda memilih persentase markup, tentukan biaya produk, yang mencakup
tidak hanya biaya barang, tetapi juga overhead jika ada biaya produksi, biaya penjualan,
biaya umum dan biaya administrasi, termasuk tunjangan untuk hal-hal seperti kerusakan
barang dan barang hilang.
Harga Jual = Harga Perolehan + (Harga Perolehan x % Markup)
Berikut adalah contoh menghitung harga jual menggunakan metode harga markup. Misalnya
Anda memiliki restoran Bakso dengan biaya satu porsi 15.000 IDR, dengan menghitung
semua biaya seperti bahan baku (mie, bakso, rempah-rempah), biaya produksi seperti
karyawan, gas, listrik, sewa tempat sampai risiko barang tidak laku. Jadi jika Anda ingin
mendapatkan untung 25% berarti harga jual Anda menjadi:
Harga Jual = 15,000 IDR + ( 15,000 IDR x 25%)
Harga Jual = 18,750 IDR
Dengan demikian Anda mendapat untung dari 3,750 IDR per porsi, lalu Anda kalikan
dengan target penjualan Anda per hari, per bulan dan perhatikan penghitungan tadi, apakah
Anda mendapat untung yang cukup dengan menjual 18.750 IDR per porsi.
Harga Margin
Kita sering menggunakan kata-kata ini, berapa margin nya? Berbeda dengan markup
di mana harga markup kita menambah persentase ke harga akuisisi (modal), tetapi pada
persentase harga margin diperoleh dari perbandingan harga jual dan harga akuisisi (modal).
Harga margin umumnya digunakan, jika kita sudah tahu berapa harga yang kita
inginkan. Penting untuk melakukan perhitungan margin karena untuk membandingkan harga
jual produk kita dengan tujuan untuk menentukan harga perolehan, sehingga harga kita tidak
terlalu murah sebab banyaknya kompetisi sehingga kita rugi atau terlalu mahal sehingga tidak
bisa bersaing. Berikut Rumus Cara Menghitung Harga Margin:
Harga Margin = (Harga Jual – Harga Perolehan) / Harga Jual
Untuk contoh yang akan kita gunakan adalah sama dengan contoh perhitungan
menggunakan metode harga markup. Contoh berikut cara menghitung harga jual
menggunakan metode harga margin. Anda telah menentukan harga jual Bakso yang ingin
Anda jual adalah 18.750 IDR dan biaya perolehannya 15.000, dengan demikian margin yang
Anda dapatkan menjadi:
Harga Margin = (18,750 IDR – 15,000 IDR) / 18,750 IDR
Margin = 0.2 atau 20%
Harga Keystone
Harga Keystone adalah metode pengaturan harga di mana barang dagangan dihargai
untuk dijual kembali dengan jumlah dua kali harga grosir atau biaya perolehan produk. Di
Indonesia metode ini sering ditemui dalam bisnis konsinyasi di mana barang yang dijual
disimpan di Departement Store misalnya. Sebenarnya harga keystone ini sama dengan
markup, tetapi perbedaannya nilai markup sangat besar, misalnya harga jual 2 kali dari biaya
perolehan atau markup 100%.
Bahkan di industri tertentu dapat mencapai 3 kali lipat dari biaya perolehan, ini bukan
karena ingin mendapatkan keuntungan berlipat, tetapi ada faktor seperti barang yang tidak
laku akan diretur, lalu menghasilkan stok barang berlebihan atau tidak bisa dijual. Risiko ini
menjadi lebih tinggi jika barang yang dijual memiliki tren, seperti fashion yang tren-nya
tergantung mode.
Contoh Soal
Biaya bahan makanan (Food Cost) untuk membuat 20 buah Donat Rp. 12.000. Berapa
harga jual Donat per buah.
Perhitungan Harga Jual
Biaya bahan makanan ( Food Cost ) 60 % = 60 x Rp. 12.000 = Rp. 1.000
60
Biaya karyawan ( Labour Cost ) 20 % = 20 x Rp. 12.000 = Rp. 4.000
60
Biaya Lain-lain ( Overhead Cost ) 10 % = 10 x Rp. 12.000 = Rp. 2.000
60
Keuntungan ( Profit ) 10 % = 10 x Rp. 12.000 = Rp. 2.000
60
------------ -------------
100 Harga Jual Rp. 18.000
Untuk Membantu dalam Mengetahui Perubahan Pada Nilai Laba Saat Terjadi
Perubahan Harga Produk
Titik impas juga memberikan pemahaman tentang dampak perubahan harga produk
terhadap nilai laba perusahaan. Dengan mengetahui titik impas, perusahaan dapat
menganalisis dan memprediksi perubahan laba yang terjadi saat harga produk berubah. Hal
ini memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat dalam menetapkan
harga produk mereka dan mengoptimalkan profitabilitas. Dalam kesimpulannya, titik impas
memiliki peranan penting dalam evaluasi kinerja dan perencanaan bisnis perusahaan.
Dengan memahami dan menggunakan titik impas secara efektif, perusahaan dapat
meningkatkan efisiensi kerja, mengoptimalkan kapasitas produksi, merencanakan strategi
pemasaran, dan mengambil keputusan yang tepat dalam menentukan harga produk.
Perhitungan atau penutupan BEP tergantung pada konsep-konsep yang mendasari
atau asumsi yang digunakan didalamnya. Menurut Susan Irawati dalam bukunya
“Manajemen Keuangan”, terdapat beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam
menghitung Break Even Point (BEP) yaitu adalah sebagai berikut:
1. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam biaya tetap dan
biaya variabel.
2. Biaya variabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan
biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
3. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya
tetap perunit akan berubah-ubah.
4. Harga jual per-unit konstan selama periode dianalisis.
5. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
6. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat atau
menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan hasil penjualan” setiap produk
tetap.
Selain itu, ada juga istilah yang disebut Break Even Analysis yang merupakan dasar
dari seluruh metode titik impas. Fungsi Break Even Analysis adalah untuk mengetahui
volume penjualan akan menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Break Even Analysis (Analisis Titik Impas) adalah metode yang digunakan dalam
analisis keuangan untuk menentukan titik di mana pendapatan yang diperoleh sama dengan
biaya total, sehingga perusahaan tidak mengalami keuntungan atau kerugian. Dalam
analisis ini, Break Even Point (Titik Impas) dihitung untuk menentukan jumlah unit atau
pendapatan yang diperlukan agar perusahaan mencapai titik impas. Break Even Analysis
melibatkan perhitungan biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual per unit produk. Biaya
tetap adalah biaya yang tidak berubah tergantung pada volume produksi atau penjualan,
seperti sewa, gaji karyawan tetap, dan biaya administrasi. Biaya variabel, di sisi lain,
berubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan, seperti bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya produksi lainnya. Dalam analisis ini, Break Even Point (Titik
Impas) dapat dihitung dalam jumlah unit atau pendapatan dengan rumus sebagai berikut:
Cara Mencari dan Menghitung BEP / Break Even Point dalam Jumlah Unit = Biaya
Tetap/ (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Cara Mencari dan Menghitung BEP / Break Even Point dalam Pendapatan = Biaya
Tetap/Kontribusi Margin Ratio
Kontribusi Margin Ratio = (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit) / Harga Jual
per Unit
Dengan menggunakan analisis ini, perusahaan dapat mengetahui jumlah unit atau
pendapatan minimum yang harus dicapai agar tidak mengalami kerugian. Selain itu, analisis
ini juga membantu perusahaan dalam merencanakan strategi penjualan, mengevaluasi kinerja
keuangan, dan mengidentifikasi risiko dan peluang bisnis.
Manfaat perhitungan Break Even Analysis yaitu:
Adapun manfaat perhitungan break event analysis adalah :
1. Memberikan informasi banyaknya investasi yang butuhkan agar dapat mengimbangi
pengeluaran awal.
2. memberi margin sebagai langkah pembatas supaya tidak mengalami kerugian
3. Digunakan secara luas, baik dalam analisa jual beli saham dan menganalisa budget dari
berbagai macam project yang dilakukan perusahaan.
BEP = Biaya Tetap : (Harga jual per unit – biaya variabel per unit )
Selisih dari pengurangan harga jual per unit dan biaya variabel per unit adalah rumus
dari margin kontribusi (contribution margin). Cara ini bisa digunakan untuk mengetahui titik
dimana jumlah beban setara dengan jumlah biaya dan jumlah unit yang dikeluarkan.
BEP = Biaya tetap : Margin kontribusi per unit
BEP tidak hanya dapat dihitung dalam bentuk unit, jika Anda sudah mengetahui
berapa banyak minimal unit yang harus dijual untuk menutup biaya produksi Anda dapat
mengalikannya dengan biaya per unitnya. Apabila diinginkan dalam mata uang Rupiah, maka
dari formulasi rumus break even point dalam unit dikalikan dengan harganya, sehingga :
BEP dalam bentuk mata uang = harga jual per unit x BEP per unit
Setelah mengetahui rumus cara menghitung Break Even Point (BEP) untuk bisnis,
Anda juga perlu mengetahui tentang margin kontribusi. Margin kontribusi dapat mengetahui
berapa keuntungan dari suatu produk yang berhasil dijual, dengan mengukur efek dari sales
terhadap keuntungan. Adapun rumus cara menghitungnya yaitu:
Margin kontribusi : Total sales – Biaya variabel
Dalam menghitung margin kontribusi, hal penting yang harus perhatikan adalah biaya
variabel yang dikenakan, baik relasinya dengan total biaya ataupu dengan total penjualan
atau sales suatu perusahaan. Dengan menggunakan margin kontribusi sebuah perusahaan
dapat memisahkan biaya tetap produksinya dengan keuntungan yang didapat. Dengan begitu
perusahaan mengetahui interval harga produk yang akan dijual.
Contoh Langkah Cara Menghitung Titik Impas (Break Even Point / BEP) Secara
Umum
Titik impas (break even point) adalah titik di mana pendapatan perusahaan sama
dengan biaya total, sehingga perusahaan tidak menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Berikut adalah contoh cara menghitung titik impas:
1. Menghitung Biaya Tetap (Fixed Costs):
Identifikasi semua biaya tetap yang harus dibayar perusahaan dalam periode tertentu.
Contohnya adalah sewa, gaji tetap karyawan, asuransi, dan biaya administrasi.
Jumlahkan semua biaya tetap tersebut. Misalnya, total biaya tetap per bulan adalah Rp.
10.000.000.
2. Menghitung Biaya Variabel per Unit (Variable Costs):
Identifikasi biaya variabel yang berkaitan dengan produksi atau penjualan suatu produk.
Misalnya, biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya pengemasan.
Hitung biaya variabel per unit produk. Misalnya, biaya variabel per unit adalah Rp 5.000.
3. Menentukan Harga Jual per Unit:
Tentukan harga jual per unit produk atau layanan. Misalnya, harga jual per unit adalah
Rp 15.000.
4. Menghitung Titik Impas dalam Jumlah Unit:
Bagi biaya tetap dengan selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit.
Misalnya, Titik Impas = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit).
Jika biaya tetap adalah Rp 10.000.000, harga jual per unit adalah Rp 15.000, dan biaya
variabel per unit adalah Rp 5.000, maka Titik Impas = Rp 10.000.000 / (Rp 15.000 – Rp
5.000) = 1.000.000 / Rp 10.000 = 100 unit.
Dalam contoh di atas, perusahaan harus menjual minimal 100 unit produk untuk
mencapai titik impas di mana pendapatannya sama dengan biaya total.
Jika perusahaan menjual lebih dari 100 unit, mereka akan menghasilkan keuntungan.
Jika perusahaan menjual kurang dari 100 unit, mereka akan mengalami kerugian. Penting
untuk diingat bahwa contoh di atas bersifat sederhana dan hanya menggambarkan konsep
dasar penghitungan titik impas. Dalam situasi nyata, perusahaan perlu mempertimbangkan
faktor-faktor lain seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan biaya tetap, dan perubahan
harga jual untuk menghitung titik impas dengan lebih akurat.
Break Even Point (BEP) Rupiah = Biaya Tetap : ( kontribusi margin / unit harga / unit)
BEP Rupiah = Rp.140.000.000 : (Rp20.000 Rp95.000)
= Rp140.000.000 : 0.2105
= Rp. 665.083.135
Jadi, dengan rumus perhitungan di atas, BEP dalam nilai Rupiah dari contoh di atas
adalah Rp. 665.083.135.
Dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh titik impas dengan harga penjualan
sebesar Rp. 95.000, maka perusahaan harus dapat menjual sebanyak 7.000 unit.
Jika jumlah penjualan tidak sampai 7.000 unit, maka tidak akan menutup biaya
produksi yang sudah sudah dikeluarkan. Dengan mengetahui kapan perusahaan melewati
tingkat BEP, Anda juga akan dapat menghitung berapa minimal penjualan untuk
mendapatkan laba yang Anda targetkan.
Sebagai manager atau pemilik usaha, Anda dapat menambahkan laba yang
ditargetkan tersebut dengan biaya tetap yang anda miliki. Misalnya target laba sebulan adalah
Rp. 60 juta, maka minimal penjualan yang harus dicapai adalah sebagai berikut:
Rumus cara mencari BEP Laba = (biaya tetap + target laba) : (harga/unit- biaya variable/unit)
= (140.000.000 + 60.000.000) : (95.000 – 75.000)
= 200.000.000 : 20.000
= 10.000 unit
Kesimpulan
Break Even Point berguna untuk menganalisis studi kelayakan sebuah aktivitas usaha
dalam perencanaan bisnis. Selain itu juga berfungsi sebagai landasaan strategis penjualan
misalnya penentuan harga barang, pengambilan keputusan, dan metode produksi. Mengetahui
bagaimana cara menghitung ataupun mencari nilai Break Even Point (BEP) atau titik impas
yang benar dalam sebuah usaha sangatlah penting. Terutama untuk menentukan target
penjualan yang harus dipenuhi dalam rangka memperoleh keuntungan usaha.
Hal ini karena berhubungan dengan biaya program marketing, menganalisa
kemampuan perusahaan terhadap permintaan konsumen untuk sebuah produk. Analisis ini
menanamkan disiplin ke dalam pembuatan keputusan pemasaran, kemudian melihat peluang
seberapa besar kemungkinan untuk berhasil.
Lampiran 2
LKPD (LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK) 1, 2, DAN 3
Ditanya :
1. Berapa jumlah biaya tetap
2. Berapa jumlah biaya variabel
3. Berapa Harga pokok
4. Berapa Harga jual bila laba yang diharapkan sebesar 20 %
5. Berapa Harga Jual per Porsi
2. Biaya bahan untuk membuat 100 buah Risoles Rp. 100.000. Hitunglah harga jual per buah,
diketahui :
Food Cost = 50 %
Labour Cost = 25 %
Overhead Cost = 15 %
Profit = 10 %
3. Diketahui biaya untuk membuat 100 buah Burger Rp. 300.000. Hitunglah harga jual
dengan rumus :
Biaya bahan makanan x 100 %
40
1. Kerjakan soal tersebut oleh peserta didik sesuai prosedur dan tulis hasilnya di whiteboard
kelas.
2. Guru menilai jawaban dari peserta didik selama mengerjakan soalnya dan menggunakan
lembar penilaian dalam menilai mereka di kelas.
Lembar Asesmen
Berilah Nilai dengan Skala 10 – 100
NO INDIKATOR PENCAPAIAN SCORE
1. Menjelaskan pengertian harga pokok
2. Menyebutkan penggolongan biaya
3. Menjelaskan pengertian harga jual
4. Menghitung harga jual
Jumlah
TUJUAN PENCAPAIAN
Setelah peserta didik mempelajari unit ini diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian harga pokok
2. Menyebutkan penggolongan biaya
3. Menjelaskan pengertian harga jual
4. Menghitung harga jual
Lampiran 3
Lembar Asesmen Diagnostik
Nama : ……………………………………………
Kelas : ……………………………………………
Jawaban
No Pernyataan
Ya Tidak
1 Saya pernah mengetahui harga kebutuhan barang pokok
2 Saya pernah melihat harga pokok di pasar dan mini market
3 Saya dapat menentukan harga jual barang
4 Saya paham arti harga jual
5 Saya paham menentukan harga jual barang
6 Saya paham menentukan harga pokok produksi
7 Saya dapat menentukan cara menghitung harga jual makanan
Lampiran 4
Lembar Asesmen Formatif
Nama : ……………………………………………
Kelas : ……………………………………………
Materi Ajar : Harga Produk Barang/Jasa
Jawaban :
1. Harga pokok adalah harga atau nilai barang yang dijual. Umumnya Cara Menghitung HPP
ini ditentukan pada persediaan awal produk ditambah dengan jumlah harga produksi dan
dikurangi dengan persediaan akhir produk.
2. Unsur-unsur yang ada pada harga pokok terdiri dari 3, yaitu: Biaya Bahan Baku, Biaya
Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik.
3. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikelurkan dalam pengolahan bahan baku menjadi
produk, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi umum.
4. Cara menentukan HPP
Cara menghitung harga harga pokok produksi (HPP) dapat dilakukan dengan Menghitung
Biaya Bahan Baku, Menghitung Biaya Produksi dan Menentukan Harga Pokok Produksi
5. BEP (Break Even Point) adalah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya
sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan.
6. Jenis BEP (Break Even Point), yaitu:
BEP Unit: BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan produk di nilai tertentu.
BEP Rupiah: BEP yang dinyatakan dalam jumlah penjualan atau harga penjualan
tertentu.
7. Analisis BEB merupakan perencanaan penjualan sekaligus sebagai alat perencanaan
tingkat produksi. Tujuan utamanya adalah supaya perusahaan secara minimal nantinya
tidak akan mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus mendapatkan keuntungan maka
bukan berarti suatu perusahaan diharuskan berproduksi di atas BEP nya.
8. BEP digunakan untuk menganalisis balik modal yang digunakan untuk dapat menentukan
Jumlah penjualan, mengukur serta menjaga supaya penjualan dan juga tingkat dari
produksinya tidak akan lebih kecil daripada BEP serta digunakan untuk menganalisis
langsung perubahan harga jual.
9. Cara menghitung laba-rugi dengan rumus BEP:
BEP Produksi = Total Biaya/Harga Penjualan
BEP Harga = Total biaya/Harga Produksi
10. Menyatakan bahwa harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan kepada suatu
produk atau layanan jasa. Artinya bahwa harga merupakan jumlah nilai yang harus
dibayar konsumen demi memiliki atau mendapatkan keuntungan dari sebuah produk atau
jasa.
Lampiran 5
Lembar Asesmen Sumatif
Jawaban:
1. Break Even Point (BEP) Unit = Biaya Tetap : (harga / unit – biaya variable / unit)
BEP Unit = Rp. 140.000.000 : (Rp. 95.000 – Rp. 75.000)
= Rp. 140.000.000 : Rp. 20.000
= 7000
Jadi, dengan rumus ini, nilai BEP dari contoh di atas adalah 7.000 unit
Break Even Point (BEP) Rupiah = Biaya Tetap : (kontribusi margin / unit harga / unit)
BEP Rupiah = Rp.140.000.000 : (Rp. 20.000 / Rp. 95.000)
= Rp. 140.000.000 : 0.2105
= Rp. 665.083.135
3. Pembentukan harga pasar terjadi berkat interaksi antara permintaan dan penawaran yang
pada akhirnya mencapai keseimbangan. Proses seperti itu dalam ilmu ekonomi disebut
kekuatan pasar (market force). Menurut Adam Smith, kekuatan pasar itu berperan
membentuk harga barang dan jasa secara otomatis.
4. Kestabilan harga, yang dimana perusahaan akan memegang kendali atas harga. Selain itu
usaha pengendalian harga akan diarahkan secara benar dan baik untuk mencegah
terjadinya perang harga. Kejadian tersebut akan memungkinkan terjadinya permintaan
yang sedang menurun secara drastis dan sebagainnya.
Untuk mencapai penghasilan ataupun investasi maka pada keuntungan investasi ini sudah
ditetapkan. Maka untuk besar kecilnya keuntungan dari suatu investasi akan ditetapkan
dari persentasenya yang setelah itu akan dilakukan penetapan harga dari barang yang telah
dihasilkan
Seorang pebisnis harus mempertahankan dan meningkatkan usahanya untuk mendapatkan
sasaran penghasilan serta mengembangkan bisnisnya agar berkembang dengan baik.
Usahakan mengikuti anjuran yang telah ada apabila memiliki bisnis. Dalam hal tersebut
sekarang ini Pemerintah telah memberikan kebijakan untuk penetapan harga harus sesuai
dengan perhitungan untuk menghindari terjadinya kerugian. Selain itu penetapan harga
mampu untuk meningkatkan laba, karena hal tersebut akan mengacu pada setiap bisnis
masing-masing apakah mampu bertahan sebab setiap bisnis sangat memikirkan
keuntungan yang lebih tinggi daripada pengeluarannya.
5. Sederhananya, harga adalah sejumlah uang yang ditawarkan atau dibayarkan untuk
memperoleh produk. Sedangkan, biaya didefinisikan sebagai sejumlah uang yang
dibutuhkan untuk membuat atau menciptakan suatu benda. Istilah harga biasanya
didefinisikan sebagai sejumlah uang yang layak diberikan untuk sebuah benda bukan
hanya berdasarkan biaya pembuatannya, namun juga dengan mempertimbangkan
kegunaan, kesesuaian, serta ketersediaannya.