Professional Documents
Culture Documents
Draft Isi
Draft Isi
PENDAHULUAN
1
Tepung singkong atau modified casssava flour (Mocaf) atau yang sering
juga disebut tepung tapioka merupakan bahan dasar pangan dalam pemasok
karbohidrat selain nasi dan bahan lainnya. Di Indonesia tepung singkong menjadi
bahan dasar pembuatan mie, salah satunya menjadi mie lethek. Mie lethek
merupakan salah satu kuliner mie yang berasal dari D.I.Yogyakarta, tepatnya di
Srandakan, Bantul. Dalam produksi mie lethek masih menggunakan
cara tradisional.
Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten di D. I. Yogyakarta
yang memiliki potensi tinggi akan tanaman singkong. Singkong dimanfaatkan
oleh masyarakat Bantul sebagai pengganti bahan makanan pokok, jajanan ataupun
makanan ringan. Namun pembuatan bahan pangan ini akan meninggalkan kulit
singkong sebagai limbahnya. Kulit singkong belum dimanfaatkan secara
maksimal, dibuang begitu saja ataupun digunakan sebagai pakan ternak. Padahal
kulit singkong dinilai kurang baik sebagai pakan ternak karena mengandung
sianida. Kulit singkong memiliki kandungan HCN yang sangat tinggi yaitu
sebesar 18,0 – 309,4 ppm untuk per 100 gram kulit singkong (Nur Richana, 2013)
dalam (Audiananti Meganandi Kartini, dkk, 2018: 272).
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan tepung
singkong sebagai bahan dasar pembuatan mie dan limbah kulit singkong sebagai
bahan baku pembuatan biobriket dengan tepung singkong sebagai perekat.
1.3. Tujuan
Adapunn tujuan dalam pembuatan penelitian ini :
1. Mengetahui pengolahan limbah kulit singkong menjadi green energy biobriket
2. Mengetahui pemanfaatan biobriket sebagai energi untuk pabrik pembuatan mie
lethek.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Singkong
Singkong, juga dikenal dengan nama ubi kayu atau cassava, dapat digunakan
sebagai bahan dasar dalam pembuatan mie. Namun, perlu diingat bahwa mie yang
dibuat dari singkong mungkin memiliki tekstur dan karakteristik yang berbeda
dibandingkan mie yang menggunakan tepung terigu biasa.
Mie lethek adalah hidangan tradisional Indonesia yang terbuat dari singkong.
Kandungan singkong dalam bahan dasar mie lethek umumnya meliputi
karbohidrat kompleks, serat, beberapa nutrisi, dan energi. Singkong kaya akan
karbohidrat, terutama pati, yang merupakan sumber utama energi selain itu juga
3
terdapat kandungan karbohidrat, serat, vitamin dan mineral, antioksidan, dan zat
besi.
2.4. Briket
Briket adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah benda padat atau massa
yang terbuat dari bahan – bahan seperti arang, kayu, batubara, limbah organik,
atau bahan – bahan lainnya yang telah diolah dan dipadatkan menjadi bentuk
tertentu. Briket biasanaya memiliki bentuk dan ukuran yang seragam , sehingga
lebih mudah untuk digunakan, disimpann dan diangkat.
1. Mudah dinyalakan
2. Tidak mengeluarkan asap
3. Emisi gas basil pcmbakaran tidak mengandung racun
4. Kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waklu
lama.
5. Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju pembakaran, dan suhu
pembakaran) yang baik (Fachry dkk, 2010) dalam Agustin Novalinda (2016: 9)
4
dunia.Tepung tapioka memiliki beberapa karakteristik seperti memiliki daya ikat
yang baik, sehingga sering digunakan sebagai bahan pengikat dalam pembuatan
makanan atau lem.
BAB III
ANALISIS
5
1. Mesin Penggiling
Dalam tradisinya pembuatan mie lethek sangatlah sederhana, yang mana
masih menggunakan tenaga manual dalam melalukan pengadukan dengan
memanfaatkan tenaga ternak yaitu kerbau.
2. Mesin Pencetak
Dalam hal ini untuk meningkatkan produksi mie lethek diperlukannya
kemajuan dalam proses produksi salah satunya dalam proses pencetakan, yang
mana dalam penelitian ini akan memanfaatkan Mesin Pencetak Mie Type MKS-
350 mencetak mie menjadi lebih mudah dan rapih, sehingga pekerjaan anda
menjadi efektif dan efisien. Dalam waktu 60 menit, mampu menghasilkan hingga
40 kilogram mie yang rapi untaiannya, sama ukurannya, serta merata
kekenyalannya. Proses penggilingan bahan mie juga dilakukan sekaligus dengan
mesin ini hingga ketebalan yang diinginkan, kemudian mesin akan membantu
memotong secara otomatis.
3. Mesin Pengukus
Agar mendapatkan tekstur mie yang kenyal dan tidak mudah patah maka mie
perlu direbus atau dikukus terlebih dahulu menggunakan oven manual dengan
menggukana tenaga panas manual yang diperoleh dari pembakaran briket. Lalu
dikeringkan manual pada panas matahari.
6
teksturnya berubah menjadi kental seperti lem. Lem tersebut kemudian
dicampurkan dengan arang kulit singkong.
Dari hasil percampuran antara lem dan arang tadi akan menghasilkan
campuran briket basah yang kemudian akan dimasukan pada cetakan yang masing
masing sebesar 50 gram dan kemudian akan diberikan tekanan sebesar 2500 lbs.
Setelah itum dilakukan proses pengeringan pada briket dengan menggunakan
sinar matahari selama 3-4 hari. Berdasarkan hasil uji nilai kalor, untuk briket kulit
singkong dengan perekat tepung tapioka memiliki nilai sebesar 180,87 J/gr.
Untuk menghitung material balance dalam pembuatan briket kulit singkong,
kita perlu menghitung jumlah bahan masuk (kulit singkong), jumlah produk
keluar (arang), serta menghitung nilai kalor dan kadar airnya. Selain itu, kita juga
akan memperhitungkan efisiensi dalam proses pembuatan.
Diketahui dengan kadar air kulit singkong: 27.42%
Hitung jumlah air dalam kulit singkong:
Kadar air kulit singkong = 27.42% = 0.2742
Jumlah air dalam kulit singkong = 1 kg * 0.2742 = 0.2742 kg
Hitung jumlah bahan kering dalam kulit singkong:
Jumlah bahan kering dalam kulit singkong = 1 kg - 0.2742 kg = 0.7258 kg
Hitung jumlah arang yang dihasilkan:
Jumlah arang = 570 gram = 0.57 kg
Hitung total energi yang dihasilkan dari arang:
Energi total = Jumlah arang * Nilai kalor arang
Energi total = 0.57 kg * 180.87 J/gram = 103.2779 kJ
Hitung energi yang mungkin dihasilkan jika efisiensi adalah 100%:
Energi maksimal = Energi total / Efisiensi
7
Di sini, kita diberikan daya alat dan daya masukan. Namun, kita perlu
mengonversi daya masukan dari kilojoule per 10 menit menjadi watt-hour (Wh)
untuk konsistensi dengan daya alat yang diberikan dalam watt.
Jadi, efisiensi alat tersebut adalah sekitar 87.15%. Ini berarti sekitar 87.15%
dari energi yang dimasukkan ke dalam alat diubah menjadi energi keluaran yang
berguna.
8
Pengolahan Limbah Briket : Limbah briket bisa diolah dengan cara daur
ulang menjadi bahan bakar baru atau digunakan dalam pembuatan bahan
bangunan seperti bata atau bahan isolasi.
Pengolahan Limbah Mie : Limbah dari produksi mie, terutama mie lethek,
bisa diolah menjadi pakan ternak, kompos, atau diolah menjadi bahan lainnya
seperti bahan aditif pangan.
9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kulit singkong merupakan salah satu jenis biomassa yang dapat dimanfaatkan
dalam berbagai aplikasi, terutama dalam konteks bioenergi dan produk-produk
berbasis biomassa. Dengan proses pengolahan yang tepat potensi biomassa pada
kulit singkong dapat diekstraksi dengan efisien.
Pembuatan biomassa briket dari kulit singkong meliputi tahap persiapan bahan,
penggilingan, pencampuran bahan dengan perekat, pemanasan, pembentukan,
pengeringan, dan penyimpanan.
Produk briket kulit singkong ini digunakan kembali pada pabrik mie lethek yang
mana bahan utamanya adalah singkong sehingga tidak menimbulkan limbah
pabrik. Spesifiknya briket ini digunakan pada oven pemanas dan pengering hasil
adonan cetakan mie. Limbah hasil pembakaran dapat diolah kembali menjadi
bahan bakar baru atau bahan pembuatan bata maupun isolasi.
4.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terkait penelitian ini adalah :
1. Diperlukannya pengujian lansung untuk mendapatkan hasil yang spesifik serta
pengujian terhadap perekat jenis lainnya pada pembuatan briket.
2. Perlu obeservasi yang lebih detail terkait mesin yang digunakan terutama dalam
skala industri.
10