You are on page 1of 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : Sarkanto
B. Judul Modul : PENGEMBANGAN PROFESI GURU
C. Kegiatan Belajar : Pembinaan dan Pengembangan Profesi guru
Berkelanjutan (KB 3)

D. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1. Peta Konsep Materi

Konsep
Pengembangan
Profesi Guru
PEMBINAAN DAN Berkelanjuta
PENEGAMBANGAN Penilaian
PROFESI GURU Kinerja Guru
BERKELANJUTAN
Bentuk
Kegiatan
Pengembangan
Profesi Guru
Berkelanjutan
Konsep (Beberapa
1 istilah dan definisi) di
KB
2. Uraian Materi Pembinaan Dan Pengembangan Profesi
Guru Berkelanjutan
A. Pengembangan Profesi Guru Berkelanjutan
1. Pengertian
Pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru
adalah pengembangan kompetensi guru yang
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, secara bertahap,
berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitas guru.
Sedangkan Pembelajaran yang berkualitas
diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan guna
mendukung pengembangan profesi bagi guru pembelajar
(PPGP) mencakup kegiatan perencanaan yang diawali
dari hasil evaluasi diri, Uji kompetensi guru (UKG), dan
Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) oleh Kepala Sekolah
dan/atau tim penilai sekolah pada pelaksanaan
pembelajaran di kelas dan tugas lainnya.
2. Tujuan
Tujuan umum pengembangan keprofesian
berkelanjutan guna mendukung pengembangan profesi
bagi guru pembelajar (PPGP) adalah untuk meningkatkan
kualitas layanan pendidikan di sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
Tujuan pengembangan keprofesian berkelanjutan
guna mendukung pengembangan profesi bagi guru
pembelajar (PPGP) adalah sebagai berikut.
1) Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai
standar kompetensi yang ditetapkan dalam peraturan
perundangan yang berlaku.
2) Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi
kebutuhan guru dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni untuk memfasilitasi
proses pembelajaran peserta didik.
3) Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga
profesional.
4) Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai
penyandang profesi guru.
5) Meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi guru
di masyarakat.
6) Menunjang pengembangan karir guru.
3. Manfaat
Manfaat pengembangan keprofesian berkelanjutan
guna mendukung pengembangan profesi bagi guru
pembelajar (PPGP) yang terstruktur, sistematis dan
memenuhi kebutuhan peningkatan keprofesian guru
adalah sebagai berikut:
1) Bagi Peserta Didik Peserta didik memperoleh jaminan
pelayanan dan pengalaman belajar yang efektif.
2) Bagi Guru Guru dapat memenuhi standar dan
mengembangkan kompetensinya, sehingga mampu
menghadapi perubahan internal dan eksternal dalam
memenuhi kebutuhan belajar peserta didik untuk
menghadapi kehidupannya di masa datang.
3) Bagi Sekolah/Madrasah Sekolah/Madrasah mampu
memberikan layanan pendidikan yang berkualitas
kepada peserta didik.
4) Bagi Orang Tua/Masyarakat Orang tua/masyarakat
memperoleh jaminan bahwa anak mereka
mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas
dan pengalaman belajar yang efektif.
5) Bagi Pemerintah Memberikan jaminan kepada
masyarakat tentang layanan pendidikan yang
berkualitas dan profesional
4. sasaran
Sasaran kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan guna mendukung pengembangan profesi
bagi guru pembelajar (PPGP) adalah semua guru pada
satuan pendidikan yang berada di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama,
dan/atau kementerian lain, serta satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat.
B. Penilaian Kinerja (PK) Guru
1. Pengertian
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009, PK GURU adalah penilaian dari tiap butir
kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan
karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan
tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari
kemampuan seorang guru dalam penguasaan
pengetahuan, penerapan pengetahuan dan
keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan
sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
Sistem PK GURU adalah sistem penilaian yang
dirancang untuk mengidentifikasi kemampuan guru
dalam melaksanakan tugasnya melalui pengukuran
penguasaan kompetensi yang ditunjukkan dalam unjuk
kerjanya.
Secara umum, PK GURU memiliki 2 fungsi utama
sebagai berikut.
1) Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan
semua kompetensi dan keterampilan yang
diperlukan pada proses pembelajaran,
pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan
yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
2) Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru
atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau
pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah yang dilakukannya pada
tahun tersebut.
2. Manfaat
PK GURU diharapkan dapat bermanfaat
Pertama,untuk menentukan berbagai kebijakan yang
terkait dengan peningkatan mutu dan kinerja guru
sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan
dalam menciptakan insan yang cerdas, komprehensif,
dan berdaya saing tinggi. Kedua acuan bagi
sekolah/madrasah untuk menetapkan pengembangan
karir dan promosi guru. Ketiga, pedoman untuk
mengetahui unsur-unsur kinerja yang dinilai dan
merupakan sarana untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan individu dalam rangka memperbaiki kualitas
kinerjanya.

3. Kompetensi yang Dinilai dalam PK Guru


Khusus untuk kegiatan pembelajaran atau
pembimbingan, kompetensi yang dijadikan dasar untuk
penilaian kinerja guru adalah kompetensi pedagogik,
profesional, sosial dan kepribadian, sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007.
Untuk tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah, penilaian kinerjanya dilakukan
berdasarkan kompetensi tertentu sesuai dengan tugas
tambahan yang dibebankan tersebut (misalnya;
sebagai kepala sekolah/madrasah, wakil kepala
sekolah/madrasah, pengelola perpustakaan, dan
sebagainya sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009).

C. Bentuk Kegiatan Pengembangan Profesi Guru


Berkelanjutan
Pelaksanaannya didasarkan pada unsur-unsur
pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru
pembelajar (PPGP), prinsip pelaksanaan, dan lingkup
pelaksanaan kegiatan.
Berdasarkan Permenneg PAN dan RB Nomor 16
Tahun 2009, unsur kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri adalah upaya
untuk meningkatkan profesionalisme diri agar
memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan
perundang undangan atau kebijakan pendidikan
nasional serta perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau seni.
untuk pengembangan diri dilakukan sebagai
berikut:
1) Diklat Fungsional dan Teknis
Kegiatan diklat fungsional dan teknis, sesuai
dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor
101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil pasal 8
(ayat 1) menyatakan bahwa diklat dalam jabatan
dilaksanakan untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap Pegawai
Negeri Sipil agar dapat melaksanakan tugas-
tugas pemerintahan dan pembangunan dengan
sebaik-baiknya. Sedangkan Permendiknas
Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,
menyatakan bahwa diklat fungsional adalah
kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau
pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan
keprofesian guru yang bersangkutan dalam kurun
waktu tertentu. Diklat fungsional dan teknis harus
dibuktikan dengan surat tugas, sertifikat/surat
keterangan dilengkapi struktur program, dan
laporan deskripsi hasil pelatihan yang disahkan
oleh kepala sekolah atau atasannya.
2) Kegiatan Kolektif Guru
Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru
dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau
mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru
baik di sekolah maupun di luar sekolah (seperti
KKG/MGMP/MGBK) yang bertujuan untuk
meningkatkan keprofesian guru.

2. Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang
telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai
bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas
proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan
dunia pendidikan secara umum.
Publikasi ilmiah mencakup 3 (tiga) kelompok,
yaitu:
1) Presentasi pada forum ilmiah. Dalam hal ini, guru
bertindak sebagai pemrasaran dan/atau
narasumber pada seminar, lokakarya, koloqium,
dan/atau diskusi ilmiah baik yang
diselenggarakan pada tingkat sekolah,
KKG/MGMP/MGBK.
2) Publikasi ilmiah berupa hasil penelitian atau
gagasan ilmu bidang pendidikan formal.
Publikasi dapat berupa karya tulis hasil
penelitian, makalah tinjauan ilmiah di bidang
pendidikan formal dan pembelajaran, tulisan
ilmiah populer, dan artikel ilmiah dalam bidang
pendidikan.
3) Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan,
dan/atau pedoman guru. Buku yang dimaksud
dapat berupa buku pelajaran, baik sebagai buku
utama maupun buku pelengkap, modul/diktat
pembelajaran per semester, buku dalam bidang
pendidikan, karya terjemahan, dan buku
pedoman guru.

3. Karya inovatif
Karya inovatif adalah karya yang bersifat
pengembangan, modifikasi atau penemuan baru
sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan
kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan, sains/ teknologi,
dan seni. Karya inovatif ini dapat berupa penemuan
teknologi tepat guna, penemuan/penciptaan atau
pengembangan karya seni, pembuatan/modifikasi
alat pelajaran/peraga /praktikum, atau penyusunan
standar, pedoman, soal, dan sejenisnya pada tingkat
nasional maupun provinsi.

- Mengikuti seminar , Koloqium, diskusi Panel atau bentuk


pertemuan ilmiah lainnya. Arti dari Koloqium maksudnya
kegiatan ini hanya dilakukan yang sudah bersarjana dalam
Daftar materi pada penelitian untuk di publikasikan semacam hasil penelitian?
2 KB yang sulit
- Diskusi Panel ini sebuah kajian penelitian yang di seminarkan
dipahami
sehingga penonton ikut menukar gagasan

- Hampir ada kemiripan antara diskusi panel dengan Koloqium,


karena sama-sama di presentasikan dan sama minimal sudah
sarjana
Daftar materi yang
sering mengalami - Yang menjadi miskonseosi antara Pendidikan dan pelatihan.
3
miskonsepsi dalam Karena sama -sama meningkatkan SDM dalam profesi.
pembelajaran Sehingga Pendidikan selalu di indentikkan sekolah yang lama
sedangkan pelatihan dalam waktu yang relative singkat.

You might also like