You are on page 1of 16

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah

“HADIS EKONOMI”

Dosen Pengampu:

Mohammad Ridwan, M.E.

Disusun Oleh:

Nama : Dhea Amanda Febriana Putri

NIM : 401210072

No.hp : 08214224708

EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2023
2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swtatas rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Faktor-Faktor
Produksi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Mohammad Ridwan, M.E. pada mata kuliah Hadis Ekonomi. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Faktor-Faktor
Produksi” bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kita tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi kita,sekian
dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ponorogo, 20 Februari 2023

Penulis
3

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu mata rantai dalam ekonomi adalah produksi. Produksi adalah
menciptakan manfaat atau nilai tambah pada suatu barang. Sedangkan secara
umum, produksi adalah menciptakan guna (utility) yang berarti kemampuan suatu
barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi.1 Produksi merupakan
pusat pelaksanaan kegiatan yang konkrit bagi pengadaan barang dan jasa pada
suatu badan usaha dan perusahaan. Proses produksi merupakan bagian terpenting
dalam perusahaan, karena apabila berhenti maka perusahaan akan mengalami
kerugian. Dalam kegiatan produksi, karyawanlah yang melaksanakan proses
produksi.
Karyawan pada hakikatnya merupakan salah satu unsur yang menjadi
sumber daya dalam perusahaan. Kegiatan produksi bagi sebuah perusahaan bukan
sesuatu yang mudah untuk dikerjakan. Banyak sekali yang harus diperhatikan agar
proses produksi dapat berjalan dengan baik. Terlebih jika perusahaan tersebut
dituntut untuk dapat memenuhi semua permintaan konsumen dengan tenggang
waktu yang diberikan secara efektif. Perusahaan akan semakin sulit jika
dihadapkan dengan segala keterbatasan seperti waktu, tenaga kerja, dan lain-lain.
Jika perusahaan memiliki keterbatasan itu perlu disusun perencanaan produksi
untuk dapat memenuhi permintaan konsumen. Beberapa faktor perencanaan
produksi adalah sumber daya alam, pengaturan sumber daya manusia, faktor
modal (kapital), faktor informasi. Faktor ini penting agar proses produksi dapat
berlangsung. Proses produksi yang berjalan dengan baik akan menghasilkan
output yang baik dan sesuai dengan target produksi yang diinginkan.

Produktivitas yang baik merupakan kunci yang sangat penting dalam


memenangkan setiap persaingan, selain meningkatkan mutu produksinya
perusahaan juga menjaga kontinuitas barang yang dihasilkan. Suatu kegiatan

1
C.E. Ferguson, Teori Ekonomi Mikro 2, Bandung: Tarsito, 1983, hlm. 1.
4

produksi diharapkan dapat menghasilkan barang produksi semaksimal mungkin,


dengan produksi yang maksimal diharapkan dapat memberikan profit yang
maksimal pula. Menghasilkan produk yang maksimal sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor produksi seperti: faktor produksi asli yang berupa alam dan tenaga
kerja serta faktor produksi turunan yang berupa faktor modal dan skill. Artinya
jika seorang pengusaha mampu memaksimalkan setiap manfaat dari faktor
produksi maka akan dapat memaksimalkan hasil yang diperoleh. Kegiatan
produksi membutuhkan faktor-faktor tersebut untuk memberikan sumbangan
terhadap produksi yang dihasilkan. Sumbangan ini sangat berfariasi dalam
mampengaruhi hasil yang diperoleh. Oleh karena itu tenaga kerja merupakan
faktor penting dalam mengukur produktivitas. Bahwa produktivitas tenaga kerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu
sendiri maupun yang berhubungan dengan lingkungan kerja perusahaan dan
kebijaksanaan pemerintah, seperti: pendidikan, pengalaman, semangat kerja, sikap
dan etika kerja, motivasi berprestasi, pengawasan, hubungan industri, teknologi,
sarana produksi dan lain-lain.

Setiap tenaga kerja berharap agar sukses atau berhasil dalam


melaksanakan setiap aktivitasnya yaitu mampu menghasilkan produktivitas kerja
yang tinggi. Namun dari setiap aktivitas yang dilakukan belum tentu memuaskan.
Hal ini disebabkan produktivitas kerja karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor
salah satunya adalah motivasi berprestasi. Motivasi adalah suatu pendorong bagi
karyawan untuk mau bekerja dengan giat dan sungguh-sungguh untuk mencapai
tujuan yang di inginkan.
5

BAB II

HADITS EKONOMI

Secara umum produksi diartikan sebagai kegiatan yang arah tujuannya


kepada upaya-upaya menambah nilai guna suatu barang atau jasa. Dalam hal ini
tentunya diperlukan faktor-faktor produksi yang nantinya akan menjadi sarana
dalam berproduksi. Secara garis besar, faktor produksi dapat diklasifikasikan
2
menjadi dua jenis, yaitu faktor manusia dan non-manusia. Adapun yang
termasuk faktor manusia adalah tenaga kerja/buruh dan wirausahawan, sementara
faktor non-manusia adalah sumber daya alam, modal, mesin, ala-alat, gedung dan
alat-alat penunjang fisik lainnya.
Dikalangan para ekonomi muslim, masih dalam perdebatan mengenai
faktor-faktor produksi. Seperti menurut Al-Mawdudi, menurutnya faktor produksi
terdiri atas kerja, tanah, dan modal. Sedangkan menurut M. Abdul Mannan, faktor
produksi hanya berupa amal (kerja) dan tanah. Meskipun masih dalam perdebatan,
namun beberapa ahli ekonomi islam, sebagaimana ahli ekonomi konvensional,
membagi faktor-faktor menjadi empat seperti faktor sumber daya alam, sumber
daya manusia, modal, dan organisasi atau manajemen.3 Adapun penjelasannya
sebagai berikut :

A. Sumber Daya Alam

Kekayaan alam meliputi tanah dan keadaan iklim, kekayaan hutankekayaan


dibawah tanah (bahan pertambangan), kekayaan air. Adapun hadis yang
menerangkan adalah yang diriwayatkan oleh Abu Daud sebagai berikut:

2
H. Idri, Hadis Ekonomi, Jakarta: PT. Fajar Intrepratama Mandiri, 2015, hlm.80.
3
M. Abdul Mannan, Ekonomi Islam, hlm.55-60.
6

‫ض‬ٌ ‫َت َلهُ أ َ ْر‬ ْ ‫سلَّ َم َم ْن َكان‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َ ِ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫عن أ َ ِبي ُه َري َْرة َ َقا َل َقا َل َر‬
)‫(ر َواهُ ُم ْس ِل ٌم‬
َ .ُ‫ضه‬ ْ ‫فَ ْليَ ْز َر ْع َها أ َ ْو ِليَ ْمن َْح َها أَخَاهُ فَإ ِ ْن أَبَى فَ ْليُ ْمس‬
َ ‫ِك أ َ ْر‬

Artinya: “Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah S.A.W bersabda: Barang
siapa memiliki sebidang tanah, hendaklah ia menanaminya, atau
memperbolehkan kepada saudaranya (supaya menanaminya), maka apabila ia
menolaknya, hendaklah ia menahannya (memeliharanya).” (H.R Muslim).

Hadis tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan alam semesta ini begitu
komplek dan banyak kekayaan yang terkandung didalamnya. Bumi ini disediakan
untuk hambanya, karenanya harus dimanfaatkan dengan baik. Manusia tidak dapat
menciptakan tanah dan seisinya, air, udara dan cahaya, tetapi ia hanya mampu
mengubah, membentuk segala pemberian Allah menjadi barang atau capital dalan
perekonomian.4
Sumber daya alam yang disediakan untuk manusia begitu kaya, jika
dikembangkan dengan pengetahuan dan teknologi yang baik maka kekayaan tidak
terbatas, yang sesuai dalam Qs. An-Naba’:6-16, Hal ini berbeda dengan teori ilmu
ekonomi konvensional, bahwa sumberdaya alam terbatas sedang kebutuhan
manusia tidak terbatas. Islam memandang bahwa kebutuhan manusia terbatas
yang tidak terbatas adalah nafsu. Oleh sebab itu, hadis tersebut diatas memberikan
dorongan pada para sahabat agar mereka dapat menciptakan kehidupan yang
produktif yaitu ihyaul mawat.

B. Sumber Daya Manusia


Manusia merupakan salah satu pemeran terpenting dalam produksi, karena
mengingat peranan manusia di bumi sebagai pemakmur bumi serta sebagai
khalifatullah. Pemberian amanah ini karena manusia dikaruniahi akal untuk
menjalankan amanah yang telah dipikulnya, hal ini pula yang membedakan
manusia dengan mahluk ciptaan Allah lainnya.
4
Ilfi Nur Diana, M.Si, Hadis-Hadis Ekonomi, Malang:UIN-Malang Press, Hal.42
7

Manusia yang berperan dalam sistem produksi sebagai tenaga kerja sangat
berperan dalam kualitas dan kuantitas produksi. Dalam bekerja, seorang mukmin
haruslah kuat baik secara fisik maupun mental sehingga perilakunya tidak
merugikan orang lain.
Adapun hak tenaga kerja dalam faktor produksi adalah mendapatkan upah 5.
Bahkan dalam sebuah hadis ditegaskan bahwasannya Allah mengecam tidak akan
memberikan perlindungan di hari kiamat pada orang yang tidak memberikan upah
kepada pekerjanya. Sebagai hadis berikut:

َّ ‫ قَا َل‬،‫سلَّ َم قَا َل‬


‫َّللاُ لَىَالَى‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ُ‫ع ْنه‬
َ ِ ‫ع ْن النَّ ِبي‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫ع ْن اَبِي ُه َري َْرة َ َر‬
َ ‫ض‬ َ
ُ‫ع ُح ًّرا فَا َ َك َل ث َ َمنَه‬ َ ‫ص ُم ُه ْم َي ْو َم ْال ِقيَا َم ِة َر ُج ٌل ا َ ْع‬
َ ‫طى بِي ث ُ َّم‬
َ ‫غدَ َر َو َر ُج ٌل بَا‬ ْ ‫ثَالَثَةٌ اَنَا َخ‬
)‫َو َر ُج ٌل ا ْستَأ ْ َج َر ا َ ِجي ًْرا فَا ْست َ ْوفَى ِم ْنهُ َولَ ْم يُ ْى ِط ِه ا َ ْج َرهُ (رواه بخارى‬

Dari Abu Hurairah RA. Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Allah berfirman
bahwa 3 orang yang menjadi musuhku di hari kiamat, yaitu seseorang yang
memberi atas namaku namun kemudian menghianatinya, seseorang yang menjual
orang yang merdeka kemudian makan hasilnya, seseorang yang memperkerjakan
orang lain dan diapun melaksanakannya tetapi ia tidak memberikan gaji.” (HR.
Bukhori)

C. Modal
Modal dalam literatur fiqih menunjukan pada pengertian uang dan barang
yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa agar proses produksi
menjadi lebih efisien. Barang modal seperti mesin tidak diproduksi untuk
langsung dinikmati oleh konsumen namun dapat menambah nilai output dalam
proses produksi.

5
Ibid., hlm. 44.
8

Dalam modal (capital) merupakan bagian dari harta kekayaan yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa, dimana berdasarkan jangka waktu
penggunaan capital, dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu fixed asset (aset
tetap) dan variable asset (aset berubah). Modal selayaknya harus dikelola dengan
baik agar dapat memberikan manfaat bagi manusia dan alam sekitar, dan bagi
pemilik modal yang tidak mampu mengembangkan modalnya, islam menyediakan
bisnis alternatif seperti mudharabah, musyarokah, dll.
Perlunya memperhatikan pengelolaan modal ini tertera dalam hadis Rasulullah
yang di dalamnya melarang kita untuk iri pada orang lain kecuali dalam dua hal,
yaitu orang yang harta (modal)-nya dimanfaatkan dalam hal kebenaran dan orang
yang mengamalkan serta mengajarkan ilmu yang ia miliki. Berikut hadisnya:

َ‫سلَّ َم َيقُ ْو ُل ا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ َّ ‫س ِم ْىتُ النَّ ِب‬ َ ‫َّللاُ َع ْنهُ قَا َل‬
َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع ِن اب ِْن َم ْسىُ ْو ٍد َر‬
َ
َّ ُ‫ق َو َر ُج ٍل آلَاه‬
ُ‫َّللا‬ ِ ‫علَى َهلَ َكتِ ِه ِفي ْال َح‬ َ ُ ‫طه‬ َ َّ‫سل‬ َّ ُ‫سدَ ِإاَّ فِي اثْ َنتَي ِْن َر ُج ٍل آلَاه‬
َ َ‫َّللاُ َمااً ف‬ َ ‫َح‬
)‫ض ْي ِب َها َويُ َى ِل ُم َها (رواه البخاري‬ ِ ‫ِح ْك َمةً فَ ُه َو يَ ْق‬

Dari Ibnu Mas’ud r.a berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “
Tidak boleh iri kecuali dalam dua perkara, yaitu (kepada) orang yang diberi
harta oleh Allah lalu ia menggunakan (menghabiskan)-nya dalam kebenaran dan
orang yang diberi hikmah (ilmu) oleh Allah kemudian ia mengamalkan dan
mengajarkannya.” (HR Bukhari)

Dalam ekonomi isalam, modal dapat berkembang melalui beberapa bentuk


transaksi, seperti:6
1. Transaksi jual beli, dengan mengembangkan modal usaha dimana seseorang
berada pada posisi penjual dan yang lain sebagai pembeli, seperti dalam akad
bai’, salam, dan sebagainya.

6
Idri, Hadis..., hlm. 93.
9

2. Transaksi bagi hasil, yaitu suatu kerjasama pengembangan modal usaha dengen
ketentuan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati,
seperti dalam akad musyarokah dan mudharabah.
3. Transaksi jasa, yaitu pengembangan modal dengan cara dimana seseorang
bertindak sebagai konsumen atau pengguna jasa dan wajib memberikan harga
kepada pihak yang memberikan jasa menurut kesepakatan yang telah dibuat,
seperti pada akad rahn dan wadi’ah.

D. Organisasi
Dalam proses produksi diperlukan sebuah manajemen yang baik, yang
nantinya akan mengatur kegiatan selama produksi. Pengorganisasian ini begitu
penting untuk sangat diperhatikan, karena akan menyangkut baik buruknya
perjalanan selama produksi. Dalam organisasi inilah perlunya adanya sebuah
perencanaan dan manajemen yang baik. Manajemen atau tata laksanaorganisasi
merupakan faktor produksi yang tidak dapat diraba namun memiliki peranan yang
sangat besar.7 Untuk mencapai segala perencanaan yang ada diperlukan
keberadaan pemimpin dan organisasi tersebut. Sebagaimana dalam hadis berikut
ini:

‫الثَةً فَ ْليَُؤُ َّم ُه ْم ا َ َحد ُ ُه ْم‬َ َ ‫سلَّ َم قَا َل اِذَا َكانُوا ث‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫ع ْن النَّ ِب‬
َ ‫ي‬ َ ‫ع ْن ا َ ِبي‬
َ ‫س ِى ْي ٍد‬ َ
‫اْل َما َم ِة ا َ ْق َر ُؤ ُه ْم‬ِ ْ ِ‫َوا َ َحقُّ ُه ْم ب‬

)‫(رواه النسائي‬

Dari Abi Said, Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Jika kamu bertiga maka
pilihlah imam di antaranya, yang paling berhak menjadi imam adalah yang
paling baik bacaannya”. (HR. An- Nasa’i)

7
Rodin, Tafsir..., hlm. 126.
10

Hadis ini bukan hanya memilih imam dalam shalat, tetapi juga anjuran memilih
pemimpin. Yang dipilih menjadi imam adalah orang yang mengerti akan Al-
Qur’an. Jika dikaitkan dengan pemimpin sebuah organisasi maka islam
menekankan prilaku Qur’ani yakni ketepatan, kesungguhan, kejujuran, dan ahlak
yang baik.

BAB III
ANALISIS

A. Ulasan Mengenai Hadis yang Di Bahas

Dari uraian di atas produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang arah
tujuannya kepada upaya-upaya menambah nilai guna suatu barang atau jasa.
Produksi sangat penting dalam kehiidupan manusia. Produksi dapat meningkatkan
kesejahteraan manusia. Namun, dalam berproduksi kita tidak boleh
mengeksploitasi alam secara bertlebihan, tetapi harus dikelola dengan cara yang
baik agar tidak merusak alam. Faktor-faktor produksi terbagi dalam empat seperti
faktor alam, manusia, modal, dan organisasi. Prinsip produksi dalam Islam berarti
menghasilkan sesuatu yang halal yang merupakan akumulasi dari semua proses
produksi. Prinsip produksi dalam ekonomi Islam bertujuan untuk kemaslahatan
dan kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kegiatan produksi harus dilandasi
nilai-nilai Islam dan sesuai dengan maqashid al-syari'ah.

Tidak memproduksi barang/jasa yang bertentangan dengan penjagaan


terhadap agama, jiwa, akal, keturnan dan harta, prioritas produksi harus sesuai
dengan prioritas kebutuhan yaitu dharuriyyat, hajyiyat dan tahsiniyat, kegiatan
produksi harus memperhatikan aspek keadilan, sosial, zakat, sedekah, infak dan
wakaf, mengelola sumber daya alam secara optimal, tidak boros, tidak berlebihan
serta tidak merusak lingkungan, distribusi keuntungan yang adil antara pemilik
dan pengelola, manajemen dan karyawan.
11

B. Kaitannya Dengan Teori Ekonomi Modern

Perkembangan modernisasi di dalam sistem produksi barat tidak leas dari


pengaruh pemikiran yang melandasinya, jika dirujuk kembali masa modern in
tidak luput dari perkembangan pemikiran yang telah lampau dan berkembang
hingga saat ini, jalan pikiran manusia barat modern atau yang disebut dengan
(modern mind) akan memunculkan suatu pandangan hidup yang baru bagi dunia
barat, pandangan hidup modernitas adalah pandangan hidup yang modern yang
lebih menekankan pada aspek sains dan teknologi saja dan mengesampingkan
agama, pandangan in merupakan pandangan scientific worldview.8

Adapun akibat dari Scientific Worldview model barat yang berkembang ini
sangatlah berpengarah terhadap pola pemikiran ekonomi yang terjadi, salah
satunya yang terjadi pada teori sistem produksi dan penerapannva, dari pandangan
Scientific Worldview tersebut memunculkan masyarakat yang rasional yaitu
masyarakat yang segala kegiatan termasuk ekonomi berpijak oleh rasio semata,9
rasionalitas tersebut mengesampingkan kepedulian, dan sifat membantu serta
tolong menolong, yang jika dalam islam at taawanu ala birri wa taqwa maka itu
tidak akan terjadi di dalam masyarakat rasionalitas kaum barat.

Akibat dari rasionalitas masyarakat yang terjadi, maka akan timbul berbagai
permasalahan yang terjadi, dengan pandangan hidup barat maka akan terjadi
marginalisasi terhadap agama, desakralisasi agama, diskursus meletakkan 'Tuhan
sentral hanya terbatas para teolog, sedangkan filsuf akan mengarah ke sains.
Semua in merupakan suatu aliran untuk membawa kepada ideology gagasan
liberalisasi yang digaungkan oleh barat.

Jika menelusuri terkait dengan orientasi produksi barat maka, akan bertemu
dengan rujukan sumber pertama dari budaya yang mempengaruhinya adalah
kapitalisme. Kapitalis merupakan suatu cara atau metode yang telah berkembang
di dalam budaya barat terhadap pemenuhan kebutuhan mereka, maka produksi
8 Hamid Fahmy Zarkasyi, "Worldview Islam dan Kapitalisme Barat", Tsagafah, vol. 9, no. 1

(2013) 15.
9
Ibid.
12

sangat berkaitan era terhadap sistem ekonomi kapitalis yag sudah menjadi suatu
budava masyarakat dalam berekonomi.

C. Kaitannya Dengan Teori Ekonomi Islam

Ekonomi islam merupakan sistem ekonomi yang menerapkan prinsip-prinsip


islam di dalam penerapannya. Secara konseptual ekonomi islam berhubungan
dengan worldview islam sebagai suatu cara pandang yang pokok utamanya adalah
akidah. Secara epistemologi worldview islam merupakan basis filsafat ekonomi
islam.10

Dengan basis worldview islam, ekonomi islam menawarkan suatu alternatif


terhadap berbagai permasalahan yang terjadi khususnya di dalam bidang produksi,
seperti halnya kasus pemikir kapitalis yang menuturkan bahwa masalah ekonomi
terjadi akibat kelangkaan produksi dan pembiaran terhadap alam, yang dimana
alam tidak cukup dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka solusi
yang diberikan oleh kapitalis adalah peningkatan produksi serta eksploitasi atas
kekayaan alam guna memenuhi kebutuhan manusia.11 Namun islam tidak
demikian, kelangkaan produksi hingga peningkatan kekayaan bukanlah solusi
yang tepat apalagi ditambah dengan pemaksimalan di dalam eksploitasi alam
secara besar-besaran merupakan suatu ide buruk saja. Islam melihat suatu
kemaslahatan, islam melihat nilai kemanfaatan yang terjadi dan semuanya
pastinya diperhitungkan dan dimusyawarahkan sehingga tidak adanya masyarakat
yang tersinggung. Dan tidak adanya perusakan sumber daya alam secara
berlebihan.

10
Zarkasyi, “Worldview Islam dan Kapitalisme Barat”
11
Sri Wahyuni, “Teori Konsumsi dan Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam”, Akuntabel,
vol. 10, No. 1 (2013),pp. 74-9.
13

Dalam ekonomi Islam, produksi mempunyai motif kemaslatan, kebutuhan dan


kewajiban begitu juga konsumsi. Perilaku produksi merupakan usaha seseorang
atau kelompok untuk melepaskan dirinya dari kefakiran.), secara eksternal
perilaku produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan setiap individu
sehingga dapat membangun kemandirian ummat. Sedangkan motif perilakunya
adalah keutamaan mencari nafkah, menjaga semua sumber daya (flora-fauna dan
alam sekitar), dilakukan secara profesional (amanah & itgan) dan berusaha pada
sesuatu yang halal misalnya dalam sebuah perusahaan.12 asumsi-asumsi produksi,
harus dilakukan untuk barang halal dengan proses produksi dan pasca produksi
yang tidak menimbulkan madharat.

Semua orang diberikan kebebasan untuk melakukan usaha produksi


berdasarkan pertimbangan kemashlahatan (altruistic considerations) itulah,
menurut Muhammad Abdul Mannan"13 , pertimbangan perilaku produksi tidak
semata-mata didasarkan pada permintaan pasar (given demand conditions). Kurva
permintaan pasar tidak dapat memberikan data sebagai landasan bagi suatu
perusahaan dalam mengambil keputusan tentang kuantitas produksi. Sebaliknya
dalam sistem konvensional, perusahaan mencarikan kebebasan untuk berproduksi,
namun cenderung terkonsentrasi pada output yang menjadi permintaan pasar
(effective demand), sehingga dapat menjadikan kebutuhan riil masyarakat
terabaikan.

Sistem ekonomi Islam yang bertujuan maslahah (kemaslahatan) bagi umat


manusia merupakan pelaksanaan ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktek
sehari-hari dalam rangka mengorganisasi faktor produksi, distribusi sertap
emanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan dengan tidak menyalahi Al-Qur‟an
dan Sunnah sebagai acuan aturan perundangan dalam sistem perekonomian.

Dengan demikian, sistem ekonomi Islam mampu memberikan kemaslahatan


bagi seluruh masyarakat karena memandang masalah ekonomi tidak dari sudut

12 M.M. Metwally, "A Behavioural Model of An Islamic Firm," Readings in Microeconomics: An

Islamic Perspektif, Longman Malaysia (1992). him. 131-138.


13 M.A. Mannan, "The Behaviour of The Firm and Its Objective in an Islamic Framework",

Readings in Microeconomics: An Islamic Perspektif, Longman Malaysia (1992),120-130.


14

pandang kapitalis yang memberikan kebebasan serta hak pemilikan kepada


individu dan menggalakkan usaha secara perorangan, tidak pula dari sudut
pandang sosialis yang ingin menghapuskan semua hak individu dan menjadikan
mereka seperti budak ekonomi yang dikendalikan oleh negara. Tetapi Islam
membenarkan sikap mementingkan diri sendiri tanpa membiarkannya merusak
masyarakat. untuk memindahkan aliran kekayaan kepada anggota masyarakat.14

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Produksi adalah serangkaian kegiatan untuk menghasilkan barang


bukan hanya untuk individu tetapi masyarakat dan makhluk lainnya
bertujuan kemaslahatan. Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan sesuai
dengan tuntunan Allah dan Rasul dan kebebasan mengelola berbagai elemen
dalam produksi diberikan kewenangan kepada manusia, namun kepemilikan
dipegang oleh Allah. Apabila dikerjakan sesuai dengan tuntunan maka akan
pahala yang didapat. Manusia telah diberikan sumber daya dan ilmu, modal
atau harta sehingga dapat melakukan produksi dengan memanajemenkan ke
dalam organisasi supaya lebih baik lagi dalam memproduksi.

Allah pun telah jelas menegaskan bahwa manusia di berikan


keistimewaan. Maka dari itu bekerjalah dengan keras dengan menggunakan
Akal dan sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul karena setiap orang
memiliki tanggung jawab kepada seluruh umat Islam. Produksi sangat
penting dalam kehiidupan manusia. Produksi dapat meningkatkan
kesejahteraan manusia. Namun, dalam berproduksi kita tidak boleh
mengeksploitasi alam secara bertlebihan, tetapi harus dikelola dengan cara
yang baik agar tidak merusak alam. Faktor-faktor produksi terbagi dalam
empat seperti faktor alam, manusia, modal, dan organisasi.

B. SARAN
14
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid 1, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf 1955)
15

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan
makalah yang telah di jelaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Rahman Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam , (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf


1955)

Diana, Ilfi Nur, Hadis-Hadis Ekonomi, Malang: UIN-Malang Press, 2008

Ferguson , C.E., Teori Ekonomi Mikro 2, Bandung: Tarsito, 1983

Hamid Fahmy Zarkasyi, "Worldview Islam dan Kapitalisme Barat",


Tsagafah, vol. 9, no. 1 (2013)

Idri, H., Hadis Ekonomi, Jakarta: PT. Fajar Intrepratama Mandiri, 2015

Mannan, M.Abdul, "The Behaviour of The Firm and Its Objective in an


Islamic Framework", Readings in Microeconomics: An Islamic
Perspektif, Longman Malaysia (1992)

Metwally, M.M., "A Behavioural Model of An Islamic Firm," Readings in


Microeconomics: An Islamic Perspektif, Longman Malaysia (1992)

Rahman Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam Jilid 1, (Yogyakarta: Dana Bhakti


Wakaf 1955)

Rodin, Dede, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015

Wahyuni Ri, “Teori Konsumsi dan Produksi dalam Perspektif Ekonomi


Islam”, Akuntabel, vol. 10, No. 1 (2013)
16

You might also like