You are on page 1of 22

MAKALAH PENJAS

OLEH:

AULIYA RAMADHANISA

VIII.1

SMP NEGERI 6 KAYUAGUNG

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang kami dimiliki. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai beberapa macam dan jenis olahraga. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan dan
jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Kayuagung, 24 Maret 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...............................................................................................................................i

Kata Pengantar ...............................................................................................................................ii

Daftar Isi ........................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................................................1

B.Tujuan .........................................................................................................................................1

C. Manfaat ......................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Bola Voli ....................................................................................................................................2

B.Sepak Bola ...................................................................................................................................4

C.Renang .........................................................................................................................................9

D.Lompat Jauh ..............................................................................................................................12

E.Lari Estafet ................................................................................................................................16

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan ...............................................................................................................................19

B.Saran ..........................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik
sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga kondisi tubuh agar
tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia.
Melalui olahraga dapat dibentuk manusia yang sehat jasmani, rohani serta mempunyai
kepribadian, disiplin, sportifitas yang tinggi sehingga pada akhirnya akan terbentuk
manusia yang berkualitas. Bentuk dari olah raga ada yang berupa permainan, ada sistem
perorangan dan ada bermacam-macam jenisnya di antaranya permainan bola voli,
permainan sepak bola, renang, lompat jauh lari estafet dan masih banyak lainnya dengan
tujuan untuk membuat badan menjadi sehat dan dapat digunakan untuk memperoleh
prestasi.

B. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata pelajaran Penjas.

C. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat berguna :

1. Sebagai masukan bagi guru-guru penjaskes dan pembina maupun pelatih olahraga
dalam upaya memberikan latihan fisik khususnya untuk meningkatkan kemampuan
mendalami suatu olah raga serta membuat badan menjadi sehat.

2. Sebagai langkah awal bagi pengembangan dan peningkatan proses belajar untuk
meningkatkan kemampuan dalam berolah raga.

3.Sebagai bahan referensi pada makalah lebih lanjut.

1
BAB II PEMBAHASAN
A. Bola Voli
Pemainan bola voli merupakan pemainan beregu yang dimainkan oleh dua regu
dengan jumlah pemain masing – masing regu enam orang. Dimainkan dengan cara
memvoli bola hilir mudik diatas net dan masing – masing regu berusaha secepat nya
menjatuhkan bola di lapangan lawan dengan pantulan bola sempurna. Penguasaan teknik,
kemampuan fisik, taktik , dan mental yang baik , serta kerja sama sangat di butuhkan untuk
memenangkan permainan .
Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895.
Beliau adalah seorang pembina pendidikan jasmani pada organisasi Young Men’s
Christian Association (YMCA) di kota Massachusetts, Amerika Serikat. Pada mulanya ,
pemainan bola voli di beri nama mintonete, di mana tujuan semula, yaitu untuk
mengembangkan kesegaran jasmani pada tubuh, selain untuk bersenam umum.
Kemudian, permainan ini di ubah menjadi volleyball yang artinya memvoli bola
secara bergantian. Tahun 1892, YMCA berhasil mengadakan kejuaraan nasional bola voli
di Amerika Serikat. Pada tahun 1847, untuk pertama kalinya permainan bola voli
dipertandingkan di Polandia. Pada tahun 1948 dibentuk organisasi bola voli dunia dengan
nama IVBF (International Volley Ball Federation ) dengan beranggota 15 negara dan
berpusat di Paris.
Permainan bola voli di Indonesia berkembang dengan sangat pesat di seluruh
lapisan masyarakat , sehingga timbul klub – klub di kota – kota besar di seluruh Indonesia.
Permainan bola voli di Indonesia sudah di kenal sejak tahun 1982 yang di bawa oleh orang
– orang Belanda. Namun pada saat itu permainan ini belum populer di masyarakat. Setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia, perkembangan bola voli nasional dan organisasi bola
voli semakin cepat dan populer. Pada PON II di Jakarta tahun 1951 permainan bola voli
mulai dipertandingkan, namun pada saat itu belum ada / belum terbentuk organisasi bola
voli. Baru pada tanggal 22 Januari 1955 dibentuk organisasi bola voli nasional dengan
nama Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVI), dengan ketua W.J.Latumenten.
Sejak saat itu mulai di dakan kejuaraan bola voli nasional dan organisasi bola
voli nasional juga ikut dalam kegiatan yang bertaraf internasional, seperti Sea Games,
Asian Games, bahkan Olympiade. Pada tahun 1996 untuk pertama kalinya tim bola voli
indonesia mengikuti pertandingan Olympiade di Atlanta,

2
Amerika Serikat. Bahkan untuk bola voli pantai Indonesia merupakan negara yang menjadi
unggulan dalam kejuaraan dunia. Beberapa syarat tentang permainan bola voli adalah :
1. Net/ Jaring
Panjang : 9,5 m
Lebar : 1 m
Tinggi jaring putra : 2, 43 m
Tinggi jaring putri : 2, 24 m
Di bagian tepi jaring di pasang antena dengan ukuran panjang antena 1,80 m.
2. Jumlah Permain
- Setiap regu terdiri dari 6 orang permain
- Permainan cadangan maksimal 6 orang
3. Pergeseran Permain
Jika regu penerima servis berhasil mematikan bola di lapangan lawan, maka permain
bergeser satu posisi searah jarum jam (misalnya : posisi satu ke posisi enam, posisi
enam ke posisi lima, posisi lima ke posisi empat, dan seterusnya)
4. Game/ Set.
Permainan ditentukan dengan game/set. Regu yang memperoleh / mengumpulkan
angka 25 terlebih dahulu adalah pemenang dalam game tersebut. Jika kedudukkan
angka 24 – 24, maka dinyatakan jus (deuce) dan regu yang memperoleh selisih dua
angka terlebih dahulu adalah pemenangnya. Kemenangan regu bola voli ditentukan
dengan dua sistem:
5. a) Sistem Two Winning Set yaitu setiap regu dikatakan menang bila telah
memenangkan dua set.
b) Sistem Three Winning Set yaitu regu dikatakan menang bila memenangkan tiga
set

3
B. Sepak Bola
Sekitar empat tahun lalu saat sepak bola Piala Eropa 96 berlangsung di Inggris,
banyak orang bilang sepak bola itu berasal dari Inggris. Mungkin banyak orang percaya.
Selain itu, koran-koran Eropa saat itu juga ramai dan gegap gempita menulis, “Sepak bola
kembali ke tanah leluhurnya!’’Tapi konon kata filsuf atau siapalah, credo ergo sum (saya
percaya maka saya ada) itu baru cespleng jika dilengkapi cogito ergo sum (saya mengerti
maka saya ada) berbareng dubio ergo sum (saya meragu maka saya ada). Maka kita pun
mencari berbagai sumber lain. Dan, bisa kita temukan aneka info yang berbeda.Inggris
cikal bakal sepak bola? Itu betul, jika awal sejarah bola dimulai akhir abad ke-19, saat
Inggris pada 8 Desember 1863 meresmikan Football Association dengan segala aturan
mainnya di Freemasons Tavern, Great Queen Street, London
Kenyataan, sepak bola (dan atau bola dalam pengertian luas) adalah hasil proses
panjang peradaban yang bisa ditelusuri di banyak tempat di bumi sejak sebelum Masehi.
Maka jika Inggris pada 1996 itu dengan bangga pasang slogan Euro 96 – Football Comes
Homes – apakah bukan kebanggaan berlebihan? Sebab permainan bola itu sudah amat
tua. Era Mesir purba, misalnya, sudah mengenal bola dengan kain linen. Ini masih
tersimpan di museum Inggris. Berbagai relief dinding di museum menunjukkan,
permainan bola juga sudah dikenal di peradaban Yunani purba disebut episcuro.
Pada relief itu terlukis anak muda memegang bola bundar dan memainkannya
dengan paha. Sekitar abad kedua, episcuro hijrah ke Roma dan peradaban Romawi
menyebutnya harpastum.Konon Julius Caesar suka permainan itu. Tapi Horatius dan
Virgilius meremehkannya. Ovidius menyebut permainan itu brutal kasar mendekati
biadab, maka tak cocok buat perempuan.Sampai abad ke-9 para intelektual era Yunani-
Romawi tak sudi menyebut-nyebut permainan bola. Dianggap tidak bermutu.
Tapi politik kolonial Romawi dalam rangka meluaskan kekuasaannya
membawa serta permainan itu, sebagai “barang’’ sampingan, ke Eropa luar daratan alias
Inggris. Jadi, bahkan hanya dalam bingkai Eropa dan sekitarnya, bola itu ternyata budaya
impor bagi Inggris. Sifat impora itu makin menonjol jika kita telusuri keberadaan bola di
belahan bumi yang lain.Di luar Eropa, sebelum Masehi di peradaban Aztek, Amerika
Latin sudah mengenal bola. Di Tiongkok permainan bola sudah dikenal sejak 206 SM,
disebut Tsu Chu, dan tersimpan di dokumen militer setebal 25 bab, pada zaman Dinasti
Han. Tsu berarti “menghantam bola dengan kaki’’. Chu berarti “bola yang dibuat dari
kulit dan diisi’’. Juga diinformasikan, pada 50 SM sudah ada tim bola Tiongkok yang
berlatih di Jepang. Permainan itu penuh variasi permainan kaki, semacam sepak bola.
Yang jelas, pada abad ke-5 di Tiongkok dipastikan sudah terdapat permainan bola
bundar diisi rambut. Informasi sejarah bola dari Tiongkok itu bisa ditelusuri dari tulisan

4
Li Ju, yang tersimpan di Museum Muenchen, Jerman.Di Jepang, permainan bola sudah
dikenal sejak abad ke-8. Itu disebut Kemari; konon masih eksis sampai sekarang.
Bola itu bundar berisi udara, dibuat dari kulit kijang. Kemari itu bersangkut-paut dengan
iman dan adat. Pemainnya delapan orang, berpakaian adat, bola tak boleh jatuh ke tanah.
Bola dianggap matahari. Jika ia jatuh, akan terjadi bencana kegelapan – gelap dalam arti
luas.Dalam pada itu, di Eropa daratan sendiri, bola baru dikenal pada abad ke-13, pada
1254, di Florence. Ia dianggap cikal bakal sepak bola modern. Sebab permainan itu,
disebut calcio, sudah mengenal dua gawang dan jumlah pemain lima orang. Dalam
perkembangan kemudian, jumlah pemain meningkat jadi 11 orang. Saat itu sudah dikenal
strategi permainan 1-2-3-5 yang mengambil alih strategi bertahan kavaleri. Itulah yang
selanjutnya menjadi sistem sepak bola “konvensional’’.Permainan bola pada abad ke-13
dari Florence itu menjalar ke berbagai negara Eropa lain. Salah satunya Inggris.
Khalayak antusias. Tapi sisi lain antusiasme adalah kerusuhan. Akibatnya, Raja Edward
II pada 1314 melarang calcio tersebut.
Oleh sang raja, calcio disebut football alias bola sepak atau sepak bola.
Siapa masih main bola dengan kaki, demikian sabda sang paduka, akan dipenjarakan.
Larangan itu membuat sibuk para ahli pikir. Ditafsirkan, kaki itu di tempat rendah, pantas
jika dilarang. Jadi yang rendah itu harus ditinggikan. Maka uthak-athuk pikir itu lalu
melahirkan permainan bola sundul, dengan kepala. Ini juga bikin heboh. Paling seru
terjadi pada 1321. Akibatnya, ia juga dilarang! Sepak bola sudah dimainkan di Olimpiade
sejak tahun 1900. (kecuali pada Olimpiade tahun 1932 di Los Angeles). Awalnya ini
hanya untuk pemain-pemain amatir saja, namun sejak Olimpiade Los Angeles 1984
pemain profesional juga mulai ikut bermain, disertai peraturan yang mencegah negara-
negara daripada memainkan tim terkuat mereka. Pada saat ini, turnamen Olimpiade untuk
pria merupakan turnamen U-23 yang boleh ditamnbahi beberapa pemain di atas umur.
Akibatnya, turnamen ini tidak mempunyai kepentingan internasional dan prestise yang
sama dengan Piala Dunia, atau bahkan dengan Euro, Copa America atau Piala Afrika.
Sebaliknya, turnamen Olimpiade untuk wanita membawa prestise yang
hampir sama seperti Piala Dunia Wanita FIFA; turnamen tersebut dimainkan oleh tim-tim
internasional yang lengkap tanpa batasan umur.

5
1.Pengertian Sepak bola
Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di dunia. Dalam
pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-
masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-masing
kelompok beranggotakan sebelas pemain, dan karenanya kelompok tersebut juga
dinamakan kesebelasan.
2. Peraturan resmi sepak bola adalah:
Offside
Pelanggaran
Tendangan Bebas
Tendangan penalti
Lemparan Dalam
Tendangan Gawang
Tendangan Sudut Selain
peraturan-peraturan di atas, keputusan-keputusan Badan Asosiasi Sepak
bola Internasional (IFAB) lainnya turut menambah peraturan dalam sepak bola.
Peraturan-peraturan lengkapnya dapat ditemukan di situs web FIFA.
3.Lapangan permainan Sepak Bola dan Ukuran Bola

A) Ukuran lapangan standar


Ukuran: panjang 100-110 m x lebar 64-75 m
Gawang: lebar 7 m x tinggi 2,5 m
B) Bola
Ukuran: 68-70 cm
Keliling:10 cm
Berat: 410-450 gram
Lambungan: 1000 cm pada pantulan pertama
Bahan: karet atau karet sintetis (buatan)

6
4. Ofisial
Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit yang mempunyai
“wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai Peraturan
Permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan kepadanya”
(Peraturan 5), dan keputusan-keputusan pertandingan yang dikeluarkannya
dianggap sudah final. Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (dulu
dipanggil hakim/penjaga garis). Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu
seorang ofisial keempat yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika
diperlukan.
5 . Tim
Setiap tim maksimal memiliki sebelas pemain, salah satunya haruslah
penjaga gawang. Kadang-kadang ada peraturan kejuaraan yang mengharuskan
jumlah minimum pemain dalam sebuah tim (biasanya delapan).Sang penjaga
gawang diperbolehkan untuk mengambil bola dengan tangan atau lengannya di
dalam kotak penalti di depan gawangnya.Pemain lainnya dalam kedua tim
dilarang untuk memegang bola dengan tangan atau lengan mereka ketika bola
masih dalam permainan, namun boleh menggunakan bagian tubuh lainnya.
Pengecualian terhadap peraturan ini berlaku ketika bola ditendang keluar
melewati garis dan lemparan dalam dilakukan untuk mengembalikan bola ke
dalam permainan. Sejumlah pemain (jumlahnya berbeda tergantung liga dan
negara) dapat digantikan oleh pemain cadangan pada masa permainan. Alasan
umum digantikannya seorang pemain termasuk cedera, keletihan,
kekurangefektifan, perubahan taktik, atau untuk membuang sedikit waktu pada
akhir sebuah pertandingan. Dalam pertandingan standar, pemain yang telah
diganti tidak boleh kembali bermain dalam pertandingan tersebut.

7
6. Lama permainan
Lama permainan sepak bola normal adalah 2×45 menit, ditambah
istirahat selama 15 menit (kadang-kadang 10 menit). Jika kedudukan sama
imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat
pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti. Kebanyakan
pertandingan biasanya berakhir setelah kedua babak tersebut, dengan sebuah tim
memenangkan pertandingan atau berakhir seri. Meskipun begitu, beberapa
pertandingan, terutamanya yang memerlukan pemenang mengadakan babak
tambahan yang disebut perpanjangan waktu kala pertandingan berakhir imbang:
dua babak yang masing-masing sepanjang 15 menit dimainkan. Hingga belum
lama ini, IFAB telah mencoba menggunakan beberapa bentuk dari sistem
‘sudden death’, namun mereka kini telah tidak digunakan. Jika hasilnya masih
imbang setelah perpanjangan waktu, beberapa kejuaraan mempergunakan adu
penalti untuk menentukan sang pemenang. Ada juga kejuaraan lainnya yang
mengharuskan pertandingan tersebut untuk diulangi.Perlu diperhatikan bahwa
gol yang dicetak sewaktu babak perpanjangan waktu ikut dihitung ke dalam
hasil akhir, berbeda dari gol yang dihasilkan dari titik penalti yang hanya
digunakan untuk menentukan pemenang pertandingan.
7. Wasit sebagai pengukur waktu resmi
Wasit yang memimpin pertandingan sejumlah 1 orang dan dibantu 2
orang sebagai hakim garis. Kemudian dibantu wasit cadangan yang membantu
apabila terjadi pergantian pemain dan mengumumkan tambahan waktu. Pada
Piala Dunia 2006, digunakan ofisial ke-lima. Penggunaan 2 wasit sempat dicoba
pada copa italia.Penggunaan 4 hakim garis kabarnya juga dicoba di piala dunia
2010,dimana 2 diantaranya berada di belakang gawang.

8
C. Renang
Berenang adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia atau hewan
sewaktu bergerak di air, dan biasanya tanpa perlengkapan buatan. Berenang bisa
menjadi kegiatan rekreasi dan olahraga. Makhluk hidup berenang antara lain
untuk keperluan mandi, mendinginkan suhu tubuh, sewaktu mencari ikan, atau
bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di air. Berenang untuk keperluan
rekreasi dan kompetisi dilakukan orang di kolam renang. Manusia juga berenang
di sungai, di danau, dan di laut sebagai bentuk rekreasi. Olahraga renang
membuat tubuh sehat karena hampir semua otot tubuh dipakai sewaktu
berenang.
Olahraga renang dengan gaya seperti sekarang ini kali pertama
diperkenalkan di Jepang melalui kejuaraan renang yang diselenggarakan di
negara itu. Pada tahun 1603, sekolah-sekolah di Jepang memasukkan olahraga
renang sebagai pelajaran wajib. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak
kejuaraan renang tingkat internasional selalu didominasi oleh perenang-perenang
dari Jepang. Sejalan dengan perjalanan sejarahnya, olahraga renang ini salalu
mengambil jarak tempuh yang relatif jauh.
Macam – macam Gaya Dalam Olahraga Renang
1.Renang Gaya Bebas

9
2.Renang Gaya Dada

10
3.Renang Gaya Punggung (Back Crawl Stroke)

4.Renang Gaya Kupu-Kupu (Butterfly Stroke)

11
D.Lompat Jauh
Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga
atletik yang paling populer dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas
dunia, termasuk Olimpiade. Lompat jauh adalah suatu gerakan melompat ke
depan atas dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara
(melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan
tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Lompat jauh
merupakan suatu gerakan melompat yang menggunakan tumpuan pada satu kaki
untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan tujuan lompat jauh adalah
untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah titik pendaratan atau
bak lompat. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai ke batas terdekat
dari letak titik pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh.

1. Sejarah Lompat Jauh


Lompat jauh adalah salah satu dari peristiwa-peristiwa asli pancalomba
Olimpiade di Yunani Kuno. Long Jump adalah satu-satunya dikenal melompat
peristiwa dalam Olimpiade Kuno tersebut. Semua peristiwa yang terjadi di
Olimpiade pada awalnya seharusnya bertindak sebagai bentuk pelatihan untuk
perang. Lompat jauh muncul mungkin karena mencerminkan persimpangan
rintangan seperti sungai dan jurang. Setelah menyelidiki penggambaran yang
selamat dari peristiwa itu kuno percaya bahwa tidak seperti hari acara modern,
atlet hanya diperbolehkan berlari pendek awal. Para atlet membawa beban di
masing-masing tangan, yang disebut halteres (antara 1 dan 4,5 kg). Beban ini
itu mengayunkan maju sebagai atlet melompat untuk meningkatkan momentum.
Hal ini umumnya percaya bahwa baju hangat akan melemparkan berat di
belakangnya di udara untuk meningkatkan momentum ke depan, namun
diadakan di seluruh halteres durasi melompat. Berayun mereka dan kembali
pada akhir melompat atlet akan mengubah pusat gravitasi dan biarkan atlet untuk
meregangkan kaki ke luar, meningkatkan jarak. Melompat itu sendiri dibuat

12
dari bater ( “apa yang menginjak pada”). Kemungkinan besar papan sederhana
ditempatkan di stadion lagu yang telah dihapus setelah kejadian (Miller, 66).
Para penerjun akan mendarat dalam apa yang disebut skamma ( “menggali-up”
area) (Miller, 66). Gagasan bahwa ini adalah sebuah lubang yang penuh pasir
adalah salah. Pasir di lubang melompat adalah penemuan modern (Miller, 66).
Yang skamma hanyalah daerah sementara untuk menggali kesempatan itu dan
bukan sesuatu yang tetap dari waktu ke waktu. Lompat jauh dianggap salah satu
yang paling sulit dalam acara yang digelar di Olimpiade sejak banyak keahlian
diperlukan. Musik ini sering dimainkan selama Philostratus melompat dan
mengatakan bahwa kadang-kadang pipa akan menyertai melompat sehingga
dapat memberikan ritme untuk gerakan kompleks dari halteres oleh atlet.
Philostratos dikutip mengatakan, “Peraturannya menganggap melompat sebagai
yang paling sulit kompetisi, dan mereka membiarkan jumper untuk diberikan
keuntungan dalam irama dengan menggunakan seruling, dan berat dengan
menggunakan tali. ” (Miller, 67). Paling menonjol dalam olahraga kuno adalah
seorang pria bernama Chionis, yang dalam mengadakan Olimpiade 656BC
melompat dari 7,05 meter (23 kaki dan 1,7 inci).
Ada beberapa argumen oleh para sarjana modern di lompat jauh.
Beberapa telah berusaha untuk menciptakan kembali sebagai triple jump.
Gambar menyediakan satu-satunya bukti untuk tindakan sehingga lebih baik
diterima bahwa itu sama seperti hari ini lompat jauh. Alasan utama beberapa
ingin menyebutnya triple melompat adalah adanya sumber yang mengklaim sana
sekali adalah lima puluh lima kaki melompat kuno yang dilakukan oleh seorang
pria bernama Phayllos (Miller, 68).
Lompat jauh telah menjadi bagian dari kompetisi Olimpiade modern
sejak lahirnya Olimpiade pada tahun 1896. Pada 1914, Dr Harry Eaton Stewart
merekomendasikan “luas berlari melompat” sebagai standar acara trek dan
lapangan bagi perempuan. Namun, hal itu tidak sampai 1928 bahwa perempuan
diperbolehkan untuk bersaing dalam event di tingkat Olimpiade.

13
2.Jenis-jenis gaya dalam lompat jauh
Secara umum, ada 3 jenis gaya yang dapat dilakukan pada saat
melakukan olahraga lompat jauh, yaitu :

Lompat Jauh Gaya Jongkok (Tack Style/Gaya Ortodock)

Gaya jongkok merupakan jenis gaya lompat jauh yang paling tua dan
paling mudah untuk dilakukan. Dikatakan gaya jongkok karena pada saat
melayang di udara, atlet hanya melakukan gerakan menekuk kedua kakinya,
sehingga terlihat seperti sedang jongkok. Saat melakukan gaya ini, tolakan
yang dilakukan haruslah tepat dan kuat. Pada saat tubuh berada di udara,
posisikan tubuh seperti orang yang sedang berjongkok, dengan posisi badan
condong ke depan dan tangan dikibaskan ke belakang tubuh sambil mengatur
pendaratan yang benar.

Lompat Jauh Gaya Menggantung (Schnepper Style/Hang Style)

Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan disaat melakukan lompat jauh
dengan gaya ini, seperti :
a. Lakukan awalan dengan kecepatan maksimal dan lakukan tolakan yang
sangat kuat pada papan tolakan.
b. Pada saat badan di udara, usahakan badan melayang selama mungkin di udara
serta dalam keadaan seimbang. Posisikan kedua lengan di atas kepala, seperti
memegang tali saat berayun.
c. Pada saat mendarat, usahakan mendarat dengan sebaik-baiknya, jangan
sampai badan atau tangan jatuh ke belakang karena dapat merugikan atlet.
Mendaratlah dengan posisi kedua kaki dan tangan ke depan.
14

Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara (Walking in the Air)

Ada beberapa teknik yang harus diperhatikan disaat melakukan lompat jauh
dengan gaya ini, seperti :
a. Lakukan awalan dengan cara lari cepat pada lintasan dengan jarak 40-45
meter. Kemudian lakukan tolakan pada papan tolakan dengan menggunakan
kaki yang terkuat untuk mengubah kecepatan horizontal yang dihasilkan pada
saat awalan menjadi kecepatan vertikal.
b. Pada saat badan melayang di udara, ayunkan kaki ayun atau kaki belakang
sekuat-kuatnya ke atas. Selanjutnya lakukan gerakan melangkah di udara
dengan melangkahkan kaki yang sebelumnya
c. Lakukan pendaratan yang aman dan tidak menyebabkan cidera. Caranya
dengan meluruskan kedua kaki dan tangan bersama-sama ke depan, badan
dicondongkan ke depan, dan pada saat tumit menyentuh pasir secara cepat
kedua lutut ditekuk.

3. Arena (lapangan) lompat jauh


Panjang lintasan lari hingga papan lompatan atau papan tolak pada
umumnya berukuran 40-45 meter dengan lebar lintasan mencapai 1,22 meter.
Sementara itu, papan lompatan memiliki panjang 1,22 meter dan lebar 20 cm
dengan ketebalan 10 cm.
Di antara papan lompatan dengan bak lompat terdapat jarak sepanjang
1 meter. Sedangkan bak lompat memiliki panjang 9 meter dengan lebar 2,95
meter. Untuk lebar tempat pendaratan, jaraknya paling sedikit 2,75 meter
antara garis tolakan sampai akhir tempat tolakan. Tempat pendaratan diisikan
dengan pasir dimana permukaan pasir harus sama tinggi atau datar dengan
sisi atas papan tolakan.
15

E. Lari Estafet
Lari Estafet atau dengan kata lain disebut “Lari sambung menyambung
sambil membawa tongkat” adalah salah satu jenis olahraga yang berinduk pada
bidang atletik. Pelarinya berjumlah lebih dari 1 orang & kurang dari 5 orang
yang tergabung dalam 1 tim, dimana masing-masing pelari sudah diatur dalam
jarak tertentu untuk kemudian bersiap-siap menunggu atau memerima tongkat
Estafet dari teman dan kemudian berlari untuk menyerahkan tongkat tersebut
kepada teman 1 tim dan seterusnya saling mengoforkan tongkat hingga
memasuki garis finis. Siapa yang pertama mencapai garis finis maka Tim
tersebutlah yang menang.
Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100
meter dan nomor 4 x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik
saja yang diperlukan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau
daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
1.Nomor-Nomor Lari Estafet
- 100 meter
Lomba lari jarak 100 meter diselenggarakan di salah satu sisi lintasan
atletik outdoor. Nomor ini dianggap nomor paling bergengsi dalam cabang
olahraga atletik. Pemegang rekor dunia 100 meter sering disebut “manusia
tercepat”.
Usain Bolt dari Jamaika merupakan pemegang rekor dunia putra,
dengan catatan waktu 9,58 detik. Rekor tersebut ia ciptakan pada 16 Agustus
2009 dalam Kejuaraan Dunia Atletik 2009 di Berlin. Pemegang rekor dunia
putri adalah mendiang Florence Griifith-Joyner. Hingga sekarang, belum ada
sprinter putri yang bisa memecahkan rekor 10,49 detik yang diciptakan Flo-Jo
(panggilan akrab Florence Griffith-Joyner) pada 1988.
Nomor estafet 4 × 100 meter juga cukup prestisius. Kecepatan rata-rata
dalam nomor ini lebih cepat daripada nomor 100 meter karena pelari boleh
mulai bergerak sebelum menerima tongkat estafet. Rekor dunia 4 × 100 meter
putra dipegang tim Jamaika yang mencatat waktu 37,10 detik. Rekor tersebut
diciptakan pada Olimpiade Beijing 1988. Adapun rekor nomor estafet 4 × 100
meter putri dipegang tim Jerman Timur yang mencatat waktu 41,37 detik
pada 1985.
16
- 400 meter
Dalam nomor 400 meter, para peserta lomba berlari satu putaran
melewati lintasan. Sebagaimana dalam lomba 200 meter, posisi start para
pelari diatur agar setiap pelari menempuh jarak yang sama.
Rekor dunia 400 meter putra saat ini dipegang Michael Johnson dari
Amerika Serikat dengan catatan waktu 43,18 detik. Sementara pemegang
rekor dunia putri adalah Marita Koch dari Jerman Timur. Catatan waktunya,
47,60 detik, telah bertahan sejak 1985.
Secara tradisi, nomor estafet 4 × 400 meter merupakan nomor
terakhir yang dilombakan pada kejuaraan besar atletik. Tim Amerika Serikat
memegang rekor dunia 4 × 400 meter putra sejak 1993 dengan catatan waktu
2:54.29. Sementara rekor 4 × 400 meter putri bertahan lebih lama lagi. Sejak
1988, tim Uni Soviet memegang rekor dengan catatan waktu 3:15.17.
2. Peraturan Perlombaan
Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, lebar 1,2
meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambah 10 meter pra-zona.
Pra-zona adalah suatu daerah dimana pelari yang akan berangkat dapat
mempercepat larinya, tetapi disini tidak terjadi penggantian tongkat.
17
3.Lari Estafet(Lari Beranting)
Lari Estafet atau sering disebut dengan lari beranting merupakan
salah satu dari cabang atletik.Lari Estafet hanya membutuhkan empat (4)
orang pemain untuk melakukan olahraga tersebut. Jarak Tempuh Lari estafet :
4×400 M (Putra/Putri) Dan 4×100 M Start yang sering di gunakan dalam Lari
Estafet: Start Jongkok sering di gunakan pada pelari pertama / (1), Sedangkan
Start Berlari sering di gunakan pada pelari ke-Dua,ke-Tiga,dan ke-Empat /
(2,3,4) Ada beberapa cara menerima tongkat Estafet:
a.Visual : Dengan menoleh atau melihat ke belakang dan ini hanya di
gunakan untuk lari Estafet yang berjarak 4×400 meter.
b.Non Visual : Cara ini di gunakan dengan tidak menoleh ataupun melihat ke
belakang,karena jarak yang di gunakan terlalu pendek yaitu 4×100
meter. Ada ketentuan atau peraturan yang da di olahraga Lari
Estafet ini:
1) Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat
tersebut jatuh pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari
yang berjarak 4×400 meter dengan resiko team tersebut bisa
kalah dalam lomba tersebut.
2) Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat
tersebut jatuh pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari
yang berjarak 4×100 meter dengan resiko team tersebut dapat
langsung di diskualifikasi dalam pertandingan olahraga tersebut.
Ada juga cara yang baik dalam menerima togkat estafet agar
tidak terjatuh yaitu : 1.Sebagai pemain yang ingin memberi
tongkat tersebut harus menggunakan tangan kiri,sedangkan
pemain yang menerima tongkat tersebut harus menggunakan
tangan kanan,Itulah beberapa cara yang di gunakan untuk
memberi dan menerima tongkat estafet yang benar dan baik.
18
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa setiap olah raga
yang berupa permainan atau bukan, beregu atau tidak dapat membuat badan sehat
dan banyak sekali cabang-cabang olah raga yang jika kita terlatih dapat mencapai
prestasi di dalamnya, bahkan cabang olah raga tertentu sudah masuk dalam
Olimpiade dan dalam kategori olah raga permainan ada wadah yang menghargai
prestasi dari atlet-atletnya salah satunya adalah Piala Dunia (World Cup) untuk
sepak bola dan masih banyak lainnya.
B.Saran
Penulis menyarankan agar seluruh siswa terutama siswa SMP NEGERI 6
KAYUAGUNG untuk rajin berolahraga agar dapat membentuk tubuh yang sehat,
selain itu untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang olah raga.

19

You might also like