You are on page 1of 6

SISTEM

MANAJEMEN MUTU WAFA


INDONESIA
PEMBELAJARAN
AL-QUR'AN 7M

Tujuan :
1. Mengidentifikasi kebutuhan dalam meningkatkan kompetensi guru Al-
Qur’an
2. Memperbaiki kualitas guru Al-Qur’an
3. Menjamin ketersediaan kualitas dan keterampilan pembelajaran Al-Qur’an
4. Mengantisipasi gap antara realita dan target yang ditetapkan
5. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif

Sistem Manajemen Mutu Pembelajaran Al-Qur'an 7M adalah :


M1 : Memetakan
M2 : Memperbaiki
M3 : Menstandarisasi
M4 : Mendampingi (coaching)
M5 : Mensupervisi
M6 : Munaqosyah
M7 : Mengukuhkan
M1 : Memetakan
Memetakan adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan baik guru maupun siswa. kemampuan guru berarti meliputi
bacaan, hafalan dan mengajar. Sedangkan kemampuan siswa berarti
meliputi bacaan dan hafalan. Adanya pemetaan akan memudahkan dalam
menentukan langkah-langkah berikutnya dalam pengelolaan
pembelajaran Al-Qur’an.
Dalam bidang membaca (tilawah) ada sembilan tingkatan kemampuan
sebagai acuan pemetaan tilawah guru dan siswa, sebagaimana dalam
table 1.1. dibawah ini.

Tabel 1.1. Level Kemampuan Membaca Al-Qur’an


Kemudian siapa yang berhak memetakan guru Al-Qur’an dan siswa di
sekolah. Yang berhak memetakan guru Al-Qur’an adalah seseorang yang
telah mendapatkan syahadah level mahir dari Wafa Indonesia. Syahadah
level mahir ini bisa didapatkan manakala seorang guru telah
menyelesaikan bacaan level 8. Bagaimana ketika di sekolah belum ada
yang mendapatkan syahadah level mahir, maka sekolah bisa menunjuk
guru yang memiliki level bacaan tertinggi. Kalau guru bacaan level
tertingginya adalah level 6, maka guru tersebut boleh memetakan sampai
bacaan level 5 selebihnya dari Wafa Indonesia yang akan melakukan
pemetaan. Begitu juga untuk memetakan siswa maka dibuat tim agar
pemetaan bisa berjalan dengan cepat.
Dengan cara apa guru dan siswa itu dipetakan? Pemetaan bacaan baik
guru maupun siswa dengan cara tes. Tes dilakukan dengan Al-Qur’an atau
buku tilawah wafa TTG atau buku tilawah wafa berbentuk jilid.

M2 : Memperbaiki
Memperbaiki yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki
bacaan guru dan siswa. Kegiatan perbaikan dilakukan berdasarkan hasil
dari M1 (pemetaan). Perbaikan bacaan guru bisa dilakukan secara klasikal
dan juga bisa dilakukan secara privat. Kalau perbaian bacaan guru
dilakukan secara privat dengan pola 1 tutor dengan 1 peserta, hal ini akan
lebih cepat. Dari pengalaman yang telah dilakukan perbaikan semacam
ini membutuhkan waktu 2 s.d 5 jam dalam setiap levelnya. namun
membutuhkan tutor yang lebih banyak. Kalau perbaikan bacaan guru
dilakukan secara klasikal perlu dibatasi jumlah peserta missal satu
kelompok terdiri dari 6 peserta agar proses perbaikan bacaan bisa
dilakukan secara baik dan cepat. Untuk memperlancar standarisasi bacaan
seperti ini dibutuhkan pengawalan yang ketat oleh koordinatornya.
Dengan demikian proses perbaikan baik privat maupun klasikal bisa
meningkatkan kemampuan bacaan Al-Qur’an guru dengan baik.
Bagaimana dengan perbaikan siswa. perbaikan siswa dilakukan oleh guru
Al-Qur’an dengan dengan satu kelompoknya terdiri dari satu guru dengan
10 s.d 12 siswa. guru Al-Qur’an yang menjadi pendamping kelompok
adalah satu tingkat lebih tinggi dari level kelompok yang didampinginya.

M3 : Menstandarisasi
Standarisasi, adalah penetapan standar untuk beberapa kegiatan yang
meliputi : metode mengajar, irama hijaz, pengelolaan kelas, penilaian dan
laporan. Lima komponen ini yang harus dimiliki oleh guru Al-Qur’an
dalam mengawal proses pembelajaran Al-Qur’an.
Adapun standarisasi lima komponen ini bisa dilakukan melalui sebuah
pelatihan. Menurut Finks dan Willits (1983-251) “Hampir semua lembaga
besar memiliki program pelatihan dan pengembangan SDM”. Hal ini
untuk memberikan kesempatan kepada guru Al-Qur’an mendapatkan
pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap yang akan bermanfaat
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

M4 : Mendampingi (Coaching)
Mendampingi yaitu Merupakan program pendampingan dan pembinaan
untuk pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an di lembaga penyelenggara.
Pendampingan ini dilakukan untuk mengawal target pencapaian siswa.
Dengan adanya pendampingan ini guru-guru Al-Qur’an dilembaga juga
akan terbantukan dengan baik. Segala macam kendala yang dihadapinya
dapat diselesaikan secara baik.
Berdasarkan pengalaman yang ada, setelah guru mengikuti sebuah
pelatihan tidak serta merta mampu menerapkan materi yang telah
diperoleh selama mengikuti pelatihan secara baik. Dengan begitu
pendamping dapat memastikan materi pelatihan yang telah diterimanya
dapat diimplementasikan dengan baik. Sehingga pendampingan yang
dilakukan akan berdampak besar bagi lembaga untuk mencapai tujuan
yang dicita-citakan.
M5 : Mensupervisi, evaluasi dan monitoring
Mensupervisi, evaluasi dan monitoring adalah program untuk
meningkatkan kompetensi mengajar guru Al-Qur’an. Supervisi ini juga
adalah salah satu alat menjaga mutu dari lembaga pendidikan Al-Qur’an.
Supervisi dilakukan secara terjadwal agar guru memiliki kesiapan.
Supervisi ini dilakukan untuk semua guru Al-Qur’an agar proses
pembelajaran bisa dimonitoring dan dievaluasi.
Proses monitoring dan evaluasi dalam supervisi ini tentu membutuhkan
alat dan instrumen. Perangkat yang dibutuhkan adalah lembar
monitoring dan lembar evaluasi kegiatan belajar mengajar. Lembar ini
diperlukan agar proses monitoring dan evaluasi yang dilakukan bisa
berjalan optimal. Sehingga dengan adanya data yang akurat kegiatan
supervisi dapat meningkatkan kualitas dari proses pembelajaran Al-
Qur’an di lembaga.

M6 : Munaqosyah
Munaqosyah merupakan program penilaian kemampuan siswa pada akhir
pembelajaran Al-Qur’an. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengukur atas
ketercapaian dari pembelajaran Al-Qur’an yang dilakukan oleh suatu
lembaga pembelajaran Al-Qur’an. Munaqosyah dalam istilah
pembelajaran Al-Qur’an merupakan proses identifikasi atas capaian yang
telah dilakukan secara terencana dan terukur.
Munaqosyah ini menjadi bagian penting dalam proses perencanaan.
Perencanaan munaqosyah didasarkan dari data pemetaan guru dan siswa
diawal. Perencanaan munaqosyah yang berawal dari pemetaan ini
menjadikan guru-guru Al-Qur’an mampu melakukan proses pengajaran
yang terencana dan terukur. Demikian munaqosyah yang direncanakan
berdasar data pemetaan akan memberikan dampak besar bagi proses
pembelajaran Al-Qur’an.
M7 : Mengukuhkan
Mengukuhkan adalah kegiatan untuk melaporkan capaian akhir kepada
wali santri dan juga sebagai ajang unjuk kebolehan santri kepada publik
terkait dengan jaminan mutu dari lembaga yang bersangkutan. Didalam
acara itu, Kepala Sekolah menyerahkan syahadah kelulusan dari Wafa
Indonesia kepada santri yang dikukuhkan. Contoh rundown acara wisuda
sebagai berikut :
1. Pembukaan
2. Parade Qiroatul Qur’an
3. Sambutan oleh : Lembaga penyelenggara, Orang tua peserta didik,
dan Stakeholder
4. Demo dan Uji Publik oleh Tim Wafa Indonesia yang meliputi : Uji
public kemampuan tilawah, tajwid dasar dan ghoribul Qur’an oleh
Orang Tua atau undangan. Dan uji public kemampuan tahfidz oleh
Orang Tua dan Undangan
5. Prosesi Wisuda
6. Pemberian Penghargaan Nilai Munaqosyah terbaik, paling rajin dan
penghafal terbanyak (pilihan).
7. Tausiah : Pesan untuk memelihara bacaan dan hafalan Al-Qur’an dan
terus belajar Al-Qur’an tanpa mengenal usia.
8. Penyematan Mahkota ke Orang Tua Wali Murid oleh siswa-siswa yang
lulus munaqosyah Tahfidz minimal satu juz.
9. Doa Khatmil Qur’an

You might also like